Prinsip dan teknik supervisi pendidikan
Transcript of Prinsip dan teknik supervisi pendidikan
Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan
Dosen : Dr. Fathi Ismail, MM
Mata Kuliah : Administrasi Pendidikan
Disusun oleh:
Nama : Maya Syarie
NIM : 1111014000096
Pendidikan Bahasa Inggris
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta
2012 M / 1434 H
Daftar isi
Daftar isi .............................................................................................................................
Bab I Konsep Dasar Supervisi Pendidikan
A. Perlunya Supervisi ..................................................................................................
B. Pengertian Supervisi ...............................................................................................
C. Tujuan Supervisi .....................................................................................................
D. Fungsi Supervisi .....................................................................................................
E. Prinsip Supervisi .....................................................................................................
F. Peranan Supervisi dan Sikap Supervisor ................................................................
G. Sasaran Supervisi ....................................................................................................
Bab II Teknik-teknik Supervisi Pendidikan
A. Teknik yang Bersifat Individual
1. Perkunjungan ke Kelas (Classroom Visitation) ................................................
2. Observasi Kelas (Classroom Observation) .......................................................
3. Percakapan Pribadi (Individual Conference) ....................................................
4. Saling Mengunjungi Kelas (Intervisitation) .....................................................
5. Menilai Diri Sendiri (Self-Evaluation Check List) ...........................................
B. Teknik yang Bersifat Kelompok
1. Pertemuan orientasi bagi guru-guru baru .........................................................
2. Panitia penyelenggara ......................................................................................
3. Rapat guru ........................................................................................................
4. Studi kelompok antarguru ................................................................................
5. Diskusi sebagai proses kelompok ....................................................................
6. Tukar menukar pengalaman .............................................................................
7. Lokakarya ........................................................................................................
8. Diskusi panel ....................................................................................................
9. Seminar ............................................................................................................
10. Simposium .......................................................................................................
11. Demonstration teaching ...................................................................................
12. Perpustakaan jabatan ........................................................................................
13. Buletin supervisi ..............................................................................................
14. Membaca langsung ..........................................................................................
15. Mengikuti kursus .............................................................................................
16. Organisasi jabatan ............................................................................................
17. Curriculum laboratory .....................................................................................
18. Perjalanan sekolah untuk anggota staf .............................................................
Bab III Penerapan Teknik-teknik Supervisi Pendidikan
A. Membantu guru melihat dengan jelas proses belajar mengajar sebagai suatu
sistem ......................................................................................................................
B. Membantu guru melihat dengan jelas tujuan-tujuan pendidikan ............................
C. Membantu guru-guru dalam menyusun kegiatan-kegiatan belajar mengajar .........
D. Membantu guru-guru menerapkan metode-metode mengajar lebih baik ...............
E. Membantu guru-guru dalam menggunakan sumber-sumber pengalaman
belajar ......................................................................................................................
F. Membantu guru-guru dalam menciptakan alat-alat peraga dan penggunaannya....
G. Membantu guru-guru dalam menyusun program belajar mengajar ........................
H. Membantu guru-guru dalam hal menyusun test prestasi belajar ...........................
I. Membantu guru-guru belajar mengenal murid-murid ............................................
J. Membantu guru-guru dalam membina morl dan kegembiraan kerja .....................
K. Membantu guru-guru dalam membina kode etik jabatan guru dan peningkatan
l’e sprit de corp .......................................................................................................
Bab I
Konsep Dasar Supervisi Pendidikan
A. Perlunya Supervisi Pendidikan
Leeper menggambarkan latar belakang perlunya supervisi – dalam
bukunya Role of Supervisor and Curriculum Directors in a Climate of Change,
sebagai berikut:
1. Perubahan teknologi ruang angkasa harus diperhatikan sebagai salah satu
perubahan sosial.
2. Berkembang pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
3. Peningkatan urbanisasi menimbulkan masalah baru dalam pendidikan.
4. Hak-hak asasi manusia yang menuntut pemecahan masalah secara rasional.
5. Kesenjangan ekonomi antara masyarakat ekonomi atas dengan masyarakat
ekonomi kelas bawah.
Selain itu, kualitas tenaga pengajar yang semakin menurun serta peraturan
dan ketentuan negara dalam bidang pendidikan turut mengharuskan diadakannya
supervisi pendidikan.
Swearingen dalam Supervision of Instruction mengemukakan latar belakang
pentingnya supervisi pendidikan sebagai berikut:
1. Latar belakang kultural
Perbedaan kebudayaan mempengaruhi pola pikir murid dan guru dalam
kegiatan belajar mengajar. Unsur-unsur kebudayaan yang berbeda-beda
mempengaruhi lapangan gerak pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu
sekolah sebagai lembaga pendidikan berfungsi menyeleksi akulturasi
kebudayaan yang positif.
2. Latar belakang filosofis
Cara berpikir manusia meningkat sejalan dengan perkembangan zaman.
Manusia harus bertanggung jawab dalm memperbaiki dan mengembangkan
masa depannya. Hal ini membuktikan bahwa manusia memiliki kemampuan
untuk merencanakan segala hal untuk kebaikan di masa depan. Hal ini juga
mncerminkan bahwa supervisi diperlukan dalam penyusunan rencana-rencana
untuk mengatur dan mengkoordinir pendidikan dan pengajaran.
3. Latar belakang psikologis
Pengalaman merupakan guru terbaik dalam melakukan perbaikan untuk
masa depan. Kita dapat melakukan perbaikan-perbaikan dan mengetahui cara
pemecahan masalah berdasarkan apa yang sudah kita alami sebelumnya.
Keadaan murid dan guru secara emosional juga turut mempengaruhi kondisi
belajar-mengajar. Sehingga jika muncul masalah selama kegiatan belajar
mengajar, maka harus ada pemecahan dan perbaikan-perbaikan terhadap
masalah itu dan selanjutnya diupayakan menghindari masalah yang akan
timbul di kemudian hari.
4. Latar belakang sosial
Pengakuan martabat manusia dalam kehidupan sosial membawa
konsekuensi kepada setiap usaha agar selalu ada kerjasama dengan tidak
mengenyampingkan identitas tiap manusia. Cara kerja yang bersifat kooperatif
secara bertanggung jawab merupakan suatu cara kerja yang unik. Dalam situasi
demokratis, tugas seorang pemimpin atau pengawas adalah membantu,
mendorong, dan menstimulir tiap anggota kelompok untuk bekerjasama.
a. Mackenzie manyarankan fungsi kepemimpinan demokratis sebagai berikut:
1) Tiap sumbangan menuju kesatuan
2) Penuh pemikiran yang mantap
3) Membantu dalam mengembangkan keterampilan-keterampilan baru
4) Membantu melengkapi kepercayaan pada dir sendiri dan rasa aman
5) Membantu dalam menentukan batasan-batasan kebebasan (otonomi)
dan saling bertindak (interaksi)
b. Miel menyatakan fungsi pemimpin sebagai berikut:
1) Memperbaiki hubungan antara manusia dalam kelompok
2) Melengkapi kecakapan-kecakapan melalui garis tertentu
3) Membagi kepemimpinan untuk orang lain
4) Mengkoordinasi tiap saha orang lain
5. Latar belakang sosiologis
Perkembangan manusia tidak hanya berdasarkan apa yang dibawa sejak
lahir, tetapi juga bergantung pada lingkungan fisik, perkembangan pribadi
melalui kondisi-kondisi sosial. Eksistensi manusia dikembangkan melalui
belajar, interaksi anatara kepribadian dengan dengan kebudayaan, keluarga,
kelompok bermain, serta pengaruh sosial-ekonomi di lingkungannya. Perlunya
menyelidiki kondisi-kondisi masyarakat yang mempengaruhi perkembangan
anak secara langsung atau tidak sehingga guru dapat membantu sekolah dan
membina usaha-usaha didiknya adaalh salah satu fungsi kreatif dari supervise
pendidikan.
