praktikum morfologi tumbuhan
-
Upload
al-kimia-esencias-florales -
Category
Science
-
view
2.093 -
download
0
Transcript of praktikum morfologi tumbuhan
LAPORAN PRAKTIKUM IBAGIAN-BAGIAN DAUN (FOLIUM)
Oleh
Evitia Yuliani (13 222 039)
Dosen Pembimbing
Riri Novita S MSi
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIFAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAHPALEMBANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari daun yang melekat pada batang tumbuhan
sering dijumpai oleh manusia Pada kenyataannya daun yang melekat tersebut
memiliki perbedaan antara tumbuhan yang satu dengan tumbuhan yang
lainnya Perbedaan yang ada tersebut baik berdasarkan bentuk ukuran
maupun ketebalan yang dimiliki oleh setiap tumbuhan dan akan menjadi ciri
khas yang dimiliki oleh tumbuhan tersebut Daun (folium) merupakan suatu
bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai
sejumlah besar daun
Daun merupakan bagian dari tumbuh-tumbuhan yang mempunyai fungsi
dan peran penting untuk melangsungkan kelangsungan hidup tumbuh-
tumbuhan itu sendiri Ciri khas dari daun pada umumnya berwarna hijau
bentuk dari daun bagian besar adalah melebar Daun juga mempunyai bagian-
bagian yang berperan penting untuk membantu proses pertumbuhan pada
tumbuhan setelah dipelajari dan dipahami secara mendalam maka manusia
akan menyadari betapa pentingnya daun pada tumbuhan
Daun telah banyak membantu manusia dalam menjalani kehidupan salah
satu kegiatan manusia yang selalu berlangsung dan tidak akan pernah berhenti
selama manusia tersebut hidup adalah kegiatan bernafas Dalam memenuhi
aktivitas tersebut manusia membutuhkan oksigen (O2) yang hanya bisa
dihasilkan oleh daun melalui mekanisme fotosintesis yang kemudian akan
menghasilkan oksigen dengan bantuan sinar matahari (Sativa 2012)
Daun merupakan bagian tumbuhan yang biasa disebut dengan dapurnya
tumbuhan Daun hanya terdapat dan melekat pada bagian batang dan tidak
pernah dijumpai pada bagian-bagian lain dari tumbuhan Meskipun daun
mempunyai fungsi yang berguna bagi manusia akan tetapi masa hidup daun
cenderung singkat dan akan digantikan dengan daun-daun yang baru Daun
yang semulanya berwarna hijau karena mengandung klorofil (zat hijau daun)
akan berubah warna menjadi kuning serta akan mengalami pembusukkan
hingga berwarna coklat bahkan menghitam (Hidayat 1995)
Adapun bentuk daun yang kebanyakan mempunyai ketebalan yang tipis
melebar ditambah dengan berwarna hijau serta menghadap ke atas karena
telah sesuai dengan fungsi-fungsi daun tersebut Daun dapat dikatakan
lengkap apabila telah memiliki bagian-bagian seperti pelepah (vagina)
tangkai (petiolus) dan helaian (lamina) Akan tetapi kebanyakan dari manusia
tidak mengetahui letak atau tempat dari pelepah (vagina) tangkai (petiolus)
dan helaian (lamina)
Selain itu tidak semua daun mempunyai bagian yang lengkap tersebut
Ada beberapa tumbuhan yang hanya mempunyai daun berupa tangkai dan
helaian juga ada beberapa tumbuhan yang mempunyai daun berupa bagian
tangkai Sebagai contoh daun yang biasa dilihat dan dimanfaatkan oleh
manusia adalah daun bambu daun jagung serta daun talaskeladi Beberapa
contoh dari daun tersebut mempunyai bagian-bagian daun yang mempunyai
kelengkapan serta tidak lengkap
Meskipun telah dipahami mengenai kelengkapan bagian-bagian daun
tersebut yang menyangkut dengan helaian tangkai serta pelepah Bagian-
bagian daun lain yang akan menjadi ciri tumbuhan seperti bentuk daun bentuk
apeks serta pangkal daun ditambah pertulangan daun dan tepi daun tidak dapat
dipahamai serta diketahui tanpa adanya pengamatan secara langsung Akibat
banyaknya jenis daun yang perlu dipelajari bagaimana bentuk dan
pembagiannya Namun dalam penentuan jenis-jenis daun tumbuhan tidaklah
mudah seringkali terjadi kekeliruan Sehingga teori perlu didukung dengan
adanya praktikum
B Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)
adalah sebagai berikut
1 Mengenal dan membedakan bagian-bagian daun dengan bagian-bagian
tumbuhan lainnya
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A Daun dan Fungsinya
Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada
umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun Alat ini hanya
terdapat pada batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian lain pada
tubuh tumbuhan Bagian-bagian batang tempat duduknya atau melekatnya
daun dinamakan buku-buku (nodus) batang dan tempat di atas daun yang
merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla)
(Tjitrosoepomo 2001)
Biasanya ada hubungan antara anatomi buku dan stipula pada dikotil
atau pelepah pada monokotil Kebanyakan tumbuhan yang memiliki buku
(nodus) trilakuna juga memiliki stipula sedangkan yang bukunya bersifat
multilakuna memiliki dasar daun berupa pelepah Pertumbuhan awal pada
daun biasanya dibagi menjadi pertumbuhan apikal dan marginal Pertumbuhan
apikal terjadi di ujung oleh sel pemula apikal dan mengakibatkan primordium
menjadi lebih tinggi Pertumbuhan marginal diakibatkan oleh pemula
marginal dan menghasilkan pelebaran lateral membentuk kedua panel helai
daun (Hidayat 1995)
Daun pada ranting tersusun secara tetap bagi suatu spesies tertentu
Setiap daun letaknya agak berjauhan dari yang di dekatnya Jika pada buku
hanya terdapat satu daun maka daun-daun itu tersusun berseling Jika ada dua
daun pada buku yang sama secara berhadap-hadapan maka disebut
berhadapan atau selentang Pada sejumlah kecil tumbuhan lebih dari dua daun
tersusun pada satu buku maka kedudukan daun itu terpusat atau berkarang
Susunan seperti itu dijumpai pada batang tumbuhan herba (Tjitrosomo 1983)
Daun adalah organ fotosintesis utama pada sebagian besar tumbuhan
meskipun batang yang bewarna hijau juga melakukan fotosintesis Daun
merupakan salah satu bagian penting dari tanaman karena memiliki klorofil
yaitu proses pembentukan tanaman (Sativa 2012)
Daun sesungguhnya adalah cabang atau ranting yang mengalami
modifikasi Pada tumbuhan tingkat tinggi daun merupakan tempat penting
untuk fotosintesis Daun merupakan salah satu organ pokok pada tumbuhan
Daun berbentuk pipih melebar dan pada umumnya berwarna hijau karena
mengandung kloroplas di dalam sel-selnya Daun terdapat di bagian atas
tumbuhan dan melekat pada batang (Rianawaty 2011)
Perbedaan antara batang dan daun yaitu batang mempunyai
pertumbuhan yang tidak terbatas sedangkan daun mempunyai pertumbuhan
yang terbatas yang segera berhenti tumbuh berfungsi untuk beberapa musim
dan kemudian akan gugur Helaian daun ditopang oleh rangka daun yang
disusun oleh tulang daun Tulang daun mengandung jaring-jaring pembuluh
xylem dan floem yang menyalurkan air ke daun dan hasil-hasil fotosintesis dari
daun (Tjitrosomo 1983)
Daun biasanya tipis dan melebar kaya akan suatu zat warna hijau yang
dinamakan klorofil oleh karena itu daun biasanya berwarna hijau dan
menyebabkan tumbuhan atau daerah-daerah yang ditempati tumbuhan-
tumbuhan nampak hijau pula Bagian tumbuhan ini mempunyai umur yang
terbatas akhirnya akan runtuh dan meninggalkan bekas pada batang Pada
waktu akan runtuh warna daun berubah menjadi kekuning-kuningan dan
akhirnya menjadi perang (Tjitrosoepomo 2001)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) bentuk daun yang tipis melebar warna
hijau dan duduknya pada batang yang menghadap ke atas itu memang sudah
selaras dengan fungsi daun bagi tumbuh-tumbuhan yaitu sebagai alat untuk
1 Pengambilan zat-zat makanan (reasorbsi) terutama yang berupa zat gas (
CO2)
2 Pengolahan zat-zat makanan (asimilasi)
3 Penguapan air (transpirasi)
4 Pernafasan (respirasi)
Tumbuhan mengambil zat-zat makanan dari lingkungannya dan zat yang
diambil (diserap) tadi adalah zat-zat yang bersifat anorganik Air beserta
garam-garam diambil dari tanah oleh akar tumbuhan sedang gas asam arang (
CO2) yang merupakan zat makanan pula bagi tumbuhan diambil dari udara
melalui celah-celah halus yang disebut mulut daun (stomata)
Pengolahan zat anorganik menjadi zat organik dilakukan oleh daun
(sesungguhnya zat hijau daun atau klorofilnya) dengan bantuan sinar matahari
Pekerjaan ini disebut asimilasi jadi daun dapat disamakan dengan dapur bagi
tumbuhan Setiap benda yang basah di dalam ruang yang belum jenuh dengan
uap air akan menguapkan air ke dalam ruang tadi Peristiwa ini merupakan
suatu peristiwa yang ada di dalam alam terkenal sebagai peristiwa difusi yang
bertujuan untuk meniadakan perbedaan konsentrasi kandungan akan air antara
ruangan benda dengan benda yang basah itu (Tjitrosoepomo 2001)
Penguapan itu akan berjalan terus sampai konsentrasi atau kadar air
dalam ruangan tempat benda itu sama dengan kadar air dalam benda atau
udara dalam ruangan tadi tidak sanggup lagi menerima tambahan uap air
dengan lain perkataan udara dalam ruangan tadi telah jenuh dengan uap air
Penguapan air melalui daun menyebabkan air yang diserap oleh akar dari
tanah itu di dalam tubuh tumbuhan bergerak mengalir dari bawah ke atas
Adapun yang dimaksud dengan penetesan air atau gutasi adalah keluarnya air
dalam bentuk tetes-tetes (Tjitrosoepomo 2001)
B Bagian-bagian Daun
Struktur jaringan pembuluh dalam tangkai dan tulang daun utama
biasanya mirip dengan dalam batang Istilah bagi seluruh daun pada tanaman
adalah phyllom Namun dikenal juga istilah daun hijau katafil hiposofil
kotiledon (keping biji) profil dll Daun pertama pada cabang lateral disebut
prophyll Pada monokotil hanya ada satu helai prophyll pada dikotil ada dua
helai Hiposofil berupa berbagai jenis brakte yang mengiringi bunga dan
berfungsi sebagai pelindung (Hidayat 1995)
Menurut Rianawaty (2011) dari segi morfologi dan anatomi daun
merupakan organ yang sangat bervariasi Semua bentuk daun yang terdapat
pada suatu tumbuhan disebut phyllome terdiri dari
1 Daun sebagai organ fotosintetik utama pada tumbuhan
2 Katafil
a Sisik yang muncul pada tunas dan pada batang yang tumbuh di bawah
tanah
b Fungsi pelindung atau penyimpan cadangan makanan
c Contoh-contoh
1) Pada tunas mahoni
2) Pada batang bawah tanah kormus Gladiolus rimpang jahe sisik
tebal Allium
Gambar 1 Cataphyll(Rianawaty 2011)
3 Hypsophyll berbagai tipe daun pelindung bunga (braktea) yang berfungsi
sebagai pelindung Kadang hypsophyll berwarna menyala dengan fungsi
seperti mahkota bunga Merah pada saptha bunga Anthurium Ungu pink
putih oranye pada Bougenville sehingga tampak seperti bunga sedang
bunganya sendiri tidak menarik
4 Kotiledon yaitu daun pertama pada tumbuhan bisa berfungsi untuk
fotosintesis seperti pada tomat Selain itu juga sumber makanan yang
terdapat pada kacang-kacangan
Gambar 2 Cotyledons pada Tumbuhan(Rianawaty 2011)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) daun yang lengkap mempunyai bagian-
bagian berikut
1 Upih Daun atau Pelepah Daun (Vagina)
Daun yang berupih umumnya terdapat pada tumbuhan yang berbiji
tunggal (Monocotyledoneae) suku rumput (Germineae) suku empon-
empon (Zingiberaceae) pisang (Musa sapientum L) golongan palma
(Palmae) (Tjitrosoepomo 2001)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) upih daun selain merupakan
bagian daun yang melekat atau memeluk batang juga dapat mempunyai
fungsi lain
a Sebagai pelindung kuncup yang masih muda seperti dapat dilihat
pada tanaman tebu (Saccharum offinacarum L)
b Memberi kekuatan pada batang tanaman Dalam hal ini upih daun-
daun semuanya membungkus batang sehingga batang tidak tampak
bahkan yang tampak sebagai batang dari luar adalah upih-upihnya
tadi
2 Tangkai Daun (Petiolus)
Tangkai daun merupakan bagian daun yang mendukung helaiannya
dan bertugas untuk menempatkan helaian daun tadi pada posisi
sedemikian rupa Hingga dapat memperoleh cahaya matahari yang
sebanyak-banyaknya (Tjitrosoepomo 2001)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) bentuk dan ukuran tangkaian daun
amat berbeda-beda menurut jenisnya tumbuhan bahkan pada satu
tumbuhan ukuran dan bentuknya dapat berbeda-beda Umumnya tangkai
daun berbentuk silinder dengan sisi atas agak pipih dan menebal pada
pangkalnya Jika berdasarkan pada penampang melintangnya dapat
diketahui beberapa kemungkinan berikut
a Bulat dan berongga misalnya pada daun papaya (Carica papaya L)
b Pipih dan tepinya melebar (bersayap) misalnya pada jeruk (Citrus
sp)
c Bersegi
d Setengah lingkaran dan seringkali sisi atasnya beralur dangkal atau
beralur dalam seperti pada tangkai daun pisang
Daun lengkap dapat dijumpai pada beberapa macam tumbuhan misalnya
pohon pisang (Musa paradisiacal L) pohon pinang (Areca catechu L)
bambu (Bambusa sp)
Gambar 3 Bentuk Tangkai Daun(Rizal 2008)
Walaupun tangkai daun biasanya menebal pada bagian pangkalnya
ada pula tangkai daun yang menebal pada pangkal dan ujungnya
misalnya pada daun pohon kupu-kupu (Bauhinic purpurea L) Dalam
uraian mengenai susunan daun telah dikemukakan pula Bahwa tangkai
daun dapat mengalami pergantian bentuk (metamorfosis) menjadi
semacam helaian daun yang dinamakan filodia (Tjitrosoepomo 2001)
3 Helaian Daun (Lamina)
Tumbuhan satu sama lain memiliki helaian daun yang berbeda baik
mengenai bentuk ukuran maupun warnanya Sebatang pohon dapat
mempunyai hanya beberapa helaian daun saja misalnya pisang tetapi
dapat pula memiliki helaian yang banyak misalnya pohon beringin Suatu
tanaman yang memperlihatkan bentuk daun yang berbeda dalam satu
pohon dikatakan memperlihatkan sifat heterofili jika masing-masing
terdapat pada cabang yang berlainan Jika pada satu cabang terdapat kedua
macam bentuk daun tadi sifatnya disebut anisofili (Sativa 2012)
Gambar 4 Bagian Daun Lengkap(Rizal 2008)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) kebanyakan tumbuhan mempunyai daun
yang kehilangan satu atau dua bagian dari tiga bagian tersebut di atas Daun
yang demikian dinamakan daun yang tidak lengkap Mengenai susunan daun
yang tidak lengkap ada beberapa kemungkinan
1 Hanya terdiri atas tangkaian dan helaian saja lazimnya lalu disebut daun
bertangkai Susunan daun yang demikian itulah yang paling banyak
ditemukan Sebagian besar tumbuhan mempunyai daun yang demikian
tadi misalnya nangka (Artocarpus integra Merr) mangga (Manginfera
indica L)
2 Daun terdiri atas upih dan helaian daun yang demikian ini disebut daun
berupih atau daun berpelepah yang biasa terdapat pada golongan suku
rumput misalnya padi (Oryza sativa L) jagung (Zea mays)
3 Daun hanya terdiri atas helaian saja tanpa upih dan tangkaian sehingga
helaian langsung melekat atau duduk pada batang Daun yang demikian
susunannya dinamakan dengan daun duduk (sessilis) Daun yang hanya
terdiri atas helaian daun saja dapat mempunyai pangkal yang demikian
lebarnya hingga pangkal daun tadi seakan-akan melingkari batang atau
memeluk batang sehingga disebut dengan daun memeluk batang
(amplexicaulis) seperti terdapat pada tempuyung (Sonchus oleraceus L)
Bagian samping pangkal daun yang memeluk batang itu seringkali
bangunannya membulat dan disebut telinga daun
4 Daun hanya terdiri atas tangkaian saja dan dalam hal ini tangkaian tadi
biasanya lalu menjadi pipih sehingga menyerupai helaian daun jadi
merupakan suatu helaian daun semu atau palsu dinamakan filodia seperti
terdapat pada berbagai jenis pohon Acacia
Menurut Tjitrosoepomo (2001) selain bagian-bagian tersebut di atas dan
kemungkinan lengkap atau tidaknya bagian-bagian tadi daun pada suatu
tumbuhan seringkali mempunyai alat-alat tambahan atau pelengkap antara
lain berupa
1 Daun penumpu (stipula) yang biasanya berupa dua helai lembaran serupa
daun yang kecil yang terdapat dekat dengan pangkal tangkai daun dan
umunya berguna untuk melindungi kuncup yang masih muda Menurut
letaknya daun penumpu dapat dibedakan menjadi
a Daun penumpu yang bebas terdapat di kanan kiri pangkal tangkai
daun disebut daun penumpu bebas (stipulae liberae) misalnya pada
kacang tanah (Arachis hypogaea L)
b Daun penumpu yang melekat pada kanan kiri pangkal tangkaian daun
(stipulae adnatae) pada mawar (Rosa sp)
c Daun penumpu yang berlekatan menjadi satu yang mengambil tempat
berhadapan dengan tangkaian daun dan biasanya agak lebar hingga
melingkari batang (stipula petiole opposita atau stipula antidroma)
d Daun penumpu yang berlekatan dan mengambil tempat di antara dua
tangkai daun seperti seringkali terjadi pada tumbuhan yang pada satu
buku-buku batang mempunyai dua daun yang duduk berhadapan
misalnya pada pohon mengkudu (Morinda citrifolia L)
2 Selaput bumbung (ocrea atau ochrea) Alat ini berupa selaput tipis yang
menyelubungi pangkal suatu ruas batang Jadi terdapat di atas suatu
tangkaian daun Selaput bumbung dianggap sebagai daun penumpu yang
kedua sisinya saling berlekatan dan melingkari batang sebagai contoh
Polygonum sp
3 Lidah-lidah (ligula) suatu selaput kecil yang biasanya terdapat pada batas
antara upih dan helaian daun pada rumput Alat ini berguna untuk
mencegah mengalirnya air hujan ke dalam ketiak antara batang dan upih
daun Sehingga kemungkinan pembusukkan dapat dihindarkan
Menurut Tjitrosoepomo (2001) sifat-sifat daun dapat dipakai sebagai
petunjuk untuk mengenal suatu jenis tumbuhan Untuk keperluan itu perlulah
diketahui sifat-sifat daun sehingga dari daun dapat diberikan lukisan yang
selengkap mungkin Sifat-sifat daun yang perlu mendapat perhatian adalah
1 Bangunan Helai (Circumscription)
Bentuk daun pada dasarnya dinyatakan berdasarkan bentuk dari
helaiannya tanpa dipengaruhi oleh ada atau tidaknya torehan pada tepi
daun Istilah untuk menyatakan bentuk daun tersebut biasanya digunakan
kata-kata yang umum untuk menyatakan bentuk suatu benda Pada
umumnya istilah untuk menyatakan bentuk suatu benda selau
dihubungkan dengan bentuk dua dimensi dari benda tersebut dan sebagian
besar didasarkan pada rasio panjang terhadap lebar (Tjitrosoepomo 2001)
Selain itu dalam menyatakan suatu benda letak bagian yang terlebar
perlu diperhatikan apakah bagian terlebar tersebut berada di bawah bagian
tengah di bagian tengah atau di atas bagian tengah helaian Dalam
menyatakan bentuk suatu daun selain memperhatikan indeks dan letak
bagian yang terlebar dapat pula digunakan bentuk persamaan dengan
benda-benda lainnya seperti tombak panah dan sebagainya
(Tjitrosoepomo 2001)
Gambar 5 Bangun Daun(Rianawaty 2011)
2 Ujung Daun (Apex)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) ujung daun dapat pula
memperlihatkan bentuk yang beraneka rupa Bentuk-bentuk ujung daun
yang sering dijumpai ialah
a Runcing (acutus) jika kedua tepi daun di kanan dan di kiri ibu tulang
sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak
daun membentuk suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg)
b Meruncing (acuminatus) seperti pada ujung yang runcing tetapi titik
pertemuan kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi dari dugaan hingga
ujung daun nampak sempit panjang dan runcing
c Tumpul (obtusus) tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu
tulang cepat menuju ke suatu titik pertemuan hingga terbentuk sudut
yang tumpul (lebih besar dari 90deg)
d Membulat (rotundatus) seperti pada ujung yang tumpul tetapi tidak
berbentuk sudut sama sekali hingga ujung daun merupakan semacam
suatu busur terdapat pada daun yang bulat atau jorong atau pada daun
bangun ginjal
e Rompang (truncatus) ujung daun tampak sebagai garis yang rata
misalnya ujung anak daun semanggi (Marsilea crenata Presl)
f Terbelah (retusus) ujung daun justru memperlihatkan suatu lekukan
kadang-kadang amat jelas
g Berduri (mucronatus) yaitu jika ujung daun ditutup dengan suatu
bagian yang runcing keras merupakan suatu duri
Gambar 5 Jenis Apex Daun(Rizal 2008)
3 Pangkal Daun (Basis Folii)
Istilah-istilah yang digunakan untuk menyatakan bentuk pangkal
daun Namun pada beberapa tumbuhan bentuk pangkal daun berkaitan
erat dengan pelekatan daun tersebut terhadap batangnya Contoh istilah
bentuk apeks dan pangkal daun diantaranya acuminatae acute apiculate
aristate caudate cirrhose dan lain-lain (Tjitrosoepomo 2001)
Pangkal daun merupakan bagian helaian daun yang berhubungan
langsung dengan tangkaian daun Pangkal yang terdapat di kiri-kanan
tangkai daun baik berlekatan atau tidak dapat dibedakan menjadi enam
macam yaitu
a Runcing (acutus) biasanya terdapat pada bangun memanjang lanset
dan belah ketupat
b Meruncing (acuminatus) biasanya terdapat pada bangun bulat telur
c Tumpul (obtusus) biasanya terdapat pada bangun bulat telur
d Membulat (rotundatus) terdapat bangun bulat telur dan jorong
e Rompanganrata (truncatus) terdapat pada bangun segitiga delta
dan tombak
f Berlekuk (emarginatus) terdapat pada bangun jantung ginjal dan
anak panah (Rosanti 2013)
4 Susunan Tulang Daun (Nervatio atau Venation)
Menurut Rosanti (2013) tulang daun merupakan struktur penguat
helaian daun sama fungsinya dengan tulang manusia yang member
kekuatan menunjang berdirinya tubuh Tulang-tulang daun merupakan
jaringan pembuluh yang dapat mengangkut air maupun hasil fotosintesis
dari akar dan batang serta menuju batang dan akar
Menurut Sativa (2012) pertulangan daun merupakan suatu
karakteristik bagi daun tumbuhan Dari segi anatomi pertulangan daun
sebenarnya merupakan suatu ikatan pembuluh yang berada pada helaian
daun Susunan pertulangan daun dari daun tumbuhan biasanya terdiri dari
a Tulang daun primer (Midrib Costa)
b Tulang daun sekunder (tulang daun lateralnervus lateralis)
c Tulang daun tersier (Veins)
d Tulang daun kuarter (Veinslet)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) tulang-tulang daun adalah bagian
daun yang berguna untuk
a Memberi kekuatan pada daun seperti pula halnya dengan tulang-
tulang hewan dan manusia oleh sebab itu seluruh tulang pada daun
dinamakan pula rangka daun (skeleton)
b Di samping sebagai penguat tulang-tulang daun itu sesungguhnya
adalah berkas-berkas pembuluh yang berfungsi sebagai jalan untuk
pengangkutan zat-zat yaitu
1) Jalan pengangkutan zat-zat yang diambil tumbuhan dari tanah
ialah air beserta garam-garam yang terlarut di dalamnya
2) Jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari tempat
pembuatannya yaitu dari daun ke bagian-bagian lain yang
memerlukan zat itu
Menurut Tjitrosoepomo (2001) tulang-tulang daun menurut besar
kecilnya dibedakan dalam tiga macam yaitu
a Ibu tulang (costa) ialah tulang yang biasanya terbesar merupakan
terusan tangkai daun dan terdapat di tengah-tengah membujur dan
membelah daun
b Tulang-tulang cabang (nervus lateralis) yakni tulang-tulang yang
lebih kecil daripada ibu tulang dan berpangkal pada ibu tulang tadi
atau cabang-cabang tulang ini
c Urat-urat daun (vena) sesungguhnya adalah tulang-tulang cabang pula
tetapi yang lebih kecil atau lembut dan satu sama lain beserta tulang-
tulang yang lebih besar membentuk susunan seperti jala kisi atau
lainnya
Pada dasarnya terdapat dua pola pertulangan daun yang umum
ditemukan yaitu pertulangan daun menjala (rericulate) yang merupakan
karakteristik bagi tumbuhan dikotil dan pertulangan daun sejajar (linier
striate) Pola pertulangan daun menjala terbentuk bila tulang daun
mengalami percabangan yang banyak dan satu sama lain saling
beranastomosa serta ujung-ujungnya bebas sedangkan pola pertulangan
daun-daun sejajar terbentuk bila suatu daun mempunyai tiga atau lebih
tulang daun primer yang letaknya kurang lebih sejajar satu sama lain mulai
dari dasar helaian daun hingga bertemu di bagian apeks daun
(Tjitrosoepomo 2001)
Dari uraian mengenai susunan tulang daun itu dapat ditarik
kesimpulan bahwa susunan tulang daun dapat dipakai sebagai petunjuk
untuk mengenal tumbuhan yaitu
a Tumbuhan biji belah (Dicotyledonae) mempunyai daun bertulang
menyirip atau menjari
b Tumbuhan biji tunggal (Monocotyledonae) mempunyai daun-daun
bertulang melengkung atau sejajar (Tjitrosoepomo 2001)
5 Tepi Daun (Margo Folii)
Pada daun tunggal helaian daun dapat bertepi rata (integerentire)
atau bertoreh Helaian daun dengan tepi bertoreh dangkal tidak akan
merubah bentuk secara keseluruhan tetapi jika helaian daun bertoreh besar
dan dalam dapat mempengaruhi bentuk daun tersebut Karena
terbentuknya torehan (sinus) selalu mengikuti pola pertulangan daun
maka istilah yang digunakan untuk menamakan tepi daun yang bertoreh
merupakan kombinasi antara sifat torehan dengan pertulangan daun
(Tjitrosoepomo 2001)
Torehan atau lekukan pada helaian daun bermacam-macam Torehan
daun bersifat dua macam Torehan pertama tidak mengubah bentuk asli
daun hanya sedikit bergelombang di tepinya Torehan lainnya dapat
menyebabkan hilangnya bentuk asli daun karena daun mengalami lekukan
yang banyak akibat torehan-torehannya Lekukan daun disebut sinus
sedangkan tepi daunnya disebut dengan angulus (Rosanti 2013)
Bila torehan yang terjadi hanya sedikit kurang dari setengah panjang
tulang cabang daun yang di dekatnya maka torehan daun disebut berlekuk
(lobatus) Jika dalamnya torehan mencapai setengah panjang tulang
cabang daun maka disebut sebagai daun yang bercangap (fissus) Dan jika
dalamnya torehan melebihi setengah panjang tulang cabang daun di
dekatnya maka tepi daun dikatakan berbagi (partitus) (Rosanti 2013)
Gambar 6 Jenis Tipe Daun(Rizal 2008)
6 Daging Daun (Intervenium)
Daging daun ialah bagian daun yang terdapat di antara tulang-tulang
daun dan urat-urat daun Di bagian ini zat-zat yang diambil dari luar
diubah dijadikan zat-zat yang sesuai dengan keperluan kehidupan tumbuh-
tumbuhan Tebal atau tipisnya helaian daun juga bergantung pada tebal
tipisnya daging daunnya (Tjitrosoepomo 2001)
Daging daun yang dimiliki oleh tumbuhan bermacam-macam tipis
seperti selaput contohnya paku selaput keras contohnya pisang tipis lunak
seperti yang terdapat pada daun selada air pekamen sebagai contohnya
kelapa dan yang berdaging sebagai contoh lidah buaya (Sativa 2012)
Daging daun merupakan isi dari daun daun terdiri dari sel-sel yang
membentuk berbagai jaringan Sel dan jaringan ini yang merupakan isi
dari daun yang dibatasi oleh permukaan atas dan permukaan bawah daun
Daging daun berbeda ada yang berdaging tebal dan ada yang berdaging
tipis (Tjitrosoepomo 2001)
7 Keadaan Permukaan Atas dan Bawah Daun
Pada umumnya warna daun pada sisi atas dan bawah berwarna
berbeda biasanya sisi atas tampak lebih hijau licin atau mengkilat jika
dibandingkan dengan sisi bawah daun Hal ini disebabkan karena warna
hijau lebih banyak terdapat pada lapisan atas daripada lapisan bawah
Kadang-kadang pada permukaan daun terdapat alat-alat tambahan seperti
licin (laevis) gundul (glaber) kasap (scaber) berkerut (rugosus)
berbingkul-bingkul (bullatus) berbulu (pilosus) berbulu halus dan rapat
(villosus) berbulu kasar (hispidus) dan bersisik (lepidus) (Tjitrosoepomo
2001)
Menurut Rizal (2008) permukaan daun terdiri dari beberapa jenis
yaitu glabrous (tanpa rambut licingundul) pubescent (berbulu pendek
lembut) villous (berambut panjang lurus putih keperak-perakan)
tomentose (berambut seperti wol ikal) scabrous (berambut pendek
kasar) glaucous (warna putih kebiruan dan berlilin) rugose (berkeriput
karena keadaan tulang daun yang tenggelam) glandular (berkelenjar
resin minyak)
Gambar 7 Permukaan Atas dan Bawah Daun(Rizal 2008)
C Tanaman Bambu (Bambusa sp)
Bambu tergolong keluarga Gramineae (rumput-rumputan) disebut juga
Giant grass (rumput raksasa) berumpun dan terdiri dari sejumlah batang
(buluh) yang tumbuh secara bertahap dari mulai rebung batang muda dan
sudah dewasa pada umur 3-4 tahun Nama lain dari bambu adalah buluh aur
dan eru Di dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan
pertumbuhan paling cepat Karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik
dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60 cm (24 Inchi) bahkan lebih
tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam (Tarigan
2011)
Bambu merupakan tanaman yang memiliki manfaat sangat penting bagi
kehidupan Semua bagian tanaman mulai dari akar batang daun kelopak
bahkan rebungnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan Tanaman
bambu menpunyai dua tipe pertumbuhan rumpun yaitu simpodial (clump
type) dan monopodial (running type) Pada tipe simpodial tunas baru keluar
dari ujung rimpang Terdapat dua bentuk bambu secara umum yaitu bambu
berkayu dari suku Arundinarieae dan Bambuseae dan bambu rerumputan dari
suku Olyreae Analisis molekuler dari pastida menunjukkan bahwa terdapat
tiga sampai lima garis keturunan utama dari bambu (Tarigan 2011)
Menurut Tarigan (2011) klasifikasi pada tanaman bambu terdiri dari
Regnum Plantae
Divisio Magnoliophyta
Classis Liliopsida
Subclassis Commelinidae
Ordo Cyperales
Familia Poaceae
Genus Bambusa
Spesies Bambusa sp
Pada tanaman bambu daunnya merupakan daun tunggal yang lengkap
karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun ini mempunyai bangun daun garis
(linearis) Ujung daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat
memiliki tepi daun yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun
sejajar permukaan atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau
tua sedangkan warna bagian bawah daun hijau muda (Tarigan 2011)
Gambar 8 Bagian Daun Bambu(Rahman 2014)
Bangun atau bentuk dari daun bambu adalah berbentuk pita atau bentuk
memanjang dari daun dengan perbandingan panjang dan lebar 3-5 1 ujung
daun pada daun bambu berbentuk runcing yaitu penyempitan ke arah ujung
daun dengan sedikit demi sedikit Sedangkan untuk pangkal daun membulat
karena pada pangkal daunnya tidak terdapat sama sekali sudut pangkal daun
daun bambu memiliki tepi yang rata tidak bergerigi dan bertoreh (Tarigan
2011)
Daging daunnya bertipe perkamen yaitu tipis namun cukup kaku
Pertulangan daunnya sejajar dari pangkal daun ke arah ujung daun
Permukaan atas dan bawah daun cukup kasar karena disebabkan pertulangan
daun yang cukup terasa dan adanya semacam bulu-bulu halus Warna daun
pada bagian atas jauh lebih gelap dibanding dengan yang di bawah dan warna
yang kebanyakan ditemukan adalah warna hijau namun ada beberapa jenis
bambu yang lain memilki daun yang berwarna kuning (Tarigan 2011)
D Tanaman Jagung (Zea Mays)
Tanaman jagung termasuk famili rumput-rumputan (Graminae) dari
subfamili Myadeae Dua famili yang berdekatan dengan jagung adalah
Teosinte dan Tripsacum yang diduga merupakan asal dari tanaman jagung
Teosinte berasal dari Meksico dan Guatemala sebagai tumbuhan liar di daerah
pertanaman jagung Jagung berwarna kuning batang bulat masif tidak
bercabang tinggi kurang lebih 15 meter (Sihaloho 2011)
Bunga majemuk berumah satu bunga jantan dan betina bentuk bulir di
ujung batang dan di ketiak daun warna putih Tanaman jagung adalah
tanaman semusim Jagung merupakan tanaman semusim (annual) Satu siklus
hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari Paruh pertama dari siklus
merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap
pertumbuhan generatif (Sihaloho 2011)
Menurut Sihaloho (2011) berdasarkan taksonominya tanaman jagung
dapat diklasifikasikan sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisio Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Ordo Poales
Familia Poaceae
Genus Zea
Spesies Zea mays L
Daun jagung adalah daun sempurna meskipun hanya terdiri atas upih
dan helaian yang disebut daun berupih Bentuknya memanjang merupakan
bangun pita (ligulatus) karena serupa dengan bangun garis tetapi lebih
panjang lagi daging daun (intervenium) tipis seperti kertas karena tipis tetapi
cukup tegar tepi daun (margo) rata (integer) karena apabila diraba pada
pinggirnya rata tidak bergerigi ujung daun (apex) runcing (acutus) karena
ujung daun memperlihatkan kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit
demi sedikit menuju keatas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk
suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg iquest ujung daun yang runcing lain dapat
pada daun-daun bangun bulat lanset segitiga delta belah ketupat dan
sebagainya (Sihaloho 2011)
Pangkal (basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun
berbulu halus dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau
beludru pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini
umumnya dapat di lihat pada bangun daun pita dan juga daun jagung
mempunyai satu tulang di tengah yang besar membusur ke daun sedang
tulang-tulang lainnya tampak lebih kecil dan tampak terlihat semua
mempunyai arah yang sejajar dengan satu tulang yang di tengah tadi
(Sihaloho 2011)
Gambar 9 Bagian Daun Jagung
(Akbar 2011)
Berdasarkan letak posisi daun (sudut daun) terdapat dua tipe daun
jagung yaitu tegak (erect) dan menggantung (pendant) Daun erect biasanya
memiliki sudut antara kecil sampai sedang pola helai daun bisa lurus atau
bengkok Daun pendant umumnya memiliki sudut yang lebar dan pola daun
bervariasi dari lurus sampai sangat bengkok Jagung dengan tipe daun erect
memiliki kanopi kecil sehingga dapat ditanam dengan populasi yang tinggi
(Sihaloho 2011)
E Cemara Kipas (Thuja orientalis L)
Cemara kipas adalah salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai
bahan untuk penyakit dalam oleh masyarakat Guluk-guluk tumbuhan ini
ditanam di sekitar rumah Tumbuhan ini dimanfaatkan daunnya oleh
masyarakat Masyarakat menyebut tumbuhan ini dengan nama cemara
(Yulianti 2013)
Cupreseaceae dengan genus Thuja atau lebih akrab dikenal dengan
Whitecedar adalah salah satu keluarga cemara kipas Eropalah yang pertama
kali memperkenalkan tanaman ini sebagai tanama hias Pohon ini subur hidup
di hutan karena hutan memilki atmosfer yang kondusif dan kaya akan
kelembabannya Beberapa lokasi di Indonesia menyebut tanaman cemara
kipas ini dengan ceker ayam (Yulianti 2013)
Menurut Yulianti (2013) klasifikasi dari pohon cemara kipas adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisi Coniferophyta
Kelas Pinopsida
Bangsa Pinales
Suku Cupressaceae
Marga Thuja
Jenis Thuja orientalis L
Gambar 10 Daun Cemara Kipas(Ria 2012)
Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Tekstur daunnya yang lembut Daunnya mengandung saponin selain itu daunnya juga mengandung polifenol Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun Daun tanaman cemara kipas
termasuk mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua (Yulianti
2013)
F Daun Bawang (Allium fistulosum L)
Daun bawang sebenarnya istilah umum yang terdiri dari spesies yang
berbeda Jenis yang paling umum dijumpai adalah bawang daun (Allium
fistulosum) Jenis lainnya adalah A ascalonicum yang masih sejenis dengan
bawang merah Kadang-kadang bawang prei juga disebut sebagai daun
bawang (Warintek 2014)
Gambar 11 Daun Bawang(Firli 2014)
Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk
rumput Sistem perakarannya termasuk akar serabut yang terpencar ke semua
arah pada kedalaman antara 15-30 cm Daun dan akar Allium fistulosum
mengandung saponin dan tanin di samping itu daunnya mengandung minyak
atsiri Selain itu daun bawang merupakan tumbuhan herba semusim dengan
tinggi 60-70 cm (Warintek 2014)
Daun tanaman bawang daun berbentuk bulat memanjang berlubang
menyerupai pipa dan bagian ujungnya meruncing Bawang prei (Allium
ampeloprasum L) memiliki daun berbentuk pipih memanjang tidak
membentuk rongga (seperti pipa) dan bagian ujungnya meruncing Ukuran
panjang daun sangat bervariasa antara 18-40 cm tergantung pada varietasnya
Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun halus Daun
tanaman bawang daun merupakan bagian tanaman yang dikonsumsi
(dimakan) sebagai bumbu atau penyedap sayuran Daun juga berfungsi
sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis tersebut digunakan untuk
pertumbuhan tanaman (Cahyono 2005)
Menurut Cahyono (2005) klasifikasi dari daun bawang adalah sebagai
berikut
Regnum Plantae (Tumbuhan)
Subdivisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Kelas Liliopsida (berkeping satu monokotil)
Ordo Liliflorae
Famili Liliaceae
Genus Allium
Spesies Allium fistulosum L
Bentuk daun dari bawang prei yaitu panjang pipih tidak berlubang
Warna daun umumnya hijau muda sampai hijau tua Panjang daun sangat
bervariasi antara 18-30 cm atau lebih tergantung dari varietas dan kesuburan
pertumbuhannya Bawang prei membentuk daun yang pipih helainya
berbentuk talang pelepahnya cukup panjang tidak membentuk umbi hanya
batang semunya di bagian bawah agak membengkak (Warintek 2014)
Menurut Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar
G Daun Kelapa (Cocos nucifera)
Tanaman kelapa diperkirakan berasal dari Amerika Selatan Tanaman
kelapa merupakan tanaman asli daerah tropis dan dapat dijumpai di seluruh
wilayah Indonesia Kelapa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bila
ditanam di tempat yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kelapa
(Harahap 2012)
Menurut Harahap (2012) klasifikasi dari pohon kelapa adalah sebagai
berikut
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Bangsa Palmales
Suku Palmae
Genus Cocos
Spesies Cocos nucifera
Daun kelapa berbentuk memanjang dan bertulang sejajar dan tumbuh
lebih cepat pada musim hujan Keluarga Palmae (palem) umumnya tidak
bercabang dan mempunyai daun yang berbentuk cincin Pertumbuhan dan
pembentukan mahkota daun dimulai sejak biji berkecambah dan pada tingkat
pertama dibentuk 4ndash6 helai daun Daun tersusun saling membalut satu sama
lain merupakan selubung dan mudahkan susunan lembaga serta akar
menembus sabut pada waktu tumbuh (Harahap 2012)
Gambar 12 Daun Kelapa(Harahap 2012)
Tanaman kelapa memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung
atau ayam Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang
sangat tajam dan keras di kedua sisisnya Anak-anak daun (foliage leaflet)
tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun Di tengah-tengah setiap anak
daun terbentuk lidi sebagai tulang daun Daun kelapa membentuk susunan
majemuk bersirip genap dan bertulang sejajar Daun sebagai tempat
fotosintesis dan sebagai alat respirasi (Harahap 2012)
Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat Duduk pelepah
daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang melingkari batang dan
membentuk spiral Daun terdiri dari
1 Kumpulan anak daun (leaf lets) yang mempunyai helaian (lamina) dan
tulang anak daun (midrib)
2 Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat
3 Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang
4 Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup
dan memberi kekuatan pada batang (Harahap 2012)
H Talas Pelangi (Colocasia sp)
Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun Talas termasuk
dalam suku talas-talasan (Araceae) berperawakan tegak tingginya 1 cm atau
lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun Tanaman talas
mengandung asam perusi (asam biru atau HCN) Sistem perakaran serabut
liar dan pendek Umbi mempunyai jenis bermacam-macam (Warintek 2014)
Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi Umbi pelepah
daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan obat maupun
pembungkus Daun sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai
pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasi Daunnya
berbentuk perisai atau hati lembaran daunnya 20-50 cm panjangnya dengan
tangkai mencapai 1 meter panjangnya warna pelepah bermacam-macam
(Warintek 2014)
Menurut Warintek (2014) klasifikasi dari tanaman talas pelangi adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisio Magnoliophyta
Classis Liliopsida
Subclassis Arecidae
Ordo Arales
Familia Areceae
Genus Colocasia
Spesies Colocasia sp
Gambar 13 Daun Talas Pelangi(Rynari 2012)
Tanaman keladi merupakan tanaman yang berdaun lengkap karena
mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian daun (lamina) Pada daun keladi bangun daunnya
seperti perisai dengan ujung daun yang meruncing (acuminatus) dan pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) Daun keladi mempunyai tepi daun yang
rata (integer) daging daun tipis lunak (herbaceus) dengan pertulangan daun
yang menyirip (penninervis) Pada permukaan atas daun terasa
licin (laevis) dan berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun
berwarna hijau muda dan juga terasa licin (laevis) (Warintek 2014)
I Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)
Kembang sepatu merupakan tumbuhan asli daerah tropis di dataran Asia
Tanaman ini kemudian menyebar di berbagai negara mulai dari Timur Jauh
sampai ke Eropa Daunnya merupakan daun tunggal berbentuk oval atau hati
dengan tepi bergerigi ujung daun meruncing urat daun menjari dan
menyirip memiliki daun penumpu Daun berwarna hijau Kembang sepatu
berbunga tunggal yang ke luar dari ketiak daun panjang tangkai bunga 1ndash 4
cm dan menjurai dengan lima mahkota yang tersusun berbentuk terompet
atau lonceng Helaian mahkota bunga tunggal atau ganda warna bunga
bervariasi misalnya putih kuning merah muda jingga dan kombinasi
warna-warna tersebut Panjang daun 5ndash10 cm dan lebar 3- 75 cm (Simplisia
2012)
Menurut Simplisia (2012) kalsifikasi dari kembang sepatu adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisi Magnoliophyta
Kelas Magnoliopsida
Ordo Malvales
Famili Malvaceae
Genus Hibiscus
Spesies Hibiscus rossa-sinensis
Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk daun tidak
lengkap karena tidak terdapat satu bagian dari daun lengkap yaitu tidak
memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina) Bangun daun (Circum
scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah daun
bulat telur (ovatus) Ujung daun (apex folii) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Tepi daun (margo folii)
pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah bergerigi
(serratus) karena sinus dan angulus sama lancipnya (Simplisia 2012)
Gambar 14 Bagian Daun Kembang Sepatu(Hanifiyah 2012)
Pangkal daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis)
karena daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke
ujung dan merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) Daging daun
(intervenium) pada daun kembang sepatu adalah seperti kertas
(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar Warna daunnya
adalah hijau tua (Simplisia 2012)
J Tanaman Euphorbia (Euphorbia milii)
Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke
seluruh dunia termasuk ke Indonesia Nama Euphorbia berasal dari nama
Euphorbus seorang dokter dari Mauritania Afrika Utara yang telah berjasa
pada rajanya Meskipun demikian beberapa spesies diakui merupakan
tanaman asli daerah lain Misalnya Euphorbia characias subspWulfenii dari
Portugal Euphorbia griffithii dari Himalaya dan Euphorbia marganita dari
Amerika Utara (Purwanto 2006)
Menurut Purwanto (2006) klasifikasi dari tanaman euphorbia adalah
sebagai berikut
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Dicotyledoneae
Ordo Archichlamydeae
Famili Euphorbiaceae
Genus Euphorbia
Spesies Euphorbia milii
Bentuk daun euphorbia bervariasi meskipun tidak terlalu banyak ada
yang berbentuk bulat telur memanjang dan jorong Masing-masing daun
mempunyai ketebalan berbeda-beda Hampir semua daun tidak bertangkai
tetapi duduk pada batang Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga
bervariasi ada yang runcing tumpul dan ujung terbelah Susunan daun
euphorbia berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas
batang tanaman (Purwanto 2006)
Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)
Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras
Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun
euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung
Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang
beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai
berikut
a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung
daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung
daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi
dua bulatan
b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip
mengecil (Purwanto 2006)
K Tomat (Solanum lycopersicum)
Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2
meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah
sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)
yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan
mati setelah bereproduksi (Arya 2012)
Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani
mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut
Kelas Dicotyledonae
Ordo Tubiflorae
Famili Solanaceae
Genus Lycopersicum
Spesies Lycopersicum esculentum Mill
Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)
Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu
berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di
antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk
tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)
Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25
cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan
membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip
terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)
Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki
warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-
40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-
1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Raden Fatah Palembang
B Alat dan Bahan
1 Alat Praktikum
a Lup
b Mikroskop binokuler
c Pensil warna
d Mistar
e Buku gambar
2 Bahan Praktikum
a Daun bambu
b Daun jagung
c Daun cemara kipas
d Daun bawang
e Daun kelapa
f Talas pelangi
g Solanum lycopersicum
h Rosa sinensis
C Cara Kerja
1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas
pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan
dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut
2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A Hasil Pengamatan
No Gambar Keterangan
1
Daun tomat (Solanum lycopersicum)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
2
Daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis L)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
3
Daun jagung (Zea mays)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ibu tulang daun (costa)
6 Tepi daun (margo folii)
4
Daun talas pelangi (Colocasia sp)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Tangkai daun (petiolus)
3 Helaian daun (lamina)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Tepi daun (margo folii)
8 Daging daun (intervenium)
9 Ibu tulang (costa)
10 Urat daun (vena)
5
Daun eforbia (Euphorbia milii)
1 Helaian daun (lamina)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pangkal daun (basis folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6
Daun bambu (Bambusa sp)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pelepah daun (vagina)
4 Helaian daun (lamina)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7
Daun cemara kipas (Thuja orientalis)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
8
Daun bawang (Allium fistulosum L)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tepi daun (margo folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ujung daun (apex folii)
9
Daun kelapa (Cocos nucifera)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tangkai daun (petiolus)
4 Tepi daun (margo folii)
5 Tulang daun (nervatio)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Ujung daun (apex folii)
B Pembahasan
Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang
diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas
pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun
yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari
kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)
warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun
dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun
majemuk ataupun daun tunggal
Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-
bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun
tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum
lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun
(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk
bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan
lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat
(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat
terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)
dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat
bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip
(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk
Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)
panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang
memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7
Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan
daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang
tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki
bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun
kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai
Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng
(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)
sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun
yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan
daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu
berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)
memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal
Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian
dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)
Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal
daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah
tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini
mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan
merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua
Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan
helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang
berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan
51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)
berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)
pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun
jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang
cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis
seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun
yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun
yang sejajar (rectinervis)
Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri
atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata
(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung
daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi
daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal
(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus
dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru
pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya
dapat di lihat pada bangun daun pita
Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)
merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk
perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)
dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis
lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah
sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)
talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun
dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang
berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun
(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi
merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk
seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya
agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan
daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan
berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda
dan juga terasa licin (laevis)
Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)
Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)
langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia
adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan
pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging
daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan
permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun
tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi
meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang
dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang
Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing
tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal
melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda
hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih
Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang
merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun
(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)
Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing
(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua
serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun
tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta
pertulangan daun yang sejajar
Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan
daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah
daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung
daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun
yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan
atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan
warna bagian bawah daun hijau muda
Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja
orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas
helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai
Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan
1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan
tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)
Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun
yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk
dengan pertulangan yang menjari (palminervis)
Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk
mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun
Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum
l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun
bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)
sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke
dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset
(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun
yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki
daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah
putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)
Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya
dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun
yang tunggal
Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman
bawang daun berbentuk bulat memanjang
Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun
adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena
memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun
(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan
perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya
tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai
daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau
tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun
kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk
Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan
bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung
daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan
daging daun yang perkamen
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)
adalah sebagai berikut
1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan
tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)
2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun
(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah
helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki
perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan
tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang
menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya
Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius
Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB
Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB
Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius
Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB
Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB
Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga
Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB
Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB
Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB
Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB
Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press
Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa
Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB
Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB
Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)
Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)
Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)
Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)
Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari daun yang melekat pada batang tumbuhan
sering dijumpai oleh manusia Pada kenyataannya daun yang melekat tersebut
memiliki perbedaan antara tumbuhan yang satu dengan tumbuhan yang
lainnya Perbedaan yang ada tersebut baik berdasarkan bentuk ukuran
maupun ketebalan yang dimiliki oleh setiap tumbuhan dan akan menjadi ciri
khas yang dimiliki oleh tumbuhan tersebut Daun (folium) merupakan suatu
bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai
sejumlah besar daun
Daun merupakan bagian dari tumbuh-tumbuhan yang mempunyai fungsi
dan peran penting untuk melangsungkan kelangsungan hidup tumbuh-
tumbuhan itu sendiri Ciri khas dari daun pada umumnya berwarna hijau
bentuk dari daun bagian besar adalah melebar Daun juga mempunyai bagian-
bagian yang berperan penting untuk membantu proses pertumbuhan pada
tumbuhan setelah dipelajari dan dipahami secara mendalam maka manusia
akan menyadari betapa pentingnya daun pada tumbuhan
Daun telah banyak membantu manusia dalam menjalani kehidupan salah
satu kegiatan manusia yang selalu berlangsung dan tidak akan pernah berhenti
selama manusia tersebut hidup adalah kegiatan bernafas Dalam memenuhi
aktivitas tersebut manusia membutuhkan oksigen (O2) yang hanya bisa
dihasilkan oleh daun melalui mekanisme fotosintesis yang kemudian akan
menghasilkan oksigen dengan bantuan sinar matahari (Sativa 2012)
Daun merupakan bagian tumbuhan yang biasa disebut dengan dapurnya
tumbuhan Daun hanya terdapat dan melekat pada bagian batang dan tidak
pernah dijumpai pada bagian-bagian lain dari tumbuhan Meskipun daun
mempunyai fungsi yang berguna bagi manusia akan tetapi masa hidup daun
cenderung singkat dan akan digantikan dengan daun-daun yang baru Daun
yang semulanya berwarna hijau karena mengandung klorofil (zat hijau daun)
akan berubah warna menjadi kuning serta akan mengalami pembusukkan
hingga berwarna coklat bahkan menghitam (Hidayat 1995)
Adapun bentuk daun yang kebanyakan mempunyai ketebalan yang tipis
melebar ditambah dengan berwarna hijau serta menghadap ke atas karena
telah sesuai dengan fungsi-fungsi daun tersebut Daun dapat dikatakan
lengkap apabila telah memiliki bagian-bagian seperti pelepah (vagina)
tangkai (petiolus) dan helaian (lamina) Akan tetapi kebanyakan dari manusia
tidak mengetahui letak atau tempat dari pelepah (vagina) tangkai (petiolus)
dan helaian (lamina)
Selain itu tidak semua daun mempunyai bagian yang lengkap tersebut
Ada beberapa tumbuhan yang hanya mempunyai daun berupa tangkai dan
helaian juga ada beberapa tumbuhan yang mempunyai daun berupa bagian
tangkai Sebagai contoh daun yang biasa dilihat dan dimanfaatkan oleh
manusia adalah daun bambu daun jagung serta daun talaskeladi Beberapa
contoh dari daun tersebut mempunyai bagian-bagian daun yang mempunyai
kelengkapan serta tidak lengkap
Meskipun telah dipahami mengenai kelengkapan bagian-bagian daun
tersebut yang menyangkut dengan helaian tangkai serta pelepah Bagian-
bagian daun lain yang akan menjadi ciri tumbuhan seperti bentuk daun bentuk
apeks serta pangkal daun ditambah pertulangan daun dan tepi daun tidak dapat
dipahamai serta diketahui tanpa adanya pengamatan secara langsung Akibat
banyaknya jenis daun yang perlu dipelajari bagaimana bentuk dan
pembagiannya Namun dalam penentuan jenis-jenis daun tumbuhan tidaklah
mudah seringkali terjadi kekeliruan Sehingga teori perlu didukung dengan
adanya praktikum
B Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)
adalah sebagai berikut
1 Mengenal dan membedakan bagian-bagian daun dengan bagian-bagian
tumbuhan lainnya
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A Daun dan Fungsinya
Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada
umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun Alat ini hanya
terdapat pada batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian lain pada
tubuh tumbuhan Bagian-bagian batang tempat duduknya atau melekatnya
daun dinamakan buku-buku (nodus) batang dan tempat di atas daun yang
merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla)
(Tjitrosoepomo 2001)
Biasanya ada hubungan antara anatomi buku dan stipula pada dikotil
atau pelepah pada monokotil Kebanyakan tumbuhan yang memiliki buku
(nodus) trilakuna juga memiliki stipula sedangkan yang bukunya bersifat
multilakuna memiliki dasar daun berupa pelepah Pertumbuhan awal pada
daun biasanya dibagi menjadi pertumbuhan apikal dan marginal Pertumbuhan
apikal terjadi di ujung oleh sel pemula apikal dan mengakibatkan primordium
menjadi lebih tinggi Pertumbuhan marginal diakibatkan oleh pemula
marginal dan menghasilkan pelebaran lateral membentuk kedua panel helai
daun (Hidayat 1995)
Daun pada ranting tersusun secara tetap bagi suatu spesies tertentu
Setiap daun letaknya agak berjauhan dari yang di dekatnya Jika pada buku
hanya terdapat satu daun maka daun-daun itu tersusun berseling Jika ada dua
daun pada buku yang sama secara berhadap-hadapan maka disebut
berhadapan atau selentang Pada sejumlah kecil tumbuhan lebih dari dua daun
tersusun pada satu buku maka kedudukan daun itu terpusat atau berkarang
Susunan seperti itu dijumpai pada batang tumbuhan herba (Tjitrosomo 1983)
Daun adalah organ fotosintesis utama pada sebagian besar tumbuhan
meskipun batang yang bewarna hijau juga melakukan fotosintesis Daun
merupakan salah satu bagian penting dari tanaman karena memiliki klorofil
yaitu proses pembentukan tanaman (Sativa 2012)
Daun sesungguhnya adalah cabang atau ranting yang mengalami
modifikasi Pada tumbuhan tingkat tinggi daun merupakan tempat penting
untuk fotosintesis Daun merupakan salah satu organ pokok pada tumbuhan
Daun berbentuk pipih melebar dan pada umumnya berwarna hijau karena
mengandung kloroplas di dalam sel-selnya Daun terdapat di bagian atas
tumbuhan dan melekat pada batang (Rianawaty 2011)
Perbedaan antara batang dan daun yaitu batang mempunyai
pertumbuhan yang tidak terbatas sedangkan daun mempunyai pertumbuhan
yang terbatas yang segera berhenti tumbuh berfungsi untuk beberapa musim
dan kemudian akan gugur Helaian daun ditopang oleh rangka daun yang
disusun oleh tulang daun Tulang daun mengandung jaring-jaring pembuluh
xylem dan floem yang menyalurkan air ke daun dan hasil-hasil fotosintesis dari
daun (Tjitrosomo 1983)
Daun biasanya tipis dan melebar kaya akan suatu zat warna hijau yang
dinamakan klorofil oleh karena itu daun biasanya berwarna hijau dan
menyebabkan tumbuhan atau daerah-daerah yang ditempati tumbuhan-
tumbuhan nampak hijau pula Bagian tumbuhan ini mempunyai umur yang
terbatas akhirnya akan runtuh dan meninggalkan bekas pada batang Pada
waktu akan runtuh warna daun berubah menjadi kekuning-kuningan dan
akhirnya menjadi perang (Tjitrosoepomo 2001)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) bentuk daun yang tipis melebar warna
hijau dan duduknya pada batang yang menghadap ke atas itu memang sudah
selaras dengan fungsi daun bagi tumbuh-tumbuhan yaitu sebagai alat untuk
1 Pengambilan zat-zat makanan (reasorbsi) terutama yang berupa zat gas (
CO2)
2 Pengolahan zat-zat makanan (asimilasi)
3 Penguapan air (transpirasi)
4 Pernafasan (respirasi)
Tumbuhan mengambil zat-zat makanan dari lingkungannya dan zat yang
diambil (diserap) tadi adalah zat-zat yang bersifat anorganik Air beserta
garam-garam diambil dari tanah oleh akar tumbuhan sedang gas asam arang (
CO2) yang merupakan zat makanan pula bagi tumbuhan diambil dari udara
melalui celah-celah halus yang disebut mulut daun (stomata)
Pengolahan zat anorganik menjadi zat organik dilakukan oleh daun
(sesungguhnya zat hijau daun atau klorofilnya) dengan bantuan sinar matahari
Pekerjaan ini disebut asimilasi jadi daun dapat disamakan dengan dapur bagi
tumbuhan Setiap benda yang basah di dalam ruang yang belum jenuh dengan
uap air akan menguapkan air ke dalam ruang tadi Peristiwa ini merupakan
suatu peristiwa yang ada di dalam alam terkenal sebagai peristiwa difusi yang
bertujuan untuk meniadakan perbedaan konsentrasi kandungan akan air antara
ruangan benda dengan benda yang basah itu (Tjitrosoepomo 2001)
Penguapan itu akan berjalan terus sampai konsentrasi atau kadar air
dalam ruangan tempat benda itu sama dengan kadar air dalam benda atau
udara dalam ruangan tadi tidak sanggup lagi menerima tambahan uap air
dengan lain perkataan udara dalam ruangan tadi telah jenuh dengan uap air
Penguapan air melalui daun menyebabkan air yang diserap oleh akar dari
tanah itu di dalam tubuh tumbuhan bergerak mengalir dari bawah ke atas
Adapun yang dimaksud dengan penetesan air atau gutasi adalah keluarnya air
dalam bentuk tetes-tetes (Tjitrosoepomo 2001)
B Bagian-bagian Daun
Struktur jaringan pembuluh dalam tangkai dan tulang daun utama
biasanya mirip dengan dalam batang Istilah bagi seluruh daun pada tanaman
adalah phyllom Namun dikenal juga istilah daun hijau katafil hiposofil
kotiledon (keping biji) profil dll Daun pertama pada cabang lateral disebut
prophyll Pada monokotil hanya ada satu helai prophyll pada dikotil ada dua
helai Hiposofil berupa berbagai jenis brakte yang mengiringi bunga dan
berfungsi sebagai pelindung (Hidayat 1995)
Menurut Rianawaty (2011) dari segi morfologi dan anatomi daun
merupakan organ yang sangat bervariasi Semua bentuk daun yang terdapat
pada suatu tumbuhan disebut phyllome terdiri dari
1 Daun sebagai organ fotosintetik utama pada tumbuhan
2 Katafil
a Sisik yang muncul pada tunas dan pada batang yang tumbuh di bawah
tanah
b Fungsi pelindung atau penyimpan cadangan makanan
c Contoh-contoh
1) Pada tunas mahoni
2) Pada batang bawah tanah kormus Gladiolus rimpang jahe sisik
tebal Allium
Gambar 1 Cataphyll(Rianawaty 2011)
3 Hypsophyll berbagai tipe daun pelindung bunga (braktea) yang berfungsi
sebagai pelindung Kadang hypsophyll berwarna menyala dengan fungsi
seperti mahkota bunga Merah pada saptha bunga Anthurium Ungu pink
putih oranye pada Bougenville sehingga tampak seperti bunga sedang
bunganya sendiri tidak menarik
4 Kotiledon yaitu daun pertama pada tumbuhan bisa berfungsi untuk
fotosintesis seperti pada tomat Selain itu juga sumber makanan yang
terdapat pada kacang-kacangan
Gambar 2 Cotyledons pada Tumbuhan(Rianawaty 2011)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) daun yang lengkap mempunyai bagian-
bagian berikut
1 Upih Daun atau Pelepah Daun (Vagina)
Daun yang berupih umumnya terdapat pada tumbuhan yang berbiji
tunggal (Monocotyledoneae) suku rumput (Germineae) suku empon-
empon (Zingiberaceae) pisang (Musa sapientum L) golongan palma
(Palmae) (Tjitrosoepomo 2001)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) upih daun selain merupakan
bagian daun yang melekat atau memeluk batang juga dapat mempunyai
fungsi lain
a Sebagai pelindung kuncup yang masih muda seperti dapat dilihat
pada tanaman tebu (Saccharum offinacarum L)
b Memberi kekuatan pada batang tanaman Dalam hal ini upih daun-
daun semuanya membungkus batang sehingga batang tidak tampak
bahkan yang tampak sebagai batang dari luar adalah upih-upihnya
tadi
2 Tangkai Daun (Petiolus)
Tangkai daun merupakan bagian daun yang mendukung helaiannya
dan bertugas untuk menempatkan helaian daun tadi pada posisi
sedemikian rupa Hingga dapat memperoleh cahaya matahari yang
sebanyak-banyaknya (Tjitrosoepomo 2001)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) bentuk dan ukuran tangkaian daun
amat berbeda-beda menurut jenisnya tumbuhan bahkan pada satu
tumbuhan ukuran dan bentuknya dapat berbeda-beda Umumnya tangkai
daun berbentuk silinder dengan sisi atas agak pipih dan menebal pada
pangkalnya Jika berdasarkan pada penampang melintangnya dapat
diketahui beberapa kemungkinan berikut
a Bulat dan berongga misalnya pada daun papaya (Carica papaya L)
b Pipih dan tepinya melebar (bersayap) misalnya pada jeruk (Citrus
sp)
c Bersegi
d Setengah lingkaran dan seringkali sisi atasnya beralur dangkal atau
beralur dalam seperti pada tangkai daun pisang
Daun lengkap dapat dijumpai pada beberapa macam tumbuhan misalnya
pohon pisang (Musa paradisiacal L) pohon pinang (Areca catechu L)
bambu (Bambusa sp)
Gambar 3 Bentuk Tangkai Daun(Rizal 2008)
Walaupun tangkai daun biasanya menebal pada bagian pangkalnya
ada pula tangkai daun yang menebal pada pangkal dan ujungnya
misalnya pada daun pohon kupu-kupu (Bauhinic purpurea L) Dalam
uraian mengenai susunan daun telah dikemukakan pula Bahwa tangkai
daun dapat mengalami pergantian bentuk (metamorfosis) menjadi
semacam helaian daun yang dinamakan filodia (Tjitrosoepomo 2001)
3 Helaian Daun (Lamina)
Tumbuhan satu sama lain memiliki helaian daun yang berbeda baik
mengenai bentuk ukuran maupun warnanya Sebatang pohon dapat
mempunyai hanya beberapa helaian daun saja misalnya pisang tetapi
dapat pula memiliki helaian yang banyak misalnya pohon beringin Suatu
tanaman yang memperlihatkan bentuk daun yang berbeda dalam satu
pohon dikatakan memperlihatkan sifat heterofili jika masing-masing
terdapat pada cabang yang berlainan Jika pada satu cabang terdapat kedua
macam bentuk daun tadi sifatnya disebut anisofili (Sativa 2012)
Gambar 4 Bagian Daun Lengkap(Rizal 2008)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) kebanyakan tumbuhan mempunyai daun
yang kehilangan satu atau dua bagian dari tiga bagian tersebut di atas Daun
yang demikian dinamakan daun yang tidak lengkap Mengenai susunan daun
yang tidak lengkap ada beberapa kemungkinan
1 Hanya terdiri atas tangkaian dan helaian saja lazimnya lalu disebut daun
bertangkai Susunan daun yang demikian itulah yang paling banyak
ditemukan Sebagian besar tumbuhan mempunyai daun yang demikian
tadi misalnya nangka (Artocarpus integra Merr) mangga (Manginfera
indica L)
2 Daun terdiri atas upih dan helaian daun yang demikian ini disebut daun
berupih atau daun berpelepah yang biasa terdapat pada golongan suku
rumput misalnya padi (Oryza sativa L) jagung (Zea mays)
3 Daun hanya terdiri atas helaian saja tanpa upih dan tangkaian sehingga
helaian langsung melekat atau duduk pada batang Daun yang demikian
susunannya dinamakan dengan daun duduk (sessilis) Daun yang hanya
terdiri atas helaian daun saja dapat mempunyai pangkal yang demikian
lebarnya hingga pangkal daun tadi seakan-akan melingkari batang atau
memeluk batang sehingga disebut dengan daun memeluk batang
(amplexicaulis) seperti terdapat pada tempuyung (Sonchus oleraceus L)
Bagian samping pangkal daun yang memeluk batang itu seringkali
bangunannya membulat dan disebut telinga daun
4 Daun hanya terdiri atas tangkaian saja dan dalam hal ini tangkaian tadi
biasanya lalu menjadi pipih sehingga menyerupai helaian daun jadi
merupakan suatu helaian daun semu atau palsu dinamakan filodia seperti
terdapat pada berbagai jenis pohon Acacia
Menurut Tjitrosoepomo (2001) selain bagian-bagian tersebut di atas dan
kemungkinan lengkap atau tidaknya bagian-bagian tadi daun pada suatu
tumbuhan seringkali mempunyai alat-alat tambahan atau pelengkap antara
lain berupa
1 Daun penumpu (stipula) yang biasanya berupa dua helai lembaran serupa
daun yang kecil yang terdapat dekat dengan pangkal tangkai daun dan
umunya berguna untuk melindungi kuncup yang masih muda Menurut
letaknya daun penumpu dapat dibedakan menjadi
a Daun penumpu yang bebas terdapat di kanan kiri pangkal tangkai
daun disebut daun penumpu bebas (stipulae liberae) misalnya pada
kacang tanah (Arachis hypogaea L)
b Daun penumpu yang melekat pada kanan kiri pangkal tangkaian daun
(stipulae adnatae) pada mawar (Rosa sp)
c Daun penumpu yang berlekatan menjadi satu yang mengambil tempat
berhadapan dengan tangkaian daun dan biasanya agak lebar hingga
melingkari batang (stipula petiole opposita atau stipula antidroma)
d Daun penumpu yang berlekatan dan mengambil tempat di antara dua
tangkai daun seperti seringkali terjadi pada tumbuhan yang pada satu
buku-buku batang mempunyai dua daun yang duduk berhadapan
misalnya pada pohon mengkudu (Morinda citrifolia L)
2 Selaput bumbung (ocrea atau ochrea) Alat ini berupa selaput tipis yang
menyelubungi pangkal suatu ruas batang Jadi terdapat di atas suatu
tangkaian daun Selaput bumbung dianggap sebagai daun penumpu yang
kedua sisinya saling berlekatan dan melingkari batang sebagai contoh
Polygonum sp
3 Lidah-lidah (ligula) suatu selaput kecil yang biasanya terdapat pada batas
antara upih dan helaian daun pada rumput Alat ini berguna untuk
mencegah mengalirnya air hujan ke dalam ketiak antara batang dan upih
daun Sehingga kemungkinan pembusukkan dapat dihindarkan
Menurut Tjitrosoepomo (2001) sifat-sifat daun dapat dipakai sebagai
petunjuk untuk mengenal suatu jenis tumbuhan Untuk keperluan itu perlulah
diketahui sifat-sifat daun sehingga dari daun dapat diberikan lukisan yang
selengkap mungkin Sifat-sifat daun yang perlu mendapat perhatian adalah
1 Bangunan Helai (Circumscription)
Bentuk daun pada dasarnya dinyatakan berdasarkan bentuk dari
helaiannya tanpa dipengaruhi oleh ada atau tidaknya torehan pada tepi
daun Istilah untuk menyatakan bentuk daun tersebut biasanya digunakan
kata-kata yang umum untuk menyatakan bentuk suatu benda Pada
umumnya istilah untuk menyatakan bentuk suatu benda selau
dihubungkan dengan bentuk dua dimensi dari benda tersebut dan sebagian
besar didasarkan pada rasio panjang terhadap lebar (Tjitrosoepomo 2001)
Selain itu dalam menyatakan suatu benda letak bagian yang terlebar
perlu diperhatikan apakah bagian terlebar tersebut berada di bawah bagian
tengah di bagian tengah atau di atas bagian tengah helaian Dalam
menyatakan bentuk suatu daun selain memperhatikan indeks dan letak
bagian yang terlebar dapat pula digunakan bentuk persamaan dengan
benda-benda lainnya seperti tombak panah dan sebagainya
(Tjitrosoepomo 2001)
Gambar 5 Bangun Daun(Rianawaty 2011)
2 Ujung Daun (Apex)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) ujung daun dapat pula
memperlihatkan bentuk yang beraneka rupa Bentuk-bentuk ujung daun
yang sering dijumpai ialah
a Runcing (acutus) jika kedua tepi daun di kanan dan di kiri ibu tulang
sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak
daun membentuk suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg)
b Meruncing (acuminatus) seperti pada ujung yang runcing tetapi titik
pertemuan kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi dari dugaan hingga
ujung daun nampak sempit panjang dan runcing
c Tumpul (obtusus) tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu
tulang cepat menuju ke suatu titik pertemuan hingga terbentuk sudut
yang tumpul (lebih besar dari 90deg)
d Membulat (rotundatus) seperti pada ujung yang tumpul tetapi tidak
berbentuk sudut sama sekali hingga ujung daun merupakan semacam
suatu busur terdapat pada daun yang bulat atau jorong atau pada daun
bangun ginjal
e Rompang (truncatus) ujung daun tampak sebagai garis yang rata
misalnya ujung anak daun semanggi (Marsilea crenata Presl)
f Terbelah (retusus) ujung daun justru memperlihatkan suatu lekukan
kadang-kadang amat jelas
g Berduri (mucronatus) yaitu jika ujung daun ditutup dengan suatu
bagian yang runcing keras merupakan suatu duri
Gambar 5 Jenis Apex Daun(Rizal 2008)
3 Pangkal Daun (Basis Folii)
Istilah-istilah yang digunakan untuk menyatakan bentuk pangkal
daun Namun pada beberapa tumbuhan bentuk pangkal daun berkaitan
erat dengan pelekatan daun tersebut terhadap batangnya Contoh istilah
bentuk apeks dan pangkal daun diantaranya acuminatae acute apiculate
aristate caudate cirrhose dan lain-lain (Tjitrosoepomo 2001)
Pangkal daun merupakan bagian helaian daun yang berhubungan
langsung dengan tangkaian daun Pangkal yang terdapat di kiri-kanan
tangkai daun baik berlekatan atau tidak dapat dibedakan menjadi enam
macam yaitu
a Runcing (acutus) biasanya terdapat pada bangun memanjang lanset
dan belah ketupat
b Meruncing (acuminatus) biasanya terdapat pada bangun bulat telur
c Tumpul (obtusus) biasanya terdapat pada bangun bulat telur
d Membulat (rotundatus) terdapat bangun bulat telur dan jorong
e Rompanganrata (truncatus) terdapat pada bangun segitiga delta
dan tombak
f Berlekuk (emarginatus) terdapat pada bangun jantung ginjal dan
anak panah (Rosanti 2013)
4 Susunan Tulang Daun (Nervatio atau Venation)
Menurut Rosanti (2013) tulang daun merupakan struktur penguat
helaian daun sama fungsinya dengan tulang manusia yang member
kekuatan menunjang berdirinya tubuh Tulang-tulang daun merupakan
jaringan pembuluh yang dapat mengangkut air maupun hasil fotosintesis
dari akar dan batang serta menuju batang dan akar
Menurut Sativa (2012) pertulangan daun merupakan suatu
karakteristik bagi daun tumbuhan Dari segi anatomi pertulangan daun
sebenarnya merupakan suatu ikatan pembuluh yang berada pada helaian
daun Susunan pertulangan daun dari daun tumbuhan biasanya terdiri dari
a Tulang daun primer (Midrib Costa)
b Tulang daun sekunder (tulang daun lateralnervus lateralis)
c Tulang daun tersier (Veins)
d Tulang daun kuarter (Veinslet)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) tulang-tulang daun adalah bagian
daun yang berguna untuk
a Memberi kekuatan pada daun seperti pula halnya dengan tulang-
tulang hewan dan manusia oleh sebab itu seluruh tulang pada daun
dinamakan pula rangka daun (skeleton)
b Di samping sebagai penguat tulang-tulang daun itu sesungguhnya
adalah berkas-berkas pembuluh yang berfungsi sebagai jalan untuk
pengangkutan zat-zat yaitu
1) Jalan pengangkutan zat-zat yang diambil tumbuhan dari tanah
ialah air beserta garam-garam yang terlarut di dalamnya
2) Jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari tempat
pembuatannya yaitu dari daun ke bagian-bagian lain yang
memerlukan zat itu
Menurut Tjitrosoepomo (2001) tulang-tulang daun menurut besar
kecilnya dibedakan dalam tiga macam yaitu
a Ibu tulang (costa) ialah tulang yang biasanya terbesar merupakan
terusan tangkai daun dan terdapat di tengah-tengah membujur dan
membelah daun
b Tulang-tulang cabang (nervus lateralis) yakni tulang-tulang yang
lebih kecil daripada ibu tulang dan berpangkal pada ibu tulang tadi
atau cabang-cabang tulang ini
c Urat-urat daun (vena) sesungguhnya adalah tulang-tulang cabang pula
tetapi yang lebih kecil atau lembut dan satu sama lain beserta tulang-
tulang yang lebih besar membentuk susunan seperti jala kisi atau
lainnya
Pada dasarnya terdapat dua pola pertulangan daun yang umum
ditemukan yaitu pertulangan daun menjala (rericulate) yang merupakan
karakteristik bagi tumbuhan dikotil dan pertulangan daun sejajar (linier
striate) Pola pertulangan daun menjala terbentuk bila tulang daun
mengalami percabangan yang banyak dan satu sama lain saling
beranastomosa serta ujung-ujungnya bebas sedangkan pola pertulangan
daun-daun sejajar terbentuk bila suatu daun mempunyai tiga atau lebih
tulang daun primer yang letaknya kurang lebih sejajar satu sama lain mulai
dari dasar helaian daun hingga bertemu di bagian apeks daun
(Tjitrosoepomo 2001)
Dari uraian mengenai susunan tulang daun itu dapat ditarik
kesimpulan bahwa susunan tulang daun dapat dipakai sebagai petunjuk
untuk mengenal tumbuhan yaitu
a Tumbuhan biji belah (Dicotyledonae) mempunyai daun bertulang
menyirip atau menjari
b Tumbuhan biji tunggal (Monocotyledonae) mempunyai daun-daun
bertulang melengkung atau sejajar (Tjitrosoepomo 2001)
5 Tepi Daun (Margo Folii)
Pada daun tunggal helaian daun dapat bertepi rata (integerentire)
atau bertoreh Helaian daun dengan tepi bertoreh dangkal tidak akan
merubah bentuk secara keseluruhan tetapi jika helaian daun bertoreh besar
dan dalam dapat mempengaruhi bentuk daun tersebut Karena
terbentuknya torehan (sinus) selalu mengikuti pola pertulangan daun
maka istilah yang digunakan untuk menamakan tepi daun yang bertoreh
merupakan kombinasi antara sifat torehan dengan pertulangan daun
(Tjitrosoepomo 2001)
Torehan atau lekukan pada helaian daun bermacam-macam Torehan
daun bersifat dua macam Torehan pertama tidak mengubah bentuk asli
daun hanya sedikit bergelombang di tepinya Torehan lainnya dapat
menyebabkan hilangnya bentuk asli daun karena daun mengalami lekukan
yang banyak akibat torehan-torehannya Lekukan daun disebut sinus
sedangkan tepi daunnya disebut dengan angulus (Rosanti 2013)
Bila torehan yang terjadi hanya sedikit kurang dari setengah panjang
tulang cabang daun yang di dekatnya maka torehan daun disebut berlekuk
(lobatus) Jika dalamnya torehan mencapai setengah panjang tulang
cabang daun maka disebut sebagai daun yang bercangap (fissus) Dan jika
dalamnya torehan melebihi setengah panjang tulang cabang daun di
dekatnya maka tepi daun dikatakan berbagi (partitus) (Rosanti 2013)
Gambar 6 Jenis Tipe Daun(Rizal 2008)
6 Daging Daun (Intervenium)
Daging daun ialah bagian daun yang terdapat di antara tulang-tulang
daun dan urat-urat daun Di bagian ini zat-zat yang diambil dari luar
diubah dijadikan zat-zat yang sesuai dengan keperluan kehidupan tumbuh-
tumbuhan Tebal atau tipisnya helaian daun juga bergantung pada tebal
tipisnya daging daunnya (Tjitrosoepomo 2001)
Daging daun yang dimiliki oleh tumbuhan bermacam-macam tipis
seperti selaput contohnya paku selaput keras contohnya pisang tipis lunak
seperti yang terdapat pada daun selada air pekamen sebagai contohnya
kelapa dan yang berdaging sebagai contoh lidah buaya (Sativa 2012)
Daging daun merupakan isi dari daun daun terdiri dari sel-sel yang
membentuk berbagai jaringan Sel dan jaringan ini yang merupakan isi
dari daun yang dibatasi oleh permukaan atas dan permukaan bawah daun
Daging daun berbeda ada yang berdaging tebal dan ada yang berdaging
tipis (Tjitrosoepomo 2001)
7 Keadaan Permukaan Atas dan Bawah Daun
Pada umumnya warna daun pada sisi atas dan bawah berwarna
berbeda biasanya sisi atas tampak lebih hijau licin atau mengkilat jika
dibandingkan dengan sisi bawah daun Hal ini disebabkan karena warna
hijau lebih banyak terdapat pada lapisan atas daripada lapisan bawah
Kadang-kadang pada permukaan daun terdapat alat-alat tambahan seperti
licin (laevis) gundul (glaber) kasap (scaber) berkerut (rugosus)
berbingkul-bingkul (bullatus) berbulu (pilosus) berbulu halus dan rapat
(villosus) berbulu kasar (hispidus) dan bersisik (lepidus) (Tjitrosoepomo
2001)
Menurut Rizal (2008) permukaan daun terdiri dari beberapa jenis
yaitu glabrous (tanpa rambut licingundul) pubescent (berbulu pendek
lembut) villous (berambut panjang lurus putih keperak-perakan)
tomentose (berambut seperti wol ikal) scabrous (berambut pendek
kasar) glaucous (warna putih kebiruan dan berlilin) rugose (berkeriput
karena keadaan tulang daun yang tenggelam) glandular (berkelenjar
resin minyak)
Gambar 7 Permukaan Atas dan Bawah Daun(Rizal 2008)
C Tanaman Bambu (Bambusa sp)
Bambu tergolong keluarga Gramineae (rumput-rumputan) disebut juga
Giant grass (rumput raksasa) berumpun dan terdiri dari sejumlah batang
(buluh) yang tumbuh secara bertahap dari mulai rebung batang muda dan
sudah dewasa pada umur 3-4 tahun Nama lain dari bambu adalah buluh aur
dan eru Di dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan
pertumbuhan paling cepat Karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik
dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60 cm (24 Inchi) bahkan lebih
tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam (Tarigan
2011)
Bambu merupakan tanaman yang memiliki manfaat sangat penting bagi
kehidupan Semua bagian tanaman mulai dari akar batang daun kelopak
bahkan rebungnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan Tanaman
bambu menpunyai dua tipe pertumbuhan rumpun yaitu simpodial (clump
type) dan monopodial (running type) Pada tipe simpodial tunas baru keluar
dari ujung rimpang Terdapat dua bentuk bambu secara umum yaitu bambu
berkayu dari suku Arundinarieae dan Bambuseae dan bambu rerumputan dari
suku Olyreae Analisis molekuler dari pastida menunjukkan bahwa terdapat
tiga sampai lima garis keturunan utama dari bambu (Tarigan 2011)
Menurut Tarigan (2011) klasifikasi pada tanaman bambu terdiri dari
Regnum Plantae
Divisio Magnoliophyta
Classis Liliopsida
Subclassis Commelinidae
Ordo Cyperales
Familia Poaceae
Genus Bambusa
Spesies Bambusa sp
Pada tanaman bambu daunnya merupakan daun tunggal yang lengkap
karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun ini mempunyai bangun daun garis
(linearis) Ujung daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat
memiliki tepi daun yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun
sejajar permukaan atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau
tua sedangkan warna bagian bawah daun hijau muda (Tarigan 2011)
Gambar 8 Bagian Daun Bambu(Rahman 2014)
Bangun atau bentuk dari daun bambu adalah berbentuk pita atau bentuk
memanjang dari daun dengan perbandingan panjang dan lebar 3-5 1 ujung
daun pada daun bambu berbentuk runcing yaitu penyempitan ke arah ujung
daun dengan sedikit demi sedikit Sedangkan untuk pangkal daun membulat
karena pada pangkal daunnya tidak terdapat sama sekali sudut pangkal daun
daun bambu memiliki tepi yang rata tidak bergerigi dan bertoreh (Tarigan
2011)
Daging daunnya bertipe perkamen yaitu tipis namun cukup kaku
Pertulangan daunnya sejajar dari pangkal daun ke arah ujung daun
Permukaan atas dan bawah daun cukup kasar karena disebabkan pertulangan
daun yang cukup terasa dan adanya semacam bulu-bulu halus Warna daun
pada bagian atas jauh lebih gelap dibanding dengan yang di bawah dan warna
yang kebanyakan ditemukan adalah warna hijau namun ada beberapa jenis
bambu yang lain memilki daun yang berwarna kuning (Tarigan 2011)
D Tanaman Jagung (Zea Mays)
Tanaman jagung termasuk famili rumput-rumputan (Graminae) dari
subfamili Myadeae Dua famili yang berdekatan dengan jagung adalah
Teosinte dan Tripsacum yang diduga merupakan asal dari tanaman jagung
Teosinte berasal dari Meksico dan Guatemala sebagai tumbuhan liar di daerah
pertanaman jagung Jagung berwarna kuning batang bulat masif tidak
bercabang tinggi kurang lebih 15 meter (Sihaloho 2011)
Bunga majemuk berumah satu bunga jantan dan betina bentuk bulir di
ujung batang dan di ketiak daun warna putih Tanaman jagung adalah
tanaman semusim Jagung merupakan tanaman semusim (annual) Satu siklus
hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari Paruh pertama dari siklus
merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap
pertumbuhan generatif (Sihaloho 2011)
Menurut Sihaloho (2011) berdasarkan taksonominya tanaman jagung
dapat diklasifikasikan sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisio Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Ordo Poales
Familia Poaceae
Genus Zea
Spesies Zea mays L
Daun jagung adalah daun sempurna meskipun hanya terdiri atas upih
dan helaian yang disebut daun berupih Bentuknya memanjang merupakan
bangun pita (ligulatus) karena serupa dengan bangun garis tetapi lebih
panjang lagi daging daun (intervenium) tipis seperti kertas karena tipis tetapi
cukup tegar tepi daun (margo) rata (integer) karena apabila diraba pada
pinggirnya rata tidak bergerigi ujung daun (apex) runcing (acutus) karena
ujung daun memperlihatkan kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit
demi sedikit menuju keatas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk
suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg iquest ujung daun yang runcing lain dapat
pada daun-daun bangun bulat lanset segitiga delta belah ketupat dan
sebagainya (Sihaloho 2011)
Pangkal (basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun
berbulu halus dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau
beludru pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini
umumnya dapat di lihat pada bangun daun pita dan juga daun jagung
mempunyai satu tulang di tengah yang besar membusur ke daun sedang
tulang-tulang lainnya tampak lebih kecil dan tampak terlihat semua
mempunyai arah yang sejajar dengan satu tulang yang di tengah tadi
(Sihaloho 2011)
Gambar 9 Bagian Daun Jagung
(Akbar 2011)
Berdasarkan letak posisi daun (sudut daun) terdapat dua tipe daun
jagung yaitu tegak (erect) dan menggantung (pendant) Daun erect biasanya
memiliki sudut antara kecil sampai sedang pola helai daun bisa lurus atau
bengkok Daun pendant umumnya memiliki sudut yang lebar dan pola daun
bervariasi dari lurus sampai sangat bengkok Jagung dengan tipe daun erect
memiliki kanopi kecil sehingga dapat ditanam dengan populasi yang tinggi
(Sihaloho 2011)
E Cemara Kipas (Thuja orientalis L)
Cemara kipas adalah salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai
bahan untuk penyakit dalam oleh masyarakat Guluk-guluk tumbuhan ini
ditanam di sekitar rumah Tumbuhan ini dimanfaatkan daunnya oleh
masyarakat Masyarakat menyebut tumbuhan ini dengan nama cemara
(Yulianti 2013)
Cupreseaceae dengan genus Thuja atau lebih akrab dikenal dengan
Whitecedar adalah salah satu keluarga cemara kipas Eropalah yang pertama
kali memperkenalkan tanaman ini sebagai tanama hias Pohon ini subur hidup
di hutan karena hutan memilki atmosfer yang kondusif dan kaya akan
kelembabannya Beberapa lokasi di Indonesia menyebut tanaman cemara
kipas ini dengan ceker ayam (Yulianti 2013)
Menurut Yulianti (2013) klasifikasi dari pohon cemara kipas adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisi Coniferophyta
Kelas Pinopsida
Bangsa Pinales
Suku Cupressaceae
Marga Thuja
Jenis Thuja orientalis L
Gambar 10 Daun Cemara Kipas(Ria 2012)
Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Tekstur daunnya yang lembut Daunnya mengandung saponin selain itu daunnya juga mengandung polifenol Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun Daun tanaman cemara kipas
termasuk mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua (Yulianti
2013)
F Daun Bawang (Allium fistulosum L)
Daun bawang sebenarnya istilah umum yang terdiri dari spesies yang
berbeda Jenis yang paling umum dijumpai adalah bawang daun (Allium
fistulosum) Jenis lainnya adalah A ascalonicum yang masih sejenis dengan
bawang merah Kadang-kadang bawang prei juga disebut sebagai daun
bawang (Warintek 2014)
Gambar 11 Daun Bawang(Firli 2014)
Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk
rumput Sistem perakarannya termasuk akar serabut yang terpencar ke semua
arah pada kedalaman antara 15-30 cm Daun dan akar Allium fistulosum
mengandung saponin dan tanin di samping itu daunnya mengandung minyak
atsiri Selain itu daun bawang merupakan tumbuhan herba semusim dengan
tinggi 60-70 cm (Warintek 2014)
Daun tanaman bawang daun berbentuk bulat memanjang berlubang
menyerupai pipa dan bagian ujungnya meruncing Bawang prei (Allium
ampeloprasum L) memiliki daun berbentuk pipih memanjang tidak
membentuk rongga (seperti pipa) dan bagian ujungnya meruncing Ukuran
panjang daun sangat bervariasa antara 18-40 cm tergantung pada varietasnya
Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun halus Daun
tanaman bawang daun merupakan bagian tanaman yang dikonsumsi
(dimakan) sebagai bumbu atau penyedap sayuran Daun juga berfungsi
sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis tersebut digunakan untuk
pertumbuhan tanaman (Cahyono 2005)
Menurut Cahyono (2005) klasifikasi dari daun bawang adalah sebagai
berikut
Regnum Plantae (Tumbuhan)
Subdivisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Kelas Liliopsida (berkeping satu monokotil)
Ordo Liliflorae
Famili Liliaceae
Genus Allium
Spesies Allium fistulosum L
Bentuk daun dari bawang prei yaitu panjang pipih tidak berlubang
Warna daun umumnya hijau muda sampai hijau tua Panjang daun sangat
bervariasi antara 18-30 cm atau lebih tergantung dari varietas dan kesuburan
pertumbuhannya Bawang prei membentuk daun yang pipih helainya
berbentuk talang pelepahnya cukup panjang tidak membentuk umbi hanya
batang semunya di bagian bawah agak membengkak (Warintek 2014)
Menurut Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar
G Daun Kelapa (Cocos nucifera)
Tanaman kelapa diperkirakan berasal dari Amerika Selatan Tanaman
kelapa merupakan tanaman asli daerah tropis dan dapat dijumpai di seluruh
wilayah Indonesia Kelapa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bila
ditanam di tempat yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kelapa
(Harahap 2012)
Menurut Harahap (2012) klasifikasi dari pohon kelapa adalah sebagai
berikut
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Bangsa Palmales
Suku Palmae
Genus Cocos
Spesies Cocos nucifera
Daun kelapa berbentuk memanjang dan bertulang sejajar dan tumbuh
lebih cepat pada musim hujan Keluarga Palmae (palem) umumnya tidak
bercabang dan mempunyai daun yang berbentuk cincin Pertumbuhan dan
pembentukan mahkota daun dimulai sejak biji berkecambah dan pada tingkat
pertama dibentuk 4ndash6 helai daun Daun tersusun saling membalut satu sama
lain merupakan selubung dan mudahkan susunan lembaga serta akar
menembus sabut pada waktu tumbuh (Harahap 2012)
Gambar 12 Daun Kelapa(Harahap 2012)
Tanaman kelapa memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung
atau ayam Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang
sangat tajam dan keras di kedua sisisnya Anak-anak daun (foliage leaflet)
tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun Di tengah-tengah setiap anak
daun terbentuk lidi sebagai tulang daun Daun kelapa membentuk susunan
majemuk bersirip genap dan bertulang sejajar Daun sebagai tempat
fotosintesis dan sebagai alat respirasi (Harahap 2012)
Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat Duduk pelepah
daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang melingkari batang dan
membentuk spiral Daun terdiri dari
1 Kumpulan anak daun (leaf lets) yang mempunyai helaian (lamina) dan
tulang anak daun (midrib)
2 Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat
3 Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang
4 Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup
dan memberi kekuatan pada batang (Harahap 2012)
H Talas Pelangi (Colocasia sp)
Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun Talas termasuk
dalam suku talas-talasan (Araceae) berperawakan tegak tingginya 1 cm atau
lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun Tanaman talas
mengandung asam perusi (asam biru atau HCN) Sistem perakaran serabut
liar dan pendek Umbi mempunyai jenis bermacam-macam (Warintek 2014)
Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi Umbi pelepah
daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan obat maupun
pembungkus Daun sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai
pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasi Daunnya
berbentuk perisai atau hati lembaran daunnya 20-50 cm panjangnya dengan
tangkai mencapai 1 meter panjangnya warna pelepah bermacam-macam
(Warintek 2014)
Menurut Warintek (2014) klasifikasi dari tanaman talas pelangi adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisio Magnoliophyta
Classis Liliopsida
Subclassis Arecidae
Ordo Arales
Familia Areceae
Genus Colocasia
Spesies Colocasia sp
Gambar 13 Daun Talas Pelangi(Rynari 2012)
Tanaman keladi merupakan tanaman yang berdaun lengkap karena
mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian daun (lamina) Pada daun keladi bangun daunnya
seperti perisai dengan ujung daun yang meruncing (acuminatus) dan pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) Daun keladi mempunyai tepi daun yang
rata (integer) daging daun tipis lunak (herbaceus) dengan pertulangan daun
yang menyirip (penninervis) Pada permukaan atas daun terasa
licin (laevis) dan berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun
berwarna hijau muda dan juga terasa licin (laevis) (Warintek 2014)
I Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)
Kembang sepatu merupakan tumbuhan asli daerah tropis di dataran Asia
Tanaman ini kemudian menyebar di berbagai negara mulai dari Timur Jauh
sampai ke Eropa Daunnya merupakan daun tunggal berbentuk oval atau hati
dengan tepi bergerigi ujung daun meruncing urat daun menjari dan
menyirip memiliki daun penumpu Daun berwarna hijau Kembang sepatu
berbunga tunggal yang ke luar dari ketiak daun panjang tangkai bunga 1ndash 4
cm dan menjurai dengan lima mahkota yang tersusun berbentuk terompet
atau lonceng Helaian mahkota bunga tunggal atau ganda warna bunga
bervariasi misalnya putih kuning merah muda jingga dan kombinasi
warna-warna tersebut Panjang daun 5ndash10 cm dan lebar 3- 75 cm (Simplisia
2012)
Menurut Simplisia (2012) kalsifikasi dari kembang sepatu adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisi Magnoliophyta
Kelas Magnoliopsida
Ordo Malvales
Famili Malvaceae
Genus Hibiscus
Spesies Hibiscus rossa-sinensis
Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk daun tidak
lengkap karena tidak terdapat satu bagian dari daun lengkap yaitu tidak
memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina) Bangun daun (Circum
scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah daun
bulat telur (ovatus) Ujung daun (apex folii) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Tepi daun (margo folii)
pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah bergerigi
(serratus) karena sinus dan angulus sama lancipnya (Simplisia 2012)
Gambar 14 Bagian Daun Kembang Sepatu(Hanifiyah 2012)
Pangkal daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis)
karena daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke
ujung dan merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) Daging daun
(intervenium) pada daun kembang sepatu adalah seperti kertas
(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar Warna daunnya
adalah hijau tua (Simplisia 2012)
J Tanaman Euphorbia (Euphorbia milii)
Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke
seluruh dunia termasuk ke Indonesia Nama Euphorbia berasal dari nama
Euphorbus seorang dokter dari Mauritania Afrika Utara yang telah berjasa
pada rajanya Meskipun demikian beberapa spesies diakui merupakan
tanaman asli daerah lain Misalnya Euphorbia characias subspWulfenii dari
Portugal Euphorbia griffithii dari Himalaya dan Euphorbia marganita dari
Amerika Utara (Purwanto 2006)
Menurut Purwanto (2006) klasifikasi dari tanaman euphorbia adalah
sebagai berikut
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Dicotyledoneae
Ordo Archichlamydeae
Famili Euphorbiaceae
Genus Euphorbia
Spesies Euphorbia milii
Bentuk daun euphorbia bervariasi meskipun tidak terlalu banyak ada
yang berbentuk bulat telur memanjang dan jorong Masing-masing daun
mempunyai ketebalan berbeda-beda Hampir semua daun tidak bertangkai
tetapi duduk pada batang Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga
bervariasi ada yang runcing tumpul dan ujung terbelah Susunan daun
euphorbia berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas
batang tanaman (Purwanto 2006)
Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)
Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras
Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun
euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung
Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang
beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai
berikut
a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung
daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung
daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi
dua bulatan
b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip
mengecil (Purwanto 2006)
K Tomat (Solanum lycopersicum)
Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2
meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah
sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)
yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan
mati setelah bereproduksi (Arya 2012)
Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani
mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut
Kelas Dicotyledonae
Ordo Tubiflorae
Famili Solanaceae
Genus Lycopersicum
Spesies Lycopersicum esculentum Mill
Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)
Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu
berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di
antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk
tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)
Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25
cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan
membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip
terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)
Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki
warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-
40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-
1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Raden Fatah Palembang
B Alat dan Bahan
1 Alat Praktikum
a Lup
b Mikroskop binokuler
c Pensil warna
d Mistar
e Buku gambar
2 Bahan Praktikum
a Daun bambu
b Daun jagung
c Daun cemara kipas
d Daun bawang
e Daun kelapa
f Talas pelangi
g Solanum lycopersicum
h Rosa sinensis
C Cara Kerja
1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas
pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan
dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut
2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A Hasil Pengamatan
No Gambar Keterangan
1
Daun tomat (Solanum lycopersicum)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
2
Daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis L)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
3
Daun jagung (Zea mays)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ibu tulang daun (costa)
6 Tepi daun (margo folii)
4
Daun talas pelangi (Colocasia sp)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Tangkai daun (petiolus)
3 Helaian daun (lamina)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Tepi daun (margo folii)
8 Daging daun (intervenium)
9 Ibu tulang (costa)
10 Urat daun (vena)
5
Daun eforbia (Euphorbia milii)
1 Helaian daun (lamina)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pangkal daun (basis folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6
Daun bambu (Bambusa sp)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pelepah daun (vagina)
4 Helaian daun (lamina)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7
Daun cemara kipas (Thuja orientalis)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
8
Daun bawang (Allium fistulosum L)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tepi daun (margo folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ujung daun (apex folii)
9
Daun kelapa (Cocos nucifera)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tangkai daun (petiolus)
4 Tepi daun (margo folii)
5 Tulang daun (nervatio)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Ujung daun (apex folii)
B Pembahasan
Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang
diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas
pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun
yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari
kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)
warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun
dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun
majemuk ataupun daun tunggal
Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-
bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun
tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum
lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun
(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk
bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan
lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat
(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat
terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)
dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat
bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip
(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk
Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)
panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang
memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7
Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan
daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang
tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki
bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun
kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai
Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng
(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)
sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun
yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan
daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu
berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)
memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal
Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian
dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)
Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal
daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah
tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini
mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan
merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua
Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan
helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang
berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan
51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)
berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)
pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun
jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang
cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis
seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun
yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun
yang sejajar (rectinervis)
Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri
atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata
(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung
daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi
daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal
(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus
dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru
pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya
dapat di lihat pada bangun daun pita
Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)
merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk
perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)
dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis
lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah
sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)
talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun
dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang
berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun
(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi
merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk
seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya
agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan
daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan
berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda
dan juga terasa licin (laevis)
Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)
Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)
langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia
adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan
pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging
daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan
permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun
tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi
meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang
dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang
Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing
tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal
melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda
hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih
Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang
merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun
(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)
Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing
(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua
serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun
tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta
pertulangan daun yang sejajar
Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan
daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah
daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung
daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun
yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan
atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan
warna bagian bawah daun hijau muda
Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja
orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas
helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai
Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan
1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan
tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)
Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun
yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk
dengan pertulangan yang menjari (palminervis)
Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk
mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun
Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum
l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun
bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)
sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke
dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset
(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun
yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki
daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah
putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)
Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya
dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun
yang tunggal
Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman
bawang daun berbentuk bulat memanjang
Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun
adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena
memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun
(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan
perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya
tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai
daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau
tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun
kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk
Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan
bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung
daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan
daging daun yang perkamen
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)
adalah sebagai berikut
1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan
tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)
2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun
(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah
helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki
perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan
tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang
menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya
Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius
Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB
Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB
Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius
Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB
Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB
Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga
Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB
Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB
Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB
Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB
Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press
Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa
Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB
Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB
Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)
Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)
Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)
Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)
Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)
akan berubah warna menjadi kuning serta akan mengalami pembusukkan
hingga berwarna coklat bahkan menghitam (Hidayat 1995)
Adapun bentuk daun yang kebanyakan mempunyai ketebalan yang tipis
melebar ditambah dengan berwarna hijau serta menghadap ke atas karena
telah sesuai dengan fungsi-fungsi daun tersebut Daun dapat dikatakan
lengkap apabila telah memiliki bagian-bagian seperti pelepah (vagina)
tangkai (petiolus) dan helaian (lamina) Akan tetapi kebanyakan dari manusia
tidak mengetahui letak atau tempat dari pelepah (vagina) tangkai (petiolus)
dan helaian (lamina)
Selain itu tidak semua daun mempunyai bagian yang lengkap tersebut
Ada beberapa tumbuhan yang hanya mempunyai daun berupa tangkai dan
helaian juga ada beberapa tumbuhan yang mempunyai daun berupa bagian
tangkai Sebagai contoh daun yang biasa dilihat dan dimanfaatkan oleh
manusia adalah daun bambu daun jagung serta daun talaskeladi Beberapa
contoh dari daun tersebut mempunyai bagian-bagian daun yang mempunyai
kelengkapan serta tidak lengkap
Meskipun telah dipahami mengenai kelengkapan bagian-bagian daun
tersebut yang menyangkut dengan helaian tangkai serta pelepah Bagian-
bagian daun lain yang akan menjadi ciri tumbuhan seperti bentuk daun bentuk
apeks serta pangkal daun ditambah pertulangan daun dan tepi daun tidak dapat
dipahamai serta diketahui tanpa adanya pengamatan secara langsung Akibat
banyaknya jenis daun yang perlu dipelajari bagaimana bentuk dan
pembagiannya Namun dalam penentuan jenis-jenis daun tumbuhan tidaklah
mudah seringkali terjadi kekeliruan Sehingga teori perlu didukung dengan
adanya praktikum
B Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)
adalah sebagai berikut
1 Mengenal dan membedakan bagian-bagian daun dengan bagian-bagian
tumbuhan lainnya
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A Daun dan Fungsinya
Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada
umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun Alat ini hanya
terdapat pada batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian lain pada
tubuh tumbuhan Bagian-bagian batang tempat duduknya atau melekatnya
daun dinamakan buku-buku (nodus) batang dan tempat di atas daun yang
merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla)
(Tjitrosoepomo 2001)
Biasanya ada hubungan antara anatomi buku dan stipula pada dikotil
atau pelepah pada monokotil Kebanyakan tumbuhan yang memiliki buku
(nodus) trilakuna juga memiliki stipula sedangkan yang bukunya bersifat
multilakuna memiliki dasar daun berupa pelepah Pertumbuhan awal pada
daun biasanya dibagi menjadi pertumbuhan apikal dan marginal Pertumbuhan
apikal terjadi di ujung oleh sel pemula apikal dan mengakibatkan primordium
menjadi lebih tinggi Pertumbuhan marginal diakibatkan oleh pemula
marginal dan menghasilkan pelebaran lateral membentuk kedua panel helai
daun (Hidayat 1995)
Daun pada ranting tersusun secara tetap bagi suatu spesies tertentu
Setiap daun letaknya agak berjauhan dari yang di dekatnya Jika pada buku
hanya terdapat satu daun maka daun-daun itu tersusun berseling Jika ada dua
daun pada buku yang sama secara berhadap-hadapan maka disebut
berhadapan atau selentang Pada sejumlah kecil tumbuhan lebih dari dua daun
tersusun pada satu buku maka kedudukan daun itu terpusat atau berkarang
Susunan seperti itu dijumpai pada batang tumbuhan herba (Tjitrosomo 1983)
Daun adalah organ fotosintesis utama pada sebagian besar tumbuhan
meskipun batang yang bewarna hijau juga melakukan fotosintesis Daun
merupakan salah satu bagian penting dari tanaman karena memiliki klorofil
yaitu proses pembentukan tanaman (Sativa 2012)
Daun sesungguhnya adalah cabang atau ranting yang mengalami
modifikasi Pada tumbuhan tingkat tinggi daun merupakan tempat penting
untuk fotosintesis Daun merupakan salah satu organ pokok pada tumbuhan
Daun berbentuk pipih melebar dan pada umumnya berwarna hijau karena
mengandung kloroplas di dalam sel-selnya Daun terdapat di bagian atas
tumbuhan dan melekat pada batang (Rianawaty 2011)
Perbedaan antara batang dan daun yaitu batang mempunyai
pertumbuhan yang tidak terbatas sedangkan daun mempunyai pertumbuhan
yang terbatas yang segera berhenti tumbuh berfungsi untuk beberapa musim
dan kemudian akan gugur Helaian daun ditopang oleh rangka daun yang
disusun oleh tulang daun Tulang daun mengandung jaring-jaring pembuluh
xylem dan floem yang menyalurkan air ke daun dan hasil-hasil fotosintesis dari
daun (Tjitrosomo 1983)
Daun biasanya tipis dan melebar kaya akan suatu zat warna hijau yang
dinamakan klorofil oleh karena itu daun biasanya berwarna hijau dan
menyebabkan tumbuhan atau daerah-daerah yang ditempati tumbuhan-
tumbuhan nampak hijau pula Bagian tumbuhan ini mempunyai umur yang
terbatas akhirnya akan runtuh dan meninggalkan bekas pada batang Pada
waktu akan runtuh warna daun berubah menjadi kekuning-kuningan dan
akhirnya menjadi perang (Tjitrosoepomo 2001)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) bentuk daun yang tipis melebar warna
hijau dan duduknya pada batang yang menghadap ke atas itu memang sudah
selaras dengan fungsi daun bagi tumbuh-tumbuhan yaitu sebagai alat untuk
1 Pengambilan zat-zat makanan (reasorbsi) terutama yang berupa zat gas (
CO2)
2 Pengolahan zat-zat makanan (asimilasi)
3 Penguapan air (transpirasi)
4 Pernafasan (respirasi)
Tumbuhan mengambil zat-zat makanan dari lingkungannya dan zat yang
diambil (diserap) tadi adalah zat-zat yang bersifat anorganik Air beserta
garam-garam diambil dari tanah oleh akar tumbuhan sedang gas asam arang (
CO2) yang merupakan zat makanan pula bagi tumbuhan diambil dari udara
melalui celah-celah halus yang disebut mulut daun (stomata)
Pengolahan zat anorganik menjadi zat organik dilakukan oleh daun
(sesungguhnya zat hijau daun atau klorofilnya) dengan bantuan sinar matahari
Pekerjaan ini disebut asimilasi jadi daun dapat disamakan dengan dapur bagi
tumbuhan Setiap benda yang basah di dalam ruang yang belum jenuh dengan
uap air akan menguapkan air ke dalam ruang tadi Peristiwa ini merupakan
suatu peristiwa yang ada di dalam alam terkenal sebagai peristiwa difusi yang
bertujuan untuk meniadakan perbedaan konsentrasi kandungan akan air antara
ruangan benda dengan benda yang basah itu (Tjitrosoepomo 2001)
Penguapan itu akan berjalan terus sampai konsentrasi atau kadar air
dalam ruangan tempat benda itu sama dengan kadar air dalam benda atau
udara dalam ruangan tadi tidak sanggup lagi menerima tambahan uap air
dengan lain perkataan udara dalam ruangan tadi telah jenuh dengan uap air
Penguapan air melalui daun menyebabkan air yang diserap oleh akar dari
tanah itu di dalam tubuh tumbuhan bergerak mengalir dari bawah ke atas
Adapun yang dimaksud dengan penetesan air atau gutasi adalah keluarnya air
dalam bentuk tetes-tetes (Tjitrosoepomo 2001)
B Bagian-bagian Daun
Struktur jaringan pembuluh dalam tangkai dan tulang daun utama
biasanya mirip dengan dalam batang Istilah bagi seluruh daun pada tanaman
adalah phyllom Namun dikenal juga istilah daun hijau katafil hiposofil
kotiledon (keping biji) profil dll Daun pertama pada cabang lateral disebut
prophyll Pada monokotil hanya ada satu helai prophyll pada dikotil ada dua
helai Hiposofil berupa berbagai jenis brakte yang mengiringi bunga dan
berfungsi sebagai pelindung (Hidayat 1995)
Menurut Rianawaty (2011) dari segi morfologi dan anatomi daun
merupakan organ yang sangat bervariasi Semua bentuk daun yang terdapat
pada suatu tumbuhan disebut phyllome terdiri dari
1 Daun sebagai organ fotosintetik utama pada tumbuhan
2 Katafil
a Sisik yang muncul pada tunas dan pada batang yang tumbuh di bawah
tanah
b Fungsi pelindung atau penyimpan cadangan makanan
c Contoh-contoh
1) Pada tunas mahoni
2) Pada batang bawah tanah kormus Gladiolus rimpang jahe sisik
tebal Allium
Gambar 1 Cataphyll(Rianawaty 2011)
3 Hypsophyll berbagai tipe daun pelindung bunga (braktea) yang berfungsi
sebagai pelindung Kadang hypsophyll berwarna menyala dengan fungsi
seperti mahkota bunga Merah pada saptha bunga Anthurium Ungu pink
putih oranye pada Bougenville sehingga tampak seperti bunga sedang
bunganya sendiri tidak menarik
4 Kotiledon yaitu daun pertama pada tumbuhan bisa berfungsi untuk
fotosintesis seperti pada tomat Selain itu juga sumber makanan yang
terdapat pada kacang-kacangan
Gambar 2 Cotyledons pada Tumbuhan(Rianawaty 2011)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) daun yang lengkap mempunyai bagian-
bagian berikut
1 Upih Daun atau Pelepah Daun (Vagina)
Daun yang berupih umumnya terdapat pada tumbuhan yang berbiji
tunggal (Monocotyledoneae) suku rumput (Germineae) suku empon-
empon (Zingiberaceae) pisang (Musa sapientum L) golongan palma
(Palmae) (Tjitrosoepomo 2001)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) upih daun selain merupakan
bagian daun yang melekat atau memeluk batang juga dapat mempunyai
fungsi lain
a Sebagai pelindung kuncup yang masih muda seperti dapat dilihat
pada tanaman tebu (Saccharum offinacarum L)
b Memberi kekuatan pada batang tanaman Dalam hal ini upih daun-
daun semuanya membungkus batang sehingga batang tidak tampak
bahkan yang tampak sebagai batang dari luar adalah upih-upihnya
tadi
2 Tangkai Daun (Petiolus)
Tangkai daun merupakan bagian daun yang mendukung helaiannya
dan bertugas untuk menempatkan helaian daun tadi pada posisi
sedemikian rupa Hingga dapat memperoleh cahaya matahari yang
sebanyak-banyaknya (Tjitrosoepomo 2001)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) bentuk dan ukuran tangkaian daun
amat berbeda-beda menurut jenisnya tumbuhan bahkan pada satu
tumbuhan ukuran dan bentuknya dapat berbeda-beda Umumnya tangkai
daun berbentuk silinder dengan sisi atas agak pipih dan menebal pada
pangkalnya Jika berdasarkan pada penampang melintangnya dapat
diketahui beberapa kemungkinan berikut
a Bulat dan berongga misalnya pada daun papaya (Carica papaya L)
b Pipih dan tepinya melebar (bersayap) misalnya pada jeruk (Citrus
sp)
c Bersegi
d Setengah lingkaran dan seringkali sisi atasnya beralur dangkal atau
beralur dalam seperti pada tangkai daun pisang
Daun lengkap dapat dijumpai pada beberapa macam tumbuhan misalnya
pohon pisang (Musa paradisiacal L) pohon pinang (Areca catechu L)
bambu (Bambusa sp)
Gambar 3 Bentuk Tangkai Daun(Rizal 2008)
Walaupun tangkai daun biasanya menebal pada bagian pangkalnya
ada pula tangkai daun yang menebal pada pangkal dan ujungnya
misalnya pada daun pohon kupu-kupu (Bauhinic purpurea L) Dalam
uraian mengenai susunan daun telah dikemukakan pula Bahwa tangkai
daun dapat mengalami pergantian bentuk (metamorfosis) menjadi
semacam helaian daun yang dinamakan filodia (Tjitrosoepomo 2001)
3 Helaian Daun (Lamina)
Tumbuhan satu sama lain memiliki helaian daun yang berbeda baik
mengenai bentuk ukuran maupun warnanya Sebatang pohon dapat
mempunyai hanya beberapa helaian daun saja misalnya pisang tetapi
dapat pula memiliki helaian yang banyak misalnya pohon beringin Suatu
tanaman yang memperlihatkan bentuk daun yang berbeda dalam satu
pohon dikatakan memperlihatkan sifat heterofili jika masing-masing
terdapat pada cabang yang berlainan Jika pada satu cabang terdapat kedua
macam bentuk daun tadi sifatnya disebut anisofili (Sativa 2012)
Gambar 4 Bagian Daun Lengkap(Rizal 2008)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) kebanyakan tumbuhan mempunyai daun
yang kehilangan satu atau dua bagian dari tiga bagian tersebut di atas Daun
yang demikian dinamakan daun yang tidak lengkap Mengenai susunan daun
yang tidak lengkap ada beberapa kemungkinan
1 Hanya terdiri atas tangkaian dan helaian saja lazimnya lalu disebut daun
bertangkai Susunan daun yang demikian itulah yang paling banyak
ditemukan Sebagian besar tumbuhan mempunyai daun yang demikian
tadi misalnya nangka (Artocarpus integra Merr) mangga (Manginfera
indica L)
2 Daun terdiri atas upih dan helaian daun yang demikian ini disebut daun
berupih atau daun berpelepah yang biasa terdapat pada golongan suku
rumput misalnya padi (Oryza sativa L) jagung (Zea mays)
3 Daun hanya terdiri atas helaian saja tanpa upih dan tangkaian sehingga
helaian langsung melekat atau duduk pada batang Daun yang demikian
susunannya dinamakan dengan daun duduk (sessilis) Daun yang hanya
terdiri atas helaian daun saja dapat mempunyai pangkal yang demikian
lebarnya hingga pangkal daun tadi seakan-akan melingkari batang atau
memeluk batang sehingga disebut dengan daun memeluk batang
(amplexicaulis) seperti terdapat pada tempuyung (Sonchus oleraceus L)
Bagian samping pangkal daun yang memeluk batang itu seringkali
bangunannya membulat dan disebut telinga daun
4 Daun hanya terdiri atas tangkaian saja dan dalam hal ini tangkaian tadi
biasanya lalu menjadi pipih sehingga menyerupai helaian daun jadi
merupakan suatu helaian daun semu atau palsu dinamakan filodia seperti
terdapat pada berbagai jenis pohon Acacia
Menurut Tjitrosoepomo (2001) selain bagian-bagian tersebut di atas dan
kemungkinan lengkap atau tidaknya bagian-bagian tadi daun pada suatu
tumbuhan seringkali mempunyai alat-alat tambahan atau pelengkap antara
lain berupa
1 Daun penumpu (stipula) yang biasanya berupa dua helai lembaran serupa
daun yang kecil yang terdapat dekat dengan pangkal tangkai daun dan
umunya berguna untuk melindungi kuncup yang masih muda Menurut
letaknya daun penumpu dapat dibedakan menjadi
a Daun penumpu yang bebas terdapat di kanan kiri pangkal tangkai
daun disebut daun penumpu bebas (stipulae liberae) misalnya pada
kacang tanah (Arachis hypogaea L)
b Daun penumpu yang melekat pada kanan kiri pangkal tangkaian daun
(stipulae adnatae) pada mawar (Rosa sp)
c Daun penumpu yang berlekatan menjadi satu yang mengambil tempat
berhadapan dengan tangkaian daun dan biasanya agak lebar hingga
melingkari batang (stipula petiole opposita atau stipula antidroma)
d Daun penumpu yang berlekatan dan mengambil tempat di antara dua
tangkai daun seperti seringkali terjadi pada tumbuhan yang pada satu
buku-buku batang mempunyai dua daun yang duduk berhadapan
misalnya pada pohon mengkudu (Morinda citrifolia L)
2 Selaput bumbung (ocrea atau ochrea) Alat ini berupa selaput tipis yang
menyelubungi pangkal suatu ruas batang Jadi terdapat di atas suatu
tangkaian daun Selaput bumbung dianggap sebagai daun penumpu yang
kedua sisinya saling berlekatan dan melingkari batang sebagai contoh
Polygonum sp
3 Lidah-lidah (ligula) suatu selaput kecil yang biasanya terdapat pada batas
antara upih dan helaian daun pada rumput Alat ini berguna untuk
mencegah mengalirnya air hujan ke dalam ketiak antara batang dan upih
daun Sehingga kemungkinan pembusukkan dapat dihindarkan
Menurut Tjitrosoepomo (2001) sifat-sifat daun dapat dipakai sebagai
petunjuk untuk mengenal suatu jenis tumbuhan Untuk keperluan itu perlulah
diketahui sifat-sifat daun sehingga dari daun dapat diberikan lukisan yang
selengkap mungkin Sifat-sifat daun yang perlu mendapat perhatian adalah
1 Bangunan Helai (Circumscription)
Bentuk daun pada dasarnya dinyatakan berdasarkan bentuk dari
helaiannya tanpa dipengaruhi oleh ada atau tidaknya torehan pada tepi
daun Istilah untuk menyatakan bentuk daun tersebut biasanya digunakan
kata-kata yang umum untuk menyatakan bentuk suatu benda Pada
umumnya istilah untuk menyatakan bentuk suatu benda selau
dihubungkan dengan bentuk dua dimensi dari benda tersebut dan sebagian
besar didasarkan pada rasio panjang terhadap lebar (Tjitrosoepomo 2001)
Selain itu dalam menyatakan suatu benda letak bagian yang terlebar
perlu diperhatikan apakah bagian terlebar tersebut berada di bawah bagian
tengah di bagian tengah atau di atas bagian tengah helaian Dalam
menyatakan bentuk suatu daun selain memperhatikan indeks dan letak
bagian yang terlebar dapat pula digunakan bentuk persamaan dengan
benda-benda lainnya seperti tombak panah dan sebagainya
(Tjitrosoepomo 2001)
Gambar 5 Bangun Daun(Rianawaty 2011)
2 Ujung Daun (Apex)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) ujung daun dapat pula
memperlihatkan bentuk yang beraneka rupa Bentuk-bentuk ujung daun
yang sering dijumpai ialah
a Runcing (acutus) jika kedua tepi daun di kanan dan di kiri ibu tulang
sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak
daun membentuk suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg)
b Meruncing (acuminatus) seperti pada ujung yang runcing tetapi titik
pertemuan kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi dari dugaan hingga
ujung daun nampak sempit panjang dan runcing
c Tumpul (obtusus) tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu
tulang cepat menuju ke suatu titik pertemuan hingga terbentuk sudut
yang tumpul (lebih besar dari 90deg)
d Membulat (rotundatus) seperti pada ujung yang tumpul tetapi tidak
berbentuk sudut sama sekali hingga ujung daun merupakan semacam
suatu busur terdapat pada daun yang bulat atau jorong atau pada daun
bangun ginjal
e Rompang (truncatus) ujung daun tampak sebagai garis yang rata
misalnya ujung anak daun semanggi (Marsilea crenata Presl)
f Terbelah (retusus) ujung daun justru memperlihatkan suatu lekukan
kadang-kadang amat jelas
g Berduri (mucronatus) yaitu jika ujung daun ditutup dengan suatu
bagian yang runcing keras merupakan suatu duri
Gambar 5 Jenis Apex Daun(Rizal 2008)
3 Pangkal Daun (Basis Folii)
Istilah-istilah yang digunakan untuk menyatakan bentuk pangkal
daun Namun pada beberapa tumbuhan bentuk pangkal daun berkaitan
erat dengan pelekatan daun tersebut terhadap batangnya Contoh istilah
bentuk apeks dan pangkal daun diantaranya acuminatae acute apiculate
aristate caudate cirrhose dan lain-lain (Tjitrosoepomo 2001)
Pangkal daun merupakan bagian helaian daun yang berhubungan
langsung dengan tangkaian daun Pangkal yang terdapat di kiri-kanan
tangkai daun baik berlekatan atau tidak dapat dibedakan menjadi enam
macam yaitu
a Runcing (acutus) biasanya terdapat pada bangun memanjang lanset
dan belah ketupat
b Meruncing (acuminatus) biasanya terdapat pada bangun bulat telur
c Tumpul (obtusus) biasanya terdapat pada bangun bulat telur
d Membulat (rotundatus) terdapat bangun bulat telur dan jorong
e Rompanganrata (truncatus) terdapat pada bangun segitiga delta
dan tombak
f Berlekuk (emarginatus) terdapat pada bangun jantung ginjal dan
anak panah (Rosanti 2013)
4 Susunan Tulang Daun (Nervatio atau Venation)
Menurut Rosanti (2013) tulang daun merupakan struktur penguat
helaian daun sama fungsinya dengan tulang manusia yang member
kekuatan menunjang berdirinya tubuh Tulang-tulang daun merupakan
jaringan pembuluh yang dapat mengangkut air maupun hasil fotosintesis
dari akar dan batang serta menuju batang dan akar
Menurut Sativa (2012) pertulangan daun merupakan suatu
karakteristik bagi daun tumbuhan Dari segi anatomi pertulangan daun
sebenarnya merupakan suatu ikatan pembuluh yang berada pada helaian
daun Susunan pertulangan daun dari daun tumbuhan biasanya terdiri dari
a Tulang daun primer (Midrib Costa)
b Tulang daun sekunder (tulang daun lateralnervus lateralis)
c Tulang daun tersier (Veins)
d Tulang daun kuarter (Veinslet)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) tulang-tulang daun adalah bagian
daun yang berguna untuk
a Memberi kekuatan pada daun seperti pula halnya dengan tulang-
tulang hewan dan manusia oleh sebab itu seluruh tulang pada daun
dinamakan pula rangka daun (skeleton)
b Di samping sebagai penguat tulang-tulang daun itu sesungguhnya
adalah berkas-berkas pembuluh yang berfungsi sebagai jalan untuk
pengangkutan zat-zat yaitu
1) Jalan pengangkutan zat-zat yang diambil tumbuhan dari tanah
ialah air beserta garam-garam yang terlarut di dalamnya
2) Jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari tempat
pembuatannya yaitu dari daun ke bagian-bagian lain yang
memerlukan zat itu
Menurut Tjitrosoepomo (2001) tulang-tulang daun menurut besar
kecilnya dibedakan dalam tiga macam yaitu
a Ibu tulang (costa) ialah tulang yang biasanya terbesar merupakan
terusan tangkai daun dan terdapat di tengah-tengah membujur dan
membelah daun
b Tulang-tulang cabang (nervus lateralis) yakni tulang-tulang yang
lebih kecil daripada ibu tulang dan berpangkal pada ibu tulang tadi
atau cabang-cabang tulang ini
c Urat-urat daun (vena) sesungguhnya adalah tulang-tulang cabang pula
tetapi yang lebih kecil atau lembut dan satu sama lain beserta tulang-
tulang yang lebih besar membentuk susunan seperti jala kisi atau
lainnya
Pada dasarnya terdapat dua pola pertulangan daun yang umum
ditemukan yaitu pertulangan daun menjala (rericulate) yang merupakan
karakteristik bagi tumbuhan dikotil dan pertulangan daun sejajar (linier
striate) Pola pertulangan daun menjala terbentuk bila tulang daun
mengalami percabangan yang banyak dan satu sama lain saling
beranastomosa serta ujung-ujungnya bebas sedangkan pola pertulangan
daun-daun sejajar terbentuk bila suatu daun mempunyai tiga atau lebih
tulang daun primer yang letaknya kurang lebih sejajar satu sama lain mulai
dari dasar helaian daun hingga bertemu di bagian apeks daun
(Tjitrosoepomo 2001)
Dari uraian mengenai susunan tulang daun itu dapat ditarik
kesimpulan bahwa susunan tulang daun dapat dipakai sebagai petunjuk
untuk mengenal tumbuhan yaitu
a Tumbuhan biji belah (Dicotyledonae) mempunyai daun bertulang
menyirip atau menjari
b Tumbuhan biji tunggal (Monocotyledonae) mempunyai daun-daun
bertulang melengkung atau sejajar (Tjitrosoepomo 2001)
5 Tepi Daun (Margo Folii)
Pada daun tunggal helaian daun dapat bertepi rata (integerentire)
atau bertoreh Helaian daun dengan tepi bertoreh dangkal tidak akan
merubah bentuk secara keseluruhan tetapi jika helaian daun bertoreh besar
dan dalam dapat mempengaruhi bentuk daun tersebut Karena
terbentuknya torehan (sinus) selalu mengikuti pola pertulangan daun
maka istilah yang digunakan untuk menamakan tepi daun yang bertoreh
merupakan kombinasi antara sifat torehan dengan pertulangan daun
(Tjitrosoepomo 2001)
Torehan atau lekukan pada helaian daun bermacam-macam Torehan
daun bersifat dua macam Torehan pertama tidak mengubah bentuk asli
daun hanya sedikit bergelombang di tepinya Torehan lainnya dapat
menyebabkan hilangnya bentuk asli daun karena daun mengalami lekukan
yang banyak akibat torehan-torehannya Lekukan daun disebut sinus
sedangkan tepi daunnya disebut dengan angulus (Rosanti 2013)
Bila torehan yang terjadi hanya sedikit kurang dari setengah panjang
tulang cabang daun yang di dekatnya maka torehan daun disebut berlekuk
(lobatus) Jika dalamnya torehan mencapai setengah panjang tulang
cabang daun maka disebut sebagai daun yang bercangap (fissus) Dan jika
dalamnya torehan melebihi setengah panjang tulang cabang daun di
dekatnya maka tepi daun dikatakan berbagi (partitus) (Rosanti 2013)
Gambar 6 Jenis Tipe Daun(Rizal 2008)
6 Daging Daun (Intervenium)
Daging daun ialah bagian daun yang terdapat di antara tulang-tulang
daun dan urat-urat daun Di bagian ini zat-zat yang diambil dari luar
diubah dijadikan zat-zat yang sesuai dengan keperluan kehidupan tumbuh-
tumbuhan Tebal atau tipisnya helaian daun juga bergantung pada tebal
tipisnya daging daunnya (Tjitrosoepomo 2001)
Daging daun yang dimiliki oleh tumbuhan bermacam-macam tipis
seperti selaput contohnya paku selaput keras contohnya pisang tipis lunak
seperti yang terdapat pada daun selada air pekamen sebagai contohnya
kelapa dan yang berdaging sebagai contoh lidah buaya (Sativa 2012)
Daging daun merupakan isi dari daun daun terdiri dari sel-sel yang
membentuk berbagai jaringan Sel dan jaringan ini yang merupakan isi
dari daun yang dibatasi oleh permukaan atas dan permukaan bawah daun
Daging daun berbeda ada yang berdaging tebal dan ada yang berdaging
tipis (Tjitrosoepomo 2001)
7 Keadaan Permukaan Atas dan Bawah Daun
Pada umumnya warna daun pada sisi atas dan bawah berwarna
berbeda biasanya sisi atas tampak lebih hijau licin atau mengkilat jika
dibandingkan dengan sisi bawah daun Hal ini disebabkan karena warna
hijau lebih banyak terdapat pada lapisan atas daripada lapisan bawah
Kadang-kadang pada permukaan daun terdapat alat-alat tambahan seperti
licin (laevis) gundul (glaber) kasap (scaber) berkerut (rugosus)
berbingkul-bingkul (bullatus) berbulu (pilosus) berbulu halus dan rapat
(villosus) berbulu kasar (hispidus) dan bersisik (lepidus) (Tjitrosoepomo
2001)
Menurut Rizal (2008) permukaan daun terdiri dari beberapa jenis
yaitu glabrous (tanpa rambut licingundul) pubescent (berbulu pendek
lembut) villous (berambut panjang lurus putih keperak-perakan)
tomentose (berambut seperti wol ikal) scabrous (berambut pendek
kasar) glaucous (warna putih kebiruan dan berlilin) rugose (berkeriput
karena keadaan tulang daun yang tenggelam) glandular (berkelenjar
resin minyak)
Gambar 7 Permukaan Atas dan Bawah Daun(Rizal 2008)
C Tanaman Bambu (Bambusa sp)
Bambu tergolong keluarga Gramineae (rumput-rumputan) disebut juga
Giant grass (rumput raksasa) berumpun dan terdiri dari sejumlah batang
(buluh) yang tumbuh secara bertahap dari mulai rebung batang muda dan
sudah dewasa pada umur 3-4 tahun Nama lain dari bambu adalah buluh aur
dan eru Di dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan
pertumbuhan paling cepat Karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik
dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60 cm (24 Inchi) bahkan lebih
tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam (Tarigan
2011)
Bambu merupakan tanaman yang memiliki manfaat sangat penting bagi
kehidupan Semua bagian tanaman mulai dari akar batang daun kelopak
bahkan rebungnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan Tanaman
bambu menpunyai dua tipe pertumbuhan rumpun yaitu simpodial (clump
type) dan monopodial (running type) Pada tipe simpodial tunas baru keluar
dari ujung rimpang Terdapat dua bentuk bambu secara umum yaitu bambu
berkayu dari suku Arundinarieae dan Bambuseae dan bambu rerumputan dari
suku Olyreae Analisis molekuler dari pastida menunjukkan bahwa terdapat
tiga sampai lima garis keturunan utama dari bambu (Tarigan 2011)
Menurut Tarigan (2011) klasifikasi pada tanaman bambu terdiri dari
Regnum Plantae
Divisio Magnoliophyta
Classis Liliopsida
Subclassis Commelinidae
Ordo Cyperales
Familia Poaceae
Genus Bambusa
Spesies Bambusa sp
Pada tanaman bambu daunnya merupakan daun tunggal yang lengkap
karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun ini mempunyai bangun daun garis
(linearis) Ujung daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat
memiliki tepi daun yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun
sejajar permukaan atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau
tua sedangkan warna bagian bawah daun hijau muda (Tarigan 2011)
Gambar 8 Bagian Daun Bambu(Rahman 2014)
Bangun atau bentuk dari daun bambu adalah berbentuk pita atau bentuk
memanjang dari daun dengan perbandingan panjang dan lebar 3-5 1 ujung
daun pada daun bambu berbentuk runcing yaitu penyempitan ke arah ujung
daun dengan sedikit demi sedikit Sedangkan untuk pangkal daun membulat
karena pada pangkal daunnya tidak terdapat sama sekali sudut pangkal daun
daun bambu memiliki tepi yang rata tidak bergerigi dan bertoreh (Tarigan
2011)
Daging daunnya bertipe perkamen yaitu tipis namun cukup kaku
Pertulangan daunnya sejajar dari pangkal daun ke arah ujung daun
Permukaan atas dan bawah daun cukup kasar karena disebabkan pertulangan
daun yang cukup terasa dan adanya semacam bulu-bulu halus Warna daun
pada bagian atas jauh lebih gelap dibanding dengan yang di bawah dan warna
yang kebanyakan ditemukan adalah warna hijau namun ada beberapa jenis
bambu yang lain memilki daun yang berwarna kuning (Tarigan 2011)
D Tanaman Jagung (Zea Mays)
Tanaman jagung termasuk famili rumput-rumputan (Graminae) dari
subfamili Myadeae Dua famili yang berdekatan dengan jagung adalah
Teosinte dan Tripsacum yang diduga merupakan asal dari tanaman jagung
Teosinte berasal dari Meksico dan Guatemala sebagai tumbuhan liar di daerah
pertanaman jagung Jagung berwarna kuning batang bulat masif tidak
bercabang tinggi kurang lebih 15 meter (Sihaloho 2011)
Bunga majemuk berumah satu bunga jantan dan betina bentuk bulir di
ujung batang dan di ketiak daun warna putih Tanaman jagung adalah
tanaman semusim Jagung merupakan tanaman semusim (annual) Satu siklus
hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari Paruh pertama dari siklus
merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap
pertumbuhan generatif (Sihaloho 2011)
Menurut Sihaloho (2011) berdasarkan taksonominya tanaman jagung
dapat diklasifikasikan sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisio Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Ordo Poales
Familia Poaceae
Genus Zea
Spesies Zea mays L
Daun jagung adalah daun sempurna meskipun hanya terdiri atas upih
dan helaian yang disebut daun berupih Bentuknya memanjang merupakan
bangun pita (ligulatus) karena serupa dengan bangun garis tetapi lebih
panjang lagi daging daun (intervenium) tipis seperti kertas karena tipis tetapi
cukup tegar tepi daun (margo) rata (integer) karena apabila diraba pada
pinggirnya rata tidak bergerigi ujung daun (apex) runcing (acutus) karena
ujung daun memperlihatkan kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit
demi sedikit menuju keatas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk
suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg iquest ujung daun yang runcing lain dapat
pada daun-daun bangun bulat lanset segitiga delta belah ketupat dan
sebagainya (Sihaloho 2011)
Pangkal (basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun
berbulu halus dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau
beludru pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini
umumnya dapat di lihat pada bangun daun pita dan juga daun jagung
mempunyai satu tulang di tengah yang besar membusur ke daun sedang
tulang-tulang lainnya tampak lebih kecil dan tampak terlihat semua
mempunyai arah yang sejajar dengan satu tulang yang di tengah tadi
(Sihaloho 2011)
Gambar 9 Bagian Daun Jagung
(Akbar 2011)
Berdasarkan letak posisi daun (sudut daun) terdapat dua tipe daun
jagung yaitu tegak (erect) dan menggantung (pendant) Daun erect biasanya
memiliki sudut antara kecil sampai sedang pola helai daun bisa lurus atau
bengkok Daun pendant umumnya memiliki sudut yang lebar dan pola daun
bervariasi dari lurus sampai sangat bengkok Jagung dengan tipe daun erect
memiliki kanopi kecil sehingga dapat ditanam dengan populasi yang tinggi
(Sihaloho 2011)
E Cemara Kipas (Thuja orientalis L)
Cemara kipas adalah salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai
