Prinsip dan teknik supervisi pendidikan

39
Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan Dosen: Dr. Fathi Ismail, MM Mata Kuliah : Administrasi Pendidikan Disusun oleh: Nama : Maya Syarie NIM : 1111014000096 Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2012 M / 1434 H

Transcript of Prinsip dan teknik supervisi pendidikan

Page 1: Prinsip dan teknik supervisi pendidikan

Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan

Dosen : Dr. Fathi Ismail, MM

Mata Kuliah : Administrasi Pendidikan

Disusun oleh:

Nama : Maya Syarie

NIM : 1111014000096

Pendidikan Bahasa Inggris

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta

2012 M / 1434 H

Page 2: Prinsip dan teknik supervisi pendidikan

Daftar isi

Daftar isi .............................................................................................................................

Bab I Konsep Dasar Supervisi Pendidikan

A. Perlunya Supervisi ..................................................................................................

B. Pengertian Supervisi ...............................................................................................

C. Tujuan Supervisi .....................................................................................................

D. Fungsi Supervisi .....................................................................................................

E. Prinsip Supervisi .....................................................................................................

F. Peranan Supervisi dan Sikap Supervisor ................................................................

G. Sasaran Supervisi ....................................................................................................

Bab II Teknik-teknik Supervisi Pendidikan

A. Teknik yang Bersifat Individual

1. Perkunjungan ke Kelas (Classroom Visitation) ................................................

2. Observasi Kelas (Classroom Observation) .......................................................

3. Percakapan Pribadi (Individual Conference) ....................................................

4. Saling Mengunjungi Kelas (Intervisitation) .....................................................

5. Menilai Diri Sendiri (Self-Evaluation Check List) ...........................................

B. Teknik yang Bersifat Kelompok

1. Pertemuan orientasi bagi guru-guru baru .........................................................

2. Panitia penyelenggara ......................................................................................

3. Rapat guru ........................................................................................................

4. Studi kelompok antarguru ................................................................................

5. Diskusi sebagai proses kelompok ....................................................................

6. Tukar menukar pengalaman .............................................................................

7. Lokakarya ........................................................................................................

8. Diskusi panel ....................................................................................................

9. Seminar ............................................................................................................

10. Simposium .......................................................................................................

11. Demonstration teaching ...................................................................................

Page 3: Prinsip dan teknik supervisi pendidikan

12. Perpustakaan jabatan ........................................................................................

13. Buletin supervisi ..............................................................................................

14. Membaca langsung ..........................................................................................

15. Mengikuti kursus .............................................................................................

16. Organisasi jabatan ............................................................................................

17. Curriculum laboratory .....................................................................................

18. Perjalanan sekolah untuk anggota staf .............................................................

Bab III Penerapan Teknik-teknik Supervisi Pendidikan

A. Membantu guru melihat dengan jelas proses belajar mengajar sebagai suatu

sistem ......................................................................................................................

B. Membantu guru melihat dengan jelas tujuan-tujuan pendidikan ............................

C. Membantu guru-guru dalam menyusun kegiatan-kegiatan belajar mengajar .........

D. Membantu guru-guru menerapkan metode-metode mengajar lebih baik ...............

E. Membantu guru-guru dalam menggunakan sumber-sumber pengalaman

belajar ......................................................................................................................

F. Membantu guru-guru dalam menciptakan alat-alat peraga dan penggunaannya....

G. Membantu guru-guru dalam menyusun program belajar mengajar ........................

H. Membantu guru-guru dalam hal menyusun test prestasi belajar ...........................

I. Membantu guru-guru belajar mengenal murid-murid ............................................

J. Membantu guru-guru dalam membina morl dan kegembiraan kerja .....................

K. Membantu guru-guru dalam membina kode etik jabatan guru dan peningkatan

l’e sprit de corp .......................................................................................................

Page 4: Prinsip dan teknik supervisi pendidikan

Bab I

Konsep Dasar Supervisi Pendidikan

A. Perlunya Supervisi Pendidikan

Leeper menggambarkan latar belakang perlunya supervisi – dalam

bukunya Role of Supervisor and Curriculum Directors in a Climate of Change,

sebagai berikut:

1. Perubahan teknologi ruang angkasa harus diperhatikan sebagai salah satu

perubahan sosial.

2. Berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi.

3. Peningkatan urbanisasi menimbulkan masalah baru dalam pendidikan.

4. Hak-hak asasi manusia yang menuntut pemecahan masalah secara rasional.

5. Kesenjangan ekonomi antara masyarakat ekonomi atas dengan masyarakat

ekonomi kelas bawah.

Selain itu, kualitas tenaga pengajar yang semakin menurun serta peraturan

dan ketentuan negara dalam bidang pendidikan turut mengharuskan diadakannya

supervisi pendidikan.

Swearingen dalam Supervision of Instruction mengemukakan latar belakang

pentingnya supervisi pendidikan sebagai berikut:

1. Latar belakang kultural

Perbedaan kebudayaan mempengaruhi pola pikir murid dan guru dalam

kegiatan belajar mengajar. Unsur-unsur kebudayaan yang berbeda-beda

mempengaruhi lapangan gerak pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu

sekolah sebagai lembaga pendidikan berfungsi menyeleksi akulturasi

kebudayaan yang positif.

2. Latar belakang filosofis

Cara berpikir manusia meningkat sejalan dengan perkembangan zaman.

Manusia harus bertanggung jawab dalm memperbaiki dan mengembangkan

masa depannya. Hal ini membuktikan bahwa manusia memiliki kemampuan

untuk merencanakan segala hal untuk kebaikan di masa depan. Hal ini juga

Page 5: Prinsip dan teknik supervisi pendidikan

mncerminkan bahwa supervisi diperlukan dalam penyusunan rencana-rencana

untuk mengatur dan mengkoordinir pendidikan dan pengajaran.

3. Latar belakang psikologis

Pengalaman merupakan guru terbaik dalam melakukan perbaikan untuk

masa depan. Kita dapat melakukan perbaikan-perbaikan dan mengetahui cara

pemecahan masalah berdasarkan apa yang sudah kita alami sebelumnya.

Keadaan murid dan guru secara emosional juga turut mempengaruhi kondisi

belajar-mengajar. Sehingga jika muncul masalah selama kegiatan belajar

mengajar, maka harus ada pemecahan dan perbaikan-perbaikan terhadap

masalah itu dan selanjutnya diupayakan menghindari masalah yang akan

timbul di kemudian hari.

4. Latar belakang sosial

Pengakuan martabat manusia dalam kehidupan sosial membawa

konsekuensi kepada setiap usaha agar selalu ada kerjasama dengan tidak

mengenyampingkan identitas tiap manusia. Cara kerja yang bersifat kooperatif

secara bertanggung jawab merupakan suatu cara kerja yang unik. Dalam situasi

demokratis, tugas seorang pemimpin atau pengawas adalah membantu,

mendorong, dan menstimulir tiap anggota kelompok untuk bekerjasama.

a. Mackenzie manyarankan fungsi kepemimpinan demokratis sebagai berikut:

1) Tiap sumbangan menuju kesatuan

2) Penuh pemikiran yang mantap

3) Membantu dalam mengembangkan keterampilan-keterampilan baru

4) Membantu melengkapi kepercayaan pada dir sendiri dan rasa aman

5) Membantu dalam menentukan batasan-batasan kebebasan (otonomi)

dan saling bertindak (interaksi)

b. Miel menyatakan fungsi pemimpin sebagai berikut:

1) Memperbaiki hubungan antara manusia dalam kelompok

2) Melengkapi kecakapan-kecakapan melalui garis tertentu

3) Membagi kepemimpinan untuk orang lain

4) Mengkoordinasi tiap saha orang lain

Page 6: Prinsip dan teknik supervisi pendidikan

5. Latar belakang sosiologis

Perkembangan manusia tidak hanya berdasarkan apa yang dibawa sejak

lahir, tetapi juga bergantung pada lingkungan fisik, perkembangan pribadi

melalui kondisi-kondisi sosial. Eksistensi manusia dikembangkan melalui

belajar, interaksi anatara kepribadian dengan dengan kebudayaan, keluarga,

kelompok bermain, serta pengaruh sosial-ekonomi di lingkungannya. Perlunya

menyelidiki kondisi-kondisi masyarakat yang mempengaruhi perkembangan

anak secara langsung atau tidak sehingga guru dapat membantu sekolah dan

membina usaha-usaha didiknya adaalh salah satu fungsi kreatif dari supervise

pendidikan.