6. Latar belakang pertumbuhan jabatan
Adanya pertumbuhan jabatan mengharuskan adanya pengawasan yang
tepat dalam menyeleksi kelemahan-kelemahan guru. Membantu pertumbuhan
jabatan guru merupakan tugas terpenting seorang supervisor. Setiap guru
membutuhkan pengetahuan dalam menganalisa situasi belajar, pengetahuan
dasar mengenai penelitian-penelitian, dan pengetahuan dasar tentang tata cara
bekerjasama.
a. Rorer menyebutkan kewajiban seorang pejabat sebagai berikut:
1) Menguasai suatu bidang pengetahuan khusus dan pengetahuan khusus
tentang teknik-teknik bekerja dari kelompoknya.
2) Membutuhkan sejumlah latar belakang kehidupan tentang pendidikan
jabatan ditambah dengan pengetahuan khusus dan latihan-latihan
praktis.
3) Tetap membina perkembangan pengetahuan dan cara-cara di mana
anggotanya memperoleh informasi melalui belajar secara bertahap dan
berkelanjutan.
4) Mengerti tugas-tugas sosial dan potensi-potensi kemanusiaan.
5) Memelihara solidaritas terhadap minat, pendidikan dan tujuan di antara
anggota.
B. Pengertian Supervisi
P. Adams dan Frank G. Dickey menyatakan bahwa Supervisi adalah
program yang berencana untuk memperbaiki pengajaran. Supervisi pada
hakikatnya untuk memperbaiki hal belajar dan mengajar.
Good Carter, dalam Dictionary of Education, menyatakan bahwa supervisi
adalah usaha memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulir, menyeleksi
pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru dan merevisi tujuan-tujuan
pendidikan, bahan-bahan pengajaran dan metode mengajar dan evaluasi
pengajaran.
Berdasarkan pengertian supervisi pendidikan yang dikemukakan tokoh di
atas serta tokoh lain seperti Alexander, Saylor, Boardman, Mc Nerney, Burton,
dan Kimball Wiles; dapat disimpulkan bahwa supervisi pendidikan bertugas
melihat dengan jelas masalah-masalah yang timbul dan mempengaruhi situasi
belajar mengajar dan menstimulir guru ke arah perbaikan.
C. Tujuan Supervisi
Secara operasional, supervisi pendidikan bertujuan untuk membantu guru
dalam: menentukan tujuan pendidikan; membimbing murid-murid dalam belajar;
menggunakan metode-metode, alat-alat, dan sumber belajar yang tepat; serta
membantu guru menilai kemajuan murid-murid sebagai cerminan kesuksesan
guru dalam mengajar.
D. Fungsi Supervisi
Berikut ini dipaparkan fungsi supervisi dari beberapa ahli, antara lain:
1. Franseth Jane dan Fred E Ayer, fungsi supervisi pendidikan untuk memelihara
program pengajaran yang ada dengan baik sehingga ada perbaikan.
2. WH Burton, Leo J Bruckner, dan Kimball Wales, fungsi supervisi pendidikan
untuk menilai dan memperbaiki faktor-faktor yang mempengaruhi hal dan
situasi belajar mengajar.
3. TH Briggs, fungsi supervisi pendidikan untuk mengkoordinasi, menstimulasi,
dan mengarahkan pertumbuhan guru-guru.
4. Swearingen (19: 242), menjelaskan fungsi supervisi pendidikan sebagai
berikut.
a. Mengkoordinasi usaha-usaha sekolah seperti usaha-usaha guru dalam
mengajar, usaha-usaha sekolah dalam menyusun kebijakan dan program
sekolah, dan usaha-usaha pertumbuhan jabatan.
b. Melengkapi kepemimpinan sekolah; supervisi pendidikan berfungsi melatih
dan meningkatkan keterampilan guru-guru dalam kepemimpinan.
c. Memperluas pengalaman dengan bertukar pengalaman dan pikiran sesama
anggota staf sekolah.
d. Menstimulasi kreatifitas guru dan murid.
e. Memberikan fasilitas dan penilaian yang bertahap dan berkelanjutan.
f. Menganalisa situasi belajar.
g. Memberi pengetahuan dan keterampilan pada setiap anggota staf.
h. Mengintegrasikan tujuan dan pembentukan kemampuan.
E. Prinsip Supervisi
Para supervisor pendidikan harus memegang teguh prinsip supervisi
pendidikan sebagai berikut.
1. Ilmiah (scientific); yang mencakup unsur-unsur sistematis (teratur, berencana,
dan kontinyu), objektif (berdasarkan kenyataan), dan menggunakan instrumen.
2. Demokratis; menghargai pendapat orang lain dalam musyawarah.
3. Kooperatif; saling bekerja sama sesama anggota.
4. Konstruktif dan kreatif; mengembangkan potensi dan meningkatkan kreatifitas
guru dan murid.
F. Peranan Supervisi dan Sikap Supervisor
Supervisor bertanggung jawab dalam menilai dan mengembangkan potensi
kreatifitas guru. Briggs mengemukakan empat jenis supervisi berdasarkan sikap
kerja seorang supervisor, yaitu:
1. Supervisi yang bersifat korektif (corrective supervision); setiap kesalahan dan
kekurangan ditempatkan dan diselesaikan dengan baik sesuai dengan rencana
supervisi.
2. Supervisi yang bersifat preventif (preventive supervision); supervisor
mencegah timbulnya masalah-masalah yang akan datang dan mengurangi
dampak yang akan terjadi.
3. Supervisi yang bersifat konstruktif (constructive supervision); supervisor
berusaha mengurangi dan menghindari kesalahan-kesalahan agar dapat
meningkatkan kualitas belajar mengajar yang lebih baik.
4. Supervisi yang bersifat kreatif (creative supervision); supervisor memberi
kebebasan kepada guru-guru untuk mengembangkan kreatifitasnya.
G. Sasaran Supervisi
Supervisi ditujukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas
interaksi guru-murid dalam mencapai tujuan kegiatan belajar-mengajar.
Bab II
Teknik-teknik Supervisi Pendidikan
Konsep supervisi pendidikan yang dibahas pada bab sebelumnya akan
terelisasi dengan baik jika para anggota supervisi mengetahui teknik-teknik dalam
melaksanakannya. Berikut ini akan dipaparkan teknik-teknik supervisi pendidikan.
A. Teknik yang berifat individual
1. Perkunjungan ke kelas (Classroom Visitation)
Pembina atau kepala sekolah mengunjungi kelas untuk meninjau suasana
belajar dimana seorang guru sedang mengajar di kelas itu.
a. Kunjungan kelas bertujuan untuk mengetahui sifat dan kualitas belajar
murid serta kualitas guru dalam mengajar dan membimbing muridnya.
b. Fungsi kunjungan kelas sebagai alat mengukur dan meningkatkan kualitas
cara belajar dan menagajar, dan meningkatkan profesionalitas guru dan
supervisor itu sendiri.
c. Jenis-jenis perkunjungan kelas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Perkunjungan tanpa diberitahukan sebelumnya (unannounced visitation)
Kunjungan ini dilakukan secara tiba-tiba ketika guru sedang mengajar.
Kelebihan dari sistem ini adalah; pengawas dapat mengetahui keadaan
kelas yang sebenarnya, dan agar guru terbiasa mempersiapkan diri dalam
mengajar. Kekurangan dari sistem ini adalah: kunjungan tiba-tiba
membuat guru merasa bingung dan mengakibatkan timbunya hubungan
tidak baik antara guru dan pengawas.
2) Perkunjungan dengan memberitahukan (announced visitation)
Kunjungan ini dilakukan sesuai dengan jadwal yang sudah diketahui oleh
pihak sekolah (guru). Sisi positif dari kunjungan ini adalah; pembagian
jadwal yang merata dapat meningkatkan efesiensi kerja dalam proses
belajar mengajar. Sedangkan sisi negatifnya adalah keterbatasan waktu
mengurangi kesempatan bagi guru yang membutuhkan pengawasan.
