PRATIWI ILYAS Kontrasepsi Hormonal

download PRATIWI ILYAS Kontrasepsi Hormonal

of 21

Transcript of PRATIWI ILYAS Kontrasepsi Hormonal

  • 7/22/2019 PRATIWI ILYAS Kontrasepsi Hormonal

    1/21

    KONTRASEPSI HORMONAL

    A. PENDAHULUAN

    Kontrasepsi berasal dari kata Kontra berarti mencegah atau

    melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel

    wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan

    kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah

    terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang

    matang dengan sel sperma tersebut.1

    Kontrasepsi hormonal adalah alat atau obat kontrasepsi yang

    bertujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan dimana bahan bakunya

    mengandung preparat estrogen dan progesteron.1

    Pengaruh pada korpus luteum yang menghambat ovulasi telah

    diketahui pada awal abad ke 20. Semenjak saat itu perkembangan

    kontrasepsi hormonal berlangsung terus. Tahun 1960 pil kombinasi

    estrogen-progesteron mulai digunakan. Tahun 1963 pil sekuensial

    diperkenalkan. Sejak tahun 1965 sampai sekarang banyak diadakan

    penyesuaian dosis atau penggunaan progesteron saja, sehingga muncul

    pil mini, dan lain-lain. Perkembangan ini pada umumnya bertujuanmencari suatu kontrasepsi hormonal yang daya guna tinggi, efek

    sampingan minimal, dan keluhan pasien yang sekecil-kecilnya.1

    Lebih dari 13 juta wanita di Amerika Serikat menggunakan salah

    satu di antara sejumlah preparat kontrasepsi hormonal yang tersedia

    untuk mengendalikan kehamilan. Meskipun kontrasepsi hormonal

    menggambarkan kejadian dramatis ditinggalkannya berbagai metode

    kontrasepsi tradisional yang dipakai sebelumnya, preparat tersebut juga

    menciptakan suatu dilema terapeutik yang unik.2

    Ada beberapa macam kontrasepsi hormonal yang saat ini dapat

    dipergunakan dan menjadi pilihan untuk wanita. Kontrasepsi hormonal ini

    juga dapat diterima dan dilaksanakan oleh pasangan dalam program

    keluarga berencana di seluruh dunia.3

  • 7/22/2019 PRATIWI ILYAS Kontrasepsi Hormonal

    2/21

    B. PATOFISIOLOGI

    1. Mekanisme kerja estrogen

    Estrogen mempunyai khasiat kontrasepsi dengan jalanmempengaruhi ovulasi, perjalanan ovum, atau implantasi. 1

    Ovulasi sihambat melalui pengaruh estrogen terhadap

    hipotalamus dan selanjutnya menghambat FSH dan LH. Ovulasi tidak

    selalu dihambat oleh pil kombinasi yang mengandung estrogen 50

    mikrogram atau kurang. Kalaupun daya guna preparat ini tinggi (95-

    98% menghambat ovulasi), hal itu adalah pengaruh progesteron di

    samping estrogen.1

    Implantasi telur yang sudah dibuahi dihambat oleh estrogen

    dosis tinggi (dietil stilbestrol, etinil estradiol) yang diberikan pada

    pertengahan siklus haid. Jarak waktu antara konsepsi dan implantasi

    rata-rata 6 hari. Biopsi endometrium yang dilakukan setelah

    pemberian estrogen dosis tinggi pasca konsepsi menunjukkan efek

    antiprogesteron, yang dapat menghambat implantasi. Perjalanan ovum

    di percepat dengan pemberian estrogen pasca konsepsi.1

    Efek samping esterogen :

    Mual, muntah, oedem, rasa berat pada tungkai bawah, dapat jadi

    gemuk.

    Hipertensi, sakit kepala.

    Mudah tersinggung, mastalgia, gangguan fungsi hati, timbul

    chloasma pada wajah

    2. Mekanisme kerja progesteron

    Fungsi progesteron ialah menyiapkan endometrium untuk

    implantasi dan mempertahankan kehamilan. Disamping itu

    progesteron mempunyai pula khasiat kontrasepsi, sebagai berikut: 1

  • 7/22/2019 PRATIWI ILYAS Kontrasepsi Hormonal

    3/21

    a. Lendir serviks mengalami perubahan menjadi lebih pekat, sehingga

    penetrasi dan transportasi sperma selanjutnya lebih sulit

    b. Kapasitas sperma dihambat oleh progesteron. Kapasitas diperlukan

    sperma untuk membuahi sel telur dan menembus rintangan

    disekeliling ovum.

    c. Jika progesteron diberikan sebelum konsepsi, maka perjalanan

    ovum dalam tuba akan terhambat.

    d. Implantasi dihambat bila progesteron diberikan sebelum ovulasi.

    Walaupun ovulasi dapat terjadi, produksi progesteron dari korpus

    luteum akan berkurang sehinga implantasi dihambat.

    e. Penghambatan ovulasi melalui fungsi hipotalamus-hipofisis-

    ovarium.

    Efek samping progesterone :

    Langsung: Varices, obstipasi, kaki rasa kejang, fluor albus, lendir

    serviks jadi kental.

    Tidak Langsung: Lekas marah, depresi, apati, lekas capek,

    metrorrhagia, hipermenorrhoea.

