Presentasi UU Minerba-Marwan

26
Presentasi UU Minerba Dr. Ryad Chairil The Centre for Indonesian Energy and Resources Law

Transcript of Presentasi UU Minerba-Marwan

Page 1: Presentasi UU Minerba-Marwan

Presentasi UU Minerba

Dr. Ryad Chairil

The Centre for Indonesian Energy and Resources Law

Page 2: Presentasi UU Minerba-Marwan

Penggolongan Bahan Galian (Pasal 34)

1. Pertambangan Mineral

2. Pertambangan Batubara

Pertambangan Mineral meliputi :

a. Mineral Radioaktif

b. Mineral Logam

c. Mineral Non-logam

d. Batuan

Page 3: Presentasi UU Minerba-Marwan

Konsep Manajemen Wilayah Pertambangan Tidak lagi didasarkan atas konsep wilayah

hukum pertambangan yang tidak terbatas Wilayah pertambangan (WP) dibuat dengan

suatu perencanaan sesuai dengan kebijakan tata ruang

Proses penetapan WP melibatkan Pemerintah Pusat, Pemda dan DPR

Diharapkan tidak ada lagi konflik tumpang tindih lahan dengan sektor lain

Page 4: Presentasi UU Minerba-Marwan

Bagan Manajemen WP

Page 5: Presentasi UU Minerba-Marwan

Pembagian Kewenangan

Lihat Tabel

Page 6: Presentasi UU Minerba-Marwan

Sistem Perizinan

Sentralisasi untuk WPN Desentralisasi untuk WUP Penyederhanaan tahap kegiatan (IUP

Eksplorasi dan IUP Operasi Produksi) Diberikan berdasarkan mekanisme lelang

[Penjelasan Lihat Tabel]

Page 7: Presentasi UU Minerba-Marwan

WPN

WPN dicadangkan untuk komoditas tertentu dan untuk konservasi

Pengusahaan WPN menjadi WUPK mensyaratkan persetujuan dari DPR

WUPK diprioritaskan bagi BUMN dan BUMD Badan usaha swasta boleh mendapatkan

WUPK melalui lelang

Page 8: Presentasi UU Minerba-Marwan

Beberapa Aspek Hak dan Kewajiban

Larangan Pengalihan Izin Pemegang IUP dan IUPK DILARANG

mengalihkan izinnya kepada pihak lain Konsekuensinya, IUP/IUPK tidak bisa

dijadikan sebagai security (jaminan) atas kewajiban kepada pihak ketiga

Page 9: Presentasi UU Minerba-Marwan

Aspek Hak & Kewajiban - lanjutan

Pengalihan Saham pengalihan atau penjualan saham tidak

dilarang go public boleh dilakukan setelah

menemukan 2 wilayah prospek dan diberitahukan kepada Menteri/Gubernur/Bupati

Page 10: Presentasi UU Minerba-Marwan

Kewajiban Pengolahan

Semua perusahaan tambang wajib mengolah bahan tambangnya di dalam negeri

Khusus bagi perusahaan KK/PKP2B kewajiban pemurnian di dalam negeri dilaksanakan paling lambat 5 tahun sejak berlakunya UU ini

Pemegang IUP/IUPK boleh melakukan kerjasama pengolahan dengan pihak lain dengan izin khusus dari Menteri/Gubernur/Bupati sesuai kewenangannya

Page 11: Presentasi UU Minerba-Marwan

Kewajiban Penggunaan Kontraktor Lokal Pemegang IUP/IUPK yang telah berproduksi

wajib menggunakan kontraktor lokal/nasional Larangan bagi pemegang IUP/IUPK

membentuk perusahaan kontraktor jasa pertambangan untuk menambang di wilayah kerjanya sendiri kecuali dengan izin Menteri

Page 12: Presentasi UU Minerba-Marwan

Kewajiban Fiskal dan Keuangan

1. Hak Pemerintah Pusat a. Pajak dan bea masuk; b. Iuran Tetap dan Iuran Produksic. Kompensasi Data

2. Hak Pemerintah Daerah a. Pajak daerah; b. Retribusi; c. Pendapatan lain yang sah sesuai undang-

undang

Page 13: Presentasi UU Minerba-Marwan

Kewajiban Fiskal - lanjutan

Tambahan Kewajiban Baru Pemegang IUP/IUPK yang telah berproduksi

diwajibkan membayar “royalti” sebesar 10% dari keuntungan bersih (net profit):

4% untuk Pemerintah Pusat; 6% untuk Pemerintah Daerah:

1% bagian Provinsi; 2,5% bagian Kabupaten penghasil; 2,5% bagian Kabupaten/Kota tetangga.