3) Perkunjungan atas dasar undangan guru (visits upon invitation)
Dalam hal ini guru berinisiatif mengundang pengawas untuk mengawas
dan menilai cara mengajarnya. Sisi positif dari kunjungan ini
memungkinkan masing masing guru dan pengawas akan mendapatkan
pengalaman mengajar yang baru serta menciptakan hubungan baik antara
pengawas dan guru. Namun sisi negatif dari sistem ini adalah
kemungkinan besar guru memanipulasi tingkah laku dan keadaan sebaik
mungkin, sehingga pengawas tidak mengetahui suasana yang
sesungguhnya.
d. Dalam melakukan kunjungan kelas, harus ada persiapan dan perencanaan
yang matang. Pengawas harus mempersiapkan mental dan alat perlengkapan
penilaian. Selain itu pengawas harus mengetahui keadaan guru, baik
kepribadian, pengetahuan, dan status sosialnya; mengetahui lingkungan
anak dan sekolah yang mempengaruhi situasi belajar-mengajar; informasi
tentang masalah yang dihadapi guru; dan mengetahui cara-cara
menggunakan peralatan atau fasilitas belajar.
e. Secara umum supervisor harus menganalisa tugas dan jabatan guru yang
diawasinya, menentukan kondisi belajar-mengajar yang diinginkan, dan
merumuskan tujuan dari kunjungan kelas yang akan dilakukan.
2. Observasi kelas (Classroom Observation)
Observasi kelas sama seperti kunjungan kelas, pengawas meneliti suasana
kelas selama pelajaran berlangsung.
a. Jenis observasi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: observasi langsung /
directed observation (supervisor mengawasi guru dalam ruang yang sama)
dan observasi tidak langsung / indirect observation (supervisor dibatasi
oleh ruang kaca).
b. Observasi bertujuan untuk merubah cara-cara mengajar agar lebih baik dan
menimbulkan pengaruh positif terhadap kemajuan belajar murid.
c. Hal-hal yang diobservasi antara lain: usaha serta kegiatan guru dan murid
dalam menggunakan fasilitas belajar dan memperoleh pengalaman belajar,
serta lingkungan sosial dan faktor-faktor penunjang lainnya.
d. Untuk melakukan observasi, pengawas harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
1) menciptakan situasi pengawasan yang wajar;
2) mengatahui hal apa saja yang harus dicatat;
3) mengatasi kelemahan guru dengan mencari jalan untuk
memperbaikinya; dan
4) memperhatikan reaksi atau perhatian murid terhadap proses belajar.
e. Kriteria yang digunakan dalam observasi adalah bersifat objektif dan tepat
sasaran. Data yang dicatat sesuai dengan data yang diperoleh dan dilihat,
tidak ada penilaian subjektif dari supervisor itu sendiri.
f. Alat observasi
Alat yang digunakan dalam observasi pada umumnya berbentuk check list.
Check list adalah suatu alat untuk mengumpulkan data dalam melengkapi
keterangan-keterangan yang lebih objektif terhadap situasi belajar dan
mengajar di kelas.
1) Macam-macam check-list
a) Evaluative check-list; adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan-
pertanyaan yang disusun cara berkelompok dan merupakan standard
beserta skala penilaiannya. Misalnya pertanyaan tentang keaktifan
antara guru dan murid, perhatian murid terhadap penjelasan guru
dalam mengajar.
b) Activity check-list; adalah suatu daftar pertanyaan yang berisi
pertanyaan khusus tentang kegiatan.
2) Tujuan penggunaan check list
a) Untuk melihat sampai berapa jauh aktifitas guru maupun murid
dalam proses belajar-mengajar.
b) Untuk melihat pada bagian-bagian manakah aktifitas guru dan
murid.
3) Cara menyusun check list
Factual record, suatu catatan yang didasarkan pada kenyataan yang ada.
Catatan-catatan itu hanya melengkapi sebagian dari apa yang telah
dilakukan dalam observasi.
a) Attention chart; suatu daftar yang berbentuk gambar atau kode-kode
untuk mencatat status murid yang memberikan perhatiannya
terhadap cara guru mengajar.
b) Participation chart; suatu daftar yang digunakan unuk mencatat
partisipasi murid-murid di kelas.
3. Percakapan pribadi (Individual Converence)
Adam dan Dickey menyatakan teknik percakapan pribadi dilakukan
antara guru dan supervisor dalam upaya memecahkan masalah-masalah yang
dihadapi guru seperti konsultasi dalam menentukan metode belajar yang baik
dan penggunaan alat-alat pembelajaran.
a. Tujuan percakapan pribadi
Percakapan pribadi dapat membantu guru dalam memecahkan masalah-
masalah yang dihadapi, memperbaiki kelemahan yang dialami guru, serta
mengembangkan potensi guru dalam mengajar.
b. Jenis-jenis percakapan pribadi
1) Jenis-jenis percakapan pribadi menurut George Kyte
a) Percakapan pribadi setelah kunjungan kelas (formal)
Percakapan pribadi dilakukan dalam rangka membahas hasil dari
observasi sebelumnya yang dilakukan di kelas.
b) Percakapan pribadi melalui percakapan biasa (informal)
Percakapan pribadi dilakukan dalam rangka menanyakan hal-hal
yang berkaitan dengan pengajaran dan memecahan masalah yang
dihadapi.
2) Jenis-jenis percakapan pribadi menurut Mildred E Swearingen
a) Classroom conference; percakapan dilakukan di kelas tanpa
kehadiran murid.
b) Office conference; percakapan dilakukan di ruang guru atau kepala
sekolah yang terdapat alat-alat penunjang pembelajaran. Percakapan
ini dilakukan untuk berkonsultasi mengenai penggunaan alat-alat
tersebut.
c) Casual conference; percakapan ini dilakukan dengan percakapan
biasa (informal). Biasanya percakapan ini membuat guru lebih
leluasa dalam menanyakan berbagai hal mengenai pengajaran
kepada supervisor.
d) Observational visitation
Pengawas menilai dan mencatat hasil observasi yang dilakukan di
kelas ketika guru sedang mengajar dan kemudian membicarakan hasil
observasi tersebut bersama guru yang bersangkutan.
c. Persiapan percakapan pribadi dalam rangka observasi
Supervisi akan berjalan dengan baik jika sesuai dengan rencana dan
persiapan yang matang. Seorang supervisor harus kritis, sabar, memiliki
sikap penolong, dan lebih banyak mendengarkan, serta menguasai konsep
dan metode-metode pengajaran. Selain itu, supervisor harus mempersiapkan
waktu dan tempat yang nyaman untuk mengadakan percakapan,
mempersiakan catatan-catatan observasi, mengadakan interview, kemudian
menganalisa hasil observasi.
d. Pelaksanaan percakapan pribadi
Kyte mengemukakan tiga unsur dalam menganalisa pengajaran.
1) Hal-hal yang menonjol dalam pelajaran (Strong points of the lesson)
Supervisor membangun dan mengemukakan sisi positif dari guru.
Supervisor mengemukakan segala apa yang dilaksanakan guru dengan
baik.
2) Kekurangan-kekurangan dari pelajaran (Weak points of the lesson)
Supervisor sebaiknya memperbaiki kekurangan atau kelemahan guru.
Supervisor harus kreatif dalam menemukan pemecahan masalah yang
dihadapi oleh guru.
3) Hal-hal yang masih meragukan (Doubtful points not clearly understood)
Supervisor sebaknya menghilangkan perasaan ragu dalam memberi
masukan kepada guru yang diawasinya.
4. Saling mengunjungi kelas (Intervisitation)
Guru-guru dapat saling mengunjungi agar lebih leluasa untuk
memperoleh pengalaman baru dari rekannya. Kegiatan saling mengunjungi
sesama guru dapat dilakukan dengan guru satu sekolah maupun dengan guru di
sekolah lain. Biasanya supervisor menyarankan guru untuk bertukar pikiran
dengan guru lain yang ilmu dan pengalaman mengajarnya lebih luas serta
memiliki keahlian dan keterampilan yang cukup dalam menggunakan teknik-
teknik mengajar.
5. Menilai diri sendiri (Self-evaluation Check List)
Untuk menilai diri sendiri, dibutuhkan daftar pandangan/pendapat yang
disampaikan kepada murid-murid untuk menilai pekerjaan atau suatu aktifitas.
Selanjutnya guru menganalisa tes-tes terhadap unit kerjanya sendiri. Selain itu
guru harus mencatat aktifitas murid-murid dalam suatu catatan baik yang
dilakukan secara perorangan maupun secara kelompok.
B. Teknik-teknik yang Bersifat Kelompok
Teknik ini dilaksanakan supervisor bersama sejumlah guru dalam satu kelompok.
