Presentasi Kasus

download Presentasi Kasus

of 101

Transcript of Presentasi Kasus

GIP0A0, Usia 21 Tahun, Usia Kehamilan 39+1 Minggu, Janin Ganda Mati Intra Uteriin, Janin I Presentasi Kepala Punggung Kiri, Janin II Presentasi Bokong Punggung Kanan, Inpartu Kala I Fase Aktif dengan Eklamsia.

Pembimbing: Dr. Hendro Boedhi H, Sp. OGIka Ristianingrum Henrikus Ardi Wilopo Wandito GayuhCase Presentation September 13, 2011

1

Nama

: Ny. V Umur : 21 tahun Jenis kelamin : Perempuan Pendidikan Terakhir : SMA Alamat : Bobotsari Kab. Purbalingga Agama : Islam Suku Bangsa : Jawa Status : Menikah Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga No CM :857688 Tanggal Pemeriksaan : 1 -8 Juli 2011Case Presentation September 13, 2011

2

KEJANG

Keluhan TambahanSesak napas, kenceng-kenceng dan keluar air ketuban melalui jalan lahirCase Presentation September 13, 2011

3

PB SP RS Emanuel datang ke IGD pada tgl 1 Juli 2011 pkl 22.30 WIB. Sebelum ke RS Emanuel pasien dibawa ke RS Nirmala, namun tidak kunjung membaik. Ia datang dg keluhan kejang sejak dua jam SMRS. Pasien kejang 2x pada pukul 20.30 dan 21.00 WIB dengan durasi sekitar satu menit.

Case Presentation

September 13, 2011

4

Saat kejang, pasien membuka mata dan tetap sadar. Suami mendeskripsikan kejang pasien sebagai gerakan berulang dari kedua kaki dan tangannya. Selain itu, ia juga mengeluhkan sesak napas yang terjadi beberapa menit setelah kejang terjadi.

Case Presentation

September 13, 2011

5

Pasien mengeluhkan kenceng-kenceng sejak 6 jam SMRS. Sejak 2 jam SMRS, ia juga mengeluhkan keluar air ketuban dari jalan lahir. Pasien menyangkal keluar lendir dan darah lewat jalan lahir. Sejak 4 hari SMRS, dia merasakan bengkak yang timbul bersamaan pada kedua tungkainya.

Case Presentation

September 13, 2011

6

Penyakit

tidak ada

Jantung, Diabetes, dan Alergi

Tidak Tidak

ada riwayat kejang sebelumnya riwayat pemakaian obat

ada infertilitas

Case Presentation

September 13, 2011

7

Pasien

sebelum hamil tidak pernah mengalami HT. Sejak UK 3 bulan TD mulai tinggi dan diberikan obat oleh bidan. Pada UK 9 bulan, TD nya mulai naik kembali dan kembali normal saat 2 minggu SMRS

Case Presentation

September 13, 2011

8

Riwayat Paman

hipertensi dan kejang disangkal

pasien merupakan anak kembar

Case Presentation

September 13, 2011

9

Riwayat Obstetri Riwayat KB:

G1P0A0 HPHT 30-9-2010 HPL 7-7-2011 UK 39+1 Minggu

Tidak menggunakan sejak menikah

Riwayat Nikah:Riwayat Menstruasi:

Satu kali sudah 1 tahun

Teratur 1 bulan 1 kali, lama 7 hari, ganti pembalut 2-3 kali sehari

Riwayat ANC

Teratur ke BidanCase Presentation September 13, 2011

10

Keadaan Umum : Tampak sesak napas Kesadaran : Composmentis Vital Sign : Tekanan darah Nadi Respirasi Rate Suhu

Tinggi Badan Berat Badan

: 160/110 mmHg. : 100 kali/menit, regular. : 44 kali/ menit. : 36,5 C. : 155 cm : 49 kg

Case Presentation

September 13, 2011

11

Mata Mulut THT Colli

: CA +/+: Bibir sianosis (+) : dbn : dbnCase Presentation September 13, 2011

12

Thorax

Cor Pulmo Inspeksi Perkusi

Palpasi Auskultasi

: dbn : : simetris : sonor pada seluruh lapang paru : VF kanan=kiri : SD vesikuler, Wh (-/-), RBK (/-), RBH (+/+) di basal paruCase Presentation September 13, 2011

