PRESENTASI KASUS agma.docx

download PRESENTASI KASUS agma.docx

of 46

Transcript of PRESENTASI KASUS agma.docx

PRESENTASI KASUSHIPERTENSI PRIMER GRADE I TERKONTROL DAN HIPERKOLESTEROLEMIA PADA PRIA LANSIA DENGAN KEKHAWATIRAN KOMPLIKASI PENYAKITNYA

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian SyaratMengikuti Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kedokteran Keluargadi Puskesmas Ngampilan Yogyakarta

Diajukan Oleh :JUNIATI AGMA2010 031 0101

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KELUARGAFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA2015LEMBAR PENGESAHANPresentasi KasusHIPERTENSI PRIMER GRADE I TERKONTROL DAN HIPERKOLESTEROLEMIA PADA PRIA LANSIA DENGAN KEKHAWATIRAN KOMPLIKASI PENYAKITNYADiajukan Untuk Memenuhi Sebagian SyaratMengikuti Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kedokteran Keluargadi Puskesmas Ngampilan Yogyakarta

Disusun oleh :JUNIATI AGMA2010 031 0101

Dipresentasikan pada :Hari, Tanggal : Rabu, 05 Agustus 2015Tempat : Puskesmas Ngampilan Yogyakarta

ii

13

Menyetujui,

Dokter Pembimbing Universitas

dr. Titik Hidayati, M. Kes.Dokter Pembimbing Puskesmas

dr. Khairina Fitri

Mengetahui,Kepala Puskesmas Ngampilan

dr. Dina Kartika

KATA PENGANTARPuji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan presentasi kasus bagian Ilmu Kedokteran Keluarga yang berjudul HIPERTENSI PRIMER GRADE I TERKONTROL DAN HIPERKOLESTEROLEMIA PADA PRIA LANSIA DENGAN KEKHAWATIRAN KOMPLIKASI PENYAKITNYAPenulis menyadari selesainya penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. dr. Dina Kartika, selaku Kepala Puskesmas Ngampilan 2. dr. Khairina Fitri, selaku dokter pembimbing puskesmas3. dr. Titiek Hidayati, M.Kes., selaku dosen pembimbing universitas4. dr. Nur, dr. Anita, Mas Bangun, Mas Edo serta seluruh staf dan karyawan Puskesmas Ngampilan 5. Semua pihak yang telah mendukung penulisan laporan ini Dalam penulisan laporan ini penulis masih memiliki banyak kekurangan. Kritik dan saran sangat diharapkan untuk menyempurnakan laporan ini.

Yogyakarta, 05 Agustus 2015Penyusun,

Juniati Agma

DAFTAR ISIJUDUL....................................................................................................................1LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................2KATA PENGANTAR............................................................................................3DAFTAR ISI....................................................................................................4BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................6A. LATAR BELAKANG................................................................................6B. RUMUSAN MASALAH............................................................................7C. TUJUAN PENULISAN.............................................................................7D. MANFAAT PENULISAN.........................................................................8BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................9A. DIABETES MELITUS..............................................................................9B. HIPERTENSI...........................................................................................22C. GIZI SEIMBANG....................................................................................32D. DISFUNGSI KELUARGA......................................................................33BAB III PRESENTASI KASUS.........................................................................37A. IDENTITAS PASIEN..............................................................................37B. ANAMNESIS............................................................................................37C. PEMERIKSAAN FISIK..........................................................................39D. PEMERIKSAAN PENUNJANG............................................................40E. HOME VISITE.........................................................................................41F. DIAGNOSIS KERJA...............................................................................47G. PENATALAKSANAAN..........................................................................47BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................49A. ANALISIS KASUS...................................................................................49B. PENERAPAN PRINSIP KEDOKTERAN KELUARGA....................50C. DIAGNOSIS HOLISTIK........................................................................51D. USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG..........................................51E. PENATALAKSANAAN KOMPREHENSIF....................................... 51BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................53A. KESIMPULAN.........................................................................................53B. SARAN......................................................................................................53DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 54LAMPIRAN..........................................................................................................57

