Presentasi Bokong

30
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Presentasi bokong merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri 1 . menurut Prawirohardjo, Presentasi bokong merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong di bawah kavum uteri. Presentasi bokong merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan bokong sebagai bagian yang terendah sehingga kepala berada di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri Klasifikasi presentasi bokong yaitu letak bokong dengan kedua tungkai terangkat ke atas, letak sungsang sempurna, di mana letak kaki ada di samping bokong, letak sungsang tidak sempurna yaitu letak sungsang di mana selain bokong bagian yang terendah juga kaki atau lutut (Purwaningsih, 2010). Epidemiologi Kejadian presentasi bokong ditemukan sekitar 3-4% dari seluruh persalinan tunggal pada umur kehamilan cukup bulan (≥ 37 minggu) 3 . Pada tahun 1990-an ditemukan sekitar 3,5% diantara 136.256 bayi tunggal yang lahir di AS. Di Belanda, GreenHill melaporkan 2,3% jumlah kasus persalinan dengan presentasi bokong. Di RS.Hasan Sadikin Bandung sebesar 4,6%, dan di

description

Presbo

Transcript of Presentasi Bokong

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian

Presentasi bokong merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri1. menurut Prawirohardjo, Presentasi bokong merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong di bawah kavum uteri. Presentasi bokong merupakan keadaan dimana janin terletakmemanjang dengan bokong sebagai bagian yang terendah sehingga kepalaberada di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri Klasifikasi presentasi bokong yaitu letak bokong dengan kedua tungkai terangkat ke atas, letak sungsang sempurna, di mana letak kaki ada di samping bokong, letak sungsang tidak sempurna yaitu letak sungsang di mana selain bokong bagian yang terendah juga kaki atau lutut (Purwaningsih, 2010).

Epidemiologi

Kejadian presentasi bokong ditemukan sekitar 3-4% dari seluruh persalinan tunggal pada umur kehamilan cukup bulan ( 37 minggu)3. Pada tahun 1990-an ditemukan sekitar 3,5% diantara 136.256 bayi tunggal yang lahir di AS. Di Belanda, GreenHillmelaporkan 2,3% jumlah kasus persalinan dengan presentasi bokong. Di RS.Hasan Sadikin Bandung sebesar 4,6%, dan di RSUP.H. Adam Malik/ RSUD. Dr. Pirngadi Medan ditemukan 4,4% kasus presentasi bokong. Beberapa peneliti lain seperti Greenhill melaporkan kejadian persalinan presentasi bokong sebanyak 4-4,5%. Di Parkland Hospital 3,5 persen dari136.256 persalinan tunggal dari tahun 1990 sampai 1999 merupakan letaksungsang Sedangkan di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang sendiri pada tahun 2003-2007 didapatkan persalinan presentasi bokong sebesar8,63%.EtiologiUmumnya penyebabnya belum jelas, tetapi ada beberapa faktor predisposisi yaitu ;a. Kelainan dari Ibu1.Kelainan Uterus- Tumor dari uterus yang mendesak uterus-Kelainan bawaan uterus, seperti uterus arkuatus yang dapat mengubah letak janin

2.Kelainan panggulPintu atas panggul yang terlalu luas atau terlalu sempit dapat mengganggu fiksasi dari kepala janin.

3.Kelainan dari jumlah air ketubanHidramnion menyebabkan terlampau bebasnya pergerakkan janin dalam uterus sehingga fiksasi kepala terganggu dan pada oligohidramnion gerakan janin terbatas sehingga terhalang versi spontan dari janin.

4.Kelainan implantasi plasentaMisalnya plasenta previa yang menghalangi turunnya kepala ke pintu atas panggul

b.Kelainan dari Janin1.Bayi premature

Pada bayi premature ukuran kepala masih kecil, fiksasi kepala tidak sempurna2.Kehamilan gandaUmumnya pada kehamilan kembar, janin menyesuaikan dirinya dalam rahim.3.Bayi matiPresentasi bokong terjadi pada keadaan ini oleh karena gerakan janin tidak ada lagi.4.Bayi dengan kelainan bawaanKelainan bawaan pada kepala bayi dapat mengganggu fiksasi dari kepala bayi, misalnya hidrosefalus, ansefalus dan mikrosefalus3.

