Presentasi referat sesak
-
Upload
fifin-fitriyanimizan -
Category
Documents
-
view
249 -
download
3
Transcript of Presentasi referat sesak
REFERATPENDEKATAN KLINIS SESAK NAFAS
Khoirul Ahmada Putra
1110103000041
Pembimbing :dr. Eka Nurfitri, SpA
PENDAHULUAN Sistem respirasi merupakan bagian dari
proses vital tubuh perlu kontrol yang ketat
Sesak nafas merupakan gejala yang muncul dari beberapa penyakit kardiopulmonal dan sistemik
Sesak nafas menunjukkan potensi perubahan homeostasis
DEFINISI
Menurut American Thoracic Society sesak nafas atau dispne dapat didefinisikan sebagai pengalaman subjektif ketidaknyamanan bernafas yang terdiri dari sensasi yang berbeda secara kualitatif maupun intensitas.
SESAK = SENSASI KESULITAN BERNAFAS
Kontrol Respirasi SSP
Batang otak : pusat respirasi medula (area inspirasi dan ekspirasi), pusat apneustik, pusat pneumotaksik
Korteks Sistem limbik dan hipotalamus
Reseptor Kemoreseptor Reseptor iritan Reseptor Juksta-kapiler (J) Reseptor lain
Efektor
DIAGNOSIS Pasien sesak nafas akut stabilisasi Airway,
Breathing, Circulation Anamnesis komprehensif Pemeriksaan fisik Pemeriksaan penunjang
Anamnesis Sesak nafas:
Onset Durasi Riwayat trauma Gejala yang berhubungan (batuk, pilek, demam,
nyeri)
Pemeriksaan fisik Tanda vital dan inspeksi general
Takipneu (neonatus>60x/menit, 2 bulan-1 tahun >50x/menit, 1-5 tahun> 40x/menit, di atas 5 tahun>30x/menit)
Retraksi interkostal dan atau substernal Nafas cuping hidung Sianosis Posisi anak Pola nafas Takikardi Hipotensi Demam
PEMERIKSAAN PENUNJANG Foto toraks Analisis gas darah Darah perifer lengkap Kultur dahak EKG Echocardiograph bila curiga PJB
Asma
Proses inflamasi kronik saluran nafas bawah Sumbatan jalan nafas reversibel Ada pemicu serangan Ekspirasi pada serangan asma menjadi sebuah
proses aktif kerja otot bantu nafas Anak dengan asma berat: takipne, hiperpne,
retraksi, dan nafas cuping hidung, gelisah, posisi duduk tripod, fokus untuk bernafas dan tidak dapat berkata dalam kalimat yang penuh.
Terapi farmakologis asma
Inhalasi albuterol atau levalbuterol dengan nebulizer dan nilai ulang kondisi secara periodik.
250 mikrogram ipratobrium bromide tiap 20 menit dalam 1 jam pertama diikuti 250-500 mikrogram tiap 6 jam.
Metilprednisolon iv dengan dosis 1 mg/kgbb tiap 6 jam. Tapering off jika penggunaan steroid lebih dari 5-7 hari.
Berikan terbutalin iv jika pasien tidak ada perbaikan dan menunjukkan perburukan saat dalam terapi. Dosis awal 10 mikrogram/kgbb selama 10 menit diikuti dngan 0,1-1 mikrogram/ kgbb/ menit.
Bronkiolitis
Bronkiolitis: penyakit obstruktif yang disebabkan oleh inflamasi akut pada saluran nafas kecil yang terjadi pada anak kurang dari 2 tahun (puncak < 6 bulan)
Etiologi tersering dari penyakit ini adalah RSV, parainfluenzae, metapneumovirus, dan adenovirus
Batuk, pilek, subfebris atau tanpa demam, sesak nafas yang makin hebat dengan nafas cepat dan dangkal, gelisah dan tidak mau makan, sulit bernafas, retraksi, ada nafas cuping hidung, dan ada sianosis di sekitar hidung dan mulut.
Dapat juga dijumpai mengi dan ekspirasi memanjang. Pada auskultasi bisa didapatkan ronkhi basah halus nyaring pada awal atau akhir ekspirasi. Pada perkusi didapatkan suara hipersonor.
Dapat juga dijumpai mengi dan ekspirasi memanjang. Pada auskultasi bisa didapatkan ronkhi basah halus nyaring pada awal atau akhir ekspirasi. Pada perkusi didapatkan suara hipersonor.
Analisis gas darah menunjukkan adanya hiperkarbia air trapping, asidosis. Pemeriksaan penunjang lain dapat digunakan rapid test untuk memeriksa RSV.
Oksigen 1-2 liter/ menit Pemberian kalori dan cairan yang adekuat Koreksi terhadap kelainan asam basa Kortikosteroid: deksametason 0,5 mg/kgbb
dilanjutkan dengan 0,5 mg/kgbb perhari dibagi dalam 3-4 dosis.
Antibiotik juga dapat diberikan.
Pneumonia Pneumonia: inflamasi pada parenkim paru
dengan ciri-ciri berkurangnya kapasitas total paru yang berhubungan dengan berkurangnya compliance paru.
Pneumonia dapat disebabkan oleh bermacam bakteri, virus, mikoplasma, jamur, atau benda asing yang teraspirasi ke dalam paru.
Batuk, demam tinggi terus menerus, gelisah, sesak, rewel, sianosis pada sekitar mulut dan hidung.
Anak cenderung miring ke arah posisi yang terkena infeksi.
Auskultasi dapat ditemukan melemahnya suara nafas utama dan terdengarnya ronkhi basah halus pada lapang paru yang terkena.
Leukositosis, foto toraks: infiltrat alveolar di seluruh lapang paru., gambaran konsolidasi pada lobus jika pneumonia lobaris. AGD: hipoksemia sedangkan kadar CO2 dapat menurun, normal, atau meningkat.
Oksigen 1-2 liter.menit via nasal Jika sekresi mukus berlebih, dapat diberikan
inhalasi agonis beta Koreksi kelaina asam basa Antibiotik sesuai hasil biakan: Community-based: ampisilin 100 mg/kgbb/hari
dalam 4 kali pemberian dan kloramfenikol 75 mg/kgbb/hari dalam 4 kali pemberian
Hospital-based: sefotaksim 100 mg/kgbb/hari dalam 2 kali pemberian.
DAFTAR PUSTAKA1. American Thoracic Society. Dyspnea Mechanism, Assessment, and
Management: A Consensus Statement. Am J Respir Crit Care Med Vo159. pp 321-340,1999
2. American Thoracic Society. An Official American Thoracic Society Statement: Update on the Mechanisms, Assessment, and Management of Dyspnea. Am J Respir Crit Care Med Vol 185, Iss. 4, pp 435–452, Feb 15, 2012
3. IDAI. Buku Ajar Respirologi Anak. Edisi Pertama. Jakarta: Badan Penerbit IDAI. 2012
4. Boon, et al. Dyspnoea. In: Davidson’s Principles and Practice of Medicine. 20e. Elsevier. 2007
5. Braithwaite S, Perina D. Dyspnea. In: Marx: Rosen's Emergency Medicine: Concepts and Clinical Practice, 6th ed., Copyright © 2006 Mosby, Inc.
6. Society of Intensive Care Medicine. Pediatric Fundamental Critical Care Support. USA. 2011
7. RSCM. Panduan Pelayanan Medis Departemen Ilmu Penyakit Anak. Jakarta. 2007