1. Pertemuan orientasi bagi guru-guru baru (orientation meeting for new teacher)
Pertemuan ini diperuntukkan guru baru maupun guru lama. Hal-hal yang
disajikan dalam pertemuan orientasi ini meliputi:
a. sistem kerja sekolah;
b. proses dan mekanisme administrasi dan organisasi sekolah;
c. kunjungan ke tempat-tempat tertentu seperti pusat-pusat industriatau objek-
objek sumber belajar; dan
d. diskusi kelompok atau loka karya sebagai tindak lanjut dari orientasi.
Barton juga menambahkan bahwa orientasi dilaksanakan untuk merencanakan
program pendidikan di sekolah.
2. Panitia penyelenggara
Panitia penyeleggara adalah orang-orang yang ditunjuk karena lebih banyak
pengalamnnya. Mereka lebih mengetahui bagaimana cara bekerja sama dengan
orang lain.
3. Rapat guru
Rapat guru sebagai salah satu teknik supervisi untuk memperbaiki situasi
dalam belajar mengajar.
a. Macam-macam rapat guru
1) Berdasarkan tingkatannya, rapat guru dibedakan menjadi lima
tingkatan.
a) Staff meeting, yaitu rapat sekolah yang dihadiri oleh seluruh atau
sebagian guru di sekolah tersebut.
b) Rapat guru-guru bersama dengan ornag tua murid atau wakilnya.
c) Rapat gur se-kota, se-wilayah, se-rayon, dari sekolah yang sejenis
dan setingkat.
d) Rapat guru-guru dari beberapa sekolah yang bertetangga.
e) Rapat kepela-kepala sekolah.
2) Rapat guru berdasarkan waktunya
a) Rapat permulaan dan akhir tahun
b) Rapat periodik
c) Rapat-rapat yang bersifat insidental
3) Rapat guru berdasarkan bentuknya
a) Individual conference
b) Diskusi
c) Seminar dan simposium
d) Up-grading selama satu atau beberapa hari/seminggu
e) Workshop
Hal penting yang juga harus diperhatikan adalah waktu dan tempat pelaksanaan
rapat. Tempat rapat harus nyaman, aman, ventilasi yang cukup, dan sesuai
dengan jumlah peserta rapat.
b. Perencanaan / persiapan rapat guru
Rapat dan alat-alat bantu harus dipersiapkan secara matang agar rapat
berjalan lancar.
c. Perancang perencanaan
1) Kepala sekolah atau supervisor.
2) Kepala sekolah supervisor dan beberapa orang guru.
3) Suatu panitia perancang rapat yang dibentuk oleh dan dari guru-guru.
d. Hal yang harus diperhatikan dalam perancanaan rapat
1) Rapat harus mempunyai tujuan yang jelas dan konkrit.
2) Masalah yang dibahas dalam rapat adalah masalah yang timbul dari
anggota dan sesuai dengan kebutuhan.
3) Masalah-masalah pribadi juga patut mendapat perhatian.
4) Pengalaman-pengalaman baru yang diperoleh guru dalam rapat
hendaknya dijadikan sebagai alat untuk meningkatkan kecakapan
pribadi.
5) Menetukan waktu dan tempat yang tepat dan sesuai.
e. Masalah pokok yang perlu direncanakan
1) Penetapan problema atau masalah yang akan menjadi inti rapat.
2) Menetapkan alat-aat atau perlengkapan apa saja yang akan dibuutuhkan
dalam rapat.
3) Menentukan waktu dan tempat yang tepat.
4) Memperhitungkan jumlah peserta rapat.
5) Menetapkan pimpinan rapat dan notulis
6) Menetapkan pembagian tugas serta pembiayaan.
f. Pelaksanaan rapat/pertemuan
Seorang supervisor atau kepala sekolah harus mengusahakan hal-hal sebagai
berikut:
1) Menciptakan satu situasi yang baik dengan sikap ramah tamah,
memperhatikan pendapat-pendapat dan saran-saran peserta.
2) Menguasai ruang lingkup diskusi dan menghadapkan problema-
problema unuk dipecahkan bersama di bawah bimbingan dan
pengarahan pemimpin.
3) Memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengemukakan
pendapatnya.
4) Mencari titik persamaan dan menetralisir perbedaan pendapat yang
menonjol menuju kesepakatan pendapat.
5) Menyimpulkan hasil pembicaraan dan mengambil keputusan bersama.
g. Narasumber
Narasumber adalah orang yang memberikan informasi dan penjelasan
tentang masalah yang dirapatkan serta membantu memecahkan masalah.
h. Notulis atau sekretaris rapat
Notulis bertugas mencatat segala pernyataan dan pendapat yang
disampaikan dalam rapat, serta mebacakan dan menyimpulkan apa saja
yang dicatat.
i. Evaluasi rapat guru-guru
Evauasi dilakkukan untuk menentukan apakah tujuan rapat sudah terpenuhi,
dan untuk menemukan fakta-fakta positif dan negatif tentang jalannya
proses dan keputusan-keputusan dalam rapat.
j. Pelaksana evaluasi
1) Kepala sekolah/supervisor atau pimpinan/ panitia rapat.
2) Anggota peserta dengan menjawab check-list, menulis kesan-kesan,
pendapat-pendapat, saran-saran mereka tentang segala sesuatu mengenai
rapat.
k. Implikasi hasil rapat guru-guru
Hasil dari rapat tentunya akan membantu guru dalam memperbaiki sistem
pengajaran maupun dalam pertumbuhan jabatan.
l. Tujuan supervisi menurut Thomas H Briggs dalam Improving Instruction
1) Mengintegrasikan anggota staf dan mengkoordinasi pekerjaan mereka.
2) Menjamin agar guru menyadari dan memahami masalah dan tantangan
dari sekolah.
3) Memecahkan soal-soal yang berhubungan dengan pendidikan dan
memupuk implikasi alterntaif yang dipilih.
4) Memajukan kemampuan dan antusiasme.
5) Memperoleh pengertian tentang gagasan-gagasan baru dan
merencanakan untuk menggunakan mana yang sudah terbukti
kebaikannya.
6) Menyiapkan, membina, dan menyatukan murid-murid dan masyarakat
sehubungan dengan program dan kebijakan sekolah.
m. Tujuan-tujuan penyelenggaraan rapat guru
1) Menyatukan pandagan-pandangan guru tentang konsep umum, makna
pendidikan dan fungsi sekolah daam pencapaian tujuan dari pendidikan
itu di mana mereka bertanggung jawab bersama.
2) Mendorong guru unutk menerima dan melaksanakan tugasnya dengan
baik dan mendorong pertumbuhan mereka.
3) Menyatukan pendapat tentang metode kerja yang akan membawa
mereka bersama ke arah pencapaian tujuan pengajaran yang maksimal di
sekolah tersebut.
4. Studi kelompok antarguru
Studi ini dilakukan oleh guru-guru yang mengajar mata pelajaran yang sama.
Mereka bersama-sama memecahkan masalah yang mungkin dan sudah terjadi
dalam pengajaran mata pelajaran itu. Pokok bahasan ditentukan dan diperinci
dalam garis-garis besar atau dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan pokok yang
telah disusun teratur.
5. Diskusi sebagai proses kelompok
a. Diskusi
Diskusi adalah pertukaran pendapat tentang sesuatu masalah untuk
dipecahkan bersama. Seorang supervisor harus memiliki kemampuan
menggerakkan kelompok, membuat pertemuan berhasil dan
mengkoordinasiakan pekerjaan-pekerjaan kelompok.
b. Pembatasan dan ciri kelompok
Pembatasan kelompok dilakukan berdasarkan kesamaan kepentingan. Ciri-
ciri kelompok yang baik antara lain: (1) tiap anggota merasa turut
berpartisipasi; (2) adanya interaksi antaranggota; dan (3) adanya control
daripada anggota.
c. Kepemimpinan dalam kelompok
Berikut ini empat jenis kepemimpinan menurut Leland P. Bradfort dan
Ronald Lippit dalam bukunya Building a Democratie Work Group.
1) The Hardboiled Autocrat
Pemimpin memberikan perintah, mengadakan pemeriksaan yang ketat,
tegas pada disiplin yang kaku, sadar akan kekuasaannya. Anggota-
anggota kelompok enggan menerima tanggung jawab. Anggota tipe ini
cendrung tidak mau bekerja jika tidak ada pemimpin, mereka bekerja
hanya untuk mencari pujian.
