Presentasi Blue Economy Undip
-
Upload
nadia-bella-falistin -
Category
Documents
-
view
89 -
download
3
Transcript of Presentasi Blue Economy Undip
PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN DALAM MEWUJUDKAN
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Sharif C. SutardjoMenteri Kelautan dan Perikanan
DISAMPAIKAN DI UNIVERSITAS DIPONEGOROSemarang, 27 Agustus 2013
2
• Konsep Sustainable Development dirumuskan untuk mengkritisi krisis ekonomi, termasuk pangan, air, dan energi di terutama di Negara-negara berkembang, sebagai akibat keserakahan dan ketidak hati-hatian manusia dalam mengelola sumberdaya alam.
• Definisi: “sustainable development is defined as development that meet the needs of the present without comprosing the ability of future generations to meet their own needs” (World Commission on Environment and Development, 1987).
• Paradigma pembangunan berkelanjutan menjiwai lahirnya Ketatalaksanaan Perikanan yang Bertanggung Jawab (Code of Conduct for Responsible Fisheries - CCRF) oleh FAO pada tahun 1995.
KONSEP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
INDONESIA NEGARA KEPULAUAN: Jumlah pulau 17.504 Panjang garis pantai 104.000 km Luas lautan 5,8 juta km2 (terdiri dari 2,3
juta km2 perairan kepulauan, 0,8 juta km2 periran tritorial, dan 2,7 juta km2 perairan ZEEI)
Luas daratan 1.910.931,32 km2
ANCAMAN LINGKUNGAN: Kerusakan lingkungan dan pencemaran Pemanasan global dan perubahan iklim
POSISI GEOGRAFIS: Berada di daerah tropis dalam posisi
silang antar 2 benua (Benua Asia dan Benua Australia) serta 2 samudera (Samudera Pasifik dan Samudera Hindia)
Perubahan musim diakibatkan oleh perubahan musim yang terjadi di kedua benua
Pertukaran masa air antara kedua samudera akan melalui perairan Indonesia dan mempengaruhi kehidupan di laut
3
INDONESIA SEBAGAI NEGARA KEPULUAN
4
1. Laut Indonesia dan selat-selatnya merupakan alur transportasi Internasional yang ramai, menghubungkan antara Benua Asia, pantai Barat Amerika dan Benua Eropa
2. Lautan Indonesia merupakan wilayah Marine Mega-Biodiversity terbesar di dunia, memiliki 8.500 species ikan, 555 species rumput laut dan 950 species biota terumbu karang
3. Tiga lempeng tektonik (lempeng Eurasia; Indo-Australia dan Lempeng Pasifik), bertemu di wilayah Indonesia. Pertemuan lempeng tektonik tersebut memicu terjadinya gunung api, serta gempa bumi. Secara bersamaan, keadaan ini merupakan prasyarat pembentukan sumberdaya mineral, minyak bumi dan gas di darat maupun laut
4. Arus laut dari Samudera Pasifik melewati Kepulauan Indonesia menuju Samudera Hindia. Karakteristik oseanografi khas Indonesia merupakan indikator muncul dan lenyapnya El-nino dan La-nina, yang mempengaruhi perubahan iklim global, dan berdampak pada kemarau panjang, banjir, gagal panen, kebakaran hutan serta naik turunnya produksi perikanan
KARAKTERISTIK LAUT INDONESIA
6
POTENSI PERIKANAN BUDIDAYA
No JENIS BUDIDAYAPOTENSI
(ha)PEMANFAATAN
(ha)
1 Tambak 2.963.717 682.8572 Kolam 541.100 146.5773 Perairan Umum 158.125 1.3904 Sawah 1.536.289 165.6885 Laut 12.545.072 117.469
Jumlah 17.744.303 1.113.881
