PROFIL KEADAAN EKONOMI, KONDISI PERUMAHAN DAN...
Transcript of PROFIL KEADAAN EKONOMI, KONDISI PERUMAHAN DAN...
PROFIL KEADAAN EKONOMI, KONDISI PERUMAHAN
DAN STATUS KESEHATAN MIGRAN DAN
NONMIGRAN DI KOTA SAMARINDA
(Studi Kasus Persepsi terhadap Migran dan Nonmigran di Kota
Samarinda pada Bulan April Tahun 2007)
UCIK PURNAMASARI
SK 03 4356
JURUSAN : STATISTIKA
PEMINATAN : SOSIAL DAN KEPENDUDUKAN
SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK
JAKARTA
2007
PROFIL KEADAAN EKONOMI, KONDISI PERUMAHAN
DAN STATUS KESEHATAN MIGRAN DAN
NONMIGRAN DI KOTA SAMARINDA
(Studi Kasus Persepsi terhadap Migran dan Nonmigran di Kota
Samarinda pada Bulan April Tahun 2007)
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Sains Terapan pada Sekolah Tinggi Ilmu Statistik
Oleh:
UCIK PURNAMASARI
SK 03 4356
SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK
JAKARTA
2007
PROFIL KEADAAN EKONOMI, KONDISI PERUMAHAN
DAN STATUS KESEHATAN MIGRAN DAN
NONMIGRAN DI KOTA SAMARINDA
(Studi Kasus Persepsi terhadap Migran dan Nonmigran di Kota
Samarinda pada Bulan April Tahun 2007)
Oleh:
UCIK PURNAMASARI
SK 03 4356
Mengetahui/Menyetujui,
Ketua Jurusan Statistika
Ir. Ekaria, M.Si. NIP 340010878
Pembimbing
Dr. Hariadi NIP 340003907
Tim Penguji Ujian Negara
Penguji I
Ir. Agus Purwoto, M.Si. NIP 340010894
Penguji II
Agung Priyo Utomo, S.Si., M.T. NIP 340015148
PERNYATAAN
Skripsi dengan Judul
PROFIL KEADAAN EKONOMI, KONDISI PERUMAHAN
DAN STATUS KESEHATAN MIGRAN DAN
NONMIGRAN DI KOTA SAMARINDA
(Studi Kasus Persepsi terhadap Migran dan Nonmigran di Kota
Samarinda pada Bulan April Tahun 2007)
Oleh
UCIK PURNAMASARI
SK 03 4356
adalah benar-benar hasil penelitian sendiri dan bukan hasil dari plagiat atau hasilkarya orang lain. Jika di kemudian hari diketahui ternyata skripsi ini hasil plagiatatau hasil karya orang lain, penulis bersedia skripsi ini dinyatakan tidak sah dangelar Sarjana Sains Terapan dicabut atau dibatalkan.
Jakarta, 10 September 2007
Ucik Purnamasari
PRAKATA
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Sebuah
karya kecil berjudul “Profil Keadaan Ekonomi, Kondisi Perumahan dan Status
Kesehatan Migran dan Nonmigran di Kota Samarinda (Studi Kasus Persepsi
terhadap Migran dan Nonmigran di Kota Samarinda pada Bulan April Tahun
2007)” dapat penulis selesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Dengan segala kerendahan hati, teriring ucapan terima kasih penulis
sampaikan kepada:
1. Bapak Dr. Satwiko Darmesto selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Statistik.
2. Bapak Dr. Hariadi selaku dosen pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktu dan membimbing penulis dengan penuh kesabaran.
3. Bapak Ir. Agus Purwoto, M.Si dan Bapak Agung Priyo Utomo, S.Si, MT
atas saran dan masukan yang diberikan untuk kesempurnaan skripsi ini.
4. Bapak, Mama, Ade Esmu dan Nita atas kasih sayang, semangat dan doa.
Sebuah kekuatan yang menghantarku untuk selalu berjuang. Pakde dan
seluruh keluarga di Samarinda dan Jogja atas doa dan dukungannya.
5. Maz, sebuah bagian kisah hidupku; atas segala waktu, pengertian, cinta
dan harapan yang selama ini ada. Semoga Allah mengijinkan. Amin.
6. Teman terindahku, Rosi, Wati, QQ, Tika, Neni, Ulfa, Septi dan Nia. Atas
kebersamaan dan persaudaraan yang telah terjalin serta semua kenangan
yang membekas dalam ingatan. Sahabat yang membuat hari-hariku penuh
warna; Gori, Nisa, Ika, Husen, Budi atas waktu yang terangkai bersama.
Triana dan Mas Supri atas kerjasama perjuangan analisisnya.Teman 4SK1.
7. Bambang, Bul2, Dmug atas waktunya dalam mencacah. Ibu Andam dan
Astrid, atas segala kesabaran dan doanya. Nurin, Woro atas semangatnya.
Serta semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini.
Semoga skripsi ini bermanfaat. Saran dan kritik yang membangun sangat
penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Jakarta, September 2007
Ucik Purnamasari
i
ABSTRAK
UCIK PURNAMASARI, “Profil Keadaan Ekonomi, Kondisi Perumahan danStatus Kesehatan Migran dan Nonmigran di Kota Samarinda (Studi KasusPersepsi terhadap Migran dan Nonmigran di Kota Samarinda pada Bulan Apriltahun 2007).” Dibimbing oleh HARIADI.
Salah satu masalah pentingdalam bidang kependudukan diIndonesia adalah pesebaranpenduduk yang tidak merata.Mobilitas penduduk terjadi akibatperbedaan pertumbuhan danketidakmerataan fasilitaspembangunan antara satu daerahdengan daerah lainnya.
Indonesia memiliki PulauJawa dengan kepadatan penduduktinggi yang berakibat pada timbulnyamasalah pengangguran karenabesarnya jumlah penduduk tersebuttidak diimbangi oleh jumlahlapangan kerja yang ada. Salah satucara mengurangi pengangguranadalah dengan melakukan migrasi kepulau lain yang memiliki sumberdaya alam, lapangan pekerjaan dankesempatan kerja yang lebih luas.Kalimantan Timur merupakan salahsatu provinsi yang paling banyakmenerima migran masuk, menuruthasil Survei Penduduk Antar Sensus2005, migran masuk ke Kaltimtercatat 211.254 jiwa. Selain ituKalimantan Timur (Kaltim) jugamerupakan provinsi denganpenduduk berstatus migran risenterbesar di Pulau Kalimantan(Lampiran 1).
Samarinda adalah penerimamigran masuk terbesar di Kaltimberdasarkan Survei ModulKependudukan 2000 sebesar 40,27persen dari seluruh migran masuk keKaltim menuju Samarinda. Namuntak semua pendatang di kota inimemiliki bekal keterampilan.
Karena itu hal ini menimbulkanbeberapa masalah antara lainbertambahnya penduduk miskinyang menempati urutan keduakota/kabupaten di Provinsi Kaltim(Lampiran 2).
Bertambahnya pendudukmiskin ini di duga terjadi akibatbanyaknya migran masuk. Hal inilahyang menjadi alasan penulismelakukan penelitian ini. Dari uraiandi atas, maka hal yang ingin di telitiadalah keadaan ekonomi, kondisiperumahan dan status kesehatanmigran dan nonmigran dari sudutpersepsi.
Dari hasil analisis deskriptifdidapatkan bahwa terdapatperbedaan karakteristik antara keduakelompok sampel yang berada padaumur responden, pendidikan terakhir,lapangan pekerjaan dan statuspenguasaan bangunan tempattinggal. Pada migran, respondenmayoritas (51,48%) berumur 25-34tahun. Sedangkan pada nonmigransebagian besar responden (44,55%)berumur 45 tahun keatas. Padakarakteristik pendidikan terakhiryang ditamatkan, sebagian besarmigran (55,45%) berpendidikanSMA/sederajat. Sedangkannonmigran mayoritas (48,52%)berpendidikan SMA keatas.Lapangan pekerjaan yang menunjangpada migran (43,56%) adalahperdagangan sedangkan nonmigran(49,51%) adalah jasa. Sebagian besarmigran (53,47%) menempati rumahdengan status sewa sedangkan
ii
nonmigran (77,23%) mayoritastinggal di rumah milik sendiri.Migran terbesar (35,65%) berasaldari Jawa Timur. Alasan migrasiterbanyak (62,38%) yangdikemukakan oleh responden migranadalah mencari pekerjaan.
Dengan tingkat kepercayaansebesar 95,00 persen secara umumdidapatkan kesimpulan bahwaterdapat persamaan pola persepsiantara migran dan nonmigran.Namun rata-rata persepsi antarakelompok migran dan nonmigrantersebut berada pada tingkatan yangberbeda. Serta migran dannonmigran mempunyai persepsi yangberbeda pula terhadap masing-masing variabel yang di ajukan.
Saran yang dapatdisampaikan dari penelitian iniadalah agar Pemerintah ProvinsiKalimantan Timur dan KotaSamarinda sebaiknya melakukanbeberapa himbauan melalui iklan dimedia dalam rangka menyeleksimigran masuk. Hal lain yang pentinguntuk diperhatikan adalah kepadapara migran diharapkan untukmeningkatkan keterampilan danpengetahuannya, sehingga merekadapat bermanfaat dan hidup lebihlayak serta tidak menjadi beban bagipemerintah.
iii
DAFTAR ISI
PRAKATA ........................................................................................................... i
ABSTRAK ........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ . 1
1.1 Latar belakang ............................................................................ 1
1.2 Identifikasi dan Batasan Masalah .............................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................... 7
1.4 Sistematika Penulisan ................................................................ 7
BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................... 9
2.1 Tinjauan Pustaka ........................................................................ 9
2.1.1 Migrasi.................................................. ............................ 9
2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Migrasi ......................12
2.2 Kajian Teori ...............................................................................17
2.2.1 Migrasi dan Ekonomi.........................................................17
2.2.2 Migrasi, Perumahan dan Kesehatan...................................19
2.2.3 Definisi Peubah Operasional............................................. 21
2.3 Kerangka Pikir ...........................................................................29
2.4 Hipotesis ....................................................................................30
BAB III METODOLOGI .................................................................................31
3.1 Metode Pengumpulan Data ........................................................31
3.1.1 Kisi-kisi Instrumen............................................................35
3.1.2 Pengujian Kuesioner.........................................................37
3.1.3 Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian.................................40
3.2 Metode Analisis .........................................................................41
3.2.1 Analisis Deskriptif ............................................................41
iv
3.2.2 Analisis Profil ...................................................................41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................46
4.1 Gambaran Wilayah .................................................................... 46
4.1.1 Gambaran Umum Kalimantan Timur.................................46
4.1.2 Gambaran Umum Kota Samarinda.....................................47
4.2 Karakteristik Responden.............................................................48
4.2.1 Responden Menurut Kelompok Umur.............................. 48
4.2.2 Responden Menurut Jenis Kelamin................................... 49
4.2.3 Responden Migran Menurut Daearah Asal........................49
4.2.4 Responden Migran Menurut Alasan Migrasi.....................50
4.2.5 Responden Menurut Pendidikan Terakhir......................... 51
4.2.6 Responden Menurut Status Pekerjaan................................52
4.2.7 Responden Menurut Lapangan Pekerjaan..........................53
4.2.8 Responden Menurut Status Penguasaan Bangunan Tempat Tinggal..................................................................54
4.2.9 ART Responden Menurut Keluhan Kesehatan..................54
4.3 Persepsi Responden ...................................................................55
4.4 Perbandingan Persepsi Responden.............................................57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .........................................................59
5.1 Kesimpulan ................................................................................59
5.2 Saran ..........................................................................................60
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 61
LAMPIRAN .........................................................................................................63
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................77
v
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Tabel Halaman
1. Jumlah proporsi sampel migran dan nonmigran berdasarkan wilayah .......23
2. Kisi-kisi instrumen pernyataan sosial ekonomi...........................................36
3. Persentase responden berdasarkan status pekerjaan....................................52
4. Persentase responden berdasarkan lapangan pekerjaan...............................53
5. Persentase responden berdasarkan status penguasaan bangunan tempat tinggal....................................................................................................54
6. Persentase anggota rumah tangga responden berdasarkan keluhan kesehatan.............................................................................................. 55
vi
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Gambar Halaman
1. Skema bentuk-bentuk mobilitas penduduk ............................................. 10
2. Faktor-faktor determinan migrasi menurut Everett S.Lee....................... 14
3. Migration Intentions Model oleh AB.Simmons ...................................... 16
4. Model kerangka pikir .............................................................................. 22
5. Persentase responden berdasarkan kelompok umur ............................... 48
6. Persentase responden berdasarkan jenis kelamin.................................... 49
7. Persentase migran berdasarkan daerah asal............................................. 50
8. Persentase migran berdasarkan alasan migrasi........................................ 51
9. Persentase responden berdasarkan pendidikan terakhir........................... 51
10. Grafik profil rata-rata persepsi terhadap variabel pengukuran................ 57
vii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Lampiran Halaman
1. Jumlah migran risen menurut provinsi di kalimantan, tahun 2005......... 63
2. Jumlah penduduk miskin menurut kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Timur .............................................................................................. 64
3. Kuesioner Penelitian............................................................................... 65
4. Output uji validitas dan reliabilitas butir dan faktor .............................. 69
5. Hasil olahan analisis profil ..................................................................... 74
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu masalah penting dalam bidang kependudukan di Indonesia
adalah masalah pesebaran penduduk yang tidak merata. Di satu pihak ada daerah
yang penduduknya sangat padat dan di lain pihak ada daerah yang penduduknya
sangat jarang.
Upaya mengarahkan mobilitas penduduk di Indonesia adalah sesuatu yang
sangat strategis dalam rangka pemerataan pembangunan antar daerah sekaligus
peningkatan kesejahteraan rakyat. Indonesia yang merupakan negara berkembang
dengan jumlah penduduk nomor 4 terbesar di dunia setelah RRC, India dan
Amerika Serikat, dan juga merupakan negara kepulauan, telah melakukan progran
transmigrasi guna mendistribusikan kelebihan penduduk di pulau Jawa. Hal ini
telah dilakukan sejak pemerintahan Belanda yang dikenal dengan kolonisasi
(Munir, 1981).
Pola mobilitas penduduk di negara-negara yang telah berkembang
biasanya sangat kompleks, yaitu menggambarkan kesempatan ekonomi yang
seimbang dan saling ketergantungan antar wilayah. Sebaliknya di negara sedang
berkembang biasanya pola migrasi menunjukkan pemusatan arus migrasi ke
wilayah-wilayah tertentu saja, khususnya kota-kota besar. Fenomena ini
menggambarkan bahwa di negara sedang berkembang terdapat ketimpangan
pembangunan baik sosial, ekonomi maupun wilayah (Firman, 1994).
Dari hasil Sensus Penduduk 2000 diperoleh jumlah penduduk Indonesia
adalah sebesar 206,26 juta jiwa, meningkat sebesar 32,29 juta jiwa atau sekitar
18,57 persen dibandingkan Sensus Penduduk 1990 atau terjadi laju pertumbuhan
penduduk sebesar 1,49 persen pertahun selama periode 1990 sampai 2000. Diduga
pada tahun 2025 dalam Proyeksi Penduduk Indonesia 2000-2025, penduduk
Indonesia mencapai 273 jiwa (Bappenas, BPS, dan UNPFA, 2005). Yang masih
menjadi permasalahan adalah timpangnya jumlah, komposisi dan sebaran
penduduk yang tinggal di pulau Jawa dengan penduduk yang tinggal diluar Pulau
Jawa. Hal ini di tunjukkan pada tahun 2000 presentase jumlah penduduk di pulau
Jawa yang mencapai 59 persen dari seluruh penduduk Indonesia. Dengan
penyebaran tersebut jumlah penduduk pulau Jawa sebesar 108,95 juta jiwa dengan
tingkat kepadatan 945 orang per km2. Padahal diketahui bahwa luas tanah daratan
pulau Jawa hanya 7 persen dari seluruh wilayah nusantara, sehingga pulau Jawa
merupakan daerah terpadat penduduknya.
Karena kepadatan penduduk di Pulau Jawa tidak diimbangi dengan jumlah
lapangan kerja yang memadai maka pengangguran tidak dapat dihindari. Oleh
karena itu, salah satu cara untu mengatasi kelebihan penduduk dan jumlah
pengangguran yang tinggi adalah dengan melakukan migrasi ke pulau lain yang
memiliki sumber daya alam, lapangan pekerjaan, dan kesempatan kerja yang lebih
besar.
Kalimantan Timur merupakan salah satu provinsi yang paling banyak
menerima migran masuk, menurut hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS)
2005, migran masuk ke Kalimantan Timur tercatat 211.254 jiwa. Selain itu
provinsi ini juga merupakan provinsi dengan penduduk berstatus migran risen
2
terbesar di Pulau Kalimantan.1 Dengan luas wilayah Kalimantan Timur 211.440
km2 atau sekitar satu setengah kali Pulau Jawa dan Madura, provinsi ini hanya
memiliki kepadatan penduduk 14 orang per km2 pada tahun 2005.
Selain itu dalam kurun waktu 2000-2005, laju pertumbuhan penduduk di
Kalimantan Timur adalah 3,32 persen per tahun, angka ini mengalami
peningkatan dibanding periode tahun 1990-2000 yakni sebesar 2,81 persen.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi itu
tentu tidak sepenuhnya disebabkan oleh faktor alamiah, yaitu kelahiran dan
kematian, akan tetapi juga sangat dipengaruhi oleh faktor migrasi masuk
mengingat tingkat migrasi ke Kalimantan Timur masih sangat dominan.
Selama ini di Kalimantan Timur berkembang industri perkayuan, minyak
dan gas alam cair serta pertambangan emas yang banyak menyediakan
kesempatan kerja, sehingga hal itu merupakan faktor penarik yang utama bagi
mereka yang bermigrasi ke Kalimantan Timur. Selain memiliki sumber daya alam
yang berlimpah, Provinsi Kalimantan Timur juga memiliki pendapatan asli daerah
yang tidak sedikit. Menurut Kepala BPS Kalimantan Timur, Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) Kalimantan Timur tahun 2005 mencapai 156,43 trilyun
rupiah (www.kaltimpost.web.id, 2006).
Tentu saja hal ini menjadi daya tarik tersendiri bukan hanya bagi para
investor, tetapi juga bagi para penduduk pendatang, terutama para pencari kerja.
Selain itu juga disebabkan kota-kota besar di Jawa mengalami masalah kelebihan
penduduk yang berdampak pada sulitnya memperoleh lapangan kerja, pendapatan
penduduk yang rendah dan angka pengangguran yang terus meningkat.
1 Lampiran 1 : Jumlah migran risen menurut provinsi di Kalimantan, tahun 2005
3
Besarnya angka migrasi masuk di Kalimantan Timur tentu saja
menimbulkan beberapa masalah antara lain adalah angka penduduk miskin yang
dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Seperti yang dinyatakan Kepala
Pusat Penelitian Pengembangan Wilayah (Puslitbangwil) Universitas
Mulawarman Samarinda, Prof. Subroto dalam Ayuningtyas (2004) bahwa salah
satu penyebab kemiskinan di Kalimantan Timur disebabkan karena di kota-kota
seperti Samarinda, Balikpapan, Bontang, dan Tarakan terdapat mobilitas atau
migrasi orang miskin dari luar Kalimantan Timur sangat tinggi.
