PRESENTASI KASUS

29
PRESENTASI KASUS Stroke Iskemik Serebelum Santy I11110075 SMF NEUROLOGI RSUD DR. ABDUL AZIZ SINGKAWANG PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA 2015

description

n

Transcript of PRESENTASI KASUS

PRESENTASI KASUS Stroke Iskemik Serebelum

PRESENTASI KASUSStroke Iskemik SerebelumSantyI11110075SMF NEUROLOGI RSUD DR. ABDUL AZIZ SINGKAWANGPROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS TANJUNGPURA2015

IdentitasNama: Ny. MUmur: 62 tahunJenis kelamin: PerempuanAlamat : Jln. Cendana No.40 Perumnas Roban-Sekip BaruTanggal masuk: 3 Februari 2015Tanggal keluar: 6 Februari 2015Anamnesis Pasien datang dengan keluhan pusing. Pusing dirasakan seperti rasa goyang yang hilang timbul sejak pasien pulang dari Pontianak sekitar 2 minggu yang lalu. keluhan bergoyang dirasakan jika pasien melakukan perubahan posisi yang cepat. Misalnya habis berjalan dari dapur ke kamar tidur dan langsung baring. Rasa goyang tersebut akan muncul selama 2 menit dan kemudian akan menghilang sendiri. Namun apabila pasien melakukan perubahan posisi secara perlahan, rasa goyang tidak dirasakan. Misalnya setelah berjalan dari dapur ke kamar tidur, pasien duduk terlebih dahulu kemudian baru baring secara perlahan. Sebelumnya pasien tidak pernah mengalami hal ini. Pusing berputar, demam, mual dan muntah disangkalAnamnesis Sebelum rasa goyang tersebut, 2 minggu yang lalu saat pasien berada di Pontianak, pasien mempunyai riwayat tiba-tiba lemah. Saat itu, pasien merasa tiba-tiba lemah tidak mampu bergerak, merasa tidak ada tenaga, selama beberapa menit kemudian baru pasien dapat bergerak lagi. Pasien menderita penyakit diabetes 20 tahun, penyakit hipertensi disangkal. Gangguan penghidu, pandangan kabur/ganda, rasa baal di wajah, tersedak saat minum, pendengaran menurun dan bicara pelo disangkal.Pasien mempunyai riwayat penyakit Parkinson. Orang tua pasien mempuyai riwayat hipertensi. Pasien tidak mengkonsumsi alkohol, merokok, dan jarang berolah raga.

Pemeriksaan FisikStatus GeneralisKeadaan Umum: Tampak sakit ringanKesadaran: Kompos mentisTekanan darah: 130/80 mmHgNadi: 84 kali per menit, regularNafas: 20 kali per menit, teratur, pernapasan torakoabdominalSuhu: 36,5oCMata: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)

Pemeriksaan FisikTelinga: Dalam batas normalHidung: Sekret (-), deviasi septum (-)Tenggorokan: hiperemis (-), tonsil T1/T1Leher: Pembesaran KGB (-)Wajah: SimetrisEkstremitas: Akral hangat, capillary refill < 2 detik Kulit : Warna kecoklatan, turgor kulit baikJantung: dbnParu : dbnAbdomen: dbn

Pemeriksaan FisikStatus NeurologiKesadaran:Kualitatif: kompos mentisKuantitaif: E4M6V5 Pupil : Bentuk bulat, isokor, 3 mm, refleks cahaya langsung (+/+), reflex cahaya tidak langsung (+/+)Tanda rangsang meningeal : Kaku Kuduk (-), Lasegue (-/-), Kernick (-/-)Nervus Kranialis I-XII (dalam batas normal)Motorik: Atrofi - - - -Tonus N N N NPower 5555 5555 5555 5555Pemeriksaan FisikSensorik: level hipestesi (-) dan gangguan proprioseptif (-)Refleks fisiologis: Patella (+2/+2), Achilles (+2/+2), Biseps (+2/+2), Triseps (+2/+2)Refleks patologis: Babinski(-/-), Chadock (-/-), Hofmann (-/-), trommer (-/-)Sistem saraf otonom: Inkontinensi dan retensi urin (-), alvi (-)Pemeriksaan koordinasi gerak:Romberg: jatuh saat tutup mataRomberg dipertajam: jatuh saat mata terbuka dan tertutupFinger to nose: tergangguFinger to finger: normalPast pointing: tergangguKnee to heal: tergangguDisdiadokokiesia: normalTandem walking: normalPemeriksaan PenunjangPemeriksaan darah

