Presiden Thomas S. Monson (1927–2018), “Dia Bangkit!” Liahona, · mereka yang menyalibkan...

1
14 Liahona PENGUBURAN, OLEH CARL HEINRICH BLOCH PROSESI KE KALVARI, OLEH BERNARDO CAVALLINO, CHRYSLER MUSEUM OF ART Dia Tidak Berpaling Mundur D i sebuah bukit yang disebut Kalvari, sementara para pengikut yang tidak berdaya menyaksikan, tubuh-Nya yang terluka dipa- kukan di kayu salib. Tanpa belas kasihan Dia dicemooh dan dikutuk dan diejek. … Jam-jam penuh penderitaan berlalu sementara nyawa-Nya surut. Dari bibir-Nya yang kering keluar kata-kata, ‘Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku. Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya’ .… Di saat-saat terakhir, Tuhan dapat saja berpaling mundur. Tetapi Dia tidak melakukannya. Dia melalui di bawah segala sesuatu agar Dia dapat menyelamatkan segala sesuatu. Tubuh-Nya yang tak bernya- wa dengan segera namun lembut ditempatkan dalam sebuah makam pinjaman.” Presiden Thomas S. Monson (1927–2018), “Dia Bangkit!” Liahona, Mei 2010, 89. Penerapan Pribadi: Dia menderita kesa- kitan, kesepian, dan keputusasaan yang menyesakkan, namun Juruselamat tetap bertahan dan menyelesaikan perjalanan fana-Nya dengan anggun—bahkan meminta Bapa-Nya untuk mengampuni mereka yang menyalibkan Dia. Karena teladan sempurna-Nya, kita dapat meng- hadapi pencobaan dan kesulitan kita sendiri dengan anggun, dan dengan bantuan-Nya kita dapat bertahan sampai akhir juga. Dia adalah Satu-satunya yang Mampu A pa yang Dia lakukan hanya dapat dilakukan oleh Yang Ilahi. Sebagai Putra Tunggal Bapa dalam daging, Yesus mewarisi sifat-sifat ilahi. Dia adalah satu-satunya orang yang pernah dila- hirkan dalam kefanaan yang dapat melaksanakan tindakan paling signifikan dan agung ini. Sebagai satu-satunya Manusia yang tak berdosa yang pernah hidup di bumi ini, Dia tidak tunduk pada kematian rohani. Karena sifat Ke-Allahan-Nya, Dia juga memiliki kuasa atas kematian jasmani. Oleh karenanya Dia melakukan bagi kita apa yang tidak dapat kita lakukan bagi diri kita sendiri. Dia mematahkan cengkeraman dingin kematian. Dia juga memung- kinkan bagi kita untuk memiliki penghiburan yang tertinggi dan tenang dari karunia Roh Kudus.” Presiden James E. Faust (1920–2007), Penasihat Kedua dalam Presidensi Utama, “The Atonement: Our Greatest Hope,” Liahona, Januari 2002, 20. Penerapan Pribadi: Melalui Pendamaian-Nya, Juruselamat mematahkan belenggu kematian dan menebus kita semua dari dosa-dosa kita agar setiap orang dapat memiliki kehidupan kekal. Dia adalah satu-satunya yang mampu menyelesaikan tugas yang demikian berat dan mustahil. Ketika kita dihadapkan dengan tantangan-tantangan serius, kita dapat terhi- bur dalam mengetahui bahwa Juruselamat dapat benar-benar memungkinkan apa yang tidak mungkin.

Transcript of Presiden Thomas S. Monson (1927–2018), “Dia Bangkit!” Liahona, · mereka yang menyalibkan...

Page 1: Presiden Thomas S. Monson (1927–2018), “Dia Bangkit!” Liahona, · mereka yang menyalibkan Dia. Karena teladan sempurna-Nya, kita dapat meng-hadapi pencobaan dan kesulitan kita

14 L i a h o n a

PENG

UBUR

AN, O

LEH

CARL

HEI

NRIC

H BL

OCH

PRO

SESI

KE

KALV

ARI,

OLE

H BE

RNAR

DO C

AVAL

LINO

, CHR

YSLE

R M

USEU

M O

F AR

T

Dia Tidak Berpaling Mundur“Di sebuah bukit yang disebut Kalvari, sementara para pengikut

yang tidak berdaya menyaksikan, tubuh- Nya yang terluka dipa-kukan di kayu salib. Tanpa belas kasihan Dia dicemooh dan dikutuk dan diejek. …

Jam- jam penuh penderitaan berlalu sementara nyawa- Nya surut. Dari bibir- Nya yang kering keluar kata- kata, ‘Ya Bapa, ke dalam tangan- Mu Kuserahkan nyawa- Ku. Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa- Nya’ .…

Di saat- saat terakhir, Tuhan dapat saja berpaling mundur. Tetapi Dia tidak melakukannya. Dia melalui di bawah segala sesuatu agar Dia dapat menyelamatkan segala sesuatu. Tubuh- Nya yang tak bernya-wa dengan segera namun lembut ditempatkan dalam sebuah makam pinjaman.”Presiden Thomas S. Monson (1927–2018), “Dia Bangkit!” Liahona, Mei 2010, 89.

Penerapan Pribadi: Dia menderita kesa-kitan, kesepian, dan keputusasaan yang menyesakkan, namun Juruselamat tetap bertahan dan menyelesaikan perjalanan fana- Nya dengan anggun—bahkan meminta Bapa- Nya untuk mengampuni mereka yang menyalibkan Dia. Karena teladan sempurna- Nya, kita dapat meng-hadapi pencobaan dan kesulitan kita sendiri dengan anggun, dan dengan bantuan- Nya kita dapat bertahan sampai akhir juga.

Dia adalah Satu- satunya yang Mampu“Apa yang Dia lakukan hanya dapat dilakukan oleh Yang Ilahi.

Sebagai Putra Tunggal Bapa dalam daging, Yesus mewarisi sifat- sifat ilahi. Dia adalah satu- satunya orang yang pernah dila-hirkan dalam kefanaan yang dapat melaksanakan tindakan paling signifikan dan agung ini. Sebagai satu- satunya Manusia yang tak berdosa yang pernah hidup di bumi ini, Dia tidak tunduk pada kematian rohani. Karena sifat Ke-Allahan-Nya, Dia juga memiliki kuasa atas kematian jasmani. Oleh karenanya Dia melakukan bagi kita apa yang tidak dapat kita lakukan bagi diri kita sendiri. Dia mematahkan cengkeraman dingin kematian. Dia juga memung-kinkan bagi kita untuk memiliki penghiburan yang tertinggi dan tenang dari karunia Roh Kudus.”Presiden James E. Faust (1920–2007), Penasihat Kedua dalam Presidensi Utama, “The Atonement: Our Greatest Hope,” Liahona, Januari 2002, 20.

Penerapan Pribadi: Melalui Pendamaian- Nya, Juruselamat mematahkan belenggu kematian dan menebus kita semua dari dosa- dosa kita agar setiap orang dapat memiliki kehidupan kekal. Dia adalah satu- satunya yang mampu menyelesaikan tugas yang demikian berat dan mustahil. Ketika kita dihadapkan dengan tantangan- tantangan serius, kita dapat terhi-bur dalam mengetahui bahwa Juruselamat dapat benar- benar memungkinkan apa yang tidak mungkin.