PRAKTIKUM APK & ERGONOMI

download PRAKTIKUM APK & ERGONOMI

of 70

Transcript of PRAKTIKUM APK & ERGONOMI

PRAKTIKUM APK & ERGONOMI1. 2. 3.

KELOMPOK 3 : ANNISA INDAH PRATIWI (09660013) JULI EFASARI (09660016) MUHAMAT ARIFIN (09660022)

MATERI PRAKTIKUMMicromotion study

Reba Rula

Anthropometri

WS

Micromotion Studyy

HOME

Micromotion Study adalah sebuah ilmu yang bertujuan untuk membuat sebuah pekerjaan yang sebelumnya membutuhkan waktu yang sangat lama untuk lebih dibuat sesederhana mungkin dengan cara mengeliminasi atau menghindari beberapa gerakan yang dinilai tidak efektif atau gerakan yang memperlambat waktu dengan cara lebih membuat tata letak stasiun lingkungan kerja dalam sebuah pekerjaan lebih sederhana

klasifikasikan gerakan-gerakan gerakanTherblig1. Kelompok Utama y A : Assemble (Merakit) y DA: Disassemble (Mengurai Rakit) y U : Use (Menggunakan) 2. Kelompok Penunjang y RE : Reach (Menjangkau) y G : Grasp (Memegang) y M : Move (Membawa) y RL : Release Load (Melepas)

3. Kelompok Pembantu y SH : Search (Mencari) y ST : Select (Memilih) y P : Position (Mengarahkan) y H : Hold (Memegang untuk memakai) y I : Inspection (Memeriksa) y PP : Preposition (Mengarahkan) 4. Kelompok Gerakan Elemen Luar y R : Rest y Pn : Plan y UD: Unavoidable Delay y AD: Avoidable Delay

Hasil Praktikumy

Laporan

Dari hasil praktikum yang diperoleh, didapat waktu gerakan awalan sebesar 7 menit 4 detik atau sekitar 7,07 menit atau 424,2 detik atau sama dengan 11783,33 TMU serta menghasilkan waktu gerakan usulan 6 menit 02 detik atau 6,02 menit atau sekitar 361,4 detik atau sama dengan 10038,982 TMU.

Analisa layout awalany y

Wn = Ws x Rf Dengan rumus diatas, kita mendapatkan waktu normalnya sebesar 367.5 sekon dimana nilai tersebut didapat dari pengkalian hasil Ws yang telah diketahui mempunyai nilai 424 sekon dengan rating factor (rf) sebesar 0,87. sedangkan allowance yang ada pada stasiun kerja diasumsikan mempunyai nilai nol sehingga didapatkan nilai waktu baku yang sama dengan nilai waktu normal sebesar 367.5 sekon seperti yang sudah dipaparkan diatas.

Analisa gerakan awalany

Dari rekaman percobaan, dapat kita lihat gerakan-gerakan apa saja yang dilakukan oleh praktikan. Gerakan-gerakan yang dilakukan pada percobaan awalan banyak dan cenderung tidak efektif. Hal tersebut dapat terjadi karena praktkikan belum menguasai cara-cara merakitnya. Dalam praktikum awalan tersebut, praktikan harus melakukan sesuatu kegiatan yang baru diketahuinya.

Analisa layout usulany

waktu normalnya sebesar 273.006 sekon dimana nilai tersebut didapat dari pengkalian hasil Ws yang telah diketahui mempunyai nilai 302 sekon dengan rating factor (rf) sebesar 0,87. sedangkan allowance yang ada pada stasiun kerja diasumsikan mempunyai nilai nol sehingga didapatkan nilai waktu baku yang sama dengan nilai waktu normal sebesar 273.006 sekon seperti yang sudah dipaparkan diatas.

Anlaisa gerakan layout usulany

Dalam percobaan di bagian usulan ini, didapati gerakan-gerakan praktikan yang lebih sedikit atau dapat dikatakan lebih efektif. Hal tersebut dikarenakan praktikan lebih menguasai tentang kegiatan yang harus dilakukannya dibanding dengan percobaan dibagian awalan.

