PREFERENSI NASABAH TERHADAP KPR...
Transcript of PREFERENSI NASABAH TERHADAP KPR...
PREFERENSI NASABAH TERHADAP KREDIT PEMILIKAN RUMAH
(KPR) SYARIAH
(Studi Pada Bank BTN Syariah Cabang Bogor)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Syari’ah dan Hukum
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE. Sy)
Oleh:
WASILATUL ALIAH
NIM : 206046103894
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H / 2010 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk
memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah
(SE.Sy) strata 1 di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil plagiasi dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, termasuk pencabutan
Gelar Akademik.
Jakarta, 17 September 2010
Wasilatul Aliah
iii
ABSTRAK
Wasilatul Aliah. Nim: 206046103894. PREFERENSI NASABAH TERHADAP KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) SYARIAH (STUDI PADA BANK BTN SYARIAH CABANG BOGOR), Skripsi, Jakarta, Program Studi Muammalat (Ekonomi Islam). Fakultas Syariah dan Hukum. UIN Jakarta, 2010, xvi + 93 + 9 lampiran.
Tujuan penulisan skripsi ini adalah mengetahui apakah ada hubungan positif antara preferensi nasabah terhadap pelayanan ataupun sarana dan prasarana yang disediakan oleh pihak bank. Selain itu juga untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi nasabah dalam mengambil keputusan dalam memilih KPR Syariah di Bank BTN Syariah.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan menggunakan data primer dan data sekunder yang diambil melalui dua tehnik pengumpulan data, yaitu studi lapangan dengan penyebaran quisioner, wawancara, dan studi kepustakaan. Sedangkan analisis data dilakukan dengan dua cara, yaitu analisis deskriptif dan analisis kualitatif.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan rumus Product Moment, maka dapat dilahat dari hasil perhitungan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Artinya ada hubungan yang signifikan antara preferensi nasabah dengan pelayanan dan sistem operasional yang diberikan oleh KPR Syariah. Artinya semakin bagus pelayanan dan sistem operasional yang diberikan oleh KPR Syariah maka akan semakin tinggi pula tingkat preferensi nasabah terhadap KPR Syariah Kata Kunci : Preferensi, Nasabah, KPR Syariah, Bank BTN Syariah. Pembimbing : Dr. H. Supriyadi Ahmad, M.A Daftar Pustaka : Tahun 1984 s.d 2007
iv
KATA PENGANTAR
Subhanallah walhamdu lillah wa Laailaaha illallah wallahu Akbar. Puji dan
syukur ke hadirat Ilahi Allah swt yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam
semoga tercurah untuk Nabi Besar Muhammad saw, keluarga, dan sahabatnya
hingga akhir zaman.
Sepenuhnya penulis menyadari bahwa selesainya penulisan skripsi yang
berjudul "PREFERENSI NASABAH TERHADAP KPR SYARIAH (STUDI
PADA BANK BTN SYARIAH CABANG BOGOR)"ini bukan semata-mata
hasil usaha penulis sendiri, tetapi juga karena bantuan dan motivasi dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sedalam-
dalamnya, terutama kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, S.H.,M.A.,M.M, Dekan Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr Euis Amalia, M.Ag, Ketua Program Studi Muamalat Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Bapak Ah. Azharudin Latief, M.Ag.M.H, Sekretaris Program Studi
Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
vi
4. Bapak Dr. Djawahier Hejazziey,S.H.,M.A, Koordinator Teknis Program Non
Reguler dan Bapak Drs. H. Ahmad Yani,M.Ag, Sekretaris Teknis Program
Non Reguler Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Dr. H. Supriyadi Ahmad, M.A, dosen pembimbing skripsi penulis,
terima kasih atas dukungan, doa, waktu, dan motivasi bapak sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Terima kasih kepada Direksi dan Staf Bank BTN Syariah Cabang Bogor yang
telah banyak membantu dan meluangkan memberikan informasi dan data
dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Staf perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum, terutama kepada bapak
Zuhri.S.I,P. dan Kak Farhan, terima kasih atas kemudahan, arahan, dan
bantuannya kepada penulis dalam memperoleh data-data kepustakaan dalam
penulisan skripsi ini.
8. Staf Kordinator Teknis Program Non Reguler, Kak Syafii S.E.I dan kak
Vida S. Ag, terima kasih atas semua informasi yang diberikan selama
penulisan skripsi ini berlangsung.
9. Orang tuaku tercinta. Ayahandaku H. Ahmad Maher dan Ibundaku Hj. Sri
Nurleli, terimakasih karena engkau aku bisa menjadi seperti sekarang,
makasih atas support dan doa yang tulus kepada penulis. Untuk ke empat
kakakku (Kak Yun, Yu Dida, Yu Melli dan Kak Wiwit), adikku tercinta
yang saat ini sangat penulis rindukan (alm Muhammad Fathoni) serta kakak
iparku dan ponakanku (Kak Ifa dan Naura) terima kasih atas curahan cinta
dan kasih sayangnya, yang tiada henti mendoakan, menyemangati baik moril
maupun materil kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Untuk Haris Sunandar terimakasih karena doa dan semangat dari kamu
penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Makasih tuk semuanya.
11. Untuk Kel besar PT Christalenta Pratama, terimakasih atas doa, bantuan dan
pengertiannya selama ini.
vii
12. Untuk Teman-teman seperjuanganku, PS.C, Semangat ya semoga kalian
semua secepatnya menyusul kita amien ya Rabb dan untuk sahabat-sahabatku,
Du, Mitra, Dita, Devi dan 5 Star, dan semua teman-teman yang tidak bisa
saya sebutkan satu persatu, terima kasih untuk dukungannya sehingga penulis
bisa menyelesaikan skripsi ini.
Semoga semua pihak yang telah berjasa dalam penulisan skripsi ini
mendapat pahala yang melimpah dari Allah swt dan menjadi amal jariah bagi
mereka. Amien.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Namun, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan
menambah pengetahuan bagi penulis dan pembaca. Amin Ya Rabbal’alamin.
Jakarta, 17 September 2010
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................... iii
ABSTRAK .............................................................................................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ v
KATA PENGANTAR …………………………………………………………... vi
DAFTAR ISI ………………….……………………………………………….... ix
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………. xii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………… 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ………………………………… 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……………………………………… 6
D. Review Studi Terdahulu ……………………………………………. 7
E. Kerangka Teori …………………………………………………….... 11
F. Pengajuan Hipotesis …………………………………………………. 12
G. Metode Penelitian …………………………………...……………….. 14
H. Sistematika Penulisan ……………………………………………….. 19
ix
BAB II PREFERENSI NASABAH DAN KPR SYARIAH
A. Preferensi Nasabah ……………………………………………………. 21
B. KPR Syariah …………………………………………………………... 22
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Preferensi Nasabah ……………... 33
BAB III PROFIL KPR SYARIAH DI BTN SYARIAH CABANG BOGOR
A. Sejarah Berdirinya KPR Syariah ………………………………….….... 38
B. Visi dan Misi ………………………………………………………..….. 39
C. Struktur Organisasi Mekanisme dalam Operasional KPR Syariah .…... 41
D. Produk KPR Syariah …………………………………………………... 42
E. Perkembangan KPR Syariah …………………………………………... 49
F. Prospek KPR Syariah ………………………………………………….. 51
BAB IV HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN
A. Profil Nasabah KPR Syariah ……………….………………………..... 52
B. Preferensi Nasabah Terhadap KPR Syariah ………………………….. 61
C. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Nasabah dalam Memilih KPR
Syariah ……………………………………………………………….. 66
D. Pengujian Hipotesis …………….……………………………………. 84
E. Analisis Data ………………………………………………………... 87
x
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………………… 89
B. Saran ………………………………………………………………….. 91
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………… 93
LAMPIRAN ……………………………………………………………………… 95
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pertanyaan-Pertanyaan Quisioner ………………………………… 95
Lampiran 2 Hasil Jawaban Nasabah yang Sudah Di Masukan Ke Dalam SPSS 97
Lampiran 3 Perhitungan Nilai X, Y, X², Y², dan Nilai X.Y …………………… 98
Lampiran 4 Surat Keterangan Dari Pihak Bank Bahwa Penulis Sudah Melakukan
Observasi Langsung Ke Bank BTN Syariah ……………………… 99
Lampiran 5 Data Hasil Wawancara Oleh Salah Satu Staf Marketing Bank BTN
Syariah ...………………………………………………………….. 100
Lampiran 6 Tabel Nilai-Nilai r Product Moment ……………………………… 104
Lampiran 7 Tabel t …………………. ………………………………………… 105
Lampiran 8 Syarat Pembiayaan KPR BTN iB Pada Bank BTN Syariah Cabang
Bogor ......................................................................................……. 106
Lampiran 9 Lembar Formulir Pembiayaan KPR Syariah Pada Bank BTN Syariah
Cabang Bogor .................................................................................. 107
xii
DAFTAR TABEL
Produk-Prodek KPR Syariah
1. Tabel Pendanaan (Funding)
Tabel 3.1 Tabel Nisbah Program BPO (Bantuan Pengembangan Operasional)/BPPT
(Pengembangan Perguruan Tinggi) ………………………………….. 43
Tabel 3.2 Tabel Nisbah Tabungan Investa Batara iB …………………………… 44
Tabel 3.3 Tabel Nisbah Tabungan Baitullah Batara iB …………………………. 44
Tabel 3.4 Tabel Nisbah Deposito Batara iB …………………………………….. 45
2. Tabel Pembiayaan (Financing)
Tabel 3.5 Tabel Biaya Administrasi Kadar Emas ……………………………….. 48
A. Profil Nasabah KPR Syariah Bank BTN Cabang Bogor
Tabel 4.1 Data Nasabah Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir ..................... 53
xiii
Tabel 4.2 Data Nasabah Berdasarkan Usia ............................................................. 54
Tabel 4.3 Data Nasabah Berdasarkan Karakteristik Agama …………………… .. 55
Tabel 4.4 Data Nasabah Berdasarkan Jenis Kelamin .............................................. 57
Tabel 4.5 Data Nasabah Berdasarkan Status Pernikahan ........................................ 58
Tabel 4.6 Data Nasabah Berdasarkan Profesi Pekerjaan ....................................... 59
Tabel 4.7 Data Nasabah Berdasarkan Penghasilan Perbulan ………………....... 60
B. Preferensi dan Perilaku Nasabah Terhadap KPR Syariah
Tabel 4.8 Data Berdasarkan Pengetahuan Nasabah Tentang KPR Syariah ............ 62
Tabel 4.9 Data Berdasarkan Pengertian KPR Syariah Menurut Nasabah ............... 63
Tabel 4.10 Data Nasabah Berdasarkan Seberapa Sering Nasabah Mendengar Tentang
KPR Syariah ........................................................................................... 64
Tabel 4.11 Data Berdasarkan Sumber Informasi yang Didapatkan Oleh Nasabah
Tentang KPR Syariah .............................................................................. 65
C. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Nasabah Memilih KPR Syariah
Tabel 4.12 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nasabah Dalam Memilih KPR
Syariah .................................................................................................... 67
xiv
Tabel 4.13 Pendapat Nasabah Tentang Prosedur KPR Syariah ………………….. 68
Tabel 4.14 Tenggang Waktu Nasabah Dalam Pelunasan Hutang ………………. ... 70
Tabel 4.15 Preferensi Nasabah Terhadap Sarana dan Prasarana yang Terdapat Di
Bank BTN Syariah …………………………………………… ............. 71
Tabel 4.16 Preferensi Nasabah Terhadap Pelayanan yang Di Berikan Oleh Bank
BTN Syariah ………………………………………………………… .. 72
Tabel 4.17 Pendapat Nasabah Mengenai Apakah Mekanisme Di Bank BTN Syariah
Sudah Sesuai Dengan Prinsip Syariah ……………………… ............... 73
Tabel 4.18 Pendapat Nasabah Mengenai Margin/Keuntungan yang Di Terapkan Di
KPR Syariah …………………………………………………… ........... 74
Tabel 4.19 Pendapat Nasabah Mengenai Kedudukan KPR Syariah Dengan Lembaga
Lainnya/Konvensional ……………………………………. .................. 75
Tabel 4.20 Pendapat Nasabah Mengenai Prospek KPR Syariah Pada Masa yang
Akan Datang ………………………………………………………… .. 76
Tabel 4.21 Pendapat Nasabah Mengenai Kelebihan Dari KPR Syariah ………… .. 77
Tabel 4.22 Pendapat Nasabah Mengenai Kelemahan Dari KPR Syariah ……….. .. 79
Tabel 4.23 Pendapat Nasabah Mengenai Apakah Nasabah Akan Menggunakan KPR
Syariah Pada Masa yang Akan Datang ………………………... ........... 80
xv
xvi
Tabel 4.24 Pendapat Nasabah Apakah yang Di Dapatkan Oleh Nasabah Pada Saat
Menjadi Nasabah KPR Syariah ……………………………… .............. 82
Tabel 4.25 Pendapat Nasabah Apakah Nasabah Menggunakan KPR Lain Selain KPR
Syariah ………………………………………………………………… 83
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul Preferensi Nasabah Terhadap KPR Syariah (Studi Pada
Bank BTN Syariah Cabang Bogor), telah diujikan dalam sidang munaqasyah
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal
September 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat
(Ekonomi Islam)
Jakarta, 24 September 2010 Dekan,
Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 195505051982031012
Panitia Ujian Munaqasyah
Ketua : Prof.Dr.H.M.Amin Suma, SH,MA,MM (......................................) NIP. 195505051982031012 Sekretaris : Drs. H. Ahmad Yani, M.Ag (......................................) NIP. 196404121994031004 Pembimbing : Dr. H. Supriyadi Ahmad, M.A (......................................) NIP. 195811281994031001 Penguji I : Dedy Nursyamsi,SH,M.Hum (......................................)
NIP. 196111011993031002
Penguji II : Drs.Abu Thamrin,SH,M.Hum (......................................) NIP. 196509081995031001
v
DEPARTEMENT KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
PANITIA PUSAT PENYARINGAN/PENERIMAAN
CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL TINGKAT SARJANA
TAHUN ANGGARAN 2008
SURAT PERNYATAAN
1. No. Registrasi : 050104002741807122‐05 2. Nama Lengkap : MELLI HAYATI 3. Tempat, Tanggal Lahir : JAKARTA, 23 Februari 1985 4. Jenis Kelamin : Perempuan 5. Tingkat/Kualifikasi Tingkat Pendidikan : S1/Ekonomi Akuntansi 6. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) : 3.06 7. No Ijazah/Tanggal : 3694/S1/STIEP/2006/14 Juli 2006 8. namaPerguruan Tinggi : STIE PERBANAS 9. Pilihan Unit Kerja : 1) Ditjen Perimbangan Keuangan
2) Badan Pendidikan dan Pelatiha Keuangan
10. Tempat Daftar Ulang dan Ujian : Jakarta
11. KTP Nomer : 09.5205.630285.5514 berlaku s/d 23 February 2012
Demikian surat pernyataan ini saya sampaikan dengan sebenar‐benarnya.