13

Inspeksi : cembung gravid Palpasi : TFU 35 cm L1 : teraba satu bagian bulat lunak dan satu bagian bulat keras L2 : teraba tahanan memanjang di sisi kanan dan kiri ibu L3 : teraba satu bagian bulat lunak dan satu bagian bulat keras, sudah masuk PAP L4 : konvergenCase Presentation September 13, 2011

14

Perkusi Auskultasi

: pekak : Bu (+) N, DJJ (-)

Case Presentation

September 13, 2011

15

Vulva,

urethra dan vagina tenang

Vagina Toucher: Pembukaan 5 cm, Kepala turun di Hodge I. Kulit Ketuban (-), Lendir dan darah (+)

Case Presentation

September 13, 2011

16

G1P0A0, Usia 21 tahun, Umur Kehamilan 39+1 mg, Janin Ganda, Janin I: presentasi kepala punggung kiri Janin II: presentasi bokong punggung kanan, inpartu kala 1 fase aktif dengan Gemelli, IUFD dan Eklampsia.

Case Presentation

September 13, 2011

17

DARAH LENGKAP

KIMIA KLINIK

Hb Leukosit Ht Eritrosit Trombosit MCV MCH

: 11,5 g/dL : 15.520/ul : 35 % : 4,2 x 106 /ul : 296.000 /ul : 82,8 fl : 27,1 pg

Total protein: 3,81 g/dL Albumin Globulin Ureum Kreatinin : 2.60 g/dL : 2,73 g/dL : 40,3 mg/dL : 1,90 mg/dL

Case Presentation

September 13, 2011

18

ELEKTROLIT

URIN LENGKAP : 137 mmol/L : 3,3 mmol/L : 102 mmol/L : 7,3 mg/dL

Natrium Kalium Klorida Kalsium

Berat Jenis : 1.015 PH : 6,5 Leukosit : Negatif Nitrit : Negatif Protein : 500 Glukosa : Normal Keton : Negatif Urobilinogen: Normal Bilirubin : Negatif Eritrosit : 25

Case Presentation

September 13, 2011

19

Case Presentation

September 13, 2011

20

Case Presentation

September 13, 2011

21

Case Presentation

September 13, 2011

22

Pukul

14.10' 14.25 14.40' 14.55 15.25 15.55

Tekanan Nadi RR Suhu ( C) TFU dan Vesika Perdarahan darah (x/menit) (x/menit) Konsistensi urinaria pervaginam (mmHg) 157/114 109 24 36,5 Keras, 2 jari Kosong + dalam bawah pusat batas normal 162/110 161/120 162/121 161/121 174/125 112 123 120 118 122 25 26 24 24 26 36,5 36,5 36,5 36,9 36,9Case Presentation

0

Keras, 2 jari Kosong + dalam bawah pusat batas normal Keras, 2 jari Kosong + dalam bawah pusat batas normal Keras, 2 jari Kosong + dalam bawah pusat batas normal Keras, 2 jari Kosong + dalam bawah pusat batas normal Keras, 2 jari Kosong + dalam bawah pusat batas normalSeptember 13, 2011

23

Case Presentation

September 13, 2011

24

Case Presentation

September 13, 2011

25

2 Juli 2011 Lahir bayi 1 pukul 13.40 perempuan dengan BB 3590 gram, PB 48 cm, anus (+), IUFD Lahir

bayi 2 pukul 13.42 perempuan dengan BB 3700 gram, PB 49 cm, anus (+), IUFDCase Presentation September 13, 2011

26

Case Presentation

September 13, 2011

27

Case Presentation

September 13, 2011

28

Case Presentation

September 13, 2011

29

Case Presentation

September 13, 2011

30

Case Presentation

September 13, 2011

31

Case Presentation

September 13, 2011

32

PEMBAHASAN KASUS

Case Presentation

September 13, 2011

33

Pasien Baru datang rujukan dari RS Emanuel dengan permasalahan kejang dua kali pada pukul 20.30 dan 21.00WIB (01/07/2011). Kenceng kenceng sejak tanggal 6 jam SMRS Ketuban pecah sejak jam 2 jam SMRS

tanda-tanda inpartu sikap dalam phantom yaitu ambil tindakan

Riw. Obstetri G1P0A0 HPL 7-7-2011 UK 39+1 minggu Riw. Menstruasi pada pasien teratur 1 bulan 1 kali, lama 7 hari, ganti pembalut 2-3 kali sehari, Riw. Nikah satu kali sudah 1 tahun

Primigravida Aterm

Siklus haid pasien 28 hari Tidak ada riwayat infertilitas pada pasien Kurang dapat mengelola bumil dg RistiCase Presentation September 13, 2011

Riw. ANC : teratur di bidan

34

Pada saat kejang tekanan darah pasien 160/110 dan langsung dirujuk k RSMS setelah diberikan MgSO4 dan Infus RL.

