PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK...

113
i PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK PESANTREN AL-MUNTAHA CEBONGAN ARGOMULYO SALATIGA TAHUN 2017/2018 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: FARICHATUL CHUSNA NIM 11114286 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2018

Transcript of PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK...

Page 1: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

i

PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN

DI PONDOK PESANTREN AL-MUNTAHA CEBONGAN

ARGOMULYO SALATIGA TAHUN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

FARICHATUL CHUSNA

NIM 11114286

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2018

Page 2: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

ii

Page 3: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

iii

PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN

DI PONDOK PESANTREN AL-MUNTAHA CEBONGAN

ARGOMULYO SALATIGA TAHUN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

FARICHATUL CHUSNA

NIM 11114286

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2018

Page 4: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

iv

Page 5: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

v

Page 6: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

vi

Page 7: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

vii

Page 8: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

viii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

لم القرآن وعلمه خيركم مه تع

“ Orang yang paling baik diantara kalian adalah seseorang

yang belajar al-Qur’an dan mengajarkannya “. (HR.Bukhori)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Ibu Tapsiyah dan Bapak Ahmad Ihsan sebagai wujud baktiku padanya, yang

senantiasa mencurahkan kasih sayang dan doanya untukku.

2. Saudara-saudara (kang Sobarun, kang Basori, yu Umi, dan kang Najib) yang

selalu mendukung dan memberikan semangat.

3. Ibu Nyai Hj. Siti Zulaecho selaku pengasuh PPTQ Al-Muntaha yang selalu

mendoakanku.

4. Sahabat-sahabatku (Ryda, Nunung, Mb Apip, Mira, Eka, Vera, Hima, Rizkiana,

Okta, Hana, Laela, Zubaid) yang selalu menemaniku dan memberiku semangat.

5. Keluarga besar PPTQ Al-Muntaha yang saya sayangi.

6. Teman-teman PAI angkatan 2014.

Page 9: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan banyak rahmat dan hidayah-Nya, sehingga bisa menikmati indahnya

Islam di dunia ini. Sholawat serta salam selalu tercurahkan pada junjungan Nabi

Agung Muhammad SAW yang telah membimbing manusia dari zaman kegelapan

hingga zaman yang terang benderang dan yang selalu dinantikan syafaatnya di hari

kiamat kelak. Segala syukur penulis panjatkan sehingga penulis dapat menyelesaikan

tugas akhir skripsi dengan judul “Problematika Menghafal al-Qur‟an Di Pondok

Pesantren Al-Muntaha Cebongan Argomulyo Salatiga Tahun 2017/2018”

Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar S1 Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Salatiga. Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa

masih banyak sekali kekurangan di dalamnya. Penulis menyadari bahwa tanpa

bantuan dari berbagai pihak penulis tidak akan bisa menyelesaikan skripsi ini dengan

lancar.

Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam

Page 10: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

x

4. Bapak Muh. Hafidz, M.Ag. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

mencurahkan pikiran, tenaga, dan pengorbanan waktunya dalam upaya

membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Yedi Efriadi, M.Ag. selaku pembimbing akademik.

6. Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama

kuliah hingga menyelesaikan skripsi ini.

7. Pengasuh, ustadzah, dan santri PPTQ al-Muntaha Salatiga yang telah

memberikan ijin serta membantu penulis dalam melakukan penelitian di pondok

pesantren tersebut.

8. Bapak, ibu, keluarga, dan seluruh pihak yang selalu mendorong dan memberikan

motivasi dalam menyelesaikan kuliah di IAIN Salatiga.

9. PAI H, Keluarga PPL SMPN 1 Tengaran, dan kelompok KKN posko 126 Padas

yang telah memberikanku pengalaman hidup yang luar biasa.

Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis hanya dapat berdoa semoga

amal mereka mendapat balasan yang lebih baik dan mendapat kesuksesan dunia

akhirat, amin.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, masih banyak

kekurangan baik isi maupun metodologi. Untuk itu saran dan kritik yang

membangun sangat diperlukan dalam kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan

bagi semua orang pada umumnya.

Page 11: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

xi

ABSTRAK

Chusna, Farichatul. 2018. Problematika Menghafal al-Qur’an Di Pondok Pesantren

al-Muntaha Cebongan Argomulyo Salatiga Tahun 2017/2018. Skripsi.

IAIN Salatiga. Pembimbing: Muh. Hafidz, M.Ag.

Kata Kunci: Problematika Menghafal al-Qur’an, Pondok Pesantren

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui problematika menghafal al-Qur‟an

di Pondok Pesantren al-Muntaha Cebongan Argomulyo Salatiga. Pertanyaan yang

ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: 1) apa saja problematika santri dalam

menghafal al-Qur‟an di Pondok Pesantren al-Muntaha. 2) Solusi apa saja yang

dilakukan oleh Pondok Pesantren al-Muntaha dalam mengatasi problematika dalam

menghafal al-Qur‟an.

Penelitian ini menggunakan pendekatan lapangan (field research) dengan

metode kualitatif. Teknik pengumpulan datanya adalah dengan wawancara, melalui

pengasuh, ustadz, pengurus dan santriwati, observasi, yaitu terkait dengan proses

pembelajaran santri maupun kegiatan santri dalam menghafal al-Qur‟an dan

dokumentasi.

Temuan peneliti ini menunjukkan bahwa: 1) Dalam proses menghafal al-

Qur‟an di Pondok Pesantren al-Muntaha banyak sekali ditemukan problem/masalah.

Problem tersebut diantaranya, pertama rasa malas, kedua kurang dapat membagi

waktu, ketiga pengaruh teknologi atau hp, keempat tidak menguasai makhorijul huruf

dan tadwid, dan kelima adalah teman yang buruk akhlaknya. Dari pihak pengasuh

maupun ustadz juga berpendapat bahwa problematika santri dalam menghafal al-

Qur‟an yaitu rasa malas, selain itu dengan adanya teknologi atau hp, mereka

disibukkan dengan aplikasi yang ada didalamya. 2) Sedangkan upaya pemecahan

problematika dalam proses menghafal al-Qur‟an di Pondok Pesantren al-Muntaha,

pertama adanya program dari pengurus yang berupa seluruh santri wajib

mengumpulkan hp mulai dari jam 17.30-22.00 dan semua santri wajib pulang ke

pondok sebelum jam 18.00, kedua program dari pengasuh yang meliputi semua santri

tidak boleh pulang ke kamar sampai acara ngaji selesai dan pada hari minggu semua

santri tidak diperbolehkan keluar dari lingkungan pondok.

Page 12: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN BERLOGO ................................................................................. ii

JUDUL ............................................................................................................. iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN........................................................ vi

DEKLARASI ................................................................................................... vii

MOTO DAN PERSEMBAHAN...................................................................... viii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix

ABSTRAK ....................................................................................................... xi

DAFTAR ISI .................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Fokus Penelitian ............................................................................ 4

C. Tujuan Penelitian........................................................................... 5

D. Kegunaan Penelitian ...................................................................... 5

E. Kajian Peneliti Terdahulu.............................................................. 6

F. Sistematika Penelitian ................................................................... 8

Page 13: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

xiii

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 9

A. Menghafal al-Qur‟an ...................................................................... 9

1. Pengertian Menghafal al-Qur‟an .............................................. 9

2. Syarat-syarat Menghafal al-Qur‟an .......................................... 11

3. Adab Menghafal al-Qur‟an ...................................................... 13

4. Metode Menghafal al-Qur‟an ................................................... 14

5. Keutamaan Menghafal al-Qur‟an ............................................. 17

6. Problematika Menghafal al-Qur‟an.......................................... 19

7. Kiat-kiat Menghafal al-Qur‟an ................................................. 23

8. Hukum Menghafal al-Qur‟an ................................................... 25

B. Pondok Pesantren ........................................................................... 28

1. Pengertian Pondok Pesantren ................................................... 28

2. Macam-macam Pesantren ........................................................ 29

3. Elemen-elemen Pondok Pesantren ........................................... .30

4. Metode Pengajaran Dalam Pondok Pesantren ......................... 32

5. Fungsi Pondok Pesantren ......................................................... 34

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 35

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian..................................................... 35

B. Lokasi Penelitian ............................................................................ 36

C. Sumber Data ................................................................................... 36

D. Prosedur Pengumpulan Data .......................................................... 37

Page 14: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

xiv

E. Analisis Data .................................................................................. 39

F. Pengecekan Keabsahan Data.......................................................... 39

G. Tahap-tahap Penelitian ................................................................... 40

BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS .............................................. 43

A. Paparan Data .................................................................................. 43

1. Gambaran Umum Lokasi dan Subyek Penelitian ..................... 43

2. Temuan Penelitian .................................................................... 58

B. Analisis Data.................................................................................. 64

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 69

A. Kesimpulan.................................................................................... 69

B. Saran .............................................................................................. 70

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 71

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 15: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Harian Santri ......................................................... 56

Tabel 3.2 Kegiatan Ekstrakurikuler Santri ....................................................... 58

Page 16: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar SKK

2. Daftar Riwayat Hidup

3. Nota Pembimbing Skripsi

4. Surat Permohonan Izin Melakukan Penelitian

5. Lembar Konsultasi

6. Instrumen Pengumpulan Data

7. Kode Penelitian

8. Pedoman Wawancara

9. Hasil Wawancara

10. Dokumentasi

Page 17: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menghafal al-Qur‟an merupakan suatu perbuatan yang sangat terpuji

dan mulia. Hukum menghafal al-Qur‟an adalah fardu kifayah. Apabila

sebagian orang melakukannya, maka gugurlah dosa dari yang lain (Badwilan,

2009: 23). Dalam ajaran Islam, menghafal al-Qur‟an merupakan sebuah

perintah dari Allah. Hal ini ditunjukkan dengan firman Allah yang pertama

turun yaitu surat Al-Alaq yang dimulai dengan kata iqra’ atau perintah

membaca merupakan kata pertama dan alangkah pentingnya jika diulang dua

kali. Kata iqra’ yang terambil dari kata dasar qara’a pada mulanya berarti

„menghimpun‟. Arti kata ini menunjukkan bahwa iqra’ yang diterjemahkan

dengan „bacalah‟ tidak mengharuskan adanya suatu teks tertulis yang dibaca,

tidak pula harus diucapkan sehingga terdengar oleh orang lain (Syarifuddin,

2004: 20).

Adapun keutamaan membaca dan menghafal al-Qur‟an adalah

individu yang mengamalkan akan menjadi sebaik-baik orang, dinaikkan

derajadnya oleh Allah. Al-Qur‟an memberikan syafaat kepada orang yang

membacanya. Bahkan Allah menjanjikan akan memberi orang tua bagi

anaknya yang menghafal al-Qur‟an sebuah mahkota yang bersinar (pahala

yang luar biasa), hati orang pembaca al-Qur‟an senantiasa akan dibentengi

Page 18: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

2

dari siksaan, hatinya menjadi tenang dan tentram, serta dijauhkan dari

penyakit menua yaitu kepikunan.

Seseorang yang ingin menghafalkan al-Qur‟an hendaknya membaca

dengan benar terlebih dahulu. Dan dianjurkan agar sang penghafal untuk lebih

dahulu lancar dalam membaca al-Qur‟an. Sebab kelancaran saat membaca

niscaya akan cepat dalam menghafalkannya. Seseorang yang sudah lancar

membaca al-Qur‟an pasti sudah tidak asing lagi dengan keberadaan ayat-ayat

al-Qur‟an, sehingga tidak membutuhkan pengenalan ayat dan tidak membaca

terlalu lama sebelum dihafal. Bacaan bukan hanya lancar saja, melainkan

harus baik, benar, fasih, serta benar-benar menguasai dan memahami ilmu

tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan terhadap materi

yang dihafalkannya. Jika bacaan salah maka hasil yang dihafalkan pun akan

salah, sehingga untuk memperbaikinya dibutuhkan ketelitian waktu relatif

lama. Kesalahan dari kebanyakan mereka yang bertekad dan berencana untuk

menghafal yaitu keliru dalam pengucapannya. Sehingga sebelum menghafal

seseorang harus mampu memperbaiki ucapan dan bacaan al-Qur‟an dengan

benar.

Saat ini kesadaran umat Islam untuk menghafal al-Quran semakin

besar. Buktinya banyak dijumpai pondok-pondok yang didalamnya

mengajarkan program tahfidz atau hafalan al-Qur‟an. Di pondok pesantren Al-

Muntaha Cebongan Argomulyo Salatiga yang berjumlah kurang lebih 60

santri mukim (menetap di pesantren), mayoritas santrinya adalah

Page 19: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

3

menghafalkan al-Qur‟an. Sekian banyak santri yang mukim di pondok

tersebut, terdapat dua kelompok yaitu santri yang hanya mondok untuk

menghafal al-Qur‟an dan santri mondok untuk menghafalkan al-Qur‟an

sambil sekolah (MTS, MA, Kuliah).

Dilihat dari kondisi santri penghafal al-Qur‟an yang ada di pondok

pesantren al-Muntaha Cebongan Argomulyo Salatiga itu mayoritas santrinya

kuliah di IAIN Salatiga yang berbasis agama Islam, maka tidak menutup

kemungkinan santri tersebut dulunya ketika SMP/MTS atau SMA/MA sudah

mondok, baik di pondok salafiyah maupun pondok modern pasti telah

mengenyam banyak ilmu tentang al-Qur‟an.

Diantara santri memiliki hafalan yang berbeda-beda, secara garis besar

hafalan al-Qur‟an pada santri dikategorikan baik dan kurang baik. Hafalan

yang baik dapat dilihat dari ketepatan bacaan al-Qur‟annya (sesuai dengan

tajwid, serta kelancaran dalam mengucapkan hafalan). Sedangkan hafalan

yang kurang baik adalah ketika membaca belum sesuai dengan tajwid, kadang

masih terjadi kekeliruan dan kurang lancar pada hafalannya dikarenakan

kurangnya muraja’ah (pengulangan).