Jakarta, 05 Juli 2008
Pelamar
Melli Hayati
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam dunia perbankan di Indonesia saat ini, Perbankan Syariah sudah tidak
lagi dianggap sebagai tamu asing. Hal ini disebabkan kinerja dan kontribusi
Perbankan Syariah terhadap perkembangan industri perbankan di Indonesia
selama 10 tahun terakhir. Kinerja ini semakin nyata ketika badai krisis ekonomi
melanda Indonesia, ketika perbankan konvensional banyak yang terpuruk,
perbankan syariah relatif dapat bertahan bahkan menunjukkan perkembangan,
data menunjukkan bahwa pada akhir 1996, jumlah keseluruhan kantor pusat,
kantor cabang, kantor capem, maupun kantor kas, yaitu 41 kantor. Bulan januari
2003, jumlahnya telah menjadi 116 kantor.1
Sejalan dengan semakin berkembangnya kegiatan pembangunan di Indonesia
dan dengan jumlah penduduk yang semakin meningkat (kurang lebih 225 juta
jiwa pada tahun 2008)2, pemerintah selalu berusaha untuk meningkatkan
kesejahteraan penduduknya melalui pembangunan di berbagai sektor, salah satu
sektor yang terpenting adalah masalah mengenai perumahan. Dengan
pertumbuhan penduduk yang semakin pesat namun lahan yang tersedia semakin
1 Imam Hilman dkk, Perbankan Syariah Masa Depan,(Jakarta, Senayan Abadi Publishing,
2003), h. 3-4 2 Artikel diakses pada 15 Juni 2010 dari http://www.Kompas.co.id
2
terbatas dapat mengakibatkan tingginya harga tanah dan rumah, hal ini dapat
menjadikan beban bagi mereka yang membutuhkan rumah sebagai tempat tinggal.
Dalam hal ini bank memegang peranan penting dalam memperlancar proses
pembangunan dan diharapkan dapat membantu masyarakat dalam memenuhi
kebutuhan akan perumahan, selain itu bank juga melayani kebutuhan pembiayaan
dan memperlancarkan mekanisme sistem pembayaran bagi semua sektor
perekonomian.
Dunia perbankan sudah cukup lama berkembang di Indonesia, akan tetapi
sempat mengalami goncangan ketika terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1997.
Ketika banyaknya bank-bank konvensional yang berbasis bunga mengalami
depresi hebat dan bahkan tidak sedikit bank konvensional tutup akibat
dilikuiditasi hingga mencapai 55 bank pada bulan juli 1997 sampai dengan 13
maret 1999,3 karena disebabkan krisis ekonomi tersebut, sehingga akan
berdampak pada lambannya proses pemulihan ekonomi di Indonesia dan
kepercayaan masyarakat terhadap perbankan nasional sempat menurun.
Pada saat tingkat suku bunga pinjaman dan terbatasnya kemampuan
perbankan untuk menyalurkan dana kepada nasabah, hanya bank syariah di
Indonesia yang tetap dan semakin memperkuat eksistensinya setelah terjadinya
krisis moneter ini.
3 Zainul Arifin, Memahami Bank Syariah Lingkup, Peluang, Tantangan, dan Prospek,
(Jakarta: Al Fabet, 1999), Edisi Pertama, Cet.Ke-1, h. Vii
3
Keadaan ekonomi yang belum pulih akibat krisis ekonomi hingga saat ini
berdamapak pada tingkat kestabilan ekonomi yang lamban dan penurunan tingkat
daya beli masyarakat terhadap barang-barang konsumsi terutama pada kebutuhan
hajiat yang semakin hari semakin terjadi peningkatan harga. Kebutuhan sandang,
pangan, dan papan harus terus terpenuhi. Oleh karena itu bank syariah
memberikan jasa layanan kepada nasabah melalui produknya demi untuk
meningkatkan daya beli masyarakat melalui pinjaman dan pembiayaan.
Kebutuhan papan (Prasarana Tempat Tinggal) merupakan salah satu
kebutuhan yang amat penting dan merupakan salah satu tujuan pembangunan
nasional yang sudah lama menjadi program pemerintah untuk mewujudkan
kemakmuran dan kesejahteraan rakyat . Oleh karena itu pemerintah melalui
perbankan merealisasikan pemberian kredit.
Selama ini penyediaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) merupakan salah satu
kegiatan Bank Konvensional yang tidak lepas dari bunga. Dalam
penyelenggaraan KPR ini terlibat unit-unit usaha lain, seperi Perseroan Terbatas
(PT), yang menyediakan lokasi tanah pembangunan rumah. Hal yang ditetapkan
dalam KPR antara lain harga jual kontan, uang muka, suku bunga, angsuran
bulanan dan benda-benda lain yang harus dibayar oleh pembeli (debitur).
Misalnya biaya penyambungan listrik, provisi bank, dan biaya notaris.4
4 Chuzaimah T Yanggo dan Haifiz Anshary AZ, Problematika Hukum Islam Kontemporer
cet. III, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1997), h. 51
4
Produk-produk bank syariah sangat bervariasi mencapai lebih dari 40 jenis
produk dan jasa keuangan syariah dengan menggunakan akad yang bervariasi
juga. Produk dan jasa tersebut meliputi produk dan jasa untuk pendanaan,
pembiayaan, pembiayaan perdagangan, jasa perbankan, card services atau
pelayanan kartu, treasury dan instrument pasar uang.
Produk dan jasa tersebut sangat mirip dengan produk dan jasa yang
ditawarkan bank konvensional. Penanaman produk dan jasa syariah mengikuti
nama konvensional produk dan jasa tersebut dengan menambahkan inisial I di
belakangnya yang menunjukan bahwa produk atau jasa tersebut adalah produk
atau jasa yang menggunakan prinsip syariah (Islamic), misalnya tabungan atau
savings account diberi nama savings account-I, pembiayaan proyek atau project
financing diberi nama project financing-i.5
Pada bank konvensional besarnya jumlah kredit yang diberikan akan
menentukan keuntungan, namun pada bank syariah yang menentukan jumlah
pendapatan bukan hanya jumlah pembiayaan yang diberikan, tetapi pada dasarnya
adalah berapa cepat turn over pembiayaan tersebut dilakukan. Yang paling utama
yaitu apabila bank syariah menyalurkan dananya dalam piutang yang timbul dari
5 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, Jakarta, (PT.RajaGrafindo Persada, 2001), h. 145-
146
5
transaksi jual-beli seperti murabahah, salam, istishna dan juga transaksi sewa-
menyewa (ijaroh).6
Alasan utama masyarakat untuk menjadi nasabah bank syariah adalah alasan
keagamaan dan karena bank syariah menetapkan prinsip kemitraan melalui
produk pembiayaan. Bagi masyarakat yang memanfaatkan produk dan jasa
perbankan syariah, perilakunya dipengaruhi oleh pertimbangan aksebilitas bank,
keamanan, dan pertimbangan keamanan, sebagaimana pertimbangan dalam
memilih bank secara umum. Jenis produk perbankan syariah yang banyak
digunakan adalah produk penghimpunan dana, yaitu tabungan mudharabah,
tabungan wadiah dan deposito
Berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa bank syariah dapat memiliki
potensi pengembangan yang cukup besar dengan adanya kebutuhan masyarakat
dan dukungan kebijakan yang kuat. Oleh karena, itu penulis menulis skripsi
dengan judul “ PREFERENSI NASABAH TERHADAP KREDIT
PEMILIKAN RUMAH (KPR) SYARIAH (STUDI PADA BANK BTN
SYARIAH CABANG BOGOR)”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, masih banyak
permasalahan yang harus diuji kembali secara luas. Untuk itu penulis
6 Hasbi Ramli, Analisa Pembiayaan dan Income Statement pada Lembaga Keuangan Syariah
(Jakarta, Fakultas Syariah dan Hukum UIN, 2004), h. 1
6
membatasinya hanya pada nasabah Bank BTN Syariah. Untuk memberikan
batasan masalah tersebut, penulis perlu memberikan batasan definisi operasional
yaitu:
1. “Preferensi” dalam skripsi ini dibatasi pada kecenderungan memilih bagi
nasabah Bank BTN Syariah cabang Bogor terhadap KPR Syariah
2. “Nasabah” dalam skripsi ini dibatasi pada orang yang menggunakan jasa KPR
Syariah pada Bank BTN Syariah Cabang Bogor
3. KPR (Kredit Pemilikan Rumah) dibatasi pada produk-produk KPR Syariah
pada Bank BTN Syariah Cabang Bogor.
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah skripsi
sebagai berikut:
1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi nasabah dalam pengambilan
keputusan untuk memilih KPR Syariah?
2. Bagaimana pengaruh preferensi nasabah terhadap KPR Syariah?
3. Bagaimana hubungan antara pelayanan, dan sistem operasional Bank BTN
Syariah dengan preferensi nasabah terhadap KPR Syariah?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan batasan dan latar belakang masalah diatas, maka tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah dalam
pengambilan keputusan untuk memilih KPR syariah
7
2. Untuk mengetahui pengaruh preferensi nasabah terhadap KPR Syariah
3. Untuk mengetahui hubungan antara pelayanan, dan system operasional Bank
BTN Syariah dengan preferensi nasabah terhadap KPR Syariah
Manfaat Penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi objek penelitian (Bank BTN Syariah):
Agar dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi Bank BTN Syariah
mengenai saran-saran dan temuan-temuan terutama yang berkaitan dengan
aktivitas pemberian Kredit Pemilikan Rumah yang berguna untuk
pengembangan Bank BTN Syariah pada masa yang akan datang.
2. Bagi Pembaca:
Dapat memberikan alternatif pilihan bagi masyarakat dalam menentukan
lembaga keuangan bank yang sesuai dengan prinsip Syariat Islam.
3. Bagi Dunia Pustaka:
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumbangan yang
berguna dalam memperkaya koleksi dan ruang lingkup karya-karya penelitian
lapangan .
D. Review Studi Terdahulu
1. Dian Lestari, Analisa Pembiayaan KPR BTN Syariah (Studi kasus: Bank BTN
kantor cabang Jakarta-Harmoni Syariah), Skripsi, Fakultas Syariah dan
Hukum, Universitas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2004
8
Skripsi ini disusun oleh Dian Lestari. Skripsi ini membahas tentang
mekanisme penentuan margin dan perlakuan akuntansi pada pembiayaan KPR
BTN Syariah dan menganalisis dengan persentasi (pendekatan base lending rate),
selama komponen dan data-data perhitungan yang dipergunakan dan proses untuk
menghasilkan persentasi tersebut tidak mengandung unsur riba dan sesuai syariah
maka penetapan margin dengan persentasi ini tidaklah salah, dan perlakuan
akuntansi pembiayaan KPR BTN Syariah mengacu pada akuntansi syariah PAP
SI dan PSAK no 59.
2. Muhammad Khusnul Hakim, Respon Masyarakat Terhadap Produk KPR
Dengan Sistem Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas UIN
Syarifhidayatullah Jakarta, 2005
Skripsi ini disusun oleh Muhammad Khusnul Hakim, ini membahas tentang
respon masyarakat tanggerang terhadap produk pembiayaan KPR Syariah. Mulai
dari responden ibu RT, responden bisnis, dan responden pegawai swasta. Hasil
dari responden ini adalah bahwa nasabah potensial dari bank syariah adalah masa
kota yang tinggal dikomplek dan wilayah bisnis.
Skripsi ini menggunakan analisis data Chi-Square (x2) terhadap 3 variabel (x)
yaitu: status pernikahan, besarnya jumlah pengeluaran, rata-rata perbulan dan
kepemilikan rumah dengan rekening KPR / Non KPR. Respon masyarakat
terhadap KPR dengan system syariah (y). dan hasil penelitian menunjukan bahwa
ketiga variable adalah:
a. Pengaruh status pernikahan
9
b. Pengaruh pengeluaran perbulan
c. Pengaruh kepemilikan perbulan dengan rekening KPR/Non KPR tidak
mempengaruhi respon masyarakat dalam mengambil KPR Syariah.
3. Mahfuddin, Kesesuaian Aplikasi Jual-Beli Murabahah dalam Pembiayaan
KPR Syariah (studi kasus pada unit usaha syariah PT.Bank Permata TBK),
Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas UIN Syarifhidayatullah Jakarta,
2003
Skripsi ini disusun oleh Mahfuddin, skripsi ini membahas tentang kesesuaian
antara jual-beli murabahah dengan pembiayaan KPR Syariah dalam praktiknya di
Permata Bank Syariah, dan membahas tentang bagaimana perbandingan antara
pembiayaan berdasarkan akad murabahah pada Bank Syariah dengan system
bunga tetap pada Bank Konvensional.
4. Nurul Hasana, Peraktek Pembiayaan Murabahah Pada Perbankan Syariah
(Studi Kasus Bank Syariah Mandiri dan Bank Muammalat Indonesia Cabang
Bogor), Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas UIN Syarifhidayatullah
Jakarta, 2001
Tesis ini disusun oleh Nurul Hasana, tesis ini membahas tentang bagaimana
bentuk perubahan atau perkembangan akad pembiayaan murabahah yang terjadi
pada tataran praktek perbankan serta kesesuaiannya dengan prinsip syariah.
Dimana dalam tesis ini menyebutkan bahwa ditinjau dari sudut pandang nilai-
nilai Islam, teori akad pembiayaan murabhah baik dalam bentuk yang telah
dijabarkan oleh para ulama klasik dan kontemporer maupun dalam bentuk
10
perundang-undangan atau keputusan atau fatwa, sudah sangat sesuai dengan nilai-
nilai Islam. Metode yang digunakan oleh penulis yaitu menggunakan metode
kuantitatif.
5. Sofyan Abas, Aplikasi Transaksi Murabahah Pada PT. Bank Muammalat
Indonesia Kantor Cabang Ternate. Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas
UIN Syarifhidayatullah Jakarta
Tesis ini disusun oleh Sofyan Abas, tesis ini membahas bagaimana konsep
dan system aplikasi transaksi murabahah di Bank Muammalat Indonesia Tbk
cabang Ternate. Penulis menjelaskan di dalam tesisnya bahwa dalam pelaksanaan
transaksi pembiayaan murabahah di BMI Tbk cabang Ternate, pihak bank telah
melakukan pengawasan secara preventif dan pengawasan secara represif.
Pengawasan terhadap pembiayaan murabahah yang diberikan kepada nasabah
yaitu melalui analisis yang mendalam terhadap prisip 5C yaitu: watak, modal,
kemampuan dalam hal pelunasan pembiayaan, kondisi ekonomi dari usaha yang
digunakan sebagai sumber pelunasan, dan terakhir adalah jaminan yang diberikan
oleh calon nasabah untukmemberikan kepastian kepada pihak bank bahwa
nasabah benar-benar akan melunasi pembiayaan murabahah tersebut. Metode
yang digunakan penulis dalam menulis tesis ini yaitu metode kualitatif.
Namun dari semua skripsi atau tesis yang saya gunakan sebagai acuan pokok
bahasannya masih terlalu umum sehingga penulis membatasi penulisan skripsi ini
dengan pembahasan preferensi nasabah terhadap kredit pemilikan rumah (KPR)
syariah.
11
E. Kerangka Teori
Dalam Kerangaka teori ini penulis membahas pengertian perumahan atau
pemukiman atau tempat tinggal, apa yang dimaksud dengan KPR Syariah, dan
akad-akad apa saja yang digunakan dalam mekanisme KPR Syariah.
UU RI No 4 tahun 1994 tentang perumahan dan pemukiman menyatakan pada
bab 1 bahwa yang dimaksud rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai
tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Sedangkan
perumahan adalah tempat yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau
lingkungan hunian yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana lingkungan.