    C. BENTUK PEMBERIAN

    Pemberian kontrasepsi dapat berbentuk tablet dan berupa depo

    injeksi. Kontrasepsi oral biasanya dikemas dalam satu kotak yang berisi

    21 atau 22 tablet, dan sebagian kecil ada yang berisi 28 tablet dengan 6

    atau 7 tablet terakhir berupa plasebo sehingga tidak perlu lagi istirshat 6

    atau 7 hari. Minipil digunakan tanpa masa istirahat yang terdiri dari 35

    tablet. Sediaan depo injeksi dapat berupa injeksi mikrokristalin

    (depoprovera) atau cairan minyak dari asam lemak steroid ester(noristerad). Sediaan esterogen gestagen dibagi menjadi kombnasi

    onofasik, bertingkat, dan sekuensial bifasik. Sediaan yang mengandung

    gestagen saja seperti minipil, depo injeksi, AKDR yang mengandung

    progesteron dan implant. Sediaan yang mengandung esterogen saja

  • 7/22/2019 PRATIWI ILYAS Kontrasepsi Hormonal

    4/21

    hanya terbatas pada penggunaan pasca koitus atau postkoital pil

    (postcoital pil).

    Sediaan kombinasi (monofasik)

    Sediaan kombinasi merupakan sediaan yang paling banyak

    digunakan, setiap tablet mengandung 20-100 mg etinilestradiol dan

    gestagen dengan dosis tertentu.

    Pada pemilihan berbagai jenis kontrasepsi oral yang terpenting

    adalah yang memiliki khasiat kontrasepsi yang paling sedikit

    kegagalannya. Meskipun harus mimilih jenis yang memiliki efek samping

    yang paling sedikit, ini bukan merupakan prioritas utama dalam pemilihan

    kontrasepsi. Semua jenis kombinasi memiliki keampuhan yang sama

    tetapi belum tentu setiap individu memiliki kenyamanan yang sama.

    Kebanyakan efek samping disebabkan oleh kandungan estrogen dalam

    sediaan tersebut sehingga pil kontrasepsi dibagi menjadi pil dengan

    estrogen rendah ( 20-35 mg) dan pil dengan dosis estrogen tinggi ( 50

    mg). Pada dasarnya pilihlah sediaan dengan dosis estrogen rendah.

    Penggunaan dosis tinggi hanya dibenarkan pada kasus-kasus yang terjadi

    perdarahan pada penggunaan sediaan dengan dosis estrogen rendah.

    Menentukan dosis estrogen pada pil kontrasepsi jauh lebih mudahbila dibandingkan dengan menentukan dosis gestagen karena hampir

    semua gestagen memiliki struktur kimia dan proses metabolisme yang

    hampir sama. Berdasarkan struktur kimia dan metabolismenya, jenis

    gestagen yang ada dalam pil kontrasepsi dibagi dalam 3 kelompok, yaitu

    turunan nortestosteron, progesteron dan gonane. Kalau dilihat begitu

    banyak jenis gestagen yang tersedia, timbul pertanyaan jenis gestagen

    mana yang memiliki efek yang kuat terhadap penekanan ovulasi.

    Pertanyaan ini sulit dicari jawabannya karena ada gestagen yang efeknya

    terhadap endometrium begitu kuat, tetapi efek terhadap penekanan

    gonadotropin tidak begitu kuat meskipun ikatan reseptor terhadap

    endometrium dan hipofisis sama-sama kuat. Terjadinya perbedaan kerja

    tiap-tiap gestagen tersebut meskipun ikatan reseptornya sama kuat ,

  • 7/22/2019 PRATIWI ILYAS Kontrasepsi Hormonal

    5/21

    masih belum diketahui secara pasti. Agar tidak begitu membebani tubuh

    dan juga agar tidak memberikan terlalu banyak efek samping, hampir

    semua pil kontrasepsi yang ada saat ini mengandung estrogen dan

    gestagen dosis rendah, yang dahulu dianggap tidak mungkin.

    Agar gestagen dosis tinggi tidak digunakan, mulai dicari cara untuk

    mengurangi dosis gestagen suatu kontrasepsi oral, misalnya dengan cara

    membuat sediaan kombinasi bertingkat ( sediaan dua tingkat atau

    modifikasi tiga tingkat)

    Sediaan sekuensial (bifasik)

    Pembuatan sediaan bifasik berdasarkan pemikiran bahwa siklus

    haid seorang wanita normal adalah bifasik berupa fase folikuler dan fase

    sekresi (fase estrogen dan fase progesteron). Jadi, pemberian sediaan

    sekeunsial mirip siklus haid yang normal, karena biar bagaimanapun

    pemberian progesteron pada awal siklus haid seperti pada pemberian pil

    kombinasi monofasik adalah tidak fisiologik.

