Unit 1 Activity 2 - E-Cigarette and Vape Pens 101 Presentation
Presentation Kom Pens as i
-
Upload
wirda-elsa-hutari -
Category
Documents
-
view
14 -
download
0
Transcript of Presentation Kom Pens as i
KASUS
Para pekerja di PT.Nike mengalami ketidakadilan berkaitan dengan masalah pembayaran uang lemburnya selama 18 tahun. Mereka mengalami ketidakadilan prosedural, yaitu berkaitan dengan penerapan kebijakan perusahaan untuk membayarkan upah mereka, dalam hal ini terkait dengan kompensasi lembur. Melalui serikat pekerja PT.Nike, mereka meminta agar pihak perusahaan membayarkan hak mereka setelah bekerja ekstra di luar jam kerja mereka.
Sebenarnya pemerintah sendiri telah membuat peraturan tentang ketenagakerjaan. Hal ini terdapat di Undang-undang ketenagakerjaan no 13 tahun 2003 tepatnya pada bab X dijelaskan tentang perlindungan, pengupahan, dan kesejahteraan. Hal ini seharusnya menjadi patokan perusahaan memenuhi kewajiban terhadap karyawan dan buruhnya.
Masalah yang dialami oleh PT. Nike dapat dianalisis menggunakan proses administrasi kompensasi. Dimana di dalamnya ada beberapa tahapan untuk melihat jika terjadi masalah dalam perusahaan. Dalam prakteknya, PT. Nike lalai dalam melakukan proses ini, karena ternyata selama 18 tahun mereka tidak membayarkan kompensasi yang seharusnya diterima oleh para pekerjanya.
Gaji Pokok kompensasi dasar yang diterimaoleh seorang karyawan, biasanya dilakukan berupa upah atau gaji. Pada umumnya perusahaan menggunakan dua kategori gaji pokok, yakni per jam dan gaji tetap, yang didefinisikan berdasarkan cara imbalan tersebut didistribusikan dari sifat pekerjaan.
Penghasilan Tidak TetapJenis kompensasi yang dihubungkan dengan kinerja individual, tim, atau organisasional. Jenis penghasilan tidak tetap yang paling umum digunakan untuk sebagian besar karyawan berupa pembayaran bonus dan program insentif. Sedangkan untuk eksekutif, mereka sering menerima penghargaan jangka panjang seperti saham.
TunjanganSebuah penghargaan tidak langsung yang diberikan untuk seorang karyawan atau sekelompok karyawan sebagai bagian dari keanggotaan organisasi. Dengan tunjangan, karyawan menerima nilai nyata dari penghargaan tersebut tanpa menerima uang tunai yang sebenarnya.
Keadilan Imbalan Kerja
•Keadilan yang dirasa dari proses dan prosedur yang digunakan untuk membuat keputusan mengenai karyawan, termasuk imbalan kerja.
Keadilan prosedural
•Keadilan yang dirasa dalam distribusi hasil. Segi keadilan ini menguji bagaimana imbalan kerja berhubungan dengan kinerja.
Keadilan distributif
•Merupakan persoalan keadilan lain yang menyangkut tingkat keterbukaan dan kerahasiaan yang diberikan oleh organisasi berhubungan dengan sitem imbalan kerja
Keterbukaan gaji
•Dilakukan apabila pemberi kerja / perusahaan tidak memberikan kompensasi yang dianggap adil oleh para karyawan sehubungan dengan kompensasi yang diberikan untuk para karyawan yang melakukan pekerjaan yang sama di organisasi / perusahaan lain
Keadilan eksternal
1ANALISIS PEKERJAAN
Dalam kasus ini, ada pekerjaan tambahan yaitu dalam memproduksi sepatu Nike, para pekerja bekerja lembur untuk menjahit beberapa bagian dari sepatu tersebut. Ini artinya ada tambahan pekerjaan bagi para pekerja dan artinya ada perubahan dalam sistem kompensasi untuk menambah upah lembur pekerja
2 EVALUASI PEKERJAAN
TAMBAHAN
1. Kepentingan relatif pekerjaan tersebut
2. Pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan tersebut
3. Tingkat kesulitan pekerjaan tersebut
Dalam kasus diceritakan bahwa para pekerja Nike melakukan pekerjaan menjahit beberapa bagian pada sepatu. Kegiatan ini harus dilihat kegunaannya terhadap penambahan nilai produk. Kemudian perlu dilihat juga tingkat kesulitan pengerjaannya, berkaitan dengan kemampuan pekerjanya.