PATOFISIOLOGILetak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin terhadap ruangan dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32 minggu, jumlah air ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin dapat menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang atau letak lintang.Pada kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban relatif berkurang. Karena bokong dengan kedua tungkai terlipat lebih besar daripada kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri, sedangkan kepala berada ruangan yang lebih kecil di segmen bawah uterus. Dengan demikian dapat dimengerti mengapa pada kehamilan belum cukup bulan, frekuensi letak sungsang lebih tinggi, sedangkan pada kehamilan cukup bulan, janin sebagian besarditemukan dalam presentasi kepala Sayangnya, beberapa fetus tidak seperti itu. Sebagian dari mereka berada dalam posisi sungsang saat usia kehamilan aterm6JENIS-JENIS PRESENTASI BOKONGAda 3 klasifikasi dari presentasi bokong :1. Frank breech (Presentasi bokong sempurna)Dimana ekstremitas bawah fleksi pada paha dan ekstensi pada lutut. Sehingga kaki terletak dekat dengan kepala. Pada pemeriksaan dalam hanya bokong yang dijumpai sebagai bagian terbawah.2. Complete breech (Presentasi bokong lengkap)Dimana ekstremitas bawah fleksi pada paha dan salah satu atau kedua lutut juga fleksi. Pada pemeriksaan dalam selain bokong, kaki juga dijumpai disamping bokong.3.Incomplete breech (Presentasi bokong tidak lengkap)Dimana salah satu atau kedua paha tidak fleksi dan salah satu atau kedua kaki terletak di bawah bokong. Sehingga pada pemeriksaan dalam kaki atau lutut yang merupakan bagian terbawah, terdiri dari :-Footling breech Salah satu atau kedua kaki dijumpai dulu, dengan bokong pada posisi yang tinggi. Ini jarang tetapi relatif umum pada janin premature.

-Kneeling breech janin dalam posisi lutut, dengan salah satu atau kedua kaki ekstensi di pinggul dan fleksi di lutut. Ini sangat jarang. Dari semua persalinan diperoleh 2,5 3 % merupakan persalinan presentasi bokong, diantaranya 75 % presentasi bokong sempurna dan 25 % adalah presentasi bokong tidak sempurna seperti kaki dan lutut3Gambar.1 variation of the breech presentation.DIAGNOSISanamnesis

gerakan janin dirasakan sangat sakit. Gerakan janin dirasakan di atas panggul dan di bawah pusat. Jika kehamilan hampir aterm, ibu merasakan ada benda keras di bawah arcus costarum.

Dari pemeriksaan luar didapatkan1 PalpasiLeopold I : kepala janin yang keras dan bulat menempati bagian fundusuteri dan ballotemen.

Leopold II : teraba punggung di satu sisi dan bagian kecil di sisi lainLeopold III-IV: teraba bokong di bagian bawah uterus. Kadang-kadang bokong janin teraba bulat dan dapat memberi kesan seolah-olah kepala, tetapi bokong tidak dapat digerakkan semudah kepala. Denyut jantung janin pada umumnya ditemukan setinggi pusat atau sedikit lebih tinggi daripada umbilikus22.AuskultasiDenyut jantung janin paling keras pada daerah sedikit diatas umbilicus. Bilakepala janin sudah engagement, denyut jantung janin terdengar dibawahumbilicus1.2.5.4. Pemeriksaan DalamSebelum inpartu sedikit yang dapat diperoleh dari pemeriksaan dalam terhadap presentasi dan posisi janin. Bila telah inpartu pemeriksaan dalam diperlukan untuk menentukan jenis dan posisi presentasi bokong. Pada presentasi bokong dapat teraba sacrum, kedua tuberositas ischiadica dengan processus spinosumnya dan anus. Pada penurunan lebih lanjut, dengan pemeriksaan dalam yang baik, genitalia eksterna dapat dikenali. Apabila teraba bagian kecil yakni kaki, maka harus dibedakan dengan tangan. Pada kaki teraba tumit, sedangkan pada tangan ditemukan ibu jari yang letaknya tidak sejajar dengan jari-jari lain dan panjang jari tangan kurang lebih sama dengan panjang telapak tangan janin.Pada partus tak maju, bokong bisa terjadi edema, sehingga dapat meragukan diagnosa presentasi muka. Anus teraba seperti mulut dan tuberositas ischiadica seperti rahang atas. Dengan perabaan hati hati, telunjuk yang masuk ke dalam anus terasa tegangan otot otot spinter ani dan bila tangan dikeluarkan terdapat mekonium pada sarung tangan. Posisi presentasi bokong ditentukan berdasarkan letak sakrum janin terhadap panggul ibu. Sakrum kiri depan yang terbanyak 45%, menyusul sakrum kanan depan 30%.1Pada Presentasi bokong sempurna ( Complete Brecch), kedua kaki dapat diraba disamping bokong. Sedangkan pada Incomplete Breech, hanya teraba satu kaki disamping bokong dan pada FrankBreech tidak teraba kaki disamping bokong.