BAB IPENDAHULUANA. LATAR BELAKANGDislipidemia merupakan suatu perubahan kadar normal komponen lipid darah. Komponen lipid darah meliputi kolesterol, trigliserida, LDL, dan HDL. Kadar normal untuk komponen masing-masing lipid darah antara lain kolesterol total 120120 139140 159> 160Dan< 80

PrehipertensiAtau80-89

Hipertensi tahap IAtau90-99

Hipertensi tahap IIAtau>100

Table 1. Klasifikasi Hipertensi (JNC 7)Faktor RisikoMenurut JNC 7, hipertensi disebabkan oleh faktor-faktor yang tidak dapat dikontrol serta yang dapat dikontrol, diantaranya:a. Faktor yang tidak dapat dikontrol1. GenetikIndividu dengan orang tua yang menderita hipertensi, memiliki resiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi. Pada 70-80% kasus hipertensi primer didapatkan riwayat hipertensi dalam keluarga.2. UmurIndividu yang berusia >60 tahun memiliki insidensi peningkatan tekanan sistolik darah >140 mmHg atau tekanan darah diastolic >90 mmHg sebesar 50-60%.3. Jenis KelaminLaki-laki memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita hipertensi lebih awal dibandingkan wanita. Pada usia 55-64 tahun risiko menderita hipertensi sebanding antara laki-laki dan perempuan.4. Penyakit Ginjal Ginjal mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara, yaitu: Jika tekanan darah meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran garam dan air, yang akan menyebabkan berkurangnya volume darah dan mengembalikan tekanan darah menjadi normal. Jika tekanan darah menurun, ginjal akan menurunkan pengeluaran garam dan air, sehingga volume darah bertambah dan mengendalikan tekanan darah menjadi normal. Ginjal juga bias meningatkan tekanan darah dan menghasilkan enzim yaitu renin, yang memicu pembentukan hormone angiotensin, yang selanjutnya memicu pengeluaran aldosterone.b. Faktor yang dapat dikontrol1. StessStress akan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah jantung sehingga akan menstimlasi saraf simpatik.2. ObesitasMengalami kelebihan berat badan memberi beban pada jantung dan meningkatkan resiko tekanan darah tinggi. Itulah sebabnya diet untuk menurunkan tekanan darah seringkali juga dirancang untuk mengontrol kalori. Biasanya diet untuk mengurangi makanan berlemak dan meningkatkan asupan buah-buahan, sayuran, protein tanpa lemak dan serat.3. Intake sodium dan natrimNatrium adalah kation utama dalam cairan ekstraseluler konsentrasi serum normal adalah 136-145 mEq/L. Natrium berfungsi menjaga keseimbangan cairan dalam kompartemen tersebut dan keseimbangan asam basa tubuh dan kontraksi otot. Kelebihan Na yang jumlahnya mencapai 90-99% dari yang dikonsumsi dikeluarkan melalui urin. Pengeluaran urin ini diatur oleh hormone aldosterone yang dikeluarkan kelenjar adrenal bila kadar Na dalam darah menurun. Aldosteron merangsang ginjal untuk mengabsorbsi Na kembali.4. MerokokMerokok dapat meningkatkan beban kerja jantung dan menaikkan tekanan darah. Nikotin yang terdapat dalam rokok sangat membahayakan kesehatan, karena nikotin dapat meningkatkan penggumpalan darah dalam pembuluh darah dan dapat menyebabkan pengapuran pada dinding pembuluh darah. Nikotin bersifat toksik terhadap jaringan saraf yang menyebabkan peningkatan tekanan darah baik sistolik maupun diastolic, denyut jantung meningkat, aliran darah pada korner meningkat dan vasokontriksi pada pembuluh darah perifer.5. Aktivitas fisik rendahPatofisiologiMekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari angiotensin I oleh angiotensin I converting enzyme (ACE). ACE memegang peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Selanjutnya oleh hormon, renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama. Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH) dan rasa haus. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah.Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal. Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah. Patogenesis dari hipertensi esensial merupakan multifaktorial dan sangat komplek. Faktor-faktor tersebut merubah fungsi tekanan darah terhadap perfusi jaringan yang adekuat meliputi mediator hormon, aktivitas vaskuler, volume sirkulasi darah, kaliber vaskuler, viskositas darah, curah jantung, elastisitas pembuluh darah dan stimulasi neural. Patogenesis hipertensi esensial dapat dipicu oleh beberapa faktor meliputi faktor genetik, asupan garam dalam diet, tingkat stress dapat berinteraksi untuk memunculkan gejala hipertensi. Perjalanan penyakit hipertensi esensial berkembang dari hipertensi yang kadangkadang muncul menjadi hipertensi yang persisten. Setelah periode asimtomatik yang lama, hipertensi persisten berkembang menjadi hipertensi dengan komplikasi, dimana kerusakan organ target di aorta dan arteri kecil, jantung, ginjal, retina dan susunan saraf pusat.1. KomplikasiSistem organ KomplikasiKomplikasi Hipertensi

