presentasi kasus tifoid.doc

19
BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Demam tifoid adalah suatu penyakit sistemik yang disebabkan oleh kuman Salmone typhi. Sampai saat ini demam tifoid masih menjadi masalah kesehatan masyarakat s berkaitan erat dengan sanitasi yang buruk terutama di negara-negara berkembang d kota-kota besar yang padat penduduknya. Demam tifoid merupakan penyakit endemis Indonesia yang cenderungmeningkatpada masyarakat dengan standar hidup dan kebersihan yang rendah. 96 % kasus demam tifoid disebabkan oleh Salmonella typhi sisanya disebabkan oleh Salmonella paratyphi. enyakit demam tifoid termasuk pen menular yang tercantum dalam !ndang-undang nomor 6 "ahun #96$ tentang abah. &elompok penyakit menular ini merupakan penyakit yang mudah menular dan dapat menyerang banyak orang sehingga dapat menimbulkan abah. ' enyebaran bakteri Salmonella ke dalam makanan atau minuman bisa terjadi akibat pencucian tangan ya kurang bersih setelah buang air besar maupun setelah berkemih. (alat bisa menyeb bakteri secara langsung dari tinja ke makanan ) oro-fecal *. + esarnya angka pasti kasus demam tifoid di dunia sangat sulit ditentukan karena penyakit ini dikenal mempun gejala dengan spektrum klinis yang sangat luas. Data orld ealth /rgani0ation ) tahun $1#' memperkirakan terdapat sekitar #2 juta kasus demam tifoid di seluruh dengan insidensi 611.111 kasus kematian tiap tahun. Di negara berkembang, kasus demam tifoid dilaporkan sebagai penyakit dimana 93% merupakan kasus ra at jalan sehingga insidensi yang sebenarnya adalah $3 kali lebih besar dari laporan ra at inap di rumah sakit. Di Indonesia kasus i secara merata di seluruh propinsi dengan insidensi di daerah pedesaan penduduk5tahun dan di daerahperkotaan 2615#11.111 penduduk5tahun atau sekitar 611.111 dan #.3 juta kasus per tahun. !mur penderita yang terkena di dilaporkan antara '-#9 tahun pada 9#% kasus, kejadian meningkat setelah umur 3 t "ingginya pre alensi kejadian demam tifoid di Indonesia membuat penulis membahas presentasi kasus mengenai demam tifoid pada pasien penyakit dalam di 7 "k.II dr.8& ani alembang. 1

Transcript of presentasi kasus tifoid.doc

BAB IPENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Demam tifoid adalah suatu penyakit sistemik yang disebabkan oleh kuman Salmonella typhi. Sampai saat ini demam tifoid masih menjadi masalah kesehatan masyarakat serta berkaitan erat dengan sanitasi yang buruk terutama di negara-negara berkembang dan di kota-kota besar yang padat penduduknya. Demam tifoid merupakan penyakit endemis di Indonesia yang cenderung meningkat pada masyarakat dengan standar hidup dan kebersihan yang rendah. 96 % kasus demam tifoid disebabkan oleh Salmonella typhi, sisanya disebabkan oleh Salmonella paratyphi. Penyakit demam tifoid termasuk penyakit menular yang tercantum dalam Undang-undang nomor 6 Tahun 1962 tentang wabah. Kelompok penyakit menular ini merupakan penyakit yang mudah menular dan dapat menyerang banyak orang sehingga dapat menimbulkan wabah.3 Penyebaran bakteri Salmonella ke dalam makanan atau minuman bisa terjadi akibat pencucian tangan yang kurang bersih setelah buang air besar maupun setelah berkemih. Lalat bisa menyebarkan bakteri secara langsung dari tinja ke makanan ( oro-fecal ).4 Besarnya angka pasti kasus demam tifoid di dunia sangat sulit ditentukan karena penyakit ini dikenal mempunyai gejala dengan spektrum klinis yang sangat luas. Data World Health Organization (WHO) tahun 2013 memperkirakan terdapat sekitar 17 juta kasus demam tifoid di seluruh dunia dengan insidensi 600.000 kasus kematian tiap tahun. Di negara berkembang, kasus demam tifoid dilaporkan sebagai penyakit endemis dimana 95% merupakan kasus rawat jalan sehingga insidensi yang sebenarnya adalah 15-25 kali lebih besar dari laporan rawat inap di rumah sakit. Di Indonesia kasus ini tersebar secara merata di seluruh propinsi dengan insidensi di daerah pedesaan 358/100.000 penduduk/tahun dan di daerah perkotaan 760/100.000 penduduk/tahun atau sekitar 600.000 dan 1.5 juta kasus per tahun. Umur penderita yang terkena di Indonesia dilaporkan antara 3-19 tahun pada 91% kasus, kejadian meningkat setelah umur 5 tahun. Tingginya prevalensi kejadian demam tifoid di Indonesia membuat penulis membahas presentasi kasus mengenai demam tifoid pada pasien penyakit dalam di Rumah Sakit Tk.II dr.AK Gani Palembang. BAB IILAPORAN KASUSI. IDENTITAS PASIENNama