Hal ini searah dengan pernyataan Gubernur Kalimantan Timur, Suwarna
AF yang menyatakan pertambahan penduduk Kalimantan Timur diakibatkan dari
meningkatnya arus migrasi masuk dari provinsi lain sehingga menjadikan
problem terutama masalah kemiskinan, yang dikarenakan sebagian besar
pendatang tidak memiliki keterampilan. Selain itu, pesatnya pertumbuhan dan
tidak meratanya jumlah penduduk juga ikut mempengaruhi berbagai sektor
termasuk dibidang kesehatan dan perumahan ( www.kaltimpost.web.id, 2005).
Kemudian hal itu diperkuat kembali dari hasil pendataan Sosial Ekonomi
penduduk tahun 2005, jumlah penduduk miskin mencapai 561.023 jiwa atau
sekitar 20 persen dari total penduduk. Angka ini jauh lebih besar dibanding tahun
sebelumnya yang hanya 318.200 jiwa. Sehingga hanya dalam jangka waktu
setahun terjadi kenaikan yang mencapai 76,31 persen (BPS, 2005).
1.2 Identifikasi dan Batasan Masalah
Arus transportasi di Kalimantan Timur yang sudah semakin terbuka
berdampak pada peningkatan jumlah penduduk. Berdasarkan hasil SUPAS 2005
4
jumlah penduduk Kalimantan Timur adalah sebesar 2.848.798 jiwa. Dari data
tersebut, presentase penduduk terbanyak berada di wilayah Samarinda (21,47
persen).
Kota Samarinda memiliki suatu ciri khas kondisi kependudukan yaitu laju
pertumbuhan penduduknya yang cukup tinggi. Dalam periode 2000-2005 laju
pertumbuhan penduduk Kota Samarinda rata-rata per tahun mencapai 3,29 persen.
Angka ini jauh di atas angka pertumbuhan penduduk nasional yang kurang dari 2
persen pertahun.
Cukup tingginya angka pertumbuhan penduduk ini sangat mungkin
dipengaruhi oleh banyaknya arus migrasi masuk. Berdasarkan hasil Survei Modul
Kependudukan Sensus Penduduk 2000, dari seluruh migran yang masuk ke
Kalimantan Timur sekitar 40,27 persen menuju ke Kota Samarinda. Ini
merupakan konsekuensi logis dari perkembangan Kota Samarinda yang memiliki
potensi cukup besar.
Seperti juga yang disampaikan DR. I Gde Mamas dalam diskusi panel
National Urban Development Strategy 21 Maret 2000, yang berjudul Proyeksi
Pertumbuhan Kota-kota di Indonesia tahun 2015 disebutkan bahwa Samarinda
adalah salah satu kota di luar Jawa yang mengalami perkembangan penduduk
yang pesat selain Pekanbaru, Lampung, Batam dan Manado (nuds2-bttp@
egroups.com, 2000).
Sebagai ibukota provinsi, Samarinda mempunyai fasilitas yang lengkap
dibanding daerah lain, seperti sarana pendidikan sampai tingkat perguruan tinggi,
sarana olahraga, rumah sakit, dan sarana hiburan. Hal inilah yang menjadi daya
tarik para migran untuk datang ke Samarinda.
5
Tentu saja tak semua pendatang di kota ini memiliki bekal keterampilan
dan bahkan ada yang sekedar ingin berusaha di sektor informal, seperti pedagang
kaki lima, pedagang keliling, atau pekerja bangunan. Faktor lain yang
memungkinkan menjadi penyebab masuknya arus migran ke Kota Samarinda
adalah kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang lebih tinggi. Kota
Samarinda dapat dikatakan sebagai pusat pendidikan di Kalimantan Timur (BPS,
2002).
Oleh karena itu, di Kota Samarinda terjadi pertemuan berbagai arus
migran masuk yang berasal dari berbagai daerah dengan latar belakang sosial
ekonomi yang berbeda. Hal ini menimbulkan beberapa masalah di Kota
Samarinda antara lain bertambahnya penduduk miskin yang menempati urutan
kedua untuk kota/kabupaten di Provinsi Kalimantan Timur.2
Hal itu pula yang mengakibatkan timbulnya permasalahan perumahan dan
kesehatan, karena masalah perumahan dan kesehatan tidak lepas dari
permasalahan kemiskinan. Searah dengan pendapat Salim dalam Budihardjo
(1992), pada umumnya kemiskinan berhubungan erat dengan permukiman kumuh
dan lingkungan yang tidak sehat.
Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan dan batasan penelitian ini
dapat dijabarkan penulis dalam dua hal. Permasalahan pertama adalah bagaimana
karakteristik sosial demografi migran dan nonmigran di Kota Samarinda.
Permasalahan kedua adalah bagaimana perbandingan keadaan ekonomi, kondisi
perumahan dan status kesehatan antara migran dan nonmigran.
2 Lampiran 2 : Jumlah penduduk miskin menurut kabupaten/kota di provinsi Kalimantan Timur,tahun 2004
6
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Mengetahui gambaran karakteristik migran dan nonmigran di
Samarinda. Variabel-variabel yang diamati yaitu karakteristik rumah
tangga migran dan nonmigran serta karakteristik individu migran dan
nonmigran.
2. Mengetahui profil keadaan ekonomi, kondisi perumahan dan status
kesehatan migran dan nonmigran.
3. Membandingkan keadaan ekonomi, kondisi perumahan, dan status
kesehatan antara migran dan nonmigran.
1.4 Sistematika Penulisan
Secara garis besar, skripsi ini dibagi dalam lima pokok bahasan, dengan
sistematika sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi dan batasan masalah,
tujuan penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Terdiri dari tinjauan pustaka, kajian teori, kerangka pikir, definisi
operasional dan hipotesis.
BAB III METODOLOGI
Terdiri dari prosedur pengumpulan data, pengujian kuesioner, hasil uji
validitas dan reliabilitas dan metode analisis.
7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Menjelaskan mengenai pembahasan hasil penelitian berupa gambaran
deskriptif karakteristik sosial demografi dan sosial ekonomi yang terdiri
dari keadaan ekonomi, kondisi perumahan dan status kesehatan migran
dan nonmigran di Kota Samarinda. Sedangkan untuk pembahasan
karakteristik sosial ekonomi dari sudut persepsi di lakukan melalui analisis
profil.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi tentang kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan yang
dilakukan dan saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil pembahasan
tersebut.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Migrasi
Migrasi merupakan satu dari tiga faktor dasar yang mempengaruhi
pertumbuhan penduduk, selain kelahiran dan kematian. Pada dasarnya migrasi
adalah pergerakan penduduk secara geografis. Ada dua dimensi penting yang
perlu ditinjau dalam penelaahan migrasi, yaitu dimensi waktu dan dimensi
wilayah. Namun hingga saat ini belum ada kesepakatan yang pasti diantara para
ahli dalam menentukan dimensi waktu dan wilayah dalam bermigrasi tersebut.
Menurut Mantra (2000), mobilitas penduduk geografis adalah gerak
(movement) penduduk yang melintasi batas wilayah menuju ke wilayah lain dalam
periode waktu tertentu. Jika dilihat dari ada tidaknya niatan untuk menetap di
daerah tujuan, mobilitas penduduk dapat dibagi menjadi dua, yaitu mobilitas
penduduk permanen (migrasi) dan mobilitas penduduk non permanen. Migrasi
adalah gerak penduduk yang melintas batas wilayah asal menuju ke wilayah lain
dengan niatan menetap di daerah tujuan. Sebaliknya, mobilitas penduduk non
permanen ialah gerak penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lain dengan tidak
ada niatan menetap di daerah tujuan.
Mobilitas penduduk non permanen dapat dibagi menjadi dua yaitu ulang
alik (nglaju/commuting) dan dapat menginap atau mondok di daerah tujuan. Ulang
alik adalah gerak penduduk dari daerah asal menuju ke daerah tujuan dan kembali
ke daerah asal pada hari itu juga. Sedangkan mondok, ia menginap di daerah
tujuan tidak untuk waktu yang lama. Untuk lebih jelasnya, bentuk-bentuk
mobilitas penduduk dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Skema bentuk-bentuk mobilitas penduduk
Yang termasuk mobilitas horizontal adalah perpindahan penduduk secara
teritorial, spasial dan geografis. Sedangkan mobilitas vertikal dikaitkan dengan
perubahan status sosial dengan melihat kedudukan generasi.
Berdasarkan kamus demografi PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) dalam
Munir (1981) didefinisikan migrasi sebagai suatu bentuk dari mobilitas geografi
(geographic mobility) atau mobilitas spasial (spasial mobility) dari suatu geografi
ke unit geografi lainnya, yang menyangkut suatu perubahan tempat kediaman
secara permanen dari tempat asal atau tempat keberangkatan ke tempat tujuan atau
tempat yang didatangi. Selanjutnya dalam buku pedoman migrasi, PBB
memberikan batasan bahwa migran adalah seseorang yang berpindah tempat
kediaman dari suatu unit geografis atau politis tertentu ke unit geografis atau
politis yang lain.
Definisi lain dikemukakan oleh Lee (1976), bahwa migrasi dalam arti luas
adalah perubahan tempat tinggal secara permanen. Tidak ada pembatasan baik
Mobilitas Penduduk (MP)
MP Vertikal (perubahan status)
MP horizontal (MP geografis)
MP permanen (migrasi)
MP non permanen
Ulang alik
Mondok
10
pada jarak perpindahan ataupun sifatnya, yaitu apakah tindakan itu bersifat
sukarela atau terpaksa, serta tidak diadakan perbedaan migrasi dalam negeri dan
migrasi ke luar negeri.
Sementara itu Bogue (1969) berpendapat bahwa migrasi merupakan suatu
bentuk mobilitas tempat kediaman penduduk yang menyangkut perubahan tempat
kediaman dari suatu masyarakat ke masyarakat yang lain. Sedangkan menurut
Peterson (1958), migrasi adalah perpindahan yang relatif permanen dari seseorang
atau sekelompok orang melampaui jarak yang signifikan. Lain halnya menurut
Mangalam (1968), migrasi adalah perpindahan secara relatif dari sekelompok
orang yang disebut migran, dari suatu lokasi geografis ke lokasi lainnya yang
didahului dengan pengambilan keputusan.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), migrasi adalah proses perpindahan
penduduk dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas wilayah administrasi.
Perpindahan melewati batas administrasi dapat berupa perpindahan melewati
desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, dan provinsi. Perpindahan yang
melalui batas desa/kelurahan disebut sebagai migrasi antar desa/kelurahan.
Perpindahan yang melalui batas kecamatan disebut migrasi antar kecamatan, yang
melewati batas kabupaten/kota disebut migrasi antar kabupaten/kota, dan yang
melewati batas provinsi disebut migrasi antar provinsi. Penduduk yang melakukan
perpindahan tersebut disebut migran dan yang tidak melakukan perpindahan
disebut nonmigran.
Selanjutnya BPS menguraikan 3 jenis migrasi antar provinsi, yaitu :
11
a. Migrasi Semasa Hidup adalah perpindahan penduduk berdasarkan tempat
kelahiran. artinya, tempat tinggal saat pendataan (sensus/survei) berbeda
dengan tempat kelahirannya.
b. Migrasi total adalah perpindahan berdasarkan tempat tinggal terakhir
sebelum di tempat tinggal sekarang (saat sensus/survei) tanpa
memperhatikan waktu pindahnya.
c. Migrasi Risen adalah perpindahan berdasarkan tempat tinggal sekarang
dan waktu tertentu. Waktu tertentu yang digunakan adalah batas 5 tahun
terakhir. Berdasarkan batasan waktu tersebut maka migran risen adalah
mereka yang saat pencacahan tinggal di tempat yang berbeda dengan
tempat tinggal 5 tahun sebelumnya.
Selain itu, migrasi juga dibedakan menjadi migrasi masuk, migrasi keluar
dan migrasi neto. Migrasi masuk adalah masuknya penduduk ke suatu daerah
tempat tujuan, sedangkan migrasi keluar adalah perpindahan penduduk keluar dari
suatu daerah. Selisih antara migrasi masuk adan migrasi keluar disebut migrasi
neto. Bila migrasi masuk lebih besar dari pada migrasi keluar maka disebut
migrasi neto positif. Namun apabila migrasi masuk lebih kecil dari pada migrasi
keluar maka disebut migrasi neto negatif (BPS, 2004).
2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Migrasi
Menurut Rozy Munir dalam Dasar-Dasar Demografi, faktor-faktor yang
mempengaruhi migrasi ada dua faktor, yaitu faktor pendorong dan faktor penarik.
Faktor pendorong adalah faktor-faktor yang dipengaruhi oleh keadaan di daerah
asal, seperti :
12
a. Berkurangnya sumber daya alam, meliputi hasil tambang, kayu atau hasil
pertanian.
b. Berkurangnya lapangan pekerjaan.
c. Adanya tekanan atau diskriminasi politik, agama, suku dan yang lainnya.
d. Ketidakcocokan dengan adat/budaya/kepercayaan/agama.
e. Pekerjaan atau perkawinan yang menghambat perkembangan karier.
f. Bencana alam, meliputi kelaparan, banjir, gempa bumi, kebakaran,
kemarau yang panjang dan wabah penyakit.
Sedangkan faktor penarik adalah faktor-faktor yang dipengaruhi oleh keadaan di
daerah tujuan, seperti :
a. Adanya kesempatan untuk memasuki lapangan pekerjaan yang cocok.
b. Kesempatan mendapatkan pendapatan yang lebih baik.
c. Kesempatan mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi.
d. Mendapatkan lingkungan yang lebih baik, meliputi perumahan, iklim,
sekolah, dan juga fasilitas lainnya.
e. Adanya ajakan/pengaruh orang lain yang dapat sebagai pelindung di
tempat tujuan.
f. Aktivitas yang beragam dan menarik di kota besar, seperti banyaknya
hiburan, kebebasan melakukan aktivitas, gaya hidup, dan lainnya.
Menurut Lee (1976), faktor-faktor yang mempengaruhi orang mengambil
keputusan untuk bermigrasi dapat dibedakan menjadi empat faktor, yaitu :
1. Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal
2. Faktor-faktor yang terdapat di tempat tujuan
3. Rintangan antara daerah asal dengan daerah tujuan
13
4. Faktor-faktor pribadi
Tiga faktor pertama dapat di gambarkan sebagai berikut :
Gambar 2. Faktor-faktor determinan migrasi penduduk menurut Everett S. Lee
Dalam suatu daerah banyak sekali faktor yang mempengaruhi seseorang
untuk menetap atau dapat menarik orang untuk pindah ke daerah tersebut, serta
ada pula faktor-faktor lain yang memaksa mereka meninggalkan daerah itu.
Faktor-faktor itu terlihat dalam diagram sebagai tanda ”+” dan ”-”. Faktor
positif adalah faktor yang memberikan nilai menguntungkan apabila bertempat
tinggal atau pindah ke daerah tersebut. Sedangkan faktor negatif adakah faktor
yang memberikan nilai negatif pada daerah yang bersangkutan sehingga
seseorang ingin pindah dari tempat tersebut. Faktor-faktor lain yang ditunjukkan
dengan tanda ”o” ialah faktor-faktor yang pada dasarnya tidak berpengaruh sama
sekali pada penduduknya atau disebut faktor netral.
Selanjutnya, Lee menambahkan bahwa besar kecilnya arus migrasi juga
dipengaruhi oleh faktor penghalang antara, yaitu rintangan-rintangan yang
menghalangi seseorang untuk melakukan migrasi. Jarak merupakan salah satu
faktor penghalang dalam mengambil keputusan untuk bermigrasi. Menurut
hipotesis yang diajukan Ravenstein dalam The Laws of Migration, banyak migran
hanya pindah pada jarak dekat, dan jumlah migran di suatu pusat yang dapat
+ - ○ + ○ + + ○ - + - ○ + - + ○ - +
- + ○ - + ○ - ○ + - + ○ - + - + - ○ + -
Penghalang antara
Tempat Asal Tempat Tujuan
14
menampung migran-migran itu makin menurun karena makin jauhnya jarak yang
ditempuh. Selain itu, Ravenstein juga menyatakan bahwa migran yang menempuh
jarak jauh umumnya lebih suka menuju ke pusat-pusat perdagangan dan industri
yang penting.
Namun faktor jarak itu bagi sebagian orang bukanlah suatu kendala. Bagi
orang yang akan melanjutkan pendidikan ke daerah lain karena sarana pendidikan
di daerah asal tidak lengkap, maka jarak pindah tidak menjadi masalah, asal dapat
melanjutkan pendidikan di daerah yang memiliki fasilitas pendidikan yang
lengkap dan memadai. Demikian pula untuk orang-orang yang telah selesai
menamatkan pendidikan lebih cenderung pergi ke daerah lain untuk mendapatkan
pekerjaan walaupun jaraknya cukup jauh. Apalagi bagi orang yang mempunyai
jiwa petualang, masalah jarak bukanlah merupakan rintangan.
Selain faktor jarak, rintangan bermigrasi lainnya adalah biaya pindah yang
tinggi, topografi antara daerah asal dengan daerah tujuan yang tidak bagus, dan
terbatasnya sarana transportasi. Undang-undang tentang migrasi yang ketat juga
mampu membatasi seseorang untuk pindah ke daerah lain.
Faktor yang tidak kalah pentingnya dalam pengambilan keputusan
bermigrasi adalah faktor individu, karena individu yang bersangkutanlah yang
menilai positif dan negatifnya suatu daerah. Individu pulalah yang memutuskan
apakah akan pindah dari daerah asal atau tidak. Apabila ingin pindah, daerah
mana yang akan dituju. Semua itu benar-benar merupakan hasil pertimbangan
untung rugi dari pemikiran individu tersebut.
15
Pengambilan keputusan individu untuk melakukan migrasi atau tetap
menetap di tempat asal sangatlah sulit. Menurut Young (1994), teori pengambilan
keputusan untuk pindah atau tidak pindah tergantung pada beberapa hal, yaitu :
1. Karakteristik demografis dari individu tersebut : umur, jenis kelamin,
peran dalam keluarga atau lingkungannya.
2. Keahlian yang dimiliki baik pendidikan maupun kemampuan teknik.
3. Pengetahuan/kemampuan yang didapat dari kesempatan yang ada di
tempat asal/tempat lain yang menarik individu tersebut untuk pindah.
4. Keinginan dan ambisi individu untuk memperoleh materi berlebih juga
gaya hidup yang berbeda.
5. Kerabat dan saudara yang terlebih dahulu pindah di tempat tujuan.
Selanjutnya A.B Simmons dalam Firman (1994) merangkum model-model
teori niat migrasi menjadi Migration Intentions Model. Model ini dibangun
berdasarkan lima studi penelitian pada daerah dengan latar belakang budaya dan
sosial ekonomi yang berbeda. Model ini mengasumsikan bahwa niat bermigrasi
secara langsung dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu persepsi tentang kegunaan
tempat, latar belakang pribadi dan struktural. Persepsi tentang kegunaan tempat
merupakan variabel penghubung antara latar belakang pribadi dan struktural,
dengan niat bermigrasi. Lebih jelasnya dapat dilihat dari gambar berikut.
Gambar 3. Migration Intentions Model oleh A.B Simmons
Latar Belakang Individu
Latar Belakang Struktural
Kegunaan Tempat Niat Bermigrasi
16
Faktor latar belakang individu terdiri dari umur, status perkawinan,
lamanya bermukim di kota, status pekerjaan di desa, pemilikan tanah di desa,
tingkat pendidikan, jenis pekerjaan di kota, dan besarnya pendapatan yang
diperoleh di kota. Sedangkan faktor latar belakang struktural terdiri dari dua
variabel pokok, yaitu karakteristik kota tempat kerja migran (apakah metropolitan,
kota besar, kota sedang, dimana kota mempunyai daya tarik tersendiri) dan letak
kota tempat kerja migran (semakin jauh dari daerah asal, migran cenderung
menetap di kota). Untuk faktor kegunaan tempat, terdiri dari tiga variabel, yaitu
jenis nilai yang diharapkan dengan bekerja di kota (apakah mengharapkan
kekayaan, status tinggi ataupun kenyamanan), kepuasan kerja di kota, dan
kesukaan untuk hidup di kota daripada di desa. Faktor-faktor tersebut akan
memastikan niat bermigrasi penduduk.