Untuk melestarikan hafalan al-Qur‟an dari kelupaan ialah dengan

menciptakan kreaktivitas takrir secara teratur. Upaya ini merupakan faktor

penting dalam rangka menjaga ayat-ayat al-Qur‟an yang telah dihafalnya agar

tidak hilang (Hafidz, 200: 85). Perangkat untuk memelihara dan menjaga al-

Qur‟an adalah menyiapkan orang yang menghafal al-Qur‟an pada setiap

Page 20: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

4

generasi ke generasi dengan cara membentuk lembaga khusus (pondok

pesantren) untuk menghafal, menjaga dan memelihara al-Qur‟an. Hal ini

dimaksudkan ketika ada problematika dalam menghafal al-Qur‟an, seorang

penghafal al-Qur‟an ataupun seorang pengampu pondok pesantren (kyai

maupun ustadz/ustadzah) mampu memilih solusi yang tepat untuk

mengatasinya dan mampu meningkatkan mutu hafalan pada santrinya dengan

kaidah yang benar, yaitu dengan tadwid dan kefasihannya. Atas dasar

fenomena tersebut, mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian yang

berjudul: “PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK

PESANTREN AL-MUNTAHA CEBONGAN ARGOMULYO SALATIGA

TAHUN 2017/2018”.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengajukan masalah

sebagai berikut:

1. Apa problem yang dialami santri dalam menghafal al-Qur‟an di Pondok

Pesantren al-Muntaha Cebongan Argomulyo Salatiga?

2. Apa solusi dalam mengatasi problem santri dalam menghafal al-Qur‟an di

Pondok Pesantren al-Muntaha Cebongan Argomulyo Salatiga?

Page 21: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

5

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui problem yang dialami santri dalam menghafal al-

Qur‟an di Pondok Pesantren al-Muntaha Cebongan Argomulyo Salatiga.

2. Untuk mengetahui solusi pada santri dalam mengatasi problem menghafal

al-Qur‟an di Pondok Pesantren al-Muntaha Cebongan Argomulyo

Salatiga.

D. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan masalah dan tujuan di atas, penelitian ini diharapkan

dapat bermanfaat, baik secara teoritis maupun secara praktis, diantaranya:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini dapat menambah khasanah keilmuan

terkait dengan materi serta mengetahui dan menemukan metode dalam

menghafal al-Qur‟an.

2. Manfaat Praktis

Penelitian dapat menambah wawasan tentang bagaimana proses santri-

santri dalam menghafal al-Qur‟an.

a. Penunjang dalam pengembang pengetahuan peneliti yang berkaitan

dengan problematika santri dalam menghafalkan al-Qur‟an di pondok

tersebut.

b. Santri dapat termotivasi dalam menghafalkan al-Qur‟an.

Page 22: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

6

c. Lebih memperluas dan memperdalam khazanah keilmuan yang

dimiliki peneliti khususnya dalam bidang keagamaan.

E. Kajian Peneliti Terdahulu

Pertama, skripsi atas nama Khoirul Huda (Universitas

Muhammadiyah Surakarta, 2010) dalam skripsinya “Problematika

Pembelajaran Tahfidzul Qur‟an pada siswa kelas V di SDIT Muhammadiyah

al-Kausar Gumpang Kartasura Tahun ajaran 2009/2010”, menyimpulkan

bahwa kendala dan problem dalam pembelajaran Tahfidzul Qur‟an di SDIT

Muhammadiyah al-Kausar, yaitu:

1. Factor waktu: waktunya kurang lama.

2. Kurang melakukan pengulangan.

3. Kurang menggunakan media dan sumber belajar.

4. Factor peserta didik: belum mengetahui cara menghafal, tidak bisa

mengatur waktu, malas.

5. Factor tenaga pendidik: kurang tenaga pengajar.

6. Factor lingkungan: tempat menghafal hanya di dalam kelas.

Kedua, Maksur (UMS, 2008) dalam skripsinya “Problematika

Pembelajaran Tahfidzul Qur‟an pada siswa kelas II MTs Al Irsyad Tengaran

Semarang tahun 2007/2008”, menyimpulkan bahwa masalah yang dihadapi

terdiri dari beberapa factor, yaitu:

1. Siswa: kurang lancar, malas, tidak mengetahui cara menghafal.

2. Guru: banyak kesibukan sehingga kurang waktu.

Page 23: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

7

3. Metode pembelajaran: metode yang digunakan kurang variatif.

4. Materi pembelajaran: tidak ada materi tajwid.

5. Alokasi waktu: kurangnya waktu.

6. Media pembelajaran: belum maksimal dalam menggunakannya.

Ketiga, Subandi (UMS, 2012) dalam skripsinya “Problematika

Pembelajran Tahfidzul Qur‟an di Lingkungan Masyarakat Kota (studi kasus

pada siswa kelas VIII MTs al-I‟tisham Wonosari Gunung Kidul Tahun

Pelajaran 2011/2012)” menyimpulkan bahwa masalah yang dihadapi terdiri

dari beberapa factor, yaitu:

1. Permasalahan siswa yang berkaitan dengan diri siswa sendiri.

a. Sikap malas dari siswa.

b. Bacaan siswa sering terbolak-balik.

c. Kurang menguasai ilmu tajwid.

d. Siswa enggan mengulang-ulang bacaan yang telah dihafal.

e. Waktu menghafal siswa kurang tepat yaitu setelah subuh.

2. Permasalaha siswa yang berkaitan dengan lingkungan.

a. Terdengarnya lagu dan music di sekitar MTs al-I‟tisham, baik dari

rumah warga ataupun dari pusat kota Wonosari.

b. Terbukanya aurat wanita di sekitar MTs al-I‟tisham, baik dari

tetangga ataupun pengguna jalan.

c. Dekatnya berbagai fasilitas hiburan dari MTs al-I‟tisham.

d. Dekatnya rumah warga dengan dengan MTs al-I‟tisham.

Page 24: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

8

Dari penelusuran terhadap peneliti terdahulu, bahwa tidak ada satu

penelitianpun, yang meneliti tentang Problematika Menghafal al-Qur‟an Di

Pesantren al-Muntaha Cebongan Argomulyo Salatiga Tahun 2017/2018 bisa

dinilai layak untuk dikaji lebih lanjut untuk dijadikan sebagai objek penelitian.

F. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan ini, penulis menyusun ke dalam 5 (lima) bab yang

rinciannya sebagai berikut:

Bab I, Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, focus penelitian,

tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kajian peneliti terdahulu, dan

sistematika penulisan.

Bab II, Landasan Teori, berisi tentang landasan teori yang berkaitan

dengan objek penelitian.

Bab III, Metode Penelitian, berisi tentang pendekatan dan jenis

penelitian, lokasi penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data,

analisis data, pengecekan keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian.

Bab IV, Paparan Data dan Analisis, meliputi paparan data, dan analisis

data.

Bab V, Penutup, meliputi kesimpulan dan saran.

Page 25: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Menghafal al-Qur’an

1. Pengertian Menghafal al-Qur‟an

Menghafal menurut kamus besar Bahasa Indoesia, bahwa

menghafal berasal dari kata dasar hafal yang artinya telah masuk

ingatan dapat mengucapkan diluar kepala tanpa melihat buku (Pusat

Bahasa, 2007: 381).

Senada dengan kamus bahasa Indonesia, menghafal dalam

Bahasa arab berasal dari kata hafizho-yahfazhu-hifzhon yang berarti

menjaga, menyamankan, dan memelihara (Junus, 2001: 105).

Selanjutnya orang yang hafal disebut penjaga, pengawal, pemelihara,

penghafal/diluar kepala (Soleh, 1999: 724).

Menurut As-Shobuny, al-Qur‟an adalah kalam Allah yang

melemahkan tantangan musuh (mu’jizat) yang ditirunkan kepada Nabi

atau Rasul yang terakhir dengan perantara Malaikat Jibril, tertulis

dengan beberapa mushaf, dipindahkan (dinulik) kepada kita secara

mutawatir, merupakan ibadah dengan membacanya, dimulai dengan

surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat an-Nas (Munjahid, 2007:

26).

Page 26: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

10

Al-Qur‟an menurut Bahasa adalah bentuk masdar dari qoro’a

yang berarti bacaan, berbicara tentang apa yang tertulis padanya

melihat dan menelaah. Secara istilah al-Qur‟an adalah kalam Allah

SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai

mukjizat dan membacanya adalah ibadah (Syarifuddin, 1997, 46). Al-

Qur‟an adalah wahyu atau firman Allah SWT untuk menjadi pedoman

dan petunjuk bagi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah

SWT, tidak ada satu kitab pun didunia ini yang lengkap dan sempurna

seperti halnya kitab al-Qur‟an (Mardiyo, 1999: 23).

Menghafal al-Qur‟an ialah suatu proses menjaga dan

melestarikan kemurnian kitab suci yang diturunkan kepada Rasulullah

di luar kepala agar tidak terjadi perubahan dan pemalsuan serta dapat

menjaga dari kelupaan, baik secara keseluruhan maupun sebagiannya

(Munjahid, 2007: 74).

Menurut Achmad (2012: 166), menghafal al-Qur‟an

merupakan proses mengingat-ingat kembali sebuah wahyu dari Allah.

Dalam hal menghafal al-Qur‟an, penanaman wahyu yang diterima oleh

Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada umat Islam dengan

nama al-Qur‟an memberikan pengertian bahwa wahyu itu tersimpan di

dalam dada manusia, mengingat nama al-Qur‟an sendiri berasal dari

kata qira’ah (bacaan) dan di dalam kata qira’ah terkandung makna:

agar selalu ingat. Wahyu yang diterima Nabi Muhammad SAW pada

Page 27: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

11

dasarnya telah terpelihara dari kemusnahan dengan dua cara utama:

pertama, menimpannya ke dalam dada manusia atau

menghafalkannya, dan kedua, mencatatnya secara tertulis di berbagai

jenis bahan yang bisa ditulis, semacam kulit binatang, pelepah kurma,

dan tulang belulang.

2. Syarat-Syarat Menghafal al-Qur‟an

Menghafal al-Qur‟an bukan merupakan suatu ketentuan

hukum yang harus dilakukan oleh orang yang memeluk agama Islam.

Oleh karena itu menghafal al-Qur‟an tidak mempunyai syarat-syarat

yang mengikat sebagai ketentuan hukum. Syarat-syarat yang harus ada

dimiliki oleh serang calon penghafal al-Qur‟an adalah syarat-syarat

yang berhubungan dengan naluri insaniyah semata. Syarat-syarat

tersebut ialah:

a. Niat Yang Ikhlas

Niat yang ikhlas dan matang bagi calon penghafal al-

Qur‟an sangat diperlukan, sebab apabila sudah ada niat yang

matang dari calon penghafal berarti hasrat dan kemauan sudah

tertanam dilubuk hati tentu kesulitan apapun yang

menghalanginya akan ditanggulangi.

Selanjutnya seorang penghafal al-Qur‟an harus

bersungguh-sungguh memperbaiki niat dan tujuannya, karena

suatu amal yang tidak berdasarkan keiklasan tidak berarti apa-apa

Page 28: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

12

disisi Allah SWT. Menghafal al-Qur‟an termasuk perbuatan yang

baik dan merupakan ibadah yang paling mulia, maka harus diserati

niat yang ikhlas mencari ridho Allah SWT dan kebahagiaan

akhirat (Qori‟, 1998: 14).

b. Menjauhi Sifat Madzmumah

Sifat madzmumah adalah suatu sifat tercela yang harus

dijauhi oleh setiap orang muslim, terutama di dalam menghafal al-

Qur‟an. Sifat madzmumah ini sangat besar pengaruhnya terhadap

orang-orang menghafal al-Qur‟an. Karena al-Qur‟an adalah kitab

suci bagi umat islam yang tidak boleh dinodai oleh siapapun dan

dengan bentuk apapun (Rouf, 1996:75).

Diantara sifat-sifat tercela tersebut adalah: khianat, bakhil,

pemarah, membicarakan aib orang, iri hati, memutuskan

silaturrahmi, cinta dunia, berlebih-lebihan, sombong, dusta,

ingkar, pengumpat, riya‟, banyak cakap, banyak makan, angkuh,

meremehkan orang lain, penakut, takabbur, dan sebagainya. Sifat-

sifat tercela tersebut mempunyai pengaruh yang besar terhadap

perkembangan jiwa dan mengusik ketenangan hati orang yang

sedang dalam proses menghafal al-Qur‟an.

c. Izin Orang Tua, Wali atau Suami

Walaupun hal ini tidak merupakan suatu keharusan secara

mutlak, namun harus ada kejelasan, karena hal demikian akan

Page 29: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

13

menciptkan saling pengertian antara kedua belah pihak, yakni

antara orang tua dengan anak, antara suami dengan istri, atau antara

wali dengan orang yang berada di bawah perwaliannya (Hafidz,

2000: 54).

3. Adab Menghafal Al-Qur‟an

Segala sifat dan karakter hendaklah selalu baik, dan menjaga

diri jangan sampai ada larangan al-Qur‟an yang dilakukannya. Hal itu

dilakukan demi mengagungkan dan menghormati al-Qur‟an Al-Karim.

Diharapkan tidak melakukan usaha yang bertentangan dengan seruan

al-Qur‟an. Kemudian selain itu, harus menjaga kemuliaan diri dari

pribadinya. Berhadapan dengan orang-orang sombong (yang tidak

tunduk kepada al-Qur‟an) tidak boleh tunduk dan berlemah lembut,

dan jangan sampai terlihat hina dihadapan orang-orang yang justru

menentang al-Qur‟an. Sebaiknya perlu bertawadhu‟terhadap orang-

orang saleh, orang baik dan dermawan, serta terhadap orang miskin

dan fakir. Diharapkan sekali selalu tampil serius dan khusyu‟, penuh

karisma dan kalem (Nawawi, 1996: 65).

Sedangkan menurut Ahsin (1994: 65) etika orang yang hafal

al-Qur‟an ialah:

a. harus bertingkah laku terpuji dan mulia, yakni berakhlak al-

Qur‟an.

Page 30: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

14

b. Melepaskan jiwanya dari segala yang merendahkan dirinya

terhadap orang-orang ahli keduniaan.

c. Khusyu‟, sakinah dan waqar.

d. Memperbanyak sholat malam.

e. Memperbanyak membaca al-Qur‟an pada malam hari,

sebagaimana banyak dilakukan oleh para sahabat Rasulullah.

