Presus Gastritis IKK ngampilan

53
PRESENTASI KASUS GASTRITIS KRONIS PADA WANITA USIA PRODUKTIF DENGAN PERMASALAHAN KELUARGA DAN POLA MAKAN YANG TIDAK TERATUR Disusun Untuk Mengikuti Ujian Stase Ilmu Kdokteran Keluarga Di Puskesmas Ngampilan Diajukan Kepada : dr. Anita Aliptina Disusun Oleh : Triandari Sumantri 2007.031.0152 BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KELUARGA PROGRAM PENDDIDIKAN PROFESI KEDOKTERAN

description

presus IKK

Transcript of Presus Gastritis IKK ngampilan

Page 1: Presus Gastritis IKK ngampilan

PRESENTASI KASUS

GASTRITIS KRONIS PADA WANITA USIA PRODUKTIF DENGAN

PERMASALAHAN KELUARGA DAN POLA MAKAN YANG TIDAK

TERATUR

Disusun Untuk Mengikuti Ujian Stase Ilmu Kdokteran Keluarga

Di Puskesmas Ngampilan

Diajukan Kepada :

dr. Anita Aliptina

Disusun Oleh :

Triandari Sumantri

2007.031.0152

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KELUARGA

PROGRAM PENDDIDIKAN PROFESI KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2013

Page 2: Presus Gastritis IKK ngampilan

HALAMAN PENGESAHAN

Telah dipresentasikan Presentasi Kasus dengan judul

Gastritis Kronis pada Wanita Usia Produktif dengan Permasalahan

Keluarga dan Pola Makan yang Tidak Teratur

Tanggal : 15 Januari 2013

Oleh :

Triandari Sumantri

Mengetahui,

Dokter pembimbing,

dr. Anita Aliptina

Page 3: Presus Gastritis IKK ngampilan

BAB I

PRESENTASI KASUS

A. Anamnesis

I. Identitas Pasien

a. Nama : Ny.A

b. TTL : Yogyakarta , 2 Juli 1980

c. Umur : 32 tahun

d. Jenis Kelamin : Perempuan

e. Agama : Islam

f. Alamat : Suryowijayan RT 13 Mantrirejo Kecamatan

Gedungkiwo Yogyakarta

g. No. CM : 47.0453.01

h. Tanggal kunjungan puskesmas 10 Januari 2013

i. Tanggal kunjungan rumah pertama 12 Januari 2013

j. Tanggal kunjungan rumah kedua 13 Januari 2013

II. Keluhan Utama

Pasien datang ke puskesmas Ngampilan dengan keluhan nyeri ulu

hati.

III. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke puskesmas Ngampilan dengan keluhan nyeri ulu

hati sejak 1 minggu sebelum periksa ke puskesmas. Pasien juga mengeluhkan

mual dan muntah 1x. Pasien merasa setiap makan pasti terasa mual dan

makanan selalu dimuntahkan. Sejak 1 bulan belakangan ini pasien sering

mengalami nyeri ulu hati. Akhir-akhir ini pasien memang sering tidak cocok

dengan ibu mertua yang tinggal serumah dengannya. Sejak saat itu keluhan

nyeri ulu hati dirasakan semakin memberat. Pasien sering makan tidak teratur

dan jajan dipinggir jalan. Selain itu pasien juga menyukai makanan pedas.

Page 4: Presus Gastritis IKK ngampilan

IV. Riwayat penyakit Dahulu

Keluhan serupa sebelumnya dirasakan sejak +/- 4 tahun yll.

Riwayat Hipertensi disangkal

Riwayat Penyakit DM disangkal

Riwayat penyakit Jantung disangkal

Riwayat Alergi disangkal.

Riwayat minum alkohol disangkal

Riwayat merokok disangkal

V. Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat Hipertensi (+) pada ibu pasien

Riwayat Gastritis (+) pada ibu pasien

Riwayat penyakit Jantung disangkal

Riwayat penyakit DM disangkal

Riwayat alergi disangkal

VI. Riwayat Pengobatan sebelumnya

Pasien belum pernah mengobati penyakitnya sebelumnya.

VII. Riwayat Agama

Keluarga pasien beragama Islam dan mengaku selalu mengerjakan

solat wajib baik berjamaah di rumah maupun di masjid.

VIII. Riwayat Sosial

Pasien merupakan orang yang senang bergaul dengan tetangga-

tetangga di sekitarnya dan sering mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di

lingkungannya.

IX. Riwayat Ekonomi

Pasien merupakan seorang istri dan ibu dari 1 orang anak

perempuan. Semua penghasilan keluarga didapatkan dari suami yang bekerja

sebagai sales. Penghasilan suami rata-rata Rp 1.000.000 per bulan. Pasien

merasa kondisi ekonominya cukup untuk kebutuhan diri dan suaminya sehari-

hari.

X. Lingkungan

Pasien hidup di sebuah rumah satu lantai yang berukuran luas

tanah 110m² dan luas bangunan 90 m². Rumah terdiri dari 4 kamar tidur

ukuran 3m x 4 m dan 1 buah kamar yang dijadikan gudang. Terdapat ruang

tamu dan ruang keluarga untuk menonton tv. Terdapat 1 buah kamar mandi

Page 5: Presus Gastritis IKK ngampilan

dan WC dengan sumber air PAM. Tidak mempunyai halaman rumah, depan

rumah langsung gang perkampungan. Ventilasi rumah cukup banyak.

Anamnesis Sistem

- Neurologi : Panas (-), pusing (+), kelumpuhan anggota gerak (-),

kesadaran menurun (-), kesemutan (-).

- Respirasi : Batuk (-), pilek (-), sesak napas (-), pernapasan

dangkal (-)

- Kardiovaskular : Pucat (-), takikardi (-),

- Gastrointestinal : Muntah (+), nyeri uluhati (+), BAB cair (-), perut

kembung (-), sakit pada anus (-), flatus (+)

- Urogenital : BAK 2-3 kali pada malam hari, nyeri BAK (-)

- Muskuloskeletal : Lemas (-), kaku sendi (-), nyeri sendi (-)

- Integumentum : Gatal (-), nyeri tekan epigastrium(+)

B. Pemeriksaan Fisik

I. Keadaan Umum : baik, CM

II. Tinggi badan: 155 cm

III. Berat Badan: 45 kg

IV. VS : TD : 100/70 N : 80 x/menit RR : 20 x/menit

Status Generalis

- Kulit : teraba hangat, tidak kering, turgor kulit kembali < 2

detik, petekie (-).

- Kelenjar limfe : pembesaran (-)

- Kepala : Simetris, mesochepal, distribusi rambut merata

- Muka : Simetris, tidak ada jejas

- Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikhterik (-/-), pupil

isokor 3 mm, reflek cahaya (+/+)

- Hidung : Deviasi sputum (-), discharge (-)

- Mulut/Gigi : Bibir kering (-), lidah tidak kotor, carries (-)

- Telinga : Simetris, serumen (-/-)

- Leher : pembesaran kelejar tiroid dan kelenjar limfe (-)

- Otot : tonus normal.

- Tulang : deformitas (-).

- Sendi : gerakan bebas, anggota gerak lemas (-), nyeri gerak (+).

