PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

download PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

of 13

description

farmako

Transcript of PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

PRAKTIKUM FARMAKOLOGI

ANALGESIKSistem Muskuloskeletal 2

Disusun oleh

KELOMPOK A7

Azmil Ezzuan (2007-10-267)Christine Saputro (2007-10-073)Ayu Wandira (2007-10-173)Arshahida Zakaria (2007-10-249)Hendra Nuryanto (2007-10-109)Jogiarto (2007-10-300)

TujuanPada akhir percobaan ini mahasiswa harus dapat1. Mengobservasi untuk membandingkan efek analgesik antipiratik dan obat analgesik-narkotik.2. Memahami prinsip uji klinik obat pada manusia khususnya analgesik.3. Menjelaskan kepentingan penggunaan plasebo untu menilai efek suatu obat yang langsung mempengaruhi fungsi tubuh dalam mengatasi gejala yang bersifat subjektif.4. Menjelaskan rancangan tersamar ganda.

Alat, Bahan dan Obat yang Digunakan Alat dan bahan: Sfignomanometer Tempat air es Es batu Teletermometer Termometer Stetoskop

Obat: Kodein sulfat 30mg Parasetamol 650 mg Plasebo Ibuprofen 400mgTata KerjaSupaya percobaan berhasil baik, maka 2 orang mahasiswa dari setiap rombongan (meja) yang ditugaskan menjadi orang percobaan, tidak dibenarkan makan sedikit pun 3 jam sebelum praktikum. Mahasiswa yang lainnya bertindak mendapatkan masing-masing satu macam obat yang diberi kode. Pada akhir percobaan, baru kode ini dibuka. Kedua-dua orang percobaan tidak boleh mengetahui hasil-hasil pencatatan waktu raksi dan OP harus berbaring dengan tenang.

Urutan percobaan sebagai berikut:1. Pencatatan dan kontrol pada OP i dan ii mencakupi tekanan darah frekuensi nadi frekuensi napas warna kulit suhu kulit gejala-gejala subjektif seperti nyeri kepala, mual , gatal-gatal dan sebagainya.2. Pada OP i , pembalut sfignomanometer dipasang dilengan atas dan dipompa sampai 180 mmHg, keadaan ini dipertahankan , sementara itu OP hendaklah menutup dan membuka tangan dengan frekuensi satu kali setiap detik, sampai tangan merasa nyeri. Waktu reaksi yang diperoleh dari kedua lengan dihitung rata-ratanya. OP ii diminta memasukkan lengan sampai pergelangan ke dalam tabung berisi air + butiran es ( suhu 4 darjah celcius). Suhu ini dipastikan kekalkan dipertahankan dengan menambahkan es lagi. Waktu permulaan merasa dingin sehingga rasa nyeri dicatat. Tangan harus dipertahankan supaya tidak menggegam es. Ujian ini dilakukan pada tangan kanan dan kiri dan nilai rata-rata diambil.3. Kedua OP diberi minum obat dan tinggu selama 45 menit. Selama menunggu efek obat OP dipastikan berbairng dengan tenang dan tidak dibenarkan berjalan-jalan.Segala perubahan yang berlaku pada OP dicatat oleh mahasiswa yang lain.4. Sesudah 45 menit, pencatatan seperti 1 dan 2 diulang terhadap OP. Selain itu, keluhan oleh OP juga dicatat.5. Pada akhirnya, segala perubahan atau efek dicatat oleh OP selama 24 jam menelan obat tersebut.