Dari beberapa adab yang telah dikemukakan di atas, dapat

disimpulkan bahwa adab-adab penghafal al-Qur‟an meliputi harus

bertingkah laku terpuji dan mulia, diharapkan sekali selalu tampil

serius dan khusyu‟.

4. Metode Menghafal al-Qur‟an

Banyak sekali metode-metode yang mungkin bisa

dikembangkan dalam rangka mencari alternatif terbaik untuk

menghafal al-Qur‟an. Dan diharapkan bisa memberi bantuan kepada

para penghafal al-Qur‟an, metode-metode tersebut adalah:

a. Metode Wahdah

Metode ini digunakan dengan cara menghafal satu persatu

terhadap ayat-ayat yang hendak dihafalnya. Untuk mencapai

hafalan awal, setiap ayat biasa dibaca sebanyak sepuluh kali atau

dua puluh kali bahkan lebih. Sehingga mampu membentuk pola

dalam bayangannya. Setelah benar-benar hafal barulah dilanjutkan

pada ayat-ayat berikutnya. Dengan cara yang sama, demikian

Page 31: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

15

seterusnya hingga mencapai satu muka. Setelah ayat-ayat dalam

satu muka telah dihafalnya, maka giliran menghafal urutan-urutan

ayat dalam satu muka.

b. Metode Kithobah

Kithobah artinya menulis. Pada metode ini penghafal

terlebih dahulu menulis ayat-ayat yang akan dihafalnya pada

secarik kertas yang telah disediakan. Kemudian ayat tersebut

dibacanya sehingga lancar dan benar bacaannya, lalu dihafalnya.

Menghafalnya bisa dengan metode wahdah atau dengan metode

yang berkali-kali menuliskannya sehingga ia dapat sambil

mengafalnya dalam hati.

c. Metode Sima‟i

Sima‟i artinya mendengar, yaitu mendengarkan sesuatu

bacaan untuk dihafalnya. Metode ini sangat efektif bagi penghafal

yang mempunyai daya ingat ekstra. Terutama bagi penghafal

tunanetra atau anak-anak yang masih kecil dibawah umur yang

belum mengenal tulis baca al-Qur‟an. Metode ini dilakukan

dengan dua alternatif:

1) Mendengarkan dari guru yang membimbingnya, terutama bagi

penghafal tunanetra atau anak-anak.

Page 32: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

16

2) Merekam terlebih dahulu ayat-ayat yang akan dihafalnya

kedalam pita kaset sesuai dengan kebutuhan dan

kemampuannya.

d. Metode Gabungan

Metode ini adalah gabungan antara metode wahdah dan

metode kithabah yakni penghafal menghafalkan ayat-ayat sampai

hafal betul. Setelah selesai menghafalkan ayat-ayat sampai hafal

betul. Kemudian setelah selesai, penghafal mencoba menulis ayat

tersebut yang sudah dihafalnya diatas kertas. Jika ia mampu

memproduksi kembali ayat-ayat yang dihafal, dibaca secara

kolektif atau bersama-sama dipimpin oleh seorang instruktur

membacakan satu ayat atau beberapa ayat dan santri bisa

menirukan secara bersama-sama.

e. Metode Jama‟

Metode ini adalah dengan cara menghafal yang dilakukan

secara kolektif, yakni ayat-ayat yang dihafal dibaca secara

kolektif, atau bersama-sama, dipimpin oleh seorang instruktur.

Cara ini termasuk metode yang baik untuk dikembangkan, karena

akan dapat menghilangkan kejenuhan di samping akan banyak

membantu menghidupkan daya ingat terhadap ayat-ayat yang

dihafalkannya (Hafidz, 2000: 63-66).

Page 33: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

17

Pada prinsinya semua metode di atas baik sekali untuk

dijadikan pedoman menghafal Al-Qur‟an, salah satu diantaranya

atau dipakai semua orang sebagai alternative atau selingan dari

mengerjakan suatu pekerjaan yang berkesan monoton, sehingga

dengan demikian akan menghilangkan kejenuhan dalam proses

menghafal al-Qur‟an.

5. Keutamaan dan Keistimewaan Para Penghafal Al-Qur‟an

Ada beberapa manfaat dan keutamaan menghafal al-Qur‟an.

Menurut Imam Nawawi dalam kitabnya At-Tibyan Fi Adabi Hamalati

al-Qur‟an yang dikutip oleh (Wahid, 222: 145-149), manfaat dan

keutamaan tersebut ialah sebagai berikut:

a. al-Qur‟an adalah pemberi syafaat pada hari kiamat bagi umat

manusia yang membaca, memahami dan mengamalkannya.

b. Para penghafal al-Qur‟an telah dijanjikan derajat yang tinggi

dissisi Allah SWT, pahala yang besar, serta penghormatan

diantara sesama manusia.

c. al-Qur‟an menjadi hujjah atau pembela bagi pembacanya serta

sebagai pelindung dari siksaan api neraka.

d. Para penghafal al-Qur‟an akan mendapatkan fasilitas khusus dari

Allah SWT, yaitu berupa terkabulnya segala harapan, serta

keinginan tanpa harus memohohn dan berdo‟a.

Page 34: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

18

e. Para penghafal al-Qur‟an berpotensi untuk mendapatkan pahala

yang banyak karena sering membaca (taqrir) dan mengkaji Al-

Qur‟an.

f. Para penghafal al-Qur‟an diprioritaskan untuk menjadi imam

dalam shalat.

g. Para penghafal al-Qur‟an menghabiskan sebagian besar waktunya

untuk mempelajari dan mengajarkan sesuatu yang bermanfaat dan

bernilai ibadah.

h. Para penghafal al-Qur‟an itu adalah para ilmuan.

i. Para penghafal al-Qur‟an adalah keluarga Allah SWT.

j. Para penghafal al-Qur‟an adalah orang-orang yang mulia dari

umat Rasulullah SAW.

k. Para penghafal al-Qur‟an kedudukannya hampir sama dengan

Rasulullah SAW.

l. Menghafal al-Qur‟an adalah salah satu kenikmatan paling besar

yang telah diberikan oleh Allah SWT kepada orang yang

menghafalkan al-Qur‟an.

m. Mencintai para penghafal al-Qur‟an sama halnya dengan

mencintai Allah SWT.

Al-Qur‟an adalah kitab suci yang diwahyukan kepada Rasulullah

saw. Al-Qur‟an juga merupakan kemuliaan paling tinggi, yang

Page 35: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

19

memberikan petunjuk kepada seluruh umat manusia agar berada di

jalan yang lurus dan keluar dari kegelapan menuju cahaya terang, dan

tidak ada keburukan sedikitpun didalamnya. Oleh karena itu, sebaik-

baik manusia adalah mereka yang mempelajari al-Qur‟an dan

mengajarkannya.

6. Problematika Menghafal Al-Qur‟an

Dalam kehidupan yang kita jalani, tidaklah ditemukan sebuah

raihan prestasi tanpa ujian dan cobaan. Dalam ujian dan cobaan

tersebut akan ditemukan dan ditentukan siapa yang menang dan siapa

yang kalah.

Sama halnya dalam menghafal al-Qur‟an, menjadi sebuah

kemestian adanya ujian dan cobaan yang akan membedakan

pencapaian satu orang dengan yang lainya dan menentukan hasil akhir

yang diraih oleh masing-masing dari mereka. Jika mereka mampu

mengatasi hambatan-hambatan ini, maka kesuksesan akan menjadi

haknya. Berlaku sebaliknya, mereka akan melewati kegagalan jika

tidak mampu melewatinya. Problematika yang dapat menghambat

yang sering terjadi diantaranya adalah problematika yang berasal dari

dalam diri (factor internal) dan problematika yang berasal dari luar diri

atau eksternal (Sukron, 2009: 68).

Page 36: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

20

Berikut ini adalah problematika factor internal dan factor

eksternal yang sering muncul, yang dialami oleh para penghafal al-

Qur‟an diantaranya adalah:

a. Faktor Internal

1) Malas Melakukan Simaan

Salah satu metode agar hafalan tidak mudah lupa

adalah dengan melakukan simaan dengan sesama teman,

senior, atau kepada guru dari ayat-ayat yang telah dihafalkan.

Namun, jika malah atau tidak mengikuti simaan, hal tersebut

akan dapat menyebabkan hafalan mudah hilang. Selain itu

jika tidak suka melakukan simaan, ketika ada kesalahan ayat

hal itu tidak akan terdeteksi. Sebab tidak ada teman yang

mendengarkan hafalan tersebut.

Oleh karena itu, perbanyaklah melakukan simaan.

Sebab dengan banyak melakukan simaan, sama halnya

mengulang hafalan yang terdahulu ataupun yang baru (tidak

istiqomah).

2) Bersikap Sombong

Seorang penghafal al-Qur‟an hendaknya senantiasa

menjaga hati dan pikirannya, terutama dari sifat sombong.

Sifat sombong hanya akan menyebabkan hafalan al-Qur‟an

mudah lupa dan terbengkalai. Sebab pikiran orang yang

Page 37: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

21

sombong selalu disibukkan untuk memikirkan hal lain, selain

hafalan.

Sesungguhnya orang yang sombong akan cepat

diturunkan derajatnya oleh Allah swt, bagaikan debu yang

terbang terlalu tinggi lalu dihempas oleh angin dan jatuh ke

bawah lagi. Oleh karena itu, hendaknya para penghafal al-

Qur‟an benar-benar menjauhi sifat sombong agar hafalannya

terpelihara dan terjaga dengan baik, serta tidak disibukkan

dengan hal-hal yang tidak ada manfaatnya (Alawiyah, 2015:

126-130).

3) Tidak Mengulang Hafalan Secara Rutin

Seorang penghafal harus mempunyai jadwal khusus

untuk mengulang hafalan. Jadi ia harus memiliki wirid atau

jadwal harian untuk murajaah hafalan yang sudah dihafal,

baik di dalam sholat maupun di luar sholat. Sebab diantara

salah satu penyebab hilangnya hafalan al-Qur‟an cepat hilang

ialah karena tidak memiliki jadwal khusus untuk murajaah.

Dengan pandai mengatur waktu, penghafal al-Qur‟an akan

terbantu dalam memelihara hafalannya. Dengan mengatur

waktu, ia akan mengulang-ulang hafalan yang senantiasa terus

berkelanjutan. Oleh karena itu, biasakan untuk tidak

melewatkan waktu tanpa melakukan hal-hal yang bermanfaat.

Page 38: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

22

Dengan demikian, ketidak konsistenan dalam mengulang

hafalan juga akan mempercepat hilangnya hafalan.

4) Terlalu Berambisi Menambah Banyak Hafalan Baru

Salah satu factor cepat lupa atau hilang adalah karena

tergesa-gesa dalam menghafal, keinginan untuk selalu

menambah dalam waktu yang singkat dan ingin segera pindah

ke hafalan yang lain, padahal hafalan yang lama belum

kokoh. Jika hafalan belum lancar, jangan sesekali berpindah

ke hafalan yang baru. Sebab, apabila hafalan sebelumnya

belum lancar, usaha hafalan yang sudah dilakukan akan

menjadi sia-sia saja. Oleh sebab itu, supaya hafalan tidak

mudah hilang buatlah target hafalan dalam setiap harinya, dan

terus mengulang-ulang hafalan sampai kuat dan lancar

(Alawiyah, 2015: 126-127).

5) Tidak Sungguh-Sungguh

Keras dan bersungguh-sungguh dalam menghafal

al-Qur‟an layaknya seorang yang siap mencapai sebuah

kesuksesan. Jika tidak bekerja keras dan sungguh-sungguh

dalam menghafal al-Qur‟an, berarti niatnya hanya setengah

hati. Oleh karena itu anda harus berusaha melawan kemalasan

baik pada waktu pagi siang dan malam (Wahid, 2014: 116).

Page 39: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

23

Dari beberapa problematika menghafal al-Qur‟an

factor internal di atas dapat disimpulkan bahwa kebanyakan dari

mereka malas melakukan sima‟an, bersikap sombong, tidak

mengulang hafalan secara rutin, terlalu berambisi menambah

hafalan baru, dan tidak bersungguh-sungguh.

b. Factor Eksternal

Selain muncul dari dalam diri penghafal, problem dalam

menghafal al-Qur‟an juga banyak disebabkan dari luar darinya

sendiri. Hal-hal diantaranya yaitu:

1) Tidak mampu mengatur waktu dengan efektif

2) Adanya kemiripan ayat-ayat yang satu dengan yang lainnya,

sehingga menjebak, membingungkan, dan membuat ragu.

3) Tidak sering mengulang-ulang ayat yang sedang atau yang

sudah dihafal.

4) Tidak adanya pembimbing atau guru ketika menghafal al-

Qur‟an (Wahid, 2014: 124).

7. Kiat-Kiat Memelihara Hafalan Al-Qur‟an

Adapun upaya pemeliharaan hafalan al-Qur‟an agar tidak

mudah lupa atau hilang, maka dibutuhkan beberapa kiat-kiat tersendiri,

yaitu:

Page 40: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

24

a. Materi yang sudah hafal hendaknya diperdengarkan (disima’)

kepada orang lain yang ahli, jangan mempercayai diri sendiri

karena kerap kali sering salah.

b. Untuk memperkokoh hafalan yang telah ada perlu diulang-ulang

pada waktu shalat sendirian, menjadi imam dalam shalat

berjama‟ah, atau bersama penghafal lainnya setara darusan

(mudarosah) yang menjadikan kita aktif dalam membaca.

c. Melakukan proses menghafal secara continue (istiqomah) tanpa

ada masa jeda kecuali pada saat-saat istirahat.

d. Lakukan menghafal maupun mengulang hafalan al-Qur‟an pada

saat kondisi badan sedang fit, fresh (segar) dan tidak lapar agar

tidak mengantuk.

e. Usahakan tidak melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama,

karena akan mengganggu pikiran sehingga konsentrasi terhadap

hafalan menjadi hilang.

f. Lakukan kegiatan mengulang hafalan dengan konsentrasi penuh

pada bidang hafalan, karena kalau tidak dengan konsentrasi maka

akan memakan waktu lama.

g. Mendengarkan hafalan al-Qur‟an dari kaset-kaset, atau

mempelajari terjemah, hal ini akan membantu melekatkan hafalan.