Penanganan ini ditujukan untuk mencegah terjadinya kejang berulang

Pada pemeriksaan fisik tanda-tanda gagal napas

Pemberian O2 6 Lpm dan pro rawat ICU untuk perbaikan KUCase Presentation September 13, 2011

35

cembung, palpasi TFU 35cm, Janin I: preskep, puki, Janin II: presbo puka, sudah masuk PAP, perkusi : pekak, auskultasi : djj (-) Status genitalia : v/u/v tenang, Pembukaan 5 cm, kepala turun di Hodge I, KK (-)

Janin Gemelli, IUFD

Inpartu Kala I Fase Aktif Sikap dalam phantom akhiri persalinan

Peringan Kala II

mengakhiri persalinan dengan bantuan ekstrasi vacum, dengan pertimbangan kondisi ibu disertai eklampsiaCase Presentation September 13, 2011

36

Protein : 500 mg/dl

proteinuria

Case Presentation

September 13, 2011

37

VT: Pembukaan 5 cm, kepala turun H1, KK (-)

Partus Tak Maju dilakukan op SC cito

Case Presentation

September 13, 2011

38

Bed O2

rest

2-3 liter/menit Ringer Laktat 500 cc 20 tetes/menit 20% 4 gr IV bolus pelan-pelan

IVFD

MgSO4

MgSO4

20% 6 gr drip dalam 500 cc RL 20 tetes/menit 3x1 grCase Presentation test) IV 2011 inj. (skin September 13,

Ampicillin

39

Pasang

DC Monitor keadaan umum, vital sign dan balance cairan Cek laboratorium: DL, LDH, PT, APTT, SGOT, SGPT, Ureum, Kreatinin, GDS, Elektrolit, Kimia Urin Terminasi kehamilan dengan partus per vaginam peringan Kala II dengan Vakum EkstraksiCase Presentation September 13, 2011

40

Quo Vitam : Dubia Ad Malam (ibu) Ad Malam (Anak)

Quo Functionam Dubia Ad Malam

Quo Sanationam Dubia Ad Malam

Case Presentation

September 13, 2011

41

TINJAUAN PUSTAKA

Case Presentation

September 13, 2011

42

Case Presentation

September 13, 2011

43

Kehamilan

kembar ialah satu kehamilan dengan dua janin atau lebih. besar kehamilan kembar ialah kembar dua atau gemelli.

Sebagian

Selain

itu, sesuai dengan banyaknya jumlah janin, dinamakan triplet, kuadruplet, quintuplet, sextuplet, dan septuplet.Case Presentation September 13, 2011

44

Saat

ini 3% dari kehamilan adalah kehamilan kembar dan mayoritas gemelli.

Insidensi

kembar monozigot di dunia relatif konstan yaitu 4/1000 kehamilan. Angka kembar dizigot tertinggi terdapat di Afrika yaitu 10-40 per 1000 kehamilan, diikuti oleh Kaukasia sebesar 7-10 per 1000 kehamilan dan terendah Asia sebanyak 3 per 1000Presentation September 13, 2011 Case kehamilan.

45

Sering

terjadi akibat fertilisasi dua buah ovum yang terpisah (ovum-ganda, kembar dizigot atau kembar fraternal). 1/3 kehamilan kembar berasal dari ovum tunggal dan membagi diri menjadi dua struktur yang serupa, masing-masing dengan kemampuan untuk berkembang (kehamilan monozigot atau kembar identik). Case Presentation September 13, 2011

Sekitar

46

Dizigot

2 ovum dengan 2 sperma Dikorion, diamnion dengan dua plasenta Jenis kelamin da[at berbeda

Case Presentation

September 13, 2011

47

Monozigot

1 ovum dan 1 sperma dan membelah menjadi dua embrio twins Jenis kelamin sama

Identical

Case Presentation

September 13, 2011

48

Case Presentation

September 13, 2011

49

Perkembangan kehamilan monozigot: 72 jam (sebelum morula terbentuk) dikorion dan diamnion 4-8 hari (setelah bakal korion terbentuk, amnion belum terbentuk) monokorion dan diamnion Pada hari ke 8 ketika amnion sudah terbentuk monokorion dan monoamnionCase Presentation September 13, 2011