Perbandingan awalan dan usukany

. Dari rekaman, dapat dibandingkan gerakangerakan yang efektif dan tidak efektif di bagian awalan maupun usulan. Dibagian awalan banyak ditemukan gerakan-gerakan yang tidak efektif dibandingkan pada bagian usulan. Hal tersebut dikarenakan praktikan pada percobaan awalan belum mengerti kegiatan apa yang akan dilakukan, serta letak stasiun-stasiun berada jauh dari praktikan

Alasan perubahan layouty

Perubahan layout dilakukan untuk mendekatkan jarak stasiun pada praktikan agar gerakan gerakan yang tidak efektif pada percobaan awalan dapat di minimalisir sehingga waktu yang dibutuhkan untuk perakitan lebih cepat.

Kesimpulan !!!y

y y y y y y y

1. Kamera handycam yang digunakan dalam praktikum membantu dalam pengamatan gerakan-gerakan yang dilakukan praktikan selama perakitan sehingga gerakan-gerakan tersebut dapat dianalisis dan dieliminasi gerakan-gerakan yang tidak efektif. 2. Waktu baku pada elemen gerakan perakitan tersebut dapat didapat dengan rumus: Wn = (Ws x Rf) dan waktu baku dengan rumus Wb = Wn + (all x Wn) dimana:Wn = waktu normal All = allowance, yang diasumsikan 0 Wb = waktu baku Ws awalan = 7 menit 4 detik, Ws usulan = 5 menit 2 detik 3. Dengan perubahan layout yang dilakukan, gerakan-gerakan yang tidak efektif pada perakitan awalan dapat dianalisis dan dieleminasi sehingga waktu pada perakitan usulan jauh lebih cepat.

MBALIK

REBA RULAy

HOME

REBA adalah sebuah metode yang dikembangkan dalam bidang ergonomi dan dapat digunakan secara cepat untuk menilai posisi kerja atau postur leher, punggung, lengan pergelangan tangan dan kaki seorang operator.

Tahap Pengukuran REBATahap pertama adalah pengambilan data postur pekerja dengan menggunakan bantuan video atau foto. y Tahap kedua adalah penentuan sudutsudut dari bagian tubuh pekerja. y Tahap ketiga adalah penentuan berat benda yang diangkat, penentuan coupling, dan penentuan aktivitas pekerja. y Tahap terakhir, tahap keempat adalah perhitungan nilai REBA untuk postur yang bersangkutan.y

Cara Memperoleh Skor REBAy

Grup A Meliputi punggung (batang tubuh), leher dan kaki. Dari data sudut segmen tubuh di atas diketahui skornya, kemudian dengan skor tersebut digunakan untuk melihat tabel A untuk grup A

y

Grup B Meliputi lengan atas, lengan bawah dan pergelangan tangan Dari data sudut segmen tubuh di atas diketahui skornya, kemudian dengan skor tersebut digunakan untuk melihat tabel B untuk grup B

Cari Skor CNilai Aktifitas y +1 *1 atau lebih bagian tubuh statis, ditahan lebih dari 1 menit y +1 *Pengulangan gerkan dalam rentang waktu singkat, diulang lebih dari 4 kali permenti (tidak termasuk berjalan) y +1 * Gerakan menyebabkan perubahan atau pergeseran postur yang cepat dari posisi awaly

Nilai Total REBAAction Skor Level 0 Level Tindakan Perbaikan Tidak perlu REBA Resiko 1 Bisa diabaikan 1 2 3 4 2-3 4-7 8-10 Rendah Sedang Tinggi Mungkin perlu Perlu Perlu Segera

11-15 Sangat Tinggi Perlu saat ini juga

RULAy Adalah

metode yang dikembangkan dalam bidang ergonomi yang menginvestigasi dan menilai posisi kerja yang dilakukan oleh tubuh bagian atas

TahapTahap-tahap menggunakan metode RULA1. 2.

3.

Pengembangan metode untuk pencatatan postur bekerja Perkembangan sistem untuk pengelompokan skor posturbagian tubuh Pengembangan Grand Skor dan Daftar Tindakan

Action levely y

y y

y y y y

Action level 1 Suatu skor 1 atau 2 menunjukkan bahwa postur ini bias diterima jika tidak dipertahankan atau tidak berulang dalam periode yang lama. Action level 2 Skor 3 atau 4 yang menunjukkan bahwa diperlukan pemeriksaan lanjutan dan juga diperlukan perubahanperubahan. Action level 3 Skor 5 atau 6 menunjukkan bahwa pemeriksaan dan perubahan perlu segera dilakukan. Action level 4 Skor 7 menunjukkan bahwa kondisi ini berbahaya maka pemeriksaan dan perubahan diperlukan dengan segera (saat itu juga).