Page 6: Presus Gastritis IKK ngampilan

PEMERIKSAAN KHUSUS

Thoraks :

Inspeksi : Simetris, gerakan respirasi dalam batas normal, massa (-), retraksi

suprasternal (-), retraksi intercosta (-), hematom (-),deformitas (-).

Jantung :

Palpasi : iktus kordis tak kuat angkat

Perkusi

Batas-batas Jantung Batas kanan atas : SIC II, LPS dextra ;

Batas kiri atas : SIC II, LMC sinistra

Batas kanan bawah : SIC IV, LPS dextra ;

Batas kiri bawah : SIC IV, LMC sinistra

Auskultasi : S1 > S2 reguler, bising (-), gallop (-)

Page 7: Presus Gastritis IKK ngampilan

Paru-paru :

Depan : Kanan Kiri

Inspeksi

Palpasi

Perkusi

Auskultas

i

Tampak simetris, retraksi

suprasternal (-), retraksi

intercosta (-), tidak ada

ketinggalan gerak, hematom (-).

Vokal fremitus kanan sama dengan

kiri, ketinggalan gerak (-)

Sonor pada seluruh lapang paru

Suara dasar vesikular, Ronkhi

kering (-), Ronkhi basah (-),

krepitasi (-),

Tampak simetris, retraksi

suprasternal (-), retraksi

intercosta (-), tidak ada

ketinggalan gerak, hematom (-).

Vokal fremitus kanan sama dengan

kiri, ketinggalan gerak (-)

Sonor pada seluruh lapang paru

Suara dasar vesikular, Ronkhi

kering (-), Ronkhi basah (-),

krepitasi (-),

Belakang Kanan Kiri

Inspeksi

Palpasi

Perkusi

Auskultas

i

Simetris, Ketinggalan gerak (-),

vokal fremitus ka=ki.

Sonor pada seluruh lapang paru

Suara dasar vesikular, Ronkhi

kering (-), Ronkhi basah (-),

krepitasi (-).

Simetris, Ketinggalan gerak (-),

vokal fremitus ka=ki.

Sonor pada seluruh lapang paru

Suara dasar vesikular, Ronkhi

kering (-), Ronkhi basah (-),

krepitasi (-),

Abdomen :

Inspeksi : distended (-), sikatrik (-)

Auskultasi : peristaltik normal

Palpasi : tegang (-), defans muskular (-), massa (-), nyeri tekan (+) epigastrium, nyeri lepas tekan (+), turgor kulit kembali cepat < 2 detik (normal)

Perkusi : Timpani

Page 8: Presus Gastritis IKK ngampilan

Ektremitas :

Akral hangat, perfusi jaringan baik, kapilari refil < 2 detik, deformitas (-).

Superior kanan : Edem (-), sianosis (-), tonus cukup

Superior kiri : Edem (-), sianosis (-), tonus cukup

Inferior kanan : Edem (-), sianosis (-), tonus cukup

Inferior kiri : Edem (-), sianosis (-), tonus cukup

C. Pemeriksaan Penunjang

Di puskesmas pasien tidak melakukan pemeriksaan penunjang apaapun.

D. Diagnosis Banding

- AMI

- Ulkus peptikum

- kolestititis

D. Diagnosis

Gastritis kronis

F. Terapi

Farmakologi

Antasida 3 x cth 1

Non-Farmakologi

- konsul Psikolog

- Edukasi

- Pasien diberikan edukasi mengenai penyakitnya

- Pasien diberikan edukasi untuk mengatur pola makan

- Pasien diminta untuk melakukan olahraga rutin setiap hari

Page 9: Presus Gastritis IKK ngampilan

- Pasien diminta untuk tidak jajan sembarangan dan mengurasi makanan

pedas.

- Pasien diminta untuk mengurangi stresnya.

Page 10: Presus Gastritis IKK ngampilan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENDAHULUAN

Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa yunani yaitu

gastro, yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan. bukan

merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya

itu mengakibatkan peradangan pada lambung.

Lambung sebagai reservoir/lumbung makanan berfungsi sebagai penerima

makanan dan minuman, menggiling, mencampur, dan mengosongkan makanan

kedalam duodenum. Lambung yang selalu berhubungan dengan semua jenis

makanan, minuman, dan obat-obatan akan mengalami iritasi kronik. Lambung

dilindungi oleh faktor iritan oleh lapisan mucus, barrier, epitel, tetapi beberapa faktor

iritan seperti makanan, minuman, dan obat anti inflamasi non steroid (OAINS),

alcohol, empedu yang dapat menimbulkan defek lapisan mucus dan terjadi difusi

balik ion H+ sehingga timbul efek akut/kronik dan tukak gaster. Dengan

ditemukannya kuman Helicobacter pylori (H. pylori) sebagai penyebab dan tukak

peptik, saat ini dianggap Helicobacter pylori (H. pylori) sebagai penyebab utama

tukak peptik disamping OAINS, virus, alkohol, dan jamur.

Umumnya dihubungkan dengan inflamasi pada lapisan gaster, tetapi istilah

tersebut sering digunakan untuk menutupi gejala yang dihasilkan dari inflamasi

dinding gaster dan gejala terbakar atau tidak nyaman. dengan arti yang sebenarnya

berasal dari beberapa bentuk dan diagnose dengan menggunakan beberapa kombinasi

tes. Pada tahun 1990 para ilmuan menemukan penyebab utama dari gastritis adalah

infeksi dari bakteri Helicobacter pylori (H. pylori).

B. ETIOLOGI

Infeksi kuman Helicobacter pylori merupakan kausa yang amat penting. Di

Negara berkembang kausa prevalensi penyebaran Helicobacter pylori pada orang

dewasa mendekati 90%. Sedangkan pada anak-anak prevalensi infeksi Helicobacter

pylori lebih tinggi lagi. Hal ini membuktikan pentingnya infeksi pada masa balita. Di

Indonesia, prevalensi penyebaran Helicobacter pylori yang dinilai dengan urea breath

Page 11: Presus Gastritis IKK ngampilan

test pada pasien dewasa menunjukkan tendensi menurun. Di negara maju tendensi

penyebaran kuman Helicobacter pylori pada anak sangat rendah. Diantara orang

dewasa prevalensi infeksi kuman Helicobacter pylori lebih tinggi pada anak-anak

tetapi lebih rendah dari pada di Negara berkembang yakni sekitar 30%.

Penggunaan antibiotika, terutama infeksi paru dicurigai mempengaruhi

penularan kuman dikomunitas karena antibiotika tersebut mampu mengeradikasi

infeksi Helicobacter pylori , walaupun persentasi penyebarannya rendah. Pada awal

infeksi oleh kuman Helicobacter pylori mukosa lambung akan menunjukkan respons

inflamasi akut. Secara endoskopik sering tampak erosi dan tukak multiple antrum oleh

lesi hemorogik. akut akibat Helicobacter pylori sering diabaikan oleh pasien

sehingga penyakitnya menjadi kronik.