50

Case Presentation

September 13, 2011

51

Perkembangan

terjadi lebih dari hari ke-9, setelah lempeng embrio terbentuk conjoin twins monokorion, monoamnion

Case Presentation

September 13, 2011

52

Ras Usia Paritas Hereditas Riwayat

Pengobatan InfertilitasCase Presentation September 13, 2011

53

Keturunan

infertilitas Penambahan berat badan ibu yang mencolok yang tidak disebabkan oleh edema atau obesitas Besarnya uterus melebihi lamanya amenore. Uterus bertumbuh lebih cepat daripada biasanya pada pemeriksaan berulang.Case Presentation September 13, 2011

keluarga kembar, pengobatan

54

Banyak

bagian kecil teraba. Teraba tiga bagian besar janin. Teraba dua balotemen

Case Presentation

September 13, 2011

55

Terabanya

2 kepala, 2 bokong, dan satu/dua punggung Terdengarnya dua DJJ letaknya berjauhan dengan perbedaan kecepatan minimal 10 denyut per menit Sonogram pada trimester pertama Rontgen foto abdomen

Case Presentation

September 13, 2011

56

Hidramnion

Hidramnion dapat menyertai kehamilan kembar, terkadang kelainan hanya terdapat pada satu kantong amnion dan yang lainnya oligohidramnion. Pemeriksaan USG dapat menentukan apakah pada hidramnion ada kehamilan kembar atau tidak.Case Presentation September 13, 2011

57

Kehamilan

dengan mioma uteri atau kistoma ovarii Tidak terdapatnya 2 DJJ pada pemeriksaan berulang Bagian besar dan kecil yang sukar digerakkan Lokasinya yang tak berubah, dan pemeriksaan USG dapat membedakan kedua hal tersebut.Case Presentation September 13, 2011

58

Ibu Abortus spontan dan kelahiran prematur Solusio plasenta, dan ketuban pecah dini Pre-eklampsia dan eklampsia Hipotonik kontraksi uterus Atonia uterus dan perdarahan post partum

Case Presentation

September 13, 2011

59

Janin Kematian janin Polihidramnion Kelahiran preterm dan komplikasi intrapartus Presentasi abnormal Twin-to-twin transfusion syndrome Vanishing twin syndrome Berat bayi lahir rendahCase Presentation September 13, 2011

60

Penatalaksanaan

Kehamilan Multifetus Pencegahan Persalinan Prematur Penanganan Persalinan

Case Presentation

September 13, 2011

61

Diet

- Kecukupan gizi harus terpenuhi - American College Of Obstetricans and Gynecologist merekomendasikan ibu dg kehamilan kembar agar menambahkan berat badan antara 15-20 kg. - SF 3x100 mg/hari - Asam Folat 1mg/hariCase Presentation September 13, 2011

62

Hipertensi

Maternal Hipertensi yang ditimbulkan dan diperberat oleh kehamilan, jauh lebih besar kemungkinannya pada kehamilan kembar. Mulai kehamilan 24 minggu pemeriksaan dilakukan tiap dua minggu, sesudah kehamilan 36 minggu tiap minggu.Case Presentation September 13, 2011

63

Tirah

Baring

Terapi

Tokolitik CCB Nifedipin mencegah maks 48 jam

Kortikosteroid

Case Presentation

September 13, 2011

64

Presentasi

dan Posisi

Jika preskep-preskep dan tidak ada komplikasi dilakukan partus per vaginam Jika preskep-presbo, janin pertama partus per vaginam, janin kedua dilakukan versi luar shg menjadi preskep atau bisa dilakukan persalinan sungsang. Jika janin pertama bukan preskep janin Case Presentation September 13, 2011 dilahirkan per abdominam

65

Interval

Kehamilan Interval lahir bayi I dan II : 5-25 menit, ratarata 22 menit Kurang dari 5 menit trauma persalinan Lebih dari 30 menit insufisiensi uteroplasenter dan solusia plasenta

Case Presentation

September 13, 2011

66

Definisi Penyakit dengan tandatanda hipertensi, edema dan proteinuria yang timbul karena kehamilan.. Istilah Eklampsia berasal dari bahasa Yunani yang berarti halilintar. Kata tersebut dipakai seolah-olah gejala-gejala eklampsia timbul dengan tiba-tiba. Jadi wanita dengan eklampsia merupakan wanita dengan tanda-tanda pre eklampsia yang timbul serangan kejang yang diikuti oleh koma.