    Pada sediaan kombinasi monofasik, estrogen dan progesteron

    secara bersamaan menekan sekresi gonadotropin sehingga tidak

    diperlukan dosis tinggi, sedangkan pada sediaan sekuensial esterogen

    sendiri saja yang menekan sekresi gonadotropin, sehingga dengansendirinya diperlukan dosis estrogen yang tinggi. Kemungkinan terjadi

    kehamilan pada penggunaan sediaan sekuensial lebih besar bila

    dibandingkan penggunaan pil kombinasi monfasik. Karena pada sediaan

    sekuensial fase pertamanya hanya mengandung progesteron, tidak

    dijumpai adanya penekanan terhadap lendir serviks dan endometrium,

    sedangkan pada sediaan kombinasi monofasik sejak awal telah terjadi

    penekanan terhadap produksi lendir serviks oleh esterogen dan

    progesteron. Lagipula untuk mendapatkan efek kontrasepsi yang baik

    dosis estrogen dalam sediaan sekuensial haruslah tinggi dan ini dapat

    menyebabkan terjadinya keputihan dan timbulnya perdarahan bercak,

    yang pada akhirnya akan menimbulkan ketidaknyamanan bagi

    pemakainya. Selain itu, dosis estrogen yang tinggi merupakan resiko

  • 7/22/2019 PRATIWI ILYAS Kontrasepsi Hormonal

    6/21

    terjadinya tromboemboli dan keganasan pada endometrium. Pada

    sediaan kombinasi monofasik karena sejak awal efek estrogen telah

    dipengaruhi oleh gestagen, kemungkinan terjadi efek samping akibat

    estrogen jauh lebih kecil. Atas dasar inilah akhirnya yang paling banyak

    digunakan adalah pil kombinasi monofsik.

    D. Macam-macam kontrasepsi hormonal

    Berdasarkan jenis dan cara pemakaiannya dikenal tiga macam

    kontrasepsi hormonal yaitu kontrasepsi oral (Pil), kontrasepsi suntikan,

    dan kontrasepsi implant.

    1. Kontrasepsi Oral (Pil)

    a. Pil kombinasi

    Kontrasepsi oral yang kini paling sering dipakai terdiri atas

    kombinasi estrogen dengan preparat progesterone (=gestagen,

    progestagen), yang sangat efektif dari beberapa kontrasepsi, dan

    banyak perempuan lebih menerimanya. Pil ini diminum setiap hari

    selama 3 minggu dan dihentikan pemakaiannya selama 1 minggu

    (tanpa pil atau plasebo) ini biasanya akan terjadi perdarahan dari

    uterus akibat penghentian pemakaian obat. Estrogennya ialah etinil

    estradiol atau mestranol, dalam dosis 0,05; 0,08; atau 0,1 mg per

    tablet. Progestinnya bervariasi : Nortestosteron yang merupakan

    androgen, Hydroxyprogesteron yang merupakan progesteron, atau

    mempunyai pengaruh estrogen instrinsik. Daya guna teoritis hampir

    100% (tingkat kehamilan 0,1/100 tahun wanita). Daya guna

    pemakaian ialah 95-98% efektif (tingkat kehamilan 0,7/100 tahun

    wanita).1,2,4

    Kontraindikasi

    Kontraindikasi mutlak pemakaian pil kombinasi ialah

    terdapatnya riwayat tromboflebitis atau tromboflebitis, kelainan

    serebrovaskular, fungsi hati tidak atau kurang baik, keganasan

  • 7/22/2019 PRATIWI ILYAS Kontrasepsi Hormonal

    7/21

    pada payudara dan alat reproduksi, kehamilan dan varises

    berat.1,4

    Kontraindikasi relatif ialah hipertensi, perdarahan abnormal

    pervaginam yang tidak jelas sebabnya, laktasi, fibromioma

    uterus, penyakit jantung atau ginjal, dan lain-lain. 1

    Mekanisme Kerja

    Preparat steroidal gabungan estrogen-progestin memiliki

    khasiat kontrasepsi yang multipel. Salah satu efek yang penting

    adalah mencegah ovulasi yang hampir dipastikan akan terjadi

    lewat supresi faktor-faktor pelepasan hipotalamus, yang

    selanjutnya menimbulkan sekresi hormon FSH dan LH yang tidak

    tepat oleh kelenjar hipofise. Efek kontrasepsi lainnya yang

    diinduksi oleh preparat steroid kombinasi adalah perubahan

    maturasi endometrium yang membuatnya tidak tepat untuk

    implantasi yang berhasil bila blastokista akan terbentuk dan

    produksi lendir serviks yang menghalangi penetrasi sperma.

    Peranan yang mungkin terdapat pada perubahan motilitas tuba

    dan uterus yang ditimbulkan oleh hormon-hormon tersebut, bila

    ada, masih belum jelas. Sebagai konsekuensi kerja preparat

    kontrasepsi oral kombinasi.

    Esterogen plus progestin ini, bila diminum setiap hari

    selama 3 minggu dari setiap 4 minggu,menghasilkan

    perlindungan mutlak terhadap pembuahan. Namun demikian

    pengecualian yang penting adalah periode sekitar 1 minggu

    sesudah pemberian kontrasepsi oral. Sebenarnya pada wanita

    dengan folikel yang matur dan segera akan mengalami ovulasiyang spontan, maka ovulasi sesungguhnya dapat dipicu dengan

    memulai pemberian kontrasepsi oral dalam situasi ini.2,3,5,7

    Cara makan pil

    Pil pertama diminum pada hari kelima siklus haid. Pada

    pasca persalinan, pil mulai dimakan sesudah bayi berumur 30-40

  • 7/22/2019 PRATIWI ILYAS Kontrasepsi Hormonal

    8/21

    hari, sedangkan pasca keguguran 1-2 minggu pasca kejadian.