HasilA) UJI ANALGETIK DENGAN SFIGMOMANOMETERKELDATA BASAL

TDNRWARNA KULITtGEJALA SUBYEKTIFTEMPOHKODE OBAT

I120 / 807420Normal35,3-45 detA13

II110 / 7010815Normal35-1m 34 detA16

III110 / 606713Normal36,1-1m 58detA11

IV155 / 956324Normal34,66-51,5 detA20

V120 / 808028Normal36,1-1m 25 detA22

VI110 / 707013Normal35,3-1m 58detA4

VII120 / 707619Normal34,5-3m 57detA15

VIII140 / 807025Normal36,3-58detA8

IX110 / 705919Normal35-2m tdetA12

X130 / 807318Normal36,6-2mA18

XI110 / 707410Normal32,6Sakit kepala1m 30 detA2

DATA 45 MENIT SETELAH MINUM OBATKELDATA BASAL

TDNRWARNA KULITtGEJALA SUBYEKTIFTEMPOHNAMA OBAT

I120/707022Normal36,1Mata berair, pusing, ngantuk56detPlacebo

II105/7010218kemerahan36,66keringat1m 45 detParacetamol

IIINormal-Placebo

IV135/957624Normal35,47-1m 13detCodein

V130/8087Normal35,9-1m 51 detPlacebo

VI100/756814kemerahan35,9-2m 23detPlacebo

VII120/607218Normal34,4-2m 52detParacetamol

VIII140/806124Normal36,3-49,5detIbuprofen

IX110/605619Normal33,7Lidah pahit2m 1detParacetamol

XNormal-Ibuprofen

XI110/605412Normal34,8Sakit kepala35,76Paracetamol

B) UJI ANALGETIK DENGAN AIR DAN ES BATU 4CKELDATA BASAL

TDNRWARNA KULITtGEJALA SUBYEKTIFTEMPOHKODE OBAT

I120/807224Normal34,8-25detA19

II110/709521Normal35,3-43,6detA14

III110/608217Normal34,8-37detA21

IV120/707216Normal36,5-56,5detA7

V110/805612Normal36,5-16 detA1

VI105/757418Normal35,8-1m 41detA3

VII125/856412Normal36,1-40detA10

VIII110/605224Normal37,1-25detA9

IX115/657617Normal34,1-25detA5

X100/606319Normal35,3-12detA6

XI110/807516Normal34,4Sakit kepala39detA17

DATA 45 MENIT SETELAH MINUM OBATKELDATA BASAL

TDNRWARNA KULITtGEJALA SUBYEKTIFTEMPOHNAMA OBAT

I120/707523Normal35,5Keringat16detParacetamol

II110/706922Normal36,15-39,63detCodein

III110/608217Normal34,8-27 detPlacebo

IV115/806415Normal35,95-2m 25detPlacebo

V110/80649Normal36,1-13detCodein

VI110/706820Normal36,1-1m 3detIbuprofein

VII125/805919Normal35,85-162detCodein

VIII120/656023Normal36-24detPlacebo

IX110/707013Normal34,5Perut perih, sakit kepala22detParacetamol

X100/706017Normal34,8-20detCodein

XI110/756815Normal34,9Sakit kepala35,5detCodein

AnalisisBerdasarkan data hasil percobaan yang telah dilakukan keatas 22 mahasiswa dengan dua uji coba yang hampir sama, tetapi menggunakan metode yang berbeda untuk menimbulkan rasa nyeri kepada orang percobaan. Dua metode itu seperti yang disebutkan dalam langkah kerja yaitu dengan sfingomanometer dan dengan menggunakan ais batu (4oC). Orang percobaan diambil kreteria nafas, nadi, warna dan suhu kulit serta waktu yang diperlukan untuk merasa nyeri sebelum dan selepas diberi obat yang tidak diketaui kandungannya. Berdasarkan hasil penilitian yang telah didapat, maka dapat diketaui keberkesanan obat tersebut secara klinis dan bukannya sekadar efek psikologis semata. 1. Kodein sulfatDengan sfingomanometerSebagai contoh, dengan pemberian kodein kepada orang percobaan kelompok 4 (eksperimen sfigmomanometer) dicatatkan waktu untuk timbul rasa nyeri lebih lama setelah makan obat. Terjadi efek mual dan pusing. Sememangnya kodein dapat memberi efek analgesic tetapi dapat menyebabkan mual dan muntah. Dengan aisSebagai contoh, dengan pemberian codein kepada orang percobaan kelompok 7 (eksperimen ais), telah dicatatkan bahawa masa yang lebih lama untuk timbulnya nyeri pada tangan yaitu dari 40 saat menjadi 162 saat. Data hasil gejala dan obat untuk kedua-dua contoh pada eksperimen ini adalah cocok.