Hipertensi

biasanya timbul lebih dahulu daripada tanda-tanda lain. Untuk menegakkan diagnosis preeklampsia, kenaikan tekanan sistolik harus mencapai 140 mmHg atau lebih. Kenaikan tekanan diastolik sebenarnya lebih dapat dipercaya. Apabila tekanan diastolik naik menjadi 90 mmHg atau lebih, maka diagnosis hipertensi dapat dibuat. Penentuan tekanan darah dilakukan minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam pada keadaan istirahat.

Proteinuria

berarti konsentrasi protein dalam air kencing yang melebihi 0,3 g/liter dalam air kencing 24 jam atau pemeriksaan kualitatif menunjukkan 1 atau 2+ atau 1 g/liter atau lebih dalam air kencing yang dikeluarkan dengan kateter atau midstream yang diambil minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam.

Edema

ialah penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam jaringan tubuh, dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan, dan muka.

Etiologi Ada beberapa teori mencoba menjelaskan perkiraan etiologi dari pre-eklamsi/eklamsi, sehingga kelainan ini sering dikenal sebagai the diseases of theory. Adapun teori teori tersebut antara lain : Teori radikal bebas dan kerusakan endotel Teori Iskemi Uteroplasenta Peran Faktor Genetik Peran Faktor Imunologis

ISKEMIA REGIO UTEROPLASENTER Faktor : - herediter - Defisiensi vit.C, E dan kalsium

PEMBENTUKAN RADIKAL BEBAS (TOKSIN): Peroksidase asam lemak tak jenuh/ jenuh Merusak membrane sel

KERUSAKAN FOSFOLIPID ENDOTEL : Permeabilitas naik terjadi timbunan trombosit GANGGUAN METABOLISME PROSTAGLANDIN : Tromboksan naik-vasokonstriksi Prostasiklin dan angiotensin turun menyebabkan sensitivitas vaskuler naik

MEMBRAN SEL ERITROSIT : Hemolisis hiperlipemia dan Fe bebas meningkat

GANGGUAN PERFUSI JARINGAN : Vasokonstriksi - TENSI NAIK Ekstravasasi Edema

Menurut

berat ringannya gejala/ tanda, maka Pre-Eklampsia diklasifikasikan sebagai berikut: Pre-Eklampsia Ringan Diagnosis Pre-Eklampsia ringan ditegakkan apabila ditemukan: Tekanan darah >140/90 mmHg Proteinuria < 5 gram per liter dalam 24 jam Edema lokal atau general

Pre-Eklampsia Berat Diagnosis Pre-Eklampsia Berat apabila terdapat satu atau lebih hal berikut inii Tekanan darah sistolik 160 mmHg dan diastolik 110 mmHg atau Kenaikan tekanan sistolik > 60 mmHg Kenaikan tekanan diastolik > 30 mmHg Proteinuria > 5 gram/ liter/ 24 jam, atau +4 dalam pemeriksaan kualitatif

Oliguria, yakni , 500 ml/ 24 jam Edema yang masif Gangguan visus dan serebral Nyeri tekan epigastrium, nyeri bagian atas abdomen/ muntah-muntah Terdapat sindroma HELPP (Hemolisis, Elevates Liver Enzyme on Low Platelet Count)Case Presentation September 13, 2011

75

Kelainan Tekanan darah diastolik Proteinuria Nyeri kepala Gangguan penglihatan Nyeri abdomen atas

Ringan < 100 mmhg Samar (trace) sampai +1 Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Berat 110 mmHg +2 persisten ada ada ada

OligiuriaKejang Kreatinin serum Trombositopenia Peningkatan enzim hati Pertumbuhan terhambat Enema paru

Tidak adaTidak ada Normal Tidak ada Minimal Tidak ada Tidak ada

adaada (eklamsia) meningkat ada nyata jelas ada

TEKANAN DARAH MENINGKAT

PENILAIAN KLINIKHIPERTENSI KRONIK SUPERIMPOSED PREECLAMPSIA

( 140/90 mmHg)NYERI KEPALA GANGGUAN PENGLIHATAN HIPERREFLEKSIA PROTEINURIA KOMA

HAMIL < 20 MG

KEJANG + HAMIL > 20 MG

EKLAMPSIAHIPERTENSI

KEJANG

PREEKLAMPSIA RINGAN PREEKLAMPSIA BERAT

Faktor-faktor

resiko Pre Eklampsia Faktor faktor resiko Preeklampsia adalah : 6Nulipara umur belasan tahun. Pasien ekonomi rendah dengan pemeriksaan antenatal yang kurang atau tidak sama sekali dan nutrisi yang buruk, terutama dengan diet kurang protein. Mempunyai riwayat preeklampsia atau eklampsia dalam keluarga (heriditer).