7
CAPAIAN PERTUMBUHAN PDB PERIKANAN
2010 2011 2012 2013 * 2014 *0
1
2
3
4
5
6
7
8
6.04
6.966.48
7 7.25
Pertanian Perikanan Nasional
pers
en
*Angka target hanya untuk PDB Perikanan Sumber : BPS
Pertumbunan PDB Perikanan tahun 2012 mencapai 6,48%
Pertumbuhan PDB Perikanan tahun 2012 lebih tinggi dibanding pertumbuhan PDB Pertanian dan PDB Nasional
8
CAPAIAN PRODUKSI PERIKANAN
2010 2011 2012 2013 * 2014 *0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
5.38 5.41 5.81 5.47 5.50
6.28 6.98
9.45
13.02
16.89
11.66 12.39
15.26
18.49
22.39
Perikanan Tangkap Perikana BudidayaTotal Produksi Perikanan
Juta
ton
* Angka target
Produksi perikanan tangkap, termasuk produksi penangkapan di perairan umum daratan dan laut lepas
Produksi perikanan budidaya meningkat lebih tinggi dibandingkan dengan produksi perikanan tangkap
Peningkatan produksi perikanan harus diikuti dengan pengembangan pasar domestik dan internasional
9
CAPAIAN PRODUKSI GARAM RAKYAT
2011 2012 2013 * 2014 *0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
3.50
0.80
2.02
2.853.03
Juta
ton
* Angka target
Sejak tahun 2012, telah terjadi swasembada garam konsumsi
Target produksi PUGAR tahun 2012 sebesar 2,02 juta ton sudah terlampaui dan surplus
10
CAPAIAN NILAI EKSPOR HASIL PERIKANAN
2010 2011 2012 2013 * 2014 *2.00
2.50
3.00
3.50
4.00
4.50
5.00
5.50
6.00
6.50
2.86
3.52
3.93
5.00
6.00
USD
Mili
ar
* Angka target
• Ekspor hasil perikanan telah mengarah pada produk bernilai tambah
• Pertumbuhan nilai ekspor 2011-2012 : Perikanan : 11,62% Nasional: - 6,25%
• Pertumbuhan nilai impor 2011-2012 Perikanan : - 15,43% Nasional: 9,40%
• Neraca Perdagangan 2012 : Perikanan : surplus USD 3,52
miliar atau 81,11% dari total transaksi perdagangan ekspor impor
Nasional: defisit USD -1,33 miliar
11
No.
I K U Target Capaian %
1 Pertumbuhan PDB Perikanan 6,85% 7,76% 113,28
2 Produksi perikanan • Perikanan tangkap• Perikanan budidaya
14,86 juta ton5,44 juta ton9,42 juta ton
15,26 juta ton5,81 juta ton9,45 juta ton
102,69106,80100,32
Produksi garam rakyat 1,32 juta ton 2,02 juta ton 153,03
3 Nilai Tukar Nelayan/Pembudidaya Ikan 110 105,37 95,79
4 Nilai ekspor hasil perikanan USD 4,20 miliar USD 3,93 miliar 93,57
5 Tingkat Konsumsi ikan dalam negeri 33,14 kg per kapita 33,89 kg per kapita 102,26
6 Jumlah kasus penolakan ekspor hasil perikanan per negara mitra
< 10 kasus 17 kasus * 58,82
7 Luas Kawasan Konservasi Perairan (KKP) yang dikelola secara berkelanjutan dan penambahan kawasan
• 15,9 juta ha• Penambahan 500
ribu ha
• 16,06 juta ha• Penambahan
661,4 ribu ha
• 101,00• 132,28
8 Jumlah pulau-pulau kecil, termasuk pulau kecil terluar yang dikelola
60 pulau 60 pulau 100,00
9 Persentase wilayah perairan yang bebas IUU Fishing dan kegiatan yang merusak sumberdaya KP
41% 41% 100,00
* Sebanyak 14 kasus berasal dari Uni Eropa (9 Italia, 3 Spanyol, 1 Perancis, dan 1 Inggris)
CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2012
12
VISIPembangunan Kelautan dan Perikanan yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan untuk Kesejahteraan Masyarakat
MISI1) Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya Kelautan
