Praktikum Mektan 1 Etterberg Limit

8
BAB 5. UJI BATAS-BATAS ATTTERBERG (ASTM S4318-84) 5.1 LINGKUP Percobaan ini mencankup penentuan batas-batas atterberg yang meliputi batas susut, batas palstis dan batas cair. 5.2 DEFINISI a. Batas susut (shrinkage limit) W s adalah batas kadar air dimana tanah dengan kadar air dibawah nilai tersebut tidak menyusut lagi ( tidak berubah volue). b. Batas plastis (plastis limit) W P adalah kadar air terendah dimana tanah mulai bersifat plastis. Dalam hal ini sifat plastis ditentukan berdasarkan kondisi dimana tanah yang digulungg oleh telapak tangan diatas kaca mulai retak setelah mencapai diameter 1/8 inci. c. Batas cair (liquid limit) W L adalah kadar air tertentu dimana perilaku berubah dari kondisi plastis ke cair. pada kadar air tersebut tanah mempunyai kuat geser terendah.

description

Teknik Sipil

Transcript of Praktikum Mektan 1 Etterberg Limit

Page 1: Praktikum Mektan 1   Etterberg Limit

BAB 5. UJI BATAS-BATAS ATTTERBERG

(ASTM S4318-84)

5.1 LINGKUP

Percobaan ini mencankup penentuan batas-batas atterberg yang meliputi batas

susut, batas palstis dan batas cair.

5.2 DEFINISI

a. Batas susut (shrinkage limit) W s adalah batas kadar air dimana tanah

dengan kadar air dibawah nilai tersebut tidak menyusut lagi ( tidak berubah

volue).

b. Batas plastis (plastis limit) W P adalah kadar air terendah dimana tanah

mulai bersifat plastis. Dalam hal ini sifat plastis ditentukan berdasarkan

kondisi dimana tanah yang digulungg oleh telapak tangan diatas kaca mulai

retak setelah mencapai diameter 1/8 inci.

c. Batas cair (liquid limit) W L adalah kadar air tertentu dimana perilaku

berubah dari kondisi plastis ke cair. pada kadar air tersebut tanah

mempunyai kuat geser terendah.

5.3 MAKSUD DAN TUJUAN SERTA APLIKASI BATAS-BATAS

ATTERBARG

Makdud dari uji batas-batas atterberg adalah untuk menentukan angka-angka

konsistensi atterberg yaitu :

- Batas susut/shrinkage limit (W ¿¿ s)¿.

- Batas plastis/plastis limit (W ¿¿P)¿.

- Batas cair/liquid limit (W ¿¿L)¿.

Tujuan ini untuk klasifikasi tanah butir halus.

Page 2: Praktikum Mektan 1   Etterberg Limit

5.4 PERALATAN

Batas susut

Alat-alat yang digunakan:

Ring silinder.

Timbangan dengan ketelitian 0.01 g.

Oven dan desikator.

Container kaca dan air raksa (hg).

Pelat kaca dilengkapi 3 buah jarum dan cawan kaca.

Pisau.

Batas plastis

Alat-alat yang digunakan:

Pelat kaca.

Timbangan dengan ketelitian 0.01 g.

Container.

Mangkok porselin.

Stikmaat/jangka sorong.

Oven dan desikator.

Batas cair

Alat-alat yang digunakan:

Pelat kaca dan pisau dempul.

Timbangan dengan ketelitian 0.01 g.

Container sebanyak 5 buah.

Alat casagrande dengan pisau pemotongnya.

Cawan porselin.

Oven dan desikator.

Aquasdes.

Spatula

5.5 PERSIAPAN UJI

Page 3: Praktikum Mektan 1   Etterberg Limit

Batas susut

1. Tanah yang digunakan dapat tanah yang terganggu.

2. Ring silinder diisi dengan contoh tanah, ratakan kedua permukaannya,

tinggi dan diameter ring terlebih dahulu diukur.

3. Contoh tanah dimasukan kedalam oven pada temperature 105-110c selama

24 jam.

4. Setelah dioven lalu dimasukan kedalam alat desikator selama 1 jam.

5. Container kaca diisi air raksa, permukaan dlam container diratakan dengan

pelat kaca, hal ini disebabkn karena permukaan air raksa cembung.

6. Timbang container dan plat kacanya.

7. Letakan container diatas cawan kaca, lalu contoh tanah ditekan perlahan-

lahan kedalam hg dalam container diratakan dengan plat kaca.

8. Timbang berat cawan kaca + hg yang tumpah.

Batas plastis

1. Masukan contoh tanah dalam mangkok, diremas-remas sampai lembut,

ditambah aquades sedikit dan diaduk sampai homogen.