Skor REBA awalanBesar sudut A Sudut leher Sudut pungg ung Sudut lutut Kaki Beban B Lenga n atas Lenga n bawah Pergel angan Coupling 1 Activity score +1 5r 1 28r 2 38r 1 2 2 2 15r 1 69r 4 0r 1 3 4 5 skor Skor C REBA SCORE

Skor REBA UsulanBes ar sud ut A Sudut leher Sudut punggung Sudut lutut 4r Kaki Beban B Lengan atas Lengan bawah Pergelangan 9r Coupling 1 1 Activity score +1 26r 18r 1 1 2 2 2 2 11r 35r 1 3 2 4 5 skor Skor C REBA SCORE

Skor RULA AwalanBesar sudut A Lenga n atas Lenga n bawah Pergel angan Putara n Otot Tenaga B Sudut leher Sudut pungg ung Kaki Otot Tenaga 2 1 0 2r 2 24r 1 0 3 4 +1 15r 2 70r 1 30r 2 2 3 5 4 skor Skor C REBA SCORE

Skor RULA usulanBesar sudut A Lenga n atas Lenga n bawah Pergel angan Putara n Otot Tenaga B Sudut leher Sudut pungg ung Kaki Otot Tenaga 1 1 0 8r 2 13r 1 0 2 2 +1 23r 3 58r 2 46r 3 4 5 3 4 skor Skor C REBA SCORE

Analisis Skor REBA Awalany

Dari pengukuran didapatkan skor A=5. Skor B=3. Dari kedua skor tersebut didapat skor C=4. Kemudian skor C tersebut ditambah dengan Activity Scoresebesar +1,sehingga skor akhir untuk perhitungan posisi kerja awalan adalah 5 dan masuk dalam level resiko sedang, maka tindakan yang dilakukan adalah perlu melakukan tindakan perbaikan

Analisis Skor REBA Usulany

Dari pengukuran didapatkan skor A=4. Skor B=3. Dari kedua skor tersebut didapat skor C=4. Kemudian skor C tersebut ditambah dengan Activity Scoresebesar +1,sehingga skor akhir untuk perhitungan posisi kerja awalan adalah 5 dan masuk dalam level resiko sedang, maka tindakan yang dilakukan adalah perlu melakukan tindakan perbaikan

Analisis skor RULA AwalanSegmen A diperoleh nilai tabel A = 2 karena postur statis (dipertahankan dalam waktu 1 menit) maka ditambah dengan otot sebesar 1 dan ditambah dengan tenaga sebesar 0 (nol) sehingga diperoleh skor C = 3. Untuk segmen B pada tabel B diperoleh nilai 4, ditambah otot 1, dan tenaga 0 (nol), sehingga diperoleh skor D = 5. Dari skor C dan skor D diperoleh Grand skor pada posisi kerja awalan sebesar 4. y Tindakan yang dilakukan adalah perlu melakukan tindakan pemeriksaan lanjutan dan diperlukan perubahan-perubahany

Analisis Skor RULA UsulanSegmen A diperoleh nilai pada tabel A = 4 karena posisi statis (dipertahankan dalam waktu 1 menit) maka ditambah dengan otot sebesar 1 dan ditambah dengan tenaga sebesar 0 (nol) sehingga diperoleh skor C = 5. Untuk segmen B pada tabel B diperoleh nilai 2, ditambah otot 1, dan tenaga 0 (nol), sehingga diperoleh skor D = 3. Dari skor C dan skor D diperoleh Grand skor pada posisi kerja usulan sebesar 4 y Tindakan yang dilakukan adalah perlu melakukan tindakan pemeriksaan lanjutan dan diperlukan perubahan-perubahany