Page 14: Presentasi UU Minerba-Marwan

Sanksi – sanksi

Administratif bila melanggar ketentuan UU:

1. Peringatan tertulis;

2. Penghentian sementara kegiatan;

3. Pencabutan izin

Page 15: Presentasi UU Minerba-Marwan

Sanksi - lanjutan

Pidana bagi pengurus (Direksi dan Komisaris) berupa kurungan dan denda

Pidana bagi perusahaan (korporasi) berupa denda

Pidana berupa perampasan inventory hasil kejahatan dan keuntungan

Pidana tambahan berupa pencabutan izin dan pencabutan status badan hukum perusahaan

Page 16: Presentasi UU Minerba-Marwan

Ketentuan Peralihan (Pasal 169 - 172)

Hanya mengatur ketentuan KK/PKP2B KK/PK2B tetap dihormati dan berlaku hingga

berakhir Penyesuaian KK/PK2B dengan UU baru

dalam waktu 1 tahun (ketentuan fiskal dan keuangan tidak diubah) ----TAPI Tidak ada sanksi bila kesepakatan gagal dicapai

Kewajiban pengolahan dalam negeri wajib dilakukan dalam waktu 5 tahun sejak UU baru

Page 17: Presentasi UU Minerba-Marwan

Ketentuan Peralihan - lanjutan

Luas wilayah KK/PKP2B akan dikurangi (sesuai dengan ketentuan UU Minerba) bila perusahaan tidak mengajukan rencana kegiatan untuk SELURUH wilayah kerja kepada Pemerintah

Aplikasi KK/PK2B yang telah diajukan 1 tahun sebelum UU ini akan diproses izinnya tanpa melalui lelang

Page 18: Presentasi UU Minerba-Marwan

Isyu yang relevan bagi BUMN

Tersirat dan tersurat semangat nasionalisme yang kental

Namun belum menunjukan keberpihakan kepada BUMN (kata2 BUMN tidak terlalu banyak di sebut)

WPN keluar dari filosofi harusnya tidak di tender, malinkan diberikan kepada BUMN (tidak ada jaminan penguasaan lahan WPN kecuali first right of refusal bagi BUMN)

Page 19: Presentasi UU Minerba-Marwan

KETIDAK PASTIAN KP BUMN

1. Tidak adanya ketentuan peralihan bagi KP yang telah diterbitkan dapat menimbulkan beberapa interpretasi berikut: i. Semua ketentuan mengenai IUP/IUPK dianggap

berlaku terhadap pemegang KP; atau ii. Ketentuan mengenai KP tetap menggunakan peraturan

yang lama hingga terbit peraturan pelaksana dari UU yang baru.

Contoh: sesuai UU baru, pemegang IUP Eksplorasi dapat melaksanakan kegiatan studi kelayakan. Sedangkan menurut ketentuan yang lama, studi kelayakan hanya dapat dilakukan setelah memperoleh KP Eksploitasi.

Page 20: Presentasi UU Minerba-Marwan

DOMESTIC MARKET OBLIGATION

Ada kewajiban DMO bagi kontraktor pertambangan

Tidak ada jaminan security of supply kepada BUM seperti PLN.

Harus dibuat sebuah pengamanan dalam PP untuk men secure DMO kepada BUMN termasuk untuk industri pengolahan BUMN.

Page 21: Presentasi UU Minerba-Marwan

PERUSAHAAN JASA BUMN?

UU baru secara tegas melarang pemegang IUP/IUPK untuk membentuk perusahaan jasa pertambangan umum untuk melaksanakan kegiatan pertambangan di wilayah kerjanya sendiri, kecuali seizin Menteri.

Apakah BUMN perlu juga mendapatkan izin dari Menteri bagi pembentukan perusahaan JV yang melaksanakan kegiatan kerjasama pengelolaan KP BUMN?

Page 22: Presentasi UU Minerba-Marwan

LUAS WILAYAH PERTAMBANGAN BUMN? Luas Wilayah Pertambangan

Filosofinya BUMN diberikan Kuasa Pertambangan di seluruh wilayah RI. Namun UU Minerba membatasi penguasaaan lahan oleh BUMN.

Harus diatur di dalam PP, ketentuan yang mengecualikan atas luas wilayah kepada BUMN di rejim sebelumnya hal ini sudah diatur.

Page 23: Presentasi UU Minerba-Marwan

KEWAJIBAN KEUANGAN BUMN?

BUMN akan dikenakan kewajiban membayar royalti tambahan 10% dari laba bersih.

Apakah pengenaan laba bersih dihitung dari operasional tiap unit produksi atau diperhitungkan dari gabungan seluruh unit produksi, mengingat Antam bersifat operating holding, bukan investment holding.

Page 24: Presentasi UU Minerba-Marwan

INDUSTRI PENGOLAHAN BUMN?

Ijin KP Pengolahan

BUMN seperti Antam mempunyai industri pengolahan dan akan membangun ijin industri KP Pengolahan. Menurut UU Minerba Ijin KP Pengolahan diberikan oleh PemDa?

Bagaimana mengamankan status proses formalitas dan legalitas KP Pengolahan yang ijinya diberikan oleh PemDa?

Page 25: Presentasi UU Minerba-Marwan

Kesimpulan

UU Minerba sudah menunjukan spriti nasionalisme

Tapi Belum berpihak kepada BUMN Perlu pengaturan yang lebih khusus di dalam

Peraturan Pemerintah yang jelas2 berpihak kepada BUMN

Page 26: Presentasi UU Minerba-Marwan

SELESAI

Terima Kasih