Sarana lingkungan merupakan fasilitas penunjang yang berfungsi sebagai
penyelenggara dan mengembangkan kehidupan ekonomi.7
Yang dimaksud dengan KPR Syariah yaitu menurut Undang Undang Perpres
mengenai fasilitas pembiayaan sekunder (secondary mortgage facilities),
mendefinisikan KPR sebagai fasilitas pinjaman yang disediakan bank-bank untuk
membiayai pembelian rumah yang siap huni yang sesuai dengan syariat Islam.8
Akad yang digunakan dalam mekanisme pemberian KPR Syariah yaitu akad
Murabahah. Murabahah adalah istilah dalam Fikih Islam yang berarti suatu
bentuk jual beli tertentu ketika penjual menyatakan biaya perolehan barang,
7UUNo4tahun1994PerumahandanPemukiman://www.go.id/ditjen_mukim/peraturan/perumah
an dan pemukiman/4 1992a pdf 8 Artikel diakses pada 15 Juni 2010 dari http://www.Housing Estate.co.id
12
meliputi harga barang dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk memperoleh
barang tersebut, dan tingkat keuntungan (margin) yang diinginkan.9
F. Pengajuan Hipotesis
Hipotesis tidak lain adalah jawaban sementara yang digunakan penulis dalam
penelitian yang sebenarnya masih harus duji kebenarannya. Hipotesis bisa saja
benar dan bisa juga salah. Ini akan diuji oleh penulis dengan seniri sehingga akan
didapat suatu kesimpulan, apakah hipotesa dapat diterima atau ditolak. Untuk
mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel X (preferensi dan perilaku
nasabah) dan variabel Y (pelayanan, system operasional) penulis menggunakan
rumus Product Momen. Dalam pembahasan ini hipotesisnya adalah:
1. Ho = Tidak ada hubungan yang positif antara variabel X (preferensi nasabah),
dan variabel Y (pelayanan, system operasional).
2. Ha = Ada hubungan yang positif antara variabel X (preferensi nasabah)
dengan variabel Y (pelayanan, system operasional).
Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara variabel X dan variabel
Y, maka penulis menguji X dengan mnggunakan rumus product momen yaitu:
rxy = })(}{)({
))((2222 YYNXXN
YXXYN∑−∑∑−∑
∑∑−∑
Keterangan:
9 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, Jakarta, (PT.RajaGrafindo Persada, 2001) hal:81-
82.
13
rxy : Angka Korelasi ”r” product moment
N : Jumlah responden
ΣXY : Jumlah hasil perkalian antara skor x dan y
ΣX : Nasabah
ΣY : Pelayanan, sistem operasional KPR Syariah
Perhitungan sebagai berikut:
Langkah 1 : Perumusan hipotesa
Ho = Tidak ada hubungan positif antara variabel X (preferensi dan
perilaku nasabah) dan variabel Y (pelayanan, sistm
operasional)
Ha = Ada hubungan positif antara variabel X (preferensi dan perilaku
nasabah) dengan variabel Y (pelayanan, system operasional)
Langkah 2 : Menentukan tingkat signifikan dan nilai krisi (df). Dimana tingkat
signifikan α = 5% dan nilai kritis (df) = n – 2 yaitu untuk
menentukan nilai r tabel.
Langkah 3 : Menghitung nilai r tabel = n – 2 pada tarif signifikan 5%.
Langkah 4 : Kesimpulan pengujian, apakah terdapat hubungan atau tidak antara
kedua variabel tersebut.
14
G. Metode Penelitian
1. Jenis dan Metode Penelitian
Jenis pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Untuk
menunjang data tersebut penulis melakukan dengan pendekatan kuantitatif. Yaitu
penelitian yang informasinya atau datanya diolah dengan data statistic. Didalam
metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis10 dan korelasional
antara kecendrungan memilih nasabah terhadap KPR Syariah, sedangkan
deskriptif analisis yaitu penulis menggambarkan permasalahan dengan didasari
data-data yang ada kemudian dianalisis lebih lanjut untuk kemudian ditarik
kesimpulan. Dengan tipe pendekatan studi kasus, penulis mengadakan penelitian
dengan melihat, menggambarkan tentang preferensi dan perilaku nasabah
terhadap KPR Syariah.
2. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian ini diklasifikasi menjadi dua kategori, yaitu:
a. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari nasabah berupa
jawaban terhadap pertanyaan dalam angket yang dipersiapkan sebelumnya
melalui quisioner dengan nasabah pengguna KPR Syariah di BTN Syariah
yang berkaitan dengan pembahasan dalam skripsi ini.
10 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta, Vi Press 1984), cet ke 3, hal:
262.
15
b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari laporan-laporan atau data-
data yang dikeluarkan dan literatur-literatur kepustakaan seperti buku-
buku, kitab-kitab serta sumber lainnya yang berkaitan dengan pembahasan
skripsi ini.
Untuk memperoleh data yang akurat, penulis mengumpulkan data.
3. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah:
a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penulis melakukan penelitian dengan mengkaji data-data yang diperoleh
dari buku-buku yang memiliki kaitannya dengan penulisan skripsi ini.
b. Penelitian Lapangan (Field Research)
Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data dengan cara meninjau
langsung ke tempat objek penelitian, yaitu bank BTN Syariah dan meneliti
nasabah KPR Syariah secara langsung.
Penulis lebih cederung menggunakan penelitian lapangan untuk
mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini, dan
dilengkapi dengan penelitian kpustakaan.
4. Tehnik pengumpulan data agar mendapatkan data-data yang lengkap dan
akurat, maka penulis mengumpulkan data dengan teknik sebagai berikut:
a. Wawancara
16
Yaitu dengan mengadakan Tanya-jawab (wawancara) secara langsung
kepada pihak-pihak yang berkompeten dan mengetahui seputar data-data
yang diperlukan sesuai dengan judul.
b. Pengamatan Langsung di Lapangan (Observasi)
Pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang
akan diteliti.
c. Angket
Yaitu penulis mengambil data atau informasi yang diinginkan dengan cara
mengajukan daftar pertanyaan berupa angket kepada responden dalam hal
ini nasabah KPR BTN Syariah setiap pertanyaannya pada angket tersebut
sudah disediakan jawaban untuk dipilih. Setiap jawaban mempunyai skor
yang berbeda-beda dimana skor untuk a: 5, b : 4, c : 3, d : 2, e: 1
d. Studi Dokumenter
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
Jadi yang dimaksud dengan studi documenter yaitu salah satu metode
pengumpulan data yang digunakan dalam metodologi penelitian sosial
untuk menelusuri data histories.11
5. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang diteliti yaitu bank BTN Syariah cabang Bogor
11 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: ALFABETA, 2005)
17
6. Populasi, dan Sampel
a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruhnya masyarakat yang menjadi
nasabah KPR Syariah Cabang Bogor Yaitu nasabah yang aktif selama 6
bulan terakhir yaitu dari tahun 2004 – 2009 sebanyak 500 nasabah.
b. Sampel dan Cara Penarikannya
Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 50 nasabah Bank BTN Syariah
Cabang Bogor. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah purposive sampling, artinya sampel ditentukan
dengan cara mengambil subjek didasarkan atas tujuan tertentu yaitu
menekankan pada pertimbangan karakteristik tertentu dari subjek
penelitian. Banyaknya sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah
10% dari populasi 500 nasabah yaitu sebanyak 50 nasabah. Hal ini
berdasarkan pada buku karangan Suharsimi Arikunto bahwa apabila
subjek kurang dari 100 nasabah, maka lebih baik diambil semua sehingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Sebaliknya, jika jumlah
subjeknya lebih dari 100 nasabah, maka dapat diambil antara 10%-15%
dan 20%-25%12.
12 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta, PT Renika
Cipta, 2002), cet ke 13, h. 112
18
7. Penentuan Variabel
Variabel yang digunakan adalah variabel X dan variabel Y.dimana variabel X
adalah preferensi nasabah, dan variabel Y adalah pelayanan dan system
operasional KPR Syariah .
8. Data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini akan diolah,
diklasifikasikan berdasarkan kategori tertentu sesuai dengan sub bahan
permasalahan yang telah dibuat berdasarkan analisis variabel serta dianalisis
untuk mengungkapkan pokok masalah yang telah diteliti sehingga dapat
diperoleh suatu kesimpulan. Dari hasil penelitian dibuat table frekuensi relatif
untuk setiap kategori dengan langsung dibuat persentase, sehingga akan
langsung diketahui jumlahnya (sesuai proporsi jawaban dan jumlah sampel)
dengan rumus13:
P = NF X 100%
Dimana:
P : Persentase
N : Number of Case ( Banyaknya Sampel)
F : Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
Adapun pedoman yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah merujuk
pada pedoman penulisan skripsi, tesis dan disertasi Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah 2009.
13 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta, Vi Press 1984), cet ke 3, h. 264
19
H. Sistematika Penulisan
Sesuai dengan judul skripsi maka penulis akan menguraikan sistematika
pembahasan yang terdiri dari 5 (lima) bab, masing-masing dapat diuraikan
sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini menguraikan mengenai latar belakang, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka,
kerangka teori, pengajuan hipotesis, metode penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Dalam bab ini penulis akan menguraikan mengenai teori-teori yang
berhubungan dengan masalah yang akan diteliti seperti preferensi
nasabah, KPR Syariah.
BAB III : PROFIL KPR SYARIAH DI BTN SYARIAH CABANG BOGOR
Di dalam bab ini akan diuraikan antara lain mengenai sejarah
berdirinya KPR Syariah, visi dan misi, struktur organisasi,
mekanisme dalam operasional KPR Syariah dan produk KPR
Syariah.
20
BAB IV : HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN
Dalam bab ini penulis akan menganalisis data yang didapat dari hasil
pengamatan dan akan melakukan pembahasan dari hasil pengamatan
yang sudah ada.
BAB V : PENUTUP
Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan yang berupa hasil
rangkuman dari hasil analisis dan pembahasan penelitian serta saran-
saran yang dapat diberikan pada perusahaan yang berhubungan
dengan objek dan tujuan penelitian serta analisis yang telah
dilakukan.
21
BAB II
PREFERENSI NASABAH DAN KPR SYARIAH
A. Preferensi Nasabah
Preferensi digambarkan sebagai sikap konsumen terhadap produk dan jasa
sebagai evaluasi dari sifat kognitif seseorang, perasaan emosional dan
kecenderungan bertindak melalui objek atau ide. Demikian Kotler. Sementara
Schiffman dan Kanuk menyatakan sikap adalah ekspresi perasaan (Inner Feeling)
yang mencerminkan apakah seseorang senang atau tidak senang dan setuju atau
tidak setuju terhadap suatu objek.14 Dalam konsep perilaku konsumen, persepsi
dari suatu objek yang sama dapat diartikan berbeda-beda karena pada dasarnya
manusia memahami objek tersebut melalui perasaan dari penglihatan,
pendengaran, penciuman, sentuhan, dan rasa, akhirnya persepsi yang sudah
mengendap dan melekat akan menjadi sebuah preferensi.
Preferensi adalah seperangkat objek yang dinilai sesuai atau mendekati
kesesuaian dengan persyaratan yang dikehendaki oleh konsumen. Konsep
utamanya adalah menggunakan gambar secara geometrik. Konsep ini
mengasumsikan bahwa seperangkat stimulasi yang diterima, seperti merek,
14 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, (Jakarta, Prehalindo : 2000) ed.10 h.154.
22
produk, harga dan lainnya dapat disajikan dalam bentuk titik dalam suatu peta atau
ruang multidimensi.15
Dengan demikian teori preferensi dapat digunakan untuk menganalisis tingkat
kepuasan bagi konsumen, misalnya bila seseorang ingin mengkonsumsi atau
menggunakan sebuah produk barang atau jasa dengan sumber daya terbatas, maka
ia harus memilih alternative sehingga nilai guna atau utilitas yang diperoleh
mencapai optimal.16
Jadi preferensi adalah proses seseorang dalam memilih suatu informasi yang
lebih disukai. Preferensi konsumen dapat diartikan sebagai kesukaan, pilihan atau
suatu yang lebih disukai oleh konsumen. Yang dalam hal ini adalah nasabah KPR
Syariah.
B. KPR Syariah
1. Pengertian KPR Syariah
Salah satu skim fiqih yang paling popular digunakan oleh perbankan syariah
adalah skim jual-beli murabahah. Transaksi murabahah ini lazim dilakukan oleh
Rasulullah SAW. Dan para sahabatnya. Secara sederhana, murabahah berarti suatu
penjualan barang seharga barang tersebut ditambah keuntungan yang disepakati.
15 Titis Shinta Dhewi, Analisis Penentuan Posisi Merek Mobil Jenis Cry Car Berdasarkan
Persepsi Dan Preferensi Konsumen Di Kota Malang, (Jakarta, Jurnal Ekonomi Dan Manajemen : 2005).
16 Sri Hartoyo, Persepsi, Preferensi Dan Perilaku Masyarakat Dan Lembaga Penyedia Jasa
Terhadap Pembayaran Non Tunai, (Jakarta, Jurnal Ekonomi Bank Indonesia : 2006)
23
Misalnya, seseorang membeli barang kemudian menjualnya kembali dengan
keuntungan tertentu. Berapa besar keuntungan tersebut dapat dinyatakan dalam
nominal rupiah tertentu atau dalam bentuk persentase dari harga pembeliannya,
misalnya 10% atau 20%.17
Dalam mekanisme KPR Syariah tidak menggunakan sistem kredit yang biasa
diterapkan oleh KPR Konvensional. Mekanisme yang digunakan oleh KPR
Syariah biasa di kenal dengan system pembiayaan.
Jadi singkatnya, murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan
harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan
pembeli. Akad ini merupakan salah satu bentuk natural certainty contracts, karena
dalam murabahah ditentukan berapa required rate of profit-nya (keuntungan yang
ingin diperoleh).
Karena dalam definisinya disebut adanya “keuntungan yang disepakati”,
karakteristik murabahah adalah si penjual harus memberi tahu pembeli tentang
harga pembelian barang yang menyatakan jumlah keuntungan yang ditambahkan
pada biaya tersebut.18 Misalnya, si Fulan membeli unta 30 dinar, biaya-biaya yang
dikeluarkan 5 dinar, maka ketika menawarkan untanya, ia mengatakan: “ Saya jual
unta 50 dinar, saya mengambil keuntungan 15 dinar”.
17 Ibnu Abidin, Rad al‐Mukhtar ‘al Ardh al‐Mukhtar, VI, h. 19‐50; al‐Kurtubi, Bidayatul
Mujtahid wa Nihayatul Muqtashid, II, h. 211.
18 Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Muqtashid, II, h. 293.
24
Dalam daftar istilah Buku Himpunan Fatwa DSN (Dewan Syariah Nasional)
dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan murabahah19 adalah menjual suatu
barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli
membayarnya dengan harga yang lebih sebagai laba. Sedangkan dalam PSAK 59
tentang Akuntansi Perbankan Syariah paragraph 52 dijelaskan bahwa murabahah
adalah akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan
(margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli.
2. Murabahah Menurut Hukum Islam
Murabahah merupakan bagian terpenting dari jual beli dan prinsip akad ini
mendominasi pendapatan bank dari produk-produk yang ada di semua bank Islam.
Dalam Islam, jual beli sebagai sarana tolong menolong antara sesama umat
manusia yang diridhai oleh Allah SWT.
