Profil Kabupaten Klungkung Tahun 2008
-
Upload
nyoman-arto-suprapto -
Category
Documents
-
view
291 -
download
1
Transcript of Profil Kabupaten Klungkung Tahun 2008
-
Katalog : 1203003 5105
HASIL KERJASAMA
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KLUNGKUNG
BAPPEDA KABUPATEN KLUNGKUNG
PROFIL KABUPATEN KLUNGKUNG
2008
-
ii
PROFIL KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2008 I S S N : 979.473.975.8 Nomor Publikasi : 51052.08.01 Katalog BPS : 1203003 5102 Ukuran Buku : 28 X 21 Cm Jumlah Halaman : 187 Naskah : BPS Kabupaten Klungkung Gambar Kulit : BPS Kabupaten Klungkung Diterbitkan oleh : BPS Kabupaten Klungkung Dicetak oleh : Percetakan "arysta jaya" Jl. Jayagiri XII No.29 Telp/Fax. (0361) 231828. Denpasar 80234 Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya/
-
iii
KATA SAMBUTAN
Om Swastyastu,
Puji syukur kita panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang
Widhi Wasa, karena atas asung wara nugraha-Nya Buku Profil Kabupaten Klungkung
2008 ini dapat kita terbitkan.
Kita menyadari bersama, bahwa data merupakan unsur penting sebagai bahan
informasi di dalam membuat suatu perencanaan sesuai sasaran yang ingin dicapai. Oleh
karenanya peranan data sangat kita butuhkan sebagai alat kontrol maupun evaluasi
pelaksanaan pembangunan yang telah kita laksanakan, sehingga pada akhirnya kita dapat
mengambil langkah-langkah kebijaksanaan selanjutnya untuk meningkatkan
pembangunan daerah, khususnya di Kabupaten Klungkung.
Pembangunan yang telah kita laksanakan selama ini tentunya masih banyak
mengalami tantangan dan hambatan disamping keberhasilan-keberhasilan yang kita
capai. Untuk itu kami mengharapkan kepada seluruh Aparat Pemerintah dari Instansi
yang ada di Kabupaten Klungkung dapat memanfaatkan data ini sebagai informasi dan
evaluasi dalam melaksanakan tugas-tugas pembangunan sesuai fungsi masing-masing.
Disamping itu data ini saya harapkan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat apabila ingin
mengadakan penelitian tentang pelaksanaan pembangunan yang telah dilaksanakan di
Kabupaten Klungkung, dan kritik serta saran sangat diharapkan untuk kesempurnaan
buku ini.
Demikian semoga Tuhan Yang Maha Esa / Ida Sang Hyang Widhi Wasa selalu
melimpahkan asung wara nugraha-Nya kepada kita sekalian.
Om Santih, Santih, Santih Om
Semarapura, Desember 2008
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN KLUNGKUNG K E P A L A
Ir. A.A. NGURAH AGUNG, Dipl.HE, M.Sc Pembina Utama Muda
NIP. 600009099
-
iv
KATA PENGANTAR Om Swastyastu,
Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa/Ida
Sanghyang Widhi Wasa, berkat rahmat dan anugrah-Nya, Profil Daerah Kabupaten
Klungkung Tahun 2008 dapat diselesaikan. Publikasi ini dimaksudkan sebagai pedoman
dan panduan bagi pemerintah daerah beserta jajarannya dalam merancang pola
pembangunan dan arah kebijakan, berkaitan dengan peran data dan informasi yang
semakin urgen.
Informasi yang disajikan meliputi isu-isu sentral pembangunan di berbagai bidang
kehidupan di Kabupaten Klungkung. Data pendukung publikasi ini berasal dari Badan
Pusat Statistik (BPS) dan Dinas/Kantor/Badan Istansi terkait baik berupa cross section
data maupun time series data.
Publikasi ini tersusun tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, oleh karena itu
pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Akhirnya disadari masih banyak kekurangan dalam publikasi ini. Oleh karena itu
kritik dan saran sangat diharapkan demi kesempurnaannya. Semoga Profil Daerah ini
dapat memberikan manfaat yang luas bagi perkembangan Kabupaten Klungkung dimasa
yang akan datang.
Om Santih, Santih, Santih Om
Semarapura, Desember 2008 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KLUNGKUNG
K E P A L A
Drs. DEWA NYOMAN ADNYANA NIP.340009362
-
Propil Daerah Kabupaten Klungkung 2008 v
DAFTAR ISI Judul .............................................................................................................................................
Katalog .........................................................................................................................................
Kata Sambutan .
Kata Pengantar .
Daftar Isi ......
Daftar Tabel .
Daftar Gambar .
Ringkasan Eksekutif
i
ii
iii
iv
v
ix
xii
xiv
BAB I Pembangunan Daerah
1.1 Wilayah Administrasi
1.2 Pemerintahan .....
3
5
1.2.1 Kewenangan Daerah
1.2.2 Aparatur Pemerintah Daerah
1.2.3 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
5
7
8
1.3 Keuangan 8 1.3.1 Lembaga Keuangan Daerah dan Perbankan
1.3.2 Keuangan Daerah
1.3.3 Administrasi Pertanahan .
9
10
14
BAB II Pembangunan Sosial Budaya
2.1 Desa Pekraman dan Banjar
2.2 Suku, Bahasa dan Kesenian ...
2.3 Keagamaan dan Religi ...
2.4 Organisasi Kemasyarakatan ...
2.5 Penyandang Cacat .
17
17
18
18
19
BAB III Pembangunan Sumber Daya Manusia
3.1 Penduduk 22
3.1.1 Jumlah dan Persebaran ......
3.1.2 Angka Beban Ketergantungan (Dependency Ratio)
3.1.3 Mutasi Penduduk ..
22
23
24
3.2 Pendidikan . 25
3.2.1 Indikator Pendidikan
3.2.2 Partisipasi Sekolah ...
26
27
-
Propil Daerah Kabupaten Klungkung 2008 vi
3.2.3 Angka Melek Huruf .
3.2.4 Pendidikan Yang Ditamatkan ..
3.2.5 Rata-Rata Lama Sekolah ..
28
30
32
3.3 Kesehatan ... 33
3.3.1 Tenaga Kesehatan .
3.3.2 Indikator Kesehatan ..
3.3.3 Angka harapan Hidup ...
33
34
35
3.4 Indek Pembangunan Manusia 36
BAB IV Pembangunan Pertanian
4.1 Profil Rumah Tangga Pertanian .
4.2 Pertanian Tanaman Pangan
39
41
4.2.1 Padi ..
4.2.2 Jagung ..
4.2.3 Kedelai ..
4.2.4 Kacang Tanah ...
4.2.5 Umbi-Umbian ..
4.2.6 Hortikultura ..
41
42
43
44
45
47
4.3 Perkebunan . 50
4.3.1 Kelapa ...
4.3.2 Kopi ..
4.3.3 Cengkeh
4.3.4 Kakao
4.3.5 Jambu Mente
4.3.6 Tanaman Perkebunan Lainnya .
51
52
53
53
54
55
4.4 Kehutanan ..
4.5 Peternakan .
4.6 Perikanan dan Kelautan .
55
55
58
BAB V Pembangunan Ekonomi
5.1 Pertambangan dan Penggalian ...
5.2 Industri ...
5.3 Perdagangan ...
5.4 Pariwisata ...
5.5 Listrik dan Air Minum ...
61
62
65
67
69
-
Propil Daerah Kabupaten Klungkung 2008 vii
5.5.1 Listrik ...
5.5.2 Air Minum
69
71
BAB VI Pembangunan Infrastruktur
6.1 Transportasi 75
6.1.1 Prasarana Darat .
6.1.2 Parasarana Laut
75
76
6.2 Pos dan Telekomunikasi ..
6.3 Sarana dan Prasarana Pendidikan .
6.4 Sarana dan Prasarana Kesehatan ..
6.5 Fasilitas Perekonomian
6.6 Prasarana Olah Raga
6.7 Prasarana Ibadah ..
77
78
80
81
83
83
BAB VII Pembangunan Perumahan dan Lingkungan
7.1 Perumahan . 85
7.1.1 Bangunan Sensus Menurut Penggunaan ..
7.1.2 Bangunan Sensus Menurut Jenisnya
7.1.3 Bangunan Sensus Menurut Sarana/Fasilitas
85
87
88
7.2 Lingkungan 89
7.2.1 Sumber Daya Lahan .
7.2.2 Sumber Daya Hutan .
7.2.3 Sumber Daya Air ..
7.2.4 Sumber Daya Pesisir dan Laut .
7.2.5 Iklim, Atmosfer dan Udara ...
7.2.6 Isu Sentral Masalah Lingkungan ..
89
90
92
93
93
94
BAB VIII Pembangunan Lintas Wilayah dan Daerah
8.1 Kemiskinan 98
8.1.1 Rumah Tangga Miskin .
8.1.2 Penduduk Miskin ..
8.1.3 Karakteristik Rumah Tangga Miskin ...
8.1.4 Desa Tertinggal
99
101
103
104
8.2 Ketenagakerjaan 105
8.2.1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Pengangguran .
8.2.2 Distribusi Tenaga Kerja Menurut Sektor .....
106
108
-
Propil Daerah Kabupaten Klungkung 2008 viii
8.2.3 Karakteristik Tenaga Kerja lainnya .. 108
-
Propil Daerah Kabupaten Klungkung 2008 ix
DAFTAR TABEL Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4
Tabel 5
Tabel 6
Tabel 7
Tabel 8
Tabel 9
Tabel 10
Tabel 11
Tabel 12
Tabel 13
Tabel 14
Tabel 15
Tabel 16
Tabel 17
Tabel 18
Tabel 19
Tabel 20
Tabel 21
Tabel 22
Tabel 23
Tabel 24
Desa/Kelurahan di Kabupaten Klungkung Menurut Statusnya
Produk DPRD Kabupaten Klungkung Tahun 2004-2007 ...
Banyaknya Koperasi Menurut Jenisnya di Kabupaten Klungkung .
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Menurut Komponen PAD di Kabupaten
Klungkung, Tahun 2004-2007 .
Dana Perimbangan Kabupaten Klungkung, Tahun 2004-2007 ...
Jumlah Permohonan dan Penerbitan Sertifikat Tanah, Tahun 2002-2007 ...
Banyaknya Desa Yang Memiliki Kegiatan Institusi Sosial/Kemasyarakatan, di
Kabupaten Klungkung .
Banyaknya Penyandang Cacat Menurut Jenisnya di Kabupaten Klungkung ..
Persentase Penduduk Menurut Kelompok Umur Tahun 2007 ....
Rumah Tangga Yang Mengalami Kejadian Vital dan Jenis Kejadian Vital di
Kabupaten Klungkung .
Rasio Jumlah Murid dan Guru Menurut Jenjang Pendidikan di Kabupaten
Klungkung Tahun 2005-2007..........
Jumlah Tenaga Medis dan Paramedis di Kabupaten Klungkung
Tahun 2002-2007......................................................................................................
Perkembangan Jumlah Penderita Suspek dan Kematian Karena
Penyakit Menular di Kabupaten Klungkung Tahun 2002-2007 ..............................
Perkembangan IPM dan Penyusunya, di Kabupaten Klungkung
Tahun 2006 dan 2007 ...
Luas Panen dan Produksi Padi di Kabupaten Klungkung, Tahun 2003-2007 .
Luas Panen dan Produksi Jagung di kabupaten Klungkung, tahun 2003-2007 ...
Luas Panen dan Produksi Kedelai di Kabupaten Klungkung, Tahun 2003-2007
Luas Panen dan Produksi Kacang Tanah di Kabupaten Klungkung, Tahun 2002-
2007 .
Luas Panen dan Produksi Ubi Kayu di Kabupaten Klungkung, Tahun 2003-2007 .
Luas Panen dan Produksi Ubi Jalar di Kabupaten Klungkung, Tahun 2003-2007 ..
Produksi Buah-Buahan di Kabupaten Klungkung, Tahun 2004-2007 .
Populasi Ternak di Kabupaten Klungkung, Tahun 2002-2007 ...
Populasi Unggas di Kabupaten Klungkung, Tahun 2002-2007 .
Indikator Perikanan Laut di Kabupaten Klungkung, Tahun 2002-2007 .