Bagi yang hafal al-Qur‟an perlu waktu luang untuk

mudarosah secara teratur dan terencana. Maka perlu pula target

Page 41: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

25

khataman al-Qur‟an, seperti seminggu sekali harus khatam (Sugianto,

2004: 104-106).

8. Hukum menghafal Al-Qur`an

Al-Qur`an adalah kitab suci bagi pemeluk agama islam,

sebagai pedoman hidup dan sumber-sumber hukum, tidak semua kitab

suci al-Qur`an dan hamba-hamba yang terpilih yang sanggup

menghafalnya (Zen, 1985: 35). Hal ini telah dibuktikan dalam firman

Allah SWT:

Artinya: “Kemudian Kitab itu kami wariskan kepada orang-orang

yang kami pilih di antara hamba-hamba kami, lalu di antara mereka

ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada

yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu

berbuat kebaikan dengan izin Allah. yang demikian itu adalah karunia

yang amat besar.” (Fathir: 32) (Depag RI, 1987: 700).

al-Qur`an sebagai dasar hukum Islam dan pedoman hidup umat,

disamping diturunkan kepada hamba-Nya yang dipilih, al-Qur`an

diturunkan sesuai kebutuhan umat dimasa itu dan dimasa yang akan

datang. Selama dua puluh tiga tahun nabi Muhammad SAW menerima

wahyu al-Qur`an dan Allah SWT melalui Jibril Alaihis Salam tidak

Page 42: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

26

melalui tulisan melainkan dengan lisan (hafalan) (Zen, 1985: 35). Hal

ini telah dibuktikan dengan firman Allah SWT:

Artinya : “Kami akan membacakan (al-Quran) kepadamu

(Muhammad) Maka kamu tidak akan lupa” (Q.S. Al-A‟la:6).

Artinya: “Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) al-

Quran Karena hendak cepat-cepat (menguasai) nya” (Q.S. Al-

Qiyamah: 16)

Artinya : Maka Maha Tinggi Allah raja yang sebenar-benarnya, dan

janganlah kamu tergesa-gesa membaca al-Qur'an sebelum

disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan Katakanlah: "Ya

Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan." (Depag RI,

1987: 488-489).

Ayat-ayat diatas menunjukkan bahwa al-Qur`an diturunkan

dengan hafalan (lisan) bukan dengan tulisan, setelah Nabi Muhammad

SAW menerima bacaan dari Jibril AS Nabi dilarang mendahuluinya

agar supaya nabi lebih mantap hafalannya. Oleh karena itu sebagai

dasar bagi orang-orang yang menghafal al-Qur`an adalah:

a. Al-Qur`an itu diturunkan secara hafalan

Page 43: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

27

b. Mengikuti Nabi Muhammad SAW

c. Melaksanakan Anjuran Nabi Muhammad SAW

Atas dasar inilah para ulama dan Abdul Abas Ahmad bin

Muhammad Ajjurjani, berkata dalam kitab Assyafi`i bahwa hokum

menghafal mengikuti Nabi Muhammad SAW adalah fardhu kifayah

(Zen, 1985: 37). Dalam arti bahwa umat Islam harus ada (bahkan harus

banyak) yang hafal mengikuti nabi Muhammad SAW untuk menjaga

nilai mutawatir. Apabila hal ini tidak dilakukan maka seluruh umat

Islam ikut menanggung dosa, dan ketetapan hukum seperti itu tidak

berlaku pada kitab-kitab samawi yang lain (Ar-Rumi, 1997: 100).

Dengan demikian jelaslah bahwa menghafal al-Qur`an

hukumnya adalah fardlu kifayah (Ahsin, 1994: 24). Fardhu kifayah

sebagaimana yang dimaksud ulama yaitu apabila suatu pekerjaan di

suatu wilayah tidak ada yang mengerjakan maka semua orang yang

ada di wilayah tersebut kena (berdosa) semua. Karena tidak

melaksanakan perbuatan tersebut. Sedangkan menghafal sebagian

surat al-Qur`an seperti al-Fatihah, atau selainnya adalah fardhu `ain.

Hal ini mengingat bahwa tidaklah sah sholat seseorang tanpa membaca

al-Fatihah (Baqi, 1993: 223).

Page 44: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

28

B. Pondok Pesantren

1. Pengertian Pondok Pesantren

Istilah pondok pesantren berasal dari kata funduk, (bahasa arab)

yang berarti rumah penginapan, sedangkan pondok pesantren adalah

lembaga keagamaan yang memberikan pendidikan dan pengajaran

serta mengembangkan dan menyebarkan agama Islam (Nasir, 2005:

80). Pendapat lain tentang pesantren adalah suatu lembaga pendidikan

Islam indonesia yang bersifat “tradisional” untuk mendalami ilmu

tentang agama islam dan mengamalkannya sebagai pedoman hidup

keseharian (Dauly, 2004: 27).

Pondok pesantren adalah suatu lembaga pendidikan agama

Islam yang tumbuh serta diakui masyarakat sekitarnya, dengan sistem

asrama (pemondokan di dalam komplek) dimana santri menerima

pendidikan agama melalui sistem pengajian atau madrasah yang

sepenuhnya di bawah kedaulatan kepemimpinan seorang atau beberapa

orang kyai (Farida, 2007: 8).

Pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional Islam untuk

mempelajari, memahami, mendalami, menghayati, dan mengamalkan

ajaran islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan

sebagai pedoman prilaku sehari-hari (Rofiq, 2005: 1).

Pondok pesantren secara definisi tidak dapat diberikan

batasan yang tegas, melainkan makna yang luas tentang pengertian

Page 45: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

29

yang memberikan ciri-ciri pondok pesantren, pada zaman dahulu

Pondok adalah tempat pendidikan tradisional yang di kelola oleh kyai,

bunyai dan ada muridnya melakukan kegiatan pembelajaran untuk

mendalami ilmu agama Islam dan ilmu yang lainnya, sampai sekarang

pondok pesantren ini berkembang luas mempunyai pengertian yang

luas sesuai dengan kebutuhan di era sekarang ini.

2. Macam-macam pesantren

Seiring dengan perkembangan di masa sekarang, pondok

pesantren baik tempat, sistem pengajaran, sistem pengorganisasian

yang telah mengalami perubahan. Pesantren di zaman sekarang ada

yang sudah tidak memakai kebiasaan-kebaisaan tradisional pada

zaman dahulu, akan tetapi pesantren ini mengalami perubahan sesuai

dengan berkembangnya zaman dimasa sekarang.

a. Pondok Pesantren Tradisional

Pesantren yang tetap mempertahankan pelajarannya dengan

kitab-kitab klasik dan tanpa di berikan pengetahuan umum, model

pengajarannyapun lazim diterapkan dalam pesantren salafi yaitu

dengan metode sorogan dan wetonan (Ghazali, 2003: 14).

b. Pondok pesantren Modern

Yaitu pesantren yang menerapkan sisitem pengajaran

klasikal (madrasah) memberikan ilmu umum dan ilmu agama,

Page 46: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

30

serta juga memberikan pendidikan keterampilan (Ghazali, 2003:

14).

c. Pondok Pesantren Campuran/kombinasi

Berbagai macam pondok pesantren yang berkembang pada

masa sekarang, pasti mempunyai kelebihan sendiri-sendiri untuk

mencetak manusia sebagai khalifah di bumi (khalifatu filard),

untuk menghidupkan agama Allah dengan berbagai cara menurut

ajaran agama islam.

3. Elemen-elemen pondok pesantren

Pondok pesantren bukan hanya terbatas dengan kegiatan-

kegiatan pendidikan keagamaan melainkan mengembangkan diri

menjadi suatu lembaga pengembangan masyarakat, oleh karena itu

pondok pesantren sejak semula merupakan ajang mempersiapkan

kader masa depan dengan perangkat-perangkat sebagai berikut

(Ghazali, 2003: 18).

a. Masjid

Masjid pada hakikatnya merupakan sentral kegiatan

mulimin baik dalam dimensi ukhrawi maupun maknawi masjid

memberikan indikasi sebagai kemampuan seorang abdi dalam

mengabdi kepada Allah yang disimbolkan dengan adanya masjid

(Ghazali, 2003: 19).

Page 47: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

31

b. Pondok

Pondok adalah asrama bagi para santri yaitu sebuah

asrama pendidikan Islam tradisional dimana para siswa tinggal

bersama dan belajar dibawah bimbingan seorang atau lebih guru

yang di kenal dengan sebutan kyai (Ghofur, 2009: 9).

c. Kyai/Nyai

Ciri yang paling memasyarakat di pondok pesantren

adalah kyai. Kyai pada hakikatnya adalah gelar yang diberikan

kepada seseorang yang mempunyai ilmu dibidang agama dalam

hal ini agama Islam (Ghazali, 2003: 22).

d. Santri

Istilah santri hanya ada di pesantren sebagai

pengejawantahan adanya peserta didik yang haus akan ilmu

pengetahuan yang dimiliki oleh seorang kyai yang memimpin

sebuah pesantren, oleh karena itu santri pada dasarnya berkaitan

erat dengan keberadaan kyai dan pesantren (Ghozali, 2003: 24).

Santri terbagi menjadi dua:

1) Santri Mukim

Santri mukim adalah para santri datang tempat yang

jauh sehingga ia tinggal dan menetap di pondok (asrama)

pesantren (Maksum, 2003: 14).

Page 48: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

32

2) Santri Kalong

Adalah santri yang berasal dari wilayah sekitar

pesantren sehingga mereka tidak memerlukan untuk tinggal

dan menetap di pondok pesantren mereka bolak balik dari

rumahnya masing-masing (Maksum, 2003:15).

e. Pengkajian kitab-kitab kuning

Secara lughowi (bahasa) kitab kuning diartikan sebagai

kitab yang berwarna kuning, kerena kertas-kertas yang

dipergunakan berwarna kuning atau karena terlalu lamanya kitab

tersebut tersimpan sehingga berwarna kuning (Ghofur, 2009:

28).

Kitab-kitab klasik biasanya dikenal dengan istilah kuning

yang terpengaruh oleh warna kertas. Kitab-kitab itu ditulis oleh

ulama-ulama zaman dahulu yang berisikan tentang ilmu

keislaman seperti: fiqih, hadist, tafsir, maupun tentang akhlaq.

4. Metode Pengajaran Dalam Pondok Pesantren

Di bawah ini disebutkan metode pembelajaran di pondok

pesantren sebagai berikut:

a. Sorogan

Metode sorogan adalah kegiatan pembelajaran bagi santri

yang menitik beratkan pada pengembangan kemampuan

Page 49: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

33

perseorangan (individu) di bawah bimbingan seorang ustadz atau

kyai (Departemen Agama RI, 2003: 74).

b. Bandongan

Metode ini juga disebut dengan metode wetonan, pada

metode ini berbeda dengan metode sorogan. Metode bandongan

dilakukan oleh seorang kyai atau ustadz terhadap sekelompok

peserta didik, atau santri untuk mendengarkan atau menyimak apa

yang dibacanya dari sebuah kitab (Departemen Agama RI, 2003:

86).

c. Metode Musyawarah (Bahtsul Masail)

Metode musyawarah atau dalam istilah lain biasa disebut

dengan bahtsul masail merupakan metode pembelajaran yang lebih

mirip dengan metode diskusi atau seminar (Departemen Agama RI,

2003: 92).

d. Metode Hafalan Muhafadzoh

Kegiatan belajar santri dengan cara menghafal suatu teks

tertentu dibawah bimbingan dan pengawasan seorang ustadz/kyai,

santri diberi tugas untuk menghafal bacaan-bacaan dalam jangka

waktu tertentu (Departemen Agama RI, 2003:100).

Metode ini menjadikan santri untuk berlatih kebiyasaan

istiqomah (ajek) karena dalam menghafal ini santri harus

mengulang-ulang bacaan atau lafadz yang di hafalkan sesuai tarjet

Page 50: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

34

yang di tentukan, juga melatih kecerdasan otak santri untuk

mengingat-ingat materi pembelajaran, biasanya metode ini di

tekankan pada pelajaran alatnya (nahwunya) seperti, jurumiyah,

tasrif, imriti dan alfiyah ibnu malik, tetapi ada juga pelajaran lain di

pondok pesantren yang mengguakan metode hafalan ini.

5. Fungsi Pondok Pesantren

Fungsi pondok pesantren sebagai berikut:

a. Pesantren sebagai lembaga pendidikan

b. Pondok pesantren sebagai lembaga dakwah

c. Pondok pesantren sebagai lembaga sosial

Fungsi pondok pesantren disini sangat mempengaruhi

menjadikan citra pondok pesantren benar-benar baik untuk mencetak

generasi yang Islami. Dan siap untuk di terjunkan ketengah-tengah

masyarakat untuk diharapkan menyebarkan ilmu-ilmu Islam yang telah

didapatkannya ketika di pondok pesantren.

Page 51: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pada penelitian skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan

kualitatif karena penelitian ini merupakan suatu bentuk penelitian yang

bersifat deskriptif kualitatif. Dikatakan deskriptif kualitatif karena

penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil pengolahan data yang

berupa kata-kata, gambaran umum yang terjadi di lapangan

Menurut Moleong (2008:6) penelitian kualitatif adalah

penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang

dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,

tindakan dan lain-lain, secara holistik dengan cara deskriptif dalam bentuk

kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Sedangkan menurut jenis penelitian ini merupakan penelitian

lapangan (field research), yaitu penelitian yang pengumpulan datanya

dilakukan di lapangan. Lapangan dalam hal ini diartikan sebagai lokasi

penelitian, yaitu di Pondok Pesantren Al-Muntaha Cebongan Argomulyo

Salatiga.

Page 52: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

36

Penelitian lapangan (field research) dapat juga dianggap sebagai

pendekatan luas dalam penelitian kualitatif atau sebagai metode untuk

mengumpulkan data kualitatif. Ide pentingnya adalah bahwa peneliti

berangkat ke „lapangan‟ untuk mengadakan pengamatan tentang suatu

fenomena dalam suatu keadaan alamiah atau „in situ’ (Moloeng, 2011:

26).