⌧
☺
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku
dengan suka sama suka diantara kamu ….” (QS An-Nisa [4]:29)
19 (DSN, 2003:311)
25
Dalam Islam, perdagangan dan perniagaan selalu dihubungkan dengan nilai-
nilai moral, sehingga semua transaksi bisnis yang bertentangan dengan kebajikan
tidaklah bersifat Islami. Sebagai contoh, setiap perdagangan atau penjual harus
menyatakan kepada pembeli bahwa barang atau benda tersebut layak dipakai dan
tidak cacat, atau seandainya ada cacat maka itu pun harus diungkapkan dengan
jelas.
Dalam hadits juga disebutkan :20
“Pembeli dan penjual berhak untuk membatalkan perjanjian mereka selama
mereka tidak terpisah. Apabila mereka itu berbicara benar dan menjalankannya,
maka transaksi itu akan diberkahi, tetapi bila mereka saling menyembunyikannya
dan berdusta, maka berkah atas transaksi mereka itu akan pupus”(HR Bukhari).
بن خثيم عن إسمعيل بن عبيد بن حدثنا أبو سلمة يحيى بن خلف حدثنا بشر بن المفضل عن عبد الله بن عثمان
رفاعة عن أبيه عن جده
ا معشر التجار فاستجابوا أنه خرج مع النبي صلى الله عليه وسلم إلى المصلى فرأى الناس يتبايعون فقال ي
ر يبعثون يوم القيامة فجارا إلا من لرسول الله صلى الله عليه وسلم ورفعوا أعناقهم وأبصارهم إليه فقال إن التجا
حيح ويقال إسمعيل بن عبيد الله بن رفاعة أيضاتقى الله وبر وصدققال أبو عيسى هذا حديث حسن ص
20 Mohammad Rifai, dkk, Terjemahan Khulashah Kifayatul Akhyar, ( Semarang: CV. Toha
Putra Semarang, 1978), hal: 192.
26
Telah menceritakan kepada kami Abu Salamah Yahya bin Khalaf telah
menceritakan kepada kami Bisyr bin Al Mufadhdhal dari Abdullah bin Utsman bin
Khutsaim dari Isma'il bin Ubaid bin Rifa'ah dari ayahnya dari kakeknya bahwa ia
pernah keluar bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menuju tempat shalat,
lalu beliau melihat orang-orang melakukan transaksi jual beli, beliau pun
bersabda: "Wahai para pedagang." Lalu mereka menyambut seruan Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam dan mengangkat leher dan pandangan mereka kepada
beliau, lalu beliau bersabda: "Sesungguhnya para pedagang akan dibangkitkan
pada hari kiamat sebagai orang-orang yang berdosa kecuali yang bertakwa kepada
Allah, berbuat baik serta jujur." Abu Isa berkata; Hadits ini hasan shahih. Isma'il
bin Ubaid bin Rifa'ah dipanggil juga dengan Isma'il bin Ubaidullah bin Rifa'ah.
(HR Imam At-Tirmidzi).
Kemudian dari Abi Sa’id diriwayatkan bahwa Nabi saw bersabda:
حدثنا قبيصة عن سفيان عن أبي حمزة عن الحسن عن أبي سعيد حدثنا هناد
والشهداءعن النبي صلى الله عليه وسلم قال التاجر الصدوق الأمين مع النبيين والصديقين
ه عبد حديث حسن لا نعرفه إلا من هذا الوجه من حديث الثوري عن أبي حمزة وأبو حمزة اسم قال أبو عيسى هذا
ك عن سفيان الثوري عن أبي الله بن جابر وهو شيخ بصري حدثنا سويد بن نصر أخبرنا عبد الله بن المبار
حمزة بهذا الإسناد نحوه
“Pedagang yang jujur lagi terpercaya, kelak akan bersama-sama para Nabi dan
orang-orang yang jujur, serta pada syuhada” (HR Imam At-Tirmidzi).
Dari Syuhaib Ar-Rumi ra. Rasulullah saw bersabda:
27
“Tiga
tempo pe
dan ketig
bukan un
Dala
yang terc
“Ses
baihaqi d
dibeli, da
tidak sah
21 Wir
a hal yang
embayaran (m
ga mencam
ntuk diperjua
am jual beli j
cantum dalam
sungguhnya
dan Ibnu M
an pembeli m
dan harus d
roso, Jual Beli M
di dalamny
murabahah),
mpurkan tepu
albelikan”.
juga sangat
m hadits:
jual beli itu
Majah). Apab
menyatakan
diterima deng
Murabahah, (Y
ya terdapat k
, kedua muq
ung dengan
diharapkan
u harus dilaku
bila pembel
batal sebelu
gan lapang d
Yogyakarta, UII
keberkahan,
qaradhah (na
n gandum u
adanya unsu
ukan secara
li tidak men
um akad diij
dada oleh ma
I Press : 2005),
pertama m
ama lain dari
untuk kepen
ur suka sam
suka sama s
nyukai baran
jabkan, mak
asing-masing
, h. 13‐15
menjual deng
i mudharaba
ntingan rum
a suka, sepe
gan
ah)
mah
erti
suka” (HR A
ng yang ak
ka jual beli
g pihak.21
Al-
kan
itu
28
3. Landasan Hukum Murabahah
Jual beli hukumnya jaiz (boleh) berdasarkan dalil dari Al-Quran, sunnah dan
ijma’. Seluruh kaum muslimin sepakat atas diperbolehkannya jual beli. Hukum
asal jual beli adalah boleh. Imam Syafi’I berkata: “ asal jual beli semuanya boleh
apabila dengan ridho kedua belah pihak, yaitu perkara yang boleh ketika keduanya
saling berjual beli, kecuali yang telah dilarang oleh Rasulullah SAW. Apa-apa
yang termasuk dalam arti dilarang oleh Rasulullah SAW maka ia haram dengan
izin beliau dan masuk ke dalam perkara yang beliau larang. Dan apa-apa yang
terpisah dari itu maka kami memperbolehkannya dengan dalil diperbolehkannya
jual beli, yang kami jelaskan dalam kitab Allah.22
Murabahah adalah salah satu jenis jual beli yang dibenarkan oleh syariah dan
merupakan implementasi muamalat tijariyah (interaksi bisnis).23 Adapun dasar
hukum kebolehan juak beli murabahah adalah sebagai berikut:
22 Wiroso, Jual Beli Murabahah, Ibid, hal. 16.
23 Abd al‐Hamid Mahmud al‐Ba’li, al‐Istitsmar wa al‐Riqabah al‐Syar’iyyah, (al‐Qahirah:
Maktabah Wahbah, 1991), h. 102‐109.
29
Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 275:
☺⌧
☺
☺
☺
Artinya:
“Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”. (QS Al-
Baqarah[2]:275)
Disamping itu beberapa hadis nabi juga mendukung keabsahan murabahah,
yaitu hadits riwayat Aisyah r,a. Bahwa ketika Rasulullah SAW ingin hijrah, Abu
Bakar ra membeli dua ekor unta, kemudian Rasulullah SAW berkata “serahkan
salah satunya untukku (dengan harga yang sepadan / tauliyah)? Abu Bakar
menjawab “ya dia untukmu tanpa sesuatu apapun” Kemudian Rasulullah
30
mangatakan “Kalau tanpa harga jual (tsaman), maka tidak jadi saya ambil”
(HR.Bukhari dan Ahmad).24
4. Rukun Jual Beli
Rukum jual beli menurut mazhab Hanafi adalah ijab dan qabul yang
menunjukkan adanya pertukaran atau kegiatan saling memberi yang menempati
kedudukan ijab dan qabul itu. Rukun ini dengan ungkapan lain merupakan
pekerjaan yang menunjukkan keridhaan dengan adanya pertukaran dua harta milik,
baik berupa perkataan maupun perbuatan.
Menurut jumhur ulama ada 4 rukun dalam jual beli, yaitu: orang yang
menjual, orang yang membeli, sighat, dan barang atau sesuatu yang diakadkan.
Keempat rukun ini mereka sepakati dalam setiap jenis akad. Rukun jual beli
menurut jumhur ulama, selain mazhab Hanafi, ada 3 atau 4, yaitu: orang yang
berakad (penjual dan pembeli), yang diakadkan (harga dan barang yang dihargai),
sighat (ijab dan qabul).
5. Syarat Murabahah
Dalam murabahah dibutuhkan beberapa syarat, antara lain:25
1. Mengetahui harga pertama (Harga Pembelian)
24 Abd al‐Hamid Mahmud al‐Ba’li, al‐Istitsmar wa al‐Riqabah al‐Syar’iyyah, (al‐Qahirah:
Maktabah Wahbah, 1991),h. 3766
25 Wiroso, Jual Beli Murabahah, Ibid, hal. 19
31
Pembeli kedua hendaknya mengetahui harga pembelian karena hal itu
adalah syarat sahnya transaksi jual beli. Jika diketahui hingga keduanya
meninggalkan tempat tersebut, maka gugurlah transaksi itu.
2. Mengetahui besarnya keuntungan
Mengetahui jumlah keuntungan adalah keharusan, karena ia merupakan
bagian dari harga (tsaman), sedangkan mengetahui harga adalah syarat
sahnya jual beli.
3. Modal hendaklah berupa komoditas yang memiliki kesamaan dan sejenis,
seperti benda-benda yang ditakar, ditimbang dan dihitung.
Jika modal dan benda-benda yang tidak memiliki kesamaan, seperti
barang dagangan, selain dirham dan dinar, tidak boleh diperjualbelikan
dengan cara murabahah atau tauliyah oleh pihak yang tidak memiliki
barang dagangan. Hal ini karena murabahah atau tauliyah adalah jual beli
dengan harga yang sama dengan harga pertama, dengan adanya tambahan
keuntungan dalam system murabahah.
4. Sistem murabahah dalam harta riba hendaknya tidak menisbatkan riba
tersebut terhadap harga pertama.
Seperti membeli barang yang ditakar atau ditimbang dengan barang
sejenis dengan takarn yang sama, maka tidak boleh menjualnya dengan
system murabahah. Hal semacam ini tidak diperbolehkan karena
32
murabahah adalah jual beli dengan harga pertama dengan adanya
tambahan, sedangkan tambahan terhadap riba hukumnya adalah riba dan
bukan keuntungan.
5. Transaksi pertama haruslah sah secara syara’
Jika transaksi pertama tidak sah, maka tidak boleh dilakukan jual beli
secara murabahah, karena murabahah adalah jual beli dengan harga
pertama disertai tambahan keuntungan dan hak milik jual beli yang tidak
sah ditetapkan dengan nilai barang atau dengan barang yang semisal
bukan dengan harga, karena tidak benarnya penamaan.
6. Hal Yang Wajib Dijelaskan Dalam Murabahah26
Jual beli secara murabahah dan tauliyah adalah jual beli secara aman
(kepercayaan) karena pembeli mempercayai perkataan penjual tentang harga
pertama tanpa ada bukti dan sumpah, sehingga harus terhindar dari khianat dan
prasangka buruk. Firman Allah SWT
☺
26 Wiroso, Jual Beli Murabahah, Ibid, hal. 21
33
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan
Rasul-rasul dan dan janganlah kamu mengkhianati amanah-amanah (yang
diberikan kepada) kamu padahal kamu mengetahui amanah tersebut”. (Al-Anfal
[8]:27)
Dengan demikian, apabila barang yang berada di tangan penjual atau pembeli
itu cacat, lalu ia hendak menjual secara murabahah maka ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan, yaitu:
1. Jika cacat yang ada pada barang terjadi atas kehendak manusia maka ia
diperbolehkan menjualnya dengan harga utuh tanpa menjelaskan bagian yang
cacat.
2. Zufar dan sebagian besar ulama mengatakan bahwa barang yang cacat tidak
dapat dijual secara murabahah, kecuali jika si penjual menjelaskan cacat
tersebut untuk mencegah adanya unsure khianat, karena maksud hati masing-
masing orang itu berbeda-beda, dank arena cacat yang ada akan mengurangi
nilai barang tersebut.
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Preferensi Nasabah Terhadap KPR
Syariah
34
Seorang nasabah (konsumen) didalam memperoleh jasa atau barang, tidak
hanya ingin memiliki barang atau jasa, tetapi ada factor-faktor yang
mempengaruhi perilaku seorang nasabah (konsumen) yaitu:27
a. Pengaruh kebudayaan merupakan factor penentu yang paling mendasar dari
keinginan dan perilaku seseorang faktor ini dipengaruhi oleh kelompok,
keagamaan, nasionalisme, ras, letak geografis.
b. Kelas sosial
Ada 4 hal yang mendasar timbulnya kelas sosial dimasyarakat yaitu:
1. Kekayaan
2. Kekuasan
3. Kehormatan
4. Tingkat penguasaan ilmu pengetahuan
c. Kelompok Referensi 28
Kelompok referensi bagi seseorang akan memberikan pengaruh baik langsung
maupun tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang kelompok yang
memberikan pengaruh langsung terdiri dari dua yaitu primer dan skunder.
Kelompok primer adalah kelompok yang didalamnya terjalin interaksi yang
berkesinambungan dan cenderung bersifat informal. Contohnya keluarga,
27 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran Di Indonesia : Analisa Perencanaa Implementasi Dan
Pengendalian, (Jakarta, Salemba Empat : 2000), h.224.
28 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran : Analisis Perencanaan Dan Pengendalian, (Jakarta, Erlangga : 1996) ed.5 h.181.
35
kawan, tetangga dan rekan kerja. Kelompok sekunder adalah kelompok yang
didalamnya kurang terjalin interaksi yang berkeinambungan dan cenderung
formal seperti: organisasi, keagamaan dan himpunan profesi.
d. Faktor Pribadi
Yang mempengaruhi faktor ini adalah:
1. Umur dan tahapan dalam siklus hidup
Konsumsi seseorang dibentuk oleh tahapan siklus keluarga . orang
dewasa biasanya mengalami perubahan tertentu ketika mereka menjalani
hidupnya.
2. Pekerjaan
3. Ekonomi. Yang dimaksud dengan keadaan ekonomi seseorang adalah
terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan, tabungan dan hartanya.
4. Gaya hidup. Gaya hidup seseorang secara keseluruhan yang berinteraksi
dengan lingkungannya, juga mencerminkan sesuatu dibalik kelas social
seseorang.
5. Kepribadian. Merupakan karakteristik psikologis yang berbeda dari setiap
orang yang memandang responnya terhadap lingkungan yang relative
konsisten.
Selain faktor-faktor di atas perilaku-perilaku yang terbentuk dari seseorang
dipengaruhi juga oleh persepsi. Persepsi menurut Willian J. Stanton adalah mana
yang kita pertalikan berdasarkan pengalaman lalu, stimulasi yang kita terima
36
melalui indra. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang tertarik kepada sesuatu dan
memilihnya setelah melewati sejumlah tahapan sebagaimana pada skema.29
Pengendalian
Pikiran
Ada sejumlah sumber informasi yang digunakan seseorang dalam mengakses
informasi. Menurut Kotler dan Amstrong ada empat sumber informasi yang
menentukan utuk mengadopsi produk yaitu30 pertama sumber pribadi yaitu
meliputi keluarga, teman, tetengga dan kenalan. Kedua sumber komersial yaitu
iklan. Ketiga sumber publik yaitu media masa, organisasi, penilai konsumen.
Keempat sumber eksperimental diantaranya penggunaan, penanganan produk.
Masing-masing informasi tersebut memberikan pengaruh yang berbeda-beda
kepada seseorang dalam mengadopsi produk. Setelah mengenal seseorang mulai
menimbang baik buruk, untung rugi dalam melakukan sesuatu atau memanfaatkan
produk. Dalam tahap ini biasanya seseorang akan melakukan informasi dan
membandingkan sesuatu atau produk tersebut dengan yang lain. Keyakinan
29 TIM UIN Dan Bank Indonesia, Laporan Hasil Penelitian, Jakarta, 2003, h.48. 30 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran : Analisis Perencanaan Dan Pengendalian, Ibid, ed.5
h.182.