MBALIK

Skor CSkor C Skor A 1 Skor B 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 2 3 3 4 5 6 7 7 7 2 1 2 2 3 4 4 5 6 6 7 7 8 3 2 3 3 3 4 5 6 7 7 8 8 8 4 3 4 4 4 6 6 7 8 8 9 9 9 5 4 4 4 4 7 7 8 8 9 9 9 9 6 6 6 6 6 8 8 9 9 10 10 10 10 7 7 7 7 7 9 9 9 10 10 11 11 11 8 8 8 8 8 10 10 10 10 10 11 11 11 9 9 9 9 9 10 10 11 11 11 12 12 12 10 10 10 10 10 11 11 11 12 12 12 12 12 11 11 11 11 11 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12

ba ck

10 11 12

HOMEy

ANTHROPOMETRI

Anthropometri (anthro berarti manusia, metri berarti ukuran atau dimensi) adalah suata cabang ilmu ergonomi yang membahas tentang pengukuran dimensi tubuh manusia meliputi geometri fisik, massa tubuh, dan kekuatan tubuh manusia dalam kaitannya dengan perancangan produk ataupun perancangan sistem kerja.

Dimensi tubuh manusia pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya :

Umur y Jenis kelamin y Rumpun dan suku bangsa. y Sosial-ekonomi dan konsumsi gizi yang diperoleh. y Pekerjaan, aktivitas sehari-hari juga berpengaruh. y Kondisi saat pengukuran dilakukan.y

Aplikasi dari ilmu anthropometri antara lain adalah :Perancangan areal kerja. y Perancangan peralatan kerja seperti mesin dan alat-alat lainnya. y Parancangan produk-produk konsumtif. y Perancangan lingkungan kerja fisik.y

Dalam hal ini ada dua dimensi rancangan yang akan dijadikan dasar untuk menentukan poin minimum dan/atau maksimum ukuran yang umum ingin diterapkan, yaitu (Wignjosoebroto,2000): 1. Dimensi jarak ruangan (clearan cedimension), yaitu dimensi yang diperlukan orang untuk dengan leluasa melaksanakan aktivitas dalam sebuah stasiun kerja baik pada saat mengoperasikan maupun harus melakukan perawatan dari fasilitas kerja yang ada. 2. Dimensi jarak jangkauan (reachdimension), yaitu dimensi yang diperlukan untuk menentukan maksimum ukuran yang harus ditetapkan agar mayoritas populasi mampu menjangkau dan megoperasikan peralatan kerja secara mudah dan tidak memerlukan usaha yang terlalu memaksa.y

TAHAPAN PERANCANAN SISTEM KERJA1. 2. 3. 4. 5.

6. 7.

Menentukan tujuan perancangan dan kebutuhannya (establish requirement) Mendefinisikan dan mendeskripsikan populasi pemakai Pemilihan sampel yang akan diambil datanya Penentuan kebutuhan data (dimensidimensi system kerja yang akan dirancang) Penentuan sumber data (dimensi tubuh yang akan diambil) dan pemilihan persentil yang akan dipakai Penyiapan alat ukur anthropometri Pengambilan data

8. Pengolahan data dengan : y A. Uji kenormalan datax Uji kenormalan data dapat dilakukan dengan bantuan software SPSS .

B. Uji keseragaman data C. Uji kecukupan data y D. Perhitungan persentil data 9.Visualisasi rancangan, dengan memperhatikan posisi tubuh secara normal, kelonggaran (pakaian dan ruang), variasi gerak 10. Analisis hasil rancangan.y

DESAIN PRODUKANNISA

EFA ARIFINMBALIK

PRODUK ANNISA

PRODUK

PRODUK ARIFIN

PRODUK

PRODUK EFA

PRODUK

FISIOLOGIy

HOME

Fisiologi kerja adalah suatu bidang ilmu yang focus dengan merespon tubuh terhadap kebutuhan metabolism pada saat kerja maupun saat istirahat setelah bekerja

Faktor yang mempengaruhi hasil kerja manusia, secara garis besar dapat digolongkan menjadi 2 kelompok, yaitu; 1. Faktor faktor terdiri dari : sikap, sistem, nilai, karakteristik, fisik, motivasi, usia, jenis kelamin, pendidikan, pengalaman, dan lain-lain 2. Faktor faktor situasional : lingkungan fisik, mesin dan peraltan, metode kerja, dan lain-lainy

Davis dan Miller mengelompokkan kerja fisik menjadi :Kerja total seluruh tubuh. Merupakan aktivitas kerja yang menggunakan sebagian besar otot, biasanya melibatkan dua pertiga tiga per empat kerja otot tubuh. 2. Kerja otot yang membutuhkan energy ekspenditure karena otot yang dipergunakan lebih sedikit. 3. Kerja otot statis, otot digunakan menghasilkan gaya tetapi tanpa kerja mekanik membutuhkan kontraksi sebagian otot yang lain dan posisi tubuh berada pada keadaan statis(diam).1.