2. Paracetamol :Dengan sfigmomanometerSebagai contoh, orang percobaan kelompok 2 merasa nyeri timbul dalam masa lebih lama setelah memakan obat. Ini sesuai dengan obat yang dimakannya yaitu paracetamol yang member efek analgesic. Suhu badan hanya akan turun jika orang percobaan sedang demam. Dengan aisPada eksperimen ais, kelompok 1 dan 9 mendapat obat paracetamol. Namun kedua-duanya tidak menunjukkan efek yang semestinya terjadi. Ini dilihat pada kelompok 7 dan 9 di mana timbul rasa nyeri sebelum diberi obat lebih lama dibanding selepas diberi obat. Ini mungkin disebabkan factor psikologis yang terjadi kepada orang percobaan.3. IbuprofenDengan sfigmomanometerPada percobaan yang menimbulkan nyeri dengan menggunakan sfignomanometer, kelompok 8 dan kelompok 10 telah membuat kesimpulan bahwa obat dengan kode tertentu yang diberikan kepada mereka adalah ibuprofen.Ternyata untuk kesemua kelompok, hasil tekanan darah, nadi dan respirasi selepas 45 menit minum obat adalah menunjukkan penurunan berbanding keadaan basal. Begitu juga dengan waktu mulainya timbul nyeri. Waktu mulai timbulnya nyeri setelah 45 menit minum obat ternyata menjadi lebih singkat berbanding sebelum minum obat. Warna kulit tidak menunjukkan sebarang perubahan yaitu hanya menunjukkan warna yang normal sebelum dan selepas minum obat. Suhu juga menunjukkan penurunan.

Dengan aisSeterusnya untuk nyeri yang ditimbulkan pada percobaan dengan menggunakan air dan es batu 4C, hanya kelompok 6 sahaja yang membuat kesimpulan bahwa mereka diberikan obat ibuprofen. Hasilnya juga sama seperti percobaan pada nyeri yang ditimbulkan oleh sfignomanometer yaitu semua criteria tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu selepas 45 menit minum obat menunjukkan penurunan berbanding sebelum minum obat. Seperti yang telah dijelaskan diatas, ini seharusnya tidak berlaku karena ibuprofen tidakmempunyai efek pada tekanan darah, nadi maupun pada sistem pernafasan. Malah, suhu tidak seharusnya turun karena ibuprofen sebagai derivate dari asam propionate yang merupakan golongan NSAIDs tidak mempunyai efek antipiretik. Ini disebut gejala yang timbul berlawanan dengan obat yang diberikan. Sebagai contoh, untuk orang percobaan kelompok 5( eksperimen dengan ais), masa yang diperlukan untuk timbulnya nyeri semakin pendek daripada 90 detik menjadi hanya 7 detik sedangkan setelah mendapat konfermasi tentang obat yang telah diberikan, ternyata obat itu adalah ibuprofen. Hal ini terjadi mungkin kerana efek psikologis atau juga kerana faktor intra dan extra environment .4. Placebo :Dengan sfigmomanometer dan aisSebagai contoh, orang percobaan kumpulan 8 (eksperimen dengan ais) telah diberikan obat dan telah dicatat hasil percobaannya. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, orang percobaan tidak mengalami sebarang perubahan yang bermakna. Dan ternyata setelah mendapat konfermasi tentang obat yang telah diberikan,orang percobaan itu telah diberi placebo. DiskusiPada penilaian efek analgesik obat dengan subjek manusia, faktor psikis sangat mempengaruhi hasil percobaan. Untuk menghindarkan bias ini, penilaian dengan menggunaka plasebo dan rancangan tersamar ganda. Plasebo adalah zat inert yang tidak memberi sebarang efek terhadap tubuh. Plasebo sangat penting dalam uji klinik karena kurang 30%-50% populasi bersifat plasebo reactors terhadap analgesik. Rancangan tersamar ganda juga penting dalam ujian klinik. Rancangan tersamar ganda ada 2 jenis yaitu satu arah atau 2 arah. Dalam praktium ini rancangan tersamar ganda menggunakan 2 arah di mana sama ada pasien atau doktor tidak mengetahui jenis obat kecuali ahli farmasi. Dengan demikian, pengaruh subjektif dapat dikurangkan. Dalam praktikum ini OP tidak dibenarkan makan supaya efek samping terhadap OP lebih jelas. Antara efek samping yang akan ditemukan sekiranya obat tersebut bukan plasebo ialah, rasa mual, muntah dan berkeringat. Dengan adanya efek nyeri dan waktu efek nyeri bermula, kita dapat mengukur perubahan waktu sama ada berubah atau tidak. Dengan ini kita akan tahu efek obat dalam meredakan rasa nyeri. Nyeri karena kedinginan disebabkan vasokonstriksi oleh pembuluh darah sehingga darah tidak mengalir.Bagi OP pertama, kami mengira bahwa obat yang diminum ialah plasebo namun ternyata parasetamol. Dengan melihat hasil bahwa tiada perubahan pada tekanan darah, frekuens nadi , suhu tubuh dan warna kulit, kam berasumsi bahwa obat itu adalah plasebo. Seharusnya dnegan ibuprofen, keadaan tekanan darah OP meningkat, warna kulit menjadi kemerahan, suhu tubuh meningkat serta terdapat sedikit gejala pusing dan mual. Kemudian waktu rata-rata nyeri malah memendek seharusnya memanjang. Jadi kesalahan asumsi ini dikarenakan faktor subjektif.Untuk OP kedua pula kami mengira bahwa obat yang dimakan adalah codein karena melihat penurunan suhu tubuh. Tekanan darah dan denyut nadi hanya menaik sedikit namun tidada perubahan terhadap warna kulit. Efek rasa nyeri malah lebh lama sedikit. Ternyata obat yang dimakan adalah codein. Pertanyaan Apakah semua jenis rasa nyeri dapat dihilangkan dengan obat anti-inflamasi AINS ?Jelaskan .Tidak. AINS hanya meredakan rasa nyeri ringan sampai sedang. Mekanisme kerja AINS adalah dengan menghambat enzim siklooksigenase dengan menukar asam arakidonat menjad prostaglandin. Prostaglandin berfungsi menyebabkan rasa nyeri.