Jadi penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian.

Penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan di lapangan. Lapangan

dalam hal ini diartikan sebagai lokasi penelitian, yaitu di Pondok

Pesantren al-Muntaha Cebongan Argomulyo Salatiga.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian akan dilakukan.

Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi di Pondok Pesantren al-

Muntaha, jalan Soekarno-Hatta, Cebongan Argomulyo Salatiga.

C. Sumber Data

1. Data Primer

Sumber data primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-

kata yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang

dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya (Arikunto, 2010:22).

Dalam penelitian ini sumber utama data adalah pengasuh,

pengurus, ustadz dan santriwati pondok pesantren Al-Muntaha Salatiga.

Page 53: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

37

Sedangkan untuk memperoleh data, penulis menggunakan teknik

wawancara terpimpin.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen

grafis ( tabel, catatan, notulen rapat, SMS, dan lain-lain), foto-foto, film,

rekaman video, dan benda-benda yang dapat memperkaya data primer

(Arikunto, 2010: 20). Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk

memperkuat dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui

wawancara.

Adapun untuk data sekunder penulis melakukan pengumpulan

data dengan cara observasi dan dokumentasi pondok pesantren.

D. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan

data. Tanpa mengetahui prosedur pengumpulan, maka penulis tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Dalam

penelitian ini ada beberapa metode yang digunakan dalam pengumpulan data,

yaitu:

1. Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan

seseorang yang memperoleh informasi dari seseorang lainnya dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu (Mulyasa,

Page 54: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

38

2004: 180). Wawancara dapat diartikan sebagai metode yang digunakan

untuk interview dengan subyek penelitian dalam rangka penyimpulan data.

Sumber wawancara ini diajukan kepada santriwati Pondok Pesantren al-

Muntaha.

2. Observasi

Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Dalam penelitian

ini peneliti terlibat langsung dengan kegiatan dan mengamati subjek

sebagai sumber data penelitian. Peneliti menggunakan observasi

partisipatif, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan

sampai mengetahui pada tingkat mana perilaku yang Nampak. Metode ini

juga digunakan untuk mengamati obyek penelitian yaitu problematika

santri dalam menghafal al-Qur‟an.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan mencari data

mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, surat kabar,

majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya (Arikunto,

1998: 236).

Metode dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data

yang digunakan untuk menelusuri data historis. Hal tersebut dikarenakan

sebagian besar fakta dan data sosial tersimpan dalam bentuk dokumentasi.

Metode ini digunakan untuk melengkapi dan memperkuat data-data yang

telah ada. Penulis mengambil dokumen-dokumen untuk mengetahui jumlah

Page 55: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

39

guru dan santri yang mengikuti pembelajaran al-Qur‟an, sarana dan

prasarana yang mendukung serta dokumen lainnya yang mendukung

penelitian serta untuk mengetahui problematika santri dalam menghafal al-

Qur‟an.

E. Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data

ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan

tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.

Data yang terkumpul berupa catatan lapangan, komentar peneliti, dokumen

berupa laporan-laporan yang berkaitan dengan subyek yang diteliti, foto-foto,

dan biografi responden. Setelah data terkumpul, maka penulis akan membaca,

menganalisis data secara cermat sehingga penulis data dapat mengobservasi,

wawancara, dan dokumentasi dari penelitian.

F. Pengecekan Keabsahan Data

Agar data yang disajikan dalam penelitian ini dapat dikatakan valid,

maka untuk menguji validasi data tersebut penulis menggunakan teknik

triangulasi.

Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data untuk

keperluan pengukuran kevalidan data, atau sebagai pembanding terhadap data

tersebut (Moleong, 2011: 330).

Jenis teknik Triangulasi yang digunakan anatara lain:

Page 56: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

40

a. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan

dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

Triangulasi sumber yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: hasil

wawancara pengasuh, ustadz, santriwati dan pengurus pondo

b. Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik pengumpulan data digunakan untuk menguji

kredibilitas data yang digunakan dengan cara mengecek data kepada

sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

Dalam penelitian ini dimana peneliti menggunakan teknik

wawancara, pada seorang sumber dengan data permasalahan yang sama.

Sumber yang dimaksud yaitu santriwati Pondok Pesantren al-Muntaha.

c. Triangulasi Waktu

Pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan

pengecekan dengan wawancara dalam waktu yang berbeda (sekarang dan

sudah berlangsung).

G. Tahap-Tahap Penelitian

Pelaksanna penelitian terdiri dari empat tahap yaitu: tahap sebelum ke

lapangan, tahap pekerjaan lapangan, tahap analisis data, dan tahap penulisan

laporan yang ditempuh sebagai berikut:

1. Tahap Sebelum Ke Lapangan

Page 57: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

41

Tahap ini meliputi kegiatan penentuan focus penelitian,

penyusunan paradigm teori, penjajakan alat peneliti, permohonan izin

kepada subjek yang diteliti dan konsultasi focus penelitian.

2. Tahap Pekerja Lapangan

Tahap ini meliputi pengumpulan bahan-bahan yang berkaitan

dengan kegiatan menghafal al-Qur‟an di Pondok Pesantren al-Muntaha.

Data ini diperoleh dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi.

3. Tahap Analisis Data

Menurut Miles and huberman yang dikutip oleh Sugiyono (2007:

337) analisis data kualitatif terdiri atas tiga alur kegiatan yang terjadi

secara bersamaan yaitu: mereduksi data, penyajian data, dan penarika

kesimpulan atau verifikasi.

a. Mereduksi atau merangkum data, memiliki hal-hal pokok,

memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema serta polanya serta

membuang yang tidak perlu.

b. Penyajian data dalam uraian singkat bagan, hubungan antar kategori

dan sejenisnya.

c. Penarika kesimpulan yang berupa penemuan baru yang belum ada.

Dari peneliti menyimpulkan bahwa analisis data kualitatif terdiri

dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: mereduksi

data, penyajian data, dan penarika kesimpulan atau verifikasi.

Page 58: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

42

4. Tahapan Penulisan Laporan

Tahapan penulisan laporan adalah tahap penyusunan data-data

hasil temuan peneliti secara sistematis. Dalam penulisan laporan

penelitian ini tentunya mencakup semua kegiatan peneliti mulai dari

tahap awal penelitian sampai tahap akhir yaitu tahap penarikan

kesimpulan. Setelah itu melakukan konsultasi hasil penelitian dengan

dosen pembimbing untuk mendapat perbaikan, saran-saran demi

kesempurnaan skripsi yang kemudian ditindaklanjuti hasil bimbingan

tersebut dengan penulisan skripsi yang sempurna.

Page 59: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

43

BAB IV

PAPARAN DAN ANALISIS DATA

A. Paparan Data

1. Gambaran Umum Lokasi dan Subyek Penelitian

Berdasarkan hasil observasi di Pondok Pesantren al-Muntaha,

maka penulis menyajikan data sebagai berikut:

a. Profil Pondok Pesantren al-Muntaha

Nama Pondok Pesantren : Pondok Pesantren Tahfidz al-Muntaha

No. Statistik : 510033730016

NPWP : 31.539.851.1-505.00

Alamat : kel. Cebongan, kec. Argomulyo, kota

Salatiga

Jalan : Soekarno-Hatta no. 39

Kelurahan : Cebongan

Kecamatan : Argomulyo

Kota/kabupaten : Kota Salatiga

Provinsi : Jawa Tengah

Badan Penyelenggara : Yayasan al-Muntaha Salatiga

Nama Pengasuh : Hj. Siti Zulaecho, AH

Status Tanah : Wakaf

Page 60: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

44

Akta Notaris : Yayasan al-Muntaha Salatiga, no. 44

tgl 30 Mei 2012 MUHAMMAD FAUZAN, SH

(Dokumen di Pondok Pesantren al-Muntaha).

b. Sejarah Singkat Pondok Pesantren

Pondok pesantren al-Muntaha yang awalnya bernama al-Azhar

yang didirikan oleh Drs. KH Muntaha Azhari dan Ny. Hj. Siti

Zulaecho pada tahun 1993. Yang berada di wilayah Jl. Soekarno-

Hatta no.39 Sidoharjo, kel. Cebongan, kec. Argomulyo, kota Salatiga

50731.

Sebelum pondok al-Azhar berdiri, sudah ada 4 santri putri yang

ikut dengan Ibu Nyai untuk menghafal al-Qur‟an. Santri masih

bertempat tinggal satu rumah dengan ibu Nyai dikarenakan belum

mempunyai bangunan khusus untuk santri, sesuai dengan rencana

awal pendiriannya yakni membangun pondok pesantren putri khusus

untuk menghafal al-Qur‟an.

Pada tahun 1996 pondok pesantren al-Azhar sudah tercatat di

lembaga kota Salatiga dan mendapatkan akta notaris. Kemudian pada

tahun 2012 pondok pesantren al-Azhar diganti nama menjadi Pondok

Pesantren al-Muntaha, dengan nama alasaan legalitas dari Kemenag

Kota Salatiga.

Page 61: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

45

Pada tahun 2013, Pondok Pesantren al-Muntaha mendapatkan

uang pembangunan yang bersumber dari Swadaya dari wali santri,

masyarakat, dan donatur dari luar.

Pondok Pesantren al-Muntaha dalam hubungan eksternal dengan

masyarakat yaitu berupa Syiar agama dan lembaga kemasyarakatan.

Pada tahun 2005 pengasuh pondok pesantren al-Muntaha ikut serta

dalam mendirikan JQH Salatiga, dan pada tahun 2014 turut

mendirikan rutinan tadarus Muslimat kota Salatiga.

c. Letak Geografis

Pondok Pesantren Al-Muntaha terletak di Jl. Soekarno-Hatta

no. 39 Sidoharjo, kelurahan Cebongan, kecamatan Argomulyo, kota

Salatiga. Pondok Pesantren al-Muntaha menempati area tanah 3.300

m2 yang digunakan untuk pembangunan pondok pesantren putri,

lingkungan koperasi pondok pesantren, aula sebagai pusat kegiatan di

Pondok Pesantren al-Muntaha.

1) Barat : Eks Pabrik Mega Rager

2) Timur : Perumahan Tingkin Indah

3) Utara : Pinus Shofenir dan Persewaan

4) Selatan : Lampu Merah Jalan Pondok Joko Tingkir

(Dokumen di Pondok Pesantren al-Muntaha)

Page 62: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

46

d. Visi dan Misi Pondok Pesantren Al-Muntaha

1) Visi

Membentuk generasi pecinta al-Qur‟an, berakhlak mulia,

berkepribadian sholihah, berwawasan luas & kreatif

2) Misi

a) Menyelenggarakan ta‟lim al-Qur‟an yang komprehensif.

b) Membimbing santri menjadi muslimah yang berkarakter.

e. Tata Tertib Pondok Pesantren Al-Muntaha

1) Pasal 1 (Tingkah Laku/Adab)

a) Santri wajib menjaga nama baik pondok pesantren

dimanapun dan kapanpun.

b) Santri wajib menggunakan pakaian yang tertutup dan sopan,

terutama ketika di luar pondok.

c) Santri dilarang membawa atau memakai celana jeans dan

celana yang ketat, kecuali hanya untuk dalaman rok.

d) Dilarang keluar dari kamar mandi mengguakan handuk.

e) Mengambil makan menggunakan baju panjang atau baju

yang tertutup.

f) Dilarang memanjangkan kuku, meminjamkan seragam

almamater tanpa seizin pengasuh.

Page 63: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

47

g) Santri tidak boleh tidur di atas jam 10.00 malam selain

tadarus dan belajar, tidak boleh menerima telfon kecuali

dalam keadaan penting.

2) Pasal 2 (Mengaji)

a) Santri wajib mengikuti sorogan 3x yaitu ba‟da subuh,

dzuhur dan magrib ketika di pondok.

b) Santri wajib mengikuti sorogan 2x 1 hari, yaitu ba‟da

magrib dan dzuhur ketika udzur dan di pondok.

c) Santri wajib mengikuti mudarasah sesuai jadwal yang telah

ditentukan, bagi santri yang suci di makam sampai jam

setengah sepuluh.

3) Pasal 3 (Pendidikan)

a) Santri wajib mengikuti jamaah sholat magrib, isya‟ dan

subuh, jika tidak jamaah dikenakan denda Rp. 5.000,00 serta

mengaji di ndalem.

b) Santri wajib qiyamul lail setiap malam jum‟at, kecuali yang

udzur, jika tidak dilaksanakan maka takziran mencuci

karpet.

c) Santri wajib mengikuti kegiatan malam jum‟at dan minggu.

d) Mengikuti simaan ahad legi tanpa terkecuali.

e) Wajib mengikuti tartilan jum‟at pagi bagi yang suci,

sedangkan untuk santri yang tidak mengikuti kegiatan

Page 64: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

48

tersebut, maka sebagai takziran ia harus menulis kalimah

istighfar sebanyak 10 x

f) Dilarang membawa/menggunakan HP pada jam 17.30-

22.00 WIB.

g) Mengenakan baju muslim atau jas ketika mengaji kitab. Dan

dilarang menggunakan kaos atau jaket.

4) Pasal 4 (Keamanan)

a) Santri diperbolehkan pulang apabila sudah muqim minimal

2 bulan, dan santri diizinkan maxsimal 5 hari 4 malam di

rumah. Jika ada yang melanggar batas waktu ijin

perpulangan, maka didenda Rp 5.000, per hari, dan takzir

melaksanakan tugas kebersihan sesuai yang telah ditentukan.

b) Santri diperbolehkan di luar pondok pesantren hingga batas

waktu sholat magrib, apabila melebihi batas waktu, yang

bersangkutan menemui sie. Keamanan dan pengasuh.

c) Tamu yang menginap harus izin pengurus dan pengasuh seta

mengikuti kegiatan yang berlaku di pondok.

d) Santri yang sudah kembali setelah pulang, diwajibkan

sesegera mungkin untuk sowan ke ndalem dan tidak boleh

bermalam di pondok jika belum sowan.

e) Santri dilarang keras melakukan pelanggaran berat, seperti:

pacaran, merokok, bertato, mencuri, melakukan kekerasan,

Page 65: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

49

menyimpan ponografi atau pornoaksi, dan menggunakana

narkoba atau mengedarkannya.

f) Santri dilarang merusak atau menghilangkan inventaris

pondok pesantren dan fasilitasnya.

g) Seluruh handphone dikumpulkan ke pengurus sie

keamanan/pendidikan mulai pukul 17.30-22.00 WIB.

h) Santri hanya diperbolehkan keluar pondok pada hari ahad 1x

per bulan.