Triffin mengemukakan kriteria yang dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh pekerjaan terhadap manusia terhadap suatu sistem kerja.criteria tersebut antara lain :1.

2.

3.

Kriteria Faali meliputi, kecepatan denyut jantung, konsumsi oksigen, tekanan darah, tingkat penguapan, temperatur tubuh, komposisi kimia dalam darah dan air seni.Kriteria faali digunakan untuk mengetahui perubahan fungsi alat alat tubuh. Kriteria Kejiwaan melipui, pengujian tingkat kejiwaan pekerja, seperti tingkat kejenuhan, emosi, motivasi, sikap dan lain lain. Kriteria kejiwaan digunakan untuk mengetahui perubahan kejiwaan yang timbul saat bekerja. Kriteria hasil Kerja meliputi, hasil kerja yang diperoleh dari pekerja.Kriteria ini dipergunakan untuk mengetahui pengaruh seluruh kondisi kerja dengan melihat hasil kerja yang diperoleh dari pekerja tersebut.

. Kerja fisik akan mengakibatkan perubahan fungsi pada alat alat tubuh, yang dapat diketahui melalui. tubuh, melalui.

1. Konsumsi oksigen (oxygen consumption) a. Denyut jantung selama istirahat (resting pulse) b. Denyut jantung selama bekerja (working pulse) c. Denyut jantung untuk kerja (work pulse) adalah selisih antara denyut jantung selama bekerja dan istirahat. d. Denyut jantung selama istirahat total 2. Laju denyut jantung (hearth rate)

Kerja Ringany

Saat KerjaPengukuran saat bekerja Denyut jantung saat berjalan 100 m Denyut jantung saat berjalan 200 m Denyut jantung saat berjalan 300 m kecepatan 2,5km/jam kecepatan 3,5km/jam 77 89

82

82

82

79

y

Saat IstirahatPengukuran saat istirahat Denyut jantung saat kecepatan 2,5km/jam kecepatan 3,5km/jam 63 76

istirahat menit ke-1 Denyut jantung saat istirahat menit ke-3 Denyut jantung saat istirahat manit ke-5

58

75

65

74

Kerja Beraty

Saat KerjaPengukuran saat bekerja Denyut jantung saat berjalan 100 m Denyut jantung saat berjalan 200 m Denyut jantung saat berjalan 300 m 117 120 110 127 101 106 kecepatan 7,5km/jam kecepatan 8,5km/jam

y

Saat istirahatPengukuran saat istirahat Denyut jantung saat istirahat menit ke-1 Denyut jantung saat istirahat menit ke-3 Denyut jantung saat istirahat manit ke-5 89 91 88 99 90 105 kecepatan 7,5km/jam kecepatan 8,5km/jam

PENGOLAHAN DATA

Kesimpulan1.

2. a. b.

Kecepatan kerja mempengaruhi tingkat konsumsi energy secara keseluruhan, semakin tinggi kecepatan, semakin banyak pula konsumsi energy yang dibutuhkan. Hal ini terlihat dari hasil pengolahan data untuk kerja ringan pada saat bekerja didapatkan 0,89 kkal dan pada saat istirahat kerja ringan didapat 2,47 kkal. Sedangkan pada kerja berat, untuk kerja tingkat knsumsi energynya didapat 3,12 kkal dan pada saat istirahat kerja berat didapat 1,10 kkal. Hubungan yang didapat anatara kerja dan istirahat ialah: Untuk detak jantung pada saat kerja lebih cepat dibandingkan saat istirahat. Energi yang dikeluarkan pada saat kerja ringan lebih besar dibandingkan saat istirahat.

MBALIK

HOMEy

Perencanaan Lingkungan KerjaFaktor lingkungan fisik kerja merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kinerja manusia, namun hal ini sering kurang diperhatikan oleh karyawan maupun perusahaan dalam melakukan pekerjaan sehingga berdampak pada penurunan produktivitas pekerja dan kenyamanannya

Suatu sistem kerja yang tidak Kondisi berikut menunjukkan beberapabtanda-tanda ergonomi: beberapabtanda1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.