2.2 Kajian Teori
2.2.1 Migrasi dan Ekonomi
Mengacu pada tinjauan pustaka, terdapat perbedaan mengenai faktor-
faktor yang mempengaruhi orang melakukan migrasi. Salah satu teori mengenai
mengapa orang mengambil keputusan untuk bermigrasi adalah teori kebutuhan
dan tekanan (need and stress). Tiap-tiap individu mempunyai kebutuhan yang
perlu dipenuhi. Kebutuhan tersebut dapat berupa kebutuhan ekonomi, sosial, dan
psikologi. Apabila kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak terpenuhi maka terjadilah
tekanan (stress).
Ada dua akibat dari stres tersebut, jika tidak terlalu besar (masih dalam
batas-batas toleransi) maka orang tersebut tidak akan pindah. Dia akan tetap
17
tinggal di daerah tersebut dengan menyesuaikan kebutuhan dengan keadaan
lingkungan di mana ia bertempat tinggal. Apabila stres yang dialami seseorang di
luar batas toleransinya maka orang itu mulai memikirkan untuk pindah ke daerah
lain di mana kebutuhannya dapat terpenuhi. Seperti yang dikemukakan Norris
dalam Mantra (1978) bahwa pada hakekatnya individu melakukan perpindahan
(migrasi) karena adanya perbedaan nilai kefaedahan wilayah (place utility) Atau
dengan kata lain, seseorang akan pindah dari daerah yang mempunyai nilai
kefaedahan yang lebih rendah ke daerah yang mempunyai nilai kefaedahan yang
lebih tinggi di mana kebutuhannya terpenuhi.
Dilihat dari aspek ekonomi, ketahanan ekonomi yang rendah adalah faktor
utama penyebab timbulnya kemiskinan, dan pada sisi lain ekonomi sebagai dasar
motivasi bermigrasi (De Jong dan Gardner, 1981), maka kontribusi migrasi dalam
penanggulangan kemiskinan adalah terletak pada adanya nuansa baru yang
memberi peluang dan kesempatan berusaha sebagai akibat adanya migrasi. Titus
(1982) dan Lee (1966) berpendapat bahwa ketimpangan ekonomi sebagai
penyebab timbulnya migrasi. Hal ini dibuktikan oleh Kausens dalam
penelitiannya di Irlandia yang menyatakan bahwa imigran pada umumnya berasal
dari daerah miskin dalam arti bahwa mereka kekurangan tanah pertanian dan
sumber daya lainnya sehingga pendapatan mereka rendah. Suharso dalam Keban
(1994) juga membuktikan bahwa sebagian besar migran yang meninggalkan desa
tidak memiliki tanah dan pekerjaan tetap.
Ronald Skeldon dalam Ayuningtyas (2004) berpendapat bahwa migrasi
dapat menyebabkan dan disebabkan oleh kemiskinan. Ada tiga hal yang diangkat
Skeldon dalam hal ini, yaitu bahwa kemiskinan sebagai penyebab dasar terjadinya
18
migrasi, migrasi sebagai hasil dari kemiskinan, dan migrasi sebagai penyebab
kemiskinan.
Menurut Subroto dalam Ayuningtyas (2004) juga menyatakan bahwa
penyebab kemiskinan itu ada beberapa faktor, di antaranya, tingkat pendidikan
dan keterampilan individu atau sekelompok orang yang masih rendah, kurangnya
peluang untuk berkembang serta rendahnya daya saing serta tempat tinggal
penduduk yang terisolasi yang sulit mendapatkan akses pelayanan umum serta
sulit menjalankan aktivitas ekonomi yang berakibat pada rendahnya ketahanan
ekonomi juga menjadi pemicu kemiskinan.
Ditambahkannya lagi bahwa penyebab kemiskinan lainnya, karena kota-
kota seperti Samarinda, Balikpapan, Bontang, dan Tarakan terdapat mobilitas atau
migrasi orang miskin dari luar Kalimantan Timur sangat tinggi. Dimana sebagian
besar dari penduduk migrasi asal luar Kalimantan Timur tersebut diantaranya
miskin modal serta miskin pengetahuan serta keterampilan.
2.2.2 Migrasi, Perumahan dan Kesehatan
Seiring dengan perkembangan suatu kota, permasalahan permukiman
seakan menjadi suatu fenomena yang tidak dapat dihindari. Hal ini terkait erat
dengan tingginya konsentrasi penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Pada
tahun 2000 PBB memperkirakan dari 6100 juta penduduk dunia, 75 persennya
tinggal di daerah perkotaan. Tingginya pertumbuhan penduduk kota tidak hanya
terjadi di Indonesia, tetapi di semua negara berkembang dan bahkan dunia.
Sejak tahun 1950, penduduk kota di negara-negara berkembang bertambah
lebih dari empat kali lipat, dari 300 juta pada tahun 1950 menjadi 1,3 milyar pada
19
tahun 1990-an. Diperkirakan 2,7 milyar penduduk akan tinggal di kota pada tahun
2010. Sehingga setiap tahunnya diperkirakan akan ada 12 sampai 15 juta keluarga
baru yang memerlukan perumahan di kota-kota negara berkembang. Dengan
demikian, pemenuhan kebutuhan perumahan di perkotaan menjadi sangat kritis,
karena daya dukung kota menjadi tidak seimbang dengan pertambahan penduduk
perkotaan yang rata-rata mencapai angka 5,5 persen per tahun.3
Seperti dinyatakan Haryani (1997) dalam Rosiana (2006) masalah
perumahan di perkotaan adalah dikarenakan banyaknya pendatang yang berasal
dari desa atau luar daerah.
Hal itu senada dengan pendapat Wahid dalam Budihardjo (1992) yang
menyatakan bahwa penyebab dari bertambah banyaknya daerah permukiman
kumuh dan liar di perkotaan adalah adanya pendatang dari desa ke kota, baik
pendatang baru maupun pendatang lama yang tidak mengalami peningkatan taraf
hidupnya. Pada umumnya daerah permukiman kumuh dan liar tersebar di sekitar
stasiun kereta api, terminal bus, pelabuhan pasar, untuk membentuk
perkampungan dengan bangunan berderet sangat rapat dan berpenduduk padat.
Lebih lanjut lagi Todaro (2000) mengatakan bahwa arus perpindahan
tenaga kerja dari daerah pedesaan ke kota-kota telah jauh melampaui tingkat
penciptaan atau penambahan lapangan kerja sehingga migrasi yang selama ini
berlangsung sedemikian deras telah jauh melampaui daya serap sektor-sektor
industri maupun jasa-jasa pelayanan sosial yang ada di daerah-daerah perkotaan.
Selain itu di Indonesia sendiri masalah perumahan dan kesehatan tidak
lepas dari masalah kemiskinan. Menurut Salim dalam Budihardjo (1992), pada
3 Bandung Institute of Governance Studies, Studi Dan Advokasi Peningkatan Sensitivitas GenderPada Kebijakan Perumahan Dan Anggaran di Kota Bandung dalam Rosiana (2006)
20
umumnya kemiskinan berhubungan erat dengan permukiman kumuh dan
lingkungan yang tidak sehat. Karena pendapatan yang relatif rendah, dapat
menyebabkan berbagai kebutuhan yang paling pokok tidak bisa dipenuhi, seperti
fasilitas sarana perumahan antara lain air bersih dan fasilitas mandi-cuci kakus
yang sehat serta pemenuhan fasilitas kesehatan dan lain-lain. Akibatnya banyak
penduduk miskin yang tinggal di daerah kumuh (slums area) perkotaan, yang
tidak memenuhi syarat kesehatan.
Berdasarkan uraian diatas maka variabel sosial ekonomi yang akan diteliti
dalam penelitian ini dibatasi dan terbagi dalam 3 variabel yaitu variabel keadaan
ekonomi, status kesehatan dan kondisi perumahan penduduk migran dan
nonmigran. Variabel ekonomi terdiri dari kemampuan pemenuhan konsumsi
makanan dan nonmakanan. Sedangkan kondisi perumahan terdiri dari penguasaan
tempat tinggal, kondisi fisik bangunan, kelengkapan fasilitas rumah serta kondisi
lingkungan. Untuk variabel status kesehatan terdiri dari keluhan kesehatan, rata-
rata lama terganggu, serta kondisi kesehatan fisik dan mental.
2.2.3 Definisi Peubah Operasional
Beberapa peubah operasional yang digunakan dalam penelitian
didefinisikan sebagai berikut :
Kepala rumah tangga (KRT) adalah salah seorang dari kelompok anggota
rumah tangga yang bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari rumah tangga
tersebut atau yang dianggap/ditunjuk sebagai kepala di dalam rumah tangga
tersebut.
21
Anggota rumah tangga (ART) adalah semua orang yang biasa bertempat tinggal
disuatu rumah tangga, baik yang berada di rumah pada saat pencacahan, maupun
sementara tidak ada. ART yang telah bepergian 6 bulan atau lebih, dan ART yang
bepergian kurang dari 6 bulan tetapi dengan tujuan pindah/meninggalkan rumah 6
bulan atau lebih, tidak dianggap sebagai ART lagi.
Hubungan dengan kepala rumah tangga. Anggota rumah tangga pertama harus
kepala rumah tangga, diikuti berturut-turut oleh:
1. Istri/Suami dari kepala rumah tangga.
2. Anak, adalah anak kandung, anak tiri, dan atau anak angkat yang diangkat
oleh kepala rumah tangga.
3. Menantu, adalah suami/istri dari anak kandung, anak tiri, dan atau anak
angkat.
4. Cucu, adalah anak dari anak kandung, anak tiri, dan atau anak angkat.
5. Orang tua/mertua, adalah bapak/ibu dari kepala rumah tangga atau
bapak/ibu dari istri/suami kepala rumah tangga.
6. Famili lain, adalah orang-orang yang ada hubungan famili dengan
istri/suami kepala rumah tangga misalnya: adik, kakak, keponakan, bibi,
paman, ipar, kakek, nenek, dsb.
7. Pembantu rumah tangga, adalah seseorang yang bekerja sebagai
pembantu yang menginap di rumah tangga dengan menerima upah/gaji
baik berupa uang maupun barang.
8. Lainnya, adalah orang yang tidak ada hubungan famili dengan KRT atau
istri/suami KRT, seperti tamu, teman, orang mondok dengan makan
(indekost), dsb.
22
Umur adalah umur pada saat ulang tahun terakhir semenjak dilaksanakan survei
dan dihitung dengan pembulatan keatas.
Migran adalah individu/penduduk berusia 15 tahun keatas yang merupakan
migran risen yang masuk ke Samarinda. Migran risen adalah penduduk yang
melakukan perpindahan antar provinsi/kabupaten dalam 5 tahun terakhir.
Nonmigran adalah individu atau penduduk 15 tahun keatas selain migran risen.
Jenis Kelamin dibedakan antara laki-laki dan perempuan.
Lama tinggal di Samarinda adalah waktu yang dihabiskan oleh responden
selama menetap di Samarinda.
Alasan Migrasi adalah alasan yang dikemukan responden mengenai alasan/tujuan
mereka melakukan migrasi ke Samarinda. Dibagi menjadi:
1. Pekerjaan
2. Mencari pekerjaan,
3. Pendidikan, apabila kepindahan responden karena pendidikan
sendiri/pendidikan anggota keluarga. Termasuk karena tugas belajar
instansi atau institusi tempatnya bekerja.
4. Perubahan status perkawinan, apabila kepindahan responden karena
berubahnya status perkawinan, misal karena menikah, cerai, dan ditinggal
mati oleh suami/istri.
5. Ikut suami/istri/orang tua/anak, apabila kepindahan responden karena
mengikuti suami.istri/orang tua/anak tanpa memperhatikan alasan pindah
orang yang diikuti.
23
6. Ikut saudara kandung/famili lain, apabila kepindahan responden karena
mengikuti saudara kandung/famili lain tanpa memperhatikan alasan
pindah orang yang diikuti.
7. Perumahan, apabila kepindahan responden karena pindah rumah
mungkin karena mendapat rumah yang lebih baik atau terpaksa pindah
rumah.
8. Lainnya
Provinsi Asal Daerah adalah provinsi darimana responden berasal. Provinsi di
Indonesia terbagi menjadi 30 provinsi.
Kabupaten/Kota Asal adalah kabupaten/kota darimana responden berasal.
Tingkat Pendidikan adalah jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan yaitu
menyelesaikan pendidikan atau pengajaran pada kelas atau tingkat terakhir pada
suatu jenjang pendidikan negeri atau swasta dengan mendapatkan tanda tamat
atau ijazah, termasuk juga seseorang yang belum mengikuti pelajaran pada kelas
tertinggi tetapi mengikuti ujian akhir dan lulus. Dibagi menjadi:
1. Tidak/belum tamat SD
2. Tamat SD/MI/sederajat
3. Tamat SLTP/MTs/sederajat
4. Tamat SMU/MA/sederajat
5. > SMU
Status pekerjaan adalah kedudukan seseorang dalam pekerjaan. Dibedakan
menjadi:
1. Berusaha sendiri adalah bekerja atau berusaha atas resiko sendiri, dan
tidak menggunakan pekerja dibayar maupun pekerja tidak dibayar.
24
2. Berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar adalah
bekerja atau berusaha atas resiko sendiri, dan menggunakan buruh tidak
tetap atau buruh tidak dibayar. Buruh tidak tetap adalah buruh/pekerja
yang bekerja pada orang lain atau instansi dan hanya menerima upah/gaji
berdasarkan pada banyaknya waktu kerja atau volume pekerjaan yang
dikerjakan.
3. Berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar adalah bekerja atau
berusaha atas resiko sendiri, dan menggunakan buruh tetap atau buruh
dibayar.
4. Buruh/karyawan/pegawai adalah seseorang yang bekerja pada orang lain
atau instansi/kantor/perusahaan dengan menerima upah/gaji baik berupa
uang maupun barang.
5. Lainnya adalah selain yang diuraikan di atas
Lapangan Pekerjaan adalah bidang pekerjaan dari pekerjaan/usaha/perusahaan/
instansi tempat seseorang bekerja dalam suatu jenis pekerjaan dan status
pekerjaan tertentu. Terbagi menjadi:
1. Pertanian
2. Pertambangan
3. Industri
4. Listrik
5. Bangunan
6. Perdagangan
7. Angkutan/Komunikasi/Gudang
8. Lembaga Keuangan
25
9. Jasa dan lainnya
Yang dimaksud dengan status pekerjaan/lapangan pekerjaan yang paling
menunjang adalah status pekerjaan/lapangan pekerjaan dari kepala rumah tangga
atau salah satu anggota rumah tangga yang dominan dan yang memenuhi
kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Jika terdapat lebih dari satu anggota rumah
tangga yang bekerja maka jawaban diserahkan pada responden.
Status Penguasaan Bangunan tempat Tinggal adalah status dari kepemilikan
rumah/ bangunan yang di tempati, terbagi menjadi :
1. Milik Sendiri, jika tempat tinggal tersebut pada waktu pencacahan benar-
benar sudah milik KRT atau salah seorang ART. Rumah yang dibeli
secara angsuran melalui kredit bank atau rumah dengan status sewa beli
dianggap sebagai rumah milik sendiri.
2. Kontrak, jika tempat tinggal tersebut disewa oleh KRT/ART dalam
jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian kontrak antara pemilik dan
pemakai, misalnya 1 atau 2 tahun. Cara pembayarannya biasanya
sekaligus dimuka atau dapat diangsur menurut perjanjian kedua belah
pihak.
3. Sewa, jika tempat tinggal tersebut disewa oleh KRT atau salah seorang
ART dengan pembayaran sewanya secara teratur dan terus menerus tanpa
batasan tertentu.
4. Bebas sewa, jika tempat tinggal tersebut diperoleh dari pihak lain (bukan
famili/orang tua) dan ditempati oleh rumah tangga tanpa mengeluarkan
suatu pembayaran apapun.
26
5. Rumah milik orang tua/sanak/saudara, jika tempat tinggal tersebut
bukan milik sendiri melainkan milik orang tua/sanak/saudara dan tidak
mengeluarkan suatu pembayaran apapun untuk mendiami tempat tinggal
tersebut.
6. Lainnya, jika tempat tinggal tersebut tidak dapat digolongkan kedalam
salah satu kategori diatas, misalnya tempat tinggal milik bersama, rumah
adat.
Luas lantai adalah luas lantai yang ditempati dan digunakan untuk keperluan
sehari-hari (sebatas atap).
Jenis lantai terluas. Lantai adalah bagian bawah/dasar/alas suatu ruangan baik
terbuat dari tanah maupun bukan tanah seperti keramik, papan/kayu dan lainnya.
Jenis dinding terluas. Dinding adalah sisi luar/batas dari suatu bangunan atau
penyekat dengan bangunan fisik lain. Bila bangunan tersebut menggunakan lebih
dari satu jenis dinding yang luasnya sama, maka yang dianggap sebagai dinding
terluas adalah dinding yang bernilai lebih tinggi. Terdiri dari dinding tembok,
dinding kayu, bambu dan lainnya.
Sumber Air Minum adalah sumber air minum utama yang digunakan oleh rumah
tangga, terdiri dari air dalam kemasan, leding/air yang dimurnikan, pompa, sumur
terlindung, mata air tak terlindung, air sungai, air hujan dan lainnya.
1. Air dalam kemasan adalah air yang diproduksi dan didistribusikan oleh suatu
perusahaan dalam kemasan botol (500 ml, 600 ml, 1 liter, 1 ½ liter, atau 19
liter) dan kemasan gelas.
27
2. Air leding adalah air yang diproduksi melalui proses penjernihan dan
penyehatan sebelum dialirkan kepada konsumen melalui instalasi berupa
saluran air.
3. Air pompa adalah air tanah yang cara pengambilannya dengan menggunakan
pompa tangan, pompa listrik, atau kincir angin, termasuk sumur artesis.
4. Air sumur/perigi adalah air yang berasal dari dalam tanah yang digali. Cara
pengambilannya dengan menggunakan gayung atau ember, baik dengan
maupun tanpa katrol.
5. Mata air adalah sumber air di permukaan tanah di mana air timbul dengan
sendirinya. Dikategorikan sebagai terlindung bila mata air tersebut terlindung
dari air bekas pakai, bekas mandi, mencuci atau lainnya.
6. Lainnya adalah sumber air selain yang tersebut di atas seperti waduk/danau.
Keluhan kesehatan adalah keadaan seseorang yang mengalami gangguan
kesehatan atau kejiwaan, baik karena penyakit akut, penyakit kronis, kecelakaan
kriminal atau hal lain.
Lama hari terganggu adalah jumlah hari semua keluhan kesehatan ART dalam 1
bulan terakhir yang mengakibatkan seseorang tidak dapat melakukan kegiatan
secara normal (bekerja, sekolah, kegiatan sehari-hari) sebagaimana biasanya
dikarenakan sakit.
Kepemilikan asset adalah asset yang dimiliki oleh rumah tangga tersebut
Tingkat Penghasilan adalah jumlah seluruh pendapatan/pemasukan rumah
tangga dari seluruh ART dalam satu bulan yang lalu.