Mencoba
Terima Tolak
37
terhadap sesuatu mendorong seseorang untuk mencoba produk tersebut. Proses ini
sangat penting karena menentukan seseorang menerima atau menolak produk itu.
Dalam proses mencoba, biasanya seseorang merasakan langsung dampak dari apa
yang ia coba. Dari situlah seseorang akan menetapkan keputusan untuk menerima
atau menolak. Apabila ia merasakan keuntungan tentu ia akan menerima,
sebaliknya apabila ia merasakan kecewa terhadap sesuatu maka ia akan
menolaknya.31
Banyak orang yang menerima suatu produk dengan berbagai alasan. Mereka
puas karena telah mendapatkan yang sesuai dengan yang diharapkan. Kepuasaan
pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang berasal dari
perbandingan antara kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan
harapan-harapannya. Harapan nasabah merupakan perkiraan atau keyakinan
pelanggan terhadap yang akan diterimanya setelah memakai suatu produk barang
atau jasa. Sedangkan kinerja yang disampaikan adalah persepsi nasabah terhadap
yang diterimanya setelah ia memakai suatu barang atau jasa. Ada beberapa faktor
dalam pemuasan pelanggan (nasabah) yaitu:32
1 Produk. Pelanggan atau nasabah akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka
menunjukkan produk berkualitas.
31 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran : Analisis Perencanaan Dan Pengendalian, Op.cit
h.185.
32 Rambat Lupyoadi, Manajemen Pemasaran Jasa, (Jakarta, Salemba Empat : 2001) h.160.
38
2. Pelayanan. Pelanggan atau nasabah akan merasa puas bila mendapatkan
pelayanan yang baik dan sesuai yang diharapkan.
BAB III PROFIL KPR SYARIAH DI BTN SYARIAH CABANG BOGOR
A. Sejarah Berdirinya KPR Syariah
BTN Syariah merupakan Unit Usaha Syariah (UUS) dari Bank BTN (Persero), Tbk yang menjalankan bisnis dengan prinsip Syariah. BTN Syariah mulai beroperasi pada tanggal 14 Februari 2005 melalui pembukaan Kantor Cabang Syariah pertama di Jakarta, sampai dengan Desember 2009 telah dibuka 20 Kantor Cabang, 1 Kantor Cabang Pembantu Syariah, dengan 119 Kantor Layanan Syariah.33
Tujuan dari pendirian UUS Bank BTN adalah untuk memenuhi kebutuhan nasabah akan produk dan layanan perbankan sesuai prinsip Syariah dan memberi manfaat yang setara, seimbang dalam pemenuhan kepentingan nasabah dan Bank.
Sebagai bagian dari Bank BTN yang merupakan Bank BUMN BTN Syariah menjalankan fungsi intermediasi dengan menghimpun dana masyarakat melalui produk-produk Giro, Tabungan, dan Deposito, dan menyalurkan kembali ke sektor riil melalui berbagai produk pembiayaan KPR, Multiguna, Investasi dan Modal Kerja. Sesuai dengan motonya : "Maju dan Sejahtera Bersama" maka BTN Syariah mengutamakan prinsip keadilan dan kesetaraan dalam penerapan imbal hasil antara Nasabah dan Bank.
33 “Republika”. Artikel diakses pada 8 Mei 2010 dari http://www.BTN.Syariah.co.id
39
KPR BTN iB adalah produk pembiayaan BTN Syariah yang ditujukan bagi perorangan, untuk pembelian rumah,ruko, apartemen, baik baru ataupun lama. Akad yang digunakan adalah akad Murabahah (jual beli), dimana nasabah bebas memilih lokasi obyek KPR sesuai dengan kebutuhan dan pertimbangan nasabah sendiri dari aspek lokasi maupun harga.
Keuntungan dan manfaat dari KPR BTN iB antara lain: Angsuran tetap sampai pembiayaan lunas, maksimal pembiayaan sampai dengan 80%, jangka waktu sampai dengan 15 Tahun, bebas menentukan lokasi, margin bersaing mulai 8,07%, persyaratan mudah dan fleksibel, tidak ada pinalti untuk pelunasan dipercepat dan tidak ada biaya provisi Selain KPR BTN IB, produk BTN Syariah yang mendukung pembiayaan untuk rumah adalah: KPR Indensya BTN iB untuk pembelian rumah berdasarkan pesanan. Swagriya BTN iB untuk kebutuhan renovasi ataupun pembangunan rumah anda.
B. Visi dan Misi
Visi dan Misi Bank BTN Syariah sejalan dengan Visi Bank BTN yang merupakan Strategic Business Unit dengan peran untuk meningkatkan pelayanan dan pangsa pasar sehingga Bank BTN tumbuh dan berkembang di masa yang akan datang. BTN Syariah juga sebagai pelengkap dari bisnis perbankan di mana secara konvensional tidak dapat melayani.
1. Visi Bank BTN Syariah “Menjadi Strategic Business Unit BTN yang sehat dan terkemuka dalam
penyediaan jasa keuangan syariah dan mengutamakan kemaslahatan bersama” 2. Misi Bank BTN Syariah a. Mendukung pencapaian sasaran laba usaha BTN.
b. Memberikan pelayanan jasa keuangan Syariah yang unggul dalam
pembiayaan perumahan dan produk serta jasa keuangan Syariah terkait
sehingga dapat memberikan kepuasan bagi nasabah dan memperoleh pangsa
pasar yang diharapkan.
c. Melaksanakan manajemen perbankan yang sesuai dengan prinsip Syariah,
sehingga dapat meningkatkan ketahanan BTN dalam menghadapi perubahan
lingkungan usaha serta meningkatkan shareholders value.
40
d. Memberi keseimbangan dalam pemenuhan kepentingan segenap stakeholders
serta memberikan ketentraman pada karyawan dan nasabah.34
C. Struktur Organisasi Mekanisme Dalam Operasional KPR Syariah35
34 “Artikel diakses pada 8 mei 2010 dari http://www.BTN.Syariah.co.id 35 Artikel diakses pada 8 Mei 2010 dari http://www.BTN.Syariah.co.id
41
D. Produk KPR Syariah
1. Pendanaan (Funding)
a. Giro Batara iB
Sebagai sarana pendukung bisnis terpercaya, dengan menawarkan transaksi perbankan yang menguntungkan melalui Giro Batara iB. Simpanan dana Perorangan/Korporasi untuk memperlancar aktivitas bisnis dan penarikan dana dapat dilakukan dengan cek/bilyet giro atau sarana pemindah-bukuan lainnya. Menggunakan akad sesuai syariah yaitu Wadi’ah, bank tidak menjanjikan bagi hasil tetapi boleh memberikan bonus yang menguntungkan bagi nasabah.
b. Pendanaan Giro Investa Batara iB
Giro Investa Batara iB adalah Giro yang bersifat investasi atau berjangka
dengan akad “Mudharabah” yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut
syarat-syarat tertentu dengan imbalan bagi hasil yang disepakati.
c. PROGRAM BPO (Bantuan Pengembangan Operasional)/BPPT (Bantuan
Pengembangan Perguruan Tinggi)
Adalah suatu program yang diberikan kepada para nasabah lembaga
pendidikan yang telah menjalin kerjasama dalam bidang pengelolaan dana dengan
bank btn guna membantu meningkatkan kelancaran aktivitas bisnis para nasabah
Tabel 3.1
Tabel Nisbah Program BPO (Bantuan Pengembangan Operasional)
42
Jenis Sumber Dana Nasabah Bank
Giro Investa Batara iB 19.50% 80.50%
d. Tabungan Batara iB
Produk Tabungan sebagai media penyimpanan dana dalam rupiah dengan
menggunakan akad sesuai syariah yaitu Wadi’ah, bank tidak menjanjikan bagi
hasil tetapi dapat memberikan bonus yang menguntungkan dan bersaing bagi
nasabah.
e. Tabungan Investa Batara iB
Produk Tabungan sebagai media penyimpanan dana dalam rupiah dengan
menggunakan akad sesuai syariah yaitu Mudharabah (Investasi), bank
menjanjikan bagi hasil yang menguntungkan dan bersaing bagi nasabah atas
simpanannya
Tabel 3.2
Tabel Nisbah Tabungan Investa Batara iB
43
Jenis Sumber Dana Nasabah Bank
Tabungan Investa Batara iB 38.00% 62.00%
f. Tabungan Baitullah Batara iB
Produk tabungan sebagai media penyimpanan dana dalam rupiah untuk Biaya
Perjalanan Ibadah Haji (BPIH), dengan menggunakan akad sesuai syariah yaitu
Mudharabah (Investasi), bank menjanjikan bagi hasil yang menguntungkan dan
bersaing bagi nasabah atas simpanannya.
Tabel 3.3
Tabel Nisbah Tabungan Baitullah Batara iB
Jenis Sumber Dana Nasabah Bank
Tabungan Baitullah Batara iB 15.50% 84.50%
g. Deposito Batara iB
44
Produk penyimpanan dana dalam bentuk simpanan deposito dengan jangka
waktu tertentu sesuai pilihan/keinginan nasabah dan menggunakan akad sesuai
syariah yaitu Mudharabah (Investasi), bank memberikan bagi hasil
yang bersaing bagi nasabah atas simpanan depositonya.
Tabel 3.4
Tabel Nisbah Deposito Batara iB
Jenis Sumber Dana Nasabah Bank
1 Bln Baru 50.00% 50.00%
3 Bln Baru 50.00% 50.00%
6 Bln Baru 51.00% 49.00%
12 Bln Baru 51.00% 49.00%
1 Bln Lama 42.00% 58.00%
3 Bln Lama 42.00% 58.00%
6 Bln Lama 1 67.50% 32.50%
6 Bln Lama 2 52.50% 47.50%
6 Bln Lama 3 44.00% 56.00%
12 Bln Lama 1 67.50% 32.50%
45
12 Bln Lama 2 52.50% 47.50%
12 Bln Lama 3 44.00% 56.00%
24 Bln Lama 1 67.50% 32.50%
24 Bln Lama 2 47.50% 52.50%
24 Bln Lama 3 36.00% 64.00%
h. Tabungan iB
TabunganKu iB adalah produk tabungan perorangan dengan syarat yang
mudah dan ringan yang diterbitkan secara bersama-sama oleh bank-bank di
Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung serta meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
2. Pembiayaan (Financing)
a. Pembiayaan KPR BTN iB
Produk pembiayaan dalam rangka pembelian rumah, ruko, rukan,
rusun/apartemen bagi nasabah perorangan dengan menggunakan prinsip akad
Murabahah (Jual Beli).
b. Pembiayaan KPR Indensya BTN iB
46
Produk pembiayaan dalam rangka pembelian rumah, ruko, rukan,
rusun/apartemen secara inden (atas dasar pesanan), bagi nasabah perorangan
dengan menggunakan prinsip akad Istishna’(Jual Beli atas dasar pesanan),
dengan pengembalian secara tangguh (cicilan bulanan) dalam jangka waktu
tertentu.
c. Pembiayaan Kendaraan Bermotor BTN iB
Produk pembiayaan dalam rangka pembelian kendaraan bermotor (mobil dan
sepeda motor) bagi nasabah perorangan dengan menggunakan prinsip akad
Murabahah (Jual Beli).36
d. Pembiayaan Modal Kerja BTN iB
Produk pembiayaan yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan belanja
modal kerja nasabah lembaga/perusahaan dengan menggunakan prinsip akad
Mudharabah (Bagi Hasil), dengan rencana pengembalian berdasarkan proyeksi
kemampuan cashflow nasabah.
36 Artikel diakses 8 mei 2010 dari:///www.BTN Syariah.co.id
47
e. Pembiayaan Yasa Griya BTN iB
Produk pembiayaan yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan belanja
barang modal (capital expenditure) perusahaan/lembaga dengan menggunakan
prinsip akad Murabahah (Jual Beli) dan/atau Musyarakah (Bagi Hasil), dengan
rencana pengembalian berdasarkan proyeksi kemampuan cashflow nasabah.
f. Pembiayaan Investasi BTN iB
Produk pembiayaan yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan belanja
barang modal (capital expenditure) perusahaan/lembaga dengan menggunakan
prinsip akad Murabahah (Jual Beli) dan/atau Musyarakah (Bagi Hasil), dengan
rencana pengembalian berdasarkan proyeksi kemampuan cashflow nasabah.
g. Gadai BTN iB
Pembiayaan Gadai BTN iB adalah pinjamankepada nasabah berdasarkan
Prinsip Qardh yang diberikan oleh Bank kepada nasabah berdasarkan
kesepakatan, yang disertakan dengan Surat Gadai sebagai penyerahan Marhun
(Barang Jaminan) untuk jaminan pengembalian seluruh atau sebagian hutang
nasabah kepada Bank.
48
Tabel 3.5
Tabel Biaya Administrasi Kadar Emas
Berat Gram Biaya Administrasi < 100 gr Rp. 10.000,- 100 gr s.d 200 gr Rp. 12.500,- 200 gr s.d 300 gr Rp. 15.000,- > 300 gr Rp. 17.500,-
h. Swagriya BTN iB
Swagriya BTN iB adalah fasilitas pembiayaan berdasarkan akad Murabahah
(jual beli), yang diperuntukan bagi pemohon yang memenuhi persyaratan yang
ditentukan oleh bank untuk membiayai pembangunan atau renovasi rumah, ruko,
atau bangunan lain diatas tanah yang sudah dimiliki baik untuk dipakai sendiri
maupun untuk disewakan.
E. Perkembangan KPR Syariah Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia sepanjang 2005 terus meningkat.
Perbankan syariah maupun asuransi syariah pun berkembang cukup pesat. Demikian juga dengan sejumlah produk unggulannya. Selain tabungan, produk perbankan syariah yang banyak diminati masyarakat adalah kredit kepemilikanrumah syariah (KPRS).
”Dengan KPR Syariah, masyarakat yang mengambil kredit ini merasa lebih tenang. Sebab, pembiayaan KPR Syariah ini menggunakan skim murabahah (jual
49
beli) untuk rumah yang sudah jadi, cicilan KPR Syariah yang fixed rate (tetap),mampu memberikan ketenangan bagi masyarakat saat mengambil kredit, kendati suku bunga perbankan saat ini gonjang-ganjing.
Ismi mencontohkan, ketika krisis moneter melanda Indonesia paruh kedua tahun 1997 dan mencapai puncaknya pada 1998-1999, banyak orang kalang kabut karena cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang disalurkan bank konvensional melonjak drastis. Kenaikannya mencapai lebih dari separuhnya. Tak pelak, cicilan KPR Rp 500 ribu sebulan, misalnya, bisa melejit menjadi Rp 800 ribu.
Kondisi ini, kata Ismi, makin menyulitkan masyarakat yang mengambil kredit KPR yang disalurkan bank-bank konvensional. Apalagi, besarnya cicilan tiap bulan akan berubah setiap saat begitu terjadi kenaikan suku bunga. ”Disinilah bedanya dengan KPR Syariah. Cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang disalurkan bank syariah itu sifatnya tetap selama masa kontrak. Misalnya, cicilan rumah Rp 1 juta sebulan, maka hingga habis masa kontrak besarnya angsuran tetap. Apa pun yang terjadi, besar cicilan tidak berubah,” tegasnya.