    Usahakan minum pil pada waktu yang sama, seperti sehabis

    makan malam pada tiap harinya. Tiap pagi dilakukan kontrol

    apakah pil tadi malam sudah diminum. Jika lupa 1 pil, minumlah

    segera disaat ingat. Jika lupa 2 pil berturut-turut, minum 2 pil

    segera ketika ingat dan 2 pil lagi pada waktu biasanya pada hari

    berikut. Pada keadaan in mungkin terjadi spotting. Jika lupa 3 pil,

    kemungkinan hamil menjadi besar.

    Sangat dianjurkan pemeriksaan sitologi vagina dan

    pemeriksaan payudara setahun sekali.

    Efek samping

    Pil kombinasi estrogen plus progestin yang diminum 3

    minggu dari setiap 4 minggu, merupakan bentuk kontrasepsi

    reversibel paling efektif yang tersedia. Angka kegagalan 0,32 per

    100 tahun wanita atau lebih rendah pernah tercatat (Vassey dkk,

    1982).2

    Efek menguntungkan lainnya yang pernah dilaporkan

    adalah berkurangnya jumlah darah menstruasi, menurunnya

    insiden dismenore, kista ovari fungsional serta salpingitis, dan

    lebih sedikitnya keluhan premenstruasi; berkurangnya insiden

    kanker endometrium dan ovarium; penurunan frekuensi berbagai

    penyakit payudara yang benigna serta mungkin pula kanker

    payudara; dan lebih sedikitnya insiden artritis rematoid.1,5

    Efek samping yang merugikan dapat dibagi dalam 2

    golongan, yaitu efek samping yang ringan dan efek sampingyang berat. Efek samping ringan dapat berupa pertambahan

    berat badan, perdarahan diluar daur haid, enek, depresi,

    alopesia, melasma, kandidiasis, amenorea pascapil, retensi

    cairan, dan keluhan gastrointestinal. Efek samping ini akan

  • 7/22/2019 PRATIWI ILYAS Kontrasepsi Hormonal

    9/21

    hilang dan berkurang dengan sendirinya. Umumnya efek

    samping ini timbul beberapa bulan pertama pemakaian pil.1,4

    Efek samping yang berat adalah tromboemboli, yang

    mungkin terjadi karena peningkatan aktivitas faktor-faktor

    pembekuan, atau mungkin juga pengaruh vaskuler secara

    langsung. Pengguna kontrasepsi oral, terutama wanita diatas 35

    dan merokok, meningkatkan resiko infark miokard dan stroke.

    Penyakit arterial sebagian besar dihubungkan dengan efek dari

    progesteron. Kontrasepsi oral juga meningkatkan tekanan darah,

    kadang-kadang sampai ke tahap hipertensi. Volume darah

    ditingkatkan oleh retensi cairan, dan sekresi angiotensin

    bertambah.1,4

    b. Pil sekuensial

    Diberikan estrogen selama 14-15 hari pertama, selanjutnya

    kombinasi estrogen dan progesteron selama 7 hari lalu 7 hari tidak

    makan pil. Pada akhir minggu ke-4 akan terjadi withdrawal

    bleeding.

    Khasiatnya untuk menghambat ovulasi. Cara pemakaian, efeksamping dan kontraindikasi sama dengan pil kombinasi.

    Keuntungan :

    Perubahan pada endometrium mendekati keadaan alamiah

    Perdarahan/spotting jarang terjadi

    Jumlah darah haid biasa/normal

    Efek samping sedikit

    Kekurangan:

    Kegagalan lebih tinggi

    Efek samping pada wanita yang peka terhadap oestrogen lebih

    banyak.

  • 7/22/2019 PRATIWI ILYAS Kontrasepsi Hormonal

    10/21

    c. Pil mini

    Pil mini mengandung progestin saja, tanpa estrogen. Dosis

    progestinnya pun kecil; 0,5 mg atau kurang. Pil mini harus diminum

    tiap hari, juga pada waktu haid.1,2,4

    Pencegahan kehamilan mungkin karena pengaruh terhadap

    motilitas tuba, korpus luteum, endometrium dan lendir serviks serta

    pencegahan ovulasi.

    Indikasi :

    1. Kontraindikasi estrogen atau tidak

    cocok dengan estrogen.