Pemenuhan kebutuhan makanan adalah kemampuan migran dan nonmigran
dalam memenuhi kebutuhan makanannya, seminggu yang lalu.
28
Pemenuhan kebutuhan nonmakanan adalah kemampuan migrandan nonmigran
dalam memenuhi kebutuhan barang bukan makanan, sebulan yang lalu.
Kondisi fisik bangunan adalah keadaan fisik bangunan rumah tempat tinggal
migran dan nonmigran.
Fasilitas dan perlengkapan adalah kelengkapan fasilitas rumah tempat tinggal
migran dan nonmigran.
Kondisi lingkungan tempat tinggal adalah keadaan lingkungan di sekitar rumah
tempat tinggal migran dan nonmigran.
Status kesehatan dalam hal ini adalah status kesehatan secara tidak langsung,
yang di ukur melalui persepsi migran dan nonmigran terhadap kondisi
kesehatannya.
2.3 Kerangka Pikir
Kaum migran sebagai pendatang di suatu daerah tentu memiliki tujuan
tersendiri dalam melakukan perpindahan. Dan pastinya mereka telah
memperhitungkan berbagai keuntungan dan kerugian yang akan didapat di daerah
tujuan. Para migran secara umum memiliki semangat berusaha yang tinggi dalam
membentuk dan meningkatkan kondisi sosial ekonomi mereka di daerah tujuan.
Hal ini dikarenakan mereka merasa daerah tersebut bukan tanah tumpah darah
mereka, sehingga mereka cenderung terbentuk menjadi pribadi mandiri dan selalu
berusaha untuk dapat memperoleh hidup yang lebih baik. Selain itu sebagian
besar dari mereka masih memiliki keinginan untuk dapat kembali ke daerah asal
dengan predikat orang yang sukses.
29
Sementara itu penduduk asli (nonmigran) secara umum hidup lebih apa
adanya. Sebagian besar mengandalkan sumber daya alam di sekitar yang mereka
miliki untuk menopang hidup. Selain itu kelompok ini cenderung sudah merasa
puas dengan keadaan sosial ekonomi yang mereka punya sehingga usaha dan
semangat untuk memperoleh hidup lebih baik dirasa kurang.
Oleh karena itu permasalahan ini menjadi penting untuk dikaji lebih
dalam, karena tidak bisa dipungkiri bahwa dua kelompok ini merupakan bagian
penting dari penduduk sebagai penentu gambaran kesejahteraan suatu daerah.
Selain itu berdasarkan pada latar belakang dan penelitian-penelitian migrasi yang
relevan sebelumnya, secara umum dinyatakan, tingkat kesejahteraan kaum
pendatang dalam hal ini migran selalu lebih baik bila dibandingkan penduduk asli
(nonmigran).
Untuk lebih jelas lagi, berikut ditampilkan model kerangka pikirnya:
Gambar 4. Model Kerangka Pikir
2.5 Hipotesis
Berdasarkan model kerangka pikir di atas, maka diperoleh hipotesis yang
ingin diuji yaitu di duga karakteristik sosial ekonomi pendatang dalam hal ini
migran lebih tinggi bila dibandingkan dengan nonmigran di Kota Samarinda.
30
>
31
BAB III
METODOLOGI
3.1 Metode Pengumpulan Data
Penelitian diawali dengan penelitian pendahuluan yang dilakukan pada
hari Jumat, 5 April 2007 di kelurahan Lempake Samarinda. Penelitian
pendahuluan bertujuan untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen
penelitian yang akan digunakan. Melalui penelitian pendahuluan didapat butir-
butir pertanyaan yang valid dan reliabel untuk mengukur persepsi kondisi
ekonomi, perumahan dan status kesehatan migran dan nonmigran. Penelitian
sesungguhnya dilakukan pada tanggal 7-15 April 2007.
Populasi pada penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu migran dan
nonmigran. Migran adalah penduduk berusia 15 tahun keatas yang merupakan
migran risen yang masuk ke Kota Samarinda. Sedangkan nonmigran adalah
penduduk 15 tahun keatas selain migran risen. Migran risen yang dimaksud
adalah penduduk yang melakukan perpindahan antar provinsi/kabupaten dalam 5
tahun terakhir.
Sebelum menarik sampel terlebih dahulu menentukan jumlah minimum
sampel. Penentuan jumlah minimum sampel dalam penelitian ini menggunakan
metode slovin dalam Sevilla (1993) dengan rumus sebagai berikut:
21 Ne
Nn
+= (1)
keterangan: n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = kelonggaran ketelitian terhadap standar deviasi yang dapat
ditolelir (pada penelitian ini digunakan e sebesar 10%)
Sehingga berdasarkan rumus di atas, dari populasi migran sebanyak
85.072 individu dan nonmigran sebanyak 443.026 individu diperoleh jumlah
minimum sampel sekitar 99. Akan tetapi untuk memperoleh hasil yang baik maka
peneliti menambah sampel menjadi masing-masing 101 individu untuk sampel
migran dan 101 individu untuk sampel nonmigran.
Untuk mengambil sampel dari populasi digunakan teknik sampling
berstrata tiga tahap (Three Stage Stratified Sampling), di mana sampel diambil
melalui tiga tahapan yang terlebih dahulu distratifikasikan menurut wilayah
kecamatan yang merupakan pedesaan dan perkotaan.
Tahap pertama adalah memilih kelurahan pada masing-masing strata, dan
diperoleh 5 kelurahan pada strata perkotaan dan 3 kelurahan pada strata pedesaan.
Pada tahap kedua adalah memilih RW dari kelurahan terpilih, dimana diperoleh
masing-masing 2 RW dari tiap kelurahan terpilih. Setelah itu dipilih ultimate
sample unit (sampel pada tahap terakhir), yaitu rumah tangga dan individu dari
RW yang terpilih pada tahap kedua.
Keseluruhan dari teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penarikan sampel secara sistematik (systematic sampling).
Penarikan sampel secara sistematik akan mempermudah dalam penarikan sampel,
yaitu dengan menggunakan satu angka random dan angka random berikutnya
32
akan mengikuti dengan menghitung intervalnya. Interval sampel diperoleh dengan
rumus sebagai berikut:
I = n
N(2)
dimana :
N = jumlah populasi
n = jumlah sampel
Penarikan sampel dilakukan dengan cara sistematik linier. Langkah-
langkah penarikan sampel secara sistematik linier adalah sebagai berikut:
1. Hitung interval sesuai rumus diatas, dalam hal ini tiap tahap memiliki
interval yang berbeda.
2. Tentukan satu angka random yang lebih kecil atau sama dengan inter-
val. Angka random ini disebut dengan R1 (angka random pertama).
Angka random selanjutnya:
R2 = R1 + I
R3 = R2 + I = R1 + 2 I, dan seterusnya
Secara umum : Rn = R1 + (n-1) I
Angka random yang diperoleh kemudian dicocokkan dengan urutan wilayah
hingga didapatkan jumlah minimum sampel yang dibutuhkan.
Distribusi sampel dapat dilihat pada tabel berikut:
33
Tabel 1. Jumlah proporsi sampel migran dan nonmigran berdasarkan wilayah
Wilayah KelurahanAlokasi Sampel
Migran Nonmigran(1) (2) (3) (4)
PERKOTAAN Sidodamai
Sungai Pinang Luar
Gunung Kelua
Air Putih
Sempaja
3
15
22
16
5
10
12
11
21
25
PEDESAAN Sungai Keledang
Rawa Makmur
Lok Bahu
20
13
7
11
3
8
TOTAL 101 101
Sampel sebesar 101 untuk migran dan 101 untuk nonmigran ini
dialokasikan secara proporsional (proportional allocation) pada tiap strata dari
kelurahan yang terpilih dengan memperhatikan banyaknya rumah tangga
nonmigran dan migran di tiap kelurahan tersebut.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang didapat
dari survei dengan menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner, yang
informasinya diperoleh dengan cara mewawancarai responden atau dapat pula
diisi langsung oleh responden (self enumeration). Kuesioner ini terdiri dari lima
blok, yaitu:
1. Blok I, yaitu blok keterangan tempat yang berisi tentang karakteristik
tempat tinggal sekarang dan daerah asal responden serta jumlah ART.
Tempat tinggal terdiri dari kecamatan, kelurahan dan RT/RW,sedangkan
asal daerah meliputi provinsi dan kabupaten daerah asal.
34
2. Blok II, yaitu blok keterangan anggota rumah tangga yang berisi nama
ART, hubungan dengan KRT, jenis kelamin, umur, status, lama tinggal di
Samarinda dan alasan migrasi bagi rumah tangga yang berstatus migran.
3. Blok III, yaitu blok keterangan individu yang berisi tentang karakteristik
dari individu yang terpilih sebagai responden yang meliputi no urut
individu dalam blok dua, tingkat pendidikan, status pekerjaan dan
lapangan pekerjaan.
4. Blok IV, yaitu blok keterangan umum perumahan, kesehatan dan ekonomi
rumah tangga yang meliputi status penguasaan rumah, luas lantai, jenis
lantai dan dinding, sumber air minum, keluhan kesehatan, lama terganggu,
aset yang dimiliki rumah tangga, dan tingkat penghasilan. Namun karena
banyak terjadi non respon pada pertanyaan 10 blok 4 yaitu tingkat
penghasilan maka butir ini dihilangkan dari analisis selanjutnya.
5. Blok V, yaitu blok persepsi responden migran dan nonmigran terhadap
kondisi ekonomi, perumahan dan kesehatan yang terdiri dari kemampuan
pemenuhan kebutuhan makanan, dan nonmakanan, kondisi fisik bangunan,
kelengkapan fasilitas, dan kondisi lingkungan tempat tinggal serta status
kesehatan fisik
3.1.1 Kisi-kisi Instrumen
Pertanyaan-pertanyaan mengenai persepsi migran dan nonmigran dalam
penelitian ini diberikan secara tertutup dengan pilihan jawaban berjenjang sesuai
dengan persepsi responden. Jawaban-jawaban dari pertanyaan tersebut disusun
35
dengan menggunakan skala likert, dimana pernyataan-pernyataan disusun dengan
lima alternatif jawaban.
Responden diminta untuk memilih salah satu alternatif jawaban yang
disediakan. Setiap jawaban diberi skor 1-5. Hal ini dikarenakan seluruh
pernyataan di dalam kuesioner ini merupakan pernyataan positif. Sehingga kelima
jawaban akan mempunyai skor yang sama pada setiap pernyataan. Berikut adalah
distribusi pernyataan dalam kuesioner persepsi migran dan nonmigran:
Tabel 2. Kisi-kisi instrumen butir pernyataan sosial ekonomi
Variabel IndikatorNomor butir
pernyataan
Jumlah
butir(1) (2) (3) (4)
Ekonomi Rumah
Tangga
1. Kemampuan pemenuhan
kebutuhan makanan
2. Kemampuan pemenuhan
kebutuhan nonmakanan
1, 2, 3
4, 5, 6, 7, 8, 9
3
6
Kondisi
Perumahan
1. Kondisi fisik bangunan
2. Kelengkapan fasilitas
tempat tinggal
3. Kondisi lingkungan
tempat tinggal
10, 11, 12, 13
14, 15, 16, 17
18, 19, 20, 21
4
4
4
Status
Kesehatan
1. Status kesehatan fisik
2. Status kesehatan mental
22, 23, 24,
25, 26
27, 28, 29,
30, 31
5
5
Pernyataan-pernyataan pengukuran keadaan ekonomi diberikan skor sebagai
berikut:
Sangat Kurang (SK) diberi skor 1
Kurang (K) diberi skor 2
36
Cukup (C) diberi skor 3
Lebih Dari Cukup (LDC) diberi skor 4
Jauh Lebih Dari Cukup (JLDC) diber skor 5
Sedangkan skoring variabel pengukuran kondisi perumahan dan status kesehatan
adalah sebagai berikut:
Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1
Tidak Setuju (TS) diberi skor 2
Ragu-ragu (C) diberi skor 3
Setuju (S) diberi skor 4
Sangat Setuju (SS) diber skor 5
3.1.2 Pengujian Kuesioner
a. Uji Validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa
yang ingin diukur (Singarimbun, 1995). Instrumen yang valid adalah alat ukur
yang digunakan untuk mendapatkan data yang valid dan dapat digunakan untuk
mengukur apa yang hendak diukur. Ukuran validitas didapatkan dengan
menghitung korelasi antara skor masing-masing pertanyaan dengan skor total
dengan menggunakan rumus teknik korelasi product moment yang rumusnya
adalah sebagai berikut :
−
−
−
=
∑∑∑∑
∑∑∑
====
===
2
11
2
2
11
2
111
n
ii
n
ii
n
ii
n
ii
n
ii
n
ii
n
iii
xy
YYnXXn
YXYXn
r(3)
37
Dimana :
xyr = koefisien korelasi product moment
n = jumlah sampel
iX = skor butir tiap responden
iY = skor total responden ke-i
Selanjutnya mencari corrected item-total correlation (rpq), dengan rumus
sebagai berikut:
xyxyxy
xyxypq
SdSdrSdSd
SdSdrr
222 −+
−= (4)
Dengan :
=pqr koefisien korelasi terkoreksi
=xyr koefisien korelasi product moment
xSd = standar deviasi butir pertanyaan
ySd = standar deviasi skor total
Berdasar nilai penghitungan tersebut akan diketahui validitas alat pengukur
dengan membandingkan dengan nilai r tabel melalui prosedur sebagai berikut:
a. Bila nilai ruji > rtabel dengan derajat bebas (n - 2), maka butir tersebut valid
dan dapat dimasukkan ke dalam kuesioner. Butir-butir pertanyaan yang
signifikan atau valid berarti bahwa pertanyaan-pertanyaan tersebut
memiliki validitas construct atau terdapat konsistensi internal dalam
pertanyaan-pertanyaan tersebut.
b. Bila nilai ruji < rtabel dengan derajat bebas (n - 2), maka butir tersebut tidak
valid dan tidak dapat dimasukkan ke dalam kuesioner. Bila nilai r negatif
38
maka berarti pertanyaan tersebut bertentangan dengan pertanyaan lainnya,
artinya pertanyaan tersebut tidak konsisten dengan pertanyaan lainnya
(Singarimbun, 1995).
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur (kuesioner) dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Artinya, suatu alat
pengukur jika dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama akan
menghasilkan pengukuran yang relatif konsisten (Singarimbun, 1995). Dalam
penelitian ini metode yang digunakan untuk menghitung indeks reliabilitas adalah
metode konsistensi internal yang dapat ditunjukkan melalui besarnya nilai
Cronbach Alpha ( α ) .
Formulasi untuk menghitung α adalah sebagai berikut:
−
−= ∑
2
2
11 t
b
k
k
σσ
α (5)
Dengan:
α = koefisien reliabilitas (Cronbach Alpha)
k = jumlah butir pertanyaan
2bσ = varians butir pertanyaan
2tσ = varians skor total butir pertanyaan
Menurut Arikunto (2002), koefisien reliabilitas ditentukan berdasarkan
kriteria sebagai berikut:
a. Antara 0,800 sampai dengan 1,000 = sangat tinggi
b. Antara 0,600 sampai dengan 0,799 = tinggi
39
c. Antara 0,400 sampai dengan 0,599 = cukup tinggi
d. Antara 0,200 sampai dengan 0,399 = rendah
e. Antara 0,000 sampai dengan 0,199 = sangat rendah
3.1.3 Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian
Uji validitas dan reliabilitas terhadap kuesioner yang digunakan dalam
penelitian ini dilakukan melalui pengujian terhadap butir pertanyaan tiap-tiap
faktor, untuk mengetahui apakah pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner sudah
sah/valid dan terpercaya/reliabel. Langkah selanjutnya adalah menguji
keseluruhan faktor yang ingin diketahui, dalam hal ini adalah pertanyaan
mengenai persepsi migran dan nonmigran terhadap kondisi ekonomi, perumahan
dan status kesehatan.
Pengujian ini dilakukan terhadap 30 responden dalam survei pendahuluan
dengan taraf signifikansi 0,05. Dari hasil uji validitas butir pertanyaan
menghasilkan nilai kritis sebesar 0,2407, sehingga untuk butir pertanyaan dengan
nilai r dibawah 0,2407 dapat dikatakan bahwa butir pertanyaan tersebut tidak
valid. Apabila terdapat butir pertanyaan yang tidak valid, maka pengujian terus
dilakukan sampai semua butir pertanyaan dalam tiap-tiap faktor valid. Dari 31
butir pertanyaan yang diuji validitasnya, ternyata menghasilkan 30 pertanyaan
yang valid.
Selanjutnya dilakukan uji validitas faktor dengan cara menggabungkan
semua butir pertanyaan yang menyusun tiap faktor. Dari 7 faktor yang ditetapkan
pada awalnya ternyata didapatkan 6 faktor yang valid dengan nilai Cronbach
40
Alpha sebesar 0,8879. Setelah itu dapat dikatakan bahwa faktor-faktor yang
menyusun konstrak tersebut telah valid dan reliabel.
3.2 Metode Analisis
3.2.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dilakukan dengan membaca data frekuensi, persentase
dan total dari karakteristik umum migran dan nonmigran, yang ditampilkan dalam
tabel dan dan grafik. Analisis ini juga digunakan untuk melihat hubungan
pengaruh secara sederhana dua hingga tiga variabel yang disusun dalam bentuk
tabulasi silang.
3.2.2 Analisis Profil
Analisis profil adalah salah satu teknik perbandingan rata-rata dengan
banyak variabel (comparison of several multivariate means). Analisis profil
digunakan untuk melihat dan membandingkan profil rataan antara kelompok
amatan.
Menurut Morisson dalam Mattjik (2000), pada dasarnya analisis profil
merupakan serangkaian uji hipotesis terhadap nilai tengah peubah ganda dengan
menggunakan prinsip grafik.
Prosedur dari analisis profil dimulai dari dua atau lebih grup amatan yang
mendapat perlakuan (tes, pertanyaan atau yang lainnya) sebanyak p. Dalam
analisis ini, grup amatan yang diteliti sebanyak dua kelompok, yaitu migran dan
nonmigran. Perlakuan yang diberikan berupa pernyataan-pernyataan positif
terhadap kemampuan ekonomi, kondisi perumahan dan status kesehatan yang tiap
41
kelompok sampel miliki. Analisis ini mengasumsikan bahwa tiap grup yang
menjadi sampel adalah saling independen.
Tahapan dari analisis profil dalam Johnson dan Dean (1988) ada tiga, yaitu:
1. Uji kesejajaran
Pada pengujian pertama akan dilihat apakah antara perlakuan-perlakuan
yang diamati terdapat kesejajaran (paralel) antara kedua kelompok, dalam artian
apakah terdapat kesejajaran atau kesamaan arah antara ruas garis peubah respon.
Bentuk umum hipotesisnya adalah :
H 01 =
−
−−
− )1(11
1213
1112
pp µµ
µµµµ
M =
−
−−
− )1(22
2223
2122
pp µµ
µµµµ
M = . . . =
−
−−
− )1(
23
12
pkkp
kk
kk
µµ
µµµµ
M
Atau dapat pula dituliskan sebagai berikut :
H 01 = C 1µ = C 2µ
Dimana C merupakan matrik kontras sedemikian sehingga membuat
persamaan seperti pada bentuk umum hipotesis kesejajaran di atas.
