Present as i

download Present as i

of 46

description

hfjhfjg

Transcript of Present as i

Ketidaktahuan Masyarakat tentang Rumah Sehat

Ketidaktahuan Masyarakat tentang Arti Rumah Sehat, di Desa Tanjung Pasir, Kec. Teluk Naga, RW 01, RT 02, Periode Mei-Juni Tahun 2011

Kelompok 3Andiko Tongga(110.2004.018)Fadli Hasan (110.2004.081)Gita Puspita (110.2004.096)Lastriani (110.2004.128)Lionis Pratiwi (110.2004.132)

Anggota Kelompok

Desa Tanjung Pasir, Teluk Naga, Tangerang, Banten3

Gambaran Umum DesaGambaran Binaan KeluargaArea MasalahLatar BelakangTerletak di Kecamatan Teluk NagaLuas wilayah 564,25 Ha ( 0,564 km2)Jumlah penduduk 51.858 jiwa terdiri dari 26.656 jiwa laki-laki dan 25.202 jiwa perempuan. Kepadatan penduduk rata-rata 1,728 jiwa/km2, menurun dari tahun lalu yaitu 1,761 jiwa/km2 .Hal ini disebabkan adanya migrasi penduduk.

Gambaran Umum DesaPemeluk agama di wilayah desa Tanjung Pasir di dominasi oleh pemeluk agama Islam dan Budha.Sebagian besar wilayah Desa Tanjung Pasir belum berkembang secara ekonomi. Mata pencaharian penduduk didominasi oleh nelayan, petani dan buruh tani dengan pendapatan yang tidak tetap. Masih banyaknya penduduk miskin di wilayah desa Tanjung Pasir dapat menjadi hambatan dalam pembangunan kesehatan. NoTingkat PendidikanJumlah 1 Kelompok Bermain- 2 TK- 3 SD/MI643 4 SLTP/MTS896 5 SLTA/MTS657 6 AKADEMI24 7 UNIVERSITAS- Rumah Sehat di wilayah kerja Puskesmas Tegal Angus 201010 Besar Penyakit Puskesmas Tengal Angus Tahun 2010No.Kode PenyakitNama Penyakit1J06Infeksi Saluran Napas Akut (ISPA)2L30Penyakit Kulit lain-lain3A091Diare dan enteritis4R05Batuk5I 10Hipertensi Esensial6M791Myalgia7K29Gastritis dan duodenitis8A092Diare Basiler9Q001Penyakit lain-lain10R51Sakit Kepala karakteristik keluargaKepala KeluargaPasanganNama: TabriNama: JuwariahUsia: 60tahunUsia: 56tahunStatus Pernikahan: MenikahStatus Pernikahan: MenikahAgama: IslamAgama: IslamSuku: JawaSuku: JawaPendidikan: SRPendidikan: SRPekerjaan: NelayanPekerjaan: Ibu Rumah TanggaAnak-anak Nama: JuediNama: AstraUsia: 30 tahunUsia: 28 tahunPendidikan: SDPendidikan: SDPekerjaan: penjual gorenganPekerjaan: Nelayan

Nama: KarnoNama: SumiatiUsia: 26 tahunUsia: 14 tahunPendidikan: SDPendidikan: SLTP kelas 2Pekerjaan: NelayanPekerjaan: pelajar

Nama: MiftahudinUsia: 13 tahunPendidikan: SLTP kelas 2Pekerjaan: pelajar

Gambaran Keluarga

Penghasilan per bulan: Rp 500.000/bulanPengeluaran per bulan: tidak tentuTabungan: Tidak AdaAlamat Rumah: RT02/ RW01 Tanjung Pasir

status sosial dan kesejahteraan hidupDaerah Perumahan: Padat penduduk, kumuh, banyak hewan berkeliaranKepemilikan Rumah: SendiriLuas Bangunan: 10x4 m2Luas Halaman: 1x4digunakan untuk: terasBertingkat: -Lantai Rumah: semenAtap Rumah: Genteng tanpa plafon hanya di sanggah menggunakan kayu kelapaDinding Rumah : TembokVentilasi: hanya ada 1 di pintu depan(60x25cm)kesan: kecil dan kotorKakus: tidak ada jika tidak ada di: jamban umum di tepi pantaiPenerangan Listrik: 450 wattSumber air minum: PDAMkualitas: baik (air dimasak)Pembuangan Sampah: Sampah dikumpukan lalu dibakar di tepi pantai