bahan untuk penyakit dalam oleh masyarakat Guluk-guluk tumbuhan ini
ditanam di sekitar rumah Tumbuhan ini dimanfaatkan daunnya oleh
masyarakat Masyarakat menyebut tumbuhan ini dengan nama cemara
(Yulianti 2013)
Cupreseaceae dengan genus Thuja atau lebih akrab dikenal dengan
Whitecedar adalah salah satu keluarga cemara kipas Eropalah yang pertama
kali memperkenalkan tanaman ini sebagai tanama hias Pohon ini subur hidup
di hutan karena hutan memilki atmosfer yang kondusif dan kaya akan
kelembabannya Beberapa lokasi di Indonesia menyebut tanaman cemara
kipas ini dengan ceker ayam (Yulianti 2013)
Menurut Yulianti (2013) klasifikasi dari pohon cemara kipas adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisi Coniferophyta
Kelas Pinopsida
Bangsa Pinales
Suku Cupressaceae
Marga Thuja
Jenis Thuja orientalis L
Gambar 10 Daun Cemara Kipas(Ria 2012)
Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Tekstur daunnya yang lembut Daunnya mengandung saponin selain itu daunnya juga mengandung polifenol Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun Daun tanaman cemara kipas
termasuk mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua (Yulianti
2013)
F Daun Bawang (Allium fistulosum L)
Daun bawang sebenarnya istilah umum yang terdiri dari spesies yang
berbeda Jenis yang paling umum dijumpai adalah bawang daun (Allium
fistulosum) Jenis lainnya adalah A ascalonicum yang masih sejenis dengan
bawang merah Kadang-kadang bawang prei juga disebut sebagai daun
bawang (Warintek 2014)
Gambar 11 Daun Bawang(Firli 2014)
Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk
rumput Sistem perakarannya termasuk akar serabut yang terpencar ke semua
arah pada kedalaman antara 15-30 cm Daun dan akar Allium fistulosum
mengandung saponin dan tanin di samping itu daunnya mengandung minyak
atsiri Selain itu daun bawang merupakan tumbuhan herba semusim dengan
tinggi 60-70 cm (Warintek 2014)
Daun tanaman bawang daun berbentuk bulat memanjang berlubang
menyerupai pipa dan bagian ujungnya meruncing Bawang prei (Allium
ampeloprasum L) memiliki daun berbentuk pipih memanjang tidak
membentuk rongga (seperti pipa) dan bagian ujungnya meruncing Ukuran
panjang daun sangat bervariasa antara 18-40 cm tergantung pada varietasnya
Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun halus Daun
tanaman bawang daun merupakan bagian tanaman yang dikonsumsi
(dimakan) sebagai bumbu atau penyedap sayuran Daun juga berfungsi
sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis tersebut digunakan untuk
pertumbuhan tanaman (Cahyono 2005)
Menurut Cahyono (2005) klasifikasi dari daun bawang adalah sebagai
berikut
Regnum Plantae (Tumbuhan)
Subdivisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Kelas Liliopsida (berkeping satu monokotil)
Ordo Liliflorae
Famili Liliaceae
Genus Allium
Spesies Allium fistulosum L
Bentuk daun dari bawang prei yaitu panjang pipih tidak berlubang
Warna daun umumnya hijau muda sampai hijau tua Panjang daun sangat
bervariasi antara 18-30 cm atau lebih tergantung dari varietas dan kesuburan
pertumbuhannya Bawang prei membentuk daun yang pipih helainya
berbentuk talang pelepahnya cukup panjang tidak membentuk umbi hanya
batang semunya di bagian bawah agak membengkak (Warintek 2014)
Menurut Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar
G Daun Kelapa (Cocos nucifera)
Tanaman kelapa diperkirakan berasal dari Amerika Selatan Tanaman
kelapa merupakan tanaman asli daerah tropis dan dapat dijumpai di seluruh
wilayah Indonesia Kelapa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bila
ditanam di tempat yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kelapa
(Harahap 2012)
Menurut Harahap (2012) klasifikasi dari pohon kelapa adalah sebagai
berikut
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Bangsa Palmales
Suku Palmae
Genus Cocos
Spesies Cocos nucifera
Daun kelapa berbentuk memanjang dan bertulang sejajar dan tumbuh
lebih cepat pada musim hujan Keluarga Palmae (palem) umumnya tidak
bercabang dan mempunyai daun yang berbentuk cincin Pertumbuhan dan
pembentukan mahkota daun dimulai sejak biji berkecambah dan pada tingkat
pertama dibentuk 4ndash6 helai daun Daun tersusun saling membalut satu sama
lain merupakan selubung dan mudahkan susunan lembaga serta akar
menembus sabut pada waktu tumbuh (Harahap 2012)
Gambar 12 Daun Kelapa(Harahap 2012)
Tanaman kelapa memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung
atau ayam Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang
sangat tajam dan keras di kedua sisisnya Anak-anak daun (foliage leaflet)
tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun Di tengah-tengah setiap anak
daun terbentuk lidi sebagai tulang daun Daun kelapa membentuk susunan
majemuk bersirip genap dan bertulang sejajar Daun sebagai tempat
fotosintesis dan sebagai alat respirasi (Harahap 2012)
Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat Duduk pelepah
daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang melingkari batang dan
membentuk spiral Daun terdiri dari
1 Kumpulan anak daun (leaf lets) yang mempunyai helaian (lamina) dan
tulang anak daun (midrib)
2 Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat
3 Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang
4 Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup
dan memberi kekuatan pada batang (Harahap 2012)
H Talas Pelangi (Colocasia sp)
Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun Talas termasuk
dalam suku talas-talasan (Araceae) berperawakan tegak tingginya 1 cm atau
lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun Tanaman talas
mengandung asam perusi (asam biru atau HCN) Sistem perakaran serabut
liar dan pendek Umbi mempunyai jenis bermacam-macam (Warintek 2014)
Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi Umbi pelepah
daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan obat maupun
pembungkus Daun sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai
pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasi Daunnya
berbentuk perisai atau hati lembaran daunnya 20-50 cm panjangnya dengan
tangkai mencapai 1 meter panjangnya warna pelepah bermacam-macam
(Warintek 2014)
Menurut Warintek (2014) klasifikasi dari tanaman talas pelangi adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisio Magnoliophyta
Classis Liliopsida
Subclassis Arecidae
Ordo Arales
Familia Areceae
Genus Colocasia
Spesies Colocasia sp
Gambar 13 Daun Talas Pelangi(Rynari 2012)
Tanaman keladi merupakan tanaman yang berdaun lengkap karena
mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian daun (lamina) Pada daun keladi bangun daunnya
seperti perisai dengan ujung daun yang meruncing (acuminatus) dan pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) Daun keladi mempunyai tepi daun yang
rata (integer) daging daun tipis lunak (herbaceus) dengan pertulangan daun
yang menyirip (penninervis) Pada permukaan atas daun terasa
licin (laevis) dan berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun
berwarna hijau muda dan juga terasa licin (laevis) (Warintek 2014)
I Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)
Kembang sepatu merupakan tumbuhan asli daerah tropis di dataran Asia
Tanaman ini kemudian menyebar di berbagai negara mulai dari Timur Jauh
sampai ke Eropa Daunnya merupakan daun tunggal berbentuk oval atau hati
dengan tepi bergerigi ujung daun meruncing urat daun menjari dan
menyirip memiliki daun penumpu Daun berwarna hijau Kembang sepatu
berbunga tunggal yang ke luar dari ketiak daun panjang tangkai bunga 1ndash 4
cm dan menjurai dengan lima mahkota yang tersusun berbentuk terompet
atau lonceng Helaian mahkota bunga tunggal atau ganda warna bunga
bervariasi misalnya putih kuning merah muda jingga dan kombinasi
warna-warna tersebut Panjang daun 5ndash10 cm dan lebar 3- 75 cm (Simplisia
2012)
Menurut Simplisia (2012) kalsifikasi dari kembang sepatu adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisi Magnoliophyta
Kelas Magnoliopsida
Ordo Malvales
Famili Malvaceae
Genus Hibiscus
Spesies Hibiscus rossa-sinensis
Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk daun tidak
lengkap karena tidak terdapat satu bagian dari daun lengkap yaitu tidak
memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina) Bangun daun (Circum
scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah daun
bulat telur (ovatus) Ujung daun (apex folii) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Tepi daun (margo folii)
pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah bergerigi
(serratus) karena sinus dan angulus sama lancipnya (Simplisia 2012)
Gambar 14 Bagian Daun Kembang Sepatu(Hanifiyah 2012)
Pangkal daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis)
karena daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke
ujung dan merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) Daging daun
(intervenium) pada daun kembang sepatu adalah seperti kertas
(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar Warna daunnya
adalah hijau tua (Simplisia 2012)
J Tanaman Euphorbia (Euphorbia milii)
Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke
seluruh dunia termasuk ke Indonesia Nama Euphorbia berasal dari nama
Euphorbus seorang dokter dari Mauritania Afrika Utara yang telah berjasa
pada rajanya Meskipun demikian beberapa spesies diakui merupakan
tanaman asli daerah lain Misalnya Euphorbia characias subspWulfenii dari
Portugal Euphorbia griffithii dari Himalaya dan Euphorbia marganita dari
Amerika Utara (Purwanto 2006)
Menurut Purwanto (2006) klasifikasi dari tanaman euphorbia adalah
sebagai berikut
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Dicotyledoneae
Ordo Archichlamydeae
Famili Euphorbiaceae
Genus Euphorbia
Spesies Euphorbia milii
Bentuk daun euphorbia bervariasi meskipun tidak terlalu banyak ada
yang berbentuk bulat telur memanjang dan jorong Masing-masing daun
mempunyai ketebalan berbeda-beda Hampir semua daun tidak bertangkai
tetapi duduk pada batang Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga
bervariasi ada yang runcing tumpul dan ujung terbelah Susunan daun
euphorbia berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas
batang tanaman (Purwanto 2006)
Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)
Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras
Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun
euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung
Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang
beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai
berikut
a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung
daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung
daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi
dua bulatan
b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip
mengecil (Purwanto 2006)
K Tomat (Solanum lycopersicum)
Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2
meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah
sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)
yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan
mati setelah bereproduksi (Arya 2012)
Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani
mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut
Kelas Dicotyledonae
Ordo Tubiflorae
Famili Solanaceae
Genus Lycopersicum
Spesies Lycopersicum esculentum Mill
Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)
Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu
berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di
antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk
tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)
Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25
cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan
membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip
terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)
Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki
warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-
40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-
1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Raden Fatah Palembang
B Alat dan Bahan
1 Alat Praktikum
a Lup
b Mikroskop binokuler
c Pensil warna
d Mistar
e Buku gambar
2 Bahan Praktikum
a Daun bambu
b Daun jagung
c Daun cemara kipas
d Daun bawang
e Daun kelapa
f Talas pelangi
g Solanum lycopersicum
h Rosa sinensis
C Cara Kerja
1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas
pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan
dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut
2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A Hasil Pengamatan
No Gambar Keterangan
1
Daun tomat (Solanum lycopersicum)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
2
Daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis L)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
3
Daun jagung (Zea mays)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ibu tulang daun (costa)
6 Tepi daun (margo folii)
4
Daun talas pelangi (Colocasia sp)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Tangkai daun (petiolus)
3 Helaian daun (lamina)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Tepi daun (margo folii)
8 Daging daun (intervenium)
9 Ibu tulang (costa)
10 Urat daun (vena)
5
Daun eforbia (Euphorbia milii)
1 Helaian daun (lamina)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pangkal daun (basis folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6
Daun bambu (Bambusa sp)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pelepah daun (vagina)
4 Helaian daun (lamina)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7
Daun cemara kipas (Thuja orientalis)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
8
Daun bawang (Allium fistulosum L)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tepi daun (margo folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ujung daun (apex folii)
9
Daun kelapa (Cocos nucifera)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tangkai daun (petiolus)
4 Tepi daun (margo folii)
5 Tulang daun (nervatio)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Ujung daun (apex folii)
B Pembahasan
Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang
diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas
pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun
yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari
kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)
warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun
dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun
majemuk ataupun daun tunggal
Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-
bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun
tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum
lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun
(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk
bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan
lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat
(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat
terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)
dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat
bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip
(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk
Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)
panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang
memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7
Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan
daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang
tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki
bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun
kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai
Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng
(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)
sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun
yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan
daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu
berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)
memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal
Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian
dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)
Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal
daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah
tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini
mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan
merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua
Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan
helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang
berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan
51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)
berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)
pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun
jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang
cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis
seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun
yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun
yang sejajar (rectinervis)
Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri
atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata
(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung
daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi
daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal
(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus
dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru
pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya
dapat di lihat pada bangun daun pita
Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)
merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk
perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)
dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis
lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah
sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)
talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun
dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang
berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun
(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi
merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk
seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya
agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan
daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan
berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda
dan juga terasa licin (laevis)
Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)
Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)
langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia
adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan
pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging
daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan
permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun
tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi
meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang
dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang
Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing
tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal
melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda
hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih
Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang
merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun
(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)
Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing
(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua
serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun
tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta
pertulangan daun yang sejajar
Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan
daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah
daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung
daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun
yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan
atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan
warna bagian bawah daun hijau muda
Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja
orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas
helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai
Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan
1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan
tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)
Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun
yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk
dengan pertulangan yang menjari (palminervis)
Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk
mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun
Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum
l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun
bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)
sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke
dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset
(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun
yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki
daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah
putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)
Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya
dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun
yang tunggal
Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman
bawang daun berbentuk bulat memanjang
Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun
adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena
memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun
(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan
perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya
tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai
daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau
tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun
kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk
Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan
bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung
daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan
daging daun yang perkamen
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)
adalah sebagai berikut
1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan
tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)
2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun
(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah
helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki
perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan
tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang
menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya
Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius
Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB
Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB
Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius
Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB
Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB
Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga
Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB
Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB
Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB
Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB
Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press
Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa
Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB
Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB
Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)
Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)
Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)
Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)
Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A Daun dan Fungsinya
Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada
umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun Alat ini hanya
terdapat pada batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian lain pada
tubuh tumbuhan Bagian-bagian batang tempat duduknya atau melekatnya
daun dinamakan buku-buku (nodus) batang dan tempat di atas daun yang
merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla)
(Tjitrosoepomo 2001)
Biasanya ada hubungan antara anatomi buku dan stipula pada dikotil
atau pelepah pada monokotil Kebanyakan tumbuhan yang memiliki buku
(nodus) trilakuna juga memiliki stipula sedangkan yang bukunya bersifat
multilakuna memiliki dasar daun berupa pelepah Pertumbuhan awal pada
daun biasanya dibagi menjadi pertumbuhan apikal dan marginal Pertumbuhan
apikal terjadi di ujung oleh sel pemula apikal dan mengakibatkan primordium
menjadi lebih tinggi Pertumbuhan marginal diakibatkan oleh pemula
marginal dan menghasilkan pelebaran lateral membentuk kedua panel helai
daun (Hidayat 1995)
Daun pada ranting tersusun secara tetap bagi suatu spesies tertentu
Setiap daun letaknya agak berjauhan dari yang di dekatnya Jika pada buku
hanya terdapat satu daun maka daun-daun itu tersusun berseling Jika ada dua
daun pada buku yang sama secara berhadap-hadapan maka disebut
berhadapan atau selentang Pada sejumlah kecil tumbuhan lebih dari dua daun
tersusun pada satu buku maka kedudukan daun itu terpusat atau berkarang
Susunan seperti itu dijumpai pada batang tumbuhan herba (Tjitrosomo 1983)
Daun adalah organ fotosintesis utama pada sebagian besar tumbuhan
meskipun batang yang bewarna hijau juga melakukan fotosintesis Daun
merupakan salah satu bagian penting dari tanaman karena memiliki klorofil
yaitu proses pembentukan tanaman (Sativa 2012)
Daun sesungguhnya adalah cabang atau ranting yang mengalami
modifikasi Pada tumbuhan tingkat tinggi daun merupakan tempat penting
untuk fotosintesis Daun merupakan salah satu organ pokok pada tumbuhan
Daun berbentuk pipih melebar dan pada umumnya berwarna hijau karena
mengandung kloroplas di dalam sel-selnya Daun terdapat di bagian atas
tumbuhan dan melekat pada batang (Rianawaty 2011)
Perbedaan antara batang dan daun yaitu batang mempunyai
pertumbuhan yang tidak terbatas sedangkan daun mempunyai pertumbuhan
yang terbatas yang segera berhenti tumbuh berfungsi untuk beberapa musim
dan kemudian akan gugur Helaian daun ditopang oleh rangka daun yang
disusun oleh tulang daun Tulang daun mengandung jaring-jaring pembuluh
xylem dan floem yang menyalurkan air ke daun dan hasil-hasil fotosintesis dari
daun (Tjitrosomo 1983)
Daun biasanya tipis dan melebar kaya akan suatu zat warna hijau yang
dinamakan klorofil oleh karena itu daun biasanya berwarna hijau dan
menyebabkan tumbuhan atau daerah-daerah yang ditempati tumbuhan-
tumbuhan nampak hijau pula Bagian tumbuhan ini mempunyai umur yang
terbatas akhirnya akan runtuh dan meninggalkan bekas pada batang Pada
waktu akan runtuh warna daun berubah menjadi kekuning-kuningan dan
akhirnya menjadi perang (Tjitrosoepomo 2001)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) bentuk daun yang tipis melebar warna
hijau dan duduknya pada batang yang menghadap ke atas itu memang sudah
selaras dengan fungsi daun bagi tumbuh-tumbuhan yaitu sebagai alat untuk
1 Pengambilan zat-zat makanan (reasorbsi) terutama yang berupa zat gas (
CO2)
2 Pengolahan zat-zat makanan (asimilasi)
3 Penguapan air (transpirasi)
4 Pernafasan (respirasi)
Tumbuhan mengambil zat-zat makanan dari lingkungannya dan zat yang
diambil (diserap) tadi adalah zat-zat yang bersifat anorganik Air beserta
garam-garam diambil dari tanah oleh akar tumbuhan sedang gas asam arang (
CO2) yang merupakan zat makanan pula bagi tumbuhan diambil dari udara
melalui celah-celah halus yang disebut mulut daun (stomata)
Pengolahan zat anorganik menjadi zat organik dilakukan oleh daun
(sesungguhnya zat hijau daun atau klorofilnya) dengan bantuan sinar matahari
Pekerjaan ini disebut asimilasi jadi daun dapat disamakan dengan dapur bagi
tumbuhan Setiap benda yang basah di dalam ruang yang belum jenuh dengan
uap air akan menguapkan air ke dalam ruang tadi Peristiwa ini merupakan
suatu peristiwa yang ada di dalam alam terkenal sebagai peristiwa difusi yang
bertujuan untuk meniadakan perbedaan konsentrasi kandungan akan air antara
ruangan benda dengan benda yang basah itu (Tjitrosoepomo 2001)
Penguapan itu akan berjalan terus sampai konsentrasi atau kadar air
dalam ruangan tempat benda itu sama dengan kadar air dalam benda atau
udara dalam ruangan tadi tidak sanggup lagi menerima tambahan uap air
dengan lain perkataan udara dalam ruangan tadi telah jenuh dengan uap air
Penguapan air melalui daun menyebabkan air yang diserap oleh akar dari
tanah itu di dalam tubuh tumbuhan bergerak mengalir dari bawah ke atas
Adapun yang dimaksud dengan penetesan air atau gutasi adalah keluarnya air
dalam bentuk tetes-tetes (Tjitrosoepomo 2001)
B Bagian-bagian Daun
Struktur jaringan pembuluh dalam tangkai dan tulang daun utama
biasanya mirip dengan dalam batang Istilah bagi seluruh daun pada tanaman
adalah phyllom Namun dikenal juga istilah daun hijau katafil hiposofil
kotiledon (keping biji) profil dll Daun pertama pada cabang lateral disebut
prophyll Pada monokotil hanya ada satu helai prophyll pada dikotil ada dua
helai Hiposofil berupa berbagai jenis brakte yang mengiringi bunga dan
berfungsi sebagai pelindung (Hidayat 1995)
Menurut Rianawaty (2011) dari segi morfologi dan anatomi daun
merupakan organ yang sangat bervariasi Semua bentuk daun yang terdapat
pada suatu tumbuhan disebut phyllome terdiri dari
1 Daun sebagai organ fotosintetik utama pada tumbuhan
2 Katafil
a Sisik yang muncul pada tunas dan pada batang yang tumbuh di bawah
tanah
b Fungsi pelindung atau penyimpan cadangan makanan
c Contoh-contoh
1) Pada tunas mahoni
2) Pada batang bawah tanah kormus Gladiolus rimpang jahe sisik
tebal Allium
Gambar 1 Cataphyll(Rianawaty 2011)
3 Hypsophyll berbagai tipe daun pelindung bunga (braktea) yang berfungsi
sebagai pelindung Kadang hypsophyll berwarna menyala dengan fungsi
seperti mahkota bunga Merah pada saptha bunga Anthurium Ungu pink
putih oranye pada Bougenville sehingga tampak seperti bunga sedang
bunganya sendiri tidak menarik
4 Kotiledon yaitu daun pertama pada tumbuhan bisa berfungsi untuk
fotosintesis seperti pada tomat Selain itu juga sumber makanan yang
terdapat pada kacang-kacangan
Gambar 2 Cotyledons pada Tumbuhan(Rianawaty 2011)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) daun yang lengkap mempunyai bagian-
bagian berikut
1 Upih Daun atau Pelepah Daun (Vagina)
Daun yang berupih umumnya terdapat pada tumbuhan yang berbiji
tunggal (Monocotyledoneae) suku rumput (Germineae) suku empon-
empon (Zingiberaceae) pisang (Musa sapientum L) golongan palma
(Palmae) (Tjitrosoepomo 2001)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) upih daun selain merupakan
bagian daun yang melekat atau memeluk batang juga dapat mempunyai
fungsi lain
a Sebagai pelindung kuncup yang masih muda seperti dapat dilihat
pada tanaman tebu (Saccharum offinacarum L)
b Memberi kekuatan pada batang tanaman Dalam hal ini upih daun-
daun semuanya membungkus batang sehingga batang tidak tampak
bahkan yang tampak sebagai batang dari luar adalah upih-upihnya
tadi
2 Tangkai Daun (Petiolus)
Tangkai daun merupakan bagian daun yang mendukung helaiannya
dan bertugas untuk menempatkan helaian daun tadi pada posisi
sedemikian rupa Hingga dapat memperoleh cahaya matahari yang
sebanyak-banyaknya (Tjitrosoepomo 2001)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) bentuk dan ukuran tangkaian daun
amat berbeda-beda menurut jenisnya tumbuhan bahkan pada satu
tumbuhan ukuran dan bentuknya dapat berbeda-beda Umumnya tangkai
daun berbentuk silinder dengan sisi atas agak pipih dan menebal pada
pangkalnya Jika berdasarkan pada penampang melintangnya dapat
diketahui beberapa kemungkinan berikut
a Bulat dan berongga misalnya pada daun papaya (Carica papaya L)
b Pipih dan tepinya melebar (bersayap) misalnya pada jeruk (Citrus
sp)
c Bersegi
d Setengah lingkaran dan seringkali sisi atasnya beralur dangkal atau
beralur dalam seperti pada tangkai daun pisang
Daun lengkap dapat dijumpai pada beberapa macam tumbuhan misalnya
pohon pisang (Musa paradisiacal L) pohon pinang (Areca catechu L)
bambu (Bambusa sp)
Gambar 3 Bentuk Tangkai Daun(Rizal 2008)
Walaupun tangkai daun biasanya menebal pada bagian pangkalnya
ada pula tangkai daun yang menebal pada pangkal dan ujungnya
misalnya pada daun pohon kupu-kupu (Bauhinic purpurea L) Dalam
uraian mengenai susunan daun telah dikemukakan pula Bahwa tangkai
daun dapat mengalami pergantian bentuk (metamorfosis) menjadi
semacam helaian daun yang dinamakan filodia (Tjitrosoepomo 2001)
3 Helaian Daun (Lamina)
Tumbuhan satu sama lain memiliki helaian daun yang berbeda baik
mengenai bentuk ukuran maupun warnanya Sebatang pohon dapat
mempunyai hanya beberapa helaian daun saja misalnya pisang tetapi
dapat pula memiliki helaian yang banyak misalnya pohon beringin Suatu
tanaman yang memperlihatkan bentuk daun yang berbeda dalam satu
pohon dikatakan memperlihatkan sifat heterofili jika masing-masing
terdapat pada cabang yang berlainan Jika pada satu cabang terdapat kedua
macam bentuk daun tadi sifatnya disebut anisofili (Sativa 2012)
Gambar 4 Bagian Daun Lengkap(Rizal 2008)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) kebanyakan tumbuhan mempunyai daun
yang kehilangan satu atau dua bagian dari tiga bagian tersebut di atas Daun
yang demikian dinamakan daun yang tidak lengkap Mengenai susunan daun
yang tidak lengkap ada beberapa kemungkinan
1 Hanya terdiri atas tangkaian dan helaian saja lazimnya lalu disebut daun
bertangkai Susunan daun yang demikian itulah yang paling banyak
ditemukan Sebagian besar tumbuhan mempunyai daun yang demikian
tadi misalnya nangka (Artocarpus integra Merr) mangga (Manginfera
indica L)
2 Daun terdiri atas upih dan helaian daun yang demikian ini disebut daun
berupih atau daun berpelepah yang biasa terdapat pada golongan suku
rumput misalnya padi (Oryza sativa L) jagung (Zea mays)
3 Daun hanya terdiri atas helaian saja tanpa upih dan tangkaian sehingga
helaian langsung melekat atau duduk pada batang Daun yang demikian
susunannya dinamakan dengan daun duduk (sessilis) Daun yang hanya
terdiri atas helaian daun saja dapat mempunyai pangkal yang demikian
lebarnya hingga pangkal daun tadi seakan-akan melingkari batang atau
memeluk batang sehingga disebut dengan daun memeluk batang
(amplexicaulis) seperti terdapat pada tempuyung (Sonchus oleraceus L)
Bagian samping pangkal daun yang memeluk batang itu seringkali
bangunannya membulat dan disebut telinga daun
4 Daun hanya terdiri atas tangkaian saja dan dalam hal ini tangkaian tadi
biasanya lalu menjadi pipih sehingga menyerupai helaian daun jadi
merupakan suatu helaian daun semu atau palsu dinamakan filodia seperti
terdapat pada berbagai jenis pohon Acacia
Menurut Tjitrosoepomo (2001) selain bagian-bagian tersebut di atas dan
kemungkinan lengkap atau tidaknya bagian-bagian tadi daun pada suatu
tumbuhan seringkali mempunyai alat-alat tambahan atau pelengkap antara
lain berupa
1 Daun penumpu (stipula) yang biasanya berupa dua helai lembaran serupa
daun yang kecil yang terdapat dekat dengan pangkal tangkai daun dan
umunya berguna untuk melindungi kuncup yang masih muda Menurut
letaknya daun penumpu dapat dibedakan menjadi
a Daun penumpu yang bebas terdapat di kanan kiri pangkal tangkai
daun disebut daun penumpu bebas (stipulae liberae) misalnya pada
kacang tanah (Arachis hypogaea L)
b Daun penumpu yang melekat pada kanan kiri pangkal tangkaian daun
(stipulae adnatae) pada mawar (Rosa sp)
c Daun penumpu yang berlekatan menjadi satu yang mengambil tempat
berhadapan dengan tangkaian daun dan biasanya agak lebar hingga
melingkari batang (stipula petiole opposita atau stipula antidroma)
d Daun penumpu yang berlekatan dan mengambil tempat di antara dua
tangkai daun seperti seringkali terjadi pada tumbuhan yang pada satu
buku-buku batang mempunyai dua daun yang duduk berhadapan
misalnya pada pohon mengkudu (Morinda citrifolia L)
2 Selaput bumbung (ocrea atau ochrea) Alat ini berupa selaput tipis yang
menyelubungi pangkal suatu ruas batang Jadi terdapat di atas suatu
tangkaian daun Selaput bumbung dianggap sebagai daun penumpu yang
kedua sisinya saling berlekatan dan melingkari batang sebagai contoh
Polygonum sp
3 Lidah-lidah (ligula) suatu selaput kecil yang biasanya terdapat pada batas
antara upih dan helaian daun pada rumput Alat ini berguna untuk
mencegah mengalirnya air hujan ke dalam ketiak antara batang dan upih
daun Sehingga kemungkinan pembusukkan dapat dihindarkan
Menurut Tjitrosoepomo (2001) sifat-sifat daun dapat dipakai sebagai
petunjuk untuk mengenal suatu jenis tumbuhan Untuk keperluan itu perlulah
diketahui sifat-sifat daun sehingga dari daun dapat diberikan lukisan yang
selengkap mungkin Sifat-sifat daun yang perlu mendapat perhatian adalah
1 Bangunan Helai (Circumscription)
Bentuk daun pada dasarnya dinyatakan berdasarkan bentuk dari
helaiannya tanpa dipengaruhi oleh ada atau tidaknya torehan pada tepi
daun Istilah untuk menyatakan bentuk daun tersebut biasanya digunakan
kata-kata yang umum untuk menyatakan bentuk suatu benda Pada
umumnya istilah untuk menyatakan bentuk suatu benda selau
dihubungkan dengan bentuk dua dimensi dari benda tersebut dan sebagian
besar didasarkan pada rasio panjang terhadap lebar (Tjitrosoepomo 2001)
Selain itu dalam menyatakan suatu benda letak bagian yang terlebar
perlu diperhatikan apakah bagian terlebar tersebut berada di bawah bagian
tengah di bagian tengah atau di atas bagian tengah helaian Dalam
menyatakan bentuk suatu daun selain memperhatikan indeks dan letak
bagian yang terlebar dapat pula digunakan bentuk persamaan dengan
benda-benda lainnya seperti tombak panah dan sebagainya
(Tjitrosoepomo 2001)
Gambar 5 Bangun Daun(Rianawaty 2011)
2 Ujung Daun (Apex)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) ujung daun dapat pula
memperlihatkan bentuk yang beraneka rupa Bentuk-bentuk ujung daun
yang sering dijumpai ialah
a Runcing (acutus) jika kedua tepi daun di kanan dan di kiri ibu tulang
sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak
daun membentuk suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg)
b Meruncing (acuminatus) seperti pada ujung yang runcing tetapi titik
pertemuan kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi dari dugaan hingga
ujung daun nampak sempit panjang dan runcing
c Tumpul (obtusus) tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu
tulang cepat menuju ke suatu titik pertemuan hingga terbentuk sudut
yang tumpul (lebih besar dari 90deg)
d Membulat (rotundatus) seperti pada ujung yang tumpul tetapi tidak
berbentuk sudut sama sekali hingga ujung daun merupakan semacam
suatu busur terdapat pada daun yang bulat atau jorong atau pada daun
bangun ginjal
e Rompang (truncatus) ujung daun tampak sebagai garis yang rata
misalnya ujung anak daun semanggi (Marsilea crenata Presl)
f Terbelah (retusus) ujung daun justru memperlihatkan suatu lekukan
kadang-kadang amat jelas
g Berduri (mucronatus) yaitu jika ujung daun ditutup dengan suatu
bagian yang runcing keras merupakan suatu duri
Gambar 5 Jenis Apex Daun(Rizal 2008)
3 Pangkal Daun (Basis Folii)
Istilah-istilah yang digunakan untuk menyatakan bentuk pangkal
daun Namun pada beberapa tumbuhan bentuk pangkal daun berkaitan
erat dengan pelekatan daun tersebut terhadap batangnya Contoh istilah
bentuk apeks dan pangkal daun diantaranya acuminatae acute apiculate
aristate caudate cirrhose dan lain-lain (Tjitrosoepomo 2001)
Pangkal daun merupakan bagian helaian daun yang berhubungan
langsung dengan tangkaian daun Pangkal yang terdapat di kiri-kanan
tangkai daun baik berlekatan atau tidak dapat dibedakan menjadi enam
macam yaitu
a Runcing (acutus) biasanya terdapat pada bangun memanjang lanset
dan belah ketupat
b Meruncing (acuminatus) biasanya terdapat pada bangun bulat telur
c Tumpul (obtusus) biasanya terdapat pada bangun bulat telur
d Membulat (rotundatus) terdapat bangun bulat telur dan jorong
e Rompanganrata (truncatus) terdapat pada bangun segitiga delta
dan tombak
f Berlekuk (emarginatus) terdapat pada bangun jantung ginjal dan
anak panah (Rosanti 2013)
4 Susunan Tulang Daun (Nervatio atau Venation)
Menurut Rosanti (2013) tulang daun merupakan struktur penguat
helaian daun sama fungsinya dengan tulang manusia yang member
kekuatan menunjang berdirinya tubuh Tulang-tulang daun merupakan
jaringan pembuluh yang dapat mengangkut air maupun hasil fotosintesis
dari akar dan batang serta menuju batang dan akar
Menurut Sativa (2012) pertulangan daun merupakan suatu
karakteristik bagi daun tumbuhan Dari segi anatomi pertulangan daun
sebenarnya merupakan suatu ikatan pembuluh yang berada pada helaian
daun Susunan pertulangan daun dari daun tumbuhan biasanya terdiri dari
a Tulang daun primer (Midrib Costa)
b Tulang daun sekunder (tulang daun lateralnervus lateralis)
c Tulang daun tersier (Veins)
d Tulang daun kuarter (Veinslet)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) tulang-tulang daun adalah bagian
daun yang berguna untuk
a Memberi kekuatan pada daun seperti pula halnya dengan tulang-
tulang hewan dan manusia oleh sebab itu seluruh tulang pada daun
dinamakan pula rangka daun (skeleton)
b Di samping sebagai penguat tulang-tulang daun itu sesungguhnya
adalah berkas-berkas pembuluh yang berfungsi sebagai jalan untuk
pengangkutan zat-zat yaitu
1) Jalan pengangkutan zat-zat yang diambil tumbuhan dari tanah
ialah air beserta garam-garam yang terlarut di dalamnya
2) Jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari tempat
pembuatannya yaitu dari daun ke bagian-bagian lain yang
memerlukan zat itu
Menurut Tjitrosoepomo (2001) tulang-tulang daun menurut besar
kecilnya dibedakan dalam tiga macam yaitu
a Ibu tulang (costa) ialah tulang yang biasanya terbesar merupakan
terusan tangkai daun dan terdapat di tengah-tengah membujur dan
membelah daun
b Tulang-tulang cabang (nervus lateralis) yakni tulang-tulang yang
lebih kecil daripada ibu tulang dan berpangkal pada ibu tulang tadi
atau cabang-cabang tulang ini
c Urat-urat daun (vena) sesungguhnya adalah tulang-tulang cabang pula
tetapi yang lebih kecil atau lembut dan satu sama lain beserta tulang-
tulang yang lebih besar membentuk susunan seperti jala kisi atau
lainnya
Pada dasarnya terdapat dua pola pertulangan daun yang umum
ditemukan yaitu pertulangan daun menjala (rericulate) yang merupakan
karakteristik bagi tumbuhan dikotil dan pertulangan daun sejajar (linier
striate) Pola pertulangan daun menjala terbentuk bila tulang daun
mengalami percabangan yang banyak dan satu sama lain saling
beranastomosa serta ujung-ujungnya bebas sedangkan pola pertulangan
daun-daun sejajar terbentuk bila suatu daun mempunyai tiga atau lebih
tulang daun primer yang letaknya kurang lebih sejajar satu sama lain mulai
dari dasar helaian daun hingga bertemu di bagian apeks daun
(Tjitrosoepomo 2001)
Dari uraian mengenai susunan tulang daun itu dapat ditarik
kesimpulan bahwa susunan tulang daun dapat dipakai sebagai petunjuk
untuk mengenal tumbuhan yaitu
a Tumbuhan biji belah (Dicotyledonae) mempunyai daun bertulang
menyirip atau menjari
b Tumbuhan biji tunggal (Monocotyledonae) mempunyai daun-daun
bertulang melengkung atau sejajar (Tjitrosoepomo 2001)
5 Tepi Daun (Margo Folii)
Pada daun tunggal helaian daun dapat bertepi rata (integerentire)
atau bertoreh Helaian daun dengan tepi bertoreh dangkal tidak akan
merubah bentuk secara keseluruhan tetapi jika helaian daun bertoreh besar
dan dalam dapat mempengaruhi bentuk daun tersebut Karena
terbentuknya torehan (sinus) selalu mengikuti pola pertulangan daun
maka istilah yang digunakan untuk menamakan tepi daun yang bertoreh
merupakan kombinasi antara sifat torehan dengan pertulangan daun
(Tjitrosoepomo 2001)
Torehan atau lekukan pada helaian daun bermacam-macam Torehan
daun bersifat dua macam Torehan pertama tidak mengubah bentuk asli
daun hanya sedikit bergelombang di tepinya Torehan lainnya dapat
menyebabkan hilangnya bentuk asli daun karena daun mengalami lekukan
yang banyak akibat torehan-torehannya Lekukan daun disebut sinus
sedangkan tepi daunnya disebut dengan angulus (Rosanti 2013)
Bila torehan yang terjadi hanya sedikit kurang dari setengah panjang
tulang cabang daun yang di dekatnya maka torehan daun disebut berlekuk
(lobatus) Jika dalamnya torehan mencapai setengah panjang tulang
cabang daun maka disebut sebagai daun yang bercangap (fissus) Dan jika
dalamnya torehan melebihi setengah panjang tulang cabang daun di
dekatnya maka tepi daun dikatakan berbagi (partitus) (Rosanti 2013)
Gambar 6 Jenis Tipe Daun(Rizal 2008)
6 Daging Daun (Intervenium)
Daging daun ialah bagian daun yang terdapat di antara tulang-tulang
daun dan urat-urat daun Di bagian ini zat-zat yang diambil dari luar
diubah dijadikan zat-zat yang sesuai dengan keperluan kehidupan tumbuh-
tumbuhan Tebal atau tipisnya helaian daun juga bergantung pada tebal
tipisnya daging daunnya (Tjitrosoepomo 2001)
Daging daun yang dimiliki oleh tumbuhan bermacam-macam tipis
seperti selaput contohnya paku selaput keras contohnya pisang tipis lunak
seperti yang terdapat pada daun selada air pekamen sebagai contohnya
kelapa dan yang berdaging sebagai contoh lidah buaya (Sativa 2012)
Daging daun merupakan isi dari daun daun terdiri dari sel-sel yang
membentuk berbagai jaringan Sel dan jaringan ini yang merupakan isi
dari daun yang dibatasi oleh permukaan atas dan permukaan bawah daun
Daging daun berbeda ada yang berdaging tebal dan ada yang berdaging
tipis (Tjitrosoepomo 2001)
7 Keadaan Permukaan Atas dan Bawah Daun
Pada umumnya warna daun pada sisi atas dan bawah berwarna
berbeda biasanya sisi atas tampak lebih hijau licin atau mengkilat jika
dibandingkan dengan sisi bawah daun Hal ini disebabkan karena warna
hijau lebih banyak terdapat pada lapisan atas daripada lapisan bawah
Kadang-kadang pada permukaan daun terdapat alat-alat tambahan seperti
licin (laevis) gundul (glaber) kasap (scaber) berkerut (rugosus)
berbingkul-bingkul (bullatus) berbulu (pilosus) berbulu halus dan rapat
(villosus) berbulu kasar (hispidus) dan bersisik (lepidus) (Tjitrosoepomo
2001)
Menurut Rizal (2008) permukaan daun terdiri dari beberapa jenis
yaitu glabrous (tanpa rambut licingundul) pubescent (berbulu pendek
lembut) villous (berambut panjang lurus putih keperak-perakan)
tomentose (berambut seperti wol ikal) scabrous (berambut pendek
kasar) glaucous (warna putih kebiruan dan berlilin) rugose (berkeriput
karena keadaan tulang daun yang tenggelam) glandular (berkelenjar
resin minyak)
Gambar 7 Permukaan Atas dan Bawah Daun(Rizal 2008)
C Tanaman Bambu (Bambusa sp)
Bambu tergolong keluarga Gramineae (rumput-rumputan) disebut juga
Giant grass (rumput raksasa) berumpun dan terdiri dari sejumlah batang
(buluh) yang tumbuh secara bertahap dari mulai rebung batang muda dan
sudah dewasa pada umur 3-4 tahun Nama lain dari bambu adalah buluh aur
dan eru Di dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan
pertumbuhan paling cepat Karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik
dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60 cm (24 Inchi) bahkan lebih
tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam (Tarigan
2011)
Bambu merupakan tanaman yang memiliki manfaat sangat penting bagi
kehidupan Semua bagian tanaman mulai dari akar batang daun kelopak
bahkan rebungnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan Tanaman
bambu menpunyai dua tipe pertumbuhan rumpun yaitu simpodial (clump
type) dan monopodial (running type) Pada tipe simpodial tunas baru keluar
dari ujung rimpang Terdapat dua bentuk bambu secara umum yaitu bambu
berkayu dari suku Arundinarieae dan Bambuseae dan bambu rerumputan dari
suku Olyreae Analisis molekuler dari pastida menunjukkan bahwa terdapat
tiga sampai lima garis keturunan utama dari bambu (Tarigan 2011)
Menurut Tarigan (2011) klasifikasi pada tanaman bambu terdiri dari
Regnum Plantae
Divisio Magnoliophyta
Classis Liliopsida
Subclassis Commelinidae
Ordo Cyperales
Familia Poaceae
Genus Bambusa
Spesies Bambusa sp
Pada tanaman bambu daunnya merupakan daun tunggal yang lengkap
karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun ini mempunyai bangun daun garis
(linearis) Ujung daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat
memiliki tepi daun yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun
sejajar permukaan atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau
tua sedangkan warna bagian bawah daun hijau muda (Tarigan 2011)
Gambar 8 Bagian Daun Bambu(Rahman 2014)
Bangun atau bentuk dari daun bambu adalah berbentuk pita atau bentuk
memanjang dari daun dengan perbandingan panjang dan lebar 3-5 1 ujung
daun pada daun bambu berbentuk runcing yaitu penyempitan ke arah ujung
daun dengan sedikit demi sedikit Sedangkan untuk pangkal daun membulat
karena pada pangkal daunnya tidak terdapat sama sekali sudut pangkal daun
daun bambu memiliki tepi yang rata tidak bergerigi dan bertoreh (Tarigan
2011)
Daging daunnya bertipe perkamen yaitu tipis namun cukup kaku
Pertulangan daunnya sejajar dari pangkal daun ke arah ujung daun
Permukaan atas dan bawah daun cukup kasar karena disebabkan pertulangan
daun yang cukup terasa dan adanya semacam bulu-bulu halus Warna daun
pada bagian atas jauh lebih gelap dibanding dengan yang di bawah dan warna
yang kebanyakan ditemukan adalah warna hijau namun ada beberapa jenis
bambu yang lain memilki daun yang berwarna kuning (Tarigan 2011)
D Tanaman Jagung (Zea Mays)
Tanaman jagung termasuk famili rumput-rumputan (Graminae) dari
subfamili Myadeae Dua famili yang berdekatan dengan jagung adalah
Teosinte dan Tripsacum yang diduga merupakan asal dari tanaman jagung
Teosinte berasal dari Meksico dan Guatemala sebagai tumbuhan liar di daerah
pertanaman jagung Jagung berwarna kuning batang bulat masif tidak
bercabang tinggi kurang lebih 15 meter (Sihaloho 2011)
Bunga majemuk berumah satu bunga jantan dan betina bentuk bulir di
ujung batang dan di ketiak daun warna putih Tanaman jagung adalah
tanaman semusim Jagung merupakan tanaman semusim (annual) Satu siklus
hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari Paruh pertama dari siklus
merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap
pertumbuhan generatif (Sihaloho 2011)
Menurut Sihaloho (2011) berdasarkan taksonominya tanaman jagung
dapat diklasifikasikan sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisio Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Ordo Poales
Familia Poaceae
Genus Zea
Spesies Zea mays L
Daun jagung adalah daun sempurna meskipun hanya terdiri atas upih
dan helaian yang disebut daun berupih Bentuknya memanjang merupakan
bangun pita (ligulatus) karena serupa dengan bangun garis tetapi lebih
panjang lagi daging daun (intervenium) tipis seperti kertas karena tipis tetapi
cukup tegar tepi daun (margo) rata (integer) karena apabila diraba pada
pinggirnya rata tidak bergerigi ujung daun (apex) runcing (acutus) karena
ujung daun memperlihatkan kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit
demi sedikit menuju keatas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk
suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg iquest ujung daun yang runcing lain dapat
pada daun-daun bangun bulat lanset segitiga delta belah ketupat dan
sebagainya (Sihaloho 2011)
Pangkal (basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun
berbulu halus dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau
beludru pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini
umumnya dapat di lihat pada bangun daun pita dan juga daun jagung
mempunyai satu tulang di tengah yang besar membusur ke daun sedang
tulang-tulang lainnya tampak lebih kecil dan tampak terlihat semua
mempunyai arah yang sejajar dengan satu tulang yang di tengah tadi
(Sihaloho 2011)
Gambar 9 Bagian Daun Jagung
(Akbar 2011)
Berdasarkan letak posisi daun (sudut daun) terdapat dua tipe daun
jagung yaitu tegak (erect) dan menggantung (pendant) Daun erect biasanya
memiliki sudut antara kecil sampai sedang pola helai daun bisa lurus atau
bengkok Daun pendant umumnya memiliki sudut yang lebar dan pola daun
bervariasi dari lurus sampai sangat bengkok Jagung dengan tipe daun erect
memiliki kanopi kecil sehingga dapat ditanam dengan populasi yang tinggi
(Sihaloho 2011)
E Cemara Kipas (Thuja orientalis L)
Cemara kipas adalah salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai
bahan untuk penyakit dalam oleh masyarakat Guluk-guluk tumbuhan ini
ditanam di sekitar rumah Tumbuhan ini dimanfaatkan daunnya oleh
masyarakat Masyarakat menyebut tumbuhan ini dengan nama cemara
(Yulianti 2013)
Cupreseaceae dengan genus Thuja atau lebih akrab dikenal dengan
Whitecedar adalah salah satu keluarga cemara kipas Eropalah yang pertama
kali memperkenalkan tanaman ini sebagai tanama hias Pohon ini subur hidup
di hutan karena hutan memilki atmosfer yang kondusif dan kaya akan
kelembabannya Beberapa lokasi di Indonesia menyebut tanaman cemara
kipas ini dengan ceker ayam (Yulianti 2013)
Menurut Yulianti (2013) klasifikasi dari pohon cemara kipas adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisi Coniferophyta
Kelas Pinopsida
Bangsa Pinales
Suku Cupressaceae
Marga Thuja
Jenis Thuja orientalis L
Gambar 10 Daun Cemara Kipas(Ria 2012)
Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Tekstur daunnya yang lembut Daunnya mengandung saponin selain itu daunnya juga mengandung polifenol Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun Daun tanaman cemara kipas
termasuk mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua (Yulianti
2013)
F Daun Bawang (Allium fistulosum L)
Daun bawang sebenarnya istilah umum yang terdiri dari spesies yang
berbeda Jenis yang paling umum dijumpai adalah bawang daun (Allium
fistulosum) Jenis lainnya adalah A ascalonicum yang masih sejenis dengan
bawang merah Kadang-kadang bawang prei juga disebut sebagai daun
bawang (Warintek 2014)
Gambar 11 Daun Bawang(Firli 2014)
Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk
rumput Sistem perakarannya termasuk akar serabut yang terpencar ke semua
arah pada kedalaman antara 15-30 cm Daun dan akar Allium fistulosum
mengandung saponin dan tanin di samping itu daunnya mengandung minyak
atsiri Selain itu daun bawang merupakan tumbuhan herba semusim dengan
tinggi 60-70 cm (Warintek 2014)
Daun tanaman bawang daun berbentuk bulat memanjang berlubang
menyerupai pipa dan bagian ujungnya meruncing Bawang prei (Allium
ampeloprasum L) memiliki daun berbentuk pipih memanjang tidak
membentuk rongga (seperti pipa) dan bagian ujungnya meruncing Ukuran
panjang daun sangat bervariasa antara 18-40 cm tergantung pada varietasnya
Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun halus Daun
tanaman bawang daun merupakan bagian tanaman yang dikonsumsi
(dimakan) sebagai bumbu atau penyedap sayuran Daun juga berfungsi
sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis tersebut digunakan untuk
pertumbuhan tanaman (Cahyono 2005)
Menurut Cahyono (2005) klasifikasi dari daun bawang adalah sebagai
berikut
Regnum Plantae (Tumbuhan)
Subdivisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Kelas Liliopsida (berkeping satu monokotil)
Ordo Liliflorae
Famili Liliaceae
Genus Allium
Spesies Allium fistulosum L
Bentuk daun dari bawang prei yaitu panjang pipih tidak berlubang
Warna daun umumnya hijau muda sampai hijau tua Panjang daun sangat
bervariasi antara 18-30 cm atau lebih tergantung dari varietas dan kesuburan
pertumbuhannya Bawang prei membentuk daun yang pipih helainya
berbentuk talang pelepahnya cukup panjang tidak membentuk umbi hanya
batang semunya di bagian bawah agak membengkak (Warintek 2014)
Menurut Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar
G Daun Kelapa (Cocos nucifera)
Tanaman kelapa diperkirakan berasal dari Amerika Selatan Tanaman
kelapa merupakan tanaman asli daerah tropis dan dapat dijumpai di seluruh
wilayah Indonesia Kelapa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bila
ditanam di tempat yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kelapa
(Harahap 2012)
Menurut Harahap (2012) klasifikasi dari pohon kelapa adalah sebagai
berikut
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Bangsa Palmales
Suku Palmae
Genus Cocos
Spesies Cocos nucifera
Daun kelapa berbentuk memanjang dan bertulang sejajar dan tumbuh
lebih cepat pada musim hujan Keluarga Palmae (palem) umumnya tidak
bercabang dan mempunyai daun yang berbentuk cincin Pertumbuhan dan
pembentukan mahkota daun dimulai sejak biji berkecambah dan pada tingkat
pertama dibentuk 4ndash6 helai daun Daun tersusun saling membalut satu sama
lain merupakan selubung dan mudahkan susunan lembaga serta akar
menembus sabut pada waktu tumbuh (Harahap 2012)
Gambar 12 Daun Kelapa(Harahap 2012)
Tanaman kelapa memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung
atau ayam Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang
sangat tajam dan keras di kedua sisisnya Anak-anak daun (foliage leaflet)
tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun Di tengah-tengah setiap anak
daun terbentuk lidi sebagai tulang daun Daun kelapa membentuk susunan
majemuk bersirip genap dan bertulang sejajar Daun sebagai tempat
fotosintesis dan sebagai alat respirasi (Harahap 2012)
Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat Duduk pelepah
daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang melingkari batang dan
membentuk spiral Daun terdiri dari
1 Kumpulan anak daun (leaf lets) yang mempunyai helaian (lamina) dan
tulang anak daun (midrib)
2 Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat
3 Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang
4 Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup
dan memberi kekuatan pada batang (Harahap 2012)
H Talas Pelangi (Colocasia sp)
Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun Talas termasuk
dalam suku talas-talasan (Araceae) berperawakan tegak tingginya 1 cm atau
lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun Tanaman talas
mengandung asam perusi (asam biru atau HCN) Sistem perakaran serabut
liar dan pendek Umbi mempunyai jenis bermacam-macam (Warintek 2014)
Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi Umbi pelepah
daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan obat maupun
pembungkus Daun sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai
pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasi Daunnya
berbentuk perisai atau hati lembaran daunnya 20-50 cm panjangnya dengan
tangkai mencapai 1 meter panjangnya warna pelepah bermacam-macam
(Warintek 2014)
Menurut Warintek (2014) klasifikasi dari tanaman talas pelangi adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisio Magnoliophyta
Classis Liliopsida
Subclassis Arecidae
Ordo Arales
Familia Areceae
Genus Colocasia
Spesies Colocasia sp
Gambar 13 Daun Talas Pelangi(Rynari 2012)
Tanaman keladi merupakan tanaman yang berdaun lengkap karena
mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian daun (lamina) Pada daun keladi bangun daunnya
seperti perisai dengan ujung daun yang meruncing (acuminatus) dan pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) Daun keladi mempunyai tepi daun yang
rata (integer) daging daun tipis lunak (herbaceus) dengan pertulangan daun
yang menyirip (penninervis) Pada permukaan atas daun terasa
licin (laevis) dan berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun
berwarna hijau muda dan juga terasa licin (laevis) (Warintek 2014)
I Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)
Kembang sepatu merupakan tumbuhan asli daerah tropis di dataran Asia
Tanaman ini kemudian menyebar di berbagai negara mulai dari Timur Jauh
sampai ke Eropa Daunnya merupakan daun tunggal berbentuk oval atau hati
dengan tepi bergerigi ujung daun meruncing urat daun menjari dan
menyirip memiliki daun penumpu Daun berwarna hijau Kembang sepatu
berbunga tunggal yang ke luar dari ketiak daun panjang tangkai bunga 1ndash 4
cm dan menjurai dengan lima mahkota yang tersusun berbentuk terompet
atau lonceng Helaian mahkota bunga tunggal atau ganda warna bunga
bervariasi misalnya putih kuning merah muda jingga dan kombinasi
warna-warna tersebut Panjang daun 5ndash10 cm dan lebar 3- 75 cm (Simplisia
2012)
Menurut Simplisia (2012) kalsifikasi dari kembang sepatu adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisi Magnoliophyta
Kelas Magnoliopsida
Ordo Malvales
Famili Malvaceae
Genus Hibiscus
Spesies Hibiscus rossa-sinensis
Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk daun tidak
lengkap karena tidak terdapat satu bagian dari daun lengkap yaitu tidak
memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina) Bangun daun (Circum
scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah daun
bulat telur (ovatus) Ujung daun (apex folii) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Tepi daun (margo folii)
pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah bergerigi
(serratus) karena sinus dan angulus sama lancipnya (Simplisia 2012)
Gambar 14 Bagian Daun Kembang Sepatu(Hanifiyah 2012)
Pangkal daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis)
karena daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke
ujung dan merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) Daging daun
(intervenium) pada daun kembang sepatu adalah seperti kertas
(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar Warna daunnya
adalah hijau tua (Simplisia 2012)
J Tanaman Euphorbia (Euphorbia milii)
Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke
seluruh dunia termasuk ke Indonesia Nama Euphorbia berasal dari nama
Euphorbus seorang dokter dari Mauritania Afrika Utara yang telah berjasa
pada rajanya Meskipun demikian beberapa spesies diakui merupakan
tanaman asli daerah lain Misalnya Euphorbia characias subspWulfenii dari
Portugal Euphorbia griffithii dari Himalaya dan Euphorbia marganita dari
Amerika Utara (Purwanto 2006)
Menurut Purwanto (2006) klasifikasi dari tanaman euphorbia adalah
sebagai berikut
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Dicotyledoneae
Ordo Archichlamydeae
Famili Euphorbiaceae
Genus Euphorbia
Spesies Euphorbia milii
Bentuk daun euphorbia bervariasi meskipun tidak terlalu banyak ada
yang berbentuk bulat telur memanjang dan jorong Masing-masing daun
mempunyai ketebalan berbeda-beda Hampir semua daun tidak bertangkai
tetapi duduk pada batang Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga
bervariasi ada yang runcing tumpul dan ujung terbelah Susunan daun
euphorbia berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas
batang tanaman (Purwanto 2006)
Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)
Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras
Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun
euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung
Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang
beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai
berikut
a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung
daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung
daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi
dua bulatan
b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip
mengecil (Purwanto 2006)
K Tomat (Solanum lycopersicum)
Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2
meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah
sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)
yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan
mati setelah bereproduksi (Arya 2012)
Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani
mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut
Kelas Dicotyledonae
Ordo Tubiflorae
Famili Solanaceae
Genus Lycopersicum
Spesies Lycopersicum esculentum Mill
Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)
Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu
berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di
antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk
tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)
Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25
cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan
membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip
terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)
Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki
warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-
40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-
1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Raden Fatah Palembang
B Alat dan Bahan
1 Alat Praktikum
a Lup
b Mikroskop binokuler
c Pensil warna
d Mistar
e Buku gambar
2 Bahan Praktikum
a Daun bambu
b Daun jagung
c Daun cemara kipas
d Daun bawang
e Daun kelapa
f Talas pelangi
g Solanum lycopersicum
h Rosa sinensis
C Cara Kerja
1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas
pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan
dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut
2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A Hasil Pengamatan
No Gambar Keterangan
1
Daun tomat (Solanum lycopersicum)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
2
Daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis L)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
3
Daun jagung (Zea mays)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ibu tulang daun (costa)
6 Tepi daun (margo folii)
4
Daun talas pelangi (Colocasia sp)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Tangkai daun (petiolus)
3 Helaian daun (lamina)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Tepi daun (margo folii)
8 Daging daun (intervenium)
9 Ibu tulang (costa)
10 Urat daun (vena)
5
Daun eforbia (Euphorbia milii)
1 Helaian daun (lamina)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pangkal daun (basis folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6
Daun bambu (Bambusa sp)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pelepah daun (vagina)
4 Helaian daun (lamina)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7
Daun cemara kipas (Thuja orientalis)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
8
Daun bawang (Allium fistulosum L)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tepi daun (margo folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ujung daun (apex folii)
9
Daun kelapa (Cocos nucifera)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tangkai daun (petiolus)
4 Tepi daun (margo folii)
5 Tulang daun (nervatio)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Ujung daun (apex folii)
B Pembahasan
Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang
diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas
pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun
yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari
kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)
warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun
dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun
majemuk ataupun daun tunggal
Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-
bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun
tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum
lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun
(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk
bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan
lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat
(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat
terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)
dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat
bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip
(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk
Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)
panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang
memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7
Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan
daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang
tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki
bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun
kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai
Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng
(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)
sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun
yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan
daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu
berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)
memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal
Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian
dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)
Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal
daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah
tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini
mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan
merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua
Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan
helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang
berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan
51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)
berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)
pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun
jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang
cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis
seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun
yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun
yang sejajar (rectinervis)
Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri
atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata
(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung
daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi
daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal
(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus
dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru
pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya
dapat di lihat pada bangun daun pita
Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)
merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk
perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)
dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis
lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah
sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)
talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun
dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang
berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun
(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi
merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk
seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya
agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan
daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan
berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda
dan juga terasa licin (laevis)
Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)
Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)
langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia
adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan
pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging
daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan
permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun
tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi
meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang
dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang
Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing
tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal
melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda
hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih
Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang
merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun
(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)
Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing
(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua
serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun
tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta
pertulangan daun yang sejajar
Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan
daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah
daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung
daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun
yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan
atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan
warna bagian bawah daun hijau muda
Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja
orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas
helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai
Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan
1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan
tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)
Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun
yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk
dengan pertulangan yang menjari (palminervis)
Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk
mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun
Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum
l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun
bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)
sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke
dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset
(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun
yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki
daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah
putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)
Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya
dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun
yang tunggal
Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman
bawang daun berbentuk bulat memanjang
Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun
adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena
memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun
(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan
perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya
tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai
daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau
tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun
kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk
Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan
bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung
daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan
daging daun yang perkamen
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)
adalah sebagai berikut
1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan
tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)
2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun
(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah
helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki
perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan
tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang
menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya
Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius
Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB
Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB
Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius
Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB
Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB
Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga
Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB
Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB
Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB
Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB
Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press
Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa
Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB
Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB
Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)
Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)
Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)
Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)
Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)
Daun sesungguhnya adalah cabang atau ranting yang mengalami
modifikasi Pada tumbuhan tingkat tinggi daun merupakan tempat penting
untuk fotosintesis Daun merupakan salah satu organ pokok pada tumbuhan
Daun berbentuk pipih melebar dan pada umumnya berwarna hijau karena
mengandung kloroplas di dalam sel-selnya Daun terdapat di bagian atas
tumbuhan dan melekat pada batang (Rianawaty 2011)
Perbedaan antara batang dan daun yaitu batang mempunyai
pertumbuhan yang tidak terbatas sedangkan daun mempunyai pertumbuhan
yang terbatas yang segera berhenti tumbuh berfungsi untuk beberapa musim
dan kemudian akan gugur Helaian daun ditopang oleh rangka daun yang
disusun oleh tulang daun Tulang daun mengandung jaring-jaring pembuluh
xylem dan floem yang menyalurkan air ke daun dan hasil-hasil fotosintesis dari
daun (Tjitrosomo 1983)
Daun biasanya tipis dan melebar kaya akan suatu zat warna hijau yang
dinamakan klorofil oleh karena itu daun biasanya berwarna hijau dan
menyebabkan tumbuhan atau daerah-daerah yang ditempati tumbuhan-
tumbuhan nampak hijau pula Bagian tumbuhan ini mempunyai umur yang
terbatas akhirnya akan runtuh dan meninggalkan bekas pada batang Pada
waktu akan runtuh warna daun berubah menjadi kekuning-kuningan dan
akhirnya menjadi perang (Tjitrosoepomo 2001)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) bentuk daun yang tipis melebar warna
hijau dan duduknya pada batang yang menghadap ke atas itu memang sudah
selaras dengan fungsi daun bagi tumbuh-tumbuhan yaitu sebagai alat untuk
1 Pengambilan zat-zat makanan (reasorbsi) terutama yang berupa zat gas (
CO2)
2 Pengolahan zat-zat makanan (asimilasi)
3 Penguapan air (transpirasi)
4 Pernafasan (respirasi)
Tumbuhan mengambil zat-zat makanan dari lingkungannya dan zat yang
diambil (diserap) tadi adalah zat-zat yang bersifat anorganik Air beserta
garam-garam diambil dari tanah oleh akar tumbuhan sedang gas asam arang (
CO2) yang merupakan zat makanan pula bagi tumbuhan diambil dari udara
melalui celah-celah halus yang disebut mulut daun (stomata)
Pengolahan zat anorganik menjadi zat organik dilakukan oleh daun
(sesungguhnya zat hijau daun atau klorofilnya) dengan bantuan sinar matahari
Pekerjaan ini disebut asimilasi jadi daun dapat disamakan dengan dapur bagi
tumbuhan Setiap benda yang basah di dalam ruang yang belum jenuh dengan
uap air akan menguapkan air ke dalam ruang tadi Peristiwa ini merupakan
suatu peristiwa yang ada di dalam alam terkenal sebagai peristiwa difusi yang
bertujuan untuk meniadakan perbedaan konsentrasi kandungan akan air antara
ruangan benda dengan benda yang basah itu (Tjitrosoepomo 2001)
Penguapan itu akan berjalan terus sampai konsentrasi atau kadar air
dalam ruangan tempat benda itu sama dengan kadar air dalam benda atau
udara dalam ruangan tadi tidak sanggup lagi menerima tambahan uap air
dengan lain perkataan udara dalam ruangan tadi telah jenuh dengan uap air
Penguapan air melalui daun menyebabkan air yang diserap oleh akar dari
tanah itu di dalam tubuh tumbuhan bergerak mengalir dari bawah ke atas
Adapun yang dimaksud dengan penetesan air atau gutasi adalah keluarnya air
dalam bentuk tetes-tetes (Tjitrosoepomo 2001)
B Bagian-bagian Daun
Struktur jaringan pembuluh dalam tangkai dan tulang daun utama
biasanya mirip dengan dalam batang Istilah bagi seluruh daun pada tanaman
adalah phyllom Namun dikenal juga istilah daun hijau katafil hiposofil
kotiledon (keping biji) profil dll Daun pertama pada cabang lateral disebut
prophyll Pada monokotil hanya ada satu helai prophyll pada dikotil ada dua
helai Hiposofil berupa berbagai jenis brakte yang mengiringi bunga dan
berfungsi sebagai pelindung (Hidayat 1995)
Menurut Rianawaty (2011) dari segi morfologi dan anatomi daun
merupakan organ yang sangat bervariasi Semua bentuk daun yang terdapat
pada suatu tumbuhan disebut phyllome terdiri dari
1 Daun sebagai organ fotosintetik utama pada tumbuhan
2 Katafil
a Sisik yang muncul pada tunas dan pada batang yang tumbuh di bawah
tanah
b Fungsi pelindung atau penyimpan cadangan makanan
c Contoh-contoh
1) Pada tunas mahoni
2) Pada batang bawah tanah kormus Gladiolus rimpang jahe sisik
tebal Allium
Gambar 1 Cataphyll(Rianawaty 2011)
3 Hypsophyll berbagai tipe daun pelindung bunga (braktea) yang berfungsi
sebagai pelindung Kadang hypsophyll berwarna menyala dengan fungsi
seperti mahkota bunga Merah pada saptha bunga Anthurium Ungu pink
putih oranye pada Bougenville sehingga tampak seperti bunga sedang
bunganya sendiri tidak menarik
4 Kotiledon yaitu daun pertama pada tumbuhan bisa berfungsi untuk
fotosintesis seperti pada tomat Selain itu juga sumber makanan yang
terdapat pada kacang-kacangan
Gambar 2 Cotyledons pada Tumbuhan(Rianawaty 2011)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) daun yang lengkap mempunyai bagian-
bagian berikut
1 Upih Daun atau Pelepah Daun (Vagina)
Daun yang berupih umumnya terdapat pada tumbuhan yang berbiji
tunggal (Monocotyledoneae) suku rumput (Germineae) suku empon-
empon (Zingiberaceae) pisang (Musa sapientum L) golongan palma
(Palmae) (Tjitrosoepomo 2001)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) upih daun selain merupakan
bagian daun yang melekat atau memeluk batang juga dapat mempunyai
fungsi lain
a Sebagai pelindung kuncup yang masih muda seperti dapat dilihat
pada tanaman tebu (Saccharum offinacarum L)
b Memberi kekuatan pada batang tanaman Dalam hal ini upih daun-
daun semuanya membungkus batang sehingga batang tidak tampak
bahkan yang tampak sebagai batang dari luar adalah upih-upihnya
tadi
2 Tangkai Daun (Petiolus)
Tangkai daun merupakan bagian daun yang mendukung helaiannya
dan bertugas untuk menempatkan helaian daun tadi pada posisi
sedemikian rupa Hingga dapat memperoleh cahaya matahari yang
sebanyak-banyaknya (Tjitrosoepomo 2001)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) bentuk dan ukuran tangkaian daun
amat berbeda-beda menurut jenisnya tumbuhan bahkan pada satu
tumbuhan ukuran dan bentuknya dapat berbeda-beda Umumnya tangkai
daun berbentuk silinder dengan sisi atas agak pipih dan menebal pada
pangkalnya Jika berdasarkan pada penampang melintangnya dapat
diketahui beberapa kemungkinan berikut
a Bulat dan berongga misalnya pada daun papaya (Carica papaya L)
b Pipih dan tepinya melebar (bersayap) misalnya pada jeruk (Citrus
sp)
c Bersegi
d Setengah lingkaran dan seringkali sisi atasnya beralur dangkal atau
beralur dalam seperti pada tangkai daun pisang
Daun lengkap dapat dijumpai pada beberapa macam tumbuhan misalnya
pohon pisang (Musa paradisiacal L) pohon pinang (Areca catechu L)
bambu (Bambusa sp)
Gambar 3 Bentuk Tangkai Daun(Rizal 2008)
Walaupun tangkai daun biasanya menebal pada bagian pangkalnya
ada pula tangkai daun yang menebal pada pangkal dan ujungnya
misalnya pada daun pohon kupu-kupu (Bauhinic purpurea L) Dalam
uraian mengenai susunan daun telah dikemukakan pula Bahwa tangkai
daun dapat mengalami pergantian bentuk (metamorfosis) menjadi
semacam helaian daun yang dinamakan filodia (Tjitrosoepomo 2001)
3 Helaian Daun (Lamina)
Tumbuhan satu sama lain memiliki helaian daun yang berbeda baik
mengenai bentuk ukuran maupun warnanya Sebatang pohon dapat
mempunyai hanya beberapa helaian daun saja misalnya pisang tetapi
dapat pula memiliki helaian yang banyak misalnya pohon beringin Suatu
tanaman yang memperlihatkan bentuk daun yang berbeda dalam satu
pohon dikatakan memperlihatkan sifat heterofili jika masing-masing
terdapat pada cabang yang berlainan Jika pada satu cabang terdapat kedua
macam bentuk daun tadi sifatnya disebut anisofili (Sativa 2012)
Gambar 4 Bagian Daun Lengkap(Rizal 2008)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) kebanyakan tumbuhan mempunyai daun
yang kehilangan satu atau dua bagian dari tiga bagian tersebut di atas Daun
yang demikian dinamakan daun yang tidak lengkap Mengenai susunan daun
yang tidak lengkap ada beberapa kemungkinan
1 Hanya terdiri atas tangkaian dan helaian saja lazimnya lalu disebut daun
bertangkai Susunan daun yang demikian itulah yang paling banyak
ditemukan Sebagian besar tumbuhan mempunyai daun yang demikian
tadi misalnya nangka (Artocarpus integra Merr) mangga (Manginfera
indica L)
2 Daun terdiri atas upih dan helaian daun yang demikian ini disebut daun
berupih atau daun berpelepah yang biasa terdapat pada golongan suku
rumput misalnya padi (Oryza sativa L) jagung (Zea mays)
3 Daun hanya terdiri atas helaian saja tanpa upih dan tangkaian sehingga
helaian langsung melekat atau duduk pada batang Daun yang demikian
susunannya dinamakan dengan daun duduk (sessilis) Daun yang hanya
terdiri atas helaian daun saja dapat mempunyai pangkal yang demikian
lebarnya hingga pangkal daun tadi seakan-akan melingkari batang atau
memeluk batang sehingga disebut dengan daun memeluk batang
(amplexicaulis) seperti terdapat pada tempuyung (Sonchus oleraceus L)
Bagian samping pangkal daun yang memeluk batang itu seringkali
bangunannya membulat dan disebut telinga daun
4 Daun hanya terdiri atas tangkaian saja dan dalam hal ini tangkaian tadi
biasanya lalu menjadi pipih sehingga menyerupai helaian daun jadi
merupakan suatu helaian daun semu atau palsu dinamakan filodia seperti
terdapat pada berbagai jenis pohon Acacia
Menurut Tjitrosoepomo (2001) selain bagian-bagian tersebut di atas dan
kemungkinan lengkap atau tidaknya bagian-bagian tadi daun pada suatu
tumbuhan seringkali mempunyai alat-alat tambahan atau pelengkap antara
lain berupa
1 Daun penumpu (stipula) yang biasanya berupa dua helai lembaran serupa
daun yang kecil yang terdapat dekat dengan pangkal tangkai daun dan
umunya berguna untuk melindungi kuncup yang masih muda Menurut
letaknya daun penumpu dapat dibedakan menjadi
a Daun penumpu yang bebas terdapat di kanan kiri pangkal tangkai
daun disebut daun penumpu bebas (stipulae liberae) misalnya pada
kacang tanah (Arachis hypogaea L)
b Daun penumpu yang melekat pada kanan kiri pangkal tangkaian daun
(stipulae adnatae) pada mawar (Rosa sp)
c Daun penumpu yang berlekatan menjadi satu yang mengambil tempat
berhadapan dengan tangkaian daun dan biasanya agak lebar hingga
melingkari batang (stipula petiole opposita atau stipula antidroma)
d Daun penumpu yang berlekatan dan mengambil tempat di antara dua
tangkai daun seperti seringkali terjadi pada tumbuhan yang pada satu
buku-buku batang mempunyai dua daun yang duduk berhadapan
misalnya pada pohon mengkudu (Morinda citrifolia L)
2 Selaput bumbung (ocrea atau ochrea) Alat ini berupa selaput tipis yang
menyelubungi pangkal suatu ruas batang Jadi terdapat di atas suatu
tangkaian daun Selaput bumbung dianggap sebagai daun penumpu yang
kedua sisinya saling berlekatan dan melingkari batang sebagai contoh
Polygonum sp
3 Lidah-lidah (ligula) suatu selaput kecil yang biasanya terdapat pada batas
antara upih dan helaian daun pada rumput Alat ini berguna untuk
mencegah mengalirnya air hujan ke dalam ketiak antara batang dan upih
daun Sehingga kemungkinan pembusukkan dapat dihindarkan
Menurut Tjitrosoepomo (2001) sifat-sifat daun dapat dipakai sebagai
petunjuk untuk mengenal suatu jenis tumbuhan Untuk keperluan itu perlulah
diketahui sifat-sifat daun sehingga dari daun dapat diberikan lukisan yang
selengkap mungkin Sifat-sifat daun yang perlu mendapat perhatian adalah
1 Bangunan Helai (Circumscription)
Bentuk daun pada dasarnya dinyatakan berdasarkan bentuk dari
helaiannya tanpa dipengaruhi oleh ada atau tidaknya torehan pada tepi
daun Istilah untuk menyatakan bentuk daun tersebut biasanya digunakan
kata-kata yang umum untuk menyatakan bentuk suatu benda Pada
umumnya istilah untuk menyatakan bentuk suatu benda selau
dihubungkan dengan bentuk dua dimensi dari benda tersebut dan sebagian
besar didasarkan pada rasio panjang terhadap lebar (Tjitrosoepomo 2001)
Selain itu dalam menyatakan suatu benda letak bagian yang terlebar
perlu diperhatikan apakah bagian terlebar tersebut berada di bawah bagian
tengah di bagian tengah atau di atas bagian tengah helaian Dalam
menyatakan bentuk suatu daun selain memperhatikan indeks dan letak
bagian yang terlebar dapat pula digunakan bentuk persamaan dengan
benda-benda lainnya seperti tombak panah dan sebagainya
(Tjitrosoepomo 2001)
Gambar 5 Bangun Daun(Rianawaty 2011)
2 Ujung Daun (Apex)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) ujung daun dapat pula
memperlihatkan bentuk yang beraneka rupa Bentuk-bentuk ujung daun
yang sering dijumpai ialah
a Runcing (acutus) jika kedua tepi daun di kanan dan di kiri ibu tulang
sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak
daun membentuk suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg)
b Meruncing (acuminatus) seperti pada ujung yang runcing tetapi titik
pertemuan kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi dari dugaan hingga
ujung daun nampak sempit panjang dan runcing
c Tumpul (obtusus) tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu
tulang cepat menuju ke suatu titik pertemuan hingga terbentuk sudut
yang tumpul (lebih besar dari 90deg)
d Membulat (rotundatus) seperti pada ujung yang tumpul tetapi tidak
berbentuk sudut sama sekali hingga ujung daun merupakan semacam
suatu busur terdapat pada daun yang bulat atau jorong atau pada daun
bangun ginjal
e Rompang (truncatus) ujung daun tampak sebagai garis yang rata
misalnya ujung anak daun semanggi (Marsilea crenata Presl)
f Terbelah (retusus) ujung daun justru memperlihatkan suatu lekukan
kadang-kadang amat jelas
g Berduri (mucronatus) yaitu jika ujung daun ditutup dengan suatu
bagian yang runcing keras merupakan suatu duri
Gambar 5 Jenis Apex Daun(Rizal 2008)
3 Pangkal Daun (Basis Folii)
Istilah-istilah yang digunakan untuk menyatakan bentuk pangkal
daun Namun pada beberapa tumbuhan bentuk pangkal daun berkaitan
erat dengan pelekatan daun tersebut terhadap batangnya Contoh istilah
bentuk apeks dan pangkal daun diantaranya acuminatae acute apiculate
aristate caudate cirrhose dan lain-lain (Tjitrosoepomo 2001)
Pangkal daun merupakan bagian helaian daun yang berhubungan
langsung dengan tangkaian daun Pangkal yang terdapat di kiri-kanan
tangkai daun baik berlekatan atau tidak dapat dibedakan menjadi enam
macam yaitu
a Runcing (acutus) biasanya terdapat pada bangun memanjang lanset
dan belah ketupat
b Meruncing (acuminatus) biasanya terdapat pada bangun bulat telur
c Tumpul (obtusus) biasanya terdapat pada bangun bulat telur
d Membulat (rotundatus) terdapat bangun bulat telur dan jorong
e Rompanganrata (truncatus) terdapat pada bangun segitiga delta
dan tombak
f Berlekuk (emarginatus) terdapat pada bangun jantung ginjal dan
anak panah (Rosanti 2013)
4 Susunan Tulang Daun (Nervatio atau Venation)
Menurut Rosanti (2013) tulang daun merupakan struktur penguat
helaian daun sama fungsinya dengan tulang manusia yang member
kekuatan menunjang berdirinya tubuh Tulang-tulang daun merupakan
jaringan pembuluh yang dapat mengangkut air maupun hasil fotosintesis
dari akar dan batang serta menuju batang dan akar
Menurut Sativa (2012) pertulangan daun merupakan suatu
karakteristik bagi daun tumbuhan Dari segi anatomi pertulangan daun
sebenarnya merupakan suatu ikatan pembuluh yang berada pada helaian
daun Susunan pertulangan daun dari daun tumbuhan biasanya terdiri dari
a Tulang daun primer (Midrib Costa)
b Tulang daun sekunder (tulang daun lateralnervus lateralis)
c Tulang daun tersier (Veins)
d Tulang daun kuarter (Veinslet)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) tulang-tulang daun adalah bagian
daun yang berguna untuk
a Memberi kekuatan pada daun seperti pula halnya dengan tulang-
tulang hewan dan manusia oleh sebab itu seluruh tulang pada daun
dinamakan pula rangka daun (skeleton)
b Di samping sebagai penguat tulang-tulang daun itu sesungguhnya
adalah berkas-berkas pembuluh yang berfungsi sebagai jalan untuk
pengangkutan zat-zat yaitu
1) Jalan pengangkutan zat-zat yang diambil tumbuhan dari tanah
ialah air beserta garam-garam yang terlarut di dalamnya
2) Jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari tempat
pembuatannya yaitu dari daun ke bagian-bagian lain yang
memerlukan zat itu
Menurut Tjitrosoepomo (2001) tulang-tulang daun menurut besar
kecilnya dibedakan dalam tiga macam yaitu
a Ibu tulang (costa) ialah tulang yang biasanya terbesar merupakan
terusan tangkai daun dan terdapat di tengah-tengah membujur dan
membelah daun
b Tulang-tulang cabang (nervus lateralis) yakni tulang-tulang yang
lebih kecil daripada ibu tulang dan berpangkal pada ibu tulang tadi
atau cabang-cabang tulang ini
c Urat-urat daun (vena) sesungguhnya adalah tulang-tulang cabang pula
tetapi yang lebih kecil atau lembut dan satu sama lain beserta tulang-
tulang yang lebih besar membentuk susunan seperti jala kisi atau
lainnya
Pada dasarnya terdapat dua pola pertulangan daun yang umum
ditemukan yaitu pertulangan daun menjala (rericulate) yang merupakan
karakteristik bagi tumbuhan dikotil dan pertulangan daun sejajar (linier
striate) Pola pertulangan daun menjala terbentuk bila tulang daun
mengalami percabangan yang banyak dan satu sama lain saling
beranastomosa serta ujung-ujungnya bebas sedangkan pola pertulangan
daun-daun sejajar terbentuk bila suatu daun mempunyai tiga atau lebih
tulang daun primer yang letaknya kurang lebih sejajar satu sama lain mulai
dari dasar helaian daun hingga bertemu di bagian apeks daun
(Tjitrosoepomo 2001)
Dari uraian mengenai susunan tulang daun itu dapat ditarik
kesimpulan bahwa susunan tulang daun dapat dipakai sebagai petunjuk
untuk mengenal tumbuhan yaitu
a Tumbuhan biji belah (Dicotyledonae) mempunyai daun bertulang
menyirip atau menjari
b Tumbuhan biji tunggal (Monocotyledonae) mempunyai daun-daun
bertulang melengkung atau sejajar (Tjitrosoepomo 2001)
5 Tepi Daun (Margo Folii)
Pada daun tunggal helaian daun dapat bertepi rata (integerentire)
atau bertoreh Helaian daun dengan tepi bertoreh dangkal tidak akan
merubah bentuk secara keseluruhan tetapi jika helaian daun bertoreh besar
dan dalam dapat mempengaruhi bentuk daun tersebut Karena
terbentuknya torehan (sinus) selalu mengikuti pola pertulangan daun
maka istilah yang digunakan untuk menamakan tepi daun yang bertoreh
merupakan kombinasi antara sifat torehan dengan pertulangan daun
(Tjitrosoepomo 2001)
Torehan atau lekukan pada helaian daun bermacam-macam Torehan
daun bersifat dua macam Torehan pertama tidak mengubah bentuk asli
daun hanya sedikit bergelombang di tepinya Torehan lainnya dapat
menyebabkan hilangnya bentuk asli daun karena daun mengalami lekukan
yang banyak akibat torehan-torehannya Lekukan daun disebut sinus
sedangkan tepi daunnya disebut dengan angulus (Rosanti 2013)
Bila torehan yang terjadi hanya sedikit kurang dari setengah panjang
tulang cabang daun yang di dekatnya maka torehan daun disebut berlekuk
(lobatus) Jika dalamnya torehan mencapai setengah panjang tulang
cabang daun maka disebut sebagai daun yang bercangap (fissus) Dan jika
dalamnya torehan melebihi setengah panjang tulang cabang daun di
dekatnya maka tepi daun dikatakan berbagi (partitus) (Rosanti 2013)
Gambar 6 Jenis Tipe Daun(Rizal 2008)
6 Daging Daun (Intervenium)
Daging daun ialah bagian daun yang terdapat di antara tulang-tulang
daun dan urat-urat daun Di bagian ini zat-zat yang diambil dari luar
diubah dijadikan zat-zat yang sesuai dengan keperluan kehidupan tumbuh-
tumbuhan Tebal atau tipisnya helaian daun juga bergantung pada tebal
tipisnya daging daunnya (Tjitrosoepomo 2001)
Daging daun yang dimiliki oleh tumbuhan bermacam-macam tipis
seperti selaput contohnya paku selaput keras contohnya pisang tipis lunak
seperti yang terdapat pada daun selada air pekamen sebagai contohnya
kelapa dan yang berdaging sebagai contoh lidah buaya (Sativa 2012)
Daging daun merupakan isi dari daun daun terdiri dari sel-sel yang
membentuk berbagai jaringan Sel dan jaringan ini yang merupakan isi
dari daun yang dibatasi oleh permukaan atas dan permukaan bawah daun
Daging daun berbeda ada yang berdaging tebal dan ada yang berdaging
tipis (Tjitrosoepomo 2001)
7 Keadaan Permukaan Atas dan Bawah Daun
Pada umumnya warna daun pada sisi atas dan bawah berwarna
berbeda biasanya sisi atas tampak lebih hijau licin atau mengkilat jika
dibandingkan dengan sisi bawah daun Hal ini disebabkan karena warna
hijau lebih banyak terdapat pada lapisan atas daripada lapisan bawah
Kadang-kadang pada permukaan daun terdapat alat-alat tambahan seperti
licin (laevis) gundul (glaber) kasap (scaber) berkerut (rugosus)
berbingkul-bingkul (bullatus) berbulu (pilosus) berbulu halus dan rapat
(villosus) berbulu kasar (hispidus) dan bersisik (lepidus) (Tjitrosoepomo
2001)
Menurut Rizal (2008) permukaan daun terdiri dari beberapa jenis
yaitu glabrous (tanpa rambut licingundul) pubescent (berbulu pendek
lembut) villous (berambut panjang lurus putih keperak-perakan)
tomentose (berambut seperti wol ikal) scabrous (berambut pendek
kasar) glaucous (warna putih kebiruan dan berlilin) rugose (berkeriput
karena keadaan tulang daun yang tenggelam) glandular (berkelenjar
resin minyak)
Gambar 7 Permukaan Atas dan Bawah Daun(Rizal 2008)
C Tanaman Bambu (Bambusa sp)
Bambu tergolong keluarga Gramineae (rumput-rumputan) disebut juga
Giant grass (rumput raksasa) berumpun dan terdiri dari sejumlah batang
(buluh) yang tumbuh secara bertahap dari mulai rebung batang muda dan
sudah dewasa pada umur 3-4 tahun Nama lain dari bambu adalah buluh aur
dan eru Di dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan
pertumbuhan paling cepat Karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik
dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60 cm (24 Inchi) bahkan lebih
tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam (Tarigan
2011)
Bambu merupakan tanaman yang memiliki manfaat sangat penting bagi
kehidupan Semua bagian tanaman mulai dari akar batang daun kelopak
bahkan rebungnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan Tanaman
bambu menpunyai dua tipe pertumbuhan rumpun yaitu simpodial (clump
type) dan monopodial (running type) Pada tipe simpodial tunas baru keluar
dari ujung rimpang Terdapat dua bentuk bambu secara umum yaitu bambu
berkayu dari suku Arundinarieae dan Bambuseae dan bambu rerumputan dari
suku Olyreae Analisis molekuler dari pastida menunjukkan bahwa terdapat
tiga sampai lima garis keturunan utama dari bambu (Tarigan 2011)
Menurut Tarigan (2011) klasifikasi pada tanaman bambu terdiri dari
Regnum Plantae
Divisio Magnoliophyta
Classis Liliopsida
Subclassis Commelinidae
Ordo Cyperales
Familia Poaceae
Genus Bambusa
Spesies Bambusa sp
Pada tanaman bambu daunnya merupakan daun tunggal yang lengkap
karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun ini mempunyai bangun daun garis
(linearis) Ujung daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat
memiliki tepi daun yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun
sejajar permukaan atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau
tua sedangkan warna bagian bawah daun hijau muda (Tarigan 2011)
Gambar 8 Bagian Daun Bambu(Rahman 2014)
Bangun atau bentuk dari daun bambu adalah berbentuk pita atau bentuk
memanjang dari daun dengan perbandingan panjang dan lebar 3-5 1 ujung
daun pada daun bambu berbentuk runcing yaitu penyempitan ke arah ujung
daun dengan sedikit demi sedikit Sedangkan untuk pangkal daun membulat
karena pada pangkal daunnya tidak terdapat sama sekali sudut pangkal daun
daun bambu memiliki tepi yang rata tidak bergerigi dan bertoreh (Tarigan
2011)
Daging daunnya bertipe perkamen yaitu tipis namun cukup kaku
Pertulangan daunnya sejajar dari pangkal daun ke arah ujung daun
Permukaan atas dan bawah daun cukup kasar karena disebabkan pertulangan
daun yang cukup terasa dan adanya semacam bulu-bulu halus Warna daun
pada bagian atas jauh lebih gelap dibanding dengan yang di bawah dan warna
yang kebanyakan ditemukan adalah warna hijau namun ada beberapa jenis
bambu yang lain memilki daun yang berwarna kuning (Tarigan 2011)
D Tanaman Jagung (Zea Mays)
Tanaman jagung termasuk famili rumput-rumputan (Graminae) dari
subfamili Myadeae Dua famili yang berdekatan dengan jagung adalah
Teosinte dan Tripsacum yang diduga merupakan asal dari tanaman jagung
Teosinte berasal dari Meksico dan Guatemala sebagai tumbuhan liar di daerah
pertanaman jagung Jagung berwarna kuning batang bulat masif tidak
bercabang tinggi kurang lebih 15 meter (Sihaloho 2011)
Bunga majemuk berumah satu bunga jantan dan betina bentuk bulir di
ujung batang dan di ketiak daun warna putih Tanaman jagung adalah
tanaman semusim Jagung merupakan tanaman semusim (annual) Satu siklus
hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari Paruh pertama dari siklus
merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap
pertumbuhan generatif (Sihaloho 2011)
Menurut Sihaloho (2011) berdasarkan taksonominya tanaman jagung
dapat diklasifikasikan sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisio Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Ordo Poales
Familia Poaceae
Genus Zea
Spesies Zea mays L
Daun jagung adalah daun sempurna meskipun hanya terdiri atas upih
dan helaian yang disebut daun berupih Bentuknya memanjang merupakan
bangun pita (ligulatus) karena serupa dengan bangun garis tetapi lebih
panjang lagi daging daun (intervenium) tipis seperti kertas karena tipis tetapi
cukup tegar tepi daun (margo) rata (integer) karena apabila diraba pada
pinggirnya rata tidak bergerigi ujung daun (apex) runcing (acutus) karena
ujung daun memperlihatkan kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit
demi sedikit menuju keatas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk
suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg iquest ujung daun yang runcing lain dapat
pada daun-daun bangun bulat lanset segitiga delta belah ketupat dan
sebagainya (Sihaloho 2011)
Pangkal (basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun
berbulu halus dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau
beludru pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini
umumnya dapat di lihat pada bangun daun pita dan juga daun jagung
mempunyai satu tulang di tengah yang besar membusur ke daun sedang
tulang-tulang lainnya tampak lebih kecil dan tampak terlihat semua
mempunyai arah yang sejajar dengan satu tulang yang di tengah tadi
(Sihaloho 2011)
Gambar 9 Bagian Daun Jagung
(Akbar 2011)
Berdasarkan letak posisi daun (sudut daun) terdapat dua tipe daun
jagung yaitu tegak (erect) dan menggantung (pendant) Daun erect biasanya
memiliki sudut antara kecil sampai sedang pola helai daun bisa lurus atau
bengkok Daun pendant umumnya memiliki sudut yang lebar dan pola daun
bervariasi dari lurus sampai sangat bengkok Jagung dengan tipe daun erect
memiliki kanopi kecil sehingga dapat ditanam dengan populasi yang tinggi
(Sihaloho 2011)
E Cemara Kipas (Thuja orientalis L)
Cemara kipas adalah salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai
bahan untuk penyakit dalam oleh masyarakat Guluk-guluk tumbuhan ini
ditanam di sekitar rumah Tumbuhan ini dimanfaatkan daunnya oleh
masyarakat Masyarakat menyebut tumbuhan ini dengan nama cemara
(Yulianti 2013)
Cupreseaceae dengan genus Thuja atau lebih akrab dikenal dengan
Whitecedar adalah salah satu keluarga cemara kipas Eropalah yang pertama
kali memperkenalkan tanaman ini sebagai tanama hias Pohon ini subur hidup
di hutan karena hutan memilki atmosfer yang kondusif dan kaya akan
kelembabannya Beberapa lokasi di Indonesia menyebut tanaman cemara
kipas ini dengan ceker ayam (Yulianti 2013)
Menurut Yulianti (2013) klasifikasi dari pohon cemara kipas adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisi Coniferophyta
Kelas Pinopsida
Bangsa Pinales
Suku Cupressaceae
Marga Thuja
Jenis Thuja orientalis L
Gambar 10 Daun Cemara Kipas(Ria 2012)
Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Tekstur daunnya yang lembut Daunnya mengandung saponin selain itu daunnya juga mengandung polifenol Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun Daun tanaman cemara kipas
termasuk mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua (Yulianti
2013)
F Daun Bawang (Allium fistulosum L)
Daun bawang sebenarnya istilah umum yang terdiri dari spesies yang
berbeda Jenis yang paling umum dijumpai adalah bawang daun (Allium
fistulosum) Jenis lainnya adalah A ascalonicum yang masih sejenis dengan
bawang merah Kadang-kadang bawang prei juga disebut sebagai daun
bawang (Warintek 2014)
Gambar 11 Daun Bawang(Firli 2014)
Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk
rumput Sistem perakarannya termasuk akar serabut yang terpencar ke semua
arah pada kedalaman antara 15-30 cm Daun dan akar Allium fistulosum
mengandung saponin dan tanin di samping itu daunnya mengandung minyak
atsiri Selain itu daun bawang merupakan tumbuhan herba semusim dengan
tinggi 60-70 cm (Warintek 2014)
Daun tanaman bawang daun berbentuk bulat memanjang berlubang
menyerupai pipa dan bagian ujungnya meruncing Bawang prei (Allium
ampeloprasum L) memiliki daun berbentuk pipih memanjang tidak
membentuk rongga (seperti pipa) dan bagian ujungnya meruncing Ukuran
panjang daun sangat bervariasa antara 18-40 cm tergantung pada varietasnya
Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun halus Daun
tanaman bawang daun merupakan bagian tanaman yang dikonsumsi
(dimakan) sebagai bumbu atau penyedap sayuran Daun juga berfungsi
sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis tersebut digunakan untuk
pertumbuhan tanaman (Cahyono 2005)
Menurut Cahyono (2005) klasifikasi dari daun bawang adalah sebagai
berikut
Regnum Plantae (Tumbuhan)
Subdivisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Kelas Liliopsida (berkeping satu monokotil)
Ordo Liliflorae
Famili Liliaceae
Genus Allium
Spesies Allium fistulosum L
Bentuk daun dari bawang prei yaitu panjang pipih tidak berlubang
Warna daun umumnya hijau muda sampai hijau tua Panjang daun sangat
bervariasi antara 18-30 cm atau lebih tergantung dari varietas dan kesuburan
pertumbuhannya Bawang prei membentuk daun yang pipih helainya
berbentuk talang pelepahnya cukup panjang tidak membentuk umbi hanya
batang semunya di bagian bawah agak membengkak (Warintek 2014)
Menurut Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar
G Daun Kelapa (Cocos nucifera)
Tanaman kelapa diperkirakan berasal dari Amerika Selatan Tanaman
kelapa merupakan tanaman asli daerah tropis dan dapat dijumpai di seluruh
wilayah Indonesia Kelapa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bila
ditanam di tempat yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kelapa
(Harahap 2012)
Menurut Harahap (2012) klasifikasi dari pohon kelapa adalah sebagai
berikut
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Bangsa Palmales
Suku Palmae
Genus Cocos
Spesies Cocos nucifera
Daun kelapa berbentuk memanjang dan bertulang sejajar dan tumbuh
lebih cepat pada musim hujan Keluarga Palmae (palem) umumnya tidak
bercabang dan mempunyai daun yang berbentuk cincin Pertumbuhan dan
pembentukan mahkota daun dimulai sejak biji berkecambah dan pada tingkat
pertama dibentuk 4ndash6 helai daun Daun tersusun saling membalut satu sama
lain merupakan selubung dan mudahkan susunan lembaga serta akar
menembus sabut pada waktu tumbuh (Harahap 2012)
Gambar 12 Daun Kelapa(Harahap 2012)
Tanaman kelapa memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung
atau ayam Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang
sangat tajam dan keras di kedua sisisnya Anak-anak daun (foliage leaflet)
tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun Di tengah-tengah setiap anak
daun terbentuk lidi sebagai tulang daun Daun kelapa membentuk susunan
majemuk bersirip genap dan bertulang sejajar Daun sebagai tempat
fotosintesis dan sebagai alat respirasi (Harahap 2012)
Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat Duduk pelepah
daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang melingkari batang dan
membentuk spiral Daun terdiri dari
1 Kumpulan anak daun (leaf lets) yang mempunyai helaian (lamina) dan
tulang anak daun (midrib)
2 Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat
3 Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang
4 Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup
dan memberi kekuatan pada batang (Harahap 2012)
H Talas Pelangi (Colocasia sp)
Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun Talas termasuk
dalam suku talas-talasan (Araceae) berperawakan tegak tingginya 1 cm atau
lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun Tanaman talas
mengandung asam perusi (asam biru atau HCN) Sistem perakaran serabut
liar dan pendek Umbi mempunyai jenis bermacam-macam (Warintek 2014)
Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi Umbi pelepah
daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan obat maupun
pembungkus Daun sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai
pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasi Daunnya
berbentuk perisai atau hati lembaran daunnya 20-50 cm panjangnya dengan
tangkai mencapai 1 meter panjangnya warna pelepah bermacam-macam
(Warintek 2014)
Menurut Warintek (2014) klasifikasi dari tanaman talas pelangi adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisio Magnoliophyta
Classis Liliopsida
Subclassis Arecidae
Ordo Arales
Familia Areceae
Genus Colocasia
Spesies Colocasia sp
Gambar 13 Daun Talas Pelangi(Rynari 2012)
Tanaman keladi merupakan tanaman yang berdaun lengkap karena
mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian daun (lamina) Pada daun keladi bangun daunnya
seperti perisai dengan ujung daun yang meruncing (acuminatus) dan pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) Daun keladi mempunyai tepi daun yang
rata (integer) daging daun tipis lunak (herbaceus) dengan pertulangan daun
yang menyirip (penninervis) Pada permukaan atas daun terasa
licin (laevis) dan berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun
berwarna hijau muda dan juga terasa licin (laevis) (Warintek 2014)
I Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)
Kembang sepatu merupakan tumbuhan asli daerah tropis di dataran Asia
Tanaman ini kemudian menyebar di berbagai negara mulai dari Timur Jauh
sampai ke Eropa Daunnya merupakan daun tunggal berbentuk oval atau hati
dengan tepi bergerigi ujung daun meruncing urat daun menjari dan
menyirip memiliki daun penumpu Daun berwarna hijau Kembang sepatu
berbunga tunggal yang ke luar dari ketiak daun panjang tangkai bunga 1ndash 4
cm dan menjurai dengan lima mahkota yang tersusun berbentuk terompet
atau lonceng Helaian mahkota bunga tunggal atau ganda warna bunga
bervariasi misalnya putih kuning merah muda jingga dan kombinasi
warna-warna tersebut Panjang daun 5ndash10 cm dan lebar 3- 75 cm (Simplisia
2012)
Menurut Simplisia (2012) kalsifikasi dari kembang sepatu adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisi Magnoliophyta
Kelas Magnoliopsida
Ordo Malvales
Famili Malvaceae
Genus Hibiscus
Spesies Hibiscus rossa-sinensis
Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk daun tidak
lengkap karena tidak terdapat satu bagian dari daun lengkap yaitu tidak
memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina) Bangun daun (Circum
scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah daun
bulat telur (ovatus) Ujung daun (apex folii) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Tepi daun (margo folii)
pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah bergerigi
(serratus) karena sinus dan angulus sama lancipnya (Simplisia 2012)
Gambar 14 Bagian Daun Kembang Sepatu(Hanifiyah 2012)
Pangkal daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis)
karena daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke
ujung dan merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) Daging daun
(intervenium) pada daun kembang sepatu adalah seperti kertas
(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar Warna daunnya
adalah hijau tua (Simplisia 2012)
J Tanaman Euphorbia (Euphorbia milii)
Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke
seluruh dunia termasuk ke Indonesia Nama Euphorbia berasal dari nama
Euphorbus seorang dokter dari Mauritania Afrika Utara yang telah berjasa
pada rajanya Meskipun demikian beberapa spesies diakui merupakan
tanaman asli daerah lain Misalnya Euphorbia characias subspWulfenii dari
Portugal Euphorbia griffithii dari Himalaya dan Euphorbia marganita dari
Amerika Utara (Purwanto 2006)
Menurut Purwanto (2006) klasifikasi dari tanaman euphorbia adalah
sebagai berikut
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Dicotyledoneae
Ordo Archichlamydeae
Famili Euphorbiaceae
Genus Euphorbia
Spesies Euphorbia milii
Bentuk daun euphorbia bervariasi meskipun tidak terlalu banyak ada
yang berbentuk bulat telur memanjang dan jorong Masing-masing daun
mempunyai ketebalan berbeda-beda Hampir semua daun tidak bertangkai
tetapi duduk pada batang Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga
bervariasi ada yang runcing tumpul dan ujung terbelah Susunan daun
euphorbia berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas
batang tanaman (Purwanto 2006)
Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)
Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras
Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun
euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung
Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang
beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai
berikut
a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung
daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung
daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi
dua bulatan
b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip
mengecil (Purwanto 2006)
K Tomat (Solanum lycopersicum)
Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2
meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah
sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)
yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan
mati setelah bereproduksi (Arya 2012)
Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani
mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut
Kelas Dicotyledonae
Ordo Tubiflorae
Famili Solanaceae
Genus Lycopersicum
Spesies Lycopersicum esculentum Mill
Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)
Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu
berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di
antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk
tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)
Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25
cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan
membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip
terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)
Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki
warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-
40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-
1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Raden Fatah Palembang
B Alat dan Bahan
1 Alat Praktikum
a Lup
b Mikroskop binokuler
c Pensil warna
d Mistar
e Buku gambar
2 Bahan Praktikum
a Daun bambu
b Daun jagung
c Daun cemara kipas
d Daun bawang
e Daun kelapa
f Talas pelangi
g Solanum lycopersicum
h Rosa sinensis
C Cara Kerja
1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas
pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan
dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut
2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A Hasil Pengamatan
No Gambar Keterangan
1
Daun tomat (Solanum lycopersicum)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
2
Daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis L)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
3
Daun jagung (Zea mays)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ibu tulang daun (costa)
6 Tepi daun (margo folii)
4
Daun talas pelangi (Colocasia sp)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Tangkai daun (petiolus)
3 Helaian daun (lamina)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Tepi daun (margo folii)
8 Daging daun (intervenium)
9 Ibu tulang (costa)
10 Urat daun (vena)
5
Daun eforbia (Euphorbia milii)
1 Helaian daun (lamina)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pangkal daun (basis folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6
Daun bambu (Bambusa sp)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pelepah daun (vagina)
4 Helaian daun (lamina)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7
Daun cemara kipas (Thuja orientalis)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
8
Daun bawang (Allium fistulosum L)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tepi daun (margo folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ujung daun (apex folii)
9
Daun kelapa (Cocos nucifera)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tangkai daun (petiolus)
4 Tepi daun (margo folii)
5 Tulang daun (nervatio)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Ujung daun (apex folii)
B Pembahasan
Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang
diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas
pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun
yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari
kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)
warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun
dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun
majemuk ataupun daun tunggal
Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-
bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun
tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum
lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun
(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk
bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan
lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat
(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat
terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)
dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat
bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip
(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk
Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)
panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang
memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7
Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan
daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang
tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki
bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun
kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai
Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng
(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)
sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun
yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan
daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu
berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)
memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal
Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian
dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)
Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal
daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah
tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini
mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan
merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua
Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan
helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang
berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan
51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)
berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)
pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun
jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang
cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis
seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun
yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun
yang sejajar (rectinervis)
Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri
atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata
(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung
daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi
daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal
(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus
dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru
pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya
dapat di lihat pada bangun daun pita
Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)
merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk
perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)
dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis
lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah
sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)
talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun
dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang
berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun
(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi
merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk
seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya
agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan
daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan
berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda
dan juga terasa licin (laevis)
Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)
Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)
langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia
adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan
pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging
daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan
permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun
tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi
meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang
dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang
Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing
tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal
melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda
hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih
Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang
merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun
(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)
Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing
(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua
serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun
tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta
pertulangan daun yang sejajar
Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan
daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah
daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung
daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun
yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan
atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan
warna bagian bawah daun hijau muda
Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja
orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas
helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai
Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan
1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan
tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)
Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun
yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk
dengan pertulangan yang menjari (palminervis)
Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk
mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun
Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum
l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun
bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)
sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke
dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset
(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun
yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki
daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah
putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)
Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya
dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun
yang tunggal
Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman
bawang daun berbentuk bulat memanjang
Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun
adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena
memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun
(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan
perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya
tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai
daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau
tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun
kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk
Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan
bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung
daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan
daging daun yang perkamen
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)
adalah sebagai berikut
1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan
tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)
2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun
(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah
helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki
perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan
tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang
menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya
Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius
Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB
Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB
Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius
Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB
Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB
Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga
Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB
Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB
Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB
Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB
Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press
Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa
Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB
Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB
Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)
Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)
Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)
Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)
Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)
CO2) yang merupakan zat makanan pula bagi tumbuhan diambil dari udara
melalui celah-celah halus yang disebut mulut daun (stomata)
Pengolahan zat anorganik menjadi zat organik dilakukan oleh daun
(sesungguhnya zat hijau daun atau klorofilnya) dengan bantuan sinar matahari
Pekerjaan ini disebut asimilasi jadi daun dapat disamakan dengan dapur bagi
tumbuhan Setiap benda yang basah di dalam ruang yang belum jenuh dengan
uap air akan menguapkan air ke dalam ruang tadi Peristiwa ini merupakan
suatu peristiwa yang ada di dalam alam terkenal sebagai peristiwa difusi yang
bertujuan untuk meniadakan perbedaan konsentrasi kandungan akan air antara
ruangan benda dengan benda yang basah itu (Tjitrosoepomo 2001)
Penguapan itu akan berjalan terus sampai konsentrasi atau kadar air
dalam ruangan tempat benda itu sama dengan kadar air dalam benda atau
udara dalam ruangan tadi tidak sanggup lagi menerima tambahan uap air
dengan lain perkataan udara dalam ruangan tadi telah jenuh dengan uap air
Penguapan air melalui daun menyebabkan air yang diserap oleh akar dari
tanah itu di dalam tubuh tumbuhan bergerak mengalir dari bawah ke atas
Adapun yang dimaksud dengan penetesan air atau gutasi adalah keluarnya air
dalam bentuk tetes-tetes (Tjitrosoepomo 2001)
B Bagian-bagian Daun
Struktur jaringan pembuluh dalam tangkai dan tulang daun utama
biasanya mirip dengan dalam batang Istilah bagi seluruh daun pada tanaman
adalah phyllom Namun dikenal juga istilah daun hijau katafil hiposofil
kotiledon (keping biji) profil dll Daun pertama pada cabang lateral disebut
prophyll Pada monokotil hanya ada satu helai prophyll pada dikotil ada dua
helai Hiposofil berupa berbagai jenis brakte yang mengiringi bunga dan
berfungsi sebagai pelindung (Hidayat 1995)
Menurut Rianawaty (2011) dari segi morfologi dan anatomi daun
merupakan organ yang sangat bervariasi Semua bentuk daun yang terdapat
pada suatu tumbuhan disebut phyllome terdiri dari
1 Daun sebagai organ fotosintetik utama pada tumbuhan
2 Katafil
a Sisik yang muncul pada tunas dan pada batang yang tumbuh di bawah
tanah
b Fungsi pelindung atau penyimpan cadangan makanan
c Contoh-contoh
1) Pada tunas mahoni
2) Pada batang bawah tanah kormus Gladiolus rimpang jahe sisik
tebal Allium
Gambar 1 Cataphyll(Rianawaty 2011)
3 Hypsophyll berbagai tipe daun pelindung bunga (braktea) yang berfungsi
sebagai pelindung Kadang hypsophyll berwarna menyala dengan fungsi
seperti mahkota bunga Merah pada saptha bunga Anthurium Ungu pink
putih oranye pada Bougenville sehingga tampak seperti bunga sedang
bunganya sendiri tidak menarik
4 Kotiledon yaitu daun pertama pada tumbuhan bisa berfungsi untuk
fotosintesis seperti pada tomat Selain itu juga sumber makanan yang
terdapat pada kacang-kacangan
Gambar 2 Cotyledons pada Tumbuhan(Rianawaty 2011)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) daun yang lengkap mempunyai bagian-
bagian berikut
1 Upih Daun atau Pelepah Daun (Vagina)
Daun yang berupih umumnya terdapat pada tumbuhan yang berbiji
tunggal (Monocotyledoneae) suku rumput (Germineae) suku empon-
empon (Zingiberaceae) pisang (Musa sapientum L) golongan palma
(Palmae) (Tjitrosoepomo 2001)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) upih daun selain merupakan
bagian daun yang melekat atau memeluk batang juga dapat mempunyai
fungsi lain
a Sebagai pelindung kuncup yang masih muda seperti dapat dilihat
pada tanaman tebu (Saccharum offinacarum L)
b Memberi kekuatan pada batang tanaman Dalam hal ini upih daun-
daun semuanya membungkus batang sehingga batang tidak tampak
bahkan yang tampak sebagai batang dari luar adalah upih-upihnya
tadi
2 Tangkai Daun (Petiolus)
Tangkai daun merupakan bagian daun yang mendukung helaiannya
dan bertugas untuk menempatkan helaian daun tadi pada posisi
sedemikian rupa Hingga dapat memperoleh cahaya matahari yang
sebanyak-banyaknya (Tjitrosoepomo 2001)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) bentuk dan ukuran tangkaian daun
amat berbeda-beda menurut jenisnya tumbuhan bahkan pada satu
tumbuhan ukuran dan bentuknya dapat berbeda-beda Umumnya tangkai
daun berbentuk silinder dengan sisi atas agak pipih dan menebal pada
pangkalnya Jika berdasarkan pada penampang melintangnya dapat
diketahui beberapa kemungkinan berikut
a Bulat dan berongga misalnya pada daun papaya (Carica papaya L)
b Pipih dan tepinya melebar (bersayap) misalnya pada jeruk (Citrus
sp)
c Bersegi
d Setengah lingkaran dan seringkali sisi atasnya beralur dangkal atau
beralur dalam seperti pada tangkai daun pisang
Daun lengkap dapat dijumpai pada beberapa macam tumbuhan misalnya
pohon pisang (Musa paradisiacal L) pohon pinang (Areca catechu L)
bambu (Bambusa sp)
Gambar 3 Bentuk Tangkai Daun(Rizal 2008)
Walaupun tangkai daun biasanya menebal pada bagian pangkalnya
ada pula tangkai daun yang menebal pada pangkal dan ujungnya
misalnya pada daun pohon kupu-kupu (Bauhinic purpurea L) Dalam
uraian mengenai susunan daun telah dikemukakan pula Bahwa tangkai
daun dapat mengalami pergantian bentuk (metamorfosis) menjadi
semacam helaian daun yang dinamakan filodia (Tjitrosoepomo 2001)
3 Helaian Daun (Lamina)
Tumbuhan satu sama lain memiliki helaian daun yang berbeda baik
mengenai bentuk ukuran maupun warnanya Sebatang pohon dapat
mempunyai hanya beberapa helaian daun saja misalnya pisang tetapi
dapat pula memiliki helaian yang banyak misalnya pohon beringin Suatu
tanaman yang memperlihatkan bentuk daun yang berbeda dalam satu
pohon dikatakan memperlihatkan sifat heterofili jika masing-masing
terdapat pada cabang yang berlainan Jika pada satu cabang terdapat kedua
macam bentuk daun tadi sifatnya disebut anisofili (Sativa 2012)
Gambar 4 Bagian Daun Lengkap(Rizal 2008)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) kebanyakan tumbuhan mempunyai daun
yang kehilangan satu atau dua bagian dari tiga bagian tersebut di atas Daun
yang demikian dinamakan daun yang tidak lengkap Mengenai susunan daun
yang tidak lengkap ada beberapa kemungkinan
1 Hanya terdiri atas tangkaian dan helaian saja lazimnya lalu disebut daun
bertangkai Susunan daun yang demikian itulah yang paling banyak
ditemukan Sebagian besar tumbuhan mempunyai daun yang demikian
tadi misalnya nangka (Artocarpus integra Merr) mangga (Manginfera
indica L)
2 Daun terdiri atas upih dan helaian daun yang demikian ini disebut daun
berupih atau daun berpelepah yang biasa terdapat pada golongan suku
rumput misalnya padi (Oryza sativa L) jagung (Zea mays)
3 Daun hanya terdiri atas helaian saja tanpa upih dan tangkaian sehingga
helaian langsung melekat atau duduk pada batang Daun yang demikian
susunannya dinamakan dengan daun duduk (sessilis) Daun yang hanya
terdiri atas helaian daun saja dapat mempunyai pangkal yang demikian
lebarnya hingga pangkal daun tadi seakan-akan melingkari batang atau
memeluk batang sehingga disebut dengan daun memeluk batang
(amplexicaulis) seperti terdapat pada tempuyung (Sonchus oleraceus L)
Bagian samping pangkal daun yang memeluk batang itu seringkali
bangunannya membulat dan disebut telinga daun
4 Daun hanya terdiri atas tangkaian saja dan dalam hal ini tangkaian tadi
biasanya lalu menjadi pipih sehingga menyerupai helaian daun jadi
merupakan suatu helaian daun semu atau palsu dinamakan filodia seperti
terdapat pada berbagai jenis pohon Acacia
Menurut Tjitrosoepomo (2001) selain bagian-bagian tersebut di atas dan
kemungkinan lengkap atau tidaknya bagian-bagian tadi daun pada suatu
tumbuhan seringkali mempunyai alat-alat tambahan atau pelengkap antara
lain berupa
1 Daun penumpu (stipula) yang biasanya berupa dua helai lembaran serupa
daun yang kecil yang terdapat dekat dengan pangkal tangkai daun dan
umunya berguna untuk melindungi kuncup yang masih muda Menurut
letaknya daun penumpu dapat dibedakan menjadi
a Daun penumpu yang bebas terdapat di kanan kiri pangkal tangkai
daun disebut daun penumpu bebas (stipulae liberae) misalnya pada
kacang tanah (Arachis hypogaea L)
b Daun penumpu yang melekat pada kanan kiri pangkal tangkaian daun
(stipulae adnatae) pada mawar (Rosa sp)
c Daun penumpu yang berlekatan menjadi satu yang mengambil tempat
berhadapan dengan tangkaian daun dan biasanya agak lebar hingga
melingkari batang (stipula petiole opposita atau stipula antidroma)
d Daun penumpu yang berlekatan dan mengambil tempat di antara dua
tangkai daun seperti seringkali terjadi pada tumbuhan yang pada satu
buku-buku batang mempunyai dua daun yang duduk berhadapan
misalnya pada pohon mengkudu (Morinda citrifolia L)
2 Selaput bumbung (ocrea atau ochrea) Alat ini berupa selaput tipis yang
menyelubungi pangkal suatu ruas batang Jadi terdapat di atas suatu
tangkaian daun Selaput bumbung dianggap sebagai daun penumpu yang
kedua sisinya saling berlekatan dan melingkari batang sebagai contoh
Polygonum sp
3 Lidah-lidah (ligula) suatu selaput kecil yang biasanya terdapat pada batas
antara upih dan helaian daun pada rumput Alat ini berguna untuk
mencegah mengalirnya air hujan ke dalam ketiak antara batang dan upih
daun Sehingga kemungkinan pembusukkan dapat dihindarkan
Menurut Tjitrosoepomo (2001) sifat-sifat daun dapat dipakai sebagai
petunjuk untuk mengenal suatu jenis tumbuhan Untuk keperluan itu perlulah
diketahui sifat-sifat daun sehingga dari daun dapat diberikan lukisan yang
selengkap mungkin Sifat-sifat daun yang perlu mendapat perhatian adalah
1 Bangunan Helai (Circumscription)
Bentuk daun pada dasarnya dinyatakan berdasarkan bentuk dari
helaiannya tanpa dipengaruhi oleh ada atau tidaknya torehan pada tepi
daun Istilah untuk menyatakan bentuk daun tersebut biasanya digunakan
kata-kata yang umum untuk menyatakan bentuk suatu benda Pada
umumnya istilah untuk menyatakan bentuk suatu benda selau
dihubungkan dengan bentuk dua dimensi dari benda tersebut dan sebagian
besar didasarkan pada rasio panjang terhadap lebar (Tjitrosoepomo 2001)
Selain itu dalam menyatakan suatu benda letak bagian yang terlebar
perlu diperhatikan apakah bagian terlebar tersebut berada di bawah bagian
tengah di bagian tengah atau di atas bagian tengah helaian Dalam
menyatakan bentuk suatu daun selain memperhatikan indeks dan letak
bagian yang terlebar dapat pula digunakan bentuk persamaan dengan
benda-benda lainnya seperti tombak panah dan sebagainya
(Tjitrosoepomo 2001)
Gambar 5 Bangun Daun(Rianawaty 2011)
2 Ujung Daun (Apex)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) ujung daun dapat pula
memperlihatkan bentuk yang beraneka rupa Bentuk-bentuk ujung daun
yang sering dijumpai ialah
a Runcing (acutus) jika kedua tepi daun di kanan dan di kiri ibu tulang
sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak
daun membentuk suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg)
b Meruncing (acuminatus) seperti pada ujung yang runcing tetapi titik
pertemuan kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi dari dugaan hingga
ujung daun nampak sempit panjang dan runcing
c Tumpul (obtusus) tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu
tulang cepat menuju ke suatu titik pertemuan hingga terbentuk sudut
yang tumpul (lebih besar dari 90deg)
d Membulat (rotundatus) seperti pada ujung yang tumpul tetapi tidak
berbentuk sudut sama sekali hingga ujung daun merupakan semacam
suatu busur terdapat pada daun yang bulat atau jorong atau pada daun
bangun ginjal
e Rompang (truncatus) ujung daun tampak sebagai garis yang rata
misalnya ujung anak daun semanggi (Marsilea crenata Presl)
f Terbelah (retusus) ujung daun justru memperlihatkan suatu lekukan
kadang-kadang amat jelas
g Berduri (mucronatus) yaitu jika ujung daun ditutup dengan suatu
bagian yang runcing keras merupakan suatu duri
Gambar 5 Jenis Apex Daun(Rizal 2008)
3 Pangkal Daun (Basis Folii)
Istilah-istilah yang digunakan untuk menyatakan bentuk pangkal
daun Namun pada beberapa tumbuhan bentuk pangkal daun berkaitan
erat dengan pelekatan daun tersebut terhadap batangnya Contoh istilah
bentuk apeks dan pangkal daun diantaranya acuminatae acute apiculate
aristate caudate cirrhose dan lain-lain (Tjitrosoepomo 2001)
Pangkal daun merupakan bagian helaian daun yang berhubungan
langsung dengan tangkaian daun Pangkal yang terdapat di kiri-kanan
tangkai daun baik berlekatan atau tidak dapat dibedakan menjadi enam
macam yaitu
a Runcing (acutus) biasanya terdapat pada bangun memanjang lanset
dan belah ketupat
b Meruncing (acuminatus) biasanya terdapat pada bangun bulat telur
c Tumpul (obtusus) biasanya terdapat pada bangun bulat telur
d Membulat (rotundatus) terdapat bangun bulat telur dan jorong
e Rompanganrata (truncatus) terdapat pada bangun segitiga delta
dan tombak
f Berlekuk (emarginatus) terdapat pada bangun jantung ginjal dan
anak panah (Rosanti 2013)
4 Susunan Tulang Daun (Nervatio atau Venation)
Menurut Rosanti (2013) tulang daun merupakan struktur penguat
helaian daun sama fungsinya dengan tulang manusia yang member
kekuatan menunjang berdirinya tubuh Tulang-tulang daun merupakan
jaringan pembuluh yang dapat mengangkut air maupun hasil fotosintesis
dari akar dan batang serta menuju batang dan akar
Menurut Sativa (2012) pertulangan daun merupakan suatu
karakteristik bagi daun tumbuhan Dari segi anatomi pertulangan daun
sebenarnya merupakan suatu ikatan pembuluh yang berada pada helaian
daun Susunan pertulangan daun dari daun tumbuhan biasanya terdiri dari
a Tulang daun primer (Midrib Costa)
b Tulang daun sekunder (tulang daun lateralnervus lateralis)
c Tulang daun tersier (Veins)
d Tulang daun kuarter (Veinslet)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) tulang-tulang daun adalah bagian
daun yang berguna untuk
a Memberi kekuatan pada daun seperti pula halnya dengan tulang-
tulang hewan dan manusia oleh sebab itu seluruh tulang pada daun
dinamakan pula rangka daun (skeleton)
b Di samping sebagai penguat tulang-tulang daun itu sesungguhnya
adalah berkas-berkas pembuluh yang berfungsi sebagai jalan untuk
pengangkutan zat-zat yaitu
1) Jalan pengangkutan zat-zat yang diambil tumbuhan dari tanah
ialah air beserta garam-garam yang terlarut di dalamnya
2) Jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari tempat
pembuatannya yaitu dari daun ke bagian-bagian lain yang
memerlukan zat itu
Menurut Tjitrosoepomo (2001) tulang-tulang daun menurut besar
kecilnya dibedakan dalam tiga macam yaitu
a Ibu tulang (costa) ialah tulang yang biasanya terbesar merupakan
terusan tangkai daun dan terdapat di tengah-tengah membujur dan
membelah daun
b Tulang-tulang cabang (nervus lateralis) yakni tulang-tulang yang
lebih kecil daripada ibu tulang dan berpangkal pada ibu tulang tadi
atau cabang-cabang tulang ini
c Urat-urat daun (vena) sesungguhnya adalah tulang-tulang cabang pula
tetapi yang lebih kecil atau lembut dan satu sama lain beserta tulang-
tulang yang lebih besar membentuk susunan seperti jala kisi atau
lainnya
Pada dasarnya terdapat dua pola pertulangan daun yang umum
ditemukan yaitu pertulangan daun menjala (rericulate) yang merupakan
karakteristik bagi tumbuhan dikotil dan pertulangan daun sejajar (linier
striate) Pola pertulangan daun menjala terbentuk bila tulang daun
mengalami percabangan yang banyak dan satu sama lain saling
beranastomosa serta ujung-ujungnya bebas sedangkan pola pertulangan
daun-daun sejajar terbentuk bila suatu daun mempunyai tiga atau lebih
tulang daun primer yang letaknya kurang lebih sejajar satu sama lain mulai
dari dasar helaian daun hingga bertemu di bagian apeks daun
(Tjitrosoepomo 2001)
Dari uraian mengenai susunan tulang daun itu dapat ditarik
kesimpulan bahwa susunan tulang daun dapat dipakai sebagai petunjuk
untuk mengenal tumbuhan yaitu
a Tumbuhan biji belah (Dicotyledonae) mempunyai daun bertulang
menyirip atau menjari
b Tumbuhan biji tunggal (Monocotyledonae) mempunyai daun-daun
bertulang melengkung atau sejajar (Tjitrosoepomo 2001)
5 Tepi Daun (Margo Folii)
Pada daun tunggal helaian daun dapat bertepi rata (integerentire)
atau bertoreh Helaian daun dengan tepi bertoreh dangkal tidak akan
