LEMBAR KERJA PRAKTIKUM BIOLOGI GANJIL 2015-2016 (Repaired).docx
Praktikum v1ii (Repaired)
-
Upload
niluh-komang-tri-andyani -
Category
Documents
-
view
46 -
download
1
description
Transcript of Praktikum v1ii (Repaired)
LAPORAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA II (KLINIK)
PEMERIKSAAN TERHADAP AKTIVITAS ENZIM
NAMA
NIM
KELAS/KELOMPOK
NAMA DOSEN
:
:
:
:
:
NILUH KOMANG TRI ANDYANI
08121006078
GENAP(B)/III
Dr. BUDI UNTARI, M.Si., Apt.
Dr. rer.nat. MARDIANTO, M.Si., Apt.
LABORATORIUM BIOKIMIA
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014
PRAKTIKUM BIOKIMIA II (KLINIK)
PEMERIKSAAN TERHADAP AKTIVITAS ENZIM
I. TUJUAN
Mahasiswa mampu memahami prinsip pemeriksaan terhadap aktivitas
enzim sebagai salah satu muatan kompetensi dalam bidang keahlian biokimia
klinik.
II. PRINSIP KERJA
Melihat kerja enzim amilase dalam memecah amilum.
III. TINJAUAN PUSTAKA
Enzim diartikan sebagai substansi yang dihasilkan oleh sel-sel hidup
dan berperan sebagai katalisator pada reaksi kimia yang berlangsung dalam
organisme. Enzim sangat aktif dalam banyak hal, hanya beberapa molekul
enzim saja yang diperlukan untuk mengkatalis sejumlah substrat. Hal ini
dimungkinkan karena protein enzim dapat dipakai berulang-ulang. Molekul
enzim berikatan dengan substrat dalam waktu singkat, mengubahnya menjadi
produk, melepaskan produk dan setelah bebas dapat dipakai untuk mengikat
molekul substrat lainnya (Mongomeri,1993).
Suatu enzim menpunyai ukuran yang lebih besar dari pada substrat.
Oleh karena itu, tidak seluruh bagian enzim dapat berhubungan dengan
substrat. Hubungan antara subatrat dan enzim hanya terjadi pada tempat atau
bagian tertentu saja. Tempat atau bagian enzim yang mengadakan hubungan
atau kontak dengan substrat disebut bagian aktif (active site). Hubungan atau
kontak antara enzim dengan substrat akan menghasilkan kompleks enzim-
substrat. Kompleks ini merupakan kompleks aktif, yang bersifat sementara
dan akan terurai lagi apabila reaksi yang diinginkan telah terjadi
(Poedjiadi,1994).
Enzim dalam tubuh sangat banyak dan beragam, dan pula aktivitas
optimum tiap enzim memiliki keadaan yang berbeda. Contoh salah satu enzim
dalam tubuh manusia meliputi : enzim amilase. Enzim amilase dari malt
merupakan salah satu contoh jenis enzim yang dihasilkan dari tanaman dan
juga dihasilkan dari mamalia. Enzim ini dapat dihasilkan dari ludah dan
pankreas. Sumber enzim amilase yang paling potensial adalah dari
mikroorganisme dan telah banyak digunakan dalam bidang industri
(Maggy,1990).
Enzim amilase yang berasal dari bakteri (bacterial amilase)
merupakan endoenzim yang memotong ikatan 1,4 amilosa dan amilopektin
dengan cepat pada larutan pati kental yang telah mengalami gelatinasi. Proses
ini juga dikenal dengan proses likuifikasi pati. Produk akhir yang dihasilkan
dari aktivitasnya adalah dekstrin beserta sejumlah kecil glukosa dan maltosa.
Enzim amilase dapat diperoleh dari Bacillus licheniformis dan Bacillus
subtilis yang telah luas digunakan dalam proses hidrolisis (likuifikasi) secara
komersial oleh karena ketahanannya terhadap panas hingga 90°C bahkan ada
yang mencapai 100°C (Arbianto,1996).