Hal yang sama juga pernah dilontarkan Direktur BTN Kodradi. Menurutnya, KPR Syariah memberikan nilai tambah berupa ketenangan bagi kreditur. ”Kalau saya pilih KPR Syariah, jelas karena fixed rate walaupun jangka waktunya hingga 15 tahun,” ungkapnya. Wakil Ketua Umum Real Estate Indonesia (REI), Dharma Setiawan Bachir menyatakan hal senada.”KPR Syariah mampu menjadi solusi untuk meningkatkan daya beli masyarakat. Dengan sistem yang dijalankannya, KPR Syariah jelas lebih menenangkan,” tutur Iwan sapaan akrabnya kepada Republika.37
Berdasarkan hasil wawancara dengan staff KPR Syariah Bank BTN Syariah dapat dketahui bahwa perkembangan KPR Syariah pada Bank BTN Syariah cabang Bogor mengalami perkembangan yang sangat bagus, ini dapat di lihat dari semakin banyaknya cabang Bank BTN Syariah di kawasan Bogor.
F. Prospek KPR Syariah
Prospek KPR Syariah berdasarkan kenyataan yang saya lihat saat ini KPR Syariah pada Bank BTN Syariah cabang Bogor, semakin hari jumlah nasabah semakin bertambah, ini menandakan bahwa peranan KPR Syariah telah di pandang baik oleh sebagian masyarakat, melihat kenyataan ini maka prospek Bagi KPR Syariah akan lebih maju apalagi kalau segi promosi atau perkenalan kepada calon nasabah atau masyarakat lebih di tingkatkan.38
37 “Republika” Artikel diakses pada 14 September 2010 dari http:// www. Republika.co.id 38 Wawancara Pribadi dengan Muhammad Denni. Bogor, 27 September 2010.
50
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
A. Profil Nasabah KPR Syariah Bank BTN Cabang Bogor
Dalam sub bab ini akan dibahas hasil penelitian yang telah dilakukan.
Isinya ditekankan pada karakteristik responden yang menjadi nasabah KPR
Syariah Bank BTN Cabang Bogor. Pembahasan diarahkan pada sisi
demografi, ekonomi dan sosial. Sisi demografi meliputi agama, pendidikan,
umur, jenis kelamin, status perkawinan. Sisi ekonomi meliputi jenis pekerjaan
dan penghasilan perbulan, dan sisi sosial yaitu aksesibilitas. Berikut ini
karakteristik responden yang didapatkan penulis dalam penelitian ini.
52
a. Data Responden Berdasarkan Pendidikan
Tabel 4.1 Data Nasabah
Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir39 N=50
Pendidikan Terakhi Frekuensi
%
S1 34 68
S2 11 22
S3 1 2
D3 4 8
Jumlah 50 100
Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa pendidikan formal
responden cukup bervariasi antara D3, S1, S2, samapai pada S3. Setengah
dari responden berpendidikan terakhirnya sampai S1 yaitu sebanyak 34
responden (68%). Sebagian kecil responden yang pendidikan terakhirnya
sampai D3 sebanyak 4 responden (8%). Nasabah yang pendidikan terakhirnya
sampai S2 sebanyak 11 responden (22%), sedangkan sedikit sekali responden
yang berpendidikan terakhirnya sampai S3 yaitu sebanyak 1 responden (2%).
39 Data : Diolah dari data lapangan
53
Dari sini dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan tidak
mempengaruhinya seseorang menjadi nasabah KPR Syariah.
b. Data Responden Berdasarkan Umur
Tabel 4.2 Data Nasabah
Berdasarkan Usia40 N = 50
Usia Frekuensi
%
20-25th 2 4
26-30th 25 50
31-35th 11 22
36-40th 8 16
41-45th 4 8
Jumlah 50 100
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa hampir setengahnya dari
responden berusia 26-30 tahun yaitu sebanyak 25 responden (50%). Sebagian
kecil dari responden berusia 31-35 tahun yaitu sebanyak 11 responden (22%),
berumur 36-40 tahun sebanyak 8 responden (16%), dan berumur 41-45 tahun
40 Data : Diolah dari data lapangan
54
sebanyak 4 responden (8%). Sedangkan sedikit sekali dari responden yang
berusia 20-25 tahun sebanyak 2 responden (4%).
c. Data Responden Berdasarkan Agama
Tabel 4.3 Data Nasabah
Berdasarkan Karakteristik Agama41 N = 50
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa hampir seluruh responden
pemeluk agama Islam sebanyak 48 responden (96%), Karakteristik responden
khususnya nasabah muslim dari segi agama dapat diketahui bahwa sebagian
besar responden memiliki pengetahuan agama yang cukup bagus. Hal ini
dapat terbukti dengan hasil jawaban mereka mengenai pengetahuan tentang
yang dimaksud dengan KPR Syariah dan tahu tentang KPR Syariah.
Sedangkan sedikit sekali responden yang memeluk agama kristen yaitu
sebanyak 2 responden (4%). Dari sini dapat disimpulkan bahwa KPR Syariah
41 Data : Diolah dari data lapangan
55
tidak hanya untuk orang Islam saja, tetapi KPR Syariah diperuntukan pada
semua golongan umat beragama. Karakteristik agama tidak menunjukan
perbedaan yang nyata antara nasabah yang satu dengan lainnya. Walaupun
lebih kecil jumlah nasabah pemeluk agama non muslim, tetapi itu
menunjukan bahwa KPR Syariah mampu diterima oleh kalangan semua
masyarakat dan terdapat potensi untuk mengembangkan KPR Syariah
tersebut.
d. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.4 Data Nasabah
Berdasarkan Jenis Kelamin42 N=50
Jenis Kelamin Frekuensi
%
Laki-laki 42 84
Wanita 8 16
Total 50 100
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa, sebagian besar yang menjadi
nasabah KPR Syariah adalah laki-laki yaitu sebanyak 42 responden (84%),
42 Data : Diolah dari data lapangan
56
sedangkan sebagian kecil adalah wanita sebanyak 8 responden (16%). Dari
sini dapat disimpulkan bahwa pihak laki-laki lebih merespon dengan adanya
KPR Syariah dibandingkan dengan wanita.
e. Data Responden Berdasarkan Status Perkawinan
Tabel 4.5 Data Nasabah
Berdasarkan Status Pernikahan43 N = 50
Status Frekuensi %
Single 8 16
Nikah 41 82
Duda 1 2
Jumlah 50 100
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa hampir seluruh nasabah
yang berstatus nikah yaitu sebanyak 41 responden (82%), sedangkan sebagian
kecil dari nasabah yang berstatus single yaitu sebanyak 8 responden (16%),
dan paling sedikit nasabah yang berstatus duda yaitu sebanyak 1 responden
(2%). Dari sini dapat di simpulkan bahwa nasabah yang telah menikah lebih
membutuhkan KPR Syariah dibandingkan nasabah yang belum menikah.
43 Data : Diolah dari data lapangan
57
f. Data Responden Berdasarkan Profesi
Tabel 4.6 Data Nasabah
Berdasarkan Profesi Pekerjaan44 N =50
Pekerjaan
Frekuensi
%
Wiraswasta 10 20
Pegawai Negeri 6 12
Pegawai Swasta 34 68
Total 50 100
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa hampir setengahnya dari
nasabah yang berprofesi sebagai pegawai swasta yaitu sebanyak 34 responden
(68%), sedangkan nasabah yang bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 10
responden (20%) dan sedikit sekali nasabah yang beprofesi sebagai pegawai
negeri yaitu masing-masing sebanyak 6 responden (12%). Dari data di atas
dapat di simpulkan bahwa yang menjadi nasabah KPR Syariah ini memiliki
44 Data : Diolah dari data lapangan
58
profesi yang beraneka ragam mulai dari penghasilannya sedang sampai pada
pennghasilan yang sangat tinggi.
g. Data Nasabah Berdasarkan Penghasilan Perbulan
Tabel 4.7 Data Nasabah
Berdasarkan Penghasilan Perbulan45 N = 50
Penghasilan Perbulan Frekuensi
%
2-3jt 16 32
3-4jt 23 46
5-6jt 8 16
7-seterusnya 3 6
Total 50 100
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa hampir setengahnya 23
responden (46%) responden yang berpenghasilan 3-4 jt perbulan, nasabah
yang berpenghasilan 2-3jt yaitu sebanyak 16 responden (32%),nasabah yang
berpenghasilan 5-6 jt yaitu sebanyak 8 responden (16%) dan 3 responden
(6%) berpenghasilan rata-rata ± 7jt. Dari data di atas dapat disimpulkan
45 Data : Diolah dari data lapangan
59
bahwa yang menjadi nasabah KPR Syariah adalah masyarakat (nasabah)
menengah keatas.
B. Preferensi dan Perilaku Nasabah Terhadap KPR Syariah
Pada sub bab ini akan dibahas mengenai preferensi nasabah terhadap KPR
Syariah. Mengingat keberadaan KPR Syariah relatif baru, maka pembahasan
dilakukan secara bertahap mulai dari tahu, tidak tahu pengertian dari KPR
Syariah,pernah, tidak pernah mendengar KPR Syariah, kesan-kesan yang dari
pelayanan KPR Syariah, pengetahuan, alasan menggunakan, kekurangan dan
kelebihan dari KPR Syariah.
Tabel 4.8 Pengetahuan Nasabah Tentang KPR Syariah46
N = 50 Uraian Frekuensi %
Sangat Tahu 3 6
Tahu 42 84
Kurang Tahu 5 10
Total 50 100
46 Data : Diolah dari data lapangan
60
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa hampir seluruhnya dari
nasabah yang mengetahui tentang KPR Syariah yaitu sebanyak 42 responden
(84%), nasabah yang menjawab sangat tahu yaitu sebanyak 3 responden (6%),
dan nasabah yang menjawab kurang mengetahui sebanyak 5 responden
(10%). Dari data di atas dapat dimpulkan bahwa KPR Syariah sudah mulai
diketahui, dikenal dan dipahami oleh masyarakat (nasabah).
Tabel 4.9 Pengertian KPR Syariah Menurut Nasabah47
N=50
Uraian Frekuensi %
KPR khusus orang Islam 2 4
KPR berlandaskan sistem
Syariah 45 90
Lembaga yang
prosedurnya mudah 3 6
Total 50 100
47 Data : Diolah dari data lapangan
61
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa hampir seluruh reponden
yang menjawab bahwa KPR Syariah adalah KPR yang berlandaskan sistem
syariah yaitu sebanyak 45 responden (90%), nasabah yang menjawab KPR
adalah lembaga yang prosedurnya mudah yaitu sebanyak 3 responden (6%),
sedangkan yang menjawab KPR adalah KPR Khusus orang Islam sebanyak 2
responden (4%). Dari data di atas dapat kita buat kesimpulan bahwa para
nasabah menganggap KPR Syariah adalah KPR yang berlandaskan sistem
syariah.
Tabel 4.10 Seberapa Sering Nasabah Mendengar KPR Syariah48
N = 50 Uraian Frekuensi %
Sering sekali 6 12
Pernah 38 76
Tidak pernah 3 6
Lupa 3 6
Total 50 100
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa setengah dari nasabah
yaitu sebanyak 38 responden (76%) menjawab pernah mendengar tentang
48 Data : Diolah dari data lapangan
62
KPR Syariah, bahkan 6 responden (12%) mengatakan sering sekali
mendengar tentang KPR Syariah. Sedangkan hanya sedikit nasbah yang
menjawab tidak pernah dan lupa, yaitu yang menjawab tidak pernah
mendengar KPR Syariah yaitu sebanyak 3 responden (6%), dan yang
menjawab lupa yaitu 3 responden (6%). Dari data di atas dapat disimpulkan
bahwa KPR Syariah sudah menyebar luas dan sudah Familiar dengan
masyarakat. Dari sini dapat menjadi potensi untuk lebih mengembangkan
KPR Syariah kepada masyarakat yang belum mengetahuinya.
Tabel 4.11 Sumber Informasi Tentang KPR Syariah Menurut Nasabah49
N = 50 Uraian Frekuensi %
Teman & kerabat 23 46
Buku & Koran 5 10
Iklan 16 32
Internet 3 6
Pengembang 3 6
Total 50 100
49 Data : Diolah dari data lapangan
63
Keputusan masyarakat untuk menjadi nasabah KPR Syariah memerlukan
informasi. Dengan diketahuinya sumber informasi yang diakses masyarakat,
menjadi akses yang penting dalam sosialisasi KPR Syariah. Tabel di atas
menunjukan sumber informasi nasabah tentang KPR Syariah, dimana
akhirnya memilih menjadi nasabah di KPR Syariah tersebut. Ternyata melalui
teman dan kerabat merupakan media informasi yang hampir setangahnya
diketahui orang tentang KPR Syariah yaitu sebanyak 23 Responden (46%),
sebagian kecil nasabah mengetahuinya melalui iklan sebanyak 16 responden
(32%), informasi melalui buku&koran yaitu sebanyak 5 responden (10%), dan
informasi melalui pengembang dan internet sebanyak 3 responden (6%) untuk
yang melalui internet dan 3 responden (6%) untuk yang melalui pengembang.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa pengalaman dan kesan masyarakat lebih
mempengaruhi dalam pengembangan dan pengenalan KPR Syariah kepada
masyarakat.
C. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Nasabah Memilih KPR Syariah
Dalam sub bab ini akan dibahas hasil penelitian yang telah dilakukan.
Isinya ditekankan pada factor-faktor apa saja yang mempengaruhi nasabah
dalam memilih KPR Syariah Bank BTN Cabang Bogor. Berikut ini adalah
faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah dalam memilih KPR Syariah
64
cabang Bogor, pendapat nasabah tentang prosedur KPR Syariah pada Bank
BTN Cabang Bogor, Tenggang waktu nasabah dalam pelunasan pembiayaan,.
Tabel 4.12 Faktor Yang Mempengaruhi Nasabah Dalam Memilih KPR Syariah50
N = 50 Uraian Frekuensi %
Biaya Murah 21 42
Bebas Bunga 18 36
Mudah Dijangkau 7 14
Terdesak Waktu 1 2
Murah dan Efektif 1 2
Flat 2 4
Total 50 100
Berdasarkan data di atas dapat diketahui alasan yang mendasari nasabah
memilih KPR Syariah. Hampir setengahnya yaitu sebanyak 21 responden
(42%) menyatakan karena biaya murah, 18 responden (36%) menyatakan
karena bebas dari bunga, sebagian kecil nasabah sebanyak 7 responden (14%)
memilih KPR Syariah karena mudah dijangkau, 2 responden (4%) memilih
50 Data : Diolah dari data lapangan
65
KPR Syariah karena Flat dan sedikit sekali nasabah yang memilih KPR
Syariah karena terdesak waktu dan murah&efektif, yaitu sebanyak 1
responden (2%) nasabah memilih KPR Syariah karena terdesak oleh waktu,
dan 1 responden (2%) nasabah memilih karena murah dan efektif. Dari sini
dapat disimpulkan bahwa faktor biaya yang ditetapkan oleh KPR Syariah jauh
sekali jika dibandingkan dengan biaya yang ditetapakan oleh KPR
konvensional.
Tabel 4.13 Pendapat Nasabah Tentang Prosedur KPR Syariah51
N = 50 Uraian Frekuensi %
Sangat Mudah 7 14
Mudah 39 78
Sulit 3 6
Sangat Sulit 1 2
Total 50 100
Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa pendapat nasabah tentang
prosedur KPR Syariah itu mudah. Hal ini terlihat lebih dari setengahnya yaitu
sebanyak 39 responden (78%) menilai prosedur di KPR Syariah mudah.