Gangguan fungsi imun dihubungkan dengan kronik setelah ditemukan

antibodi terhadap faktor intrinsik dan terhadap secretory canalicular structure sel

parietal terhadap pasien anemia pernisiosa. Antibodi terhadap sel parietal mempunyai

kolerasi yang lebih baik dengan kronis korpus dalam berbagai gradasi dibandingkan

dengan antibody terhadap faktor intrinsik. Pasien kronik yang mengandug antibodi

sel parietal dalam serumnya dan mempunyai anemia pernisiosa mempunyai ciri-ciri

khusus sebagai berikut : menderita kronik yang secara histopatologis yang

menunjukkan gambaran kronis atropik, predominasi korpus dan pada pemeriksaan

darah menunjukkan hipergastrinemia. Pasien-pasien tersebut sering juga menderita

penyakit lain yang disebabkan oleh gangguan fungsi sistem imun. Masih harus

dibuktikan bahwa kuman Helicobacter pylori dapat menjadi pemicu reaksi

imunologis tersebut. Kecurigaan terhadap peran infeksi Helicobacter pylori diawali

terhadap kenyataan bahwa pasien yang terinfeksi Helicobacter pylori terhadap

secretory canalicullar structure sel parietal jauh lebih tinggi dari pada mereka yang

tidak terinfeksi.

Terdapat beberapa jenis virus yang dapat menginfeksi mukosa lambung

misalnya Enteric rotavirus dan Calicivirus. Kedua jenis virus tersebut dapat memicu

terjadinya gastroenteritis, tetapi secara histopatogis tidak spesifik. Hanya

Cytomegalovirus yang dapat menimbulkan gambaran histopatologi yang khas infeksi

Cytomegalovirus pada gaster biasanya merupakan bagian dari infeksi pada banyak

organ lain, terutama pada organ muda dan immunocompromized.

Page 12: Presus Gastritis IKK ngampilan

Jamur Candida spesies, Histoplasma capsulatum dan Mukonaceae dapat

menginfeksi mukosa gaster hanya pada pasien immunocomprimized. Pasien yang

sistem imunnya baik biasanya tidak mudah terinfeksi oleh jamur, mukosa lambung

bukan merupakan tempat yang mudah terkena infeksi parasit.

Obat anti-inflamasi nonsteroid merupakan penyebab gastropati yang amat

penting. Gastropati akibat OAINS bervariasi sangat luas, dari hanya berupa keluhan

uluhati sampai pada keluhan tukak peptik dengan komplikasi perdarahan saluran

cerna bagian atas, begitu pula dengan alkohol yang dapat mengiritasi dan mengikis

mukosa pada dinding lambung dan membuat dinding lambung lebih rentan terhadap

asam lambung walaupun pada kondisi normal.

C. EPIDEMIOLOGI

Gastritis tersebar diseluruh dunia dengan prevalensi yang berbeda tergantung

pada sosial, ekonomi, demografi, dijumpai lebih banyak pada pria da meningkat pada

usia lanjut dan kelompok sosial ekonomi rendah dengan puncak decade keenam.

Insidensidan kekambuhan/rekurensi saat ini menurun sejak ditemukannya

Helicobacter pylori (H. pylori) sebagai penyebab dan ditemukannya eradikasi. Di

Indonesia data epidemiology belum jelas, di Britania raya 6-20% penduduk menderita

pada usia 55 tahun, sedang prevalensiya 2-4%. Di USA ada 4 juta pasien gangguan

asam-pepsin, prevalensi 12% pada pria dan 10% pada wanita dan angka kematian

pasien 15.000 pertahun dan menghabiskan dana $10 Millar dollar/tahun.

D. FISIOLOGI

Secara umum gaster memiliki fungsi motorik dan fungsi pencernaan dan

sekresi, berikut fungsi lambung:

1. Fungsi Motorik

Fungsi reservoir

Menyimpan makanan sampai makanan tersebut sedikit demi sedikit dicernakan

dan bergerak ke saluran pencernaan. Menyesuaikan peningkatan volume tanpa

menambah tekanan dengan relaksasi reseptif otot polos yang diperantarai oleh saraf

vagus dan dirangsang oleh gastrin.

Page 13: Presus Gastritis IKK ngampilan

Fungsi mencampur

Memecahkan makanan menjadi partikel-partikel yang kecil dan

mencampurnya dengan getah lambung melaui kontraksi otot yang mengelilingi

lambung.

Fungsi pengosongan lambung

Diatur oleh pembukaan sfingter pylorus yang dipengaruhi oleh viskositas,

volume, keasaman, aktifitas osmotis, keadaan fisik, emosi, obat-obatan dan kerja

pengosongan lambung diatur oleh saraf dan hormonal.

2. Fungsi Pencernaan dan Sekresi

Pencernaan protein oleh pepsin dan HCL

Sintesis dan pelepasan gastrin, dipengaruhi oleh protein yang dimakan,

peregangan antrum, rangsangan vagus.

Sekresi faktor intrinsik, memungkinkan absorbs vitamin B12 dari usus bagian

halus bagian distal.

Sekresi mukus, membentuk selubung yang melindungi lambung serta

berfungsi sebagai pelumas sehingga makanan lebih mudah diangkut.

Proses Pencernaan Makanan Di Lambung

1. MEKANIK

Beberapa menit setelah makanan memasuki perut, gerakan peristaltik yang lembut

dan beriak yang disebut gelombang pencampuran (mixing wave) terjadi diperut setiap

15-25 detik. Gelombang ini merendam makanan dan mencampurnya dengan hasil

sekresi kelenjar lambung dan menguranginya menjadi cairan yang encer yang disebut

chime. Beberapa mixing wave terjadi di fundus yang merupakan tempat penyimpanan

utama, makanan berada di fundus selama satu jam atau lebih tanpa tercampur dengan

getah lambung. Selama ini berlangsung, pencernaan dengan air liur tetap berlanjut.

Selama pencernaan berlangsung di perut lebih banyak mixing wave yang hebat

dimulai dari tubuh dan makin intensif saat mencapai pylorus. Pyloric spincther

Page 14: Presus Gastritis IKK ngampilan

hamper selalu ada tetapi tidak seluruhnya tertutup. Sisa makanan mencapai pylorus,

setiap mixing wave menekan sejumlah kecil kandungan lambung ke duodenum

melalaui pyloric spincter. Hampir semua makanan ditekan kembali ke perut.

Gelombang berikutnya mendorong terus dan menekan sedikit lagi menuju duodenum.

Pergerakan kedepan atau kebelakang dari kandung lambung bertanggung jawab pada

hampir semua pencampuran yang terjadi di perut.

2. KIMIAWI

Prinsip dari aktivitas di perut adalah memulai pencernaan protein. Bagi orang dewasa

pencernaan terutama dilakukan melalui enzim pepsin. Pepsin memecah ikatan peptide

antara asam amino yang membentuk protein. Rantai protein yang terdiri dari asam

amino dipecah menjadi fragmen yang lebih kecil yang disebut peptide. Pepsin paling

efektif dilingkunga yang sangat asam di perut (pH=2) dan menjadi inaktif

dilingkungan yang yang basa. Pepsin disekresikan menjadi bentuk inaktif yang

disebut pepsinogen, sehingga tidak dapat mencerna protein di sel-sel zygomenic yang

memproduksinya. Pepsinogen tidak akan diubah menjadi pepsin samapai melakukan

kontak dengan asam hidroklorik yang disekresikanoleh sel parietal. Kedua, sel-sel

lambung dilindungi oleh mukosa basa khusunya setelah pepsin diaktivasi. Mukus

menutupi mukosa untuk membentuk hambatan antara mukus dan getah lambung.