dan Perikanan2) Meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk
Kelautan dan Perikanan3) Memelihara daya dukung dan kualitas lingkungan
sumberdaya Kelautan dan Perikanan
PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
13
1. Peningkatan nilai tambah
2. Peningkatan daya saing
3. Modernisasi sistem produksi hulu dan hilir
4. Penguatan pelaku industri kelautan dan perikanan
5. Berbasis komoditas, wilayah dan sistem manajemen
6. Berkelanjutan
7. Transformasi sosial
PRINSIP DASAR KEBIJAKAN INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN
14
PRINSIP-PRINSIP BLUE ECONOMY
1. BEYOND SUSTAINABILITY:1) Nature efficiency2) Zero waste: leave nothing to waste – waste for one is a food for another
- waste from one process is resource of energy for the other3) Social inclusiveness: self-sufficiency for all – social equity-more job,
more opportunities for the poor4) Cyclic systems of production: endless generation to regeneration,
balancing production and consumption5) Open-ended innovation and adaptation: the principles of the law of
physics and continuous natural adaptation
2. SHIFTING ECONOMIC PARADIGM:1) System thinking: learning from nature – using the logic of ecosystems2) Changing the way of doing business:
• Redefining core business: core business defined by core competence• Endless innovation: innovation creates opportunities• Visionary and Creativity
15
PERBEDAAN KONSEP BLUE ECONOMY DAN GREEN ECONOMY
No Blue Economy Green Economy1 BERBASIS SUSTAINABILITY (BERKELANJUTAN) BERBASIS SUSTAINABILITY (BERKELANJUTAN)
2. EFISIENSI SUMBERDAYA ALAM EFISIENSI SUMBERDAYA ALAM
3. TANPA LIMBAH (ZERO WASTE ATAU LEAVE NOTHING TO WASTE) Limbah dijadikan bahan baku bagi produk lain Limbah menghasilkan lebih banyak produk dan pendapatan (Revenue)
PENGURANGAN LIMBAH (MINIMIZING WASTE ATAU LOW CARBON) Limbah sebagai beban Pengelolaan Limbah (cost) Menambah ongkos produksi
4. KEPEDULIAN SOSIAL (LEBIH NYATA) Melipatgandakan pendapatan masyarakat Melipatgandakan perluasan lapangan kerja Lebih banyak peluang bisnis
KEPEDULIAN SOSIAL (NORMATIF) Peningkatan pendapatan masyarakat Peningkatan lapangan kerja
5. MULTIPLE REVENUE/CASHFLOW Melipatgandakan pendapatan perusahaan karena : 1) Memanfaatkan sumberdaya alam lebih efisien, 2) Memanfaatkan limbah sebagai bahan baku.
BUSINESS AS USUAL (SINGLE REVENUE) Perusahaan perlu investasi lebih besar Harga produk lebih mahal
16
INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN PENDEKATAN BLUE ECONOMY
Tranformasi Ekomoni :Dari ’Berbasis SDA’ menuju ‘Berbasis SDA, Industri, dan Jasa’
• Inovatif• Peningkatan nilai tambah, value, daya
saing : lapangan kerja• Produk primer bermutu/bahan baku
industri/produk olahan• Limbah menjadi produk daur ulang
bernilai ekonomi• Berorientasi pasar domestik dan
internasional• Integrasi hulu-hilir• Multiplier effect : pendapatan
1. Pertumbuhan ekonomi nasional (pertumbuhan PDB, nilai ekspor, ketahanan pangan)
2. Manfaat bagi pelaku (NTN, lapangan kerja)
3. Ramah lingkungan (zero waste, keberlanjutan)
• Keunggulan kompetitif berbasis keunggulan komparatif