MASSA PLASENTA BESAR TROFOBLAS) DIABETES MELLITUS MASALAH VASKULER

(GEMELI,

PENYAKIT

ALUR TERAPIPREEKLAMPSIA RINGAN

HAMIL > 37 MG

TERMINASI KEHAMILAN

HAMIL < 37 MG

PEMANTAUANTEKANAN DARAH, PROTEINURIA, REFLEKS, KONDISI JANIN

KENAIKAN PROTEINURIA

GANGGUAN PERTUMBUHAN JANIN TERMINASI KEHAMILAN

KENAIKAN TEKANAN DARAH RAWAT INAP

PREEKLAMPSIA

ALUR TERAPIPREEKLAMPSIA BERAT DAN EKLAMPSIA

KEJANG

ANTI KONVULSAN

ANTI KONVULSAN ANTI HIPERTENSI PASANG INFUS KESEIMBANGAN CAIRAN PENGAWASAN OBSERVASI TANDA VITAL, REFLEKS, DJJ, EDEMA PARU, UJI PEMBEKUAN DARAH

OLIGURIA SINDROM HELLP KOMA RUJUK

PERSALINAN 12 JAM (EKLAMPSIA) / 24 JAM (PREEKLAMPSIA)

GAWAT JANIN

PARTUS PERVAGINAM

BEDAH CAESAR

MgSO4 merupakan obat pilihan untuk mencegah dan mengatasi kejang pada pre Eklampsia berat dan Eklampsia. Dosis awal : MgSO4 4 gr iv sebagai larutan 20% selama 5 menit. Segera dilanjutkan dengan pemberian 10 gr larutan MgSO4 50% masing-masing kanan dan kiri secara im, ditambah 1 ml lignokain 2% pada semprit yang sama. Pasien akan merasa agak panas sewaktu pemberian MgSO4. Jika kejang berulang setelah 15 menit, berikan MgSO4 2 gr (larutan 50%) iv selama 5 menit. Dosis pemeliharaan MgSO4 1-2 gr/jam per infus Lanjutkan pemberian MgSO4 sampai 24 jam pasca persalinan atau kejang berakhir

Sebelum

pemberian MgSO4 periksa : Frekuensi pernafasan minimal 16x/menit Reflek patella (+) Urine minimal 30 ml/jam dalam 24 jam terakhir Siapkan antidontum : Jika terjadi henti nafas : lakukan ventilasi (masker dan balon, ventilator) beri kalsium glukonat 1 gr (20 ml dalam larutan 10%) iv perlahan-lahan sampai pernafasan mulai lagi.

PENGELOLAAN PERSALINAN PREEKLAMPSIA BERAT PERSALINAN DALAM 24 JAM EKLAMPSIA PERSALINAN DALAM 12 JAM

BILA DILAKUKAN BEDAH CAESAR TIDAK ADA KOAGULOPATI ANESTESIA TERPILIH ANESTESIA UMUM

JIKA TIDAK TERSEDIA ANESTESI UMUM JANIN MATI BBLR LAKUKAN PERSALINAN PERVAGINAM

JIKA PEMATANGAN SERVIKS BAIK INDUKSI OKSITOSIN 5 IU / 500 ML DEKSTROSE 5% ATAU PROSTAGLANDIN

Komplikasi di bawah ini biasanya terjadi pada pre Eklampsia berat dan Eklampsia : Solusi Plasenta, Terjadi pada ibu yangmenderita hipertensi akut dan lebih sering terjadi pada pre Eklampsia. Hipofibrinogenemia pada pre Eklampsia Hemolisis Gejala klinis hemolisis yang dikenal karena muncul ikterus, walau belum pasti apakah merupakan kerusakan sel-sel hati atau destruksi sel darah merah. Keadaan ini kadang-kadang terjadi pada pre Eklampsia berat. Pada autopsi penderita pre Eklmapsia sering ditemukan nekrosis periportal hati.