51 Data : Diolah dari data lapangan
66
Sebagian kecil menyatakan sangat mudah itu sebanyak 7 responden (14%), 3
reponden (6%) yang menjawab sulit, dan sedikit sekali responden yang
menyatakan sangat sulit yaitu hanya 1 responden (2%). Dari data di atas dapat
disimpulkan bahwa Prosedur KPR Syariah itu tidak rumit. Hal inilah yang
dipertimbangkan oleh nasabah dalam menggunakan jasa KPR Syariah, dan ini
menjadi motivasi bagi KPR Syariah agar dipertahankan tentang kemudahan
dalam prosedur.
Tabel 4.14 Tenggang Waktu Nasabah Dalam Pelunasan Hutang52
N = 50 Uraian Frekuensi %
3th 3 6
4th 1 2
5th 8 16
10th 14 28
15th 12 24
20 12 24
Total 50 100
52 Data : Diolah dari data lapangan
67
Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa dalam pelunasan hutang
12 responden (24%) melunasi hutangnya sampai 20 tahun, ada juga responden
yang melunasi hutangnya sampai 15 tahun yaitu sebanyak 12 responden
(24%). 14 responden (28%) memilih melunasi hutangnya sampai 10 tahun, 8
responden (16%) memilih akan melunasi hutangnya samapi 5 tahun. Dan
sedikit sekali nasabah yang memilih akan melunasi hutangnya selama 3 tahun
dan 4 tahun. Yaitu sebanyak 3 responden (6%) memilih akan melunasi
hutangnya sampai 3 tahun, dan 1 responden (2%) yang memilih akan
melunasi hutangnya sampai 4 tahun. Dari data di atas dapat kita simpulkan
yaitu semakin besar pendapatan nasabah, maka akan semakin cepat juga
tenggang waktu nasabah dalam melunasi hutangnya, begitu juga sebaliknya.
Tabel 4.15 Preferensi Nasabah Terhadap Sarana dan Prasarana53
N = 50
53 Data : Diolah dari data lapangan
68
Berdasarkan data di atas dapat diketahui pendapat nasabah tentang sarana
dan prasarana KPR Syariah. Hampir seluruhnya nasabah sebanyak 32
responden (64%) berpendapat bahwa sarana dan prasarana di KPR Syariah itu
bagus, sedangkan sedikit sekali nasabah yaitu sebanyak 13 responden (26%)
yang berpendapat bahwa sarana dan prasarana di KPR Syariah itu cukup
bagus. Sebanyak 5 responden (10%) nasabah berpendapat bahwa sarana dan
prasarana di KPR Syariah itu sangat bagus. Dari sini dapat disimpulkan
bahwa sarana dan prasarana di KPR Syariah ini sudah cukup bagus, tetapi ini
menjadi potensi bagi KPR Syariah sendiri untuk lebih meningkatkan lagi
sarana dan prasaran yang ada di KPR Syariah.
Tabel 4.16 Preferensi Nasabah Terhadap Pelayanan54
N = 50 Uraian Frekuensi %
Sangat Puas 6 12
Puas 26 52
Cukup Puas 18 36
Total 50 100
54 Data : Diolah dari data lapangan
69
Berdasarkan data di atas dapat diketahui preferensi nasabah terhadap
pelayanan di KPR Syariah. Setengah dari responden pelayanan yang diberikan
oleh KPR Syariah itu merasa puas sebanyak 26 responden (52%), sebagian
nasabah merasa sudah cukup puas yaitu sebanyak 18 responden (36%). Dan
sedikit sekali nasabah yang merasa sangat puas dengan pelayanan di KPR
Syariah yaitu sebanyak 6 responden (12%). Dari data di atas dapat
disimpulkan bahwa KPR Syariah telah memberikan pelayanan yang
memuaskan. Hal ini menjadi potensi bagi KPR Syariah untuk lebih
meningkatkan pelayanan, agar semua nasabah merasa puas bahkan merasa
sangat puas atas pelayanan di KPR Syariah.
Tabel 4.17 Pendapat Nasabah Mengenai Mekanisme Yang Sesuai Dengan Syariah55
N = 50 Uraian Frekuensi %
Sudah Seluruhnya 16 32
Sudah Sebagian 16 32
Belum 3 6
Tidak Tahu 15 30
Total 50 100
55 Data : Diolah dari data lapangan
70
Berdasarkan data di atas dapat diketahui mengenai pendapat nasabah
terhadap mekanisme di KPR Syariah apakah sudah sesuai dengan prinsip
syariah. Sebagian nasabah yaitu sebanyak 16 responden (32%) berpendapat
bahwa mekanisme KPR Syariah sudah seluruhnya sesuai dengan prinsip
syariah, 16 responden (32%) responden berpendapat bahwa mekanisme KPR
Syariah sudah sebagian sesuai dengan prinsip syariah. 3 responden (6%)
responden berpendapat bahwa mekanisme KPR Syariah belum sesuai dengan
prinsip syariah, sedangkan 15 responden (30%) responden merasa tidak tahu
apakah KPR Syariah sudah sesuai dengan prinsip syariah. Dari data di atas
dapat disimpulkan bahwa sebagian nasabah KPR Syariah belum paham dan
mengerti betul bagaimana kerja yang sesuai dengan syariah.
Tabel 4.18 Pendapat Nasabah Tentang Margin/Keuntungan di KPR Syariah56
N=50
Berdasarkan data di atas dapat diketahui pendapat nasabah KPR Syariah
mengenai margin/keuntungan yang ada di KPR Syariah. Sebagian besar
56 Data : Diolah dari data lapangan
71
nasabah berpendapat bahwa margin/keuntungan di KPR Syariah itu adalah
halal, terbukti dengan data nasabah sebanyak 46 responden (92%). Sedangkan
sedikit sekali yang menyatakan Mubah yaitu sebanyak 4 responden (8%).
Tabel 4.19 Pendapat Nasabah Terhadap Kedudukan KPR Syariah Dengan Bank/Lembaga
Keuangan Lainnya (Konvensional)57 N = 50
Uraian Frekuensi %
Sama Seluruhnya 1 2
Sama Sebagian 11 22
Hampir Sama 10 20
Tidak Sama 28 56
Total 50 100
Berdasarkan data di atas dapat diketahui pendapat nasabah mengenai
kedudukan KPR Syariah dibandingkan dengan lembaga keuangan lainnya
(konvensional). Lebih dari setengah nasabah menyatakan tidak sama antara
KPR Syariah dengan lembaga lainnya (konvensional) yaitu sebanyak 28
57 Data : Diolah dari data lapangan
72
responden (56%), sebagian kecil nasabah menjawab sama sebagian yaitu
sebanyak 11 reponden 22%, sedangkan 10 responden (20%) menjawab KPR
Syariah hampir sama dengan lembaga keuangan lainnya (konvensional), dan
sedikit sekali nasabah yang menjawab sama seluruhnya yaitu sebanyak 1
responden (2%).
Tabel 4.20 Pendapat Nasabah Tentang Prospek KPR Syariah Pada Masa Yang Akan
Datang58 N = 50
Uraian Frekuensi %
Sangat Bagus 20 40
Bagus 28 56
Tidak Tahu 2 4
Total 50 100
Dengan didirikannya KPR Syariah di Indonesia ini memperoleh respon
yang cukup tinggi dari masyarakat. Hal ini tercermin pada peluang
masyarakat untuk menggunakan KPR Syariah. Dari tabel di atas dapat
diketahui bahwa setengah dari nasabah yaitu sebanyak 28 responden (56%)
menyatakan prospek KPR Syariah pada masa yang akan datang yaitu bagus.
Sebagian kecil nasabah menyatakan prospek KPR Syariah kedepannya sangat
58 Data : Diolah dari data lapangan
73
bagus yaitu sebanyak 20 responden (40%), sedangkan sedikit sekali nasabaha
yang tidak tau prospek KPR Syariah kedepannya yaitu sebanyak 2 responden
(4%).
Tabel 4.21 Pendapat Nasabah Tentang Kelebihan Dari KPR Syariah59
N = 50 Uraian Frekuensi %
Biaya Ringan 10 20
Prosedur Mudah 16 32
Proses Cepat 5 10
Ketiganya Benar 18 36
Lebih aman menurut Syariah1 2
Total 50 100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui pendapat nasabah mengenai
kelebihan dari KPR Syariah. Ternyata setelah mereka menggunakan jasa KPR
Syariah, mereka dapat merasakan sendiri kelebihan dari KPR Syariah bila
dibandingkan dengan KPR Konvensional. Beberapa faktor yang menjadi
59 Data : Diolah dari data lapangan
74
unggulan dari KPR Syariah adalah prosedur mudah, biaya ringan dan proses
cepat. Sebagian nasabah mengatakan kelebihan dari KPR Syariah yaitu
biayanya ringan, prosedur mudah, proses cepat yaitu sebanyak 18 responden
(36%), sedangkan yang menjawab prosedur mudah yaitu sebanyak 16
responden (16%). Nasabah yang menjawab biaya ringan yaitu sebanyak 10
responden (20%), nasabah yang menjawab KPR Syariah prosedurnya cepat
yaitu sebanyak 5 responden (10%), sedangkan sedikit sekali nasabah yang
menjawab lebih aman menurut syariah yaitu sebanyak 1 responden (2%).
75
Tabel 4.22 Pendapat Nasabah Mengenai Kelemahan Dari KPR Syariah60
N = 50 Uraian Frekuensi %
Kantor cabang masih
sedikit 15 30
Media informasi kurang 30 60
Sarana & prasarana masih
kurang 3 6
a,c,d benar 1 2
Masih berpihak pada
bank 1 2
Total 50 100
Berdasarkan data di atas dapat diketahui pendapat nasabah tentang
kelemahan dari KPR Syariah cabang BTN Syariah. Sebagaimana ada
kelebihan dari KPR Syariah tentu juga ada kelemhannya. Sebagian besar dari
nasabah KPR Syariah menyatakan kelemahan KPR Syariah yaitu media
informasi yang masih kurang sebanyak 30 responden (60%), sebagian
nasabah sebanyak 15 responden (30%) menyatakan bahwa kantor cabang
60 Data : Diolah dari data lapangan
76
masih sedikit, 3 responden (6%) menyatakan bahwa sarana dan prasarana di
KPR Syariah masih kurang. Sedangkan sedikit sekali nasabah yang
mengatakan bahwa kantor cabang masih sedikit, media informasi kurang,
sarana dan prasaran masih kurang yaitu sebanyak 1 responden (2%), dan 1
responden (2%) menjawab kekurangan dari KPR Syariah yaitu masih
berpihak pada bank artinya yaitu keuntungan terbesar masih berada di pihak
bank.
Tabel 4.23 Peluang Nasabah Untuk Tetap Memanfaatkan KPR Syariah61
N = 50 Uraian Frekuensi %
Ya 40 80
Ragu-ragu 10 20
Total 50 100
Berdasarkan data di atas dapat diketahui peluang nasabah untuk terus
memanfaatkan atau menggunakan jasa KPR Syariah. Setelah nasabah
memiliki pengalaman selama menjadi nasabah KPR Syariah ini, maka hampir
seluruhnya yaitu sebanyak 4 responden (80%) menyatakan akan terus
menggunakan KPR Syariah ini. Hal ini dikarenakan mereka telah
61 Data : Diolah dari data lapangan
77
mendapatkan kepuasan/pelayanan yang bagus dari KPR Syariah. Sedangkan
sebagian kecil yaitu sebanyak 10 responden (20%) mengatakan ragu-ragu
apakah mereka akan memanfaatkan jasa ini atau akan pindah ke lembaga lain
seperti KPR konvensional, salah satu penyebab keragu-raguan itu bisa
dikarenakan letak/jarak KPR Syariah dengan kantor atau rumah mereka jauh
Tabel 4.24 Manfaat KPR Syariah Bagi Nasabah62
N = 50 Uraian Frekuensi %
Hanya mendapatkan
rumah 10 20
Terhindar dari bunga 18 36
Mendapatkan ketenangan
batin 19 38
Lainnya, sebutkan 1 2
A,b,c benar 1 2
Biaya kredit terjangkau 1 2
Total 50 100
62 Data : Diolah dari data lapangan
78
Berdasarkan data di atas dapat diketahui manfaat yang diperoleh nasabah.
Beberapa manfaat yang dapat diambil yaitu sebagian besar nasabah yaitu
sebanyak 19 responden (38%) menjawab hanya mendapatkan ketenangan
batin, 18 responden (36%) menjawab terhindar dari bunga, sedangkan 10
responden (20%) menjawab hanya mendapatkan rumah. Sedikit sekali
nasabah yang menjawab hanya mendapatkan rumah, terhindar dari bunga, dan
mendapatkan ketenangan batin yaitu sebanyak 1 responden (2%), sedangkan
yang menjawab mendapatkan lainnya dan mendapatkan biaya kredit
terjangkau yaitu 1 responden (2%).
Tabel 4.25 Pendapat Apakah Nasabah Menggunakan KPR lain Selain KPR Syariah63
N = 50 Uraian Frekuensi %
Ya, sebutkan 10 20
Tidak 40 80
Total 50 100
Berdasarkan data diatas dapat kita ketahui bahwa sebagian besar nasabah
KPR Syariah yaitu sebanyak 40 responden (80%) responden tidak
menggunakan lembaga lain, selain KPR Syariah. Sedangkan sedikit sekali
63 Data : Diolah dari data lapangan
79
yaitu sebanyak 10 responden (20%) responden yang menjawab iya dia
menggunakan lembaga keuangan lain selain KPR Syariah. Dari data di atas
dapat kita simpulkan bahwa sebagian besar nasabah KPR Syariah merasa puas
sehingga nasabah tidak perlu berpindah ataupun mencari lembaga lain.
D. Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara preferensi nasabah
dengan pelayanan dan sistem operasional KPR Syariah, maka diperlukan
adanya uji hipotesa. Hipotesa di uji melalui rumus product moment.
Hipotesa tersebut adalah:
Ho: r < 0 : Tidak ada hubungan antara pelayanan dan sistem operasional KPR
Syariah dengan preferensi nasabah.
Ha: r > 0 : Ada hubungan antara pelayanan dan sistem operasional KPR
Syariah dengan preferensi nasabah.
Kedua hipotesa tersebut mempunyai asumsi sebagai berikut:
Bila r hitung > r tabel berarti Ha diterima dan Ho ditolak.
Bila r hitung < r tabel berarti Ha ditolak dan Ho diterima.
Selanjutnya penulis mengolah data dengan rumus Product Moment. Lihat
tabel pada lampiran.
80
rxy = N ∑XY - ∑X∑Y
√{ N∑X2 – ( ∑X)2} x √ { N∑Y2 – ( ∑Y)2}
Dimana:
rxy = Indeks korelasi antara dua variabel
X = Nasabah
Y = Pelayanan, sistem operasional KPR Syariah
rxy = 50 x 38863 – 1481 x 1310
√{ 50 x 44149 – ( 1481 )2} x √{ 50 x 34634 – ( 1310 )2}
= 1943150 – 1940110
√(2207450) – (2193361) x √(1731700) – (1716100)
= 3040
√14089 x √15600
= 3040
118697 x 124899
= 3040
14825
= 0,205
Dari perhitungan di atas diperoleh nilai r = 0,205 karena hasil yang
diperoleh bertanda positif (+) atau r > dari pada 0 maka hal ini menunjukan
81
bahwa terdapat hubungan yang positif antara preferensi nasabah dengan
pelayanan dan sistem operasional KPR Syariah Bank BTN Cabang Bogor,
artinya semakin bagus pelayanan dan sistem operasional yang diberikan KPR
Syariah, semakin tinggi pula tingkat preferensi nasabah terhadap KPR
Syariah.