6. Latar belakang pertumbuhan jabatan

Adanya pertumbuhan jabatan mengharuskan adanya pengawasan yang

tepat dalam menyeleksi kelemahan-kelemahan guru. Membantu pertumbuhan

jabatan guru merupakan tugas terpenting seorang supervisor. Setiap guru

membutuhkan pengetahuan dalam menganalisa situasi belajar, pengetahuan

dasar mengenai penelitian-penelitian, dan pengetahuan dasar tentang tata cara

bekerjasama.

a. Rorer menyebutkan kewajiban seorang pejabat sebagai berikut:

1) Menguasai suatu bidang pengetahuan khusus dan pengetahuan khusus

tentang teknik-teknik bekerja dari kelompoknya.

2) Membutuhkan sejumlah latar belakang kehidupan tentang pendidikan

jabatan ditambah dengan pengetahuan khusus dan latihan-latihan

praktis.

3) Tetap membina perkembangan pengetahuan dan cara-cara di mana

anggotanya memperoleh informasi melalui belajar secara bertahap dan

berkelanjutan.

4) Mengerti tugas-tugas sosial dan potensi-potensi kemanusiaan.

5) Memelihara solidaritas terhadap minat, pendidikan dan tujuan di antara

anggota.

Page 7: Prinsip dan teknik supervisi pendidikan

B. Pengertian Supervisi

P. Adams dan Frank G. Dickey menyatakan bahwa Supervisi adalah

program yang berencana untuk memperbaiki pengajaran. Supervisi pada

hakikatnya untuk memperbaiki hal belajar dan mengajar.

Good Carter, dalam Dictionary of Education, menyatakan bahwa supervisi

adalah usaha memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulir, menyeleksi

pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru dan merevisi tujuan-tujuan

pendidikan, bahan-bahan pengajaran dan metode mengajar dan evaluasi

pengajaran.

Berdasarkan pengertian supervisi pendidikan yang dikemukakan tokoh di

atas serta tokoh lain seperti Alexander, Saylor, Boardman, Mc Nerney, Burton,

dan Kimball Wiles; dapat disimpulkan bahwa supervisi pendidikan bertugas

melihat dengan jelas masalah-masalah yang timbul dan mempengaruhi situasi

belajar mengajar dan menstimulir guru ke arah perbaikan.

C. Tujuan Supervisi

Secara operasional, supervisi pendidikan bertujuan untuk membantu guru

dalam: menentukan tujuan pendidikan; membimbing murid-murid dalam belajar;

menggunakan metode-metode, alat-alat, dan sumber belajar yang tepat; serta

membantu guru menilai kemajuan murid-murid sebagai cerminan kesuksesan

guru dalam mengajar.

D. Fungsi Supervisi

Berikut ini dipaparkan fungsi supervisi dari beberapa ahli, antara lain:

1. Franseth Jane dan Fred E Ayer, fungsi supervisi pendidikan untuk memelihara

program pengajaran yang ada dengan baik sehingga ada perbaikan.

2. WH Burton, Leo J Bruckner, dan Kimball Wales, fungsi supervisi pendidikan

untuk menilai dan memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi hal dan

situasi belajar mengajar.

3. TH Briggs, fungsi supervisi pendidikan untuk mengkoordinasi, menstimulasi,

dan mengarahkan pertumbuhan guru-guru.

Page 8: Prinsip dan teknik supervisi pendidikan

4. Swearingen (19: 242), menjelaskan fungsi supervisi pendidikan sebagai

berikut.

a. Mengkoordinasi usaha-usaha sekolah seperti usaha-usaha guru dalam

mengajar, usaha-usaha sekolah dalam menyusun kebijakan dan program

sekolah, dan usaha-usaha pertumbuhan jabatan.

b. Melengkapi kepemimpinan sekolah; supervisi pendidikan berfungsi melatih

dan meningkatkan keterampilan guru-guru dalam kepemimpinan.

c. Memperluas pengalaman dengan bertukar pengalaman dan pikiran sesama

anggota staf sekolah.

d. Menstimulasi kreatifitas guru dan murid.

e. Memberikan fasilitas dan penilaian yang bertahap dan berkelanjutan.

f. Menganalisa situasi belajar.

g. Memberi pengetahuan dan keterampilan pada setiap anggota staf.

h. Mengintegrasikan tujuan dan pembentukan kemampuan.

E. Prinsip Supervisi

Para supervisor pendidikan harus memegang teguh prinsip supervisi

pendidikan sebagai berikut.

1. Ilmiah (scientific); yang mencakup unsur-unsur sistematis (teratur, berencana,

dan kontinyu), objektif (berdasarkan kenyataan), dan menggunakan instrumen.

2. Demokratis; menghargai pendapat orang lain dalam musyawarah.

3. Kooperatif; saling bekerja sama sesama anggota.

4. Konstruktif dan kreatif; mengembangkan potensi dan meningkatkan kreatifitas

guru dan murid.

F. Peranan Supervisi dan Sikap Supervisor

Supervisor bertanggung jawab dalam menilai dan mengembangkan potensi

kreatifitas guru. Briggs mengemukakan empat jenis supervisi berdasarkan sikap

kerja seorang supervisor, yaitu:

1. Supervisi yang bersifat korektif (corrective supervision); setiap kesalahan dan

kekurangan ditempatkan dan diselesaikan dengan baik sesuai dengan rencana

supervisi.

Page 9: Prinsip dan teknik supervisi pendidikan

2. Supervisi yang bersifat preventif (preventive supervision); supervisor

mencegah timbulnya masalah-masalah yang akan datang dan mengurangi

dampak yang akan terjadi.

3. Supervisi yang bersifat konstruktif (constructive supervision); supervisor

berusaha mengurangi dan menghindari kesalahan-kesalahan agar dapat

meningkatkan kualitas belajar mengajar yang lebih baik.

4. Supervisi yang bersifat kreatif (creative supervision); supervisor memberi

kebebasan kepada guru-guru untuk mengembangkan kreatifitasnya.

G. Sasaran Supervisi

Supervisi ditujukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas

interaksi guru-murid dalam mencapai tujuan kegiatan belajar-mengajar.

Page 10: Prinsip dan teknik supervisi pendidikan

Bab II

Teknik-teknik Supervisi Pendidikan

Konsep supervisi pendidikan yang dibahas pada bab sebelumnya akan

terelisasi dengan baik jika para anggota supervisi mengetahui teknik-teknik dalam

melaksanakannya. Berikut ini akan dipaparkan teknik-teknik supervisi pendidikan.

A. Teknik yang berifat individual

1. Perkunjungan ke kelas (Classroom Visitation)

Pembina atau kepala sekolah mengunjungi kelas untuk meninjau suasana

belajar dimana seorang guru sedang mengajar di kelas itu.

a. Kunjungan kelas bertujuan untuk mengetahui sifat dan kualitas belajar

murid serta kualitas guru dalam mengajar dan membimbing muridnya.

b. Fungsi kunjungan kelas sebagai alat mengukur dan meningkatkan kualitas

cara belajar dan menagajar, dan meningkatkan profesionalitas guru dan

supervisor itu sendiri.

c. Jenis-jenis perkunjungan kelas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Perkunjungan tanpa diberitahukan sebelumnya (unannounced visitation)

Kunjungan ini dilakukan secara tiba-tiba ketika guru sedang mengajar.

Kelebihan dari sistem ini adalah; pengawas dapat mengetahui keadaan

kelas yang sebenarnya, dan agar guru terbiasa mempersiapkan diri dalam

mengajar. Kekurangan dari sistem ini adalah: kunjungan tiba-tiba

membuat guru merasa bingung dan mengakibatkan timbunya hubungan

tidak baik antara guru dan pengawas.

2) Perkunjungan dengan memberitahukan (announced visitation)

Kunjungan ini dilakukan sesuai dengan jadwal yang sudah diketahui oleh

pihak sekolah (guru). Sisi positif dari kunjungan ini adalah; pembagian

jadwal yang merata dapat meningkatkan efesiensi kerja dalam proses

belajar mengajar. Sedangkan sisi negatifnya adalah keterbatasan waktu

mengurangi kesempatan bagi guru yang membutuhkan pengawasan.