merubah bentuk secara keseluruhan tetapi jika helaian daun bertoreh besar
dan dalam dapat mempengaruhi bentuk daun tersebut Karena
terbentuknya torehan (sinus) selalu mengikuti pola pertulangan daun
maka istilah yang digunakan untuk menamakan tepi daun yang bertoreh
merupakan kombinasi antara sifat torehan dengan pertulangan daun
(Tjitrosoepomo 2001)
Torehan atau lekukan pada helaian daun bermacam-macam Torehan
daun bersifat dua macam Torehan pertama tidak mengubah bentuk asli
daun hanya sedikit bergelombang di tepinya Torehan lainnya dapat
menyebabkan hilangnya bentuk asli daun karena daun mengalami lekukan
yang banyak akibat torehan-torehannya Lekukan daun disebut sinus
sedangkan tepi daunnya disebut dengan angulus (Rosanti 2013)
Bila torehan yang terjadi hanya sedikit kurang dari setengah panjang
tulang cabang daun yang di dekatnya maka torehan daun disebut berlekuk
(lobatus) Jika dalamnya torehan mencapai setengah panjang tulang
cabang daun maka disebut sebagai daun yang bercangap (fissus) Dan jika
dalamnya torehan melebihi setengah panjang tulang cabang daun di
dekatnya maka tepi daun dikatakan berbagi (partitus) (Rosanti 2013)
Gambar 6 Jenis Tipe Daun(Rizal 2008)
6 Daging Daun (Intervenium)
Daging daun ialah bagian daun yang terdapat di antara tulang-tulang
daun dan urat-urat daun Di bagian ini zat-zat yang diambil dari luar
diubah dijadikan zat-zat yang sesuai dengan keperluan kehidupan tumbuh-
tumbuhan Tebal atau tipisnya helaian daun juga bergantung pada tebal
tipisnya daging daunnya (Tjitrosoepomo 2001)
Daging daun yang dimiliki oleh tumbuhan bermacam-macam tipis
seperti selaput contohnya paku selaput keras contohnya pisang tipis lunak
seperti yang terdapat pada daun selada air pekamen sebagai contohnya
kelapa dan yang berdaging sebagai contoh lidah buaya (Sativa 2012)
Daging daun merupakan isi dari daun daun terdiri dari sel-sel yang
membentuk berbagai jaringan Sel dan jaringan ini yang merupakan isi
dari daun yang dibatasi oleh permukaan atas dan permukaan bawah daun
Daging daun berbeda ada yang berdaging tebal dan ada yang berdaging
tipis (Tjitrosoepomo 2001)
7 Keadaan Permukaan Atas dan Bawah Daun
Pada umumnya warna daun pada sisi atas dan bawah berwarna
berbeda biasanya sisi atas tampak lebih hijau licin atau mengkilat jika
dibandingkan dengan sisi bawah daun Hal ini disebabkan karena warna
hijau lebih banyak terdapat pada lapisan atas daripada lapisan bawah
Kadang-kadang pada permukaan daun terdapat alat-alat tambahan seperti
licin (laevis) gundul (glaber) kasap (scaber) berkerut (rugosus)
berbingkul-bingkul (bullatus) berbulu (pilosus) berbulu halus dan rapat
(villosus) berbulu kasar (hispidus) dan bersisik (lepidus) (Tjitrosoepomo
2001)
Menurut Rizal (2008) permukaan daun terdiri dari beberapa jenis
yaitu glabrous (tanpa rambut licingundul) pubescent (berbulu pendek
lembut) villous (berambut panjang lurus putih keperak-perakan)
tomentose (berambut seperti wol ikal) scabrous (berambut pendek
kasar) glaucous (warna putih kebiruan dan berlilin) rugose (berkeriput
karena keadaan tulang daun yang tenggelam) glandular (berkelenjar
resin minyak)
Gambar 7 Permukaan Atas dan Bawah Daun(Rizal 2008)
C Tanaman Bambu (Bambusa sp)
Bambu tergolong keluarga Gramineae (rumput-rumputan) disebut juga
Giant grass (rumput raksasa) berumpun dan terdiri dari sejumlah batang
(buluh) yang tumbuh secara bertahap dari mulai rebung batang muda dan
sudah dewasa pada umur 3-4 tahun Nama lain dari bambu adalah buluh aur
dan eru Di dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan
pertumbuhan paling cepat Karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik
dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60 cm (24 Inchi) bahkan lebih
tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam (Tarigan
2011)
Bambu merupakan tanaman yang memiliki manfaat sangat penting bagi
kehidupan Semua bagian tanaman mulai dari akar batang daun kelopak
bahkan rebungnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan Tanaman
bambu menpunyai dua tipe pertumbuhan rumpun yaitu simpodial (clump
type) dan monopodial (running type) Pada tipe simpodial tunas baru keluar
dari ujung rimpang Terdapat dua bentuk bambu secara umum yaitu bambu
berkayu dari suku Arundinarieae dan Bambuseae dan bambu rerumputan dari
suku Olyreae Analisis molekuler dari pastida menunjukkan bahwa terdapat
tiga sampai lima garis keturunan utama dari bambu (Tarigan 2011)
Menurut Tarigan (2011) klasifikasi pada tanaman bambu terdiri dari
Regnum Plantae
Divisio Magnoliophyta
Classis Liliopsida
Subclassis Commelinidae
Ordo Cyperales
Familia Poaceae
Genus Bambusa
Spesies Bambusa sp
Pada tanaman bambu daunnya merupakan daun tunggal yang lengkap
karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun ini mempunyai bangun daun garis
(linearis) Ujung daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat
memiliki tepi daun yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun
sejajar permukaan atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau
tua sedangkan warna bagian bawah daun hijau muda (Tarigan 2011)
Gambar 8 Bagian Daun Bambu(Rahman 2014)
Bangun atau bentuk dari daun bambu adalah berbentuk pita atau bentuk
memanjang dari daun dengan perbandingan panjang dan lebar 3-5 1 ujung
daun pada daun bambu berbentuk runcing yaitu penyempitan ke arah ujung
daun dengan sedikit demi sedikit Sedangkan untuk pangkal daun membulat
karena pada pangkal daunnya tidak terdapat sama sekali sudut pangkal daun
daun bambu memiliki tepi yang rata tidak bergerigi dan bertoreh (Tarigan
2011)
Daging daunnya bertipe perkamen yaitu tipis namun cukup kaku
Pertulangan daunnya sejajar dari pangkal daun ke arah ujung daun
Permukaan atas dan bawah daun cukup kasar karena disebabkan pertulangan
daun yang cukup terasa dan adanya semacam bulu-bulu halus Warna daun
pada bagian atas jauh lebih gelap dibanding dengan yang di bawah dan warna
yang kebanyakan ditemukan adalah warna hijau namun ada beberapa jenis
bambu yang lain memilki daun yang berwarna kuning (Tarigan 2011)
D Tanaman Jagung (Zea Mays)
Tanaman jagung termasuk famili rumput-rumputan (Graminae) dari
subfamili Myadeae Dua famili yang berdekatan dengan jagung adalah
Teosinte dan Tripsacum yang diduga merupakan asal dari tanaman jagung
Teosinte berasal dari Meksico dan Guatemala sebagai tumbuhan liar di daerah
pertanaman jagung Jagung berwarna kuning batang bulat masif tidak
bercabang tinggi kurang lebih 15 meter (Sihaloho 2011)
Bunga majemuk berumah satu bunga jantan dan betina bentuk bulir di
ujung batang dan di ketiak daun warna putih Tanaman jagung adalah
tanaman semusim Jagung merupakan tanaman semusim (annual) Satu siklus
hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari Paruh pertama dari siklus
merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap
pertumbuhan generatif (Sihaloho 2011)
Menurut Sihaloho (2011) berdasarkan taksonominya tanaman jagung
dapat diklasifikasikan sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisio Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Ordo Poales
Familia Poaceae
Genus Zea
Spesies Zea mays L
Daun jagung adalah daun sempurna meskipun hanya terdiri atas upih
dan helaian yang disebut daun berupih Bentuknya memanjang merupakan
bangun pita (ligulatus) karena serupa dengan bangun garis tetapi lebih
panjang lagi daging daun (intervenium) tipis seperti kertas karena tipis tetapi
cukup tegar tepi daun (margo) rata (integer) karena apabila diraba pada
pinggirnya rata tidak bergerigi ujung daun (apex) runcing (acutus) karena
ujung daun memperlihatkan kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit
demi sedikit menuju keatas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk
suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg iquest ujung daun yang runcing lain dapat
pada daun-daun bangun bulat lanset segitiga delta belah ketupat dan
sebagainya (Sihaloho 2011)
Pangkal (basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun
berbulu halus dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau
beludru pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini
umumnya dapat di lihat pada bangun daun pita dan juga daun jagung
mempunyai satu tulang di tengah yang besar membusur ke daun sedang
tulang-tulang lainnya tampak lebih kecil dan tampak terlihat semua
mempunyai arah yang sejajar dengan satu tulang yang di tengah tadi
(Sihaloho 2011)
Gambar 9 Bagian Daun Jagung
(Akbar 2011)
Berdasarkan letak posisi daun (sudut daun) terdapat dua tipe daun
jagung yaitu tegak (erect) dan menggantung (pendant) Daun erect biasanya
memiliki sudut antara kecil sampai sedang pola helai daun bisa lurus atau
bengkok Daun pendant umumnya memiliki sudut yang lebar dan pola daun
bervariasi dari lurus sampai sangat bengkok Jagung dengan tipe daun erect
memiliki kanopi kecil sehingga dapat ditanam dengan populasi yang tinggi
(Sihaloho 2011)
E Cemara Kipas (Thuja orientalis L)
Cemara kipas adalah salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai
bahan untuk penyakit dalam oleh masyarakat Guluk-guluk tumbuhan ini
ditanam di sekitar rumah Tumbuhan ini dimanfaatkan daunnya oleh
masyarakat Masyarakat menyebut tumbuhan ini dengan nama cemara
(Yulianti 2013)
Cupreseaceae dengan genus Thuja atau lebih akrab dikenal dengan
Whitecedar adalah salah satu keluarga cemara kipas Eropalah yang pertama
kali memperkenalkan tanaman ini sebagai tanama hias Pohon ini subur hidup
di hutan karena hutan memilki atmosfer yang kondusif dan kaya akan
kelembabannya Beberapa lokasi di Indonesia menyebut tanaman cemara
kipas ini dengan ceker ayam (Yulianti 2013)
Menurut Yulianti (2013) klasifikasi dari pohon cemara kipas adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisi Coniferophyta
Kelas Pinopsida
Bangsa Pinales
Suku Cupressaceae
Marga Thuja
Jenis Thuja orientalis L
Gambar 10 Daun Cemara Kipas(Ria 2012)
Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Tekstur daunnya yang lembut Daunnya mengandung saponin selain itu daunnya juga mengandung polifenol Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun Daun tanaman cemara kipas
termasuk mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua (Yulianti
2013)
F Daun Bawang (Allium fistulosum L)
Daun bawang sebenarnya istilah umum yang terdiri dari spesies yang
berbeda Jenis yang paling umum dijumpai adalah bawang daun (Allium
fistulosum) Jenis lainnya adalah A ascalonicum yang masih sejenis dengan
bawang merah Kadang-kadang bawang prei juga disebut sebagai daun
bawang (Warintek 2014)
Gambar 11 Daun Bawang(Firli 2014)
Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk
rumput Sistem perakarannya termasuk akar serabut yang terpencar ke semua
arah pada kedalaman antara 15-30 cm Daun dan akar Allium fistulosum
mengandung saponin dan tanin di samping itu daunnya mengandung minyak
atsiri Selain itu daun bawang merupakan tumbuhan herba semusim dengan
tinggi 60-70 cm (Warintek 2014)
Daun tanaman bawang daun berbentuk bulat memanjang berlubang
menyerupai pipa dan bagian ujungnya meruncing Bawang prei (Allium
ampeloprasum L) memiliki daun berbentuk pipih memanjang tidak
membentuk rongga (seperti pipa) dan bagian ujungnya meruncing Ukuran
panjang daun sangat bervariasa antara 18-40 cm tergantung pada varietasnya
Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun halus Daun
tanaman bawang daun merupakan bagian tanaman yang dikonsumsi
(dimakan) sebagai bumbu atau penyedap sayuran Daun juga berfungsi
sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis tersebut digunakan untuk
pertumbuhan tanaman (Cahyono 2005)
Menurut Cahyono (2005) klasifikasi dari daun bawang adalah sebagai
berikut
Regnum Plantae (Tumbuhan)
Subdivisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Kelas Liliopsida (berkeping satu monokotil)
Ordo Liliflorae
Famili Liliaceae
Genus Allium
Spesies Allium fistulosum L
Bentuk daun dari bawang prei yaitu panjang pipih tidak berlubang
Warna daun umumnya hijau muda sampai hijau tua Panjang daun sangat
bervariasi antara 18-30 cm atau lebih tergantung dari varietas dan kesuburan
pertumbuhannya Bawang prei membentuk daun yang pipih helainya
berbentuk talang pelepahnya cukup panjang tidak membentuk umbi hanya
batang semunya di bagian bawah agak membengkak (Warintek 2014)
Menurut Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar
G Daun Kelapa (Cocos nucifera)
Tanaman kelapa diperkirakan berasal dari Amerika Selatan Tanaman
kelapa merupakan tanaman asli daerah tropis dan dapat dijumpai di seluruh
wilayah Indonesia Kelapa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bila
ditanam di tempat yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kelapa
(Harahap 2012)
Menurut Harahap (2012) klasifikasi dari pohon kelapa adalah sebagai
berikut
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Bangsa Palmales
Suku Palmae
Genus Cocos
Spesies Cocos nucifera
Daun kelapa berbentuk memanjang dan bertulang sejajar dan tumbuh
lebih cepat pada musim hujan Keluarga Palmae (palem) umumnya tidak
bercabang dan mempunyai daun yang berbentuk cincin Pertumbuhan dan
pembentukan mahkota daun dimulai sejak biji berkecambah dan pada tingkat
pertama dibentuk 4ndash6 helai daun Daun tersusun saling membalut satu sama
lain merupakan selubung dan mudahkan susunan lembaga serta akar
menembus sabut pada waktu tumbuh (Harahap 2012)
Gambar 12 Daun Kelapa(Harahap 2012)
Tanaman kelapa memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung
atau ayam Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang
sangat tajam dan keras di kedua sisisnya Anak-anak daun (foliage leaflet)
tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun Di tengah-tengah setiap anak
daun terbentuk lidi sebagai tulang daun Daun kelapa membentuk susunan
majemuk bersirip genap dan bertulang sejajar Daun sebagai tempat
fotosintesis dan sebagai alat respirasi (Harahap 2012)
Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat Duduk pelepah
daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang melingkari batang dan
membentuk spiral Daun terdiri dari
1 Kumpulan anak daun (leaf lets) yang mempunyai helaian (lamina) dan
tulang anak daun (midrib)
2 Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat
3 Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang
4 Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup
dan memberi kekuatan pada batang (Harahap 2012)
H Talas Pelangi (Colocasia sp)
Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun Talas termasuk
dalam suku talas-talasan (Araceae) berperawakan tegak tingginya 1 cm atau
lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun Tanaman talas
mengandung asam perusi (asam biru atau HCN) Sistem perakaran serabut
liar dan pendek Umbi mempunyai jenis bermacam-macam (Warintek 2014)
Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi Umbi pelepah
daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan obat maupun
pembungkus Daun sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai
pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasi Daunnya
berbentuk perisai atau hati lembaran daunnya 20-50 cm panjangnya dengan
tangkai mencapai 1 meter panjangnya warna pelepah bermacam-macam
(Warintek 2014)
Menurut Warintek (2014) klasifikasi dari tanaman talas pelangi adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisio Magnoliophyta
Classis Liliopsida
Subclassis Arecidae
Ordo Arales
Familia Areceae
Genus Colocasia
Spesies Colocasia sp
Gambar 13 Daun Talas Pelangi(Rynari 2012)
Tanaman keladi merupakan tanaman yang berdaun lengkap karena
mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian daun (lamina) Pada daun keladi bangun daunnya
seperti perisai dengan ujung daun yang meruncing (acuminatus) dan pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) Daun keladi mempunyai tepi daun yang
rata (integer) daging daun tipis lunak (herbaceus) dengan pertulangan daun
yang menyirip (penninervis) Pada permukaan atas daun terasa
licin (laevis) dan berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun
berwarna hijau muda dan juga terasa licin (laevis) (Warintek 2014)
I Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)
Kembang sepatu merupakan tumbuhan asli daerah tropis di dataran Asia
Tanaman ini kemudian menyebar di berbagai negara mulai dari Timur Jauh
sampai ke Eropa Daunnya merupakan daun tunggal berbentuk oval atau hati
dengan tepi bergerigi ujung daun meruncing urat daun menjari dan
menyirip memiliki daun penumpu Daun berwarna hijau Kembang sepatu
berbunga tunggal yang ke luar dari ketiak daun panjang tangkai bunga 1ndash 4
cm dan menjurai dengan lima mahkota yang tersusun berbentuk terompet
atau lonceng Helaian mahkota bunga tunggal atau ganda warna bunga
bervariasi misalnya putih kuning merah muda jingga dan kombinasi
warna-warna tersebut Panjang daun 5ndash10 cm dan lebar 3- 75 cm (Simplisia
2012)
Menurut Simplisia (2012) kalsifikasi dari kembang sepatu adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisi Magnoliophyta
Kelas Magnoliopsida
Ordo Malvales
Famili Malvaceae
Genus Hibiscus
Spesies Hibiscus rossa-sinensis
Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk daun tidak
lengkap karena tidak terdapat satu bagian dari daun lengkap yaitu tidak
memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina) Bangun daun (Circum
scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah daun
bulat telur (ovatus) Ujung daun (apex folii) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Tepi daun (margo folii)
pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah bergerigi
(serratus) karena sinus dan angulus sama lancipnya (Simplisia 2012)
Gambar 14 Bagian Daun Kembang Sepatu(Hanifiyah 2012)
Pangkal daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis)
karena daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke
ujung dan merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) Daging daun
(intervenium) pada daun kembang sepatu adalah seperti kertas
(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar Warna daunnya
adalah hijau tua (Simplisia 2012)
J Tanaman Euphorbia (Euphorbia milii)
Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke
seluruh dunia termasuk ke Indonesia Nama Euphorbia berasal dari nama
Euphorbus seorang dokter dari Mauritania Afrika Utara yang telah berjasa
pada rajanya Meskipun demikian beberapa spesies diakui merupakan
tanaman asli daerah lain Misalnya Euphorbia characias subspWulfenii dari
Portugal Euphorbia griffithii dari Himalaya dan Euphorbia marganita dari
Amerika Utara (Purwanto 2006)
Menurut Purwanto (2006) klasifikasi dari tanaman euphorbia adalah
sebagai berikut
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Dicotyledoneae
Ordo Archichlamydeae
Famili Euphorbiaceae
Genus Euphorbia
Spesies Euphorbia milii
Bentuk daun euphorbia bervariasi meskipun tidak terlalu banyak ada
yang berbentuk bulat telur memanjang dan jorong Masing-masing daun
mempunyai ketebalan berbeda-beda Hampir semua daun tidak bertangkai
tetapi duduk pada batang Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga
bervariasi ada yang runcing tumpul dan ujung terbelah Susunan daun
euphorbia berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas
batang tanaman (Purwanto 2006)
Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)
Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras
Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun
euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung
Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang
beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai
berikut
a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung
daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung
daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi
dua bulatan
b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip
mengecil (Purwanto 2006)
K Tomat (Solanum lycopersicum)
Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2
meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah
sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)
yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan
mati setelah bereproduksi (Arya 2012)
Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani
mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut
Kelas Dicotyledonae
Ordo Tubiflorae
Famili Solanaceae
Genus Lycopersicum
Spesies Lycopersicum esculentum Mill
Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)
Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu
berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di
antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk
tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)
Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25
cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan
membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip
terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)
Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki
warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-
40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-
1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Raden Fatah Palembang
B Alat dan Bahan
1 Alat Praktikum
a Lup
b Mikroskop binokuler
c Pensil warna
d Mistar
e Buku gambar
2 Bahan Praktikum
a Daun bambu
b Daun jagung
c Daun cemara kipas
d Daun bawang
e Daun kelapa
f Talas pelangi
g Solanum lycopersicum
h Rosa sinensis
C Cara Kerja
1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas
pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan
dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut
2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A Hasil Pengamatan
No Gambar Keterangan
1
Daun tomat (Solanum lycopersicum)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
2
Daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis L)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
3
Daun jagung (Zea mays)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ibu tulang daun (costa)
6 Tepi daun (margo folii)
4
Daun talas pelangi (Colocasia sp)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Tangkai daun (petiolus)
3 Helaian daun (lamina)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Tepi daun (margo folii)
8 Daging daun (intervenium)
9 Ibu tulang (costa)
10 Urat daun (vena)
5
Daun eforbia (Euphorbia milii)
1 Helaian daun (lamina)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pangkal daun (basis folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6
Daun bambu (Bambusa sp)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pelepah daun (vagina)
4 Helaian daun (lamina)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7
Daun cemara kipas (Thuja orientalis)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
8
Daun bawang (Allium fistulosum L)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tepi daun (margo folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ujung daun (apex folii)
9
Daun kelapa (Cocos nucifera)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tangkai daun (petiolus)
4 Tepi daun (margo folii)
5 Tulang daun (nervatio)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Ujung daun (apex folii)
B Pembahasan
Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang
diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas
pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun
yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari
kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)
warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun
dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun
majemuk ataupun daun tunggal
Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-
bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun
tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum
lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun
(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk
bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan
lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat
(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat
terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)
dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat
bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip
(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk
Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)
panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang
memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7
Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan
daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang
tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki
bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun
kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai
Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng
(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)
sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun
yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan
daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu
berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)
memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal
Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian
dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)
Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal
daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah
tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini
mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan
merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua
Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan
helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang
berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan
51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)
berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)
pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun
jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang
cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis
seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun
yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun
yang sejajar (rectinervis)
Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri
atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata
(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung
daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi
daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal
(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus
dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru
pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya
dapat di lihat pada bangun daun pita
Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)
merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk
perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)
dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis
lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah
sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)
talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun
dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang
berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun
(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi
merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk
seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya
agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan
daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan
berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda
dan juga terasa licin (laevis)
Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)
Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)
langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia
adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan
pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging
daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan
permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun
tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi
meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang
dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang
Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing
tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal
melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda
hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih
Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang
merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun
(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)
Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing
(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua
serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun
tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta
pertulangan daun yang sejajar
Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan
daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah
daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung
daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun
yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan
atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan
warna bagian bawah daun hijau muda
Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja
orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas
helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai
Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan
1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan
tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)
Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun
yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk
dengan pertulangan yang menjari (palminervis)
Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk
mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun
Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum
l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun
bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)
sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke
dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset
(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun
yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki
daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah
putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)
Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya
dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun
yang tunggal
Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman
bawang daun berbentuk bulat memanjang
Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun
adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena
memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun
(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan
perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya
tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai
daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau
tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun
kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk
Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan
bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung
daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan
daging daun yang perkamen
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)
adalah sebagai berikut
1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan
tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)
2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun
(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah
helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki
perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan
tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang
menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya
Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius
Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB
Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB
Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius
Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB
Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB
Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga
Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB
Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB
Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB
Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB
Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press
Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa
Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB
Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB
Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)
Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)
Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)
Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)
Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)
a Sisik yang muncul pada tunas dan pada batang yang tumbuh di bawah
tanah
b Fungsi pelindung atau penyimpan cadangan makanan
c Contoh-contoh
1) Pada tunas mahoni
2) Pada batang bawah tanah kormus Gladiolus rimpang jahe sisik
tebal Allium
Gambar 1 Cataphyll(Rianawaty 2011)
3 Hypsophyll berbagai tipe daun pelindung bunga (braktea) yang berfungsi
sebagai pelindung Kadang hypsophyll berwarna menyala dengan fungsi
seperti mahkota bunga Merah pada saptha bunga Anthurium Ungu pink
putih oranye pada Bougenville sehingga tampak seperti bunga sedang
bunganya sendiri tidak menarik
4 Kotiledon yaitu daun pertama pada tumbuhan bisa berfungsi untuk
fotosintesis seperti pada tomat Selain itu juga sumber makanan yang
terdapat pada kacang-kacangan
Gambar 2 Cotyledons pada Tumbuhan(Rianawaty 2011)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) daun yang lengkap mempunyai bagian-
bagian berikut
1 Upih Daun atau Pelepah Daun (Vagina)
Daun yang berupih umumnya terdapat pada tumbuhan yang berbiji
tunggal (Monocotyledoneae) suku rumput (Germineae) suku empon-
empon (Zingiberaceae) pisang (Musa sapientum L) golongan palma
(Palmae) (Tjitrosoepomo 2001)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) upih daun selain merupakan
bagian daun yang melekat atau memeluk batang juga dapat mempunyai
fungsi lain
a Sebagai pelindung kuncup yang masih muda seperti dapat dilihat
pada tanaman tebu (Saccharum offinacarum L)
b Memberi kekuatan pada batang tanaman Dalam hal ini upih daun-
daun semuanya membungkus batang sehingga batang tidak tampak
bahkan yang tampak sebagai batang dari luar adalah upih-upihnya
tadi
2 Tangkai Daun (Petiolus)
Tangkai daun merupakan bagian daun yang mendukung helaiannya
dan bertugas untuk menempatkan helaian daun tadi pada posisi
sedemikian rupa Hingga dapat memperoleh cahaya matahari yang
sebanyak-banyaknya (Tjitrosoepomo 2001)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) bentuk dan ukuran tangkaian daun
amat berbeda-beda menurut jenisnya tumbuhan bahkan pada satu
tumbuhan ukuran dan bentuknya dapat berbeda-beda Umumnya tangkai
daun berbentuk silinder dengan sisi atas agak pipih dan menebal pada
pangkalnya Jika berdasarkan pada penampang melintangnya dapat
diketahui beberapa kemungkinan berikut
a Bulat dan berongga misalnya pada daun papaya (Carica papaya L)
b Pipih dan tepinya melebar (bersayap) misalnya pada jeruk (Citrus
sp)
c Bersegi
d Setengah lingkaran dan seringkali sisi atasnya beralur dangkal atau
beralur dalam seperti pada tangkai daun pisang
Daun lengkap dapat dijumpai pada beberapa macam tumbuhan misalnya
pohon pisang (Musa paradisiacal L) pohon pinang (Areca catechu L)
bambu (Bambusa sp)
Gambar 3 Bentuk Tangkai Daun(Rizal 2008)
Walaupun tangkai daun biasanya menebal pada bagian pangkalnya
ada pula tangkai daun yang menebal pada pangkal dan ujungnya
misalnya pada daun pohon kupu-kupu (Bauhinic purpurea L) Dalam
uraian mengenai susunan daun telah dikemukakan pula Bahwa tangkai
daun dapat mengalami pergantian bentuk (metamorfosis) menjadi
semacam helaian daun yang dinamakan filodia (Tjitrosoepomo 2001)
3 Helaian Daun (Lamina)
Tumbuhan satu sama lain memiliki helaian daun yang berbeda baik
mengenai bentuk ukuran maupun warnanya Sebatang pohon dapat
mempunyai hanya beberapa helaian daun saja misalnya pisang tetapi
dapat pula memiliki helaian yang banyak misalnya pohon beringin Suatu
tanaman yang memperlihatkan bentuk daun yang berbeda dalam satu
pohon dikatakan memperlihatkan sifat heterofili jika masing-masing
terdapat pada cabang yang berlainan Jika pada satu cabang terdapat kedua
macam bentuk daun tadi sifatnya disebut anisofili (Sativa 2012)
Gambar 4 Bagian Daun Lengkap(Rizal 2008)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) kebanyakan tumbuhan mempunyai daun
yang kehilangan satu atau dua bagian dari tiga bagian tersebut di atas Daun
yang demikian dinamakan daun yang tidak lengkap Mengenai susunan daun
yang tidak lengkap ada beberapa kemungkinan
1 Hanya terdiri atas tangkaian dan helaian saja lazimnya lalu disebut daun
bertangkai Susunan daun yang demikian itulah yang paling banyak
ditemukan Sebagian besar tumbuhan mempunyai daun yang demikian
tadi misalnya nangka (Artocarpus integra Merr) mangga (Manginfera
indica L)
2 Daun terdiri atas upih dan helaian daun yang demikian ini disebut daun
berupih atau daun berpelepah yang biasa terdapat pada golongan suku
rumput misalnya padi (Oryza sativa L) jagung (Zea mays)
3 Daun hanya terdiri atas helaian saja tanpa upih dan tangkaian sehingga
helaian langsung melekat atau duduk pada batang Daun yang demikian
susunannya dinamakan dengan daun duduk (sessilis) Daun yang hanya
terdiri atas helaian daun saja dapat mempunyai pangkal yang demikian
lebarnya hingga pangkal daun tadi seakan-akan melingkari batang atau
memeluk batang sehingga disebut dengan daun memeluk batang
(amplexicaulis) seperti terdapat pada tempuyung (Sonchus oleraceus L)
Bagian samping pangkal daun yang memeluk batang itu seringkali
bangunannya membulat dan disebut telinga daun
4 Daun hanya terdiri atas tangkaian saja dan dalam hal ini tangkaian tadi
biasanya lalu menjadi pipih sehingga menyerupai helaian daun jadi
merupakan suatu helaian daun semu atau palsu dinamakan filodia seperti
terdapat pada berbagai jenis pohon Acacia
Menurut Tjitrosoepomo (2001) selain bagian-bagian tersebut di atas dan
kemungkinan lengkap atau tidaknya bagian-bagian tadi daun pada suatu
tumbuhan seringkali mempunyai alat-alat tambahan atau pelengkap antara
lain berupa
1 Daun penumpu (stipula) yang biasanya berupa dua helai lembaran serupa
daun yang kecil yang terdapat dekat dengan pangkal tangkai daun dan
umunya berguna untuk melindungi kuncup yang masih muda Menurut
letaknya daun penumpu dapat dibedakan menjadi
a Daun penumpu yang bebas terdapat di kanan kiri pangkal tangkai
daun disebut daun penumpu bebas (stipulae liberae) misalnya pada
kacang tanah (Arachis hypogaea L)
b Daun penumpu yang melekat pada kanan kiri pangkal tangkaian daun
(stipulae adnatae) pada mawar (Rosa sp)
c Daun penumpu yang berlekatan menjadi satu yang mengambil tempat
berhadapan dengan tangkaian daun dan biasanya agak lebar hingga
melingkari batang (stipula petiole opposita atau stipula antidroma)
d Daun penumpu yang berlekatan dan mengambil tempat di antara dua
tangkai daun seperti seringkali terjadi pada tumbuhan yang pada satu
buku-buku batang mempunyai dua daun yang duduk berhadapan
misalnya pada pohon mengkudu (Morinda citrifolia L)
2 Selaput bumbung (ocrea atau ochrea) Alat ini berupa selaput tipis yang
menyelubungi pangkal suatu ruas batang Jadi terdapat di atas suatu
tangkaian daun Selaput bumbung dianggap sebagai daun penumpu yang
kedua sisinya saling berlekatan dan melingkari batang sebagai contoh
Polygonum sp
3 Lidah-lidah (ligula) suatu selaput kecil yang biasanya terdapat pada batas
antara upih dan helaian daun pada rumput Alat ini berguna untuk
mencegah mengalirnya air hujan ke dalam ketiak antara batang dan upih
daun Sehingga kemungkinan pembusukkan dapat dihindarkan
Menurut Tjitrosoepomo (2001) sifat-sifat daun dapat dipakai sebagai
petunjuk untuk mengenal suatu jenis tumbuhan Untuk keperluan itu perlulah
diketahui sifat-sifat daun sehingga dari daun dapat diberikan lukisan yang
selengkap mungkin Sifat-sifat daun yang perlu mendapat perhatian adalah
1 Bangunan Helai (Circumscription)
Bentuk daun pada dasarnya dinyatakan berdasarkan bentuk dari
helaiannya tanpa dipengaruhi oleh ada atau tidaknya torehan pada tepi
daun Istilah untuk menyatakan bentuk daun tersebut biasanya digunakan
kata-kata yang umum untuk menyatakan bentuk suatu benda Pada
umumnya istilah untuk menyatakan bentuk suatu benda selau
dihubungkan dengan bentuk dua dimensi dari benda tersebut dan sebagian
besar didasarkan pada rasio panjang terhadap lebar (Tjitrosoepomo 2001)
Selain itu dalam menyatakan suatu benda letak bagian yang terlebar
perlu diperhatikan apakah bagian terlebar tersebut berada di bawah bagian
tengah di bagian tengah atau di atas bagian tengah helaian Dalam
menyatakan bentuk suatu daun selain memperhatikan indeks dan letak
bagian yang terlebar dapat pula digunakan bentuk persamaan dengan
benda-benda lainnya seperti tombak panah dan sebagainya
(Tjitrosoepomo 2001)
Gambar 5 Bangun Daun(Rianawaty 2011)
2 Ujung Daun (Apex)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) ujung daun dapat pula
memperlihatkan bentuk yang beraneka rupa Bentuk-bentuk ujung daun
yang sering dijumpai ialah
a Runcing (acutus) jika kedua tepi daun di kanan dan di kiri ibu tulang
sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak
daun membentuk suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg)
b Meruncing (acuminatus) seperti pada ujung yang runcing tetapi titik
pertemuan kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi dari dugaan hingga
ujung daun nampak sempit panjang dan runcing
c Tumpul (obtusus) tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu
tulang cepat menuju ke suatu titik pertemuan hingga terbentuk sudut
yang tumpul (lebih besar dari 90deg)
d Membulat (rotundatus) seperti pada ujung yang tumpul tetapi tidak
berbentuk sudut sama sekali hingga ujung daun merupakan semacam
suatu busur terdapat pada daun yang bulat atau jorong atau pada daun
bangun ginjal
e Rompang (truncatus) ujung daun tampak sebagai garis yang rata
misalnya ujung anak daun semanggi (Marsilea crenata Presl)
f Terbelah (retusus) ujung daun justru memperlihatkan suatu lekukan
kadang-kadang amat jelas
g Berduri (mucronatus) yaitu jika ujung daun ditutup dengan suatu
bagian yang runcing keras merupakan suatu duri
Gambar 5 Jenis Apex Daun(Rizal 2008)
3 Pangkal Daun (Basis Folii)
Istilah-istilah yang digunakan untuk menyatakan bentuk pangkal
daun Namun pada beberapa tumbuhan bentuk pangkal daun berkaitan
erat dengan pelekatan daun tersebut terhadap batangnya Contoh istilah
bentuk apeks dan pangkal daun diantaranya acuminatae acute apiculate
aristate caudate cirrhose dan lain-lain (Tjitrosoepomo 2001)
Pangkal daun merupakan bagian helaian daun yang berhubungan
langsung dengan tangkaian daun Pangkal yang terdapat di kiri-kanan
tangkai daun baik berlekatan atau tidak dapat dibedakan menjadi enam
macam yaitu
a Runcing (acutus) biasanya terdapat pada bangun memanjang lanset
dan belah ketupat
b Meruncing (acuminatus) biasanya terdapat pada bangun bulat telur
c Tumpul (obtusus) biasanya terdapat pada bangun bulat telur
d Membulat (rotundatus) terdapat bangun bulat telur dan jorong
e Rompanganrata (truncatus) terdapat pada bangun segitiga delta
dan tombak
f Berlekuk (emarginatus) terdapat pada bangun jantung ginjal dan
anak panah (Rosanti 2013)
4 Susunan Tulang Daun (Nervatio atau Venation)
Menurut Rosanti (2013) tulang daun merupakan struktur penguat
helaian daun sama fungsinya dengan tulang manusia yang member
kekuatan menunjang berdirinya tubuh Tulang-tulang daun merupakan
jaringan pembuluh yang dapat mengangkut air maupun hasil fotosintesis
dari akar dan batang serta menuju batang dan akar
Menurut Sativa (2012) pertulangan daun merupakan suatu
karakteristik bagi daun tumbuhan Dari segi anatomi pertulangan daun
sebenarnya merupakan suatu ikatan pembuluh yang berada pada helaian
daun Susunan pertulangan daun dari daun tumbuhan biasanya terdiri dari
a Tulang daun primer (Midrib Costa)
b Tulang daun sekunder (tulang daun lateralnervus lateralis)
c Tulang daun tersier (Veins)
d Tulang daun kuarter (Veinslet)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) tulang-tulang daun adalah bagian
daun yang berguna untuk
a Memberi kekuatan pada daun seperti pula halnya dengan tulang-
tulang hewan dan manusia oleh sebab itu seluruh tulang pada daun
dinamakan pula rangka daun (skeleton)
b Di samping sebagai penguat tulang-tulang daun itu sesungguhnya
adalah berkas-berkas pembuluh yang berfungsi sebagai jalan untuk
pengangkutan zat-zat yaitu
1) Jalan pengangkutan zat-zat yang diambil tumbuhan dari tanah
ialah air beserta garam-garam yang terlarut di dalamnya
2) Jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari tempat
pembuatannya yaitu dari daun ke bagian-bagian lain yang
memerlukan zat itu
Menurut Tjitrosoepomo (2001) tulang-tulang daun menurut besar
kecilnya dibedakan dalam tiga macam yaitu
a Ibu tulang (costa) ialah tulang yang biasanya terbesar merupakan
terusan tangkai daun dan terdapat di tengah-tengah membujur dan
membelah daun
b Tulang-tulang cabang (nervus lateralis) yakni tulang-tulang yang
lebih kecil daripada ibu tulang dan berpangkal pada ibu tulang tadi
atau cabang-cabang tulang ini
c Urat-urat daun (vena) sesungguhnya adalah tulang-tulang cabang pula
tetapi yang lebih kecil atau lembut dan satu sama lain beserta tulang-
tulang yang lebih besar membentuk susunan seperti jala kisi atau
lainnya
Pada dasarnya terdapat dua pola pertulangan daun yang umum
ditemukan yaitu pertulangan daun menjala (rericulate) yang merupakan
karakteristik bagi tumbuhan dikotil dan pertulangan daun sejajar (linier
striate) Pola pertulangan daun menjala terbentuk bila tulang daun
mengalami percabangan yang banyak dan satu sama lain saling
beranastomosa serta ujung-ujungnya bebas sedangkan pola pertulangan
daun-daun sejajar terbentuk bila suatu daun mempunyai tiga atau lebih
tulang daun primer yang letaknya kurang lebih sejajar satu sama lain mulai
dari dasar helaian daun hingga bertemu di bagian apeks daun
(Tjitrosoepomo 2001)
Dari uraian mengenai susunan tulang daun itu dapat ditarik
kesimpulan bahwa susunan tulang daun dapat dipakai sebagai petunjuk
untuk mengenal tumbuhan yaitu
a Tumbuhan biji belah (Dicotyledonae) mempunyai daun bertulang
menyirip atau menjari
b Tumbuhan biji tunggal (Monocotyledonae) mempunyai daun-daun
bertulang melengkung atau sejajar (Tjitrosoepomo 2001)
5 Tepi Daun (Margo Folii)
Pada daun tunggal helaian daun dapat bertepi rata (integerentire)
atau bertoreh Helaian daun dengan tepi bertoreh dangkal tidak akan
merubah bentuk secara keseluruhan tetapi jika helaian daun bertoreh besar
dan dalam dapat mempengaruhi bentuk daun tersebut Karena
terbentuknya torehan (sinus) selalu mengikuti pola pertulangan daun
maka istilah yang digunakan untuk menamakan tepi daun yang bertoreh
merupakan kombinasi antara sifat torehan dengan pertulangan daun
(Tjitrosoepomo 2001)
Torehan atau lekukan pada helaian daun bermacam-macam Torehan
daun bersifat dua macam Torehan pertama tidak mengubah bentuk asli
daun hanya sedikit bergelombang di tepinya Torehan lainnya dapat
menyebabkan hilangnya bentuk asli daun karena daun mengalami lekukan
yang banyak akibat torehan-torehannya Lekukan daun disebut sinus
sedangkan tepi daunnya disebut dengan angulus (Rosanti 2013)
Bila torehan yang terjadi hanya sedikit kurang dari setengah panjang
tulang cabang daun yang di dekatnya maka torehan daun disebut berlekuk
(lobatus) Jika dalamnya torehan mencapai setengah panjang tulang
cabang daun maka disebut sebagai daun yang bercangap (fissus) Dan jika
dalamnya torehan melebihi setengah panjang tulang cabang daun di
dekatnya maka tepi daun dikatakan berbagi (partitus) (Rosanti 2013)
Gambar 6 Jenis Tipe Daun(Rizal 2008)
6 Daging Daun (Intervenium)
Daging daun ialah bagian daun yang terdapat di antara tulang-tulang
daun dan urat-urat daun Di bagian ini zat-zat yang diambil dari luar
diubah dijadikan zat-zat yang sesuai dengan keperluan kehidupan tumbuh-
tumbuhan Tebal atau tipisnya helaian daun juga bergantung pada tebal
tipisnya daging daunnya (Tjitrosoepomo 2001)
Daging daun yang dimiliki oleh tumbuhan bermacam-macam tipis
seperti selaput contohnya paku selaput keras contohnya pisang tipis lunak
seperti yang terdapat pada daun selada air pekamen sebagai contohnya
kelapa dan yang berdaging sebagai contoh lidah buaya (Sativa 2012)
Daging daun merupakan isi dari daun daun terdiri dari sel-sel yang
membentuk berbagai jaringan Sel dan jaringan ini yang merupakan isi
dari daun yang dibatasi oleh permukaan atas dan permukaan bawah daun
Daging daun berbeda ada yang berdaging tebal dan ada yang berdaging
tipis (Tjitrosoepomo 2001)
7 Keadaan Permukaan Atas dan Bawah Daun
Pada umumnya warna daun pada sisi atas dan bawah berwarna
berbeda biasanya sisi atas tampak lebih hijau licin atau mengkilat jika
dibandingkan dengan sisi bawah daun Hal ini disebabkan karena warna
hijau lebih banyak terdapat pada lapisan atas daripada lapisan bawah
Kadang-kadang pada permukaan daun terdapat alat-alat tambahan seperti
licin (laevis) gundul (glaber) kasap (scaber) berkerut (rugosus)
berbingkul-bingkul (bullatus) berbulu (pilosus) berbulu halus dan rapat
(villosus) berbulu kasar (hispidus) dan bersisik (lepidus) (Tjitrosoepomo
2001)
Menurut Rizal (2008) permukaan daun terdiri dari beberapa jenis
yaitu glabrous (tanpa rambut licingundul) pubescent (berbulu pendek
lembut) villous (berambut panjang lurus putih keperak-perakan)
tomentose (berambut seperti wol ikal) scabrous (berambut pendek
kasar) glaucous (warna putih kebiruan dan berlilin) rugose (berkeriput
karena keadaan tulang daun yang tenggelam) glandular (berkelenjar
resin minyak)
Gambar 7 Permukaan Atas dan Bawah Daun(Rizal 2008)
C Tanaman Bambu (Bambusa sp)
Bambu tergolong keluarga Gramineae (rumput-rumputan) disebut juga
Giant grass (rumput raksasa) berumpun dan terdiri dari sejumlah batang
(buluh) yang tumbuh secara bertahap dari mulai rebung batang muda dan
sudah dewasa pada umur 3-4 tahun Nama lain dari bambu adalah buluh aur
dan eru Di dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan
pertumbuhan paling cepat Karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik
dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60 cm (24 Inchi) bahkan lebih
tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam (Tarigan
2011)
Bambu merupakan tanaman yang memiliki manfaat sangat penting bagi
kehidupan Semua bagian tanaman mulai dari akar batang daun kelopak
bahkan rebungnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan Tanaman
bambu menpunyai dua tipe pertumbuhan rumpun yaitu simpodial (clump
type) dan monopodial (running type) Pada tipe simpodial tunas baru keluar
dari ujung rimpang Terdapat dua bentuk bambu secara umum yaitu bambu
berkayu dari suku Arundinarieae dan Bambuseae dan bambu rerumputan dari
suku Olyreae Analisis molekuler dari pastida menunjukkan bahwa terdapat
tiga sampai lima garis keturunan utama dari bambu (Tarigan 2011)
Menurut Tarigan (2011) klasifikasi pada tanaman bambu terdiri dari
Regnum Plantae
Divisio Magnoliophyta
Classis Liliopsida
Subclassis Commelinidae
Ordo Cyperales
Familia Poaceae
Genus Bambusa
Spesies Bambusa sp
Pada tanaman bambu daunnya merupakan daun tunggal yang lengkap
karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun ini mempunyai bangun daun garis
(linearis) Ujung daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat
memiliki tepi daun yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun
sejajar permukaan atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau
tua sedangkan warna bagian bawah daun hijau muda (Tarigan 2011)
Gambar 8 Bagian Daun Bambu(Rahman 2014)
Bangun atau bentuk dari daun bambu adalah berbentuk pita atau bentuk
memanjang dari daun dengan perbandingan panjang dan lebar 3-5 1 ujung
daun pada daun bambu berbentuk runcing yaitu penyempitan ke arah ujung
daun dengan sedikit demi sedikit Sedangkan untuk pangkal daun membulat
karena pada pangkal daunnya tidak terdapat sama sekali sudut pangkal daun
daun bambu memiliki tepi yang rata tidak bergerigi dan bertoreh (Tarigan
2011)
Daging daunnya bertipe perkamen yaitu tipis namun cukup kaku
Pertulangan daunnya sejajar dari pangkal daun ke arah ujung daun
Permukaan atas dan bawah daun cukup kasar karena disebabkan pertulangan
daun yang cukup terasa dan adanya semacam bulu-bulu halus Warna daun
pada bagian atas jauh lebih gelap dibanding dengan yang di bawah dan warna
yang kebanyakan ditemukan adalah warna hijau namun ada beberapa jenis
bambu yang lain memilki daun yang berwarna kuning (Tarigan 2011)
D Tanaman Jagung (Zea Mays)
Tanaman jagung termasuk famili rumput-rumputan (Graminae) dari
subfamili Myadeae Dua famili yang berdekatan dengan jagung adalah
Teosinte dan Tripsacum yang diduga merupakan asal dari tanaman jagung
Teosinte berasal dari Meksico dan Guatemala sebagai tumbuhan liar di daerah
pertanaman jagung Jagung berwarna kuning batang bulat masif tidak
bercabang tinggi kurang lebih 15 meter (Sihaloho 2011)
Bunga majemuk berumah satu bunga jantan dan betina bentuk bulir di
ujung batang dan di ketiak daun warna putih Tanaman jagung adalah
tanaman semusim Jagung merupakan tanaman semusim (annual) Satu siklus
hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari Paruh pertama dari siklus
merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap
pertumbuhan generatif (Sihaloho 2011)
Menurut Sihaloho (2011) berdasarkan taksonominya tanaman jagung
dapat diklasifikasikan sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisio Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Ordo Poales
Familia Poaceae
Genus Zea
Spesies Zea mays L
Daun jagung adalah daun sempurna meskipun hanya terdiri atas upih
dan helaian yang disebut daun berupih Bentuknya memanjang merupakan
bangun pita (ligulatus) karena serupa dengan bangun garis tetapi lebih
panjang lagi daging daun (intervenium) tipis seperti kertas karena tipis tetapi
cukup tegar tepi daun (margo) rata (integer) karena apabila diraba pada
pinggirnya rata tidak bergerigi ujung daun (apex) runcing (acutus) karena
ujung daun memperlihatkan kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit
demi sedikit menuju keatas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk
suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg iquest ujung daun yang runcing lain dapat
pada daun-daun bangun bulat lanset segitiga delta belah ketupat dan
sebagainya (Sihaloho 2011)
Pangkal (basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun
berbulu halus dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau
beludru pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini
umumnya dapat di lihat pada bangun daun pita dan juga daun jagung
mempunyai satu tulang di tengah yang besar membusur ke daun sedang
tulang-tulang lainnya tampak lebih kecil dan tampak terlihat semua
mempunyai arah yang sejajar dengan satu tulang yang di tengah tadi
(Sihaloho 2011)
Gambar 9 Bagian Daun Jagung
(Akbar 2011)
Berdasarkan letak posisi daun (sudut daun) terdapat dua tipe daun
jagung yaitu tegak (erect) dan menggantung (pendant) Daun erect biasanya
memiliki sudut antara kecil sampai sedang pola helai daun bisa lurus atau
bengkok Daun pendant umumnya memiliki sudut yang lebar dan pola daun
bervariasi dari lurus sampai sangat bengkok Jagung dengan tipe daun erect
memiliki kanopi kecil sehingga dapat ditanam dengan populasi yang tinggi
(Sihaloho 2011)
E Cemara Kipas (Thuja orientalis L)
Cemara kipas adalah salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai
bahan untuk penyakit dalam oleh masyarakat Guluk-guluk tumbuhan ini
ditanam di sekitar rumah Tumbuhan ini dimanfaatkan daunnya oleh
masyarakat Masyarakat menyebut tumbuhan ini dengan nama cemara
(Yulianti 2013)
Cupreseaceae dengan genus Thuja atau lebih akrab dikenal dengan
Whitecedar adalah salah satu keluarga cemara kipas Eropalah yang pertama
kali memperkenalkan tanaman ini sebagai tanama hias Pohon ini subur hidup
di hutan karena hutan memilki atmosfer yang kondusif dan kaya akan
kelembabannya Beberapa lokasi di Indonesia menyebut tanaman cemara
kipas ini dengan ceker ayam (Yulianti 2013)
Menurut Yulianti (2013) klasifikasi dari pohon cemara kipas adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisi Coniferophyta
Kelas Pinopsida
Bangsa Pinales
Suku Cupressaceae
Marga Thuja
Jenis Thuja orientalis L
Gambar 10 Daun Cemara Kipas(Ria 2012)
Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Tekstur daunnya yang lembut Daunnya mengandung saponin selain itu daunnya juga mengandung polifenol Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun Daun tanaman cemara kipas
termasuk mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua (Yulianti
2013)
F Daun Bawang (Allium fistulosum L)
Daun bawang sebenarnya istilah umum yang terdiri dari spesies yang
berbeda Jenis yang paling umum dijumpai adalah bawang daun (Allium
fistulosum) Jenis lainnya adalah A ascalonicum yang masih sejenis dengan
bawang merah Kadang-kadang bawang prei juga disebut sebagai daun
bawang (Warintek 2014)
Gambar 11 Daun Bawang(Firli 2014)
Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk
rumput Sistem perakarannya termasuk akar serabut yang terpencar ke semua
arah pada kedalaman antara 15-30 cm Daun dan akar Allium fistulosum
mengandung saponin dan tanin di samping itu daunnya mengandung minyak
atsiri Selain itu daun bawang merupakan tumbuhan herba semusim dengan
tinggi 60-70 cm (Warintek 2014)
Daun tanaman bawang daun berbentuk bulat memanjang berlubang
menyerupai pipa dan bagian ujungnya meruncing Bawang prei (Allium
ampeloprasum L) memiliki daun berbentuk pipih memanjang tidak
membentuk rongga (seperti pipa) dan bagian ujungnya meruncing Ukuran
panjang daun sangat bervariasa antara 18-40 cm tergantung pada varietasnya
Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun halus Daun
tanaman bawang daun merupakan bagian tanaman yang dikonsumsi
(dimakan) sebagai bumbu atau penyedap sayuran Daun juga berfungsi
sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis tersebut digunakan untuk
pertumbuhan tanaman (Cahyono 2005)
Menurut Cahyono (2005) klasifikasi dari daun bawang adalah sebagai
berikut
Regnum Plantae (Tumbuhan)
Subdivisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Kelas Liliopsida (berkeping satu monokotil)
Ordo Liliflorae
Famili Liliaceae
Genus Allium
Spesies Allium fistulosum L
Bentuk daun dari bawang prei yaitu panjang pipih tidak berlubang
Warna daun umumnya hijau muda sampai hijau tua Panjang daun sangat
bervariasi antara 18-30 cm atau lebih tergantung dari varietas dan kesuburan
pertumbuhannya Bawang prei membentuk daun yang pipih helainya
berbentuk talang pelepahnya cukup panjang tidak membentuk umbi hanya
batang semunya di bagian bawah agak membengkak (Warintek 2014)
Menurut Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar
G Daun Kelapa (Cocos nucifera)
Tanaman kelapa diperkirakan berasal dari Amerika Selatan Tanaman
kelapa merupakan tanaman asli daerah tropis dan dapat dijumpai di seluruh
wilayah Indonesia Kelapa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bila
ditanam di tempat yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kelapa
(Harahap 2012)
Menurut Harahap (2012) klasifikasi dari pohon kelapa adalah sebagai
berikut
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Bangsa Palmales
Suku Palmae
Genus Cocos
Spesies Cocos nucifera
Daun kelapa berbentuk memanjang dan bertulang sejajar dan tumbuh
lebih cepat pada musim hujan Keluarga Palmae (palem) umumnya tidak
bercabang dan mempunyai daun yang berbentuk cincin Pertumbuhan dan
pembentukan mahkota daun dimulai sejak biji berkecambah dan pada tingkat
pertama dibentuk 4ndash6 helai daun Daun tersusun saling membalut satu sama
lain merupakan selubung dan mudahkan susunan lembaga serta akar
menembus sabut pada waktu tumbuh (Harahap 2012)
Gambar 12 Daun Kelapa(Harahap 2012)
Tanaman kelapa memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung
atau ayam Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang
sangat tajam dan keras di kedua sisisnya Anak-anak daun (foliage leaflet)
tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun Di tengah-tengah setiap anak
daun terbentuk lidi sebagai tulang daun Daun kelapa membentuk susunan
majemuk bersirip genap dan bertulang sejajar Daun sebagai tempat
fotosintesis dan sebagai alat respirasi (Harahap 2012)
Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat Duduk pelepah
daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang melingkari batang dan
membentuk spiral Daun terdiri dari
1 Kumpulan anak daun (leaf lets) yang mempunyai helaian (lamina) dan
tulang anak daun (midrib)
2 Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat
3 Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang
4 Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup
dan memberi kekuatan pada batang (Harahap 2012)
H Talas Pelangi (Colocasia sp)
Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun Talas termasuk
dalam suku talas-talasan (Araceae) berperawakan tegak tingginya 1 cm atau
lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun Tanaman talas
mengandung asam perusi (asam biru atau HCN) Sistem perakaran serabut
liar dan pendek Umbi mempunyai jenis bermacam-macam (Warintek 2014)
Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi Umbi pelepah
daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan obat maupun
pembungkus Daun sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai
pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasi Daunnya
berbentuk perisai atau hati lembaran daunnya 20-50 cm panjangnya dengan
tangkai mencapai 1 meter panjangnya warna pelepah bermacam-macam
(Warintek 2014)
Menurut Warintek (2014) klasifikasi dari tanaman talas pelangi adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisio Magnoliophyta
Classis Liliopsida
Subclassis Arecidae
Ordo Arales
Familia Areceae
Genus Colocasia
Spesies Colocasia sp
Gambar 13 Daun Talas Pelangi(Rynari 2012)
Tanaman keladi merupakan tanaman yang berdaun lengkap karena
mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian daun (lamina) Pada daun keladi bangun daunnya
seperti perisai dengan ujung daun yang meruncing (acuminatus) dan pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) Daun keladi mempunyai tepi daun yang
rata (integer) daging daun tipis lunak (herbaceus) dengan pertulangan daun
yang menyirip (penninervis) Pada permukaan atas daun terasa
licin (laevis) dan berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun
berwarna hijau muda dan juga terasa licin (laevis) (Warintek 2014)
I Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)
Kembang sepatu merupakan tumbuhan asli daerah tropis di dataran Asia
Tanaman ini kemudian menyebar di berbagai negara mulai dari Timur Jauh
sampai ke Eropa Daunnya merupakan daun tunggal berbentuk oval atau hati
dengan tepi bergerigi ujung daun meruncing urat daun menjari dan
menyirip memiliki daun penumpu Daun berwarna hijau Kembang sepatu
berbunga tunggal yang ke luar dari ketiak daun panjang tangkai bunga 1ndash 4
cm dan menjurai dengan lima mahkota yang tersusun berbentuk terompet
atau lonceng Helaian mahkota bunga tunggal atau ganda warna bunga
bervariasi misalnya putih kuning merah muda jingga dan kombinasi
warna-warna tersebut Panjang daun 5ndash10 cm dan lebar 3- 75 cm (Simplisia
2012)
Menurut Simplisia (2012) kalsifikasi dari kembang sepatu adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisi Magnoliophyta
Kelas Magnoliopsida
Ordo Malvales
Famili Malvaceae
Genus Hibiscus
Spesies Hibiscus rossa-sinensis
Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk daun tidak
lengkap karena tidak terdapat satu bagian dari daun lengkap yaitu tidak
memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina) Bangun daun (Circum
scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah daun
bulat telur (ovatus) Ujung daun (apex folii) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Tepi daun (margo folii)
pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah bergerigi
(serratus) karena sinus dan angulus sama lancipnya (Simplisia 2012)
Gambar 14 Bagian Daun Kembang Sepatu(Hanifiyah 2012)
Pangkal daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis)
karena daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke
ujung dan merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) Daging daun
(intervenium) pada daun kembang sepatu adalah seperti kertas
(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar Warna daunnya
adalah hijau tua (Simplisia 2012)
J Tanaman Euphorbia (Euphorbia milii)
Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke
seluruh dunia termasuk ke Indonesia Nama Euphorbia berasal dari nama
Euphorbus seorang dokter dari Mauritania Afrika Utara yang telah berjasa
pada rajanya Meskipun demikian beberapa spesies diakui merupakan
tanaman asli daerah lain Misalnya Euphorbia characias subspWulfenii dari
Portugal Euphorbia griffithii dari Himalaya dan Euphorbia marganita dari
Amerika Utara (Purwanto 2006)
Menurut Purwanto (2006) klasifikasi dari tanaman euphorbia adalah
sebagai berikut
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Dicotyledoneae
Ordo Archichlamydeae
Famili Euphorbiaceae
Genus Euphorbia
Spesies Euphorbia milii
Bentuk daun euphorbia bervariasi meskipun tidak terlalu banyak ada
yang berbentuk bulat telur memanjang dan jorong Masing-masing daun
mempunyai ketebalan berbeda-beda Hampir semua daun tidak bertangkai
tetapi duduk pada batang Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga
bervariasi ada yang runcing tumpul dan ujung terbelah Susunan daun
euphorbia berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas
batang tanaman (Purwanto 2006)
Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)
Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras
Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun
euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung
Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang
beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai
berikut
a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung
daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung
daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi
dua bulatan
b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip
mengecil (Purwanto 2006)
K Tomat (Solanum lycopersicum)
Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2
meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah
sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)
yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan
mati setelah bereproduksi (Arya 2012)
Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani
mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut
Kelas Dicotyledonae
Ordo Tubiflorae
Famili Solanaceae
Genus Lycopersicum
Spesies Lycopersicum esculentum Mill
Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)
Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu
berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di
antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk
tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)
Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25
cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan
membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip
terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)
Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki
warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-
40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-
1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Raden Fatah Palembang
B Alat dan Bahan
1 Alat Praktikum
a Lup
b Mikroskop binokuler
c Pensil warna
d Mistar
e Buku gambar
2 Bahan Praktikum
a Daun bambu
b Daun jagung
c Daun cemara kipas
d Daun bawang
e Daun kelapa
f Talas pelangi
g Solanum lycopersicum
h Rosa sinensis
C Cara Kerja
1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas
pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan
dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut
2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A Hasil Pengamatan
No Gambar Keterangan
1
Daun tomat (Solanum lycopersicum)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
2
Daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis L)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
3
Daun jagung (Zea mays)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ibu tulang daun (costa)
6 Tepi daun (margo folii)
4
Daun talas pelangi (Colocasia sp)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Tangkai daun (petiolus)
3 Helaian daun (lamina)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Tepi daun (margo folii)
8 Daging daun (intervenium)
9 Ibu tulang (costa)
10 Urat daun (vena)
5
Daun eforbia (Euphorbia milii)
1 Helaian daun (lamina)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pangkal daun (basis folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6
Daun bambu (Bambusa sp)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pelepah daun (vagina)
4 Helaian daun (lamina)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7
Daun cemara kipas (Thuja orientalis)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
8
Daun bawang (Allium fistulosum L)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tepi daun (margo folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ujung daun (apex folii)
9
Daun kelapa (Cocos nucifera)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tangkai daun (petiolus)
4 Tepi daun (margo folii)
5 Tulang daun (nervatio)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Ujung daun (apex folii)
B Pembahasan
Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang
diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas
pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun
yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari
kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)
warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun
dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun
majemuk ataupun daun tunggal
Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-
bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun
tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum
lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun
(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk
bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan
lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat
(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat
terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)
dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat
bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip
(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk
Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)
panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang
memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7
Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan
daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang
tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki
bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun
kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai
Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng
(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)
sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun
yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan
daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu
berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)
memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal
Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian
dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)
Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal
daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah
tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini
mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan
merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua
Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan
helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang
berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan
51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)
berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)
pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun
jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang
cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis
seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun
yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun
yang sejajar (rectinervis)
Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri
atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata
(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung
daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi
daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal
(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus
dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru
pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya
dapat di lihat pada bangun daun pita
Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)
merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk
perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)
dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis
lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah
sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)
talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun
dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang
berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun
(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi
merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk
seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya
agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan
daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan
berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda
dan juga terasa licin (laevis)
Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)
Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)
langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia
adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan
pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging
daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan
permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun
tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi
meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang
dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang
Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing
tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal
melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda
hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih
Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang
merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun
(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)
Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing
(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua
serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun
tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta
pertulangan daun yang sejajar
Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan
daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah
daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung
daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun
yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan
atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan
warna bagian bawah daun hijau muda
Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja
orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas
helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai
Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan
1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan
tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)
Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun
yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk
dengan pertulangan yang menjari (palminervis)
Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk
mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun
Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum
l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun
bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)
sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke
dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset
(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun
yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki
daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah
putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)
Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya
dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun
yang tunggal
Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman
bawang daun berbentuk bulat memanjang
Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun
adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena
memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun
(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan
perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya
tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai
daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau
tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun
kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk
Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan
bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung
daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan
daging daun yang perkamen
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)
adalah sebagai berikut
1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan
tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)
2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun
(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah
helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki
perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan
tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang
menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya
Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius
Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB
Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB
Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius
Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB
Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB
Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga
Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB
Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB
Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB
Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB
Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press
Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa
Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB
Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB
Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)
Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)
Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)
Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)
Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) daun yang lengkap mempunyai bagian-
bagian berikut
1 Upih Daun atau Pelepah Daun (Vagina)
Daun yang berupih umumnya terdapat pada tumbuhan yang berbiji
tunggal (Monocotyledoneae) suku rumput (Germineae) suku empon-
empon (Zingiberaceae) pisang (Musa sapientum L) golongan palma
(Palmae) (Tjitrosoepomo 2001)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) upih daun selain merupakan
bagian daun yang melekat atau memeluk batang juga dapat mempunyai
fungsi lain
a Sebagai pelindung kuncup yang masih muda seperti dapat dilihat
pada tanaman tebu (Saccharum offinacarum L)
b Memberi kekuatan pada batang tanaman Dalam hal ini upih daun-
daun semuanya membungkus batang sehingga batang tidak tampak
bahkan yang tampak sebagai batang dari luar adalah upih-upihnya
tadi
2 Tangkai Daun (Petiolus)
Tangkai daun merupakan bagian daun yang mendukung helaiannya
dan bertugas untuk menempatkan helaian daun tadi pada posisi
sedemikian rupa Hingga dapat memperoleh cahaya matahari yang
sebanyak-banyaknya (Tjitrosoepomo 2001)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) bentuk dan ukuran tangkaian daun
amat berbeda-beda menurut jenisnya tumbuhan bahkan pada satu
tumbuhan ukuran dan bentuknya dapat berbeda-beda Umumnya tangkai
daun berbentuk silinder dengan sisi atas agak pipih dan menebal pada
pangkalnya Jika berdasarkan pada penampang melintangnya dapat
diketahui beberapa kemungkinan berikut
a Bulat dan berongga misalnya pada daun papaya (Carica papaya L)
b Pipih dan tepinya melebar (bersayap) misalnya pada jeruk (Citrus
sp)
c Bersegi
d Setengah lingkaran dan seringkali sisi atasnya beralur dangkal atau
beralur dalam seperti pada tangkai daun pisang
Daun lengkap dapat dijumpai pada beberapa macam tumbuhan misalnya
pohon pisang (Musa paradisiacal L) pohon pinang (Areca catechu L)
bambu (Bambusa sp)
Gambar 3 Bentuk Tangkai Daun(Rizal 2008)
Walaupun tangkai daun biasanya menebal pada bagian pangkalnya
ada pula tangkai daun yang menebal pada pangkal dan ujungnya
misalnya pada daun pohon kupu-kupu (Bauhinic purpurea L) Dalam
uraian mengenai susunan daun telah dikemukakan pula Bahwa tangkai
daun dapat mengalami pergantian bentuk (metamorfosis) menjadi
semacam helaian daun yang dinamakan filodia (Tjitrosoepomo 2001)
3 Helaian Daun (Lamina)
Tumbuhan satu sama lain memiliki helaian daun yang berbeda baik
mengenai bentuk ukuran maupun warnanya Sebatang pohon dapat
mempunyai hanya beberapa helaian daun saja misalnya pisang tetapi
dapat pula memiliki helaian yang banyak misalnya pohon beringin Suatu
tanaman yang memperlihatkan bentuk daun yang berbeda dalam satu
pohon dikatakan memperlihatkan sifat heterofili jika masing-masing
terdapat pada cabang yang berlainan Jika pada satu cabang terdapat kedua
macam bentuk daun tadi sifatnya disebut anisofili (Sativa 2012)
Gambar 4 Bagian Daun Lengkap(Rizal 2008)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) kebanyakan tumbuhan mempunyai daun
yang kehilangan satu atau dua bagian dari tiga bagian tersebut di atas Daun
yang demikian dinamakan daun yang tidak lengkap Mengenai susunan daun
yang tidak lengkap ada beberapa kemungkinan
1 Hanya terdiri atas tangkaian dan helaian saja lazimnya lalu disebut daun
bertangkai Susunan daun yang demikian itulah yang paling banyak
ditemukan Sebagian besar tumbuhan mempunyai daun yang demikian
tadi misalnya nangka (Artocarpus integra Merr) mangga (Manginfera
indica L)
2 Daun terdiri atas upih dan helaian daun yang demikian ini disebut daun
berupih atau daun berpelepah yang biasa terdapat pada golongan suku
rumput misalnya padi (Oryza sativa L) jagung (Zea mays)
3 Daun hanya terdiri atas helaian saja tanpa upih dan tangkaian sehingga
helaian langsung melekat atau duduk pada batang Daun yang demikian
susunannya dinamakan dengan daun duduk (sessilis) Daun yang hanya
terdiri atas helaian daun saja dapat mempunyai pangkal yang demikian
lebarnya hingga pangkal daun tadi seakan-akan melingkari batang atau
memeluk batang sehingga disebut dengan daun memeluk batang
(amplexicaulis) seperti terdapat pada tempuyung (Sonchus oleraceus L)
Bagian samping pangkal daun yang memeluk batang itu seringkali
bangunannya membulat dan disebut telinga daun
4 Daun hanya terdiri atas tangkaian saja dan dalam hal ini tangkaian tadi
biasanya lalu menjadi pipih sehingga menyerupai helaian daun jadi
merupakan suatu helaian daun semu atau palsu dinamakan filodia seperti
terdapat pada berbagai jenis pohon Acacia
Menurut Tjitrosoepomo (2001) selain bagian-bagian tersebut di atas dan
kemungkinan lengkap atau tidaknya bagian-bagian tadi daun pada suatu
tumbuhan seringkali mempunyai alat-alat tambahan atau pelengkap antara
lain berupa
1 Daun penumpu (stipula) yang biasanya berupa dua helai lembaran serupa
daun yang kecil yang terdapat dekat dengan pangkal tangkai daun dan
umunya berguna untuk melindungi kuncup yang masih muda Menurut
letaknya daun penumpu dapat dibedakan menjadi
a Daun penumpu yang bebas terdapat di kanan kiri pangkal tangkai
daun disebut daun penumpu bebas (stipulae liberae) misalnya pada
kacang tanah (Arachis hypogaea L)
b Daun penumpu yang melekat pada kanan kiri pangkal tangkaian daun
(stipulae adnatae) pada mawar (Rosa sp)
c Daun penumpu yang berlekatan menjadi satu yang mengambil tempat
berhadapan dengan tangkaian daun dan biasanya agak lebar hingga
melingkari batang (stipula petiole opposita atau stipula antidroma)
d Daun penumpu yang berlekatan dan mengambil tempat di antara dua
tangkai daun seperti seringkali terjadi pada tumbuhan yang pada satu
buku-buku batang mempunyai dua daun yang duduk berhadapan
misalnya pada pohon mengkudu (Morinda citrifolia L)
2 Selaput bumbung (ocrea atau ochrea) Alat ini berupa selaput tipis yang
menyelubungi pangkal suatu ruas batang Jadi terdapat di atas suatu
tangkaian daun Selaput bumbung dianggap sebagai daun penumpu yang
kedua sisinya saling berlekatan dan melingkari batang sebagai contoh
Polygonum sp
3 Lidah-lidah (ligula) suatu selaput kecil yang biasanya terdapat pada batas
antara upih dan helaian daun pada rumput Alat ini berguna untuk
mencegah mengalirnya air hujan ke dalam ketiak antara batang dan upih
daun Sehingga kemungkinan pembusukkan dapat dihindarkan
Menurut Tjitrosoepomo (2001) sifat-sifat daun dapat dipakai sebagai
petunjuk untuk mengenal suatu jenis tumbuhan Untuk keperluan itu perlulah
diketahui sifat-sifat daun sehingga dari daun dapat diberikan lukisan yang
selengkap mungkin Sifat-sifat daun yang perlu mendapat perhatian adalah
1 Bangunan Helai (Circumscription)
Bentuk daun pada dasarnya dinyatakan berdasarkan bentuk dari
helaiannya tanpa dipengaruhi oleh ada atau tidaknya torehan pada tepi
daun Istilah untuk menyatakan bentuk daun tersebut biasanya digunakan
kata-kata yang umum untuk menyatakan bentuk suatu benda Pada
umumnya istilah untuk menyatakan bentuk suatu benda selau
dihubungkan dengan bentuk dua dimensi dari benda tersebut dan sebagian
besar didasarkan pada rasio panjang terhadap lebar (Tjitrosoepomo 2001)
Selain itu dalam menyatakan suatu benda letak bagian yang terlebar
perlu diperhatikan apakah bagian terlebar tersebut berada di bawah bagian
tengah di bagian tengah atau di atas bagian tengah helaian Dalam
menyatakan bentuk suatu daun selain memperhatikan indeks dan letak
bagian yang terlebar dapat pula digunakan bentuk persamaan dengan
benda-benda lainnya seperti tombak panah dan sebagainya
(Tjitrosoepomo 2001)
Gambar 5 Bangun Daun(Rianawaty 2011)
2 Ujung Daun (Apex)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) ujung daun dapat pula
memperlihatkan bentuk yang beraneka rupa Bentuk-bentuk ujung daun
yang sering dijumpai ialah
a Runcing (acutus) jika kedua tepi daun di kanan dan di kiri ibu tulang
sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak
daun membentuk suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg)
b Meruncing (acuminatus) seperti pada ujung yang runcing tetapi titik
pertemuan kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi dari dugaan hingga
ujung daun nampak sempit panjang dan runcing
c Tumpul (obtusus) tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu
tulang cepat menuju ke suatu titik pertemuan hingga terbentuk sudut
yang tumpul (lebih besar dari 90deg)
d Membulat (rotundatus) seperti pada ujung yang tumpul tetapi tidak
berbentuk sudut sama sekali hingga ujung daun merupakan semacam
suatu busur terdapat pada daun yang bulat atau jorong atau pada daun
bangun ginjal
e Rompang (truncatus) ujung daun tampak sebagai garis yang rata
misalnya ujung anak daun semanggi (Marsilea crenata Presl)
f Terbelah (retusus) ujung daun justru memperlihatkan suatu lekukan
kadang-kadang amat jelas
g Berduri (mucronatus) yaitu jika ujung daun ditutup dengan suatu
bagian yang runcing keras merupakan suatu duri
Gambar 5 Jenis Apex Daun(Rizal 2008)
3 Pangkal Daun (Basis Folii)
Istilah-istilah yang digunakan untuk menyatakan bentuk pangkal
daun Namun pada beberapa tumbuhan bentuk pangkal daun berkaitan
erat dengan pelekatan daun tersebut terhadap batangnya Contoh istilah
bentuk apeks dan pangkal daun diantaranya acuminatae acute apiculate
aristate caudate cirrhose dan lain-lain (Tjitrosoepomo 2001)
Pangkal daun merupakan bagian helaian daun yang berhubungan
langsung dengan tangkaian daun Pangkal yang terdapat di kiri-kanan
tangkai daun baik berlekatan atau tidak dapat dibedakan menjadi enam
macam yaitu
a Runcing (acutus) biasanya terdapat pada bangun memanjang lanset
dan belah ketupat
b Meruncing (acuminatus) biasanya terdapat pada bangun bulat telur
c Tumpul (obtusus) biasanya terdapat pada bangun bulat telur
d Membulat (rotundatus) terdapat bangun bulat telur dan jorong
e Rompanganrata (truncatus) terdapat pada bangun segitiga delta
dan tombak
f Berlekuk (emarginatus) terdapat pada bangun jantung ginjal dan
anak panah (Rosanti 2013)
4 Susunan Tulang Daun (Nervatio atau Venation)
Menurut Rosanti (2013) tulang daun merupakan struktur penguat
helaian daun sama fungsinya dengan tulang manusia yang member
kekuatan menunjang berdirinya tubuh Tulang-tulang daun merupakan
jaringan pembuluh yang dapat mengangkut air maupun hasil fotosintesis
dari akar dan batang serta menuju batang dan akar
Menurut Sativa (2012) pertulangan daun merupakan suatu
karakteristik bagi daun tumbuhan Dari segi anatomi pertulangan daun
sebenarnya merupakan suatu ikatan pembuluh yang berada pada helaian
daun Susunan pertulangan daun dari daun tumbuhan biasanya terdiri dari
a Tulang daun primer (Midrib Costa)
b Tulang daun sekunder (tulang daun lateralnervus lateralis)
c Tulang daun tersier (Veins)
d Tulang daun kuarter (Veinslet)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) tulang-tulang daun adalah bagian
daun yang berguna untuk
a Memberi kekuatan pada daun seperti pula halnya dengan tulang-
tulang hewan dan manusia oleh sebab itu seluruh tulang pada daun
dinamakan pula rangka daun (skeleton)
b Di samping sebagai penguat tulang-tulang daun itu sesungguhnya
adalah berkas-berkas pembuluh yang berfungsi sebagai jalan untuk
pengangkutan zat-zat yaitu
1) Jalan pengangkutan zat-zat yang diambil tumbuhan dari tanah
ialah air beserta garam-garam yang terlarut di dalamnya
2) Jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari tempat
pembuatannya yaitu dari daun ke bagian-bagian lain yang
memerlukan zat itu
Menurut Tjitrosoepomo (2001) tulang-tulang daun menurut besar
kecilnya dibedakan dalam tiga macam yaitu
a Ibu tulang (costa) ialah tulang yang biasanya terbesar merupakan
terusan tangkai daun dan terdapat di tengah-tengah membujur dan
membelah daun
b Tulang-tulang cabang (nervus lateralis) yakni tulang-tulang yang
lebih kecil daripada ibu tulang dan berpangkal pada ibu tulang tadi
atau cabang-cabang tulang ini
c Urat-urat daun (vena) sesungguhnya adalah tulang-tulang cabang pula
tetapi yang lebih kecil atau lembut dan satu sama lain beserta tulang-
tulang yang lebih besar membentuk susunan seperti jala kisi atau
lainnya
Pada dasarnya terdapat dua pola pertulangan daun yang umum
ditemukan yaitu pertulangan daun menjala (rericulate) yang merupakan
karakteristik bagi tumbuhan dikotil dan pertulangan daun sejajar (linier
striate) Pola pertulangan daun menjala terbentuk bila tulang daun
mengalami percabangan yang banyak dan satu sama lain saling
beranastomosa serta ujung-ujungnya bebas sedangkan pola pertulangan
daun-daun sejajar terbentuk bila suatu daun mempunyai tiga atau lebih
tulang daun primer yang letaknya kurang lebih sejajar satu sama lain mulai
dari dasar helaian daun hingga bertemu di bagian apeks daun
(Tjitrosoepomo 2001)
Dari uraian mengenai susunan tulang daun itu dapat ditarik
kesimpulan bahwa susunan tulang daun dapat dipakai sebagai petunjuk
untuk mengenal tumbuhan yaitu
a Tumbuhan biji belah (Dicotyledonae) mempunyai daun bertulang
menyirip atau menjari
b Tumbuhan biji tunggal (Monocotyledonae) mempunyai daun-daun
bertulang melengkung atau sejajar (Tjitrosoepomo 2001)
5 Tepi Daun (Margo Folii)
Pada daun tunggal helaian daun dapat bertepi rata (integerentire)
atau bertoreh Helaian daun dengan tepi bertoreh dangkal tidak akan
merubah bentuk secara keseluruhan tetapi jika helaian daun bertoreh besar
dan dalam dapat mempengaruhi bentuk daun tersebut Karena
terbentuknya torehan (sinus) selalu mengikuti pola pertulangan daun
maka istilah yang digunakan untuk menamakan tepi daun yang bertoreh
merupakan kombinasi antara sifat torehan dengan pertulangan daun
(Tjitrosoepomo 2001)
Torehan atau lekukan pada helaian daun bermacam-macam Torehan
daun bersifat dua macam Torehan pertama tidak mengubah bentuk asli
daun hanya sedikit bergelombang di tepinya Torehan lainnya dapat
menyebabkan hilangnya bentuk asli daun karena daun mengalami lekukan
yang banyak akibat torehan-torehannya Lekukan daun disebut sinus
sedangkan tepi daunnya disebut dengan angulus (Rosanti 2013)
Bila torehan yang terjadi hanya sedikit kurang dari setengah panjang
tulang cabang daun yang di dekatnya maka torehan daun disebut berlekuk
(lobatus) Jika dalamnya torehan mencapai setengah panjang tulang
cabang daun maka disebut sebagai daun yang bercangap (fissus) Dan jika
dalamnya torehan melebihi setengah panjang tulang cabang daun di
dekatnya maka tepi daun dikatakan berbagi (partitus) (Rosanti 2013)
Gambar 6 Jenis Tipe Daun(Rizal 2008)
6 Daging Daun (Intervenium)
Daging daun ialah bagian daun yang terdapat di antara tulang-tulang
daun dan urat-urat daun Di bagian ini zat-zat yang diambil dari luar
diubah dijadikan zat-zat yang sesuai dengan keperluan kehidupan tumbuh-
tumbuhan Tebal atau tipisnya helaian daun juga bergantung pada tebal
tipisnya daging daunnya (Tjitrosoepomo 2001)
Daging daun yang dimiliki oleh tumbuhan bermacam-macam tipis
seperti selaput contohnya paku selaput keras contohnya pisang tipis lunak
seperti yang terdapat pada daun selada air pekamen sebagai contohnya
kelapa dan yang berdaging sebagai contoh lidah buaya (Sativa 2012)
Daging daun merupakan isi dari daun daun terdiri dari sel-sel yang
membentuk berbagai jaringan Sel dan jaringan ini yang merupakan isi
dari daun yang dibatasi oleh permukaan atas dan permukaan bawah daun
Daging daun berbeda ada yang berdaging tebal dan ada yang berdaging
tipis (Tjitrosoepomo 2001)
7 Keadaan Permukaan Atas dan Bawah Daun
Pada umumnya warna daun pada sisi atas dan bawah berwarna
berbeda biasanya sisi atas tampak lebih hijau licin atau mengkilat jika
dibandingkan dengan sisi bawah daun Hal ini disebabkan karena warna
hijau lebih banyak terdapat pada lapisan atas daripada lapisan bawah
Kadang-kadang pada permukaan daun terdapat alat-alat tambahan seperti
licin (laevis) gundul (glaber) kasap (scaber) berkerut (rugosus)
berbingkul-bingkul (bullatus) berbulu (pilosus) berbulu halus dan rapat
(villosus) berbulu kasar (hispidus) dan bersisik (lepidus) (Tjitrosoepomo
2001)
Menurut Rizal (2008) permukaan daun terdiri dari beberapa jenis
yaitu glabrous (tanpa rambut licingundul) pubescent (berbulu pendek
lembut) villous (berambut panjang lurus putih keperak-perakan)
tomentose (berambut seperti wol ikal) scabrous (berambut pendek
kasar) glaucous (warna putih kebiruan dan berlilin) rugose (berkeriput
karena keadaan tulang daun yang tenggelam) glandular (berkelenjar
resin minyak)
Gambar 7 Permukaan Atas dan Bawah Daun(Rizal 2008)
C Tanaman Bambu (Bambusa sp)
Bambu tergolong keluarga Gramineae (rumput-rumputan) disebut juga
Giant grass (rumput raksasa) berumpun dan terdiri dari sejumlah batang
(buluh) yang tumbuh secara bertahap dari mulai rebung batang muda dan
sudah dewasa pada umur 3-4 tahun Nama lain dari bambu adalah buluh aur
dan eru Di dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan
pertumbuhan paling cepat Karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik
dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60 cm (24 Inchi) bahkan lebih
tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam (Tarigan
2011)
Bambu merupakan tanaman yang memiliki manfaat sangat penting bagi
kehidupan Semua bagian tanaman mulai dari akar batang daun kelopak
bahkan rebungnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan Tanaman
bambu menpunyai dua tipe pertumbuhan rumpun yaitu simpodial (clump
type) dan monopodial (running type) Pada tipe simpodial tunas baru keluar
dari ujung rimpang Terdapat dua bentuk bambu secara umum yaitu bambu
berkayu dari suku Arundinarieae dan Bambuseae dan bambu rerumputan dari
suku Olyreae Analisis molekuler dari pastida menunjukkan bahwa terdapat
tiga sampai lima garis keturunan utama dari bambu (Tarigan 2011)
Menurut Tarigan (2011) klasifikasi pada tanaman bambu terdiri dari
Regnum Plantae
Divisio Magnoliophyta
Classis Liliopsida
Subclassis Commelinidae
Ordo Cyperales
Familia Poaceae
Genus Bambusa
Spesies Bambusa sp
Pada tanaman bambu daunnya merupakan daun tunggal yang lengkap
karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun ini mempunyai bangun daun garis
(linearis) Ujung daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat
memiliki tepi daun yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun
sejajar permukaan atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau
tua sedangkan warna bagian bawah daun hijau muda (Tarigan 2011)
Gambar 8 Bagian Daun Bambu(Rahman 2014)
Bangun atau bentuk dari daun bambu adalah berbentuk pita atau bentuk
memanjang dari daun dengan perbandingan panjang dan lebar 3-5 1 ujung
daun pada daun bambu berbentuk runcing yaitu penyempitan ke arah ujung
daun dengan sedikit demi sedikit Sedangkan untuk pangkal daun membulat
karena pada pangkal daunnya tidak terdapat sama sekali sudut pangkal daun
daun bambu memiliki tepi yang rata tidak bergerigi dan bertoreh (Tarigan
2011)
Daging daunnya bertipe perkamen yaitu tipis namun cukup kaku
Pertulangan daunnya sejajar dari pangkal daun ke arah ujung daun
Permukaan atas dan bawah daun cukup kasar karena disebabkan pertulangan
daun yang cukup terasa dan adanya semacam bulu-bulu halus Warna daun
pada bagian atas jauh lebih gelap dibanding dengan yang di bawah dan warna
yang kebanyakan ditemukan adalah warna hijau namun ada beberapa jenis
bambu yang lain memilki daun yang berwarna kuning (Tarigan 2011)
D Tanaman Jagung (Zea Mays)
Tanaman jagung termasuk famili rumput-rumputan (Graminae) dari
subfamili Myadeae Dua famili yang berdekatan dengan jagung adalah
Teosinte dan Tripsacum yang diduga merupakan asal dari tanaman jagung
Teosinte berasal dari Meksico dan Guatemala sebagai tumbuhan liar di daerah
pertanaman jagung Jagung berwarna kuning batang bulat masif tidak
bercabang tinggi kurang lebih 15 meter (Sihaloho 2011)
Bunga majemuk berumah satu bunga jantan dan betina bentuk bulir di
ujung batang dan di ketiak daun warna putih Tanaman jagung adalah
tanaman semusim Jagung merupakan tanaman semusim (annual) Satu siklus
hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari Paruh pertama dari siklus
merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap
pertumbuhan generatif (Sihaloho 2011)
Menurut Sihaloho (2011) berdasarkan taksonominya tanaman jagung
dapat diklasifikasikan sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisio Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Ordo Poales
Familia Poaceae
Genus Zea
Spesies Zea mays L
Daun jagung adalah daun sempurna meskipun hanya terdiri atas upih
dan helaian yang disebut daun berupih Bentuknya memanjang merupakan
bangun pita (ligulatus) karena serupa dengan bangun garis tetapi lebih
panjang lagi daging daun (intervenium) tipis seperti kertas karena tipis tetapi
cukup tegar tepi daun (margo) rata (integer) karena apabila diraba pada
pinggirnya rata tidak bergerigi ujung daun (apex) runcing (acutus) karena
ujung daun memperlihatkan kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit
demi sedikit menuju keatas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk
suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg iquest ujung daun yang runcing lain dapat
pada daun-daun bangun bulat lanset segitiga delta belah ketupat dan
sebagainya (Sihaloho 2011)
Pangkal (basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun
berbulu halus dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau
beludru pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini
umumnya dapat di lihat pada bangun daun pita dan juga daun jagung
mempunyai satu tulang di tengah yang besar membusur ke daun sedang
tulang-tulang lainnya tampak lebih kecil dan tampak terlihat semua
mempunyai arah yang sejajar dengan satu tulang yang di tengah tadi
(Sihaloho 2011)
Gambar 9 Bagian Daun Jagung
(Akbar 2011)
Berdasarkan letak posisi daun (sudut daun) terdapat dua tipe daun
jagung yaitu tegak (erect) dan menggantung (pendant) Daun erect biasanya
memiliki sudut antara kecil sampai sedang pola helai daun bisa lurus atau
bengkok Daun pendant umumnya memiliki sudut yang lebar dan pola daun
bervariasi dari lurus sampai sangat bengkok Jagung dengan tipe daun erect
memiliki kanopi kecil sehingga dapat ditanam dengan populasi yang tinggi
(Sihaloho 2011)
E Cemara Kipas (Thuja orientalis L)
Cemara kipas adalah salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai
bahan untuk penyakit dalam oleh masyarakat Guluk-guluk tumbuhan ini
ditanam di sekitar rumah Tumbuhan ini dimanfaatkan daunnya oleh
masyarakat Masyarakat menyebut tumbuhan ini dengan nama cemara
(Yulianti 2013)
Cupreseaceae dengan genus Thuja atau lebih akrab dikenal dengan
Whitecedar adalah salah satu keluarga cemara kipas Eropalah yang pertama
kali memperkenalkan tanaman ini sebagai tanama hias Pohon ini subur hidup
di hutan karena hutan memilki atmosfer yang kondusif dan kaya akan
kelembabannya Beberapa lokasi di Indonesia menyebut tanaman cemara
kipas ini dengan ceker ayam (Yulianti 2013)
Menurut Yulianti (2013) klasifikasi dari pohon cemara kipas adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisi Coniferophyta
Kelas Pinopsida
Bangsa Pinales
Suku Cupressaceae
Marga Thuja
Jenis Thuja orientalis L
Gambar 10 Daun Cemara Kipas(Ria 2012)
Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Tekstur daunnya yang lembut Daunnya mengandung saponin selain itu daunnya juga mengandung polifenol Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun Daun tanaman cemara kipas
termasuk mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua (Yulianti
2013)
F Daun Bawang (Allium fistulosum L)
Daun bawang sebenarnya istilah umum yang terdiri dari spesies yang
berbeda Jenis yang paling umum dijumpai adalah bawang daun (Allium
fistulosum) Jenis lainnya adalah A ascalonicum yang masih sejenis dengan
bawang merah Kadang-kadang bawang prei juga disebut sebagai daun
bawang (Warintek 2014)
Gambar 11 Daun Bawang(Firli 2014)
Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk
rumput Sistem perakarannya termasuk akar serabut yang terpencar ke semua
arah pada kedalaman antara 15-30 cm Daun dan akar Allium fistulosum
mengandung saponin dan tanin di samping itu daunnya mengandung minyak
atsiri Selain itu daun bawang merupakan tumbuhan herba semusim dengan
tinggi 60-70 cm (Warintek 2014)
Daun tanaman bawang daun berbentuk bulat memanjang berlubang
menyerupai pipa dan bagian ujungnya meruncing Bawang prei (Allium
ampeloprasum L) memiliki daun berbentuk pipih memanjang tidak
membentuk rongga (seperti pipa) dan bagian ujungnya meruncing Ukuran
panjang daun sangat bervariasa antara 18-40 cm tergantung pada varietasnya
Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun halus Daun
tanaman bawang daun merupakan bagian tanaman yang dikonsumsi
(dimakan) sebagai bumbu atau penyedap sayuran Daun juga berfungsi
sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis tersebut digunakan untuk
pertumbuhan tanaman (Cahyono 2005)
Menurut Cahyono (2005) klasifikasi dari daun bawang adalah sebagai
berikut
Regnum Plantae (Tumbuhan)
Subdivisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Kelas Liliopsida (berkeping satu monokotil)
Ordo Liliflorae
Famili Liliaceae
Genus Allium
Spesies Allium fistulosum L
Bentuk daun dari bawang prei yaitu panjang pipih tidak berlubang
Warna daun umumnya hijau muda sampai hijau tua Panjang daun sangat
bervariasi antara 18-30 cm atau lebih tergantung dari varietas dan kesuburan
pertumbuhannya Bawang prei membentuk daun yang pipih helainya
berbentuk talang pelepahnya cukup panjang tidak membentuk umbi hanya
batang semunya di bagian bawah agak membengkak (Warintek 2014)
Menurut Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar
G Daun Kelapa (Cocos nucifera)
Tanaman kelapa diperkirakan berasal dari Amerika Selatan Tanaman
kelapa merupakan tanaman asli daerah tropis dan dapat dijumpai di seluruh
wilayah Indonesia Kelapa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bila
ditanam di tempat yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kelapa
(Harahap 2012)
Menurut Harahap (2012) klasifikasi dari pohon kelapa adalah sebagai
berikut
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Bangsa Palmales
Suku Palmae
Genus Cocos
Spesies Cocos nucifera
Daun kelapa berbentuk memanjang dan bertulang sejajar dan tumbuh
lebih cepat pada musim hujan Keluarga Palmae (palem) umumnya tidak
bercabang dan mempunyai daun yang berbentuk cincin Pertumbuhan dan
pembentukan mahkota daun dimulai sejak biji berkecambah dan pada tingkat
pertama dibentuk 4ndash6 helai daun Daun tersusun saling membalut satu sama
lain merupakan selubung dan mudahkan susunan lembaga serta akar
menembus sabut pada waktu tumbuh (Harahap 2012)
Gambar 12 Daun Kelapa(Harahap 2012)
Tanaman kelapa memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung
atau ayam Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang
sangat tajam dan keras di kedua sisisnya Anak-anak daun (foliage leaflet)
tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun Di tengah-tengah setiap anak
daun terbentuk lidi sebagai tulang daun Daun kelapa membentuk susunan
majemuk bersirip genap dan bertulang sejajar Daun sebagai tempat
fotosintesis dan sebagai alat respirasi (Harahap 2012)
Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat Duduk pelepah
daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang melingkari batang dan
membentuk spiral Daun terdiri dari
1 Kumpulan anak daun (leaf lets) yang mempunyai helaian (lamina) dan
tulang anak daun (midrib)
2 Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat
3 Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang
4 Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup
dan memberi kekuatan pada batang (Harahap 2012)
H Talas Pelangi (Colocasia sp)
Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun Talas termasuk
dalam suku talas-talasan (Araceae) berperawakan tegak tingginya 1 cm atau
lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun Tanaman talas
mengandung asam perusi (asam biru atau HCN) Sistem perakaran serabut
liar dan pendek Umbi mempunyai jenis bermacam-macam (Warintek 2014)
Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi Umbi pelepah
daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan obat maupun
pembungkus Daun sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai
pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasi Daunnya
berbentuk perisai atau hati lembaran daunnya 20-50 cm panjangnya dengan
tangkai mencapai 1 meter panjangnya warna pelepah bermacam-macam
(Warintek 2014)
Menurut Warintek (2014) klasifikasi dari tanaman talas pelangi adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisio Magnoliophyta
Classis Liliopsida
Subclassis Arecidae
Ordo Arales
Familia Areceae
Genus Colocasia
Spesies Colocasia sp
Gambar 13 Daun Talas Pelangi(Rynari 2012)
Tanaman keladi merupakan tanaman yang berdaun lengkap karena
mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian daun (lamina) Pada daun keladi bangun daunnya
seperti perisai dengan ujung daun yang meruncing (acuminatus) dan pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) Daun keladi mempunyai tepi daun yang
rata (integer) daging daun tipis lunak (herbaceus) dengan pertulangan daun
yang menyirip (penninervis) Pada permukaan atas daun terasa
licin (laevis) dan berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun
berwarna hijau muda dan juga terasa licin (laevis) (Warintek 2014)
I Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)
Kembang sepatu merupakan tumbuhan asli daerah tropis di dataran Asia
Tanaman ini kemudian menyebar di berbagai negara mulai dari Timur Jauh
sampai ke Eropa Daunnya merupakan daun tunggal berbentuk oval atau hati
dengan tepi bergerigi ujung daun meruncing urat daun menjari dan
menyirip memiliki daun penumpu Daun berwarna hijau Kembang sepatu
berbunga tunggal yang ke luar dari ketiak daun panjang tangkai bunga 1ndash 4
cm dan menjurai dengan lima mahkota yang tersusun berbentuk terompet
atau lonceng Helaian mahkota bunga tunggal atau ganda warna bunga
bervariasi misalnya putih kuning merah muda jingga dan kombinasi
warna-warna tersebut Panjang daun 5ndash10 cm dan lebar 3- 75 cm (Simplisia
2012)
Menurut Simplisia (2012) kalsifikasi dari kembang sepatu adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisi Magnoliophyta
Kelas Magnoliopsida
Ordo Malvales
Famili Malvaceae
Genus Hibiscus
Spesies Hibiscus rossa-sinensis
Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk daun tidak
lengkap karena tidak terdapat satu bagian dari daun lengkap yaitu tidak
memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina) Bangun daun (Circum
scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah daun
bulat telur (ovatus) Ujung daun (apex folii) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Tepi daun (margo folii)
pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah bergerigi
(serratus) karena sinus dan angulus sama lancipnya (Simplisia 2012)
Gambar 14 Bagian Daun Kembang Sepatu(Hanifiyah 2012)
Pangkal daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis)
karena daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke
ujung dan merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) Daging daun
(intervenium) pada daun kembang sepatu adalah seperti kertas
(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar Warna daunnya
adalah hijau tua (Simplisia 2012)
J Tanaman Euphorbia (Euphorbia milii)
Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke
seluruh dunia termasuk ke Indonesia Nama Euphorbia berasal dari nama
Euphorbus seorang dokter dari Mauritania Afrika Utara yang telah berjasa
pada rajanya Meskipun demikian beberapa spesies diakui merupakan
tanaman asli daerah lain Misalnya Euphorbia characias subspWulfenii dari
Portugal Euphorbia griffithii dari Himalaya dan Euphorbia marganita dari
Amerika Utara (Purwanto 2006)
Menurut Purwanto (2006) klasifikasi dari tanaman euphorbia adalah
sebagai berikut
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Dicotyledoneae
Ordo Archichlamydeae
Famili Euphorbiaceae
Genus Euphorbia
Spesies Euphorbia milii
Bentuk daun euphorbia bervariasi meskipun tidak terlalu banyak ada
yang berbentuk bulat telur memanjang dan jorong Masing-masing daun
mempunyai ketebalan berbeda-beda Hampir semua daun tidak bertangkai
tetapi duduk pada batang Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga
bervariasi ada yang runcing tumpul dan ujung terbelah Susunan daun
euphorbia berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas
batang tanaman (Purwanto 2006)
Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)
Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras
Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun
euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung
Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang
beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai
berikut
a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung
daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung
daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi
dua bulatan
b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip
mengecil (Purwanto 2006)
K Tomat (Solanum lycopersicum)
Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2
meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah
sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)
yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan
mati setelah bereproduksi (Arya 2012)
Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani
mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut
Kelas Dicotyledonae
Ordo Tubiflorae
Famili Solanaceae
Genus Lycopersicum
Spesies Lycopersicum esculentum Mill
Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)
Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu
berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di
antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk
tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)
Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25
cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan
membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip
terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)
Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki
warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-
40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-
1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Raden Fatah Palembang
B Alat dan Bahan
1 Alat Praktikum
a Lup
b Mikroskop binokuler
c Pensil warna
d Mistar
e Buku gambar
2 Bahan Praktikum
a Daun bambu
b Daun jagung
c Daun cemara kipas
d Daun bawang
e Daun kelapa
f Talas pelangi
g Solanum lycopersicum
h Rosa sinensis
C Cara Kerja
1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas
pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan
dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut
2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A Hasil Pengamatan
No Gambar Keterangan
1
Daun tomat (Solanum lycopersicum)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
2
Daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis L)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
3
Daun jagung (Zea mays)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ibu tulang daun (costa)
6 Tepi daun (margo folii)
4
Daun talas pelangi (Colocasia sp)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Tangkai daun (petiolus)
3 Helaian daun (lamina)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Tepi daun (margo folii)
8 Daging daun (intervenium)
9 Ibu tulang (costa)
10 Urat daun (vena)
5
Daun eforbia (Euphorbia milii)
1 Helaian daun (lamina)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pangkal daun (basis folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6
Daun bambu (Bambusa sp)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pelepah daun (vagina)
4 Helaian daun (lamina)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7
Daun cemara kipas (Thuja orientalis)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
8
Daun bawang (Allium fistulosum L)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tepi daun (margo folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ujung daun (apex folii)
9
Daun kelapa (Cocos nucifera)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tangkai daun (petiolus)
4 Tepi daun (margo folii)
5 Tulang daun (nervatio)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Ujung daun (apex folii)
B Pembahasan
Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang
diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas
pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun
yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari
kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)
warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun
dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun
majemuk ataupun daun tunggal
Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-
bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun
tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum
lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun
(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk
bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan
lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat
(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat
terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)
dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat
bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip
(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk
Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)
panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang
memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7
Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan
daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang
tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki
bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun
kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai
Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng
(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)
sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun
yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan
daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu
berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)
memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal
Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian
dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)
Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal
daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah
tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini
mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan
merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua
Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan
helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang
berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan
51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)
berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)
pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun
jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang
cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis
seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun
yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun
yang sejajar (rectinervis)
Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri
atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata
(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung
daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi
daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal
(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus
dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru
pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya
dapat di lihat pada bangun daun pita
Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)
merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk
perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)
dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis
lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah
sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)
talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun
dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang
berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun
(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi
merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk
seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya
agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan
daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan
berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda
dan juga terasa licin (laevis)
Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)
Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)
langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia
adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan
pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging
daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan
permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun
tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi
meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang
dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang
Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing
tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal
melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda
hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih
Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang
merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun
(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)
Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing
(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua
serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun
tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta
pertulangan daun yang sejajar
Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan
daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah
daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung
daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun
yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan
atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan
warna bagian bawah daun hijau muda
Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja
orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas
helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai
Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan
1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan
tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)
Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun
yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk
dengan pertulangan yang menjari (palminervis)
Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk
mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun
Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum
l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun
bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)
sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke
dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset
(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun
yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki
daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah
putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)
Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya
dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun
yang tunggal
Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman
bawang daun berbentuk bulat memanjang
Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun
adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena
memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun
(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan
perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya
tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai
daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau
tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun
kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk
Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan
bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung
daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan
daging daun yang perkamen
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)
adalah sebagai berikut
1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan
tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)
2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun
(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah
helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki
perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan
tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang
menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya
Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius
Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB
Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB
Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius
Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB
Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB
Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga
Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB
Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB
Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB
Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB
Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press
Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa
Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB
Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB
Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)
Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)
Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)
Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)
Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)
d Setengah lingkaran dan seringkali sisi atasnya beralur dangkal atau
beralur dalam seperti pada tangkai daun pisang
Daun lengkap dapat dijumpai pada beberapa macam tumbuhan misalnya
pohon pisang (Musa paradisiacal L) pohon pinang (Areca catechu L)
bambu (Bambusa sp)
Gambar 3 Bentuk Tangkai Daun(Rizal 2008)
Walaupun tangkai daun biasanya menebal pada bagian pangkalnya
ada pula tangkai daun yang menebal pada pangkal dan ujungnya
misalnya pada daun pohon kupu-kupu (Bauhinic purpurea L) Dalam
uraian mengenai susunan daun telah dikemukakan pula Bahwa tangkai
daun dapat mengalami pergantian bentuk (metamorfosis) menjadi
semacam helaian daun yang dinamakan filodia (Tjitrosoepomo 2001)
3 Helaian Daun (Lamina)
Tumbuhan satu sama lain memiliki helaian daun yang berbeda baik
mengenai bentuk ukuran maupun warnanya Sebatang pohon dapat
mempunyai hanya beberapa helaian daun saja misalnya pisang tetapi
dapat pula memiliki helaian yang banyak misalnya pohon beringin Suatu
tanaman yang memperlihatkan bentuk daun yang berbeda dalam satu
pohon dikatakan memperlihatkan sifat heterofili jika masing-masing
terdapat pada cabang yang berlainan Jika pada satu cabang terdapat kedua
macam bentuk daun tadi sifatnya disebut anisofili (Sativa 2012)
Gambar 4 Bagian Daun Lengkap(Rizal 2008)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) kebanyakan tumbuhan mempunyai daun
yang kehilangan satu atau dua bagian dari tiga bagian tersebut di atas Daun
yang demikian dinamakan daun yang tidak lengkap Mengenai susunan daun
yang tidak lengkap ada beberapa kemungkinan
1 Hanya terdiri atas tangkaian dan helaian saja lazimnya lalu disebut daun
bertangkai Susunan daun yang demikian itulah yang paling banyak
ditemukan Sebagian besar tumbuhan mempunyai daun yang demikian
tadi misalnya nangka (Artocarpus integra Merr) mangga (Manginfera
indica L)
2 Daun terdiri atas upih dan helaian daun yang demikian ini disebut daun
berupih atau daun berpelepah yang biasa terdapat pada golongan suku
rumput misalnya padi (Oryza sativa L) jagung (Zea mays)
3 Daun hanya terdiri atas helaian saja tanpa upih dan tangkaian sehingga
helaian langsung melekat atau duduk pada batang Daun yang demikian
susunannya dinamakan dengan daun duduk (sessilis) Daun yang hanya
terdiri atas helaian daun saja dapat mempunyai pangkal yang demikian
lebarnya hingga pangkal daun tadi seakan-akan melingkari batang atau
memeluk batang sehingga disebut dengan daun memeluk batang
(amplexicaulis) seperti terdapat pada tempuyung (Sonchus oleraceus L)
Bagian samping pangkal daun yang memeluk batang itu seringkali
bangunannya membulat dan disebut telinga daun
4 Daun hanya terdiri atas tangkaian saja dan dalam hal ini tangkaian tadi
biasanya lalu menjadi pipih sehingga menyerupai helaian daun jadi
merupakan suatu helaian daun semu atau palsu dinamakan filodia seperti
terdapat pada berbagai jenis pohon Acacia
Menurut Tjitrosoepomo (2001) selain bagian-bagian tersebut di atas dan
kemungkinan lengkap atau tidaknya bagian-bagian tadi daun pada suatu
tumbuhan seringkali mempunyai alat-alat tambahan atau pelengkap antara
lain berupa
1 Daun penumpu (stipula) yang biasanya berupa dua helai lembaran serupa
daun yang kecil yang terdapat dekat dengan pangkal tangkai daun dan
umunya berguna untuk melindungi kuncup yang masih muda Menurut
letaknya daun penumpu dapat dibedakan menjadi
a Daun penumpu yang bebas terdapat di kanan kiri pangkal tangkai
daun disebut daun penumpu bebas (stipulae liberae) misalnya pada
kacang tanah (Arachis hypogaea L)
b Daun penumpu yang melekat pada kanan kiri pangkal tangkaian daun
(stipulae adnatae) pada mawar (Rosa sp)
c Daun penumpu yang berlekatan menjadi satu yang mengambil tempat
berhadapan dengan tangkaian daun dan biasanya agak lebar hingga
melingkari batang (stipula petiole opposita atau stipula antidroma)
d Daun penumpu yang berlekatan dan mengambil tempat di antara dua
tangkai daun seperti seringkali terjadi pada tumbuhan yang pada satu
buku-buku batang mempunyai dua daun yang duduk berhadapan
misalnya pada pohon mengkudu (Morinda citrifolia L)
2 Selaput bumbung (ocrea atau ochrea) Alat ini berupa selaput tipis yang
menyelubungi pangkal suatu ruas batang Jadi terdapat di atas suatu
tangkaian daun Selaput bumbung dianggap sebagai daun penumpu yang
kedua sisinya saling berlekatan dan melingkari batang sebagai contoh
Polygonum sp
3 Lidah-lidah (ligula) suatu selaput kecil yang biasanya terdapat pada batas
antara upih dan helaian daun pada rumput Alat ini berguna untuk
mencegah mengalirnya air hujan ke dalam ketiak antara batang dan upih
daun Sehingga kemungkinan pembusukkan dapat dihindarkan
Menurut Tjitrosoepomo (2001) sifat-sifat daun dapat dipakai sebagai
petunjuk untuk mengenal suatu jenis tumbuhan Untuk keperluan itu perlulah
diketahui sifat-sifat daun sehingga dari daun dapat diberikan lukisan yang
selengkap mungkin Sifat-sifat daun yang perlu mendapat perhatian adalah
1 Bangunan Helai (Circumscription)
Bentuk daun pada dasarnya dinyatakan berdasarkan bentuk dari
helaiannya tanpa dipengaruhi oleh ada atau tidaknya torehan pada tepi
daun Istilah untuk menyatakan bentuk daun tersebut biasanya digunakan
kata-kata yang umum untuk menyatakan bentuk suatu benda Pada
umumnya istilah untuk menyatakan bentuk suatu benda selau
dihubungkan dengan bentuk dua dimensi dari benda tersebut dan sebagian
besar didasarkan pada rasio panjang terhadap lebar (Tjitrosoepomo 2001)
Selain itu dalam menyatakan suatu benda letak bagian yang terlebar
perlu diperhatikan apakah bagian terlebar tersebut berada di bawah bagian
tengah di bagian tengah atau di atas bagian tengah helaian Dalam
menyatakan bentuk suatu daun selain memperhatikan indeks dan letak
bagian yang terlebar dapat pula digunakan bentuk persamaan dengan
benda-benda lainnya seperti tombak panah dan sebagainya
(Tjitrosoepomo 2001)
Gambar 5 Bangun Daun(Rianawaty 2011)
2 Ujung Daun (Apex)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) ujung daun dapat pula
memperlihatkan bentuk yang beraneka rupa Bentuk-bentuk ujung daun
yang sering dijumpai ialah
a Runcing (acutus) jika kedua tepi daun di kanan dan di kiri ibu tulang
sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak
daun membentuk suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg)
b Meruncing (acuminatus) seperti pada ujung yang runcing tetapi titik
pertemuan kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi dari dugaan hingga
ujung daun nampak sempit panjang dan runcing
c Tumpul (obtusus) tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu
tulang cepat menuju ke suatu titik pertemuan hingga terbentuk sudut
yang tumpul (lebih besar dari 90deg)
d Membulat (rotundatus) seperti pada ujung yang tumpul tetapi tidak
berbentuk sudut sama sekali hingga ujung daun merupakan semacam
suatu busur terdapat pada daun yang bulat atau jorong atau pada daun
bangun ginjal
e Rompang (truncatus) ujung daun tampak sebagai garis yang rata
misalnya ujung anak daun semanggi (Marsilea crenata Presl)
f Terbelah (retusus) ujung daun justru memperlihatkan suatu lekukan
kadang-kadang amat jelas
g Berduri (mucronatus) yaitu jika ujung daun ditutup dengan suatu
bagian yang runcing keras merupakan suatu duri
Gambar 5 Jenis Apex Daun(Rizal 2008)
3 Pangkal Daun (Basis Folii)
Istilah-istilah yang digunakan untuk menyatakan bentuk pangkal
daun Namun pada beberapa tumbuhan bentuk pangkal daun berkaitan
erat dengan pelekatan daun tersebut terhadap batangnya Contoh istilah
bentuk apeks dan pangkal daun diantaranya acuminatae acute apiculate
aristate caudate cirrhose dan lain-lain (Tjitrosoepomo 2001)
Pangkal daun merupakan bagian helaian daun yang berhubungan
langsung dengan tangkaian daun Pangkal yang terdapat di kiri-kanan
tangkai daun baik berlekatan atau tidak dapat dibedakan menjadi enam
macam yaitu
a Runcing (acutus) biasanya terdapat pada bangun memanjang lanset
dan belah ketupat
b Meruncing (acuminatus) biasanya terdapat pada bangun bulat telur
c Tumpul (obtusus) biasanya terdapat pada bangun bulat telur
d Membulat (rotundatus) terdapat bangun bulat telur dan jorong
e Rompanganrata (truncatus) terdapat pada bangun segitiga delta
dan tombak
f Berlekuk (emarginatus) terdapat pada bangun jantung ginjal dan
anak panah (Rosanti 2013)
4 Susunan Tulang Daun (Nervatio atau Venation)
Menurut Rosanti (2013) tulang daun merupakan struktur penguat
helaian daun sama fungsinya dengan tulang manusia yang member
kekuatan menunjang berdirinya tubuh Tulang-tulang daun merupakan
jaringan pembuluh yang dapat mengangkut air maupun hasil fotosintesis
dari akar dan batang serta menuju batang dan akar
Menurut Sativa (2012) pertulangan daun merupakan suatu
karakteristik bagi daun tumbuhan Dari segi anatomi pertulangan daun
sebenarnya merupakan suatu ikatan pembuluh yang berada pada helaian
daun Susunan pertulangan daun dari daun tumbuhan biasanya terdiri dari
a Tulang daun primer (Midrib Costa)
b Tulang daun sekunder (tulang daun lateralnervus lateralis)
c Tulang daun tersier (Veins)
d Tulang daun kuarter (Veinslet)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) tulang-tulang daun adalah bagian
daun yang berguna untuk
a Memberi kekuatan pada daun seperti pula halnya dengan tulang-
tulang hewan dan manusia oleh sebab itu seluruh tulang pada daun
dinamakan pula rangka daun (skeleton)
b Di samping sebagai penguat tulang-tulang daun itu sesungguhnya
adalah berkas-berkas pembuluh yang berfungsi sebagai jalan untuk
pengangkutan zat-zat yaitu
1) Jalan pengangkutan zat-zat yang diambil tumbuhan dari tanah
ialah air beserta garam-garam yang terlarut di dalamnya
2) Jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari tempat
pembuatannya yaitu dari daun ke bagian-bagian lain yang
memerlukan zat itu
Menurut Tjitrosoepomo (2001) tulang-tulang daun menurut besar
kecilnya dibedakan dalam tiga macam yaitu
a Ibu tulang (costa) ialah tulang yang biasanya terbesar merupakan
terusan tangkai daun dan terdapat di tengah-tengah membujur dan
membelah daun
b Tulang-tulang cabang (nervus lateralis) yakni tulang-tulang yang
lebih kecil daripada ibu tulang dan berpangkal pada ibu tulang tadi
atau cabang-cabang tulang ini
c Urat-urat daun (vena) sesungguhnya adalah tulang-tulang cabang pula
tetapi yang lebih kecil atau lembut dan satu sama lain beserta tulang-
tulang yang lebih besar membentuk susunan seperti jala kisi atau
lainnya
Pada dasarnya terdapat dua pola pertulangan daun yang umum
ditemukan yaitu pertulangan daun menjala (rericulate) yang merupakan
karakteristik bagi tumbuhan dikotil dan pertulangan daun sejajar (linier
striate) Pola pertulangan daun menjala terbentuk bila tulang daun
mengalami percabangan yang banyak dan satu sama lain saling
beranastomosa serta ujung-ujungnya bebas sedangkan pola pertulangan
daun-daun sejajar terbentuk bila suatu daun mempunyai tiga atau lebih
tulang daun primer yang letaknya kurang lebih sejajar satu sama lain mulai
dari dasar helaian daun hingga bertemu di bagian apeks daun
(Tjitrosoepomo 2001)
Dari uraian mengenai susunan tulang daun itu dapat ditarik
kesimpulan bahwa susunan tulang daun dapat dipakai sebagai petunjuk
untuk mengenal tumbuhan yaitu
a Tumbuhan biji belah (Dicotyledonae) mempunyai daun bertulang
menyirip atau menjari
b Tumbuhan biji tunggal (Monocotyledonae) mempunyai daun-daun
bertulang melengkung atau sejajar (Tjitrosoepomo 2001)
5 Tepi Daun (Margo Folii)
Pada daun tunggal helaian daun dapat bertepi rata (integerentire)
atau bertoreh Helaian daun dengan tepi bertoreh dangkal tidak akan
merubah bentuk secara keseluruhan tetapi jika helaian daun bertoreh besar
dan dalam dapat mempengaruhi bentuk daun tersebut Karena
terbentuknya torehan (sinus) selalu mengikuti pola pertulangan daun
maka istilah yang digunakan untuk menamakan tepi daun yang bertoreh
merupakan kombinasi antara sifat torehan dengan pertulangan daun
(Tjitrosoepomo 2001)
Torehan atau lekukan pada helaian daun bermacam-macam Torehan
daun bersifat dua macam Torehan pertama tidak mengubah bentuk asli
daun hanya sedikit bergelombang di tepinya Torehan lainnya dapat
menyebabkan hilangnya bentuk asli daun karena daun mengalami lekukan
yang banyak akibat torehan-torehannya Lekukan daun disebut sinus
sedangkan tepi daunnya disebut dengan angulus (Rosanti 2013)
Bila torehan yang terjadi hanya sedikit kurang dari setengah panjang
tulang cabang daun yang di dekatnya maka torehan daun disebut berlekuk
(lobatus) Jika dalamnya torehan mencapai setengah panjang tulang
cabang daun maka disebut sebagai daun yang bercangap (fissus) Dan jika
dalamnya torehan melebihi setengah panjang tulang cabang daun di
dekatnya maka tepi daun dikatakan berbagi (partitus) (Rosanti 2013)
Gambar 6 Jenis Tipe Daun(Rizal 2008)
6 Daging Daun (Intervenium)
Daging daun ialah bagian daun yang terdapat di antara tulang-tulang
daun dan urat-urat daun Di bagian ini zat-zat yang diambil dari luar
diubah dijadikan zat-zat yang sesuai dengan keperluan kehidupan tumbuh-
tumbuhan Tebal atau tipisnya helaian daun juga bergantung pada tebal
tipisnya daging daunnya (Tjitrosoepomo 2001)
Daging daun yang dimiliki oleh tumbuhan bermacam-macam tipis
seperti selaput contohnya paku selaput keras contohnya pisang tipis lunak
seperti yang terdapat pada daun selada air pekamen sebagai contohnya
kelapa dan yang berdaging sebagai contoh lidah buaya (Sativa 2012)
Daging daun merupakan isi dari daun daun terdiri dari sel-sel yang
membentuk berbagai jaringan Sel dan jaringan ini yang merupakan isi
dari daun yang dibatasi oleh permukaan atas dan permukaan bawah daun
Daging daun berbeda ada yang berdaging tebal dan ada yang berdaging
tipis (Tjitrosoepomo 2001)
7 Keadaan Permukaan Atas dan Bawah Daun
Pada umumnya warna daun pada sisi atas dan bawah berwarna
berbeda biasanya sisi atas tampak lebih hijau licin atau mengkilat jika
dibandingkan dengan sisi bawah daun Hal ini disebabkan karena warna
hijau lebih banyak terdapat pada lapisan atas daripada lapisan bawah
Kadang-kadang pada permukaan daun terdapat alat-alat tambahan seperti
licin (laevis) gundul (glaber) kasap (scaber) berkerut (rugosus)
berbingkul-bingkul (bullatus) berbulu (pilosus) berbulu halus dan rapat
(villosus) berbulu kasar (hispidus) dan bersisik (lepidus) (Tjitrosoepomo
2001)
Menurut Rizal (2008) permukaan daun terdiri dari beberapa jenis
yaitu glabrous (tanpa rambut licingundul) pubescent (berbulu pendek
lembut) villous (berambut panjang lurus putih keperak-perakan)
tomentose (berambut seperti wol ikal) scabrous (berambut pendek
kasar) glaucous (warna putih kebiruan dan berlilin) rugose (berkeriput
karena keadaan tulang daun yang tenggelam) glandular (berkelenjar
resin minyak)
Gambar 7 Permukaan Atas dan Bawah Daun(Rizal 2008)
C Tanaman Bambu (Bambusa sp)
Bambu tergolong keluarga Gramineae (rumput-rumputan) disebut juga
Giant grass (rumput raksasa) berumpun dan terdiri dari sejumlah batang
(buluh) yang tumbuh secara bertahap dari mulai rebung batang muda dan
sudah dewasa pada umur 3-4 tahun Nama lain dari bambu adalah buluh aur
dan eru Di dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan
pertumbuhan paling cepat Karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik
dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60 cm (24 Inchi) bahkan lebih
tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam (Tarigan
2011)
Bambu merupakan tanaman yang memiliki manfaat sangat penting bagi
kehidupan Semua bagian tanaman mulai dari akar batang daun kelopak
bahkan rebungnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan Tanaman
bambu menpunyai dua tipe pertumbuhan rumpun yaitu simpodial (clump
type) dan monopodial (running type) Pada tipe simpodial tunas baru keluar
dari ujung rimpang Terdapat dua bentuk bambu secara umum yaitu bambu
berkayu dari suku Arundinarieae dan Bambuseae dan bambu rerumputan dari
suku Olyreae Analisis molekuler dari pastida menunjukkan bahwa terdapat
tiga sampai lima garis keturunan utama dari bambu (Tarigan 2011)
Menurut Tarigan (2011) klasifikasi pada tanaman bambu terdiri dari
Regnum Plantae
Divisio Magnoliophyta
Classis Liliopsida
Subclassis Commelinidae
Ordo Cyperales
Familia Poaceae
Genus Bambusa
Spesies Bambusa sp
Pada tanaman bambu daunnya merupakan daun tunggal yang lengkap
karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun ini mempunyai bangun daun garis
(linearis) Ujung daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat
memiliki tepi daun yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun
sejajar permukaan atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau
tua sedangkan warna bagian bawah daun hijau muda (Tarigan 2011)
Gambar 8 Bagian Daun Bambu(Rahman 2014)
Bangun atau bentuk dari daun bambu adalah berbentuk pita atau bentuk
memanjang dari daun dengan perbandingan panjang dan lebar 3-5 1 ujung
daun pada daun bambu berbentuk runcing yaitu penyempitan ke arah ujung
daun dengan sedikit demi sedikit Sedangkan untuk pangkal daun membulat
karena pada pangkal daunnya tidak terdapat sama sekali sudut pangkal daun
daun bambu memiliki tepi yang rata tidak bergerigi dan bertoreh (Tarigan
2011)
Daging daunnya bertipe perkamen yaitu tipis namun cukup kaku
Pertulangan daunnya sejajar dari pangkal daun ke arah ujung daun
Permukaan atas dan bawah daun cukup kasar karena disebabkan pertulangan
daun yang cukup terasa dan adanya semacam bulu-bulu halus Warna daun
pada bagian atas jauh lebih gelap dibanding dengan yang di bawah dan warna
yang kebanyakan ditemukan adalah warna hijau namun ada beberapa jenis