Selain dari bakteri, enzim amilase juga didapatkan dari kapang (fungal
amilase) dapat diperoleh dari Aspergillus niger dan Aspergillus oryzac. Enzim
ini sangat berbeda dari Bacterial amilase di atas karena jenis ini memiliki suhu
deaktivasi yang rendah, Aksi sakarifikasi yang tinggi serta nilai pH optimum
yang rendah (pH 4 – 5). Enzim ini banyak digunakan dalam industri roti serta
industri sirup maltosa dimana pH rendah dibutuhkan untuk mendegradasi pati
(Maggy,1990).
Enzim atau biokatalisator adalah katalisator organik yang dihasilkan
oleh sel.Enzim sangat penting dalam kehidupan, karena semua reaksi
metabolisme dikatalis oleh enzim. Jika tidak ada enzim, atau aktivitas enzim
terganggu maka reaksi metabolisme sel akan terhambat hingga pertumbuhan
sel juga terganggu.Reaksi-reaksi enzimatik dibutuhkan agar bakteri dapat
memperoleh makanan/ nutrient dalam keadaan terlarut yang dapat diserap ke
dalam sel, memperoleh energi Kimia yang digunakan untuk biosintesis,
perkembangbiakan, pergerakan, dan lain-lain. Pada Enzim amilase dapat
memecah ikatan pada amilum hingga terbentuk maltosa.Ada tiga macam
enzim amilase, yaitu α amilase, β amilase dan γ amilase. Yang terdapat dalam
saliva (ludah) dan pankreas adalah α amilase. Enzim ini memecah ikatan 1-4
yang terdapat dalam amilum dan disebut endo amilase sebab enzim ini bagian
dalam atau bagian tengah molekul amilum (Poedjiadi, 2006).
IV. ALAT DAN BAHAN
ALAT :
1. Gelas ukur
2. Pipet tetes
3. Rak tabung reaksi
4. Timbangan analitik
5. Tabung reaksi
BAHAN :
1. Aquadest
2. Larutan I 2
3. Larutan NaCl 0,1%
4. Larutan NaCl 1%
5. Larutan HCl 1N
6. Larutan amilum 1%
7. Larutan amilum 0,5%
8. Nasi putih
9. Saliva
V. CARA KERJA
a. Dengan HCl 1N
b. Dengan akuadest
3 mL amilum 0,5% dan 1%
Masing-masing 1mL HCl 1N
Ditambahkan
1 tetes larutan iodium
Ditambah
Ditambah
1 mL air liur
diinkubasi
Pada suhu 37°C selama 15 menit
Amati
Reaksi yang terjadi
3 mL amilum 0,5% dan 1%
Masing-masing 1mL akuadest
Ditambahkan
1 tetes larutan iodium
Ditambah
Ditambah
1 mL air liur
diinkubasi
Pada suhu 37°C selama 15 menit
Amati
c. Dengan NaCl 0,1% dan 1%
d. Reaksi dengan nasi putih
Reaksi yang terjadi
3 mL amilum 0,5%
1 mL NaCl 0,1%
Ditambahkan
1 tetes larutan iodium
Ditambah
Ditambah
1 mL air liur
diinkubasi
Pada suhu 37°C selama 15 menit
Amati
Reaksi yang terjadi
3 mL amilum 1%
1 mL NaCl 1%
Nasi putih
Sebanyak 33x
Dikunyah
Akuadest ±3 mL
Diencerkan dengan
Ditetesi
1 tetes Larutan iodium
Digerus
Sampai halus
VI. DATA HASIL PENGAMATAN
NO. SENYAWA REAGEN HASIL REAKSI
amati
Perbedaan kedua larutan tersebut
1. Amilum 0,5% 1mL HCl + 1 tetes larutan
iodium + 1mL saliva
Endapan biru kehitaman banyak dengan
filtrat kuning keruh
2. Amilum 1% Endapan biru kehitaman sedikit dengan
filtrat kuning muda jernih
3. Amilum 0,5% 1mL Akuadest + 1 tetes
larutan iodium + 1mL
saliva
Endapan biru kehitaman sedikit, filtrat
kuning keruh
4. Amilum 1% Endapan biru kehitaman banyak, filtrat