Enzim lain dari lambung adalah lipase lambung. Lipase lambung memecah

trigleserida rantai pendek menjadi molekul lemak yang ditemukan dalam susu.

Enzyme ini beroperasi dengan baik pada pH 5-6 dan memiliki peranan terbatas pada

lambung orang dewasa. Rennin dan Ca bereaksi pada susu untuk memproduksi curd.

Pengumpalan mencegah terlalu seringnya lewatnya susu dari lambung menuju ke

duodenum (bagian pertama dari usus halus0renin tidak terdapat pada sekresi dewasa.

Enzim dan Hormon yang berperan dalam pencernaan di Lambung :

1. Hormon Gastrin.

N

O

KERJA MAKNA FISIOLOGIS

1. Merangsang sekresi asam dan pepsin Mempermudah pencernaan

Page 15: Presus Gastritis IKK ngampilan

2. Merangsang sekresi factor intrinsic dalam

usus

Mempermudah absorbsi

3. Merangsang sekresi enzim pancreas Mempermudah pencernaan

4. Merangsang aliran empedu di hati Mempermudah pencernaan

5. Merangsang pengeluaran insulin glukosa Mempermudah metabolisme

6.Merangsang pergerakan lambung dan

ususMempermudah pencampuran

7. Menghambat pengosongan lambung

Memungkinkan pencampuran

seluruh isi lambung sebelum

diteruskan ke usus

8.Mempermudah relaksasi reseptif

lambung

Lambung dapat dengan mudah

meningkatkan volume, tanpa

meningkatkan tekanan

2. Enzim pepsin : Mengubah protein menjadi pepton

3. Enzim rennin : Mengendapkan kasein dalam susu

4. Enzim lipase memecah lemak menjadi asam lemak

5. HCL : Membunuh kuman dan mengasamkan makanan

E. PATOGENESIS

Lambung adalah ruang berbentuk kantung mirip huruf J yang terletak di antara

esophagus dan lambung. Lambung dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan perbedaan

anatomis, histologis, dan fungsional. Fundus adalah bagian lambung yang terletak di

atas lubang esophagus. Bagian tengah atau utama lambung adalah korpus (badan).

Lapisan otot polos di fundus dan korpus relatif tipis, sedangkan bagian bawah

lambung, antrum memiliki otot yang jauh lebih tebal. Bagian akhir lambung adalah

sfingter pilorus yang berfungsi sebagai sawar antara lambung dan duodenum.6

.

Page 16: Presus Gastritis IKK ngampilan

Gambar 1

Anatomi Lambung

Dinding saluran pencernaan memiliki struktur umum yang sama di sebagian

besar panjangnya dari esophagus sampai anus, dengan variasi local yang khas untuk

tiap-tiap daerah. Potongan melintang saluran cerna memperlihatkan empat lapisan

jaringan utama. Dari yang paling dalam ke yang paling luar lapisan-lapisan itu adalah

mukosa, sumbmukosa, muskularis eksterna dan serosa. Mukosa melapisi prmukaan

luminal saluran pencernaan. Bagian ini dibagi menjadi tiga lapisan yaitu membran

mukosa (merupakan permukaan protektif, mengandung sel eksokrin, endokrin dan

epitel khusus), lamina propria (lapisan tengah jaringan ikat yang tipis tempat epitel

melekat), dan mukosa muskularis (lapisan otot polos yang terletak di sebelah lapisan

submukosa). Submukosa adalah lapisan tebal jaringan ikat yang menyebabkan saluran

pencernaan memiliki elastilitas dan distensibilitas. Lapisan ini memiliki pembuluh

darah dan limfe yang besar, juga terdapat pleksus submukosa. Muskularalis eksterna

merupakan lapisan otot yang terdiri dari dua bagian, lapisan sirkuler dalam dan

lapisan longitudinal luar. Pembungkus jaringan ikat di sebelah luar saluran

pencernaan adalah serosa, yang mengeluarkan cairan serosa encer yang melumasi dan

mencegah gesekan dengan organ visera lain. 6

Page 17: Presus Gastritis IKK ngampilan

Gambar 2

Histologi Lambung

Setiap hari lambung mengeluarkan sekitar 2 liter getah lambung. Sel-sel yang

betanggung jawab untuk sekresi lambung yaitu mukosa lambung, yang dibagi

menjadi dua bagian terpisah: mukosa oksintik, yang melapisi korpus dan fundus dan

daerah kelenjar pilorik yang melapisi lambung. Dari mukosa oksintik, dihasilkan HCl,

pepsinogen, mukus dan faktor intrinsik yang dikeluarkan ke dalam lumen lambung.

Sedangkan daerah kelenjar pilorik menghasilkan hormon gastrin yang dikeluarkan ke

dalam darah. 6

Mukosa lambung dilapisi oleh sel epitel permukaan yang mengeluarkan mukus

kental alkalis dan membentuk lapisan setebal beberapa millimeter menutupi

permukaan mukosa. Adanya lapisan pelindung ini menyebabkan lambung tidak akan

merusak dirinya sendiri meskipun mengandung asam kuat dan banyak enzim

proteolitik. Selain itu, sawar lain yang melindungi mukosa dari kerusakan oleh asam

adalah lapisan mukosa itu sendiri, sebab tepi-tepi lateral sel-sel tersebut saling bersatu

di dekat batas luminal melalui hubungan taut erat (tight junction), sehingga asam

tidak dapat berdifusi di antara sel-sel dari lumen ke submukosa di bawahnya.

Mekanisme protektif ini diperkuat oleh kenyataan bahwa seluruh lapisan dalam

lambung diganti setiap tiga hari. Karena pertukaran mukosa yang sangat cepat, sel-sel

Page 18: Presus Gastritis IKK ngampilan

biasanya telah diganti sebelum mereka aus karena terpajan ke lingkungan sangat asam

yang tidak bersahabat tersebut cukup lama untuk mengalami kerusakan. 6

Gambar 3

Etiologi

Penyebab pasti , sampai beberapa waktu yang lalu belum diketahui, tetapi dalam

suatu temuan baru yang mengejutkan bakteri H.Pylori diperkirakan merupakan

penyebab pada hampir 90% kasus . 6

Mekanisme yang mungkin berperan adalah sebagai beikut: 9

- Meskipun tidak menginvasi jaringan, H.Pylori memicu proses peradangan dan

imun yag intens. Terjadi peningkatan pembentukan sitokin proinflamasi seperti

IL-1, IL-6, faktro nekrosis tumor (TNF), dan yang terutama IL-8. Sitokin ini

dihasilkan oleh sel epitel mukosa serta merekrut dan mengaktifkan neutrofil.

Page 19: Presus Gastritis IKK ngampilan

- Beberapa produk gen bakteri berperan menyebabkan cedera sel epitel dan induksi

peradangan. H.Pylori mengeluarkan suatu urease yang menguraikan urea

membentuk suatu senyawa toksik, sepeti ammonium klorida dan monokloramin.