2.5.5. Ultrasonografi (USG)Ultrasonografi atau USG dapat dipergunakan untuk menentukan lokasi kepala janin, memastikan perkiraan klinis presentasi bokong dan untuk menentukan usia kehamilan serta kesejahteraan janin.1 Apabila dipertimbangkan untuk persalinan pervaginam, tipepresentasi bokong merupakan hal yang penting diperhatikan, sertaada tidaknya fleksi dari kepala janin. Peran Pelvimetri radiologik dalam menentukan tindakan persalinan sungsang masih menjadi kontroversial.DIAGNOSIS BANDINGKehamilan dengan letak sungsang dapat didiagnosis dengan kehamilan dengan letak muka. Pada pemeriksaan fisik dengan palpasi Leopold masih ditemukan kemiripan. Ini dibedakan dari pemeriksaan dalam yakni pada letak sungsang akan didapatkan jari yang dimasukkan ke dalam anus mengalami rintangan otot dan anus dengan tuberosis iskii sesuai garis lurus. Pada letak muka, jari masuk mulut akan meraba tulang rahang dan alveola tanpa hambatan serta mulut dan tulang pipi membentuk segitiga. Sedangkan dengan USG atau rontgen sangatlah dapat dibedakan5PENATALAKSANAAN1.Dalam KehamilanPada umur kehamilan 28-30 minggu, mencari kausa dari pada letak sungsang yakni dengan USG; seperti plasenta previa, kelainan kongenital, kehamilan ganda, kelainan uterus. Jika tidak ada kelainan pada hasil USG, maka dilakukan knee chest position atau dengan versi luar (jika tidak ada kontraindikasi)5Versi luar sebaiknya dilakukan pada kehamilan 34-38 minggu. Pada umumnya versi luar sebelum minggu ke 34 belum perlu dilakukan karena kemungkinan besar janin masih dapat memutarsendiri, sedangkan setelah minggu ke 38 versi luar sulit dilakukan karena janin sudah besar dan jumlah air ketuban relatif telah berkurang.Sebelum melakukan versi luar diagnosis letak janin harus pasti sedangkan denyut jantung janin harus dalam keadaan baik. Kontraindikasi untuk melakukan versi luar: panggul sempit, perdarahan antepartum, hipertensi, hamil kembar, plasenta previa5..Keberhasilan versi luar 35-86 % (rata-rata 58%). Peningkatan keberhasilan terjadi pada multiparitas, usia kehamilan, frank breech, letak lintang. Newman membuat prediksi keberhasilan versi luar berdasarkan penilaian seperti Bhisop skor(Bhisop-like score). Kalau versi luar gagal karena penderita menegangkan otot-otot dinding perut, penggunaan narkosis dapat dipertimbangkan, tetapi kerugiannya antara lain: narkosis harus dalam, lepasnya plasenta karena tidak merasakan sakit dan digunakannya tenaga yang berlebihan, sehingga penggunaan narkosis dihindari pada versi luar.2Table 1. Bishop ScoreSkor0123

DilatasiOcm1-2cm3-4cm5-6cm

Pendataran0-30%40-50%60-70%80%

KonsistensiKakuKenyal Lunak-

PosisiPosteriorMedialAnterior-

Turunnya kepala-3-2-1s/d0+1S/D+2

Artinya: Keberhasilan 0% jika nilai 9

\Gambar 2. Versi luar2. Dalam Persalinan

Menolong persalinan letak sungsang diperlukan lebih banyak ketekunan dan kesabaran dibandingkan dengan persalinan letak kepala. Pertama-tama hendaknya ditentukan apakah tidak ada kelainan lain yang menjadi indikasi seksio, seperti kesempitan panggul, plasenta previa atau adanya tumor dalam rongga panggul 3.