2) The Benevolent Autocrat
Pemimpin tipe ini merasa perlu membuat anggota-anggota senang
padanya, suka dipuji, dan ingin menjadikan dirinya menjadi sumber
semua pertimbangan. Sedangkan anggota-anggota tidak berinisiatif,
tunduk dan tidak mau menerima tanggung jawab.
3) Laissez Faire
Pemimpin cenderung memberi kebebasan, memberi tanggung jawab
terlalu banyak kepada anggota, tidak menentukan tujuan, tidak membuat
keputusan dan tidak membantu kelompok membuat putusan. Sedangkan
anggota-anggota tidak memiliki tujuan, tidak ada sesuatu yang ingin
dicapai. Mereka menganggap masa depannya suram karena frustasi,
penuh kegagalan dan rasa tidak aman.
4) Democratie
Supervisor yang demokratis selalu berusaha bersama membuat rencana
kerja. Ia ingin agar setiap anggota mengerti akan pekerjaannya dan
senang akan hasilnya. Sedangkan anggota merasa ikut serta dalam
kelompok ini. Kerjasama dengan jelas dan anggota menjadi anggota yang
bertanggung jawab.
d. Peranan anggota dalam kelompok menurut DM Hall
1) Inisiator; orang yang mengemukakan ide-ide dalam memecahkan
masalah. Ia mengetahui nilai-nilai konsepsionil kelompok dan
bagaimana memberi saran secara objektif.
2) Orientor; orang yang membantu menetapkan dan mengarahkan
kelompok untuk mencapai tujuan.
3) Fasilitator atau promotor; orang yang berusaha menjaga hubungan yang
bebas antara anggota, menentukan kemampuan anggota kelompok dan
kemungkinan sumbangan mereka.
4) Encourager, simulator; orang yang mengajak ikut serta membenarkan,
mengatur peranan yang dimainkan orang lain.
5) Harmonicer; orang yang menggabungkan perbedaan pendapat atau
usaha mengurangi ketegangan.
6) Summarizer atau synthesizer; orang yang menentukan apakah mereka
pada permasalahan yang tepat.
7) Fact seeker atau information hound; orang yang memberi data informasi
atau contoh-contoh dari suatu pengertian atau prinsip, untuk
menjelaskan suatu masalah.
8) Compromizor; oarangyang berusaah mencairkan suatu perhitungan
dalam kelompok.
9) Fact giver, fact man, resource person, consultant; orang yang ahli dalam
bidang tertentu dia memberikan fakta, contoh pengalaman atau
mengutip pendapat seorang ahli.
10) Expeditor, datailman, arranger; orang yang menyediakan fasilitas untuk
pertemuan dan snack-snack.
11) Spokesman; orang yang berbicaa untuk kelompok dalam memajukan
kelompok dan mempertahankan mereka dari serangan yang datang dari
luar.
12) Recorder (secretary); orang yang mencatat tujuan, problema, issue, ide,
fakta-fakta, dan keputusan yang telah dibuat oleh kelompok.
13) Evaluator; orang yang membuat perbandingan antara kenyataan dan
kegiatan, menetapkan kemajuan yag dicapa kelompok.
14) Observer atau analyzer; orang yang menganalisa dan melaporkan
kepada kelompoknya tentang hasil yang dicapai.
15) Status role; orang yang terkenal dan dihormati karena sikapnya yang
diterima oleh orang lain.
e. Peranan kepemimpinan kelompok
Pemimpin yang cakap memberi kesempatan kepada tiap anggota dengan
menempatkan mereka pada peranan yang dimilikinya. Kelompok yang
efektif bila ada pemimpin yang cakap untuk melaksanakan fungsinya.
f. Macam-macam peranan pemimpin
1) Sebagai leader atau chairman
Pemimpin membantu kelompok mengenal untuk menetapkan peraturan-
peratuan dasar, menyetujui langkah-langkah dalam pemecahan suatu
masalah, mengakui perbedaan individu, dan memberikan kesempatan
kepada para anggota untuk menyampaikan pendapatnya.
2) Sebagai recorder (pencatat)
Pemimpin menyimpan catatan dan singkatan tentang kegiatan yang telah
dilakukan, melaporkan kegiatan pada anggota, dan mengklasifikasikan
pendapat atau argumentasi menurut kepentingannya.
3) Sebagai observer atau analyser (pengamat dan penguraian)
Mencatat peranan yang dimainkan oleh anggota-anggotadalam
menetapkan hasil tiap peranan dalam kelompok.
4) Sebagai narasumber (resource person)
5) Sebagai evaluator
Ia mengetahui bagaimana menggunakan evaluasi, mengumpulkan data,
menunjukkan kematangan kelompok itu.
g. Fungsi kepemimpinan yang baik
1) Melihat bahwa anggota-anggota senang dengan keadaan tepat yang
disediakan.
2) Melihat bahwa masalah yang dibahas dapat dimengerti oleh semua
orang
3) Mengakui peranan tiap anggota yang dipimpinnya.
4) Melihat bahwa kelompok itu merasa diperlakukan atau diikutsertakan
untuk hasil bersama.
h. Prinsip-prinsip untuk mensukseskan pekerjaan
1) Kepemimpinan yang baik dan praktis akan membantu ke arah
perkembangan kemampuan dasar yang dimiliki tiap anggota kelompok.
2) Kerjasama dengan kelompok tidak akan mengurangi kepemimpinan
supervisor.
3) Supervisor memiliki tanggung jawab untuk menerangkan kepada
anggota-anggotanya bahwa tidak seorangpun atau kelompok manapun
yang menunjukkan dominasi dalam bicara terhadap semua kelompok.
4) Mengembangkan kepemimpinan yang baik dalam kelompok itu akan
memerlukan perhatian yang terus menerus.
6. Tukar menukar pengalaman (sharing of experience)
a. Langkah-langkah sharing
1) Tentukan tujuan yang akan dicapai;
2) Tentuk pokok masalah yang akan dibahas dalam bentu problema;
3) Beri kesempatan pada setiap peserta untuk mengemukakan pendapat;
dan
4) Rumuskan kesimpulan sementara dan buka problema baru.
7. Lokakarya
a. Pengantar
1) Workshop pendidikan adalah suatu kgiatan belajar kelompok yang
terdiri dari petugas-petugas pendidikan yang memecahkan masalah
yang dihadapi melalui percakapan dan bekerja secara kelompok
maupun bersifat perseorangan.
2) Workshop berarti suatu tempat kerja dengan menggunakan berbagai
alat untuk menghasilkan sesuatu.
3) Workshop adalah suatu situasi yang di dalamnya orng bekerja dan
belajar bersama; suatu situasi orang belajar dengan ornag lain atas
tanggung jawab bersama.
b. Ciri-ciri workshop
1) Masalah yang dibahas bersifat life centered dan muncul dari peserta
sendiri.
2) Musyawarah kelompok diadakan menurut kebutuhan.
3) Cara yang digunakan adalah metode pemecahan masalah “musyawaah
dan penyelidikan”.
c. Jenis-jenis workshop
1) Berdasarkan lembaga/ organisasi
a) Faculty workshop
b) Institute workshop
c) Graduate workshop
2) Berdasarkan waktu
a) Pre-school workshop
b) Summer workshop (workshop yang dilaksanakan waktu liburan)
3) Berdasarkan sifat
a) Conference workshop
b) Training workshop
d. Prosedur pelaksanaan
1) Merumuskan tujuan workshop (output yang akan dicapai)
2) Merumuskan pokok-pokok masalah yang akan dibahas secara terperinci
3) Menentukan prosedur pemecahan masalah
a) Merumuskan masalah yang akan dibahas
b) Tujuan pembahasan
c) Metode pembahasan
Membaca buku
Mendengar pengarahan / prasaran
Mengerjakan tugas-tugas
Mendiskusikan
Merumuskan kesimpulan
d) Menentukan alat dan bahan perlengkapan yang dipakai selama
workshop
e) Merumuskan kesulitan-kesullitan yang dihadapi
f) Merumuskan kesimpulan dan saran-saran
8. Diskusi panel
a. Pengertian
Diskusi panel atau diskusi forum atau diskusi meja bundar adalah bentuk
disksi yang dipentaskan dihadapan sejumlah partisipan atau pendengar.
b. Tujuan
Diskusi panel bertujuan untuk menjajaki suatu masalah secara terbuka agar
dapat memperoleh lebih banyak pengetahuan dan pengertian tentang
masalah tersebut dari berbagai sudut pandang. Diskusi ini juga untuk
menstimulir para pendengar dan partisipan agar mengarahkan perhatiannya
terhadap masalah yang dibahas.
c. Pemeran dalam panel
1) Moderator; orang yang bertugas mengantarkan problema yang akan
didiskusikan, menetralisir situasi bila terjadi ketegangan, dan mengatur
kontunuitas pemikiran dan pembicaraan berlangsung secara teratur.