SURVEI GAJI
(dalam hal ini upah lembur). Survei ini dilakukan menggunakan survei imbalan yang tersedia, atau jika ternyata belum ada maka bisa dikembangkan sesuai kebutuhan.
3STRUKTUR PENGGAJIAN
Hasil dari tahapan evaluasi dan survei gaji digunakan dalam tahap selanjutnya yaitu struktur penggajian. Struktur ini berkaitan dengan kebijakan perusahaan, dan dalam kasus Nike dapat dikatakan bahwa mereka belum atau tidak memiliki kebijakan berkaitan dengan upah lembur pekerjanya. Jika PT. Nike memiliki kebijakan ini, maka tidak mungkin selama 18 tahun ternyata mereka tidak membayarkan upah lembur pekerjanya.
Jika terbukti bahwa para pekerja Nike memang melakukan pekerjaan lembur dalam produksi sepatunya, maka PT. Nike berkewajiban membayarkan upah lembur ini. Dalm kasus Nike, mereka gagal membayarkan upah lembur selama 18 tahun sehingga muncul tuntutan dari pekerjanya melalui serikat pekerja
4PEMBERIAN UPAH YANG SESUAI
5IMPLEMENTASI
Jika pada prakteknya tidak dijalankan, maka akan menjadi masalah bagi perusahaan itu sendiri, dalam hal ini Nike. Komunikasi antara pihak perusahaan dan pihak pekerja menjadi sangat penting, terutama untuk melakukan perbaikan-perbaikan dalam sistem kompensasi.
Analisis di atas dapat dijadikan solusi bagi PT. Nike dalam mengatasi masalah upah lembur pekerjanya.
Saat ini kasus ini sudah mendapatkan solusi dengan mengharuskan PT. Nike mengganti rugi upah lembur bagi 4500 pekerjanya, sebanyak 600.000 jam kerja lembur. PT. Nike pasti tidak ingin kejadian ini terulang kembali di masa yang akan datang. Oleh karena itu, evaluasi harus terus dilakukan agar sistem kompensasi yang diberlakukan di PT.Nike dapat memberikan keuntungan maksimal bagi perusahaan dan pekerjanya.
KESIMPULAN Undang Undang Republik Indonesia no 13
tahun 2003 dimana secara khusus dibahas pada bab X yaitu: perlindungan, pengupahan, dan kesejahteraan. Jika tidak ditepati maka perusahaan dapat dikenakan sanksi pidana. Bahkan perusahaan tersebut bisa ditutup.
PT. Nike adalah membuat pernyataan resmi yang berjanji akan memperbaiki kondisi buruh di pabrik mereka di Indonesia, antara lain dalam bentuk pelatihan untuk manajemen dan karyawan serta pemantauan rutin melibatkan pihak ketiga yang dapat memberikan evaluasi independen terhadap situasi di pabrik analisis menggunakan proses administrasi kompensasi.
Solusi dari Masalah yang dialami oleh PT. Nike adalah mengharuskan PT. Nike mengganti rugi upah lembur bagi 4500 pekerjanya, sebanyak 600.000 jam kerja lembur dan analisis menggunakan proses administrasi kompensasi. Yang terdiri dari: Analisis pekerjaan Evaluasi terhadap pekerjaan Survei terhadap upah (dalam hal ini
upah lembur) Struktur penggajian. Memberikan upah bagi pekerjanya
sesuai dengan penilaian kinerjanya. Implementasi
SARAN PT. Nike diharapkan melakukan
evaluasi terus menereus agar sistem kompensasi yang diberlakukan sehingga dapat memberikan keuntungan maksimal bagi perusahaan dan para pekerjanya. Para pekerja harus diberi pengetahuan tentang hak dan kewajiban secara menyeluruh, termasuk peraturan perusahaan
Melakukan proses administrasi kompensasi sepenuhnya sehingga PT. Nike tidak melakukan kelalaian dalam melakukan proses ini, karena yang dapat menimbulkan permasalahan dalam proses kompensasi.