Organisme ini juga mengeluarkan fosfolipase yang merusak sel epitel permukaan.

Protease dan fosfolipase bakteri menguraikan kompleks glikopreotein-lemak di

mukosa lambung sehingga lini pertama mukosa melemah. Cedera epitel juga

disebabkan oleh suatu toksis penyebab vakuolisasi (VaCa). Toksin lain, yang

dikode oleh cytotoxin-associated gene A (CagA), merupakan perangsang kuat

untuk terbentuknya IL-8 oleh sel epitel.

- H.Pylori meningkatkan sekresi asam lambung dan mengganggu produksi

bikarbonat duodenum sehingga pH lumen duodenum menurun.

- Beberapa protein H.Pylori bersifat imunogenik dan protein ini memicu respon

imun hebat di mukosa. Sel T dan B aktif dapat ditemukan pada . Peran sel T dan B

dalam menimbulkan cedera epitel masih belum jelas, tetapi pengaktifan sel T yang

didorong oleh sel T mungkin terlibat dalam patogenesis limfoma lambung.

NSAID adalah penyebab penting penyakit pada pasien yang tidak terinfeksi

H.Pylori. tertekannya sintesis prostaglandin mukosa adalah kunci untuk terjadinya .

Inhibisi pembentukan prostaglandin meningkatkan sekresi HCl dan mengurangi

pembentukan bikarbonat. Sebagia NSAID juga dapat menembus sel mukosa lambung.

Melalui mekanisme yag belum jelas, sebgian NSAID juga menggaggu angiogenesis

sehingga penyembuhan gasatritis terganggu. 9

Proses lain mungkin bekerja sendiri atau bersama H.Pylori dan NSAID untuk

menimbulkan . Merokok mengganggu aliran darah mukosa dan penyembuhan.

Alkohol belum terbukti menyebabkan gastritis secara langsung, tetapi sirosis

alkoholik dilaporkan berkaitan dengan peningkatan insidensi gastritis. Kortikosteroid

dosis tinggi dan dipakai berulang mendorong pembentukan gasatritis. 9 Situasi penuh

stres yang terus menerus sering berkaitan dengan pembentukan gasatritis, mungkin

karena stimulus berlebihan sekresi lambung oleh respon emosi yang berkaitan dengan

stres. 1

Apabila sawar mukosa lambung rusak, asam dan pepsin berdifusi ke dalam

mukosa dengan konsekuensi patofisologis serius. Asam memicu pengeluaran

histamine, suatu stimulant asamyang kuat yang diproduksi dan disimpan dalam

jumlah besar di mukosa. Histamine yang dikeluarkan tersebut merangsang sekresi

lebih banyak asam, yang dapat berdifusi kembali ke mukosa untuk merangsang

Page 20: Presus Gastritis IKK ngampilan

pengeluaran histamin lebih lanjut, yang memicu pengeluaran asam lebih banyak, dan

seterusnya, sehingga tercipta suatu lingkaran setan. Erosi mukosa, gasatritis terus

membesar di bawah pengaruh asam dan pepsin yang teru meningkat. 1

F. GEJALA KLINIS

Gejala klasik dari gastritis, nyeri epigastrium yang reda setelah makan, muncul

hanya pada sedikit anak. Banyak pasien pediatrik yang datang dengan keluhan nyeri

perut yang kurang terlokalisir, tapi umumnya di periumbilikal. 2

Nyeri sering digambarkan sebagai nyeri yang tumpul, bukan tajam ataupun rasa

terbakar seperti yang biasa dikeluhkan pada pasien dewasa. Nyeri ini dapat

berlengsung dalam hitungan menit hingga jam. Pasien sering mengalami eksaserbasi

dan remisi dalam hitungan minggu hingga bulan. Nyeri malam hari-nyeri nokturnal

sering muncul pada anak. Dari anamnesis, didapatkan bahwa <33% anak yang nyeri

perutnya membaik setelah minum antasida. Kadang-kadang, pada pasien yang

mengalami kehilangan darah secara akut maupun kronik, dapat timbul syok, anemia,

peritonitis atau pankreatitis. Jika inflamasi dan edema meluas, dapat timbul obstruksi

gaster yang akut maupun kronis. 2

G. DIAGNOSIS

Diagnosa ditegakkan berdasarkan:

1. Pengamatan klinis dan kelainan fisik yang dijumpai

2. Hasil pemeriksaan penunjang (Radiologi dan Endoscopy)

Beberapa test bias digunakan untuk membuat sebuah diagnosis. Ini termasuk

endoscopy lambung, dimana pipa kecil dengan kamera dimasukan ke dalam lambung

melalui tenggorokan kemudian dilakukan biopsy pada dinding lambung. Tes

laboratorium akan digunakan tergantung pada causa . Sebuah test pernafasan biasanya

untuk mendeteksi Helicobacter pylori (H. pylori), atau samapel dari oesophagus atau

gaster untuk melihat bakteri tersebut.

a. Anamnesis

Dari anamnesis, didapatkan keluhan nyeri perut dengan lokasi yang tidak jelas,

dapat di daerah periumbilikalis atau epigastrium, nyeri lebih sering pada malam

Page 21: Presus Gastritis IKK ngampilan

hari, berkaitan dengan makanan dan susu, nyeri sering timbul pada jam-jam

makan, disertai mual dan muntah, hingga hemetemesis dan melena. 4.

b. Pemeriksaan Fisis

Umumnya normal. Pada beberapa kasus ada nyeri tekan epigastrik dan distensi

abdominal. Jarang ada bising usus.

c. Pemeriksaan Tambahan

Pemeriksaan tambahan yang dapat dilakukan antara lain pemeriksaan darah

pada tinja, X-ray dan endoskopi. 4. Pemeriksaan dengan barium terhadap saluran

GI atas dapat menunjukkan adanya ulkus. Namun, esophagogastroduodenoskopi

merupakan metode pilihan untuk menegakkan diagnosis ulkus peptikum. Ini aman

dilakukan pada semua umur berdasarkan pengalaman gastroenterologis pediatri.

Endoskopi juga memungkinkan visualisasi langsung dari esophagus, lambung,

duodenum, serta mengidentifikasi lesi. Biopsi harus dilakukan pada esophagus,

lambung, dan duodenum untuk pemeriksaan histologi sekaligus mencari ada

tidaknya infeksi dari H.Pylori. 2

Diagnosis infeksi H.Pylori ditegakkan secara histologit dengan biopsi.

Meskipun penggunaan deteksi IgG sering membantu dalam skrining anak-anak yang

terinfeksi H.Pylori, tapi tidak membantu dalam memprediksi keberhasilan terapi

eradikasi. Uji nafas dan tes serologi antigen juga dapat digunakan untuk mendeteksi

adanya infeksi H.Pylori. Untuk anak yang suspek terinfeksi H.Pylori, endoskopi

direkomendasikan untuk evaluasi dan konfirmasi penyakit.