2) Panelist; orang yang memiliki kemampuan berpikir dan memberi
tanggapan secrara tepat dan aktif berpartisipasi dalam diskusi.
3) Expert; orang yang ahli dalam bidang tertentu dan bersedia memberi
penjelasan untuk memecahkan masalah yang didiskusikan.
4) Participant; orang yang mengikuti diskusi dan diberi kesempatan untuk
menyatakan pendapat dalam diskusi maupun setelah diskusi berakhir.
d. Prosedur panel
1) Moderator mengantarkan problema secara umum.
2) Moderator menimbulkan problema secara bertahap.
3) Secara spontan para panelist mulai berdiskusi.
4) Moderator mengarahkan setiap problema agar tetap dalam ruang
lingkkup pembahasan.
5) Setiap problema yang sudah dibahas dirumuskan kembali dalam bentuk
kesimpulan sementara.
6) Moderator mengajukan problema baru dan kembali membuat
kesimpulan sementara.
7) Kemudian moderator merumuskan pokok-pokok diskusi yang akan
dibahas bersama.
9. Seminar
a. Pengertian
1) Seminar disebut sebagai tempat belajar, perguruan tinggi, atau
universitas.
2) Seminar sebagai suatu bntuk belajar mengajar berkelompok di mana
sejumlah kecil orang mengadakan pendalaman atau penyelidikan
terhadap berbagai masalah dengan dibimbing secara cermat oleh
beberapa orang yang pembimbing.
b. Tujuan
Seminar bertujuan untuk mengadakan intensifikasi, integrasi, serta aplikasi
pengetahuan, pengertian dan keterampian para anggota kelompok dalam
satu latihan intensif.
c. Pelaksanaan
Seminar dilaksanakan dalam bentuk belajar-mengajar oleh 10-15 orang,
dan problema yang diseminarkan harus dirumuskan dalam pertemuan
kelompok.
d. Beberapa topik untuk diseminrkan
1) Cara mengatasi masalah disiplin sebagai aspekdari mral sekolah.
2) Cara mengatasi anak-aak yang selalu menunukkan tingkah laku yang
menyimpang.
3) Cara menganalisa kesulitan-kesulitan belajar guru-guru.
4) Cara menolong murid-murid yang memiliki minat yang berbeda.
10. Simposium
a. Pengertian
Simposium adalah suatu pertemuan untuk meninjau aspek-aspek suatu
pokok masalah, atau untuk mengumpulkan beberapa sudut pandang tentang
suatu masalah dimana masing-masing penulis atau pembicara menemukan
pendapatnya secara relatif teratur.
b. Tujuan
Simposium bertujuan untuk mengorganisasikan pengertian dan
pengetahuan tentang aspek-aspek suatu pokok masalah, atau untuk
mengumpulkan dan membandingkan beberapa sudut pandang yang
berbeda.
c. Pelaksana
Pelaku simposium antara lain orang yang dianggap ahli dalam mewakili
sudut pandang yang sesauai dengan tujuan simposium.
11. Demonstration teaching
Supervisor memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk melihat metode-
metode mengajar yang baru atau berbeda. Kekurangan dari demonstrasi
mengajar adalah membutuhkan waktu yang lama.
12. Perpustakaan jabatan
Guru sebaiknya memperkaya ilmu pengetahuannya dengan memperbanyak
perpustakaan jabatan (mempernbanyak membaca buku-buku), agar mampu
menjelaskan berbagai informasi mengenai suatu hal dalam materi
pembelajaran.
13. Buletin supervisi
a. Pengertian
Buletin supervisi merupakan salah sat u alat komunikasi dalm bentuk lisan
yang dikeluarkan oleh staf supervisor yang digunakan sebagai alat untuk
membantu guru dalam memperbaiki situasi belajar-mengajar.
b. Jenis-jenis supervisi bulletin menurut George C Kyte dalam How to
Supervise
1) Bulletin bagi instruksi-instruksi yang umum (berisi informasi mengenai
metode-metode mengajar dan sumber-sumber referensi yang digunakan
dalam mengajar).
2) Bulletin khusus untuk guru-guru sebagai kesiapan dalam mengikuti
suatu rapat (guru diberi kesempatan untuk mempersiapkan raat sesuai
dengan kemampuan mereka).
3) Buletin yang berisi tidak lanjut suatu keputusan rapat.
c. Bentuk dan waktu penerbitannya
Bentuk buletin biasanya berupa lembaran-lembaran atau majalah. Waktu
penerbitan biasanya setiap periode tertentu.
14. Membaca langsung (Directed reading)
Supervisor memberikan tugas kepada guru untuk membaca berbagai literatur
dan kemudian membuat laporan mengenai apa yang sudah dibaca, dengan ini
guru akan dapat memperkaya pengetahuannya.
15. Mengikuti kursus
Supervisi menyarankan guru untuk mengikuti kursus untuk mengambangkan
kemampuannya dalam mengajar.
16. Organisasi jabatan (professional organization)
Organisasi yang didirikan oleh orang-orang yang memiliki profesi sama akan
memudahkan anggotanya untuk bertukar pikiran dan pengalaman.
17. Curriculum laboratory
Tempat yang dijadikan pusat kegiatan dimana guru-guru memperoleh sumber-
sumber materi untuk menambah pengalaman mereka dalam rangka in-service
education. Curriculum laboratory berfungsi sebagai tempat mengadakan
penelitian, percobaan, dan tempat bekerja sambil belajar untuk memecahkan
permasalahan yang ada dalam kegiatan belajar-mengajar.
18. Perjalanan sekolah untuk anggota staf (field trip)
a. Hakikat field trip atau perjalanan sekolah
Pada dasrnya field trip merupakan sarana belajar menyenangkan dan juga
mengandung pelajaran.
b. Macam-macam field trip menurut Lester B. Sands dalam Audio Visual
Procedure Teaching
1) Ekskursi (excursion); perjalanan sekolah yang dilakukan dengan tujuan
mempelajari sesuatu secara menyeluruh.
2) Study trip; perjalanan yang khusus mempelajari suatu hal yang tertentu.
3) Tour; perjalanan sekolah yang dilakukan dengan tujuan mempelajari
sesuatu secara menyeluruh yang biasanya memakan waktu beberapa
hari.
c. Nilai-nilai Field trip
1) Memberi pengalaman langsung.
2) Membangkitkan minat baru atau memperkuat minat yang teah ada.
3) Memberi motivasi kepada guru-guru unu menyelidiki sebab-sebab
tertentu.
4) Memberi pengertian yang lebih luas tentang kehidupan dalam
masyarakat.
5) Mengembangkan hubungan sosial dengan masyarakat.
6) Sebagai penyegaran dalam pembinaan profesi.
d. Merencanakan field trip
Supervisor harus mempersiapkan atau merencanakan field trip dengan baik
dan matang.
e. Persiapan/ perencanaan
Field trip harus memiliki tujuan yang jelas. Guru juga harus mempelajari
segala sesuatu mengenai apa yang akan diperoleh selama perkunjungan.
f. Pelaksanaan field trip
Sebaiknya guru-guru aktif dalam mengumpulkan bahan-bahan baru agar
tertib dalam field trip itu.
g. Follow-up field trip
Setelah mengadakan fied trip, sebaiknya para supervisor atau kepala
sekolah mengevaluasi apa saja yang sudah diperoleh dari perjalannan itu,
apa saja hambatan-hambatan yang muncul selama field trip.