14

kesehatan keluargaPerilaku Kesehatan KeluargaKebiasaan merokok: ya (1 bungkus/hari)Mandi: 2xsehariCuci tangan: yaOlahraga: tidak pernahCuci pakaian: di rumah menggunakan air sumur Jam kerja: 18.00-07.00Pola istirahat: kurang baikRekreasi: tidak pernahGosok gigi: pagi dan sore (sewaktu mandi)Cuci rambut: pagiHewan peliharaan: -Ternak: -Tambak: -

Riwayat PenyakitNama: Pak Tabri Nama: JuwariahPenyakit: Batuk, pilekPenyakit: Batuk, pilek.Berapa kali: satu sampai dua bulan sekaliBerapa kali: satu sampai dua bulan sekaliKapan saja: seringKapan saja: seringBerobat ke: bidan atau beli obat warungBerobat ke: bidan atau beli obat warungHasil: sembuh Hasil: sembuhNama: Sumiati Nama: MiftahudinPenyakit: Batuk, pilekPenyakit: Batuk, pilek.Berapa kali: satu sampai dua bulan sekaliBerapa kali: satu sampai dua bulan sekaliKapan saja: seringKapan saja: seringBerobat ke: bidan atau beli obat warungBerobat ke: bidan atau beli obat warungHasil: sembuh Hasil: sembuhJumlah keluarga masih sakit: -Jumlah keluarga cacat karena sakit: -Jumlah keluarga meninggal karena sakit: -

Masalah yang paling utama adalah dengan ditemukan adanya indikasi penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Hampir seluruh anggota keluarga pernah dan sering mengalami gangguan pernapasan seperti batuk, pilek dan sesak napas.

Gambaran Area MasalahUntuk mencari akar permasalahan tersebut maka diperlukan teori-teori yang daapat menunjang terjadinya penyakit. Jika mengacu kepada teori yang diungkapkan oleh HL Blum(1974), maka ada empat faktor yang berpengaruh terhadap dalam timbulnya penyakit. Adapun faktor tersebut adalah: Lingkungan (fisik, sosial, ekonomi dan budaya)PerilakuPelayanan kesehatanGenetik/keturunan (herediter)

Namun Blum meyakini bahwa lingkungan memegang peranan terbesar terhadap kesehatan seseorang, keturunan dan gaya hidup menempati posisi yang sama dan yang terakhir baru pelayanan kesehatan porsinya 1/4 dari lingkungan. Ruang lingkup kesehatan lingkungan antara lain mencakup perumahan, pembuangan kotoran manusia, penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan air limbah, dan sebagainya.

Kerangka Konsep Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan terkait erat dengan penyakit berbasis lingkungan, dimana kecenderungannya semakin meningkat akhir-akhir ini. Dari sisi epidemiologis, telah terjadi pula transisi yang cukup cepat terhadap beberapa penyakit menular, seperti penyakit SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome), Flu Burung, Leptospirosis. Demikian pula dengan penyakit demam berdarah, keracunan makanan dan diare.

Tinjauan PustakaPenyakit-penyakit berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama kematian di Indonesia. Bahkan pada kelompok bayi dan balita, penyakit- penyakit berbasis lingkungan menyumbangkan lebih 80% dari penyakit yang diderita oleh bayi dan balita. Keadaan tersebut mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas intervensi kesehatan lingkungan (Data Susenas 2001).