Pada kasus dimana versi luar gagal/janin tetap letak sungsang, maka penatalaksanaan persalinan lebih waspada. Persalinan pada letak sungsang dapat dilakukan pervaginam atau perabdominal (seksio sesaria). Pervaginam dilakukan jika tidak ada hambatan pada pembukaan dan penurunan bokong5. Syarat persalinan pervaginam pada letak sungsang: bokong sempurna (complete) atau bokong murni (frank breech), pelvimetri, klinis yang adekuat, janin tidak terlalu besar, tidak ada riwayat seksio sesaria dengan indikasi CPD, kepala fleksi. Mekanisme persalinan letak sungsang berlangsung melalui tiga tahap yaitu:

1) Persalinan bokong

a. Bokong masuk ke pintu atas panggul dalam posisi melintang atau miring.

b. Setelah trokanter belakang mencapai dasar panggul, terjadi putaran paksi dalam sehingga trokanter depan berada di bawah simfisis.

c. Penurunan bokong dengan trokanter belakangnya berlanjut, sehingga distansia bitrokanterika janin berada di pintu bawah panggul.

d. Terjadi persalinan bokong, dengan trokanter depan sebagai hipomoklion.

e. Setelah trokanter belakang lahir, terjadi fleksi lateral janin untuk persalinan trokanter depan, sehingga seluruh bokong janin lahir. f. Terjadi putar paksi luar, yang menempatkan punggung bayi ke arah perut ibu.

g. Penurunan bokong berkelanjutan sampai kedua tungkai bawah lahir.

2)Persalinan bahu

a. Bahu janin memasuki pintu atas panggul dalam posisi melintang atau miring.

b. Bahu belakang masuk dan turun sampai mencapai dasar panggul.

c. Terjadi putar paksi dalam yang menempatkan bahu depan dibawah simpisis dan bertindak sebagai hipomoklion.

d. Bahu belakang lahir diikuti lengan dan tangan belakang.

e. Penurunan dan persalinan bahu depan diikuti lengan dan tangan depan sehingga seluruh bahu janin lahir.

f. Kepala janin masuk pintu atas panggul dengan posisi melintang atau miring.

g. Bahu melakukan putaran paksi dalam.

3) Persalinan kepala janin

a. Kepala janin masuk pintu atas panggul dalam keadaan fleksi dengan posisi dagu berada dibagian posterior.

b. Setelah dagu mencapai dasar panggul, dan kepala bagian belakang tertahan oleh simfisis kemudian terjadi putar paksi dalam dan menempatkan suboksiput sebagai hipomiklion.

c. Persalinan kepala berturut-turut lahir: dagu, mulut, hidung, mata, dahi dan muka seluruhnya.

d. Setelah muka, lahir badan bayi akan tergantung sehingga seluruh kepala bayi dapat lahir.

e. Setelah bayi lahir dilakukan resusitasi sehingga jalan nafas bebas dari lendir dan mekoneum untuk memperlancar pernafasan. Perawatan tali pusat seperti biasa. Persalinan ini berlangsung tidak boleh lebih dari delapan menit2.

JENIS-JENIS PERSALINAN SUNGSANG

Sebelum melakukan pertolongan persalinan sebaiknya dilakukan penilaian persalinan sungsang. Metode penilaian yang lazim dipakai adalah dari Zatuchni-Andros.