5) Pasal 5 (Kebersihan)

a) Santri wajib melaksanakan piket harian, ro‟an mingguan,

ataupun piket tahunan hari raya.

b) Bagi santri yang pulang hendaknya mencari pengganti

piket/segera lapor ke sie. Kebersihan.

c) Santri wajib menjaga kebersihan pondok pesantren.

d) Meninggalkan piket dengan sengaja maka dikenakan denda

Rp. 10.000 seketika.

e) Mengembalikan peralatan sesuai dengan tempatnya jika

seusai melaksanakan piket.

f. System Pendidikan dan Pengajaran

System pendidikan dan pengajaran di pondok pesantren al-

Muntaha antara lain:

Page 66: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

50

1) Sorogan

System pengajaran dengan pola sorogan dilaksankan

dengan jalan santri yang biasanya menyorogkan sebuah kitab

kepada ibu Nyai atau ustadzah untuk dibaca sendiri

dihadapannya. Apabila ada salahnya, kesalahan itu langsung

dibenarkan seketika itu juga oleh ibu Nyai atau ustadzah

tersebut.

2) Bandongan

System pengajaran yang serangkaian dengan system

sorogan dan wetonan adalah bandongan yang dilakukan dengan

saling kait-mengait dengan yang sebelumnya. Dalam system

bandongan, seorang santri tidak harus mengerti bahwa ia

mengerti pelajaran yang dihadapi karena santri cukup

menyimak apa yang dijelaskan oleh kiyai atau guru.

Adapun kegiatan belajar mengajar di Pondok Pesantren

al-Muntaha meliputi:

a) Pendidikan Madrasah Diniyah

Pendidikan dan pengajaran di Pondok Pesantren al-

Muntaha dilaksanakan setiap ba‟da isya yang diikuti oleh

santri bin-nadhor dan santri tahfidz yang sedang

berhalangan. Adapun kitab yang dikaji yaitu tafsir jalalain.

Page 67: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

51

b) Kegiatan Umum Harian

Pendidikan dan pengajaran ini dilaksanakan setiap

hari yang diikuti oleh semua santri di luar pembelajaran

madrasah diniyah, kegiatan ini meliputi:

(1) Sorogan al-Qur‟an

Dilaksanakan dengan cara santri membaca al-Qur‟an

dan disimak langsung oleh ibu Nyai.

(2) Setoran al-Qur‟an

Bagi santri yang menghafal al-Qur‟an, maka dia

menyetorkan hafalannya kepada ibu Nyai. Apabila

santri dalam menghafal al-Qur‟an ada kesalahan dalam

mahroj, tajwid dan harakatnya langsung dibenarkan

oleh ibu Nyai atau ustadzah.

(3) Kegiatan Mingguan

Kegiatan-kegiatan yang dilaksankan setiap minggu

sekali, diantaranya: sima‟an al-Qur‟an 30 juz, yasinan,

tahlil dan mujahadah, khitobah, tilawah, sholawat dan

rebana, muraja‟ah tahfidz bit tartil, bandongan kitab

fiqh, tajwid teori an praktik.

c) Kegiatan Bulanan

Kegiatan ini meliputi: Sorogan hafalan, sima‟an al-qur‟an

30 juz, tadarus dan kajian tafsir.

Page 68: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

52

d) Kegiatan Tahunan

Kegiatan ini meliputi: pesantren kilat, khatmul Qur‟an &

haul, ziyarah, musabaqah.

g. Keadaan Fisik Pondok Pesantren al-Muntaha

Bangunan-bangunan yang ada di Pondok Pesantren al-Muntaha

secara fisik dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa tipe, yaitu:

1) Aula

Di Pondok Pesantren al-Muntaha terhadap sebuah aula yang

berfungsi sebagai tempat beribadah dan kegiatan belajar

mengajar. Aula tersebut berada di depan pondok. Selain

berfungsi sebagai sarana pelaksanaan ibadah oleh para santri

juga sebagai tempat ziarah oleh masyarakat, karena di aula ada

maqam bapak kiyai Al-Muntaha Azhari, yaitu beliau selaku

pendiri Pondok Pesantren al-Muntaha.

2) Kamar

Kamar merupakan salah satu bangunan pondok yang berfungsi

sebagai tempat istirahat dan tidur para santri. Kamar ini terdapat

13 ruang.

Page 69: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

53

h. Bangunan Pondok

Bangunan pondok terletak di belakang ndalem pengasuh, ada

tiga bangunan pondok. Tempat untuk santri khusus bil-ghaib di

belakang dapur ndalem dan masih satu atap dengan ndalem.

Kemudian dibelakang ndalem ada dua bangunan yang berhadapan

sebelah selatan ndalem khusus untuk santri bin-nadhor dan sebelah

utara ndalem ditempati santri bin-nadhor dan bil-ghoib.

i. Susunan Organisasi Pondok Pesantren al-Muntaha

Adapun susunan pengurus Pondok Pesantren al-Muntaha

sebagaimana dalam uraian berikut ini.

Susunan Personalia Pengurus Tahun 2017 sd 2018

Pengasuh : Ibu Nyai Hj Siti Zulaecho

: Nasif Ubadah

Ketua : Siti Zubaidah

Wakil Ketua : Siti Sofiyanti

Sekretaris : Ela Izzatul Laila

: Dewi Rahmawati

Bendahara : Afif Fatimatuzzahro

: Miratus Sa‟adah

Sie. Pendidikan : Rizkiana Kadarwati

: Siti Yuliyanti

: Ana Wahyuningsih

Page 70: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

54

: Diah Puji Lestari

Sie. Keamanan : Nurul Lailatul Hidayah

: Dewi Muniroh

: Farichatul Chusna

: Dahlia Dwi Kusuma

Sie. Kebersihan : Siti Himatul Uliyah

: Hurun‟in

: Durrotun Nisa

Sie. Kesehatan : Eka Yuniyanti

: Yusi Damayanti

: Dzakiyyatuzzahroh

Sie. PHBI : Tri Oktaviani

: Mariya Rosyidah

Sie. Koperasi : Ryda Kusuma Wardani

: Nur Ika Kumalasari

: Maghfirotul Mafakhir

j. Keadaan Guru/Ustadz

Guru/ustadz yang mengajar di Pondok Pesantren al-Muntaha

harus memenuhi berbagai syarat. Syarat yang utama yang harus

dimiliki adalah hafidz dan bersanad walaupun masih dalam proses

minimal harus sudah mencapai 10 juz, menguasai ilmu tajwid,

bacaan baik dan profesional, insyaallah tujuan, visi dan misi dalam

Page 71: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

55

pendidikan akan tercapai. Apalagi dalam hal al-Qur‟an. Sebagian

kecil ustadz yang mengajar khususnya bidang tahfidz adalah orang

orang yang sudah hafidz dan sebagian besar masih dalam proses

hafidz. Ada 3 ustadz yang mengajar di Pondok Pesantren al-Muntaha.

Namun, terkadang jika ustadz tidak bisa mengajar maka diganti santri

yang memang sudah ditunjuk bu nya’i yang mengajar khusus bidang

tahfidz.

k. Keadaan Santri

Dari hasil wawancara dengan NU pada 03 Maret 2018

diperoleh data bahwa Pondok Pesantren al-Muntaha memiliki 60

santri, semuanya santri putri. Santri bil-ghoib ada 45 dan santri bin-

nadzor ada 15. Rata-rata santri berusia 12-24 tahun. Mereka juga rata

rata berasal dari sekitar salatiga. Namun ada juga yang berasal dari

luar daerah ataupun provinsi, seperti Riau, Purwodadi, Demak dan

lain sebagainya. Untuk tingkat ekonomi pondok ini terbuka untuk

berbagai kalangan maka dari 60 santri, rata-rata orang tua santri

bekerja sebagai pekerja swasta dan petani.

l. Kegiatan Pembelajaran

Dalam melaksanakan program pembelajaran tahfidzul Qur‟an di

Pondok Pesantren al-Muntaha, maka disusunlah jadwal kegiatan

santri sebagaimana tertera dalam tabel di bawah ini :

Page 72: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

56

Tabel. 3.1

Jadwal Kegiatan Harian Santri

No Waktu Jenis Kegiatan

1. 03.00-03.30 Jamaah Sholat Qiyamul Lail

(Wajib setiap malam jum‟at)

2. 04.30-04.45 Jamaah sholat subuh

3. 05.00-06.00 Makan pagi dan mandi

4. 06.00-07.30 Kegiatan mengaji al-Qur‟an

(Setiap hari minggu simaan bersama)

5. ISTIRAHAT

6. 14.00-15.00 Kegiatan mengaji al-Qur‟an

(bagi yang di pondok)

7. 15.30-16.30 Mengaji kitab (setiap kamis dan sabtu)

8 17.00-17.30 Makan sore

9. 17.55-18.15 Jamaah sholat magrib dan tadarusan

10. 18.15-18.50 Kegiatan mengaji al-Qur‟an

(bagi yang bin-nadzor)

Page 73: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

57

11. 18.50-20.00 Jamaah sholat isya‟

12. 20.00-21.30 Tahfidz (setoran murajaah hafalan)

13 ISTIRAHAT

(Dokumen PP Tahfidzul Qur‟an al-Muntaha)

Para santri pondok pesantren tahfidzul Qur‟an al-muntaha juga diharuskan

melakukan kesunahan-kesunahan antara lain:

a. Qiyamullail, karena pada 1/3 malam adalah salah satu waktu

mustajabah.

b. Setoran hafalan sehabis sholat subuh. Mereka memilih waktu habis

subuh untuk setoran hafalan yang baru karena pikiran pada waktu

subuh masih jernih, sehingga anak akan lebih mudah untuk menghafal

dan membentuk hafalan.

c. Kegiatan muroja’ah dilakukan sendiri oleh masing-masing santri

d. Tahfidz sehabis isya‟ adalah kegiatan setoran pengulangan hafalan

yang telah dihafal sebanyak ¼ juz atau lebih.

e. Setiap hari minggu santri tahfidz melakukan kegiatan simaan bersama

bu nya‟i dengan tujuan untuk menguji sampai mana kemampuan

santri.

Page 74: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

58

Tabel 3.2

Jadwal Kegiatan Ekstrakurikuler Santri

No Hari Waktu Jenis Kegiatan

1. Minggu 14.00-15.00 Pelatihan Tilawatil Qur‟an

2. Minggu 08.00-09.00 Pelatihan Tartil Qur‟an

3. Jum‟at 16.00-17.00 Seni rebana

4. Minggu 10.00-11.00 Merias, Menjahid

5. Jum‟at 20.30-21.30 Khitobah

(Dokumen PP Tahfidzul Qur‟an al-Muntaha)

2. Temuan Penelitian

a. Problematika santri dalam menghafal al-Qur‟an.

Berdasarkan hasil wawancara melalui pengasuh, ustadz,

pengurus dan santriwati maka peneliti mengetahui problematika santri

dalam mengafal al-Qur‟an, diantaranya:

1) Rasa Malas

Malas merupakan salah satu penyakit santri dalam proses

menghafal al-Qur‟an, yang bisa menghambat perkembangan dalam

menghafal. Selain itu, malas juga menyebabkan hafalan mudah

hilang.

Page 75: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

59

SZ selaku pengelola pondok pesantren menjelaskan:

“Kalau masalah problematika menghafal al-Qur‟an yaitu para

santri terkadang terkena penyakit malas sehigga ada yang sadar

akan pentingnya menjaga hafalan al-Qur‟an dan kurang sadar

bahkan ada sama sekali tidak sadar”(SZ/P/3-03-18/14.10).

NU sebagai ustadz pondok mengungkapkan:

“Berkenaan dengan problematika yang dihadapi para santri

yaitu, rasa malas yang berkepanjangan”(NU/U/3-03-18/15.00).

Pernyataan tersebut juga didukung oleh TO, ia berpendapat:

“Salah satu penyakit yang paling sulit dihadapi dalam

menghafal al-Qur‟an yaitu rasa malas”(TO/M/02-03-18/17.30).

Dapat disimpulkan bahwa problematika santri dalam

menghafal al-Qur‟an yaitu rasa malas.

2) Kurang dapat membagi waktu

Hal yang sangat penting dalam proses menghafal al-Qur‟an

ialah mampu membagi waktu. Tetapi kebanyakan dari santri belum

bisa membagi waktu dengan baik, dikarenkan banyak tugas kampus

maupun banyaknya kegiatan di Pondok tersebut. Seperti yang di

paparkan oleh SZ, bahwa:

“Tidak bisa membagi waktu dengan baik, karena banyaknya

tugas yang selalu membebani, selain itu masih banyak kegiatan

di pondok mulai bangun pagi sampai malam”(SZ/P/2-02-

18/17.15).

Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh EY, bahwa:

“Belum bisa membagi waktu”(EY/M/02-03-18/21.30).

Page 76: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

60

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, bahwa problematika

santri dalam menghafal al-Qur‟an yaitu belum bisa membagi

waktu dengan baik.

3) Pengaruh teknologi atau HP

Teknologi adalah sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan

manuasia di zaman modern ini. Ada banyak sekali manfaat yang

dapat di ambil dari teknologi tersebut. Akan tetapi ada juga sisi

negative yang dapat menghambat santri dalam menghafal al-

Qur‟an, misalnya game, chatingan. Sebagaimana diungkapkan oleh

MS, bahwa:

“Penghambat terberat dalam proses menghafal yaitu ketika

sudah bermain hp bisa lupa waktu apalagi ketika menonton

film waktu muraja’ah hampir tidak ada. Dampaknya ketika

mengaji sudah dimulai hanya mengaji beberapa ayat saja dan

itupun tidak lancar” (MS/M/02-02-18/17.40).