Hasil kerja (kualitas dan kuantitas) yang tidak memuaskan. Sering terjadi kecelakaan kerja atau kejadian yang hampir berupa kecelakaan. Pekerja sering melakukan kesalahan (human error). Pekerja mengeluhkan adanya nyeri atau sakit pada leher, bahu, punggung, atau pinggang. Alat kerja atau mesin yang tidak sesuai dengan karakteristik fisik pekerja. Pekerja terlalu cepat lelah dan butuh istirahat yang panjang. Postur kerja yang buruk, misalnya sering membungkuk, menjangkau, atau jongkok. Lingkungan kerja yang tidak teratur, bising, pengap, atau redup. Pekerja mengeluhkan beban kerja (fisik dan mental) yang berlebihan. Komitmen kerja yang rendah. Rendahnya partisipasi pekerja dalam sistem sumbang saran atau hilangnya sikap kepedulian terhadap pekerjaan bahkan keapatisan.

Faktor yang mempengaruhilingkungan kerja1. 2. 3. 4. 5.

Kebisingan (Noise) Pencahayaan (lighthing) Temperatur Kelembaban (Humidity) Getaran (Vibration)

Pengamatan Perancangan Lingkungan Kerja10 LUX Kecepatan 80 dB 5 100 dB 0 120 dB 4 20 LUX 100 dB 1 120 dB 1 30 LUX 100 dB 4 120 dB 1

80 dB

80 dB

Speed 3 Speed 6 Speed 9

1

2

3

0

2

0

1

4

0

3

0

3

3

2

3

1

5

1

2

4

PENGOLAHAN DATA ANALISA DATA

KESIMPULAN1.

2.

3.

Keterkaitan antara faktor getaran dalam lingkungan kerja dengan produktivitas dan kenyamanan pekerja ialah, semakin tinggi tingkat getaran dalam lingkungan kerja terutama dalam speed 9, maka konsentrasi pekerja akan terganggu sehingga produktivitasnya menurun dan tidak merasa nyaman karena dapat membuat mual dan pusing. Keterkaitan antara faktor pencahayaan dalam lingkungan kerja dengan produktivitas dan kenyamanan pekerja ialah ketika pencahayaan dalam lingkungan kerja tidak sesuai dengan kebutuhan pekerja, maka hal tersebut dapat menggangu pekerja sehingga mempengaruhi produktivitasnya, selain itu dapat merusak mata. Keterkaitan antara faktor kebisingan dalam lingkungan kerja dengan produktifitas ialah, semakin tinggi tingkat kebisingan dalam lingkungan kerja terutama dalam tingkat 120db, akan mengganggu tingkat konsentrasi pekerja sehingga berpengaruh dengan produktivitasnya. Hal tersebut juga sangat mengganggu kenyamanan pekerja, karena dapat merusak gendang telingga.

MBALIK

HOMEy

Work Sampling

Adalah teknik mengestimasi proporsi waktu yang dipelukan untuk melakukan beberapa jenis aktifitas dengan melihat frekuensi relatif kegiatan tersebut secara random dalam sebuah observasi yang dilakukan pada saat itu

Work Sampling dapat digunakan dalam hal-hal sebagai berikut halMengukur ratio delay dari sejumlah mesin, karyawan atau fasilitas kerja yang lainnya. y Menetapkan performance level dari seseorang selama waktu kerjanya berdasarkan waktu-waktu dimana bekerja atau menganggur terutama untuk pekerjaan manual. y Menentukan waktu baku untuk suatu proses operasi kerja. y Menentukan waktu baku untuk suatu proses operasi kerja.y

HalHal-hal yang diukur dalam Work Sampling adalah sebagai berikuty

Prosentase Produktif (PP) dan idle (PI) Ratio delay (RD) Jumlah menit produktif (JMP) Waktu siklus / waktu yang diperlukan per unit (WS) Waktu normal (WN) WN = WS X Faktor Penyesuaian Waktu baku (WB)

y y y y y y

Pengumpulan Datay

Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan pengamatan selama 3 hari berturur-turut pada tanggal 9, 10 dan 11 Mei 2011 pada rumah makan Gala, di jalan Timoho 50 Yogyakarta.

