Presentasi Kasus

33
Presentasi Kasus Oleh Epifania F.A (102014254) Pembimbing: Dr. Theresia Rieril Sp.OG SMF Obstetry dan Ginekologi RSU Bethesda Lempuyanwangi Yogyakarta FK UKRIDA 2015

Transcript of Presentasi Kasus

Presentasi Kasus

Presentasi KasusOlehEpifania F.A (102014254)

Pembimbing:Dr. Theresia Rieril Sp.OG

SMF Obstetry dan GinekologiRSU Bethesda Lempuyanwangi YogyakartaFK UKRIDA2015Identitas11 Juni 2015(13.00)Nama: Ny. RJenis Kelamin: PerempuanUsia: 30 tahunAgama: IslamStatus: Menikah, 1,5 tahunPekerjaan: Karyawan suastaAlamat: Bantul

Nama: Tn. HJenis Kelamin: Laki lakiUsia: 34 tahunAgama: IslamStatus: Menikah, 1,5 tahunPekerjaan: Karyawan SwastaAlamat: Bantul

AnamnesisKeluhan utamaBenjolan di bibir kemaluan sebelah kiri sudah 1 minggu

RPSPerempuan 30 th, P0A0Benjolan disadari sejak 1 minggu yang lalu. Benjolan makin lama makin besar, nyeri saat berjalan, duduk dan berhub suami istri. Benjolan kemerahan, panas, sedikit terlihat berwana putih (nanah), mudah digerakan Ada keluar cairan dari kemaluanTidak ada demam, riw operasi, riwayat keputihan dan riwayat trauma

Riwayat ObstetriMenikah 1,5 thnPoAoHaid terakir : 26 Mei 2015Menarche : 15 tahunHaid : Lama : 7 hari Siklus : 28 hariTeratur, tidak sakit ,setiap kali menstruasi,perhari ganti pembalut 1-2xRiwayat OperasiBelum pernah operasi

RPDpernah mengalami keluhan atau gejala yang sama bbrp bulan yllHT (-)DM (-) Riwayat Obat obatanAlergi (-)Sudah pernah berobat 1 hari sebelumnya

RPK(-)

R. SosRiwayat merokok (-)Riwayat konsumsi alkohol (-)Pernah ganti-ganti pasangan/hubungan sexual ? (-)

Pemeriksaan UmumKeadaan umum : Baik Kesadaran : Compos Mentis

Tanda vitalTensi : 120/70 mmHgNadi : 80 x/menitSuhu : 36,6 C Pernapasan : 18 x/menit

Status GeneralisWajah : SimetrisMata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)Leher : KGB tidak membesar, tiroid tidak membesarThoraks : SimetrisPulmo : Suara napas vesikuler, Wh -/-. Rh -/-Cor: BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)Payudara : Simetris Abdomen Inspeksi: cembung, tidak terdapat bekas operasiPalpasi: tidak terdapat nyeri tekan, Perkusi: tidak dilakukan Auskultasi : DJJ (-)Ekstremitas: Edema -/-, varises -/-

Status Lokalis : Genitalia EksternaRambut pubis : dalam keadaan normalLabia mayor Dextra : tampak tidak ada kelainanSinistra : tampak sedikit membengkak

Labia minor dextra : tidak ditemukan kelainansinistra : terdapat benjolan sebesar ibu jari, kenyal, berwarna kemerahan, teraba hangat, nyeri bila tersentuh, tampak ada pus.

Klitoris : tidak ditemukan kelainan

Pemeriksaan PenunjangTgl 11 Juni 2015 (Hasil Lab)PemeriksaanHasilNilai RujukanHemoglobin12,4 (g/Dl)M : 14-18F : 12-16Leukosit 9,42 (103/uL)M : 4,8 -10,8F : 4,8-10,8 Neutrofil91,3 %50-70Hematokrit36,6 %M : 42 - 52F : 37 - 47Eritrosit4,66 (106/uL)M : 4,7 - 6,1F : 4,2 - 5,4Trombosit253 (103/uL)150 - 450 DiagnosisAbses Bartholin Sinistra

Diagnosis BandingKista BartholinKista PilosebaseaHidradenoma papilli ferumFibromaLipoma