3
8
10
11
12
14
18
19
23
24
26
33
35
37
41
43
44
45
46
47
50
56
57
58
-
Propil Daerah Kabupaten Klungkung 2008 x
Tabel 25
Tabel 26
Tabel 27
Tabel 28
Tabel 29
Tabel 30
Tabel 31
Tabel 32
Tabel 33
Tabel 34
Tabel 35
Tabel 36
Tabel 37
Tabel 38
Tabel 39
Tabel 40
Tabel 41
Tabel 42
Tabel 43
Perusahaan dan Tenaga Kerja Industri Sedang Menurut Golongan Industri di
Kabupaten Klungkung
Industri Kecil dan Rumah Tangga di Kabupaten Klungkung Tahun 2007 .
Jumlah Surat Pos Terkirim dan Diterima di Kabupaten Klungkung, Tahun 2004-
2007 .
Jumlah Telepon Menurut Kecamatan di Kabupaten Klungkung, Tahun 2002-
2007 .
Jumlah Sekolah di Kabupaten Klungkung, Tahun 2005-2007 ....
Banyaknya Desa Yang Mempunyai Fasilitas Pendidikan di Kabupaten
Klungkung
Banyaknya Desa Yang Mempunyai Sarana Kesehatan di Kabupaten Klungkung ..
Banyaknya Desa Yang Mempunyai Unit Usaha Masyarakat di Kabupaten
Klungkung
Banyaknya Desa Yang Mempunyai Sarana Perdagangan, Hotel dan Perbankan di
Kabupaten Klungkung .
Banyaknya Desa Yang Mempunyai Sarana Pemasaran Produksi dan Lembaga
Keuangan Mikro di Kabupaten Klungkung
Jenis-Jenis Tumbuhan di Kawasan Hutan Lindung, Hutan Produksi dan Hutan
Rakyat di Nusa Penida dan Nusa Lembongan Hasil Reboisasi Tahun 2005 ...
Potensi Mata Air di Kabupaten Klungkung .
Sebaran Trumbu Karang di Pulau Nusa Penida, Kabupaten Klungkung .
Volume Sampah di Kabupaten Klungkung Tahun 2007 .
Jumlah Rumah Tangga Miskin Menurut Tingkat Keparahan/Kedalamannya di
Kabupaten Klungkung ..
Desa Tertinggal di Kabupaten Klungkung Tahun 2007 ...
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Kabupaten Klungkung
Distribusi Persentase Penduduk yang Bekerja Menurut Sektor Tahun 2007..
Karakteristik Tenaga Kerja Kabupaten Klungkung Tahun 2007.
62
63
77
78
79
79
80
81
82
82
91
92
93
95
99
105
107
108
108
-
Propil Daerah Kabupaten Klungkung 2008 xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
Gambar 5
Gambar 6
Gambar 7
Gambar 8
Gambar 9
Gambar 10
Gambar 11
Gambar 12
Gambar 13
Gambar 14
Gambar 15
Gambar 16
Gambar 17
Gambar 18
Pegawai Negei Sipil (PNS) di Lingkungan Pemerintahan Kabupaten
Klungkung
Penyandang Cacat Menurut Jenisnya Cacatnya di Kabupaten Klungkung .
Angka Partisipasi Sekolah Menurut Jenjang Pendidikan di Kabupaten
Klungkung
Angka Melek Huruf Penduduk di Kabupaten Klungkung .
Angka Melek Huruf Menurut Daerah Kota dan Desa di Kabupaten Klungkung
Angka Melek Huruf Menurut Jenis Kelamin di Kabupten Klungkung ..
Pendidikan Tertinggi Yang di Tamatkan Penduduk 10 Tahun ke Atas Menurut
Jenis Kelamin di Kabupaten Klungkung .
Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Penduduk 10 Tahun ke Atas Menurut
Jenis Kelamin di Daerah Perkotaan/Perdesaan di Kabupaten Klungkung ..
Rata-Rata Lama Sekolah Penduduk Kabupaten Klungkung, Tahun 1999, 2002,
2006 dan 2007..
Penduduk Yang Berobat Jalan Menurut Tempat Berobat di Kabupaten
Klungkung, Tahun 2003 dan 2007 ..
Angka Harapan Hidup Kabupaten Klungkung, Tahun 1999, 2002, 2006
dan 2007 .........................................................................................................
Propil Rumah Tangga Pertanian Menurut Kecamatan di Kabupaten Klungkung
Rumah Tangga Pertanian Pengguna Lahan Menurut Golongan Luas Lahan
Yang di Kuasai
Luas Panen dan Produksi (ton) Padi di Kabupaten Klungkung, Tahun 2003-
2007 .
Luas Panen dan Produksi (ton) Padi di Kabupaten Klungkung, Tahun 2003-
2007 .
Luas Panen (Ha) dan Produksi Kedelai di Kabupaten Klungkung, Tahun 2003-
2007 .
Luas Panen (Ha) dan Produksi Kacang Tanah di Kabupaten Klungkung, Tahun
2003-2007 .
Luas Panen (Ha) dan Produksi Ubi Kayu di Kabupaten Klungkung, Tahun
2003-2007 .
7
19
27
28
29
30
30
31
32
34
36
39
40
42
43
44
45
46
-
Propil Daerah Kabupaten Klungkung 2008 xii
Gambar 19
Gambar 20
Gambar 21
Gambar 22
Gambar 23
Gambar 24
Gambar 25
Gambar 26
Gambar 27
Gambar 28
Gambar 29
Gambar 30
Gambar 31
Gambar 32
Gambar 33
Gambar 34
Gambar 35
Gambar 36
Gambar 37
Luas Panen (Ha) dan Produksi Ubi Jalar di Kabupaten Klungkung, Tahun
2003-2007 .
Produksi Tanaman Sayur-Sayuran di Kabupaten Klungkung, Tahun 2007
Luas Areal dan Produksi Kelapa di Kabupaten Klungkung, Tahun 2003-2007 ..
Luas Areal dan Produksi Kopi di Kabupaten Klungkung, Tahun 2003-2007 .
Luas Areal dan Produksi Cengkeh di Kabupaten Klungkung, Tahun 2003-2007
Luas Areal dan Produksi Kakao di Kabupaten Klungkung, Tahun 2003-2007 ..
Luas Areal dan Produksi Jambu Mente di Kabupaten Klungkung, Tahun 2003-
2007 .
Populasi Ternak di Kabupaten Klungkung, Tahun 2003-2007
Perkembangan Produksi Perikanan Laut di Kabupaten Klungkung
Tahun 2003-2007 .................................................................................
Industri Kecil dan Rumah Tangga Menurut Jumlah Tenaga Kerja per
Kecamatan di Kabupaten Klungkung ...
Banyaknya Sentra Industri dan Tenaga Kerja Yang di Serap Menurut
Kecamatan di Kabupaten Klungkung tahun 2007
Surat Ijin Usaha Perdagangan Barang dan Jasa Yang di Keluarkan Menurut
Golongan dan Bidang Usaha di Kabupaten Klungkung ..
Tenaga Kerja Perdagangan Sektor Formal Menurut Tingkat Pendidikan Tahun
2007 .
Perkembangan Jumlah Tamu yang Berkunjung ke Kabupaten Klungkung
Selama Tahun 2007 .
Kunjungan Wisata Dirinci per Obyek Wisata di Kabupaten Klungkung Tahun
2007 .
Pelanggan Pemakai Listrik Menurut Bentuk Pemakaian di Kabupaten
Klungkung, Tahun 2007 ..
KWH Terjual dan Besarnya Rekening Listrik di Kabupaten Klungkung, Tahun
2003-2007
Penggunaan dan Nilai Air Minum di Kabupaten Klungkung,
Tahun 2002-2007
Jumlah Penggunaan Air Menurut Golongan Pemakaian di Kabupaten
Klungkung, Tahun 2007 .
47
48
52
52
53
54
54
56
59
64
65
66
66
68
69
70
71
72
72
-
Propil Daerah Kabupaten Klungkung 2008 xiii
Gambar 38
Gambar 39
Gambar 40
Gambar 41
Gambar 42
Gambar 43
Gambar 44
Gambar 45
Gambar 46
Gambar 47
Bangunan Tempat Tinggal Menurut Kwalitasnya di Kabupaten Klungkung
Tahun 2007 ..........................................................................................
Bangunan Sensus Menurut Jenisnya di Kabupaten Klungkung ..
Bangunan Sensus Menurut Sarana/Fasilitas Rumah per Kecamatan di
Kabupaten Klungkung .
Luas Penggunaan Lahan di Kabupaten Klungkung .
Rumah Tangga Miskin dan Penduduk Miskin Menurut Kecamatan di
Kabupaten Klungkung .
Persentase Rumah Tangga dan Penduduk Miskin Menurut Kecamatan di
Kabupaten Klungkung .
Diagram Ketenagakerjaan ....
Tingkat Pengangguran di Kabupaten Klungkung Tahun 2007 ....
Distribusi Sumber PAD di Kabupaten Klungkung Tahun 2007 ..........................
Lima Besar Produksi Buah-buahan di Kabupaten Klungkung Tahun 2007 ........
86
87
88
89
100
102
106
107
49
11
-
Propil Daerah Kabupaten Klungkung 2008 xiv
Ringkasan Eksekutif
Secara administrasi daerah pemerintahan kabupaten Klungkung saat ini terbagi menjadi empat
(4) Kecamatan, 53 desa, 6 kelurahan dan 244 dusun/lingkungan. Seluruh desa/kelurahan dengan
klasifikasi swasembada dengan Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) kategori III.
Kecamatan Nusa Penida terdiri dari 16 desa yang merupakan daerah kepulauan, 14 desa berada di Nusa
besar dan 2 desa, Lembongan dan Jungutbatu di Nusa kecil. Kecamatan Banjarangkan terdiri dari 13
desa, kecamatan Klungkung terdiri dari 6 kelurahan dan 12 desa serta kecamatan Dawan terdiri dari 12
desa.
Menurut letak geografisnya desa/kelurahan di kabupaten Klungkung terdiri dari 18 desa pesisir,
1 desa lembah/daerah aliran sungai, 8 desa lereng/punggung bukit dan 32 desa dataran.Menurut
statusnya desa/kelurahan dibagi menjadi dua (2) yaitu desa perkotaan dan desa perdesaan. Desa
perkotaan di kabupaten Klungkung sebanyak 25 desa dan desa perdesaan 34 desa. Desa di kecamatan
Klungkung mempunyai desa perkotaan terbanyak yaitu 13 desa, dikuti kecamatan Dawan 8 desa serta
kecamatan Nusa Penida dan Banjarangkan masing-masing dua (2) desa.
Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Klungkung tahun
2007 sebanyak 1 871 orang terdiri dari 69 orang golongan I, 609 orang golongan II, 1 060 orang
golongan III dan 133 orang golongan IV. Jika dikelompokkan menirut jenis kelamin, sebanyak 1 279
orang laki-laki dan 592 orang perempuan. Sedangkan tenaga harian (Honorer) sebanyak 679 orang.
Pemilu 5 April 2004 telah dilaksanakan secara demokratis dan menghasilkan wakil-wakil
rakyat yang duduk di DPRD kabupaten Klungkung. Pada tahun 2007 Komposisi kursi di DPRD terdiri
dari Fraksi PDI perjuangan 12 orang, Golkar 5 orang, PNI Marhaenisme 4 orang, PKPB 4 orang.
Sebagai daerah otonom, Dewan Perwakilan Daerah Kabupaten Klungkung telah menghasilkan
beberapa jenis produk perundang-undangan meliputi Peraturan Daerah, Keputusan DPRD, Keputusan
Pimpinan DPRD dan usul/saran.
Pada tahun 2007 Produk DPRD kabupaten Klungkung sebanyak 64 buah, 7 Peraturan Daerah
dan 56 Keputusan DPRD dan 1 Keputusan Pimpinan. Dengan demikian selama satu tahun terakhir
terjadi peningkatan jumlah produk DPRD, sebanyak 38 buah, dari 26 buah tahun 2006 menjadi 64
buah tahun 2007 ini menunjukan makin produktifnya kinerja dewan dalam menyerap aspirasi
masyarakat Kabupaten Klungkung.
Sementara itu, lembaga-lembaga keuangan lain juga sangat diperlukan daerah dalam rangka
menggerakkan sektor riil baik di bidang perbankan sendiri, pemasukan dana pendapatan asli daerah
(PAD) maupun investasi. Jumlah Lembaga Perkreditan Desa (LPD) sebanyak 96 buah yang tersebar di
-
Propil Daerah Kabupaten Klungkung 2008 xv
empat (4) kecamatan yaitu 25 buah di kecamatan Nusa Penida, 29 buah di Banjarangkan, 22 buah di
Klungkung dan 20 buah di kecamatan Dawan. Di samping itu keberadaan Perusahaan Umum
Pegadaian Cabang Semarapura semakin mendapat perhatian masyarakat untuk bertransaksi. Tahun
2007 jumlah kredit yang disalurkan Perum Pegadaian sebesar 27 221 679 rupiah.