Page 22: Presus Gastritis IKK ngampilan

Gambar 4

Hasil biopsi menunjukkan H.Pylori

H. KOMPLIKASI

Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa Hematemesis dan melena, dapat

berakhir sebagai syok hemorragin. Khusus untuk perdarahan SCBA, perlu dibedakan

dengan tukak peptik. Gambaran klnis yang diperlihatkan hampir sama. Namun pada

tukak peptik penyebab utamanya adalah infeksi H. Pyloin, sebesar 100% pada tukak

duodenam dan 60 – 90%, pada tukak lambung. Diagnosis pasti dapat ditegakkan

dengan endoskopin perdarahan saluran cerna bagian atas, ulkas, pertorasi, dan anemia

karena gangguan absapsi vitamin B12

I. PENATALAKSANAAN

Faktor utama adalah menghilangkan Etiologinya. Diet lambung dengan porsi

kecil dan sering, obat-obatan ditinjau untuk mengatur sekresi asam lambung, berupa

antagonis reseptor H2, inhibitor pompa proton, anti kelinergik dan antasid. Juga

ditujukan sebagai sitoprotektor berupa sukroltati dan prostaglandim. Pada pusat-pusat

yankes, dimana endiskopi tidak dapat dilakukan penatalaksanaan diberikan seperti

pada pasien dengan sindrom dispepsia, apalagi jika tes serologi negatip pertama-tama

yang dilakukan adalah mengatasi dan menghindari penyebab gratitis akut. Kemudian

diberikan pengobatan epiris berupa antosit, antagonis H2, / inhibitor pompa proton dan

obat-obat prokinetik.

Tabel 1

Terapi Eradikasi yang Direkomendasikan untuk Infeksi H.Pylori

Page 23: Presus Gastritis IKK ngampilan

Medikasi Dosis Lama Pengobatan

Amoxicillin

Clarithromycin

Proton pump inhibitor

50 mg/kg/hr ÷ bid

15 mg/kg/hr ÷ bid

1 mg/kg/hr ÷ bid

14 hari

14 hari

1 bulan

Amoxicillin

Metronidazole

Proton pump inhibitor

50 mg/kg/hr ÷ bid

20 mg/kg/hr ÷ bid

1 mg/kg/hr ÷ bid

14 hari

14 hari

1 bulan

Clarithromycin

Metronidazole

Proton pump inhibitor

15 mg/kg/hr ÷ bid

20 mg/kg/hr ÷ bid

1 mg/kg/hr ÷ bid

14 hari

14 hari

1 bulan

Tabel 2

Terapi Antisekresi untuk Anak

Medikasi Dosis Anak Sediaan

Antagonis Reseptor H2

Cimetidine 20–40 mg/kg/hari

2-4 kali pemberian/hari

Syrup: 300 mg/ml

Tablet: 200, 300, 400, 800

mg

Ranitidine 4–10 mg/kg/hari

2 tau 3 kali pemberian/hari

Syrup: 75 mg/5 ml

Tablet: 75, 150, 300 mg

Famotidine 1–2 mg/kg/hari

2 kali pemberian/hari

Syrup: 40 mg/5 ml

Tablet: 20, 40 mg

Nizatidine 10 mg/kg/hari

2 kali pemberian/hari

Proton Pump Inhibitor

Omeprazole 1.0–3.3 mg/kg/hari

<20 kg: 10 mg/hari

>20 kg: 20 mg/hari

Kapsul: 10, 20, 40 mg

Page 24: Presus Gastritis IKK ngampilan

Medikasi Dosis Anak Sediaan

Digunakan untuk umur > 2

tahun

Lansoprazole 0.8–4 mg/kg/hari

<30 kg: 15 mg/hari

>30 kg: 30 mg/hari

Digunakan untuk umur > 1

tahun

Kapsul: 15, 30 mg

Powder packet: 15, 30 mg

Solu-tab: 15, 30 mg

Rabeprazole Dosis dewasa: 20 mg/hari Tablet: 20 mg

Pantoprazole Dosis dewasa: 40 mg/hari Tablet: 40 mg

Agen Citoprotektif

Sucralfate 40–80 mg/kg/hari Suspensi: 1000 mg/5 ml

Tablet: 1000 mg

BAB III

PEMBAHASAN

A. Analisis Kasus

Page 25: Presus Gastritis IKK ngampilan

Kunjungan rumah pada pasien dilakukan pada tanggal 12 dan 13 Januari 2013,

dari hasil anamnesis pada pasien ini, pasien mengeluhkan nyeri pada ulu hati dan

perut terasa perih. Pasien juga mengeluhkan sering kelelahan. Pasien tidak terlalu

mengontrol makanannya dan sering makan di luar rumah. Sebelumnya pasien juga

pernah mengalami keluhan serupa 4 tahun lalu, namun tidak pernah kambuh. Pasien

sangat menyukai jenis-jenis makanan yang pedas.

Pendekatan yang dilakukan adalah penatalaksaan dengan merencanakan

asupan makanan sehari-harinya, menyarankan untuk melakukan aktifitas jasmani

secara teratur, serta mengkonsumsi obat juga secara teratur. Hal tersebut bertujuan

untuk mencegah terjadinya perburukan keadaan pasien serta mencegah komplikasi

yang mungkin terjadi, sedangkan bagi anggota keluarga lainnya untuk lebih

memperhatikan pola hidup yang sehat pada pasien.

B. Analisis kunjungan rumah

1. Kondisi pasien.

Saat kunjungan rumah pertama, pada pasien tidak terdapat keluhan, dari

pemeriksaan fisik yang dilakukan juga tidak didapatkan kelainan yang

memperburuk kondisi pasien dan pasien dapat beraktifitas secara normal sesuai

dengan umurnya.

2. Keadaan rumah.

o Letak : rumah terletak di dalam gang di daerah suryowijayan. Kawasannya

terdapat banyak rumah penduduk dengan jarak tetangga cukup dekat. Rumah

jauh dari tempat pembuangan sampah. Rumah terletak dipinggir sungai.

o Kondisi : Kuat, dinding rumah tembok, tidak bertingkat, lantai dari keramik,

atap rumah dari genteng, tidak mempunyai halaman rumah.

o Luas : luas rumah 90 m², dihuni 7 orang dewasa dan 1 anak usia balita

o Pembagian ruang : didalam rumah terdapat 4 kamar tidur, 1 kamar gudang, 1

kamar mandi, ruang tamu.

o Ventilasi : Tedapat jendela pada rumah tersebut, terdapat pula lubang ventilasi

pada atas tiap jendela yang memberikan kesan ventilasi cukup.

Page 26: Presus Gastritis IKK ngampilan

o Pencahayaan : Pencahayaan didalam rumah cukup, sehingga dapat membaca

di siang hari tanpa bantuan listrik. Daya listrik pada rumah tersebut sebesar

1200 watt, dan dirasa cukup untuk keperluan sehari-hari seluruh keluarga.

o Kebersihan : kebersihan didalam rumah cukup, tata letak barabg-barang

kurang rapi.

o Sanitasi dasar :

Sumber air bersih :Sumber air minum dari air PAM yang. Terdapat 1 buah

kamar mandi, dengan bentuk jamban jongkok. Sistem pembuangan air limbah

lewat saluran pipa.