C ))1(( xpp− =
−⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅⋅
−−
11000
00110
00011
L
L
L
Pengujian paralel ini menggunakan statistik uji sebagai berikut:
T2 = ( 21 xx − )T CT [ (1/n1 + 1/n2) C Sp CT ]-1 C ( 21 xx − ) (6)
Dengan definisi sebagai berikut:
Populasi 1 = individu migran
42
Populasi 2 = individu nonmigran
p = banyaknya variabel pengukuran (6 variabel)
n1 = 101 orang
n2 = 101 orang
Dengan matriks ragam peragamnya :
Sp = ( ) ( )
( )2
11
21
21
−+−+−
nn
nn 21 SS (7)
Pengambilan keputusan untuk pengujian pertama menggunakan d 2 , yang
diperoleh dari:
d( )( ) ( )αpnnpF
pnn
pnn−+−−+
−−+=
21,121
212 12 (8)
Penghitungan akan memberikan keputusan menolak Ho jika nilai T2 lebih
besar dari nilai d2 . Syarat untuk melanjutkan ke pengujian selanjutnya adalah
pada pengujian pertama memberikan kesimpulan terima Ho1. Artinya terdapat
kesejajaran antar ruas garis peubah respon yang diamati antara kedua
kelompok.
2. Uji coincident
Pengujian kedua ini bertujuan untuk melihat adanya perlakuan yang
berhimpit atau coincident antar populasi. Pengujian coincident dapat
dilakukan apabila uji kesejajaran memberikan kesimpulan bahwa terdapat
kesejajaran perlakuan-perlakuan yang diamati antara kedua kelompok. Bentuk
umum dari pengujian ini hipotesisnya adalah :
43
H02 =
p1
12
11
µ
µµ
M =
p2
22
21
µ
µµ
M = . . . =
kp
k
k
µ
µµ
M
2
1
Atau H02 = 21 µµ TT 11 =
Statistik uji untuk pengujian hipotesis keberhimpitan dapat ditulis sebagai berikut:
T1=2T ( )
+− 1S1 p
T
2121
11
nnxx 1− ( )21 xx −T1 (9)
Dengan :
T1 = [ ]111111
Untuk pengambilan keputusan pada tahap pengujian ini, nilai
dibandingkan dangan nilai tabelF dengan derajat bebas (df) = 1, 221 −+ nn ;
(α). Keputusan untuk menerima H02 akan didapatkan jika T2 lebih kecil
daripada nilai Ftabel. Hal ini berarti bahwa perlakuan-perlakuan yang diamati
berhimpit antara kedua kelompok.
3. Uji level respon
Ketika perlakuan-perlakuan berhimpit (H02 diterima), maka pengujian
ketiga yaitu uji level respon dapat dilakukan. Pengujian ini bertujuan untuk
menguji bagaimana level respon dari kedua kelompok tersebut.
Hipotesis dari uji tahap ketiga ini dapat dituliskan sebagai berikut:
H03 : C 0=µ
Pada pengujian ini, statistik uji yang digunakan adalah:
T 2 = ( ) [ ] xxnn T CCCSC1T
pT −+ 21 (10)
Dengan matriks yang diestimasi dengan menggunakan observasi 21 nn + ,
yaitu:
44
( ) ( ) 221
11
21
1 xnn
nx
nn
nx
++
+= (11)
Nilai T2 yang didapat akan dibandingkan dengan nilai d2 yang didapat dari
penghitungan:
d2 = ( )( )( )1
11
21
21
+−+−−+
pnn
pnn Ftabel (12)
Ftabel dengan derajat bebas (df) = p-1, n1+n2-p; (α).
Pengujian ketiga ini akan memberikan keputusan tolak H03 jika nilai T2 lebih
besar daripada nilai d2. Keputusan tolak H03 memberikan kesimpulan bahwa
level respon kedua kelompok tersebut berbeda.
45
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Wilayah
4.1.1 Gambaran Umum Kalimantan Timur
Provinsi Kalimantan Timur adalah provinsi terluas di Pulau Kalimantan.
Luasnya 211.440 km2 atau sekitar 28 persen dari luas Pulau Kalimantan. Secara
geografis Kalimantan Timur terletak pada posisi 113o44’ – 118o58’ BT dan
4o24’LU – 2o25’LS. Dengan batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:
sebelah utara berbatasan dengan Sabah (Malaysia Timur), dan di sebelah barat
berbatasan dengan Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat dan Sarawak (Malaysia
Timur). Di sebelah timur berbatasan dengan selat Makasar dan laut Sulawesi,
serta di sebelah selatan dengan Kalimantan Selatan.
Secara administratif, pada awalnya provinsi Kalimantan Timur terbagi
menjadi 2 kotamadya, 4 kabupaten dan 2 kota administratif. Namun seiring
dengan berkembangnya provinsi ini, maka terjadi pemekaran wilayah menjadi 4
kota, 9 kabupaten, 97 kecamatan dan 1276 desa/kelurahan.
Beberapa hal pokok berkenaan dengan kondisi kependudukan di provinsi
ini adalah distribusi penduduk yang tidak merata. Penduduk di Kalimantan Timur
sebagian besar tinggal di daerah perkotaan, seperti kota Samarinda, Balikpapan,
dan Bontang dengan luas masing-masing hanya sekitar 0,35 persen;0,37 persen;
dan 0,59 persen dari seluruh luas Kalimantan Timur, sehingga hal ini
mengakibatkan kepadatan penduduk di ketiga kota tersebut cukup tinggi.
Setiap tahun penduduk Provinsi Kalimantan Timur mengalami
peningkatan yang cukup tajam. Peningkatan jumlah penduduk provinsi ini tidak
lepas dari adanya arus migrasi ke Kalimantan Timur. Hal ini disebabkan karena
Kalimantan Timur memiliki daya tarik seperti sumber daya alam yang melimpah,
lapangan pekerjaan dan peluang kesempatan kerja yang besar. Selain itu terdapat
kemudahan sarana transportasi untuk keluar dan menuju Kalimantan Timur.
Tingginya arus migrasi masuk ke provinsi ini,mengakibatkan sebagian
besar penduduk Kalimantan Timur merupakan pendatang dari luar Pulau
Kalimantan. Hal ini membuat kondisi sosial budaya Kalimantan Timur dapat
dikatakan majemuk. Selain itu kemajemukan penduduk Kalimantan Timur juga
dikarenakan adanya perkawinan antar suku. Kebanyakan merupakan suku Jawa,
Bugis, Toraja, dan lainnya.
4.1.2 Gambaran Umum Kota Samarinda
Kota Samarinda merupakan ibukota Kalimantan Timur. Kota ini terletak
antara 00 21' 18" - 10 09' 16" LS dan 116° 15' 36" - 117° 24' 16" BT. Batas
wilayah Kota Samarinda di sebelah utara adalah Kabupaten Kutai Timur,
sedangkan di sebelah selatan berbatasan dengan Kota Balikpapan. Sebelah barat
kota ini berbatasan dengan Kabupaten Kutai Kartanegara dan di sebelah timur
dengan Selat Makassar. Penduduk Kota Samarinda tercatat 611.491 jiwa dengan
luas wilayah 783 km2.
47
Kota Samarinda memiliki fasilitas perkantoran, perdagangan, perhotelan
dan jasa lainnya. Berdasarkan atas Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 kota
ini terdiri dari 6 Kecamatan dan 42 Desa/Kelurahan. Kota Samarinda memiliki
motto: "TEPIAN" (Teduh, Rapi. Aman dan Nyaman). Kota ini dipisahkan oleh
Sungai Mahakam. Samarinda terkenal dengan Sarung Samarinda yang terbuat dari
sutera. Setiap tanggal 21 Januari diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Kota ini.
4.2 Karakteristik Responden
4.2.1 Responden Menurut Kelompok Umur
Penelitian dilakukan terhadap 202 responden yang terdiri dari 101
responden migran dan 101 responden nonmigran. Jika dilihat menurut kelompok
umur distribusinya dapat di gambarkan pada grafik batang berikut :
24.75%
1.98%
51.49%
19.80% 20.79%
33.66%
2.97%
44.56%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
15-24 25-34 35-44 45++
Migran
Nonmigran
Gambar 5. Persentase responden berdasarkan kelompok umur
Persentase terbesar responden migran berada pada kelompok usia 25-34 tahun
sebesar 51,49 persen. Bila dibandingkan dengan nonmigran terdapat perbedaan,
karena pada nonmigran persentase responden terbanyak berada pada kelompok
usia 45 tahun keatas, sebesar 44,56 persen. Pada responden migran hal ini terjadi
48
dikarenakan sebagian besar orang melakukan migrasi pada usia produktif dan
dalam kelompok umur muda. Hal ini disebabkan karena keputusan untuk
bermigrasi merupakan keputusan ekonomi yang memperhitungkan memperoleh
pekerjaan dan jangka waktu bekerja di daerah tujuan (Abdullah dalam Hakim,
2003).
4.2.2 Responden Menurut Jenis Kelamin
Ditunjukkan pada Gambar 6, secara keseluruhan responden migran
maupun nonmigran sebagian besar adalah laki-laki. Pada migran, sebesar 80,20
persen adalah responden laki-laki dan sisanya 19,80 persen adalah responden
perempuan. Sedangkan pada nonmigran, sebesar 63,37 persen merupakan
responden laki-laki dan 36,63 persen adalah perempuan. Secara umum hal ini
dikarenakan responden sebagian besar adalah kepala keluarga. Selain itu untuk
migran, sebagian besar orang yang melakukan migrasi adalah laki-laki.
Perempuan, 28.22%
Laki-laki71.78%
Gambar 6. Persentase responden berdasarkan jenis kelamin
4.2.3 Responden Migran Menurut Daerah Asal
Dilihat dari daerah asal, berdasarkan hasil penelitian ini persentase migran
yang menduduki tiga tempat teratas adalah Jawa Timur sebesar 36,65 persen,
Sulawesi Selatan sebesar 21,78 persen, dan Jawa Tengah sebesar 13,86 persen.
49
Jateng13.86%
Kalsel10.89%
DIY3.96%
Kaltim5.94%
Lainnya7.92%
Jatim35.65%
Sulsel21.78%
Gambar 7. Persentase migran berdasarkan daerah asal
Faktor yang mungkin menyebabkan penduduk asal Jawa Timur dan
Sulawesi Selatan menjadi dominan adalah dikarenakan dekatnya jarak antara
Jawa Timur dan Sulawesi Selatan dengan Kalimantan Timur, ditunjang pula
dengan kemudahan sarana transportasi dari Jawa Timur dan Sulawesi Selatan ke
Kalimantan Timur. Selain itu juga karena kepadatan penduduk yang cukup tinggi
di Jawa Timur sehingga berdampak pada sulitnya mendapatkan lapangan kerja
dan pendapatan yang rendah (BPS, 2000).
4.2.4 Responden Migran Menurut Alasan Migrasi
Seseorang akan pindah dari daerah yang mempunyai nilai kefaedahan
(place utility) yang lebih rendah ke daerah yang mempunyai nilai kefaedahan
yang lebih tinggi dimana kebutuhannya terpenuhi. Mengenai alasan migrasi dari
responden migran disajikan dalam Gambar 8. Persentase terbesar responden
melakukan migrasi ke kota Samarinda dengan alasan untuk mencari pekerjaan
sebesar 62,38 persen.
Hal ini terjadi karena sebagian besar migran menganggap bahwa peluang
kesempatan kerja di Kota Samarinda masih cukup besar. Selain itu Provinsi
50
Kalimantan Timur selama ini dikenal sebagai daerah kaya sumber daya alam,
sehingga banyak menarik migran masuk.
2.97%5.94%
14.85%
62.38% 13.86%
Pekerjaan
Mencari Pekerjaan
Pendidikan
Status Perkawinan
Ikut Keluarga/Famili
Gambar 8. Persentase migran berdasarkan alasan migrasi
4.2.5 Responden Menurut Pendidikan Terakhir yang di Tamatkan
Persentase responden menurut pendidikan terakhir yang ditamatkan
menunjukkan beberapa perbedaan antara responden migran dan non migran. Pada
migran, responden yang berpendidikan SMA/sederajat menduduki tempat teratas
sebesar 55,45 persen kemudian ≤ SMP/sederajat sebesar 26,73 persen. Sedangkan
pada non migran persentase terbesar pendidikan terakhir responden sebesar 48,52
persen adalah >SMA. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 9 berikut:
Gambar 9. Persentase responden menurut pendidikan terakhir
26.73%
14.85%
55.45%
36.63%
17.82%
48.52%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
≤ SMP/Sederajat SMA/Sederajat >SMA
Migran
Nonmigran
51
4.2.6 Responden Menurut Status Pekerjaan
Lapangan pekerjaan dan status pekerjaan merupakan kunci dari
kesejahteraan individu dalam suatu masyarakat, sehingga untuk mendapatkan
kesejahteraan tersebut banyak penduduk yang pindah dari suatu daerah ke daerah
yang lain untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
Tabel 3. Persentase responden berdasarkan status pekerjaan
Status Pekerjaan Migran NonmigranPersentase (%) Persentase (%)
(1) (2) (4)Berusaha sendiri
Berusaha dengan buruhdibayar
Buruh/Karyawan/Pegawai
Lainnya
36,63
3,96
53,47
5,94
16,83
12,87
64,36
5,94Total 100,00 100,00
Sumber : Hasil olahan data primer
Status pekerjaan yang paling menunjang baik dari responden migran
maupun nonmigran adalah buruh/ karyawan/pegawai. Dapat dilihat lebih rinci
pada Tabel 3. Lebih dari separuh jumlah responden baik migran dan nonmigran
bekerja sebagai buruh/karyawan/pegawai yaitu sebanyak 53,47 persen untuk
migran dan 64,36 persen untuk nonmigran.
Namun dalam hal ini migran lebih banyak bekerja menjadi buruh pada
sektor informal seperti buruh dagang atau pelayan warung makan kakilima
sedangkan nonmigran sebagian besar adalah karyawan/pegawai suatu perusahaan
atau instansi pemerintah.
52
4.2.7 Responden Menurut Lapangan Pekerjaan
Berbeda halnya dengan status pekerjaan, untuk lapangan pekerjaan
responden migran dan nonmigran di Kota Samarinda terdapat perbedaan. Dapat
dilihat secara rinci pada Tabel 4. Untuk responden migran sebesar 43,56 persen
bekerja di sektor perdagangan sedangkan pada responden nonmigran sebesar
49,51 persen pada sektor jasa.
Tabel 4. Persentase responden berdasarkan lapangan pekerjaan
Lapangan
PekerjaanMigran Nonmigran
Persentase (%) Persentase (%)(1) (2) (3)
Industri danBangunan
Perdagangan Angkutan/Komunikasi/Gudang
Jasa
Lainnya
9,91
43,56
20,79
22,77
2,97
17,82
12,87
13,86
49,51
5,94Total 100,00 100,00Sumber : Hasil olahan data primer
Hal ini dikarenakan sebagian besar responden migran bekerja pada sektor
informal dalam hal ini sektor perdagangan. Sedangkan responden nonmigran yang
menjadi sampel sebagian besar merupakan karyawan sektor formal seperti
pegawai pada instansi pemerintah dan sebuah perusahaan.
53
4.2.8 Responden Menurut Status Penguasaan Bangunan Tempat Tinggal
Kepemilikan rumah merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk
menilai keberhasilan pembangunan dan pemukiman (BPS, 2004). Dari Tabel 5 di
bawah ini terdapat perbedaan status penguasaan rumah antara migran dan
nonmigran. Pada migran persentase tertinggi menempati rumah sewa yaitu
sebesar 53,47 persen. Sedangkan pada nonmigran sebesar 77,23 persen
menempati rumah milik sendiri.
Tabel 5. Persentase responden berdasarkan status penguasaan bangunan tempattinggal
StatusResponden
Status Penguasaan BangunanMilik Sendiri
Kontrak Sewa MilikOrtu/Famili
Lainnya Total
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)Nonmigran
Migran
77,23
11,88
1,98
18,81
2,97
53,47
8,91
8,91
8,91
6,93
100,00
100,00
Sumber : Hasil olahan data primer
Hal ini dikarenakan migran pindah ke daerah baru, dan untuk memenuhi
kebutuhan tempat tinggal yang paling praktis adalah dengan menyewa rumah.
Apabila dibandingkan dengan kontrak, biaya yang dikenakan untuk sewa jauh
lebih ringan karena pembayaran dilakukan perbulan dan apabila sewaktu-waktu
ingin pindah atau kembali ke daerah asal lebih mudah.
4.2.9 Anggota Rumah Tangga (ART) Responden menurut Keluhan
Kesehatan
Keluhan kesehatan oleh anggota rumah tangga responden baik migran
maupun nonmigran dapat dilihat secara rinci pada Tabel 6 di bawah ini :
54
Tabel 6. Persentase anggota rumah tangga responden menurut keluhan kesehatan
Status
Responden
Keluhan KesehatanPanas Batuk Pilek Diare Sakit
KepalaAsma Lainnya
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)Migran
Nonmigran
57,90
42,10
57,14
42,86
56,67
43,33
59,52
40,48
46,67
53,33
42,86
57,14
29,17
70,83Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber: Hasil Olahan data primer
Tabel diatas menunjukkan bahwa keluhan kesehatan yang dirasakan ART
responden baik migran maupun nonmigran yang paling dominan adalah pilek dan
batuk. Selain itu dapat dilihat pula secara umum keluhan kesehatan ART
responden migran dan ART responden nonmigran tidak terdapat perbedaan yang
berarti. Keluhan kesehatan dalam penelitian ini di batasi yaitu keluhan yang
dirasakan ART dalam 1 bulan terakhir.
4.3 Persepsi Responden
Dari pengolahan data mentah di lapangan, dapat digambarkan tentang
sosial ekonomi kelompok migran dan nonmigran dari sudut persepsi.
Pada variabel pertama yaitu kemampuan pemenuhan kebutuhan makanan,
rata-rata dari keduanya adalah 3,19 untuk migran dan 3,31 untuk nonmigran.
Artinya adalah kedua kelompok tersebut secara ekonomi merasa lebih dari cukup
untuk dapat memenuhi kebutuhan makanannya sehari-hari.
Untuk variabel kedua, rata-rata dari kedua kelompok tersebut adalah 2,95
dan 3,12. Hal ini memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan persepsi pada
kemampuan pemenuhan nonmakanan. Pada migran persepsi terhadap variabel ini
adalah cukup. Sedangkan nonmigran lebih mampu dengan persepsi lebih dari
55
cukup. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat kesejahteraan nonmigran lebih
tinggi bila dibandingkan migran.
Pada variabel kondisi fisik bangunan tempat tinggal yang dimiliki, rata-
rata yang didapat adalah 3,96 untuk migran dan 4,18 untuk nonmigran. Dapat
diartikan bahwa keduanya memiliki persepsi yang berbeda tentang kondisi fisik
bangunan tempat tinggal mereka. Nonmigran menyatakan sangat setuju bahwa
bangunan tempat tinggal mereka dalam kondisi yang baik, sedangkan migran
hanya merasa setuju. Hal ini berkaitan dengan komponen penyusun bangunan
seperti jenis dinding, lantai, atap, kepemilikan plafon serta ventilasi. Sebagian
besar migran memiliki rumah dengan kondisi dan komponen penyusun bangunan
yang lebih apa adanya, bila dibandingkan nonmigran. Hal itu juga terkait dengan
status kepemilikan rumah dimana sebagian besar migran memiliki rumah dengan
status sewa.
Migran dan nonmigran pun menunjukkan kecenderungan yang relatif
berbeda pada variabel kelengkapan fasilitas tempat tinggal. Rata-rata kedua
kelompok ini adalah 3,92 untuk migran dan 4,08 untuk nonmigran. Ini dapat
diartikan bahwa nonmigran merasa sangat nyaman tinggal di rumah mereka
sedangkan migran merasa cukup nyaman. Hal ini disebabkan kelengkapan
fasilitas rumah dapat menentukan nyaman atau tidaknya suatu rumah dimana
masing-masing anggota rumah tangga dapat melakukan aktivitas di dalamnya.