JantungGagal jantung kongestif

Angina pectoris

Infark miokard

Sistem saraf pusatEnsefalopati hipertensif

GinjalGagal ginjal kronis

MataRetinopati hipertensif

Pembuluh darah periferPenyakit pembuluh darah

Perifer

Sumber: Sudoyo, 2006

Tabel 5. Komplikasi HipertensiKomplikasi yang terjadi pada hipertensi ringan dan sedang mengenai mata, ginjal, jantung dan otak.Pada mata berupa perdarahan retina, gangguan penglihatan sampai dengan kebutaan.Gagal jantung merupakan kelainan yang sering ditemukan pada hipertensi berat selain kelainan koroner dan miokard.Pada otak sering terjadi perdarahan yang disebabkan oleh pecahnya mikroaneurisma yang dapat mengakibakan kematian. Kelainan lain yang dapat terjadi adalah proses tromboemboli dan serangan iskemia otak sementara (Transient IschemicAttack/TIA) (Dormandy, 2000).

PenatalaksanaanPenanggulangan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis penatalaksanaan:0. Penatalaksanaan non farmakologis atau perubahan gaya hidup;Modifikasi kebiasaan hidup dilakukan pada setiap penderita hipertensi, meskipun cara ini tidak dapat dilakukan sebagai cara tunggal untuk setiap derajat hipertensi, akan tetapi cukup potensial dalam menurunkan faktor resiko kardiovaskuler dan bermanfaat pula menurunkan tekanan darah. Disamping itu diharapkan memperbaiki efikasi obat antihipertensi. Keuntungan lain karena merupakan upaya penatalaksanaan hipertensi yang murah dengan efek samping minimal.Menurut JNC 7, modifikasi kebiasaan hidup untuk pencegahan dan penatalaksanaan hipertensi adalah sebagai berikut: Menurunkan berat badan (index masa tubuh diusahakan 18,5 - 24,9 kg/m2) diperkirakan menurunkan TDS 5-20 mmHg/10 kg penurunan berat badan. Diit dengan asupan cukup kalium dan kalsium dengan mengkonsumsi makanan kaya buah, sayur, rendah lemak hewani dan mengurangi asam lemak jenuh diharapkan menurunkan TDS 8-14 mmHg Mengurangi konsumsi natrium tidak lebih dari 100 mmoU hari (6 gram NaCI), diharapkan menurunkan TDS 2-8 mmHg Meningkatkan aktifitas fisik misalnya dengan berjalan minimal 30 menit/hari diharapkan menurunkan TDS 4-9 mmHg Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol. Mengurangi konsumsi alkohol 2 gelas ( 30 mL ethanol) per hari pada laki-laki dan1 gelas per hari pada wanita dan pasien kurus diharapkan dapat menurunkan TDS 24 mmHg0. Penatalaksanaan farmakologis atau dengan obatPengobatan hipertensi primer ditujukan untuk menurunkan tekanan darah dengan harapan memperpanjang umur dan mengurangi timbulnya komplikasi. Pengobatan ini adalah pengobatan jangka panjang dengan kemungkinan besar untuk seumur hidup.

Klasifikasitekanan darahTDSMmHgTDDmmHgPerubahangaya hidupTerapi obat awal

Tanpa Indikasi yang MemaksaDengan Indikasi yang Memaksa

Normal