presentasi Lapsus Anestesi GA

download presentasi Lapsus Anestesi GA

of 13

description

n

Transcript of presentasi Lapsus Anestesi GA

  • General Anestesi Pada Operasi Open Reduksi Internal FiksasiRUSMIN USMAN,S.Ked10542 0146 09

    PEMBIMBINGDr. HASNI, Sp.An

  • IDENTITAS PASIENNama : Tn. F Dg. RewaUmur : 23 tahun Jenis Kelamin: Laki-laki Alamat: paccinongang Diagnosis preoperatif: Fraktur Humerus 1/3 proksimalMacam Operasi: ORIF Macam Anestesi: Anestesi umum Tanggal masuk : 20 Februari 2015 Tanggal operasi : 23 Februari 2015 No. Register : 392837

  • KEADAAN UMUMKesadaran : Compos Mentis, tampak kesakitanTekanan Darah: 120/80 mmHgNadi: 85 x/ menitSuhu: 36,80 CRespirasi: 20 x/ menit

  • ANAMNESIS Keluhan Utama

    Nyeri pada lengan atas kanan dan sulit digerakkanRiwayat Penyakit Sekarang :

    Pasien masuk Rumah Sakit sejak 3 hari yang lalu setelah terjatuh dari motor akibat kecelakaan lalu lintas. Saat kecelakaan pasien sempat sadar kemudian tidak sadarkan diri, setelah dibawa ke Rumah Sakit pasien kembali sadar. penderita mengeluh nyeri pada lengan kanan atas dan sulit digerakkan. Pusing (-), Demam (-), mual (-), muntah (-), penurunan kesadaran (-), buang air kecil normal.

  • Riwayat Penyakit DahuluRiwayat operasi sebelumnya disangkalRiwayat batuk lama disangkalRiwayat asma atau sesak nafas disangkalRiwayat alergi obat disangkalRiwayat Hipertensi dan Diabetes Mellitus disangkal

    Riwayat Penyakit KeluargaRiwayat anggota keluarga yang menderita keluhan serupa disangkalRiwayat penyakit diabetes melitus atau kencing manis disangkal Riwayat penyakit hipertensi atau darah tinggi disangkal

    Kebiasaan/Lingkungan :Riwayat merokok dan konsumsi alcohol (+).

  • Pemeriksaan TambahanPemeriksaan LaboratoriumWBC: 9,6RBC: 4,72HB : 13,3 g/ dl HCT: 39,6 % PLT: 314LED : 10 mm/jamCT/BT: 8,2 m/ 2,1m

    Pemeriksaan RadiologiX-ray humerus kesan : fraktur 1/3 proksimal humerus

  • KESIMPULANBerdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik serta laboratorium, maka:Diagnosa pre-operatif : fraktur 1/3 proksimal humerusStatus operatif: ASA 2 (pasien dengan kelainan sistemik ringan sampai sedang yang disebabkan baik oleh keadaan yang harus diobati dengan jalan pembedahan maupun oleh proses patofisiologis)

  • TINDAKAN ANESTESIKeadaan pre-operarif: pasien puasa 8 jam. Keadaan pasien tampak kesakitan, kooperatif, tensi 120 / 80 mmHg, nadi 85 x/ menitJenis Anestesi: general anestesi, general endotracheal anestesi dengan ETT oral no: 6,5 respirasi kontrol.Premedikasi yang diberikan : 5 menit sebelum dilakukan induksi anestesi, diberikan premedikasi berupa: midazolam 2 mg iv, Fentanyl 60 mg IV

  • Induksi Anestesi Untuk induksi digunakan propofol 100 mg. Kemudian diberikan atracarium sebagai pelumpuh otot, Setelah itu pasien diberi O2 murni selama 1 menit, Setelah terjadi relaksasi kemudian dilakukan intubasi melalui oral dengan ETT no. 6,5. Setelah di cek pengembangan paru dan suara nafas paru kanan dan kiri sama, ETT di fiksasi dan dihubungkan dengan sistem apparatus anestesi. Pernafasan pasien dibantu sampai terjadi nafas spontan.

  • MaintenanceUntuk mempertahankan status anestesi digunakan propofol 50 mg/5menit dengan menggunakan syring pump. Selama tindakan anestesi berlangsung, tekanan darah dan nadi senantiasa di kotrol setiap 5 menit. Tekanan darah sistolik berkisar antara 110-130 mmHg, dan 60-90 mmHg untuk diastolik, nadi berkisar antara 80-110 x/ menit. Infus asering dan ringer laktat/RL diberikan pada penderita sebagai cairan rumatan.

  • Keadaan post operasiOperasi selesai dalam waktu 120 menit, tetapi pemberian agent anestesi masih dipertahankan dengan tujuan agar tindakan ekstubasi dalam dilakukan pada keadaan tidak sadar penuh sehingga tidak menimbulkan batuk dan mencegah kejang otot yang dapat menyebabkan gangguan nafas, hipoksia dan sianosis.Pasien dipindah ke ruang pemulihan dan diobsevasi mengenai pernafasan, tekanan darah, nadi.Bila pasien tenang dan Aldrette Score 8 tanpa nilai nol, dapat dipindah ke bangsal. Namun, pada kasus ini, pasien langsung dipindahkan ke ruang ICU untuk mendapatkan pengawasan yang lebih intensif.

  • Program post operasiPasien dikirim ke bangsal dengan catatan:Setelah pasien sadar, pasien harus tiduran dengan kepala yang ditinggikan dengan bantal selama 24 jam, pasien belum boleh duduk dan berdiri.Kontrol tekanan darah, nadi dan pernafasan tiap 30 menit.Bila pasien kesakitan beri ketorolac 30 mg IV, boleh diulang tiap 8 jam.Bila pasien mual-muntah diberi ondansetron 4 mg IV.Cairan infuse NaCl, beri O2 lewat nasal.Jika paien sadar penuh dan peristaltik (+), coba makan dan minum