: Nn. LUmur

: 19 tahunJenis Kelamin: PerempuanAlamat

: KertapatiPendidikan: SMAPekerjaan: MahasiswaAgama

: IslamStatus

: Belum MenikahNo. RM: 29xxxxxTgl Masuk: 16 Maret 2015II. ANAMNESA

Keluhan Utama :

Pasien mengeluh demam yang dirasakan sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit.Riwayat Penyakit Sekarang :Pasien datang dengan keluhan utama panas tinggi sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit. Demam timbul perlahan, bersifat naik turun dan panas mulai meninggi ketika sore dan menjelang malam hari, panas tidak disertai kejang. Saat panas pasien sempat menggigil, mengigau tapi tidak mengalami penurunan kesadaran. Pasien belum berobat ke dokter dan mengkonsumsi obat apapun sebelumnya, Pasien tidak mengeluh nyeri sendi, tidak ada mimisan ataupun gusi berdarah dan tidak timbul bintik merah pada kulit. Pasien juga kadang-kadang batuk berdahak sejak sakit tetapi tidak ada darah namun disertai sedikit sesak napas. Nyeri pada sendi (-).Pasien juga mengeluh mual, nyeri pada ulu hati dan ada muntah 1 kali, cair, ada sisa makanan, ada lendir, tidak ada darah, pasien mengeluh sakit kepala dan badan terasa lemas. Sakit kepala tidak berputar dan tidak dipengaruhi oleh perubahan pada posisi. Pasien merasa badannya lemas, pasien juga mengeluh belum BAB 2 hari Sebelum Masuk Rumah Sakit. Pasien juga tidak nafsu makan.Pasien belum pernah mengalami sakit seperti ini sebelumnya. Di keluarga dan lingkungan keluarga pasien tidak ada yang menderita demam berdarah ataupun mengalami sakit serupa. Sebelum sakit BAB pasien lancar, teratur 1x sehari, konsistensi lunak, warna coklat kekuningan, darah (-), lendir (-). BAK Lancar, banyak, kuning, tidak ada darah, tidak nyeri sewaktu BAK.Sebelum sakit pasien sering telat makan dan suka makan sembarangan dan tidak teratur. Pasien lebih suka jajan makanan dan minuman di luar rumah dan di pinggir jalan, karena aktifitas kuliah dan lebih sering di luar rumah, namun, saat sakit nafsu makan pasien berkurang. Riwayat bepergian ke daerah tertentu sebelumnya (-).Riwayat Penyakit Dahulu :

Pasien belum pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya, Riwayat diabetes mellitus (-), hipertensi (-), riwayat alergi disangkal oleh pasien, belum pernah mengalami sakit berat apalagi hingga dirawat di rumah sakit sebelumnya.Riwayat Penyakit Keluarga :Pada anggota keluarga tidak didapati keluhan yang sama seperti pasien. keluarga tidak ada riwayat asma, diabetes mellitus, hipertensi, ataupun alergi.