Jamban keluarga : Terdapat 1 buah kamar mandi dengan 1 jamban duduk

dan bak mandi terbuat dari semen. Kesan kamar mandi bersih, tidak bau dan

terawat. Berukuran sekitar 2 m x 1,5 m. Air dalam bak mandi bersih tidak ada

jentik nyamuk. Kamar mandi tidak licin. Tersedia septik tank yang terletak 12

m dari kamar mandi.

Saluran Pembuangan Air Limbah : Limbah rumah tangga dialirkan ke

peresapan, tidak ditemukan genangan limbah disekitar rumah. Saluran

pembuangan air limbah terdapat di bagian belakang rumah.

Tempat pembuangan sampah : sampah dikumpulkan dikeranjang sampah,

yang setiap dipindah kedepan rumah untuk diambil oleh petugas sampah.

Pembayaran sampah ditanggung bersama oleh warga sekitar.

Halaman : halaman depan tidak ada. Langsung jalan gang rumah yang terbuat

dari paving blok, dan digunakan sebagai tempat bermain anak anak tetangga.

Kandang : tidak mempunyai kandang.

3. Kepemilikan barang.

Keluarga tersebut memiliki rumah, televisi, lemari, tempat tidur, lemari pakaian,

peralatan dapur, meja dan kursi tamu, radio.

4. Keadaan lingkungan sekitar rumah.

Limbah rumah tangga dialirkan melalui saluran limbah, tanpa tempat sampah

diluar rumah. Kesan kebersihan di lingkungan tersebut cukup baik

Page 27: Presus Gastritis IKK ngampilan

C. Nilai Apgar Keluarga.

Apgar keluarga adalah suatu penentu sehat / tidaknya keluarga dikembangkan oleh

Rosen, Geymon, dan Leyton dengan menilai 5 fungsi pokok keluarga / tingkat

kesehatan keluarga yaitu :

TABEL NILAI APGAR

KRITERIA PERTANYAAN

Respons

Hampir

selalu

(2)

Kadang

(1)

Hampir

tidak

pernah

(0)

Adaptasi

Apakah pasien puas dengan keluarga

karena masing-masing anggota

keluarga sudah menjalankan

kewajiban sesuai dengan seharusnya

Kemitraan

Apakah pasien puas dengan keluarga

karena dapat membantu memberikan

solusi terhadap permasalahan yang

dihadapi

Pertumbuhan

Apakah pasien puas dengan

kebebasan yang diberikan keluarga

untuk mengembangkan kemampuan

yang pasien miliki

Kasih Sayang

Apakah pasien puas dengan

kehangatan / kasih sayang yang

diberikan keluarga

Kebersamaan

Apakah pasien puas dengan waktu

yang disediakan keluarga untuk

menjalin kebersamaan

TOTAL 6

Skoring : Hampir selalu=2 , kadang-kadang=1 , hampir tidak pernah=0

Total skor

8-10 = fungsi keluarga sehat

Page 28: Presus Gastritis IKK ngampilan

4-7 = fungsi keluarga kurang sehat

0-3 = fungsi keluarga sakit

Dari tabel APGAR keluarga diatas total nilai skoringnya adalah 6, ini menunjukan fungsi

keluarga kurang sehat.

D. GENOGRAM

Dibuat tanggal 12 Januari 2013

Genogram keluarga Ny. A

c

32th 32thHT

Page 29: Presus Gastritis IKK ngampilan

Keterangan :

: perempuan

: laki – laki

: meninggal

HT : hipetrensi

C : caregiver

B : braedwinner

G : gastritis

ST : stroke

: tinggal serumah

E. FAMILY MAP

suami. 25 tahun

ibu mertua, 58 thn adik ipar ke-1, 19 thn

25th 19th 17th

Adik ipar ke-2, usia 17thn

41th 40th 34th35th 32th

2th

32th

Anak ke-1, usia 2 thn

32th32th

32th32th

32th

PASIEN

Page 30: Presus Gastritis IKK ngampilan

bpk mertua, 60thn

keterangan :

: hubungan baik

: hubungan kurang baik/ tidak baik

F. LOKASI RUMAH

DENAH RUMAH

Denah rumah Ny.A

U

Kamar Dapur Kamar 2

U

LOKASI

PUSKESMAS

Kamar 1

Page 31: Presus Gastritis IKK ngampilan

Mandi

Kamar 4 Ruang Tamu Kamar 3 5M

7M

Keterangan;

Pintu

Jendela

gudang

Page 32: Presus Gastritis IKK ngampilan

G.Daftar anggota keluarga yang tinggal satu rumah

NamaKedudukan

dalam keluargaL/P Umur

Pendidik

anPekerjaan

Pasien

KDKKet

Bp. N Ayah mertua L 60 thTamat

SMAPegawai Swas

Ny. N Ibu mertua P 58 thTamat

SMAPegawai Swasta

Bp.T Suami L 25 thTamat

SMAPegawai swasta

Ny.A menantu P 33 thTamat

SMAIRT √

Sdri.AK Adik ipar ke-4 P 19 th - Kuliah

Sdri.AS Adik ipar ke-5 P 17 th - Pelajar SMA

An.A Anak ke-1 P 2 th - -

H. SCREEM Keluarga

SCREEM adalah alat yang digunakan untuk menilai sumber daya

dalam keluarga.

Aspek Sumber Daya Patologi

Sosial Pasien dapat bergaul dan

membaur dengan teman

sebayanya.

Kultural Pasien dan keluarga tidak

mempercayai mitos-mitos

yang tidak jelas

kebenarannya

Religius Pasien dan keluarga

menunaikan ibadah sesuai

dengan ajaran agamanya

dengan rajin dan baik

Ekonomi pasien merasa

penghasilannya cukup

Page 33: Presus Gastritis IKK ngampilan

Pendidikan pendidikan pasien biasa saja,

pasien kurang paham akan

penyakit yang dideritanya serta

bagaimana menerapkan

penatalaksanaannya.

Kesehatan Pasien menggunakan

pelayanan kesehatan dari

puskesmas dan mempunyai

asuransi JAMKESMAS

I. IDENTIFIKASI FUNGSI KELUARGA

1. Fungsi Biologis dan reproduksi

Pasien adalah seorang istri dan ibu dari 1 orang anak perempuan yang semuanya

tampak sehat.

2. Fungsi Afektif

- Hubungan antara pasien dengan saudara serumah : kurang

baik

- Hubungan antara pasien dengan saudara tidak serumah : kurang

baik

- Hubungan antar saudara : kurang

baik

3. Fungsi Sosial dan budaya

Kedudukan pasien di lingkungan tempat tinggalnya biasa saja, pasien ramah

dan selalu menyapa bila bertemu dengan tetangga, dan respon tetanggapun

sangat baik. Pasien tidak sungkan-sungkan untuk berbincang-bincang. Pasien

tidak percaya terhadap mitos-mitos yang ada di masyarakat.

4. Fungsi Pendidikan

Fungsi pendidikan dalam keluarga ini biasa saja, keluarga pasien kebanyakan

hanya tamat SMA. Pasien kurang paham tentang penyakitnya dan bagaimana

penatalaksanaan yang tepat.