kuning jernih
5. Amilum 0,5% 1mL larutan NaCl 0,1%
1mL larutan NaCl 1%
+ 1 tetes lart Iodium + 1mL
saliva
Endapan biru kehitaman sedikit dengan
filtrat lebih keruh
6. Amilum 1% Endapan biru kehitaman banyak dengan
filtrat lebih jernih
7. Nasi dikunyah 3mL akuadest + 1 tetes
larutan iodium
Warna larutan ungu muda
8. Nasi digerus Warna ungu gekap bergerombol pada nasi
gerusan
VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini praktikan melakukan uji pemeriksaan
terhadap aktivitas enzim ptyalin dengan sampel larutan amilum 0,5%
dan larutan amilum 1% yang masing-masing dilarutkan dalam larutan
HCl 1N, NaCl 0,1% dan NaCl 1%. Selain itu, dilakukan uji aktivitas
enzim terhadap enzim amilase pada air ludah/ saliva dengan sampel
nasi yang dikunyah sebanyak 33 kali kunyahan dan nasi yang digerus/
dihaluskan. Dapat dikatakan bahwa enzim merupakan makromolekul
dari protein yang menurunkan energi aktivasi sehingga mempercepat
reaksi. Enzim bereaksi spesifik dengan substrat tertentu.
Pada pengujian dibagi dalam 3 tabung reaksi dengan sampel
amilum 0,5% dengan ketiga tabung reaksi ditetesi larutan iodium dan
diberikan 1 mL air liur kemudian masing-masing tabung reaksi
dilarutkan dalam larutan HCl, larutan NaCl, dan Aquadest. Sedangkan
pada pengujian dibagi dalam 3 tabung reaksi dengan sampel amilum
1% dengan ketiga tabung reaksi ditetesi larutan iodium dan diberikan 1
mL air liur kemudian masing-masing tabung reaksi dilarutkan dalam
larutan HCl, larutan NaCl, dan Aquadest.
Pada pengujian aktivitas enzim dengan sampel nasi putih
menggunakan dua tabung reaksi. Pada tabung reaksi 1 nasi yang
dikunyah sebanyak 33 kali kunyahan didalam mulut dan pada tabung
reaksi 2 nasi digerus dengan mortar dan stamper kemudian masing-
masing tabung reaksi yang berisi sampel dilarutkan dalam aquadest
dan ditetesi dengan larutan iodium.
Adapun uji pemriksaan enzim ptyalin dengan akuadest, enzim
ptyalin harusnya bekerja normal dikarenakan akuadest bersifat netral.
Tapi dalam kenyataannya, enzim amilase yang memecah amilum pada
larutan amilum berbagai konsentrasi tidak dipecah oleh enzim ini.
Masih terdapat warna biru dalam larutan walau pun sudah ditunggu
selama 20 menit. Warna biru tersebut dihasilkan dari adanya amilum
yang bereaksi dengan iodium. Jika amilum telah dipecah oleh enzim
ptyalin (yang terdapat dalam saliva) larutan akan berubah menjadi
jernih tanpa adanya noda biru gelap.
Dalam gambar di atas, dapat terlihat oleh praktikan bahwa enzim
amilase tidak bekerja sama sekali pada tiap larutan pelarutnya. Hal ini
mungkin dapat disebabkan karena tabung reaksi yang berisi larutan
tidak diinkubasi pada suhu 37°C. Sementara kita tahu bahwa suhu dapat
mempengaruhi aktivitas kerja enzim. Suhu 37°C adalah suhu tubuh
dimana enzim amilase bekerja optimal, sedangkan pada tabung reaksi
hanya mencapai suhu ruang antara 25-30°C, hal inilah yang
menyebabkan tidak terjadi pemecahan amilum dalam pelarut akuadest.