Perdarahan otak, yang merupakan penyebab utama kematian maternal penderita eklampsia. Kelainan mata, berupa kehilangan penglihatan untuk sementara. Peradangan kadang-kadang terjadi pada retina ; hal ini merupakan tanda gawat akan terjadinya poplexia cerebri.Case Presentation September 13, 2011

85

Edema paru-paru, hal ini payah jantung. Nekrosis hati, nekrosis periportal hati sebagai akibat vasospasmus arteiol. Sindroma HELLP, yaitu Haemolysis, Elevated Liver Enzymer dan Low platelet. Kelainan ginjal. Kelainan ginjal yang dapat terjadi berupa endetoliosis glomerolus yaitu pembengkakan sitoplasma sel endothelial tubulus ginjal tanpa kelainan struktur lainnya. Kelainan lain yang dapat muncul ialah anuria sampai gagal ginjal akut.

Komplikasi lain seperti lidah tergigit, trauma dan fraktura karena jatuh akibat kejangkejang, pneumonia aspirasi dan DIC. Prematuritas, dismaturitas dan kematian janin ontrauterin. Kematian maternal. Komplikasi terberat ialah kematian ibu dan janin.Case Presentation September 13, 2011

87

IUFDDefinisi: adalah kematian janin yang terjadi bila usia janin 20 minggu dan berat janin waktu lahir diatas 1000 gram.

Diagnosis Tidak ada gerakan janin. Gerakan janin yang sangat hebat atau sebaliknya, melemah. Ukuran abdomen menjadi lebih kecil dibandingkan saat kehamilan normal Bunyi jantung anak tidak terdengar. Palpasi janin menjadi tidak jelas Pergerakan janin tidak teraba oleh tangan pemeriksa. X-ray Tulang-tulang cranial saling menutupi (tanda spalding) Tulang punggung janin sangat melengkung (tanda naujokes) Ada gelembung-gelembung gas pada badan janinCase Presentation September 13, 2011

88

Penyebab IUFD

Faktor Ibu Ketidakcocokan Rh darah Ibu dengan janin Ketidakcocokan golongan darah Ibu dengan janin Penyakit2 pada ibu hamil Trauma saat hamil Infeksi pada ibu hamil Prolonged Pregnancy/ Serotinus Hamil pada usia lanjut Kematian Ibu Faktor Plasenta Perlukaan cord Pecah mendadak (abruption) Premature Rupture

Maternal 5-10% Gerakan Sangat Berlebihan Kelainan kromosom Kelainan bawaan Malformasi janin Kehamilan multipel Intra Uterine Growth Restriction Infeksi (parvovirus B19, CMV, listeria)

Case Presentation

September 13, 2011

89

Faktor Risiko IUFD

Ibu usia lanjut Riwayat kematian janin intra uterine Infertilitas ibu Hemokonsentrasi pada ibu Usia ayah

Case Presentation

September 13, 2011

90

Patologi Anatomi pada IUFD Rigor mortis Berlangsung 2 jam setelah mati,Stadium Maserasi I Timbul lepuh-lepuh pada kulit. Berlangsung sampai 48 jam setelah janin mati. Stadium Maserasi II Lepuh-lepuh pecah dan mewarnai air ketuban menjadi merah coklat. Stadium Maserasi III Terjadi kira-kira 3 minggu setelah janin mati. Badan janin sangat lemas dan hubungan antar tulang sangat longgar. Terdapat edema di bawah kulit. Case Presentation September 13, 2011

91

Penatalaksanaan IUFD

Kelahiran harus segera diinduksi secepatnya setelah diagnosa dapat ditegakkan. Kematian janin awal dapat ditangani dengan pemberian laminaria diikuti oleh dilatasi dan ekstraksi.

Pada wanita dengan kematian janin sebelum usia kehamilan kurang dari 28 minggu, induksi dapat dilakukan dengan menggunakan prostaglandin E2 vaginal suppositoria (10-20 mg tiap 4-6 jam), misoprostol pervaginal atau per oral (400 mcg tiap 4-6 jam), dan/atau oxytocin (terutama bagi wanita dengan sectio caessaria).Case Presentation September 13, 2011

92

Penatalaksanaan IUFD

Pada wanita dengan kematian janin pada usia kehamilan setelah 28 minggu, harus menggunakan dosis yang lebih rendah.