Page 11: Prinsip dan teknik supervisi pendidikan

3) Perkunjungan atas dasar undangan guru (visits upon invitation)

Dalam hal ini guru berinisiatif mengundang pengawas untuk mengawas

dan menilai cara mengajarnya. Sisi positif dari kunjungan ini

memungkinkan masing masing guru dan pengawas akan mendapatkan

pengalaman mengajar yang baru serta menciptakan hubungan baik antara

pengawas dan guru. Namun sisi negatif dari sistem ini adalah

kemungkinan besar guru memanipulasi tingkah laku dan keadaan sebaik

mungkin, sehingga pengawas tidak mengetahui suasana yang

sesungguhnya.

d. Dalam melakukan kunjungan kelas, harus ada persiapan dan perencanaan

yang matang. Pengawas harus mempersiapkan mental dan alat perlengkapan

penilaian. Selain itu pengawas harus mengetahui keadaan guru, baik

kepribadian, pengetahuan, dan status sosialnya; mengetahui lingkungan

anak dan sekolah yang mempengaruhi situasi belajar-mengajar; informasi

tentang masalah yang dihadapi guru; dan mengetahui cara-cara

menggunakan peralatan atau fasilitas belajar.

e. Secara umum supervisor harus menganalisa tugas dan jabatan guru yang

diawasinya, menentukan kondisi belajar-mengajar yang diinginkan, dan

merumuskan tujuan dari kunjungan kelas yang akan dilakukan.

2. Observasi kelas (Classroom Observation)

Observasi kelas sama seperti kunjungan kelas, pengawas meneliti suasana

kelas selama pelajaran berlangsung.

a. Jenis observasi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: observasi langsung /

directed observation (supervisor mengawasi guru dalam ruang yang sama)

dan observasi tidak langsung / indirect observation (supervisor dibatasi

oleh ruang kaca).

b. Observasi bertujuan untuk merubah cara-cara mengajar agar lebih baik dan

menimbulkan pengaruh positif terhadap kemajuan belajar murid.

c. Hal-hal yang diobservasi antara lain: usaha serta kegiatan guru dan murid

dalam menggunakan fasilitas belajar dan memperoleh pengalaman belajar,

serta lingkungan sosial dan faktor-faktor penunjang lainnya.

Page 12: Prinsip dan teknik supervisi pendidikan

d. Untuk melakukan observasi, pengawas harus memenuhi syarat-syarat

sebagai berikut:

1) menciptakan situasi pengawasan yang wajar;

2) mengatahui hal apa saja yang harus dicatat;

3) mengatasi kelemahan guru dengan mencari jalan untuk

memperbaikinya; dan

4) memperhatikan reaksi atau perhatian murid terhadap proses belajar.

e. Kriteria yang digunakan dalam observasi adalah bersifat objektif dan tepat

sasaran. Data yang dicatat sesuai dengan data yang diperoleh dan dilihat,

tidak ada penilaian subjektif dari supervisor itu sendiri.

f. Alat observasi

Alat yang digunakan dalam observasi pada umumnya berbentuk check list.

Check list adalah suatu alat untuk mengumpulkan data dalam melengkapi

keterangan-keterangan yang lebih objektif terhadap situasi belajar dan

mengajar di kelas.

1) Macam-macam check-list

a) Evaluative check-list; adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan-

pertanyaan yang disusun cara berkelompok dan merupakan standard

beserta skala penilaiannya. Misalnya pertanyaan tentang keaktifan

antara guru dan murid, perhatian murid terhadap penjelasan guru

dalam mengajar.

b) Activity check-list; adalah suatu daftar pertanyaan yang berisi

pertanyaan khusus tentang kegiatan.

2) Tujuan penggunaan check list

a) Untuk melihat sampai berapa jauh aktifitas guru maupun murid

dalam proses belajar-mengajar.

b) Untuk melihat pada bagian-bagian manakah aktifitas guru dan

murid.

3) Cara menyusun check list

Factual record, suatu catatan yang didasarkan pada kenyataan yang ada.

Catatan-catatan itu hanya melengkapi sebagian dari apa yang telah

dilakukan dalam observasi.

Page 13: Prinsip dan teknik supervisi pendidikan

a) Attention chart; suatu daftar yang berbentuk gambar atau kode-kode

untuk mencatat status murid yang memberikan perhatiannya

terhadap cara guru mengajar.

b) Participation chart; suatu daftar yang digunakan unuk mencatat

partisipasi murid-murid di kelas.

3. Percakapan pribadi (Individual Converence)

Adam dan Dickey menyatakan teknik percakapan pribadi dilakukan

antara guru dan supervisor dalam upaya memecahkan masalah-masalah yang

dihadapi guru seperti konsultasi dalam menentukan metode belajar yang baik

dan penggunaan alat-alat pembelajaran.

a. Tujuan percakapan pribadi

Percakapan pribadi dapat membantu guru dalam memecahkan masalah-

masalah yang dihadapi, memperbaiki kelemahan yang dialami guru, serta

mengembangkan potensi guru dalam mengajar.

b. Jenis-jenis percakapan pribadi

1) Jenis-jenis percakapan pribadi menurut George Kyte

a) Percakapan pribadi setelah kunjungan kelas (formal)

Percakapan pribadi dilakukan dalam rangka membahas hasil dari

observasi sebelumnya yang dilakukan di kelas.

b) Percakapan pribadi melalui percakapan biasa (informal)

Percakapan pribadi dilakukan dalam rangka menanyakan hal-hal

yang berkaitan dengan pengajaran dan memecahan masalah yang

dihadapi.

2) Jenis-jenis percakapan pribadi menurut Mildred E Swearingen

a) Classroom conference; percakapan dilakukan di kelas tanpa

kehadiran murid.

b) Office conference; percakapan dilakukan di ruang guru atau kepala

sekolah yang terdapat alat-alat penunjang pembelajaran. Percakapan

ini dilakukan untuk berkonsultasi mengenai penggunaan alat-alat

tersebut.

Page 14: Prinsip dan teknik supervisi pendidikan

c) Casual conference; percakapan ini dilakukan dengan percakapan

biasa (informal). Biasanya percakapan ini membuat guru lebih

leluasa dalam menanyakan berbagai hal mengenai pengajaran

kepada supervisor.

d) Observational visitation

Pengawas menilai dan mencatat hasil observasi yang dilakukan di

kelas ketika guru sedang mengajar dan kemudian membicarakan hasil

observasi tersebut bersama guru yang bersangkutan.

c. Persiapan percakapan pribadi dalam rangka observasi

Supervisi akan berjalan dengan baik jika sesuai dengan rencana dan

persiapan yang matang. Seorang supervisor harus kritis, sabar, memiliki

sikap penolong, dan lebih banyak mendengarkan, serta menguasai konsep

dan metode-metode pengajaran. Selain itu, supervisor harus mempersiapkan

waktu dan tempat yang nyaman untuk mengadakan percakapan,

mempersiakan catatan-catatan observasi, mengadakan interview, kemudian

menganalisa hasil observasi.

d. Pelaksanaan percakapan pribadi

Kyte mengemukakan tiga unsur dalam menganalisa pengajaran.

1) Hal-hal yang menonjol dalam pelajaran (Strong points of the lesson)

Supervisor membangun dan mengemukakan sisi positif dari guru.

Supervisor mengemukakan segala apa yang dilaksanakan guru dengan

baik.

2) Kekurangan-kekurangan dari pelajaran (Weak points of the lesson)

Supervisor sebaiknya memperbaiki kekurangan atau kelemahan guru.

Supervisor harus kreatif dalam menemukan pemecahan masalah yang

dihadapi oleh guru.

3) Hal-hal yang masih meragukan (Doubtful points not clearly understood)

Supervisor sebaknya menghilangkan perasaan ragu dalam memberi

masukan kepada guru yang diawasinya.

Page 15: Prinsip dan teknik supervisi pendidikan

4. Saling mengunjungi kelas (Intervisitation)

Guru-guru dapat saling mengunjungi agar lebih leluasa untuk

memperoleh pengalaman baru dari rekannya. Kegiatan saling mengunjungi

sesama guru dapat dilakukan dengan guru satu sekolah maupun dengan guru di

sekolah lain. Biasanya supervisor menyarankan guru untuk bertukar pikiran

dengan guru lain yang ilmu dan pengalaman mengajarnya lebih luas serta

memiliki keahlian dan keterampilan yang cukup dalam menggunakan teknik-

teknik mengajar.

5. Menilai diri sendiri (Self-evaluation Check List)

Untuk menilai diri sendiri, dibutuhkan daftar pandangan/pendapat yang

disampaikan kepada murid-murid untuk menilai pekerjaan atau suatu aktifitas.

Selanjutnya guru menganalisa tes-tes terhadap unit kerjanya sendiri. Selain itu

guru harus mencatat aktifitas murid-murid dalam suatu catatan baik yang

dilakukan secara perorangan maupun secara kelompok.

B. Teknik-teknik yang Bersifat Kelompok

Teknik ini dilaksanakan supervisor bersama sejumlah guru dalam satu kelompok.