Khusus untuk koperasi, selama 3 tahun terakhir jumlahnya terus mengalami peningkatan, 73
buah tahun 2004 menjadi 80 buah tahun 2005 ,97 buah tahun 2006 dan 102 tahun 2007. Hal ini tentu
saja menunjukkan bahwa koperasi yang merupakan soko guru pembangunan masyarakat desa
memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pertumbuhan ekonomi daerah.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) kabupaten Klungkung selama tiga (3) tahun terakhir terus
mengalami peningkatan. Pada tahun 2007 PAD-nya mencapai 19.491.643.140 meningkat sekitar 10
persen dibandingkan tahun 2006 atau 27 persen dibandingkan tahun 2005. Penyumbang terbesar dari
PAD adalah Retribusi Daerah yang mencapai 72 persen, diikuti oleh pendapatan lain-lain 10 persen,
pajak daerah 9,7 persen dan sisanya 8,3 persen adalah bersumber dari bagian laba usaha daerah.
Dalam rangka implementasi Undang-undang Nomor 22 dan 25 Tahun 1999, salah satu faktor
yang harus dipersiapkan oleh pemerintah daerah adalah kemampuan keuangan daerah kepada pusat
yaitu Rasio Pendapatan Asli Daerah (PAD) dibandingkan dengan total penerimaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Dalam pelaksanaan otonomi daerah di kabupaten Klungkung masih sangat mengandalkan
pembiayaan dari pemerintah pusat untuk membiayai pelaksanaan pemerintah dan pembangunan
daerah. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa betapa kuatnya peran pemerintah pusat dalam alokasi
anggaran pemerintah kabupaten Klungkung yang ditunjukkan oleh porsi PAD terhadap APBD yang
hanya sekitar 5,57 persen tahun 2007, 6,63 persen tahun 2006 dan 6, 89 persen tahun 2005.
Jumlah Dana Alokasi Umum (DAU) yang diterima kabupaten Klungkung tahun 2007 tercatat
sebesar Rp. 247.321.000.000 meningkat 9,6 persen dibanding tahun 2006 dan 45,66 persen dibanding
tahun 2005. Sedangkan untuk Dana Alokasi Khusus juga mengalami peningkatan yaitu sekitar 29
persen dibanding tahun 2006 dan 75,29 persen dibanding tahun 2005. Sementara itu bagi hasil pajak
dan bukan pajak selama tiga tahun terakhir terus mengalami peningkatan yaitu 17 persen jika
dibandingkan dengan tahun 2006 dan 27 persen jika dibandingkan dengan tahun 2005.
Permohonan dan penerbitan sertifikat khususnya sertifikat hak guna bangunan dan hak pakai
realisasi penerbitannya 100 % yaitu dari 15 permohonan seluruhnya diterbitkan. Namun tidak demikian
halnya dengan sertifikat hak milik dari 2387 yang diterbitkan hanya 710 buah.
Jumlah desa pekraman (desa adat) di Kabupaten Klungkung tahun 2007 tercatat sebanyak 106
buah tersebar di empat kecamatan masing-masing di Kecamatan Nusa Penida 35 buah, Banjarangkan
-
Propil Daerah Kabupaten Klungkung 2008 xvi
29 buah, Klungkung 22 buah, dan Dawan 20 buah. Sedangkan banjar adat berjumlah 394 buah, 157
buah di Kecamatan Nusa Penida, 75 buah di Banjarangkan, 96 buah di Klungkung dan 66 buah di
Dawan.
Sebagian besar penduduk Kabupaten Klungkung beragama Hindu, ( 96,05 %) beragama Islam,
( 2,92 %) beragama Budha (0,62 %), dan 0,10 % beragama Kristen Katholik dan sisanya 0,36
beagama Kristen Protestan.
Berdasarkan hasil pendataan BPS Potensi Desa 2006, dari 59 desa di Kabupaten Klungkung
tercatat 30 desa yang penduduknya lebih dari satu pemeluk agama, 17 desa di perkotaan serta 13 desa
di pedesaan. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar desa-desa di Kabupaten Klungkung heterogen
dalam kehidupan umat beragama dan bersifat terbuka menerima para pendatang.
Organisasi kemasyarakatan yang eksis di desa-desa di Kabupaten Klungkung diantaranya Panti
Asuhan (3 desa) Panti Wreda/Jompo (1 desa), Panti Cacat/YPAC (1 desa) Majelis
Ta`lim/Pengajian/Kebaktian (25 desa) Yayasan/Kelompok Kematian (49 desa) dan Lembaga
Masyarakat terdapat di enam (6) desa. Keberadaan organisasi kemasyarakatan tersebut tidak hanya
diperkotaan saja tetapi juga di daerah perdesaan.
Penyandang cacat di Kabupaten Klungkung sebanyak 716 orang, yang terbanyak adalah
penyandang cacat fisik (Tuna Daksa) 279 orang, Tuna Rungu 185 orang, Tuna Grahita 151 orang, Tuna
Netra 93 orang dan Tuna Ganda 8 orang. Sebagian besar penyandang cacat tersebut tinggal di daerah
pedesaan.
Berdasarkan data registrasi jumlah penduduk kabupaten Klungkung tahun 2007 berjumlah
175.430 orang terdiri dari 86.156 orang penduduk laki-laki dan sebanyak 88.274 orang penduduk
perempuan dengan angka sex ratio 0,97 hal ini berarti setiap 100 orang perempuan terdapat 97 orang
laki-laki. Jumlah ini meningkat selama tiga (3) tahun terakhir dengan tingkat pertumbuhan rata-rata
sebesar 0,41 persen. Jumlah penduduk tersebut tersebar di empat (4) kecamatan masing-masing
sebanyak 47.589 orang di kecamatan Nusa Penida, 38.722 orang di kecamatan Banjarangkan, 53.239
orang di kecamatan Klungkung serta 35.880 orang di kecamatan Dawan.
Dengan luas wilayah kabupaten Klungkung 315 km2 kepadatan penduduk tahun 2007 mencapai
5557 orang/km2 dengan distribusi perkecamatan adalah 235 orang/km dikecamatan Nusa Penida, 860
orang/km kecamatan Banjarangkan, 1.835 orang/km kecamatan Klungkung dan 969 orang/km
kecamatan Dawan. Dengan demikian tampak bahwa kepadatan ini tidak merata di setiap kecamatan
antara kecamatan daratan (Banjarangkan, Klungkung dan Dawan) dengan kecamatan kepulauan (Nusa
Penida) yang relatif masih jarang penduduknya dengan luas wilayah terbesar. Jika dilihat proporsi
untuk wilayah perkotaan dan perdesaan sekitar 46,09 persen berdomisili di perkotaan dan sisanya 53,91
-
Propil Daerah Kabupaten Klungkung 2008 xvii
persen di perdesaan, penduduk laki-laki di perkotaan sekitar 50,44 persen dan di perdesaan 52,60
persen.
Angka beban ketergantungan berdasarkan SUSENS ( Survei Sosial Ekonomi Nasional ) tahun
2007 menunjukkan bahwa penduduk laki-laki angkanya lebih rendah dibanding perempuan yaitu 48,3
persen (laki-laki) berbanding 53,0 persen (perempuan), fenomena tersebut berlaku hanya berlaku di
daerah pedesaan tidak demikian halnya untuk daerah perkotaan yang angkanya lebih tinggi laki-laki
dibandingkan perempuan atau 46,1 persen untuk laki-laki berbanding dengan 44,9 persen untuk
perempuan.
Dari 2.875 rumah tangga yang mengalami kejadian kelahiran di kabupaten Klungkung hanya
sekitar 53,60 persen saja yang melaporkan ke aparat terkait (desa/dusun) dan yang mendapat surat
kelahiran sekitar 23,03 persen.Untuk kejadian kematian, kesadaran rumah tangga untuk melaporkan
hampir mencapai 90 persen, sedangkan untuk kejadian pindah ke luar dan pindah masuk/datang yang
melapor masing-masing sekitar 46,47 persen dan 33, 18 persen. Secara umum kesadaran rumah tangga
di pedesaan untuk melaporkan kejadian-kejadian vital kependudukan jauh lebih tinggi dibanding rumah
tangga perkotaan.
Jumlah murid taman kanak-kanak selama setahun terakhir menurun sekitar 0,9 persen dengan
jumlah guru yang mengajar tahun 2007 sebanyak 368 orang. Melihat komposisi yang ada maka rasio
guru yang mengajar di setiap sekolah TK mengalami perubahan yaitu dari 9 murid per orang guru
menjadi 8 murid per orang guru.
Murid SD tahun 2007 berjumlah 18.922 orang meningkat dibandingkan tahun 2006 sekitar 0,6
persen. Demikianhalnya dengan jumlah guru mengalami peningkatan sekitar 11 persen dengan beban
guru mengajar terhadap jumlah siswa yang diajar mengalami penurunan dari 1 : 14 menjadi 1 : 13.
Sementara itu, jumlah siswa SMTP setahun terakhir mengalami peningkatan sebaesar 1,96
persen dengan tenaga pengajar tahun 2007 sebanyak 550 orang berkurang dibandingkan tahun 2006
yang berjumlah 557 orang. Beban guru mengajar terhadap murid mengalami ppenurunan dari 1 : 14
menjadi 1 : 15. Khusus untuk jenjang pendidikan SMTA jumlah murid mengalami penurunan dari
6.308 orang tahun 2006 menjadi 6.148 orang tahun 2007, demikian pula jumlah guru menurun dari 456
orang tahun 2006 menjadi 439 tahun 2007. Demikian halnya dengan rasio murid terhadap guru tingkat
SMTA mengalami penurunan dari 1 : 15 tahun 2006 menjadi 1 : 14 tahun 2007.
Angka Partisipasi Sekolah (APS) penduduk selama tahun 2000 2007 mengalami fluktuasi.
Untuk SD dan SMTP, meningkat dari tahun 2000 -2003 dan menurun tahun 2003 2006, sedangkan
tingkat SMTA menurun terus selama kurun waktu tersebut. Fakta tersebut menunjukkan bahwa
penduduk usia sekolah (7 18 tahun) dikabupaten Klungkung tahun 2007 semakin banyak yang tidak
-
Propil Daerah Kabupaten Klungkung 2008 xviii
bersekolah yang disebabkan karena tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi ataupun
karena drop out (putus sekolah).
Berdasarkan hasil pendataan Badan Pusat Statistik angka melek huruf di kabupaten Klungkung
tercatat sebesar 81,57 persen, yang berarti pula angka buta huruf mencapai lebih dari 10 persen.
Implikasinya adalah dari 100 penduduk usia 10 tahun ke atas sekitar 10 orang adalah buta huruf.
Angka buta huruf di perdesaan jauh lebih tinggi di banding perkotaan dengan perbedaan
mencapai lebih dari 20 persen. Perbedaan ini berkaitan erat dengan taraf hidup dan kesadaran
penduduk di perkotaan untuk bersekolah yang lebih tinggi disamping faktor kelengkapan dan
beragamnya fasilitas pendidikan yang tersedia.
Sebagai bagian dari indikator pendidikan, lama sekolah bisa memperlihatkan tingkat
pencapaian pendidikan yang ditempuh secara formal. Semakin lama seseorang bersekolah diasumsikan
semakin handal SDM orang tersebut. Rata-rata lama sekolah penduduk kabupaten Klungkung periode
1999 2007 terus mengalami peningkatan dari 6,08 tahun 1999 meningkat menjadi 6,14 tahun 2002
serta 6,90 tahun 2006 dan masih bertahan sampai tahun 2007..
Angka tersebut menunjukkan bahwa rata-rata penduduk dengan pendidikan formal kurang lebih
sampai tahun pertama bangku SLTP. Angka ini masih lebih rendah dari rata-rata lama sekolah Propinsi
Bali sebesar 7,60 tahun dan berada pada urutan ke 6 antar kabupaten di atas kabupaten Bangli,
Karangasem dan Buleleng.
Dilihat dari indikator kesehatan masyarakat yang ada ternyata di perkirakan tidak semua
indikator kesehatan masyarakat menunjukkan arah perbaikan. Salah satu indikator derajat kesehatan
masyarakat adalah angka kesakitan (morbidity rate). Lebih dari 40 persen penduduk kabupaten
Klungkung mengalami keluhan kesehatan dengan jenis keluhan utama masing-masing panas, batuk dan
pilek. Penduduk yang mengalami keluhan tersebut sekitar 76 % yang mengobati sendiri dan hanya
sebagian saja yang menggunakan obat modern.