Riwayat Sosial dan Ekonomi :Pasien mengaku seorang mahasiswa, pasien mengaku sering jajan dan makan sembarangan, pasien lebih suka makanan cepat saji. Pasien tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol dan obat-obatan sebelumnya. Tidak pernah pergi ke daerah tertentu sebelumnya.III. PEMERIKSAAN FISIKKeadaan umum: Tampak sakit sedangKesadaran

: Kompos mentis (GCS 15)Tekanan Darah: 110/70

Pernapasan

: 20 x / menitNadi

: 90 x/menit

Suhu

: 38,2(CBerat badan

: 48 kg

Tinggi badan

: 160 cmStatus Gizi

: BaikStatus Interna

KepalaNormosefali, tidak ada tanda trauma atau benjolan. Rambut hitam, tidak mudah dicabut.

MataKonjungtiva kanan dan kiri tidak anemis, tidak ada sklera ikterik pada kedua mata, refleks cahaya +/+, pupil isokor, strabismus -/-.

TelingaBentuk normal, tidak ada sekret, cairan, luka maupun perdarahan. Fungsi pendengaran masih baik.

HidungBentuk aurikula normal, septum nasi di tengah, tidak ada deviasi, mukosa tidak hiperemis, tidak ada edema konka. Tidak terdapat sekret pada kedua lubang hidung, epistaksis (-).

TenggorokHiperemis (-), T2/T2, trakea di tengah.

Gigi dan MulutBibir tampak normal, tidak ada sianosis dan tidak ada deviasi. Lidah kotor dengan tepi hiperemis / coated tongue. Gigi geligi normal dan tidak ada karies. Gusi tidak berdarah.

LeherTidak tampak adanya luka maupun benjolan. Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar getah bening. Tidak ada peningkatan JVP.

ToraksInspeksi: Pada keadaan statis dada terlihat simetris kanan dan kiri, pada pergerakan/dinamis dinding dada terlihat simetris kanan dan kiri, tidak ada yang tertinggal, tidak terdapat retraksi atau penggunaan otot pernapasan tambahan. Pulsasi ichtus kordis tidak terlihat.Palpasi: Fremitus raba sama kuat kanan dan kiri. Ichtus kordis tidak teraba.Perkusi: Pada lapangan paru didapatkan bunyi sonor. Batas paru hati didapatkan pada ICS 7 sebelah kanan. Batas Jantung:

Batas atas : Incisura costalis space 2 parasternal kiri

Batas bawah: Incisura costalis space 6

Batas kanan: ICS 6 linea parasternal kanan

Batas kiri : ICS 6 linea midclavikula kiri

Auskultasi: Bunyi paru vesikuler +/+, ronki -/-, wheezing -/-.

Bunyi jantung S1, S2 murni. Murmur (-). Gallop (-).

AbdomenInspeksi : Supel, turgor baik, dinding abdomen simetris, tidak terlihat penonjolan massa ataupun adanya luka. Tidak tampak rose-spots.Palpasi : Teraba pembesaran hepar 1 jari dibawah arcus costae, permukaan rata, tepi tajam. Lien tidak teraba. Terdapat nyeri tekan di epigastrium dan hipokondrium kanan. Nyeri perut menjalar ke punggung (-), distensi abdomen (-), defense muscular (-), Nyeri tekan mc burney (-), rovsing sign (-), psoas sign (-), obturator sign (-).

Perkusi : asites (-)

Auskultasi : Bising Usus 3x/menit ()

PunggungTampak normal. Tidak terlihat kelainan bentuk tulang belakang. Tidak ditemukan rash berupa rose-colored spots.

Ekstremitas atas dan bawahAkral hangat, tidak ada edema pada semua ekstremitas. Tidak tampak rose-spots. Petekie (-).

KukuAkral hangat, Sianosis (-). Pengisian kapiler