Bab III
Penerapan teknik-teknik Supervisi Pendidikan
A. Membantu guru melihat dengan jelas proses belajar mengajar sebagai suatu sistem
Sistem adalah seperangkat objek-objek yang terdiri dari komponen-
komponen yang saling bergantung (interdependency) dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan. Komponen dalam kegiatan belajar-megajar antara lain: tujuan
pelajaran, materi pelajaran, sumber-sumber belajar, metode pembelajaran, media
pembelajaran, dan evaluasi hasil belajar. Semua komponen tersebut perlu
ditingkatkan melalui berbagai ussaha pembinaan profesi mengajar guru.
B. Membantu guru melihat dengan jelas tujuan-tujuan pendidikan
1. Bermacam-macam tujuan pendidikan
a. Tujuan umum (lengkap, total, akhir)
Tujuan ini meliputi seluruh aspek kepribadian manusia. Dalam praktik
pendidikan selamanya menyatakan diri dalam suatu bentuk pengkhususan.
b. Tujuan tak lengkap
Tujun ini hanya mengenai satu aspek kepribadian, misalnya aspek biotis,
aspek psikis, aspek rohani(proneatich). Misalnya pendidikan Nazi di
Jerman sangat pincang sebab bersifat biotis; penganut rasionalisme
mementingkan aspek intelek, dan lain-lain.
c. Tujuan sementara
Tujuan ini berhubungan dengan fase-fase pertumbuhan anak didik.
Dengan sengaja pendidik membimbingan setingkat demi setingkat hingga
pada akhirnya dicapai tingkat kedewasaan dalam bentuk yang tertentu.
d. Tujuan kebetulan
Jika ditinjau dari keseluruhan pendidikan, tujuan-tujuan kebetualn sering
dapat menghambat usaha pendidikan. Misalnya seorang anak sedang
mengerjakan soal berhitung, tiba-tiba anak itu menghapus tulisannya
karena salah menulis dengan penghapus yang basah, kemudian guru
menasehatinya untuk tidak melakukannya lagi.
e. Tujuan perantaraan
Fase-fase yang terjadi pada tujuan sementara disebut sebagai tujuan
intermediair atau tujuan perantaraan. Misalnya seorang anak yang belajar
menulis yang berawal dari membuat garis-garis, corat-coret, lingkaran,
huruf kecil dan besar, angka-angka dan lain-lain pada akhirnya sampailah
pada suatu tujuan perantaraan yang menjadi mata rantai bagi rangkaian
yang dinamakan menulis.
2. Kriteria dalam merumuskan tujuan instruksional
a. Tujuan-tujuan instruksional hendaknya dirumuskan dalam hasil belajar.
Grondlund dalam bukunya, Stating behavior objectives for classroom
instruction mengemukakan istilah Learning outcome (hasil belajar) dan
Instructional process (proses pengajaran). Misalnya tepat jika dikatakan
“para siswa dapat menyebutkan fungsi jantung bagi tubuh manusia”, dan
tidak tepat jika dikatakan “Menambah pengertian tentang fungsi jantung
bagi tubuh manusia”.
b. Tujuan instruksional hendaknya dirumuskan secara spesifik. Jadi
kemampuan dan tingkah laku yang kita harapkan dimiliki oleh para
pelajar, hendaknya cukup spesifik sehingga pengertian orang lain tentang
tingkah laku yang dirumuskan sama dengan apa yang kita maksudkan.
c. Dalam merumuskan tuujan instruksional hendaknya digunaakan istilah-
istilah yang operasional, mislanya istilah yang dianjurkan dan dihindari.
Istilah yang dianjurkan, seperti menghitung, menjelaskan, mengukur;
merumuskan, menuliskan, menyebutkan; mendemonstrasikan, memilih,
membedakan; membandingkan, dan sebagainya. Istilah yang dihindari
seperti mengetahui, memahami, menyukai; merasakan, menghargai,
mempercayai; menikmati, meyakini, menguasai; menyadari , mengakui,
dan sebagainya.
3. Aspek-aspek tingkah laku dalam merumuskan tujuan menurut S. Bloom dalam
Taxonomy of Education Objective
a. Cognitive domain
b. Psych motivic domain
c. Affective domain
4. Cara membantu guru dalam merumuskan tujuan-tujuan operasional
(behavioral objective)
Salah satu teknik supervisi yang dapat membatu guru agar dapat secara tuntas
menerapkan cara-cara merumuskan tujuan instruksional ialah training
workshop (lokakarya) yang diadakan oleh kepala sekolah. Dengan cara
demikian diharapkan ada perubahan pada guru dalam cara merumuskan
tujuan-tujuan operasional dan menyusun suatu sistem belajar-mengajar.
C. Membantu guru-guru dalam menyusun kegiatan-kegiatan belajar mengajar
Mengajar adalah usaha membimbing kegiatan murid, baik mental, rohani, maupun
jasmani guru harus merumuskan kegiatan belajar apakah yang perlu ditempuh
oleh murid-murid agar mereka dapat berbuat seperti apa yang tercantum dalam
tujuan yang telah dirumuskan. Berikut langkah-langkah untuk merumuskan
kegiatan:
1. merumuskan semua kemungkinan kegiatan belajar yang perlu untuk mencapai
tujuan;
2. menetapkan mana dari sekian banyak keganatan belajar itu yang sudah
diketahui oleh murid-murid; dan
3. menetapkan kegiatan-kegiatan belajar mana yang akan dilaksanakan oleh
murid.
D. Membantu guru-guru menerapkan metode-metode mengajar lebih baik
1. Metode ceramah (explanation)
Metode explanasi adalah aktifitas mengajar yang dimulai tanpa interupsi
murid-murid sampai selesai. Guru memberikan kesempatan kepada murid
untuk bertanya seelah beberapa menit menjelaskan.
2. Metode pemberian tugas (resitasi)
Nilai resitasi untk mendorong atau membimbing anak diskus dan tujuan
diagnose. Prinsp resitasi ialah bahwa kelas harus mengalamia kemajuan
melalui esitasi, adanya saat sosialisasi, mengusahakan adanya suatu partisipasi
dari murid, dan tidak boleh memberi nilai dalam tugas-tugas yang diberikan
kepada murid.
3. Metode latihan (drill)
Untuk memerikan latihan, guru harus yakin dengan kemampuan murid dalam
menjawab, guru harus dapat memberi latihan segera setelah pemberian materi,
guru harus mengoreksi jawaban murid, dan latihan yang diberikan harus
sesuai dengan kemampuan anak dan cukup menarik perhatian.
4. Metode pemecahan masalah (problem solving)
Dalam meaksanakan metode ini, guru harus merumuskan tujuan yang akan
dicapai, membatasi problema yang akan dipecahkan, merumuskan alternative
pemecahan problema tersebut, mengadakan diskusi kelompok, menilai dan
menguji hasil dari kegiatan kelompok tersebut, dan mengembangkan
kesanggupan mempelajari dari setia orang yang terlibat di dalam masaalah.
5. Metode diskusi
Denag metode diskusi, bakat anak dapat berkembang dengan baik karena anak
aktif dalam mempelajari semua masalah. Selain itu, sikap sosial anak dapat
dipupuk dengan baik dan sikap demokratis dapat dikembangkan.
6. Metode tiruan
Murid belajar meniru atau mencontoh guru atau lingkungan sekitar.
7. Metode percobaan
Anak-anak belajar berdasarkan pengalamannya sendiri. Guru tidak
memberikan contoh, seperti metode tiruan, tapi mendorong anak dalam situasi
percobaan secara langsung.
8. Metode pegalaman buatan (artificial experience)
Pengalaman buatan didasarkan kepada semacam pengalaman yang dibuat-
buat; tidak terjadi sesungguhnya.
9. Metode conditioning atau brain washing
Metode ini menggunakan pengaruh atau efek dalam pengajaran. Seolah-olah
anak dipaksa untuk menerima ilmu pengetahuan.
10. Metode dialektik
Dalam metode ini, guru dan murid bersama-sama memecahkan masalah,
namun guru harus memberikan kesempatan kepada muirdnya untuk lebih aktif
dalam dialog ini.
11. Metode elektronik
Metode ini menggunakan alat-alat elektronik dalam media pembelajaran.