1. Pertemuan orientasi bagi guru-guru baru (orientation meeting for new teacher)

Pertemuan ini diperuntukkan guru baru maupun guru lama. Hal-hal yang

disajikan dalam pertemuan orientasi ini meliputi:

a. sistem kerja sekolah;

b. proses dan mekanisme administrasi dan organisasi sekolah;

c. kunjungan ke tempat-tempat tertentu seperti pusat-pusat industriatau objek-

objek sumber belajar; dan

d. diskusi kelompok atau loka karya sebagai tindak lanjut dari orientasi.

Barton juga menambahkan bahwa orientasi dilaksanakan untuk merencanakan

program pendidikan di sekolah.

Page 16: Prinsip dan teknik supervisi pendidikan

2. Panitia penyelenggara

Panitia penyeleggara adalah orang-orang yang ditunjuk karena lebih banyak

pengalamnnya. Mereka lebih mengetahui bagaimana cara bekerja sama dengan

orang lain.

3. Rapat guru

Rapat guru sebagai salah satu teknik supervisi untuk memperbaiki situasi

dalam belajar mengajar.

a. Macam-macam rapat guru

1) Berdasarkan tingkatannya, rapat guru dibedakan menjadi lima

tingkatan.

a) Staff meeting, yaitu rapat sekolah yang dihadiri oleh seluruh atau

sebagian guru di sekolah tersebut.

b) Rapat guru-guru bersama dengan ornag tua murid atau wakilnya.

c) Rapat gur se-kota, se-wilayah, se-rayon, dari sekolah yang sejenis

dan setingkat.

d) Rapat guru-guru dari beberapa sekolah yang bertetangga.

e) Rapat kepela-kepala sekolah.

2) Rapat guru berdasarkan waktunya

a) Rapat permulaan dan akhir tahun

b) Rapat periodik

c) Rapat-rapat yang bersifat insidental

3) Rapat guru berdasarkan bentuknya

a) Individual conference

b) Diskusi

c) Seminar dan simposium

d) Up-grading selama satu atau beberapa hari/seminggu

e) Workshop

Hal penting yang juga harus diperhatikan adalah waktu dan tempat pelaksanaan

rapat. Tempat rapat harus nyaman, aman, ventilasi yang cukup, dan sesuai

dengan jumlah peserta rapat.

b. Perencanaan / persiapan rapat guru

Page 17: Prinsip dan teknik supervisi pendidikan

Rapat dan alat-alat bantu harus dipersiapkan secara matang agar rapat

berjalan lancar.

c. Perancang perencanaan

1) Kepala sekolah atau supervisor.

2) Kepala sekolah supervisor dan beberapa orang guru.

3) Suatu panitia perancang rapat yang dibentuk oleh dan dari guru-guru.

d. Hal yang harus diperhatikan dalam perancanaan rapat

1) Rapat harus mempunyai tujuan yang jelas dan konkrit.

2) Masalah yang dibahas dalam rapat adalah masalah yang timbul dari

anggota dan sesuai dengan kebutuhan.

3) Masalah-masalah pribadi juga patut mendapat perhatian.

4) Pengalaman-pengalaman baru yang diperoleh guru dalam rapat

hendaknya dijadikan sebagai alat untuk meningkatkan kecakapan

pribadi.

5) Menetukan waktu dan tempat yang tepat dan sesuai.

e. Masalah pokok yang perlu direncanakan

1) Penetapan problema atau masalah yang akan menjadi inti rapat.

2) Menetapkan alat-aat atau perlengkapan apa saja yang akan dibuutuhkan

dalam rapat.

3) Menentukan waktu dan tempat yang tepat.

4) Memperhitungkan jumlah peserta rapat.

5) Menetapkan pimpinan rapat dan notulis

6) Menetapkan pembagian tugas serta pembiayaan.

f. Pelaksanaan rapat/pertemuan

Seorang supervisor atau kepala sekolah harus mengusahakan hal-hal sebagai

berikut:

1) Menciptakan satu situasi yang baik dengan sikap ramah tamah,

memperhatikan pendapat-pendapat dan saran-saran peserta.

2) Menguasai ruang lingkup diskusi dan menghadapkan problema-

problema unuk dipecahkan bersama di bawah bimbingan dan

pengarahan pemimpin.

Page 18: Prinsip dan teknik supervisi pendidikan

3) Memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengemukakan

pendapatnya.

4) Mencari titik persamaan dan menetralisir perbedaan pendapat yang

menonjol menuju kesepakatan pendapat.

5) Menyimpulkan hasil pembicaraan dan mengambil keputusan bersama.

g. Narasumber

Narasumber adalah orang yang memberikan informasi dan penjelasan

tentang masalah yang dirapatkan serta membantu memecahkan masalah.

h. Notulis atau sekretaris rapat

Notulis bertugas mencatat segala pernyataan dan pendapat yang

disampaikan dalam rapat, serta mebacakan dan menyimpulkan apa saja

yang dicatat.

i. Evaluasi rapat guru-guru

Evauasi dilakkukan untuk menentukan apakah tujuan rapat sudah terpenuhi,

dan untuk menemukan fakta-fakta positif dan negatif tentang jalannya

proses dan keputusan-keputusan dalam rapat.

j. Pelaksana evaluasi

1) Kepala sekolah/supervisor atau pimpinan/ panitia rapat.

2) Anggota peserta dengan menjawab check-list, menulis kesan-kesan,

pendapat-pendapat, saran-saran mereka tentang segala sesuatu mengenai

rapat.

k. Implikasi hasil rapat guru-guru

Hasil dari rapat tentunya akan membantu guru dalam memperbaiki sistem

pengajaran maupun dalam pertumbuhan jabatan.

l. Tujuan supervisi menurut Thomas H Briggs dalam Improving Instruction

1) Mengintegrasikan anggota staf dan mengkoordinasi pekerjaan mereka.

2) Menjamin agar guru menyadari dan memahami masalah dan tantangan

dari sekolah.

3) Memecahkan soal-soal yang berhubungan dengan pendidikan dan

memupuk implikasi alterntaif yang dipilih.

4) Memajukan kemampuan dan antusiasme.

Page 19: Prinsip dan teknik supervisi pendidikan

5) Memperoleh pengertian tentang gagasan-gagasan baru dan

merencanakan untuk menggunakan mana yang sudah terbukti

kebaikannya.

6) Menyiapkan, membina, dan menyatukan murid-murid dan masyarakat

sehubungan dengan program dan kebijakan sekolah.

m. Tujuan-tujuan penyelenggaraan rapat guru

1) Menyatukan pandagan-pandangan guru tentang konsep umum, makna

pendidikan dan fungsi sekolah daam pencapaian tujuan dari pendidikan

itu di mana mereka bertanggung jawab bersama.

2) Mendorong guru unutk menerima dan melaksanakan tugasnya dengan

baik dan mendorong pertumbuhan mereka.

3) Menyatukan pendapat tentang metode kerja yang akan membawa

mereka bersama ke arah pencapaian tujuan pengajaran yang maksimal di

sekolah tersebut.

4. Studi kelompok antarguru

Studi ini dilakukan oleh guru-guru yang mengajar mata pelajaran yang sama.

Mereka bersama-sama memecahkan masalah yang mungkin dan sudah terjadi

dalam pengajaran mata pelajaran itu. Pokok bahasan ditentukan dan diperinci

dalam garis-garis besar atau dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan pokok yang

telah disusun teratur.

5. Diskusi sebagai proses kelompok

a. Diskusi

Diskusi adalah pertukaran pendapat tentang sesuatu masalah untuk

dipecahkan bersama. Seorang supervisor harus memiliki kemampuan

menggerakkan kelompok, membuat pertemuan berhasil dan

mengkoordinasiakan pekerjaan-pekerjaan kelompok.

b. Pembatasan dan ciri kelompok

Pembatasan kelompok dilakukan berdasarkan kesamaan kepentingan. Ciri-

ciri kelompok yang baik antara lain: (1) tiap anggota merasa turut

Page 20: Prinsip dan teknik supervisi pendidikan

berpartisipasi; (2) adanya interaksi antaranggota; dan (3) adanya control

daripada anggota.

c. Kepemimpinan dalam kelompok

Berikut ini empat jenis kepemimpinan menurut Leland P. Bradfort dan

Ronald Lippit dalam bukunya Building a Democratie Work Group.

1) The Hardboiled Autocrat

Pemimpin memberikan perintah, mengadakan pemeriksaan yang ketat,

tegas pada disiplin yang kaku, sadar akan kekuasaannya. Anggota-

anggota kelompok enggan menerima tanggung jawab. Anggota tipe ini

cendrung tidak mau bekerja jika tidak ada pemimpin, mereka bekerja

hanya untuk mencari pujian.