Mengapa efek samping pada lambung akibat pemberian analgesik jenis AINS sukar dihindarkan? Jelaskan! Difusi balik asam lambung AINS bersifat asam. Sehingga dapat mengiritasi lambung Prostaglandin PGE2 dan PGI2 bersifat sitotoprotektif. Hambatan yang tidak spesifik menyebabkan terdapat prostaglandin yang melindungi mukosa lambung ikut terhambat.

Sebutkan gejala-gejala toksik akut morfin dan cara pengobatanya.Gejala-gelaja toksik akut morfin seperti keracunan akut yaitu trias (koma, pint pont pupil dan depresi nafas). Selain itu terdapat gejala lain yang mungkin timbul seperti mual, muntah, peningkatan intrakranial, hipotensi postural, konstipasi, retensi urin, gatal sekitar hidung dan urtikaria. Cara pengobatannya dengan memberikan antagonis opiod sama ada antagonis parsial ataupun murni. Antagonis parsial seperti nalorfin dan antagonis murni seperti nalokson dan naltrekson yang diberi secara oral.

Apa yang dimaksud dengan desain tersamar ganda?Desain tersamar ganda ialah di mana orang percobaan dan penguji tidak mengetahui jenis obat yang diminum oleh OP.

Jelaskan hubungan cepat lamanya waktu mulai kerja dan waktu paruh obat analgesik dengan manfaat di klinis/ lapangan!Obat yang mempunyai T yang lebih pendek maka perlu diberi berkali-kali agar lebih efektif dalam meredakan penyakit pasien. Tetapi dengan waktu paruh yang lama maka dapat dikasih dengan interval yang lebih lama. Dengan mengetahui hubungan waktu paruh dan cepat lamanya obat mulai kerja kita dapat mengetahui kadar mantap obat dan dapat memperkirakan interval dosis sesuatu obat.

KesimpulanDisimpulkan bahwa, obat analgesic-antipiretik dapat menghilangkan rasa nyeri ringan sampai sedang, dan obat analgesic-opiod memberi efek menghilangkan rasa nyeri hebat/berat. Obat-obat ini dapat juga member efek kepada system saraf pusat, kardiovaskular, kulit dan metabolism sehinggakan dapat menyebabkan depressi penafasan, rasa mual dan muntah, pelebaran pembuluh darah kulit sehingga kulit tampak merah dan terasa panas dan sebagainya. Jadi pemberiaan obat haruslah bersesuaian dengan kebutuhan pasien dan diperhatikan jika adanya kontraindikasi dan efek samping yang berlebihan setelah diberi obat berkenaan.

Saran :Efek psikologis dapat berperan dalam mendapatkan hasil eksperimen yang tepat dan jitu. Maka, efek psikologis harus dielakkan sebagai contoh dengan cara tidak memberitahu hasil tekanan darah, frekuen nafas dan nadi serta waktu terasa nyeri sebelum dan selepas diberi obat.