Tabel 2. Zatuchni- Andros

Skor012

ParitasPrimigravidaMultigravida-

Masa Gestasi 39 minggu38 minggu 37 minggu

TBJ 3130 gr3629-3175 gr 3175 gr

Riwayat Presbo-1 x2 x

Station-3-2-1 atau lebih rendah

Pembukaan< 2 cm3 cm>4 cm

Keterangan:

< 4: Sectio caesaria

4: Reevaluasi

> 4: Pervaginam

Persalinan Pervaginam

Berdasarkan tenaga yang dipakai dalam melahirkan janin pervaginam, persalinan pervaginam dibagi menjadi 3, yaitu:61) Persalinan spontan (spontaneous breech), janin dilahirkan dengan kekuatan dan tenaga ibu sendiri. Cara ini lazim disebut cara, Bracht.

a. Tahap pertama: fase lambat, lahirnya bokong sampai dengan umbilikus, spontan. Disebut fase lambat oleh karena pada fase ini umumnya tidak terdapat hal-hal yang membahayakan jalannya persalinan. Pada fase ini, penolong bersikap pasif menunggu jalannya persalinan.

b. Tahap kedua: fase cepat, lahirnya umbilikus sampai mulut. Disebut fase cepat oleh karena dalam waktu < 8 menit (1 2 kali kontraksi uterus) fase ini harus sudah berakhir. Pada fase ini, tali pusat berada di antara kepala janin dengan PAP sehingga dapat menyebabkan terjadinya asfiksia janin.

c. Tahap ketiga: fase lambat, lahirnya mulut sampai kepala. Pertolongan pada tahap persalinan ini tidak boleh tergesa-gesa oleh karena persalinan kepala yang terlalu cepat pada presentasi sungsang dapat menyebabkan terjadinya dekompresi kepala sehingga dapat menyebabkan perdarahan intrakranial.

d. Teknik: hiperlordosis badan bayi

Gambar 4. Proses Persalinan Janin dengan Presentasi Bokong

Keuntungan :

Dapat mengurangi terjadinya bahaya infeksi oleh karena tangan penolong tidak ikut masuk ke dalam jalan lahir. Dan juga cara ini yang paling mendekati persalinan fisiologik, sehingga mengurangi trauma pada janin.

Kerugian :

Dapat mengalami kegagalan sehingga tidak semua persalinan letak sungsang dapat dipimpin secara Bracht. Terutama terjadi peda keadaan panggul sempit, janin besar, jalan lahir kaku seperti pada primigravida, adanya lengan menjungkit atau menunjuk.

2) Manual aid (partial breech extraction; assisted breech delivery), janin dilahirkan sebagian menggunakan tenaga dan kekuatan ibu dan sebagian lagi dengan tenaga penolong.

Indikasinya antara lain:1. Bila pertolongan cara Bracht gagal

2. Elektif, karena sejak semula direncanakan pertolongan dengan manual aid.

Tahapan dalam manual aid, antara lain:

1. Tahap pertama: lahirnya bokong sampai umbilikus, spontan

2. Tahap kedua: lahirnya bahu dan lengan dengan tenaga penolong. Cara/teknik untuk melahirkan bahu dan lengan ialah secara :a. Klasik (Deventer)

b. Mueller

c. Lovset

d. Bickenbach.

3. Tahap ketiga: Lahirnya kepala dengan cara:a. Mauriceau (Veit-Smellie)

b. Najouks

c. Wigand Martin-Winckel

d. Parague terbalik

e. Cunam piper

Teknik :

Tahap pertama persalinan secara bracht sampai pusat lahir.

Tahap kedua melahirkan bahu dan lengan oleh penolong:

1. Cara klasik

Prinsip melahirkan bahu dan lengan secara klasik ini melahirkan lengan belakang lebih dulu karena lengan belakang berada di ruang yang luas (sacrum), kemudian melahirkan lengan depan yang berada di bawaah simpisis. Kedua kaki janin dipegang dengan tangan kanan penolong pada pergelangan kakinya dan dielevasi ke atas sejauh mungkin sehingga perut janin mendekati perut ibu. Bersamaan dengan itu tangan kiri penolong dimasukkan ke dalam jalan lahir dan dengan jari tengah dan telunjuk menelusuri bahu janin sampai pada fossa kubiti kemudian lengan bawah dilahirkan dengan gerakan seolah-olah lengan bawah mengusap muka janin. Untuk melahirkan lengan depan, pergelangan kaki janin diganti dengan tangan kanan penolong dan ditarik curam ke bawah sehingga punggung janin mendekati punggung ibu. Dengan cara yang sama lengan depan dilahirkan.

Gambar 5. Perasat Klasik

Keuntungan cara klasik adalah pada umumnya dapat dilakukan pada semua persalinan letak sungsang tetapi kerugiannya lengan janin relatif tinggi di dalam panggul sehingga jari penolong harus masuk ke dalam jalan lahir yang dapat manimbulkan infeksi.