2) The Benevolent Autocrat

Pemimpin tipe ini merasa perlu membuat anggota-anggota senang

padanya, suka dipuji, dan ingin menjadikan dirinya menjadi sumber

semua pertimbangan. Sedangkan anggota-anggota tidak berinisiatif,

tunduk dan tidak mau menerima tanggung jawab.

3) Laissez Faire

Pemimpin cenderung memberi kebebasan, memberi tanggung jawab

terlalu banyak kepada anggota, tidak menentukan tujuan, tidak membuat

keputusan dan tidak membantu kelompok membuat putusan. Sedangkan

anggota-anggota tidak memiliki tujuan, tidak ada sesuatu yang ingin

dicapai. Mereka menganggap masa depannya suram karena frustasi,

penuh kegagalan dan rasa tidak aman.

4) Democratie

Supervisor yang demokratis selalu berusaha bersama membuat rencana

kerja. Ia ingin agar setiap anggota mengerti akan pekerjaannya dan

senang akan hasilnya. Sedangkan anggota merasa ikut serta dalam

kelompok ini. Kerjasama dengan jelas dan anggota menjadi anggota yang

bertanggung jawab.

Page 21: Prinsip dan teknik supervisi pendidikan

d. Peranan anggota dalam kelompok menurut DM Hall

1) Inisiator; orang yang mengemukakan ide-ide dalam memecahkan

masalah. Ia mengetahui nilai-nilai konsepsionil kelompok dan

bagaimana memberi saran secara objektif.

2) Orientor; orang yang membantu menetapkan dan mengarahkan

kelompok untuk mencapai tujuan.

3) Fasilitator atau promotor; orang yang berusaha menjaga hubungan yang

bebas antara anggota, menentukan kemampuan anggota kelompok dan

kemungkinan sumbangan mereka.

4) Encourager, simulator; orang yang mengajak ikut serta membenarkan,

mengatur peranan yang dimainkan orang lain.

5) Harmonicer; orang yang menggabungkan perbedaan pendapat atau

usaha mengurangi ketegangan.

6) Summarizer atau synthesizer; orang yang menentukan apakah mereka

pada permasalahan yang tepat.

7) Fact seeker atau information hound; orang yang memberi data informasi

atau contoh-contoh dari suatu pengertian atau prinsip, untuk

menjelaskan suatu masalah.

8) Compromizor; oarangyang berusaah mencairkan suatu perhitungan

dalam kelompok.

9) Fact giver, fact man, resource person, consultant; orang yang ahli dalam

bidang tertentu dia memberikan fakta, contoh pengalaman atau

mengutip pendapat seorang ahli.

10) Expeditor, datailman, arranger; orang yang menyediakan fasilitas untuk

pertemuan dan snack-snack.

11) Spokesman; orang yang berbicaa untuk kelompok dalam memajukan

kelompok dan mempertahankan mereka dari serangan yang datang dari

luar.

12) Recorder (secretary); orang yang mencatat tujuan, problema, issue, ide,

fakta-fakta, dan keputusan yang telah dibuat oleh kelompok.

13) Evaluator; orang yang membuat perbandingan antara kenyataan dan

kegiatan, menetapkan kemajuan yag dicapa kelompok.

Page 22: Prinsip dan teknik supervisi pendidikan

14) Observer atau analyzer; orang yang menganalisa dan melaporkan

kepada kelompoknya tentang hasil yang dicapai.

15) Status role; orang yang terkenal dan dihormati karena sikapnya yang

diterima oleh orang lain.

e. Peranan kepemimpinan kelompok

Pemimpin yang cakap memberi kesempatan kepada tiap anggota dengan

menempatkan mereka pada peranan yang dimilikinya. Kelompok yang

efektif bila ada pemimpin yang cakap untuk melaksanakan fungsinya.

f. Macam-macam peranan pemimpin

1) Sebagai leader atau chairman

Pemimpin membantu kelompok mengenal untuk menetapkan peraturan-

peratuan dasar, menyetujui langkah-langkah dalam pemecahan suatu

masalah, mengakui perbedaan individu, dan memberikan kesempatan

kepada para anggota untuk menyampaikan pendapatnya.

2) Sebagai recorder (pencatat)

Pemimpin menyimpan catatan dan singkatan tentang kegiatan yang telah

dilakukan, melaporkan kegiatan pada anggota, dan mengklasifikasikan

pendapat atau argumentasi menurut kepentingannya.

3) Sebagai observer atau analyser (pengamat dan penguraian)

Mencatat peranan yang dimainkan oleh anggota-anggotadalam

menetapkan hasil tiap peranan dalam kelompok.

4) Sebagai narasumber (resource person)

5) Sebagai evaluator

Ia mengetahui bagaimana menggunakan evaluasi, mengumpulkan data,

menunjukkan kematangan kelompok itu.

g. Fungsi kepemimpinan yang baik

1) Melihat bahwa anggota-anggota senang dengan keadaan tepat yang

disediakan.

2) Melihat bahwa masalah yang dibahas dapat dimengerti oleh semua

orang

Page 23: Prinsip dan teknik supervisi pendidikan

3) Mengakui peranan tiap anggota yang dipimpinnya.

4) Melihat bahwa kelompok itu merasa diperlakukan atau diikutsertakan

untuk hasil bersama.

h. Prinsip-prinsip untuk mensukseskan pekerjaan

1) Kepemimpinan yang baik dan praktis akan membantu ke arah

perkembangan kemampuan dasar yang dimiliki tiap anggota kelompok.

2) Kerjasama dengan kelompok tidak akan mengurangi kepemimpinan

supervisor.

3) Supervisor memiliki tanggung jawab untuk menerangkan kepada

anggota-anggotanya bahwa tidak seorangpun atau kelompok manapun

yang menunjukkan dominasi dalam bicara terhadap semua kelompok.

4) Mengembangkan kepemimpinan yang baik dalam kelompok itu akan

memerlukan perhatian yang terus menerus.

6. Tukar menukar pengalaman (sharing of experience)

a. Langkah-langkah sharing

1) Tentukan tujuan yang akan dicapai;

2) Tentuk pokok masalah yang akan dibahas dalam bentu problema;

3) Beri kesempatan pada setiap peserta untuk mengemukakan pendapat;

dan

4) Rumuskan kesimpulan sementara dan buka problema baru.

7. Lokakarya

a. Pengantar

1) Workshop pendidikan adalah suatu kgiatan belajar kelompok yang

terdiri dari petugas-petugas pendidikan yang memecahkan masalah

yang dihadapi melalui percakapan dan bekerja secara kelompok

maupun bersifat perseorangan.

2) Workshop berarti suatu tempat kerja dengan menggunakan berbagai

alat untuk menghasilkan sesuatu.

Page 24: Prinsip dan teknik supervisi pendidikan

3) Workshop adalah suatu situasi yang di dalamnya orng bekerja dan

belajar bersama; suatu situasi orang belajar dengan ornag lain atas

tanggung jawab bersama.

b. Ciri-ciri workshop

1) Masalah yang dibahas bersifat life centered dan muncul dari peserta

sendiri.

2) Musyawarah kelompok diadakan menurut kebutuhan.

3) Cara yang digunakan adalah metode pemecahan masalah “musyawaah

dan penyelidikan”.

c. Jenis-jenis workshop

1) Berdasarkan lembaga/ organisasi

a) Faculty workshop

b) Institute workshop

c) Graduate workshop

2) Berdasarkan waktu

a) Pre-school workshop

b) Summer workshop (workshop yang dilaksanakan waktu liburan)

3) Berdasarkan sifat

a) Conference workshop

b) Training workshop

d. Prosedur pelaksanaan

1) Merumuskan tujuan workshop (output yang akan dicapai)

2) Merumuskan pokok-pokok masalah yang akan dibahas secara terperinci

3) Menentukan prosedur pemecahan masalah

a) Merumuskan masalah yang akan dibahas

b) Tujuan pembahasan

c) Metode pembahasan

Membaca buku

Mendengar pengarahan / prasaran

Mengerjakan tugas-tugas

Mendiskusikan

Page 25: Prinsip dan teknik supervisi pendidikan

Merumuskan kesimpulan

d) Menentukan alat dan bahan perlengkapan yang dipakai selama

workshop

e) Merumuskan kesulitan-kesullitan yang dihadapi

f) Merumuskan kesimpulan dan saran-saran

8. Diskusi panel

a. Pengertian

Diskusi panel atau diskusi forum atau diskusi meja bundar adalah bentuk

disksi yang dipentaskan dihadapan sejumlah partisipan atau pendengar.

b. Tujuan

Diskusi panel bertujuan untuk menjajaki suatu masalah secara terbuka agar

dapat memperoleh lebih banyak pengetahuan dan pengertian tentang

masalah tersebut dari berbagai sudut pandang. Diskusi ini juga untuk

menstimulir para pendengar dan partisipan agar mengarahkan perhatiannya

terhadap masalah yang dibahas.

c. Pemeran dalam panel

1) Moderator; orang yang bertugas mengantarkan problema yang akan

didiskusikan, menetralisir situasi bila terjadi ketegangan, dan mengatur

kontunuitas pemikiran dan pembicaraan berlangsung secara teratur.