Pada variabel kondisi lingkungan, rata-rata yang didapat adalah 3,98 untuk
migran dan 4,12 untuk nonmigran. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum
persepsi migran dan nonmigran terhadap kondisi lingkungan tempat tinggal
mereka adalah baik. Tetapi secara rata-rata nonmigran lebih tinggi dibandingkan
56
migran, artinya nonmigran lebih yakin bahwa kondisi lingkungan sekitarnya baik
dibandingkan dengan migran.
Untuk variabel status kesehatan fisik migran dan nonmigran menunjukkan
persamaan. Rata-rata yang diperoleh adalah 4,44 untuk migran dan 4,45 untuk
nonmigran. Hal ini dapat diartikan bahwa persepsi kedua kelompok tersebut
menyatakan sangat setuju bahwa kondisi kesehatan fisik mereka adalah baik
dalam 1 bulan terakhir dari periode pencacahan.
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
3.50
4.00
4.50
5.00
1 2 3 4 5 6
Variabel
Rata
-rat
a si
kap
Migran Nonmigran
Gambar 10. Grafik profil rata-rata persepsi terhadap variabel pengukuran
Profil rata-rata persepsi antara migran dan nonmigran terhadap enam
variabel yang diamati, yaitu kemampuan pemenuhan kebutuhan makanan, dan
nonmakanan, kondisi fisik bangunan tempat tinggal, kelengkapan fasilitas rumah,
dan kondisi lingkungan tempat tinggal serta status kesehatan fisik dapat dilihat
pada Gambar 10.
4.4 Perbandingan Persepsi Responden
Terlihat profil rataan yang hampir mirip atau sejajar pada kedua kelompok
tersebut. Pada taraf nyata 5 persen asumsi kesejajaran profil kedua kelompok
57
tersebut dapat diterima. Hal ini berarti antara migran dan nonmigran memiliki
pola persepsi yang sama terhadap variabel-variabel amatan yang diberikan.
Terlihat pada grafik di atas bahwa secara umum rata-rata persepsi keenam
variabel tersebut adalah sejajar.
Setelah asumsi kesejajaran terpenuhi, maka yang selanjutnya ingin
diketahui adalah apakah rata-rata persepsi migran dan nonmigran berada pada
tingkatan yang sama pula. Hasil dari pengujian coincident kesimpulan yang
diperoleh yaitu terdapat perbedaan rata-rata persepsi antara kedua kelompok
amatan, atau dapat dikatakan bahwa ternyata persepsi migran dan nonmigran
berada pada tingkatan rata-rata yang berbeda. Berdasarkan gambar kita dapat
menyatakan bahwa persepsi nonmigran ternyata lebih tinggi bila dibandingkan
migran.
Tahap terakhir adalah pengujian level respon yang berfungsi untuk melihat
apakah terdapat persamaan persepsi terhadap masing-masing variabel yang
diajukan. Dalam pengujian ini, keputusan yang diperoleh memberikan kesimpulan
bahwa persepsi yang dihasilkan migran dan nonmigran mempunyai nilai tidak
sama dengan nol.
Hal ini berarti antara migran dan nonmigran yang menjadi responden
mempunyai persepsi yang berbeda terhadap masing-masing variabel yang di
ajukan, dalam hal ini adalah kemampuan pemenuhan kebutuhan makanan, dan
nonmakanan, kondisi fisik bangunan tempat tinggal, kelengkapan fasilitas rumah,
dan kondisi lingkungan tempat tinggal serta status kesehatan fisik.
58
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, Kesimpulan
yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain:
1. Terdapat perbedaan antara kedua kelompok sampel pada karakteristik
umur responden, pendidikan terakhir, lapangan pekerjaan dan status
penguasaan bangunan tempat tinggal. Pada migran, responden mayoritas
berumur 25-34 tahun. Sedangkan pada nonmigran sebagian besar
responden berumur 45 tahun keatas. Pada karakteristik pendidikan terakhir
yang ditamatkan, sebagian besar migran berpendidikan SMA/sederajat.
Sedangkan nonmigran mayoritas berpendidikan SMA keatas. Lapangan
pekerjaan yang menunjang pada migran adalah perdagangan sedangkan
nonmigran adalah jasa. Sebagian besar migran menempati rumah dengan
status sewa sedangkan nonmigran mayoritas tinggal dirumah milik sendiri.
2. Migran yang terbesar berasal dari Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Jawa
Tengah dan Kalimantan Selatan. Alasan migrasi terbanyak yang
dikemukakan oleh responden migran adalah mencari pekerjaan dan diikuti
oleh alasan ikut keluarga/famili.
3. Dengan tingkat kepercayaan sebesar 95,00 persen secara umum
didapatkan kesimpulan bahwa terdapat persamaan pola persepsi antara
migran dan nonmigran terhadap variabel-variabel yang diajukan.
Sedangkan rata-rata persepsi antara kedua kelompok tersebut berada pada
tingkatan yang berbeda. Serta migran dan nonmigran yang menjadi
responden mempunyai persepsi yang berbeda terhadap masing-masing
variabel yang di ajukan, dalam hal ini adalah kemampuan pemenuhan
kebutuhan makanan, dan nonmakanan, kondisi fisik bangunan tempat
tinggal, kelengkapan fasilitas rumah, dan kondisi lingkungan tempat
tinggal serta status kesehatan fisik.
5.2 Saran
1. Pemerintah Propinsi Kalimantan Timur dan kota Samarinda sebaiknya
melakukan beberapa himbauan melalui iklan di media dalam rangka
menyeleksi migran masuk. Misalnya dengan menghimbau bahwa migran
diharapkan memiliki tingkat pendidikan atau keterampilan (skill) tertentu
sesuai dengan jenis pekerjaan yang dibutuhkan.
2. Para migran juga diharapkan untuk meningkatkan keterampilan dan
pengetahuannya, sehingga mereka dapat bermanfaat dan hidup lebih layak
serta tidak menjadi beban bagi pemerintah.
3. Untuk menyempurnakan penelitian ini dapat dilakukan dengan
menambahkan jumlah sampel dan menambahkan variabel-variabel
kependudukan lainnya. Sehingga dapat menggambarkan kondisi migran
dan nonmigran khususnya di kota Samarinda dari sisi yang lain.
60
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta: Rineka Cipta.
Astuti ET. 1995. Profil Prestasi Mahasiswa AIS Tingkat I serta Hubungannyadengan Nilai Mata Kuliah Pokok di Tingkat II. Bogor: Fakultas MIPAJurusan Statistika Institus Pertanian Bogor.
Ayuningtyas Ika. 2004. Analisis Migran Masuk dan Perubahan Kesejahteraan diKota Samarinda [Skripsi]. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Statistik.
Bappenas, BPS, UNPFA. 2005. Proyeksi Penduduk Indonesia 2000-2025. Jakarta
Badan Pusat Statistik. 2001. Penduduk Indonesia : Hasil Survei ModulKependudukan Tahun 2000. Jakarta : [BPS].
_________________. 2006. Samarinda dalam Angka 2005.
_________________. 2000. PDRB Propinsi Menurut Lapangan Usaha.
_________________. 2004. Data dan Informasi Kemiskinan, Buku 2 Kabupaten.
_________________. 2004. Statistik Kesehatan.
_________________. 2004. Statistik Perumahan dan Permukiman.
_________________. 2005. Survei Penduduk Antar Sensus Kalimantan Timur.
Budihardjo Eko.1992. Sejumlah Masalah Permukiman Kota. Bandung : Alumni.
De Jong GF, Gardner RW.1981. Migration Decision Making. NewYork:Pergamon Press Inc
Fatah SA. 2005. Pendatang Masih Jadi Problem Kota Samarinda. Diperoleh darihttp://www.kaltimpost.web.id/berita/index.asp. pada 20 Januari 2007.
Firman Tommy. 1994. Migrasi Antarprovinsi dan Pengembangan Wilayah diIndonesia. Prisma 7 : 3-16
Hakim LJ. 2003, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Migran dan NonMigran Bekerja Lebih dari 35 Jam Seminggu di Kalimantan Timur Tahun2000 [Skripsi]. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Statistik.
Hastoto Eri. 2006. Tahun 2005 PDRB Kaltim capai Rp 156 trilyun. Diperolehdari http://www.kaltimpost.web.id/berita/index.asp. Pada 20 Januari 2007.
61
Johnson RA, Wichern DW.1988. Applied Multivariate Statistical Analysis. NewJersey: Prentice Hall International Edition.
Keban YT. 1994. Studi Niat Bermigrasi di Tiga Kota : Determinan dan IntervensiKebijaksanaan. Prisma 7 : 17-33.
Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Indonesia – UI. 2000. Dasar-dasarDemografi. Jakarta : LDFEUI.
Mamas IG. 2000. Proyeksi Pertumbuhan Kota-kota di Indonesia Tahun 2015.Diperoleh dari [email protected]. Pada 20 Januari 2007.
Mantra IB. 2000. Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mantra IB, Kasto.1984. Analisa Migrasi Indonesia Berdasarkan Data SensusPenduduk 1971 dan 1980. Jakarta: [BPS].
Maretta HT. 2006. Persepsi Wisatawan Terhadap Kondisi Kepariwisataan diCandi Borobudur[Skripsi]. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Statistik
Mattjik AA. 2000, Profile Analysis Contoh Kasus Analisis Kestabilan Vitamin Cpada Sari Jeruk, Forum Statistika dan Komputasi 5 No. 2 : 5-10.
Riduan, Kuncoro EA. 2007. Cara Menggunakan dan Memakai Analisis Jalur.Bandung : Alfabeta
Rosiana Evi. 2006. Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penduduk TerhadapKeputusannya Untuk Tetap Tinggal atau Pindah dari PermukimanKumuh[Skripsi]. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Statistik.
Santoso Singgih. 2000. Buku Latihan SPSS Statistika Paramater. Jakarta : PTElex Media Komputindo, Kelompok Gramedia.
Singarimbun M, Sofyan E. 1995. Metode Penelitian Survei. Cetakan Kedua.Jakarta: LP3ES.
Todaro MP, Smith SC. 2004. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Edisi 8.Jakarta: Erlangga.
Yulia Wike. 2006. Analisis Karakteristik Pekerja Migran dan Nonmigran diPropinsi Riau Tahun 2000[Skripsi] Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Statistik
62
Lampiran 1
Jumlah Migran Risen menurut Provinsi di Kalimantan, Tahun 2005
No Provinsi Jumlah Migran Risen(1) (2) (3)1.
2.
3.
4.
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
9.902
18.436
33.529
116.998
Sumber : Penduduk Indonesia, Hasil Supas BPS 2005
63
Lampiran 2
Jumlah Penduduk Miskin menurut Kabupaten/Kota di Provinsi KalimantanTimur, Tahun 2004
No Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk Miskin(000)
(1) (2) (3)1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Pasir
Kutai Barat
Kutai Kartanegara
Kutai Timur
Berau
Malinau
Bulungan
Nunukan
Penajam Paser Utara
Balikpapan
Samarinda
Tarakan
Bontang
27,2
19,9
73,3
27,9
11,9
11,3
21,3
22,7
19,0
17,1
44,9
13,9
7,9
Sumber : Data dan Informasi Kemiskinan Buku 2 Kabupaten, Tahun 2004
64
Lampiran 3 Kuesioner Penelitian
SURVEI KARAKTERISTIK MIGRAN DAN NONMIGRANKOTA SAMARINDA
SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIKJL. Otto Iskandardinata No. 64c Jakarta 13330
Responden yang terhormat,Kuesioner ini adalah alat bantu penelitian yang digunakan untuk keperluan skripsi,Sebagai tugas akhir mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS). Penelitian ini semata-mata disusun guna tujuan akademis dan tidak dipublikasikantermasuk identitas dan jawaban anda akan dijamin kerahasiaannya. Mohon isilahkuesioner ini dengan apa adanya.
I. KETERANGAN TEMPAT1. Propinsi Kalimantan Timur2. Kota Samarinda3. Kecamatan4. Kelurahan5. RT/RW6. No Urut Rumah Tangga7. Jumlah Anggota Rumah Tangga8. Propinsi Asal Daerah9. Kabupaten/Kota Asal
II. KETERANGAN ANGGOTA RUMAH TANGGANo.urut
Nama anggotarumah tangga
Hubungandengan
krt(kode)
Jeniskelamin
1.Lk2.Pr
Umur(tahun)
Status1.migran2. tidak
Lamatinggal diSamarinda
Alasanmigrasi(kode)
(1) (2) (3) (5) (6) (8) (9) (10)1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.
Kode Kol.3Hubungan dengan krt
1. Kepala rt 7. Famili lain2. Suami/istri 8. Pembantu rt3. Anak 9. Lainnya4. Menantu5. Cucu6. Orang tua/mertua
Kode Kol. 10Alasan migrasi
1. Pekerjaan 7. Perumahan2. Mencari pekerjaan 8. Lainnya3. Pendidikan4. Perubahan status perkawinan5. Ikut suami/istri/orang tua/anak6. Ikut saudara kandung/famili lain
65
RAHASIA
III. KETERANGAN INDIVIDU 1. No. urut individu
2. Tingkat PendidikanTidak/belum tamat SD - 1 Tamat SMU/MA/sederajat - 4Tamat SD/MI/sederajat - 2 > SMU - 5Tamat SLTP/MTs/sederajat - 3
3. Status PekerjaanTidak bekerja - 1 Berusaha dengan buruh tetap/Berusaha sendiri - 2 buruh dibayar -4Berusaha dengan buruh tidak Buruh/karyawan/pegawai -5tetap/buruh tidak dibayar - 3 Lainnya -6
4. Lapangan Pekerjaan:Pertanian - 1 Perdagangan -6Pertambangan - 2 Angkutan/Komunikasi/Gudang -7Industri - 3 Lembaga keuangan -8Listrik - 4 Jasa dan lainnya -9Bangunan - 5
IV.KETERANGAN UMUM KESEHATAN, PERUMAHAN DAN EKONOMI RT1. Status penguasaan bangunan tempat tinggal yang ditempati : 1. Milik sendiri 3. Sewa 5. Rumah milik orang tua/sanak/saudara 2. Kontrak 4. Bebas sewa 6. Lainnya
2. Luas Lantai : .................. m2
3. Jenis lantai terluas : 1. Tanah 2. Tegel/Keramik 3. Plesteran semen 4. Kayu 5. Lainnya4. Jenis dinding terluas : 1. Tembok 2. Kayu 3. Bambu 4. Lainnya5. a. Sumber air minum: 1. Air dalam kemasan 5. Sumur tak terlindung 8. Air sungai 2. Leding 6. Mata air terlindung 9. Air hujan 3. Pompa 7. Mata air tak terlindung 0. Lainnya 4. Sumur terlindung b. Jika R.5 = 3 s.d 7 (sumur/pompa/mata air) jarak ke tempat penampungan kotoran/tinja terdekat : 1. ≤ 10 m 2. > 10 m 3. Tidak tahu6. Apakah dalam 1 bulan terakhir mempunyai keluhan kesehatan seperti dibawah ini [isikan kode1 bila ada, kode 2 bila tidak ada] a. Panas d. Asma/napas sesak/cepat g. Lainnya
b. Batuk e. Diare/buang2 air c. Pilek f . Sakit kepala berulang
66
7. Bila ada keluhan apakah mengakibatkan terganggunya pekerjaan, sekolah atau kegiatan sehari-hari ? 1. Ya 2. Tidak8. Lamanya terganggu : ............................hari
9. Apakah rumah tangga ini memiliki aset sebagai berikut :[isikan kode 1 bila ada, kode 2 bila tidak ada] a. Tanah pertanian/ c. Warung/ Toko/kedai h. Deposito perkebunan b. Perhiasan d. Bengkel i. Lainnya
10. Tingkat penghasilan rumah tangga (sebulan yang lalu) : Rp. ....................................... (jumlah seluruh pemasukan rumah tangga/seluruh pendapatan art bln lalu)
V. PERSEPSI KONDISI EKONOMI RT, PERUMAHAN DAN STATUS KESEHATANSK=Sangat Kurang ; K=Kurang ; C=Cukup ; LC=Lebih Dari Cukup ; JLC=Jauh Lebih Dari
Cukup1. Kemampuan RT memenuhi konsumsi makanan pokok
min.3 kali perhariSK K C LC JLC
2. Kemampuan RT memenuhi konsumsi daging/susu/ayammin.3 kali seminggu
SK K C LC JLC
3. Kemampuan RT memenuhi konsumsi buah-buahan dansayur tiap hari
SK K C LC JLC
4. Kemampuan RT memenuhi kebutuhan biayapendidikan/sekolah
SK K C LC JLC
5. Kemampuan RT memenuhi kebutuhan kesehatan/obat SK KC LC JLC6. Kemampuan RT memenuhi kebutuhan perabotan dan
pemeliharaan rumahSK K C LC JLC
7. Kemampuan RT memenuhi kebutuhan bahan bakarmemasak(kayu bakar/minyak tanah/ LPG)
SK K C LC JLC
8. Kemampuan RT memenuhi kebutuhan rekreasi danhiburan
SK K C LC JLC
APAKAH PERNYATAAN DIBAWAH INI SESUAI DENGAN KONDISI RUMAHTEMPAT TINGGAL ANDA ?