Pemeriksaan PenunjangCT-scan kepalaTidak tampak tanda-tanda infark, perdarahan maupun SOL intraparenkim cerebri

Diagnosis Diagnosis klinis: Gangguan koordinasi gerakan, hiperlipidemia, hiperglikemiaDiagnosis topis: Susp lesi cerebellumDiagnosis etiologis: CVD susp iskemikTatalaksana Non farmakologisTirah baring (bed rest) untuk memberikan istirahat kepada pasien.Elevasi kepala 30oIVFD NaCl 20 tpmPasang DC (drinage urine) FarmakologisInjeksi sitikolin 2x500 mg IVInjeksi ranitidin 2x1 ampul IV Sohobion drip 1 kolf/hariSimvastatin 1x20 mg 0-0-1Asam folat 2x1 Tablet

Tinjauan pustaka & pembahasanDefinisi StrokeStroke adalah kelainan saraf yang terjadi mendadak, terdapat gangguan fungsional otak fokal maupun global dan disebabkan oleh gangguan vaskuler otak.Penyakit-penyakit berikut sering mengenai cerebellum: agenesis atau hipoplasia kongenital, trauma, infeksi, tumor, sclerosis multipel, alkoholisme, gangguan vaskular seperti thrombosis arteria cerebellaris dan keracunan logam berat.Tanda dan gejala berikut merupakan ciri khas disfungsi cerebellumHipotoniaPada palpasi, otot-otot kehilangan kekenyalannya.

Perubahan Postural dann Gaya Jalan (Gait)Kepala sering terputar dan terfleksi serta bahu pada sisi lesi lebih rendah daripada sisi yang normal.

Gangguan Gerakan Voluntar (Ataksia)Otot-otot berkontraksi seperti lain dari biasanya dan lemah. Ketika pasien diminta untuk menyentuh ujung hidungnya dengan jari telunjuk, gerakan tidak terkoordinasi dengan baik, dan jari telunjuk melewati (past-pointing) atau menabrak hidung. Tes yang sama dapat dilakukan pada ekstrimitas inferior dengan meminta pasien meletakkan tumitnya pada tulang kering yang berlawanan.Tanda dan gejala berikut merupakan ciri khas disfungsi cerebellumDisdiadokokinesiaDisdiadokokinesia adalah ketidakmampuan untuk melakukan gerakan berganti-ganti secara teratur dan cepat.

Gangguan RefleksGerakan yang ditimbulkan oleh refleks tendon cenderung berlangsung lebih lama daripada normal.

Gangguan Gerakan OkularNistagmus yang pada hakikatnya merupakan ataksia otot-otot okular adalah suatu osilasi ritmik pada mata. Tanda dan gejala berikut merupakan ciri khas disfungsi cerebellumGangguan BicaraDisartria terjadi pada penyakit-penyakit cerebellum akibat ataksi otot-otot laring. Artikulasi tersendat dan suku kata sering terpisah satu dengan yang lain.PEMERIKSAAN KOORDINASI GERAK & KESEIMBANGANKoordinasi gerak terutama diatur oleh cerebellum. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa gangguan utama dari lesi di cerebellum ialah adanya dissinergia, yaitu kurangnya koordinasi. Artinya bila dilakukan gerakan yang membutuhkan kerja sama secara baik, walaupun tidak didapatkan kelumpuhan.Tes RombergPada lesi cerebellar pasien cenderung jatuh saat pemeriksaan dengan mata tertutup

DisdiadokokinesiaPada sisi lesi, gerakan ini dilakukan lambat dan tidak tangkas.Pada dismetria, luas jalan serta cepatnya gerakan tidak adekuat.