2) Panelist; orang yang memiliki kemampuan berpikir dan memberi

tanggapan secrara tepat dan aktif berpartisipasi dalam diskusi.

3) Expert; orang yang ahli dalam bidang tertentu dan bersedia memberi

penjelasan untuk memecahkan masalah yang didiskusikan.

4) Participant; orang yang mengikuti diskusi dan diberi kesempatan untuk

menyatakan pendapat dalam diskusi maupun setelah diskusi berakhir.

d. Prosedur panel

1) Moderator mengantarkan problema secara umum.

2) Moderator menimbulkan problema secara bertahap.

3) Secara spontan para panelist mulai berdiskusi.

Page 26: Prinsip dan teknik supervisi pendidikan

4) Moderator mengarahkan setiap problema agar tetap dalam ruang

lingkkup pembahasan.

5) Setiap problema yang sudah dibahas dirumuskan kembali dalam bentuk

kesimpulan sementara.

6) Moderator mengajukan problema baru dan kembali membuat

kesimpulan sementara.

7) Kemudian moderator merumuskan pokok-pokok diskusi yang akan

dibahas bersama.

9. Seminar

a. Pengertian

1) Seminar disebut sebagai tempat belajar, perguruan tinggi, atau

universitas.

2) Seminar sebagai suatu bntuk belajar mengajar berkelompok di mana

sejumlah kecil orang mengadakan pendalaman atau penyelidikan

terhadap berbagai masalah dengan dibimbing secara cermat oleh

beberapa orang yang pembimbing.

b. Tujuan

Seminar bertujuan untuk mengadakan intensifikasi, integrasi, serta aplikasi

pengetahuan, pengertian dan keterampian para anggota kelompok dalam

satu latihan intensif.

c. Pelaksanaan

Seminar dilaksanakan dalam bentuk belajar-mengajar oleh 10-15 orang,

dan problema yang diseminarkan harus dirumuskan dalam pertemuan

kelompok.

d. Beberapa topik untuk diseminrkan

1) Cara mengatasi masalah disiplin sebagai aspekdari mral sekolah.

2) Cara mengatasi anak-aak yang selalu menunukkan tingkah laku yang

menyimpang.

3) Cara menganalisa kesulitan-kesulitan belajar guru-guru.

4) Cara menolong murid-murid yang memiliki minat yang berbeda.

Page 27: Prinsip dan teknik supervisi pendidikan

10. Simposium

a. Pengertian

Simposium adalah suatu pertemuan untuk meninjau aspek-aspek suatu

pokok masalah, atau untuk mengumpulkan beberapa sudut pandang tentang

suatu masalah dimana masing-masing penulis atau pembicara menemukan

pendapatnya secara relatif teratur.

b. Tujuan

Simposium bertujuan untuk mengorganisasikan pengertian dan

pengetahuan tentang aspek-aspek suatu pokok masalah, atau untuk

mengumpulkan dan membandingkan beberapa sudut pandang yang

berbeda.

c. Pelaksana

Pelaku simposium antara lain orang yang dianggap ahli dalam mewakili

sudut pandang yang sesauai dengan tujuan simposium.

11. Demonstration teaching

Supervisor memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk melihat metode-

metode mengajar yang baru atau berbeda. Kekurangan dari demonstrasi

mengajar adalah membutuhkan waktu yang lama.

12. Perpustakaan jabatan

Guru sebaiknya memperkaya ilmu pengetahuannya dengan memperbanyak

perpustakaan jabatan (mempernbanyak membaca buku-buku), agar mampu

menjelaskan berbagai informasi mengenai suatu hal dalam materi

pembelajaran.

13. Buletin supervisi

a. Pengertian

Buletin supervisi merupakan salah sat u alat komunikasi dalm bentuk lisan

yang dikeluarkan oleh staf supervisor yang digunakan sebagai alat untuk

membantu guru dalam memperbaiki situasi belajar-mengajar.

Page 28: Prinsip dan teknik supervisi pendidikan

b. Jenis-jenis supervisi bulletin menurut George C Kyte dalam How to

Supervise

1) Bulletin bagi instruksi-instruksi yang umum (berisi informasi mengenai

metode-metode mengajar dan sumber-sumber referensi yang digunakan

dalam mengajar).

2) Bulletin khusus untuk guru-guru sebagai kesiapan dalam mengikuti

suatu rapat (guru diberi kesempatan untuk mempersiapkan raat sesuai

dengan kemampuan mereka).

3) Buletin yang berisi tidak lanjut suatu keputusan rapat.

c. Bentuk dan waktu penerbitannya

Bentuk buletin biasanya berupa lembaran-lembaran atau majalah. Waktu

penerbitan biasanya setiap periode tertentu.

14. Membaca langsung (Directed reading)

Supervisor memberikan tugas kepada guru untuk membaca berbagai literatur

dan kemudian membuat laporan mengenai apa yang sudah dibaca, dengan ini

guru akan dapat memperkaya pengetahuannya.

15. Mengikuti kursus

Supervisi menyarankan guru untuk mengikuti kursus untuk mengambangkan

kemampuannya dalam mengajar.

16. Organisasi jabatan (professional organization)

Organisasi yang didirikan oleh orang-orang yang memiliki profesi sama akan

memudahkan anggotanya untuk bertukar pikiran dan pengalaman.

17. Curriculum laboratory

Tempat yang dijadikan pusat kegiatan dimana guru-guru memperoleh sumber-

sumber materi untuk menambah pengalaman mereka dalam rangka in-service

education. Curriculum laboratory berfungsi sebagai tempat mengadakan

penelitian, percobaan, dan tempat bekerja sambil belajar untuk memecahkan

permasalahan yang ada dalam kegiatan belajar-mengajar.

Page 29: Prinsip dan teknik supervisi pendidikan

18. Perjalanan sekolah untuk anggota staf (field trip)

a. Hakikat field trip atau perjalanan sekolah

Pada dasrnya field trip merupakan sarana belajar menyenangkan dan juga

mengandung pelajaran.

b. Macam-macam field trip menurut Lester B. Sands dalam Audio Visual

Procedure Teaching

1) Ekskursi (excursion); perjalanan sekolah yang dilakukan dengan tujuan

mempelajari sesuatu secara menyeluruh.

2) Study trip; perjalanan yang khusus mempelajari suatu hal yang tertentu.

3) Tour; perjalanan sekolah yang dilakukan dengan tujuan mempelajari

sesuatu secara menyeluruh yang biasanya memakan waktu beberapa

hari.

c. Nilai-nilai Field trip

1) Memberi pengalaman langsung.

2) Membangkitkan minat baru atau memperkuat minat yang teah ada.

3) Memberi motivasi kepada guru-guru unu menyelidiki sebab-sebab

tertentu.

4) Memberi pengertian yang lebih luas tentang kehidupan dalam

masyarakat.

5) Mengembangkan hubungan sosial dengan masyarakat.

6) Sebagai penyegaran dalam pembinaan profesi.

d. Merencanakan field trip

Supervisor harus mempersiapkan atau merencanakan field trip dengan baik

dan matang.

e. Persiapan/ perencanaan

Field trip harus memiliki tujuan yang jelas. Guru juga harus mempelajari

segala sesuatu mengenai apa yang akan diperoleh selama perkunjungan.

f. Pelaksanaan field trip

Sebaiknya guru-guru aktif dalam mengumpulkan bahan-bahan baru agar

tertib dalam field trip itu.

Page 30: Prinsip dan teknik supervisi pendidikan

g. Follow-up field trip

Setelah mengadakan fied trip, sebaiknya para supervisor atau kepala

sekolah mengevaluasi apa saja yang sudah diperoleh dari perjalannan itu,

apa saja hambatan-hambatan yang muncul selama field trip.