2. Cara Mueller

Prinsip melahirkan bahu dan lengan secara Mueller ialah melahirkan bahu dan lengan depan lebih dulu dengan ekstraksi, baru kemudian melahirkan bahu dan lengan belakang. Bokong janin dipegang dengan femuro-pelvik yaitu kedua ibu jari penolong diletakkan sejajar spina sakralis media dan jari telunjuk pada krisat iliaka dan jari-jari lain mencengkram bagian depan. Kemudian badan ditarik ke curam ke bawah sejauh mungkin sampai bahu depan tampak di bawah simpisis dan lengan depan dilahirkan dengan mengait lengan bawahnya. Setelah bahu depan dan lengan lahir, tarik badan janin ke atas sampai bahu belakang lahir. Tangan penolong tidak masuk ke dalam jalan lahir sehingga mengurangi infeksi.

Gambar 6. Perasat Mueller

3. Cara lovset

Prinsip melahirkan persalinan secara Lovset ialah memutar badan janin dalam setengah lingkaran bolak-balik sambil dilakukan traksi curam ke bawah sehingga bahu yang sebelumnya berada di belakang akhirnya lahir dibawah simpisis dan lengan dapat dilahirkan. Keuntungannya yaitu sederhana dan jarang gagal, dapat dilakukan pada semua letak sungsang, minimal bahay infeksi. Cara lovset tidak dianjurkan dilakukan pada sungsang dengan primigravida, janin besar, panggul sempit.

Gambar 7. Perasat Lovset

4. Cara Bickhenbach

Prinsip melahirkan ini merupakan kombinasi antara cara Mueller dengan cara klasik. Tahap ketiga: melahirkan kepala yang menyusul (after coming head)

1. Cara Mauriceau

Tangan penolong yang sesuai dengan muka janin dimasukkan ke dalam jalan lahir. Jari tengah dimasukkan ke dalam mulut dan jari telunjuk dan jari keempat mencengkeram fossa kanina, sedang jari lain mencengkeram leher. Badan anak diletakkan diatas lengan bawah penolong seolah-olah janin menunggang kuda. Jari telunjuk dan jari ketiga penolong yang lain mencengkeram leher janin dari punggung. Kedua tangan penolong menarik kepala janin curam ke bawah sambil seorang asisten melakukan ekspresi kristeller. Tenaga tarikan terutama dilakukan oleh penolong yang mencengkeram leher janin dari arah punggung. Bila suboksiput tampak dibawah simpisis, kepala dielevasi keatas dengan suboksiput sebagai hipomoklion sehingga berturut-turut lahir dagu, mulut, hidung, mata dahi, ubun-ubun besar dan akhirnya lahirnya seluruh kepala janin.

Gambar 8. Perasat Mauriceau

2. Cara Naujoks

Teknik ini dilakukan apabila kepala masih tinggi sehingga jari penolong tidak dimasukkan ke dalam mulut janin. Kedua tangan penolong yang mencengkeram leher janin menarik bahu curam kebawah dan bersamaan dengan itu seorang asisten mendorong kepala janin kearah bawah. Cara ini tidak dianjurkan lagi karena menimbulkan trauma yang berat.

3. Cara Prague Terbalik

Teknik ini dipakai bila oksiput dengan ubun-ubun kecil berada di belakang dekat sacrum dan muka janin menghadap simpisis. Satu tangan penolong mencengkeram leher dari bawah dan punggung janin diletakkan pada telapak tangan penolong. Tangan penolong yang lain memegang kedua pergelangan kaki, kemudian ditarik keatas bersamaan dengan tarikan pada bahu janin sehingga perut janin mendekati perut ibu. Dengan laring sebagai hipomoklion, kepala janin dapat dilahirkan.

Gambar 9. Perasat Prague Terbalik

4. Cara Cunam Piper

Seorang asisten memegang badan janin pada kedua kaki dan kedua lengan janin diletakkan dipunggung janin. Kemudian badan janin dielevasi ke atas sehingga punggung janin mendekati punggung ibu. Pemasangan cunam piper sama prinsipnya dengan pemasangan pada letak belakang kepala. Hanya saja cunam dimasukkan dari arah bawah sejajar dengan pelipatan paha belakang. Setelah oksiput tampak dibawah simpisis, cunam dielevasi ke atas dan dengan suboksiput sebagai hipomoklion berturut-turut lahir dagu, mulut, muka, dahi dan akhirnya seluruh kepala lahir.