    2. Umur diatas 35 tahun.

    3. Perokok

    4. Hipertensi

    5. Menyusui

    6. Pasien diabetes.4

    Kontraindikasi

    1. Sebelumnya pernah hamil ektopik

    2. Kista ovarium

    3. Kanker payudara4. Penyakit hati aktif, penyakit arterial, obat seperti valproate,

    spironolaktone, dan meprobamate.3

    Mekanisme Kerja

    Para peneliti belum mengetahui benar mengenai mekanisme

    kerjanya, tetapi mungkin sekali pencegahan kehamilan terjadi oleh

    gabungan beberapa efek, termasuk motilitas tuba, pengaruh

    terhadap korpus luteum, endometrium, lendir serviks, dan juga

    pencegahan ovulasi.1Tidak seperti pil kombinasi, pil mini dapat

    menghambat ovulasi. Tetapi, keefektifannya menimbulkan

    pembentukan mukus serviks yang menghalangi penetrasi sperma

    serta mengubah maturasi endometrium yang cukup untuk

    mencegah keberhasilan implantasi blastokist. Karena mukus tidak

  • 7/22/2019 PRATIWI ILYAS Kontrasepsi Hormonal

    11/21

    akan tahan lebih dari 24 jam, pil mini yang diminum pada waktu

    yang sama tiap hari akan efektif.2,5

    Keuntungan

    Pil mini efek minimal pada metabolisme karbohidrat dan koagulasi,

    dan tidak menyebabkan eksaserbasi hipertensi. Dapat ideal bagi

    beberapa wanita yang memiliki faktor resiko komplikasi

    kardiovaskuler. Disini termasuk juga wanita yang memiliki riwayat

    trombosis, hipertensi, atau migren, atau wanita lebih dari 35 tahun

    dan perokok. Pil mini juga pilihan yang tepat bagi ibu menyusui.5

    Kerugian

    Kekurangan utama dari pil mini adalah kegagalan kontrasepsi.

    Dengan kegagalan, relatif meningkatkan proporsi kehamilan

    ektopik. Adapun efek samping utama pil mini beberapa perdarahan

    tidak teratur, dan spotting.1,5

    d. Kontrasepsi Postkoitus

    Isi: Lynoral atau Stillbestrol. Dosis: sangat tinggi yaitu

    Stillbestrol 25-50 mg atau Lynoral 1 mg. Stilbestrol yang diberikan

    setelah senggama untuk mencegah kehamilan yang tidakdiinginkan, dikenal dengan instilah morning-after pill. Kuchara

    (1971) melaporkan tidak terjadinya kehamilan pada 1.000 orang

    wanita yang tidak mendapatkan perlindungan kontrasepsi secara

    memadai pada saat senggama namun dalam waktu 3 hari mulai

    menggunakan stilbestrol, 25 mg dua kali sehari, selama 5 hari

    berikutnya.2

    Alat kontrasepsi darurat yang dikenal denganMorning After

    Pill kian populer terutama di masyarakat barat yang dikenal

    permisif dalam masalah seks. Morning After Pill termasuk jenis alat

    kontrasepsi darurat yang idealnya hanya dipakai pada kondisi

    pelaku hubungan seks tidak menginginkan terjadinya pembuahan

    padahal, saat melakukan hubungan seks mereka tidak

  • 7/22/2019 PRATIWI ILYAS Kontrasepsi Hormonal

    12/21

    menggunakan alat kontrasepsi apapun baik itu pil, spiral, susuk

    atau bahkan kontrasepsi instan seperti kondom.1,2

    Mekanisme kerja senyawa ini belum dipahami sepenuhnya

    tetapi sangat besar kemungkinannya terdapat gangguan implantasi

    dengan cara tertentu. Nusea dan vomiting merupakan efek

    samping yang umum terjadi. Efek teratogenik yang mungkin

    terdapat pada pemakaian obat tersebut harus dipikirkan bila

    kehamilan tetap terjadi. Pencegahan kehamilan juga pernah

    dilaporkan dengan pemakaian etinil estradiol atau preparat ekuina

    estrogen konjugasi (Premarin) kalau diminum dengan dosis tinggi

    selama waktu beberapa hari.2

    Yupze dkk. (1982) menggunakan preparat estrogen plus

    progestin dimana kombinasi tersebut digunakan dalam 2 kali

    pemberian dengan interval waktu 12 jam yang dimulai dalam waktu

    72 jam setelah senggama. Pada suatu uji coba yang melibatkan 692

    orang wanita, angka kehamilan yang terlihat pada para wanita

    tersebut adalah 1,6 persen.2

    2. Kontrasepsi suntikan

    Suntikan hormonal adalah hormon steroid yang dipakai untuk

    keperluan kontrasepsi dalam bentukan suntikan. Untuk mengatasi

    kerepotan dari pelaksanaan dari Pil Mini, maka preparat injeksi

    diperkenalkan.3,8

    Yang digunakan adalah long-acting progestin, yaitu Norestiteron

    enantat (NETEN) dengan nama dagang depomedroksi progesterone

    acetat (DPMA). Suntikan diberikan pada hari ke 3 5 pasca persalinan,

    segera setelah keguguran.

    Contoh preparat :

    Suntikan progestin

  • 7/22/2019 PRATIWI ILYAS Kontrasepsi Hormonal

    13/21

    o Depomedroxyprogesteron acetate (DMPA). Preparat :

    DEPOPROVERA

    o Norethisterone enanthate (NETO / NEE/Net-En). Preparat:

    NORISTERAT

    Suntikan kombinasi dari estrogen dan progesteron yang diberikan

    tiap bulan. Depo Medroxy Progesteron Acetat 25 mg + Estradiol

    Sipionat 5 mg. Preparat: CYCLOFEM3,8

    Dua preparat tersebut dapat digunakan untuk penggunaan

    waktu yang panjang. Medroxyprogesterone acetat 150 mg setiap 3

    bulan serta 300 mg setiap 6 bulan, sedangkan norethisterone

    oenanthate 200 mg 2 bulan. Suntikan diberikan pada hari ke 3-5 hari

    pasca persalinan, segera setelah keguguran, dan pada masa interval

    sebelum hari kelima haid. Teknik penyuntikan ialah secara injeksi

    intramuskular dalam, di daerah m. Gluteus maksimus atau

    deltoideus. 1,3,4,11

    Kontraindikasi 8

    DMPA dan Net-En

    Kehamilan

    Perdarahan abnormal uterus

    Karsinoma payudara

    Karsinoma traktus genitalia (kecuali karsinoma endometrium)