Page 31: Prinsip dan teknik supervisi pendidikan

Bab III

Penerapan teknik-teknik Supervisi Pendidikan

A. Membantu guru melihat dengan jelas proses belajar mengajar sebagai suatu sistem

Sistem adalah seperangkat objek-objek yang terdiri dari komponen-

komponen yang saling bergantung (interdependency) dalam rangka mencapai

tujuan pendidikan. Komponen dalam kegiatan belajar-megajar antara lain: tujuan

pelajaran, materi pelajaran, sumber-sumber belajar, metode pembelajaran, media

pembelajaran, dan evaluasi hasil belajar. Semua komponen tersebut perlu

ditingkatkan melalui berbagai ussaha pembinaan profesi mengajar guru.

B. Membantu guru melihat dengan jelas tujuan-tujuan pendidikan

1. Bermacam-macam tujuan pendidikan

a. Tujuan umum (lengkap, total, akhir)

Tujuan ini meliputi seluruh aspek kepribadian manusia. Dalam praktik

pendidikan selamanya menyatakan diri dalam suatu bentuk pengkhususan.

b. Tujuan tak lengkap

Tujun ini hanya mengenai satu aspek kepribadian, misalnya aspek biotis,

aspek psikis, aspek rohani(proneatich). Misalnya pendidikan Nazi di

Jerman sangat pincang sebab bersifat biotis; penganut rasionalisme

mementingkan aspek intelek, dan lain-lain.

c. Tujuan sementara

Tujuan ini berhubungan dengan fase-fase pertumbuhan anak didik.

Dengan sengaja pendidik membimbingan setingkat demi setingkat hingga

pada akhirnya dicapai tingkat kedewasaan dalam bentuk yang tertentu.

d. Tujuan kebetulan

Jika ditinjau dari keseluruhan pendidikan, tujuan-tujuan kebetualn sering

dapat menghambat usaha pendidikan. Misalnya seorang anak sedang

mengerjakan soal berhitung, tiba-tiba anak itu menghapus tulisannya

karena salah menulis dengan penghapus yang basah, kemudian guru

menasehatinya untuk tidak melakukannya lagi.

Page 32: Prinsip dan teknik supervisi pendidikan

e. Tujuan perantaraan

Fase-fase yang terjadi pada tujuan sementara disebut sebagai tujuan

intermediair atau tujuan perantaraan. Misalnya seorang anak yang belajar

menulis yang berawal dari membuat garis-garis, corat-coret, lingkaran,

huruf kecil dan besar, angka-angka dan lain-lain pada akhirnya sampailah

pada suatu tujuan perantaraan yang menjadi mata rantai bagi rangkaian

yang dinamakan menulis.

2. Kriteria dalam merumuskan tujuan instruksional

a. Tujuan-tujuan instruksional hendaknya dirumuskan dalam hasil belajar.

Grondlund dalam bukunya, Stating behavior objectives for classroom

instruction mengemukakan istilah Learning outcome (hasil belajar) dan

Instructional process (proses pengajaran). Misalnya tepat jika dikatakan

“para siswa dapat menyebutkan fungsi jantung bagi tubuh manusia”, dan

tidak tepat jika dikatakan “Menambah pengertian tentang fungsi jantung

bagi tubuh manusia”.

b. Tujuan instruksional hendaknya dirumuskan secara spesifik. Jadi

kemampuan dan tingkah laku yang kita harapkan dimiliki oleh para

pelajar, hendaknya cukup spesifik sehingga pengertian orang lain tentang

tingkah laku yang dirumuskan sama dengan apa yang kita maksudkan.

c. Dalam merumuskan tuujan instruksional hendaknya digunaakan istilah-

istilah yang operasional, mislanya istilah yang dianjurkan dan dihindari.

Istilah yang dianjurkan, seperti menghitung, menjelaskan, mengukur;

merumuskan, menuliskan, menyebutkan; mendemonstrasikan, memilih,

membedakan; membandingkan, dan sebagainya. Istilah yang dihindari

seperti mengetahui, memahami, menyukai; merasakan, menghargai,

mempercayai; menikmati, meyakini, menguasai; menyadari , mengakui,

dan sebagainya.

3. Aspek-aspek tingkah laku dalam merumuskan tujuan menurut S. Bloom dalam

Taxonomy of Education Objective

a. Cognitive domain

Page 33: Prinsip dan teknik supervisi pendidikan

b. Psych motivic domain

c. Affective domain

4. Cara membantu guru dalam merumuskan tujuan-tujuan operasional

(behavioral objective)

Salah satu teknik supervisi yang dapat membatu guru agar dapat secara tuntas

menerapkan cara-cara merumuskan tujuan instruksional ialah training

workshop (lokakarya) yang diadakan oleh kepala sekolah. Dengan cara

demikian diharapkan ada perubahan pada guru dalam cara merumuskan

tujuan-tujuan operasional dan menyusun suatu sistem belajar-mengajar.

C. Membantu guru-guru dalam menyusun kegiatan-kegiatan belajar mengajar

Mengajar adalah usaha membimbing kegiatan murid, baik mental, rohani, maupun

jasmani guru harus merumuskan kegiatan belajar apakah yang perlu ditempuh

oleh murid-murid agar mereka dapat berbuat seperti apa yang tercantum dalam

tujuan yang telah dirumuskan. Berikut langkah-langkah untuk merumuskan

kegiatan:

1. merumuskan semua kemungkinan kegiatan belajar yang perlu untuk mencapai

tujuan;

2. menetapkan mana dari sekian banyak keganatan belajar itu yang sudah

diketahui oleh murid-murid; dan

3. menetapkan kegiatan-kegiatan belajar mana yang akan dilaksanakan oleh

murid.

D. Membantu guru-guru menerapkan metode-metode mengajar lebih baik

1. Metode ceramah (explanation)

Metode explanasi adalah aktifitas mengajar yang dimulai tanpa interupsi

murid-murid sampai selesai. Guru memberikan kesempatan kepada murid

untuk bertanya seelah beberapa menit menjelaskan.

2. Metode pemberian tugas (resitasi)

Nilai resitasi untk mendorong atau membimbing anak diskus dan tujuan

diagnose. Prinsp resitasi ialah bahwa kelas harus mengalamia kemajuan

melalui esitasi, adanya saat sosialisasi, mengusahakan adanya suatu partisipasi

Page 34: Prinsip dan teknik supervisi pendidikan

dari murid, dan tidak boleh memberi nilai dalam tugas-tugas yang diberikan

kepada murid.

3. Metode latihan (drill)

Untuk memerikan latihan, guru harus yakin dengan kemampuan murid dalam

menjawab, guru harus dapat memberi latihan segera setelah pemberian materi,

guru harus mengoreksi jawaban murid, dan latihan yang diberikan harus

sesuai dengan kemampuan anak dan cukup menarik perhatian.

4. Metode pemecahan masalah (problem solving)

Dalam meaksanakan metode ini, guru harus merumuskan tujuan yang akan

dicapai, membatasi problema yang akan dipecahkan, merumuskan alternative

pemecahan problema tersebut, mengadakan diskusi kelompok, menilai dan

menguji hasil dari kegiatan kelompok tersebut, dan mengembangkan

kesanggupan mempelajari dari setia orang yang terlibat di dalam masaalah.

5. Metode diskusi

Denag metode diskusi, bakat anak dapat berkembang dengan baik karena anak

aktif dalam mempelajari semua masalah. Selain itu, sikap sosial anak dapat

dipupuk dengan baik dan sikap demokratis dapat dikembangkan.

6. Metode tiruan

Murid belajar meniru atau mencontoh guru atau lingkungan sekitar.

7. Metode percobaan

Anak-anak belajar berdasarkan pengalamannya sendiri. Guru tidak

memberikan contoh, seperti metode tiruan, tapi mendorong anak dalam situasi

percobaan secara langsung.

8. Metode pegalaman buatan (artificial experience)

Pengalaman buatan didasarkan kepada semacam pengalaman yang dibuat-

buat; tidak terjadi sesungguhnya.

9. Metode conditioning atau brain washing

Metode ini menggunakan pengaruh atau efek dalam pengajaran. Seolah-olah

anak dipaksa untuk menerima ilmu pengetahuan.

Page 35: Prinsip dan teknik supervisi pendidikan

10. Metode dialektik

Dalam metode ini, guru dan murid bersama-sama memecahkan masalah,

namun guru harus memberikan kesempatan kepada muirdnya untuk lebih aktif

dalam dialog ini.

11. Metode elektronik

Metode ini menggunakan alat-alat elektronik dalam media pembelajaran.