STS=Sangat Tidak Setuju ; TS=Tidak Setuju ; RR=Ragu-ragu ; S=Setuju ; SS=Sangat Setuju
9. Bangunan tempat tinggal yang saya tempati memilikidinding, lantai, atap dalam kondisi baik
STS TS RR S SS
10. Memiliki plafon dalam kondisi baik STS TS RR S SS11. Memiliki lubang angin/ventilasi yang cukup STS TSRR S SS12. Cukup luas untuk seluruh anggota rumah tangga STSTS RR S SS13. Saya dapat melakukan aktifitas didalam rumah dengan
leluasaSTS TS RR S SS
14. Memiliki kelengkapan ruang yang terdiri dari R.tidur,R.makan, R.tamu, dapur.
STS TS RR S SS
15. Memiliki fasilitas MCK yang memadai STS TS RR S SS16. Memiliki kualitas air minum yang baik STS TS RR S SS17. Saya dapat melakukan aktifitas didalam rumah dengan
nyamanSTS TS RR S SS
18. Lokasi bangunan tempat tinggal saya aman dari ancamankejahatan dan bencana alam
STS TS RR S SS
67
19. Kondisi lingkungan pemukiman bersih dan nyaman STS TS RR S SS20. Keberadaan fasilitas umum (puskesmas,sekolah,pasar)
mudah dijangkauSTS TS RR S SS
21. Bagaimana kondisi kesehatan fisiksaudara saat ini? 1. Sangat Buruk 4. Baik 2. Buruk 5. Sangat Baik 3. Cukup
26. .Bagaimana kondisi kesehatanmental saudara saat ini? 1. Sangat Buruk 4. Baik 2. Buruk 5. Sangat Baik 3. Cukup
22. Seberapa besar sdr. Mengalamikesulitan berjalan didalam maupundiluar rumah selama 1 bln terakhir? 1.1. Tdk bisa berjalan/ 4. Sedikit masalah bergerak 5. Tdk ada mslh 2. Sangat bermasalah 3. Sering bermasalah
27. Seberapa sulit sdr. Mengingatsesuatu atau memusatkan perhatianpada kegiatan selama 1 bln terakhir? 1. Tdk bisa 4. Sedikit masalah 2. Sangat 5. Tdk ada masalah bermasalah 3. Sering bermasalah
23. Seberapa besar sdr. mengalamikesulitan dlm merawat diri sendiri(mandi,berpakaian) selama 1 blnterakhir?]1. Tdk dpt merawat 4. Sedikit masalah sendiri 5. Tdk ada mslh2. Sangat bermasalah 3. Sering bermasalah
28. Seberapa besar hambatan yang sdr.Hadapi dlm pergaulan/dlm kegiatankemasyarakatan selama 1 blnterakhir? 1. Sangat besar 4. Sedikit 2. Besar 5. Tidak ada 3. Kadang-kadang
24. Seberapa berat sdr.merasakan sakitatau tidak enak badan selama 1 blnterakhir? 1. Parah/sangat berat 4. Ringan 2. Berat 5. Tidak sakit 3. Sedang
29. Seberapa parah sdr.mengalamigangguan tidur (sulit tidur,seringterbangun pada mlm hari, bangun lbhawal dr biasanya) selama 1 blnterakhir?1. Parah/sangat berat 4. Ringan2. Berat 5. Tidak ada 3. Sedang masalah
25. Seberapa sulit sdr. Membaca ataumelihat objek sejarak lengan(sekitar 30cm) selama 1 bln terakhir?1. Tdk bisa melihat 4. Sedikit masalah2. Sangat bermasalah 5. Tidak ada3. Sering bermasalah masalah
30. Seberapa parah sdr. merasa cemassecara berlebihan atau cemas tanpasebab yang jelas selama 1 blnterakhir?1. Parah/sangat berat 4. Ringan 2. Berat 5. Tidak ada3. Sedang masalah
~Terima Kasih Atas Kesediaan dan Kerjasamanya~~Terima Kasih Atas Kesediaan dan Kerjasamanya~~Terima Kasih Atas Kesediaan dan Kerjasamanya~~Terima Kasih Atas Kesediaan dan Kerjasamanya~
68
Lampiran 4 Output Uji Validitas dan Reliabilitas Butir Pernyataan
Validitas dan reliabilitas butir pernyataan faktor 1 (pemenuhan kebutuhan makanan)
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L PH A)
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted
BUTIR1 5.4667 2.3264 .6765 .7708BUTIR2 6.0333 1.4816 .7474 .6889BUTIR3 5.9000 2.0241 .6496 .7723
Reliability Coefficients
N of Cases = 30.0 N of Items = 3
Alpha = .8186
Validitas dan reliabilitas butir pernyataan faktor 2 (pemenuhan kebutuhan
nonmakanan)
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L PH A)
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted
BUTIR4 12.8333 10.8333 .0981 .7424BUTIR5 13.9667 4.7920 .6627 .6266BUTIR6 12.8667 10.3264 .2927 .7140BUTIR7 13.3000 8.0103 .7004 .6080BUTIR8 13.1333 7.3609 .6295 .6090BUTIR9 13.5667 8.8057 .4370 .6758
Reliability Coefficients
N of Cases = 30.0 N of Items = 6
Alpha = .7116
69
Lampiran 4 (lanjutan)
Lanjutan Validitas dan reliabilitas butir pernyataan faktor 2 (pemenuhan kebutuhan
non makanan)
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L PH A)
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted
BUTIR5 10.8667 4.6023 .6214 .7080BUTIR6 9.7667 9.7023 .3315 .7566BUTIR7 10.2000 7.4759 .7233 .6408BUTIR8 10.0333 6.7920 .6610 .6377BUTIR9 10.4667 8.3264 .4354 .7226
Reliability Coefficients
N of Cases = 30.0 N of Items = 5
Alpha = .7424
Validitas dan reliabilitas butir pernyataan faktor 3 (kondisi fisik bangunan tempat
tinggal)
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L PH A)
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted
BUTIR10 11.3667 5.8954 .8777 .7516BUTIR11 11.8333 5.5920 .5772 .8430BUTIR12 11.5000 5.2931 .7495 .7668BUTIR13 11.7000 4.9069 .6188 .8398
Reliability Coefficients
N of Cases = 30.0 N of Items = 4
Alpha = .8411
70
Lampiran 4 (lanjutan)
Validitas dan reliabilitas butir pernyataan faktor 4 (kelengkapan fasilitas rumah)
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L PH A)
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted
BUTIR14 11.5333 5.9126 .8155 .7751BUTIR15 11.4333 4.8747 .8157 .7873BUTIR16 11.1333 7.2230 .7094 .8292BUTIR17 11.0000 7.7241 .5677 .8746
Reliability Coefficients
N of Cases = 30.0 N of Items = 4
Alpha = .8607
Validitas dan reliabilitas butir pernyataan faktor 5 (kondisi lingkungan tempat
tinggal)
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L PH A)
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted
BUTIR18 11.4333 3.7713 .3713 .6108BUTIR19 11.4667 3.1540 .5671 .4767BUTIR20 11.5000 3.3621 .4688 .5456BUTIR21 11.1000 3.2655 .3270 .6631
Reliability Coefficients
N of Cases = 30.0 N of Items = 4
Alpha = .6443
71
Lampiran 4 (lanjutan)
Validitas dan reliabilitas butir pernyataan faktor 6 (status kesehatan fisik)
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L PH A)
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted
BUTIR22 18.0333 3.6885 .2426 .6058BUTIR23 17.3333 2.5747 .6932 .3893BUTIR24 17.4333 2.8057 .3078 .5866BUTIR25 17.8667 3.0161 .3467 .5579BUTIR26 17.7333 2.5471 .3286 .5884
Reliability Coefficients
N of Cases = 30.0 N of Items = 5
Alpha = .6055
Validitas dan reliabilitas butir pernyataan faktor 7 (status kesehatan mental)
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L PH A)
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted
BUTIR27 16.6667 6.1609 .4810 .6831BUTIR28 16.5333 5.9126 .4614 .6858BUTIR29 16.7333 5.2368 .4196 .7147BUTIR30 16.9667 5.6885 .4069 .7091BUTIR31 16.5667 5.0126 .7154 .5846
Reliability Coefficients
N of Cases = 30.0 N of Items = 5
Alpha = .7240
72
Lampiran 4 (lanjutan)
Validitas dan reliabilitas antar faktor
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L PH A)
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted
FAKTOR_1 101.4667 137.9816 .6555 .7769FAKTOR_2 97.3333 119.6782 .5877 .7806FAKTOR_3 94.7000 117.4586 .7048 .7555FAKTOR_4 95.1333 106.6023 .8101 .7302FAKTOR_5 95.0000 127.7931 .7558 .7560FAKTOR_6 88.0667 154.6851 .2756 .8237FAKTOR_7 89.3000 152.6310 .1699 .8503
Reliability Coefficients
N of Cases = 30.0 N of Items = 7
Alpha = .8112
Lanjutan Validitas dan reliabilitas antar faktor
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L PH A)
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted
FAKTOR_1 78.5000 150.8103 .7158 .8737FAKTOR_2 74.3667 129.8264 .6582 .8785FAKTOR_3 71.7333 126.1333 .8055 .8510FAKTOR_4 72.1667 118.2126 .8469 .8430FAKTOR_5 72.0333 144.1023 .7277 .8681FAKTOR_6 67.2000 140.4414 .5661 .8912
Reliability Coefficients
N of Cases = 30.0 N of Items = 6
Alpha = .8879
73
Lampiran 5 Hasil Olahan Analisis Profil
=1x
44,4
98,3
92,3
96,3
95,2
19,3
=2x
45,4
12,4
08,4
18,4
12,3
31,3
( ) =− 21 xx
−−−−−−
01,0
14,0
16,0
22,0
17,0
12,0
Sp =
119368,004545,003435,0
04545,0235581,01544,0
03435,01544,0285833,0
028203,002846,0013117,0
1499,00958,0127467,0
168288,011495,0156033,0
028203,01499,0168288,0
02846,00958,011495,0
013117,0127467,0156033,0
24405,009555,0151763,0
09555,0199747,013615,0
151763,013615.0324927,0
1. Uji Kesejajaran
Statistik Uji: T2 = ( 21 xx − )T CT [ (1/n1 + 1/n2) C Sp CT ]-1 C ( 21 xx − )
C ( ) =− 21 xx
−−
13,0
02,0
06,0
05,0
05,0
( 21 xx − )T CT = [ ]013,002,006,005,005,0 −−
C Sp CT =
−−−
−
−−−
−−−
264048,007008,0001647,005436,004701,0
07008,0
001647,0
05436,0
04701,0
212614,011305,0000762,0009416,0
11305,0193308,009516,001513,0
000762,009516,0252697,011981,0
009416,001513,011981,0252375,0
74
Lampiran 5 (Lanjutan)
[ (1/n1 + 1/n2) C Sp CT ]-1
=
−
−
3296,2552415,1606208,1425736,101869,13
2415,160
6214,142
5734,101
869,13
7251,4833676,3687967,17890049,14
3672,3683306,6111576,28883777,59
7966,1781561,2889278,3970431,146
90094,1483777,590431,1468853,266
Di dapatkan T =2 9,428301
d( )( ) ( )αpnnpF
pnn
pnn−+−−+
−−+=
21,121
212 12
Dengan α = 5 %, nilai F ~),5;05,0( = 2,21 maka di dapatkan d 2 = 11,388
Nilai T 2 < d 2 , Terima H 01
2. Uji coincident
T1=2T ( )
+− 1S1 p
T
2121
11
nnxx 1− ( )21 xx −T1
( )21 xx −T1 = -0.82
1
21
11−
+ 1S1 p
T
nn= 10.9797
T 2 = 7,38275
Dengan menggunakan α = 5 %, nilai F ~),1;05,0( = 3,84
Nilai T 2 > F, Tolak H 02
Lampiran 5 (Lanjutan)
75
3. Pengujian Level Respon
T 2 = ( ) [ ] xnn CCCSCx1T
pTT −+ 21
Dimana ( ) ( ) 221
11
21
1 xnn
nx
nn
nx
++
+=
=x
445,4
05,4
00,4
07,4
035,3
25,3
TTCx =[ ]395,005,007,0035,1215,0 −− =xC
−
−
395,0
05,0
07,0
035,1
215,0
[ ] 1TpCCS
−=
−
−
081059,5188797,3838154,2021314,227599,0
188797,3
83154,2
021314,2
27599,0
62613,9330516,7558055,329652,0
330516,716548,12734336,5190794,1
558055,3734336,5918762,7906255,2
29652,0190794,1906255,2311017,5
T 2 = 1918,074
Dengan α = 5 %, nilai F ~),5;05,0( = 2,21 maka T 2 > F , Tolak H 03
RIWAYAT HIDUP
76
Penulis lahir pada tanggal 19 April 1985 di Kota Samarinda, Kalimantan
Timur dengan nama Ucik Purnamasari. Penulis merupakan anak pertama dari 3
bersaudara, dari orang tua Wakidja dan Mujiyem.
Pendidikan formal penulis diawali pada tahun 1990 dengan bersekolah di
TK Enggang Putih. Pada tahun 1991 melanjutkan ke SD Negeri 054 Samarinda.
Pada tahun 1997 penulis menamatkan pendidikan dasarnya dan melanjutkan ke
SLTP Negeri 1 Samarinda. Pada tahun 2000 penulis menamatkan pendidikan di
SLTP tersebut, kemudian penulis melanjutkan pendidikannya ke SMU Negeri 10
”Melati” Samarinda. Pada tahun ketiga atau tahun 2003 penulis menamatkan
pendidikannya di SMU tersebut, dan di tahun yang sama diterima di Sekolah
Tinggi Ilmu Statistik (STIS).
Akhirnya pada tahun keempat (tahun 2007) penulis berhasil
menyelesaikan pendidikan program D IV di Sekolah Tinggi Ilmu Statistik.
.
77
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, kesimpulan
yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain:
1. Terdapat perbedaan antara kedua kelompok sampel pada karakteristik
umur responden, pendidikan terakhir, lapangan pekerjaan dan status
penguasaan bangunan tempat tinggal. Pada migran, responden mayoritas
berumur 25-34 tahun. Sedangkan pada nonmigran sebagian besar
responden berumur 45 tahun keatas. Pada karakteristik pendidikan terakhir
yang ditamatkan, sebagian besar migran berpendidikan SMA/sederajat.
Sedangkan nonmigran mayoritas berpendidikan SMA keatas. Lapangan
pekerjaan yang menunjang pada migran adalah perdagangan sedangkan
nonmigran adalah jasa. Sebagian besar migran menempati rumah dengan
status sewa sedangkan nonmigran mayoritas tinggal dirumah milik sendiri.
2. Migran yang terbesar berasal dari Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Jawa
Tengah dan Kalimantan Selatan. Alasan migrasi terbanyak yang
dikemukakan oleh responden migran adalah mencari pekerjaan dan diikuti
oleh alasan ikut keluarga/famili.
3. Dengan tingkat kepercayaan sebesar 95,00 persen secara umum
didapatkan kesimpulan bahwa terdapat persamaan pola persepsi antara
migran dan nonmigran terhadap variabel-variabel yang diajukan.
Sedangkan rata-rata persepsi antara kedua kelompok tersebut berada pada
tingkatan yang berbeda. Serta migran dan nonmigran mempunyai persepsi
yang berbeda terhadap masing-masing variabel yang di ajukan, dalam hal
ini adalah kemampuan pemenuhan kebutuhan makanan, dan nonmakanan,
kondisi fisik bangunan tempat tinggal, kelengkapan fasilitas rumah, dan
kondisi lingkungan tempat tinggal serta status kesehatan fisik.
5.2 Saran
1. Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan Kota Samarinda sebaiknya
melakukan beberapa himbauan melalui iklan di media dalam rangka
menyeleksi migran masuk. Misalnya dengan menghimbau bahwa migran
diharapkan memiliki tingkat pendidikan atau keterampilan (skill) tertentu
sesuai dengan jenis pekerjaan yang dibutuhkan.
2. Para migran juga diharapkan untuk meningkatkan keterampilan dan
pengetahuannya, sehingga mereka dapat bermanfaat dan hidup lebih layak
serta tidak menjadi beban bagi pemerintah.
3. Untuk menyempurnakan penelitian ini dapat dilakukan dengan
menambahkan jumlah sampel dan menambahkan variabel-variabel
kependudukan lainnya. Sehingga dapat menggambarkan kondisi migran
dan nonmigran khususnya di Kota Samarinda dari sisi yang lain.
60
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta: Rineka Cipta.
Astuti ET. 1995. Profil Prestasi Mahasiswa AIS Tingkat I serta Hubungannyadengan Nilai Mata Kuliah Pokok di Tingkat II. Bogor: Fakultas MIPAJurusan Statistika Institus Pertanian Bogor.
Ayuningtyas Ika. 2004. Analisis Migran Masuk dan Perubahan Kesejahteraan diKota Samarinda [Skripsi]. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Statistik.
Bappenas, BPS, UNPFA. 2005. Proyeksi Penduduk Indonesia 2000-2025.Jakarta.
Badan Pusat Statistik. 2001. Penduduk Indonesia : Hasil Survei ModulKependudukan Tahun 2000. Jakarta : [BPS].
_________________. 2006. Samarinda dalam Angka 2005.
_________________. 2000. PDRB Propinsi Menurut Lapangan Usaha.
_________________. 2004. Data dan Informasi Kemiskinan, Buku 2 Kabupaten.
_________________. 2004. Statistik Kesehatan.
_________________. 2004. Statistik Perumahan dan Permukiman.
_________________. 2005. Survei Penduduk Antar Sensus Kalimantan Timur.
Budihardjo Eko.1992. Sejumlah Masalah Permukiman Kota. Bandung : Alumni.
De Jong GF, Gardner RW.1981. Migration Decision Making. NewYork:Pergamon Press Inc
Fatah SA. Pendatang Masih Jadi Problem Kota Samarinda. Pada 20 Januari2007.Diperoleh dari http://www.kaltimpost.web.id/berita/index.asp.
Firman Tommy. 1994. Migrasi Antarprovinsi dan Pengembangan Wilayah di
Indonesia. Prisma 7 : 3-16
Hakim LJ. 2003, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Migran danNonmigran Bekerja Lebih dari 35 Jam Seminggu di Kalimantan TimurTahun 2000 [Skripsi]. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Statistik.
61
Hastoto Eri. Tahun 2005 PDRB Kaltim capai Rp 156 trilyun. Pada 20 Januari2007. Diperoleh dari http://www.kaltimpost.web.id/berita/index.asp.
Johnson RA, Wichern DW.1988. Applied Multivariate Statistical Analysis. NewJersey: Prentice Hall International Edition.
Keban YT. 1994. Studi Niat Bermigrasi di Tiga Kota : Determinan dan IntervensiKebijaksanaan. Prisma 7 : 17-33.
Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Indonesia – UI. 2000. Dasar-dasarDemografi. Jakarta : LDFEUI.
Mamas IG.. Proyeksi Pertumbuhan Kota-kota di Indonesia Tahun 2015. Pada 20 Januari 2007.Diperoleh dari [email protected].
Mantra IB. 2000. Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mantra IB, Kasto.1984. Analisa Migrasi Indonesia Berdasarkan Data SensusPenduduk 1971 dan 1980. Jakarta: [BPS].
Maretta HT. 2006. Persepsi Wisatawan Terhadap Kondisi Kepariwisataan diCandi Borobudur[Skripsi]. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Statistik
Mattjik AA. 2000, Profile Analysis Contoh Kasus Analisis Kestabilan Vitamin Cpada Sari Jeruk, Forum Statistika dan Komputasi 5 No. 2 : 5-10.
Riduan, Kuncoro EA. 2007. Cara Menggunakan dan Memakai Analisis Jalur.Bandung : Alfabeta
Rosiana Evi. 2006. Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Penduduk TerhadapKeputusannya Untuk Tetap Tinggal atau Pindah dari PermukimanKumuh[Skripsi]. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Statistik.
Santoso Singgih. 2000. Buku Latihan SPSS Statistika Paramater. Jakarta : PTElex Media Komputindo, Kelompok Gramedia.
Singarimbun M, Sofyan E. 1995. Metode Penelitian Survei. Cetakan Kedua.Jakarta: LP3ES.
Todaro MP, Smith SC. 2004. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Edisi 8.Jakarta: Erlangga.
Yulia Wike. 2006. Analisis Karakteristik Pekerja Migran dan Nonmigran diPropinsi Riau Tahun 2000[Skripsi] Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Statistik
62
Lampiran 1
Jumlah Migran Risen menurut Provinsi di Kalimantan, Tahun 2005
No Provinsi Jumlah Migran Risen(1) (2) (3)1.
2.
3.
4.
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
9.902
18.436
33.529
116.998
Sumber : Penduduk Indonesia, Hasil Supas BPS 2005
63
Lampiran 2
Jumlah Penduduk Miskin menurut Kabupaten/Kota di Provinsi KalimantanTimur, Tahun 2004
No Kabupaten/Kota Jumlah Penduduk Miskin(000)
(1) (2) (3)1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Pasir
Kutai Barat
Kutai Kartanegara
Kutai Timur
Berau
Malinau
Bulungan
Nunukan
Penajam Paser Utara
Balikpapan
Samarinda
Tarakan
Bontang
27,2
19,9
73,3
27,9
11,9
11,3
21,3
22,7
19,0
17,1
44,9
13,9
7,9
Sumber : Data dan Informasi Kemiskinan Buku 2 Kabupaten, Tahun 2004
64
Lampiran 3 Kuesioner Penelitian
SURVEI KARAKTERISTIK MIGRAN DAN NONMIGRANKOTA SAMARINDA
SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIKJL. Otto Iskandardinata No. 64c Jakarta 13330
Responden yang terhormat,Kuesioner ini adalah alat bantu penelitian yang digunakan untuk keperluan skripsi,Sebagai tugas akhir mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS). Penelitian ini semata-mata disusun guna tujuan akademis dan tidak dipublikasikantermasuk identitas dan jawaban anda akan dijamin kerahasiaannya. Mohon isilahkuesioner ini dengan apa adanya.