E. Membantu guru-guru dalam menggunakan sumber-sumber pengalaman belajar
Supervisor membantu guru dalam manggunakan sumber-sumber masyarakkat
dalm pembelajaran
1. Macam-macam sumber masyarakat
a. Orang sebagai sumber (person as resource), misalya orng-orang yang ahli
dalam bidangnya seperti dokter, ahli huukum, dan pejabat pemerintah.
b. Tempat sebagai sumber (place as resource), guru memberi kesempatan
kepada murid untuk mempelajari objek tertentu seperti di museum.
2. Teknik-teknik dalam menggunkan community resource
a. Survey masyarakat (community survey)
Murid terjun ke masyarakat untu meneliti dan belajar mengerti proses
kehidupan dasar dari suatu masyarakat, mulai dar aspek ekonomi, sosial,
budaya, politik, maupun agama.
b. Observasi dan partisipasi
Murid mengobservasi tingkat kehidupan masyarakat yang berbeda-beda.
Hal ini melaih murid dalam berkehidupan sebagai anggota massyrakat.
c. Field trip
Gur mengunjugi suatu tempat bersama murid dengan mengkonfirmasi
petugas-petugas yang bersangkutan, serta mengkonfirmasi orang tua
murid.
F. Membantu guru-guru dalam menciptakan alat-alat peraga (Audio Visual Aids)
dan penggunaannya
Alat-alat peraga yang disediakan di sekolah akan membantu siswa agar
pegalaman belajar menjadi lebih konkret, lebih realistis, dan lebih dinamis.
Dengan adanya alat peraga, proses belajar mengajar akan menjadi lebih efektif
sehingga seluruh fungsi indra dapat bekerja dengan baik, adanya alat peraga juga
menghilangkan verbalisme dan kebosanan.
1. Landasan-landasan dalam penggunana audio visual aids:
a. Dasar psikologis; adanya alat peraga dapat memuhi kebutuhan dan
perbedaan individu si murid.
b. Dasarr didaktis; alat peraga menarik minat anak, tidak mudah dilupakan,
anak menjadi aktif karena menggunakan semua fungsi indra, dan membaa
anak berfikir konkret.
c. Dasar praktis; memungkinkan anak berhubungan lansung dengan objek
sebenarnya, memudahkan anak memaham suatu peristiwa, memperkecil
perbedaan kekurangan anak dalam belajar, serta memudahkan dan
memperjelas pengamatan anak terhadap materi yang diberikan.
2. Klasifikasi penggunaan alat-alat peraga
a. Belajar menggunakan benda sesungguhya
b. Belajar menggunakan benda tiruan
c. Belajar menggunakan alat dua dimensi atau tiga dimensi
d. Belajar menggunakan paduan alat dua dimensi dan tiga dimensi
G. Membantu guru-guru dalam menyusun program belajar mengajar
Langkah-langakah dalm menyusun program belajar mengajar
1. Menetapkan tujuan instruksional
Rumusan dalam bentuk kemampuan atau tingkah laku yang spesifik dan
operasional sehingga dapat diukur.
2. Mengembangkan alat evaluasi
Untuk menilai sampai dimana siswa telah dapat menguasai kemampuan yang
telah dirumuskan dalam tujuan tersebut.
3. Menentukan kegiatan belajar dan meteri pengajaran
Materi pengajaran hendaknya disesuaikan engan kemampuan anak.
4. Merencanakan program pengajaran
Memilih alat-alat pelajran yang tepat dan relevan termasuk penetapan sumber-
sumber kepustakaan yang diperlukan.
5. Melaksanakan program
Menyelenggarakan pengajaran sesuai dengn langkah-langkah yang sudah
direncanakan.
H. Membantu guru-guru dalam menyusun test prestasi belajar
Penilaian terhadap kemajuan murid merupakan salah satu masalah yang sulit.
Kebanyakan guru belum memiliki pengertian yang jelas tentang fungsi penilaian,
makna penilaian itu, pengaruh penilaian terhadap sikap anak, cara menyusun
pertanyaan yang sesuai dengan tujuan penilain dan bagaiman menafsirkan hasil-
hasil penilaian.
1. Bentuk-bentuk test yang dapat diberikan kepada murid
a. Tes subjektif; lebih menekankan pada pendapat murid. Tes subjektif
meliputi membandingkan sesuatu, menentukan pendapat terhadap sesuatu,
penggunaan sesuatu, mengklasifikasikan sesuatu, mengadakan hubungan
sebab dan akibat, memberi ilustrasi, merumuskan sesuatu, menyatakan
pendapat, memberi kesimpulan, diskusi, melukiskan, membahas dan
menyebutkan kembali, mengobservasi, dan merumsuskan sesuatu yang
baru.
b. Tes objektif; lebih menekankan pada apa yang sudah dipelajari. Tes
objektif dapat berbentuk melengkapi soal, alternative response-item,
multiple choices, dan matching question.
I. Membantu guru-guru belajar mengenal murid-murid
Guru sebagai orang tua kedua bagi murid seharusnya mengetahui kebutuhan
murid. Maslow membedakan lima jenis kebutuhan; jasmani, rasa aman, kasih
sayang, harga diri, dan mempertahankan diri.
1. Bagaimana cara orang dewasa mengenal anak
a. Untuk mengamati keadaan anak, bisa dilakukan dengan observasi yang
dilakukan pada waktu tertentu (observation time sampling) maupun pada
keadaan yang dipandang luar biasa (casual observation).
b. Melalui percakapan (interview) untuk mendapat informasi yang
dibutuhkan, misalnya mencari tahu mengapa anak terlambat datang ke
kelas.
c. Melalui percakapan timbal balik (conference).
d. Melalui catatan tentang tingkha laku anak yang istimewa pada suatu saat
(anecdotal record).
e. Melalui pengamatan tingkha laku anak secara cermat (rating scale)
f. Melali catatan akademis dan non akademis (commulative record).
g. Melalui pengenalan anak-anak yang mengalami kelainan secara mendalam
(study case).
2. Bagaimana anak mengenal dirinya sendiri
a. Dalam autobiografi, anak menggambarkan kehidupannya.
b. Menstimulasi anak agar bereaksi terhadap apa yang diceritakan atau
diberikan orang lain.
c. Kemampuan dan daya cipta seorang anak menggambarkan pribadi anak
itu sendiri (art prduction).
3. Bagaimana anak mengenal temannya
a. Sosiometrik, adalah suatu alat yang digunaka supervisor untuk
mengumpulkan bahan-bahan evaluasi mengenai relasi-relasi sosial yang
terjalin di antara orang-orang disupervisi dalam suatu kelompok.
b. Teknik “guess who”, digunakan untuk mencari tahu seberapa kenal
seorang anak dengan temannya.
c. Social distance scale; untuk menemukan luasnya individu dan
subkelompok menerima orang lain dalam kelas dan sebaliknya diterima
oleh orang lain.
J. Membantu guru-guru dalam membina moral dan kegembiraan kerja
Setiap supervisor pasti mengahdapi guru yang berbeda-beda sifat. Untuk
mengetahui lebiih jauh mengenaisifat-sifta guru, supervisor hendaknya
mengetahui juga persoalan-persoalan yang dihadapi guru tersebut, baik persoalan
pribadi maupun profesi.
1. Karena kesehatan jasmani dan rohani (physical and mental health)
Masalah kesehatan biasanya disebabkan karena gru menghadapi murid yang
bermacam-macam tingkah laku dan sikap yang mengganggu bathin guru.
2. Karena faktor ekonomi
Pendapat yang diperoleh dari mengajar tentu tidak cukup untuk membiayai
seluruh kehidupan. Guru ingin mencari pekerjaan tambahan untuk
meningkatkan pendapatannya. Namun pekerjaan sebagai guru bukanlah
pekerjaan yang bisa ditinggal, guru harus selalu ada di kelas.
3. Karena status sosial guru dalam masyarakat
K. Membantu guru-guru dalam membina kode etik jabatan guru dan peningkatan l’e
sprit de corp
Tujuan pendidikan adalah memaksimalkan perkembangan pengetahuan anak.
Guru berpegang teguh pada kode etik jabatan guru maka l’esprit de corps guru
akan tetap ditingkatkan dalam mengabdikan diri untuk generasi yang akan datang.
Sahertian, Piet dan Mataheru, Frans. 1985. Prinsip dan Teknik Supervisi
Pendidikan. Surabaya: Usana Offset Priting