Case Presentation

September 13, 2011

93

Tentukan usia kehamilan dan cari adanya kehamilan gandaDitemukan janin tunggal Pertimbangkan untuk menunda intervensi dengan alasan psikologis untuk memberikan waktu pada gravida melakukan penyesuaian diri dan membiarkan cervix matang. Harapkan terjadi persalinan spontan dalam 2-3 minggu pada sebagian besar pasien. Amati koagulopati maternal dengan pemeriksaan koagulasi serial Jika terjadi koagulopati, pertimbangkan pengobatan dengan heparin untuk memperbaiki gangguan koagulasi dan melakukan intervensi. Ditemukan kehamilan ganda dengan satu janin masih hidup

Amati absorpsi janin yang telah mati. Amati koagulopati maternal dengan pemeriksaan koagulasi serial.

Kematian janin dini atau pertengahan kehamilan

Kematian janin pada kehamilan lanjut Amati persalinan atau berikan regimen prostaglandin intramuskular / intravaginal EVAKUASI RAHIM SPONTAN ATAU OPERATIF

Tentukan apakah Rhesus negatif dan lakukan desensitisasi. Berikan immunoglobulin rhesus daam dosis yang tepat sesuai dengan usia kehamilan. Lakukan otopsi dengan izin, jika mungkin. Lakukan penelitian untuk mempeajari penyebab termasuk karyotiping dan kultur, September 13, 2011 Jelaskan setelahnya mengenai temuan-temuan.Case Presentation

94

Penanganan Khusus 1. Jika pemeriksaan radiologik tersedia, konfirmasi kematian janin setelah 5 hari. Tanda-tandanya berupa overlapping tulang tengkorak, hiperfleksi kolumna vertebralis, gelembung udara di dalam jantung dan edema scalp. 2. USG: tidak ada denyut jantung janin, ukuran kepala janin, dan cairan ketuban berkurang. 3. Dukungan mental emosional perlu diberikan kepada pasien.

Case Presentation

September 13, 2011

95

Penanganan Khusus 4. Pilihlah cara persalinan dapat secara aktif dengan induksi maupun ekspektatif, 5. Bila pilihan penanganan adalah ekspektatif: tunggu persalinan spontan hingga 2 minggu; yakinkan bahwa 90% persalinan spontan akan terjadi tanpa komplikasi. 6. Bila pilihan penanganan adalah ekspektatif: tunggu persalinan spontan hingga 2 minggu; yakinkan bahwa 90% persalinan spontan akan terjadi tanpa komplikasi.

Case Presentation

September 13, 2011

96

Penanganan Khusus

7. Jika trombosit dalam 2 minggu menurun persalinan spontan, lakukan penanganan aktif.

tanpa

8. Jika penanganan aktif akan dilakukan, nilai serviks: jika serviks matang, lakukan induksi persalinan dengan oksitosin atau prosaglandin. jika serviks belum matang, lakukan pematangan serviks dengan prostaglandin atau kateter foley. persalinan dengan seksio sesarea merupakan alternatif terakhir.

Case Presentation

September 13, 2011

97

Penanganan Khusus

9. Jika persalinan spontan tidak terjadi dalam 2 minggu, trombosit menurun, dan serviks belum matang, matangkan serviks dengan misoprostol: tempatkan misoprostol 25 mcg di puncak vagina; dapat diulangi sesudah 6 jam. jika tidak ada respon sesudah 2 x 25 mcg misoprostol, naikkan dosis menjadi 50 mcg setiap 6 jam. 10. Jika ada tanda infeksi, berikan antibiotika untuk metritis.

Case Presentation

September 13, 2011

98

Penanganan Khusus

11. Jika tes pembekuan sederhana lebih dari 7 menit atau bekuan mudah pecah, waspada koagulopati.

12. Berikan kesempatan kepada ibu dan keluarganya untuk melihat dan melakukan berbagai kegiatan ritual bagi janin yang meninggal tersebut. 13. Pemeriksaan patologi plasenta adalah untuk mengungkapkan adanya patologi plasenta dan infeksi.

Case Presentation

September 13, 2011

99

Komplikasi IUFD Disseminated Intravascular Coagulation (DIC), Infeksi Koagulopati maternal

Case Presentation

September 13, 2011

10 0

Case Presentation

September 13, 2011

10 1