E. Membantu guru-guru dalam menggunakan sumber-sumber pengalaman belajar

Supervisor membantu guru dalam manggunakan sumber-sumber masyarakkat

dalm pembelajaran

1. Macam-macam sumber masyarakat

a. Orang sebagai sumber (person as resource), misalya orng-orang yang ahli

dalam bidangnya seperti dokter, ahli huukum, dan pejabat pemerintah.

b. Tempat sebagai sumber (place as resource), guru memberi kesempatan

kepada murid untuk mempelajari objek tertentu seperti di museum.

2. Teknik-teknik dalam menggunkan community resource

a. Survey masyarakat (community survey)

Murid terjun ke masyarakat untu meneliti dan belajar mengerti proses

kehidupan dasar dari suatu masyarakat, mulai dar aspek ekonomi, sosial,

budaya, politik, maupun agama.

b. Observasi dan partisipasi

Murid mengobservasi tingkat kehidupan masyarakat yang berbeda-beda.

Hal ini melaih murid dalam berkehidupan sebagai anggota massyrakat.

c. Field trip

Gur mengunjugi suatu tempat bersama murid dengan mengkonfirmasi

petugas-petugas yang bersangkutan, serta mengkonfirmasi orang tua

murid.

Page 36: Prinsip dan teknik supervisi pendidikan

F. Membantu guru-guru dalam menciptakan alat-alat peraga (Audio Visual Aids)

dan penggunaannya

Alat-alat peraga yang disediakan di sekolah akan membantu siswa agar

pegalaman belajar menjadi lebih konkret, lebih realistis, dan lebih dinamis.

Dengan adanya alat peraga, proses belajar mengajar akan menjadi lebih efektif

sehingga seluruh fungsi indra dapat bekerja dengan baik, adanya alat peraga juga

menghilangkan verbalisme dan kebosanan.

1. Landasan-landasan dalam penggunana audio visual aids:

a. Dasar psikologis; adanya alat peraga dapat memuhi kebutuhan dan

perbedaan individu si murid.

b. Dasarr didaktis; alat peraga menarik minat anak, tidak mudah dilupakan,

anak menjadi aktif karena menggunakan semua fungsi indra, dan membaa

anak berfikir konkret.

c. Dasar praktis; memungkinkan anak berhubungan lansung dengan objek

sebenarnya, memudahkan anak memaham suatu peristiwa, memperkecil

perbedaan kekurangan anak dalam belajar, serta memudahkan dan

memperjelas pengamatan anak terhadap materi yang diberikan.

2. Klasifikasi penggunaan alat-alat peraga

a. Belajar menggunakan benda sesungguhya

b. Belajar menggunakan benda tiruan

c. Belajar menggunakan alat dua dimensi atau tiga dimensi

d. Belajar menggunakan paduan alat dua dimensi dan tiga dimensi

G. Membantu guru-guru dalam menyusun program belajar mengajar

Langkah-langakah dalm menyusun program belajar mengajar

1. Menetapkan tujuan instruksional

Rumusan dalam bentuk kemampuan atau tingkah laku yang spesifik dan

operasional sehingga dapat diukur.

2. Mengembangkan alat evaluasi

Untuk menilai sampai dimana siswa telah dapat menguasai kemampuan yang

telah dirumuskan dalam tujuan tersebut.

3. Menentukan kegiatan belajar dan meteri pengajaran

Page 37: Prinsip dan teknik supervisi pendidikan

Materi pengajaran hendaknya disesuaikan engan kemampuan anak.

4. Merencanakan program pengajaran

Memilih alat-alat pelajran yang tepat dan relevan termasuk penetapan sumber-

sumber kepustakaan yang diperlukan.

5. Melaksanakan program

Menyelenggarakan pengajaran sesuai dengn langkah-langkah yang sudah

direncanakan.

H. Membantu guru-guru dalam menyusun test prestasi belajar

Penilaian terhadap kemajuan murid merupakan salah satu masalah yang sulit.

Kebanyakan guru belum memiliki pengertian yang jelas tentang fungsi penilaian,

makna penilaian itu, pengaruh penilaian terhadap sikap anak, cara menyusun

pertanyaan yang sesuai dengan tujuan penilain dan bagaiman menafsirkan hasil-

hasil penilaian.

1. Bentuk-bentuk test yang dapat diberikan kepada murid

a. Tes subjektif; lebih menekankan pada pendapat murid. Tes subjektif

meliputi membandingkan sesuatu, menentukan pendapat terhadap sesuatu,

penggunaan sesuatu, mengklasifikasikan sesuatu, mengadakan hubungan

sebab dan akibat, memberi ilustrasi, merumuskan sesuatu, menyatakan

pendapat, memberi kesimpulan, diskusi, melukiskan, membahas dan

menyebutkan kembali, mengobservasi, dan merumsuskan sesuatu yang

baru.

b. Tes objektif; lebih menekankan pada apa yang sudah dipelajari. Tes

objektif dapat berbentuk melengkapi soal, alternative response-item,

multiple choices, dan matching question.

I. Membantu guru-guru belajar mengenal murid-murid

Guru sebagai orang tua kedua bagi murid seharusnya mengetahui kebutuhan

murid. Maslow membedakan lima jenis kebutuhan; jasmani, rasa aman, kasih

sayang, harga diri, dan mempertahankan diri.

1. Bagaimana cara orang dewasa mengenal anak

Page 38: Prinsip dan teknik supervisi pendidikan

a. Untuk mengamati keadaan anak, bisa dilakukan dengan observasi yang

dilakukan pada waktu tertentu (observation time sampling) maupun pada

keadaan yang dipandang luar biasa (casual observation).

b. Melalui percakapan (interview) untuk mendapat informasi yang

dibutuhkan, misalnya mencari tahu mengapa anak terlambat datang ke

kelas.

c. Melalui percakapan timbal balik (conference).

d. Melalui catatan tentang tingkha laku anak yang istimewa pada suatu saat

(anecdotal record).

e. Melalui pengamatan tingkha laku anak secara cermat (rating scale)

f. Melali catatan akademis dan non akademis (commulative record).

g. Melalui pengenalan anak-anak yang mengalami kelainan secara mendalam

(study case).

2. Bagaimana anak mengenal dirinya sendiri

a. Dalam autobiografi, anak menggambarkan kehidupannya.

b. Menstimulasi anak agar bereaksi terhadap apa yang diceritakan atau

diberikan orang lain.

c. Kemampuan dan daya cipta seorang anak menggambarkan pribadi anak

itu sendiri (art prduction).

3. Bagaimana anak mengenal temannya

a. Sosiometrik, adalah suatu alat yang digunaka supervisor untuk

mengumpulkan bahan-bahan evaluasi mengenai relasi-relasi sosial yang

terjalin di antara orang-orang disupervisi dalam suatu kelompok.

b. Teknik “guess who”, digunakan untuk mencari tahu seberapa kenal

seorang anak dengan temannya.

c. Social distance scale; untuk menemukan luasnya individu dan

subkelompok menerima orang lain dalam kelas dan sebaliknya diterima

oleh orang lain.

Page 39: Prinsip dan teknik supervisi pendidikan

J. Membantu guru-guru dalam membina moral dan kegembiraan kerja

Setiap supervisor pasti mengahdapi guru yang berbeda-beda sifat. Untuk

mengetahui lebiih jauh mengenaisifat-sifta guru, supervisor hendaknya

mengetahui juga persoalan-persoalan yang dihadapi guru tersebut, baik persoalan

pribadi maupun profesi.

1. Karena kesehatan jasmani dan rohani (physical and mental health)

Masalah kesehatan biasanya disebabkan karena gru menghadapi murid yang

bermacam-macam tingkah laku dan sikap yang mengganggu bathin guru.

2. Karena faktor ekonomi

Pendapat yang diperoleh dari mengajar tentu tidak cukup untuk membiayai

seluruh kehidupan. Guru ingin mencari pekerjaan tambahan untuk

meningkatkan pendapatannya. Namun pekerjaan sebagai guru bukanlah

pekerjaan yang bisa ditinggal, guru harus selalu ada di kelas.

3. Karena status sosial guru dalam masyarakat

K. Membantu guru-guru dalam membina kode etik jabatan guru dan peningkatan l’e

sprit de corp

Tujuan pendidikan adalah memaksimalkan perkembangan pengetahuan anak.

Guru berpegang teguh pada kode etik jabatan guru maka l’esprit de corps guru

akan tetap ditingkatkan dalam mengabdikan diri untuk generasi yang akan datang.

Sahertian, Piet dan Mataheru, Frans. 1985. Prinsip dan Teknik Supervisi

Pendidikan. Surabaya: Usana Offset Priting