EY juga mengungkapkan:

“Dengan adanya teknologi seperti laptop, sehingga membuat

saya lebih memilih nonton film daripada menghafal al-

Qur‟an”(EK/M/02-03-18/21.30).

Dari pernyataan responden bahwa adanya teknologi menjadi

penghambat utama dalam menghafal al-Qur‟an.

4) Tidak Menguasai Makhorijul Huruf dan Tajwid

Salah satu factor kesulitan dalam menghafal al-Qur‟an ialah

karena bacaan yang tidak bagus, baik dari segi Makhorijul huruf,

Page 77: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

61

kelancaran membacanya, untuk menguasai al-Qur‟an dengan

benar. Orang yang tidak menguasai makhorijul huruf dan tajwid,

maka kesulitan dalam menghafal akan benar-benar terasa, dan

masa menghafal juga akan semakin lama.

Sebagaimana yang dipaparkan oleh VZN bahwa:

“Salah satu dasar kendala dalam menghafal yaitu belum

memahami ilmu tadwid dengan baik, sehingga kesulitan

dalam menghafal yang selalu saya rasakan” (VZN/M/04-

03-18/14.00).

Dapat simpulkan bahwa kendala yang dirasakan santri dalam

menghafal al-Qur‟an yaitu tidak menguasai makhorijul huruf dan

tajwid

5) Teman yang buruk akhlaknya

Teman adalah salah satu yang paling berpengaruh terhadap diri

seorang, teman yang buruk akhlaknya akan membawa kita pada

keburukan pula, begitu juga sebaliknya, teman yang rajin dalam

menghafal al-Qur‟an secara tidak langsung akan menjadi motivator

untuk ikut rajin dalam menghafal al-Qur‟an juga. Seperti yang

diungkapkan oleh VZN bahwa:

“Problematika dalam menghafal adalah dari teman yang buruk

akhlanya, karena pergaulan atau teman yang tidak mendukung

untuk kita hafalan dan murajaah hafalan” (VZN/M/04-03-

18/14.00).

Page 78: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

62

Jadi, teman juga merupakan salah satu problem yang

menyebabkan santri terpengaruh ke sisi positif maupun negative,

dan semua itu kembali ke pendirian idividu.

b. Upaya mengatasi problematika dalam menghafal al-Qur‟an

Setiap permasalahan pasti ada solusi tersendiri dalam

mengatasinya. Termasuk upaya dalam mengatasi problematika santri

dalam menghafal al-Qur‟an. Seperti diadakannya program dari

pengurus dan program dari pengasuh.

1) Program dari pengurus

Untuk mengurangi problem yang dapat menghambat

santri dalam menghafal al-Qur‟an, maka pengurus membuat

peraturan yang nantinya bisa membuat kemaslahatan bersama,

seperti:

a) Seluruh santri wajib mengumpulkan hp mulai dari jam 17.30-

22.00.

Yang yang diungkapkan oleh SZ,

“Seluruh santriwati wajib mengumpulkan hp mulai dari jam

17.30-22.00, supaya santri hanya fokus dengan kegiatan yang

sudah terstruktur dari pondok pesantren”(SZ/P/2-02-18/17.15).

Page 79: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

63

Hal ini bertujuan supaya semua santri focus pada

kegiatan yang telah ada. Mulai dari jama‟ah sampai selesai

murajaah.

b) Semua santri wajib pulang ke pondok sebelum jam 18.00.

Seperti yang dipaparkan MS, bahwa:

“Untuk meningkatkan kedisiplinan bagi santriwati, maka saya

beserta segenap jajaran pengurus membuat program berupa

semua santri wajib pulang ke pondok sebelum jam 18.00

(MS/M/02-02-18/17.40)”.

Peraturan ini bertujuan supaya santri bisa

memanfaatkan waktunya dengan baik. Ketika ia sudah pulang

kuliah, maka sesegera mungkin untuk pulang ke pondok.

Karena untuk bisa disiplin dalam menghafal al-Qur‟an,

harusnya ia mampu memanfaatkan waktu dimulai dari hal

terkecil.

2) Program dari pengasuh

a) Semua santri tidak boleh pulang ke kamar sampai acara ngaji

selesai.

SZ selaku pondok pesantren menjelaskan:

“Untuk membentuk kedisiplinan santri dapat dimulai dari hal

terkecil, yaitu dengan cara santri tidak boleh kembali ke kamar

sampai acara ngaji selesai‟ (SZ/P/3-03-18/14.10).

Hal ini bertujuan untuk, supaya semua santri bisa mengikuti

kegiatan ngaji sampai akhir. Dikarenakan ketika santri

diperbolehkan pulang ke kamar sebelum ngaji selesai, maka ia

Page 80: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

64

di kamar hanya akan bersantai-santai seperti nonton film,

tiduran dan bersendau gurau dengan temannya.

b) Hari minggu semua santri tidak diperbolehkan keluar dari

lingkungan pondok.

Selaku ustadz NU mengungkapkan:

“Untuk menghindari waktu yang dikatakan tidak penting,

maka saya segenap ustadz sekaligus pengasuh menghimbau

dan diharapkan untuk bisa ditaati oleh seluruh santri yang

berupa, khusus untuk hari minggu maka tidak diperbolehkan

keluar dari lingkungan pondok” (NU/U/3-03-18/15.00).

Peraturan ini bertujuan supaya semua santri untuk hari

minggu focus dengan kegiatan pondok maupun tugas kuliah.

Dari pengasuh berharap agar untuk hari minggu santrinya bisa

memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk mengaji dan

belajar.

B. Analisis Data

1. Problematika santri dalam menghafal al-Qur‟an di Pondok Pesantren al-

Muntaha

Niat yang kuat dan sungguh-sungguh akan mengantarkan

seseorang ketempat tujuan dan akan membentengi atau menjadi perisai

terhadap kendala-kendala yang mungkin akan datang merintanginya

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan di

Pondok Pesantren al-Muntaha menunjukkan bahwa problematika santri

dalam menghafal al-Qur‟an terdiri dari lima permasalahan.

Page 81: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

65

a. Rasa malas

Malas merupakan salah satu penyakit santri dalam proses

menghafal al-Qur‟an, yang bisa menghambat perkembangan dalam

menghafal. Selain itu, malas juga menyebabkan hafalan mudah

hilang.

b. Kurang dapat membagi waktu

Hal yang sangat penting dalam proses menghafal al-Qur‟an

ialah mampu membagi waktu. Tetapi kebanyakan dari santri

belum bisa membagi waktu dengan baik, dikarenkan banyak tugas

kampus maupun banyaknya kegiatan di Pondok tersebut.

c. Pengaruh teknologi atau HP

Di zaman yang sangat modern seperti saat ini, perkembangan

teknologi terus berkembang seiring perkembangan ilmu

pengetahuan yang semakin tinggi. Teknologi diciptakan untuk

memberikan kemudahan bagi kehidupan manusia dalam

melakukan aktifitas sehari-hari dan memberikan nilai yang positif.

Namun demikian, walaupun pada awalnya diciptakan untuk

menghasilkan manfaat positif, disisi lain juga memungkinkan

digunakan untuk hal negatif.

Seperti halnya di pondok pesantren tahfidzul Qur‟an al-

Muntaha. dimana santri diperbolehkan membawa barang elektronik

seperti handphone dan laptop. Kecuali, pada saat pembelajaran

Page 82: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

66

berlangsung santri tidak diperbolehkan membawa HP maupun laptop.

Hampir 99 % santri membawa HP dan laptop karna memang sebagian

besar santri dari kalangan anak sekolah atau mahasiswa.

Dilihat dari segi kegunaannya, HP tidak terlalu membawa

pengaruh positif terhadap santri, akan tetapi justru banyak pengaruh

negatifnya. Contohnya penjelasan dari EY penghambat terberat dalam

proses menghafal yaitu ketika sudah bermain gadget bisa lupa waktu

apalagi ketika menonton film waktu muraja’ah hampir tidak ada.

Dampaknya ketika mengaji sudah dimulai, santri hanya mengaji

beberapa ayat saja dan itupun tidak lancar. Dari sini terlihat bahwa

barang elektronik sangat memberikan dampak yang negatif daripada

dampak yang positif. Solusi yang dapat ditawarkan yaitu santri harus

lebih bisa membagi waktu antara mengaji dan bermain gadget atau Hp.

d. Tidak Menguasai Makhorijul Huruf dan Tajwid

Salah satu factor kesulitan dalam menghafal al-Qur‟an ialah

karena bacaan yang tidak bagus, baik dari segi Makhorijul huruf,

kelancaran membacanya, untuk menguasai al-Qur‟an dengan

benar. Orang yang tidak menguasai makhorijul huruf dan tajwid,

maka kesulitan dalam menghafal akan benar-benar terasa, dan

masa menghafal juga akan semakin lama.

Page 83: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

67

e. Teman yang buruk akhlaknya

Teman adalah salah satu yang paling berpengaruh terhadap diri

seorang, teman yang buruk akhlaknya akan membawa kita pada

keburukan pula, begitu juga sebaliknya, teman yang rajin dalam

menghafal al-Qur‟an secara tidak langsung akan menjadi motivator

untuk ikut rajin dalam menghafal al-Qur‟an juga.

2. Solusi dalam mengatasi problematika santri dalam menghafal al-Qur‟an

Di Pondok Pesantren al-Muntaha

Setiap permasalahan pasti ada solusi tersendiri dalam

mengatasinya. Termasuk upaya dalam mengatasi problematika santri

dalam menghafal al-Qur‟an. Seperti diadakannya program dari pengurus

dan program dari pengasuh.

a. Program dari pengurus

Untuk mengurangi problem yang dapat menghambat santri

dalam menghafal al-Qur‟an, maka pengurus membuat peraturan yang

nantinya bisa membuat kemaslahatan bersama

1) Seluruh santri wajib mengumpulkan hp mulai dari jam 17.30-

22.00.

Hal ini bertujuan supaya semua santri focus pada

kegiatan yang telah ada. Mulai dari jama‟ah sampai selesai

murajaah.

2) Semua santri wajib pulang ke pondok sebelum jam 18.00.

Page 84: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

68

Peraturan ini bertujuan supaya santri bisa

memanfaatkan waktunya dengan baik. Ketika ia sudah pulang

kuliah, maka sesegera mungkin untuk pulang ke pondok. Karena

untuk bisa disiplin dalam menghafal al-Qur‟an, harusnya ia

mampu memanfaatkan waktu dimulai dari hal terkecil.

b. Program dari pengasuh

1) Semua santri tidak boleh pulang ke kamar sampai acara ngaji

selesai.

Hal ini bertujuan untuk, supaya semua santri bisa

mengikuti kegiatan ngaji sampai akhir. Dikarenakan ketika santri

diperbolehkan pulang ke kamar sebelum ngaji selesai, maka ia di

kamar hanya akan bersantai-santai seperti nonton film, tiduran dan

bersendau gurau dengan temannya.

2) Hari minggu semua santri tidak diperbolehkan keluar dari

lingkungan pondok.

Peraturan ini bertujuan supaya semua santri untuk hari

minggu focus dengan kegiatan pondok maupun tugas kuliah. Dari

pengasuh berharap agar untuk hari minggu santrinya bisa

memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk mengaji dan belajar.

Page 85: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

69

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti dapat

mengambil kesimpulan bahwa:

1. Problematika santri dalam menghafal al-Qur‟an di Pondok Pesantren al-

Muntaha disebabkan oleh banyak hal, seperti: rasa malas, kurang dapat

membagi waktu, tidak menguasai makhorijul huruf dan tajwid, pengaruh

teknologi atau hp dan teman yang buruk akhlaknya.

2. Adapun upaya dalam mengatasi problematika santri dalam menghafal al-

Qur‟an diantaranya, program yang bersumber dari pengurus. Yakni untuk

mengurangi problem yang dapat menghambat santri dalam menghafal al-

Qur‟an, maka pengurus membuat peraturan yang nantinya bisa membuat

kemaslahatan bersama, seperti:

a. Seluruh santri wajib mengumpulkan hp mulai dari jam 17.30-22.00.

b. Semua santri wajib pulang ke pondok sebelum jam 18.00.

Selain adanya program dari pengurus, dari pihak pengasuh juga

memberikan beberapa peraturan yang nantinya diharapkan bisa menambah

Page 86: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

70

kedisiplinan santri baik dalam menghafal al-Qur‟an maupun proses

belajar-mengajar di dalam sekolah, yang meliputi:

a. Semua santri tidak boleh pulang ke kamar sampai acara ngaji selesai.

b. Hari minggu semua santri tidak diperbolehkan keluar dari lingkungan

pondok.

B. Saran

1. Agar pengasuh Pondok Pesantren al-Muntaha selalu membimbing dan

memotivasi para santri dalam menghafal al-Qur‟an, supaya problematika

para santri dalam menghafal al-Qur‟an bisa berkurang.

2. Agar para santri Pondok Pesantren al-Muntaha selalu bersemangat dan

istiqomah dalam menghafal al-Qur‟an, karena Allah akan memudahkan

bagi siapa saja yang bersungguh-sungguh dan ingin menghafalkan al-

Qur‟an.

3. Dengan adanya problematika yang dihadapi oleh para santri di Pondok

Pesantren al-Muntaha, hendaknya para santri lebih meningkatkan dalam

menghafal al-Qur‟an, memahami, menerapkannya, agar kelak menjadi

ahlul Qur‟an dan berakhlak mulia.

Page 87: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

71

DAFTAR PUSTAKA

Ahsin, W Alhafidz. 2000. Bimbingan Praktis Menghafal al-Qur’an. Jakarta: Bumi

Aksara.

Alawiyah. Wiwi. 2015. Menghafal al-Qur’an Itu Gampang. Yogyakarta: Diva Press.

Badwilan, Ahmad Salim. 2009. Panduan Cepat Menghafal al-Qur‟an Dan Rahasia-

Rahasia Keajaibannya.

Departemen Agama Ri. 2003. Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah. Jakarta.

Depag Ri. 1987. al-Qur’an dan Terjemah. Jakarta: PT. Serajaya Sentra.