2. Letakan contoh tanah adukan tanah diatas pelat kaca dan digulung-gulung

dengan telapak tangan sampai diameternya kira-kira 1/8 inci (3 mm), akan

dijumpai 3 keadaan :

Gulung terlalu basah sehingga dengan diameter 1/8 inci tanah belum

retak.

Gulung terlalu kering sehingga sewaktu diameter belum mencapai 1/8

inci, gulungan tanah sudah mulai retak.

Gulungan dengan kadar air tepat, yaitu gulungan mulai retak sewaktu

mencapai diameter 1/8 inci.

3. Timbang container sebanyak 3 buah.

4. Gulungan tanah yang berkadar air tepat dapat dimasukan kedalam

container, tiap container berisi 5 buah gulungan, dengan berat masing-

Page 4: Praktikum Mektan 1   Etterberg Limit

masing 5 gr. Ketiga container yang berisi gulungan tanah tersebut dimasuk

kedalam oven 24 jam pada suhu 105-110c.

5. Harga rata-rata kadar air dalam percobaan diatas adalah batas plastisnya.

Batas cair

1. Contoh tanah diambil secukupnya, ditaruh dalam cawan porselin dan

ditumbuk dengan penumbuk karet, diberi aquades dan diaduk sampai

homogen.

2. Pindahkan tanah tersebut kedalam plat kaca dan diaduk sampai homogen

dengan pisau dempul, bagian kasar dibuang.

3. Ambil sebagian dari contoh tanah, dan dimasukan dalam alat casagrande,

ratakan permukaan dengan pisau. Contoh tanah dalam mangngkok

casagrande dipotong dengan grooving tool dengan posisi tegak lurus,

sehinggga dapat dijalur tengah.

4. Alat casagrande diputar dengan kecepatan konstan 2 putaran /detik.

Mangkok akan terangkat dan jatuh dengan ketinggian 10 mm (sudah

disetel).

5. Percobaan dihentikan jika bagian yang terpotong sudah merapat, dan dicatat

banyaknya ketukan, biasanya harus berkisar antara 10-100 ketukan.

6. Tanah yang pada bagian merapat diambil dan dimasukan dalam oven,

ditempatkan dalam container yang telah ditimbang beratnya. Sebelumnya

dimasukan dalam oven tanah + container ditimbang.

7. Setelah dioven selama 24 jam pada temperature 100-110c, baru dimasukan

dalam desikator selama 1 jam untuk mencegah menyerapan uap air dari

udara.

8. Percobaan diatas dilakukan sebanyak 4 kali.

9. Segera dilakukan penimbangan setelah keluar dari desikator.

10. Setelah kadar air didapat buatlah grafik antara hubungan kada air dengan

jumlah ketukan dalam kertas skala semi-log. Grafik ini secara teoritis

merupakan garis lurus.

Page 5: Praktikum Mektan 1   Etterberg Limit

11. Kadar air dimana jumlah ketukan 25 kali disebut batas cair. Batas cair ini

diulangi dengan tanah yang dimasukan kedalam oven, tanah tersebut

ditambahkan dengan aquades secukupnya, prosedur selanjutnya sama

dengan diatas, dan batas cair yang di dapat disebut “(W ¿¿L)¿ oven”.

5.7 PELAPORAN HASIL UJI

Pelaporan harus memuat:

Nama instansi.

Nama proyek.

Lokasi proyek.

Deskripsi tanah

Kedalaman tanah.

Nama operator.

Nama Engineer.

Tanggal.

5.8 LAMPIRAN

Indeks platisitas (plasticity index) – Ip

Selisih antara batas cair dan batas plastis, daerah diantaranya disebut daerah

keadaan plastis,

Ip=wl−℘

Indeks aliran (flow index) – If

Perbandingan antara selisih kadar alir pada keadaan tertentu dengan selisih

antara jumlah pukulan pada kadar air tersebut. Indeks aliran menyatakan

kemiringan kurva percobaan batas cair.

If=Δw /ΔlogN

Indeks kekakuan (toughness index) – It

Perbandingan antara indeks palastisitas dengan indeks alir.

Page 6: Praktikum Mektan 1   Etterberg Limit

¿=I p/ If

Indeks kecairan (liquidity index) – Ii

Perbandingan antara selisih kadar air asli dengan batas plastis terhadap indeks

plastisitasnya. Ii ini penting dalam menunjukan keadaan tanah.

I i=w−℘/ I p

Indeks konsistensi (consistency index) – Ic

Perbandingan antara selisih batas cair dangan kadar air aslinya terhadap indeks

plastisitasnya.

I c=wl−w / I p