Yang menarik dari data yang ada bahwa fungsi pfasilitas kesehatan berupa Puskesmas sangat
diminati masyarakat sebagian besar penduduk yang mencapai 43,72 persen, disusul penanganan ke
sehatan ke tenaga kesehatan sekitar 23,22 persen, kemudian ke praktek dokter mencapai 22,64 persen,
5,76 persen ke Rumah Sakit serta berturutturut ke obat tradisional dan lainnya masing-masing 0,14
persen dan 4,52 persen.
Berkaitan erat dengan fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan perlu disampaikan informsi
jumlah penduduk yang berobat jalan menurut fasilitas kesehatan/tempat berobat. Selama tahun 2007
mayoritas penduduk kabupaten Klungkung berobat jalan di puskesmas/pustu, bahkan angkanya 43,72
persen.
-
Propil Daerah Kabupaten Klungkung 2008 xix
Pada tahun 2007 angka harapan hidup kabupaten Klungkung mencapai 68,95. Angka ini
dibawah angka harapan hidup propinsi Bali sebesar 70,60. Dibandingkan dengan kabupaten lainnya di
Bali kabupaten Klungkung berada pada urutan ke tujuh (7) diatas Buleleng dan Karangasem. Angka ini
berarti meningkat sedikit dibanding tahun 2006 sebesar 68,90. Hal ini perlu mendapat perhatian yang
sungguh-sungguh mengenai faktor-faktor penyebab penurunan angka harapan hidup selama empat (4)
tahun terakhir, agar dapat dicarikan solusi dan upaya untuk meningkatkannya.
IPM sebagai indikator pencapaian pembangunan manusia di kabupaten Klungkung
menunjukkan peningkatan selama periode 2006 2007. Jika pada tahun 1999 nilainya hanya sekitar
59,92 maka pada tahun 2002 meningkat tajam menjadi 67,85 dan pada tahun 2006 meningkat menjadi
68, 90 dan tahun 2007 meningkat lagi menjadi 68,95.
IPM kabupaten Klungkung pada tahun 2007 masih berada dibawah nilai IPM propinsi Bali
sebesar 70,60 dan berada pada urutan ke tujuh (7) dibanding kabupaten/kota lainnya di Bali. Dengan
demikian disimpulkan bahwa walaupun terjadi peningkatan nilai IPM kabupaten Klungkung namun
perkembangan indek-indek penyusunnya menunjukkan fluktuasi yang beragam dan sensitif.
Hasil Pendataan BPS menunjukan bahwa sekitar 55,80 persen (22.462 RT) rumah tangga di
Kabupaten Klungkung merupakan rumah tangga pertanian. Hal ini menjadi menarik jika dilihat
perkembangannya selama 10 tahun terakhir yang meningkat sekitar 13,38 persen. Fakta ini berkaitan
erat dengan potensi Kecamatan Nusa Penida sebagai sentra (pusat) pertanian, di tiga (3) kecamatan
daratan mengalami penurunan.
Rumah tangga petani pengguna lahan mencapai lebih dari 90 persen di setiap kecamatan
kecuali di Kecamatan Nusa Penida. Hal ini disebabkan karena lebih dari 10 persen petani di Kecamatan
Nusa Penida merupakan petani non pengguna lahan diantaranya petani penangkap ikan di laut
(nelayan) dan petani rumput laut.
Petani gurem (lahan yang dikuasai < 50 are) di Kabupaten Klungkung hampir mencapai 50
persen, dan untuk kecamatan daratan angkanya mencapai lebih dari 60 persen, sedangkan di
Kecamatan Nusa Penida masih ada sekitar 23,06 persen petani gurem.
Rumah tangga pertanian pengguna lahan dengan penguasaan lahan kurang dari 10 are (< 1000
m2) hampir mencapai 10 persen. Bahkan untuk Kecamatan Klungkung lebih dari 20 persen dan
Kecamatan Dawan 13,10 persen. Sempitnya luas penguasaan lahan pertanian di Kabupaten Klungkung
mempengaruhi jumlah RT miskin sebagai petani gurem yang berjumlah 5.202 RT.
Berkaitan erat dengan rumahtangga pertanian adalah peranan rumah tangga pengolahan hasil
pertanian dan buruh pertanian yang jumlahnya masing-masing 1.495 RT dan 2190 RT. Kontribusi
kedua rumah tangga tersebut dalam mendorong tumbuh dan berkembangnya pembangunan pertanian di
-
Propil Daerah Kabupaten Klungkung 2008 xx
Kabupaten Klungkung tidak bisa diabaikan begitu saja, hal ini dibuktikan dengan kontribusi sektor
pertanian dalam PDRB masih merupakan sektor yang dominan.
Pertanian tanaman pangan meliputi pertanian padi dan palawija (jagung, kedelai, singkong,
umbi-umbian dan sebagainya). Petani tanaman pangan di Kabupaten Klungkung mencapai hampir 75
persen, dengan distribusi per kecamatan di Nusa Penida 82,97 persen, Banjarangkan 85,80 persen,
Klungkung 70,63 persen dan Dawan 36,53 persen.
Tanaman padi di Kabupaten Klungkung hanya diusahakan di kecamatan daratan oleh sekitar
7.724 rumah tangga (34,39 %) dengan luas lahan yang dikuasai seluas 2.644,77 Ha atau dengan rata-
rata penguasaan 0,34 Ha per rumah tangga.
Produksi padi dalam 5 tahun terakhir secara rata-rata mengalami peningkatan sekitar 8,08
persen walaupun pada tahun 2005 dan 2007 mengalami penurunan sekitar 5,97 persen dan 5,52 persen
namun masih bisa didongkrak oleh produksi padipada tahun sebelumnya yang mengalami peningkatan.
Penurunan produksi padi tahun 2007 diantaranya diakibatkan karena menurunannya luas panen sebesar
1,36 persen dan rata-rata produksi sekitar 2,75 persen
Luas panen dan produksi jagung selama lima tahun berfluktuasi dengan produksi tertinggi
dicapai pada tahun 2003 sekitar 13.734 ton. Pada tahun 2007 produksi jagung sudah mulai menunjukan
peningkatan dari 11.196 ton tahun 2006 menjadi 11.363 ton tahun 2007 atau meningkat sekitar 1,46
persen. Peningkatan ini salah satunya didukung oleh peningkatan luas panen sekitar 4,12 persen dan
peningkatan rata-rata produksi sekitar 7,55 persen antara tahun 2006 sampai dengan tahun 2007.
Seperti halnya tanaman jagung, tanaman kedele juga berangsur-angsur mengalami peningkatan
produksi setelah beberapa tahun mengalami penurunan. Tahun 2007 produksi kedele meningkat sekitar
17,47 persen jika dibandingkan produksi tahun 2006 yang mencapai 1.464 ton. Peningkatan produksi
ini salah satunya disebabkan karena meningkatnya luas panen sekitar 8,22 persen atau dari 937 ha
tahun 2006 menjadi 1.021 ha tahun 2007.
Tahun 2007 tanaman kacang tanah produksinya mengalami peningkatan sekitar 9,95 persen
setelah produksinya menurun sekitar 19,37 persen pada tahun 2006. Peningkatan produksikacang tanah
tahun 2007 salahsatunya karena adanya peningkatan luas panen sekitar 8,38 persen dan peningkatan
rata-rata produksi sekitar 4,35 persen
Pengusahaan tanaman ubi kayu di Kabupaten Klungkung terpusat di Kecamatan Nusa Penida,
dengan luas panen dan produksi tahun 2007 masing-masing 2.103 ha dan 36.255 ton. Selama satu
tahun terakhir kembali mengalami penurunan produksi sekitar 4,29 persen setelah tahun 2006
produksinya turun sekitar 16,37 persen. Penurunan produksi ini salahsatunya disebebkan karena adanya
penurunan luas panen sekitar 1,72 persen hal ini juga menggambarkan bahwa Kecamatan Nusa Penida
-
Propil Daerah Kabupaten Klungkung 2008 xxi
yang menjadi sentra produksi ubi kayu belum mampu mendongkrak produksi Kabupaten Klungkung
tahun 2007.
Produksi ubi jalar tahun 2005 merupakan produksi tertinggi selama lima tahun terakhir dengan
produksi sebesar 6.419 ton. Sedangkan setahun terakhir terjadi penurunan produksi ubi jalar sekitar
8,38 persen dan luas panen menurun sekitar 1,92 persen atau seluas 4 ha.
Tanaman hortikultura meliputi tanaman sayur-sayuran dan buah-buahan yang merupakan salah
satu sumber makanan utama disamping padi dan palawija. Jumlah petani hortikultura di Kabupaten
Klungkung menurut hasil Sensus Pertanian 2003 sebanyak 13.438 rumah tangga, dan sekitar 55 persen
berada di Kecamatan Nusa Penida.
Tanaman hotikultura yang produksinya terbesar di Kabupaten Klungkung adalah cabai dengan luas
panen mencapai 895 ha dan mencapai produksi 9.590 ton diikuti empat produksi terbesar lainnya yaitu
sayur hijau 2.803 ton, kacang merah 2.677 ton, mentimun 2.641 ton dan kacang panjang 2.247 ton.
Tanaman hias juga termasuk dalam kelompok hortikultura dimana di Kabupaten Klungkung
tanaman yang menjadi unggulan adalah tanaman bunga pacar air, yang penggunaannya sebagai salah
satu perlengkapan sembahyang umat hindu. Tanaman ini selama tahun 2007 berproduksi 2.376 ton
dengan luas panen mencapai 258 ha dan tanaman ini dibudidayakan oleh petani yang berada di
Kecamatan Banjarangkan dan Kecamatan Klungkung.
Pisang masih merupakan komoditi buah-buahan primadona di Kabupaten Klungkung dengan
produksi 6.719 ton tahun 2007 atau meningkat 1,02 persen setahun terakhir. Disamping pisang, sawo
dan jambu biji juga mempunyai produksi yang cukup besar masing-masing 1.035 ton dan 1.484 ton
tahun 2007 disusul dua komoditi produksi terbesar lainnya yaitu mangga 742 ton dan pepaya 596 ton.
Tanaman kelapa diusahakan di seluruh kecamatan dengan luas areal terluas di Kecamatan Nusa
Penida dan produksi terbesar di Kecamatan Dawan. Luas areal tanaman kelapa selama lima tahun terus
mengalami peningkatan sedangkan produksinya berfluktuasi. Luas areal tanaman kelapa tahun 2007
diperkirakan mencapai 3.066,85 ha dengan produksi mencapai 3.033,48 ton atau menurun sekitar 5,30
persen dibandingkan tahun 2006.
Luas areal tanaman kopi selama lima tahun terakhir mengalami fluktuasi dengan areal terluas
tahun 2003 sekitar 115 ha. Tahun 2007 luasnya sekitar 83,34 ha hanya meningkat 0,34 ha dibanding
tahun sebelumnya. Produksinya tahun 2007 hanya mencapai 53,30 ha menurun dibandingkan tahun
2006 sebesar 14,03 persen. Produksi kopi terbanyak terjadi pada tahun 2004 yang mencapai 93 ton.
Luas areal tanaman cengkeh tahun 2007 sekitar 355,50 ha relatif sama dengan tahun 2006.
Produksinya tahun 2007 sekitar 119 ton meningkat dibanding tahun 2006 yang hanya sekitar 65,45 ton.
-
Propil Daerah Kabupaten Klungkung 2008 xxii
Perkembangannya selama lima tahun bervariasi dengan produksi tertinggi tahun 2003 sebanyak 153
ton.
Luas areal tanaman kakao selama lima tahun terakhir terus mengalami peningkatan walaupun
relatif kecil. Luas areal terluas terjadi pada tahun 2007 sekitar 62,90 ha atau meningkat dibanding tahun
2006 hampir 2 ha. Namun produksinya mengalami fluktuasi yang cukup tajam dengan produksi
terbesar tahun 2004 sebesar 74 ton, kemudian terus mengalami penurunan dan tahun 2007 hanya
mencapai 48,45 ton.
Pengusahaan jambu mente di Kabupaten Klungkung terpusat di Kecamatan Nusa Penida dan
mulai dikembangkan di Kecamatan Dawan. Perkembangan jambu mente sangat berfluktuasi baik untuk
luas lahan maupun produksinya. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, tahun 2004 luas areal
mencapai titik tertinggi yaitu untuk luas areal 633 ha namun produksinya hanya mencapai 26 ton.
Tahun selanjutnya menurun tajam dan pada tahun 2007 luas areal sekitar 390,80 ha dengan produksi
yang sangat menggembirakan yaitu mencapai 93,96 ton.