Gambar 10. Cunam Piper

3) Ekstraksi sungsang (total breech extraction), janin dilahirkan seluruhnya dengan memakai tenaga penolong.

Janin dilahirkan seluruhnya dengan memakai tenaga penolong. Cara ini dilakukan hanya bila terjadi fetal distress atau ada indikasi untuk menolong persalinan dengan ekstraksi total.

PROSEDUR PERSALINAN SUNGSANG PERABDOMINAMPersalinan presentasi bokong dengan Sectio Cesaria merupakan cara yang terbaik ditinjau dari janin. Banyak ahli melaporkan bahwa persalinan presentasi bokong secara pervaginam, memberi trauma yang sangat berarti bagi janin, yang gejala-gejalanya akan tampak pada waktu persalinan maupun di kemudian hari. Namun hal ini tidak berarti bahwa semua presentasi bokong harus harus dilahirkan secara perabdominam. Beberapa kriteria yang dapat dipakai pegangan bahwa presentasi bokong harus dilahirkan secara perabdominam, antara lain:

1. Primigravida tua

2. Nilai sosial janin tinggi

3. Riwayat persalinan yang buruk

4. Taksiran berat janin besar > 3500 g

5. Dicurigai terdapat kesempitan panggul

6. Prematuritas

PROGNOSIS

Resiko persalinan pervaginam pada presentasi bokong lebih tinggidibandingkan dengan persalinan presentasi kepala, yaitu :1.After coming head2.Nuchl arm ( tangan menjungkit )3.Prolaps tali pusat4.Perdarahan intracranial, robeknya selaput otak5.Asfiksia janin karena terjepit tali pusat6.Robekan pada pleksus brachialis sehingga menyebabkan parese lengan7. Pada ibu dapat timbul laserasi luas jalan lahir1.KOMPLIKASI

Komplikasi persalinan letak sungsang antara lain:1. Dari faktor ibu:

Perdarahan oleh karena trauma jalan lahir atonia uteri, sisa placenta.

Infeksi karena terjadi secara ascendens melalui trauma (endometritits)

Trauma persalinan seperti trauma jalan lahir, simfidiolisis.

2. Dari faktor bayi:

Perdarahan seperti perdarahan intracranial, edema intracranial, perdarahan alat-alat vital intra-abdominal.

Infeksi karena manipulasi

Trauma persalinan seperti dislokasi/fraktur ektremitas, persendian leher, rupture alat-alat vital intraabdominal, kerusakan pleksus brachialis dan fasialis, kerusakan pusat vital di medulla oblongata, trauma langsung alat-alat vital (mata, telinga, mulut), asfiksisa sampai lahir mati 6Daftar Pustaka1. Prawirohardjo S, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka sarwonoPrawirohardjo, Edisi kedua, Jakarta, 2002.2. Siswishanto, Rukmono. Malpresentasi dan Malposisi. Dalam: Wiknjosastrodkk, ed. Ilmu kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Bina Pustaka SarwonoPrawirohardjo, Jakarta, 20083.Benson,R.C., Current obstetric and gynecologic diagnostic and treatment,3rd ed, Lange Medical Publication, Maruzen Asia, Singapore,19804. Cunningham, F.G., Mac.Donald, P.C., Gant, N.F., Distosia karena kelainanpada presentasi, posisi atau perkembangan janin , Obstetri Williams (18thed), Suyono, J., Hartono, A., (Alih Bahasa), Jakarta : EGC, 20055. Giuliani A, Scholl WMJ, Basver A, Tamussino KF. Mode of delivery andoutcome of 699 term singleton breeech deliveries at a single center. Am JObstet Gynecol 20026. Supono. Pimpinan persalinan letak sungsang. Dalam: Ilmukebidanan bagian patologi. Bagian Obstetri dan Ginekologi/FakultasKedokteran Universitas Sriwijaya/Rumah Sakit Umum Pusat dr.Mohammad Hoesin, Palembang, 1983\\