PenatalaksanaanMedikamentosaCefriaxon 1 grAs mefenamat 500 mg 3x1Cefixim 200 mg 2x1Zalf Bioplacenton (jeli tube, 15 g)Lactacid

NonmedikamentosaPro Ekstirpasi Abses Bartholin SinistraFollow UpS Bekas operasi masih terasa nyeriOKU : tampak sakit ringan, Kes : Kompos Mentis, TD : 110/70 mmHg, S : 360C, R : 20x/menit, N : 80X/menitAPost Ekstirpasi Abses Bartholin SinistraP- Kontrol ulang tanggal 17 juni 2015EdukasiJaga kebersihan alat genitalMinum dan pakai obat secara teraturHindari hubungan seksual multipartnerJangan berhubungan sexual sampai luka jaitan keringDatang kontrol sesuai waktunyaMakan makanan yang banyak mengandung protein tinggi

Kontrol Poli (17 Juni 2015)S : Bekas operasi masih terasa nyeri

O : KU (Tampak sakit ringan), Kes (Kompos Mentis), TD (110/70 mmHg), S (360C), R (20x/menit), N (80x/menit)Jaitan tampak mengering, tdk tampak keluar darah

A : Post Ekstirpasi Abses Bartholin hari ke 7

P : tidak perlu kontrol lagi Abses BartholinDefinisiPenyakit kelamin yg disebabkan oleh bakteriMerupakan akibat dari infeksi primer dari kelenjar, atau kista yang terinfeksi.

Anatomi

Etiologichlamydia dan gonorrheae, serta bakteri yang ditemukan disaluran cerna yaitu E. Coli. Umumnya abses melibatkan lebih dari satu jenis organisme.

Patofisiologi Infeksi Kista Obstruksi duktus Bengkak,merah,panas,nyeriKista Bartholin Prevalensi:

2% wanita usia reproduktif antara usia 20 sampai 29 tahunAbses kelenjar bartholin 3x >>kista bartholin Kelenjar ini Involusi usia 30 tahunGejala Klinissangat nyeri, bengkak,panas dari daerah sekitarnyadispareunia beratkesulitan dalam beraktifitas nyeri pada vulvaFluktuasi dan nyeri tekanDapat ruptur spontanBisa disertai demam

Diagnosis Anx Benjolan Nyeri saat beraktifitas Pembengkakan area vulva selama 2-4 hari Biasanya ada sekret di vagina, kira-kira 4 sampai 5 hari pasca pembengkakan, terutama jika infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang ditularkan melalui hubungan seksual

Diagnosis Pmxmassa unilateral di daerah labium, biasanya pada labium minor arah jam 4 dan 8 dengan daerah sekitar yang eritema dan edema massa yang lunak, berfluktuasi, dan sangat nyeri tekan Jika abses telah pecah secara spontan, dapat terdapat duh yang purulen

Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan gram dan biakan materi purulenPemeriksaan darahBiopsi

Diagnosis BandingKista BartholinKista PilosebaseaHidradenomaFibromaLipomaPenatalaksanaanInsisi dan drainaseWord Cateter

Eksisi Dilakukan bila terjadi kekambuhan abses

Marsupialisasi

Antibiotik- Ceftriaxon 1 gr- Cefixime 200 mg- Doxisiklin 100 mg- Azitromisin 1 gr dosis tunggalEdukasiJaga kebersihan alat genitalMinum dan pakai obat secara teraturHindari hubungan seksual multipartnerJangan berhubungan sexual sampai luka jaitan keringDatang kontrol sesuai waktunyaMakan makanan yang banyak mengandung protein tinggi

PrognosisJika abses di tangani dengan baik dan menjaga kebersihan alat genital, prognosisnya baik. Tingkat kekambuhan umumnya dilaporkan kurang dari 20%.

KesimpulanAbses Bartholin adalah infeksi yang disebabkan oleh berbagai macam bakteri. Dikarenakan kurangnya kebersihan di daerah genital. Pemilihan terapi ekstirpasi dipilih karena pasien sudah pernah mengalami abses bartholin sebelumnya. Dengan menjaga kebersihan alat genital, maka akan mencegah terjadinya abses bartholin. Terima Kasih