Luas hutan Negara di Kabupaten Klungkung seluas 202 ha atau sekitar 0,64 persen dari luas
wilayah Kabupaten Klungkung, yang seluruhnya berada di Kecamatan Nusa Penida. Khusus untuk
tanaman kayu-kayuan luasnya mencapai 657 ha. Berdasarkan hasil Sensus Pertanian 2003 jumlah
rumah tangga pertanian budidaya tanaman kehutanan sekitar 1.749 rumah tangga atau 7,70 persen dari
seluruh rumah tangga pertanian. Sedangkan rumah tangga pemungut hasil hutan dan atau penangkapan
satwa liar berjumlah 78 rumah tangga.
Usaha peternakan di Kabupaten Klungkung sebagian besar masih dilakukan secara tradisional
oleh masyarakat. Usaha ini merupakan usaha sambilan atau sebagai pelengkap usaha lainnya.
Berdasarkan hasil Sensus Pertanian 2003 jumlah rumah tangga peternakan/perunggasan di Kabupaten
Klungkung sebanyak 12.089 rumah tangga atau sekitar 53,82 persen dari seluruh rumah tangga tani.
Sebagian besar (58,56%) rumah tangga peternakan/perunggasan berada di Kecamatan Nusa Penida,
diikuti Banjarangkan, Klungkung dan Dawan.
Populasi ternak sapi relatif stabil selama lima tahun terakhir, tahun 2007 berjumlah 44.059 ekor
meningkat 0,26 persen dibanding tahun 2006. Sedangkan populasi kambing mengalami peningkatan
sekitar 3,32 persen dari 611 ekor tahun 2006 menjadi632 ekor pada tahun 2007.
Sementara itu jumlah populasi babi unggul cukup bervariasi selama lima tahun terakhir dengan
populasi terendah dicapai tahun 2003 sebanyak 15.023 ekor. Tahun 2007 jumlah populasinya 15.001
ekor menurun tajam sekitar 39,26 persen dibandingkan tahun 2006 yang merupakan jumlah populasi
terbanyak. Dan untuk babi lokal justru populasinya lebih tinggi yaitu sebanyak 19.797 ekor tahun 2007
namun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya menurun sekitar 15 persen.
-
Propil Daerah Kabupaten Klungkung 2008 xxiii
Jenis unggas unggulan yang dapat dikembangkan adalah ayam dan itik, ayam dengan jenis
ayam kampung dan ayam broiler, sedangkan itik dengan jenis itik lokal. Unggas dengan jenis ayam
kampung banyak dikembangkan di Kecamatan Nusa Penida sedangkan jenis itik lokal banyak
dikembangkan di Kecamatan Banjarangkan.
Jumlah populasi unggas tertinggi adalah ayam pedaging yang berjumlah 295.735 ekor tahun
2007. Selama lima tahun terakhir ayam pedaging satu-satunya jenis unggas yang terus mengalami
peningkatan kecua dalam setahun terakhir ini mengalami penurunan sekitar 4.000 ekor. Ayam
kampung populasinya relatif stabil walaupun setelah tahun 2003 mengalami penurunan, setelah
mengalami penurunan yang sangat tajam pada tahun 2003-2004 itik lokal mulai mengalami
peningkatan sekitar 21.000 ekor antara tahun 2006 dengan 2007.
Berdasarkan hasil pendataan BPS jumlah rumah tangga budidaya ikan/biota lain di laut
sebanyak 2.606 rumah tangga (11,60%) seluruhnya berada di Kecamatan Nusa Penida, sedangkan
rumah tangga penangkapan ikan/biota lain di laut berjumlah 1.224 rumah tangga (5,45%) tersebar di
seluruh kecamatan. Dan untuk perikanan darat diusahakan oleh sekitar 162 rumah tangga atau kurang
dari 1 persen jumlah rumah tangga tani.
Perkembangan perikanan laut di Kabupaten Klungkung secara umum menunjukan trend yang
mengembirakan selama lima tahun terakhir, baik dilihat dari jumlah perahu penangkap ikan, alat
penangkap ikan, maupun produksinya.
Perahu penangkap ikan tahun 2007 berjumlah 1.079 unit menurun tajam dibandingkan tahun
sebelumnya. Sementara itu alat penangkap ikan jumlahnya relatif stabil selama lima tahun terakhir, dan
jumlahnya sebanyak 2.158 tahun 2007.
Produksi perikanan laut yang utama adalah produksi ikan dan rumput laut. Produksi ikan tahun
2007 sebanyak 2.393 ton meningkat di bandingkan tahun 2006 sekitar 10,72 persen. Produksi ikan
tertinggi selama lima tahun dicapai pada tahun 2003 sebanyak 3.446 ton. Sementara itu rumput laut
yang merupakan komoditi primadona dan hanya diusahakan di Kecamatan Nusa Penida produksinya
tahun 2007 sebesar 91.320 ton sedikit menurun sekitar 14 persen setahun terakhir.
Pertambangan/penggalian merupakan salah satu sektor primer selain pertanian. Hasil
pertambangan/penggalian di kabupaten Klungkung, selama ini berasal dari galian golongan C berupa
pasir dan batu (ex letusan Gunung Agung) yang terdapat di daerah Gunaksa kecamatan Dawan, serta
sebagian kecil terdapat di daerah Tangkas dan Jumpai kecamatan Klungkung. Selain itu usaha
penggalian tanah liat juga terdapat di kecamatan Banjarangkan dan Dawan serta garam yang
diusahakan di kecamatan Dawan.
-
Propil Daerah Kabupaten Klungkung 2008 xxiv
Dengan memperhatikan bentang alam lingkungan kawasan galian golongan C yang sudah
sangat memperihatinkan sesuai dengan hasil pengukuran, ketinggian elevasi area galian C yaitu berada
pada level 0 sampai dengan 1 meter di atas permukaan air laut, bahkan bekas lubang galian C sudah
berada di bawah permukaan air laut. Kondisi tersebut yang mengakibatkan adanya kesepakatan antara
eksekutif dan legislatif yang dituangkan dalam instruksi Bupati Klungkung Nomor 3 tahun 2002
Tentang Penghentian penggunaan alat-alat berat dalam penambangan bahan galian C di desa Gunaksa,
Tangkas, Jumpai dan sekitarnya serta instruksi Bupati Klungkung Nomor 14 tahun 2003 Tentang Zona
Pelarangan Penggunaan alat-alat berat dalam penambangan bahan galian golongan C di alur sungai
Unda desa Tangkas, Cek Dam dan sekitar Sempadan Pantai.
Namun demikian, harus diakui bahwa sampai saat ini masyarakat masih melakukan usaha
penambangan/ penggalian walaupun volumenya setiap tahun semakin berkurang, hal ini dibuktikan
dengan kontribusinya terhadap PDRB mencapai 4,45 persen serta jumlah penduduk/tenaga kerja di
sektor ini tahun 2007 sekitar 1571 orang.
Sektor industri merupakan salah satu sektor sekunder yang memegang peranan penting di
kabupaten Klungkung baik dalam hal penyerapan tenaga kerja maupun kontribusinya terhadap PDRB.
Perkembangan sektor industri dari tahun ke tahun secara gradual mengalami peningkatan, tahun 2007
sektor ini mampu menyerap tenaga kerja sekitar 12 persen dari total angkatan kerja meningkat 10
persen lebih selama tiga (3) tahun terakhir. Sedangkan kontribusinya terhadap PDRB mengalami
peningkatan 4,04 persen.
Di kabupaten Klungkung terdapat industri sedang sebanyak 23 buah dengan jumlah tenaga
kerja sebanyak 745 orang, yang tersebar di tiga (3) kecamatan yaitu 8 buah di kecamatan Klungkung,
11 buah di kecamatan Dawan serta 4 buah di kecamatan Banjarangkan.
Industri sedang di kabupaten Klungkung berjumlah 26 buah dan mampu menyerap tenaga kerja
sebanyak 746 orang. Industri tesktil, pakaian jadi dan kulit menyerap tenaga kerja lebih dari 45 persen,
dengan demikian jelaslah bahwa keberadaan industri tekstil/pakaian jadi memiliki posisi strategis bagi
perkembangan sektor industri khususnya dan perekonomian umumnya.
Industri kecil berjumlah 938 buah dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 6.724 orang, lebih dari
45 persen industri kecil berada di kecamatan Klungkung dan menyerap tenaga kerja lebih dari 40
persen. Sedangkan industri rumah tangga berjumlah 4.849 buah dan menyerap tenaga kerja sebanyak
13.191 orang. Industri rumah tangga terpusat di kecamatan Klungkung (37,80 %) yang menyerap 29,
47 persen tenaga kerja, diikuti kecamatan Dawan (31,44 %) namun mampu menyerap tenaga kerja
sekitar 31,28 persen.
-
Propil Daerah Kabupaten Klungkung 2008 xxv
Sektor perdagangan di kabupaten Klungkung mempunyai andil yang cukup besar dari seluruh
kegiatan ekonomi dan merupakan salah satu pusat perdagangan di wilayah Bali Timur. Sektor ini
berpengaruh besar bagi perkembangan sektor-sektor lainnya sebagai akselerator dan memberikan
multiplier effect dengan kontribusi terhadap PDRB mencapai 21,70 persen.
Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) meliputi SIUP untuk barang dan Jasa. Selama dua tahun
terakhir mengalami penurunan dari 323 buah tahun 2006 menjadi 212 buah tahun 2007. Sedangkan
SIUP barang mengalami peningkatan tajam pada tahun 2004 2005 yaitu dari 63 buah menjadi 317
buah. Berdasarkan bentuk usaha lebih dari 66 persen SIUP merupakan usaha perseorangan dan sisanya
masing-masing 22 persen CV, 7,5 persen PT dan 3,7 persen lainnya.
Tenaga kerja perdagangan sektor formal di dominasi oleh tingkat pendidikan SMU yang hampir
mencapai 73 persen, SMP ke bawah lebih dari 13 persen dan sisanya sarjana muda/sarjana hanya
sekitar 5 persen serta pada tingkat pendidikan SD mencapai 9 persen.
Kontribusi pariwisata bagi perekonomian kabupaten Klungkung hanya sekitar 7,74 persen dari
total PDRB tahun 2007 meningkat sedikit dibandingkan tahun 2006 yang nilainya sebesar 7,70 persen.
Kendati demikian, spread effect pariwisata bagi pertumbuhan dan perkembangan perekonomian
mempunyai pengaruh sangat besar terutama bagi pergerakan sektor riil di kabupaten Klungkung.
Keberadaan obyek pariwisata merupakan salah satu daya tarik utama bagi kunjungan
wisatawan. Obyek pariwisata yang terdapat di kabupaten Klungkung menurut jenisnya sebanyak 20
obyek, yaitu lingkungan (7), museum (4), pantai (4), goa (3), serta monumen dan pentas masing-
masing 1 obyek.
Perkembangan industri pariwisata tidak terlepas dari usaha akomodasi hotel, baik berbintang
maupun melati serta penginapan lainnya. Jumlah hotel berbintang/melati di kabupaten Klungkung
tahun 2007 sebanyak 8 buah dan penginapan lainnya sebanyak 29 buah. Hotel/penginapan tersebut
tersebar di dua kecamatan yaitu kecamatan Nusa Penida dan Klungkung.
Jumlah hotel dan penginapan lainnya berdasarkan golongan kamar yang terbanyak adalah pada
jumlah kamar 5 9 dan 10-14 masing-masing sebanyak 14 buah pada tahun 2007 dan untuk golongan
kamar >15 berjumlah 5 buah dan golongan kamar < 5 ada 4 buah.
Jumlah wisatawan yang mengunjungi ketiga obyek wisata tersebut pada tahun 2007 sebanyak
145.017 orang, dengan jumlah kunjungan di kawasan Nusa Penida (37.157 orang), Kertha Gosa
(71.057 orang) dan Goa Lawah (34.370 orang). Namun demikian secara umum jumlah kunjungan
wisatawan ke tiga obyek wisata tersebut meningkat sekitar 12,5 persen.
-
Propil Daerah Kabupaten Klungkung 2008 xxvi
Seluruh desa di kabupaten Klungkung sudah mendapat aliran listrik dari Perusahaan Listrik
Negara (PLN) dengan jumlah gardu sebanyak 181 buah. Pada tahun 2007 jumlah pelanggan mencapai
31.978 orang/badan meningkat sekitar 2,81 persen dibanding tahun 2006.