Para ahli kesehatan masyarakat sangat sepakat dengan kesimpulan Bloom yang mengatakan bahwa kontribusi terbesar terhadap terciptanya peningkatan derajat kesehatan seseorang berasal dari kualitas kesehatan lingkungan dibandingkan faktor yang lain. Bahkan, lebih jauh menurut hasil penelitian para ahli, ada korelasi yang sangat bermakna antara kualitas kesehatan lingkungan dengan kejadian penyakit menular maupun penurunan produktivitas kerja. Pendapat ini menunjukkan bahwa demikian pentingnya peranan kesehatan lingkungan bagi manusia atau kualitas sumber daya manusia.

Rumah sehat merupakan salah satu sarana untuk mencapai derajat kesehatan yang optimum. Untuk memperoleh rumah yang sehat ditentukan oleh tersedianya sarana sanitasi perumahan. Sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada pengawasan terhadap struktur fisik dimana orang menggunakannya untuk tempat tinggal berlindung yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992, rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Sedangkan yang dimaksud dengan Sehat menurut World Health Organization (WHO) Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental, maupun Sosial Budaya, bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit dan kelemahan (kecacatan).

Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Rumah Sehat sebagai tempat berlindung atau bernaung dan tempat untuk beristirahat sehingga menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik, rohani maupun sosial budaya.

Secara umum rumah dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut : (Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat, Depkes RI, 2007)1. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup, komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah, adanya ruangan khusus untuk istirahat (ruang tidur), bagi masing-masing penghuni;

2. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang cukup;

3. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena pengaruh luar dan dalam rumah, antara lain persyaratan garis sempadan jalan,konstruksi bangunan rumah, bahaya kebakaran dan kecelakaan di dalam rumah. Rumah yang sehat harus dapat mencegah atau mengurangi resiko kecelakaan seperti terjatuh, keracunan dan kebakaran (Winslow dan APHA).Beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam kaitan dengan hal tersebut antara lain :a. Membuat konstruksi rumah yang kokoh dan kuat;b. Bahan rumah terbuat dari bahan tahan api;c. Pertukaran udara dalam rumah baik sehingga terhindar dari bahaya racun dan gas;d. Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin sehingga bahaya jatuh dan kecelakaan mekanis dapat dihindari;

4. Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu;

Ventilasi adalah proses penyediaan udara segar ke dalam dan pengeluaran udara kotor dari suatu ruangan tertutup secara alamiah maupun mekanis. Tersedianya udara segar dalam rumah atau ruangan amat dibutuhkan manusia, sehingga apabila suatu ruangan tidak mempunyai sistem ventilasi yang baik dan over crowded maka akan menimbulkan keadaan yang dapat merugikan kesehatan (Gunawan et al., 1982).

Ventilasi Rumah yang memenuhi syarat ventilasi baik akan mempertahankan kelembaban yang sesuai dengan temperatur kelembaban udara (Azwar, 1990). Standart luas ventilasi rumah, menurut Kepmenkes RI No. 829 tahun 1999, adalah minimal 10% luas lantai. Menurut Frinck (1993) setiap ruang yang dipakai sebagai ruang kediaman sekurang-kurangnya terdapat satu jendela lubang ventilasi yang langsung berhubungan dengan udara luar bebas rintangan dengan luas 10% luas lantai.

Ruangan yang ventilasinya kurang baik akan membahayakan kesehatan khususnya saluran pernapasan. Terdapatnya bakteri di udara disebabkan adanya debu dan uap air. Jumlah bakteri udara akan bertambah jika penghuni ada yang menderita penyakit saluran pernapasan, seperti TBC, Influenza, dan ISPA. Dalam pengertian ventilasi ini dari aspek fungsi juga tercakup jendela. Luas ventilasi atau jendela adalah luas lubang untuk proses penyediaan udara segar dan pengeluaran udara kotor baik secara alami atau mekanis.Ventilasi atau jendela mempunyai peran dalam rumah untuk mengganti udara ruangan yang sudah terpakai.