Selanjutnya untuk mengetahui signifikan hubungan kedua variabel
tersebut dilakukan perhitungan t-tes, dimana pada taraf signifikansi 10%
dengan df = 40 diperoleh t tabel sebesar 1,303. Adapun rumus t hitung
sebagai berikut:
t = r √n-2
√1-r2
t = 0,205 √50-2
√1- 0.2052
t = 0.205 (6,928)
√1-0042
t = 142024
0,978
t = 1,45
Penulis kemudian membandingkan antara t-tes 1,45 dengan t-tabel sebesar
1,303 pada taraf signifikansi 10% dengan df = 40. Ternyata dari hasil
perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak,
artinya disini adalah bahwa ada hubungan yang signifikan antara preferensi
82
nasabah dengan pelayanan, serta sistem operasional yang diberikan oleh KPR
Syariah, artinya semakin bagus pelayanan, serta sistem operasional yang
diberikan oleh KPR Syariah maka akan semakin tinggi pula tingkat preferensi
nasabah terhadap KPR Syariah.
E. Analisis Data
Setelah tahap uji hipotesa selesai, tahap selanjutnya adalah analisis data.
Dalam analisis data ini penulis berpendapat sistem pelayanan dan sistem
operasional yang diberikan KPR Syariah Bank BTN Cabang Bogor memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap tingkat preferensi nasabah terhadap KPR
Syariah. Dimana dalam hasil uji hipotesanya nilai yang diperoleh bertanda
positif (+) yang berarti terdapat hubungan yang sempurna dan positif.
Pemberian informasi yang dilakukan oleh KPR Syariah melalui media
cetak dan media elektronik bertujuan untuk menarik masyarakat menjadi
nasabah KPR Syariah, yang selama ini hanya mengenal KPR Konvensional
yang lebih dulu dikenal oleh masyarakat luas.
Untuk mempertahankan masyarakat yang sudah menjadi nasabah, maka
pihak KPR Syariah sebisa mungkin dapat memberikan kepuasan bagi
nasabah. Hal yang dapat dilakukan oleh KPR Syariah adalah dengan cara
memberikan pelayanan yang sebagus mungkin. Selain dalam memberikan
pelayanan, juga dalam sistem operasionalpun harus lebih ditingkatkan.
Dimana dalam hal ini KPR Syariah harus bisa memberikan sistem operasional
83
yang mudah, tidak mempersulit nasabah, cepat, dan menetapkan biaya yang
ringan, sehingga dengan cara yang dilakukan oleh KPR Syariah di atas dapat
menarik dan meningkatkan preferensi nasabah terhadap KPR Syariah.
84
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah menguraikan beberapa permasalahan maka penulis dapat
mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. KPR Syariah dalam operasionalnya menetapkan biaya administrasi dan
jasa simpanan yang berbeda dengan KPR konvensional yang dalam
operasionalnya menetapkan sistem bunga. KPR Syariah sudah dikenal
oleh masyarakat luas, ini terbukti ketika responden menjawab hampir
seluruh dari responden telah mengetahui dan mendengar tentang KPR
Syariah sebelum menjadi nasabah di KPR Syariah.
2. Karakteristik nasabah ditinjau dari segi demografi, ekonomi, dan social itu
sangat beragam. Sisi demografi (agama) membuktikan bahwa KPR
Syariah tidak hanya diterima oleh masyarakat muslim saja tetapi juga oleh
masyarakat non-muslim. Latar belakang pendidikan juga berbeda-beda,
mulai dari tingkat D3 sampai pada professor, begitu pula dengan
penghasilan mereka juga berbeda-beda. Keberagaman karakteristik
tersebut sangat baik sekali terhadap perkembangan KPR Syariah.
3. Preferensi nasabah terhadap KPR Syariah sangat beragam. Dari data
sebelumnya diketahui bahwa sebagian besar nasabah mengetahui, memilih
dan menggunakan KPR Syariah itu berasal dari teman dan kerabat. Hal ini
didasarkan pada pengetahuan mereka juga pelayanan dari KPR Syariah.
85
Ternyata sebagian besar nasabah menyatakan bahwa system margin atau
keuntungan yang dipergunakan di KPR Syariah adalah halal. Hal ini yang
sangat mempengaruhi perkembangan sekaligus memperkenalkan KPR
Syariah kepada masyarakat. Biaya yang ringan, pelayanan yang bagus,
prosedur yang mudah merupakan factor yang menjadi pilihan nasabah
terhadap KPR Syariah. Ternyata sebagian besar nasabah mengatakan
bahwa bunga bank haram.
4. Faktor – Faktor yang mempengaruhi nasabah dalam mengambil keputusan
untuk memilih KPR Syariah pada Bank BTN Syariah Cabang Bogor
diantaranya adalah biaya murah, terhindar dari bunga, prosedurnya
mudah, jangka waktu pelunasan lama, biaya tetap sampai akhir kontrak.
5. Berdasarkan pengolahan data dan pengujian hipotesis dapat disimpulkan
bahwa Maka Ha diterima dan Ho ditolak, artinya ada hubungan yang
positif antara pelayanan dan sistem operasional KPR Syariah dengan
preferensi nasabah. Semakin tinggi tingkat pelayanan dan sistem
operasional KPR Syariah yang diberikan oleh pihak bank maka akan
semakin meningkat pula preferensi nasabah terhadap KPR Syariah.
6. Setelah masyarakat menggunakan KPR Syariah dari hasil penelitian dapat
diketahui bahwa sebagian besar masyarakat akan terus menggunakan KPR
Syariah dalam waktu yang akan datang. Keputusan ini didasarkan karena
mereka merasa puas akan pelayanan yang diberikan dan mendapatkan apa
yang mereka butuhkan, hal ini juga didasarkan pada kelebihan KPR
86
Syariah yaitu menetapkan biaya ringan, proses cepat dan prosedur yang
mudah.
7. Dari analisis secara statistik dengan menggunakan rumus Product Moment
dapat diketahui bahwa antara preferensi nasabah terhadap KPR Syariah
mempunyai hubungan dan pengaruh, yaitu sebrsar 0,205. Dari
perhitungan diatas diperoleh nilai 0,205 karena hasil yang diperoleh
bertanda (+) atau r > 0 maka hal ini menunjukan bahwa terdapat hubungan
yang positif antara preferensi nasabah terhadap KPR Syariah.
Maka Hipotesa Ha diterima dan Ho ditolak, artinya ada hubungan yang
positif antara pelayanan dan system operasional KPR Syariah dengan
preferensi nasabah. Semakin tinggi tingkat pelayanan dan system
operasional KPR Syariah yang diberikan makan semakin meningkat pula
preferensi dan perilaku nasabah terhadap KPR Syariah.
B. Saran – Saran
1. Agar nasabah dapat menggunakan KPR Syariah untuk selamannya
diharapkan kepada KPR Syariah untuk dapat terus meningkatkan kualitas
pelayanan secara lebih maksimal, sarana dan prasarana pun harus lebih
lengkap dan lebih baik dari KPR Konvensional. Karena masih banyak
nasabah yang menggunakan KPR Konvensional dikarenakan pelayanan
sarana dan prasarana di Konvensional lebih baik dibandingkan dengan
KPR Syariah.
87
2. Kantor Cabang KPR Syariah Bank BTN Syariah masih sedikit, sehingga
nasabah kesulitan untuk menggunakan KPR Syariah. Diharapkan agar
Bank BTN Syariah untuk membuka cabang lebih banyak lagi agar
nasabah dengan mudah menemukan KPR Syariah pada Bank BTN
Syariah, dan juga diharapkan agar kantor cabang untuk lebih diperluas
dari yang sudah ada diseluruh Indonesia.
3. Untuk barang jaminan selama ini banyak menggunakan sertifikat tanah,
penulis sarankan KPR Syariah khususnya yang berada diwilayah Bogor
untuk dapat segera menetapkan barang jaminan selain sertifikat tanah,
karena kemungkinan dari beberapa nasabah hanya memiliki barang
jaminan berupa barang ataupun kendaraan.
4. Diharapkan kepada instansi KPR Syariah untuk bisa lebih mengenalkan
KPR Syariah yang berlandaskan kepada prinsip Syariah kepada
masyarakat luas, dengan cara menggunakan media informasi seperti iklan
di televisi, koran, spanduk-spanduk dll
88
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainul, Memahami Bank Syariah Lingkup, Peluang, Tantangan, dan Prospek,
Jakarta, Al Fabet, Edisi Pertama, Cet.Ke-1, 1999 Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta, PT Renika
Cipta, Cet ke 13, 2002 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, Jakarta, PT.RajaGrafindo Persada, 2001 Hadi, Sutrisno, Metodologi Research, Yogyakarta, Andi, 1989 Hilman, Imam dkk, Perbankan Syariah Masa Depan, Jakarta, Senayan Abadi Publishing,
2003 Muhammad, Sistem Dan Prosedur Operasional Bank Syariah, Yogyakarta, UII Press
Yogyakarta, 2000 Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran, Jakarta, Prehalindo, 2000 Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran Di Indonesia : Analisa Perencanaan Implementasi
Dan Pengelolaan, Jakarta, Salemba Empat, 2000 Kotler, Philip, Manajemen Pemasaran : Analisa Perencanaan Dan Pengendalian, Jakarta,
Erlangga, 1996 Ramli, Hasbi, Analisa Pembiayaan dan Income Statement pada Lembaga Keuangan
Syariah, Jakarta, Fakultas Syariah dan Hukum UIN, 2004 Rifa’i, Mohammad, Terjemah Khulashah Kifayatul Akhyar, Semarang, CV. Toha Putra
Semarang, 1978 Lupyoadi, Rambat, Manajemen Pemasaran Jasa, Jakarta, Salemba Empat, 2001 Soekanto, Soerjono, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta, Vi Press, cet ke 3, 1984 Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA, 2005 TIM UIN Dan Bank Indonesia, Laporan Penelitian, 2003
93
94
Yanggo, Chuzaimah T dan Haifiz Anshary AZ, Problematika Hukum Islam Kontemporer, Jakarta, Pustaka Firdaus, Cet ke-3,1997
Zuhdi, Ramzi A, Perbankan Syariah, Jakarta, BI, 2007 Zulkifli, Sunarto, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, Jakarta, Zikrul Hakim,
2003 www. Kompas . co.id www.Housing Estate.co.id UU No 4 tahun 1994 Perumahan dan Pemukiman: // www.pu.go.id/ditjen
mukim/peraturan/perumahan dan permukiman /41992 a. pdf
Nama : Umur : Jenis Kelamin : Agama : Pendidikan Terakhir : Setatus Perkawinan : Pekerjaan : Pendapatan Per Bulan : Alamat : Berilah tanda silang (X) pertanyaan dibawah ini yang sesuai dengan pendapat anda!!
1. Apakah Anda tahu tentang KPR Syariah? a. Sangat tahu c. Kurang tahu b. Tahu d. Tidak tahu
2. Menurut Anda apa yang dimaksud dengan KPR Syariah? a. KPR khusus orang Islam c. Lembaga yang prosedurnya mudah b. KPR berlandaskan sistem syariah d. Lainnya sebutkan....
3. Sebelum menjadi nasabah KPR Syariah, apakah Anda pernah mendengar tentang KPR Syariah? a. Sering sekali c. Tidak pernah b. Pernah d. Lupa
4. Dari mana Anda mengetahui tentang KPR Syariah? a. Teman & Kerabat c. Iklan b. Buku & Koran d. Lainnya sebutkan.... 5. Faktor apa yang menyebabkan Anda memilih KPR Syariah? a. Biaya murah c. Mudah dijangkau b. Bebas bunga d. Terdesak waktu e. Lainnya sebutkan.... 6. Menurut Anda bagaimana prosedur di KPR Syariah? a. Sangat mudah c. Sulit b. Mudah d. Sangat sulit 7. Berapa lama tenggang waktu Anda dalam pelunasan pembayaran KPR
Syariah? a. 3 tahun c. 5 tahun b. 4 tahun d. Lainnya sebutkan.... 8. Menurut Anda bagaimana sarana dan prasarana di kantor BTN KPR Syariah? a. Sangat bagus c. Cukup bagus b. Bagus d. Kurang bagus 9. Menurut Anda bagaimana pelayanan di KPR Syariah? a. Sangat bagus c. Cukup puas b. Puas d. Kurang puas 10. Apakah mekanisme di KPR Syariah ini sudah sesuai dengan prinsip Syariah? a. Sudah seluruhnya c. Belum b. Sudah sebagian d. Tidak tahu 11. Bagaimana tanggapan Anda mengenai margin/keuntungan bank di KPR
Syariah? a. Halal c. Makruh b. Haram d. Mubah
12. Menurut Anda, apakah KPR Syariah sama dengan lembaga keuagan lainnya
(konvensional)? a. Sama seluruhnya c. Hampir sama b. Sama sebagian d. Tidak sama 13. Menurut Anda bagaimana masa depan KPR Syariah? a. Sangat bagus c. Tidak bagus b. Bagus d. Tidak tahu 14. Menurut Anda apakah kelebihan dari KPR Syariah? a. Biaya ringan c. Proses cepat b. Prosedur mudah d. Ketiganya benar e. Lainnya…. 15. Menurut Anda apakah kelemahan dari KPR Syariah? a. Kantor cabang masih sedikit c. Media informasi kurang
b. Barang jaminan hanya sertifikat tanah d. Sarana&prasarana masih kurang e. Lainnya….
16. Apakah Anda akan terus memiliki KPR Syariah di masa yang akan datang? a. Ya c. Ragu-ragu b. Tidak d. Sangat ragu
17. Apa manfaat yang Anda dapatkan setelah memilih KPR Syariah? a. Hanya mendapatkan rumah c. Mendapat ketenangan batin b. Terhindar dari bunga d. Lainnya sebutkan....
18.Berapa lama Anda menjadi nasabah di KPR Syariah? a. 1 tahun c.3 tahun b 2 tahun d. Lainnya sebutkan….
19.Selain menggunakan KPR Syariah apakah anda juga menggunakan KPR konvensional? a. Ya, Sebutkan…. b. Tidak
PERTANYAAN WAWANCARA
1. Menurut anda apa yang dimaksud dengan KPR syariah? 2. Kapan KPR syariah mulai didirikan? 3. Apa saja yang menjadi barang jaminan di KPR syariah? 4. Strategi apa yang dilakukan oleh KPR syariah dalam memperkenalkan KPR
syariah dan produknya kepada masyarakat? 5. Bagaimana perkembangan KPR syariah selama ini dalam peningkatan omzet? 6. Bagaimana perkembangan nasabah selama ini? 7. Bagaimana perkembangan kantor cabang selama ini? 8. Upaya apa saja yang dilakukan dalam peningkatan nasabah? 9. Dalam peningkatan nasabah apkah mengalami hambatan? 10. Apa yang dilakukan KPR syariah dalam peningkatan internal SDM, saran dan
prasarana? 11. Faktor apa saja yang mendukung perkembangan KPR syariah? 12. Faktor apa saja yang menjadi penghambat bagi KPR syariah? 13. Apa keuntungan yang didapat oleh KPR syariah?