Pelanggan pemakai listrik menurut bentuk pemakaian lebih dari 90 persen oleh rumah tangga,
4,48 persen badan usaha, 4,16 persen usaha/hotel/industri dan hanya 0,60 persen digunakan untuk
kantor. Dengan demikian jelaslah bahwa penggunaan listrik untuk usaha ekonomi mencapai 8,6 persen
meningkat dibandingkan tahun 2006 yang hanya sekitar 0,1 persen.
Jumlah KWH terjual selama lima tahun terakhir terus mengalami peningkatan. Tahun 2007
KWH terjual sebesar 37.577.963 KWH meningkat dibandingkan tahun 2006 sebesar 9,8 persen,
sedangkan jumlah rekening mencapai Rp. 24.079.046,00 meningkat 14,28 persen setahun terakhir.
Jumlah pelanggan air minum di kabupaten Klungkung selama lima tahun terakhir terus
mengalami peningkatan. Pada tahun 2007 jumlah pelanggan mencapai 18.816 orang/usaha meningkat
sekitar 1,36 persen setahun terakhir. Jumlah pelanggan tersebut tersebar di empat kecamatan masing-
masing 59,26 persen di kecamatan Klungkung, 17,24 persen kecamatan Banjarangkan, 15, 08 persen
kecamatan Dawan dan sisanya di kecamatan Nusa Penida 7,67 persen.
Produksi air minum tahun 2007 mencapai 4.923.098 m3 meningkat 7,44 persen dibandingkan
tahun 2006. Penggunaan air minum tahun 2007 mencapai 3.851.020 m3 dengan nilai sebesar Rp.
5.150.038,00 masing-masing meningkat 5,12 persen untuk produksi namun nilainya menurun sekitar
5,27 persen.
Jumlah penggunaan air menurut golongan pemakaian mayoritas (84,95 persen) digunakan
rumah tangga, 5,82 persen sosial/umum, 4,25 persen untuk dinas/instansi dan sisanya sekitar 4,96
persen digunakan oleh perusahaan/industri. Perkembangannya selama setahun terakhir menunjukkan
bahwa kecuali untuk sosial/umum penggunaan air minum menurut pemakaian seluruhnya mengalami
penurunan.
Panjang jalan di kabupaten Klungkung selama tiga (3) tahun terakhir tidak mengalami
perubahan yang berarti, dengan panjang jalan mencapai 588,159 Km yang terdiri dari jalan yang
berstatus jalan nasional 17, 40 Km, jalan propinsi 15, 57 Km, jalan kabupaten sepanjang 342, 463 Km
serta jalan desa 212,726 Km. sementara itu panjang jalan menurut kondisinya sekitar 35,53 persen
kondisinya baik dan yang rusak mencapai lebih dari 40 persen. Sarana darat juga dilengkapi dengan 77
buah jembatan yang panjangnya mencapai 1318, 80 meter, serta dengan terminal darat yang berjumlah
2 buah.
Pelayanan angkutan laut di kabupaten Klungkung adalah melayani dari Klungkung daratan ke
Nusa Penida atau sebaliknya, yang pada umumnya menggunakan perahu motor tempel, speed boat atau
-
Propil Daerah Kabupaten Klungkung 2008 xxvii
menggunakan kapal Roro yang baru beroperasi diakhir tahun 2006. Pelayanan angkutan laut dari
Padang Bai dan Kusamba ke Nusa Penida sangat dipengaruhi faktor cuaca. Arus gelombang laut yang
cukup besar dan kuat akan mempengaruhi dan membatasi waktu operasi kapal jenis motor temple dan
speed boat.
Pelabuhan di Bali daratan yang melayani perjalanan ke Nusa Penida adalah pelabuhan
tradisional banjar Bias, banjar Tribuana dan Kusamba di kabupaten Klungkung, pelabuhan Padang Bai
di Karangasem dan pelabuhan wisata Benoa dan Sanur di kotamadya Denpasar. Kondisi pelabuhan di
Nusa Penida masih merupakan pelabuhan tradisional, diantaranya adalah pelabuhan Toye Pakeh,
Buyuk dan pelabuhan banjar Nyuh. Ketiga pelabuhan tersebut merupakan pelabuhan rakyat.
Sedangkan pelabuhan Tanjung Sanghyang dan Jungut Batu merupakan pelabuhan wisata.
Di kabupaten Klungkung terdapat 1 buah kantor pos dengan 4 kantor pos pembantu, dan 1
kantor telekomunikasi dengan kapasitas sentral 7,05 sst, kapasitas terpasang 7,05 sst serta kapasitas
terpakai 6,20 sst. Jumlah telepon umum, koin, warnet, wartel dan pos keliling masing-masing 13, 3, 31
dan 12 buah dengan jumlah rumah tangga yang berlangganan telepon sebanyak 6.047 rumah tangga.
Ketatnya persaingan membuat sarana komunikasi lewat surat pos mengalami penurunan selama
tiga (3) tahun terakhir. Penurunan terjadi pada semua jenis surat pos yaitu surat biasa/udara, kilat biasa
maupun kilat tercatat baik untuk yang terkirim maupun yang diterima.
Jumlah pelanggan telepon di kabupaten Klungkung selama setahun terakhir bertambah sekitar
56 pelanggan. Kecamatan Klungkung dengan jumlah pelanggan terbanyak dan kecamatan Nusa Penida
dengan jumlah pelanggan paling sedikit.
Selama tiga (3) tahun terakhir sarana dan prasarana pendidikan untuk setiap jenjang pendidikan
mengalami peningkatan. Tahun 2007 jumlah TK sebanyak 70 buah, SD 143 buah, SMTP 22 buah dan
SMTA 15 buah.
Fasilitas pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) terdapat di 43 desa, SD terdapat pada 57 desa,
SMTP 17 desa dan SMTA 10 desa. Dengan demikian jelaslah untuk pendidikan pra sekolah (TK)
masih ada sekitar 16 desa yang belum memiliki gedung sekolah, dan untuk Sekolah Dasar (SD) yang
belum memiliki gedung sekolah sebanyak 2 desa.
Sementara itu, terdapat dua (2) desa yang mempunyai lembaga pendidikan bahasa, 3 desa yang
mempunyai lembaga pendidikan komputer, dan masing-masing 1 desa yang mempunyai lembaga
menjahit tata busana dan montir mobil/motor.
Fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di kabupaten Klungkung tahun 2006 adalah: RSU
pemerintah 1 buah, rumah sakit swasta 1 buah, puskesmas 9 buah, puskesmas pembantu 53 buah,
puskesmas keliling 15 buah, pusat perbekalan kesehatan 1 buah, klinik bersalin swasta 2 buah,
-
Propil Daerah Kabupaten Klungkung 2008 xxviii
poliklinik Polres 1 buah dan poliklinik Kodim 1 buah. Sedangkan unit pelayanan yang bersumber pada
masyarakat antara lain polindes 15 buah dan posyandu 287 buah.
Rumah sakit, rumah sakit bersalin/rumah bersalin, poliklinik/balai pengobatan, apotek dan toko
obat/jamu seluruhnya berada di desa perkotaan. Puskesmas terdapat di 9 desa, puskesmas pembantu di
51 desa, tempat praktek dokter di 20 desa, tempat praktek bidan di 41 desa dan posyandu terdapat di
semua desa.
Dari 59 desa di kabupaten Klungkung tercatat 38 desa yang memiliki unit usaha Bengkel
mobil/motor, 31 desa memiliki Bengkel alat elektronik, 14 desa memiliki usaha photocopy, 9 desa
memiliki pangkas rambut, 18 desa memiliki salon kecantikan, 21 desa memiliki Bengkel las dan 15
desa memiliki persewaan alat pesta.
Sementara itu sebanyak 5 desa yang memiliki sarana supermarket/pasar swalayan/Toserba, 6
desa memiliki Restoran/rumah makan, 34 desa memiliki toko/warung/kios, 8 desa memiliki
Hotel/penginapan, 13 desa memiliki Bank umum, 20 desa memiliki BPR, 8 desa memiliki KUD dan 3
desa memiliki Koperasi non KUD.
Sarana pemasaran produksi yang dimiliki oleh desa meliputi: kelompok pertokoan (6 desa),
pasar dengan bangunan permanen (21 desa) dan pasar tanpa bangunan permanen (9 desa), sedangkan
lembaga keuangan mikro yang dimiliki desa diantaranya kantor pegadaian (2 desa), lembaga keuangan
mikro informal (53 desa) dan ATM (2 desa).
Pengembangan prasarana olah raga di kabupaten Klungkung menunjukkan trend yang
menggembirakan selama lima tahun terakhir. Berdasarkan hasil pendataan potensi desa (Podes) 2006
tercatat bahwa sarana olah raga tersebar di sejumlah desa masing-masing untuk lapangan sepak bola di
16 desa, Bola Volley (48 desa), Bulutangkis (21 desa), Bola basket (6 desa), Tenis lapangan (3 desa)
dan Renang (1 Desa).
Sementara itu jumlah sarana olah raga yang berstandar nasional sebanyak 19 unit, dengan
jumlah organisasi olah raga sebanyak 250 klub. Potensi tersebut perlu dikembangkan terlebih lagi pada
tahun 2007 kabupaten Klungkung menjadi salah satu tuan rumah PORDA Bali yang tentu saja euphoria
olah raga masyarakat semakin tinggi.
Tempat ibadah merupakan sarana utama bagi setiap umat beragama untuk berhubungan dengan
Sang Pencipta (Tuhan Yang Maha Esa). Mayoritas penduduk kabupaten Klungkung beragama Hindu
dengan jumlah pura (Sad Kahyangan dan Tri Kahyangan) sebanyak 411 buah. Sementara itu jumlah
tempat ibadah lainnya masing-masing: masjid (9 buah), Surau/langgar (5 buah) dan gereja (2 buah).
Disamping itu di kabupaten Klungkung juga terdapat/memiliki situs/bangunan bersejarah
seperti gedung (1 buah), tempat spiritual (4 buah) dan situs lainnya sebanyak 9 buah. Keberadaan
-
Propil Daerah Kabupaten Klungkung 2008 xxix
situs-situs tersebut melengkapi keberadaan tempat-tempat suci seperti pura Gelgel, Goa Lawah, Dalem
Ped dan sebagainya yang sudah dikenal di seluruh Bali menunjukkan bahwa kabupaten Klungkung
merupakan daerah religius dan mempunyai potensi yang besar bagi pengembangan pariwisata budaya.
Berdasarkan hasil pendataan BPS sebagian besar (85,27) bangunan sensus di kabupaten
Klungkung digunakan untuk tempat tinggal. Persentase bangunan sensus untuk tempat tinggal di
kecamatan Nusa Penida terpaut sekitar 10 persen dengan tiga (3) kecamatan daratan. Kecamatan Nusa
Penida merupakan satu-satunya kecamatan dengan proporsi penggunaan bangunan sensus bukan untuk
tempat tinggal dibawah 10 persen. Khusus untuk kecamatan Klungkung mempunyai proporsi bangunan
campuran (untuk tempat tinggal sekaligus usaha) yang tertinggi yaitu sekitar 9,66 persen, hal tersebut
menunjukkan bahwa jumlah usaha kecil dan menengah di kecamatan Klungkung jumlahnya secara
relatif lebih banyak dibandingkan kecamatan lainnya.
Menurut sarana/fasilitas rumah, hanya dari unsur rumah permanen saja dengan persentase diatas
90 persen di seluruh kecamatan, sedangkan untuk yang lainnya dibawah 90 persen bahkan untuk
sarana/fasilitas air bersih, kamar mandi, WC/kakus di kecamatan Nusa Penida dan Banjarangkan
angkanya dibawah 50 persen. Secara umum penguasaan sarana/fasilitas rumah secara
mandiri/khusus/tersendiri berfluktuasi antara masing-masing kecamatan.
Luas lahan menurut penggunaan di kabupaten Klungkung mayoritas merupakan lahan
perkebunan (32 %), diikuti tegal/kebun (25 %), lain-lain (pekarangan/gedung/lahan tidur/kuburan dan
lain-lain) sekitar 31 %, dan sawah irigasi (12 %).
Luas lahan kritis sekitar 14.908 Ha, menurut tingkat kritisnya 5.990 Ha kritis dan 8.918 Ha
agak kritis. Dan perlu diperhatikan bahwa seluruh lahan kritis tersebut berada diluar kawasan hutan dan
lahan agak kritis lebih dari 10 persen berada dalam kawasan hutan.