• Sinergitas pemangku pekentingan : KKP incorporated
• Konektivitas
• Keunggulan komparatif
• Peningkatan produksi (volume)
• Sus-sistem terputus
• Subsisten
Berbasis SDA Berbasis SDA, Industri, dan Jasa 3 Sasaran KKP
17
BLUE ECONOMY
INDUSTRIALISASI KELAUTAN & PERIKANAN
MINAPOLITANBASIS: WILAYAH DAN
KAWASAN
PERCEPATAN: PENINGKATAN NILAI TAMBAH
DAN DAYA SAING
PARADIGMA EKONOMIKELAUTAN & PERIKANAN
BERKELANJUTAN
EKONOMI BERBASIS KP
SINERGI PENGEMBANGAN KEBIJAKANMINAPOLITAN, INDUSTRIALISASI DAN BLUE ECONOMY
18
Environment
• Blue Ocean
• Blue Sky
Maintaining
• Economic growth
• People income increase
• More jobs opportunity
PENERAPAN BLUE ECONOMY
19
Limbah TTC
Kepala
Bantalan mata
Omega 3
Tulang
Tepung untuk pupuk
Gelatin
Untuk pangan, kosmetik,
medis/farmasi
KolagenUntuk kosmetik, medis/farmasi
Daging
Tepung untuk pakan
Fish Jelly Product (Pangan)
Minyak Minyak ikan
Daging
DagingFish Jelly Product
Tepung untuk pakan
Minyak Minyak ikan
Kulit
Kolagen Untuk kosmetik, medis/farmasi
GelatinUntuk pangan,
kosmetik, medis/farmasi
Tulang
Tepung Tepung untuk pupuk
Kolagen Untuk kosmetik, medis/farmasi
GelatinUntuk pangan,
Kosmetik, medis/farmasi
Insang Tepung Tepung untuk pupuk
Limbah Cair Fish Protein Concentrate
Tuna, Tongkol, dan Cakalang
Produk Utama (Segar, Loin dan Olahan lainnya)
MODEL INDUSTRIALISASI TUNA, TONGKOL, DAN CAKALANG MODEL BLUE ECONOMY
BLUE ECONOMY BERBASIS TTC
20
Pertanian (Pupuk, perawat benih, fungisida,
bakterisida, nematocides)
Chitin
Medical Grade (kosmetik, salep, obat2an,
benang operasi, bedah tulang, balut luka)
Chitosan
Industrial Grade(pengolahan air, kertas,
mengolah limbah, penghilang ion logam)
Food Grade(pengawet alami,
fat blocker, rasa, aditif, anti kolesterol, keseimbangan makkanan)
PRODUK TURUNAN DARI LIMBAHUDANG DAN CRUSTASEA
Kulit & Kepala(udang, kepiting, rajungan, cumi)
MINAWISATA BERBASIS SUMBER DAYA KELAUTAN DAN JASA LINGKUNGAN PULAU-PULAU KECIL
LOW CO2 EMISSION:Penggunaan Energi Alternatif (PLTS, Biogas, Biofuel, Rechargeable battery untuk motor/boat)
PERTUMBUHAN EKONOMI:- Investasi (perijinan)- Penyerapan tenaga kerja (tour
guide, dive guide, souvenir shop, boat operators, pegawai restoran, pegawai KJA, dll.
- Peningkatan PAD (pajak)
MINAWISATA PULAU-PULAU KECIL
RESOURCE EFFICIENT:- Kesesuaian daya dukung- Desalinasi air laut/RO- Pengelolaan sampah dan limbah
(IPAL, dll)- Pengelolaan ekosistem/linkungan- Reduce, reuse, recycle (souvenir
berbahan baku sampah)
SOCIALLY INCLUSIVE:- Pemberdayaan masyarakat lokal- Program CSR/PKBL- Penyerapan tenaga kerja lokal- Pengembangan Mata
Pencaharian Alternatif- Bimbingan dan pelatihan
INOVASI & TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN
22
23
SINERGI PENGEMBANGAN BLUE ECONOMY
PEMERINTAH PUSAT- Kebijakan & Regulasi- RZWP3K / RTRWN - Infrastruktur dasar
MASYARAKAT- Kegiatan usaha perikanan- Enterpreunership- Keamanan & Ketertiban
SWASTA- Industri Hulu & Hilir- Industri Pengolahan- Perbankan
PEMERINTAH DAERAH- Penyediaan lahan- RZWP3K/RTRW- Penyusunan master plan- Penyediaan Tenaga kerja- Kemudahan Perizinan- Penciptaan iklim kondusif
BLUE ECONOMY