I. KETERANGAN TEMPAT1. Propinsi Kalimantan Timur2. Kota Samarinda3. Kecamatan4. Kelurahan5. RT/RW6. No Urut Rumah Tangga7. Jumlah Anggota Rumah Tangga8. Propinsi Asal Daerah9. Kabupaten/Kota Asal
II. KETERANGAN ANGGOTA RUMAH TANGGANo.urut
Nama anggotarumah tangga
Hubungandengan
krt(kode)
Jeniskelamin
1.Lk2.Pr
Umur(tahun)
Status1.migran2. tidak
Lamatinggal diSamarinda
Alasanmigrasi(kode)
(1) (2) (3) (5) (6) (8) (9) (10)1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.
Kode Kol.3Hubungan dengan krt
1. Kepala rt 7. Famili lain2. Suami/istri 8. Pembantu rt3. Anak 9. Lainnya4. Menantu5. Cucu6. Orang tua/mertua
Kode Kol. 10Alasan migrasi
1. Pekerjaan 7. Perumahan2. Mencari pekerjaan 8. Lainnya3. Pendidikan4. Perubahan status perkawinan5. Ikut suami/istri/orang tua/anak6. Ikut saudara kandung/famili lain
65
RAHASIA
III. KETERANGAN INDIVIDU 1. No. urut individu
2. Tingkat PendidikanTidak/belum tamat SD - 1 Tamat SMU/MA/sederajat - 4Tamat SD/MI/sederajat - 2 > SMU - 5Tamat SLTP/MTs/sederajat - 3
3. Status PekerjaanTidak bekerja - 1 Berusaha dengan buruh tetap/Berusaha sendiri - 2 buruh dibayar -4Berusaha dengan buruh tidak Buruh/karyawan/pegawai -5tetap/buruh tidak dibayar - 3 Lainnya -6
4. Lapangan Pekerjaan:Pertanian - 1 Perdagangan -6Pertambangan - 2 Angkutan/Komunikasi/Gudang -7Industri - 3 Lembaga keuangan -8Listrik - 4 Jasa dan lainnya -9Bangunan - 5
IV.KETERANGAN UMUM KESEHATAN, PERUMAHAN DAN EKONOMI RT1. Status penguasaan bangunan tempat tinggal yang ditempati : 1. Milik sendiri 3. Sewa 5. Rumah milik orang tua/sanak/saudara 2. Kontrak 4. Bebas sewa 6. Lainnya
2. Luas Lantai : .................. m2
3. Jenis lantai terluas : 1. Tanah 2. Tegel/Keramik 3. Plesteran semen 4. Kayu 5. Lainnya4. Jenis dinding terluas : 1. Tembok 2. Kayu 3. Bambu 4. Lainnya5. a. Sumber air minum: 1. Air dalam kemasan 5. Sumur tak terlindung 8. Air sungai 2. Leding 6. Mata air terlindung 9. Air hujan 3. Pompa 7. Mata air tak terlindung 0. Lainnya 4. Sumur terlindung b. Jika R.5 = 3 s.d 7 (sumur/pompa/mata air) jarak ke tempat penampungan kotoran/tinja terdekat : 1. ≤ 10 m 2. > 10 m 3. Tidak tahu6. Apakah dalam 1 bulan terakhir mempunyai keluhan kesehatan seperti dibawah ini [isikan kode1 bila ada, kode 2 bila tidak ada] a. Panas d. Asma/napas sesak/cepat g. Lainnya
b. Batuk e. Diare/buang2 air c. Pilek f . Sakit kepala berulang
66
7. Bila ada keluhan apakah mengakibatkan terganggunya pekerjaan, sekolah atau kegiatan sehari-hari ? 1. Ya 2. Tidak8. Lamanya terganggu : ............................hari
9. Apakah rumah tangga ini memiliki aset sebagai berikut :[isikan kode 1 bila ada, kode 2 bila tidak ada] a. Tanah pertanian/ c. Warung/ Toko/kedai h. Deposito perkebunan b. Perhiasan d. Bengkel i. Lainnya
10. Tingkat penghasilan rumah tangga (sebulan yang lalu) : Rp. ....................................... (jumlah seluruh pemasukan rumah tangga/seluruh pendapatan art bln lalu)
V. PERSEPSI KONDISI EKONOMI RT, PERUMAHAN DAN STATUS KESEHATANSK=Sangat Kurang ; K=Kurang ; C=Cukup ; LC=Lebih Dari Cukup ; JLC=Jauh Lebih Dari
Cukup1. Kemampuan RT memenuhi konsumsi makanan pokok
min.3 kali perhariSK K C LC JLC
2. Kemampuan RT memenuhi konsumsi daging/susu/ayammin.3 kali seminggu
SK K C LC JLC
3. Kemampuan RT memenuhi konsumsi buah-buahan dansayur tiap hari
SK K C LC JLC
4. Kemampuan RT memenuhi kebutuhan biayapendidikan/sekolah
SK K C LC JLC
5. Kemampuan RT memenuhi kebutuhan kesehatan/obat SK KC LC JLC6. Kemampuan RT memenuhi kebutuhan perabotan dan
pemeliharaan rumahSK K C LC JLC
7. Kemampuan RT memenuhi kebutuhan bahan bakarmemasak(kayu bakar/minyak tanah/ LPG)
SK K C LC JLC
8. Kemampuan RT memenuhi kebutuhan rekreasi danhiburan
SK K C LC JLC
APAKAH PERNYATAAN DIBAWAH INI SESUAI DENGAN KONDISI RUMAHTEMPAT TINGGAL ANDA ?
STS=Sangat Tidak Setuju ; TS=Tidak Setuju ; RR=Ragu-ragu ; S=Setuju ; SS=Sangat Setuju
9. Bangunan tempat tinggal yang saya tempati memilikidinding, lantai, atap dalam kondisi baik
STS TS RR S SS
10. Memiliki plafon dalam kondisi baik STS TS RR S SS11. Memiliki lubang angin/ventilasi yang cukup STS TSRR S SS12. Cukup luas untuk seluruh anggota rumah tangga STSTS RR S SS13. Saya dapat melakukan aktifitas didalam rumah dengan
leluasaSTS TS RR S SS
14. Memiliki kelengkapan ruang yang terdiri dari R.tidur,R.makan, R.tamu, dapur.
STS TS RR S SS
15. Memiliki fasilitas MCK yang memadai STS TS RR S SS16. Memiliki kualitas air minum yang baik STS TS RR S SS17. Saya dapat melakukan aktifitas didalam rumah dengan
nyamanSTS TS RR S SS
67
18. Lokasi bangunan tempat tinggal saya aman dari ancamankejahatan dan bencana alam
STS TS RR S SS
19. Kondisi lingkungan pemukiman bersih dan nyaman STS TS RR S SS20. Keberadaan fasilitas umum (puskesmas,sekolah,pasar)
mudah dijangkauSTS TS RR S SS
21. Bagaimana kondisi kesehatan fisiksaudara saat ini? 1. Sangat Buruk 4. Baik 2. Buruk 5. Sangat Baik 3. Cukup
26. .Bagaimana kondisi kesehatanmental saudara saat ini? 1. Sangat Buruk 4. Baik 2. Buruk 5. Sangat Baik 3. Cukup
22. Seberapa besar sdr. Mengalamikesulitan berjalan didalam maupundiluar rumah selama 1 bln terakhir? 1.1. Tdk bisa berjalan/ 4. Sedikit masalah bergerak 5. Tdk ada mslh 2. Sangat bermasalah 3. Sering bermasalah
27. Seberapa sulit sdr. Mengingatsesuatu atau memusatkan perhatianpada kegiatan selama 1 bln terakhir? 1. Tdk bisa 4. Sedikit masalah 2. Sangat 5. Tdk ada masalah bermasalah 3. Sering bermasalah
23. Seberapa besar sdr. mengalamikesulitan dlm merawat diri sendiri(mandi,berpakaian) selama 1 blnterakhir?]1. Tdk dpt merawat 4. Sedikit masalah sendiri 5. Tdk ada mslh2. Sangat bermasalah 3. Sering bermasalah
28. Seberapa besar hambatan yang sdr.Hadapi dlm pergaulan/dlm kegiatankemasyarakatan selama 1 blnterakhir? 1. Sangat besar 4. Sedikit 2. Besar 5. Tidak ada 3. Kadang-kadang
24. Seberapa berat sdr.merasakan sakitatau tidak enak badan selama 1 blnterakhir? 1. Parah/sangat berat 4. Ringan 2. Berat 5. Tidak sakit 3. Sedang
29. Seberapa parah sdr.mengalamigangguan tidur (sulit tidur,seringterbangun pada mlm hari, bangun lbhawal dr biasanya) selama 1 blnterakhir?1. Parah/sangat berat 4. Ringan2. Berat 5. Tidak ada 3. Sedang masalah
25. Seberapa sulit sdr. Membaca ataumelihat objek sejarak lengan(sekitar 30cm) selama 1 bln terakhir?1. Tdk bisa melihat 4. Sedikit masalah2. Sangat bermasalah 5. Tidak ada3. Sering bermasalah masalah
30. Seberapa parah sdr. merasa cemassecara berlebihan atau cemas tanpasebab yang jelas selama 1 blnterakhir?1. Parah/sangat berat 4. Ringan 2. Berat 5. Tidak ada3. Sedang masalah
~Terima Kasih Atas Kesediaan dan Kerjasamanya~~Terima Kasih Atas Kesediaan dan Kerjasamanya~~Terima Kasih Atas Kesediaan dan Kerjasamanya~~Terima Kasih Atas Kesediaan dan Kerjasamanya~
68
Lampiran 4 Output Uji Validitas dan Reliabilitas Butir Pernyataan
Validitas dan reliabilitas butir pernyataan faktor 1 (pemenuhan kebutuhan makanan)
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L PH A)
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted
BUTIR1 5.4667 2.3264 .6765 .7708BUTIR2 6.0333 1.4816 .7474 .6889BUTIR3 5.9000 2.0241 .6496 .7723
Reliability Coefficients
N of Cases = 30.0 N of Items = 3
Alpha = .8186
Validitas dan reliabilitas butir pernyataan faktor 2 (pemenuhan kebutuhan
nonmakanan)
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L PH A)
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted
BUTIR4 12.8333 10.8333 .0981 .7424BUTIR5 13.9667 4.7920 .6627 .6266BUTIR6 12.8667 10.3264 .2927 .7140BUTIR7 13.3000 8.0103 .7004 .6080BUTIR8 13.1333 7.3609 .6295 .6090BUTIR9 13.5667 8.8057 .4370 .6758
Reliability Coefficients
N of Cases = 30.0 N of Items = 6
Alpha = .7116
69
Lampiran 4 (lanjutan)
Lanjutan Validitas dan reliabilitas butir pernyataan faktor 2 (pemenuhan kebutuhan
non makanan)
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L PH A)
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted
BUTIR5 10.8667 4.6023 .6214 .7080BUTIR6 9.7667 9.7023 .3315 .7566BUTIR7 10.2000 7.4759 .7233 .6408BUTIR8 10.0333 6.7920 .6610 .6377BUTIR9 10.4667 8.3264 .4354 .7226
Reliability Coefficients
N of Cases = 30.0 N of Items = 5
Alpha = .7424
Validitas dan reliabilitas butir pernyataan faktor 3 (kondisi fisik bangunan tempat
tinggal)
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L PH A)
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted
BUTIR10 11.3667 5.8954 .8777 .7516BUTIR11 11.8333 5.5920 .5772 .8430BUTIR12 11.5000 5.2931 .7495 .7668BUTIR13 11.7000 4.9069 .6188 .8398
Reliability Coefficients
N of Cases = 30.0 N of Items = 4
Alpha = .8411
70
Lampiran 4 (lanjutan)
Validitas dan reliabilitas butir pernyataan faktor 4 (kelengkapan fasilitas rumah)
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L PH A)
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted
BUTIR14 11.5333 5.9126 .8155 .7751BUTIR15 11.4333 4.8747 .8157 .7873BUTIR16 11.1333 7.2230 .7094 .8292BUTIR17 11.0000 7.7241 .5677 .8746
Reliability Coefficients
N of Cases = 30.0 N of Items = 4
Alpha = .8607
Validitas dan reliabilitas butir pernyataan faktor 5 (kondisi lingkungan tempat
tinggal)
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L PH A)
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted
BUTIR18 11.4333 3.7713 .3713 .6108BUTIR19 11.4667 3.1540 .5671 .4767BUTIR20 11.5000 3.3621 .4688 .5456BUTIR21 11.1000 3.2655 .3270 .6631
Reliability Coefficients
N of Cases = 30.0 N of Items = 4
Alpha = .6443
71
Lampiran 4 (lanjutan)
Validitas dan reliabilitas butir pernyataan faktor 6 (status kesehatan fisik)
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L PH A)
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted
BUTIR22 18.0333 3.6885 .2426 .6058BUTIR23 17.3333 2.5747 .6932 .3893BUTIR24 17.4333 2.8057 .3078 .5866BUTIR25 17.8667 3.0161 .3467 .5579BUTIR26 17.7333 2.5471 .3286 .5884
Reliability Coefficients
N of Cases = 30.0 N of Items = 5
Alpha = .6055
Validitas dan reliabilitas butir pernyataan faktor 7 (status kesehatan mental)
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L PH A)
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted
BUTIR27 16.6667 6.1609 .4810 .6831BUTIR28 16.5333 5.9126 .4614 .6858BUTIR29 16.7333 5.2368 .4196 .7147BUTIR30 16.9667 5.6885 .4069 .7091BUTIR31 16.5667 5.0126 .7154 .5846
Reliability Coefficients
N of Cases = 30.0 N of Items = 5
Alpha = .7240
72
Lampiran 4 (lanjutan)
Validitas dan reliabilitas antar faktor
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L PH A)
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted
FAKTOR_1 101.4667 137.9816 .6555 .7769FAKTOR_2 97.3333 119.6782 .5877 .7806FAKTOR_3 94.7000 117.4586 .7048 .7555FAKTOR_4 95.1333 106.6023 .8101 .7302FAKTOR_5 95.0000 127.7931 .7558 .7560FAKTOR_6 88.0667 154.6851 .2756 .8237FAKTOR_7 89.3000 152.6310 .1699 .8503
Reliability Coefficients
N of Cases = 30.0 N of Items = 7
Alpha = .8112
Lanjutan Validitas dan reliabilitas antar faktor
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L PH A)
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted
FAKTOR_1 78.5000 150.8103 .7158 .8737FAKTOR_2 74.3667 129.8264 .6582 .8785FAKTOR_3 71.7333 126.1333 .8055 .8510FAKTOR_4 72.1667 118.2126 .8469 .8430FAKTOR_5 72.0333 144.1023 .7277 .8681FAKTOR_6 67.2000 140.4414 .5661 .8912
Reliability Coefficients
N of Cases = 30.0 N of Items = 6
Alpha = .8879
73
Lampiran 5 Hasil Olahan Analisis Profil
=1x
44,4
98,3
92,3
96,3
95,2
19,3
=2x
45,4
12,4
08,4
18,4
12,3
31,3
( ) =− 21 xx
−−−−−−
01,0
14,0
16,0
22,0
17,0
12,0
Sp =
119368,004545,003435,0
04545,0235581,01544,0
03435,01544,0285833,0
028203,002846,0013117,0
1499,00958,0127467,0
168288,011495,0156033,0
028203,01499,0168288,0
02846,00958,011495,0
013117,0127467,0156033,0
24405,009555,0151763,0
09555,0199747,013615,0
151763,013615.0324927,0
1. Uji Kesejajaran
Statistik Uji: T2 = ( 21 xx − )T CT [ (1/n1 + 1/n2) C Sp CT ]-1 C ( 21 xx − )
C ( ) =− 21 xx
−−
13,0
02,0
06,0
05,0
05,0
( 21 xx − )T CT = [ ]013,002,006,005,005,0 −−
C Sp CT =
−−−
−
−−−
−−−
264048,007008,0001647,005436,004701,0
07008,0
001647,0
05436,0
04701,0
212614,011305,0000762,0009416,0
11305,0193308,009516,001513,0
000762,009516,0252697,011981,0
009416,001513,011981,0252375,0
74
Lampiran 5 (Lanjutan)
[ (1/n1 + 1/n2) C Sp CT ]-1
=
−
−
3296,2552415,1606208,1425736,101869,13
2415,160
6214,142
5734,101
869,13
7251,4833676,3687967,17890049,14
3672,3683306,6111576,28883777,59
7966,1781561,2889278,3970431,146
90094,1483777,590431,1468853,266
Di dapatkan T =2 9,428301
d( )( ) ( )αpnnpF
pnn
pnn−+−−+
−−+=
21,121
212 12
Dengan α = 5 %, nilai F ~),5;05,0( = 2,21 maka di dapatkan d 2 = 11,388
Nilai T 2 < d 2 , Terima H 01
2. Uji coincident
T1=2T ( )
+− 1S1 p
T
2121
11
nnxx 1− ( )21 xx −T1
( )21 xx −T1 = -0.82
1
21
11−
+ 1S1 p
T
nn= 10.9797
T 2 = 7,38275
Dengan menggunakan α = 5 %, nilai F ~),1;05,0( = 3,84
Nilai T 2 > F, Tolak H 02
75
Lampiran 5 (Lanjutan)
3. Pengujian Level Respon
T 2 = ( ) [ ] xnn CCCSCx1T
pTT −+ 21
Dimana ( ) ( ) 221
11
21
1 xnn
nx
nn
nx
++
+=
=x
445,4
05,4
00,4
07,4
035,3
25,3
TTCx =[ ]395,005,007,0035,1215,0 −− =xC
−
−
395,0
05,0
07,0
035,1
215,0
[ ] 1TpCCS
−=
−
−
081059,5188797,3838154,2021314,227599,0
188797,3
83154,2
021314,2
27599,0
62613,9330516,7558055,329652,0
330516,716548,12734336,5190794,1
558055,3734336,5918762,7906255,2
29652,0190794,1906255,2311017,5
T 2 = 1918,074
Dengan α = 5 %, nilai F ~),5;05,0( = 2,21 maka T 2 > F , Tolak H 03
76
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir pada tanggal 19 April 1985 di Kota Samarinda, Kalimantan
Timur dengan nama Ucik Purnamasari. Penulis merupakan anak pertama dari 3
bersaudara, dari orang tua Wakidja dan Mujiyem.
Pendidikan formal penulis diawali pada tahun 1990 dengan bersekolah di
TK Enggang Putih. Pada tahun 1991 melanjutkan ke SD Negeri 054 Samarinda.
Pada tahun 1997 penulis menamatkan pendidikan dasarnya dan melanjutkan ke
SLTP Negeri 1 Samarinda. Pada tahun 2000 penulis menamatkan pendidikan di
SLTP tersebut, kemudian penulis melanjutkan pendidikannya ke SMU Negeri 10
”Melati” Samarinda. Pada tahun ketiga atau tahun 2003 penulis menamatkan
pendidikannya di SMU tersebut, dan di tahun yang sama diterima di Sekolah
Tinggi Ilmu Statistik (STIS).
Akhirnya pada tahun keempat (tahun 2007) penulis berhasil
menyelesaikan pendidikan program D IV di Sekolah Tinggi Ilmu Statistik.
.
77