Saat dilakuakn pengujian dengan larutan HCl 1N tidak terjadi
perubahan warna, hasil reaksi menunjukan terdapat endapan biru
kehitaman, hal ini terjadi amilum yang bereaksi dengan larutan
iodium, dalam larutan ber-pH netral enzim ptyalin/ amilose dalam air
ludah akan memecah larutan amilum, dan nantinya setelah reaksi akan
menghasilkan warna larutan yang benar-benar jernih. Tetapi karena
kerja enzim dipengaruhi oleh pH dan pH optimum enzim amilase
bekerja antara rentan pH 5,0 - 8,0, maka larutan dengan pelarut HCl
1N berada dalam pH 5,0 sehinga enzim amilase tidak bekerja secara
maksimal dan pemecahan amilumnya berlangsung lambat. Namun,
dalam praktikum ini praktikan tidak mengukur pH larutan tersebut
sehingga tidak dapat memastikan berapa nilai keasaman larutan
campuran.
Warna larutan biru (amilum + larutan iodium)
Dalam gambar di atas terlihat bahwa ada larutan yang banyak
mempunyai warna biru dan satunya lagi lebih sedikit dibanding larutan
lain, hal ini disebabkan karena perbedaan konsentrasi amilum.
Pada pemeriksaan enzim dengan larutan NaCl merupakan cairan
fisiologis tubuh yang bersifat netral. Seharusnya warna larutan amilum
yang dihasilkan praktikan berubah menjadi warna jernih. Namun, dalam
perlakuannya, warna larutan campuran tidak berubah menjadi warna
jernih. Hal ini mungkin disebabkan karena pengaruh suhu, suhu kerja
enzim tidak optimum seperti yang telah dijabarkan diatas.
VIII. KESIMPULAN
1. Aktivitas enzim amilase dapat dipengaruhi oleh pH dan suhu.
2. Akuadest adalah pelarut ber-pH netral dengan kerja enzim amilase
optimum.
Warna larutan biru (amilum + larutan iodium)
3. HCl berupa pelarut yang dapat memberi suasana asam dalam larutan
campurannya, pH yang asam akan membuat kerja enzim amilase tidak
maksimum.
4. NaCl berupa pH fisiologis tubuh sehingga dapat mendukung kerja enzim
amilase dalam memecah amilum.
5. Enzim ptyalin (alpha amilase) yang ada dalam saliva/ air ludah dapat
memecah amilum menjadi amilidextrin, eritrodextrin, dan achrodextrin
seta maltosa, yang menyebabkan warna larutan biru berubah menjadi
jernih.
6. Dari hasil pengamatan praktikum dan data yang didapat tak ada aktivitas
enzim amylase yang dapat memecah amilum.
DAFTAR PUSTAKA
Mongomeri, Rex. 1993. Biokimia Jilid I. Universitas Gajah Mada;
Jakarta
Purwo Arbianto, 1996. Biokimia Konsep-Konsep Dasar.
DEPDIKBUD
Poejadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI- Press.
Thenawijaya Maggy, 1990. Dasar-Dasar Biokimia Jilid Satu.
Erlangga; Jakarta
LAMPIRAN
Larutan amilum 1% Larutan 0,5% Perubahan warna saat ditetesi larutan iodium
Berwarna biru kehitaman saat didiamkan beberapa
saat setelah ditetesi larutan iodium
Perubahan warna saat ditetesi dengan aquadest
Hasil reaksi. Kiri: larutan amilum 0,5% dan kanan: larutan amilum
1%
Hasil reaksi.Kiri (label oranges): larutan
amilum 0,5% dengan masing-masing dilarutkan dalam HCl,
Aquadest, dan NaClKanan (label hijau): larutan amilum 1% dengan masing-
masing dilarutkan dalam HCl, Aquadest, dan NaCl
(label oranges): larutan amilum 0,5% dengan
masing-masing dilarutkan dalam HCl, Aquadest, dan NaCl
(label hijau): larutan amilum
1% dengan masing-masing
dilarutkan dalam HCl, Aquadest,
dan NaCl
Hasil reaksi.Kiri: nasi yang dikunyahKanan: nasi yang digerus
Hasil reaksi.Kiri: nasi yang dikunyahKanan: nasi yang digerus