5. Fungsi Ekonomi

Penghasilan yang didapatkan oleh keluarga disokong penuh dari penghasilan

suami pasien. Penghasilan rata-rata Rp 1.000.000,- per bulan, dirasa cukup

Page 34: Presus Gastritis IKK ngampilan

bagi pasien untuk menghidupi keluarganya. Ayah dan Ibu mertua pasien

menghidupi keluarga kecil mereka dan anak-anak mereka sendiri.

6. Fungsi Religius

Fungsi religius pasien dan keluarganya cukup baik.

J. IDENTIFIKASI PSP (Pengetahuan, Sikap dan Perilaku)

1. PSP keluarga tentang kesehatan dasar

a. Pencegahan penyakit

Pasien dan keluarga pasien sering periksa ke puskesmas apabila ada

gangguan kesehatan.

b. Gizi keluarga

Untuk pola konsumsi gizi pasien, frekuensi makan tidak menentu dengan

menu nasi, lauk pauk (telur, daging, tempe, tahu), sayuran. Pasien juga

sering makan di luar rumah. Pasien sangat menyukai masakan pedas.

c. Higiene dan sanitasi lingkungan

- lingkungan dalam rumah bersih

- kondisi pencahayaan dirumah cukup

2. PSP keluarga tentang kesehatan lain

a. Penggunaan pelayanan kesehatan

Bila sakit, pasien dibawa ke puskesmas.

b. Perencanaan dan pemanfaatan fasilitas pembiayaan kesehatan

Pasien menggunakan jaminan untuk berobat ke puskesmas.

c. Hal-hal lain yang berhubungan dengan keadaan kesehatan keluarga dan

anggota keluarga

Pasien selalu memperhatikan kesehatan anggota keluarga yang lain, bila

ada yang sakit segera dibawa ke puskesmas.

Page 35: Presus Gastritis IKK ngampilan

K. PEDOMAN UMUM GIZI SEIMBANG

NO PUGS

1 Keluarga makan beraneka ragam makanan Ya

2 Keluarga makan makanan untuk memenuhi

kecukupan energi

ya

3 Keluarga makan makanan karbohidrat

setengah dari kebutuhan energi sehari

Ya

4 Keluarga membatasi konsumsi lemak dam

minyak seperempat dari kebutuhan energi

sehari

Tidak

5 Keluarga menggunakan garam beryodium Ya

6 Keluarga makan makanan sumber zat besi Ya

7 Ibu memberikan ASI sampai bayi umur 6

bulan

- -

8 Keluarga membiasakan makan pagi Ya

9 Keluarga minum air bersih dan aman yang

cukup

Ya

10 Keluarga melakukan aktivitas fisik dan

olahraga secara teratur

Tidak

11 Keluarga menghindari minum minuman

beralkohol

Ya

12 Keluarga makan makanan yang aman bagi

kesehatan

Ya

13 Keluarga terbiasa membaca label pada

makanan yang dikemas

Tidak

Kesimpulan

1. Nilai PUGS keluarga > 60%

2. Keluarga menerapkan pedoman umum gizi seimbang.

Page 36: Presus Gastritis IKK ngampilan

L. IDENTIFIKASI MASALAH PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

No. Kriteria yang dinilai Jawaban Skor

1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan. - -

2. Memberi ASI ekslusif. - -

3. Menimbang balita setiap bulan. - -

4. Menggunakan air bersih. Ya 1

5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun. Ya 1

6. Menggunakan jamban sehat. Ya 1

7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu. Tidak 0

8. Makan buah dan sayur setiap hari. Ya 1

9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari. Tidak 0

10. Tidak merokok di dalam rumah. Ya 1

Total jawaban ya 5

Interpretasi: Total skor adalah 5 yang berarti keluarga Ny.A cukup menerapkan

PHBS dengan baik

M. PELAKSANAAN PROGRAM

NO WAKTU KEGIATAN HASIL

1 12 januari 2013 Anamnesa, dan pemeriksaan fisik

Identifikasi masalah

Pada saat anamnesa , pasien dan

keluarga cukup kooperatif dan saat

dilakukan pemeriksaan fisik

ditemukan permasalahan :

- Keluhan pasien tidak ada

- pasien sering makan di luar

sembarangan

- Pengetahuan pasien terhadap

penyakitnya kurang

Page 37: Presus Gastritis IKK ngampilan

2 12 Januari 2013 Follow up anamnesa dan

pemeriksaan fisik,

Konseling pasien mengenai

penyakitnya

Edukasi tentang penyakit

Menjelaskan pentingnya konsultasi

ke pelayanan kesehatan

Pasien dan keluarga lebih paham

mengenai penyakitnya, dan akan

mengikuti saran untuk mencegah

kambuhnya nyeri ulu hati.

Pasien akan kontrol ke puskesmas

jika keluhan nyeri ulu hati muncul

lagi.

3 13 Januari 2013 Follow up anamnesa dan

pemeriksaan fisik

Pasien sudah mengerti dan sudah

bisa menerapkan pola hidup sehat

yang berhubungan dengan

penyakitnya.

N. DIAGNOSIS KESEHATAN KELUARGA

No Bentuk Fungsi yang

terganggu

Faktor yang

mempengaruhi

Faktor yang

dipengaruhi

1. Keluarga besar Hubungan pasien

dengan ibu mertua

terganggu/ kurang

baik.

Tingkat

pendidikan kurang

sehingga keluarga

tidak paham

mengenai

penyakit pasien

-Makanan yang

dimakan tidak

terkontrol/ suka

makanan pedas.

- pasien sering

jajan di pinggir

jalan.

a. Diagnosis Holistik

Gastritis Kronis pada wanita usia produktif dengan permasalahan keluarga dan

pola makan yang tidak teratur.

b. Bentuk Keluarga

Extended family.

Page 38: Presus Gastritis IKK ngampilan

c. Fungsi Keluarga yang Terganggu

Fungsi tidak ada yang terganggu.

Page 39: Presus Gastritis IKK ngampilan

DAFTAR PUSTAKA

1. Price, Sylvia A & M.Wilson Lorraine. 2000. Buku Patofisiologi, Konsep

Klinis Proses – Proses Penyakit Edisi 4. Jakarta:EGC

2. Crawford JM, Kumar V. Rongga Mulut dan Saluran Gastrointestinal. In:

Kumar, Cotran, Robbins, editors. Buku Ajar Patologi Vol.2. Edisi 7. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran ECG; 2007. p.625-628

3. LM, Wilson, Dkk.1995. Patofisiologi Konsep Klinis Proses – proses Penyakit.

Jakarta : EGC

4. Hirlan. 2001. Gastritis. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II edisi Ketiga.

Jakarta: EGC.

5. Notoatmojo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Cetakan Kedua. Rineka

Cipta : Jakarta.

6. Wiyono, A., Supriyatiningsih, Kusbaryanto, Puspitosari, W.A., Sukirman, I.

2012. Buku Panduan Kepaniteraan Program Pendidikan Profesi Kedokteran

Keluarga. Yogyakarta : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta.

7. Lindes, G., 2006. Gangguan Lambung dan Duodenum, dalam Patofisiologi.

Jakarta: EGC

8. McGuigan, J., 2000. Ulkus Peptikum dan Gastritis, dalam Prinsip-Prinsip

Ilmu Penyakit Dalam. Jakata: EGC