Panjang pantai di Klungkung daratan tercatat 20 km sedangkan di Klungkung kepulauan
tercatat 70 km. Permukaan tanah sebagian besar bergelombang dan berbukit-bukit terjal yang kering
dan tandus. Ketinggian tanah didominasi antara 100-500 meter di atas permukaan laut, yakni sebesar
72,21 persen dari total luas wilayah. Hanya sebagian kecil darinya yang merupakan dataran rendah.
Kemiringan tanah didominasi pada 15-400 (miring), yakni seluas 144,27 km2 .
Jenis lahan yang ada di kabupaten Klungkung ada empat, yakni: (1) regosol coklat kelabu, (2)
regosol coklat kekuningan, (3) regosol coklat kemerahan dan litosol, (4) tanah mediteran coklat. Yang
disebut terakhir, terdiri atas bahan induk batuan gamping dengan dominasi terluas yakni 20.284 Ha.
Tekstur tanah didominasi oleh tekstur kategori sedang seluas 29.568 Ha (93,87 %), sisanya dalam
kategori tekstur kasar, sedangkan tekstur halus nihil. Kedalaman efektif tanah didominasi dengan
kisaran 30-60 cm seluas 18.862 Ha (59,88 %).
-
Propil Daerah Kabupaten Klungkung 2008 xxx
Kecamatan Nusa Penida mempunyai potensi yang cukup besar dan beragam untuk tumbuh dan
berkembangnya potensi hayati di kabupaten Klungkung. Hasil survei jurusan biologi UNUD tahun
2002 didapatkan jenis-jenis mangrove yang tumbuh di pulau Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan
meliputi: api-api, sia-sia putih, merahu, tanjang putih, tanjang merah, mentigi, kenyongnyong,
taruntum, bakau, pidada nyirih dan nyirih batu.
Hutan lindung terdapat di desa-desa di kecamatan Nusa Penida meliputi desa: Sakti, Suana dan
Pejukutan dengan jenis tanaman Bunut, Trembesi/Suar, Asam dan Intaran; desa Lembongan dan Jungut
Batu tanaman Tanjang dan Bakau; serta desa Batukandik, Jungut Batu, Kutampi dan Kutampi Kaler
dengan jenis tanaman Jati dan Mahoni. Hutan produksi di desa Sekartaji dan Ped dengan jenis tanaman
Jati, Mahoni dan Intaran sedangkan di desa Sekartaji dan Tanglad merupakan hutan produksi terbatas.
Khusus untuk hutan rakyat terdapat di seluruh desa di Nusa Penida kecuali Toye Pakeh dengan jenis
tanaman Intaran, Jati, Mahoni, Akasia, Nangka, Sonokeling, Bambu, Beringin, Kemiri dan Trembesi.
Potensi mata air di kabupaten Klungkung berjumlah 27 buah yang tersebar di setiap kecamatan
masing-masing : Nusa Penida (8), Banjarangkan (5), Klungkung (10) dan Dawan (4). Mata air di
kecamatan Nusa Penida dengan Debit (lt/dt) tertinggi dengan persentase lebih dari 85 persen (524, 60
lt/dt). Total volume setahun mencapai angka sebesar 19,32 juta m3 .
Kecamatan Nusa Penida memiliki potensi sumber daya pesisir dan laut yang cukup tinggi di
kabupaten Klungkung. Sebaran terumbu karang di Nusa Penida dengan total panjang mencapai 62,4
km dan luas 1.257 Ha dengan panjang garis pantai 77,5 km. sebaran terumbu karang terluas di
Lembongan dan Ceningan sekitar 250 Ha.
Rata-rata suhu maksimum berkisar antara 29, 80 C 33, 40 C dan rata-rata suhu minimum
berkisar antara 21, 90 C 32, 50 C. Temperatur tertinggi terjadi pada bulan Nopember dan terendah
pada bulan Juli dengan rata-rata kelembaban udara beriklim laut tropis, yang dipengaruhi oleh angin
musim. Terdapat musim kemarau dan musim hujan yang diselingi oleh musim pancaroba, dengan
curah hujan berkisar antara 0, 0 425,2 mm per bulan.
Untuk mengantisipasi abrasi pantai diadakan pembangunan tanggul pengaman pantai yang
sudah dilaksanakan di desa Kutampi Kaler (dusun Telaga) sepanjang 951,35 meter, pura Batu Medau
(50 meter), pantai Penida Sakti (50 meter), pantai Karang Sari Suana (50 meter), pantai Jungutbatu
(180 meter). Sedangkan di kecamatan Klungkung telah dilaksanakan di sepanjang pantai Watu Klotok
dengan pemasangan batu kali 125 meter.
Di kabupaten Klungkung terdapat tiga (3) tempat pembuangan akhir (TPA) yaitu TPA Sente di
Dawan, TPA Lembongan dan TPA Biaung, desa Ped Nusa Penida. Luas lokasi total sekitar 3,72 Ha.
dengan volume sampah terangkut ke TPA 205 m3/hari dan volume bersih masuk TPA 193 m3/hari.
-
Propil Daerah Kabupaten Klungkung 2008 xxxi
TPA Sente Dawan dengan volume sampah terangkut dan volume bersih masuk ke TPA yang paling
tinggi bersumber dari sampah di 6 kelurahan yaitu kelurahan Semarapura Tengah, Kangin, Kauh, Kaja,
Klod dan Klod Kangin.
Dari hasil Pendataan Sosial Ekonomi Penduduk tahun 2005 terdapat 37.500 rumah tangga di
kabupaten Klungkung sekitar 22,56 % (8.460 Rt) merupakan rumah tangga miskin yang tersebar di
empat (4) kecamatan yaitu kecamatan Nusa Penida dengan jumlah rumah tangga miskin terbanyak
4.162 Rt diikuti kecamatan Klungkung 1.924 Rt, Banjarangkan 1.253 Rt dan Dawan 1.121 Rt.
Persentase rumah tangga miskin di kecamatan Nusa Penida cukup besar (lebih dari 40 %), sedangkan
kecamatan yang lain masing-masing dibawah 20 %.
Rumah tangga miskin menurut tingkat kedalaman/keparahan kemiskinannya dibedakan menjadi
sangat miskin, miskin dan hampir miskin. Berdasarkan kriteria ini dari 8.460 Rt miskin sebanyak 1.904
merupakan rumah tangga sangat miskin, 3.329 miskin serta 3.222 hampir miskin. Dengan demikian
jelaslah bahwa rumah tangga yang benar-benar miskin (kategori sangat miskin dan miskin) mencapai
lebih dari 60 %.
Distribusi rumah tangga miskin menurut tingkat keparahan/kedalamannya jelas terlihat bahwa
untuk kategori rumah tangga sangat miskin lebih dari 75 % berada di kecamatan Nusa Penida,
sedangkan di tiga (3) kecamatan daratan sekitar 15 % ke bawah bahkan di kecamatan Banjarangkan
dan Dawan kurang dari 5 %. Untuk kategori miskin, hampir sekitar 50 % berada di kecamatan Nusa
Penida, lebih dari 25 % di kecamatan Klungkung serta kurang dari 15 % di kecamatan Banjarangkan
dan Dawan. Dan untuk kategori hampir miskin keadaannya hampir merata di setiap kecamatan hanya
di kecamatan Nusa Penida dengan persentase di atas 30 % sedangkan di ke tiga (3) kecamatan daratan
berkisar sekitar 20 %.
Rumah tangga miskin di kecamatan Nusa Penida menarik untuk dikaji baik dari segi kuantitas
maupun kualitasnya karena mempunyai keunikan dan ciri khas tersendiri yang membedakan dengan
desa/kecamatan lainnya di kabupaten Klungkung. Jika dilihat distribusi per desa ternyata ada tiga (3)
desa dengan persentase di atas 50 % yaitu desa Batukandik sebanyak 912 Rt miskin (84,13 %), desa
Batumadeg 405 Rt (74,86 %) dan desa Ped 330 Rt (55,09 %) sebaliknya di desa Jungutbatu hanya ada
1 Rt miskin (0,15 %) dan desa Lembongan 13 Rt miskin (1,76 %).
Di kecamatan Banjarangkan rumah tangga miskin sekitar 15 %, dengan Rt miskin terbanyak di
desa Bungbungan 171 Rt (27, 58 %) sedangkan desa lain dengan persentase rumah tangga miskin di
atas 20 % adalah desa Aan. Kecamatan Klungkung dengan persentase rumah tangga miskin sebesar
17,34 % dan terdapat 4 desa dengan persentase di atas 25 % yaitu desa tegak (41,22 %). Desa Selat
(31,15 %), desa Gelgel (29, 57 %) dan desa Akah (27,46 %). Sedangkan desa/kelurahan dengan
-
Propil Daerah Kabupaten Klungkung 2008 xxxii
persentase di bawah 5 % adalah kelurahan Semarapura Klod (2, 98 %) dan kelurahan Semarapura
Tengah (3,91 %).
Untuk kecamatan dawan sekitar 13,92 % merupakan Rt miskin dengan persentase per desa di
bawah 20 %. Desa Kusamba dengan jumlah rumah tangga miskin terbanyak yaitu 212 Rt, sedangkan
desa Sampalan Klod dan Paksebali dengan persentase Rt miskin di bawah 10 % masing-masing sebesar
5,52 % dan 9,50 %.
Penduduk miskin di kabupaten Klungkung sebanyak 31.233 orang (18,36 %), kecamatan Nusa
Penida dengan jumlah penduduk miskin terbanyak yaitu 15.248 orang diikuti berturut-turut kecamatan
Klungkung 7.170 orang, Banjarangkan 4.669 orang dan Dawan 4.146 orang. Dengan demikian jelaslah
bahwa hampir sebagian (48,82 %) dari seluruh penduduk miskin di kabupaten Klungkung
terkonsentrasi di kecamatan Nusa Penida.
Di kecamatan Nusa Penida lebih dari 30 % penduduknya merupakan penduduk miskin.
Terdapat tiga (3) desa dengan persentase penduduk miskin lebih dari 50 % masing-masing desa
Batukandik 74,07 % (3.293 orang), desa Batumadeg 68,96 % (1.604 orang) dan desa Sekartaji 51,65 %
(829 orang). Desa Jungutbatu dan desa Lembongan merupakan dua (2) desa dengan persentase
penduduk miskin terkecil yaitu kurang dari 1 %.
Di kecamatan banjarangkan persentasenya sekitar 12,87 % dengan jumlah dan persentase
penduduk miskin terbanyak di desa Bungbungan 664 orang (23,59 %). Terdapat 4 desa dengan
persentase di bawah 10 % yaitu desa Tohpati 5,31 % (77 orang), desa Negari 5,87 % (147 orang), desa
Bakas 8,09 % (144 orang) dan desa Tihingan 8,85 % (272 orang).
Kecamatan Klungkung sebagai pusat ibukota kabupaten Klungkung memiliki persentase
penduduk miskin lebih banyak dibandingkan kecamatan Banjarangkan dan Dawan yaitu sebesar 13,93
%. Ada 5 desa dengan persentase di atas 20 % yaitu desa Selat (25, 97 %), Akah (24,59 %), Gelgel
(23,89 %), Tegak (21,98 %) dan Satra (20,80 %). Sedangkan desa/kelurahan dengan persentase di
bawah 5 % yaitu kelurahan Semmarapura Klod (2,66 %), Semarapura Tengah (2,98 %) dan Selisihan
(4,08 %).
Kecamatan Dawan merupakan kecamatan dengan persentase penduduk miskin terkecil di
kabupaten Klungkung yaitu sekitar 12,00 %. Distribusinya juga relatif merata di seluruh desa dengan
persentase masing-masing desa di bawah 15 %. Desa Kusamba dengan jumlah penduduk miskin
terbanyak yaitu 870 orang dan desa Besan dengan persentase terbesar yaitu 14,56 %. Sedangkan desa
dengan persentase kurang dari 10 % adalah desa Sampalan Klod (5,61 %), Paksebali (7,50 %) dan
Sulang (8,52 %).
-
Propil Daerah Kabupaten Klungkung 2008 xxxiii
Dengan demikian jelaslah bahwa jumlah penduduk miskin di kabupaten Klungkung relatif
besar yaitu hampir mencapai angka 20 % dengan kata lain diantara lima (5) orang penduduk terdapat
satu (1) orang penduduk miskin. Fakta ini tidak dapat dipisahkan dengan keberadaan kecamatan Nusa
Penida yang menyumbang hampir sebagian/setengah penduduk miskin di kabupaten Klungkung. Hal
ini beralasan mengingat keberadaan Nusa Penida yang dipisahkan oleh perairan/laut yang memberi
dampak pada akses dan keterisolasian dibanding kecamatan-kecamatan lainnya. Begitu pula dengan
kondisi geografis yang identik dengan kegersangan/tandus, kurangnya curah hujan, wilayah yang
curam dan berbatu-batu serta keterbatasan tumbuhnya tanaman pangan seperti tidak adanya produksi
padi/beras. Hal ini tentu saja mempunyai pengaruh yang signifikan dari aspek sosial ekonomi
penduduk seperti: ketahanan pangan, pendidikan, kesehatan dan sebagainya yang seluruhnya
merupakan suatu resultante dari faktor-faktor penyebab kemiskinan.