bambu yang lain memilki daun yang berwarna kuning (Tarigan 2011)
D Tanaman Jagung (Zea Mays)
Tanaman jagung termasuk famili rumput-rumputan (Graminae) dari
subfamili Myadeae Dua famili yang berdekatan dengan jagung adalah
Teosinte dan Tripsacum yang diduga merupakan asal dari tanaman jagung
Teosinte berasal dari Meksico dan Guatemala sebagai tumbuhan liar di daerah
pertanaman jagung Jagung berwarna kuning batang bulat masif tidak
bercabang tinggi kurang lebih 15 meter (Sihaloho 2011)
Bunga majemuk berumah satu bunga jantan dan betina bentuk bulir di
ujung batang dan di ketiak daun warna putih Tanaman jagung adalah
tanaman semusim Jagung merupakan tanaman semusim (annual) Satu siklus
hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari Paruh pertama dari siklus
merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap
pertumbuhan generatif (Sihaloho 2011)
Menurut Sihaloho (2011) berdasarkan taksonominya tanaman jagung
dapat diklasifikasikan sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisio Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Ordo Poales
Familia Poaceae
Genus Zea
Spesies Zea mays L
Daun jagung adalah daun sempurna meskipun hanya terdiri atas upih
dan helaian yang disebut daun berupih Bentuknya memanjang merupakan
bangun pita (ligulatus) karena serupa dengan bangun garis tetapi lebih
panjang lagi daging daun (intervenium) tipis seperti kertas karena tipis tetapi
cukup tegar tepi daun (margo) rata (integer) karena apabila diraba pada
pinggirnya rata tidak bergerigi ujung daun (apex) runcing (acutus) karena
ujung daun memperlihatkan kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit
demi sedikit menuju keatas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk
suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg iquest ujung daun yang runcing lain dapat
pada daun-daun bangun bulat lanset segitiga delta belah ketupat dan
sebagainya (Sihaloho 2011)
Pangkal (basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun
berbulu halus dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau
beludru pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini
umumnya dapat di lihat pada bangun daun pita dan juga daun jagung
mempunyai satu tulang di tengah yang besar membusur ke daun sedang
tulang-tulang lainnya tampak lebih kecil dan tampak terlihat semua
mempunyai arah yang sejajar dengan satu tulang yang di tengah tadi
(Sihaloho 2011)
Gambar 9 Bagian Daun Jagung
(Akbar 2011)
Berdasarkan letak posisi daun (sudut daun) terdapat dua tipe daun
jagung yaitu tegak (erect) dan menggantung (pendant) Daun erect biasanya
memiliki sudut antara kecil sampai sedang pola helai daun bisa lurus atau
bengkok Daun pendant umumnya memiliki sudut yang lebar dan pola daun
bervariasi dari lurus sampai sangat bengkok Jagung dengan tipe daun erect
memiliki kanopi kecil sehingga dapat ditanam dengan populasi yang tinggi
(Sihaloho 2011)
E Cemara Kipas (Thuja orientalis L)
Cemara kipas adalah salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai
bahan untuk penyakit dalam oleh masyarakat Guluk-guluk tumbuhan ini
ditanam di sekitar rumah Tumbuhan ini dimanfaatkan daunnya oleh
masyarakat Masyarakat menyebut tumbuhan ini dengan nama cemara
(Yulianti 2013)
Cupreseaceae dengan genus Thuja atau lebih akrab dikenal dengan
Whitecedar adalah salah satu keluarga cemara kipas Eropalah yang pertama
kali memperkenalkan tanaman ini sebagai tanama hias Pohon ini subur hidup
di hutan karena hutan memilki atmosfer yang kondusif dan kaya akan
kelembabannya Beberapa lokasi di Indonesia menyebut tanaman cemara
kipas ini dengan ceker ayam (Yulianti 2013)
Menurut Yulianti (2013) klasifikasi dari pohon cemara kipas adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisi Coniferophyta
Kelas Pinopsida
Bangsa Pinales
Suku Cupressaceae
Marga Thuja
Jenis Thuja orientalis L
Gambar 10 Daun Cemara Kipas(Ria 2012)
Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Tekstur daunnya yang lembut Daunnya mengandung saponin selain itu daunnya juga mengandung polifenol Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun Daun tanaman cemara kipas
termasuk mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua (Yulianti
2013)
F Daun Bawang (Allium fistulosum L)
Daun bawang sebenarnya istilah umum yang terdiri dari spesies yang
berbeda Jenis yang paling umum dijumpai adalah bawang daun (Allium
fistulosum) Jenis lainnya adalah A ascalonicum yang masih sejenis dengan
bawang merah Kadang-kadang bawang prei juga disebut sebagai daun
bawang (Warintek 2014)
Gambar 11 Daun Bawang(Firli 2014)
Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk
rumput Sistem perakarannya termasuk akar serabut yang terpencar ke semua
arah pada kedalaman antara 15-30 cm Daun dan akar Allium fistulosum
mengandung saponin dan tanin di samping itu daunnya mengandung minyak
atsiri Selain itu daun bawang merupakan tumbuhan herba semusim dengan
tinggi 60-70 cm (Warintek 2014)
Daun tanaman bawang daun berbentuk bulat memanjang berlubang
menyerupai pipa dan bagian ujungnya meruncing Bawang prei (Allium
ampeloprasum L) memiliki daun berbentuk pipih memanjang tidak
membentuk rongga (seperti pipa) dan bagian ujungnya meruncing Ukuran
panjang daun sangat bervariasa antara 18-40 cm tergantung pada varietasnya
Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun halus Daun
tanaman bawang daun merupakan bagian tanaman yang dikonsumsi
(dimakan) sebagai bumbu atau penyedap sayuran Daun juga berfungsi
sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis tersebut digunakan untuk
pertumbuhan tanaman (Cahyono 2005)
Menurut Cahyono (2005) klasifikasi dari daun bawang adalah sebagai
berikut
Regnum Plantae (Tumbuhan)
Subdivisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Kelas Liliopsida (berkeping satu monokotil)
Ordo Liliflorae
Famili Liliaceae
Genus Allium
Spesies Allium fistulosum L
Bentuk daun dari bawang prei yaitu panjang pipih tidak berlubang
Warna daun umumnya hijau muda sampai hijau tua Panjang daun sangat
bervariasi antara 18-30 cm atau lebih tergantung dari varietas dan kesuburan
pertumbuhannya Bawang prei membentuk daun yang pipih helainya
berbentuk talang pelepahnya cukup panjang tidak membentuk umbi hanya
batang semunya di bagian bawah agak membengkak (Warintek 2014)
Menurut Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar
G Daun Kelapa (Cocos nucifera)
Tanaman kelapa diperkirakan berasal dari Amerika Selatan Tanaman
kelapa merupakan tanaman asli daerah tropis dan dapat dijumpai di seluruh
wilayah Indonesia Kelapa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bila
ditanam di tempat yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kelapa
(Harahap 2012)
Menurut Harahap (2012) klasifikasi dari pohon kelapa adalah sebagai
berikut
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Bangsa Palmales
Suku Palmae
Genus Cocos
Spesies Cocos nucifera
Daun kelapa berbentuk memanjang dan bertulang sejajar dan tumbuh
lebih cepat pada musim hujan Keluarga Palmae (palem) umumnya tidak
bercabang dan mempunyai daun yang berbentuk cincin Pertumbuhan dan
pembentukan mahkota daun dimulai sejak biji berkecambah dan pada tingkat
pertama dibentuk 4ndash6 helai daun Daun tersusun saling membalut satu sama
lain merupakan selubung dan mudahkan susunan lembaga serta akar
menembus sabut pada waktu tumbuh (Harahap 2012)
Gambar 12 Daun Kelapa(Harahap 2012)
Tanaman kelapa memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung
atau ayam Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang
sangat tajam dan keras di kedua sisisnya Anak-anak daun (foliage leaflet)
tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun Di tengah-tengah setiap anak
daun terbentuk lidi sebagai tulang daun Daun kelapa membentuk susunan
majemuk bersirip genap dan bertulang sejajar Daun sebagai tempat
fotosintesis dan sebagai alat respirasi (Harahap 2012)
Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat Duduk pelepah
daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang melingkari batang dan
membentuk spiral Daun terdiri dari
1 Kumpulan anak daun (leaf lets) yang mempunyai helaian (lamina) dan
tulang anak daun (midrib)
2 Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat
3 Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang
4 Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup
dan memberi kekuatan pada batang (Harahap 2012)
H Talas Pelangi (Colocasia sp)
Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun Talas termasuk
dalam suku talas-talasan (Araceae) berperawakan tegak tingginya 1 cm atau
lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun Tanaman talas
mengandung asam perusi (asam biru atau HCN) Sistem perakaran serabut
liar dan pendek Umbi mempunyai jenis bermacam-macam (Warintek 2014)
Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi Umbi pelepah
daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan obat maupun
pembungkus Daun sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai
pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasi Daunnya
berbentuk perisai atau hati lembaran daunnya 20-50 cm panjangnya dengan
tangkai mencapai 1 meter panjangnya warna pelepah bermacam-macam
(Warintek 2014)
Menurut Warintek (2014) klasifikasi dari tanaman talas pelangi adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisio Magnoliophyta
Classis Liliopsida
Subclassis Arecidae
Ordo Arales
Familia Areceae
Genus Colocasia
Spesies Colocasia sp
Gambar 13 Daun Talas Pelangi(Rynari 2012)
Tanaman keladi merupakan tanaman yang berdaun lengkap karena
mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian daun (lamina) Pada daun keladi bangun daunnya
seperti perisai dengan ujung daun yang meruncing (acuminatus) dan pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) Daun keladi mempunyai tepi daun yang
rata (integer) daging daun tipis lunak (herbaceus) dengan pertulangan daun
yang menyirip (penninervis) Pada permukaan atas daun terasa
licin (laevis) dan berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun
berwarna hijau muda dan juga terasa licin (laevis) (Warintek 2014)
I Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)
Kembang sepatu merupakan tumbuhan asli daerah tropis di dataran Asia
Tanaman ini kemudian menyebar di berbagai negara mulai dari Timur Jauh
sampai ke Eropa Daunnya merupakan daun tunggal berbentuk oval atau hati
dengan tepi bergerigi ujung daun meruncing urat daun menjari dan
menyirip memiliki daun penumpu Daun berwarna hijau Kembang sepatu
berbunga tunggal yang ke luar dari ketiak daun panjang tangkai bunga 1ndash 4
cm dan menjurai dengan lima mahkota yang tersusun berbentuk terompet
atau lonceng Helaian mahkota bunga tunggal atau ganda warna bunga
bervariasi misalnya putih kuning merah muda jingga dan kombinasi
warna-warna tersebut Panjang daun 5ndash10 cm dan lebar 3- 75 cm (Simplisia
2012)
Menurut Simplisia (2012) kalsifikasi dari kembang sepatu adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisi Magnoliophyta
Kelas Magnoliopsida
Ordo Malvales
Famili Malvaceae
Genus Hibiscus
Spesies Hibiscus rossa-sinensis
Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk daun tidak
lengkap karena tidak terdapat satu bagian dari daun lengkap yaitu tidak
memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina) Bangun daun (Circum
scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah daun
bulat telur (ovatus) Ujung daun (apex folii) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Tepi daun (margo folii)
pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah bergerigi
(serratus) karena sinus dan angulus sama lancipnya (Simplisia 2012)
Gambar 14 Bagian Daun Kembang Sepatu(Hanifiyah 2012)
Pangkal daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis)
karena daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke
ujung dan merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) Daging daun
(intervenium) pada daun kembang sepatu adalah seperti kertas
(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar Warna daunnya
adalah hijau tua (Simplisia 2012)
J Tanaman Euphorbia (Euphorbia milii)
Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke
seluruh dunia termasuk ke Indonesia Nama Euphorbia berasal dari nama
Euphorbus seorang dokter dari Mauritania Afrika Utara yang telah berjasa
pada rajanya Meskipun demikian beberapa spesies diakui merupakan
tanaman asli daerah lain Misalnya Euphorbia characias subspWulfenii dari
Portugal Euphorbia griffithii dari Himalaya dan Euphorbia marganita dari
Amerika Utara (Purwanto 2006)
Menurut Purwanto (2006) klasifikasi dari tanaman euphorbia adalah
sebagai berikut
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Dicotyledoneae
Ordo Archichlamydeae
Famili Euphorbiaceae
Genus Euphorbia
Spesies Euphorbia milii
Bentuk daun euphorbia bervariasi meskipun tidak terlalu banyak ada
yang berbentuk bulat telur memanjang dan jorong Masing-masing daun
mempunyai ketebalan berbeda-beda Hampir semua daun tidak bertangkai
tetapi duduk pada batang Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga
bervariasi ada yang runcing tumpul dan ujung terbelah Susunan daun
euphorbia berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas
batang tanaman (Purwanto 2006)
Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)
Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras
Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun
euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung
Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang
beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai
berikut
a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung
daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung
daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi
dua bulatan
b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip
mengecil (Purwanto 2006)
K Tomat (Solanum lycopersicum)
Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2
meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah
sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)
yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan
mati setelah bereproduksi (Arya 2012)
Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani
mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut
Kelas Dicotyledonae
Ordo Tubiflorae
Famili Solanaceae
Genus Lycopersicum
Spesies Lycopersicum esculentum Mill
Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)
Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu
berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di
antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk
tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)
Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25
cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan
membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip
terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)
Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki
warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-
40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-
1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Raden Fatah Palembang
B Alat dan Bahan
1 Alat Praktikum
a Lup
b Mikroskop binokuler
c Pensil warna
d Mistar
e Buku gambar
2 Bahan Praktikum
a Daun bambu
b Daun jagung
c Daun cemara kipas
d Daun bawang
e Daun kelapa
f Talas pelangi
g Solanum lycopersicum
h Rosa sinensis
C Cara Kerja
1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas
pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan
dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut
2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A Hasil Pengamatan
No Gambar Keterangan
1
Daun tomat (Solanum lycopersicum)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
2
Daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis L)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
3
Daun jagung (Zea mays)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ibu tulang daun (costa)
6 Tepi daun (margo folii)
4
Daun talas pelangi (Colocasia sp)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Tangkai daun (petiolus)
3 Helaian daun (lamina)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Tepi daun (margo folii)
8 Daging daun (intervenium)
9 Ibu tulang (costa)
10 Urat daun (vena)
5
Daun eforbia (Euphorbia milii)
1 Helaian daun (lamina)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pangkal daun (basis folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6
Daun bambu (Bambusa sp)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pelepah daun (vagina)
4 Helaian daun (lamina)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7
Daun cemara kipas (Thuja orientalis)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
8
Daun bawang (Allium fistulosum L)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tepi daun (margo folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ujung daun (apex folii)
9
Daun kelapa (Cocos nucifera)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tangkai daun (petiolus)
4 Tepi daun (margo folii)
5 Tulang daun (nervatio)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Ujung daun (apex folii)
B Pembahasan
Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang
diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas
pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun
yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari
kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)
warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun
dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun
majemuk ataupun daun tunggal
Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-
bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun
tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum
lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun
(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk
bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan
lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat
(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat
terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)
dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat
bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip
(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk
Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)
panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang
memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7
Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan
daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang
tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki
bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun
kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai
Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng
(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)
sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun
yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan
daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu
berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)
memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal
Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian
dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)
Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal
daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah
tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini
mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan
merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua
Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan
helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang
berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan
51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)
berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)
pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun
jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang
cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis
seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun
yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun
yang sejajar (rectinervis)
Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri
atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata
(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung
daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi
daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal
(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus
dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru
pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya
dapat di lihat pada bangun daun pita
Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)
merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk
perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)
dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis
lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah
sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)
talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun
dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang
berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun
(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi
merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk
seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya
agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan
daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan
berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda
dan juga terasa licin (laevis)
Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)
Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)
langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia
adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan
pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging
daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan
permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun
tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi
meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang
dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang
Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing
tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal
melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda
hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih
Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang
merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun
(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)
Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing
(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua
serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun
tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta
pertulangan daun yang sejajar
Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan
daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah
daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung
daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun
yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan
atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan
warna bagian bawah daun hijau muda
Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja
orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas
helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai
Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan
1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan
tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)
Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun
yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk
dengan pertulangan yang menjari (palminervis)
Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk
mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun
Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum
l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun
bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)
sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke
dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset
(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun
yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki
daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah
putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)
Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya
dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun
yang tunggal
Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman
bawang daun berbentuk bulat memanjang
Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun
adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena
memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun
(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan
perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya
tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai
daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau
tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun
kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk
Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan
bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung
daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan
daging daun yang perkamen
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)
adalah sebagai berikut
1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan
tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)
2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun
(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah
helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki
perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan
tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang
menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya
Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius
Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB
Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB
Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius
Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB
Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB
Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga
Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB
Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB
Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB
Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB
Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press
Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa
Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB
Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB
Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)
Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)
Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)
Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)
Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)
Gambar 4 Bagian Daun Lengkap(Rizal 2008)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) kebanyakan tumbuhan mempunyai daun
yang kehilangan satu atau dua bagian dari tiga bagian tersebut di atas Daun
yang demikian dinamakan daun yang tidak lengkap Mengenai susunan daun
yang tidak lengkap ada beberapa kemungkinan
1 Hanya terdiri atas tangkaian dan helaian saja lazimnya lalu disebut daun
bertangkai Susunan daun yang demikian itulah yang paling banyak
ditemukan Sebagian besar tumbuhan mempunyai daun yang demikian
tadi misalnya nangka (Artocarpus integra Merr) mangga (Manginfera
indica L)
2 Daun terdiri atas upih dan helaian daun yang demikian ini disebut daun
berupih atau daun berpelepah yang biasa terdapat pada golongan suku
rumput misalnya padi (Oryza sativa L) jagung (Zea mays)
3 Daun hanya terdiri atas helaian saja tanpa upih dan tangkaian sehingga
helaian langsung melekat atau duduk pada batang Daun yang demikian
susunannya dinamakan dengan daun duduk (sessilis) Daun yang hanya
terdiri atas helaian daun saja dapat mempunyai pangkal yang demikian
lebarnya hingga pangkal daun tadi seakan-akan melingkari batang atau
memeluk batang sehingga disebut dengan daun memeluk batang
(amplexicaulis) seperti terdapat pada tempuyung (Sonchus oleraceus L)
Bagian samping pangkal daun yang memeluk batang itu seringkali
bangunannya membulat dan disebut telinga daun
4 Daun hanya terdiri atas tangkaian saja dan dalam hal ini tangkaian tadi
biasanya lalu menjadi pipih sehingga menyerupai helaian daun jadi
merupakan suatu helaian daun semu atau palsu dinamakan filodia seperti
terdapat pada berbagai jenis pohon Acacia
Menurut Tjitrosoepomo (2001) selain bagian-bagian tersebut di atas dan
kemungkinan lengkap atau tidaknya bagian-bagian tadi daun pada suatu
tumbuhan seringkali mempunyai alat-alat tambahan atau pelengkap antara
lain berupa
1 Daun penumpu (stipula) yang biasanya berupa dua helai lembaran serupa
daun yang kecil yang terdapat dekat dengan pangkal tangkai daun dan
umunya berguna untuk melindungi kuncup yang masih muda Menurut
letaknya daun penumpu dapat dibedakan menjadi
a Daun penumpu yang bebas terdapat di kanan kiri pangkal tangkai
daun disebut daun penumpu bebas (stipulae liberae) misalnya pada
kacang tanah (Arachis hypogaea L)
b Daun penumpu yang melekat pada kanan kiri pangkal tangkaian daun
(stipulae adnatae) pada mawar (Rosa sp)
c Daun penumpu yang berlekatan menjadi satu yang mengambil tempat
berhadapan dengan tangkaian daun dan biasanya agak lebar hingga
melingkari batang (stipula petiole opposita atau stipula antidroma)
d Daun penumpu yang berlekatan dan mengambil tempat di antara dua
tangkai daun seperti seringkali terjadi pada tumbuhan yang pada satu
buku-buku batang mempunyai dua daun yang duduk berhadapan
misalnya pada pohon mengkudu (Morinda citrifolia L)
2 Selaput bumbung (ocrea atau ochrea) Alat ini berupa selaput tipis yang
menyelubungi pangkal suatu ruas batang Jadi terdapat di atas suatu
tangkaian daun Selaput bumbung dianggap sebagai daun penumpu yang
kedua sisinya saling berlekatan dan melingkari batang sebagai contoh
Polygonum sp
3 Lidah-lidah (ligula) suatu selaput kecil yang biasanya terdapat pada batas
antara upih dan helaian daun pada rumput Alat ini berguna untuk
mencegah mengalirnya air hujan ke dalam ketiak antara batang dan upih
daun Sehingga kemungkinan pembusukkan dapat dihindarkan
Menurut Tjitrosoepomo (2001) sifat-sifat daun dapat dipakai sebagai
petunjuk untuk mengenal suatu jenis tumbuhan Untuk keperluan itu perlulah
diketahui sifat-sifat daun sehingga dari daun dapat diberikan lukisan yang
selengkap mungkin Sifat-sifat daun yang perlu mendapat perhatian adalah
1 Bangunan Helai (Circumscription)
Bentuk daun pada dasarnya dinyatakan berdasarkan bentuk dari
helaiannya tanpa dipengaruhi oleh ada atau tidaknya torehan pada tepi
daun Istilah untuk menyatakan bentuk daun tersebut biasanya digunakan
kata-kata yang umum untuk menyatakan bentuk suatu benda Pada
umumnya istilah untuk menyatakan bentuk suatu benda selau
dihubungkan dengan bentuk dua dimensi dari benda tersebut dan sebagian
besar didasarkan pada rasio panjang terhadap lebar (Tjitrosoepomo 2001)
Selain itu dalam menyatakan suatu benda letak bagian yang terlebar
perlu diperhatikan apakah bagian terlebar tersebut berada di bawah bagian
tengah di bagian tengah atau di atas bagian tengah helaian Dalam
menyatakan bentuk suatu daun selain memperhatikan indeks dan letak
bagian yang terlebar dapat pula digunakan bentuk persamaan dengan
benda-benda lainnya seperti tombak panah dan sebagainya
(Tjitrosoepomo 2001)
Gambar 5 Bangun Daun(Rianawaty 2011)
2 Ujung Daun (Apex)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) ujung daun dapat pula
memperlihatkan bentuk yang beraneka rupa Bentuk-bentuk ujung daun
yang sering dijumpai ialah
a Runcing (acutus) jika kedua tepi daun di kanan dan di kiri ibu tulang
sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak
daun membentuk suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg)
b Meruncing (acuminatus) seperti pada ujung yang runcing tetapi titik
pertemuan kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi dari dugaan hingga
ujung daun nampak sempit panjang dan runcing
c Tumpul (obtusus) tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu
tulang cepat menuju ke suatu titik pertemuan hingga terbentuk sudut
yang tumpul (lebih besar dari 90deg)
d Membulat (rotundatus) seperti pada ujung yang tumpul tetapi tidak
berbentuk sudut sama sekali hingga ujung daun merupakan semacam
suatu busur terdapat pada daun yang bulat atau jorong atau pada daun
bangun ginjal
e Rompang (truncatus) ujung daun tampak sebagai garis yang rata
misalnya ujung anak daun semanggi (Marsilea crenata Presl)
f Terbelah (retusus) ujung daun justru memperlihatkan suatu lekukan
kadang-kadang amat jelas
g Berduri (mucronatus) yaitu jika ujung daun ditutup dengan suatu
bagian yang runcing keras merupakan suatu duri
Gambar 5 Jenis Apex Daun(Rizal 2008)
3 Pangkal Daun (Basis Folii)
Istilah-istilah yang digunakan untuk menyatakan bentuk pangkal
daun Namun pada beberapa tumbuhan bentuk pangkal daun berkaitan
erat dengan pelekatan daun tersebut terhadap batangnya Contoh istilah
bentuk apeks dan pangkal daun diantaranya acuminatae acute apiculate
aristate caudate cirrhose dan lain-lain (Tjitrosoepomo 2001)
Pangkal daun merupakan bagian helaian daun yang berhubungan
langsung dengan tangkaian daun Pangkal yang terdapat di kiri-kanan
tangkai daun baik berlekatan atau tidak dapat dibedakan menjadi enam
macam yaitu
a Runcing (acutus) biasanya terdapat pada bangun memanjang lanset
dan belah ketupat
b Meruncing (acuminatus) biasanya terdapat pada bangun bulat telur
c Tumpul (obtusus) biasanya terdapat pada bangun bulat telur
d Membulat (rotundatus) terdapat bangun bulat telur dan jorong
e Rompanganrata (truncatus) terdapat pada bangun segitiga delta
dan tombak
f Berlekuk (emarginatus) terdapat pada bangun jantung ginjal dan
anak panah (Rosanti 2013)
4 Susunan Tulang Daun (Nervatio atau Venation)
Menurut Rosanti (2013) tulang daun merupakan struktur penguat
helaian daun sama fungsinya dengan tulang manusia yang member
kekuatan menunjang berdirinya tubuh Tulang-tulang daun merupakan
jaringan pembuluh yang dapat mengangkut air maupun hasil fotosintesis
dari akar dan batang serta menuju batang dan akar
Menurut Sativa (2012) pertulangan daun merupakan suatu
karakteristik bagi daun tumbuhan Dari segi anatomi pertulangan daun
sebenarnya merupakan suatu ikatan pembuluh yang berada pada helaian
daun Susunan pertulangan daun dari daun tumbuhan biasanya terdiri dari
a Tulang daun primer (Midrib Costa)
b Tulang daun sekunder (tulang daun lateralnervus lateralis)
c Tulang daun tersier (Veins)
d Tulang daun kuarter (Veinslet)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) tulang-tulang daun adalah bagian
daun yang berguna untuk
a Memberi kekuatan pada daun seperti pula halnya dengan tulang-
tulang hewan dan manusia oleh sebab itu seluruh tulang pada daun
dinamakan pula rangka daun (skeleton)
b Di samping sebagai penguat tulang-tulang daun itu sesungguhnya
adalah berkas-berkas pembuluh yang berfungsi sebagai jalan untuk
pengangkutan zat-zat yaitu
1) Jalan pengangkutan zat-zat yang diambil tumbuhan dari tanah
ialah air beserta garam-garam yang terlarut di dalamnya
2) Jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari tempat
pembuatannya yaitu dari daun ke bagian-bagian lain yang
memerlukan zat itu
Menurut Tjitrosoepomo (2001) tulang-tulang daun menurut besar
kecilnya dibedakan dalam tiga macam yaitu
a Ibu tulang (costa) ialah tulang yang biasanya terbesar merupakan
terusan tangkai daun dan terdapat di tengah-tengah membujur dan
membelah daun
b Tulang-tulang cabang (nervus lateralis) yakni tulang-tulang yang
lebih kecil daripada ibu tulang dan berpangkal pada ibu tulang tadi
atau cabang-cabang tulang ini
c Urat-urat daun (vena) sesungguhnya adalah tulang-tulang cabang pula
tetapi yang lebih kecil atau lembut dan satu sama lain beserta tulang-
tulang yang lebih besar membentuk susunan seperti jala kisi atau
lainnya
Pada dasarnya terdapat dua pola pertulangan daun yang umum
ditemukan yaitu pertulangan daun menjala (rericulate) yang merupakan
karakteristik bagi tumbuhan dikotil dan pertulangan daun sejajar (linier
striate) Pola pertulangan daun menjala terbentuk bila tulang daun
mengalami percabangan yang banyak dan satu sama lain saling
beranastomosa serta ujung-ujungnya bebas sedangkan pola pertulangan
daun-daun sejajar terbentuk bila suatu daun mempunyai tiga atau lebih
tulang daun primer yang letaknya kurang lebih sejajar satu sama lain mulai
dari dasar helaian daun hingga bertemu di bagian apeks daun
(Tjitrosoepomo 2001)
Dari uraian mengenai susunan tulang daun itu dapat ditarik
kesimpulan bahwa susunan tulang daun dapat dipakai sebagai petunjuk
untuk mengenal tumbuhan yaitu
a Tumbuhan biji belah (Dicotyledonae) mempunyai daun bertulang
menyirip atau menjari
b Tumbuhan biji tunggal (Monocotyledonae) mempunyai daun-daun
bertulang melengkung atau sejajar (Tjitrosoepomo 2001)
5 Tepi Daun (Margo Folii)
Pada daun tunggal helaian daun dapat bertepi rata (integerentire)
atau bertoreh Helaian daun dengan tepi bertoreh dangkal tidak akan
merubah bentuk secara keseluruhan tetapi jika helaian daun bertoreh besar
dan dalam dapat mempengaruhi bentuk daun tersebut Karena
terbentuknya torehan (sinus) selalu mengikuti pola pertulangan daun
maka istilah yang digunakan untuk menamakan tepi daun yang bertoreh
merupakan kombinasi antara sifat torehan dengan pertulangan daun
(Tjitrosoepomo 2001)
Torehan atau lekukan pada helaian daun bermacam-macam Torehan
daun bersifat dua macam Torehan pertama tidak mengubah bentuk asli
daun hanya sedikit bergelombang di tepinya Torehan lainnya dapat
menyebabkan hilangnya bentuk asli daun karena daun mengalami lekukan
yang banyak akibat torehan-torehannya Lekukan daun disebut sinus
sedangkan tepi daunnya disebut dengan angulus (Rosanti 2013)
Bila torehan yang terjadi hanya sedikit kurang dari setengah panjang
tulang cabang daun yang di dekatnya maka torehan daun disebut berlekuk
(lobatus) Jika dalamnya torehan mencapai setengah panjang tulang
cabang daun maka disebut sebagai daun yang bercangap (fissus) Dan jika
dalamnya torehan melebihi setengah panjang tulang cabang daun di
dekatnya maka tepi daun dikatakan berbagi (partitus) (Rosanti 2013)
Gambar 6 Jenis Tipe Daun(Rizal 2008)
6 Daging Daun (Intervenium)
Daging daun ialah bagian daun yang terdapat di antara tulang-tulang
daun dan urat-urat daun Di bagian ini zat-zat yang diambil dari luar
diubah dijadikan zat-zat yang sesuai dengan keperluan kehidupan tumbuh-
tumbuhan Tebal atau tipisnya helaian daun juga bergantung pada tebal
tipisnya daging daunnya (Tjitrosoepomo 2001)
Daging daun yang dimiliki oleh tumbuhan bermacam-macam tipis
seperti selaput contohnya paku selaput keras contohnya pisang tipis lunak
seperti yang terdapat pada daun selada air pekamen sebagai contohnya
kelapa dan yang berdaging sebagai contoh lidah buaya (Sativa 2012)
Daging daun merupakan isi dari daun daun terdiri dari sel-sel yang
membentuk berbagai jaringan Sel dan jaringan ini yang merupakan isi
dari daun yang dibatasi oleh permukaan atas dan permukaan bawah daun
Daging daun berbeda ada yang berdaging tebal dan ada yang berdaging
tipis (Tjitrosoepomo 2001)
7 Keadaan Permukaan Atas dan Bawah Daun
Pada umumnya warna daun pada sisi atas dan bawah berwarna
berbeda biasanya sisi atas tampak lebih hijau licin atau mengkilat jika
dibandingkan dengan sisi bawah daun Hal ini disebabkan karena warna
hijau lebih banyak terdapat pada lapisan atas daripada lapisan bawah
Kadang-kadang pada permukaan daun terdapat alat-alat tambahan seperti
licin (laevis) gundul (glaber) kasap (scaber) berkerut (rugosus)
berbingkul-bingkul (bullatus) berbulu (pilosus) berbulu halus dan rapat
(villosus) berbulu kasar (hispidus) dan bersisik (lepidus) (Tjitrosoepomo
2001)
Menurut Rizal (2008) permukaan daun terdiri dari beberapa jenis
yaitu glabrous (tanpa rambut licingundul) pubescent (berbulu pendek
lembut) villous (berambut panjang lurus putih keperak-perakan)
tomentose (berambut seperti wol ikal) scabrous (berambut pendek
kasar) glaucous (warna putih kebiruan dan berlilin) rugose (berkeriput
karena keadaan tulang daun yang tenggelam) glandular (berkelenjar
resin minyak)
Gambar 7 Permukaan Atas dan Bawah Daun(Rizal 2008)
C Tanaman Bambu (Bambusa sp)
Bambu tergolong keluarga Gramineae (rumput-rumputan) disebut juga
Giant grass (rumput raksasa) berumpun dan terdiri dari sejumlah batang
(buluh) yang tumbuh secara bertahap dari mulai rebung batang muda dan
sudah dewasa pada umur 3-4 tahun Nama lain dari bambu adalah buluh aur
dan eru Di dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan
pertumbuhan paling cepat Karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik
dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60 cm (24 Inchi) bahkan lebih
tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam (Tarigan
2011)
Bambu merupakan tanaman yang memiliki manfaat sangat penting bagi
kehidupan Semua bagian tanaman mulai dari akar batang daun kelopak
bahkan rebungnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan Tanaman
bambu menpunyai dua tipe pertumbuhan rumpun yaitu simpodial (clump
type) dan monopodial (running type) Pada tipe simpodial tunas baru keluar
dari ujung rimpang Terdapat dua bentuk bambu secara umum yaitu bambu
berkayu dari suku Arundinarieae dan Bambuseae dan bambu rerumputan dari
suku Olyreae Analisis molekuler dari pastida menunjukkan bahwa terdapat
tiga sampai lima garis keturunan utama dari bambu (Tarigan 2011)
Menurut Tarigan (2011) klasifikasi pada tanaman bambu terdiri dari
Regnum Plantae
Divisio Magnoliophyta
Classis Liliopsida
Subclassis Commelinidae
Ordo Cyperales
Familia Poaceae
Genus Bambusa
Spesies Bambusa sp
Pada tanaman bambu daunnya merupakan daun tunggal yang lengkap
karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun ini mempunyai bangun daun garis
(linearis) Ujung daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat
memiliki tepi daun yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun
sejajar permukaan atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau
tua sedangkan warna bagian bawah daun hijau muda (Tarigan 2011)
Gambar 8 Bagian Daun Bambu(Rahman 2014)
Bangun atau bentuk dari daun bambu adalah berbentuk pita atau bentuk
memanjang dari daun dengan perbandingan panjang dan lebar 3-5 1 ujung
daun pada daun bambu berbentuk runcing yaitu penyempitan ke arah ujung
daun dengan sedikit demi sedikit Sedangkan untuk pangkal daun membulat
karena pada pangkal daunnya tidak terdapat sama sekali sudut pangkal daun
daun bambu memiliki tepi yang rata tidak bergerigi dan bertoreh (Tarigan
2011)
Daging daunnya bertipe perkamen yaitu tipis namun cukup kaku
Pertulangan daunnya sejajar dari pangkal daun ke arah ujung daun
Permukaan atas dan bawah daun cukup kasar karena disebabkan pertulangan
daun yang cukup terasa dan adanya semacam bulu-bulu halus Warna daun
pada bagian atas jauh lebih gelap dibanding dengan yang di bawah dan warna
yang kebanyakan ditemukan adalah warna hijau namun ada beberapa jenis
bambu yang lain memilki daun yang berwarna kuning (Tarigan 2011)
D Tanaman Jagung (Zea Mays)
Tanaman jagung termasuk famili rumput-rumputan (Graminae) dari
subfamili Myadeae Dua famili yang berdekatan dengan jagung adalah
Teosinte dan Tripsacum yang diduga merupakan asal dari tanaman jagung
Teosinte berasal dari Meksico dan Guatemala sebagai tumbuhan liar di daerah
pertanaman jagung Jagung berwarna kuning batang bulat masif tidak
bercabang tinggi kurang lebih 15 meter (Sihaloho 2011)
Bunga majemuk berumah satu bunga jantan dan betina bentuk bulir di
ujung batang dan di ketiak daun warna putih Tanaman jagung adalah
tanaman semusim Jagung merupakan tanaman semusim (annual) Satu siklus
hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari Paruh pertama dari siklus
merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap
pertumbuhan generatif (Sihaloho 2011)
Menurut Sihaloho (2011) berdasarkan taksonominya tanaman jagung
dapat diklasifikasikan sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisio Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Ordo Poales
Familia Poaceae
Genus Zea
Spesies Zea mays L
Daun jagung adalah daun sempurna meskipun hanya terdiri atas upih
dan helaian yang disebut daun berupih Bentuknya memanjang merupakan
bangun pita (ligulatus) karena serupa dengan bangun garis tetapi lebih
panjang lagi daging daun (intervenium) tipis seperti kertas karena tipis tetapi
cukup tegar tepi daun (margo) rata (integer) karena apabila diraba pada
pinggirnya rata tidak bergerigi ujung daun (apex) runcing (acutus) karena
ujung daun memperlihatkan kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit
demi sedikit menuju keatas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk
suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg iquest ujung daun yang runcing lain dapat
pada daun-daun bangun bulat lanset segitiga delta belah ketupat dan
sebagainya (Sihaloho 2011)
Pangkal (basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun
berbulu halus dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau
beludru pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini
umumnya dapat di lihat pada bangun daun pita dan juga daun jagung
mempunyai satu tulang di tengah yang besar membusur ke daun sedang
tulang-tulang lainnya tampak lebih kecil dan tampak terlihat semua
mempunyai arah yang sejajar dengan satu tulang yang di tengah tadi
(Sihaloho 2011)
Gambar 9 Bagian Daun Jagung
(Akbar 2011)
Berdasarkan letak posisi daun (sudut daun) terdapat dua tipe daun
jagung yaitu tegak (erect) dan menggantung (pendant) Daun erect biasanya
memiliki sudut antara kecil sampai sedang pola helai daun bisa lurus atau
bengkok Daun pendant umumnya memiliki sudut yang lebar dan pola daun
bervariasi dari lurus sampai sangat bengkok Jagung dengan tipe daun erect
memiliki kanopi kecil sehingga dapat ditanam dengan populasi yang tinggi
(Sihaloho 2011)
E Cemara Kipas (Thuja orientalis L)
Cemara kipas adalah salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai
bahan untuk penyakit dalam oleh masyarakat Guluk-guluk tumbuhan ini
ditanam di sekitar rumah Tumbuhan ini dimanfaatkan daunnya oleh
masyarakat Masyarakat menyebut tumbuhan ini dengan nama cemara
(Yulianti 2013)
Cupreseaceae dengan genus Thuja atau lebih akrab dikenal dengan
Whitecedar adalah salah satu keluarga cemara kipas Eropalah yang pertama
kali memperkenalkan tanaman ini sebagai tanama hias Pohon ini subur hidup
di hutan karena hutan memilki atmosfer yang kondusif dan kaya akan
kelembabannya Beberapa lokasi di Indonesia menyebut tanaman cemara
kipas ini dengan ceker ayam (Yulianti 2013)
Menurut Yulianti (2013) klasifikasi dari pohon cemara kipas adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisi Coniferophyta
Kelas Pinopsida
Bangsa Pinales
Suku Cupressaceae
Marga Thuja
Jenis Thuja orientalis L
Gambar 10 Daun Cemara Kipas(Ria 2012)
Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Tekstur daunnya yang lembut Daunnya mengandung saponin selain itu daunnya juga mengandung polifenol Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun Daun tanaman cemara kipas
termasuk mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua (Yulianti
2013)
F Daun Bawang (Allium fistulosum L)
Daun bawang sebenarnya istilah umum yang terdiri dari spesies yang
berbeda Jenis yang paling umum dijumpai adalah bawang daun (Allium
fistulosum) Jenis lainnya adalah A ascalonicum yang masih sejenis dengan
bawang merah Kadang-kadang bawang prei juga disebut sebagai daun
bawang (Warintek 2014)
Gambar 11 Daun Bawang(Firli 2014)
Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk
rumput Sistem perakarannya termasuk akar serabut yang terpencar ke semua
arah pada kedalaman antara 15-30 cm Daun dan akar Allium fistulosum
mengandung saponin dan tanin di samping itu daunnya mengandung minyak
atsiri Selain itu daun bawang merupakan tumbuhan herba semusim dengan
tinggi 60-70 cm (Warintek 2014)
Daun tanaman bawang daun berbentuk bulat memanjang berlubang
menyerupai pipa dan bagian ujungnya meruncing Bawang prei (Allium
ampeloprasum L) memiliki daun berbentuk pipih memanjang tidak
membentuk rongga (seperti pipa) dan bagian ujungnya meruncing Ukuran
panjang daun sangat bervariasa antara 18-40 cm tergantung pada varietasnya
Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun halus Daun
tanaman bawang daun merupakan bagian tanaman yang dikonsumsi
(dimakan) sebagai bumbu atau penyedap sayuran Daun juga berfungsi
sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis tersebut digunakan untuk
pertumbuhan tanaman (Cahyono 2005)
Menurut Cahyono (2005) klasifikasi dari daun bawang adalah sebagai
berikut
Regnum Plantae (Tumbuhan)
Subdivisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Kelas Liliopsida (berkeping satu monokotil)
Ordo Liliflorae
Famili Liliaceae
Genus Allium
Spesies Allium fistulosum L
Bentuk daun dari bawang prei yaitu panjang pipih tidak berlubang
Warna daun umumnya hijau muda sampai hijau tua Panjang daun sangat
bervariasi antara 18-30 cm atau lebih tergantung dari varietas dan kesuburan
pertumbuhannya Bawang prei membentuk daun yang pipih helainya
berbentuk talang pelepahnya cukup panjang tidak membentuk umbi hanya
batang semunya di bagian bawah agak membengkak (Warintek 2014)
Menurut Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar
G Daun Kelapa (Cocos nucifera)
Tanaman kelapa diperkirakan berasal dari Amerika Selatan Tanaman
kelapa merupakan tanaman asli daerah tropis dan dapat dijumpai di seluruh
wilayah Indonesia Kelapa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bila
ditanam di tempat yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kelapa
(Harahap 2012)
Menurut Harahap (2012) klasifikasi dari pohon kelapa adalah sebagai
berikut
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Bangsa Palmales
Suku Palmae
Genus Cocos
Spesies Cocos nucifera
Daun kelapa berbentuk memanjang dan bertulang sejajar dan tumbuh
lebih cepat pada musim hujan Keluarga Palmae (palem) umumnya tidak
bercabang dan mempunyai daun yang berbentuk cincin Pertumbuhan dan
pembentukan mahkota daun dimulai sejak biji berkecambah dan pada tingkat
pertama dibentuk 4ndash6 helai daun Daun tersusun saling membalut satu sama
lain merupakan selubung dan mudahkan susunan lembaga serta akar
menembus sabut pada waktu tumbuh (Harahap 2012)
Gambar 12 Daun Kelapa(Harahap 2012)
Tanaman kelapa memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung
atau ayam Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang
sangat tajam dan keras di kedua sisisnya Anak-anak daun (foliage leaflet)
tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun Di tengah-tengah setiap anak
daun terbentuk lidi sebagai tulang daun Daun kelapa membentuk susunan
majemuk bersirip genap dan bertulang sejajar Daun sebagai tempat
fotosintesis dan sebagai alat respirasi (Harahap 2012)
Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat Duduk pelepah
daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang melingkari batang dan
membentuk spiral Daun terdiri dari
1 Kumpulan anak daun (leaf lets) yang mempunyai helaian (lamina) dan
tulang anak daun (midrib)
2 Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat
3 Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang
4 Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup
dan memberi kekuatan pada batang (Harahap 2012)
H Talas Pelangi (Colocasia sp)
Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun Talas termasuk
dalam suku talas-talasan (Araceae) berperawakan tegak tingginya 1 cm atau
lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun Tanaman talas
mengandung asam perusi (asam biru atau HCN) Sistem perakaran serabut
liar dan pendek Umbi mempunyai jenis bermacam-macam (Warintek 2014)
Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi Umbi pelepah
daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan obat maupun
pembungkus Daun sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai
pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasi Daunnya
berbentuk perisai atau hati lembaran daunnya 20-50 cm panjangnya dengan
tangkai mencapai 1 meter panjangnya warna pelepah bermacam-macam
(Warintek 2014)
Menurut Warintek (2014) klasifikasi dari tanaman talas pelangi adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisio Magnoliophyta
Classis Liliopsida
Subclassis Arecidae
Ordo Arales
Familia Areceae
Genus Colocasia
Spesies Colocasia sp
Gambar 13 Daun Talas Pelangi(Rynari 2012)
Tanaman keladi merupakan tanaman yang berdaun lengkap karena
mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian daun (lamina) Pada daun keladi bangun daunnya
seperti perisai dengan ujung daun yang meruncing (acuminatus) dan pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) Daun keladi mempunyai tepi daun yang
rata (integer) daging daun tipis lunak (herbaceus) dengan pertulangan daun
yang menyirip (penninervis) Pada permukaan atas daun terasa
licin (laevis) dan berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun
berwarna hijau muda dan juga terasa licin (laevis) (Warintek 2014)
I Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)
Kembang sepatu merupakan tumbuhan asli daerah tropis di dataran Asia
Tanaman ini kemudian menyebar di berbagai negara mulai dari Timur Jauh
sampai ke Eropa Daunnya merupakan daun tunggal berbentuk oval atau hati
dengan tepi bergerigi ujung daun meruncing urat daun menjari dan
menyirip memiliki daun penumpu Daun berwarna hijau Kembang sepatu
berbunga tunggal yang ke luar dari ketiak daun panjang tangkai bunga 1ndash 4
cm dan menjurai dengan lima mahkota yang tersusun berbentuk terompet
atau lonceng Helaian mahkota bunga tunggal atau ganda warna bunga
bervariasi misalnya putih kuning merah muda jingga dan kombinasi
warna-warna tersebut Panjang daun 5ndash10 cm dan lebar 3- 75 cm (Simplisia
2012)
Menurut Simplisia (2012) kalsifikasi dari kembang sepatu adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisi Magnoliophyta
Kelas Magnoliopsida
Ordo Malvales
Famili Malvaceae
Genus Hibiscus
Spesies Hibiscus rossa-sinensis
Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk daun tidak
lengkap karena tidak terdapat satu bagian dari daun lengkap yaitu tidak
memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina) Bangun daun (Circum
scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah daun
bulat telur (ovatus) Ujung daun (apex folii) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Tepi daun (margo folii)
pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah bergerigi
(serratus) karena sinus dan angulus sama lancipnya (Simplisia 2012)
Gambar 14 Bagian Daun Kembang Sepatu(Hanifiyah 2012)
Pangkal daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis)
karena daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke
ujung dan merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) Daging daun
(intervenium) pada daun kembang sepatu adalah seperti kertas
(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar Warna daunnya
adalah hijau tua (Simplisia 2012)
J Tanaman Euphorbia (Euphorbia milii)
Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke
seluruh dunia termasuk ke Indonesia Nama Euphorbia berasal dari nama
Euphorbus seorang dokter dari Mauritania Afrika Utara yang telah berjasa
pada rajanya Meskipun demikian beberapa spesies diakui merupakan
tanaman asli daerah lain Misalnya Euphorbia characias subspWulfenii dari
Portugal Euphorbia griffithii dari Himalaya dan Euphorbia marganita dari
Amerika Utara (Purwanto 2006)
Menurut Purwanto (2006) klasifikasi dari tanaman euphorbia adalah
sebagai berikut
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Dicotyledoneae
Ordo Archichlamydeae
Famili Euphorbiaceae
Genus Euphorbia
Spesies Euphorbia milii
Bentuk daun euphorbia bervariasi meskipun tidak terlalu banyak ada
yang berbentuk bulat telur memanjang dan jorong Masing-masing daun
mempunyai ketebalan berbeda-beda Hampir semua daun tidak bertangkai
tetapi duduk pada batang Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga
bervariasi ada yang runcing tumpul dan ujung terbelah Susunan daun
euphorbia berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas
batang tanaman (Purwanto 2006)
Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)
Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras
Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun
euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung
Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang
beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai
berikut
a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung
daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung
daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi
dua bulatan
b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip
mengecil (Purwanto 2006)
K Tomat (Solanum lycopersicum)
Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2
meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah
sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)
yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan
mati setelah bereproduksi (Arya 2012)
Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani
mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut
Kelas Dicotyledonae
Ordo Tubiflorae
Famili Solanaceae
Genus Lycopersicum
Spesies Lycopersicum esculentum Mill
Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)
Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu
berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di
antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk
tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)
Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25
cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan
membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip
terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)
Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki
warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-
40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-
1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Raden Fatah Palembang
B Alat dan Bahan
1 Alat Praktikum
a Lup
b Mikroskop binokuler
c Pensil warna
d Mistar
e Buku gambar
2 Bahan Praktikum
a Daun bambu
b Daun jagung
c Daun cemara kipas
d Daun bawang
e Daun kelapa
f Talas pelangi
g Solanum lycopersicum
h Rosa sinensis
C Cara Kerja
1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas
pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan
dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut
2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A Hasil Pengamatan
No Gambar Keterangan
1
Daun tomat (Solanum lycopersicum)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
2
Daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis L)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
3
Daun jagung (Zea mays)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ibu tulang daun (costa)
6 Tepi daun (margo folii)
4
Daun talas pelangi (Colocasia sp)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Tangkai daun (petiolus)
3 Helaian daun (lamina)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Tepi daun (margo folii)
8 Daging daun (intervenium)
9 Ibu tulang (costa)
10 Urat daun (vena)
5
Daun eforbia (Euphorbia milii)
1 Helaian daun (lamina)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pangkal daun (basis folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6
Daun bambu (Bambusa sp)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pelepah daun (vagina)
4 Helaian daun (lamina)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7
Daun cemara kipas (Thuja orientalis)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
8
Daun bawang (Allium fistulosum L)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tepi daun (margo folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ujung daun (apex folii)
9
Daun kelapa (Cocos nucifera)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tangkai daun (petiolus)
4 Tepi daun (margo folii)
5 Tulang daun (nervatio)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Ujung daun (apex folii)
B Pembahasan
Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang
diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas
pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun
yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari
kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)
warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun
dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun
majemuk ataupun daun tunggal
Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-
bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun
tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum
lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun
(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk
bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan
lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat
(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat
terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)
dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat
bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip
(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk
Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)
panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang
memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7
Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan
daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang
tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki
bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun
kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai
Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng
(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)
sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun
yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan
daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu
berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)
memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal
Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian
dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)
Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal
daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah
tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini
mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan
merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua
Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan
helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang
berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan
51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)
berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)
pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun
jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang
cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis
seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun
yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun
yang sejajar (rectinervis)
Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri
atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata
(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung
daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi
daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal
(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus
dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru
pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya
dapat di lihat pada bangun daun pita
Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)
merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk
perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)
dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis
lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah
sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)
talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun
dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang
berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun
(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi
merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk
seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya
agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan
daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan
berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda
dan juga terasa licin (laevis)
Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)
Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)
langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia
adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan
pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging
daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan
permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun
tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi
meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang
dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang
Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing
tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal
melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda
hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih
Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang
merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun
(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)
Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing
(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua
serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun
tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta
pertulangan daun yang sejajar
Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan
daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah
daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung
daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun
yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan
atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan
warna bagian bawah daun hijau muda
Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja
orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas
helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai
Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan
1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan
tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)
Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun
yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk
dengan pertulangan yang menjari (palminervis)
Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk
mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun
Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum
l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun
bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)
sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke
dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset
(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun
yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki
daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah
putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)
Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya
dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun
yang tunggal
Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman
bawang daun berbentuk bulat memanjang
Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun
adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena
memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun
(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan
perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya
tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai
daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau
tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun
kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk
Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan
bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung
daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan
daging daun yang perkamen
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)
adalah sebagai berikut
1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan
tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)
2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun
(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah
helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki
perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan
tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang
menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya
Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius
Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB
Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB
Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius
Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB
Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB
Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga
Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB
Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB
Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB
Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB
Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press
Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa
Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB
Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB
Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)
Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)
Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)
Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)
Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)
merupakan suatu helaian daun semu atau palsu dinamakan filodia seperti
terdapat pada berbagai jenis pohon Acacia
Menurut Tjitrosoepomo (2001) selain bagian-bagian tersebut di atas dan
kemungkinan lengkap atau tidaknya bagian-bagian tadi daun pada suatu
tumbuhan seringkali mempunyai alat-alat tambahan atau pelengkap antara
lain berupa
1 Daun penumpu (stipula) yang biasanya berupa dua helai lembaran serupa
daun yang kecil yang terdapat dekat dengan pangkal tangkai daun dan
umunya berguna untuk melindungi kuncup yang masih muda Menurut
letaknya daun penumpu dapat dibedakan menjadi
a Daun penumpu yang bebas terdapat di kanan kiri pangkal tangkai
daun disebut daun penumpu bebas (stipulae liberae) misalnya pada
kacang tanah (Arachis hypogaea L)
b Daun penumpu yang melekat pada kanan kiri pangkal tangkaian daun
(stipulae adnatae) pada mawar (Rosa sp)
c Daun penumpu yang berlekatan menjadi satu yang mengambil tempat
berhadapan dengan tangkaian daun dan biasanya agak lebar hingga
melingkari batang (stipula petiole opposita atau stipula antidroma)
d Daun penumpu yang berlekatan dan mengambil tempat di antara dua
tangkai daun seperti seringkali terjadi pada tumbuhan yang pada satu
buku-buku batang mempunyai dua daun yang duduk berhadapan
misalnya pada pohon mengkudu (Morinda citrifolia L)
2 Selaput bumbung (ocrea atau ochrea) Alat ini berupa selaput tipis yang
menyelubungi pangkal suatu ruas batang Jadi terdapat di atas suatu
tangkaian daun Selaput bumbung dianggap sebagai daun penumpu yang
kedua sisinya saling berlekatan dan melingkari batang sebagai contoh
Polygonum sp
3 Lidah-lidah (ligula) suatu selaput kecil yang biasanya terdapat pada batas
antara upih dan helaian daun pada rumput Alat ini berguna untuk
mencegah mengalirnya air hujan ke dalam ketiak antara batang dan upih
daun Sehingga kemungkinan pembusukkan dapat dihindarkan
Menurut Tjitrosoepomo (2001) sifat-sifat daun dapat dipakai sebagai
petunjuk untuk mengenal suatu jenis tumbuhan Untuk keperluan itu perlulah
diketahui sifat-sifat daun sehingga dari daun dapat diberikan lukisan yang
selengkap mungkin Sifat-sifat daun yang perlu mendapat perhatian adalah
1 Bangunan Helai (Circumscription)
Bentuk daun pada dasarnya dinyatakan berdasarkan bentuk dari
helaiannya tanpa dipengaruhi oleh ada atau tidaknya torehan pada tepi
daun Istilah untuk menyatakan bentuk daun tersebut biasanya digunakan
kata-kata yang umum untuk menyatakan bentuk suatu benda Pada
umumnya istilah untuk menyatakan bentuk suatu benda selau
dihubungkan dengan bentuk dua dimensi dari benda tersebut dan sebagian
besar didasarkan pada rasio panjang terhadap lebar (Tjitrosoepomo 2001)
Selain itu dalam menyatakan suatu benda letak bagian yang terlebar
perlu diperhatikan apakah bagian terlebar tersebut berada di bawah bagian
tengah di bagian tengah atau di atas bagian tengah helaian Dalam
menyatakan bentuk suatu daun selain memperhatikan indeks dan letak
bagian yang terlebar dapat pula digunakan bentuk persamaan dengan
benda-benda lainnya seperti tombak panah dan sebagainya
(Tjitrosoepomo 2001)
Gambar 5 Bangun Daun(Rianawaty 2011)
2 Ujung Daun (Apex)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) ujung daun dapat pula
memperlihatkan bentuk yang beraneka rupa Bentuk-bentuk ujung daun
yang sering dijumpai ialah
a Runcing (acutus) jika kedua tepi daun di kanan dan di kiri ibu tulang
sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak
daun membentuk suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg)
b Meruncing (acuminatus) seperti pada ujung yang runcing tetapi titik
pertemuan kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi dari dugaan hingga
ujung daun nampak sempit panjang dan runcing
c Tumpul (obtusus) tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu
tulang cepat menuju ke suatu titik pertemuan hingga terbentuk sudut
yang tumpul (lebih besar dari 90deg)
d Membulat (rotundatus) seperti pada ujung yang tumpul tetapi tidak
berbentuk sudut sama sekali hingga ujung daun merupakan semacam
suatu busur terdapat pada daun yang bulat atau jorong atau pada daun
bangun ginjal
e Rompang (truncatus) ujung daun tampak sebagai garis yang rata
misalnya ujung anak daun semanggi (Marsilea crenata Presl)
f Terbelah (retusus) ujung daun justru memperlihatkan suatu lekukan
kadang-kadang amat jelas
g Berduri (mucronatus) yaitu jika ujung daun ditutup dengan suatu
bagian yang runcing keras merupakan suatu duri
Gambar 5 Jenis Apex Daun(Rizal 2008)
3 Pangkal Daun (Basis Folii)
Istilah-istilah yang digunakan untuk menyatakan bentuk pangkal
daun Namun pada beberapa tumbuhan bentuk pangkal daun berkaitan
erat dengan pelekatan daun tersebut terhadap batangnya Contoh istilah
bentuk apeks dan pangkal daun diantaranya acuminatae acute apiculate
aristate caudate cirrhose dan lain-lain (Tjitrosoepomo 2001)
Pangkal daun merupakan bagian helaian daun yang berhubungan
langsung dengan tangkaian daun Pangkal yang terdapat di kiri-kanan
tangkai daun baik berlekatan atau tidak dapat dibedakan menjadi enam
macam yaitu
a Runcing (acutus) biasanya terdapat pada bangun memanjang lanset
dan belah ketupat
b Meruncing (acuminatus) biasanya terdapat pada bangun bulat telur
c Tumpul (obtusus) biasanya terdapat pada bangun bulat telur
d Membulat (rotundatus) terdapat bangun bulat telur dan jorong
e Rompanganrata (truncatus) terdapat pada bangun segitiga delta
dan tombak
f Berlekuk (emarginatus) terdapat pada bangun jantung ginjal dan
anak panah (Rosanti 2013)
4 Susunan Tulang Daun (Nervatio atau Venation)
Menurut Rosanti (2013) tulang daun merupakan struktur penguat
helaian daun sama fungsinya dengan tulang manusia yang member
kekuatan menunjang berdirinya tubuh Tulang-tulang daun merupakan
jaringan pembuluh yang dapat mengangkut air maupun hasil fotosintesis
dari akar dan batang serta menuju batang dan akar
Menurut Sativa (2012) pertulangan daun merupakan suatu
karakteristik bagi daun tumbuhan Dari segi anatomi pertulangan daun
sebenarnya merupakan suatu ikatan pembuluh yang berada pada helaian
daun Susunan pertulangan daun dari daun tumbuhan biasanya terdiri dari
a Tulang daun primer (Midrib Costa)
b Tulang daun sekunder (tulang daun lateralnervus lateralis)
c Tulang daun tersier (Veins)
d Tulang daun kuarter (Veinslet)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) tulang-tulang daun adalah bagian
daun yang berguna untuk
a Memberi kekuatan pada daun seperti pula halnya dengan tulang-
tulang hewan dan manusia oleh sebab itu seluruh tulang pada daun
dinamakan pula rangka daun (skeleton)
b Di samping sebagai penguat tulang-tulang daun itu sesungguhnya
adalah berkas-berkas pembuluh yang berfungsi sebagai jalan untuk
pengangkutan zat-zat yaitu
1) Jalan pengangkutan zat-zat yang diambil tumbuhan dari tanah
ialah air beserta garam-garam yang terlarut di dalamnya
2) Jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari tempat
pembuatannya yaitu dari daun ke bagian-bagian lain yang
memerlukan zat itu
Menurut Tjitrosoepomo (2001) tulang-tulang daun menurut besar
kecilnya dibedakan dalam tiga macam yaitu
a Ibu tulang (costa) ialah tulang yang biasanya terbesar merupakan
terusan tangkai daun dan terdapat di tengah-tengah membujur dan
membelah daun
b Tulang-tulang cabang (nervus lateralis) yakni tulang-tulang yang
lebih kecil daripada ibu tulang dan berpangkal pada ibu tulang tadi
atau cabang-cabang tulang ini
c Urat-urat daun (vena) sesungguhnya adalah tulang-tulang cabang pula
tetapi yang lebih kecil atau lembut dan satu sama lain beserta tulang-
tulang yang lebih besar membentuk susunan seperti jala kisi atau
lainnya
Pada dasarnya terdapat dua pola pertulangan daun yang umum
ditemukan yaitu pertulangan daun menjala (rericulate) yang merupakan
karakteristik bagi tumbuhan dikotil dan pertulangan daun sejajar (linier
striate) Pola pertulangan daun menjala terbentuk bila tulang daun
mengalami percabangan yang banyak dan satu sama lain saling
beranastomosa serta ujung-ujungnya bebas sedangkan pola pertulangan
daun-daun sejajar terbentuk bila suatu daun mempunyai tiga atau lebih
tulang daun primer yang letaknya kurang lebih sejajar satu sama lain mulai
dari dasar helaian daun hingga bertemu di bagian apeks daun
(Tjitrosoepomo 2001)
Dari uraian mengenai susunan tulang daun itu dapat ditarik
kesimpulan bahwa susunan tulang daun dapat dipakai sebagai petunjuk
untuk mengenal tumbuhan yaitu
a Tumbuhan biji belah (Dicotyledonae) mempunyai daun bertulang
menyirip atau menjari
b Tumbuhan biji tunggal (Monocotyledonae) mempunyai daun-daun
bertulang melengkung atau sejajar (Tjitrosoepomo 2001)
5 Tepi Daun (Margo Folii)
Pada daun tunggal helaian daun dapat bertepi rata (integerentire)
atau bertoreh Helaian daun dengan tepi bertoreh dangkal tidak akan
merubah bentuk secara keseluruhan tetapi jika helaian daun bertoreh besar
dan dalam dapat mempengaruhi bentuk daun tersebut Karena
terbentuknya torehan (sinus) selalu mengikuti pola pertulangan daun
maka istilah yang digunakan untuk menamakan tepi daun yang bertoreh
merupakan kombinasi antara sifat torehan dengan pertulangan daun
(Tjitrosoepomo 2001)
Torehan atau lekukan pada helaian daun bermacam-macam Torehan
daun bersifat dua macam Torehan pertama tidak mengubah bentuk asli
daun hanya sedikit bergelombang di tepinya Torehan lainnya dapat
menyebabkan hilangnya bentuk asli daun karena daun mengalami lekukan
yang banyak akibat torehan-torehannya Lekukan daun disebut sinus
sedangkan tepi daunnya disebut dengan angulus (Rosanti 2013)
Bila torehan yang terjadi hanya sedikit kurang dari setengah panjang
tulang cabang daun yang di dekatnya maka torehan daun disebut berlekuk
(lobatus) Jika dalamnya torehan mencapai setengah panjang tulang
cabang daun maka disebut sebagai daun yang bercangap (fissus) Dan jika
dalamnya torehan melebihi setengah panjang tulang cabang daun di
dekatnya maka tepi daun dikatakan berbagi (partitus) (Rosanti 2013)
Gambar 6 Jenis Tipe Daun(Rizal 2008)
6 Daging Daun (Intervenium)
Daging daun ialah bagian daun yang terdapat di antara tulang-tulang
daun dan urat-urat daun Di bagian ini zat-zat yang diambil dari luar
diubah dijadikan zat-zat yang sesuai dengan keperluan kehidupan tumbuh-
tumbuhan Tebal atau tipisnya helaian daun juga bergantung pada tebal
tipisnya daging daunnya (Tjitrosoepomo 2001)
Daging daun yang dimiliki oleh tumbuhan bermacam-macam tipis
seperti selaput contohnya paku selaput keras contohnya pisang tipis lunak
seperti yang terdapat pada daun selada air pekamen sebagai contohnya
kelapa dan yang berdaging sebagai contoh lidah buaya (Sativa 2012)
Daging daun merupakan isi dari daun daun terdiri dari sel-sel yang
membentuk berbagai jaringan Sel dan jaringan ini yang merupakan isi
dari daun yang dibatasi oleh permukaan atas dan permukaan bawah daun
Daging daun berbeda ada yang berdaging tebal dan ada yang berdaging
tipis (Tjitrosoepomo 2001)
7 Keadaan Permukaan Atas dan Bawah Daun
Pada umumnya warna daun pada sisi atas dan bawah berwarna
berbeda biasanya sisi atas tampak lebih hijau licin atau mengkilat jika
dibandingkan dengan sisi bawah daun Hal ini disebabkan karena warna
hijau lebih banyak terdapat pada lapisan atas daripada lapisan bawah
Kadang-kadang pada permukaan daun terdapat alat-alat tambahan seperti
licin (laevis) gundul (glaber) kasap (scaber) berkerut (rugosus)
berbingkul-bingkul (bullatus) berbulu (pilosus) berbulu halus dan rapat
(villosus) berbulu kasar (hispidus) dan bersisik (lepidus) (Tjitrosoepomo
2001)
Menurut Rizal (2008) permukaan daun terdiri dari beberapa jenis
yaitu glabrous (tanpa rambut licingundul) pubescent (berbulu pendek
lembut) villous (berambut panjang lurus putih keperak-perakan)
tomentose (berambut seperti wol ikal) scabrous (berambut pendek
kasar) glaucous (warna putih kebiruan dan berlilin) rugose (berkeriput
karena keadaan tulang daun yang tenggelam) glandular (berkelenjar
resin minyak)
Gambar 7 Permukaan Atas dan Bawah Daun(Rizal 2008)
C Tanaman Bambu (Bambusa sp)
Bambu tergolong keluarga Gramineae (rumput-rumputan) disebut juga
Giant grass (rumput raksasa) berumpun dan terdiri dari sejumlah batang
(buluh) yang tumbuh secara bertahap dari mulai rebung batang muda dan
sudah dewasa pada umur 3-4 tahun Nama lain dari bambu adalah buluh aur
dan eru Di dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan
pertumbuhan paling cepat Karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik
dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60 cm (24 Inchi) bahkan lebih
tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam (Tarigan
2011)
Bambu merupakan tanaman yang memiliki manfaat sangat penting bagi
kehidupan Semua bagian tanaman mulai dari akar batang daun kelopak
bahkan rebungnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan Tanaman
bambu menpunyai dua tipe pertumbuhan rumpun yaitu simpodial (clump
type) dan monopodial (running type) Pada tipe simpodial tunas baru keluar
dari ujung rimpang Terdapat dua bentuk bambu secara umum yaitu bambu
berkayu dari suku Arundinarieae dan Bambuseae dan bambu rerumputan dari
suku Olyreae Analisis molekuler dari pastida menunjukkan bahwa terdapat
tiga sampai lima garis keturunan utama dari bambu (Tarigan 2011)
Menurut Tarigan (2011) klasifikasi pada tanaman bambu terdiri dari
Regnum Plantae
Divisio Magnoliophyta
Classis Liliopsida
Subclassis Commelinidae
Ordo Cyperales
Familia Poaceae
Genus Bambusa
Spesies Bambusa sp
Pada tanaman bambu daunnya merupakan daun tunggal yang lengkap
karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun ini mempunyai bangun daun garis
(linearis) Ujung daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat
memiliki tepi daun yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun
sejajar permukaan atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau
tua sedangkan warna bagian bawah daun hijau muda (Tarigan 2011)
Gambar 8 Bagian Daun Bambu(Rahman 2014)
Bangun atau bentuk dari daun bambu adalah berbentuk pita atau bentuk
memanjang dari daun dengan perbandingan panjang dan lebar 3-5 1 ujung
daun pada daun bambu berbentuk runcing yaitu penyempitan ke arah ujung
daun dengan sedikit demi sedikit Sedangkan untuk pangkal daun membulat
karena pada pangkal daunnya tidak terdapat sama sekali sudut pangkal daun
daun bambu memiliki tepi yang rata tidak bergerigi dan bertoreh (Tarigan
2011)
Daging daunnya bertipe perkamen yaitu tipis namun cukup kaku
Pertulangan daunnya sejajar dari pangkal daun ke arah ujung daun
Permukaan atas dan bawah daun cukup kasar karena disebabkan pertulangan
daun yang cukup terasa dan adanya semacam bulu-bulu halus Warna daun
pada bagian atas jauh lebih gelap dibanding dengan yang di bawah dan warna
yang kebanyakan ditemukan adalah warna hijau namun ada beberapa jenis
bambu yang lain memilki daun yang berwarna kuning (Tarigan 2011)
D Tanaman Jagung (Zea Mays)
Tanaman jagung termasuk famili rumput-rumputan (Graminae) dari
subfamili Myadeae Dua famili yang berdekatan dengan jagung adalah
Teosinte dan Tripsacum yang diduga merupakan asal dari tanaman jagung
Teosinte berasal dari Meksico dan Guatemala sebagai tumbuhan liar di daerah
pertanaman jagung Jagung berwarna kuning batang bulat masif tidak
bercabang tinggi kurang lebih 15 meter (Sihaloho 2011)
Bunga majemuk berumah satu bunga jantan dan betina bentuk bulir di
ujung batang dan di ketiak daun warna putih Tanaman jagung adalah
tanaman semusim Jagung merupakan tanaman semusim (annual) Satu siklus
hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari Paruh pertama dari siklus
merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap
pertumbuhan generatif (Sihaloho 2011)
Menurut Sihaloho (2011) berdasarkan taksonominya tanaman jagung
dapat diklasifikasikan sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisio Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Ordo Poales
Familia Poaceae
Genus Zea
Spesies Zea mays L
Daun jagung adalah daun sempurna meskipun hanya terdiri atas upih
dan helaian yang disebut daun berupih Bentuknya memanjang merupakan
bangun pita (ligulatus) karena serupa dengan bangun garis tetapi lebih
panjang lagi daging daun (intervenium) tipis seperti kertas karena tipis tetapi
cukup tegar tepi daun (margo) rata (integer) karena apabila diraba pada
pinggirnya rata tidak bergerigi ujung daun (apex) runcing (acutus) karena
ujung daun memperlihatkan kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit
demi sedikit menuju keatas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk
suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg iquest ujung daun yang runcing lain dapat
pada daun-daun bangun bulat lanset segitiga delta belah ketupat dan
sebagainya (Sihaloho 2011)
Pangkal (basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun
berbulu halus dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau
beludru pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini
umumnya dapat di lihat pada bangun daun pita dan juga daun jagung
mempunyai satu tulang di tengah yang besar membusur ke daun sedang
tulang-tulang lainnya tampak lebih kecil dan tampak terlihat semua
mempunyai arah yang sejajar dengan satu tulang yang di tengah tadi
(Sihaloho 2011)
Gambar 9 Bagian Daun Jagung
(Akbar 2011)
Berdasarkan letak posisi daun (sudut daun) terdapat dua tipe daun
jagung yaitu tegak (erect) dan menggantung (pendant) Daun erect biasanya
memiliki sudut antara kecil sampai sedang pola helai daun bisa lurus atau
bengkok Daun pendant umumnya memiliki sudut yang lebar dan pola daun
bervariasi dari lurus sampai sangat bengkok Jagung dengan tipe daun erect
memiliki kanopi kecil sehingga dapat ditanam dengan populasi yang tinggi
(Sihaloho 2011)
E Cemara Kipas (Thuja orientalis L)
Cemara kipas adalah salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai
bahan untuk penyakit dalam oleh masyarakat Guluk-guluk tumbuhan ini
ditanam di sekitar rumah Tumbuhan ini dimanfaatkan daunnya oleh
masyarakat Masyarakat menyebut tumbuhan ini dengan nama cemara
(Yulianti 2013)
Cupreseaceae dengan genus Thuja atau lebih akrab dikenal dengan
Whitecedar adalah salah satu keluarga cemara kipas Eropalah yang pertama
kali memperkenalkan tanaman ini sebagai tanama hias Pohon ini subur hidup
di hutan karena hutan memilki atmosfer yang kondusif dan kaya akan
kelembabannya Beberapa lokasi di Indonesia menyebut tanaman cemara
kipas ini dengan ceker ayam (Yulianti 2013)
Menurut Yulianti (2013) klasifikasi dari pohon cemara kipas adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisi Coniferophyta
Kelas Pinopsida
Bangsa Pinales
Suku Cupressaceae
Marga Thuja
Jenis Thuja orientalis L
Gambar 10 Daun Cemara Kipas(Ria 2012)
Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Tekstur daunnya yang lembut Daunnya mengandung saponin selain itu daunnya juga mengandung polifenol Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun Daun tanaman cemara kipas
termasuk mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua (Yulianti
2013)
F Daun Bawang (Allium fistulosum L)
Daun bawang sebenarnya istilah umum yang terdiri dari spesies yang
berbeda Jenis yang paling umum dijumpai adalah bawang daun (Allium
fistulosum) Jenis lainnya adalah A ascalonicum yang masih sejenis dengan
bawang merah Kadang-kadang bawang prei juga disebut sebagai daun
bawang (Warintek 2014)
Gambar 11 Daun Bawang(Firli 2014)
Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk
rumput Sistem perakarannya termasuk akar serabut yang terpencar ke semua
arah pada kedalaman antara 15-30 cm Daun dan akar Allium fistulosum
mengandung saponin dan tanin di samping itu daunnya mengandung minyak
atsiri Selain itu daun bawang merupakan tumbuhan herba semusim dengan
tinggi 60-70 cm (Warintek 2014)
Daun tanaman bawang daun berbentuk bulat memanjang berlubang
menyerupai pipa dan bagian ujungnya meruncing Bawang prei (Allium
ampeloprasum L) memiliki daun berbentuk pipih memanjang tidak
membentuk rongga (seperti pipa) dan bagian ujungnya meruncing Ukuran
panjang daun sangat bervariasa antara 18-40 cm tergantung pada varietasnya
Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun halus Daun
tanaman bawang daun merupakan bagian tanaman yang dikonsumsi
(dimakan) sebagai bumbu atau penyedap sayuran Daun juga berfungsi
sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis tersebut digunakan untuk
pertumbuhan tanaman (Cahyono 2005)
Menurut Cahyono (2005) klasifikasi dari daun bawang adalah sebagai
berikut
Regnum Plantae (Tumbuhan)
Subdivisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Kelas Liliopsida (berkeping satu monokotil)
Ordo Liliflorae
Famili Liliaceae
Genus Allium
Spesies Allium fistulosum L
Bentuk daun dari bawang prei yaitu panjang pipih tidak berlubang
Warna daun umumnya hijau muda sampai hijau tua Panjang daun sangat
bervariasi antara 18-30 cm atau lebih tergantung dari varietas dan kesuburan
pertumbuhannya Bawang prei membentuk daun yang pipih helainya
berbentuk talang pelepahnya cukup panjang tidak membentuk umbi hanya
batang semunya di bagian bawah agak membengkak (Warintek 2014)
Menurut Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar
G Daun Kelapa (Cocos nucifera)
Tanaman kelapa diperkirakan berasal dari Amerika Selatan Tanaman
kelapa merupakan tanaman asli daerah tropis dan dapat dijumpai di seluruh
wilayah Indonesia Kelapa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bila
ditanam di tempat yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kelapa
(Harahap 2012)
Menurut Harahap (2012) klasifikasi dari pohon kelapa adalah sebagai
berikut
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Bangsa Palmales
Suku Palmae
Genus Cocos
Spesies Cocos nucifera
Daun kelapa berbentuk memanjang dan bertulang sejajar dan tumbuh
lebih cepat pada musim hujan Keluarga Palmae (palem) umumnya tidak
bercabang dan mempunyai daun yang berbentuk cincin Pertumbuhan dan
pembentukan mahkota daun dimulai sejak biji berkecambah dan pada tingkat
pertama dibentuk 4ndash6 helai daun Daun tersusun saling membalut satu sama
lain merupakan selubung dan mudahkan susunan lembaga serta akar
menembus sabut pada waktu tumbuh (Harahap 2012)
Gambar 12 Daun Kelapa(Harahap 2012)
Tanaman kelapa memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung
atau ayam Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang
sangat tajam dan keras di kedua sisisnya Anak-anak daun (foliage leaflet)
tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun Di tengah-tengah setiap anak
daun terbentuk lidi sebagai tulang daun Daun kelapa membentuk susunan
majemuk bersirip genap dan bertulang sejajar Daun sebagai tempat
fotosintesis dan sebagai alat respirasi (Harahap 2012)
Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat Duduk pelepah
daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang melingkari batang dan
membentuk spiral Daun terdiri dari
1 Kumpulan anak daun (leaf lets) yang mempunyai helaian (lamina) dan
tulang anak daun (midrib)
2 Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat
3 Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang
4 Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup
dan memberi kekuatan pada batang (Harahap 2012)
H Talas Pelangi (Colocasia sp)
Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun Talas termasuk
dalam suku talas-talasan (Araceae) berperawakan tegak tingginya 1 cm atau
lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun Tanaman talas
mengandung asam perusi (asam biru atau HCN) Sistem perakaran serabut
liar dan pendek Umbi mempunyai jenis bermacam-macam (Warintek 2014)
Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi Umbi pelepah
daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan obat maupun
pembungkus Daun sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai
pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasi Daunnya
berbentuk perisai atau hati lembaran daunnya 20-50 cm panjangnya dengan
tangkai mencapai 1 meter panjangnya warna pelepah bermacam-macam
(Warintek 2014)
Menurut Warintek (2014) klasifikasi dari tanaman talas pelangi adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisio Magnoliophyta
Classis Liliopsida
Subclassis Arecidae
Ordo Arales
Familia Areceae
Genus Colocasia
Spesies Colocasia sp
Gambar 13 Daun Talas Pelangi(Rynari 2012)
Tanaman keladi merupakan tanaman yang berdaun lengkap karena
mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian daun (lamina) Pada daun keladi bangun daunnya
seperti perisai dengan ujung daun yang meruncing (acuminatus) dan pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) Daun keladi mempunyai tepi daun yang
rata (integer) daging daun tipis lunak (herbaceus) dengan pertulangan daun
yang menyirip (penninervis) Pada permukaan atas daun terasa
licin (laevis) dan berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun
berwarna hijau muda dan juga terasa licin (laevis) (Warintek 2014)
I Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)
Kembang sepatu merupakan tumbuhan asli daerah tropis di dataran Asia
Tanaman ini kemudian menyebar di berbagai negara mulai dari Timur Jauh
sampai ke Eropa Daunnya merupakan daun tunggal berbentuk oval atau hati
dengan tepi bergerigi ujung daun meruncing urat daun menjari dan
menyirip memiliki daun penumpu Daun berwarna hijau Kembang sepatu
berbunga tunggal yang ke luar dari ketiak daun panjang tangkai bunga 1ndash 4
cm dan menjurai dengan lima mahkota yang tersusun berbentuk terompet
atau lonceng Helaian mahkota bunga tunggal atau ganda warna bunga
bervariasi misalnya putih kuning merah muda jingga dan kombinasi
warna-warna tersebut Panjang daun 5ndash10 cm dan lebar 3- 75 cm (Simplisia
2012)
Menurut Simplisia (2012) kalsifikasi dari kembang sepatu adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisi Magnoliophyta
Kelas Magnoliopsida
Ordo Malvales
Famili Malvaceae
Genus Hibiscus
Spesies Hibiscus rossa-sinensis
Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk daun tidak
lengkap karena tidak terdapat satu bagian dari daun lengkap yaitu tidak
memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina) Bangun daun (Circum
scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah daun
bulat telur (ovatus) Ujung daun (apex folii) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Tepi daun (margo folii)
pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah bergerigi
(serratus) karena sinus dan angulus sama lancipnya (Simplisia 2012)
Gambar 14 Bagian Daun Kembang Sepatu(Hanifiyah 2012)
Pangkal daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis)
karena daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke
ujung dan merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) Daging daun
(intervenium) pada daun kembang sepatu adalah seperti kertas
(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar Warna daunnya
adalah hijau tua (Simplisia 2012)
J Tanaman Euphorbia (Euphorbia milii)
Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke
seluruh dunia termasuk ke Indonesia Nama Euphorbia berasal dari nama
Euphorbus seorang dokter dari Mauritania Afrika Utara yang telah berjasa
pada rajanya Meskipun demikian beberapa spesies diakui merupakan
tanaman asli daerah lain Misalnya Euphorbia characias subspWulfenii dari
Portugal Euphorbia griffithii dari Himalaya dan Euphorbia marganita dari
Amerika Utara (Purwanto 2006)
Menurut Purwanto (2006) klasifikasi dari tanaman euphorbia adalah
sebagai berikut
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Dicotyledoneae
Ordo Archichlamydeae
Famili Euphorbiaceae
Genus Euphorbia
Spesies Euphorbia milii
Bentuk daun euphorbia bervariasi meskipun tidak terlalu banyak ada
yang berbentuk bulat telur memanjang dan jorong Masing-masing daun
mempunyai ketebalan berbeda-beda Hampir semua daun tidak bertangkai
tetapi duduk pada batang Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga
bervariasi ada yang runcing tumpul dan ujung terbelah Susunan daun
euphorbia berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas
batang tanaman (Purwanto 2006)
Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)
Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras
Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun
euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung
Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang
beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai
berikut
a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung
daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung
daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi
dua bulatan
b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip
mengecil (Purwanto 2006)
K Tomat (Solanum lycopersicum)
Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2
meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah
sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)
yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan
mati setelah bereproduksi (Arya 2012)
Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani
mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut
Kelas Dicotyledonae
Ordo Tubiflorae
Famili Solanaceae
Genus Lycopersicum
Spesies Lycopersicum esculentum Mill
Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)
Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu
berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di
antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk
tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)
Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25
cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan
membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip
terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)
Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki
warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-
40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-
1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Raden Fatah Palembang
B Alat dan Bahan
1 Alat Praktikum
a Lup
b Mikroskop binokuler
c Pensil warna
d Mistar
e Buku gambar
2 Bahan Praktikum
a Daun bambu
b Daun jagung
c Daun cemara kipas
d Daun bawang
e Daun kelapa
f Talas pelangi
g Solanum lycopersicum
h Rosa sinensis
C Cara Kerja
1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas
pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan
dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut
2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A Hasil Pengamatan
No Gambar Keterangan
1
Daun tomat (Solanum lycopersicum)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
2
Daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis L)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
3
Daun jagung (Zea mays)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ibu tulang daun (costa)
6 Tepi daun (margo folii)
4
Daun talas pelangi (Colocasia sp)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Tangkai daun (petiolus)
3 Helaian daun (lamina)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Tepi daun (margo folii)
8 Daging daun (intervenium)
9 Ibu tulang (costa)
10 Urat daun (vena)
5
Daun eforbia (Euphorbia milii)
1 Helaian daun (lamina)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pangkal daun (basis folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6
Daun bambu (Bambusa sp)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pelepah daun (vagina)
4 Helaian daun (lamina)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7
Daun cemara kipas (Thuja orientalis)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
8
Daun bawang (Allium fistulosum L)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tepi daun (margo folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ujung daun (apex folii)
9
Daun kelapa (Cocos nucifera)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tangkai daun (petiolus)
4 Tepi daun (margo folii)
5 Tulang daun (nervatio)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Ujung daun (apex folii)
B Pembahasan
Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang
diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas
pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun
yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari
kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)
warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun
dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun
majemuk ataupun daun tunggal
Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-
bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun
tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum
lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun
(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk
bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan
lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat
(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat
terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)
dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat
bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip
(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk
Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)
panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang
memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7
Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan
daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang
tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki
bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun
kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai
Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng
(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)
sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun
yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan
daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu
berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)
memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal
Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian
dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)
Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal
daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah
tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini
mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan
merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua
Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan
helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang
berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan
51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)
berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)
pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun
jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang
cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis
seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun
yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun
yang sejajar (rectinervis)
Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri
atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata
(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung
daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi
daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal
(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus
dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru
pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya
dapat di lihat pada bangun daun pita
Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)
merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk
perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)
dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis
lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah
sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)
talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun
dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang
berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun
(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi
merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk
seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya
agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan
daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan
berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda
dan juga terasa licin (laevis)
Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)
Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)
langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia
adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan
pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging
daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan
permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun
tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi
meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang
dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang
Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing
tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal
melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda
hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih
Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang
merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun
(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)
Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing
(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua
serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun
tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta
pertulangan daun yang sejajar
Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan
daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah
daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung
daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun
yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan
atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan
warna bagian bawah daun hijau muda
Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja
orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas
helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai
Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan
1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan
tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)
Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun
yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk
dengan pertulangan yang menjari (palminervis)
Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk
mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun
Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum
l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun
bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)
sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke
dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset
(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun
yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki
daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah
putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)
Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya
dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun
yang tunggal
Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman
bawang daun berbentuk bulat memanjang
Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun
adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena
memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun
(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan
perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya
tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai
daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau
tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun
kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk
Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan
bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung
daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan
daging daun yang perkamen
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)
adalah sebagai berikut
1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan
tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)
2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun
(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah
helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki
perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan
tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang
menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya
Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius
Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB
Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB
Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius
Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB
Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB
Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga
Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB
Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB
Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB
Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB
Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press
Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa
Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB
Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB
Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)
Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)
Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)
Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)
Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) sifat-sifat daun dapat dipakai sebagai
petunjuk untuk mengenal suatu jenis tumbuhan Untuk keperluan itu perlulah
diketahui sifat-sifat daun sehingga dari daun dapat diberikan lukisan yang
selengkap mungkin Sifat-sifat daun yang perlu mendapat perhatian adalah
1 Bangunan Helai (Circumscription)
Bentuk daun pada dasarnya dinyatakan berdasarkan bentuk dari
helaiannya tanpa dipengaruhi oleh ada atau tidaknya torehan pada tepi
daun Istilah untuk menyatakan bentuk daun tersebut biasanya digunakan
kata-kata yang umum untuk menyatakan bentuk suatu benda Pada
umumnya istilah untuk menyatakan bentuk suatu benda selau
dihubungkan dengan bentuk dua dimensi dari benda tersebut dan sebagian
besar didasarkan pada rasio panjang terhadap lebar (Tjitrosoepomo 2001)
Selain itu dalam menyatakan suatu benda letak bagian yang terlebar
perlu diperhatikan apakah bagian terlebar tersebut berada di bawah bagian
tengah di bagian tengah atau di atas bagian tengah helaian Dalam
menyatakan bentuk suatu daun selain memperhatikan indeks dan letak
bagian yang terlebar dapat pula digunakan bentuk persamaan dengan
benda-benda lainnya seperti tombak panah dan sebagainya
(Tjitrosoepomo 2001)
Gambar 5 Bangun Daun(Rianawaty 2011)
2 Ujung Daun (Apex)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) ujung daun dapat pula
memperlihatkan bentuk yang beraneka rupa Bentuk-bentuk ujung daun
yang sering dijumpai ialah
a Runcing (acutus) jika kedua tepi daun di kanan dan di kiri ibu tulang
sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak
daun membentuk suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg)
b Meruncing (acuminatus) seperti pada ujung yang runcing tetapi titik
pertemuan kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi dari dugaan hingga
ujung daun nampak sempit panjang dan runcing
c Tumpul (obtusus) tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu
tulang cepat menuju ke suatu titik pertemuan hingga terbentuk sudut
yang tumpul (lebih besar dari 90deg)
d Membulat (rotundatus) seperti pada ujung yang tumpul tetapi tidak
berbentuk sudut sama sekali hingga ujung daun merupakan semacam
suatu busur terdapat pada daun yang bulat atau jorong atau pada daun
bangun ginjal
e Rompang (truncatus) ujung daun tampak sebagai garis yang rata
misalnya ujung anak daun semanggi (Marsilea crenata Presl)
f Terbelah (retusus) ujung daun justru memperlihatkan suatu lekukan
kadang-kadang amat jelas
g Berduri (mucronatus) yaitu jika ujung daun ditutup dengan suatu
bagian yang runcing keras merupakan suatu duri
Gambar 5 Jenis Apex Daun(Rizal 2008)
3 Pangkal Daun (Basis Folii)
Istilah-istilah yang digunakan untuk menyatakan bentuk pangkal
daun Namun pada beberapa tumbuhan bentuk pangkal daun berkaitan
erat dengan pelekatan daun tersebut terhadap batangnya Contoh istilah
bentuk apeks dan pangkal daun diantaranya acuminatae acute apiculate
aristate caudate cirrhose dan lain-lain (Tjitrosoepomo 2001)
Pangkal daun merupakan bagian helaian daun yang berhubungan
langsung dengan tangkaian daun Pangkal yang terdapat di kiri-kanan
tangkai daun baik berlekatan atau tidak dapat dibedakan menjadi enam
macam yaitu
a Runcing (acutus) biasanya terdapat pada bangun memanjang lanset
dan belah ketupat
b Meruncing (acuminatus) biasanya terdapat pada bangun bulat telur
c Tumpul (obtusus) biasanya terdapat pada bangun bulat telur
d Membulat (rotundatus) terdapat bangun bulat telur dan jorong
e Rompanganrata (truncatus) terdapat pada bangun segitiga delta
dan tombak
f Berlekuk (emarginatus) terdapat pada bangun jantung ginjal dan
anak panah (Rosanti 2013)
4 Susunan Tulang Daun (Nervatio atau Venation)
Menurut Rosanti (2013) tulang daun merupakan struktur penguat
helaian daun sama fungsinya dengan tulang manusia yang member
kekuatan menunjang berdirinya tubuh Tulang-tulang daun merupakan
jaringan pembuluh yang dapat mengangkut air maupun hasil fotosintesis
dari akar dan batang serta menuju batang dan akar
Menurut Sativa (2012) pertulangan daun merupakan suatu
karakteristik bagi daun tumbuhan Dari segi anatomi pertulangan daun
sebenarnya merupakan suatu ikatan pembuluh yang berada pada helaian
daun Susunan pertulangan daun dari daun tumbuhan biasanya terdiri dari
a Tulang daun primer (Midrib Costa)
b Tulang daun sekunder (tulang daun lateralnervus lateralis)
c Tulang daun tersier (Veins)
d Tulang daun kuarter (Veinslet)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) tulang-tulang daun adalah bagian
daun yang berguna untuk
a Memberi kekuatan pada daun seperti pula halnya dengan tulang-
tulang hewan dan manusia oleh sebab itu seluruh tulang pada daun
dinamakan pula rangka daun (skeleton)
b Di samping sebagai penguat tulang-tulang daun itu sesungguhnya
adalah berkas-berkas pembuluh yang berfungsi sebagai jalan untuk
pengangkutan zat-zat yaitu
1) Jalan pengangkutan zat-zat yang diambil tumbuhan dari tanah
ialah air beserta garam-garam yang terlarut di dalamnya
2) Jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari tempat
pembuatannya yaitu dari daun ke bagian-bagian lain yang
memerlukan zat itu
Menurut Tjitrosoepomo (2001) tulang-tulang daun menurut besar
kecilnya dibedakan dalam tiga macam yaitu
a Ibu tulang (costa) ialah tulang yang biasanya terbesar merupakan
terusan tangkai daun dan terdapat di tengah-tengah membujur dan
membelah daun
b Tulang-tulang cabang (nervus lateralis) yakni tulang-tulang yang
lebih kecil daripada ibu tulang dan berpangkal pada ibu tulang tadi
atau cabang-cabang tulang ini
c Urat-urat daun (vena) sesungguhnya adalah tulang-tulang cabang pula
tetapi yang lebih kecil atau lembut dan satu sama lain beserta tulang-
tulang yang lebih besar membentuk susunan seperti jala kisi atau
lainnya
Pada dasarnya terdapat dua pola pertulangan daun yang umum
ditemukan yaitu pertulangan daun menjala (rericulate) yang merupakan
karakteristik bagi tumbuhan dikotil dan pertulangan daun sejajar (linier
striate) Pola pertulangan daun menjala terbentuk bila tulang daun
mengalami percabangan yang banyak dan satu sama lain saling
beranastomosa serta ujung-ujungnya bebas sedangkan pola pertulangan
daun-daun sejajar terbentuk bila suatu daun mempunyai tiga atau lebih
tulang daun primer yang letaknya kurang lebih sejajar satu sama lain mulai
dari dasar helaian daun hingga bertemu di bagian apeks daun
(Tjitrosoepomo 2001)
Dari uraian mengenai susunan tulang daun itu dapat ditarik
kesimpulan bahwa susunan tulang daun dapat dipakai sebagai petunjuk
untuk mengenal tumbuhan yaitu
a Tumbuhan biji belah (Dicotyledonae) mempunyai daun bertulang
menyirip atau menjari
b Tumbuhan biji tunggal (Monocotyledonae) mempunyai daun-daun
bertulang melengkung atau sejajar (Tjitrosoepomo 2001)
5 Tepi Daun (Margo Folii)
Pada daun tunggal helaian daun dapat bertepi rata (integerentire)
atau bertoreh Helaian daun dengan tepi bertoreh dangkal tidak akan
merubah bentuk secara keseluruhan tetapi jika helaian daun bertoreh besar
dan dalam dapat mempengaruhi bentuk daun tersebut Karena
terbentuknya torehan (sinus) selalu mengikuti pola pertulangan daun
maka istilah yang digunakan untuk menamakan tepi daun yang bertoreh
merupakan kombinasi antara sifat torehan dengan pertulangan daun
(Tjitrosoepomo 2001)
Torehan atau lekukan pada helaian daun bermacam-macam Torehan
daun bersifat dua macam Torehan pertama tidak mengubah bentuk asli
daun hanya sedikit bergelombang di tepinya Torehan lainnya dapat
menyebabkan hilangnya bentuk asli daun karena daun mengalami lekukan
yang banyak akibat torehan-torehannya Lekukan daun disebut sinus
sedangkan tepi daunnya disebut dengan angulus (Rosanti 2013)
Bila torehan yang terjadi hanya sedikit kurang dari setengah panjang
tulang cabang daun yang di dekatnya maka torehan daun disebut berlekuk
(lobatus) Jika dalamnya torehan mencapai setengah panjang tulang
cabang daun maka disebut sebagai daun yang bercangap (fissus) Dan jika
dalamnya torehan melebihi setengah panjang tulang cabang daun di
dekatnya maka tepi daun dikatakan berbagi (partitus) (Rosanti 2013)
Gambar 6 Jenis Tipe Daun(Rizal 2008)
6 Daging Daun (Intervenium)
Daging daun ialah bagian daun yang terdapat di antara tulang-tulang
daun dan urat-urat daun Di bagian ini zat-zat yang diambil dari luar
diubah dijadikan zat-zat yang sesuai dengan keperluan kehidupan tumbuh-
tumbuhan Tebal atau tipisnya helaian daun juga bergantung pada tebal
tipisnya daging daunnya (Tjitrosoepomo 2001)
Daging daun yang dimiliki oleh tumbuhan bermacam-macam tipis
seperti selaput contohnya paku selaput keras contohnya pisang tipis lunak
seperti yang terdapat pada daun selada air pekamen sebagai contohnya
kelapa dan yang berdaging sebagai contoh lidah buaya (Sativa 2012)
Daging daun merupakan isi dari daun daun terdiri dari sel-sel yang
membentuk berbagai jaringan Sel dan jaringan ini yang merupakan isi
dari daun yang dibatasi oleh permukaan atas dan permukaan bawah daun
Daging daun berbeda ada yang berdaging tebal dan ada yang berdaging
tipis (Tjitrosoepomo 2001)
7 Keadaan Permukaan Atas dan Bawah Daun
Pada umumnya warna daun pada sisi atas dan bawah berwarna
berbeda biasanya sisi atas tampak lebih hijau licin atau mengkilat jika
dibandingkan dengan sisi bawah daun Hal ini disebabkan karena warna
hijau lebih banyak terdapat pada lapisan atas daripada lapisan bawah
Kadang-kadang pada permukaan daun terdapat alat-alat tambahan seperti
licin (laevis) gundul (glaber) kasap (scaber) berkerut (rugosus)
berbingkul-bingkul (bullatus) berbulu (pilosus) berbulu halus dan rapat
(villosus) berbulu kasar (hispidus) dan bersisik (lepidus) (Tjitrosoepomo
2001)
Menurut Rizal (2008) permukaan daun terdiri dari beberapa jenis
yaitu glabrous (tanpa rambut licingundul) pubescent (berbulu pendek
lembut) villous (berambut panjang lurus putih keperak-perakan)
tomentose (berambut seperti wol ikal) scabrous (berambut pendek
kasar) glaucous (warna putih kebiruan dan berlilin) rugose (berkeriput
karena keadaan tulang daun yang tenggelam) glandular (berkelenjar
resin minyak)
Gambar 7 Permukaan Atas dan Bawah Daun(Rizal 2008)
C Tanaman Bambu (Bambusa sp)
Bambu tergolong keluarga Gramineae (rumput-rumputan) disebut juga
Giant grass (rumput raksasa) berumpun dan terdiri dari sejumlah batang
(buluh) yang tumbuh secara bertahap dari mulai rebung batang muda dan
sudah dewasa pada umur 3-4 tahun Nama lain dari bambu adalah buluh aur
dan eru Di dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan
pertumbuhan paling cepat Karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik
dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60 cm (24 Inchi) bahkan lebih
tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam (Tarigan
2011)
Bambu merupakan tanaman yang memiliki manfaat sangat penting bagi
kehidupan Semua bagian tanaman mulai dari akar batang daun kelopak
bahkan rebungnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan Tanaman
bambu menpunyai dua tipe pertumbuhan rumpun yaitu simpodial (clump
type) dan monopodial (running type) Pada tipe simpodial tunas baru keluar
dari ujung rimpang Terdapat dua bentuk bambu secara umum yaitu bambu
berkayu dari suku Arundinarieae dan Bambuseae dan bambu rerumputan dari
suku Olyreae Analisis molekuler dari pastida menunjukkan bahwa terdapat
tiga sampai lima garis keturunan utama dari bambu (Tarigan 2011)
Menurut Tarigan (2011) klasifikasi pada tanaman bambu terdiri dari
Regnum Plantae
Divisio Magnoliophyta
Classis Liliopsida
Subclassis Commelinidae
Ordo Cyperales
Familia Poaceae
Genus Bambusa
Spesies Bambusa sp
Pada tanaman bambu daunnya merupakan daun tunggal yang lengkap
karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun ini mempunyai bangun daun garis
(linearis) Ujung daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat
memiliki tepi daun yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun
sejajar permukaan atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau
tua sedangkan warna bagian bawah daun hijau muda (Tarigan 2011)
Gambar 8 Bagian Daun Bambu(Rahman 2014)
Bangun atau bentuk dari daun bambu adalah berbentuk pita atau bentuk
memanjang dari daun dengan perbandingan panjang dan lebar 3-5 1 ujung
daun pada daun bambu berbentuk runcing yaitu penyempitan ke arah ujung
daun dengan sedikit demi sedikit Sedangkan untuk pangkal daun membulat
karena pada pangkal daunnya tidak terdapat sama sekali sudut pangkal daun
daun bambu memiliki tepi yang rata tidak bergerigi dan bertoreh (Tarigan
2011)
Daging daunnya bertipe perkamen yaitu tipis namun cukup kaku
Pertulangan daunnya sejajar dari pangkal daun ke arah ujung daun
Permukaan atas dan bawah daun cukup kasar karena disebabkan pertulangan
daun yang cukup terasa dan adanya semacam bulu-bulu halus Warna daun
pada bagian atas jauh lebih gelap dibanding dengan yang di bawah dan warna
yang kebanyakan ditemukan adalah warna hijau namun ada beberapa jenis
bambu yang lain memilki daun yang berwarna kuning (Tarigan 2011)
D Tanaman Jagung (Zea Mays)
Tanaman jagung termasuk famili rumput-rumputan (Graminae) dari
subfamili Myadeae Dua famili yang berdekatan dengan jagung adalah
Teosinte dan Tripsacum yang diduga merupakan asal dari tanaman jagung
Teosinte berasal dari Meksico dan Guatemala sebagai tumbuhan liar di daerah
pertanaman jagung Jagung berwarna kuning batang bulat masif tidak
bercabang tinggi kurang lebih 15 meter (Sihaloho 2011)
Bunga majemuk berumah satu bunga jantan dan betina bentuk bulir di
ujung batang dan di ketiak daun warna putih Tanaman jagung adalah
tanaman semusim Jagung merupakan tanaman semusim (annual) Satu siklus
hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari Paruh pertama dari siklus
merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap
pertumbuhan generatif (Sihaloho 2011)
Menurut Sihaloho (2011) berdasarkan taksonominya tanaman jagung
dapat diklasifikasikan sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisio Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Ordo Poales
Familia Poaceae
Genus Zea
Spesies Zea mays L
Daun jagung adalah daun sempurna meskipun hanya terdiri atas upih
dan helaian yang disebut daun berupih Bentuknya memanjang merupakan
bangun pita (ligulatus) karena serupa dengan bangun garis tetapi lebih
panjang lagi daging daun (intervenium) tipis seperti kertas karena tipis tetapi
cukup tegar tepi daun (margo) rata (integer) karena apabila diraba pada
pinggirnya rata tidak bergerigi ujung daun (apex) runcing (acutus) karena
ujung daun memperlihatkan kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit
demi sedikit menuju keatas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk
suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg iquest ujung daun yang runcing lain dapat
pada daun-daun bangun bulat lanset segitiga delta belah ketupat dan
sebagainya (Sihaloho 2011)
Pangkal (basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun
berbulu halus dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau
beludru pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini
umumnya dapat di lihat pada bangun daun pita dan juga daun jagung
mempunyai satu tulang di tengah yang besar membusur ke daun sedang
tulang-tulang lainnya tampak lebih kecil dan tampak terlihat semua
mempunyai arah yang sejajar dengan satu tulang yang di tengah tadi
(Sihaloho 2011)
Gambar 9 Bagian Daun Jagung
(Akbar 2011)
Berdasarkan letak posisi daun (sudut daun) terdapat dua tipe daun
jagung yaitu tegak (erect) dan menggantung (pendant) Daun erect biasanya
memiliki sudut antara kecil sampai sedang pola helai daun bisa lurus atau
bengkok Daun pendant umumnya memiliki sudut yang lebar dan pola daun
bervariasi dari lurus sampai sangat bengkok Jagung dengan tipe daun erect
memiliki kanopi kecil sehingga dapat ditanam dengan populasi yang tinggi
(Sihaloho 2011)
E Cemara Kipas (Thuja orientalis L)
Cemara kipas adalah salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai
bahan untuk penyakit dalam oleh masyarakat Guluk-guluk tumbuhan ini
ditanam di sekitar rumah Tumbuhan ini dimanfaatkan daunnya oleh
masyarakat Masyarakat menyebut tumbuhan ini dengan nama cemara
(Yulianti 2013)
Cupreseaceae dengan genus Thuja atau lebih akrab dikenal dengan
Whitecedar adalah salah satu keluarga cemara kipas Eropalah yang pertama
kali memperkenalkan tanaman ini sebagai tanama hias Pohon ini subur hidup
di hutan karena hutan memilki atmosfer yang kondusif dan kaya akan
kelembabannya Beberapa lokasi di Indonesia menyebut tanaman cemara
kipas ini dengan ceker ayam (Yulianti 2013)
Menurut Yulianti (2013) klasifikasi dari pohon cemara kipas adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisi Coniferophyta
Kelas Pinopsida
Bangsa Pinales
Suku Cupressaceae
Marga Thuja
Jenis Thuja orientalis L
Gambar 10 Daun Cemara Kipas(Ria 2012)
Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Tekstur daunnya yang lembut Daunnya mengandung saponin selain itu daunnya juga mengandung polifenol Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun Daun tanaman cemara kipas
termasuk mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua (Yulianti
2013)
F Daun Bawang (Allium fistulosum L)
Daun bawang sebenarnya istilah umum yang terdiri dari spesies yang
berbeda Jenis yang paling umum dijumpai adalah bawang daun (Allium
fistulosum) Jenis lainnya adalah A ascalonicum yang masih sejenis dengan
bawang merah Kadang-kadang bawang prei juga disebut sebagai daun
bawang (Warintek 2014)
Gambar 11 Daun Bawang(Firli 2014)
Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk
rumput Sistem perakarannya termasuk akar serabut yang terpencar ke semua
arah pada kedalaman antara 15-30 cm Daun dan akar Allium fistulosum
mengandung saponin dan tanin di samping itu daunnya mengandung minyak
atsiri Selain itu daun bawang merupakan tumbuhan herba semusim dengan
tinggi 60-70 cm (Warintek 2014)
Daun tanaman bawang daun berbentuk bulat memanjang berlubang
menyerupai pipa dan bagian ujungnya meruncing Bawang prei (Allium
ampeloprasum L) memiliki daun berbentuk pipih memanjang tidak
membentuk rongga (seperti pipa) dan bagian ujungnya meruncing Ukuran
panjang daun sangat bervariasa antara 18-40 cm tergantung pada varietasnya
Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun halus Daun
tanaman bawang daun merupakan bagian tanaman yang dikonsumsi
(dimakan) sebagai bumbu atau penyedap sayuran Daun juga berfungsi
sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis tersebut digunakan untuk
pertumbuhan tanaman (Cahyono 2005)
Menurut Cahyono (2005) klasifikasi dari daun bawang adalah sebagai
berikut
Regnum Plantae (Tumbuhan)
Subdivisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Kelas Liliopsida (berkeping satu monokotil)
Ordo Liliflorae
Famili Liliaceae
Genus Allium
Spesies Allium fistulosum L
Bentuk daun dari bawang prei yaitu panjang pipih tidak berlubang
Warna daun umumnya hijau muda sampai hijau tua Panjang daun sangat
bervariasi antara 18-30 cm atau lebih tergantung dari varietas dan kesuburan
pertumbuhannya Bawang prei membentuk daun yang pipih helainya
berbentuk talang pelepahnya cukup panjang tidak membentuk umbi hanya
batang semunya di bagian bawah agak membengkak (Warintek 2014)
Menurut Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar
G Daun Kelapa (Cocos nucifera)
Tanaman kelapa diperkirakan berasal dari Amerika Selatan Tanaman
kelapa merupakan tanaman asli daerah tropis dan dapat dijumpai di seluruh
wilayah Indonesia Kelapa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bila
ditanam di tempat yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kelapa
(Harahap 2012)
Menurut Harahap (2012) klasifikasi dari pohon kelapa adalah sebagai
berikut
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Bangsa Palmales
Suku Palmae
Genus Cocos
Spesies Cocos nucifera
Daun kelapa berbentuk memanjang dan bertulang sejajar dan tumbuh
lebih cepat pada musim hujan Keluarga Palmae (palem) umumnya tidak
bercabang dan mempunyai daun yang berbentuk cincin Pertumbuhan dan
pembentukan mahkota daun dimulai sejak biji berkecambah dan pada tingkat
pertama dibentuk 4ndash6 helai daun Daun tersusun saling membalut satu sama
lain merupakan selubung dan mudahkan susunan lembaga serta akar
menembus sabut pada waktu tumbuh (Harahap 2012)
Gambar 12 Daun Kelapa(Harahap 2012)
Tanaman kelapa memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung
atau ayam Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang
sangat tajam dan keras di kedua sisisnya Anak-anak daun (foliage leaflet)
tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun Di tengah-tengah setiap anak
daun terbentuk lidi sebagai tulang daun Daun kelapa membentuk susunan
majemuk bersirip genap dan bertulang sejajar Daun sebagai tempat
fotosintesis dan sebagai alat respirasi (Harahap 2012)
Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat Duduk pelepah
daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang melingkari batang dan
membentuk spiral Daun terdiri dari
1 Kumpulan anak daun (leaf lets) yang mempunyai helaian (lamina) dan
tulang anak daun (midrib)
2 Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat
3 Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang
4 Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup
dan memberi kekuatan pada batang (Harahap 2012)
H Talas Pelangi (Colocasia sp)
Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun Talas termasuk
dalam suku talas-talasan (Araceae) berperawakan tegak tingginya 1 cm atau
lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun Tanaman talas
mengandung asam perusi (asam biru atau HCN) Sistem perakaran serabut
liar dan pendek Umbi mempunyai jenis bermacam-macam (Warintek 2014)
Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi Umbi pelepah
daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan obat maupun
pembungkus Daun sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai
pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasi Daunnya
berbentuk perisai atau hati lembaran daunnya 20-50 cm panjangnya dengan
tangkai mencapai 1 meter panjangnya warna pelepah bermacam-macam
(Warintek 2014)
Menurut Warintek (2014) klasifikasi dari tanaman talas pelangi adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisio Magnoliophyta
Classis Liliopsida
Subclassis Arecidae
Ordo Arales
Familia Areceae
Genus Colocasia
Spesies Colocasia sp
Gambar 13 Daun Talas Pelangi(Rynari 2012)
Tanaman keladi merupakan tanaman yang berdaun lengkap karena
mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian daun (lamina) Pada daun keladi bangun daunnya
seperti perisai dengan ujung daun yang meruncing (acuminatus) dan pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) Daun keladi mempunyai tepi daun yang
rata (integer) daging daun tipis lunak (herbaceus) dengan pertulangan daun
yang menyirip (penninervis) Pada permukaan atas daun terasa
licin (laevis) dan berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun
berwarna hijau muda dan juga terasa licin (laevis) (Warintek 2014)
I Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)
Kembang sepatu merupakan tumbuhan asli daerah tropis di dataran Asia
Tanaman ini kemudian menyebar di berbagai negara mulai dari Timur Jauh
sampai ke Eropa Daunnya merupakan daun tunggal berbentuk oval atau hati
dengan tepi bergerigi ujung daun meruncing urat daun menjari dan
menyirip memiliki daun penumpu Daun berwarna hijau Kembang sepatu
berbunga tunggal yang ke luar dari ketiak daun panjang tangkai bunga 1ndash 4
cm dan menjurai dengan lima mahkota yang tersusun berbentuk terompet
atau lonceng Helaian mahkota bunga tunggal atau ganda warna bunga
bervariasi misalnya putih kuning merah muda jingga dan kombinasi
warna-warna tersebut Panjang daun 5ndash10 cm dan lebar 3- 75 cm (Simplisia
2012)
Menurut Simplisia (2012) kalsifikasi dari kembang sepatu adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisi Magnoliophyta
Kelas Magnoliopsida
Ordo Malvales
Famili Malvaceae
Genus Hibiscus
Spesies Hibiscus rossa-sinensis
Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk daun tidak
lengkap karena tidak terdapat satu bagian dari daun lengkap yaitu tidak
memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina) Bangun daun (Circum
scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah daun
bulat telur (ovatus) Ujung daun (apex folii) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Tepi daun (margo folii)
pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah bergerigi
(serratus) karena sinus dan angulus sama lancipnya (Simplisia 2012)
Gambar 14 Bagian Daun Kembang Sepatu(Hanifiyah 2012)
Pangkal daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis)
karena daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke
ujung dan merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) Daging daun
(intervenium) pada daun kembang sepatu adalah seperti kertas
(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar Warna daunnya
adalah hijau tua (Simplisia 2012)
J Tanaman Euphorbia (Euphorbia milii)
Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke
seluruh dunia termasuk ke Indonesia Nama Euphorbia berasal dari nama
Euphorbus seorang dokter dari Mauritania Afrika Utara yang telah berjasa
pada rajanya Meskipun demikian beberapa spesies diakui merupakan
tanaman asli daerah lain Misalnya Euphorbia characias subspWulfenii dari
Portugal Euphorbia griffithii dari Himalaya dan Euphorbia marganita dari
Amerika Utara (Purwanto 2006)
Menurut Purwanto (2006) klasifikasi dari tanaman euphorbia adalah
sebagai berikut
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Dicotyledoneae
Ordo Archichlamydeae
Famili Euphorbiaceae
Genus Euphorbia
Spesies Euphorbia milii
Bentuk daun euphorbia bervariasi meskipun tidak terlalu banyak ada
yang berbentuk bulat telur memanjang dan jorong Masing-masing daun
mempunyai ketebalan berbeda-beda Hampir semua daun tidak bertangkai
tetapi duduk pada batang Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga
bervariasi ada yang runcing tumpul dan ujung terbelah Susunan daun
euphorbia berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas
batang tanaman (Purwanto 2006)
Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)
Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras
Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun
euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung
Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang
beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai
berikut
a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung
daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung
daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi
dua bulatan
b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip
mengecil (Purwanto 2006)
K Tomat (Solanum lycopersicum)
Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2
meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah
sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)
yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan
mati setelah bereproduksi (Arya 2012)
Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani
mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut
Kelas Dicotyledonae
Ordo Tubiflorae
Famili Solanaceae
Genus Lycopersicum
Spesies Lycopersicum esculentum Mill
Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)
Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu
berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di
antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk
tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)
Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25
cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan
membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip
terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)
Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki
warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-
40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-
1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Raden Fatah Palembang
B Alat dan Bahan
1 Alat Praktikum
a Lup
b Mikroskop binokuler
c Pensil warna
d Mistar
e Buku gambar
2 Bahan Praktikum
a Daun bambu
b Daun jagung
c Daun cemara kipas
d Daun bawang
e Daun kelapa
f Talas pelangi
g Solanum lycopersicum
h Rosa sinensis
C Cara Kerja
1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas
pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan
dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut
2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A Hasil Pengamatan
No Gambar Keterangan
1
Daun tomat (Solanum lycopersicum)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
2
Daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis L)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
3
Daun jagung (Zea mays)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ibu tulang daun (costa)
6 Tepi daun (margo folii)
4
Daun talas pelangi (Colocasia sp)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Tangkai daun (petiolus)
3 Helaian daun (lamina)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Tepi daun (margo folii)
8 Daging daun (intervenium)
9 Ibu tulang (costa)
10 Urat daun (vena)
5
Daun eforbia (Euphorbia milii)
1 Helaian daun (lamina)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pangkal daun (basis folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6
Daun bambu (Bambusa sp)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pelepah daun (vagina)
4 Helaian daun (lamina)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7
Daun cemara kipas (Thuja orientalis)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
8
Daun bawang (Allium fistulosum L)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tepi daun (margo folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ujung daun (apex folii)
9
Daun kelapa (Cocos nucifera)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tangkai daun (petiolus)
4 Tepi daun (margo folii)
5 Tulang daun (nervatio)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Ujung daun (apex folii)
B Pembahasan
Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang
diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas
pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun
yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari
kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)
warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun
dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun
majemuk ataupun daun tunggal
Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-
bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun
tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum
lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun
(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk
bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan
lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat
(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat
terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)
dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat
bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip
(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk
Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)
panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang
memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7
Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan
daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang
tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki
bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun
kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai
Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng
(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)
sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun
yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan
daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu
berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)
memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal
Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian
dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)
Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal
daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah
tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini
mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan
merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua
Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan
helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang
berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan
51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)
berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)
pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun
jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang
cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis
seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun
yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun
yang sejajar (rectinervis)
Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri
atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata
(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung
daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi
daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal
(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus
dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru
pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya
dapat di lihat pada bangun daun pita
Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)
merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk
perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)
dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis
lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah
sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)
talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun
dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang
berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun
(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi
merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk
seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya
agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan
daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan
berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda
dan juga terasa licin (laevis)
Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)
Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)
langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia
adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan
pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging
daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan
permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun
tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi
meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang
dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang
Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing
tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal
melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda
hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih
Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang
merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun
(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)
Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing
(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua
serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun
tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta
pertulangan daun yang sejajar
Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan
daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah
daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung
daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun
yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan
atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan
warna bagian bawah daun hijau muda
Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja
orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas
helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai
Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan
1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan
tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)
Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun
yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk
dengan pertulangan yang menjari (palminervis)
Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk
mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun
Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum
l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun
bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)
sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke
dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset
(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun
yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki
daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah
putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)
Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya
dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun
yang tunggal
Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman
bawang daun berbentuk bulat memanjang
Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun
adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena
memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun
(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan
perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya
tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai
daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau
tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun
kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk
Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan
bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung
daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan
daging daun yang perkamen
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)
adalah sebagai berikut
1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan
tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)
2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun
(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah
helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki
perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan
tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang
menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya
Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius
Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB
Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB
Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius
Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB
Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB
Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga
Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB
Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB
Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB
Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB
Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press
Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa
Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB
Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB
Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)
Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)
Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)
Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)
Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)
a Runcing (acutus) jika kedua tepi daun di kanan dan di kiri ibu tulang
sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak
daun membentuk suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg)
b Meruncing (acuminatus) seperti pada ujung yang runcing tetapi titik
pertemuan kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi dari dugaan hingga
ujung daun nampak sempit panjang dan runcing
c Tumpul (obtusus) tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu
tulang cepat menuju ke suatu titik pertemuan hingga terbentuk sudut
yang tumpul (lebih besar dari 90deg)
d Membulat (rotundatus) seperti pada ujung yang tumpul tetapi tidak
berbentuk sudut sama sekali hingga ujung daun merupakan semacam
suatu busur terdapat pada daun yang bulat atau jorong atau pada daun
bangun ginjal
e Rompang (truncatus) ujung daun tampak sebagai garis yang rata
misalnya ujung anak daun semanggi (Marsilea crenata Presl)
f Terbelah (retusus) ujung daun justru memperlihatkan suatu lekukan
kadang-kadang amat jelas
g Berduri (mucronatus) yaitu jika ujung daun ditutup dengan suatu
bagian yang runcing keras merupakan suatu duri
Gambar 5 Jenis Apex Daun(Rizal 2008)
3 Pangkal Daun (Basis Folii)
Istilah-istilah yang digunakan untuk menyatakan bentuk pangkal
daun Namun pada beberapa tumbuhan bentuk pangkal daun berkaitan
erat dengan pelekatan daun tersebut terhadap batangnya Contoh istilah
bentuk apeks dan pangkal daun diantaranya acuminatae acute apiculate
aristate caudate cirrhose dan lain-lain (Tjitrosoepomo 2001)
Pangkal daun merupakan bagian helaian daun yang berhubungan
langsung dengan tangkaian daun Pangkal yang terdapat di kiri-kanan
tangkai daun baik berlekatan atau tidak dapat dibedakan menjadi enam
macam yaitu
a Runcing (acutus) biasanya terdapat pada bangun memanjang lanset
dan belah ketupat
b Meruncing (acuminatus) biasanya terdapat pada bangun bulat telur
c Tumpul (obtusus) biasanya terdapat pada bangun bulat telur
d Membulat (rotundatus) terdapat bangun bulat telur dan jorong
e Rompanganrata (truncatus) terdapat pada bangun segitiga delta
dan tombak
f Berlekuk (emarginatus) terdapat pada bangun jantung ginjal dan
anak panah (Rosanti 2013)
4 Susunan Tulang Daun (Nervatio atau Venation)
Menurut Rosanti (2013) tulang daun merupakan struktur penguat
helaian daun sama fungsinya dengan tulang manusia yang member
kekuatan menunjang berdirinya tubuh Tulang-tulang daun merupakan
jaringan pembuluh yang dapat mengangkut air maupun hasil fotosintesis
dari akar dan batang serta menuju batang dan akar
Menurut Sativa (2012) pertulangan daun merupakan suatu
karakteristik bagi daun tumbuhan Dari segi anatomi pertulangan daun
sebenarnya merupakan suatu ikatan pembuluh yang berada pada helaian
daun Susunan pertulangan daun dari daun tumbuhan biasanya terdiri dari
a Tulang daun primer (Midrib Costa)
b Tulang daun sekunder (tulang daun lateralnervus lateralis)
c Tulang daun tersier (Veins)
d Tulang daun kuarter (Veinslet)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) tulang-tulang daun adalah bagian
daun yang berguna untuk
a Memberi kekuatan pada daun seperti pula halnya dengan tulang-
tulang hewan dan manusia oleh sebab itu seluruh tulang pada daun
dinamakan pula rangka daun (skeleton)
b Di samping sebagai penguat tulang-tulang daun itu sesungguhnya
adalah berkas-berkas pembuluh yang berfungsi sebagai jalan untuk
pengangkutan zat-zat yaitu
1) Jalan pengangkutan zat-zat yang diambil tumbuhan dari tanah
ialah air beserta garam-garam yang terlarut di dalamnya
2) Jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari tempat
pembuatannya yaitu dari daun ke bagian-bagian lain yang
memerlukan zat itu
Menurut Tjitrosoepomo (2001) tulang-tulang daun menurut besar
kecilnya dibedakan dalam tiga macam yaitu
a Ibu tulang (costa) ialah tulang yang biasanya terbesar merupakan
terusan tangkai daun dan terdapat di tengah-tengah membujur dan
membelah daun
b Tulang-tulang cabang (nervus lateralis) yakni tulang-tulang yang
lebih kecil daripada ibu tulang dan berpangkal pada ibu tulang tadi
atau cabang-cabang tulang ini
c Urat-urat daun (vena) sesungguhnya adalah tulang-tulang cabang pula
tetapi yang lebih kecil atau lembut dan satu sama lain beserta tulang-
tulang yang lebih besar membentuk susunan seperti jala kisi atau
lainnya
Pada dasarnya terdapat dua pola pertulangan daun yang umum
ditemukan yaitu pertulangan daun menjala (rericulate) yang merupakan
karakteristik bagi tumbuhan dikotil dan pertulangan daun sejajar (linier
striate) Pola pertulangan daun menjala terbentuk bila tulang daun
mengalami percabangan yang banyak dan satu sama lain saling
beranastomosa serta ujung-ujungnya bebas sedangkan pola pertulangan
daun-daun sejajar terbentuk bila suatu daun mempunyai tiga atau lebih
tulang daun primer yang letaknya kurang lebih sejajar satu sama lain mulai
dari dasar helaian daun hingga bertemu di bagian apeks daun
(Tjitrosoepomo 2001)
Dari uraian mengenai susunan tulang daun itu dapat ditarik
kesimpulan bahwa susunan tulang daun dapat dipakai sebagai petunjuk
untuk mengenal tumbuhan yaitu
a Tumbuhan biji belah (Dicotyledonae) mempunyai daun bertulang
menyirip atau menjari
b Tumbuhan biji tunggal (Monocotyledonae) mempunyai daun-daun
bertulang melengkung atau sejajar (Tjitrosoepomo 2001)
5 Tepi Daun (Margo Folii)
Pada daun tunggal helaian daun dapat bertepi rata (integerentire)
atau bertoreh Helaian daun dengan tepi bertoreh dangkal tidak akan
merubah bentuk secara keseluruhan tetapi jika helaian daun bertoreh besar
dan dalam dapat mempengaruhi bentuk daun tersebut Karena
terbentuknya torehan (sinus) selalu mengikuti pola pertulangan daun
maka istilah yang digunakan untuk menamakan tepi daun yang bertoreh
merupakan kombinasi antara sifat torehan dengan pertulangan daun
(Tjitrosoepomo 2001)
Torehan atau lekukan pada helaian daun bermacam-macam Torehan
daun bersifat dua macam Torehan pertama tidak mengubah bentuk asli
daun hanya sedikit bergelombang di tepinya Torehan lainnya dapat
menyebabkan hilangnya bentuk asli daun karena daun mengalami lekukan
yang banyak akibat torehan-torehannya Lekukan daun disebut sinus
sedangkan tepi daunnya disebut dengan angulus (Rosanti 2013)
Bila torehan yang terjadi hanya sedikit kurang dari setengah panjang
tulang cabang daun yang di dekatnya maka torehan daun disebut berlekuk
(lobatus) Jika dalamnya torehan mencapai setengah panjang tulang
cabang daun maka disebut sebagai daun yang bercangap (fissus) Dan jika
dalamnya torehan melebihi setengah panjang tulang cabang daun di
dekatnya maka tepi daun dikatakan berbagi (partitus) (Rosanti 2013)
Gambar 6 Jenis Tipe Daun(Rizal 2008)
6 Daging Daun (Intervenium)
Daging daun ialah bagian daun yang terdapat di antara tulang-tulang
daun dan urat-urat daun Di bagian ini zat-zat yang diambil dari luar
diubah dijadikan zat-zat yang sesuai dengan keperluan kehidupan tumbuh-
tumbuhan Tebal atau tipisnya helaian daun juga bergantung pada tebal
tipisnya daging daunnya (Tjitrosoepomo 2001)
Daging daun yang dimiliki oleh tumbuhan bermacam-macam tipis
seperti selaput contohnya paku selaput keras contohnya pisang tipis lunak
seperti yang terdapat pada daun selada air pekamen sebagai contohnya
kelapa dan yang berdaging sebagai contoh lidah buaya (Sativa 2012)
Daging daun merupakan isi dari daun daun terdiri dari sel-sel yang
membentuk berbagai jaringan Sel dan jaringan ini yang merupakan isi
dari daun yang dibatasi oleh permukaan atas dan permukaan bawah daun
Daging daun berbeda ada yang berdaging tebal dan ada yang berdaging
tipis (Tjitrosoepomo 2001)
7 Keadaan Permukaan Atas dan Bawah Daun
Pada umumnya warna daun pada sisi atas dan bawah berwarna
berbeda biasanya sisi atas tampak lebih hijau licin atau mengkilat jika
dibandingkan dengan sisi bawah daun Hal ini disebabkan karena warna
hijau lebih banyak terdapat pada lapisan atas daripada lapisan bawah
Kadang-kadang pada permukaan daun terdapat alat-alat tambahan seperti
licin (laevis) gundul (glaber) kasap (scaber) berkerut (rugosus)
berbingkul-bingkul (bullatus) berbulu (pilosus) berbulu halus dan rapat
(villosus) berbulu kasar (hispidus) dan bersisik (lepidus) (Tjitrosoepomo
2001)
Menurut Rizal (2008) permukaan daun terdiri dari beberapa jenis
yaitu glabrous (tanpa rambut licingundul) pubescent (berbulu pendek
lembut) villous (berambut panjang lurus putih keperak-perakan)
tomentose (berambut seperti wol ikal) scabrous (berambut pendek
kasar) glaucous (warna putih kebiruan dan berlilin) rugose (berkeriput
karena keadaan tulang daun yang tenggelam) glandular (berkelenjar
resin minyak)
Gambar 7 Permukaan Atas dan Bawah Daun(Rizal 2008)
C Tanaman Bambu (Bambusa sp)
Bambu tergolong keluarga Gramineae (rumput-rumputan) disebut juga
Giant grass (rumput raksasa) berumpun dan terdiri dari sejumlah batang
(buluh) yang tumbuh secara bertahap dari mulai rebung batang muda dan
sudah dewasa pada umur 3-4 tahun Nama lain dari bambu adalah buluh aur
dan eru Di dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan
pertumbuhan paling cepat Karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik
dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60 cm (24 Inchi) bahkan lebih
tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam (Tarigan
2011)
Bambu merupakan tanaman yang memiliki manfaat sangat penting bagi
kehidupan Semua bagian tanaman mulai dari akar batang daun kelopak
bahkan rebungnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan Tanaman
bambu menpunyai dua tipe pertumbuhan rumpun yaitu simpodial (clump
type) dan monopodial (running type) Pada tipe simpodial tunas baru keluar
dari ujung rimpang Terdapat dua bentuk bambu secara umum yaitu bambu
berkayu dari suku Arundinarieae dan Bambuseae dan bambu rerumputan dari
suku Olyreae Analisis molekuler dari pastida menunjukkan bahwa terdapat
tiga sampai lima garis keturunan utama dari bambu (Tarigan 2011)
Menurut Tarigan (2011) klasifikasi pada tanaman bambu terdiri dari
Regnum Plantae
Divisio Magnoliophyta
Classis Liliopsida
Subclassis Commelinidae
Ordo Cyperales
Familia Poaceae
Genus Bambusa
Spesies Bambusa sp
Pada tanaman bambu daunnya merupakan daun tunggal yang lengkap
karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun ini mempunyai bangun daun garis
(linearis) Ujung daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat
memiliki tepi daun yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun
sejajar permukaan atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau
tua sedangkan warna bagian bawah daun hijau muda (Tarigan 2011)
Gambar 8 Bagian Daun Bambu(Rahman 2014)
Bangun atau bentuk dari daun bambu adalah berbentuk pita atau bentuk
memanjang dari daun dengan perbandingan panjang dan lebar 3-5 1 ujung
daun pada daun bambu berbentuk runcing yaitu penyempitan ke arah ujung
daun dengan sedikit demi sedikit Sedangkan untuk pangkal daun membulat
karena pada pangkal daunnya tidak terdapat sama sekali sudut pangkal daun
daun bambu memiliki tepi yang rata tidak bergerigi dan bertoreh (Tarigan
2011)
Daging daunnya bertipe perkamen yaitu tipis namun cukup kaku
Pertulangan daunnya sejajar dari pangkal daun ke arah ujung daun
Permukaan atas dan bawah daun cukup kasar karena disebabkan pertulangan
daun yang cukup terasa dan adanya semacam bulu-bulu halus Warna daun
pada bagian atas jauh lebih gelap dibanding dengan yang di bawah dan warna
yang kebanyakan ditemukan adalah warna hijau namun ada beberapa jenis
bambu yang lain memilki daun yang berwarna kuning (Tarigan 2011)
D Tanaman Jagung (Zea Mays)
Tanaman jagung termasuk famili rumput-rumputan (Graminae) dari
subfamili Myadeae Dua famili yang berdekatan dengan jagung adalah
Teosinte dan Tripsacum yang diduga merupakan asal dari tanaman jagung
Teosinte berasal dari Meksico dan Guatemala sebagai tumbuhan liar di daerah
pertanaman jagung Jagung berwarna kuning batang bulat masif tidak
bercabang tinggi kurang lebih 15 meter (Sihaloho 2011)
Bunga majemuk berumah satu bunga jantan dan betina bentuk bulir di
ujung batang dan di ketiak daun warna putih Tanaman jagung adalah
tanaman semusim Jagung merupakan tanaman semusim (annual) Satu siklus
hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari Paruh pertama dari siklus
merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap
pertumbuhan generatif (Sihaloho 2011)
Menurut Sihaloho (2011) berdasarkan taksonominya tanaman jagung
dapat diklasifikasikan sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisio Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Ordo Poales
Familia Poaceae
Genus Zea
Spesies Zea mays L
Daun jagung adalah daun sempurna meskipun hanya terdiri atas upih
dan helaian yang disebut daun berupih Bentuknya memanjang merupakan
bangun pita (ligulatus) karena serupa dengan bangun garis tetapi lebih
panjang lagi daging daun (intervenium) tipis seperti kertas karena tipis tetapi
cukup tegar tepi daun (margo) rata (integer) karena apabila diraba pada
pinggirnya rata tidak bergerigi ujung daun (apex) runcing (acutus) karena
ujung daun memperlihatkan kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit
demi sedikit menuju keatas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk
suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg iquest ujung daun yang runcing lain dapat
pada daun-daun bangun bulat lanset segitiga delta belah ketupat dan
sebagainya (Sihaloho 2011)
Pangkal (basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun
berbulu halus dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau
beludru pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini
umumnya dapat di lihat pada bangun daun pita dan juga daun jagung
mempunyai satu tulang di tengah yang besar membusur ke daun sedang
tulang-tulang lainnya tampak lebih kecil dan tampak terlihat semua
mempunyai arah yang sejajar dengan satu tulang yang di tengah tadi
(Sihaloho 2011)
Gambar 9 Bagian Daun Jagung
(Akbar 2011)
Berdasarkan letak posisi daun (sudut daun) terdapat dua tipe daun
jagung yaitu tegak (erect) dan menggantung (pendant) Daun erect biasanya
memiliki sudut antara kecil sampai sedang pola helai daun bisa lurus atau
bengkok Daun pendant umumnya memiliki sudut yang lebar dan pola daun
bervariasi dari lurus sampai sangat bengkok Jagung dengan tipe daun erect
memiliki kanopi kecil sehingga dapat ditanam dengan populasi yang tinggi
(Sihaloho 2011)
E Cemara Kipas (Thuja orientalis L)
Cemara kipas adalah salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai
bahan untuk penyakit dalam oleh masyarakat Guluk-guluk tumbuhan ini
ditanam di sekitar rumah Tumbuhan ini dimanfaatkan daunnya oleh
masyarakat Masyarakat menyebut tumbuhan ini dengan nama cemara
(Yulianti 2013)
Cupreseaceae dengan genus Thuja atau lebih akrab dikenal dengan
Whitecedar adalah salah satu keluarga cemara kipas Eropalah yang pertama
kali memperkenalkan tanaman ini sebagai tanama hias Pohon ini subur hidup
di hutan karena hutan memilki atmosfer yang kondusif dan kaya akan
kelembabannya Beberapa lokasi di Indonesia menyebut tanaman cemara
kipas ini dengan ceker ayam (Yulianti 2013)
Menurut Yulianti (2013) klasifikasi dari pohon cemara kipas adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisi Coniferophyta
Kelas Pinopsida
Bangsa Pinales
Suku Cupressaceae
Marga Thuja
Jenis Thuja orientalis L
Gambar 10 Daun Cemara Kipas(Ria 2012)
Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Tekstur daunnya yang lembut Daunnya mengandung saponin selain itu daunnya juga mengandung polifenol Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun Daun tanaman cemara kipas
termasuk mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua (Yulianti
2013)
F Daun Bawang (Allium fistulosum L)
Daun bawang sebenarnya istilah umum yang terdiri dari spesies yang
berbeda Jenis yang paling umum dijumpai adalah bawang daun (Allium
fistulosum) Jenis lainnya adalah A ascalonicum yang masih sejenis dengan
bawang merah Kadang-kadang bawang prei juga disebut sebagai daun
bawang (Warintek 2014)
Gambar 11 Daun Bawang(Firli 2014)
Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk
rumput Sistem perakarannya termasuk akar serabut yang terpencar ke semua
arah pada kedalaman antara 15-30 cm Daun dan akar Allium fistulosum
mengandung saponin dan tanin di samping itu daunnya mengandung minyak
atsiri Selain itu daun bawang merupakan tumbuhan herba semusim dengan
tinggi 60-70 cm (Warintek 2014)
Daun tanaman bawang daun berbentuk bulat memanjang berlubang
menyerupai pipa dan bagian ujungnya meruncing Bawang prei (Allium
ampeloprasum L) memiliki daun berbentuk pipih memanjang tidak
membentuk rongga (seperti pipa) dan bagian ujungnya meruncing Ukuran
panjang daun sangat bervariasa antara 18-40 cm tergantung pada varietasnya
Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun halus Daun
tanaman bawang daun merupakan bagian tanaman yang dikonsumsi
(dimakan) sebagai bumbu atau penyedap sayuran Daun juga berfungsi
sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis tersebut digunakan untuk
pertumbuhan tanaman (Cahyono 2005)
Menurut Cahyono (2005) klasifikasi dari daun bawang adalah sebagai
berikut
Regnum Plantae (Tumbuhan)
Subdivisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Kelas Liliopsida (berkeping satu monokotil)
Ordo Liliflorae
Famili Liliaceae
Genus Allium
Spesies Allium fistulosum L
Bentuk daun dari bawang prei yaitu panjang pipih tidak berlubang
Warna daun umumnya hijau muda sampai hijau tua Panjang daun sangat
bervariasi antara 18-30 cm atau lebih tergantung dari varietas dan kesuburan
pertumbuhannya Bawang prei membentuk daun yang pipih helainya
berbentuk talang pelepahnya cukup panjang tidak membentuk umbi hanya
batang semunya di bagian bawah agak membengkak (Warintek 2014)
Menurut Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar
G Daun Kelapa (Cocos nucifera)
Tanaman kelapa diperkirakan berasal dari Amerika Selatan Tanaman
kelapa merupakan tanaman asli daerah tropis dan dapat dijumpai di seluruh
wilayah Indonesia Kelapa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bila
ditanam di tempat yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kelapa
(Harahap 2012)
Menurut Harahap (2012) klasifikasi dari pohon kelapa adalah sebagai
berikut
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Bangsa Palmales
Suku Palmae
Genus Cocos
Spesies Cocos nucifera
Daun kelapa berbentuk memanjang dan bertulang sejajar dan tumbuh
lebih cepat pada musim hujan Keluarga Palmae (palem) umumnya tidak
bercabang dan mempunyai daun yang berbentuk cincin Pertumbuhan dan
pembentukan mahkota daun dimulai sejak biji berkecambah dan pada tingkat
pertama dibentuk 4ndash6 helai daun Daun tersusun saling membalut satu sama
lain merupakan selubung dan mudahkan susunan lembaga serta akar
menembus sabut pada waktu tumbuh (Harahap 2012)
Gambar 12 Daun Kelapa(Harahap 2012)
Tanaman kelapa memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung
atau ayam Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang
sangat tajam dan keras di kedua sisisnya Anak-anak daun (foliage leaflet)
tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun Di tengah-tengah setiap anak
daun terbentuk lidi sebagai tulang daun Daun kelapa membentuk susunan
majemuk bersirip genap dan bertulang sejajar Daun sebagai tempat
fotosintesis dan sebagai alat respirasi (Harahap 2012)
Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat Duduk pelepah
daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang melingkari batang dan
membentuk spiral Daun terdiri dari
1 Kumpulan anak daun (leaf lets) yang mempunyai helaian (lamina) dan
tulang anak daun (midrib)
2 Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat
3 Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang
4 Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup
dan memberi kekuatan pada batang (Harahap 2012)
H Talas Pelangi (Colocasia sp)
Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun Talas termasuk
dalam suku talas-talasan (Araceae) berperawakan tegak tingginya 1 cm atau
lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun Tanaman talas
mengandung asam perusi (asam biru atau HCN) Sistem perakaran serabut
liar dan pendek Umbi mempunyai jenis bermacam-macam (Warintek 2014)
Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi Umbi pelepah
daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan obat maupun
pembungkus Daun sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai
pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasi Daunnya
berbentuk perisai atau hati lembaran daunnya 20-50 cm panjangnya dengan
tangkai mencapai 1 meter panjangnya warna pelepah bermacam-macam
(Warintek 2014)
Menurut Warintek (2014) klasifikasi dari tanaman talas pelangi adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisio Magnoliophyta
Classis Liliopsida
Subclassis Arecidae
Ordo Arales
Familia Areceae
Genus Colocasia
Spesies Colocasia sp
Gambar 13 Daun Talas Pelangi(Rynari 2012)
Tanaman keladi merupakan tanaman yang berdaun lengkap karena
mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian daun (lamina) Pada daun keladi bangun daunnya
seperti perisai dengan ujung daun yang meruncing (acuminatus) dan pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) Daun keladi mempunyai tepi daun yang
rata (integer) daging daun tipis lunak (herbaceus) dengan pertulangan daun
yang menyirip (penninervis) Pada permukaan atas daun terasa
licin (laevis) dan berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun
berwarna hijau muda dan juga terasa licin (laevis) (Warintek 2014)
I Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)
Kembang sepatu merupakan tumbuhan asli daerah tropis di dataran Asia
Tanaman ini kemudian menyebar di berbagai negara mulai dari Timur Jauh
sampai ke Eropa Daunnya merupakan daun tunggal berbentuk oval atau hati
dengan tepi bergerigi ujung daun meruncing urat daun menjari dan
menyirip memiliki daun penumpu Daun berwarna hijau Kembang sepatu
berbunga tunggal yang ke luar dari ketiak daun panjang tangkai bunga 1ndash 4
cm dan menjurai dengan lima mahkota yang tersusun berbentuk terompet
atau lonceng Helaian mahkota bunga tunggal atau ganda warna bunga
bervariasi misalnya putih kuning merah muda jingga dan kombinasi
warna-warna tersebut Panjang daun 5ndash10 cm dan lebar 3- 75 cm (Simplisia
2012)
Menurut Simplisia (2012) kalsifikasi dari kembang sepatu adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisi Magnoliophyta
Kelas Magnoliopsida
Ordo Malvales
Famili Malvaceae
Genus Hibiscus
Spesies Hibiscus rossa-sinensis
Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk daun tidak
lengkap karena tidak terdapat satu bagian dari daun lengkap yaitu tidak
memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina) Bangun daun (Circum
scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah daun
bulat telur (ovatus) Ujung daun (apex folii) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Tepi daun (margo folii)
pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah bergerigi
(serratus) karena sinus dan angulus sama lancipnya (Simplisia 2012)
Gambar 14 Bagian Daun Kembang Sepatu(Hanifiyah 2012)
Pangkal daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis)
karena daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke
ujung dan merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) Daging daun
(intervenium) pada daun kembang sepatu adalah seperti kertas
(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar Warna daunnya
adalah hijau tua (Simplisia 2012)
J Tanaman Euphorbia (Euphorbia milii)
Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke
seluruh dunia termasuk ke Indonesia Nama Euphorbia berasal dari nama
Euphorbus seorang dokter dari Mauritania Afrika Utara yang telah berjasa
pada rajanya Meskipun demikian beberapa spesies diakui merupakan
tanaman asli daerah lain Misalnya Euphorbia characias subspWulfenii dari
Portugal Euphorbia griffithii dari Himalaya dan Euphorbia marganita dari
Amerika Utara (Purwanto 2006)
Menurut Purwanto (2006) klasifikasi dari tanaman euphorbia adalah
sebagai berikut
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Dicotyledoneae
Ordo Archichlamydeae
Famili Euphorbiaceae
Genus Euphorbia
Spesies Euphorbia milii
Bentuk daun euphorbia bervariasi meskipun tidak terlalu banyak ada
yang berbentuk bulat telur memanjang dan jorong Masing-masing daun
mempunyai ketebalan berbeda-beda Hampir semua daun tidak bertangkai
tetapi duduk pada batang Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga
bervariasi ada yang runcing tumpul dan ujung terbelah Susunan daun
euphorbia berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas
batang tanaman (Purwanto 2006)
Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)
Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras
Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun
euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung
Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang
beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai
berikut
a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung
daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung
daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi
dua bulatan
b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip
mengecil (Purwanto 2006)
K Tomat (Solanum lycopersicum)
Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2
meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah
sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)
yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan
mati setelah bereproduksi (Arya 2012)
Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani
mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut
Kelas Dicotyledonae
Ordo Tubiflorae
Famili Solanaceae
Genus Lycopersicum
Spesies Lycopersicum esculentum Mill
Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)
Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu
berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di
antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk
tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)
Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25
cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan
membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip
terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)
Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki
warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-
40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-
1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Raden Fatah Palembang
B Alat dan Bahan
1 Alat Praktikum
a Lup
b Mikroskop binokuler
c Pensil warna
d Mistar
e Buku gambar
2 Bahan Praktikum
a Daun bambu
b Daun jagung
c Daun cemara kipas
d Daun bawang
e Daun kelapa
f Talas pelangi
g Solanum lycopersicum
h Rosa sinensis
C Cara Kerja
1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas
pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan
dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut
2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A Hasil Pengamatan
No Gambar Keterangan
1
Daun tomat (Solanum lycopersicum)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
2
Daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis L)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
3
Daun jagung (Zea mays)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ibu tulang daun (costa)
6 Tepi daun (margo folii)
4
Daun talas pelangi (Colocasia sp)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Tangkai daun (petiolus)
3 Helaian daun (lamina)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Tepi daun (margo folii)
8 Daging daun (intervenium)
9 Ibu tulang (costa)
10 Urat daun (vena)
5
Daun eforbia (Euphorbia milii)
1 Helaian daun (lamina)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pangkal daun (basis folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6
Daun bambu (Bambusa sp)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pelepah daun (vagina)
4 Helaian daun (lamina)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7
Daun cemara kipas (Thuja orientalis)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
8
Daun bawang (Allium fistulosum L)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tepi daun (margo folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ujung daun (apex folii)
9
Daun kelapa (Cocos nucifera)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tangkai daun (petiolus)
4 Tepi daun (margo folii)
5 Tulang daun (nervatio)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Ujung daun (apex folii)
B Pembahasan
Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang
diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas
pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun
yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari
kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)
warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun
dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun
majemuk ataupun daun tunggal
Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-
bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun
tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum
lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun
(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk
bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan
lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat
(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat
terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)
dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat
bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip
(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk
Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)
panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang
memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7
Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan
daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang
tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki
bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun
kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai
Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng
(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)
sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun
yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan
daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu
berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)
memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal
Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian
dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)
Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal
daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah
tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini
mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan
merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua
Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan
helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang
berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan
51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)
berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)
pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun
jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang
cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis
seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun
yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun
yang sejajar (rectinervis)
Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri
atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata
(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung
daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi
daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal
(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus
dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru
pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya
dapat di lihat pada bangun daun pita
Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)
merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk
perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)
dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis
lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah
sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)
talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun
dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang
berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun
(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi
merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk
seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya
agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan
daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan
berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda
dan juga terasa licin (laevis)
Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)
Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)
langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia
adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan
pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging
daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan
permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun
tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi
meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang
dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang
Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing
tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal
melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda
hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih
Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang
merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun
(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)
Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing
(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua
serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun
tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta
pertulangan daun yang sejajar
Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan
daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah
daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung
daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun
yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan
atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan
warna bagian bawah daun hijau muda
Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja
orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas
helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai
Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan
1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan
tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)
Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun
yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk
dengan pertulangan yang menjari (palminervis)
Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk
mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun
Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum
l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun
bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)
sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke
dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset
(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun
yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki
daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah
putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)
Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya
dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun
yang tunggal
Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman
bawang daun berbentuk bulat memanjang
Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun
adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena
memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun
(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan
perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya
tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai
daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau
tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun
kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk
Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan
bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung
daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan
daging daun yang perkamen
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)
adalah sebagai berikut
1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan
tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)
2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun
(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah
helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki
perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan
tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang
menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya
Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius
Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB
Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB
Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius
Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB
Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB
Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga
Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB
Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB
Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB
Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB
Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press
Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa
Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB
Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB
Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)
Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)
Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)
Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)
Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)
Pangkal daun merupakan bagian helaian daun yang berhubungan
langsung dengan tangkaian daun Pangkal yang terdapat di kiri-kanan
tangkai daun baik berlekatan atau tidak dapat dibedakan menjadi enam
macam yaitu
a Runcing (acutus) biasanya terdapat pada bangun memanjang lanset
dan belah ketupat
b Meruncing (acuminatus) biasanya terdapat pada bangun bulat telur
c Tumpul (obtusus) biasanya terdapat pada bangun bulat telur
d Membulat (rotundatus) terdapat bangun bulat telur dan jorong
e Rompanganrata (truncatus) terdapat pada bangun segitiga delta
dan tombak
f Berlekuk (emarginatus) terdapat pada bangun jantung ginjal dan
anak panah (Rosanti 2013)
4 Susunan Tulang Daun (Nervatio atau Venation)
Menurut Rosanti (2013) tulang daun merupakan struktur penguat
helaian daun sama fungsinya dengan tulang manusia yang member
kekuatan menunjang berdirinya tubuh Tulang-tulang daun merupakan
jaringan pembuluh yang dapat mengangkut air maupun hasil fotosintesis
dari akar dan batang serta menuju batang dan akar
Menurut Sativa (2012) pertulangan daun merupakan suatu
karakteristik bagi daun tumbuhan Dari segi anatomi pertulangan daun
sebenarnya merupakan suatu ikatan pembuluh yang berada pada helaian
daun Susunan pertulangan daun dari daun tumbuhan biasanya terdiri dari
a Tulang daun primer (Midrib Costa)
b Tulang daun sekunder (tulang daun lateralnervus lateralis)
c Tulang daun tersier (Veins)
d Tulang daun kuarter (Veinslet)
Menurut Tjitrosoepomo (2001) tulang-tulang daun adalah bagian
daun yang berguna untuk
a Memberi kekuatan pada daun seperti pula halnya dengan tulang-
tulang hewan dan manusia oleh sebab itu seluruh tulang pada daun
dinamakan pula rangka daun (skeleton)
b Di samping sebagai penguat tulang-tulang daun itu sesungguhnya
adalah berkas-berkas pembuluh yang berfungsi sebagai jalan untuk
pengangkutan zat-zat yaitu
1) Jalan pengangkutan zat-zat yang diambil tumbuhan dari tanah
ialah air beserta garam-garam yang terlarut di dalamnya
2) Jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari tempat
pembuatannya yaitu dari daun ke bagian-bagian lain yang
memerlukan zat itu
Menurut Tjitrosoepomo (2001) tulang-tulang daun menurut besar
kecilnya dibedakan dalam tiga macam yaitu
a Ibu tulang (costa) ialah tulang yang biasanya terbesar merupakan
terusan tangkai daun dan terdapat di tengah-tengah membujur dan
membelah daun
b Tulang-tulang cabang (nervus lateralis) yakni tulang-tulang yang
lebih kecil daripada ibu tulang dan berpangkal pada ibu tulang tadi
atau cabang-cabang tulang ini
c Urat-urat daun (vena) sesungguhnya adalah tulang-tulang cabang pula
tetapi yang lebih kecil atau lembut dan satu sama lain beserta tulang-
tulang yang lebih besar membentuk susunan seperti jala kisi atau
lainnya
Pada dasarnya terdapat dua pola pertulangan daun yang umum
ditemukan yaitu pertulangan daun menjala (rericulate) yang merupakan
karakteristik bagi tumbuhan dikotil dan pertulangan daun sejajar (linier
striate) Pola pertulangan daun menjala terbentuk bila tulang daun
mengalami percabangan yang banyak dan satu sama lain saling
beranastomosa serta ujung-ujungnya bebas sedangkan pola pertulangan
daun-daun sejajar terbentuk bila suatu daun mempunyai tiga atau lebih
tulang daun primer yang letaknya kurang lebih sejajar satu sama lain mulai
dari dasar helaian daun hingga bertemu di bagian apeks daun
(Tjitrosoepomo 2001)
Dari uraian mengenai susunan tulang daun itu dapat ditarik
kesimpulan bahwa susunan tulang daun dapat dipakai sebagai petunjuk
untuk mengenal tumbuhan yaitu
a Tumbuhan biji belah (Dicotyledonae) mempunyai daun bertulang
menyirip atau menjari
b Tumbuhan biji tunggal (Monocotyledonae) mempunyai daun-daun
bertulang melengkung atau sejajar (Tjitrosoepomo 2001)
5 Tepi Daun (Margo Folii)
Pada daun tunggal helaian daun dapat bertepi rata (integerentire)
atau bertoreh Helaian daun dengan tepi bertoreh dangkal tidak akan
merubah bentuk secara keseluruhan tetapi jika helaian daun bertoreh besar
dan dalam dapat mempengaruhi bentuk daun tersebut Karena
terbentuknya torehan (sinus) selalu mengikuti pola pertulangan daun
maka istilah yang digunakan untuk menamakan tepi daun yang bertoreh
merupakan kombinasi antara sifat torehan dengan pertulangan daun
(Tjitrosoepomo 2001)
Torehan atau lekukan pada helaian daun bermacam-macam Torehan
daun bersifat dua macam Torehan pertama tidak mengubah bentuk asli
daun hanya sedikit bergelombang di tepinya Torehan lainnya dapat
menyebabkan hilangnya bentuk asli daun karena daun mengalami lekukan
yang banyak akibat torehan-torehannya Lekukan daun disebut sinus
sedangkan tepi daunnya disebut dengan angulus (Rosanti 2013)
Bila torehan yang terjadi hanya sedikit kurang dari setengah panjang
tulang cabang daun yang di dekatnya maka torehan daun disebut berlekuk
(lobatus) Jika dalamnya torehan mencapai setengah panjang tulang
cabang daun maka disebut sebagai daun yang bercangap (fissus) Dan jika
dalamnya torehan melebihi setengah panjang tulang cabang daun di
dekatnya maka tepi daun dikatakan berbagi (partitus) (Rosanti 2013)
Gambar 6 Jenis Tipe Daun(Rizal 2008)
6 Daging Daun (Intervenium)
Daging daun ialah bagian daun yang terdapat di antara tulang-tulang
daun dan urat-urat daun Di bagian ini zat-zat yang diambil dari luar
diubah dijadikan zat-zat yang sesuai dengan keperluan kehidupan tumbuh-
tumbuhan Tebal atau tipisnya helaian daun juga bergantung pada tebal
tipisnya daging daunnya (Tjitrosoepomo 2001)
Daging daun yang dimiliki oleh tumbuhan bermacam-macam tipis
seperti selaput contohnya paku selaput keras contohnya pisang tipis lunak
seperti yang terdapat pada daun selada air pekamen sebagai contohnya
kelapa dan yang berdaging sebagai contoh lidah buaya (Sativa 2012)
Daging daun merupakan isi dari daun daun terdiri dari sel-sel yang
membentuk berbagai jaringan Sel dan jaringan ini yang merupakan isi
dari daun yang dibatasi oleh permukaan atas dan permukaan bawah daun
Daging daun berbeda ada yang berdaging tebal dan ada yang berdaging
tipis (Tjitrosoepomo 2001)
7 Keadaan Permukaan Atas dan Bawah Daun
Pada umumnya warna daun pada sisi atas dan bawah berwarna
berbeda biasanya sisi atas tampak lebih hijau licin atau mengkilat jika
dibandingkan dengan sisi bawah daun Hal ini disebabkan karena warna
hijau lebih banyak terdapat pada lapisan atas daripada lapisan bawah
Kadang-kadang pada permukaan daun terdapat alat-alat tambahan seperti
licin (laevis) gundul (glaber) kasap (scaber) berkerut (rugosus)
berbingkul-bingkul (bullatus) berbulu (pilosus) berbulu halus dan rapat
(villosus) berbulu kasar (hispidus) dan bersisik (lepidus) (Tjitrosoepomo
2001)
Menurut Rizal (2008) permukaan daun terdiri dari beberapa jenis
yaitu glabrous (tanpa rambut licingundul) pubescent (berbulu pendek
lembut) villous (berambut panjang lurus putih keperak-perakan)
tomentose (berambut seperti wol ikal) scabrous (berambut pendek
kasar) glaucous (warna putih kebiruan dan berlilin) rugose (berkeriput
karena keadaan tulang daun yang tenggelam) glandular (berkelenjar
resin minyak)
Gambar 7 Permukaan Atas dan Bawah Daun(Rizal 2008)
C Tanaman Bambu (Bambusa sp)
Bambu tergolong keluarga Gramineae (rumput-rumputan) disebut juga
Giant grass (rumput raksasa) berumpun dan terdiri dari sejumlah batang
(buluh) yang tumbuh secara bertahap dari mulai rebung batang muda dan
sudah dewasa pada umur 3-4 tahun Nama lain dari bambu adalah buluh aur
dan eru Di dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan
pertumbuhan paling cepat Karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik
dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60 cm (24 Inchi) bahkan lebih
tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam (Tarigan
2011)
Bambu merupakan tanaman yang memiliki manfaat sangat penting bagi
kehidupan Semua bagian tanaman mulai dari akar batang daun kelopak
bahkan rebungnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan Tanaman
bambu menpunyai dua tipe pertumbuhan rumpun yaitu simpodial (clump
type) dan monopodial (running type) Pada tipe simpodial tunas baru keluar
dari ujung rimpang Terdapat dua bentuk bambu secara umum yaitu bambu
berkayu dari suku Arundinarieae dan Bambuseae dan bambu rerumputan dari
suku Olyreae Analisis molekuler dari pastida menunjukkan bahwa terdapat
tiga sampai lima garis keturunan utama dari bambu (Tarigan 2011)
Menurut Tarigan (2011) klasifikasi pada tanaman bambu terdiri dari
Regnum Plantae
Divisio Magnoliophyta
Classis Liliopsida
Subclassis Commelinidae
Ordo Cyperales
Familia Poaceae
Genus Bambusa
Spesies Bambusa sp
Pada tanaman bambu daunnya merupakan daun tunggal yang lengkap
karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun ini mempunyai bangun daun garis
(linearis) Ujung daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat
memiliki tepi daun yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun
sejajar permukaan atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau
tua sedangkan warna bagian bawah daun hijau muda (Tarigan 2011)
Gambar 8 Bagian Daun Bambu(Rahman 2014)
Bangun atau bentuk dari daun bambu adalah berbentuk pita atau bentuk
memanjang dari daun dengan perbandingan panjang dan lebar 3-5 1 ujung
daun pada daun bambu berbentuk runcing yaitu penyempitan ke arah ujung
daun dengan sedikit demi sedikit Sedangkan untuk pangkal daun membulat
karena pada pangkal daunnya tidak terdapat sama sekali sudut pangkal daun
daun bambu memiliki tepi yang rata tidak bergerigi dan bertoreh (Tarigan
2011)
Daging daunnya bertipe perkamen yaitu tipis namun cukup kaku
Pertulangan daunnya sejajar dari pangkal daun ke arah ujung daun
Permukaan atas dan bawah daun cukup kasar karena disebabkan pertulangan
daun yang cukup terasa dan adanya semacam bulu-bulu halus Warna daun
pada bagian atas jauh lebih gelap dibanding dengan yang di bawah dan warna
yang kebanyakan ditemukan adalah warna hijau namun ada beberapa jenis
bambu yang lain memilki daun yang berwarna kuning (Tarigan 2011)
D Tanaman Jagung (Zea Mays)
Tanaman jagung termasuk famili rumput-rumputan (Graminae) dari
subfamili Myadeae Dua famili yang berdekatan dengan jagung adalah
Teosinte dan Tripsacum yang diduga merupakan asal dari tanaman jagung
Teosinte berasal dari Meksico dan Guatemala sebagai tumbuhan liar di daerah
pertanaman jagung Jagung berwarna kuning batang bulat masif tidak
bercabang tinggi kurang lebih 15 meter (Sihaloho 2011)
Bunga majemuk berumah satu bunga jantan dan betina bentuk bulir di
ujung batang dan di ketiak daun warna putih Tanaman jagung adalah
tanaman semusim Jagung merupakan tanaman semusim (annual) Satu siklus
hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari Paruh pertama dari siklus
merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap
pertumbuhan generatif (Sihaloho 2011)
Menurut Sihaloho (2011) berdasarkan taksonominya tanaman jagung
dapat diklasifikasikan sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisio Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Ordo Poales
Familia Poaceae
Genus Zea
Spesies Zea mays L
Daun jagung adalah daun sempurna meskipun hanya terdiri atas upih
dan helaian yang disebut daun berupih Bentuknya memanjang merupakan
bangun pita (ligulatus) karena serupa dengan bangun garis tetapi lebih
panjang lagi daging daun (intervenium) tipis seperti kertas karena tipis tetapi
cukup tegar tepi daun (margo) rata (integer) karena apabila diraba pada
pinggirnya rata tidak bergerigi ujung daun (apex) runcing (acutus) karena
ujung daun memperlihatkan kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit
demi sedikit menuju keatas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk
suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg iquest ujung daun yang runcing lain dapat
pada daun-daun bangun bulat lanset segitiga delta belah ketupat dan
sebagainya (Sihaloho 2011)
Pangkal (basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun
berbulu halus dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau
beludru pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini
umumnya dapat di lihat pada bangun daun pita dan juga daun jagung
mempunyai satu tulang di tengah yang besar membusur ke daun sedang
tulang-tulang lainnya tampak lebih kecil dan tampak terlihat semua
mempunyai arah yang sejajar dengan satu tulang yang di tengah tadi
(Sihaloho 2011)
Gambar 9 Bagian Daun Jagung
(Akbar 2011)
Berdasarkan letak posisi daun (sudut daun) terdapat dua tipe daun
jagung yaitu tegak (erect) dan menggantung (pendant) Daun erect biasanya
memiliki sudut antara kecil sampai sedang pola helai daun bisa lurus atau
bengkok Daun pendant umumnya memiliki sudut yang lebar dan pola daun
bervariasi dari lurus sampai sangat bengkok Jagung dengan tipe daun erect
memiliki kanopi kecil sehingga dapat ditanam dengan populasi yang tinggi
(Sihaloho 2011)
E Cemara Kipas (Thuja orientalis L)
Cemara kipas adalah salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai
bahan untuk penyakit dalam oleh masyarakat Guluk-guluk tumbuhan ini
ditanam di sekitar rumah Tumbuhan ini dimanfaatkan daunnya oleh
masyarakat Masyarakat menyebut tumbuhan ini dengan nama cemara
(Yulianti 2013)
Cupreseaceae dengan genus Thuja atau lebih akrab dikenal dengan
Whitecedar adalah salah satu keluarga cemara kipas Eropalah yang pertama
kali memperkenalkan tanaman ini sebagai tanama hias Pohon ini subur hidup
di hutan karena hutan memilki atmosfer yang kondusif dan kaya akan
kelembabannya Beberapa lokasi di Indonesia menyebut tanaman cemara
kipas ini dengan ceker ayam (Yulianti 2013)
Menurut Yulianti (2013) klasifikasi dari pohon cemara kipas adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisi Coniferophyta
Kelas Pinopsida
Bangsa Pinales
Suku Cupressaceae
Marga Thuja
Jenis Thuja orientalis L
Gambar 10 Daun Cemara Kipas(Ria 2012)
Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Tekstur daunnya yang lembut Daunnya mengandung saponin selain itu daunnya juga mengandung polifenol Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun Daun tanaman cemara kipas
termasuk mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua (Yulianti
2013)
F Daun Bawang (Allium fistulosum L)
Daun bawang sebenarnya istilah umum yang terdiri dari spesies yang
berbeda Jenis yang paling umum dijumpai adalah bawang daun (Allium
fistulosum) Jenis lainnya adalah A ascalonicum yang masih sejenis dengan
bawang merah Kadang-kadang bawang prei juga disebut sebagai daun
bawang (Warintek 2014)
Gambar 11 Daun Bawang(Firli 2014)
Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk
rumput Sistem perakarannya termasuk akar serabut yang terpencar ke semua
arah pada kedalaman antara 15-30 cm Daun dan akar Allium fistulosum
mengandung saponin dan tanin di samping itu daunnya mengandung minyak
atsiri Selain itu daun bawang merupakan tumbuhan herba semusim dengan
tinggi 60-70 cm (Warintek 2014)
Daun tanaman bawang daun berbentuk bulat memanjang berlubang
menyerupai pipa dan bagian ujungnya meruncing Bawang prei (Allium
ampeloprasum L) memiliki daun berbentuk pipih memanjang tidak
membentuk rongga (seperti pipa) dan bagian ujungnya meruncing Ukuran
panjang daun sangat bervariasa antara 18-40 cm tergantung pada varietasnya
Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun halus Daun
tanaman bawang daun merupakan bagian tanaman yang dikonsumsi
(dimakan) sebagai bumbu atau penyedap sayuran Daun juga berfungsi
sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis tersebut digunakan untuk
pertumbuhan tanaman (Cahyono 2005)
Menurut Cahyono (2005) klasifikasi dari daun bawang adalah sebagai
berikut
Regnum Plantae (Tumbuhan)
Subdivisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Kelas Liliopsida (berkeping satu monokotil)
Ordo Liliflorae
Famili Liliaceae
Genus Allium
Spesies Allium fistulosum L
Bentuk daun dari bawang prei yaitu panjang pipih tidak berlubang
Warna daun umumnya hijau muda sampai hijau tua Panjang daun sangat
bervariasi antara 18-30 cm atau lebih tergantung dari varietas dan kesuburan
pertumbuhannya Bawang prei membentuk daun yang pipih helainya
berbentuk talang pelepahnya cukup panjang tidak membentuk umbi hanya
batang semunya di bagian bawah agak membengkak (Warintek 2014)
Menurut Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar
G Daun Kelapa (Cocos nucifera)
Tanaman kelapa diperkirakan berasal dari Amerika Selatan Tanaman
kelapa merupakan tanaman asli daerah tropis dan dapat dijumpai di seluruh
wilayah Indonesia Kelapa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bila
ditanam di tempat yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kelapa
(Harahap 2012)
Menurut Harahap (2012) klasifikasi dari pohon kelapa adalah sebagai
berikut
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Bangsa Palmales
Suku Palmae
Genus Cocos
Spesies Cocos nucifera
Daun kelapa berbentuk memanjang dan bertulang sejajar dan tumbuh
lebih cepat pada musim hujan Keluarga Palmae (palem) umumnya tidak
bercabang dan mempunyai daun yang berbentuk cincin Pertumbuhan dan
pembentukan mahkota daun dimulai sejak biji berkecambah dan pada tingkat
pertama dibentuk 4ndash6 helai daun Daun tersusun saling membalut satu sama
lain merupakan selubung dan mudahkan susunan lembaga serta akar
menembus sabut pada waktu tumbuh (Harahap 2012)
Gambar 12 Daun Kelapa(Harahap 2012)
Tanaman kelapa memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung
atau ayam Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang
sangat tajam dan keras di kedua sisisnya Anak-anak daun (foliage leaflet)
tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun Di tengah-tengah setiap anak
daun terbentuk lidi sebagai tulang daun Daun kelapa membentuk susunan
majemuk bersirip genap dan bertulang sejajar Daun sebagai tempat
fotosintesis dan sebagai alat respirasi (Harahap 2012)
Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat Duduk pelepah
daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang melingkari batang dan
membentuk spiral Daun terdiri dari
1 Kumpulan anak daun (leaf lets) yang mempunyai helaian (lamina) dan
tulang anak daun (midrib)
2 Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat
3 Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang
4 Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup
dan memberi kekuatan pada batang (Harahap 2012)
H Talas Pelangi (Colocasia sp)
Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun Talas termasuk
dalam suku talas-talasan (Araceae) berperawakan tegak tingginya 1 cm atau
lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun Tanaman talas
mengandung asam perusi (asam biru atau HCN) Sistem perakaran serabut
liar dan pendek Umbi mempunyai jenis bermacam-macam (Warintek 2014)
Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi Umbi pelepah
daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan obat maupun
pembungkus Daun sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai
pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasi Daunnya
berbentuk perisai atau hati lembaran daunnya 20-50 cm panjangnya dengan
tangkai mencapai 1 meter panjangnya warna pelepah bermacam-macam
(Warintek 2014)
Menurut Warintek (2014) klasifikasi dari tanaman talas pelangi adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisio Magnoliophyta
Classis Liliopsida
Subclassis Arecidae
Ordo Arales
Familia Areceae
Genus Colocasia
Spesies Colocasia sp
Gambar 13 Daun Talas Pelangi(Rynari 2012)
Tanaman keladi merupakan tanaman yang berdaun lengkap karena
mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian daun (lamina) Pada daun keladi bangun daunnya
seperti perisai dengan ujung daun yang meruncing (acuminatus) dan pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) Daun keladi mempunyai tepi daun yang
rata (integer) daging daun tipis lunak (herbaceus) dengan pertulangan daun
yang menyirip (penninervis) Pada permukaan atas daun terasa
licin (laevis) dan berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun
berwarna hijau muda dan juga terasa licin (laevis) (Warintek 2014)
I Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)
Kembang sepatu merupakan tumbuhan asli daerah tropis di dataran Asia
Tanaman ini kemudian menyebar di berbagai negara mulai dari Timur Jauh
sampai ke Eropa Daunnya merupakan daun tunggal berbentuk oval atau hati
dengan tepi bergerigi ujung daun meruncing urat daun menjari dan
menyirip memiliki daun penumpu Daun berwarna hijau Kembang sepatu
berbunga tunggal yang ke luar dari ketiak daun panjang tangkai bunga 1ndash 4
cm dan menjurai dengan lima mahkota yang tersusun berbentuk terompet
atau lonceng Helaian mahkota bunga tunggal atau ganda warna bunga
bervariasi misalnya putih kuning merah muda jingga dan kombinasi
warna-warna tersebut Panjang daun 5ndash10 cm dan lebar 3- 75 cm (Simplisia
2012)
Menurut Simplisia (2012) kalsifikasi dari kembang sepatu adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisi Magnoliophyta
Kelas Magnoliopsida
Ordo Malvales
Famili Malvaceae
Genus Hibiscus
Spesies Hibiscus rossa-sinensis
Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk daun tidak
lengkap karena tidak terdapat satu bagian dari daun lengkap yaitu tidak
memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina) Bangun daun (Circum
scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah daun
bulat telur (ovatus) Ujung daun (apex folii) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Tepi daun (margo folii)
pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah bergerigi
(serratus) karena sinus dan angulus sama lancipnya (Simplisia 2012)
Gambar 14 Bagian Daun Kembang Sepatu(Hanifiyah 2012)
Pangkal daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis)
karena daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke
ujung dan merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) Daging daun
(intervenium) pada daun kembang sepatu adalah seperti kertas
(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar Warna daunnya
adalah hijau tua (Simplisia 2012)
J Tanaman Euphorbia (Euphorbia milii)
Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke
seluruh dunia termasuk ke Indonesia Nama Euphorbia berasal dari nama
Euphorbus seorang dokter dari Mauritania Afrika Utara yang telah berjasa
pada rajanya Meskipun demikian beberapa spesies diakui merupakan
tanaman asli daerah lain Misalnya Euphorbia characias subspWulfenii dari
Portugal Euphorbia griffithii dari Himalaya dan Euphorbia marganita dari
Amerika Utara (Purwanto 2006)
Menurut Purwanto (2006) klasifikasi dari tanaman euphorbia adalah
sebagai berikut
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Dicotyledoneae
Ordo Archichlamydeae
Famili Euphorbiaceae
Genus Euphorbia
Spesies Euphorbia milii
Bentuk daun euphorbia bervariasi meskipun tidak terlalu banyak ada
yang berbentuk bulat telur memanjang dan jorong Masing-masing daun
mempunyai ketebalan berbeda-beda Hampir semua daun tidak bertangkai
tetapi duduk pada batang Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga
bervariasi ada yang runcing tumpul dan ujung terbelah Susunan daun
euphorbia berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas
batang tanaman (Purwanto 2006)
Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)
Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras
Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun
euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung
Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang
beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai
berikut
a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung
daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung
daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi
dua bulatan
b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip
mengecil (Purwanto 2006)
K Tomat (Solanum lycopersicum)
Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2
meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah
sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)
yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan
mati setelah bereproduksi (Arya 2012)
Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani
mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut
Kelas Dicotyledonae
Ordo Tubiflorae
Famili Solanaceae
Genus Lycopersicum
Spesies Lycopersicum esculentum Mill
Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)
Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu
berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di
antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk
tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)
Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25
cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan
membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip
terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)
Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki
warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-
40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-
1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Raden Fatah Palembang
B Alat dan Bahan
1 Alat Praktikum
a Lup
b Mikroskop binokuler
c Pensil warna
d Mistar
e Buku gambar
2 Bahan Praktikum
a Daun bambu
b Daun jagung
c Daun cemara kipas
d Daun bawang
e Daun kelapa
f Talas pelangi
g Solanum lycopersicum
h Rosa sinensis
C Cara Kerja
1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas
pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan
dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut
2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A Hasil Pengamatan
No Gambar Keterangan
1
Daun tomat (Solanum lycopersicum)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
2
Daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis L)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
3
Daun jagung (Zea mays)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ibu tulang daun (costa)
6 Tepi daun (margo folii)
4
Daun talas pelangi (Colocasia sp)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Tangkai daun (petiolus)
3 Helaian daun (lamina)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Tepi daun (margo folii)
8 Daging daun (intervenium)
9 Ibu tulang (costa)
10 Urat daun (vena)
5
Daun eforbia (Euphorbia milii)
1 Helaian daun (lamina)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pangkal daun (basis folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6
Daun bambu (Bambusa sp)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pelepah daun (vagina)
4 Helaian daun (lamina)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7
Daun cemara kipas (Thuja orientalis)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
8
Daun bawang (Allium fistulosum L)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tepi daun (margo folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ujung daun (apex folii)
9
Daun kelapa (Cocos nucifera)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tangkai daun (petiolus)
4 Tepi daun (margo folii)
5 Tulang daun (nervatio)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Ujung daun (apex folii)
B Pembahasan
Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang
diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas
pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun
yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari
kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)
warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun
dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun
majemuk ataupun daun tunggal
Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-
bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun
tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum
lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun
(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk
bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan
lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat
(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat
terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)
dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat
bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip
(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk
Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)
panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang
memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7
Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan
daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang
tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki
bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun
kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai
Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng
(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)
sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun
yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan
daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu
berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)
memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal
Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian
dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)
Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal
daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah
tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini
mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan
merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua
Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan
helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang
berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan
51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)
berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)
pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun
jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang
cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis
seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun
yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun
yang sejajar (rectinervis)
Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri
atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata
(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung
daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi
daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal
(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus
dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru
pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya
dapat di lihat pada bangun daun pita
Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)
merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk
perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)
dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis
lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah
sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)
talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun
dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang
berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun
(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi
merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk
seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya
agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan
daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan
berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda
dan juga terasa licin (laevis)
Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)
Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)
langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia
adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan
pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging
daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan
permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun
tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi
meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang
dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang
Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing
tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal
melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda
hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih
Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang
merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun
(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)
Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing
(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua
serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun
tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta
pertulangan daun yang sejajar
Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan
daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah
daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung
daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun
yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan
atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan
warna bagian bawah daun hijau muda
Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja
orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas
helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai
Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan
1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan
tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)
Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun
yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk
dengan pertulangan yang menjari (palminervis)
Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk
mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun
Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum
l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun
bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)
sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke
dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset
(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun
yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki
daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah
putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)
Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya
dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun
yang tunggal
Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman
bawang daun berbentuk bulat memanjang
Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun
adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena
memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun
(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan
perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya
tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai
daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau
tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun
kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk
Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan
bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung
daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan
daging daun yang perkamen
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)
adalah sebagai berikut
1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan
tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)
2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun
(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah
helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki
perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan
tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang
menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya
Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius
Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB
Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB
Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius
Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB
Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB
Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga
Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB
Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB
Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB
Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB
Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press
Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa
Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB
Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB
Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)
Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)
Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)
Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)
Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)
a Memberi kekuatan pada daun seperti pula halnya dengan tulang-
tulang hewan dan manusia oleh sebab itu seluruh tulang pada daun
dinamakan pula rangka daun (skeleton)
b Di samping sebagai penguat tulang-tulang daun itu sesungguhnya
adalah berkas-berkas pembuluh yang berfungsi sebagai jalan untuk
pengangkutan zat-zat yaitu
1) Jalan pengangkutan zat-zat yang diambil tumbuhan dari tanah
ialah air beserta garam-garam yang terlarut di dalamnya
2) Jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari tempat
pembuatannya yaitu dari daun ke bagian-bagian lain yang
memerlukan zat itu
Menurut Tjitrosoepomo (2001) tulang-tulang daun menurut besar
kecilnya dibedakan dalam tiga macam yaitu
a Ibu tulang (costa) ialah tulang yang biasanya terbesar merupakan
terusan tangkai daun dan terdapat di tengah-tengah membujur dan
membelah daun
b Tulang-tulang cabang (nervus lateralis) yakni tulang-tulang yang
lebih kecil daripada ibu tulang dan berpangkal pada ibu tulang tadi
atau cabang-cabang tulang ini
c Urat-urat daun (vena) sesungguhnya adalah tulang-tulang cabang pula
tetapi yang lebih kecil atau lembut dan satu sama lain beserta tulang-
tulang yang lebih besar membentuk susunan seperti jala kisi atau
lainnya
Pada dasarnya terdapat dua pola pertulangan daun yang umum
ditemukan yaitu pertulangan daun menjala (rericulate) yang merupakan
karakteristik bagi tumbuhan dikotil dan pertulangan daun sejajar (linier
striate) Pola pertulangan daun menjala terbentuk bila tulang daun
mengalami percabangan yang banyak dan satu sama lain saling
beranastomosa serta ujung-ujungnya bebas sedangkan pola pertulangan
daun-daun sejajar terbentuk bila suatu daun mempunyai tiga atau lebih
tulang daun primer yang letaknya kurang lebih sejajar satu sama lain mulai
dari dasar helaian daun hingga bertemu di bagian apeks daun
(Tjitrosoepomo 2001)
Dari uraian mengenai susunan tulang daun itu dapat ditarik
kesimpulan bahwa susunan tulang daun dapat dipakai sebagai petunjuk
untuk mengenal tumbuhan yaitu
a Tumbuhan biji belah (Dicotyledonae) mempunyai daun bertulang
menyirip atau menjari
b Tumbuhan biji tunggal (Monocotyledonae) mempunyai daun-daun
bertulang melengkung atau sejajar (Tjitrosoepomo 2001)
5 Tepi Daun (Margo Folii)
Pada daun tunggal helaian daun dapat bertepi rata (integerentire)
atau bertoreh Helaian daun dengan tepi bertoreh dangkal tidak akan
merubah bentuk secara keseluruhan tetapi jika helaian daun bertoreh besar
dan dalam dapat mempengaruhi bentuk daun tersebut Karena
terbentuknya torehan (sinus) selalu mengikuti pola pertulangan daun
maka istilah yang digunakan untuk menamakan tepi daun yang bertoreh
merupakan kombinasi antara sifat torehan dengan pertulangan daun
(Tjitrosoepomo 2001)
Torehan atau lekukan pada helaian daun bermacam-macam Torehan
daun bersifat dua macam Torehan pertama tidak mengubah bentuk asli
daun hanya sedikit bergelombang di tepinya Torehan lainnya dapat
menyebabkan hilangnya bentuk asli daun karena daun mengalami lekukan
yang banyak akibat torehan-torehannya Lekukan daun disebut sinus
sedangkan tepi daunnya disebut dengan angulus (Rosanti 2013)
Bila torehan yang terjadi hanya sedikit kurang dari setengah panjang
tulang cabang daun yang di dekatnya maka torehan daun disebut berlekuk
(lobatus) Jika dalamnya torehan mencapai setengah panjang tulang
cabang daun maka disebut sebagai daun yang bercangap (fissus) Dan jika
dalamnya torehan melebihi setengah panjang tulang cabang daun di
dekatnya maka tepi daun dikatakan berbagi (partitus) (Rosanti 2013)
Gambar 6 Jenis Tipe Daun(Rizal 2008)
6 Daging Daun (Intervenium)
Daging daun ialah bagian daun yang terdapat di antara tulang-tulang
daun dan urat-urat daun Di bagian ini zat-zat yang diambil dari luar
diubah dijadikan zat-zat yang sesuai dengan keperluan kehidupan tumbuh-
tumbuhan Tebal atau tipisnya helaian daun juga bergantung pada tebal
tipisnya daging daunnya (Tjitrosoepomo 2001)
Daging daun yang dimiliki oleh tumbuhan bermacam-macam tipis
seperti selaput contohnya paku selaput keras contohnya pisang tipis lunak
seperti yang terdapat pada daun selada air pekamen sebagai contohnya
kelapa dan yang berdaging sebagai contoh lidah buaya (Sativa 2012)
Daging daun merupakan isi dari daun daun terdiri dari sel-sel yang
membentuk berbagai jaringan Sel dan jaringan ini yang merupakan isi
dari daun yang dibatasi oleh permukaan atas dan permukaan bawah daun
Daging daun berbeda ada yang berdaging tebal dan ada yang berdaging
tipis (Tjitrosoepomo 2001)
7 Keadaan Permukaan Atas dan Bawah Daun
Pada umumnya warna daun pada sisi atas dan bawah berwarna
berbeda biasanya sisi atas tampak lebih hijau licin atau mengkilat jika
dibandingkan dengan sisi bawah daun Hal ini disebabkan karena warna
hijau lebih banyak terdapat pada lapisan atas daripada lapisan bawah
Kadang-kadang pada permukaan daun terdapat alat-alat tambahan seperti
licin (laevis) gundul (glaber) kasap (scaber) berkerut (rugosus)
berbingkul-bingkul (bullatus) berbulu (pilosus) berbulu halus dan rapat
(villosus) berbulu kasar (hispidus) dan bersisik (lepidus) (Tjitrosoepomo
2001)
Menurut Rizal (2008) permukaan daun terdiri dari beberapa jenis
yaitu glabrous (tanpa rambut licingundul) pubescent (berbulu pendek
lembut) villous (berambut panjang lurus putih keperak-perakan)
tomentose (berambut seperti wol ikal) scabrous (berambut pendek
kasar) glaucous (warna putih kebiruan dan berlilin) rugose (berkeriput
karena keadaan tulang daun yang tenggelam) glandular (berkelenjar
resin minyak)
Gambar 7 Permukaan Atas dan Bawah Daun(Rizal 2008)
C Tanaman Bambu (Bambusa sp)
Bambu tergolong keluarga Gramineae (rumput-rumputan) disebut juga
Giant grass (rumput raksasa) berumpun dan terdiri dari sejumlah batang
(buluh) yang tumbuh secara bertahap dari mulai rebung batang muda dan
sudah dewasa pada umur 3-4 tahun Nama lain dari bambu adalah buluh aur
dan eru Di dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan
pertumbuhan paling cepat Karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik
dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60 cm (24 Inchi) bahkan lebih
tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam (Tarigan
2011)
Bambu merupakan tanaman yang memiliki manfaat sangat penting bagi
kehidupan Semua bagian tanaman mulai dari akar batang daun kelopak
bahkan rebungnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan Tanaman
bambu menpunyai dua tipe pertumbuhan rumpun yaitu simpodial (clump
type) dan monopodial (running type) Pada tipe simpodial tunas baru keluar
dari ujung rimpang Terdapat dua bentuk bambu secara umum yaitu bambu
berkayu dari suku Arundinarieae dan Bambuseae dan bambu rerumputan dari
suku Olyreae Analisis molekuler dari pastida menunjukkan bahwa terdapat
tiga sampai lima garis keturunan utama dari bambu (Tarigan 2011)
Menurut Tarigan (2011) klasifikasi pada tanaman bambu terdiri dari
Regnum Plantae
Divisio Magnoliophyta
Classis Liliopsida
Subclassis Commelinidae
Ordo Cyperales
Familia Poaceae
Genus Bambusa
Spesies Bambusa sp
Pada tanaman bambu daunnya merupakan daun tunggal yang lengkap
karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun ini mempunyai bangun daun garis
(linearis) Ujung daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat
memiliki tepi daun yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun
sejajar permukaan atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau
tua sedangkan warna bagian bawah daun hijau muda (Tarigan 2011)
Gambar 8 Bagian Daun Bambu(Rahman 2014)
Bangun atau bentuk dari daun bambu adalah berbentuk pita atau bentuk
memanjang dari daun dengan perbandingan panjang dan lebar 3-5 1 ujung
daun pada daun bambu berbentuk runcing yaitu penyempitan ke arah ujung
daun dengan sedikit demi sedikit Sedangkan untuk pangkal daun membulat
karena pada pangkal daunnya tidak terdapat sama sekali sudut pangkal daun
daun bambu memiliki tepi yang rata tidak bergerigi dan bertoreh (Tarigan
2011)
Daging daunnya bertipe perkamen yaitu tipis namun cukup kaku
Pertulangan daunnya sejajar dari pangkal daun ke arah ujung daun
Permukaan atas dan bawah daun cukup kasar karena disebabkan pertulangan
daun yang cukup terasa dan adanya semacam bulu-bulu halus Warna daun
pada bagian atas jauh lebih gelap dibanding dengan yang di bawah dan warna
yang kebanyakan ditemukan adalah warna hijau namun ada beberapa jenis
bambu yang lain memilki daun yang berwarna kuning (Tarigan 2011)
D Tanaman Jagung (Zea Mays)
Tanaman jagung termasuk famili rumput-rumputan (Graminae) dari
subfamili Myadeae Dua famili yang berdekatan dengan jagung adalah
Teosinte dan Tripsacum yang diduga merupakan asal dari tanaman jagung
Teosinte berasal dari Meksico dan Guatemala sebagai tumbuhan liar di daerah
pertanaman jagung Jagung berwarna kuning batang bulat masif tidak
bercabang tinggi kurang lebih 15 meter (Sihaloho 2011)
Bunga majemuk berumah satu bunga jantan dan betina bentuk bulir di
ujung batang dan di ketiak daun warna putih Tanaman jagung adalah
tanaman semusim Jagung merupakan tanaman semusim (annual) Satu siklus
hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari Paruh pertama dari siklus
merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap
pertumbuhan generatif (Sihaloho 2011)
Menurut Sihaloho (2011) berdasarkan taksonominya tanaman jagung
dapat diklasifikasikan sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisio Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Ordo Poales
Familia Poaceae
Genus Zea
Spesies Zea mays L
Daun jagung adalah daun sempurna meskipun hanya terdiri atas upih
dan helaian yang disebut daun berupih Bentuknya memanjang merupakan
bangun pita (ligulatus) karena serupa dengan bangun garis tetapi lebih
panjang lagi daging daun (intervenium) tipis seperti kertas karena tipis tetapi
cukup tegar tepi daun (margo) rata (integer) karena apabila diraba pada
pinggirnya rata tidak bergerigi ujung daun (apex) runcing (acutus) karena
ujung daun memperlihatkan kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit
demi sedikit menuju keatas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk
suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg iquest ujung daun yang runcing lain dapat
pada daun-daun bangun bulat lanset segitiga delta belah ketupat dan
sebagainya (Sihaloho 2011)
Pangkal (basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun
berbulu halus dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau
beludru pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini
umumnya dapat di lihat pada bangun daun pita dan juga daun jagung
mempunyai satu tulang di tengah yang besar membusur ke daun sedang
tulang-tulang lainnya tampak lebih kecil dan tampak terlihat semua
mempunyai arah yang sejajar dengan satu tulang yang di tengah tadi
(Sihaloho 2011)
Gambar 9 Bagian Daun Jagung
(Akbar 2011)
Berdasarkan letak posisi daun (sudut daun) terdapat dua tipe daun
jagung yaitu tegak (erect) dan menggantung (pendant) Daun erect biasanya
memiliki sudut antara kecil sampai sedang pola helai daun bisa lurus atau
bengkok Daun pendant umumnya memiliki sudut yang lebar dan pola daun
bervariasi dari lurus sampai sangat bengkok Jagung dengan tipe daun erect
memiliki kanopi kecil sehingga dapat ditanam dengan populasi yang tinggi
(Sihaloho 2011)
E Cemara Kipas (Thuja orientalis L)
Cemara kipas adalah salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai
bahan untuk penyakit dalam oleh masyarakat Guluk-guluk tumbuhan ini
ditanam di sekitar rumah Tumbuhan ini dimanfaatkan daunnya oleh
masyarakat Masyarakat menyebut tumbuhan ini dengan nama cemara
(Yulianti 2013)
Cupreseaceae dengan genus Thuja atau lebih akrab dikenal dengan
Whitecedar adalah salah satu keluarga cemara kipas Eropalah yang pertama
kali memperkenalkan tanaman ini sebagai tanama hias Pohon ini subur hidup
di hutan karena hutan memilki atmosfer yang kondusif dan kaya akan
kelembabannya Beberapa lokasi di Indonesia menyebut tanaman cemara
kipas ini dengan ceker ayam (Yulianti 2013)
Menurut Yulianti (2013) klasifikasi dari pohon cemara kipas adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisi Coniferophyta
Kelas Pinopsida
Bangsa Pinales
Suku Cupressaceae
Marga Thuja
Jenis Thuja orientalis L
Gambar 10 Daun Cemara Kipas(Ria 2012)
Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Tekstur daunnya yang lembut Daunnya mengandung saponin selain itu daunnya juga mengandung polifenol Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun Daun tanaman cemara kipas
termasuk mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua (Yulianti
2013)
F Daun Bawang (Allium fistulosum L)
Daun bawang sebenarnya istilah umum yang terdiri dari spesies yang
berbeda Jenis yang paling umum dijumpai adalah bawang daun (Allium
fistulosum) Jenis lainnya adalah A ascalonicum yang masih sejenis dengan
bawang merah Kadang-kadang bawang prei juga disebut sebagai daun
bawang (Warintek 2014)
Gambar 11 Daun Bawang(Firli 2014)
Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk
rumput Sistem perakarannya termasuk akar serabut yang terpencar ke semua
arah pada kedalaman antara 15-30 cm Daun dan akar Allium fistulosum
mengandung saponin dan tanin di samping itu daunnya mengandung minyak
atsiri Selain itu daun bawang merupakan tumbuhan herba semusim dengan
tinggi 60-70 cm (Warintek 2014)
Daun tanaman bawang daun berbentuk bulat memanjang berlubang
menyerupai pipa dan bagian ujungnya meruncing Bawang prei (Allium
ampeloprasum L) memiliki daun berbentuk pipih memanjang tidak
membentuk rongga (seperti pipa) dan bagian ujungnya meruncing Ukuran
panjang daun sangat bervariasa antara 18-40 cm tergantung pada varietasnya
Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun halus Daun
tanaman bawang daun merupakan bagian tanaman yang dikonsumsi
(dimakan) sebagai bumbu atau penyedap sayuran Daun juga berfungsi
sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis tersebut digunakan untuk
pertumbuhan tanaman (Cahyono 2005)
Menurut Cahyono (2005) klasifikasi dari daun bawang adalah sebagai
berikut
Regnum Plantae (Tumbuhan)
Subdivisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Kelas Liliopsida (berkeping satu monokotil)
Ordo Liliflorae
Famili Liliaceae
Genus Allium
Spesies Allium fistulosum L
Bentuk daun dari bawang prei yaitu panjang pipih tidak berlubang
Warna daun umumnya hijau muda sampai hijau tua Panjang daun sangat
bervariasi antara 18-30 cm atau lebih tergantung dari varietas dan kesuburan
pertumbuhannya Bawang prei membentuk daun yang pipih helainya
berbentuk talang pelepahnya cukup panjang tidak membentuk umbi hanya
batang semunya di bagian bawah agak membengkak (Warintek 2014)
Menurut Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar
G Daun Kelapa (Cocos nucifera)
Tanaman kelapa diperkirakan berasal dari Amerika Selatan Tanaman
kelapa merupakan tanaman asli daerah tropis dan dapat dijumpai di seluruh
wilayah Indonesia Kelapa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bila
ditanam di tempat yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kelapa
(Harahap 2012)
Menurut Harahap (2012) klasifikasi dari pohon kelapa adalah sebagai
berikut
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Bangsa Palmales
Suku Palmae
Genus Cocos
Spesies Cocos nucifera
Daun kelapa berbentuk memanjang dan bertulang sejajar dan tumbuh
lebih cepat pada musim hujan Keluarga Palmae (palem) umumnya tidak
bercabang dan mempunyai daun yang berbentuk cincin Pertumbuhan dan
pembentukan mahkota daun dimulai sejak biji berkecambah dan pada tingkat
pertama dibentuk 4ndash6 helai daun Daun tersusun saling membalut satu sama
lain merupakan selubung dan mudahkan susunan lembaga serta akar
menembus sabut pada waktu tumbuh (Harahap 2012)
Gambar 12 Daun Kelapa(Harahap 2012)
Tanaman kelapa memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung
atau ayam Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang
sangat tajam dan keras di kedua sisisnya Anak-anak daun (foliage leaflet)
tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun Di tengah-tengah setiap anak
daun terbentuk lidi sebagai tulang daun Daun kelapa membentuk susunan
majemuk bersirip genap dan bertulang sejajar Daun sebagai tempat
fotosintesis dan sebagai alat respirasi (Harahap 2012)
Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat Duduk pelepah
daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang melingkari batang dan
membentuk spiral Daun terdiri dari
1 Kumpulan anak daun (leaf lets) yang mempunyai helaian (lamina) dan
tulang anak daun (midrib)
2 Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat
3 Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang
4 Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup
dan memberi kekuatan pada batang (Harahap 2012)
H Talas Pelangi (Colocasia sp)
Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun Talas termasuk
dalam suku talas-talasan (Araceae) berperawakan tegak tingginya 1 cm atau
lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun Tanaman talas
mengandung asam perusi (asam biru atau HCN) Sistem perakaran serabut
liar dan pendek Umbi mempunyai jenis bermacam-macam (Warintek 2014)
Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi Umbi pelepah
daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan obat maupun
pembungkus Daun sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai
pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasi Daunnya
berbentuk perisai atau hati lembaran daunnya 20-50 cm panjangnya dengan
tangkai mencapai 1 meter panjangnya warna pelepah bermacam-macam
(Warintek 2014)
Menurut Warintek (2014) klasifikasi dari tanaman talas pelangi adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisio Magnoliophyta
Classis Liliopsida
Subclassis Arecidae
Ordo Arales
Familia Areceae
Genus Colocasia
Spesies Colocasia sp
Gambar 13 Daun Talas Pelangi(Rynari 2012)
Tanaman keladi merupakan tanaman yang berdaun lengkap karena
mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian daun (lamina) Pada daun keladi bangun daunnya
seperti perisai dengan ujung daun yang meruncing (acuminatus) dan pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) Daun keladi mempunyai tepi daun yang
rata (integer) daging daun tipis lunak (herbaceus) dengan pertulangan daun
yang menyirip (penninervis) Pada permukaan atas daun terasa
licin (laevis) dan berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun
berwarna hijau muda dan juga terasa licin (laevis) (Warintek 2014)
I Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)
Kembang sepatu merupakan tumbuhan asli daerah tropis di dataran Asia
Tanaman ini kemudian menyebar di berbagai negara mulai dari Timur Jauh
sampai ke Eropa Daunnya merupakan daun tunggal berbentuk oval atau hati
dengan tepi bergerigi ujung daun meruncing urat daun menjari dan
menyirip memiliki daun penumpu Daun berwarna hijau Kembang sepatu
berbunga tunggal yang ke luar dari ketiak daun panjang tangkai bunga 1ndash 4
cm dan menjurai dengan lima mahkota yang tersusun berbentuk terompet
atau lonceng Helaian mahkota bunga tunggal atau ganda warna bunga
bervariasi misalnya putih kuning merah muda jingga dan kombinasi
warna-warna tersebut Panjang daun 5ndash10 cm dan lebar 3- 75 cm (Simplisia
2012)
Menurut Simplisia (2012) kalsifikasi dari kembang sepatu adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisi Magnoliophyta
Kelas Magnoliopsida
Ordo Malvales
Famili Malvaceae
Genus Hibiscus
Spesies Hibiscus rossa-sinensis
Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk daun tidak
lengkap karena tidak terdapat satu bagian dari daun lengkap yaitu tidak
memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina) Bangun daun (Circum
scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah daun
bulat telur (ovatus) Ujung daun (apex folii) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Tepi daun (margo folii)
pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah bergerigi
(serratus) karena sinus dan angulus sama lancipnya (Simplisia 2012)
Gambar 14 Bagian Daun Kembang Sepatu(Hanifiyah 2012)
Pangkal daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis)
karena daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke
ujung dan merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) Daging daun
(intervenium) pada daun kembang sepatu adalah seperti kertas
(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar Warna daunnya
adalah hijau tua (Simplisia 2012)
J Tanaman Euphorbia (Euphorbia milii)
Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke
seluruh dunia termasuk ke Indonesia Nama Euphorbia berasal dari nama
Euphorbus seorang dokter dari Mauritania Afrika Utara yang telah berjasa
pada rajanya Meskipun demikian beberapa spesies diakui merupakan
tanaman asli daerah lain Misalnya Euphorbia characias subspWulfenii dari
Portugal Euphorbia griffithii dari Himalaya dan Euphorbia marganita dari
Amerika Utara (Purwanto 2006)
Menurut Purwanto (2006) klasifikasi dari tanaman euphorbia adalah
sebagai berikut
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Dicotyledoneae
Ordo Archichlamydeae
Famili Euphorbiaceae
Genus Euphorbia
Spesies Euphorbia milii
Bentuk daun euphorbia bervariasi meskipun tidak terlalu banyak ada
yang berbentuk bulat telur memanjang dan jorong Masing-masing daun
mempunyai ketebalan berbeda-beda Hampir semua daun tidak bertangkai
tetapi duduk pada batang Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga
bervariasi ada yang runcing tumpul dan ujung terbelah Susunan daun
euphorbia berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas
batang tanaman (Purwanto 2006)
Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)
Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras
Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun
euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung
Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang
beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai
berikut
a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung
daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung
daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi
dua bulatan
b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip
mengecil (Purwanto 2006)
K Tomat (Solanum lycopersicum)
Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2
meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah
sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)
yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan
mati setelah bereproduksi (Arya 2012)
Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani
mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut
Kelas Dicotyledonae
Ordo Tubiflorae
Famili Solanaceae
Genus Lycopersicum
Spesies Lycopersicum esculentum Mill
Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)
Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu
berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di
antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk
tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)
Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25
cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan
membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip
terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)
Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki
warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-
40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-
1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Raden Fatah Palembang
B Alat dan Bahan
1 Alat Praktikum
a Lup
b Mikroskop binokuler
c Pensil warna
d Mistar
e Buku gambar
2 Bahan Praktikum
a Daun bambu
b Daun jagung
c Daun cemara kipas
d Daun bawang
e Daun kelapa
f Talas pelangi
g Solanum lycopersicum
h Rosa sinensis
C Cara Kerja
1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas
pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan
dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut
2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A Hasil Pengamatan
No Gambar Keterangan
1
Daun tomat (Solanum lycopersicum)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
2
Daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis L)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
3
Daun jagung (Zea mays)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ibu tulang daun (costa)
6 Tepi daun (margo folii)
4
Daun talas pelangi (Colocasia sp)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Tangkai daun (petiolus)
3 Helaian daun (lamina)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Tepi daun (margo folii)
8 Daging daun (intervenium)
9 Ibu tulang (costa)
10 Urat daun (vena)
5
Daun eforbia (Euphorbia milii)
1 Helaian daun (lamina)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pangkal daun (basis folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6
Daun bambu (Bambusa sp)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pelepah daun (vagina)
4 Helaian daun (lamina)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7
Daun cemara kipas (Thuja orientalis)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
8
Daun bawang (Allium fistulosum L)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tepi daun (margo folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ujung daun (apex folii)
9
Daun kelapa (Cocos nucifera)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tangkai daun (petiolus)
4 Tepi daun (margo folii)
5 Tulang daun (nervatio)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Ujung daun (apex folii)
B Pembahasan
Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang
diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas
pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun
yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari
kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)
warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun
dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun
majemuk ataupun daun tunggal
Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-
bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun
tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum
lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun
(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk
bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan
lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat
(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat
terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)
dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat
bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip
(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk
Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)
panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang
memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7
Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan
daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang
tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki
bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun
kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai
Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng
(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)
sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun
yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan
daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu
berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)
memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal
Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian
dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)
Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal
daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah
tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini
mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan
merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua
Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan
helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang
berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan
51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)
berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)
pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun
jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang
cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis
seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun
yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun
yang sejajar (rectinervis)
Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri
atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata
(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung
daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi
daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal
(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus
dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru
pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya
dapat di lihat pada bangun daun pita
Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)
merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk
perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)
dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis
lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah
sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)
talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun
dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang
berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun
(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi
merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk
seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya
agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan
daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan
berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda
dan juga terasa licin (laevis)
Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)
Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)
langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia
adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan
pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging
daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan
permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun
tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi
meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang
dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang
Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing
tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal
melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda
hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih
Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang
merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun
(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)
Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing
(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua
serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun
tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta
pertulangan daun yang sejajar
Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan
daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah
daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung
daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun
yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan
atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan
warna bagian bawah daun hijau muda
Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja
orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas
helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai
Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan
1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan
tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)
Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun
yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk
dengan pertulangan yang menjari (palminervis)
Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk
mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun
Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum
l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun
bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)
sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke
dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset
(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun
yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki
daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah
putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)
Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya
dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun
yang tunggal
Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman
bawang daun berbentuk bulat memanjang
Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun
adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena
memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun
(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan
perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya
tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai
daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau
tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun
kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk
Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan
bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung
daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan
daging daun yang perkamen
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)
adalah sebagai berikut
1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan
tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)
2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun
(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah
helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki
perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan
tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang
menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya
Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius
Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB
Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB
Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius
Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB
Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB
Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga
Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB
Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB
Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB
Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB
Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press
Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa
Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB
Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB
Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)
Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)
Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)
Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)
Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)
dari dasar helaian daun hingga bertemu di bagian apeks daun
(Tjitrosoepomo 2001)
Dari uraian mengenai susunan tulang daun itu dapat ditarik
kesimpulan bahwa susunan tulang daun dapat dipakai sebagai petunjuk
untuk mengenal tumbuhan yaitu
a Tumbuhan biji belah (Dicotyledonae) mempunyai daun bertulang
menyirip atau menjari
b Tumbuhan biji tunggal (Monocotyledonae) mempunyai daun-daun
bertulang melengkung atau sejajar (Tjitrosoepomo 2001)
5 Tepi Daun (Margo Folii)
Pada daun tunggal helaian daun dapat bertepi rata (integerentire)
atau bertoreh Helaian daun dengan tepi bertoreh dangkal tidak akan
merubah bentuk secara keseluruhan tetapi jika helaian daun bertoreh besar
dan dalam dapat mempengaruhi bentuk daun tersebut Karena
terbentuknya torehan (sinus) selalu mengikuti pola pertulangan daun
maka istilah yang digunakan untuk menamakan tepi daun yang bertoreh
merupakan kombinasi antara sifat torehan dengan pertulangan daun
(Tjitrosoepomo 2001)
Torehan atau lekukan pada helaian daun bermacam-macam Torehan
daun bersifat dua macam Torehan pertama tidak mengubah bentuk asli
daun hanya sedikit bergelombang di tepinya Torehan lainnya dapat
menyebabkan hilangnya bentuk asli daun karena daun mengalami lekukan
yang banyak akibat torehan-torehannya Lekukan daun disebut sinus
sedangkan tepi daunnya disebut dengan angulus (Rosanti 2013)
Bila torehan yang terjadi hanya sedikit kurang dari setengah panjang
tulang cabang daun yang di dekatnya maka torehan daun disebut berlekuk
(lobatus) Jika dalamnya torehan mencapai setengah panjang tulang
cabang daun maka disebut sebagai daun yang bercangap (fissus) Dan jika
dalamnya torehan melebihi setengah panjang tulang cabang daun di
dekatnya maka tepi daun dikatakan berbagi (partitus) (Rosanti 2013)
Gambar 6 Jenis Tipe Daun(Rizal 2008)
6 Daging Daun (Intervenium)
Daging daun ialah bagian daun yang terdapat di antara tulang-tulang
daun dan urat-urat daun Di bagian ini zat-zat yang diambil dari luar
diubah dijadikan zat-zat yang sesuai dengan keperluan kehidupan tumbuh-
tumbuhan Tebal atau tipisnya helaian daun juga bergantung pada tebal
tipisnya daging daunnya (Tjitrosoepomo 2001)
Daging daun yang dimiliki oleh tumbuhan bermacam-macam tipis
seperti selaput contohnya paku selaput keras contohnya pisang tipis lunak
seperti yang terdapat pada daun selada air pekamen sebagai contohnya
kelapa dan yang berdaging sebagai contoh lidah buaya (Sativa 2012)
Daging daun merupakan isi dari daun daun terdiri dari sel-sel yang
membentuk berbagai jaringan Sel dan jaringan ini yang merupakan isi
dari daun yang dibatasi oleh permukaan atas dan permukaan bawah daun
Daging daun berbeda ada yang berdaging tebal dan ada yang berdaging
tipis (Tjitrosoepomo 2001)
7 Keadaan Permukaan Atas dan Bawah Daun
Pada umumnya warna daun pada sisi atas dan bawah berwarna
berbeda biasanya sisi atas tampak lebih hijau licin atau mengkilat jika
dibandingkan dengan sisi bawah daun Hal ini disebabkan karena warna
hijau lebih banyak terdapat pada lapisan atas daripada lapisan bawah
Kadang-kadang pada permukaan daun terdapat alat-alat tambahan seperti
licin (laevis) gundul (glaber) kasap (scaber) berkerut (rugosus)
berbingkul-bingkul (bullatus) berbulu (pilosus) berbulu halus dan rapat
(villosus) berbulu kasar (hispidus) dan bersisik (lepidus) (Tjitrosoepomo
2001)
Menurut Rizal (2008) permukaan daun terdiri dari beberapa jenis
yaitu glabrous (tanpa rambut licingundul) pubescent (berbulu pendek
lembut) villous (berambut panjang lurus putih keperak-perakan)
tomentose (berambut seperti wol ikal) scabrous (berambut pendek
kasar) glaucous (warna putih kebiruan dan berlilin) rugose (berkeriput
karena keadaan tulang daun yang tenggelam) glandular (berkelenjar
resin minyak)
Gambar 7 Permukaan Atas dan Bawah Daun(Rizal 2008)
C Tanaman Bambu (Bambusa sp)
Bambu tergolong keluarga Gramineae (rumput-rumputan) disebut juga
Giant grass (rumput raksasa) berumpun dan terdiri dari sejumlah batang
(buluh) yang tumbuh secara bertahap dari mulai rebung batang muda dan
sudah dewasa pada umur 3-4 tahun Nama lain dari bambu adalah buluh aur
dan eru Di dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan
pertumbuhan paling cepat Karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik
dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60 cm (24 Inchi) bahkan lebih
tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam (Tarigan
2011)
Bambu merupakan tanaman yang memiliki manfaat sangat penting bagi
kehidupan Semua bagian tanaman mulai dari akar batang daun kelopak
bahkan rebungnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan Tanaman
bambu menpunyai dua tipe pertumbuhan rumpun yaitu simpodial (clump
type) dan monopodial (running type) Pada tipe simpodial tunas baru keluar
dari ujung rimpang Terdapat dua bentuk bambu secara umum yaitu bambu
berkayu dari suku Arundinarieae dan Bambuseae dan bambu rerumputan dari
suku Olyreae Analisis molekuler dari pastida menunjukkan bahwa terdapat
tiga sampai lima garis keturunan utama dari bambu (Tarigan 2011)
Menurut Tarigan (2011) klasifikasi pada tanaman bambu terdiri dari
Regnum Plantae
Divisio Magnoliophyta
Classis Liliopsida
Subclassis Commelinidae
Ordo Cyperales
Familia Poaceae
Genus Bambusa
Spesies Bambusa sp
Pada tanaman bambu daunnya merupakan daun tunggal yang lengkap
karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun ini mempunyai bangun daun garis
(linearis) Ujung daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat
memiliki tepi daun yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun
sejajar permukaan atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau
tua sedangkan warna bagian bawah daun hijau muda (Tarigan 2011)
Gambar 8 Bagian Daun Bambu(Rahman 2014)
Bangun atau bentuk dari daun bambu adalah berbentuk pita atau bentuk
memanjang dari daun dengan perbandingan panjang dan lebar 3-5 1 ujung
daun pada daun bambu berbentuk runcing yaitu penyempitan ke arah ujung
daun dengan sedikit demi sedikit Sedangkan untuk pangkal daun membulat
karena pada pangkal daunnya tidak terdapat sama sekali sudut pangkal daun
daun bambu memiliki tepi yang rata tidak bergerigi dan bertoreh (Tarigan
2011)
Daging daunnya bertipe perkamen yaitu tipis namun cukup kaku
Pertulangan daunnya sejajar dari pangkal daun ke arah ujung daun
Permukaan atas dan bawah daun cukup kasar karena disebabkan pertulangan
daun yang cukup terasa dan adanya semacam bulu-bulu halus Warna daun
pada bagian atas jauh lebih gelap dibanding dengan yang di bawah dan warna
yang kebanyakan ditemukan adalah warna hijau namun ada beberapa jenis
bambu yang lain memilki daun yang berwarna kuning (Tarigan 2011)
D Tanaman Jagung (Zea Mays)
Tanaman jagung termasuk famili rumput-rumputan (Graminae) dari
subfamili Myadeae Dua famili yang berdekatan dengan jagung adalah
Teosinte dan Tripsacum yang diduga merupakan asal dari tanaman jagung
Teosinte berasal dari Meksico dan Guatemala sebagai tumbuhan liar di daerah
pertanaman jagung Jagung berwarna kuning batang bulat masif tidak
bercabang tinggi kurang lebih 15 meter (Sihaloho 2011)
Bunga majemuk berumah satu bunga jantan dan betina bentuk bulir di
ujung batang dan di ketiak daun warna putih Tanaman jagung adalah
tanaman semusim Jagung merupakan tanaman semusim (annual) Satu siklus
hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari Paruh pertama dari siklus
merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap
pertumbuhan generatif (Sihaloho 2011)
Menurut Sihaloho (2011) berdasarkan taksonominya tanaman jagung
dapat diklasifikasikan sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisio Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Ordo Poales
Familia Poaceae
Genus Zea
Spesies Zea mays L
Daun jagung adalah daun sempurna meskipun hanya terdiri atas upih
dan helaian yang disebut daun berupih Bentuknya memanjang merupakan
bangun pita (ligulatus) karena serupa dengan bangun garis tetapi lebih
panjang lagi daging daun (intervenium) tipis seperti kertas karena tipis tetapi
cukup tegar tepi daun (margo) rata (integer) karena apabila diraba pada
pinggirnya rata tidak bergerigi ujung daun (apex) runcing (acutus) karena
ujung daun memperlihatkan kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit
demi sedikit menuju keatas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk
suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg iquest ujung daun yang runcing lain dapat
pada daun-daun bangun bulat lanset segitiga delta belah ketupat dan
sebagainya (Sihaloho 2011)
Pangkal (basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun
berbulu halus dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau
beludru pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini
umumnya dapat di lihat pada bangun daun pita dan juga daun jagung
mempunyai satu tulang di tengah yang besar membusur ke daun sedang
tulang-tulang lainnya tampak lebih kecil dan tampak terlihat semua
mempunyai arah yang sejajar dengan satu tulang yang di tengah tadi
(Sihaloho 2011)
Gambar 9 Bagian Daun Jagung
(Akbar 2011)
Berdasarkan letak posisi daun (sudut daun) terdapat dua tipe daun
jagung yaitu tegak (erect) dan menggantung (pendant) Daun erect biasanya
memiliki sudut antara kecil sampai sedang pola helai daun bisa lurus atau
bengkok Daun pendant umumnya memiliki sudut yang lebar dan pola daun
bervariasi dari lurus sampai sangat bengkok Jagung dengan tipe daun erect
memiliki kanopi kecil sehingga dapat ditanam dengan populasi yang tinggi
(Sihaloho 2011)
E Cemara Kipas (Thuja orientalis L)
Cemara kipas adalah salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai
bahan untuk penyakit dalam oleh masyarakat Guluk-guluk tumbuhan ini
ditanam di sekitar rumah Tumbuhan ini dimanfaatkan daunnya oleh
masyarakat Masyarakat menyebut tumbuhan ini dengan nama cemara
(Yulianti 2013)
Cupreseaceae dengan genus Thuja atau lebih akrab dikenal dengan
Whitecedar adalah salah satu keluarga cemara kipas Eropalah yang pertama
kali memperkenalkan tanaman ini sebagai tanama hias Pohon ini subur hidup
di hutan karena hutan memilki atmosfer yang kondusif dan kaya akan
kelembabannya Beberapa lokasi di Indonesia menyebut tanaman cemara
kipas ini dengan ceker ayam (Yulianti 2013)
Menurut Yulianti (2013) klasifikasi dari pohon cemara kipas adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisi Coniferophyta
Kelas Pinopsida
Bangsa Pinales
Suku Cupressaceae
Marga Thuja
Jenis Thuja orientalis L
Gambar 10 Daun Cemara Kipas(Ria 2012)
Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Tekstur daunnya yang lembut Daunnya mengandung saponin selain itu daunnya juga mengandung polifenol Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun Daun tanaman cemara kipas
termasuk mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua (Yulianti
2013)
F Daun Bawang (Allium fistulosum L)
Daun bawang sebenarnya istilah umum yang terdiri dari spesies yang
berbeda Jenis yang paling umum dijumpai adalah bawang daun (Allium
fistulosum) Jenis lainnya adalah A ascalonicum yang masih sejenis dengan
bawang merah Kadang-kadang bawang prei juga disebut sebagai daun
bawang (Warintek 2014)
Gambar 11 Daun Bawang(Firli 2014)
Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk
rumput Sistem perakarannya termasuk akar serabut yang terpencar ke semua
arah pada kedalaman antara 15-30 cm Daun dan akar Allium fistulosum
mengandung saponin dan tanin di samping itu daunnya mengandung minyak
atsiri Selain itu daun bawang merupakan tumbuhan herba semusim dengan
tinggi 60-70 cm (Warintek 2014)
Daun tanaman bawang daun berbentuk bulat memanjang berlubang
menyerupai pipa dan bagian ujungnya meruncing Bawang prei (Allium
ampeloprasum L) memiliki daun berbentuk pipih memanjang tidak
membentuk rongga (seperti pipa) dan bagian ujungnya meruncing Ukuran
panjang daun sangat bervariasa antara 18-40 cm tergantung pada varietasnya
Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun halus Daun
tanaman bawang daun merupakan bagian tanaman yang dikonsumsi
(dimakan) sebagai bumbu atau penyedap sayuran Daun juga berfungsi
sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis tersebut digunakan untuk
pertumbuhan tanaman (Cahyono 2005)
Menurut Cahyono (2005) klasifikasi dari daun bawang adalah sebagai
berikut
Regnum Plantae (Tumbuhan)
Subdivisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Kelas Liliopsida (berkeping satu monokotil)
Ordo Liliflorae
Famili Liliaceae
Genus Allium
Spesies Allium fistulosum L
Bentuk daun dari bawang prei yaitu panjang pipih tidak berlubang
Warna daun umumnya hijau muda sampai hijau tua Panjang daun sangat
bervariasi antara 18-30 cm atau lebih tergantung dari varietas dan kesuburan
pertumbuhannya Bawang prei membentuk daun yang pipih helainya
berbentuk talang pelepahnya cukup panjang tidak membentuk umbi hanya
batang semunya di bagian bawah agak membengkak (Warintek 2014)
Menurut Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar
G Daun Kelapa (Cocos nucifera)
Tanaman kelapa diperkirakan berasal dari Amerika Selatan Tanaman
kelapa merupakan tanaman asli daerah tropis dan dapat dijumpai di seluruh
wilayah Indonesia Kelapa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bila
ditanam di tempat yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kelapa
(Harahap 2012)
Menurut Harahap (2012) klasifikasi dari pohon kelapa adalah sebagai
berikut
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Bangsa Palmales
Suku Palmae
Genus Cocos
Spesies Cocos nucifera
Daun kelapa berbentuk memanjang dan bertulang sejajar dan tumbuh
lebih cepat pada musim hujan Keluarga Palmae (palem) umumnya tidak
bercabang dan mempunyai daun yang berbentuk cincin Pertumbuhan dan
pembentukan mahkota daun dimulai sejak biji berkecambah dan pada tingkat
pertama dibentuk 4ndash6 helai daun Daun tersusun saling membalut satu sama
lain merupakan selubung dan mudahkan susunan lembaga serta akar
menembus sabut pada waktu tumbuh (Harahap 2012)
Gambar 12 Daun Kelapa(Harahap 2012)
Tanaman kelapa memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung
atau ayam Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang
sangat tajam dan keras di kedua sisisnya Anak-anak daun (foliage leaflet)
tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun Di tengah-tengah setiap anak
daun terbentuk lidi sebagai tulang daun Daun kelapa membentuk susunan
majemuk bersirip genap dan bertulang sejajar Daun sebagai tempat
fotosintesis dan sebagai alat respirasi (Harahap 2012)
Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat Duduk pelepah
daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang melingkari batang dan
membentuk spiral Daun terdiri dari
1 Kumpulan anak daun (leaf lets) yang mempunyai helaian (lamina) dan
tulang anak daun (midrib)
2 Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat
3 Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang
4 Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup
dan memberi kekuatan pada batang (Harahap 2012)
H Talas Pelangi (Colocasia sp)
Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun Talas termasuk
dalam suku talas-talasan (Araceae) berperawakan tegak tingginya 1 cm atau
lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun Tanaman talas
mengandung asam perusi (asam biru atau HCN) Sistem perakaran serabut
liar dan pendek Umbi mempunyai jenis bermacam-macam (Warintek 2014)
Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi Umbi pelepah
daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan obat maupun
pembungkus Daun sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai
pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasi Daunnya
berbentuk perisai atau hati lembaran daunnya 20-50 cm panjangnya dengan
tangkai mencapai 1 meter panjangnya warna pelepah bermacam-macam
(Warintek 2014)
Menurut Warintek (2014) klasifikasi dari tanaman talas pelangi adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisio Magnoliophyta
Classis Liliopsida
Subclassis Arecidae
Ordo Arales
Familia Areceae
Genus Colocasia
Spesies Colocasia sp
Gambar 13 Daun Talas Pelangi(Rynari 2012)
Tanaman keladi merupakan tanaman yang berdaun lengkap karena
mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian daun (lamina) Pada daun keladi bangun daunnya
seperti perisai dengan ujung daun yang meruncing (acuminatus) dan pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) Daun keladi mempunyai tepi daun yang
rata (integer) daging daun tipis lunak (herbaceus) dengan pertulangan daun
yang menyirip (penninervis) Pada permukaan atas daun terasa
licin (laevis) dan berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun
berwarna hijau muda dan juga terasa licin (laevis) (Warintek 2014)
I Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)
Kembang sepatu merupakan tumbuhan asli daerah tropis di dataran Asia
Tanaman ini kemudian menyebar di berbagai negara mulai dari Timur Jauh
sampai ke Eropa Daunnya merupakan daun tunggal berbentuk oval atau hati
dengan tepi bergerigi ujung daun meruncing urat daun menjari dan
menyirip memiliki daun penumpu Daun berwarna hijau Kembang sepatu
berbunga tunggal yang ke luar dari ketiak daun panjang tangkai bunga 1ndash 4
cm dan menjurai dengan lima mahkota yang tersusun berbentuk terompet
atau lonceng Helaian mahkota bunga tunggal atau ganda warna bunga
bervariasi misalnya putih kuning merah muda jingga dan kombinasi
warna-warna tersebut Panjang daun 5ndash10 cm dan lebar 3- 75 cm (Simplisia
2012)
Menurut Simplisia (2012) kalsifikasi dari kembang sepatu adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisi Magnoliophyta
Kelas Magnoliopsida
Ordo Malvales
Famili Malvaceae
Genus Hibiscus
Spesies Hibiscus rossa-sinensis
Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk daun tidak
lengkap karena tidak terdapat satu bagian dari daun lengkap yaitu tidak
memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina) Bangun daun (Circum
scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah daun
bulat telur (ovatus) Ujung daun (apex folii) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Tepi daun (margo folii)
pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah bergerigi
(serratus) karena sinus dan angulus sama lancipnya (Simplisia 2012)
Gambar 14 Bagian Daun Kembang Sepatu(Hanifiyah 2012)
Pangkal daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis)
karena daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke
ujung dan merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) Daging daun
(intervenium) pada daun kembang sepatu adalah seperti kertas
(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar Warna daunnya
adalah hijau tua (Simplisia 2012)
J Tanaman Euphorbia (Euphorbia milii)
Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke
seluruh dunia termasuk ke Indonesia Nama Euphorbia berasal dari nama
Euphorbus seorang dokter dari Mauritania Afrika Utara yang telah berjasa
pada rajanya Meskipun demikian beberapa spesies diakui merupakan
tanaman asli daerah lain Misalnya Euphorbia characias subspWulfenii dari
Portugal Euphorbia griffithii dari Himalaya dan Euphorbia marganita dari
Amerika Utara (Purwanto 2006)
Menurut Purwanto (2006) klasifikasi dari tanaman euphorbia adalah
sebagai berikut
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Dicotyledoneae
Ordo Archichlamydeae
Famili Euphorbiaceae
Genus Euphorbia
Spesies Euphorbia milii
Bentuk daun euphorbia bervariasi meskipun tidak terlalu banyak ada
yang berbentuk bulat telur memanjang dan jorong Masing-masing daun
mempunyai ketebalan berbeda-beda Hampir semua daun tidak bertangkai
tetapi duduk pada batang Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga
bervariasi ada yang runcing tumpul dan ujung terbelah Susunan daun
euphorbia berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas
batang tanaman (Purwanto 2006)
Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)
Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras
Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun
euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung
Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang
beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai
berikut
a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung
daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung
daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi
dua bulatan
b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip
mengecil (Purwanto 2006)
K Tomat (Solanum lycopersicum)
Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2
meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah
sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)
yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan
mati setelah bereproduksi (Arya 2012)
Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani
mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut
Kelas Dicotyledonae
Ordo Tubiflorae
Famili Solanaceae
Genus Lycopersicum
Spesies Lycopersicum esculentum Mill
Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)
Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu
berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di
antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk
tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)
Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25
cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan
membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip
terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)
Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki
warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-
40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-
1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Raden Fatah Palembang
B Alat dan Bahan
1 Alat Praktikum
a Lup
b Mikroskop binokuler
c Pensil warna
d Mistar
e Buku gambar
2 Bahan Praktikum
a Daun bambu
b Daun jagung
c Daun cemara kipas
d Daun bawang
e Daun kelapa
f Talas pelangi
g Solanum lycopersicum
h Rosa sinensis
C Cara Kerja
1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas
pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan
dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut
2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A Hasil Pengamatan
No Gambar Keterangan
1
Daun tomat (Solanum lycopersicum)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
2
Daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis L)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
3
Daun jagung (Zea mays)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ibu tulang daun (costa)
6 Tepi daun (margo folii)
4
Daun talas pelangi (Colocasia sp)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Tangkai daun (petiolus)
3 Helaian daun (lamina)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Tepi daun (margo folii)
8 Daging daun (intervenium)
9 Ibu tulang (costa)
10 Urat daun (vena)
5
Daun eforbia (Euphorbia milii)
1 Helaian daun (lamina)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pangkal daun (basis folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6
Daun bambu (Bambusa sp)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pelepah daun (vagina)
4 Helaian daun (lamina)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7
Daun cemara kipas (Thuja orientalis)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
8
Daun bawang (Allium fistulosum L)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tepi daun (margo folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ujung daun (apex folii)
9
Daun kelapa (Cocos nucifera)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tangkai daun (petiolus)
4 Tepi daun (margo folii)
5 Tulang daun (nervatio)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Ujung daun (apex folii)
B Pembahasan
Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang
diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas
pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun
yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari
kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)
warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun
dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun
majemuk ataupun daun tunggal
Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-
bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun
tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum
lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun
(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk
bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan
lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat
(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat
terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)
dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat
bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip
(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk
Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)
panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang
memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7
Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan
daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang
tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki
bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun
kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai
Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng
(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)
sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun
yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan
daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu
berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)
memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal
Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian
dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)
Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal
daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah
tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini
mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan
merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua
Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan
helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang
berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan
51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)
berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)
pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun
jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang
cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis
seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun
yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun
yang sejajar (rectinervis)
Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri
atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata
(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung
daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi
daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal
(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus
dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru
pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya
dapat di lihat pada bangun daun pita
Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)
merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk
perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)
dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis
lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah
sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)
talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun
dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang
berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun
(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi
merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk
seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya
agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan
daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan
berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda
dan juga terasa licin (laevis)
Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)
Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)
langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia
adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan
pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging
daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan
permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun
tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi
meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang
dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang
Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing
tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal
melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda
hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih
Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang
merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun
(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)
Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing
(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua
serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun
tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta
pertulangan daun yang sejajar
Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan
daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah
daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung
daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun
yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan
atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan
warna bagian bawah daun hijau muda
Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja
orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas
helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai
Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan
1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan
tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)
Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun
yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk
dengan pertulangan yang menjari (palminervis)
Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk
mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun
Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum
l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun
bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)
sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke
dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset
(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun
yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki
daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah
putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)
Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya
dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun
yang tunggal
Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman
bawang daun berbentuk bulat memanjang
Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun
adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena
memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun
(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan
perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya
tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai
daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau
tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun
kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk
Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan
bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung
daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan
daging daun yang perkamen
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)
adalah sebagai berikut
1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan
tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)
2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun
(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah
helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki
perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan
tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang
menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya
Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius
Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB
Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB
Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius
Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB
Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB
Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga
Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB
Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB
Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB
Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB
Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press
Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa
Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB
Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB
Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)
Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)
Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)
Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)
Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)
Gambar 6 Jenis Tipe Daun(Rizal 2008)
6 Daging Daun (Intervenium)
Daging daun ialah bagian daun yang terdapat di antara tulang-tulang
daun dan urat-urat daun Di bagian ini zat-zat yang diambil dari luar
diubah dijadikan zat-zat yang sesuai dengan keperluan kehidupan tumbuh-
tumbuhan Tebal atau tipisnya helaian daun juga bergantung pada tebal
tipisnya daging daunnya (Tjitrosoepomo 2001)
Daging daun yang dimiliki oleh tumbuhan bermacam-macam tipis
seperti selaput contohnya paku selaput keras contohnya pisang tipis lunak
seperti yang terdapat pada daun selada air pekamen sebagai contohnya
kelapa dan yang berdaging sebagai contoh lidah buaya (Sativa 2012)
Daging daun merupakan isi dari daun daun terdiri dari sel-sel yang
membentuk berbagai jaringan Sel dan jaringan ini yang merupakan isi
dari daun yang dibatasi oleh permukaan atas dan permukaan bawah daun
Daging daun berbeda ada yang berdaging tebal dan ada yang berdaging
tipis (Tjitrosoepomo 2001)
7 Keadaan Permukaan Atas dan Bawah Daun
Pada umumnya warna daun pada sisi atas dan bawah berwarna
berbeda biasanya sisi atas tampak lebih hijau licin atau mengkilat jika
dibandingkan dengan sisi bawah daun Hal ini disebabkan karena warna
hijau lebih banyak terdapat pada lapisan atas daripada lapisan bawah
Kadang-kadang pada permukaan daun terdapat alat-alat tambahan seperti
licin (laevis) gundul (glaber) kasap (scaber) berkerut (rugosus)
berbingkul-bingkul (bullatus) berbulu (pilosus) berbulu halus dan rapat
(villosus) berbulu kasar (hispidus) dan bersisik (lepidus) (Tjitrosoepomo
2001)
Menurut Rizal (2008) permukaan daun terdiri dari beberapa jenis
yaitu glabrous (tanpa rambut licingundul) pubescent (berbulu pendek
lembut) villous (berambut panjang lurus putih keperak-perakan)
tomentose (berambut seperti wol ikal) scabrous (berambut pendek
kasar) glaucous (warna putih kebiruan dan berlilin) rugose (berkeriput
karena keadaan tulang daun yang tenggelam) glandular (berkelenjar
resin minyak)
Gambar 7 Permukaan Atas dan Bawah Daun(Rizal 2008)
C Tanaman Bambu (Bambusa sp)
Bambu tergolong keluarga Gramineae (rumput-rumputan) disebut juga
Giant grass (rumput raksasa) berumpun dan terdiri dari sejumlah batang
(buluh) yang tumbuh secara bertahap dari mulai rebung batang muda dan
sudah dewasa pada umur 3-4 tahun Nama lain dari bambu adalah buluh aur
dan eru Di dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan
pertumbuhan paling cepat Karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik
dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60 cm (24 Inchi) bahkan lebih
tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam (Tarigan
2011)
Bambu merupakan tanaman yang memiliki manfaat sangat penting bagi
kehidupan Semua bagian tanaman mulai dari akar batang daun kelopak
bahkan rebungnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan Tanaman
bambu menpunyai dua tipe pertumbuhan rumpun yaitu simpodial (clump
type) dan monopodial (running type) Pada tipe simpodial tunas baru keluar
dari ujung rimpang Terdapat dua bentuk bambu secara umum yaitu bambu
berkayu dari suku Arundinarieae dan Bambuseae dan bambu rerumputan dari
suku Olyreae Analisis molekuler dari pastida menunjukkan bahwa terdapat
tiga sampai lima garis keturunan utama dari bambu (Tarigan 2011)
Menurut Tarigan (2011) klasifikasi pada tanaman bambu terdiri dari
Regnum Plantae
Divisio Magnoliophyta
Classis Liliopsida
Subclassis Commelinidae
Ordo Cyperales
Familia Poaceae
Genus Bambusa
Spesies Bambusa sp
Pada tanaman bambu daunnya merupakan daun tunggal yang lengkap
karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun ini mempunyai bangun daun garis
(linearis) Ujung daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat
memiliki tepi daun yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun
sejajar permukaan atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau
tua sedangkan warna bagian bawah daun hijau muda (Tarigan 2011)
Gambar 8 Bagian Daun Bambu(Rahman 2014)
Bangun atau bentuk dari daun bambu adalah berbentuk pita atau bentuk
memanjang dari daun dengan perbandingan panjang dan lebar 3-5 1 ujung
daun pada daun bambu berbentuk runcing yaitu penyempitan ke arah ujung
daun dengan sedikit demi sedikit Sedangkan untuk pangkal daun membulat
karena pada pangkal daunnya tidak terdapat sama sekali sudut pangkal daun
daun bambu memiliki tepi yang rata tidak bergerigi dan bertoreh (Tarigan
2011)
Daging daunnya bertipe perkamen yaitu tipis namun cukup kaku
Pertulangan daunnya sejajar dari pangkal daun ke arah ujung daun
Permukaan atas dan bawah daun cukup kasar karena disebabkan pertulangan
daun yang cukup terasa dan adanya semacam bulu-bulu halus Warna daun
pada bagian atas jauh lebih gelap dibanding dengan yang di bawah dan warna
yang kebanyakan ditemukan adalah warna hijau namun ada beberapa jenis
bambu yang lain memilki daun yang berwarna kuning (Tarigan 2011)
D Tanaman Jagung (Zea Mays)
Tanaman jagung termasuk famili rumput-rumputan (Graminae) dari
subfamili Myadeae Dua famili yang berdekatan dengan jagung adalah
Teosinte dan Tripsacum yang diduga merupakan asal dari tanaman jagung
Teosinte berasal dari Meksico dan Guatemala sebagai tumbuhan liar di daerah
pertanaman jagung Jagung berwarna kuning batang bulat masif tidak
bercabang tinggi kurang lebih 15 meter (Sihaloho 2011)
Bunga majemuk berumah satu bunga jantan dan betina bentuk bulir di
ujung batang dan di ketiak daun warna putih Tanaman jagung adalah
tanaman semusim Jagung merupakan tanaman semusim (annual) Satu siklus
hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari Paruh pertama dari siklus
merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap
pertumbuhan generatif (Sihaloho 2011)
Menurut Sihaloho (2011) berdasarkan taksonominya tanaman jagung
dapat diklasifikasikan sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisio Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Ordo Poales
Familia Poaceae
Genus Zea
Spesies Zea mays L
Daun jagung adalah daun sempurna meskipun hanya terdiri atas upih
dan helaian yang disebut daun berupih Bentuknya memanjang merupakan
bangun pita (ligulatus) karena serupa dengan bangun garis tetapi lebih
panjang lagi daging daun (intervenium) tipis seperti kertas karena tipis tetapi
cukup tegar tepi daun (margo) rata (integer) karena apabila diraba pada
pinggirnya rata tidak bergerigi ujung daun (apex) runcing (acutus) karena
ujung daun memperlihatkan kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit
demi sedikit menuju keatas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk
suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg iquest ujung daun yang runcing lain dapat
pada daun-daun bangun bulat lanset segitiga delta belah ketupat dan
sebagainya (Sihaloho 2011)
Pangkal (basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun
berbulu halus dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau
beludru pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini
umumnya dapat di lihat pada bangun daun pita dan juga daun jagung
mempunyai satu tulang di tengah yang besar membusur ke daun sedang
tulang-tulang lainnya tampak lebih kecil dan tampak terlihat semua
mempunyai arah yang sejajar dengan satu tulang yang di tengah tadi
(Sihaloho 2011)
Gambar 9 Bagian Daun Jagung
(Akbar 2011)
Berdasarkan letak posisi daun (sudut daun) terdapat dua tipe daun
jagung yaitu tegak (erect) dan menggantung (pendant) Daun erect biasanya
memiliki sudut antara kecil sampai sedang pola helai daun bisa lurus atau
bengkok Daun pendant umumnya memiliki sudut yang lebar dan pola daun
bervariasi dari lurus sampai sangat bengkok Jagung dengan tipe daun erect
memiliki kanopi kecil sehingga dapat ditanam dengan populasi yang tinggi
(Sihaloho 2011)
E Cemara Kipas (Thuja orientalis L)
Cemara kipas adalah salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai
bahan untuk penyakit dalam oleh masyarakat Guluk-guluk tumbuhan ini
ditanam di sekitar rumah Tumbuhan ini dimanfaatkan daunnya oleh
masyarakat Masyarakat menyebut tumbuhan ini dengan nama cemara
(Yulianti 2013)
Cupreseaceae dengan genus Thuja atau lebih akrab dikenal dengan
Whitecedar adalah salah satu keluarga cemara kipas Eropalah yang pertama
kali memperkenalkan tanaman ini sebagai tanama hias Pohon ini subur hidup
di hutan karena hutan memilki atmosfer yang kondusif dan kaya akan
kelembabannya Beberapa lokasi di Indonesia menyebut tanaman cemara
kipas ini dengan ceker ayam (Yulianti 2013)
Menurut Yulianti (2013) klasifikasi dari pohon cemara kipas adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisi Coniferophyta
Kelas Pinopsida
Bangsa Pinales
Suku Cupressaceae
Marga Thuja
Jenis Thuja orientalis L
Gambar 10 Daun Cemara Kipas(Ria 2012)
Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Tekstur daunnya yang lembut Daunnya mengandung saponin selain itu daunnya juga mengandung polifenol Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun Daun tanaman cemara kipas
termasuk mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua (Yulianti
2013)
F Daun Bawang (Allium fistulosum L)
Daun bawang sebenarnya istilah umum yang terdiri dari spesies yang
berbeda Jenis yang paling umum dijumpai adalah bawang daun (Allium
fistulosum) Jenis lainnya adalah A ascalonicum yang masih sejenis dengan
bawang merah Kadang-kadang bawang prei juga disebut sebagai daun
bawang (Warintek 2014)
Gambar 11 Daun Bawang(Firli 2014)
Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk
rumput Sistem perakarannya termasuk akar serabut yang terpencar ke semua
arah pada kedalaman antara 15-30 cm Daun dan akar Allium fistulosum
mengandung saponin dan tanin di samping itu daunnya mengandung minyak
atsiri Selain itu daun bawang merupakan tumbuhan herba semusim dengan
tinggi 60-70 cm (Warintek 2014)
Daun tanaman bawang daun berbentuk bulat memanjang berlubang
menyerupai pipa dan bagian ujungnya meruncing Bawang prei (Allium
ampeloprasum L) memiliki daun berbentuk pipih memanjang tidak
membentuk rongga (seperti pipa) dan bagian ujungnya meruncing Ukuran
panjang daun sangat bervariasa antara 18-40 cm tergantung pada varietasnya
Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun halus Daun
tanaman bawang daun merupakan bagian tanaman yang dikonsumsi
(dimakan) sebagai bumbu atau penyedap sayuran Daun juga berfungsi
sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis tersebut digunakan untuk
pertumbuhan tanaman (Cahyono 2005)
Menurut Cahyono (2005) klasifikasi dari daun bawang adalah sebagai
berikut
Regnum Plantae (Tumbuhan)
Subdivisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Kelas Liliopsida (berkeping satu monokotil)
Ordo Liliflorae
Famili Liliaceae
Genus Allium
Spesies Allium fistulosum L
Bentuk daun dari bawang prei yaitu panjang pipih tidak berlubang
Warna daun umumnya hijau muda sampai hijau tua Panjang daun sangat
bervariasi antara 18-30 cm atau lebih tergantung dari varietas dan kesuburan
pertumbuhannya Bawang prei membentuk daun yang pipih helainya
berbentuk talang pelepahnya cukup panjang tidak membentuk umbi hanya
batang semunya di bagian bawah agak membengkak (Warintek 2014)
Menurut Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar
G Daun Kelapa (Cocos nucifera)
Tanaman kelapa diperkirakan berasal dari Amerika Selatan Tanaman
kelapa merupakan tanaman asli daerah tropis dan dapat dijumpai di seluruh
wilayah Indonesia Kelapa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bila
ditanam di tempat yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kelapa
(Harahap 2012)
Menurut Harahap (2012) klasifikasi dari pohon kelapa adalah sebagai
berikut
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Bangsa Palmales
Suku Palmae
Genus Cocos
Spesies Cocos nucifera
Daun kelapa berbentuk memanjang dan bertulang sejajar dan tumbuh
lebih cepat pada musim hujan Keluarga Palmae (palem) umumnya tidak
bercabang dan mempunyai daun yang berbentuk cincin Pertumbuhan dan
pembentukan mahkota daun dimulai sejak biji berkecambah dan pada tingkat
pertama dibentuk 4ndash6 helai daun Daun tersusun saling membalut satu sama
lain merupakan selubung dan mudahkan susunan lembaga serta akar
menembus sabut pada waktu tumbuh (Harahap 2012)
Gambar 12 Daun Kelapa(Harahap 2012)
Tanaman kelapa memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung
atau ayam Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang
sangat tajam dan keras di kedua sisisnya Anak-anak daun (foliage leaflet)
tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun Di tengah-tengah setiap anak
daun terbentuk lidi sebagai tulang daun Daun kelapa membentuk susunan
majemuk bersirip genap dan bertulang sejajar Daun sebagai tempat
fotosintesis dan sebagai alat respirasi (Harahap 2012)
Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat Duduk pelepah
daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang melingkari batang dan
membentuk spiral Daun terdiri dari
1 Kumpulan anak daun (leaf lets) yang mempunyai helaian (lamina) dan
tulang anak daun (midrib)
2 Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat
3 Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang
4 Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup
dan memberi kekuatan pada batang (Harahap 2012)
H Talas Pelangi (Colocasia sp)
Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun Talas termasuk
dalam suku talas-talasan (Araceae) berperawakan tegak tingginya 1 cm atau
lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun Tanaman talas
mengandung asam perusi (asam biru atau HCN) Sistem perakaran serabut
liar dan pendek Umbi mempunyai jenis bermacam-macam (Warintek 2014)
Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi Umbi pelepah
daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan obat maupun
pembungkus Daun sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai
pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasi Daunnya
berbentuk perisai atau hati lembaran daunnya 20-50 cm panjangnya dengan
tangkai mencapai 1 meter panjangnya warna pelepah bermacam-macam
(Warintek 2014)
Menurut Warintek (2014) klasifikasi dari tanaman talas pelangi adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisio Magnoliophyta
Classis Liliopsida
Subclassis Arecidae
Ordo Arales
Familia Areceae
Genus Colocasia
Spesies Colocasia sp
Gambar 13 Daun Talas Pelangi(Rynari 2012)
Tanaman keladi merupakan tanaman yang berdaun lengkap karena
mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian daun (lamina) Pada daun keladi bangun daunnya
seperti perisai dengan ujung daun yang meruncing (acuminatus) dan pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) Daun keladi mempunyai tepi daun yang
rata (integer) daging daun tipis lunak (herbaceus) dengan pertulangan daun
yang menyirip (penninervis) Pada permukaan atas daun terasa
licin (laevis) dan berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun
berwarna hijau muda dan juga terasa licin (laevis) (Warintek 2014)
I Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)
Kembang sepatu merupakan tumbuhan asli daerah tropis di dataran Asia
Tanaman ini kemudian menyebar di berbagai negara mulai dari Timur Jauh
sampai ke Eropa Daunnya merupakan daun tunggal berbentuk oval atau hati
dengan tepi bergerigi ujung daun meruncing urat daun menjari dan
menyirip memiliki daun penumpu Daun berwarna hijau Kembang sepatu
berbunga tunggal yang ke luar dari ketiak daun panjang tangkai bunga 1ndash 4
cm dan menjurai dengan lima mahkota yang tersusun berbentuk terompet
atau lonceng Helaian mahkota bunga tunggal atau ganda warna bunga
bervariasi misalnya putih kuning merah muda jingga dan kombinasi
warna-warna tersebut Panjang daun 5ndash10 cm dan lebar 3- 75 cm (Simplisia
2012)
Menurut Simplisia (2012) kalsifikasi dari kembang sepatu adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisi Magnoliophyta
Kelas Magnoliopsida
Ordo Malvales
Famili Malvaceae
Genus Hibiscus
Spesies Hibiscus rossa-sinensis
Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk daun tidak
lengkap karena tidak terdapat satu bagian dari daun lengkap yaitu tidak
memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina) Bangun daun (Circum
scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah daun
bulat telur (ovatus) Ujung daun (apex folii) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Tepi daun (margo folii)
pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah bergerigi
(serratus) karena sinus dan angulus sama lancipnya (Simplisia 2012)
Gambar 14 Bagian Daun Kembang Sepatu(Hanifiyah 2012)
Pangkal daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis)
karena daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke
ujung dan merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) Daging daun
(intervenium) pada daun kembang sepatu adalah seperti kertas
(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar Warna daunnya
adalah hijau tua (Simplisia 2012)
J Tanaman Euphorbia (Euphorbia milii)
Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke
seluruh dunia termasuk ke Indonesia Nama Euphorbia berasal dari nama
Euphorbus seorang dokter dari Mauritania Afrika Utara yang telah berjasa
pada rajanya Meskipun demikian beberapa spesies diakui merupakan
tanaman asli daerah lain Misalnya Euphorbia characias subspWulfenii dari
Portugal Euphorbia griffithii dari Himalaya dan Euphorbia marganita dari
Amerika Utara (Purwanto 2006)
Menurut Purwanto (2006) klasifikasi dari tanaman euphorbia adalah
sebagai berikut
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Dicotyledoneae
Ordo Archichlamydeae
Famili Euphorbiaceae
Genus Euphorbia
Spesies Euphorbia milii
Bentuk daun euphorbia bervariasi meskipun tidak terlalu banyak ada
yang berbentuk bulat telur memanjang dan jorong Masing-masing daun
mempunyai ketebalan berbeda-beda Hampir semua daun tidak bertangkai
tetapi duduk pada batang Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga
bervariasi ada yang runcing tumpul dan ujung terbelah Susunan daun
euphorbia berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas
batang tanaman (Purwanto 2006)
Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)
Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras
Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun
euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung
Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang
beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai
berikut
a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung
daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung
daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi
dua bulatan
b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip
mengecil (Purwanto 2006)
K Tomat (Solanum lycopersicum)
Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2
meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah
sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)
yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan
mati setelah bereproduksi (Arya 2012)
Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani
mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut
Kelas Dicotyledonae
Ordo Tubiflorae
Famili Solanaceae
Genus Lycopersicum
Spesies Lycopersicum esculentum Mill
Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)
Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu
berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di
antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk
tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)
Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25
cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan
membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip
terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)
Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki
warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-
40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-
1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Raden Fatah Palembang
B Alat dan Bahan
1 Alat Praktikum
a Lup
b Mikroskop binokuler
c Pensil warna
d Mistar
e Buku gambar
2 Bahan Praktikum
a Daun bambu
b Daun jagung
c Daun cemara kipas
d Daun bawang
e Daun kelapa
f Talas pelangi
g Solanum lycopersicum
h Rosa sinensis
C Cara Kerja
1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas
pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan
dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut
2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A Hasil Pengamatan
No Gambar Keterangan
1
Daun tomat (Solanum lycopersicum)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
2
Daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis L)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
3
Daun jagung (Zea mays)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ibu tulang daun (costa)
6 Tepi daun (margo folii)
4
Daun talas pelangi (Colocasia sp)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Tangkai daun (petiolus)
3 Helaian daun (lamina)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Tepi daun (margo folii)
8 Daging daun (intervenium)
9 Ibu tulang (costa)
10 Urat daun (vena)
5
Daun eforbia (Euphorbia milii)
1 Helaian daun (lamina)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pangkal daun (basis folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6
Daun bambu (Bambusa sp)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pelepah daun (vagina)
4 Helaian daun (lamina)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7
Daun cemara kipas (Thuja orientalis)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
8
Daun bawang (Allium fistulosum L)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tepi daun (margo folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ujung daun (apex folii)
9
Daun kelapa (Cocos nucifera)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tangkai daun (petiolus)
4 Tepi daun (margo folii)
5 Tulang daun (nervatio)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Ujung daun (apex folii)
B Pembahasan
Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang
diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas
pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun
yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari
kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)
warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun
dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun
majemuk ataupun daun tunggal
Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-
bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun
tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum
lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun
(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk
bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan
lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat
(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat
terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)
dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat
bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip
(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk
Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)
panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang
memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7
Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan
daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang
tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki
bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun
kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai
Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng
(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)
sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun
yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan
daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu
berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)
memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal
Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian
dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)
Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal
daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah
tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini
mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan
merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua
Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan
helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang
berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan
51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)
berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)
pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun
jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang
cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis
seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun
yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun
yang sejajar (rectinervis)
Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri
atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata
(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung
daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi
daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal
(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus
dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru
pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya
dapat di lihat pada bangun daun pita
Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)
merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk
perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)
dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis
lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah
sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)
talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun
dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang
berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun
(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi
merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk
seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya
agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan
daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan
berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda
dan juga terasa licin (laevis)
Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)
Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)
langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia
adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan
pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging
daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan
permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun
tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi
meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang
dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang
Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing
tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal
melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda
hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih
Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang
merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun
(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)
Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing
(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua
serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun
tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta
pertulangan daun yang sejajar
Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan
daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah
daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung
daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun
yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan
atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan
warna bagian bawah daun hijau muda
Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja
orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas
helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai
Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan
1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan
tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)
Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun
yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk
dengan pertulangan yang menjari (palminervis)
Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk
mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun
Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum
l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun
bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)
sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke
dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset
(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun
yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki
daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah
putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)
Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya
dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun
yang tunggal
Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman
bawang daun berbentuk bulat memanjang
Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun
adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena
memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun
(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan
perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya
tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai
daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau
tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun
kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk
Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan
bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung
daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan
daging daun yang perkamen
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)
adalah sebagai berikut
1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan
tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)
2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun
(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah
helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki
perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan
tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang
menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya
Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius
Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB
Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB
Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius
Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB
Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB
Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga
Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB
Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB
Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB
Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB
Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press
Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa
Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB
Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB
Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)
Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)
Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)
Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)
Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)
(villosus) berbulu kasar (hispidus) dan bersisik (lepidus) (Tjitrosoepomo
2001)
Menurut Rizal (2008) permukaan daun terdiri dari beberapa jenis
yaitu glabrous (tanpa rambut licingundul) pubescent (berbulu pendek
lembut) villous (berambut panjang lurus putih keperak-perakan)
tomentose (berambut seperti wol ikal) scabrous (berambut pendek
kasar) glaucous (warna putih kebiruan dan berlilin) rugose (berkeriput
karena keadaan tulang daun yang tenggelam) glandular (berkelenjar
resin minyak)
Gambar 7 Permukaan Atas dan Bawah Daun(Rizal 2008)
C Tanaman Bambu (Bambusa sp)
Bambu tergolong keluarga Gramineae (rumput-rumputan) disebut juga
Giant grass (rumput raksasa) berumpun dan terdiri dari sejumlah batang
(buluh) yang tumbuh secara bertahap dari mulai rebung batang muda dan
sudah dewasa pada umur 3-4 tahun Nama lain dari bambu adalah buluh aur
dan eru Di dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan
pertumbuhan paling cepat Karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik
dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60 cm (24 Inchi) bahkan lebih
tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam (Tarigan
2011)
Bambu merupakan tanaman yang memiliki manfaat sangat penting bagi
kehidupan Semua bagian tanaman mulai dari akar batang daun kelopak
bahkan rebungnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan Tanaman
bambu menpunyai dua tipe pertumbuhan rumpun yaitu simpodial (clump
type) dan monopodial (running type) Pada tipe simpodial tunas baru keluar
dari ujung rimpang Terdapat dua bentuk bambu secara umum yaitu bambu
berkayu dari suku Arundinarieae dan Bambuseae dan bambu rerumputan dari
suku Olyreae Analisis molekuler dari pastida menunjukkan bahwa terdapat
tiga sampai lima garis keturunan utama dari bambu (Tarigan 2011)
Menurut Tarigan (2011) klasifikasi pada tanaman bambu terdiri dari
Regnum Plantae
Divisio Magnoliophyta
Classis Liliopsida
Subclassis Commelinidae
Ordo Cyperales
Familia Poaceae
Genus Bambusa
Spesies Bambusa sp
Pada tanaman bambu daunnya merupakan daun tunggal yang lengkap
karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun ini mempunyai bangun daun garis
(linearis) Ujung daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat
memiliki tepi daun yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun
sejajar permukaan atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau
tua sedangkan warna bagian bawah daun hijau muda (Tarigan 2011)
Gambar 8 Bagian Daun Bambu(Rahman 2014)
Bangun atau bentuk dari daun bambu adalah berbentuk pita atau bentuk
memanjang dari daun dengan perbandingan panjang dan lebar 3-5 1 ujung
daun pada daun bambu berbentuk runcing yaitu penyempitan ke arah ujung
daun dengan sedikit demi sedikit Sedangkan untuk pangkal daun membulat
karena pada pangkal daunnya tidak terdapat sama sekali sudut pangkal daun
daun bambu memiliki tepi yang rata tidak bergerigi dan bertoreh (Tarigan
2011)
Daging daunnya bertipe perkamen yaitu tipis namun cukup kaku
Pertulangan daunnya sejajar dari pangkal daun ke arah ujung daun
Permukaan atas dan bawah daun cukup kasar karena disebabkan pertulangan
daun yang cukup terasa dan adanya semacam bulu-bulu halus Warna daun
pada bagian atas jauh lebih gelap dibanding dengan yang di bawah dan warna
yang kebanyakan ditemukan adalah warna hijau namun ada beberapa jenis
bambu yang lain memilki daun yang berwarna kuning (Tarigan 2011)
D Tanaman Jagung (Zea Mays)
Tanaman jagung termasuk famili rumput-rumputan (Graminae) dari
subfamili Myadeae Dua famili yang berdekatan dengan jagung adalah
Teosinte dan Tripsacum yang diduga merupakan asal dari tanaman jagung
Teosinte berasal dari Meksico dan Guatemala sebagai tumbuhan liar di daerah
pertanaman jagung Jagung berwarna kuning batang bulat masif tidak
bercabang tinggi kurang lebih 15 meter (Sihaloho 2011)
Bunga majemuk berumah satu bunga jantan dan betina bentuk bulir di
ujung batang dan di ketiak daun warna putih Tanaman jagung adalah
tanaman semusim Jagung merupakan tanaman semusim (annual) Satu siklus
hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari Paruh pertama dari siklus
merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap
pertumbuhan generatif (Sihaloho 2011)
Menurut Sihaloho (2011) berdasarkan taksonominya tanaman jagung
dapat diklasifikasikan sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisio Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Ordo Poales
Familia Poaceae
Genus Zea
Spesies Zea mays L
Daun jagung adalah daun sempurna meskipun hanya terdiri atas upih
dan helaian yang disebut daun berupih Bentuknya memanjang merupakan
bangun pita (ligulatus) karena serupa dengan bangun garis tetapi lebih
panjang lagi daging daun (intervenium) tipis seperti kertas karena tipis tetapi
cukup tegar tepi daun (margo) rata (integer) karena apabila diraba pada
pinggirnya rata tidak bergerigi ujung daun (apex) runcing (acutus) karena
ujung daun memperlihatkan kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit
demi sedikit menuju keatas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk
suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg iquest ujung daun yang runcing lain dapat
pada daun-daun bangun bulat lanset segitiga delta belah ketupat dan
sebagainya (Sihaloho 2011)
Pangkal (basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun
berbulu halus dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau
beludru pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini
umumnya dapat di lihat pada bangun daun pita dan juga daun jagung
mempunyai satu tulang di tengah yang besar membusur ke daun sedang
tulang-tulang lainnya tampak lebih kecil dan tampak terlihat semua
mempunyai arah yang sejajar dengan satu tulang yang di tengah tadi
(Sihaloho 2011)
Gambar 9 Bagian Daun Jagung
(Akbar 2011)
Berdasarkan letak posisi daun (sudut daun) terdapat dua tipe daun
jagung yaitu tegak (erect) dan menggantung (pendant) Daun erect biasanya
memiliki sudut antara kecil sampai sedang pola helai daun bisa lurus atau
bengkok Daun pendant umumnya memiliki sudut yang lebar dan pola daun
bervariasi dari lurus sampai sangat bengkok Jagung dengan tipe daun erect
memiliki kanopi kecil sehingga dapat ditanam dengan populasi yang tinggi
(Sihaloho 2011)
E Cemara Kipas (Thuja orientalis L)
Cemara kipas adalah salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai
bahan untuk penyakit dalam oleh masyarakat Guluk-guluk tumbuhan ini
ditanam di sekitar rumah Tumbuhan ini dimanfaatkan daunnya oleh
masyarakat Masyarakat menyebut tumbuhan ini dengan nama cemara
(Yulianti 2013)
Cupreseaceae dengan genus Thuja atau lebih akrab dikenal dengan
Whitecedar adalah salah satu keluarga cemara kipas Eropalah yang pertama
kali memperkenalkan tanaman ini sebagai tanama hias Pohon ini subur hidup
di hutan karena hutan memilki atmosfer yang kondusif dan kaya akan
kelembabannya Beberapa lokasi di Indonesia menyebut tanaman cemara
kipas ini dengan ceker ayam (Yulianti 2013)
Menurut Yulianti (2013) klasifikasi dari pohon cemara kipas adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisi Coniferophyta
Kelas Pinopsida
Bangsa Pinales
Suku Cupressaceae
Marga Thuja
Jenis Thuja orientalis L
Gambar 10 Daun Cemara Kipas(Ria 2012)
Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Tekstur daunnya yang lembut Daunnya mengandung saponin selain itu daunnya juga mengandung polifenol Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun Daun tanaman cemara kipas
termasuk mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua (Yulianti
2013)
F Daun Bawang (Allium fistulosum L)
Daun bawang sebenarnya istilah umum yang terdiri dari spesies yang
berbeda Jenis yang paling umum dijumpai adalah bawang daun (Allium
fistulosum) Jenis lainnya adalah A ascalonicum yang masih sejenis dengan
bawang merah Kadang-kadang bawang prei juga disebut sebagai daun
bawang (Warintek 2014)
Gambar 11 Daun Bawang(Firli 2014)
Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk
rumput Sistem perakarannya termasuk akar serabut yang terpencar ke semua
arah pada kedalaman antara 15-30 cm Daun dan akar Allium fistulosum
mengandung saponin dan tanin di samping itu daunnya mengandung minyak
atsiri Selain itu daun bawang merupakan tumbuhan herba semusim dengan
tinggi 60-70 cm (Warintek 2014)
Daun tanaman bawang daun berbentuk bulat memanjang berlubang
menyerupai pipa dan bagian ujungnya meruncing Bawang prei (Allium
ampeloprasum L) memiliki daun berbentuk pipih memanjang tidak
membentuk rongga (seperti pipa) dan bagian ujungnya meruncing Ukuran
panjang daun sangat bervariasa antara 18-40 cm tergantung pada varietasnya
Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun halus Daun
tanaman bawang daun merupakan bagian tanaman yang dikonsumsi
(dimakan) sebagai bumbu atau penyedap sayuran Daun juga berfungsi
sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis tersebut digunakan untuk
pertumbuhan tanaman (Cahyono 2005)
Menurut Cahyono (2005) klasifikasi dari daun bawang adalah sebagai
berikut
Regnum Plantae (Tumbuhan)
Subdivisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Kelas Liliopsida (berkeping satu monokotil)
Ordo Liliflorae
Famili Liliaceae
Genus Allium
Spesies Allium fistulosum L
Bentuk daun dari bawang prei yaitu panjang pipih tidak berlubang
Warna daun umumnya hijau muda sampai hijau tua Panjang daun sangat
bervariasi antara 18-30 cm atau lebih tergantung dari varietas dan kesuburan
pertumbuhannya Bawang prei membentuk daun yang pipih helainya
berbentuk talang pelepahnya cukup panjang tidak membentuk umbi hanya
batang semunya di bagian bawah agak membengkak (Warintek 2014)
Menurut Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar
G Daun Kelapa (Cocos nucifera)
Tanaman kelapa diperkirakan berasal dari Amerika Selatan Tanaman
kelapa merupakan tanaman asli daerah tropis dan dapat dijumpai di seluruh
wilayah Indonesia Kelapa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bila
ditanam di tempat yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kelapa
(Harahap 2012)
Menurut Harahap (2012) klasifikasi dari pohon kelapa adalah sebagai
berikut
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Bangsa Palmales
Suku Palmae
Genus Cocos
Spesies Cocos nucifera
Daun kelapa berbentuk memanjang dan bertulang sejajar dan tumbuh
lebih cepat pada musim hujan Keluarga Palmae (palem) umumnya tidak
bercabang dan mempunyai daun yang berbentuk cincin Pertumbuhan dan
pembentukan mahkota daun dimulai sejak biji berkecambah dan pada tingkat
pertama dibentuk 4ndash6 helai daun Daun tersusun saling membalut satu sama
lain merupakan selubung dan mudahkan susunan lembaga serta akar
menembus sabut pada waktu tumbuh (Harahap 2012)
Gambar 12 Daun Kelapa(Harahap 2012)
Tanaman kelapa memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung
atau ayam Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang
sangat tajam dan keras di kedua sisisnya Anak-anak daun (foliage leaflet)
tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun Di tengah-tengah setiap anak
daun terbentuk lidi sebagai tulang daun Daun kelapa membentuk susunan
majemuk bersirip genap dan bertulang sejajar Daun sebagai tempat
fotosintesis dan sebagai alat respirasi (Harahap 2012)
Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat Duduk pelepah
daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang melingkari batang dan
membentuk spiral Daun terdiri dari
1 Kumpulan anak daun (leaf lets) yang mempunyai helaian (lamina) dan
tulang anak daun (midrib)
2 Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat
3 Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang
4 Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup
dan memberi kekuatan pada batang (Harahap 2012)
H Talas Pelangi (Colocasia sp)
Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun Talas termasuk
dalam suku talas-talasan (Araceae) berperawakan tegak tingginya 1 cm atau
lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun Tanaman talas
mengandung asam perusi (asam biru atau HCN) Sistem perakaran serabut
liar dan pendek Umbi mempunyai jenis bermacam-macam (Warintek 2014)
Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi Umbi pelepah
daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan obat maupun
pembungkus Daun sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai
pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasi Daunnya
berbentuk perisai atau hati lembaran daunnya 20-50 cm panjangnya dengan
tangkai mencapai 1 meter panjangnya warna pelepah bermacam-macam
(Warintek 2014)
Menurut Warintek (2014) klasifikasi dari tanaman talas pelangi adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisio Magnoliophyta
Classis Liliopsida
Subclassis Arecidae
Ordo Arales
Familia Areceae
Genus Colocasia
Spesies Colocasia sp
Gambar 13 Daun Talas Pelangi(Rynari 2012)
Tanaman keladi merupakan tanaman yang berdaun lengkap karena
mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian daun (lamina) Pada daun keladi bangun daunnya
seperti perisai dengan ujung daun yang meruncing (acuminatus) dan pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) Daun keladi mempunyai tepi daun yang
rata (integer) daging daun tipis lunak (herbaceus) dengan pertulangan daun
yang menyirip (penninervis) Pada permukaan atas daun terasa
licin (laevis) dan berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun
berwarna hijau muda dan juga terasa licin (laevis) (Warintek 2014)
I Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)
Kembang sepatu merupakan tumbuhan asli daerah tropis di dataran Asia
Tanaman ini kemudian menyebar di berbagai negara mulai dari Timur Jauh
sampai ke Eropa Daunnya merupakan daun tunggal berbentuk oval atau hati
dengan tepi bergerigi ujung daun meruncing urat daun menjari dan
menyirip memiliki daun penumpu Daun berwarna hijau Kembang sepatu
berbunga tunggal yang ke luar dari ketiak daun panjang tangkai bunga 1ndash 4
cm dan menjurai dengan lima mahkota yang tersusun berbentuk terompet
atau lonceng Helaian mahkota bunga tunggal atau ganda warna bunga
bervariasi misalnya putih kuning merah muda jingga dan kombinasi
warna-warna tersebut Panjang daun 5ndash10 cm dan lebar 3- 75 cm (Simplisia
2012)
Menurut Simplisia (2012) kalsifikasi dari kembang sepatu adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisi Magnoliophyta
Kelas Magnoliopsida
Ordo Malvales
Famili Malvaceae
Genus Hibiscus
Spesies Hibiscus rossa-sinensis
Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk daun tidak
lengkap karena tidak terdapat satu bagian dari daun lengkap yaitu tidak
memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina) Bangun daun (Circum
scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah daun
bulat telur (ovatus) Ujung daun (apex folii) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Tepi daun (margo folii)
pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah bergerigi
(serratus) karena sinus dan angulus sama lancipnya (Simplisia 2012)
Gambar 14 Bagian Daun Kembang Sepatu(Hanifiyah 2012)
Pangkal daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis)
karena daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke
ujung dan merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) Daging daun
(intervenium) pada daun kembang sepatu adalah seperti kertas
(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar Warna daunnya
adalah hijau tua (Simplisia 2012)
J Tanaman Euphorbia (Euphorbia milii)
Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke
seluruh dunia termasuk ke Indonesia Nama Euphorbia berasal dari nama
Euphorbus seorang dokter dari Mauritania Afrika Utara yang telah berjasa
pada rajanya Meskipun demikian beberapa spesies diakui merupakan
tanaman asli daerah lain Misalnya Euphorbia characias subspWulfenii dari
Portugal Euphorbia griffithii dari Himalaya dan Euphorbia marganita dari
Amerika Utara (Purwanto 2006)
Menurut Purwanto (2006) klasifikasi dari tanaman euphorbia adalah
sebagai berikut
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Dicotyledoneae
Ordo Archichlamydeae
Famili Euphorbiaceae
Genus Euphorbia
Spesies Euphorbia milii
Bentuk daun euphorbia bervariasi meskipun tidak terlalu banyak ada
yang berbentuk bulat telur memanjang dan jorong Masing-masing daun
mempunyai ketebalan berbeda-beda Hampir semua daun tidak bertangkai
tetapi duduk pada batang Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga
bervariasi ada yang runcing tumpul dan ujung terbelah Susunan daun
euphorbia berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas
batang tanaman (Purwanto 2006)
Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)
Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras
Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun
euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung
Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang
beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai
berikut
a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung
daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung
daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi
dua bulatan
b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip
mengecil (Purwanto 2006)
K Tomat (Solanum lycopersicum)
Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2
meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah
sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)
yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan
mati setelah bereproduksi (Arya 2012)
Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani
mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut
Kelas Dicotyledonae
Ordo Tubiflorae
Famili Solanaceae
Genus Lycopersicum
Spesies Lycopersicum esculentum Mill
Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)
Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu
berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di
antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk
tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)
Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25
cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan
membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip
terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)
Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki
warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-
40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-
1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Raden Fatah Palembang
B Alat dan Bahan
1 Alat Praktikum
a Lup
b Mikroskop binokuler
c Pensil warna
d Mistar
e Buku gambar
2 Bahan Praktikum
a Daun bambu
b Daun jagung
c Daun cemara kipas
d Daun bawang
e Daun kelapa
f Talas pelangi
g Solanum lycopersicum
h Rosa sinensis
C Cara Kerja
1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas
pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan
dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut
2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A Hasil Pengamatan
No Gambar Keterangan
1
Daun tomat (Solanum lycopersicum)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
2
Daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis L)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
3
Daun jagung (Zea mays)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ibu tulang daun (costa)
6 Tepi daun (margo folii)
4
Daun talas pelangi (Colocasia sp)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Tangkai daun (petiolus)
3 Helaian daun (lamina)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Tepi daun (margo folii)
8 Daging daun (intervenium)
9 Ibu tulang (costa)
10 Urat daun (vena)
5
Daun eforbia (Euphorbia milii)
1 Helaian daun (lamina)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pangkal daun (basis folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6
Daun bambu (Bambusa sp)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pelepah daun (vagina)
4 Helaian daun (lamina)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7
Daun cemara kipas (Thuja orientalis)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
8
Daun bawang (Allium fistulosum L)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tepi daun (margo folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ujung daun (apex folii)
9
Daun kelapa (Cocos nucifera)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tangkai daun (petiolus)
4 Tepi daun (margo folii)
5 Tulang daun (nervatio)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Ujung daun (apex folii)
B Pembahasan
Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang
diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas
pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun
yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari
kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)
warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun
dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun
majemuk ataupun daun tunggal
Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-
bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun
tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum
lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun
(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk
bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan
lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat
(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat
terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)
dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat
bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip
(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk
Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)
panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang
memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7
Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan
daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang
tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki
bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun
kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai
Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng
(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)
sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun
yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan
daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu
berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)
memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal
Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian
dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)
Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal
daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah
tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini
mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan
merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua
Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan
helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang
berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan
51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)
berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)
pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun
jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang
cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis
seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun
yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun
yang sejajar (rectinervis)
Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri
atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata
(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung
daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi
daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal
(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus
dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru
pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya
dapat di lihat pada bangun daun pita
Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)
merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk
perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)
dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis
lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah
sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)
talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun
dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang
berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun
(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi
merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk
seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya
agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan
daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan
berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda
dan juga terasa licin (laevis)
Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)
Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)
langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia
adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan
pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging
daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan
permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun
tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi
meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang
dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang
Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing
tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal
melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda
hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih
Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang
merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun
(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)
Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing
(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua
serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun
tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta
pertulangan daun yang sejajar
Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan
daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah
daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung
daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun
yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan
atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan
warna bagian bawah daun hijau muda
Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja
orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas
helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai
Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan
1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan
tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)
Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun
yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk
dengan pertulangan yang menjari (palminervis)
Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk
mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun
Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum
l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun
bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)
sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke
dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset
(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun
yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki
daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah
putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)
Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya
dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun
yang tunggal
Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman
bawang daun berbentuk bulat memanjang
Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun
adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena
memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun
(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan
perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya
tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai
daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau
tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun
kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk
Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan
bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung
daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan
daging daun yang perkamen
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)
adalah sebagai berikut
1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan
tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)
2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun
(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah
helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki
perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan
tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang
menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya
Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius
Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB
Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB
Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius
Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB
Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB
Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga
Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB
Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB
Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB
Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB
Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press
Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa
Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB
Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB
Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)
Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)
Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)
Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)
Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)
suku Olyreae Analisis molekuler dari pastida menunjukkan bahwa terdapat
tiga sampai lima garis keturunan utama dari bambu (Tarigan 2011)
Menurut Tarigan (2011) klasifikasi pada tanaman bambu terdiri dari
Regnum Plantae
Divisio Magnoliophyta
Classis Liliopsida
Subclassis Commelinidae
Ordo Cyperales
Familia Poaceae
Genus Bambusa
Spesies Bambusa sp
Pada tanaman bambu daunnya merupakan daun tunggal yang lengkap
karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun ini mempunyai bangun daun garis
(linearis) Ujung daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat
memiliki tepi daun yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun
sejajar permukaan atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau
tua sedangkan warna bagian bawah daun hijau muda (Tarigan 2011)
Gambar 8 Bagian Daun Bambu(Rahman 2014)
Bangun atau bentuk dari daun bambu adalah berbentuk pita atau bentuk
memanjang dari daun dengan perbandingan panjang dan lebar 3-5 1 ujung
daun pada daun bambu berbentuk runcing yaitu penyempitan ke arah ujung
daun dengan sedikit demi sedikit Sedangkan untuk pangkal daun membulat
karena pada pangkal daunnya tidak terdapat sama sekali sudut pangkal daun
daun bambu memiliki tepi yang rata tidak bergerigi dan bertoreh (Tarigan
2011)
Daging daunnya bertipe perkamen yaitu tipis namun cukup kaku
Pertulangan daunnya sejajar dari pangkal daun ke arah ujung daun
Permukaan atas dan bawah daun cukup kasar karena disebabkan pertulangan
daun yang cukup terasa dan adanya semacam bulu-bulu halus Warna daun
pada bagian atas jauh lebih gelap dibanding dengan yang di bawah dan warna
yang kebanyakan ditemukan adalah warna hijau namun ada beberapa jenis
bambu yang lain memilki daun yang berwarna kuning (Tarigan 2011)
D Tanaman Jagung (Zea Mays)
Tanaman jagung termasuk famili rumput-rumputan (Graminae) dari
subfamili Myadeae Dua famili yang berdekatan dengan jagung adalah
Teosinte dan Tripsacum yang diduga merupakan asal dari tanaman jagung
Teosinte berasal dari Meksico dan Guatemala sebagai tumbuhan liar di daerah
pertanaman jagung Jagung berwarna kuning batang bulat masif tidak
bercabang tinggi kurang lebih 15 meter (Sihaloho 2011)
Bunga majemuk berumah satu bunga jantan dan betina bentuk bulir di
ujung batang dan di ketiak daun warna putih Tanaman jagung adalah
tanaman semusim Jagung merupakan tanaman semusim (annual) Satu siklus
hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari Paruh pertama dari siklus
merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap
pertumbuhan generatif (Sihaloho 2011)
Menurut Sihaloho (2011) berdasarkan taksonominya tanaman jagung
dapat diklasifikasikan sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisio Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Ordo Poales
Familia Poaceae
Genus Zea
Spesies Zea mays L
Daun jagung adalah daun sempurna meskipun hanya terdiri atas upih
dan helaian yang disebut daun berupih Bentuknya memanjang merupakan
bangun pita (ligulatus) karena serupa dengan bangun garis tetapi lebih
panjang lagi daging daun (intervenium) tipis seperti kertas karena tipis tetapi
cukup tegar tepi daun (margo) rata (integer) karena apabila diraba pada
pinggirnya rata tidak bergerigi ujung daun (apex) runcing (acutus) karena
ujung daun memperlihatkan kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit
demi sedikit menuju keatas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk
suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg iquest ujung daun yang runcing lain dapat
pada daun-daun bangun bulat lanset segitiga delta belah ketupat dan
sebagainya (Sihaloho 2011)
Pangkal (basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun
berbulu halus dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau
beludru pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini
umumnya dapat di lihat pada bangun daun pita dan juga daun jagung
mempunyai satu tulang di tengah yang besar membusur ke daun sedang
tulang-tulang lainnya tampak lebih kecil dan tampak terlihat semua
mempunyai arah yang sejajar dengan satu tulang yang di tengah tadi
(Sihaloho 2011)
Gambar 9 Bagian Daun Jagung
(Akbar 2011)
Berdasarkan letak posisi daun (sudut daun) terdapat dua tipe daun
jagung yaitu tegak (erect) dan menggantung (pendant) Daun erect biasanya
memiliki sudut antara kecil sampai sedang pola helai daun bisa lurus atau
bengkok Daun pendant umumnya memiliki sudut yang lebar dan pola daun
bervariasi dari lurus sampai sangat bengkok Jagung dengan tipe daun erect
memiliki kanopi kecil sehingga dapat ditanam dengan populasi yang tinggi
(Sihaloho 2011)
E Cemara Kipas (Thuja orientalis L)
Cemara kipas adalah salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai
bahan untuk penyakit dalam oleh masyarakat Guluk-guluk tumbuhan ini
ditanam di sekitar rumah Tumbuhan ini dimanfaatkan daunnya oleh
masyarakat Masyarakat menyebut tumbuhan ini dengan nama cemara
(Yulianti 2013)
Cupreseaceae dengan genus Thuja atau lebih akrab dikenal dengan
Whitecedar adalah salah satu keluarga cemara kipas Eropalah yang pertama
kali memperkenalkan tanaman ini sebagai tanama hias Pohon ini subur hidup
di hutan karena hutan memilki atmosfer yang kondusif dan kaya akan
kelembabannya Beberapa lokasi di Indonesia menyebut tanaman cemara
kipas ini dengan ceker ayam (Yulianti 2013)
Menurut Yulianti (2013) klasifikasi dari pohon cemara kipas adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisi Coniferophyta
Kelas Pinopsida
Bangsa Pinales
Suku Cupressaceae
Marga Thuja
Jenis Thuja orientalis L
Gambar 10 Daun Cemara Kipas(Ria 2012)
Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Tekstur daunnya yang lembut Daunnya mengandung saponin selain itu daunnya juga mengandung polifenol Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun Daun tanaman cemara kipas
termasuk mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua (Yulianti
2013)
F Daun Bawang (Allium fistulosum L)
Daun bawang sebenarnya istilah umum yang terdiri dari spesies yang
berbeda Jenis yang paling umum dijumpai adalah bawang daun (Allium
fistulosum) Jenis lainnya adalah A ascalonicum yang masih sejenis dengan
bawang merah Kadang-kadang bawang prei juga disebut sebagai daun
bawang (Warintek 2014)
Gambar 11 Daun Bawang(Firli 2014)
Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk
rumput Sistem perakarannya termasuk akar serabut yang terpencar ke semua
arah pada kedalaman antara 15-30 cm Daun dan akar Allium fistulosum
mengandung saponin dan tanin di samping itu daunnya mengandung minyak
atsiri Selain itu daun bawang merupakan tumbuhan herba semusim dengan
tinggi 60-70 cm (Warintek 2014)
Daun tanaman bawang daun berbentuk bulat memanjang berlubang
menyerupai pipa dan bagian ujungnya meruncing Bawang prei (Allium
ampeloprasum L) memiliki daun berbentuk pipih memanjang tidak
membentuk rongga (seperti pipa) dan bagian ujungnya meruncing Ukuran
panjang daun sangat bervariasa antara 18-40 cm tergantung pada varietasnya
Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun halus Daun
tanaman bawang daun merupakan bagian tanaman yang dikonsumsi
(dimakan) sebagai bumbu atau penyedap sayuran Daun juga berfungsi
sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis tersebut digunakan untuk
pertumbuhan tanaman (Cahyono 2005)
Menurut Cahyono (2005) klasifikasi dari daun bawang adalah sebagai
berikut
Regnum Plantae (Tumbuhan)
Subdivisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Kelas Liliopsida (berkeping satu monokotil)
Ordo Liliflorae
Famili Liliaceae
Genus Allium
Spesies Allium fistulosum L
Bentuk daun dari bawang prei yaitu panjang pipih tidak berlubang
Warna daun umumnya hijau muda sampai hijau tua Panjang daun sangat
bervariasi antara 18-30 cm atau lebih tergantung dari varietas dan kesuburan
pertumbuhannya Bawang prei membentuk daun yang pipih helainya
berbentuk talang pelepahnya cukup panjang tidak membentuk umbi hanya
batang semunya di bagian bawah agak membengkak (Warintek 2014)
Menurut Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar
G Daun Kelapa (Cocos nucifera)
Tanaman kelapa diperkirakan berasal dari Amerika Selatan Tanaman
kelapa merupakan tanaman asli daerah tropis dan dapat dijumpai di seluruh
wilayah Indonesia Kelapa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bila
ditanam di tempat yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kelapa
(Harahap 2012)
Menurut Harahap (2012) klasifikasi dari pohon kelapa adalah sebagai
berikut
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Bangsa Palmales
Suku Palmae
Genus Cocos
Spesies Cocos nucifera
Daun kelapa berbentuk memanjang dan bertulang sejajar dan tumbuh
lebih cepat pada musim hujan Keluarga Palmae (palem) umumnya tidak
bercabang dan mempunyai daun yang berbentuk cincin Pertumbuhan dan
pembentukan mahkota daun dimulai sejak biji berkecambah dan pada tingkat
pertama dibentuk 4ndash6 helai daun Daun tersusun saling membalut satu sama
lain merupakan selubung dan mudahkan susunan lembaga serta akar
menembus sabut pada waktu tumbuh (Harahap 2012)
Gambar 12 Daun Kelapa(Harahap 2012)
Tanaman kelapa memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung
atau ayam Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang
sangat tajam dan keras di kedua sisisnya Anak-anak daun (foliage leaflet)
tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun Di tengah-tengah setiap anak
daun terbentuk lidi sebagai tulang daun Daun kelapa membentuk susunan
majemuk bersirip genap dan bertulang sejajar Daun sebagai tempat
fotosintesis dan sebagai alat respirasi (Harahap 2012)
Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat Duduk pelepah
daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang melingkari batang dan
membentuk spiral Daun terdiri dari
1 Kumpulan anak daun (leaf lets) yang mempunyai helaian (lamina) dan
tulang anak daun (midrib)
2 Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat
3 Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang
4 Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup
dan memberi kekuatan pada batang (Harahap 2012)
H Talas Pelangi (Colocasia sp)
Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun Talas termasuk
dalam suku talas-talasan (Araceae) berperawakan tegak tingginya 1 cm atau
lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun Tanaman talas
mengandung asam perusi (asam biru atau HCN) Sistem perakaran serabut
liar dan pendek Umbi mempunyai jenis bermacam-macam (Warintek 2014)
Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi Umbi pelepah
daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan obat maupun
pembungkus Daun sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai
pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasi Daunnya
berbentuk perisai atau hati lembaran daunnya 20-50 cm panjangnya dengan
tangkai mencapai 1 meter panjangnya warna pelepah bermacam-macam
(Warintek 2014)
Menurut Warintek (2014) klasifikasi dari tanaman talas pelangi adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisio Magnoliophyta
Classis Liliopsida
Subclassis Arecidae
Ordo Arales
Familia Areceae
Genus Colocasia
Spesies Colocasia sp
Gambar 13 Daun Talas Pelangi(Rynari 2012)
Tanaman keladi merupakan tanaman yang berdaun lengkap karena
mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian daun (lamina) Pada daun keladi bangun daunnya
seperti perisai dengan ujung daun yang meruncing (acuminatus) dan pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) Daun keladi mempunyai tepi daun yang
rata (integer) daging daun tipis lunak (herbaceus) dengan pertulangan daun
yang menyirip (penninervis) Pada permukaan atas daun terasa
licin (laevis) dan berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun
berwarna hijau muda dan juga terasa licin (laevis) (Warintek 2014)
I Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)
Kembang sepatu merupakan tumbuhan asli daerah tropis di dataran Asia
Tanaman ini kemudian menyebar di berbagai negara mulai dari Timur Jauh
sampai ke Eropa Daunnya merupakan daun tunggal berbentuk oval atau hati
dengan tepi bergerigi ujung daun meruncing urat daun menjari dan
menyirip memiliki daun penumpu Daun berwarna hijau Kembang sepatu
berbunga tunggal yang ke luar dari ketiak daun panjang tangkai bunga 1ndash 4
cm dan menjurai dengan lima mahkota yang tersusun berbentuk terompet
atau lonceng Helaian mahkota bunga tunggal atau ganda warna bunga
bervariasi misalnya putih kuning merah muda jingga dan kombinasi
warna-warna tersebut Panjang daun 5ndash10 cm dan lebar 3- 75 cm (Simplisia
2012)
Menurut Simplisia (2012) kalsifikasi dari kembang sepatu adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisi Magnoliophyta
Kelas Magnoliopsida
Ordo Malvales
Famili Malvaceae
Genus Hibiscus
Spesies Hibiscus rossa-sinensis
Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk daun tidak
lengkap karena tidak terdapat satu bagian dari daun lengkap yaitu tidak
memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina) Bangun daun (Circum
scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah daun
bulat telur (ovatus) Ujung daun (apex folii) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Tepi daun (margo folii)
pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah bergerigi
(serratus) karena sinus dan angulus sama lancipnya (Simplisia 2012)
Gambar 14 Bagian Daun Kembang Sepatu(Hanifiyah 2012)
Pangkal daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis)
karena daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke
ujung dan merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) Daging daun
(intervenium) pada daun kembang sepatu adalah seperti kertas
(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar Warna daunnya
adalah hijau tua (Simplisia 2012)
J Tanaman Euphorbia (Euphorbia milii)
Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke
seluruh dunia termasuk ke Indonesia Nama Euphorbia berasal dari nama
Euphorbus seorang dokter dari Mauritania Afrika Utara yang telah berjasa
pada rajanya Meskipun demikian beberapa spesies diakui merupakan
tanaman asli daerah lain Misalnya Euphorbia characias subspWulfenii dari
Portugal Euphorbia griffithii dari Himalaya dan Euphorbia marganita dari
Amerika Utara (Purwanto 2006)
Menurut Purwanto (2006) klasifikasi dari tanaman euphorbia adalah
sebagai berikut
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Dicotyledoneae
Ordo Archichlamydeae
Famili Euphorbiaceae
Genus Euphorbia
Spesies Euphorbia milii
Bentuk daun euphorbia bervariasi meskipun tidak terlalu banyak ada
yang berbentuk bulat telur memanjang dan jorong Masing-masing daun
mempunyai ketebalan berbeda-beda Hampir semua daun tidak bertangkai
tetapi duduk pada batang Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga
bervariasi ada yang runcing tumpul dan ujung terbelah Susunan daun
euphorbia berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas
batang tanaman (Purwanto 2006)
Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)
Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras
Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun
euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung
Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang
beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai
berikut
a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung
daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung
daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi
dua bulatan
b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip
mengecil (Purwanto 2006)
K Tomat (Solanum lycopersicum)
Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2
meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah
sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)
yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan
mati setelah bereproduksi (Arya 2012)
Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani
mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut
Kelas Dicotyledonae
Ordo Tubiflorae
Famili Solanaceae
Genus Lycopersicum
Spesies Lycopersicum esculentum Mill
Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)
Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu
berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di
antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk
tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)
Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25
cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan
membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip
terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)
Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki
warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-
40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-
1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Raden Fatah Palembang
B Alat dan Bahan
1 Alat Praktikum
a Lup
b Mikroskop binokuler
c Pensil warna
d Mistar
e Buku gambar
2 Bahan Praktikum
a Daun bambu
b Daun jagung
c Daun cemara kipas
d Daun bawang
e Daun kelapa
f Talas pelangi
g Solanum lycopersicum
h Rosa sinensis
C Cara Kerja
1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas
pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan
dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut
2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A Hasil Pengamatan
No Gambar Keterangan
1
Daun tomat (Solanum lycopersicum)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
2
Daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis L)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
3
Daun jagung (Zea mays)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ibu tulang daun (costa)
6 Tepi daun (margo folii)
4
Daun talas pelangi (Colocasia sp)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Tangkai daun (petiolus)
3 Helaian daun (lamina)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Tepi daun (margo folii)
8 Daging daun (intervenium)
9 Ibu tulang (costa)
10 Urat daun (vena)
5
Daun eforbia (Euphorbia milii)
1 Helaian daun (lamina)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pangkal daun (basis folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6
Daun bambu (Bambusa sp)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pelepah daun (vagina)
4 Helaian daun (lamina)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7
Daun cemara kipas (Thuja orientalis)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
8
Daun bawang (Allium fistulosum L)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tepi daun (margo folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ujung daun (apex folii)
9
Daun kelapa (Cocos nucifera)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tangkai daun (petiolus)
4 Tepi daun (margo folii)
5 Tulang daun (nervatio)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Ujung daun (apex folii)
B Pembahasan
Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang
diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas
pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun
yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari
kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)
warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun
dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun
majemuk ataupun daun tunggal
Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-
bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun
tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum
lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun
(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk
bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan
lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat
(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat
terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)
dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat
bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip
(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk
Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)
panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang
memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7
Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan
daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang
tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki
bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun
kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai
Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng
(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)
sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun
yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan
daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu
berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)
memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal
Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian
dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)
Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal
daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah
tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini
mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan
merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua
Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan
helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang
berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan
51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)
berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)
pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun
jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang
cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis
seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun
yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun
yang sejajar (rectinervis)
Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri
atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata
(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung
daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi
daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal
(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus
dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru
pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya
dapat di lihat pada bangun daun pita
Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)
merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk
perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)
dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis
lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah
sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)
talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun
dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang
berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun
(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi
merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk
seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya
agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan
daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan
berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda
dan juga terasa licin (laevis)
Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)
Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)
langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia
adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan
pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging
daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan
permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun
tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi
meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang
dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang
Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing
tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal
melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda
hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih
Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang
merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun
(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)
Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing
(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua
serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun
tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta
pertulangan daun yang sejajar
Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan
daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah
daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung
daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun
yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan
atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan
warna bagian bawah daun hijau muda
Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja
orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas
helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai
Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan
1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan
tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)
Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun
yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk
dengan pertulangan yang menjari (palminervis)
Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk
mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun
Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum
l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun
bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)
sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke
dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset
(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun
yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki
daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah
putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)
Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya
dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun
yang tunggal
Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman
bawang daun berbentuk bulat memanjang
Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun
adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena
memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun
(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan
perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya
tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai
daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau
tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun
kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk
Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan
bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung
daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan
daging daun yang perkamen
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)
adalah sebagai berikut
1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan
tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)
2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun
(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah
helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki
perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan
tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang
menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya
Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius
Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB
Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB
Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius
Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB
Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB
Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga
Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB
Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB
Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB
Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB
Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press
Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa
Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB
Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB
Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)
Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)
Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)
Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)
Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)
daun bambu memiliki tepi yang rata tidak bergerigi dan bertoreh (Tarigan
2011)
Daging daunnya bertipe perkamen yaitu tipis namun cukup kaku
Pertulangan daunnya sejajar dari pangkal daun ke arah ujung daun
Permukaan atas dan bawah daun cukup kasar karena disebabkan pertulangan
daun yang cukup terasa dan adanya semacam bulu-bulu halus Warna daun
pada bagian atas jauh lebih gelap dibanding dengan yang di bawah dan warna
yang kebanyakan ditemukan adalah warna hijau namun ada beberapa jenis
bambu yang lain memilki daun yang berwarna kuning (Tarigan 2011)
D Tanaman Jagung (Zea Mays)
Tanaman jagung termasuk famili rumput-rumputan (Graminae) dari
subfamili Myadeae Dua famili yang berdekatan dengan jagung adalah
Teosinte dan Tripsacum yang diduga merupakan asal dari tanaman jagung
Teosinte berasal dari Meksico dan Guatemala sebagai tumbuhan liar di daerah
pertanaman jagung Jagung berwarna kuning batang bulat masif tidak
bercabang tinggi kurang lebih 15 meter (Sihaloho 2011)
Bunga majemuk berumah satu bunga jantan dan betina bentuk bulir di
ujung batang dan di ketiak daun warna putih Tanaman jagung adalah
tanaman semusim Jagung merupakan tanaman semusim (annual) Satu siklus
hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari Paruh pertama dari siklus
merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap
pertumbuhan generatif (Sihaloho 2011)
Menurut Sihaloho (2011) berdasarkan taksonominya tanaman jagung
dapat diklasifikasikan sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisio Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Ordo Poales
Familia Poaceae
Genus Zea
Spesies Zea mays L
Daun jagung adalah daun sempurna meskipun hanya terdiri atas upih
dan helaian yang disebut daun berupih Bentuknya memanjang merupakan
bangun pita (ligulatus) karena serupa dengan bangun garis tetapi lebih
panjang lagi daging daun (intervenium) tipis seperti kertas karena tipis tetapi
cukup tegar tepi daun (margo) rata (integer) karena apabila diraba pada
pinggirnya rata tidak bergerigi ujung daun (apex) runcing (acutus) karena
ujung daun memperlihatkan kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit
demi sedikit menuju keatas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk
suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg iquest ujung daun yang runcing lain dapat
pada daun-daun bangun bulat lanset segitiga delta belah ketupat dan
sebagainya (Sihaloho 2011)
Pangkal (basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun
berbulu halus dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau
beludru pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini
umumnya dapat di lihat pada bangun daun pita dan juga daun jagung
mempunyai satu tulang di tengah yang besar membusur ke daun sedang
tulang-tulang lainnya tampak lebih kecil dan tampak terlihat semua
mempunyai arah yang sejajar dengan satu tulang yang di tengah tadi
(Sihaloho 2011)
Gambar 9 Bagian Daun Jagung
(Akbar 2011)
Berdasarkan letak posisi daun (sudut daun) terdapat dua tipe daun
jagung yaitu tegak (erect) dan menggantung (pendant) Daun erect biasanya
memiliki sudut antara kecil sampai sedang pola helai daun bisa lurus atau
bengkok Daun pendant umumnya memiliki sudut yang lebar dan pola daun
bervariasi dari lurus sampai sangat bengkok Jagung dengan tipe daun erect
memiliki kanopi kecil sehingga dapat ditanam dengan populasi yang tinggi
(Sihaloho 2011)
E Cemara Kipas (Thuja orientalis L)
Cemara kipas adalah salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai
bahan untuk penyakit dalam oleh masyarakat Guluk-guluk tumbuhan ini
ditanam di sekitar rumah Tumbuhan ini dimanfaatkan daunnya oleh
masyarakat Masyarakat menyebut tumbuhan ini dengan nama cemara
(Yulianti 2013)
Cupreseaceae dengan genus Thuja atau lebih akrab dikenal dengan
Whitecedar adalah salah satu keluarga cemara kipas Eropalah yang pertama
kali memperkenalkan tanaman ini sebagai tanama hias Pohon ini subur hidup
di hutan karena hutan memilki atmosfer yang kondusif dan kaya akan
kelembabannya Beberapa lokasi di Indonesia menyebut tanaman cemara
kipas ini dengan ceker ayam (Yulianti 2013)
Menurut Yulianti (2013) klasifikasi dari pohon cemara kipas adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisi Coniferophyta
Kelas Pinopsida
Bangsa Pinales
Suku Cupressaceae
Marga Thuja
Jenis Thuja orientalis L
Gambar 10 Daun Cemara Kipas(Ria 2012)
Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Tekstur daunnya yang lembut Daunnya mengandung saponin selain itu daunnya juga mengandung polifenol Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun Daun tanaman cemara kipas
termasuk mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua (Yulianti
2013)
F Daun Bawang (Allium fistulosum L)
Daun bawang sebenarnya istilah umum yang terdiri dari spesies yang
berbeda Jenis yang paling umum dijumpai adalah bawang daun (Allium
fistulosum) Jenis lainnya adalah A ascalonicum yang masih sejenis dengan
bawang merah Kadang-kadang bawang prei juga disebut sebagai daun
bawang (Warintek 2014)
Gambar 11 Daun Bawang(Firli 2014)
Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk
rumput Sistem perakarannya termasuk akar serabut yang terpencar ke semua
arah pada kedalaman antara 15-30 cm Daun dan akar Allium fistulosum
mengandung saponin dan tanin di samping itu daunnya mengandung minyak
atsiri Selain itu daun bawang merupakan tumbuhan herba semusim dengan
tinggi 60-70 cm (Warintek 2014)
Daun tanaman bawang daun berbentuk bulat memanjang berlubang
menyerupai pipa dan bagian ujungnya meruncing Bawang prei (Allium
ampeloprasum L) memiliki daun berbentuk pipih memanjang tidak
membentuk rongga (seperti pipa) dan bagian ujungnya meruncing Ukuran
panjang daun sangat bervariasa antara 18-40 cm tergantung pada varietasnya
Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun halus Daun
tanaman bawang daun merupakan bagian tanaman yang dikonsumsi
(dimakan) sebagai bumbu atau penyedap sayuran Daun juga berfungsi
sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis tersebut digunakan untuk
pertumbuhan tanaman (Cahyono 2005)
Menurut Cahyono (2005) klasifikasi dari daun bawang adalah sebagai
berikut
Regnum Plantae (Tumbuhan)
Subdivisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Kelas Liliopsida (berkeping satu monokotil)
Ordo Liliflorae
Famili Liliaceae
Genus Allium
Spesies Allium fistulosum L
Bentuk daun dari bawang prei yaitu panjang pipih tidak berlubang
Warna daun umumnya hijau muda sampai hijau tua Panjang daun sangat
bervariasi antara 18-30 cm atau lebih tergantung dari varietas dan kesuburan
pertumbuhannya Bawang prei membentuk daun yang pipih helainya
berbentuk talang pelepahnya cukup panjang tidak membentuk umbi hanya
batang semunya di bagian bawah agak membengkak (Warintek 2014)
Menurut Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar
G Daun Kelapa (Cocos nucifera)
Tanaman kelapa diperkirakan berasal dari Amerika Selatan Tanaman
kelapa merupakan tanaman asli daerah tropis dan dapat dijumpai di seluruh
wilayah Indonesia Kelapa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bila
ditanam di tempat yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kelapa
(Harahap 2012)
Menurut Harahap (2012) klasifikasi dari pohon kelapa adalah sebagai
berikut
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Bangsa Palmales
Suku Palmae
Genus Cocos
Spesies Cocos nucifera
Daun kelapa berbentuk memanjang dan bertulang sejajar dan tumbuh
lebih cepat pada musim hujan Keluarga Palmae (palem) umumnya tidak
bercabang dan mempunyai daun yang berbentuk cincin Pertumbuhan dan
pembentukan mahkota daun dimulai sejak biji berkecambah dan pada tingkat
pertama dibentuk 4ndash6 helai daun Daun tersusun saling membalut satu sama
lain merupakan selubung dan mudahkan susunan lembaga serta akar
menembus sabut pada waktu tumbuh (Harahap 2012)
Gambar 12 Daun Kelapa(Harahap 2012)
Tanaman kelapa memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung
atau ayam Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang
sangat tajam dan keras di kedua sisisnya Anak-anak daun (foliage leaflet)
tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun Di tengah-tengah setiap anak
daun terbentuk lidi sebagai tulang daun Daun kelapa membentuk susunan
majemuk bersirip genap dan bertulang sejajar Daun sebagai tempat
fotosintesis dan sebagai alat respirasi (Harahap 2012)
Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat Duduk pelepah
daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang melingkari batang dan
membentuk spiral Daun terdiri dari
1 Kumpulan anak daun (leaf lets) yang mempunyai helaian (lamina) dan
tulang anak daun (midrib)
2 Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat
3 Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang
4 Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup
dan memberi kekuatan pada batang (Harahap 2012)
H Talas Pelangi (Colocasia sp)
Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun Talas termasuk
dalam suku talas-talasan (Araceae) berperawakan tegak tingginya 1 cm atau
lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun Tanaman talas
mengandung asam perusi (asam biru atau HCN) Sistem perakaran serabut
liar dan pendek Umbi mempunyai jenis bermacam-macam (Warintek 2014)
Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi Umbi pelepah
daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan obat maupun
pembungkus Daun sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai
pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasi Daunnya
berbentuk perisai atau hati lembaran daunnya 20-50 cm panjangnya dengan
tangkai mencapai 1 meter panjangnya warna pelepah bermacam-macam
(Warintek 2014)
Menurut Warintek (2014) klasifikasi dari tanaman talas pelangi adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisio Magnoliophyta
Classis Liliopsida
Subclassis Arecidae
Ordo Arales
Familia Areceae
Genus Colocasia
Spesies Colocasia sp
Gambar 13 Daun Talas Pelangi(Rynari 2012)
Tanaman keladi merupakan tanaman yang berdaun lengkap karena
mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian daun (lamina) Pada daun keladi bangun daunnya
seperti perisai dengan ujung daun yang meruncing (acuminatus) dan pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) Daun keladi mempunyai tepi daun yang
rata (integer) daging daun tipis lunak (herbaceus) dengan pertulangan daun
yang menyirip (penninervis) Pada permukaan atas daun terasa
licin (laevis) dan berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun
berwarna hijau muda dan juga terasa licin (laevis) (Warintek 2014)
I Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)
Kembang sepatu merupakan tumbuhan asli daerah tropis di dataran Asia
Tanaman ini kemudian menyebar di berbagai negara mulai dari Timur Jauh
sampai ke Eropa Daunnya merupakan daun tunggal berbentuk oval atau hati
dengan tepi bergerigi ujung daun meruncing urat daun menjari dan
menyirip memiliki daun penumpu Daun berwarna hijau Kembang sepatu
berbunga tunggal yang ke luar dari ketiak daun panjang tangkai bunga 1ndash 4
cm dan menjurai dengan lima mahkota yang tersusun berbentuk terompet
atau lonceng Helaian mahkota bunga tunggal atau ganda warna bunga
bervariasi misalnya putih kuning merah muda jingga dan kombinasi
warna-warna tersebut Panjang daun 5ndash10 cm dan lebar 3- 75 cm (Simplisia
2012)
Menurut Simplisia (2012) kalsifikasi dari kembang sepatu adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisi Magnoliophyta
Kelas Magnoliopsida
Ordo Malvales
Famili Malvaceae
Genus Hibiscus
Spesies Hibiscus rossa-sinensis
Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk daun tidak
lengkap karena tidak terdapat satu bagian dari daun lengkap yaitu tidak
memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina) Bangun daun (Circum
scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah daun
bulat telur (ovatus) Ujung daun (apex folii) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Tepi daun (margo folii)
pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah bergerigi
(serratus) karena sinus dan angulus sama lancipnya (Simplisia 2012)
Gambar 14 Bagian Daun Kembang Sepatu(Hanifiyah 2012)
Pangkal daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis)
karena daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke
ujung dan merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) Daging daun
(intervenium) pada daun kembang sepatu adalah seperti kertas
(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar Warna daunnya
adalah hijau tua (Simplisia 2012)
J Tanaman Euphorbia (Euphorbia milii)
Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke
seluruh dunia termasuk ke Indonesia Nama Euphorbia berasal dari nama
Euphorbus seorang dokter dari Mauritania Afrika Utara yang telah berjasa
pada rajanya Meskipun demikian beberapa spesies diakui merupakan
tanaman asli daerah lain Misalnya Euphorbia characias subspWulfenii dari
Portugal Euphorbia griffithii dari Himalaya dan Euphorbia marganita dari
Amerika Utara (Purwanto 2006)
Menurut Purwanto (2006) klasifikasi dari tanaman euphorbia adalah
sebagai berikut
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Dicotyledoneae
Ordo Archichlamydeae
Famili Euphorbiaceae
Genus Euphorbia
Spesies Euphorbia milii
Bentuk daun euphorbia bervariasi meskipun tidak terlalu banyak ada
yang berbentuk bulat telur memanjang dan jorong Masing-masing daun
mempunyai ketebalan berbeda-beda Hampir semua daun tidak bertangkai
tetapi duduk pada batang Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga
bervariasi ada yang runcing tumpul dan ujung terbelah Susunan daun
euphorbia berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas
batang tanaman (Purwanto 2006)
Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)
Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras
Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun
euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung
Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang
beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai
berikut
a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung
daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung
daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi
dua bulatan
b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip
mengecil (Purwanto 2006)
K Tomat (Solanum lycopersicum)
Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2
meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah
sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)
yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan
mati setelah bereproduksi (Arya 2012)
Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani
mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut
Kelas Dicotyledonae
Ordo Tubiflorae
Famili Solanaceae
Genus Lycopersicum
Spesies Lycopersicum esculentum Mill
Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)
Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu
berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di
antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk
tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)
Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25
cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan
membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip
terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)
Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki
warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-
40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-
1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Raden Fatah Palembang
B Alat dan Bahan
1 Alat Praktikum
a Lup
b Mikroskop binokuler
c Pensil warna
d Mistar
e Buku gambar
2 Bahan Praktikum
a Daun bambu
b Daun jagung
c Daun cemara kipas
d Daun bawang
e Daun kelapa
f Talas pelangi
g Solanum lycopersicum
h Rosa sinensis
C Cara Kerja
1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas
pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan
dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut
2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A Hasil Pengamatan
No Gambar Keterangan
1
Daun tomat (Solanum lycopersicum)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
2
Daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis L)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
3
Daun jagung (Zea mays)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ibu tulang daun (costa)
6 Tepi daun (margo folii)
4
Daun talas pelangi (Colocasia sp)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Tangkai daun (petiolus)
3 Helaian daun (lamina)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Tepi daun (margo folii)
8 Daging daun (intervenium)
9 Ibu tulang (costa)
10 Urat daun (vena)
5
Daun eforbia (Euphorbia milii)
1 Helaian daun (lamina)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pangkal daun (basis folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6
Daun bambu (Bambusa sp)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pelepah daun (vagina)
4 Helaian daun (lamina)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7
Daun cemara kipas (Thuja orientalis)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
8
Daun bawang (Allium fistulosum L)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tepi daun (margo folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ujung daun (apex folii)
9
Daun kelapa (Cocos nucifera)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tangkai daun (petiolus)
4 Tepi daun (margo folii)
5 Tulang daun (nervatio)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Ujung daun (apex folii)
B Pembahasan
Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang
diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas
pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun
yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari
kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)
warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun
dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun
majemuk ataupun daun tunggal
Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-
bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun
tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum
lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun
(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk
bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan
lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat
(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat
terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)
dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat
bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip
(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk
Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)
panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang
memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7
Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan
daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang
tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki
bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun
kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai
Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng
(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)
sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun
yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan
daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu
berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)
memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal
Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian
dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)
Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal
daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah
tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini
mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan
merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua
Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan
helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang
berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan
51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)
berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)
pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun
jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang
cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis
seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun
yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun
yang sejajar (rectinervis)
Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri
atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata
(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung
daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi
daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal
(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus
dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru
pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya
dapat di lihat pada bangun daun pita
Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)
merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk
perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)
dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis
lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah
sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)
talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun
dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang
berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun
(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi
merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk
seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya
agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan
daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan
berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda
dan juga terasa licin (laevis)
Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)
Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)
langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia
adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan
pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging
daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan
permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun
tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi
meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang
dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang
Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing
tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal
melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda
hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih
Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang
merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun
(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)
Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing
(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua
serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun
tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta
pertulangan daun yang sejajar
Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan
daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah
daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung
daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun
yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan
atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan
warna bagian bawah daun hijau muda
Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja
orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas
helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai
Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan
1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan
tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)
Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun
yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk
dengan pertulangan yang menjari (palminervis)
Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk
mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun
Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum
l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun
bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)
sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke
dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset
(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun
yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki
daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah
putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)
Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya
dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun
yang tunggal
Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman
bawang daun berbentuk bulat memanjang
Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun
adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena
memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun
(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan
perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya
tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai
daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau
tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun
kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk
Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan
bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung
daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan
daging daun yang perkamen
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)
adalah sebagai berikut
1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan
tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)
2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun
(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah
helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki
perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan
tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang
menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya
Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius
Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB
Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB
Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius
Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB
Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB
Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga
Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB
Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB
Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB
Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB
Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press
Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa
Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB
Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB
Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)
Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)
Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)
Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)
Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)
Daun jagung adalah daun sempurna meskipun hanya terdiri atas upih
dan helaian yang disebut daun berupih Bentuknya memanjang merupakan
bangun pita (ligulatus) karena serupa dengan bangun garis tetapi lebih
panjang lagi daging daun (intervenium) tipis seperti kertas karena tipis tetapi
cukup tegar tepi daun (margo) rata (integer) karena apabila diraba pada
pinggirnya rata tidak bergerigi ujung daun (apex) runcing (acutus) karena
ujung daun memperlihatkan kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit
demi sedikit menuju keatas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk
suatu sudut lancip (lebih kecil dari 90deg iquest ujung daun yang runcing lain dapat
pada daun-daun bangun bulat lanset segitiga delta belah ketupat dan
sebagainya (Sihaloho 2011)
Pangkal (basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun
berbulu halus dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau
beludru pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini
umumnya dapat di lihat pada bangun daun pita dan juga daun jagung
mempunyai satu tulang di tengah yang besar membusur ke daun sedang
tulang-tulang lainnya tampak lebih kecil dan tampak terlihat semua
mempunyai arah yang sejajar dengan satu tulang yang di tengah tadi
(Sihaloho 2011)
Gambar 9 Bagian Daun Jagung
(Akbar 2011)
Berdasarkan letak posisi daun (sudut daun) terdapat dua tipe daun
jagung yaitu tegak (erect) dan menggantung (pendant) Daun erect biasanya
memiliki sudut antara kecil sampai sedang pola helai daun bisa lurus atau
bengkok Daun pendant umumnya memiliki sudut yang lebar dan pola daun
bervariasi dari lurus sampai sangat bengkok Jagung dengan tipe daun erect
memiliki kanopi kecil sehingga dapat ditanam dengan populasi yang tinggi
(Sihaloho 2011)
E Cemara Kipas (Thuja orientalis L)
Cemara kipas adalah salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai
bahan untuk penyakit dalam oleh masyarakat Guluk-guluk tumbuhan ini
ditanam di sekitar rumah Tumbuhan ini dimanfaatkan daunnya oleh
masyarakat Masyarakat menyebut tumbuhan ini dengan nama cemara
(Yulianti 2013)
Cupreseaceae dengan genus Thuja atau lebih akrab dikenal dengan
Whitecedar adalah salah satu keluarga cemara kipas Eropalah yang pertama
kali memperkenalkan tanaman ini sebagai tanama hias Pohon ini subur hidup
di hutan karena hutan memilki atmosfer yang kondusif dan kaya akan
kelembabannya Beberapa lokasi di Indonesia menyebut tanaman cemara
kipas ini dengan ceker ayam (Yulianti 2013)
Menurut Yulianti (2013) klasifikasi dari pohon cemara kipas adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisi Coniferophyta
Kelas Pinopsida
Bangsa Pinales
Suku Cupressaceae
Marga Thuja
Jenis Thuja orientalis L
Gambar 10 Daun Cemara Kipas(Ria 2012)
Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Tekstur daunnya yang lembut Daunnya mengandung saponin selain itu daunnya juga mengandung polifenol Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun Daun tanaman cemara kipas
termasuk mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua (Yulianti
2013)
F Daun Bawang (Allium fistulosum L)
Daun bawang sebenarnya istilah umum yang terdiri dari spesies yang
berbeda Jenis yang paling umum dijumpai adalah bawang daun (Allium
fistulosum) Jenis lainnya adalah A ascalonicum yang masih sejenis dengan
bawang merah Kadang-kadang bawang prei juga disebut sebagai daun
bawang (Warintek 2014)
Gambar 11 Daun Bawang(Firli 2014)
Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk
rumput Sistem perakarannya termasuk akar serabut yang terpencar ke semua
arah pada kedalaman antara 15-30 cm Daun dan akar Allium fistulosum
mengandung saponin dan tanin di samping itu daunnya mengandung minyak
atsiri Selain itu daun bawang merupakan tumbuhan herba semusim dengan
tinggi 60-70 cm (Warintek 2014)
Daun tanaman bawang daun berbentuk bulat memanjang berlubang
menyerupai pipa dan bagian ujungnya meruncing Bawang prei (Allium
ampeloprasum L) memiliki daun berbentuk pipih memanjang tidak
membentuk rongga (seperti pipa) dan bagian ujungnya meruncing Ukuran
panjang daun sangat bervariasa antara 18-40 cm tergantung pada varietasnya
Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun halus Daun
tanaman bawang daun merupakan bagian tanaman yang dikonsumsi
(dimakan) sebagai bumbu atau penyedap sayuran Daun juga berfungsi
sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis tersebut digunakan untuk
pertumbuhan tanaman (Cahyono 2005)
Menurut Cahyono (2005) klasifikasi dari daun bawang adalah sebagai
berikut
Regnum Plantae (Tumbuhan)
Subdivisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Kelas Liliopsida (berkeping satu monokotil)
Ordo Liliflorae
Famili Liliaceae
Genus Allium
Spesies Allium fistulosum L
Bentuk daun dari bawang prei yaitu panjang pipih tidak berlubang
Warna daun umumnya hijau muda sampai hijau tua Panjang daun sangat
bervariasi antara 18-30 cm atau lebih tergantung dari varietas dan kesuburan
pertumbuhannya Bawang prei membentuk daun yang pipih helainya
berbentuk talang pelepahnya cukup panjang tidak membentuk umbi hanya
batang semunya di bagian bawah agak membengkak (Warintek 2014)
Menurut Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar
G Daun Kelapa (Cocos nucifera)
Tanaman kelapa diperkirakan berasal dari Amerika Selatan Tanaman
kelapa merupakan tanaman asli daerah tropis dan dapat dijumpai di seluruh
wilayah Indonesia Kelapa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bila
ditanam di tempat yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kelapa
(Harahap 2012)
Menurut Harahap (2012) klasifikasi dari pohon kelapa adalah sebagai
berikut
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Bangsa Palmales
Suku Palmae
Genus Cocos
Spesies Cocos nucifera
Daun kelapa berbentuk memanjang dan bertulang sejajar dan tumbuh
lebih cepat pada musim hujan Keluarga Palmae (palem) umumnya tidak
bercabang dan mempunyai daun yang berbentuk cincin Pertumbuhan dan
pembentukan mahkota daun dimulai sejak biji berkecambah dan pada tingkat
pertama dibentuk 4ndash6 helai daun Daun tersusun saling membalut satu sama
lain merupakan selubung dan mudahkan susunan lembaga serta akar
menembus sabut pada waktu tumbuh (Harahap 2012)
Gambar 12 Daun Kelapa(Harahap 2012)
Tanaman kelapa memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung
atau ayam Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang
sangat tajam dan keras di kedua sisisnya Anak-anak daun (foliage leaflet)
tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun Di tengah-tengah setiap anak
daun terbentuk lidi sebagai tulang daun Daun kelapa membentuk susunan
majemuk bersirip genap dan bertulang sejajar Daun sebagai tempat
fotosintesis dan sebagai alat respirasi (Harahap 2012)
Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat Duduk pelepah
daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang melingkari batang dan
membentuk spiral Daun terdiri dari
1 Kumpulan anak daun (leaf lets) yang mempunyai helaian (lamina) dan
tulang anak daun (midrib)
2 Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat
3 Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang
4 Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup
dan memberi kekuatan pada batang (Harahap 2012)
H Talas Pelangi (Colocasia sp)
Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun Talas termasuk
dalam suku talas-talasan (Araceae) berperawakan tegak tingginya 1 cm atau
lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun Tanaman talas
mengandung asam perusi (asam biru atau HCN) Sistem perakaran serabut
liar dan pendek Umbi mempunyai jenis bermacam-macam (Warintek 2014)
Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi Umbi pelepah
daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan obat maupun
pembungkus Daun sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai
pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasi Daunnya
berbentuk perisai atau hati lembaran daunnya 20-50 cm panjangnya dengan
tangkai mencapai 1 meter panjangnya warna pelepah bermacam-macam
(Warintek 2014)
Menurut Warintek (2014) klasifikasi dari tanaman talas pelangi adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisio Magnoliophyta
Classis Liliopsida
Subclassis Arecidae
Ordo Arales
Familia Areceae
Genus Colocasia
Spesies Colocasia sp
Gambar 13 Daun Talas Pelangi(Rynari 2012)
Tanaman keladi merupakan tanaman yang berdaun lengkap karena
mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian daun (lamina) Pada daun keladi bangun daunnya
seperti perisai dengan ujung daun yang meruncing (acuminatus) dan pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) Daun keladi mempunyai tepi daun yang
rata (integer) daging daun tipis lunak (herbaceus) dengan pertulangan daun
yang menyirip (penninervis) Pada permukaan atas daun terasa
licin (laevis) dan berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun
berwarna hijau muda dan juga terasa licin (laevis) (Warintek 2014)
I Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)
Kembang sepatu merupakan tumbuhan asli daerah tropis di dataran Asia
Tanaman ini kemudian menyebar di berbagai negara mulai dari Timur Jauh
sampai ke Eropa Daunnya merupakan daun tunggal berbentuk oval atau hati
dengan tepi bergerigi ujung daun meruncing urat daun menjari dan
menyirip memiliki daun penumpu Daun berwarna hijau Kembang sepatu
berbunga tunggal yang ke luar dari ketiak daun panjang tangkai bunga 1ndash 4
cm dan menjurai dengan lima mahkota yang tersusun berbentuk terompet
atau lonceng Helaian mahkota bunga tunggal atau ganda warna bunga
bervariasi misalnya putih kuning merah muda jingga dan kombinasi
warna-warna tersebut Panjang daun 5ndash10 cm dan lebar 3- 75 cm (Simplisia
2012)
Menurut Simplisia (2012) kalsifikasi dari kembang sepatu adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisi Magnoliophyta
Kelas Magnoliopsida
Ordo Malvales
Famili Malvaceae
Genus Hibiscus
Spesies Hibiscus rossa-sinensis
Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk daun tidak
lengkap karena tidak terdapat satu bagian dari daun lengkap yaitu tidak
memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina) Bangun daun (Circum
scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah daun
bulat telur (ovatus) Ujung daun (apex folii) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Tepi daun (margo folii)
pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah bergerigi
(serratus) karena sinus dan angulus sama lancipnya (Simplisia 2012)
Gambar 14 Bagian Daun Kembang Sepatu(Hanifiyah 2012)
Pangkal daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis)
karena daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke
ujung dan merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) Daging daun
(intervenium) pada daun kembang sepatu adalah seperti kertas
(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar Warna daunnya
adalah hijau tua (Simplisia 2012)
J Tanaman Euphorbia (Euphorbia milii)
Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke
seluruh dunia termasuk ke Indonesia Nama Euphorbia berasal dari nama
Euphorbus seorang dokter dari Mauritania Afrika Utara yang telah berjasa
pada rajanya Meskipun demikian beberapa spesies diakui merupakan
tanaman asli daerah lain Misalnya Euphorbia characias subspWulfenii dari
Portugal Euphorbia griffithii dari Himalaya dan Euphorbia marganita dari
Amerika Utara (Purwanto 2006)
Menurut Purwanto (2006) klasifikasi dari tanaman euphorbia adalah
sebagai berikut
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Dicotyledoneae
Ordo Archichlamydeae
Famili Euphorbiaceae
Genus Euphorbia
Spesies Euphorbia milii
Bentuk daun euphorbia bervariasi meskipun tidak terlalu banyak ada
yang berbentuk bulat telur memanjang dan jorong Masing-masing daun
mempunyai ketebalan berbeda-beda Hampir semua daun tidak bertangkai
tetapi duduk pada batang Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga
bervariasi ada yang runcing tumpul dan ujung terbelah Susunan daun
euphorbia berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas
batang tanaman (Purwanto 2006)
Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)
Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras
Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun
euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung
Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang
beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai
berikut
a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung
daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung
daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi
dua bulatan
b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip
mengecil (Purwanto 2006)
K Tomat (Solanum lycopersicum)
Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2
meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah
sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)
yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan
mati setelah bereproduksi (Arya 2012)
Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani
mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut
Kelas Dicotyledonae
Ordo Tubiflorae
Famili Solanaceae
Genus Lycopersicum
Spesies Lycopersicum esculentum Mill
Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)
Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu
berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di
antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk
tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)
Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25
cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan
membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip
terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)
Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki
warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-
40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-
1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Raden Fatah Palembang
B Alat dan Bahan
1 Alat Praktikum
a Lup
b Mikroskop binokuler
c Pensil warna
d Mistar
e Buku gambar
2 Bahan Praktikum
a Daun bambu
b Daun jagung
c Daun cemara kipas
d Daun bawang
e Daun kelapa
f Talas pelangi
g Solanum lycopersicum
h Rosa sinensis
C Cara Kerja
1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas
pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan
dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut
2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A Hasil Pengamatan
No Gambar Keterangan
1
Daun tomat (Solanum lycopersicum)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
2
Daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis L)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
3
Daun jagung (Zea mays)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ibu tulang daun (costa)
6 Tepi daun (margo folii)
4
Daun talas pelangi (Colocasia sp)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Tangkai daun (petiolus)
3 Helaian daun (lamina)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Tepi daun (margo folii)
8 Daging daun (intervenium)
9 Ibu tulang (costa)
10 Urat daun (vena)
5
Daun eforbia (Euphorbia milii)
1 Helaian daun (lamina)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pangkal daun (basis folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6
Daun bambu (Bambusa sp)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pelepah daun (vagina)
4 Helaian daun (lamina)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7
Daun cemara kipas (Thuja orientalis)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
8
Daun bawang (Allium fistulosum L)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tepi daun (margo folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ujung daun (apex folii)
9
Daun kelapa (Cocos nucifera)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tangkai daun (petiolus)
4 Tepi daun (margo folii)
5 Tulang daun (nervatio)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Ujung daun (apex folii)
B Pembahasan
Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang
diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas
pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun
yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari
kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)
warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun
dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun
majemuk ataupun daun tunggal
Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-
bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun
tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum
lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun
(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk
bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan
lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat
(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat
terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)
dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat
bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip
(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk
Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)
panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang
memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7
Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan
daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang
tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki
bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun
kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai
Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng
(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)
sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun
yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan
daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu
berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)
memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal
Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian
dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)
Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal
daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah
tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini
mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan
merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua
Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan
helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang
berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan
51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)
berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)
pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun
jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang
cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis
seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun
yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun
yang sejajar (rectinervis)
Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri
atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata
(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung
daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi
daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal
(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus
dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru
pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya
dapat di lihat pada bangun daun pita
Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)
merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk
perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)
dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis
lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah
sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)
talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun
dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang
berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun
(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi
merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk
seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya
agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan
daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan
berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda
dan juga terasa licin (laevis)
Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)
Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)
langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia
adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan
pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging
daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan
permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun
tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi
meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang
dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang
Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing
tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal
melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda
hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih
Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang
merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun
(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)
Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing
(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua
serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun
tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta
pertulangan daun yang sejajar
Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan
daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah
daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung
daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun
yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan
atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan
warna bagian bawah daun hijau muda
Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja
orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas
helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai
Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan
1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan
tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)
Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun
yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk
dengan pertulangan yang menjari (palminervis)
Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk
mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun
Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum
l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun
bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)
sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke
dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset
(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun
yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki
daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah
putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)
Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya
dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun
yang tunggal
Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman
bawang daun berbentuk bulat memanjang
Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun
adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena
memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun
(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan
perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya
tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai
daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau
tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun
kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk
Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan
bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung
daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan
daging daun yang perkamen
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)
adalah sebagai berikut
1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan
tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)
2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun
(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah
helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki
perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan
tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang
menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya
Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius
Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB
Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB
Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius
Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB
Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB
Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga
Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB
Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB
Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB
Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB
Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press
Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa
Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB
Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB
Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)
Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)
Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)
Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)
Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)
memiliki kanopi kecil sehingga dapat ditanam dengan populasi yang tinggi
(Sihaloho 2011)
E Cemara Kipas (Thuja orientalis L)
Cemara kipas adalah salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai
bahan untuk penyakit dalam oleh masyarakat Guluk-guluk tumbuhan ini
ditanam di sekitar rumah Tumbuhan ini dimanfaatkan daunnya oleh
masyarakat Masyarakat menyebut tumbuhan ini dengan nama cemara
(Yulianti 2013)
Cupreseaceae dengan genus Thuja atau lebih akrab dikenal dengan
Whitecedar adalah salah satu keluarga cemara kipas Eropalah yang pertama
kali memperkenalkan tanaman ini sebagai tanama hias Pohon ini subur hidup
di hutan karena hutan memilki atmosfer yang kondusif dan kaya akan
kelembabannya Beberapa lokasi di Indonesia menyebut tanaman cemara
kipas ini dengan ceker ayam (Yulianti 2013)
Menurut Yulianti (2013) klasifikasi dari pohon cemara kipas adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisi Coniferophyta
Kelas Pinopsida
Bangsa Pinales
Suku Cupressaceae
Marga Thuja
Jenis Thuja orientalis L
Gambar 10 Daun Cemara Kipas(Ria 2012)
Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Tekstur daunnya yang lembut Daunnya mengandung saponin selain itu daunnya juga mengandung polifenol Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun Daun tanaman cemara kipas
termasuk mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua (Yulianti
2013)
F Daun Bawang (Allium fistulosum L)
Daun bawang sebenarnya istilah umum yang terdiri dari spesies yang
berbeda Jenis yang paling umum dijumpai adalah bawang daun (Allium
fistulosum) Jenis lainnya adalah A ascalonicum yang masih sejenis dengan
bawang merah Kadang-kadang bawang prei juga disebut sebagai daun
bawang (Warintek 2014)
Gambar 11 Daun Bawang(Firli 2014)
Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk
rumput Sistem perakarannya termasuk akar serabut yang terpencar ke semua
arah pada kedalaman antara 15-30 cm Daun dan akar Allium fistulosum
mengandung saponin dan tanin di samping itu daunnya mengandung minyak
atsiri Selain itu daun bawang merupakan tumbuhan herba semusim dengan
tinggi 60-70 cm (Warintek 2014)
Daun tanaman bawang daun berbentuk bulat memanjang berlubang
menyerupai pipa dan bagian ujungnya meruncing Bawang prei (Allium
ampeloprasum L) memiliki daun berbentuk pipih memanjang tidak
membentuk rongga (seperti pipa) dan bagian ujungnya meruncing Ukuran
panjang daun sangat bervariasa antara 18-40 cm tergantung pada varietasnya
Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun halus Daun
tanaman bawang daun merupakan bagian tanaman yang dikonsumsi
(dimakan) sebagai bumbu atau penyedap sayuran Daun juga berfungsi
sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis tersebut digunakan untuk
pertumbuhan tanaman (Cahyono 2005)
Menurut Cahyono (2005) klasifikasi dari daun bawang adalah sebagai
berikut
Regnum Plantae (Tumbuhan)
Subdivisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Kelas Liliopsida (berkeping satu monokotil)
Ordo Liliflorae
Famili Liliaceae
Genus Allium
Spesies Allium fistulosum L
Bentuk daun dari bawang prei yaitu panjang pipih tidak berlubang
Warna daun umumnya hijau muda sampai hijau tua Panjang daun sangat
bervariasi antara 18-30 cm atau lebih tergantung dari varietas dan kesuburan
pertumbuhannya Bawang prei membentuk daun yang pipih helainya
berbentuk talang pelepahnya cukup panjang tidak membentuk umbi hanya
batang semunya di bagian bawah agak membengkak (Warintek 2014)
Menurut Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar
G Daun Kelapa (Cocos nucifera)
Tanaman kelapa diperkirakan berasal dari Amerika Selatan Tanaman
kelapa merupakan tanaman asli daerah tropis dan dapat dijumpai di seluruh
wilayah Indonesia Kelapa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bila
ditanam di tempat yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kelapa
(Harahap 2012)
Menurut Harahap (2012) klasifikasi dari pohon kelapa adalah sebagai
berikut
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Bangsa Palmales
Suku Palmae
Genus Cocos
Spesies Cocos nucifera
Daun kelapa berbentuk memanjang dan bertulang sejajar dan tumbuh
lebih cepat pada musim hujan Keluarga Palmae (palem) umumnya tidak
bercabang dan mempunyai daun yang berbentuk cincin Pertumbuhan dan
pembentukan mahkota daun dimulai sejak biji berkecambah dan pada tingkat
pertama dibentuk 4ndash6 helai daun Daun tersusun saling membalut satu sama
lain merupakan selubung dan mudahkan susunan lembaga serta akar
menembus sabut pada waktu tumbuh (Harahap 2012)
Gambar 12 Daun Kelapa(Harahap 2012)
Tanaman kelapa memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung
atau ayam Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang
sangat tajam dan keras di kedua sisisnya Anak-anak daun (foliage leaflet)
tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun Di tengah-tengah setiap anak
daun terbentuk lidi sebagai tulang daun Daun kelapa membentuk susunan
majemuk bersirip genap dan bertulang sejajar Daun sebagai tempat
fotosintesis dan sebagai alat respirasi (Harahap 2012)
Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat Duduk pelepah
daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang melingkari batang dan
membentuk spiral Daun terdiri dari
1 Kumpulan anak daun (leaf lets) yang mempunyai helaian (lamina) dan
tulang anak daun (midrib)
2 Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat
3 Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang
4 Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup
dan memberi kekuatan pada batang (Harahap 2012)
H Talas Pelangi (Colocasia sp)
Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun Talas termasuk
dalam suku talas-talasan (Araceae) berperawakan tegak tingginya 1 cm atau
lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun Tanaman talas
mengandung asam perusi (asam biru atau HCN) Sistem perakaran serabut
liar dan pendek Umbi mempunyai jenis bermacam-macam (Warintek 2014)
Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi Umbi pelepah
daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan obat maupun
pembungkus Daun sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai
pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasi Daunnya
berbentuk perisai atau hati lembaran daunnya 20-50 cm panjangnya dengan
tangkai mencapai 1 meter panjangnya warna pelepah bermacam-macam
(Warintek 2014)
Menurut Warintek (2014) klasifikasi dari tanaman talas pelangi adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisio Magnoliophyta
Classis Liliopsida
Subclassis Arecidae
Ordo Arales
Familia Areceae
Genus Colocasia
Spesies Colocasia sp
Gambar 13 Daun Talas Pelangi(Rynari 2012)
Tanaman keladi merupakan tanaman yang berdaun lengkap karena
mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian daun (lamina) Pada daun keladi bangun daunnya
seperti perisai dengan ujung daun yang meruncing (acuminatus) dan pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) Daun keladi mempunyai tepi daun yang
rata (integer) daging daun tipis lunak (herbaceus) dengan pertulangan daun
yang menyirip (penninervis) Pada permukaan atas daun terasa
licin (laevis) dan berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun
berwarna hijau muda dan juga terasa licin (laevis) (Warintek 2014)
I Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)
Kembang sepatu merupakan tumbuhan asli daerah tropis di dataran Asia
Tanaman ini kemudian menyebar di berbagai negara mulai dari Timur Jauh
sampai ke Eropa Daunnya merupakan daun tunggal berbentuk oval atau hati
dengan tepi bergerigi ujung daun meruncing urat daun menjari dan
menyirip memiliki daun penumpu Daun berwarna hijau Kembang sepatu
berbunga tunggal yang ke luar dari ketiak daun panjang tangkai bunga 1ndash 4
cm dan menjurai dengan lima mahkota yang tersusun berbentuk terompet
atau lonceng Helaian mahkota bunga tunggal atau ganda warna bunga
bervariasi misalnya putih kuning merah muda jingga dan kombinasi
warna-warna tersebut Panjang daun 5ndash10 cm dan lebar 3- 75 cm (Simplisia
2012)
Menurut Simplisia (2012) kalsifikasi dari kembang sepatu adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisi Magnoliophyta
Kelas Magnoliopsida
Ordo Malvales
Famili Malvaceae
Genus Hibiscus
Spesies Hibiscus rossa-sinensis
Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk daun tidak
lengkap karena tidak terdapat satu bagian dari daun lengkap yaitu tidak
memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina) Bangun daun (Circum
scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah daun
bulat telur (ovatus) Ujung daun (apex folii) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Tepi daun (margo folii)
pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah bergerigi
(serratus) karena sinus dan angulus sama lancipnya (Simplisia 2012)
Gambar 14 Bagian Daun Kembang Sepatu(Hanifiyah 2012)
Pangkal daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis)
karena daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke
ujung dan merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) Daging daun
(intervenium) pada daun kembang sepatu adalah seperti kertas
(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar Warna daunnya
adalah hijau tua (Simplisia 2012)
J Tanaman Euphorbia (Euphorbia milii)
Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke
seluruh dunia termasuk ke Indonesia Nama Euphorbia berasal dari nama
Euphorbus seorang dokter dari Mauritania Afrika Utara yang telah berjasa
pada rajanya Meskipun demikian beberapa spesies diakui merupakan
tanaman asli daerah lain Misalnya Euphorbia characias subspWulfenii dari
Portugal Euphorbia griffithii dari Himalaya dan Euphorbia marganita dari
Amerika Utara (Purwanto 2006)
Menurut Purwanto (2006) klasifikasi dari tanaman euphorbia adalah
sebagai berikut
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Dicotyledoneae
Ordo Archichlamydeae
Famili Euphorbiaceae
Genus Euphorbia
Spesies Euphorbia milii
Bentuk daun euphorbia bervariasi meskipun tidak terlalu banyak ada
yang berbentuk bulat telur memanjang dan jorong Masing-masing daun
mempunyai ketebalan berbeda-beda Hampir semua daun tidak bertangkai
tetapi duduk pada batang Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga
bervariasi ada yang runcing tumpul dan ujung terbelah Susunan daun
euphorbia berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas
batang tanaman (Purwanto 2006)
Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)
Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras
Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun
euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung
Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang
beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai
berikut
a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung
daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung
daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi
dua bulatan
b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip
mengecil (Purwanto 2006)
K Tomat (Solanum lycopersicum)
Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2
meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah
sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)
yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan
mati setelah bereproduksi (Arya 2012)
Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani
mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut
Kelas Dicotyledonae
Ordo Tubiflorae
Famili Solanaceae
Genus Lycopersicum
Spesies Lycopersicum esculentum Mill
Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)
Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu
berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di
antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk
tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)
Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25
cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan
membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip
terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)
Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki
warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-
40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-
1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Raden Fatah Palembang
B Alat dan Bahan
1 Alat Praktikum
a Lup
b Mikroskop binokuler
c Pensil warna
d Mistar
e Buku gambar
2 Bahan Praktikum
a Daun bambu
b Daun jagung
c Daun cemara kipas
d Daun bawang
e Daun kelapa
f Talas pelangi
g Solanum lycopersicum
h Rosa sinensis
C Cara Kerja
1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas
pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan
dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut
2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A Hasil Pengamatan
No Gambar Keterangan
1
Daun tomat (Solanum lycopersicum)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
2
Daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis L)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
3
Daun jagung (Zea mays)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ibu tulang daun (costa)
6 Tepi daun (margo folii)
4
Daun talas pelangi (Colocasia sp)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Tangkai daun (petiolus)
3 Helaian daun (lamina)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Tepi daun (margo folii)
8 Daging daun (intervenium)
9 Ibu tulang (costa)
10 Urat daun (vena)
5
Daun eforbia (Euphorbia milii)
1 Helaian daun (lamina)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pangkal daun (basis folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6
Daun bambu (Bambusa sp)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pelepah daun (vagina)
4 Helaian daun (lamina)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7
Daun cemara kipas (Thuja orientalis)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
8
Daun bawang (Allium fistulosum L)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tepi daun (margo folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ujung daun (apex folii)
9
Daun kelapa (Cocos nucifera)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tangkai daun (petiolus)
4 Tepi daun (margo folii)
5 Tulang daun (nervatio)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Ujung daun (apex folii)
B Pembahasan
Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang
diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas
pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun
yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari
kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)
warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun
dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun
majemuk ataupun daun tunggal
Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-
bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun
tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum
lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun
(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk
bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan
lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat
(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat
terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)
dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat
bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip
(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk
Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)
panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang
memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7
Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan
daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang
tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki
bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun
kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai
Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng
(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)
sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun
yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan
daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu
berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)
memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal
Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian
dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)
Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal
daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah
tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini
mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan
merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua
Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan
helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang
berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan
51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)
berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)
pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun
jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang
cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis
seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun
yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun
yang sejajar (rectinervis)
Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri
atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata
(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung
daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi
daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal
(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus
dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru
pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya
dapat di lihat pada bangun daun pita
Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)
merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk
perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)
dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis
lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah
sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)
talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun
dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang
berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun
(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi
merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk
seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya
agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan
daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan
berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda
dan juga terasa licin (laevis)
Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)
Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)
langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia
adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan
pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging
daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan
permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun
tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi
meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang
dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang
Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing
tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal
melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda
hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih
Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang
merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun
(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)
Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing
(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua
serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun
tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta
pertulangan daun yang sejajar
Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan
daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah
daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung
daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun
yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan
atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan
warna bagian bawah daun hijau muda
Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja
orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas
helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai
Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan
1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan
tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)
Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun
yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk
dengan pertulangan yang menjari (palminervis)
Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk
mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun
Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum
l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun
bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)
sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke
dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset
(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun
yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki
daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah
putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)
Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya
dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun
yang tunggal
Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman
bawang daun berbentuk bulat memanjang
Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun
adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena
memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun
(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan
perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya
tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai
daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau
tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun
kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk
Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan
bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung
daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan
daging daun yang perkamen
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)
adalah sebagai berikut
1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan
tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)
2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun
(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah
helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki
perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan
tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang
menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya
Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius
Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB
Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB
Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius
Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB
Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB
Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga
Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB
Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB
Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB
Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB
Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press
Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa
Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB
Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB
Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)
Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)
Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)
Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)
Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)
Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Tekstur daunnya yang lembut Daunnya mengandung saponin selain itu daunnya juga mengandung polifenol Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun Daun tanaman cemara kipas
termasuk mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua (Yulianti
2013)
F Daun Bawang (Allium fistulosum L)
Daun bawang sebenarnya istilah umum yang terdiri dari spesies yang
berbeda Jenis yang paling umum dijumpai adalah bawang daun (Allium
fistulosum) Jenis lainnya adalah A ascalonicum yang masih sejenis dengan
bawang merah Kadang-kadang bawang prei juga disebut sebagai daun
bawang (Warintek 2014)
Gambar 11 Daun Bawang(Firli 2014)
Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk
rumput Sistem perakarannya termasuk akar serabut yang terpencar ke semua
arah pada kedalaman antara 15-30 cm Daun dan akar Allium fistulosum
mengandung saponin dan tanin di samping itu daunnya mengandung minyak
atsiri Selain itu daun bawang merupakan tumbuhan herba semusim dengan
tinggi 60-70 cm (Warintek 2014)
Daun tanaman bawang daun berbentuk bulat memanjang berlubang
menyerupai pipa dan bagian ujungnya meruncing Bawang prei (Allium
ampeloprasum L) memiliki daun berbentuk pipih memanjang tidak
membentuk rongga (seperti pipa) dan bagian ujungnya meruncing Ukuran
panjang daun sangat bervariasa antara 18-40 cm tergantung pada varietasnya
Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun halus Daun
tanaman bawang daun merupakan bagian tanaman yang dikonsumsi
(dimakan) sebagai bumbu atau penyedap sayuran Daun juga berfungsi
sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis tersebut digunakan untuk
pertumbuhan tanaman (Cahyono 2005)
Menurut Cahyono (2005) klasifikasi dari daun bawang adalah sebagai
berikut
Regnum Plantae (Tumbuhan)
Subdivisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Kelas Liliopsida (berkeping satu monokotil)
Ordo Liliflorae
Famili Liliaceae
Genus Allium
Spesies Allium fistulosum L
Bentuk daun dari bawang prei yaitu panjang pipih tidak berlubang
Warna daun umumnya hijau muda sampai hijau tua Panjang daun sangat
bervariasi antara 18-30 cm atau lebih tergantung dari varietas dan kesuburan
pertumbuhannya Bawang prei membentuk daun yang pipih helainya
berbentuk talang pelepahnya cukup panjang tidak membentuk umbi hanya
batang semunya di bagian bawah agak membengkak (Warintek 2014)
Menurut Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar
G Daun Kelapa (Cocos nucifera)
Tanaman kelapa diperkirakan berasal dari Amerika Selatan Tanaman
kelapa merupakan tanaman asli daerah tropis dan dapat dijumpai di seluruh
wilayah Indonesia Kelapa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bila
ditanam di tempat yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kelapa
(Harahap 2012)
Menurut Harahap (2012) klasifikasi dari pohon kelapa adalah sebagai
berikut
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Bangsa Palmales
Suku Palmae
Genus Cocos
Spesies Cocos nucifera
Daun kelapa berbentuk memanjang dan bertulang sejajar dan tumbuh
lebih cepat pada musim hujan Keluarga Palmae (palem) umumnya tidak
bercabang dan mempunyai daun yang berbentuk cincin Pertumbuhan dan
pembentukan mahkota daun dimulai sejak biji berkecambah dan pada tingkat
pertama dibentuk 4ndash6 helai daun Daun tersusun saling membalut satu sama
lain merupakan selubung dan mudahkan susunan lembaga serta akar
menembus sabut pada waktu tumbuh (Harahap 2012)
Gambar 12 Daun Kelapa(Harahap 2012)
Tanaman kelapa memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung
atau ayam Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang
sangat tajam dan keras di kedua sisisnya Anak-anak daun (foliage leaflet)
tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun Di tengah-tengah setiap anak
daun terbentuk lidi sebagai tulang daun Daun kelapa membentuk susunan
majemuk bersirip genap dan bertulang sejajar Daun sebagai tempat
fotosintesis dan sebagai alat respirasi (Harahap 2012)
Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat Duduk pelepah
daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang melingkari batang dan
membentuk spiral Daun terdiri dari
1 Kumpulan anak daun (leaf lets) yang mempunyai helaian (lamina) dan
tulang anak daun (midrib)
2 Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat
3 Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang
4 Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup
dan memberi kekuatan pada batang (Harahap 2012)
H Talas Pelangi (Colocasia sp)
Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun Talas termasuk
dalam suku talas-talasan (Araceae) berperawakan tegak tingginya 1 cm atau
lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun Tanaman talas
mengandung asam perusi (asam biru atau HCN) Sistem perakaran serabut
liar dan pendek Umbi mempunyai jenis bermacam-macam (Warintek 2014)
Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi Umbi pelepah
daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan obat maupun
pembungkus Daun sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai
pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasi Daunnya
berbentuk perisai atau hati lembaran daunnya 20-50 cm panjangnya dengan
tangkai mencapai 1 meter panjangnya warna pelepah bermacam-macam
(Warintek 2014)
Menurut Warintek (2014) klasifikasi dari tanaman talas pelangi adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisio Magnoliophyta
Classis Liliopsida
Subclassis Arecidae
Ordo Arales
Familia Areceae
Genus Colocasia
Spesies Colocasia sp
Gambar 13 Daun Talas Pelangi(Rynari 2012)
Tanaman keladi merupakan tanaman yang berdaun lengkap karena
mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian daun (lamina) Pada daun keladi bangun daunnya
seperti perisai dengan ujung daun yang meruncing (acuminatus) dan pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) Daun keladi mempunyai tepi daun yang
rata (integer) daging daun tipis lunak (herbaceus) dengan pertulangan daun
yang menyirip (penninervis) Pada permukaan atas daun terasa
licin (laevis) dan berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun
berwarna hijau muda dan juga terasa licin (laevis) (Warintek 2014)
I Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)
Kembang sepatu merupakan tumbuhan asli daerah tropis di dataran Asia
Tanaman ini kemudian menyebar di berbagai negara mulai dari Timur Jauh
sampai ke Eropa Daunnya merupakan daun tunggal berbentuk oval atau hati
dengan tepi bergerigi ujung daun meruncing urat daun menjari dan
menyirip memiliki daun penumpu Daun berwarna hijau Kembang sepatu
berbunga tunggal yang ke luar dari ketiak daun panjang tangkai bunga 1ndash 4
cm dan menjurai dengan lima mahkota yang tersusun berbentuk terompet
atau lonceng Helaian mahkota bunga tunggal atau ganda warna bunga
bervariasi misalnya putih kuning merah muda jingga dan kombinasi
warna-warna tersebut Panjang daun 5ndash10 cm dan lebar 3- 75 cm (Simplisia
2012)
Menurut Simplisia (2012) kalsifikasi dari kembang sepatu adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisi Magnoliophyta
Kelas Magnoliopsida
Ordo Malvales
Famili Malvaceae
Genus Hibiscus
Spesies Hibiscus rossa-sinensis
Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk daun tidak
lengkap karena tidak terdapat satu bagian dari daun lengkap yaitu tidak
memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina) Bangun daun (Circum
scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah daun
bulat telur (ovatus) Ujung daun (apex folii) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Tepi daun (margo folii)
pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah bergerigi
(serratus) karena sinus dan angulus sama lancipnya (Simplisia 2012)
Gambar 14 Bagian Daun Kembang Sepatu(Hanifiyah 2012)
Pangkal daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis)
karena daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke
ujung dan merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) Daging daun
(intervenium) pada daun kembang sepatu adalah seperti kertas
(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar Warna daunnya
adalah hijau tua (Simplisia 2012)
J Tanaman Euphorbia (Euphorbia milii)
Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke
seluruh dunia termasuk ke Indonesia Nama Euphorbia berasal dari nama
Euphorbus seorang dokter dari Mauritania Afrika Utara yang telah berjasa
pada rajanya Meskipun demikian beberapa spesies diakui merupakan
tanaman asli daerah lain Misalnya Euphorbia characias subspWulfenii dari
Portugal Euphorbia griffithii dari Himalaya dan Euphorbia marganita dari
Amerika Utara (Purwanto 2006)
Menurut Purwanto (2006) klasifikasi dari tanaman euphorbia adalah
sebagai berikut
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Dicotyledoneae
Ordo Archichlamydeae
Famili Euphorbiaceae
Genus Euphorbia
Spesies Euphorbia milii
Bentuk daun euphorbia bervariasi meskipun tidak terlalu banyak ada
yang berbentuk bulat telur memanjang dan jorong Masing-masing daun
mempunyai ketebalan berbeda-beda Hampir semua daun tidak bertangkai
tetapi duduk pada batang Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga
bervariasi ada yang runcing tumpul dan ujung terbelah Susunan daun
euphorbia berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas
batang tanaman (Purwanto 2006)
Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)
Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras
Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun
euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung
Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang
beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai
berikut
a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung
daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung
daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi
dua bulatan
b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip
mengecil (Purwanto 2006)
K Tomat (Solanum lycopersicum)
Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2
meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah
sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)
yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan
mati setelah bereproduksi (Arya 2012)
Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani
mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut
Kelas Dicotyledonae
Ordo Tubiflorae
Famili Solanaceae
Genus Lycopersicum
Spesies Lycopersicum esculentum Mill
Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)
Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu
berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di
antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk
tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)
Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25
cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan
membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip
terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)
Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki
warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-
40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-
1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Raden Fatah Palembang
B Alat dan Bahan
1 Alat Praktikum
a Lup
b Mikroskop binokuler
c Pensil warna
d Mistar
e Buku gambar
2 Bahan Praktikum
a Daun bambu
b Daun jagung
c Daun cemara kipas
d Daun bawang
e Daun kelapa
f Talas pelangi
g Solanum lycopersicum
h Rosa sinensis
C Cara Kerja
1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas
pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan
dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut
2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A Hasil Pengamatan
No Gambar Keterangan
1
Daun tomat (Solanum lycopersicum)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
2
Daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis L)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
3
Daun jagung (Zea mays)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ibu tulang daun (costa)
6 Tepi daun (margo folii)
4
Daun talas pelangi (Colocasia sp)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Tangkai daun (petiolus)
3 Helaian daun (lamina)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Tepi daun (margo folii)
8 Daging daun (intervenium)
9 Ibu tulang (costa)
10 Urat daun (vena)
5
Daun eforbia (Euphorbia milii)
1 Helaian daun (lamina)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pangkal daun (basis folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6
Daun bambu (Bambusa sp)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pelepah daun (vagina)
4 Helaian daun (lamina)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7
Daun cemara kipas (Thuja orientalis)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
8
Daun bawang (Allium fistulosum L)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tepi daun (margo folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ujung daun (apex folii)
9
Daun kelapa (Cocos nucifera)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tangkai daun (petiolus)
4 Tepi daun (margo folii)
5 Tulang daun (nervatio)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Ujung daun (apex folii)
B Pembahasan
Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang
diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas
pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun
yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari
kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)
warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun
dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun
majemuk ataupun daun tunggal
Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-
bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun
tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum
lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun
(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk
bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan
lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat
(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat
terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)
dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat
bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip
(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk
Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)
panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang
memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7
Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan
daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang
tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki
bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun
kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai
Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng
(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)
sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun
yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan
daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu
berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)
memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal
Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian
dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)
Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal
daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah
tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini
mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan
merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua
Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan
helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang
berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan
51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)
berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)
pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun
jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang
cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis
seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun
yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun
yang sejajar (rectinervis)
Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri
atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata
(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung
daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi
daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal
(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus
dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru
pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya
dapat di lihat pada bangun daun pita
Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)
merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk
perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)
dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis
lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah
sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)
talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun
dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang
berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun
(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi
merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk
seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya
agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan
daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan
berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda
dan juga terasa licin (laevis)
Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)
Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)
langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia
adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan
pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging
daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan
permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun
tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi
meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang
dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang
Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing
tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal
melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda
hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih
Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang
merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun
(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)
Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing
(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua
serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun
tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta
pertulangan daun yang sejajar
Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan
daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah
daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung
daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun
yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan
atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan
warna bagian bawah daun hijau muda
Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja
orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas
helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai
Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan
1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan
tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)
Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun
yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk
dengan pertulangan yang menjari (palminervis)
Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk
mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun
Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum
l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun
bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)
sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke
dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset
(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun
yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki
daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah
putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)
Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya
dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun
yang tunggal
Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman
bawang daun berbentuk bulat memanjang
Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun
adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena
memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun
(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan
perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya
tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai
daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau
tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun
kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk
Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan
bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung
daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan
daging daun yang perkamen
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)
adalah sebagai berikut
1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan
tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)
2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun
(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah
helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki
perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan
tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang
menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya
Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius
Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB
Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB
Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius
Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB
Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB
Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga
Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB
Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB
Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB
Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB
Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press
Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa
Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB
Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB
Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)
Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)
Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)
Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)
Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)
Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua dan permukaan daun halus Daun
tanaman bawang daun merupakan bagian tanaman yang dikonsumsi
(dimakan) sebagai bumbu atau penyedap sayuran Daun juga berfungsi
sebagai tempat berlangsungnya proses fotosintesis tersebut digunakan untuk
pertumbuhan tanaman (Cahyono 2005)
Menurut Cahyono (2005) klasifikasi dari daun bawang adalah sebagai
berikut
Regnum Plantae (Tumbuhan)
Subdivisi Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Kelas Liliopsida (berkeping satu monokotil)
Ordo Liliflorae
Famili Liliaceae
Genus Allium
Spesies Allium fistulosum L
Bentuk daun dari bawang prei yaitu panjang pipih tidak berlubang
Warna daun umumnya hijau muda sampai hijau tua Panjang daun sangat
bervariasi antara 18-30 cm atau lebih tergantung dari varietas dan kesuburan
pertumbuhannya Bawang prei membentuk daun yang pipih helainya
berbentuk talang pelepahnya cukup panjang tidak membentuk umbi hanya
batang semunya di bagian bawah agak membengkak (Warintek 2014)
Menurut Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar
G Daun Kelapa (Cocos nucifera)
Tanaman kelapa diperkirakan berasal dari Amerika Selatan Tanaman
kelapa merupakan tanaman asli daerah tropis dan dapat dijumpai di seluruh
wilayah Indonesia Kelapa dapat tumbuh dan berkembang dengan baik bila
ditanam di tempat yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kelapa
(Harahap 2012)
Menurut Harahap (2012) klasifikasi dari pohon kelapa adalah sebagai
berikut
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Bangsa Palmales
Suku Palmae
Genus Cocos
Spesies Cocos nucifera
Daun kelapa berbentuk memanjang dan bertulang sejajar dan tumbuh
lebih cepat pada musim hujan Keluarga Palmae (palem) umumnya tidak
bercabang dan mempunyai daun yang berbentuk cincin Pertumbuhan dan
pembentukan mahkota daun dimulai sejak biji berkecambah dan pada tingkat
pertama dibentuk 4ndash6 helai daun Daun tersusun saling membalut satu sama
lain merupakan selubung dan mudahkan susunan lembaga serta akar
menembus sabut pada waktu tumbuh (Harahap 2012)
Gambar 12 Daun Kelapa(Harahap 2012)
Tanaman kelapa memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung
atau ayam Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang
sangat tajam dan keras di kedua sisisnya Anak-anak daun (foliage leaflet)
tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun Di tengah-tengah setiap anak
daun terbentuk lidi sebagai tulang daun Daun kelapa membentuk susunan
majemuk bersirip genap dan bertulang sejajar Daun sebagai tempat
fotosintesis dan sebagai alat respirasi (Harahap 2012)
Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat Duduk pelepah
daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang melingkari batang dan
membentuk spiral Daun terdiri dari
1 Kumpulan anak daun (leaf lets) yang mempunyai helaian (lamina) dan
tulang anak daun (midrib)
2 Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat
3 Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang
4 Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup
dan memberi kekuatan pada batang (Harahap 2012)
H Talas Pelangi (Colocasia sp)
Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun Talas termasuk
dalam suku talas-talasan (Araceae) berperawakan tegak tingginya 1 cm atau
lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun Tanaman talas
mengandung asam perusi (asam biru atau HCN) Sistem perakaran serabut
liar dan pendek Umbi mempunyai jenis bermacam-macam (Warintek 2014)
Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi Umbi pelepah
daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan obat maupun
pembungkus Daun sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai
pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasi Daunnya
berbentuk perisai atau hati lembaran daunnya 20-50 cm panjangnya dengan
tangkai mencapai 1 meter panjangnya warna pelepah bermacam-macam
(Warintek 2014)
Menurut Warintek (2014) klasifikasi dari tanaman talas pelangi adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisio Magnoliophyta
Classis Liliopsida
Subclassis Arecidae
Ordo Arales
Familia Areceae
Genus Colocasia
Spesies Colocasia sp
Gambar 13 Daun Talas Pelangi(Rynari 2012)
Tanaman keladi merupakan tanaman yang berdaun lengkap karena
mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian daun (lamina) Pada daun keladi bangun daunnya
seperti perisai dengan ujung daun yang meruncing (acuminatus) dan pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) Daun keladi mempunyai tepi daun yang
rata (integer) daging daun tipis lunak (herbaceus) dengan pertulangan daun
yang menyirip (penninervis) Pada permukaan atas daun terasa
licin (laevis) dan berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun
berwarna hijau muda dan juga terasa licin (laevis) (Warintek 2014)
I Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)
Kembang sepatu merupakan tumbuhan asli daerah tropis di dataran Asia
Tanaman ini kemudian menyebar di berbagai negara mulai dari Timur Jauh
sampai ke Eropa Daunnya merupakan daun tunggal berbentuk oval atau hati
dengan tepi bergerigi ujung daun meruncing urat daun menjari dan
menyirip memiliki daun penumpu Daun berwarna hijau Kembang sepatu
berbunga tunggal yang ke luar dari ketiak daun panjang tangkai bunga 1ndash 4
cm dan menjurai dengan lima mahkota yang tersusun berbentuk terompet
atau lonceng Helaian mahkota bunga tunggal atau ganda warna bunga
bervariasi misalnya putih kuning merah muda jingga dan kombinasi
warna-warna tersebut Panjang daun 5ndash10 cm dan lebar 3- 75 cm (Simplisia
2012)
Menurut Simplisia (2012) kalsifikasi dari kembang sepatu adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisi Magnoliophyta
Kelas Magnoliopsida
Ordo Malvales
Famili Malvaceae
Genus Hibiscus
Spesies Hibiscus rossa-sinensis
Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk daun tidak
lengkap karena tidak terdapat satu bagian dari daun lengkap yaitu tidak
memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina) Bangun daun (Circum
scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah daun
bulat telur (ovatus) Ujung daun (apex folii) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Tepi daun (margo folii)
pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah bergerigi
(serratus) karena sinus dan angulus sama lancipnya (Simplisia 2012)
Gambar 14 Bagian Daun Kembang Sepatu(Hanifiyah 2012)
Pangkal daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis)
karena daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke
ujung dan merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) Daging daun
(intervenium) pada daun kembang sepatu adalah seperti kertas
(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar Warna daunnya
adalah hijau tua (Simplisia 2012)
J Tanaman Euphorbia (Euphorbia milii)
Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke
seluruh dunia termasuk ke Indonesia Nama Euphorbia berasal dari nama
Euphorbus seorang dokter dari Mauritania Afrika Utara yang telah berjasa
pada rajanya Meskipun demikian beberapa spesies diakui merupakan
tanaman asli daerah lain Misalnya Euphorbia characias subspWulfenii dari
Portugal Euphorbia griffithii dari Himalaya dan Euphorbia marganita dari
Amerika Utara (Purwanto 2006)
Menurut Purwanto (2006) klasifikasi dari tanaman euphorbia adalah
sebagai berikut
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Dicotyledoneae
Ordo Archichlamydeae
Famili Euphorbiaceae
Genus Euphorbia
Spesies Euphorbia milii
Bentuk daun euphorbia bervariasi meskipun tidak terlalu banyak ada
yang berbentuk bulat telur memanjang dan jorong Masing-masing daun
mempunyai ketebalan berbeda-beda Hampir semua daun tidak bertangkai
tetapi duduk pada batang Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga
bervariasi ada yang runcing tumpul dan ujung terbelah Susunan daun
euphorbia berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas
batang tanaman (Purwanto 2006)
Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)
Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras
Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun
euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung
Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang
beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai
berikut
a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung
daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung
daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi
dua bulatan
b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip
mengecil (Purwanto 2006)
K Tomat (Solanum lycopersicum)
Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2
meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah
sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)
yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan
mati setelah bereproduksi (Arya 2012)
Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani
mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut
Kelas Dicotyledonae
Ordo Tubiflorae
Famili Solanaceae
Genus Lycopersicum
Spesies Lycopersicum esculentum Mill
Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)
Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu
berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di
antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk
tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)
Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25
cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan
membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip
terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)
Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki
warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-
40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-
1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Raden Fatah Palembang
B Alat dan Bahan
1 Alat Praktikum
a Lup
b Mikroskop binokuler
c Pensil warna
d Mistar
e Buku gambar
2 Bahan Praktikum
a Daun bambu
b Daun jagung
c Daun cemara kipas
d Daun bawang
e Daun kelapa
f Talas pelangi
g Solanum lycopersicum
h Rosa sinensis
C Cara Kerja
1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas
pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan
dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut
2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A Hasil Pengamatan
No Gambar Keterangan
1
Daun tomat (Solanum lycopersicum)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
2
Daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis L)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
3
Daun jagung (Zea mays)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ibu tulang daun (costa)
6 Tepi daun (margo folii)
4
Daun talas pelangi (Colocasia sp)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Tangkai daun (petiolus)
3 Helaian daun (lamina)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Tepi daun (margo folii)
8 Daging daun (intervenium)
9 Ibu tulang (costa)
10 Urat daun (vena)
5
Daun eforbia (Euphorbia milii)
1 Helaian daun (lamina)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pangkal daun (basis folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6
Daun bambu (Bambusa sp)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pelepah daun (vagina)
4 Helaian daun (lamina)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7
Daun cemara kipas (Thuja orientalis)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
8
Daun bawang (Allium fistulosum L)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tepi daun (margo folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ujung daun (apex folii)
9
Daun kelapa (Cocos nucifera)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tangkai daun (petiolus)
4 Tepi daun (margo folii)
5 Tulang daun (nervatio)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Ujung daun (apex folii)
B Pembahasan
Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang
diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas
pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun
yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari
kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)
warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun
dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun
majemuk ataupun daun tunggal
Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-
bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun
tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum
lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun
(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk
bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan
lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat
(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat
terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)
dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat
bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip
(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk
Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)
panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang
memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7
Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan
daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang
tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki
bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun
kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai
Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng
(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)
sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun
yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan
daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu
berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)
memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal
Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian
dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)
Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal
daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah
tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini
mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan
merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua
Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan
helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang
berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan
51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)
berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)
pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun
jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang
cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis
seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun
yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun
yang sejajar (rectinervis)
Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri
atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata
(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung
daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi
daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal
(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus
dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru
pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya
dapat di lihat pada bangun daun pita
Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)
merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk
perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)
dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis
lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah
sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)
talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun
dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang
berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun
(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi
merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk
seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya
agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan
daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan
berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda
dan juga terasa licin (laevis)
Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)
Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)
langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia
adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan
pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging
daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan
permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun
tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi
meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang
dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang
Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing
tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal
melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda
hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih
Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang
merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun
(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)
Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing
(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua
serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun
tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta
pertulangan daun yang sejajar
Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan
daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah
daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung
daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun
yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan
atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan
warna bagian bawah daun hijau muda
Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja
orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas
helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai
Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan
1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan
tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)
Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun
yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk
dengan pertulangan yang menjari (palminervis)
Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk
mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun
Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum
l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun
bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)
sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke
dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset
(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun
yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki
daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah
putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)
Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya
dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun
yang tunggal
Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman
bawang daun berbentuk bulat memanjang
Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun
adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena
memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun
(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan
perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya
tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai
daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau
tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun
kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk
Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan
bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung
daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan
daging daun yang perkamen
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)
adalah sebagai berikut
1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan
tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)
2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun
(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah
helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki
perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan
tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang
menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya
Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius
Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB
Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB
Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius
Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB
Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB
Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga
Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB
Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB
Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB
Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB
Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press
Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa
Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB
Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB
Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)
Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)
Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)
Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)
Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)
Menurut Harahap (2012) klasifikasi dari pohon kelapa adalah sebagai
berikut
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Monocotyledoneae
Bangsa Palmales
Suku Palmae
Genus Cocos
Spesies Cocos nucifera
Daun kelapa berbentuk memanjang dan bertulang sejajar dan tumbuh
lebih cepat pada musim hujan Keluarga Palmae (palem) umumnya tidak
bercabang dan mempunyai daun yang berbentuk cincin Pertumbuhan dan
pembentukan mahkota daun dimulai sejak biji berkecambah dan pada tingkat
pertama dibentuk 4ndash6 helai daun Daun tersusun saling membalut satu sama
lain merupakan selubung dan mudahkan susunan lembaga serta akar
menembus sabut pada waktu tumbuh (Harahap 2012)
Gambar 12 Daun Kelapa(Harahap 2012)
Tanaman kelapa memiliki daun (frond) yang menyerupai bulu burung
atau ayam Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang
sangat tajam dan keras di kedua sisisnya Anak-anak daun (foliage leaflet)
tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun Di tengah-tengah setiap anak
daun terbentuk lidi sebagai tulang daun Daun kelapa membentuk susunan
majemuk bersirip genap dan bertulang sejajar Daun sebagai tempat
fotosintesis dan sebagai alat respirasi (Harahap 2012)
Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat Duduk pelepah
daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang melingkari batang dan
membentuk spiral Daun terdiri dari
1 Kumpulan anak daun (leaf lets) yang mempunyai helaian (lamina) dan
tulang anak daun (midrib)
2 Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat
3 Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang
4 Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup
dan memberi kekuatan pada batang (Harahap 2012)
H Talas Pelangi (Colocasia sp)
Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun Talas termasuk
dalam suku talas-talasan (Araceae) berperawakan tegak tingginya 1 cm atau
lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun Tanaman talas
mengandung asam perusi (asam biru atau HCN) Sistem perakaran serabut
liar dan pendek Umbi mempunyai jenis bermacam-macam (Warintek 2014)
Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi Umbi pelepah
daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan obat maupun
pembungkus Daun sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai
pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasi Daunnya
berbentuk perisai atau hati lembaran daunnya 20-50 cm panjangnya dengan
tangkai mencapai 1 meter panjangnya warna pelepah bermacam-macam
(Warintek 2014)
Menurut Warintek (2014) klasifikasi dari tanaman talas pelangi adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisio Magnoliophyta
Classis Liliopsida
Subclassis Arecidae
Ordo Arales
Familia Areceae
Genus Colocasia
Spesies Colocasia sp
Gambar 13 Daun Talas Pelangi(Rynari 2012)
Tanaman keladi merupakan tanaman yang berdaun lengkap karena
mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian daun (lamina) Pada daun keladi bangun daunnya
seperti perisai dengan ujung daun yang meruncing (acuminatus) dan pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) Daun keladi mempunyai tepi daun yang
rata (integer) daging daun tipis lunak (herbaceus) dengan pertulangan daun
yang menyirip (penninervis) Pada permukaan atas daun terasa
licin (laevis) dan berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun
berwarna hijau muda dan juga terasa licin (laevis) (Warintek 2014)
I Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)
Kembang sepatu merupakan tumbuhan asli daerah tropis di dataran Asia
Tanaman ini kemudian menyebar di berbagai negara mulai dari Timur Jauh
sampai ke Eropa Daunnya merupakan daun tunggal berbentuk oval atau hati
dengan tepi bergerigi ujung daun meruncing urat daun menjari dan
menyirip memiliki daun penumpu Daun berwarna hijau Kembang sepatu
berbunga tunggal yang ke luar dari ketiak daun panjang tangkai bunga 1ndash 4
cm dan menjurai dengan lima mahkota yang tersusun berbentuk terompet
atau lonceng Helaian mahkota bunga tunggal atau ganda warna bunga
bervariasi misalnya putih kuning merah muda jingga dan kombinasi
warna-warna tersebut Panjang daun 5ndash10 cm dan lebar 3- 75 cm (Simplisia
2012)
Menurut Simplisia (2012) kalsifikasi dari kembang sepatu adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisi Magnoliophyta
Kelas Magnoliopsida
Ordo Malvales
Famili Malvaceae
Genus Hibiscus
Spesies Hibiscus rossa-sinensis
Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk daun tidak
lengkap karena tidak terdapat satu bagian dari daun lengkap yaitu tidak
memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina) Bangun daun (Circum
scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah daun
bulat telur (ovatus) Ujung daun (apex folii) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Tepi daun (margo folii)
pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah bergerigi
(serratus) karena sinus dan angulus sama lancipnya (Simplisia 2012)
Gambar 14 Bagian Daun Kembang Sepatu(Hanifiyah 2012)
Pangkal daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis)
karena daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke
ujung dan merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) Daging daun
(intervenium) pada daun kembang sepatu adalah seperti kertas
(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar Warna daunnya
adalah hijau tua (Simplisia 2012)
J Tanaman Euphorbia (Euphorbia milii)
Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke
seluruh dunia termasuk ke Indonesia Nama Euphorbia berasal dari nama
Euphorbus seorang dokter dari Mauritania Afrika Utara yang telah berjasa
pada rajanya Meskipun demikian beberapa spesies diakui merupakan
tanaman asli daerah lain Misalnya Euphorbia characias subspWulfenii dari
Portugal Euphorbia griffithii dari Himalaya dan Euphorbia marganita dari
Amerika Utara (Purwanto 2006)
Menurut Purwanto (2006) klasifikasi dari tanaman euphorbia adalah
sebagai berikut
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Dicotyledoneae
Ordo Archichlamydeae
Famili Euphorbiaceae
Genus Euphorbia
Spesies Euphorbia milii
Bentuk daun euphorbia bervariasi meskipun tidak terlalu banyak ada
yang berbentuk bulat telur memanjang dan jorong Masing-masing daun
mempunyai ketebalan berbeda-beda Hampir semua daun tidak bertangkai
tetapi duduk pada batang Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga
bervariasi ada yang runcing tumpul dan ujung terbelah Susunan daun
euphorbia berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas
batang tanaman (Purwanto 2006)
Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)
Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras
Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun
euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung
Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang
beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai
berikut
a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung
daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung
daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi
dua bulatan
b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip
mengecil (Purwanto 2006)
K Tomat (Solanum lycopersicum)
Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2
meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah
sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)
yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan
mati setelah bereproduksi (Arya 2012)
Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani
mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut
Kelas Dicotyledonae
Ordo Tubiflorae
Famili Solanaceae
Genus Lycopersicum
Spesies Lycopersicum esculentum Mill
Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)
Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu
berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di
antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk
tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)
Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25
cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan
membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip
terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)
Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki
warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-
40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-
1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Raden Fatah Palembang
B Alat dan Bahan
1 Alat Praktikum
a Lup
b Mikroskop binokuler
c Pensil warna
d Mistar
e Buku gambar
2 Bahan Praktikum
a Daun bambu
b Daun jagung
c Daun cemara kipas
d Daun bawang
e Daun kelapa
f Talas pelangi
g Solanum lycopersicum
h Rosa sinensis
C Cara Kerja
1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas
pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan
dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut
2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A Hasil Pengamatan
No Gambar Keterangan
1
Daun tomat (Solanum lycopersicum)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
2
Daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis L)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
3
Daun jagung (Zea mays)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ibu tulang daun (costa)
6 Tepi daun (margo folii)
4
Daun talas pelangi (Colocasia sp)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Tangkai daun (petiolus)
3 Helaian daun (lamina)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Tepi daun (margo folii)
8 Daging daun (intervenium)
9 Ibu tulang (costa)
10 Urat daun (vena)
5
Daun eforbia (Euphorbia milii)
1 Helaian daun (lamina)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pangkal daun (basis folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6
Daun bambu (Bambusa sp)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pelepah daun (vagina)
4 Helaian daun (lamina)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7
Daun cemara kipas (Thuja orientalis)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
8
Daun bawang (Allium fistulosum L)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tepi daun (margo folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ujung daun (apex folii)
9
Daun kelapa (Cocos nucifera)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tangkai daun (petiolus)
4 Tepi daun (margo folii)
5 Tulang daun (nervatio)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Ujung daun (apex folii)
B Pembahasan
Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang
diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas
pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun
yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari
kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)
warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun
dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun
majemuk ataupun daun tunggal
Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-
bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun
tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum
lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun
(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk
bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan
lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat
(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat
terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)
dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat
bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip
(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk
Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)
panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang
memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7
Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan
daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang
tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki
bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun
kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai
Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng
(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)
sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun
yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan
daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu
berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)
memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal
Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian
dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)
Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal
daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah
tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini
mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan
merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua
Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan
helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang
berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan
51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)
berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)
pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun
jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang
cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis
seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun
yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun
yang sejajar (rectinervis)
Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri
atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata
(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung
daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi
daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal
(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus
dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru
pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya
dapat di lihat pada bangun daun pita
Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)
merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk
perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)
dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis
lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah
sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)
talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun
dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang
berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun
(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi
merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk
seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya
agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan
daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan
berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda
dan juga terasa licin (laevis)
Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)
Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)
langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia
adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan
pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging
daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan
permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun
tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi
meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang
dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang
Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing
tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal
melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda
hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih
Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang
merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun
(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)
Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing
(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua
serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun
tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta
pertulangan daun yang sejajar
Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan
daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah
daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung
daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun
yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan
atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan
warna bagian bawah daun hijau muda
Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja
orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas
helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai
Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan
1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan
tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)
Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun
yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk
dengan pertulangan yang menjari (palminervis)
Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk
mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun
Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum
l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun
bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)
sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke
dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset
(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun
yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki
daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah
putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)
Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya
dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun
yang tunggal
Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman
bawang daun berbentuk bulat memanjang
Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun
adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena
memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun
(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan
perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya
tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai
daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau
tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun
kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk
Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan
bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung
daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan
daging daun yang perkamen
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)
adalah sebagai berikut
1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan
tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)
2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun
(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah
helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki
perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan
tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang
menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya
Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius
Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB
Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB
Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius
Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB
Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB
Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga
Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB
Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB
Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB
Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB
Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press
Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa
Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB
Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB
Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)
Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)
Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)
Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)
Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)
Daun muda yang masih kuncup berwarna kuning pucat Duduk pelepah
daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang melingkari batang dan
membentuk spiral Daun terdiri dari
1 Kumpulan anak daun (leaf lets) yang mempunyai helaian (lamina) dan
tulang anak daun (midrib)
2 Rachis yang merupakan tempat anak daun melekat
3 Tangkai daun (petiole) yang merupakan bagian antara daun dan batang
4 Seludang daun (sheath) yang berfungsi sebagai perlindungan dari kuncup
dan memberi kekuatan pada batang (Harahap 2012)
H Talas Pelangi (Colocasia sp)
Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun Talas termasuk
dalam suku talas-talasan (Araceae) berperawakan tegak tingginya 1 cm atau
lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun Tanaman talas
mengandung asam perusi (asam biru atau HCN) Sistem perakaran serabut
liar dan pendek Umbi mempunyai jenis bermacam-macam (Warintek 2014)
Talas mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi Umbi pelepah
daunnya banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan obat maupun
pembungkus Daun sisa umbi dan kulit umbi dapat dimanfaatkan sebagai
pakan ternak dan ikan secara langsung maupun setelah difermentasi Daunnya
berbentuk perisai atau hati lembaran daunnya 20-50 cm panjangnya dengan
tangkai mencapai 1 meter panjangnya warna pelepah bermacam-macam
(Warintek 2014)
Menurut Warintek (2014) klasifikasi dari tanaman talas pelangi adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisio Magnoliophyta
Classis Liliopsida
Subclassis Arecidae
Ordo Arales
Familia Areceae
Genus Colocasia
Spesies Colocasia sp
Gambar 13 Daun Talas Pelangi(Rynari 2012)
Tanaman keladi merupakan tanaman yang berdaun lengkap karena
mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian daun (lamina) Pada daun keladi bangun daunnya
seperti perisai dengan ujung daun yang meruncing (acuminatus) dan pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) Daun keladi mempunyai tepi daun yang
rata (integer) daging daun tipis lunak (herbaceus) dengan pertulangan daun
yang menyirip (penninervis) Pada permukaan atas daun terasa
licin (laevis) dan berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun
berwarna hijau muda dan juga terasa licin (laevis) (Warintek 2014)
I Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)
Kembang sepatu merupakan tumbuhan asli daerah tropis di dataran Asia
Tanaman ini kemudian menyebar di berbagai negara mulai dari Timur Jauh
sampai ke Eropa Daunnya merupakan daun tunggal berbentuk oval atau hati
dengan tepi bergerigi ujung daun meruncing urat daun menjari dan
menyirip memiliki daun penumpu Daun berwarna hijau Kembang sepatu
berbunga tunggal yang ke luar dari ketiak daun panjang tangkai bunga 1ndash 4
cm dan menjurai dengan lima mahkota yang tersusun berbentuk terompet
atau lonceng Helaian mahkota bunga tunggal atau ganda warna bunga
bervariasi misalnya putih kuning merah muda jingga dan kombinasi
warna-warna tersebut Panjang daun 5ndash10 cm dan lebar 3- 75 cm (Simplisia
2012)
Menurut Simplisia (2012) kalsifikasi dari kembang sepatu adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisi Magnoliophyta
Kelas Magnoliopsida
Ordo Malvales
Famili Malvaceae
Genus Hibiscus
Spesies Hibiscus rossa-sinensis
Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk daun tidak
lengkap karena tidak terdapat satu bagian dari daun lengkap yaitu tidak
memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina) Bangun daun (Circum
scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah daun
bulat telur (ovatus) Ujung daun (apex folii) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Tepi daun (margo folii)
pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah bergerigi
(serratus) karena sinus dan angulus sama lancipnya (Simplisia 2012)
Gambar 14 Bagian Daun Kembang Sepatu(Hanifiyah 2012)
Pangkal daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis)
karena daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke
ujung dan merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) Daging daun
(intervenium) pada daun kembang sepatu adalah seperti kertas
(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar Warna daunnya
adalah hijau tua (Simplisia 2012)
J Tanaman Euphorbia (Euphorbia milii)
Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke
seluruh dunia termasuk ke Indonesia Nama Euphorbia berasal dari nama
Euphorbus seorang dokter dari Mauritania Afrika Utara yang telah berjasa
pada rajanya Meskipun demikian beberapa spesies diakui merupakan
tanaman asli daerah lain Misalnya Euphorbia characias subspWulfenii dari
Portugal Euphorbia griffithii dari Himalaya dan Euphorbia marganita dari
Amerika Utara (Purwanto 2006)
Menurut Purwanto (2006) klasifikasi dari tanaman euphorbia adalah
sebagai berikut
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Dicotyledoneae
Ordo Archichlamydeae
Famili Euphorbiaceae
Genus Euphorbia
Spesies Euphorbia milii
Bentuk daun euphorbia bervariasi meskipun tidak terlalu banyak ada
yang berbentuk bulat telur memanjang dan jorong Masing-masing daun
mempunyai ketebalan berbeda-beda Hampir semua daun tidak bertangkai
tetapi duduk pada batang Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga
bervariasi ada yang runcing tumpul dan ujung terbelah Susunan daun
euphorbia berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas
batang tanaman (Purwanto 2006)
Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)
Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras
Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun
euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung
Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang
beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai
berikut
a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung
daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung
daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi
dua bulatan
b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip
mengecil (Purwanto 2006)
K Tomat (Solanum lycopersicum)
Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2
meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah
sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)
yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan
mati setelah bereproduksi (Arya 2012)
Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani
mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut
Kelas Dicotyledonae
Ordo Tubiflorae
Famili Solanaceae
Genus Lycopersicum
Spesies Lycopersicum esculentum Mill
Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)
Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu
berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di
antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk
tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)
Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25
cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan
membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip
terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)
Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki
warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-
40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-
1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Raden Fatah Palembang
B Alat dan Bahan
1 Alat Praktikum
a Lup
b Mikroskop binokuler
c Pensil warna
d Mistar
e Buku gambar
2 Bahan Praktikum
a Daun bambu
b Daun jagung
c Daun cemara kipas
d Daun bawang
e Daun kelapa
f Talas pelangi
g Solanum lycopersicum
h Rosa sinensis
C Cara Kerja
1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas
pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan
dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut
2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A Hasil Pengamatan
No Gambar Keterangan
1
Daun tomat (Solanum lycopersicum)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
2
Daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis L)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
3
Daun jagung (Zea mays)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ibu tulang daun (costa)
6 Tepi daun (margo folii)
4
Daun talas pelangi (Colocasia sp)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Tangkai daun (petiolus)
3 Helaian daun (lamina)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Tepi daun (margo folii)
8 Daging daun (intervenium)
9 Ibu tulang (costa)
10 Urat daun (vena)
5
Daun eforbia (Euphorbia milii)
1 Helaian daun (lamina)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pangkal daun (basis folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6
Daun bambu (Bambusa sp)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pelepah daun (vagina)
4 Helaian daun (lamina)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7
Daun cemara kipas (Thuja orientalis)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
8
Daun bawang (Allium fistulosum L)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tepi daun (margo folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ujung daun (apex folii)
9
Daun kelapa (Cocos nucifera)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tangkai daun (petiolus)
4 Tepi daun (margo folii)
5 Tulang daun (nervatio)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Ujung daun (apex folii)
B Pembahasan
Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang
diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas
pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun
yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari
kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)
warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun
dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun
majemuk ataupun daun tunggal
Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-
bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun
tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum
lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun
(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk
bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan
lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat
(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat
terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)
dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat
bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip
(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk
Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)
panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang
memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7
Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan
daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang
tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki
bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun
kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai
Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng
(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)
sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun
yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan
daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu
berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)
memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal
Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian
dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)
Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal
daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah
tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini
mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan
merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua
Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan
helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang
berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan
51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)
berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)
pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun
jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang
cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis
seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun
yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun
yang sejajar (rectinervis)
Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri
atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata
(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung
daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi
daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal
(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus
dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru
pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya
dapat di lihat pada bangun daun pita
Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)
merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk
perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)
dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis
lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah
sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)
talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun
dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang
berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun
(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi
merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk
seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya
agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan
daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan
berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda
dan juga terasa licin (laevis)
Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)
Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)
langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia
adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan
pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging
daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan
permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun
tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi
meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang
dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang
Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing
tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal
melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda
hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih
Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang
merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun
(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)
Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing
(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua
serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun
tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta
pertulangan daun yang sejajar
Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan
daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah
daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung
daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun
yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan
atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan
warna bagian bawah daun hijau muda
Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja
orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas
helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai
Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan
1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan
tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)
Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun
yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk
dengan pertulangan yang menjari (palminervis)
Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk
mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun
Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum
l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun
bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)
sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke
dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset
(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun
yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki
daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah
putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)
Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya
dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun
yang tunggal
Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman
bawang daun berbentuk bulat memanjang
Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun
adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena
memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun
(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan
perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya
tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai
daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau
tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun
kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk
Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan
bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung
daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan
daging daun yang perkamen
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)
adalah sebagai berikut
1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan
tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)
2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun
(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah
helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki
perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan
tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang
menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya
Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius
Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB
Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB
Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius
Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB
Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB
Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga
Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB
Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB
Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB
Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB
Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press
Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa
Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB
Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB
Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)
Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)
Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)
Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)
Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)
Spesies Colocasia sp
Gambar 13 Daun Talas Pelangi(Rynari 2012)
Tanaman keladi merupakan tanaman yang berdaun lengkap karena
mempunyai bagian daun berupa pelepah daun (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian daun (lamina) Pada daun keladi bangun daunnya
seperti perisai dengan ujung daun yang meruncing (acuminatus) dan pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) Daun keladi mempunyai tepi daun yang
rata (integer) daging daun tipis lunak (herbaceus) dengan pertulangan daun
yang menyirip (penninervis) Pada permukaan atas daun terasa
licin (laevis) dan berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun
berwarna hijau muda dan juga terasa licin (laevis) (Warintek 2014)
I Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)
Kembang sepatu merupakan tumbuhan asli daerah tropis di dataran Asia
Tanaman ini kemudian menyebar di berbagai negara mulai dari Timur Jauh
sampai ke Eropa Daunnya merupakan daun tunggal berbentuk oval atau hati
dengan tepi bergerigi ujung daun meruncing urat daun menjari dan
menyirip memiliki daun penumpu Daun berwarna hijau Kembang sepatu
berbunga tunggal yang ke luar dari ketiak daun panjang tangkai bunga 1ndash 4
cm dan menjurai dengan lima mahkota yang tersusun berbentuk terompet
atau lonceng Helaian mahkota bunga tunggal atau ganda warna bunga
bervariasi misalnya putih kuning merah muda jingga dan kombinasi
warna-warna tersebut Panjang daun 5ndash10 cm dan lebar 3- 75 cm (Simplisia
2012)
Menurut Simplisia (2012) kalsifikasi dari kembang sepatu adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisi Magnoliophyta
Kelas Magnoliopsida
Ordo Malvales
Famili Malvaceae
Genus Hibiscus
Spesies Hibiscus rossa-sinensis
Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk daun tidak
lengkap karena tidak terdapat satu bagian dari daun lengkap yaitu tidak
memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina) Bangun daun (Circum
scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah daun
bulat telur (ovatus) Ujung daun (apex folii) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Tepi daun (margo folii)
pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah bergerigi
(serratus) karena sinus dan angulus sama lancipnya (Simplisia 2012)
Gambar 14 Bagian Daun Kembang Sepatu(Hanifiyah 2012)
Pangkal daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis)
karena daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke
ujung dan merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) Daging daun
(intervenium) pada daun kembang sepatu adalah seperti kertas
(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar Warna daunnya
adalah hijau tua (Simplisia 2012)
J Tanaman Euphorbia (Euphorbia milii)
Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke
seluruh dunia termasuk ke Indonesia Nama Euphorbia berasal dari nama
Euphorbus seorang dokter dari Mauritania Afrika Utara yang telah berjasa
pada rajanya Meskipun demikian beberapa spesies diakui merupakan
tanaman asli daerah lain Misalnya Euphorbia characias subspWulfenii dari
Portugal Euphorbia griffithii dari Himalaya dan Euphorbia marganita dari
Amerika Utara (Purwanto 2006)
Menurut Purwanto (2006) klasifikasi dari tanaman euphorbia adalah
sebagai berikut
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Dicotyledoneae
Ordo Archichlamydeae
Famili Euphorbiaceae
Genus Euphorbia
Spesies Euphorbia milii
Bentuk daun euphorbia bervariasi meskipun tidak terlalu banyak ada
yang berbentuk bulat telur memanjang dan jorong Masing-masing daun
mempunyai ketebalan berbeda-beda Hampir semua daun tidak bertangkai
tetapi duduk pada batang Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga
bervariasi ada yang runcing tumpul dan ujung terbelah Susunan daun
euphorbia berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas
batang tanaman (Purwanto 2006)
Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)
Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras
Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun
euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung
Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang
beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai
berikut
a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung
daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung
daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi
dua bulatan
b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip
mengecil (Purwanto 2006)
K Tomat (Solanum lycopersicum)
Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2
meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah
sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)
yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan
mati setelah bereproduksi (Arya 2012)
Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani
mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut
Kelas Dicotyledonae
Ordo Tubiflorae
Famili Solanaceae
Genus Lycopersicum
Spesies Lycopersicum esculentum Mill
Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)
Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu
berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di
antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk
tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)
Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25
cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan
membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip
terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)
Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki
warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-
40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-
1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Raden Fatah Palembang
B Alat dan Bahan
1 Alat Praktikum
a Lup
b Mikroskop binokuler
c Pensil warna
d Mistar
e Buku gambar
2 Bahan Praktikum
a Daun bambu
b Daun jagung
c Daun cemara kipas
d Daun bawang
e Daun kelapa
f Talas pelangi
g Solanum lycopersicum
h Rosa sinensis
C Cara Kerja
1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas
pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan
dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut
2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A Hasil Pengamatan
No Gambar Keterangan
1
Daun tomat (Solanum lycopersicum)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
2
Daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis L)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
3
Daun jagung (Zea mays)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ibu tulang daun (costa)
6 Tepi daun (margo folii)
4
Daun talas pelangi (Colocasia sp)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Tangkai daun (petiolus)
3 Helaian daun (lamina)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Tepi daun (margo folii)
8 Daging daun (intervenium)
9 Ibu tulang (costa)
10 Urat daun (vena)
5
Daun eforbia (Euphorbia milii)
1 Helaian daun (lamina)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pangkal daun (basis folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6
Daun bambu (Bambusa sp)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pelepah daun (vagina)
4 Helaian daun (lamina)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7
Daun cemara kipas (Thuja orientalis)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
8
Daun bawang (Allium fistulosum L)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tepi daun (margo folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ujung daun (apex folii)
9
Daun kelapa (Cocos nucifera)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tangkai daun (petiolus)
4 Tepi daun (margo folii)
5 Tulang daun (nervatio)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Ujung daun (apex folii)
B Pembahasan
Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang
diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas
pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun
yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari
kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)
warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun
dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun
majemuk ataupun daun tunggal
Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-
bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun
tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum
lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun
(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk
bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan
lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat
(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat
terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)
dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat
bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip
(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk
Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)
panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang
memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7
Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan
daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang
tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki
bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun
kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai
Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng
(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)
sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun
yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan
daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu
berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)
memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal
Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian
dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)
Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal
daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah
tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini
mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan
merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua
Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan
helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang
berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan
51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)
berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)
pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun
jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang
cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis
seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun
yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun
yang sejajar (rectinervis)
Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri
atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata
(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung
daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi
daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal
(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus
dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru
pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya
dapat di lihat pada bangun daun pita
Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)
merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk
perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)
dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis
lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah
sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)
talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun
dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang
berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun
(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi
merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk
seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya
agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan
daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan
berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda
dan juga terasa licin (laevis)
Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)
Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)
langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia
adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan
pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging
daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan
permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun
tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi
meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang
dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang
Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing
tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal
melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda
hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih
Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang
merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun
(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)
Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing
(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua
serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun
tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta
pertulangan daun yang sejajar
Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan
daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah
daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung
daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun
yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan
atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan
warna bagian bawah daun hijau muda
Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja
orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas
helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai
Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan
1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan
tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)
Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun
yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk
dengan pertulangan yang menjari (palminervis)
Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk
mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun
Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum
l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun
bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)
sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke
dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset
(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun
yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki
daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah
putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)
Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya
dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun
yang tunggal
Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman
bawang daun berbentuk bulat memanjang
Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun
adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena
memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun
(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan
perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya
tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai
daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau
tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun
kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk
Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan
bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung
daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan
daging daun yang perkamen
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)
adalah sebagai berikut
1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan
tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)
2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun
(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah
helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki
perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan
tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang
menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya
Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius
Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB
Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB
Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius
Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB
Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB
Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga
Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB
Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB
Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB
Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB
Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press
Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa
Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB
Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB
Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)
Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)
Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)
Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)
Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)
Menurut Simplisia (2012) kalsifikasi dari kembang sepatu adalah
sebagai berikut
Regnum Plantae
Divisi Magnoliophyta
Kelas Magnoliopsida
Ordo Malvales
Famili Malvaceae
Genus Hibiscus
Spesies Hibiscus rossa-sinensis
Daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) termasuk daun tidak
lengkap karena tidak terdapat satu bagian dari daun lengkap yaitu tidak
memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina) Bangun daun (Circum
scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah daun
bulat telur (ovatus) Ujung daun (apex folii) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Tepi daun (margo folii)
pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah bergerigi
(serratus) karena sinus dan angulus sama lancipnya (Simplisia 2012)
Gambar 14 Bagian Daun Kembang Sepatu(Hanifiyah 2012)
Pangkal daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis)
karena daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke
ujung dan merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) Daging daun
(intervenium) pada daun kembang sepatu adalah seperti kertas
(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar Warna daunnya
adalah hijau tua (Simplisia 2012)
J Tanaman Euphorbia (Euphorbia milii)
Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke
seluruh dunia termasuk ke Indonesia Nama Euphorbia berasal dari nama
Euphorbus seorang dokter dari Mauritania Afrika Utara yang telah berjasa
pada rajanya Meskipun demikian beberapa spesies diakui merupakan
tanaman asli daerah lain Misalnya Euphorbia characias subspWulfenii dari
Portugal Euphorbia griffithii dari Himalaya dan Euphorbia marganita dari
Amerika Utara (Purwanto 2006)
Menurut Purwanto (2006) klasifikasi dari tanaman euphorbia adalah
sebagai berikut
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Dicotyledoneae
Ordo Archichlamydeae
Famili Euphorbiaceae
Genus Euphorbia
Spesies Euphorbia milii
Bentuk daun euphorbia bervariasi meskipun tidak terlalu banyak ada
yang berbentuk bulat telur memanjang dan jorong Masing-masing daun
mempunyai ketebalan berbeda-beda Hampir semua daun tidak bertangkai
tetapi duduk pada batang Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga
bervariasi ada yang runcing tumpul dan ujung terbelah Susunan daun
euphorbia berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas
batang tanaman (Purwanto 2006)
Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)
Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras
Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun
euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung
Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang
beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai
berikut
a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung
daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung
daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi
dua bulatan
b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip
mengecil (Purwanto 2006)
K Tomat (Solanum lycopersicum)
Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2
meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah
sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)
yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan
mati setelah bereproduksi (Arya 2012)
Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani
mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut
Kelas Dicotyledonae
Ordo Tubiflorae
Famili Solanaceae
Genus Lycopersicum
Spesies Lycopersicum esculentum Mill
Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)
Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu
berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di
antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk
tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)
Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25
cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan
membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip
terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)
Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki
warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-
40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-
1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Raden Fatah Palembang
B Alat dan Bahan
1 Alat Praktikum
a Lup
b Mikroskop binokuler
c Pensil warna
d Mistar
e Buku gambar
2 Bahan Praktikum
a Daun bambu
b Daun jagung
c Daun cemara kipas
d Daun bawang
e Daun kelapa
f Talas pelangi
g Solanum lycopersicum
h Rosa sinensis
C Cara Kerja
1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas
pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan
dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut
2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A Hasil Pengamatan
No Gambar Keterangan
1
Daun tomat (Solanum lycopersicum)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
2
Daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis L)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
3
Daun jagung (Zea mays)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ibu tulang daun (costa)
6 Tepi daun (margo folii)
4
Daun talas pelangi (Colocasia sp)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Tangkai daun (petiolus)
3 Helaian daun (lamina)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Tepi daun (margo folii)
8 Daging daun (intervenium)
9 Ibu tulang (costa)
10 Urat daun (vena)
5
Daun eforbia (Euphorbia milii)
1 Helaian daun (lamina)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pangkal daun (basis folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6
Daun bambu (Bambusa sp)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pelepah daun (vagina)
4 Helaian daun (lamina)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7
Daun cemara kipas (Thuja orientalis)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
8
Daun bawang (Allium fistulosum L)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tepi daun (margo folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ujung daun (apex folii)
9
Daun kelapa (Cocos nucifera)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tangkai daun (petiolus)
4 Tepi daun (margo folii)
5 Tulang daun (nervatio)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Ujung daun (apex folii)
B Pembahasan
Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang
diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas
pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun
yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari
kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)
warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun
dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun
majemuk ataupun daun tunggal
Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-
bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun
tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum
lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun
(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk
bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan
lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat
(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat
terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)
dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat
bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip
(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk
Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)
panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang
memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7
Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan
daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang
tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki
bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun
kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai
Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng
(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)
sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun
yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan
daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu
berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)
memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal
Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian
dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)
Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal
daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah
tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini
mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan
merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua
Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan
helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang
berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan
51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)
berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)
pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun
jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang
cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis
seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun
yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun
yang sejajar (rectinervis)
Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri
atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata
(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung
daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi
daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal
(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus
dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru
pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya
dapat di lihat pada bangun daun pita
Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)
merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk
perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)
dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis
lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah
sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)
talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun
dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang
berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun
(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi
merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk
seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya
agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan
daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan
berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda
dan juga terasa licin (laevis)
Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)
Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)
langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia
adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan
pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging
daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan
permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun
tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi
meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang
dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang
Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing
tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal
melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda
hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih
Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang
merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun
(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)
Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing
(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua
serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun
tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta
pertulangan daun yang sejajar
Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan
daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah
daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung
daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun
yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan
atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan
warna bagian bawah daun hijau muda
Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja
orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas
helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai
Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan
1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan
tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)
Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun
yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk
dengan pertulangan yang menjari (palminervis)
Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk
mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun
Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum
l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun
bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)
sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke
dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset
(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun
yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki
daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah
putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)
Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya
dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun
yang tunggal
Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman
bawang daun berbentuk bulat memanjang
Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun
adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena
memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun
(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan
perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya
tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai
daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau
tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun
kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk
Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan
bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung
daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan
daging daun yang perkamen
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)
adalah sebagai berikut
1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan
tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)
2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun
(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah
helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki
perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan
tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang
menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya
Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius
Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB
Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB
Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius
Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB
Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB
Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga
Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB
Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB
Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB
Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB
Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press
Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa
Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB
Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB
Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)
Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)
Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)
Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)
Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)
(papyraceus atau chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar Warna daunnya
adalah hijau tua (Simplisia 2012)
J Tanaman Euphorbia (Euphorbia milii)
Euphorbia berasal dari daerah Madagaskar dan kemudian menyebar ke
seluruh dunia termasuk ke Indonesia Nama Euphorbia berasal dari nama
Euphorbus seorang dokter dari Mauritania Afrika Utara yang telah berjasa
pada rajanya Meskipun demikian beberapa spesies diakui merupakan
tanaman asli daerah lain Misalnya Euphorbia characias subspWulfenii dari
Portugal Euphorbia griffithii dari Himalaya dan Euphorbia marganita dari
Amerika Utara (Purwanto 2006)
Menurut Purwanto (2006) klasifikasi dari tanaman euphorbia adalah
sebagai berikut
Divisi Spermatophyta
Sub Divisi Angiospermae
Kelas Dicotyledoneae
Ordo Archichlamydeae
Famili Euphorbiaceae
Genus Euphorbia
Spesies Euphorbia milii
Bentuk daun euphorbia bervariasi meskipun tidak terlalu banyak ada
yang berbentuk bulat telur memanjang dan jorong Masing-masing daun
mempunyai ketebalan berbeda-beda Hampir semua daun tidak bertangkai
tetapi duduk pada batang Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga
bervariasi ada yang runcing tumpul dan ujung terbelah Susunan daun
euphorbia berselang-seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas
batang tanaman (Purwanto 2006)
Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)
Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras
Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun
euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung
Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang
beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai
berikut
a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung
daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung
daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi
dua bulatan
b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip
mengecil (Purwanto 2006)
K Tomat (Solanum lycopersicum)
Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2
meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah
sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)
yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan
mati setelah bereproduksi (Arya 2012)
Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani
mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut
Kelas Dicotyledonae
Ordo Tubiflorae
Famili Solanaceae
Genus Lycopersicum
Spesies Lycopersicum esculentum Mill
Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)
Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu
berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di
antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk
tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)
Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25
cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan
membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip
terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)
Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki
warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-
40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-
1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Raden Fatah Palembang
B Alat dan Bahan
1 Alat Praktikum
a Lup
b Mikroskop binokuler
c Pensil warna
d Mistar
e Buku gambar
2 Bahan Praktikum
a Daun bambu
b Daun jagung
c Daun cemara kipas
d Daun bawang
e Daun kelapa
f Talas pelangi
g Solanum lycopersicum
h Rosa sinensis
C Cara Kerja
1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas
pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan
dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut
2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A Hasil Pengamatan
No Gambar Keterangan
1
Daun tomat (Solanum lycopersicum)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
2
Daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis L)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
3
Daun jagung (Zea mays)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ibu tulang daun (costa)
6 Tepi daun (margo folii)
4
Daun talas pelangi (Colocasia sp)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Tangkai daun (petiolus)
3 Helaian daun (lamina)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Tepi daun (margo folii)
8 Daging daun (intervenium)
9 Ibu tulang (costa)
10 Urat daun (vena)
5
Daun eforbia (Euphorbia milii)
1 Helaian daun (lamina)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pangkal daun (basis folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6
Daun bambu (Bambusa sp)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pelepah daun (vagina)
4 Helaian daun (lamina)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7
Daun cemara kipas (Thuja orientalis)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
8
Daun bawang (Allium fistulosum L)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tepi daun (margo folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ujung daun (apex folii)
9
Daun kelapa (Cocos nucifera)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tangkai daun (petiolus)
4 Tepi daun (margo folii)
5 Tulang daun (nervatio)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Ujung daun (apex folii)
B Pembahasan
Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang
diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas
pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun
yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari
kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)
warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun
dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun
majemuk ataupun daun tunggal
Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-
bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun
tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum
lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun
(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk
bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan
lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat
(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat
terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)
dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat
bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip
(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk
Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)
panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang
memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7
Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan
daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang
tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki
bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun
kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai
Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng
(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)
sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun
yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan
daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu
berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)
memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal
Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian
dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)
Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal
daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah
tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini
mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan
merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua
Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan
helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang
berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan
51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)
berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)
pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun
jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang
cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis
seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun
yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun
yang sejajar (rectinervis)
Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri
atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata
(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung
daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi
daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal
(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus
dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru
pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya
dapat di lihat pada bangun daun pita
Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)
merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk
perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)
dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis
lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah
sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)
talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun
dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang
berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun
(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi
merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk
seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya
agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan
daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan
berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda
dan juga terasa licin (laevis)
Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)
Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)
langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia
adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan
pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging
daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan
permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun
tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi
meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang
dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang
Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing
tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal
melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda
hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih
Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang
merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun
(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)
Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing
(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua
serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun
tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta
pertulangan daun yang sejajar
Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan
daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah
daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung
daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun
yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan
atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan
warna bagian bawah daun hijau muda
Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja
orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas
helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai
Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan
1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan
tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)
Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun
yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk
dengan pertulangan yang menjari (palminervis)
Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk
mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun
Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum
l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun
bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)
sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke
dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset
(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun
yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki
daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah
putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)
Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya
dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun
yang tunggal
Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman
bawang daun berbentuk bulat memanjang
Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun
adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena
memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun
(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan
perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya
tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai
daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau
tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun
kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk
Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan
bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung
daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan
daging daun yang perkamen
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)
adalah sebagai berikut
1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan
tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)
2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun
(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah
helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki
perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan
tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang
menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya
Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius
Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB
Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB
Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius
Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB
Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB
Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga
Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB
Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB
Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB
Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB
Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press
Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa
Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB
Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB
Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)
Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)
Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)
Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)
Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)
Gambar 15 Daun Euphorbia(Tomi 2010)
Tulang daun menonojol terutama tulang pada bagian tengah keras
Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua Secara umum daun
euphorbia tunggal berbentuk pipih bergelombang atau melengkung
Munculnya euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang
beragam termasuk ciri dari daunnya beberapa variasi bentuk daun sebagai
berikut
a Bentuk daun ada empat macam yaitu simetri yang ditandai dengan ujung
daun lancip oval dengan ujung daun lancip mengecil lurus dengan ujung
daun agak membulat dan bentuk hati dengan ujung daun terbelah menjadi
dua bulatan
b Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal melebar lanset dan lancip
mengecil (Purwanto 2006)
K Tomat (Solanum lycopersicum)
Tanaman ini berbentuk perdu atau semak dengan tinggi bisa mencapai 2
meter dan berakar tunggang dengan akar samping yang menjalar ke tanah
sama seperti tanaman dikotil lainnya termasuk tanaman setahun (annual)
yang berarti umurnya hanya untuk satu kali periode tanam Tanaman ini akan
mati setelah bereproduksi (Arya 2012)
Menurut Arya (2012) secara sistematika para ahli botani
mengklasifikasikan tanaman tomat sebagai berikut
Kelas Dicotyledonae
Ordo Tubiflorae
Famili Solanaceae
Genus Lycopersicum
Spesies Lycopersicum esculentum Mill
Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)
Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu
berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di
antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk
tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)
Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25
cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan
membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip
terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)
Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki
warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-
40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-
1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Raden Fatah Palembang
B Alat dan Bahan
1 Alat Praktikum
a Lup
b Mikroskop binokuler
c Pensil warna
d Mistar
e Buku gambar
2 Bahan Praktikum
a Daun bambu
b Daun jagung
c Daun cemara kipas
d Daun bawang
e Daun kelapa
f Talas pelangi
g Solanum lycopersicum
h Rosa sinensis
C Cara Kerja
1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas
pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan
dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut
2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A Hasil Pengamatan
No Gambar Keterangan
1
Daun tomat (Solanum lycopersicum)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
2
Daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis L)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
3
Daun jagung (Zea mays)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ibu tulang daun (costa)
6 Tepi daun (margo folii)
4
Daun talas pelangi (Colocasia sp)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Tangkai daun (petiolus)
3 Helaian daun (lamina)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Tepi daun (margo folii)
8 Daging daun (intervenium)
9 Ibu tulang (costa)
10 Urat daun (vena)
5
Daun eforbia (Euphorbia milii)
1 Helaian daun (lamina)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pangkal daun (basis folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6
Daun bambu (Bambusa sp)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pelepah daun (vagina)
4 Helaian daun (lamina)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7
Daun cemara kipas (Thuja orientalis)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
8
Daun bawang (Allium fistulosum L)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tepi daun (margo folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ujung daun (apex folii)
9
Daun kelapa (Cocos nucifera)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tangkai daun (petiolus)
4 Tepi daun (margo folii)
5 Tulang daun (nervatio)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Ujung daun (apex folii)
B Pembahasan
Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang
diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas
pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun
yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari
kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)
warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun
dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun
majemuk ataupun daun tunggal
Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-
bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun
tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum
lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun
(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk
bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan
lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat
(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat
terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)
dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat
bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip
(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk
Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)
panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang
memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7
Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan
daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang
tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki
bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun
kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai
Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng
(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)
sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun
yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan
daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu
berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)
memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal
Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian
dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)
Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal
daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah
tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini
mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan
merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua
Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan
helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang
berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan
51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)
berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)
pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun
jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang
cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis
seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun
yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun
yang sejajar (rectinervis)
Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri
atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata
(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung
daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi
daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal
(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus
dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru
pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya
dapat di lihat pada bangun daun pita
Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)
merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk
perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)
dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis
lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah
sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)
talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun
dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang
berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun
(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi
merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk
seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya
agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan
daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan
berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda
dan juga terasa licin (laevis)
Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)
Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)
langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia
adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan
pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging
daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan
permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun
tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi
meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang
dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang
Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing
tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal
melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda
hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih
Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang
merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun
(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)
Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing
(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua
serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun
tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta
pertulangan daun yang sejajar
Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan
daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah
daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung
daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun
yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan
atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan
warna bagian bawah daun hijau muda
Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja
orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas
helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai
Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan
1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan
tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)
Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun
yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk
dengan pertulangan yang menjari (palminervis)
Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk
mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun
Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum
l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun
bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)
sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke
dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset
(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun
yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki
daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah
putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)
Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya
dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun
yang tunggal
Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman
bawang daun berbentuk bulat memanjang
Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun
adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena
memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun
(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan
perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya
tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai
daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau
tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun
kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk
Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan
bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung
daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan
daging daun yang perkamen
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)
adalah sebagai berikut
1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan
tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)
2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun
(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah
helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki
perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan
tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang
menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya
Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius
Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB
Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB
Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius
Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB
Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB
Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga
Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB
Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB
Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB
Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB
Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press
Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa
Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB
Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB
Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)
Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)
Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)
Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)
Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)
Spesies Lycopersicum esculentum Mill
Gambar 16 Daun Tomat(Rita 2012)
Daunnya mudah dikenali karena mempunyai bentuk yang khas yaitu
berbentuk oval bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip Daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7 Umumnya di
antara pasangan daun yang besar terdapat 1-2 daun kecil Daun majemuk
tersusun spiral mengelilingi batangnya (Arya 2012)
Ukuran panjang daun sekitar (15ndash30 cm) dan lebar daun antara (10 x 25
cm) dengan panjang tangkai sekitar 3ndash6 cm Tepi daun bergerigi dan
membentuk celah-celah yang menyirip Diantara daun-daun yang bersirip
terdapat sirip kecil dan ada pula yang bersirip besar lagi (bipinnatus)
Umumnya daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang memiliki
warna hijau dan berbulu Letak daun berseling bentuknya bulat telur sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi panjang 10-
40 cm warnanya hijau muda (Paputungan 2014)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-
1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Raden Fatah Palembang
B Alat dan Bahan
1 Alat Praktikum
a Lup
b Mikroskop binokuler
c Pensil warna
d Mistar
e Buku gambar
2 Bahan Praktikum
a Daun bambu
b Daun jagung
c Daun cemara kipas
d Daun bawang
e Daun kelapa
f Talas pelangi
g Solanum lycopersicum
h Rosa sinensis
C Cara Kerja
1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas
pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan
dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut
2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A Hasil Pengamatan
No Gambar Keterangan
1
Daun tomat (Solanum lycopersicum)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
2
Daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis L)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
3
Daun jagung (Zea mays)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ibu tulang daun (costa)
6 Tepi daun (margo folii)
4
Daun talas pelangi (Colocasia sp)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Tangkai daun (petiolus)
3 Helaian daun (lamina)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Tepi daun (margo folii)
8 Daging daun (intervenium)
9 Ibu tulang (costa)
10 Urat daun (vena)
5
Daun eforbia (Euphorbia milii)
1 Helaian daun (lamina)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pangkal daun (basis folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6
Daun bambu (Bambusa sp)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pelepah daun (vagina)
4 Helaian daun (lamina)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7
Daun cemara kipas (Thuja orientalis)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
8
Daun bawang (Allium fistulosum L)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tepi daun (margo folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ujung daun (apex folii)
9
Daun kelapa (Cocos nucifera)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tangkai daun (petiolus)
4 Tepi daun (margo folii)
5 Tulang daun (nervatio)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Ujung daun (apex folii)
B Pembahasan
Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang
diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas
pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun
yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari
kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)
warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun
dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun
majemuk ataupun daun tunggal
Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-
bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun
tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum
lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun
(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk
bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan
lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat
(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat
terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)
dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat
bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip
(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk
Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)
panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang
memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7
Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan
daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang
tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki
bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun
kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai
Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng
(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)
sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun
yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan
daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu
berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)
memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal
Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian
dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)
Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal
daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah
tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini
mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan
merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua
Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan
helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang
berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan
51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)
berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)
pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun
jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang
cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis
seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun
yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun
yang sejajar (rectinervis)
Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri
atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata
(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung
daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi
daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal
(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus
dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru
pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya
dapat di lihat pada bangun daun pita
Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)
merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk
perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)
dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis
lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah
sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)
talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun
dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang
berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun
(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi
merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk
seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya
agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan
daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan
berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda
dan juga terasa licin (laevis)
Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)
Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)
langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia
adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan
pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging
daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan
permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun
tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi
meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang
dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang
Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing
tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal
melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda
hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih
Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang
merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun
(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)
Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing
(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua
serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun
tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta
pertulangan daun yang sejajar
Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan
daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah
daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung
daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun
yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan
atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan
warna bagian bawah daun hijau muda
Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja
orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas
helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai
Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan
1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan
tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)
Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun
yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk
dengan pertulangan yang menjari (palminervis)
Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk
mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun
Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum
l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun
bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)
sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke
dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset
(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun
yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki
daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah
putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)
Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya
dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun
yang tunggal
Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman
bawang daun berbentuk bulat memanjang
Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun
adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena
memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun
(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan
perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya
tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai
daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau
tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun
kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk
Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan
bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung
daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan
daging daun yang perkamen
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)
adalah sebagai berikut
1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan
tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)
2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun
(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah
helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki
perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan
tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang
menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya
Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius
Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB
Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB
Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius
Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB
Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB
Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga
Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB
Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB
Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB
Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB
Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press
Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa
Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB
Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB
Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)
Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)
Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)
Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)
Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada Senin 03 November 2014 pukul 1030-
1200 WIB di Laboratorium Biologi Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Raden Fatah Palembang
B Alat dan Bahan
1 Alat Praktikum
a Lup
b Mikroskop binokuler
c Pensil warna
d Mistar
e Buku gambar
2 Bahan Praktikum
a Daun bambu
b Daun jagung
c Daun cemara kipas
d Daun bawang
e Daun kelapa
f Talas pelangi
g Solanum lycopersicum
h Rosa sinensis
C Cara Kerja
1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas
pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan
dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut
2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A Hasil Pengamatan
No Gambar Keterangan
1
Daun tomat (Solanum lycopersicum)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
2
Daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis L)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
3
Daun jagung (Zea mays)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ibu tulang daun (costa)
6 Tepi daun (margo folii)
4
Daun talas pelangi (Colocasia sp)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Tangkai daun (petiolus)
3 Helaian daun (lamina)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Tepi daun (margo folii)
8 Daging daun (intervenium)
9 Ibu tulang (costa)
10 Urat daun (vena)
5
Daun eforbia (Euphorbia milii)
1 Helaian daun (lamina)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pangkal daun (basis folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6
Daun bambu (Bambusa sp)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pelepah daun (vagina)
4 Helaian daun (lamina)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7
Daun cemara kipas (Thuja orientalis)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
8
Daun bawang (Allium fistulosum L)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tepi daun (margo folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ujung daun (apex folii)
9
Daun kelapa (Cocos nucifera)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tangkai daun (petiolus)
4 Tepi daun (margo folii)
5 Tulang daun (nervatio)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Ujung daun (apex folii)
B Pembahasan
Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang
diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas
pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun
yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari
kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)
warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun
dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun
majemuk ataupun daun tunggal
Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-
bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun
tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum
lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun
(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk
bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan
lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat
(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat
terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)
dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat
bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip
(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk
Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)
panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang
memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7
Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan
daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang
tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki
bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun
kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai
Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng
(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)
sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun
yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan
daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu
berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)
memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal
Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian
dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)
Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal
daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah
tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini
mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan
merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua
Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan
helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang
berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan
51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)
berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)
pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun
jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang
cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis
seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun
yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun
yang sejajar (rectinervis)
Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri
atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata
(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung
daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi
daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal
(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus
dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru
pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya
dapat di lihat pada bangun daun pita
Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)
merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk
perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)
dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis
lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah
sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)
talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun
dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang
berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun
(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi
merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk
seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya
agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan
daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan
berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda
dan juga terasa licin (laevis)
Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)
Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)
langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia
adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan
pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging
daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan
permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun
tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi
meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang
dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang
Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing
tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal
melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda
hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih
Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang
merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun
(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)
Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing
(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua
serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun
tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta
pertulangan daun yang sejajar
Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan
daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah
daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung
daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun
yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan
atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan
warna bagian bawah daun hijau muda
Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja
orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas
helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai
Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan
1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan
tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)
Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun
yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk
dengan pertulangan yang menjari (palminervis)
Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk
mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun
Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum
l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun
bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)
sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke
dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset
(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun
yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki
daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah
putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)
Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya
dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun
yang tunggal
Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman
bawang daun berbentuk bulat memanjang
Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun
adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena
memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun
(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan
perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya
tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai
daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau
tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun
kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk
Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan
bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung
daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan
daging daun yang perkamen
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)
adalah sebagai berikut
1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan
tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)
2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun
(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah
helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki
perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan
tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang
menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya
Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius
Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB
Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB
Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius
Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB
Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB
Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga
Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB
Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB
Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB
Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB
Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press
Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa
Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB
Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB
Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)
Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)
Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)
Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)
Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)
C Cara Kerja
1 Daun bambu jagung cemara kipas daun bawang daun kelapa talas
pelangi Solanum lycopersicum Rosa sinensis dan eforbia Diamati dan
dibandingkan bagian-bagian dari semua jenis daun tersebut
2 Bagian vagina petiolus dan lamina digambar dan ditunjukkan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A Hasil Pengamatan
No Gambar Keterangan
1
Daun tomat (Solanum lycopersicum)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
2
Daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis L)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Pangkal daun (basis folii)
6 Tepi daun (margo folii)
3
Daun jagung (Zea mays)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ibu tulang daun (costa)
6 Tepi daun (margo folii)
4
Daun talas pelangi (Colocasia sp)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Tangkai daun (petiolus)
3 Helaian daun (lamina)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Tepi daun (margo folii)
8 Daging daun (intervenium)
9 Ibu tulang (costa)
10 Urat daun (vena)
5
Daun eforbia (Euphorbia milii)
1 Helaian daun (lamina)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pangkal daun (basis folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6
Daun bambu (Bambusa sp)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pelepah daun (vagina)
4 Helaian daun (lamina)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7
Daun cemara kipas (Thuja orientalis)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
8
Daun bawang (Allium fistulosum L)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tepi daun (margo folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ujung daun (apex folii)
9
Daun kelapa (Cocos nucifera)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tangkai daun (petiolus)
4 Tepi daun (margo folii)
5 Tulang daun (nervatio)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Ujung daun (apex folii)
B Pembahasan
Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang
diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas
pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun
yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari
kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)
warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun
dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun
majemuk ataupun daun tunggal
Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-
bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun
tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum
lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun
(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk
bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan
lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat
(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat
terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)
dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat
bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip
(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk
Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)
panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang
memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7
Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan
daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang
tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki
bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun
kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai
Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng
(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)
sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun
yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan
daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu
berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)
memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal
Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian
dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)
Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal
daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah
tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini
mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan
merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua
Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan
helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang
berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan
51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)
berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)
pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun
jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang
cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis
seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun
yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun
yang sejajar (rectinervis)
Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri
atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata
(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung
daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi
daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal
(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus
dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru
pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya
dapat di lihat pada bangun daun pita
Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)
merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk
perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)
dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis
lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah
sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)
talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun
dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang
berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun
(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi
merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk
seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya
agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan
daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan
berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda
dan juga terasa licin (laevis)
Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)
Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)
langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia
adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan
pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging
daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan
permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun
tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi
meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang
dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang
Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing
tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal
melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda
hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih
Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang
merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun
(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)
Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing
(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua
serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun
tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta
pertulangan daun yang sejajar
Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan
daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah
daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung
daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun
yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan
atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan
warna bagian bawah daun hijau muda
Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja
orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas
helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai
Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan
1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan
tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)
Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun
yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk
dengan pertulangan yang menjari (palminervis)
Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk
mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun
Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum
l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun
bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)
sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke
dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset
(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun
yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki
daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah
putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)
Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya
dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun
yang tunggal
Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman
bawang daun berbentuk bulat memanjang
Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun
adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena
memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun
(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan
perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya
tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai
daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau
tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun
kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk
Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan
bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung
daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan
daging daun yang perkamen
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)
adalah sebagai berikut
1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan
tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)
2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun
(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah
helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki
perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan
tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang
menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya
Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius
Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB
Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB
Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius
Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB
Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB
Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga
Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB
Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB
Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB
Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB
Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press
Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa
Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB
Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB
Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)
Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)
Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)
Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)
Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)
3
Daun jagung (Zea mays)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ibu tulang daun (costa)
6 Tepi daun (margo folii)
4
Daun talas pelangi (Colocasia sp)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Tangkai daun (petiolus)
3 Helaian daun (lamina)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Tepi daun (margo folii)
8 Daging daun (intervenium)
9 Ibu tulang (costa)
10 Urat daun (vena)
5
Daun eforbia (Euphorbia milii)
1 Helaian daun (lamina)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pangkal daun (basis folii)
4 Ibu tulang daun (costa)
5 Ujung daun (apex folii)
6
Daun bambu (Bambusa sp)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pelepah daun (vagina)
4 Helaian daun (lamina)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7
Daun cemara kipas (Thuja orientalis)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
8
Daun bawang (Allium fistulosum L)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tepi daun (margo folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ujung daun (apex folii)
9
Daun kelapa (Cocos nucifera)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tangkai daun (petiolus)
4 Tepi daun (margo folii)
5 Tulang daun (nervatio)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Ujung daun (apex folii)
B Pembahasan
Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang
diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas
pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun
yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari
kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)
warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun
dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun
majemuk ataupun daun tunggal
Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-
bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun
tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum
lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun
(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk
bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan
lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat
(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat
terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)
dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat
bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip
(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk
Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)
panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang
memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7
Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan
daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang
tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki
bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun
kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai
Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng
(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)
sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun
yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan
daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu
berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)
memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal
Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian
dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)
Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal
daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah
tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini
mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan
merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua
Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan
helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang
berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan
51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)
berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)
pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun
jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang
cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis
seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun
yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun
yang sejajar (rectinervis)
Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri
atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata
(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung
daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi
daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal
(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus
dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru
pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya
dapat di lihat pada bangun daun pita
Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)
merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk
perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)
dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis
lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah
sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)
talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun
dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang
berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun
(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi
merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk
seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya
agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan
daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan
berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda
dan juga terasa licin (laevis)
Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)
Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)
langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia
adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan
pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging
daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan
permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun
tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi
meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang
dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang
Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing
tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal
melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda
hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih
Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang
merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun
(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)
Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing
(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua
serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun
tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta
pertulangan daun yang sejajar
Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan
daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah
daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung
daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun
yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan
atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan
warna bagian bawah daun hijau muda
Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja
orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas
helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai
Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan
1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan
tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)
Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun
yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk
dengan pertulangan yang menjari (palminervis)
Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk
mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun
Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum
l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun
bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)
sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke
dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset
(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun
yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki
daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah
putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)
Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya
dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun
yang tunggal
Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman
bawang daun berbentuk bulat memanjang
Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun
adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena
memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun
(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan
perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya
tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai
daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau
tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun
kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk
Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan
bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung
daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan
daging daun yang perkamen
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)
adalah sebagai berikut
1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan
tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)
2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun
(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah
helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki
perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan
tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang
menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya
Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius
Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB
Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB
Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius
Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB
Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB
Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga
Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB
Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB
Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB
Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB
Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press
Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa
Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB
Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB
Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)
Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)
Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)
Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)
Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)
6
Daun bambu (Bambusa sp)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Tepi daun (margo folii)
3 Pelepah daun (vagina)
4 Helaian daun (lamina)
5 Ujung daun (apex folii)
6 Pangkal daun (basis folii)
7
Daun cemara kipas (Thuja orientalis)
1 Tangkai daun (petiolus)
2 Helaian daun (lamina)
3 Ujung daun (apex folii)
8
Daun bawang (Allium fistulosum L)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tepi daun (margo folii)
4 Pangkal daun (basis folii)
5 Ujung daun (apex folii)
9
Daun kelapa (Cocos nucifera)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tangkai daun (petiolus)
4 Tepi daun (margo folii)
5 Tulang daun (nervatio)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Ujung daun (apex folii)
B Pembahasan
Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang
diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas
pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun
yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari
kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)
warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun
dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun
majemuk ataupun daun tunggal
Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-
bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun
tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum
lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun
(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk
bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan
lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat
(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat
terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)
dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat
bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip
(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk
Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)
panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang
memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7
Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan
daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang
tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki
bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun
kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai
Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng
(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)
sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun
yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan
daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu
berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)
memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal
Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian
dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)
Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal
daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah
tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini
mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan
merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua
Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan
helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang
berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan
51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)
berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)
pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun
jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang
cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis
seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun
yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun
yang sejajar (rectinervis)
Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri
atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata
(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung
daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi
daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal
(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus
dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru
pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya
dapat di lihat pada bangun daun pita
Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)
merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk
perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)
dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis
lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah
sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)
talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun
dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang
berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun
(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi
merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk
seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya
agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan
daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan
berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda
dan juga terasa licin (laevis)
Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)
Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)
langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia
adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan
pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging
daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan
permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun
tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi
meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang
dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang
Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing
tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal
melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda
hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih
Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang
merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun
(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)
Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing
(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua
serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun
tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta
pertulangan daun yang sejajar
Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan
daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah
daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung
daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun
yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan
atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan
warna bagian bawah daun hijau muda
Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja
orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas
helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai
Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan
1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan
tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)
Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun
yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk
dengan pertulangan yang menjari (palminervis)
Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk
mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun
Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum
l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun
bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)
sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke
dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset
(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun
yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki
daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah
putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)
Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya
dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun
yang tunggal
Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman
bawang daun berbentuk bulat memanjang
Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun
adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena
memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun
(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan
perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya
tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai
daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau
tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun
kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk
Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan
bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung
daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan
daging daun yang perkamen
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)
adalah sebagai berikut
1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan
tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)
2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun
(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah
helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki
perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan
tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang
menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya
Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius
Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB
Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB
Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius
Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB
Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB
Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga
Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB
Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB
Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB
Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB
Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press
Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa
Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB
Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB
Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)
Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)
Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)
Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)
Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)
9
Daun kelapa (Cocos nucifera)
1 Pelepah daun (vagina)
2 Helaian daun (lamina)
3 Tangkai daun (petiolus)
4 Tepi daun (margo folii)
5 Tulang daun (nervatio)
6 Pangkal daun (basis folii)
7 Ujung daun (apex folii)
B Pembahasan
Pada praktikum tentang bagian-bagian daun terdapat beberapa daun yang
diamati yaitu daun tomat daun kembang sepatu daun jagung daun talas
pelangi daun eforbia daun bambu daun cemara kipas daun bawang dan daun
yang terkahir adalah daun kelapa Daun-daun tersebut diamati mulai dari
kelengkapannya bentuk daunnya (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun (intervenium)
warna yang dimiliki oleh daun permukaan daun bentuk struktur tulang daun
dan pengamatan akan bentuk daun berdasarkan jumlah helaiannya yaitu daun
majemuk ataupun daun tunggal
Pengamatan yang pertama kali dilakukan mengenai praktikum bagian-
bagian daun adalah daun tomat (Solanum lycopersicum) yang merupakan daun
tidak lengkap Hal tersebut disebabkan karena daun tomat (Solanum
lycopersicum) hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun
(lamina) Sehingga daun tomat termasuk daun yang bertangkai dengan bentuk
bangun daunnya adalah jorong (ovalis) dengan perbandingan panjang dan
lebar daunnya 21 Pangkal daun pada daun tomat adalah membulat
(rotundatus) sedangkan ujung daunnya runcing (acutus) Pada tepi daun tomat
terdapat torehan (divisius) memiliki daging daun yang tipis lunak (herbaceus)
dan daunnya yang berwarna hijau muda Pada permukaan daun tomat terdapat
bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip
(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk
Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)
panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang
memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7
Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan
daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang
tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki
bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun
kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai
Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng
(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)
sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun
yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan
daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu
berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)
memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal
Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian
dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)
Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal
daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah
tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini
mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan
merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua
Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan
helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang
berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan
51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)
berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)
pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun
jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang
cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis
seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun
yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun
yang sejajar (rectinervis)
Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri
atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata
(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung
daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi
daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal
(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus
dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru
pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya
dapat di lihat pada bangun daun pita
Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)
merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk
perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)
dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis
lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah
sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)
talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun
dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang
berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun
(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi
merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk
seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya
agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan
daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan
berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda
dan juga terasa licin (laevis)
Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)
Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)
langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia
adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan
pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging
daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan
permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun
tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi
meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang
dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang
Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing
tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal
melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda
hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih
Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang
merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun
(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)
Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing
(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua
serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun
tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta
pertulangan daun yang sejajar
Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan
daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah
daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung
daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun
yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan
atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan
warna bagian bawah daun hijau muda
Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja
orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas
helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai
Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan
1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan
tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)
Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun
yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk
dengan pertulangan yang menjari (palminervis)
Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk
mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun
Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum
l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun
bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)
sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke
dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset
(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun
yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki
daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah
putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)
Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya
dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun
yang tunggal
Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman
bawang daun berbentuk bulat memanjang
Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun
adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena
memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun
(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan
perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya
tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai
daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau
tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun
kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk
Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan
bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung
daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan
daging daun yang perkamen
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)
adalah sebagai berikut
1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan
tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)
2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun
(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah
helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki
perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan
tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang
menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya
Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius
Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB
Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB
Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius
Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB
Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB
Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga
Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB
Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB
Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB
Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB
Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press
Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa
Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB
Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB
Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)
Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)
Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)
Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)
Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)
bulu-bulu halus yang rapat (villosus) memiliki pertulangan daun menyirip
(penninervis) dan merupakan golongan daun majemuk
Sebagaimana Arya (2012) bentuk daun tomat adalah jorong sampai
memanjang ujung runcing (acutus) pangkal membulat helaian daun yang
besar tepinya berlekuk helaian yang lebih kecil tepinya bergerigi (bertoreh)
panjang 10-40 cm Daun tomat tumbuh di dekat ujung dahan atau cabang
memiliki warna hijau dan berbulu Mempunyai celah yang menyirip daunnya
merupakan daun majemuk ganjil dengan jumlah daun antara 5-7
Pengamatan kedua yang dilakukan adalah pengamatan terhadap daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Pada identifikasi akan kelengkapan
daun yang dimilikinya daun Hibiscus rosa-sinensis merupakan daun yang
tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun kembang sepatu hanya memiliki
bagian helaian (lamina) dan bagian tangkai daun (petiolus) sehingga daun
kembang sepatu merupakan daun yang bertangkai
Bangun daun pada kembang sepatu tersebut merupakan daun jorng
(ovalis) dengan perbandingan 21 Ujung daunnya runcing (acutus)
sedangkan pada bagian pangkal daunnya tumpul (obtusus) Adapun tepi daun
yang dimiliki oleh daun kembang sepatu adalah bertoreh (divisus) dengan
daging daun yang tipis lunak (herbaceus) Warna dari daun kembang sepatu
berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang cenderung licin (laevis)
memiliki tulang daun yang menyirip (penninervis) dan termasuk daun tunggal
Sebagaimana menurut Simplisia (2012) daun kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis) termasuk daun tidak lengkap karena tidak terdapat satu bagian
dari daun lengkap yaitu tidak memiliki upih daun atau pelepah daun (vagina)
Bangun daun (Circum scription) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) adalah daun jorong (ovalis) Ujung daun (apex folii) pada daun
kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah runcing (acutus) Pangkal
daun (basis folii) pada daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) adalah
tumpul (obtusus) Tulang daun (venation) pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah menyirip (penninervis) karena daun ini
mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan
merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua
Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan
helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang
berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan
51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)
berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)
pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun
jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang
cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis
seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun
yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun
yang sejajar (rectinervis)
Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri
atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata
(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung
daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi
daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal
(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus
dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru
pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya
dapat di lihat pada bangun daun pita
Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)
merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk
perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)
dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis
lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah
sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)
talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun
dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang
berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun
(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi
merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk
seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya
agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan
daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan
berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda
dan juga terasa licin (laevis)
Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)
Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)
langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia
adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan
pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging
daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan
permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun
tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi
meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang
dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang
Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing
tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal
melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda
hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih
Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang
merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun
(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)
Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing
(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua
serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun
tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta
pertulangan daun yang sejajar
Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan
daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah
daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung
daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun
yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan
atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan
warna bagian bawah daun hijau muda
Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja
orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas
helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai
Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan
1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan
tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)
Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun
yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk
dengan pertulangan yang menjari (palminervis)
Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk
mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun
Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum
l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun
bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)
sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke
dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset
(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun
yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki
daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah
putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)
Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya
dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun
yang tunggal
Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman
bawang daun berbentuk bulat memanjang
Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun
adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena
memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun
(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan
perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya
tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai
daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau
tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun
kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk
Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan
bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung
daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan
daging daun yang perkamen
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)
adalah sebagai berikut
1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan
tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)
2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun
(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah
helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki
perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan
tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang
menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya
Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius
Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB
Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB
Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius
Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB
Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB
Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga
Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB
Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB
Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB
Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB
Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press
Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa
Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB
Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB
Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)
Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)
Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)
Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)
Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)
merupakan terusan tangkai daun Permukaan daun pada daun kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) adalah licin (laevis) dengan warnanya yang hijau tua
Pengamatan daun yang ketiga adalah daun jagung (Zea mays) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki pelepah (vagina) dan
helaian daun (lamina) Sehingga daun jagung termasuk ke dalam daun yang
berupih Pada bangun daun (lebar di tengah helaian) memiliki perbandingan
51 antara panjang daun dan lebar daun Bangun daun (pangkal-ujung)
berbentuk pita (ligulatus) Memiliki ujung daun yang runcing (acutus)
pangkal daunnya runcing (acutus) dengan tepi daun yang rata (integer) Daun
jagung (Zea mays) berwarna hijau tua dengan permukaan daun yang
cenderung berbulu halus dan rapat (villosus) daging daun (intervenium) tipis
seperti kertas (chartaceus) karena tipis tetapi cukup tegar merupakan daun
yang termasuk ke dalam golongan daun tunggal serta mempunyai tulang daun
yang sejajar (rectinervis)
Sebagaimana Sihaloho (2011) daun jagung adalah daun yang hanya terdiri
atas upih dan helaian sehingga disebut daun berupih Tepi daun (margo) rata
(integer) karena apabila diraba pada pinggirnya rata tidak bergerigi ujung
daun (apex) runcing (acutus) karena ujung daun memperlihatkan kedua tepi
daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju keatas Pangkal
(basis) runcing karena daunnya memanjang permukaan daun berbulu halus
dan rapat karena pada saat diraba terasa seperti laken atau beludru
pertulangan daun (nervatio) sejajar (rectinervis) pertulangan ini umumnya
dapat di lihat pada bangun daun pita
Pengamatan daun yang keempat adalah daun talas pelangi (Colocasia sp)
merupakan daun lengkap karena memiliki upih (vagina) tangkai daun
(petiolus) dan helaian (lamina) Daun talas pelangi memiliki bentuk pangkal
daun yang berlekuk (emarginatus) dengan bangun daun yang berbentuk
perisai (peltatus) Ujung daun talas pelangi berbentuk meruncing (acuminatus)
dengan tepi daun yang berombak (repandus) serta daging daun yang tipis
lunak (herbaceus) Tulang daun pada daun talas pelangi berwarna merah
sedangkan daunnya berwarna hijau Pada permukaan daunnya licin (laevis)
talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun
dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang
berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun
(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi
merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk
seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya
agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan
daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan
berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda
dan juga terasa licin (laevis)
Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)
Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)
langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia
adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan
pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging
daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan
permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun
tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi
meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang
dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang
Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing
tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal
melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda
hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih
Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang
merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun
(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)
Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing
(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua
serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun
tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta
pertulangan daun yang sejajar
Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan
daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah
daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung
daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun
yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan
atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan
warna bagian bawah daun hijau muda
Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja
orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas
helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai
Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan
1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan
tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)
Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun
yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk
dengan pertulangan yang menjari (palminervis)
Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk
mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun
Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum
l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun
bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)
sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke
dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset
(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun
yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki
daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah
putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)
Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya
dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun
yang tunggal
Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman
bawang daun berbentuk bulat memanjang
Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun
adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena
memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun
(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan
perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya
tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai
daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau
tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun
kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk
Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan
bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung
daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan
daging daun yang perkamen
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)
adalah sebagai berikut
1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan
tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)
2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun
(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah
helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki
perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan
tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang
menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya
Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius
Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB
Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB
Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius
Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB
Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB
Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga
Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB
Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB
Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB
Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB
Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press
Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa
Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB
Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB
Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)
Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)
Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)
Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)
Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)
talas pelangi merupakan daun tunggal karena memiliki satu tangkai satu daun
dan tulang daunnya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Warintek (2014) tanaman keladi merupakan tanaman yang
berdaun lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah daun
(vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Daun keladi
merupakan daun yang memiliki bangun daun yang unik yaitu berbentuk
seperti perisai ujung daun dari daun keladi adalah meruncing Tepi daunnya
agak berombak dan daging daunnya tipis lunak (herbaceus Pertulangan
daunnya menyirip Pada permukaan atas daun terasa licin (laevis) dan
berwarna hijau tua sedangkan pada bagian bawah daun berwarna hijau muda
dan juga terasa licin (laevis)
Pengamatan daun yang kelima adalah daun eforbia (Euphorbia milii) yang
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamina)
Sehingga daun eforbia merupakan daun duduk karena helaian (lamina)
langsung melekat atau duduk pada batang Ujung daun pada daun eforbia
adalah tumpul (obtusus) dengan bentuk daun yang memanjang (oblongus) dan
pangkal daun yang melebar Tepi daunnya rata (integer) memiliki daging
daun yang berdaging (carnosus) warna daunnya hijau tua Sedangkan
permukaan daun eforbia adalah licin (laevis) serta termasuk ke dalam daun
tunggal dengan pertulangannya yang menyirip (penninervis)
Sebagaimana Purwanto (2006) bentuk daun euphorbia bervariasi
meskipun tidak terlalu banyak ada yang berbentuk bulat telur memanjang
dan jorong Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi duduk pada batang
Tepi daun tidak bergerigi Ujung daun juga bervariasi ada yang runcing
tumpul dan ujung terbelah Pangkal daun ada tiga macam yaitu pangkal
melebar lanset dan lancip mengecil Warna bervariasi mulai dari hijau muda
hingga tua Secara umum daun euphorbia tunggal berbentuk pipih
Pengamatan daun yang keenam adalah daun bambu (Bambusa sp) yang
merupakan daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamina) tangkai daun
(petiolus) dan upih daun (vagina) Bangun daunnya berbentuk pita (liguiatus)
Pangkal daunnya membulat (rotundatus) dengan ujung daun yang runcing
(acutus) Tepi daun bambu rata (integer) dengan warna daun yang hijau tua
serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun
tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta
pertulangan daun yang sejajar
Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan
daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah
daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung
daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun
yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan
atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan
warna bagian bawah daun hijau muda
Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja
orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas
helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai
Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan
1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan
tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)
Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun
yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk
dengan pertulangan yang menjari (palminervis)
Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk
mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun
Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum
l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun
bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)
sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke
dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset
(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun
yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki
daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah
putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)
Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya
dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun
yang tunggal
Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman
bawang daun berbentuk bulat memanjang
Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun
adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena
memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun
(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan
perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya
tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai
daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau
tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun
kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk
Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan
bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung
daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan
daging daun yang perkamen
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)
adalah sebagai berikut
1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan
tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)
2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun
(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah
helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki
perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan
tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang
menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya
Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius
Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB
Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB
Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius
Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB
Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB
Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga
Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB
Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB
Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB
Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB
Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press
Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa
Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB
Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB
Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)
Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)
Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)
Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)
Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)
serta daging daun yang perkamen Daun bambu termasuk ke dalam daun
tunggal dengan permukaan daun yang berbulu kasar (hispidus) serta
pertulangan daun yang sejajar
Sebagaimana Tarigan (2011) pada tanaman bambu daunnya merupakan
daun tunggal yang lengkap karena mempunyai bagian daun berupa pelepah
daun (vagina) tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Ujung
daunnya runcing (acutus) pangkal daunnya membulat memiliki tepi daun
yang rata daging daun seperti perkamen pertulangan daun sejajar permukaan
atas dan bawah daun kasap warna daun bagian atas hijau tua sedangkan
warna bagian bawah daun hijau muda
Pengamatan daun yang ketujuh adalah daun cemara kipas (Thuja
orientalis) yang merupakan daun tidak lengkap Karena hanya terdiri atas
helaian (lamina) dan tangkai daun (petiolus) yang merupakan daun bertangkai
Merupakan bangun daun dari jenis lanset (lanceolatus) dengan perbandingan
1205 Ujung daun pada daun cemara kipas adalah runcing (acutus) dengan
tepi yang bertoreh (divisus) serta pangkal daun yang tumpul (obtusus)
Adapun warna daun cemara kipas ini adalah hijau tua dengan daging daun
yang bertulang serta bersisik Daun cemara kipas merupakan daun majemuk
dengan pertulangan yang menjari (palminervis)
Sebagaimana Yulianti (2013) daun tanaman cemara kipas termasuk
mempunyai daun majemuk pipih dan berwarna hijau tua Daunnya mengerucut ke samping bersisik dan membentuk kipas Mempunyai tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) Cemara kipas memiliki daun yang kecil sedikit kaku dan bentuk crwon yang merimbun
Pengamatan daun yang kedelapan pada praktikum tentang bagian-bagian tumbuhan adalah daun bawang (Allium fistulosum
l) yang merupakan daun tidak lengkap Hal tersebut dikarenakan daun
bawang hanya terdiri dari bagian helaian (lamina) dan upih daun (vagina)
sedangkan batang yang ia miliki adalah batang yang semu dan termasuk ke
dalam golongan daun yang berupih Bangun daunnya merupakan daun lanset
(lanceolatus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) dan pangkal daun
yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki
daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah
putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)
Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya
dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun
yang tunggal
Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman
bawang daun berbentuk bulat memanjang
Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun
adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena
memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun
(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan
perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya
tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai
daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau
tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun
kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk
Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan
bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung
daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan
daging daun yang perkamen
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)
adalah sebagai berikut
1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan
tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)
2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun
(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah
helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki
perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan
tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang
menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya
Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius
Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB
Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB
Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius
Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB
Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB
Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga
Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB
Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB
Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB
Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB
Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press
Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa
Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB
Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB
Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)
Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)
Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)
Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)
Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)
yang rata (truncatus) Tepi daun pada daun bawang rata (interger) memiliki
daging yang tipis lunak (herbaceus) Adapun warna dari daun bawang adalah
putih pada bagian upih (vagina) dan hijau pada bagian helaian (lamina)
Permukaan daun licin (laevis) karena mengandung zat lilin yang menutupinya
dan pertulangan daun yang sejajar (rectinervis) serta termasuk golongan daun
yang tunggal
Sebagaimana Warintek (2014) daun bawang mempunyai daun yang
berbentuk garis dengan permukaan daun yang licin suram Ujung daun
runcing (acutus) dengan pangkal daun yang rata Tepi daun rata ditambah
daging daun yang tipis lunak serta tulang daun yang sejajar Daun tanaman
bawang daun berbentuk bulat memanjang
Daun yang terakhir diamati pada praktikum tentang bagian-bagian daun
adalah daun kelapa (Cocos nucifera) merupakan daun yang lengkap karena
memiliki tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) serta upih daun
(vagina) Bangun daun pada daun kelapa adalah lanset (lanceolatus) dengan
perbanding panjang dan lebarnya adalah 51 Pada bagian pangkal daunnya
tumpul (obtusus) dengan ujung daun yang runcing (acutus) Mempunyai
daging daun yang perkamen (perkamenteus) dengan warna daun yang hijau
tua permukaan daun yang licin (laevis) serta pertulangan yang sejajar Daun
kelapa termasuk ke dalam daun yang majemuk
Sebagaimana Harahap (2012) daun kelapa berbentuk memanjang dan
bertulang sejajar Memiliki pelepah (vagina) dengan tepi daun yang rata ujung
daun yang runcing serta berwarna hijau Serabut dibawah bagian daun dan
daging daun yang perkamen
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)
adalah sebagai berikut
1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan
tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)
2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun
(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah
helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki
perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan
tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang
menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya
Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius
Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB
Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB
Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius
Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB
Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB
Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga
Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB
Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB
Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB
Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB
Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press
Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa
Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB
Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB
Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)
Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)
Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)
Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)
Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum tentang bagian-bagian daun (folium)
adalah sebagai berikut
1 Tidak setiap daun memiliki kelengkapan daun yang berhubungan dengan
tangkai daun (petiolus) helaian daun (lamina) dan upih daun (vagina)
2 Berdasarkan bangun daun (circumscriptio) ujung daun (apex folii)
pangkal daun (basis folii) tepi daun (margo folii) daging daun
(intervenium) warna daun permukaan daun serta berdasarkan jumlah
helaiannya (daun majemuk ataupun daun tunggal) setiap daun memiliki
perbedaannya masing-masing antara tumbuhan yang satu dengan
tumbuhan yang lainnya bahkan tumbuhan yang satu jenispun terkadang
menunjukkan perbedaan terhadap hal-hal tersebut
DAFTAR PUSTAKA
Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya
Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius
Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB
Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB
Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius
Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB
Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB
Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga
Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB
Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB
Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB
Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB
Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press
Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa
Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB
Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB
Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)
Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)
Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)
Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)
Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)
DAFTAR PUSTAKA
Arya 2012 Budidaya Tanaman Tomat Secara Komersil Bandung Niaga Swadaya
Cahyono Bambang 2005 Seri Budi Daya Bawang Daun Yogyakarta Kanisius
Harahap 2012 Tanaman Kelapa Website httprepositoryusuacidbistream1 2345678921444Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0820 WIB
Hidayat Estiti B 1995 Anatomi Tumbuhan Berbiji Bandung ITB
Purwanto Arie W 2006 Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Bunga Yogyakarta Kanisius
Rianawaty Ida 2011 Struktur Fungsi Organ Tumbuhan Website httpidariana watyfileswordpresscom211struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0835 WIB
Rizal 2008 Morfologi Tumbuhan Website httpsonrizalfileswordpresscom 200810kul-1-5pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0900 WIB
Rosanti Dewi 2013 Morfologi Tumbuhan Jakarta Erlangga
Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB
Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB
Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB
Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB
Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press
Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa
Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB
Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB
Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)
Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)
Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)
Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)
Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)
Sativa Ardinan 2013 Laporan Botani Morfologi dan Modifikasi Daun Website httpblogubacidardinansativafiles201301LAPORAN-BOTANI_MOR FOLOGI-DAN-MODIFIKASI-DAUNpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0845 WIB
Sihaloho 2011 Tanaman Jagung Website httprepositoryusuacidbitstream 123456789302794Chapter20II Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0700 WIB
Simplisia 2012 Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L) Website httpagr 312_handout_simplisia_bungapdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0802 WIB
Tarigan 2011 Morfologi Tanaman Bambu Website httprepositoryusuacidb itstream1234567892504Chapter20IIpdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0915 WIB
Tjitrosoepomo Gembong 2001 Morfologi Tumbuhan Yogyakarta Gadjah Mada University Press
Tjitrosomo Siti S 1983 Botani umum Bandung Angkasa
Warintek 2014 Talas Website httpwarintekristekpangan_kesehatan223344 tanaman_obatdepkes2-014pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0730 WIB
Yulianti 2013 Cemara Kipas Website httplibuin-malangacidfilesthesis chapter_iv07620056pdf Diakses Sabtu 01 November 2014 pukul 0918 WIB
Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)
Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)
Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)
Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)
Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)
Gambar Praktikum Bagian-bagian Daun (Folium)
Gambar 1 Daun Tomat (Solanum lycopersicum)(Doc Badriah 2014)
Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)
Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)
Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)
Gambar 2 Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 3 Daun Jagung (Zea mays)(Doc Badriah 2014)
Gambar 4 Daun Talas Pelangi (Colocasia sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)
Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)
Gambar 5 Daun Eforbia (Euphorbia milii)(Doc Badriah 2014)
Gambar 6 Daun Bambu (Bambusa sp)(Doc Badriah 2014)
Gambar 7 Daun Cemara Kipas (Thuja orientalis L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)
Gambar 8 Daun Bawang (Alium fistulosum L)(Doc Badriah 2014)
Gambar 9 Daun Kelapa (Cocus nucifera)(Doc Badriah 2014)