    Penyakit hati

    Kelainan tromboemboli

    Diabetes Melitus

    Nulipara

    DMPA 25 mg + Estradiol Sipionat 5 mg

    Kehamilan

    Perdarahan abnormal uterus

    Karsinoma payudara

    Karsinoma traktus genitalia (kecuali karsinoma endometrium)

  • 7/22/2019 PRATIWI ILYAS Kontrasepsi Hormonal

    14/21

    Penyakit hati

    Kelainan tromboemboli

    Diabetes Melitus

    Nulipara

    Sekresi abnormal dari puting susu dan

    tidak sementara menetekkan bayinya

    Pemakaian obat-obatan : barbiturat,

    antikonvulsan, rifampisin, steroid sistemik, obat-obatan yang

    mempengaruhi sistem kardiovaskuler atau hepatik atau obat

    yang digunakan sebagai profilaksis untuk jangka panjang

    terhadap sistem kardiovaskuler atau hepatik.

    Mekanisme Kerja

    DMPA : 2,3,4,5,8

    Menghambat ovulasi

    Mempengaruhi endometrium sehingga menghambat implantasi

    dari blastosis

    Mengubah lendir serviks menjadi lebih kental

    Menghambat transportasi ovum melalui saluran tuba.

    NEE/Net-EN : 8

    Mekanisme kerja Net-En serupa dengan DMPA, tetapi ada

    perbedaan sedikit, Net-En tidak begitu kuat menghambat hipofisis

    dan hipotalamus, tetapi cukup hanya dengan mengganggu

    keseimbangan FSH dan LH.

    DMPA 25 mg + Estradiol Sipionat 5 mg : 8

    Mekanisme kerja nya sama dengan DMPA. Penambahan estrogendimaksudkan agar endometrium berada dalam keadaan yang sama

    dengan siklus haid normal.

    Keuntungan

  • 7/22/2019 PRATIWI ILYAS Kontrasepsi Hormonal

    15/21

    Keuntungan pada preparat suntikan medroksiprogesteron asetat

    (Depo-Provera) adalah keefektifan dengan preparat kotrasepsinya

    yang sebanding dengan preparat kontrasepsi oral kombinasi. Kerjanya

    yang berlangsung lama dengan penyuntikan yang diperlukan hanya

    sebanyak dua hingga empat kali setahun. Laktasi yang cenderung

    untuk tidak terganggu dan dapat digunakan oleh wanita > 35 tahun. 2,5

    Kerugian

    Kerugian yang ditimbulkan adalah gangguan haid berupa siklus

    haid yang memendek atau memanjang, perdarahan yang banyak atau

    sedikit, perdarahan yang tidak teratyr atau perdarahan bercak yang

    biasanya dirasakan pada bulan pertama penyuntikan serta amenore

    yang timbul pada kebanyakan wanita setelah satu atau dua tahun

    setelah penyuntikan. Keadaan anovulasi yang berlangsung lama

    sesudah pemakaiannya dihentikan. Berat badan bertambah, sakit

    kepala. Pada sistem kardiovaskuler efeknya sangat sedikit, mungkin

    ada sedikit peninggian dari kadar insulin dan penurunan HDL-

    kolesterol. 2,5,8

    Waktu Pemberian

    a. Pasca persalinan1). Hari ke 3-5 post partum atau setelah 6 minggu post partum

    dan sebelum berkumpul dengan suami.

    2). Tepat pada jadwal suntikan berikutnya.

    b. Pasca Abortus

    1). Segera setelah dilakukan kuretase atau sebelum 14 hari.

    2). Jadwal waktu suntikan yang diperhitungkan.

    c. Interval

    1). Hari kelima menstruasi

    2). Jadwal waktu suntikan diperhitungkan.

  • 7/22/2019 PRATIWI ILYAS Kontrasepsi Hormonal

    16/21

    3. Kontrasepsi implant

    Kerepotan untuk datang ke klinik dan ketergantungan pada

    suntikan dapat diatasi dengan inplant subdermal long acting (3-5

    tahun). Sistem Norplant, yang memberikan progestin levonorgestrel

    dalam sebuah wadah silastik yang ditanamkan intradermal.2,3

    Norplant I berisi 6 kapsul silastik (polydimethyl silaxone)

    masing-masing berisi 36 mg. Levonorgestrol suatu sintetik progestin

    dalam bentuk kristal kering dimana ujung-ujungnya ditutup dengan

    silastic medical grade adhesive dengan diameter 2,4 mm dan panjang

    3,4 cm. Melepaskan 85 g per hari selama 3 bulan, 50 g tiap hari

    sampai 18 bulan dan setelah itu sampai tingkat akhir 30 g. Implant ini

    efektif untuk 5 tahun. 3,8

    Norplant II memiliki 2 tangkai mengandung masing-masing 70

    mg levonorgestrel. Tiap tangkai melepaskan 50 g hormon tiap hari

    dan memberikan proteksi untuk 3 sampai 5 tahun. 3,8

    Indikasi 8

    Wanita yang sudah punya anak dan tidak ingin hamil dalam waktu 5

    tahun atau tidak ingin anak lagi tetapi tidak mau mengalami prosesimplantasi.