Penerangan ada dua macam, yaitu penerangan alami dan buatan. Penerangan alami sangat penting dalam menerangi rumah untuk mengurangi kelembaban. Penerangan alami diperoleh dengan masuknya sinar matahari ke dalam ruangan melalui jendela, celah maupun bagian lain dari rumah yang terbuka, selain berguna untuk penerangan sinar ini juga mengurangi kelembaban ruangan, mengusir nyamuk atau serangga lainnya dan membunuh kuman penyebab penyakit tertentu, misalnya untuk membunuh bakteri adalah cahaya pada panjang gelombang 4000 A sinar ultra violet (Azwar, 1990).

PencahayaanPenyakit atau gangguan saluran pernapasan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang buruk. Lingkungan yang buruk tersebut dapat berupa kondisi fisik perumahan yang tidak mempunyai syarat seperti ventilasi, kepadatan penghuni, penerangan dan pencemaran udara dalam rumah. Lingkungan perumahan sangat berpengaruh terhadap terjadinya ISPA (Ranuh,1997).

Cahaya matahari disamping berguna untuk menerangi ruangan, mengusir serangga (nyamuk) dan tikus, juga dapat membunuh beberapa penyakit menular misalnya TBC, cacar, influenza, penyakit kulit atau mata, terutama matahari langsung. Selain itu sinar matahari yang menga ndung sinar ultra violet baik untuk pertumbuhan tulang anak - anak (Suyono, 1985).

Kualitas udara dipengaruhi oleh adanya bahan polutan di udara.Polutan di dalam rumah kadarnya berbeda dengan bahan polutan di luar rumah. Peningkatan bahan polutan di dalam ruangan dapat pula berasal dari sumber polutan di dalam ruangan seperti asap rokok, asap dapur, pemakaian obat nyamuk bakar (Mukono, 1997). Udara merupakan kebutuhan pokok manusia untuk bernafas sepanjang hidupnya. Udara akan sangat berpengaruh dalam menentukan kenyamanan pada bangunan rumah. Kenyamanan akan memberikan kesegaran terhadap penghuni dan terciptanya rumah yang sehat, apabila terjadi pengaliran atau pergantian udara secara kontinyu melalui ruangan-ruangan, serta lubang-lubang pada bidang pembatas dinding atau partisi sebagai ventilasi.

Rumah dinyatakan sehat dan nyaman, apabila suhu udara dan kelembaban udara ruangan sesuai dengan suhu tubuh manusia normal. Suhu udara dan kelembaban ruangan sangat dipengaruhi oleh penghawaan dan pencahayaan. Penghawaan yang kurang atau tidak lancar akan menjadikan ruangan terasa pengap atau sumpek dan akan menimbulkan kelembaban tinggi dalam ruangan.Suhu dan Kelembaban UdaraRumah yang sehat harus mempunyai suhu yang diatur sedemikian rupa agar suhu badan dapat dipertahankan sehingga tubuh tidak terlalu banyak kehilangan panas atau tubuh tidak sampai kepanasan. Agar diperoleh suhu ruangan yang yang memenuhi syarat kesehatan (18C 30C) dapat dilakukan dengan melakukan pertukaran udara setempat (kipas angin) atau dengan udara baru (AC/Exhauser).

Kelembaban merupakan kandungan uap air udara dalam ruang yang diukur dengan phsycrometer dan dinyatakan dengan satuan persen (%). Kelembaban ini sangat erat hubungannya dengan ventilasi. Apabila ventilasi kurang baik maka akan meningkatkan kelembaban yang disebabkan oleh penguapan cairan tubuh dan uap pernafasan.

Udara yang kurang mengandung uap air maka udara terasa kurang nyaman dan berbau (pengab), sebaliknya jika udara mengandung banyak uap air maka udara basah yang dihirup akan berlebihan sehingga mengganggu fungsi paru-paru.

Rumah yang lembab akan mudah ditumbuhi oleh kuman-kuman yang dapat menyebabkan penyakit infeksi, khususnya penyakit infeksi saluran pernafasan. Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 829/Menkes/SK/VII/1999 kelembaban udara berkisar antara 40% -70%.