Berdasarkan analisis data secara deskriptif dengan menggunakan 14 variabel penentu dan 4
variabel pembanding (program intervensi) ternyata memperlihatkan/menunjukkan beberapa
karakteristik dasar sebagai berikut:
- Lebih dari 70 % Rt miskin memiliki anggota rumah tangga (ART) 4 orang.
- Lebih dari 50 % Rt miskin hanya mampu membeli 1 stel pakaian dalam setahun dan sekitar 30 %
sama sekali tidak mampu membeli.
- Hanya sekitar 5 % Rt miskin yang mampu membeli daging/ayam/susu dua kali atau lebih dalam
seminggu dan lebih dari 60 % tidak pernah membeli dalam seminggu.
- Rt miskin dengan frekuensi makan tiga kali dan lebih dalam sehari hanya sekitar 31,08 %.
- Lebih dari 85 % Rt miskin memasak menggunakan kayu bakar/arang untuk memasak.
- Sebagian besar Rt miskin (60 %lebih) menempati luas lantai sempit yaitu kurang dari 8 m2.
- Sebagian besar Rt miskin (50,54 %) masih menempati rumah yang berlantai tanah.
- Masih ada sekitar 35,79 % Rt miskin dengan jenis dinding bangunan dari bambu/kayu berkualitas
rendah.
- Rumah tangga miskin yang memiliki fasilitas tempat buang air besar sendiri hanya sekitar 11,19 %.
- Sumber air minum sebagian besar Rt miskin (58,92 %) berasal dari sumur.
- Hampir 30 % Rt miskin dengan sumber penerangan bukan listrik.
- Rt miskin yang tidak mampu berobat ke Puskesmas atau poliklinik apabila ada ART yang sakit
sekitar 56,68 %.
- Jenis bahan bakar untuk memasak sehari-hari Rt miskin sekitar 86,39 % kayu/arang.
- Sekitar 86,70 % Rt miskin dengan pendidikan tertinggi yang ditamatkan adalah SD/MI ke bawah.
-
Propil Daerah Kabupaten Klungkung 2008 xxxiv
- Rt miskin yang memiliki Balita (umur 0 4 tahun) sekitar 24, 83 % dan yang memiliki Balita dua (2)
orang atau lebih sekitar 3, 57 % atau sebanyak 302 rumah tangga miskin.
- Rt miskin yang memiliki anak usia sekolah (7 18 tahun) sekitar 44, 96 %.
Desa tertinggal di kabupaten Klungkung tercatat 18 desa, 7 desa berada di perkotaan dan 11
desa berada di perdesaan. Kecamatan Nusa Penida memiliki desa tertinggal terbanyak yaitu 12 desa ( 2
desa perkotaan dan 10 desa perdesaan). Kecamatan Dawan memiliki 5 desa tertinggal (1 desa
perkotaan dan 4 desa perdesaan) sedangkan di kecamatan Klungkung terdapat 1 desa tertinggal yang
berada di perkotaan yaitu desa Satra. Sementara itu, kecamatan Banjarangkan tidak memiliki desa
tertinggal.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) kabupaten Klungkung tahun 2007 adalah 79,9
meningkat dibandingkan tahun 2006 (70,55) juga meningkat dibanding tahun 2003 (71,76). Hal ini
menunjukkan bahwa selama tiga (3) tahun terakhir telah terjadi peningkatan jumlah angkatan kerja
secara proporsional sebagai akibat meningkatnya jumlah penduduk bukan angkatan kerja seperti:
sekolah, mengurus rumah tangga serta kegiatan lainnya (tidak produktif).
Jumlah pengangguran total di kabupaten Klungkung tahun 2007 sekitar 6,8 persen atau sekitar
7.165 orang. Angka ini diatas angka pengangguran Propinsi Bali yang sekitar 3,6 persen
Sesuai dengan data terakhir tahun 2007 menunjukan bahwa penyerapan tenaga kerja dari sektor
pertanian masih menjadi unggulan yang mencapai 47,3 persen disusul sektor perdagangan 16,3 persen,
sektor jasa 10,7 persen, sektor industri 10,4 persen dan sisanya dari sektor bangunan, angkutan,
keuangan dan penggalian.
Dilihat dari kartu kuning (kartu pencari kerja), selama lima (5) tahun terakhir tampak bahwa
peningkatan drastis terjadi pada tahun 2002 2003 dan penurunan drastis terjadi pada tahun 2004
2005. Berbagai macam pelatihan, pembinaan dan sosialisasi dilakukan oleh pemerintah daerah
kabupaten Klungkung untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja dalam memasuki pasar kerja.
Pemerintah kabupaten Klungkung telah berhasil menetapkan upah minimum kabupaten sejak tahun
2005 sebesar Rp. 484.793 , meningkat tahun 2006 menjadi Rp. 521.500 dan pada tahun 2007 mencapai
625.000.
-
I
PEMBANGUNAN DAERAH
-
Propil Daerah Kabupaten Klungkung 2008 2
BAB I
PEMBANGUNAN DAERAH
Pembangunan daerah harus diartikan lebih luas dari sekedar pemenuhan material dalam
kehidupan manusia. Pembangunan daerah seharusnya merupakan suatu proses multidimensi yang
meliputi perubahan organisasi dan orientasi dari seluruh sistem sosial dan ekonomi yang ada.
Keberhasilan suatu pembangunan daerah dapat dilihat dari perubahan yang terjadi pada produksi
barang dan jasa, pendapatan perkapita, pemerataan pembagian pendapatan, perubahan dalam kebiasaan
masyarakat, perubahan dalam organisasi dan sebagainya.
Pembangunan daerah umumnya merupakan pekerjaan besar, terus-menerus (kontinyu), yang
mana personil dan
dana yang dilibatkan
sangat banyak. Oleh
karena itu adanya
perencanaan sangat
penting dalam
melakukan
pembangunan. Untuk
mencapai sasaran
pembangunan dengan
tepat, tidak boros dan
berkelanjutan,
diperlukan
perencanaan pembangunan daerah yang baik.
Konsep perencanaan pembangunan daerah bertujuan mengoptimalkan penggunaan potensi
sekaligus mengurangi ketimpangan pembangunan antar daerah. Namun, dalam pelaksanaannya
ternyata tidak mudah. Terdapat banyak masalah antara lain terkait kurangnya konsistensi perencanaan
dan materi perencanaan hingga permasalahan di lapangan. Disamping itu, ruang gerak pemerintahan
daerah dalam perencanaan dan pengaturan pembangunan yang sesuai potensi dan prioritas daerah
sebenarnya sangat terbatas. Untuk memadukan antara pusat dan daerah, dengan keberagaman
wewenang tugas, fungsi dan wewenang dalam penyusunan perencanaan serta pengelolaan
pembangunan diperlukan perencanaan multi-tingkat.
-
Propil Daerah Kabupaten Klungkung 2008 3
1.1 Wilayah Administrasi Secara administrasi daerah pemerintahan kabupaten Klungkung saat ini terbagi menjadi empat
(4) Kecamatan, 53 desa, 6 kelurahan dan 244 dusun/lingkungan. Seluruh desa/kelurahan dengan
klasifikasi swasembada dengan Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) kategori III.
Kecamatan Nusa Penida terdiri dari 16 desa yang merupakan daerah kepulauan, 14 desa berada di Nusa
besar dan 2 desa, Lembongan dan Jungutbatu di Nusa kecil. Kecamatan Banjarangkan terdiri dari 13
desa, kecamatan Klungkung terdiri dari 6 kelurahan dan 12 desa serta kecamatan Dawan terdiri dari 12
desa.
Tabel 1: Desa/Kelurahan di Kabupaten Klungkung menurut Statusnya
Status Desa No Kecamatan Jumlah Desa
Desa/Kelurahan
Kota Desa
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1.
Nusa Penida
16
1. Sakti 2. Bunga Mekar 3. Batumadeg 4. Klumpu 5. Batukandik 6. Sekartaji 7. Tanglad 8. Pejukutan 9. Suana 10. Batununggul 11. Kutampi 12. Kutampi Kaler 13. Ped 14. Toye Pakeh 15. Lembongan 16. Jungutbatu
2.
Banjarangkan
13
1. Negari 2. Takmung 3. Banjarangkan 4. Tusan 5. Bakas 6. Getakan 7. Tihingan 8. Aan 9. Nyalian 10. Bungbungan
-
Propil Daerah Kabupaten Klungkung 2008 4
11. Timuhun 12. Nyanglan 13. Tohpati
3.
Klungkung
18
1. Satra 2. Tojan 3. Gelgel 4. Kampung Gelgel 5. Jumpai 6. Tangkas 7. Kamasan 8. Semarapura Klod 9. Semarapura Klod
Kangin 10. Semarapura
Kangin 11. Semarapura
Tengah 12. Semarapura
Kauh 13. Semarapura Kaja 14. Akah 15. Manduang 16. Selat 17. Tegak 18. Selisihan
4.
Dawan
12
1. Kusamba 2. Kampung
Kusamba 3. Pesinggahan 4. Dawan Klod 5. Gunaksa 6. Sampalan Klod 7. Sampalan
Tengah 8. Sulang 9. Paksebali 10. Dawan Kaler 11. Pikat 12. Besan
Sumber : BPS Kabupaten Klungkung
Menurut letak geografisnya desa/kelurahan di kabupaten Klungkung terdiri dari 18 desa pesisir,
1 desa lembah/daerah aliran sungai, 8 desa lereng/punggung bukit dan 32 desa dataran.
Menurut statusnya desa/kelurahan dibagi menjadi dua (2) yaitu desa perkotaan dan desa
perdesaan. Desa perkotaan di kabupaten Klungkung sebanyak 25 desa dan desa perdesaan 34 desa.
-
Propil Daerah Kabupaten Klungkung 2008 5
Desa di kecamatan Klungkung mempunyai desa perkotaan terbanyak yaitu 13 desa, dikuti kecamatan
Dawan 8 desa serta kecamatan Nusa Penida dan Banjarangkan masing-masing dua (2) desa.
1.2 Pemerintahan
Dalam otonomi Daerah, berbagai aspek yang erat kaitannya dengan perencanaan pembangunan
daerah berkaitan erat dengan alokasi sumber daya, peningkatan peran masyarakat, potensi dan
keanekaragaman daerah. Semua aspek tersebut dipadukan dalam satu kesatuan sistem pembangunan
nasional. Dengan diberlakukannya UU Nomor 22/1999 yang kemudian direvisi menjadi UU Nomor
32/2004, paradigma pembangunan di daerah telah berubah, terkait perubahan sitem dan mekanisme
perencanaan pembangunan daerah.
1.2.1 Kewenangan Daerah
Sesuai dengan spirit otonomi daerah berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah, daerah kabupaten mempunyai hak:
a. Mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya
b. Memiliki pimpinan daerah
c. Mengelola aparatur daerah
d. Mengelola kekayaan daerah
e. Memungut pajak daerah dan retribusi daerah
f. Mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya lainnya yang
berada di daerah
g. Mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang sah
h. Mendapatkan hak lainnya yang diatur dalam peraturan perundang-undangan
Dalam menyelenggarakan otonomi, daerah mempunyai kewajiban:
a. Melindungi masyarakat, menjaga persatuan, kesatuan dan kerukunan nasional, serta
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b. Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat
c. Mengembangkan kehidupan demokrasi
d. Mewujudkan keadilan dan pemerataan
e. Meningkatkan pelayanan dasar pendidikan
f. Menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan
g. Menyediakan fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak
-
Propil Daerah Kabupaten Klungkung 2008 6
h. Mengembangkan sistem jaminan sosial
i. Menyusun perencanaan dan tata ruang daerah
j. Mengembangkan sumber daya produktif di daerah
k. Melestarikan lingkungan hidup
l. Mengelola administrasi kependudukan
m. Melestarikan nilai sosial budaya
n. Membentuk dan menerapkan peraturan perundang-undangan sesuai dengan kewenangannya
o. Kewajiban lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan
Untuk melaksanakan kewenangan dan kewajiban tersebut, dibentuk organisasi
pemerintah kabupaten yang dipimpin ole