    Tidak cocok dengan estrogen dan AKDR.

    Kontraindikasi 8

    Hamil atau diduga hamil

    Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya

    Kanker payudara, jenis kanker lain yang ada kaitannya dengan

    ketergantungan hormon

    Penyakit hati akut

    Gangguan tromboemboli atau thrombophlebitis

    Penyakit jantung koroner atau gangguan serebrovaskuler

    Diabetes melitus

    Mekanisme Kerja

  • 7/22/2019 PRATIWI ILYAS Kontrasepsi Hormonal

    17/21

    1. Menekan ovulasi

    2. Membuat lendir serviks menjadi kental

    3. Menekan perkembangan siklik endometrium sehingga mengganggu

    proses implantasi 1,8,11

    Efek Samping

    Efek samping utama dari kontrasepsi progestin adalah gangguan siklus

    haid berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak, dan

    amenorea. Nyeri kepala terutama disertai pandangan kabur, nyeri

    perut bagian bawah/nyeri panggul, Norplant hilang, nyeri payudara,

    ikterus, thrombophlebitis, thromboemboli, gangguan libido, depresi,

    perubahan berat badan, mual, pusing, dan gelisah.1,8

    Implanon implanon adalah jenis kontrasepsi susuk tidak terdegradasi

    yang terdiri dari simpai kopolimer etilen-viniasetat (EVA) sebagai

    pembawa substansi aktif senyawa progestin 3-keto-dogestrel (3-keto-

    DSG). Bentuknya batang putih lentur dengan panjang 40 mm dan

    diameter 2 mm dalam suatu jarum yang terpasang pada inserter

    khusus berbentuk semprit sekali pakai dalam kemasan steril kantong

    aluminium.11

    Implanon memiliki keuntungan dengan menggunakan satu tangkaiberisi 67 mg desogestrel. Impalnon hanya menggunakan implant

    progesteron. Dan mengeluarkan 30 g per hari dan implant tetap

    efektif sampai 3 tahun.3,4

    Indikasi

    Sebagai kontrasepsi jangka panjang untuk menjarangkan / dan / atau

    mengakhiri kesuburan selama laktasi, serta bila penggunaan estrogen

    merupakan kontraindikasi.11

    Kontraindikasi Relatif

    Diduga atau diketahui hamil, tromboemboli aktif, perdarahan vagina

    tanpa sebab jelas, penyakit hati akut, tumor jinak atau ganas, dan

    dugaan menderita kanker payudara.11

    Mekanisme Kerja

  • 7/22/2019 PRATIWI ILYAS Kontrasepsi Hormonal

    18/21

    Implanon menghalang ovulasi, dinding endometrium menipis maka

    menyukarkan penempelan embrio. Mukus di kawasan serviks juga

    menebal menyukarkan sperma untuk berenang ke kawasan uterus. 10

    Efek Samping

    Terutama berupa gangguan siklus haid, yaitu perdarahan tak teratur

    dan amenore. Aliran haid menjadi sedikit dan sakit ketika haid

    berkurang. Menyebabkan kitaran yang tidak tetap atau tidak datang

    haid bagi beberapa bulan. Semua peringatan, efek samping, dan

    perhatian khusus yang berlaku untuk metode kontrasepasi yang hanya

    mengandung progesterone juga berlaku untuk Inplanon.10,11

    4. ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM ( AKDR / IUD )

    AKDR adalah alat yang terbuat dari polietilen dengan atau tanpa

    metal / steroid dan ditempatkan dalam rongga rahim.8

    Dimasa lampau AKDR dibuat dalam berbagai bentuk dan bahan

    berbeda-beda, saat ini AKDR yang tersedia di seluruh dunia hanya 3

    tipe saja :

    1. Inert, dibuat dari plastik (Lipppes Loop) atau baja anti karat (The

    Chinese Ring)

    2. Mengandung tembaga, CuT 380 A, CuT 200 C, Multiload ( ML Cu 250

    dan 375 ) dan Nova T

    3. Mengandung hormon steroid : seperti progesteron dan

    levonorgetrel.8

    Salah satu AKDR yang saat ini beredar adalah yang berbentuk T,

    yang mengandung progesteron atau levanorgestrel, AKDR yang

    mengandung 38 mg progesteron akan melepaskan 65 mg

    prgesteron dan disimpan dalam endometrium. Kadar yang dikeluarkan

    tersebut terlalu rendah sehingga tidak memiliki efek sistemik, dan

    fungsi ovarium pun tidak terpengaruh sama sekali.