Percobaan Tunjuk-HidungPada lesi cerebellar telunjuk tidak sampai di hidung tetapi melewatinya dan sampai di pipi. Bila jari mendekati hidung terlihat tremor (tremor intensi)

Percobaan Jari-JariPada lesi cerebellar lengan sisi sehat akan ketinggalan sehingga jari sisi yang sehat yang akan melampaui garis tengah.

Percobaan Tumit-LututTumit ini tidak tepat mengenai lutut. Terlihat pasien mengadakan fleksi lutut yang berlebihan sehingga tumit melampaui lutut dan sampai di paha.

Past pointingPada gangguan cerebellar didapatkan salah tunjuk.Pembahasan Anamnesis yang dilakukan pada pasien ini didapatkan bahwa pasien mengalami pusing bergoyang sejak 2 minggu lalu. Pusing bergoyang ini dirasakan sejak pasien tiba-tiba merasa lemah tidak mampu bergerak, merasa tidak ada tenaga, selama beberapa menit kemudian baru pasien dapat bergerak lagi, yang terjadi 2 minggu lalu. Sejak saat itu, pasien mengalami pusing bergoyang saat perubahan posisi yang cepat. Sebelumnya pasien tidak pernah mengalami pusing yang seperti ini.Pembahasan Pemeriksaa fisik didapatkan gangguan koordinasi gerak. Dimana pemeriksaan koordinasi gerak yang dilakukan pada pasien adalah tes Romberg, Romberg dipertajam, finger to nose, finger to finger, past pointing, knee to heal, disdiadokokiesia, tandem walking. Dari semua pemeriksaan tersebut didapatkan gangguan pada pemeriksaan Romberg, Romberg dipertajam, finger to finger, past pointing, knee to heal. Pembahasan Pada lesi cerebellar pasien cenderung jatuh saat pemeriksaan dengan mata tertutup. Pada pasien ini tes Romberg positif, pasien terlihat akan jatuh ke depan. Begitu pula pada pemeriksaan Romberg dipertajam, pasien terlihat akan jatuh. Pada pemeriksaan finger to finger pasien diminta merentangkan kedua tangan sambil menutup mata lalu minta mempertemukan kedua jari telunjuk di tengah depan. Pada lesi cerebellar lengan sisi sehat akan ketinggalan sehingga jari sisi yang sehat yang akan melampaui garis tengah. Pada pasien terlihat terlihat bahwa terkadang kedua jari tidak bertemu di garis tengah depan tubuh.

Pembahasan Pada pemeriksaan past pointing didapatkan tangan pasien salah tunjuk saat dilakukan dengan tutup mata, hal ini dapat mengarahkan untuk curiga pada lesi cerebellar. Pemeriksaan knee to heal pada pasien (Ny.M) terlihat bahwa pasien mengadakan fleksi lutut yang berlebihan sehingga tumit melampaui lutut dan sampai di paha.

Pembahasan Dari anamnesis dan pemeriksaan didapatkan onset kelemahan yang terjadi tiba-tiba, kemudian menghilang, namun sejak saat itu terjadi pusing bergoyang dimana hasil pemeriksaan fisik didapatkan defisit yang berupa gangguan koordinasi gerak > 24 jam tidak hilangPenatalaksanaan pada pasien ini dibagi menjadi dua yaitu medikamentosa dan nonmedikamentosa.Medikamentosa berupa:Injeksi sitikolin 2x500 mg IV, sebagai neuroprotektan.Injeksi ranitidin 2x1 ampul IV (1 amp=2ml), profilaksis stress ulkus.Sohobion drip 1 kolf/hari dan Asam folat 2x1 tablet, sebagai antihiperosmosisteinemia.Simvastatin 1x20 mg, dalam kasus ini berfungsi untuk efek pleotrofik dan untuk terapi hiperlipidemia pada pasien.Terapi non-medikamantosa yaitu:Tirah baring (bed rest) untuk memberikan istirahat kepada pasienIVFD NaCl 15 tpm, selain sebagai nutrisi cairan untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh pasien, NaCl juga berfungsi sebagai neuroprotektan.Pasang DC (drinage urine). Pasien harus total bed rest sehingga dibutuhkan DC untuk mempermudah pasien untuk BAK.

Terima kasih