Farida, Anik. 2007. Modernisasi Pesantren. Jakarta: Balai Penelitian dan

Pengembangan Agama.

Ghofur, abd. 2009. Pendidikan Anak Pengungsi. Malang: UIN Malang Press.

Ghozali, Bahri. 2003. Pesantren Berwawasan Lingkungan. Jakarta: CV. Prasasti

Junus, Mahmud. Kamus Arab Indonesia. Jakarta.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2007. Jakarta: Balai Pustaka.

Maksum dkk. 2003. Pola Pembelajaran Pendidikan Pesantren, Jakarta: Departemen

Agama Ri.

Moeloeng, J Lexy. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Munjahid. 2007. Strategi Menghafal al-Qur’an 10 Bulan Khatam. Jogjakarta: Idea

Press.

Munjahid, M.Ag. 2007. Kiat-Kiat Sukses Menghafal al-Qur’an. Yogyakarta: Idea

Press.

Nasir, Ridlwan. 2005. Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Rofiq A dll. 2005. Pemberdayaan Pesantren. Yogyakarta: Pustaka Pesantren.

Sugianto, Ilham Agus. 2004. Kiat-kiat Praktis Menghafal al-Qur’an. Bandung:

Munjahid Press.

Sukron, Muhammad Dan Zaki. 2009. Menghafal al-Qur‟an Itu Gampang.

Yogyakarta: Mutiara Media.

Page 88: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

72

Wahid. Wiwi Alawiyah. 2014. Cara Cepat Menghafal al-Qur’an. Yogyakarta: Diva

Press.

Zen, Muhaimin. 1985. Tata Cara Atau Problematika Menghafal al-Qur’an. Jakarta:

Pustaka al-Husna.

Page 89: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

1

Page 90: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

2

Page 91: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

3

Page 92: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

4

Page 93: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

5

Page 94: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

6

KODE PENELITIAN

1. Narasumber

a. Asatidz

1) Hj. Siti Zulaicho, AH (SZ)

2) Nashif „Ubbadah, L.c (NU)

b. Santri

1) Eka Yuniyanti (EY)

2) Siti Zubaidah (SZ)

3) Mir‟atus Saadah (MS)

4) Tri Oktaviani (TO)

5) Vera Zuhrotun Nisa (VZN)

2. Metode

Kode Metode Penelitian

W Wawancara

O Observasi

D Dokumentasi

3. Kategori Data

Kode Keterangan

S Santri

U Ustadz/ustadzah

Page 95: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

7

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN PENGASUH PONDOK PESANTREN

AL-MUNTAHA

Kode Responden : SZ

Kode Data : W/SZ

Hari/Tanggal : Sabtu, 03 Maret 2018

Tempat : Ndalem Pondok

Waktu : 14.10-14.30

Daftar Pertanyaan:

1. Apa saja problematika santri dalam menghafal al-Qur‟an di Pondok Pesantren al-

Muntaha?

2. Bagaimana solusi dalam mengatasi problematika menghafal al-Qur‟an?

Page 96: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

8

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN USTADZ PONDOK PESANTREN

AL-MUNTAHA

Kode Responden : NU

Kode Data : W/NU

Hari/Tanggal : Sabtu, 03 Maret 2018

Tempat : Ndalem Pondok

Waktu : 15.00-15.30

Daftar Pertanyaan:

1. Apa saja problematika santri dalam menghafal al-Qur‟an di Pondok Pesantren al-

Muntaha?

2. Bagaimana solusi dalam mengatasi problematika menghafal al-Qur‟an?

Page 97: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

9

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN PENGURUS PONDOK PESANTREN

AL-MUNTAHA

Kode Responden : MS

Kode Data : W/MS

Hari/Tanggal : Jum‟at, 02 Maret 2018

Tempat : Kamar Pondok

Waktu : 17.40-16.00

Daftar Pertanyaan:

1. Apa saja problematika santri dalam menghafal al-Qur‟an di Pondok Pesantren al-

Muntaha?

2. Bagaimana solusi dalam mengatasi problematika menghafal al-Qur‟an?

Page 98: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

10

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN SANTRI PONDOK PESANTREN

AL-MUNTAHA

Kode Responden : SZ

Kode Data : W/MS

Hari/Tanggal : Jum‟at, 02 Maret 2018

Tempat : Aula

Waktu : 17.15-17.30

Daftar Pertanyaan:

1. Apa saja problematika santri dalam menghafal al-Qur‟an di Pondok Pesantren al-

Muntaha?

2. Bagaimana solusi dalam mengatasi problematika menghafal al-Qur‟an?

Page 99: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

11

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN SANTRI PONDOK PESANTREN

AL-MUNTAHA

Kode Responden : TO

Kode Data : W/TO

Hari/Tanggal : Jum‟at, 02 Maret 2018

Tempat : Aula

Waktu : 17.30-17.40

Daftar Pertanyaan:

1. Apa saja problematika santri dalam menghafal al-Qur‟an di Pondok Pesantren al-

Muntaha?

2. Bagaimana solusi dalam mengatasi problematika menghafal al-Qur‟an?

Page 100: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

12

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN SANTRI PONDOK PESANTREN

AL-MUNTAHA

Kode Responden : EY

Kode Data : W/EY

Hari/Tanggal : Jum‟at, 02 Maret 2018

Tempat : Aula

Waktu : 21.30-21.45

Daftar Pertanyaan:

1. Apa saja problematika santri dalam menghafal al-Qur‟an di Pondok Pesantren al-

Muntaha?

2. Bagaimana solusi dalam mengatasi problematika menghafal al-Qur‟an?

Page 101: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

13

PEDOMAN WAWANCARA DENGAN SANTRI PONDOK PESANTREN

AL-MUNTAHA

Kode Responden : VZN

Kode Data : W/VZN

Hari/Tanggal : Minggu, 04 Maret 2018

Tempat : Kamar Pondok

Waktu : 14.00-14.15

Daftar Pertanyaan:

1. Apa saja problematika santri dalam menghafal al-Qur‟an di Pondok Pesantren al-

Muntaha?

2. Bagaimana solusi dalam mengatasi problematika menghafal al-Qur‟an?

Page 102: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

14

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN PENGASUH PONDOK PESANTREN

AL-MUNTAHA

Kode Responden : SZ

Kode Data : W/SZ

Hari/Tanggal : Sabtu, 03 Maret 2018

Tempat : Ndalem Pondok

Waktu : 14.10-14.30

Daftar Pertanyaan:

1. Apa saja problematika santri dalam menghafal al-Qur‟an di Pondok Pesantren al-

Muntaha?

“Kalau masalah problematika menghafal al-Qur’an yaitu para santri terkadang

terkena penyakit malas sehingga ada yang sadar akan pentingnya menjaga

hafalan al-Qur’an dan kadang sadar bahkan sama sekali tidak sadar”

2. Bagaimana solusi dalam mengatasi problematika menghafal al-Qur‟an?

“Solusi yang dapat mengatasi problematika yaitu berada dalam diri sendiri, jika

ia mempunyai motivasi yang tinggi maka ia tidak akan menyia-nyiakan waktu

begitu saja, apalagi untuk hal-hal yang tidak penting, misalnya mainan hp, tidur,

bersantai-santai.

Page 103: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

15

Dan hal yang paling besar yaitu harus mempunyai semangat yang tinggi dan

harus bisa memanfaatkan waktu dengan baik”

Page 104: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

16

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN USTADZ PONDOK PESANTREN

AL-MUNTAHA

Kode Responden : NU

Kode Data : W/NU

Hari/Tanggal : Sabtu, 03 Maret 2018

Tempat : Ndalem Pondok

Waktu : 15.00-15.30

Daftar Pertanyaan:

1. Apa saja problematika santri dalam menghafal al-Qur‟an di Pondok Pesantren al-

Muntaha?

“Berkenaan dengan problematika yang dihadapi para santri yaitu rasa malas

yang berkepanjangan, selain itu karena di pondok sini diperbolehkan membawa

hp sehingga kebanyakan santri lebih banyak menggenggam hp daripada

menghahafalkan al-Qur’an”

2. Bagaimana solusi dalam mengatasi problematika menghafal al-Qur‟an?

“Kalau menurut saya, akan lebih baik jika di pondok sini tidak diperbolehkan

membawa hp supaya tidak menjadi pengganggu dalam menghafal al-Qur’an”

Page 105: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

17

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN PENGURUS PONDOK PESANTREN

AL-MUNTAHA

Kode Responden : MS

Kode Data : W/MS

Hari/Tanggal : Jum‟at, 02 Maret 2018

Tempat : Kamar Pondok

Waktu : 17.40-16.00

Daftar Pertanyaan:

1. Apa saja problematika santri dalam menghafal al-Qur‟an di Pondok Pesantren al-

Muntaha?

“Males, karena di pondok sini diperbolehkan membawa hp, kurang ketatnya

sebuah peraturan, lingkungan yang kurang mendukung, bangunan yang kurang

exotis sehingga kurang nyaman dalam menghafal al-Qur’an”

2. Bagaimana solusi dalam mengatasi problematika menghafal al-Qur‟an?

“Lebih baik bangunan pondok diperbaiki supaya nyaman dalam proses belajar

mengajar, termasuk dalam menghafal al-Qur’an, selain itu bagi semua santri

untuk tidak diperbolehkan membawa hp”

Page 106: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

18

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN SANTRI PONDOK PESANTREN

AL-MUNTAHA

Kode Responden : SZ

Kode Data : W/MS

Hari/Tanggal : Jum‟at, 02 Maret 2018

Tempat : Aula

Waktu : 17.15-17.30

Daftar Pertanyaan:

1. Apa saja problematika santri dalam menghafal al-Qur‟an di Pondok Pesantren al-

Muntaha? “Tidak bisa membagi waktu dengan baik, males, kurangnya motivasi,

lingkungan yang kurang mendukung dalam menghafal al-Qur’an, ketika ada

masalah fikiran dan hati tidak bisa menyatu, ngantukan, dan tugas kuliah yang

selalu membebani”

2. Bagaimana solusi dalam mengatasi problematika menghafal al-Qur‟an?

“Kalau berbicara mengenai solusi, berasal dari diri sendiri, buka dari orang

lain. Jadi menurut saya sih, problematika bisa dilawan dengan semangat yang

tinggi untuk menggapai kesuksesan dunia dan akhirat. Selain itu, supaya bisa

memanfaatkan waktu dengan baik dan benar”

Page 107: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

19

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN SANTRI PONDOK PESANTREN

AL-MUNTAHA

Kode Responden : TO

Kode Data : W/TO

Hari/Tanggal : Jum‟at, 02 Maret 2018

Tempat : Aula

Waktu : 17.30-17.40

Daftar Pertanyaan:

1. Apa saja problematika santri dalam menghafal al-Qur‟an di Pondok Pesantren al-

Muntaha?

“Rasa malas, adanya hp yang menjadi salah satu pengganggu besar dalam

menghafal al-Qur’an, terkadang terbebani oleh masalah entah masalah dari

lingkungan maupun dari luar lingkungan, dan belum bisa membagi waktu

dengan baik”

2. Bagaimana solusi dalam mengatasi problematika menghafal al-Qur‟an?

“Solusinya yaitu dengan mengurangi dalam penggunaan hp, dan digunakan

untuk hal-hal penting saja yang dapat menunjang dalam menghafal al-Qur’an.

Selain itu harus memanfaatkan waktu dengan baik dan tetap semangat dengan

adanya motivasi dari orang tua maupun dari teman”

Page 108: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

20

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN SANTRI PONDOK PESANTREN

AL-MUNTAHA

Kode Responden : EY

Kode Data : W/EY

Hari/Tanggal : Jum‟at, 02 Maret 2018

Tempat : Aula

Waktu : 21.30-21.45

Daftar Pertanyaan:

1. Apa saja problematika santri dalam menghafal al-Qur‟an di Pondok Pesantren al-

Muntaha?

“Males, belum bisa membagi waktu, tidak adanya tuntutan untuk menjadi

seorang hafidzoh, tidak adanya motivasi dari orang tua, masih senang

memanfaatkan waktu untuk bersendau gurau, bersantai dan nonton film”

2. Bagaimana solusi dalam mengatasi problematika menghafal al-Qur‟an?

“Salah satu solusi untuk bisa menghafal al-Qur’an dengan baik yaitu dengan

cara mengatur jadwal hafalan. Apabila semua kegiatan harian dibuat jadwal,

maka semua akan berjalan dengan baik dan tertib”

Page 109: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

21

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN SANTRI PONDOK PESANTREN

AL-MUNTAHA

Kode Responden : VZN

Kode Data : W/VZN

Hari/Tanggal : Minggu, 04 Maret 2018

Tempat : Kamar Pondok

Waktu : 14.00-14.15

Daftar Pertanyaan:

1. Apa saja problematika santri dalam menghafal al-Qur‟an di Pondok Pesantren al-

Muntaha?

“Salah satu besar kendala saya dalam menghafal al-Qur’an yaitu belum

memahami ilmu tajwid dengan baik, sehingga kesulitan dalam menghafal. Selain

itu selalu dihantui dengan rasa malas. Adapun problematika yang paling

terberat di lingkungan pondok yaitu teman”

2. Bagaimana solusi dalam mengatasi problematika menghafal al-Qur‟an?

“Harus pandai-pandai dalam memilih teman yang akan membawa kita pada

kesuksesan hidup, selain itu harus adanya gemblengan mengenai pembelajaran

ilmu tajwid dari ustadz maupun ustadzah”

Page 110: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

22

FOTO KEGIATAN

PONDOK PESANTREN AL-MUNTAHA

Simaan ahad legi

Simaan ahad kliwon

Page 111: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

23

Kegiatan tilawatil Qur’an

Sorogan al-Qur‟an

Page 112: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

24

Bandongan kitab dan tajwid

Pengurus Pondok Pesantren al-Muntaha

Page 113: PROBLEMATIKA MENGHAFAL AL-QUR’AN DI PONDOK …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4032/1/skripsi lengkap chusna .pdf · tajwid. Hal ini sangat diperlukan agar tidak terjadi kesalahan

25

Pergantian kepengurusan tahun 2017/2018

Acara pensi dalam rangka memperingati hari Maulid Nabi Muhammad SAW