    Mekanisme kerja untuk AKDR yang mengandung hormon progesteron :

  • 7/22/2019 PRATIWI ILYAS Kontrasepsi Hormonal

    19/21

    1. Gangguan proses pematangan proliferasi-sekretoris sehingga

    timbul penekanan terhadap endometrium dan terganggunya proses

    implantasi ( endometrium tetap dalam fase proliferasi )

    2. Lendir serviks lebih kental / tebal karena pengaruh progestin.

    3. Menekan ovulasi 4,8,16

    Preparat levonogestrel (Mirena). Preparat ini melepaskan

    levonogestrel ke dalam uterus secara relatif 20 g per hari, dimana

    menurunkan efek sistemik dari progestin. Terbuat dari T-shaped

    struktur polyethylene memiliki batang yang dibungkus dengan silinder

    polydimetilsiloxane / levonogestrel campuran untuk mengatur

    kecepatan pelepasan hormon. Dan dimasukkan seperti AKDR

    normal. 4,5

    Indikasi 8

    Menyukai metode kontrasepsi yang efektif, berjangka panjang,

    tetapi belum menerima metode permanen saat ini.

    Menyukai metode praktis (tidak perlu metode barrier atau menelan

    pil setiap hari).

    Punya anak satu atau lebih

    Sedang menyusui dan ingin memakai kontrasepsi Wanita perokok berat (? 15 batang rokok sehari), umur 35 tahun

    Berisiko rendah mendapat PMS

    Kontra Indikasi 8

    Dugaan hamil

    Sedang atau sering terkena infeksi panggul (gonorea, chlamidia)

    atau servisitis dengan cairan mukopurulen

    Menderita keputihan berbau dari saluran serviks/gonorea atau

    servitis chlamedia.

    Perdarahan vagina yang tidak diketahui sebabnya

    Kembalinya kesuburan dengan cepat setelah pencabutan AKDR

    adalah keuntungan dari AKDR, selain itu AKDR efektif sampai 3 tahun.

  • 7/22/2019 PRATIWI ILYAS Kontrasepsi Hormonal

    20/21

    Angka kegagalan pengguan Mirena 0,1 % dmana lebih rendah

    dibandingkan CuT 380 A.4,5

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Wiknjosastro Hanifa, Bari Saifuddin Abdul, Rachinhadhi Trijatmo,

    editor. Kontrasepsi Hormonal. In: Ilmu Kandungan. Edisi Kedua.

    Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirodihardjo; 2007. Hal 543

    556.

    2. Contraception, Chapter 32. William Obstetrics. 22th ed. Cunningham :

    McGraw-Hill Companies. 2007

    3. VG Padubidri, Ela Anand. Birth Control. In: Prep Manual For

    Undergraduates Gynecology. New Delhi: Elsevier: 2005.

    4. Hanretty Kevin P. Contraception. In: Obstetrics Illustrared. 6th ed.

    Glasgow. 2003.

    5. Baziad Ali. Kontrasepsi Hormonal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

    Sarwono Prawirodihardjo; 2002.

    6.

    7. Pil KB dan Cara Kerjanya. [cited 2008 Mar 12]; 3 screens. Available

    in http://www.medicastore.com/oc/pilkbplus.htm8. Manoe IMS Murah, Rauf Syahrul, Usmany Hendrie, editor. Kesehatan

    Reproduksi Wanita. In: Pedoman Diagnosis Dan Terapi Obstetri Dan

    Ginekologi. Ujung Pandang: Bagian SMF Obstetri Dan Ginekologi FKUH:

    1999.

    9. Hormon Implants. [cited 2008 Feb 28]; 2 screens. Available in

    http://www.wramc.army.mil/Patients/diseases/wh/c6/Pages/s6.aspx

    10. Perancangan Keluarga. [cited 2008 Mar 2008]; 8 screens. Available

    in http://www.metromaternity.com/contraceptive-m.html

    11. Mansjoer Arif, dkk, editor. Kontrasepsi. In: Kapita Selekta

    Kedokteran Jilid 1. 3rd ed. Jakarta. Media Aesculapius FKUI. 2001.

    12. After Morning Pill Populer di Barat. [Online] 2002 Sep 10 [cited

    2008 Apr 1]; 1 screen Available in

  • 7/22/2019 PRATIWI ILYAS Kontrasepsi Hormonal

    21/21

    www.pdpersi.co.id/images/news/content/morning.jpg

    13. Bird control. [cited 2008 Mar 12]; 6 screens. Available in

    birthcontrolbuzz.com/uploads/file-398_md.jpg

    14. Image. [cited 2008 Apr 1]; 1 screen; Available in

    http://www.profamilia.org.co//200501211403100.02.jpg

    15. Contaception (medical methods). [Online] 2008 Feb 16;[cited 2008

    Mar 12];14 screens.Available in

    http://en.citizendium.org/wiki/Contraception

    16. Contraception. [Online] 2008; [cited 2008 Mar 12]. Available in:

    http://www.about.com/contraception/ss/watersex_6.htm

    1. Winkjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi T, editor. 2007. Ilmu

    Kandungan (edisi ke-9). Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,

    Jakarta, hal 915-924.

    2. Hartono H. editor 1996. Apa Yang Anda Harus Ketahui Tentang Alat

    Kontrasepsi. BKKBN, Jakarta.

    3. Latif, Omnia F Samra, MD. 2011. Contraception. (Online). (

    http://emedicine.medscape.com/article/258507-overview , diakses 22Februari 2011).

    http://emedicine.medscape.com/article/258507-overviewhttp://emedicine.medscape.com/article/258507-overview