Data Acak6 15 32 47 7 21 34 57 10 22 37 58 12 23 39 59 13 27 40 60 14 29 42

Pengolahan data

Pembahasanx Kecukupan Datay

Dari pengolahan data yang telah dilakukan sebelumnya, didapatkan jumlah total pengamatan sebanyak 69 kali, sedangkan berdasarkan uji kecukupan data, jumlah pengamatan yang seharusnya dilakukan adalah 562 kali, hal tersebut dikarenakan jumlah hari pengamatan hanya dilakukan selama 3 hari. Sehingga kesimpulannya ialah percobaan tersebut tidak layak karena sangat kurangnya sampel yang digunakan.

Keseragaman Datay

Dari pengamatan kerja yang telah dilakukan diperoleh prosentase produktif dari operator sebesar 73,91% dengan jumlah pengamatan sebanyak 23 kali per hari, dan jumlah prosentase tidak produktif dari operator sebesar 26,09% dengan jumlah pengamatan yang sama. Data yang didapat tersebut dianggap cukup relevan terhadap sistem kerja yang diamati karena semua data berada dalam batas kontrol dengan BKA = 0,79 dan BKB = 0,69 dengan asumsi tingkat ketelitian 5% dan tingkat keyakinan 95%.

Presentase Produktify

Dari pengolahan data diatas didapatkan nilai prosentase produktif sebesar 0,6652 atau 66,52%. Hasil tersebut didapatkan dari jumlah produktif dibagi dengan jumlah pengamatan dikali 100%. Prosenatase produktif yang didapat adalah cukup. Tetapi apabila prosentase produktif ini ditingkatkan maka kemungkinan besar usaha warung makan ini akan semakin ramai dikunjungi konsumen.

Presentase idley

Dari pengolahan data diatas, didapatkan nilai presentasi idle seorang karyawan yang diamati sebesar 26,09%. Sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat menganggur karyawan tersebut rendah. Nilai presentase idle tersebut dapat diminimalkan lagi dengan mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang tidak efektif dan meningkatkan kegiatan-kegiatan yang efektif

Ratio delayy

Dari pengolahan data diatas, didapatkan perbandingan antara prosentase idle dengan prosentase produktifnya sebesar 0,35. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai produktif yang dihasilkan lebih besar, hal tersebut berarti produktifitas karyawan cukup baik.

Jumlah menit produktify

Dari penggolahan data diatas, didapatkan jumlah menit produktif selama 3 hari sebesar 665,19 menit. Jadi waktu produktifnya lebih besar dari waktu idle, dapat disimpulkan bahwa karyawan tersebut lebih banyak bekerja daripada menganggur, tetapi waktu idlenya masih dapat diminimaliskan lagi sehinnga kinerja karyawan dapat bertambah.

x Waktu yang Diperlukan/unit

y

Dari penggolahan data diatas, didapatkan waktu yang dibutuhkan untuk melayani setiap konsumen sebesar 0,36 menit/orang. Dari hasil tersebut dapat dikatakan kinerja karyawan baik.x Performance level

y y

Dari penggolahan data diatas, didapatkan nilai performance level sebesar 0,7391 atau sebesar 73,91%. Hasil tersebut berada di atas rata-rata yang menunjukkan pada level bagus. Diharapkan hasil tersebut dapat mempengaruhi karyawan untuk giat bekerja.

x Waktu Normal

y

Dari penggolahan data diatas, didapatkan waktu normal sebesar 0,31. Nilai yang didapatkan untuk waktu norml lebih kecil dibandingkan waktu siklusnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa prformance ratting karyawan tersebut rendah.x Waktu baku

y y

Dari penggolahan data diatas, didapatkan nilai untuk waktu baku sebesar 0,4menit. Didapat waktu baku lebuh besar dari waktu siklus, maka dapat dikatakan performance rating pekerja sudah cukup baik.

kesimpulan1. Ratio delay yang didapat dari perhitungan sebelumnya sebesar 0,35 sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai produktif yang dihasilkan lebih besar, hal tersebut berarti produktifitas karyawan cukup baik. y 2. Untuk mengukur waktu yang diperlukan per unit (waktu siklus) didapat dari nilai jumlah menit pengamatan dibagi dengan total output pengamatan. Dalam praktikum ini didapatkan waktu siklus sebesar 0,36 menit/orang. Sementara waktu normal didapat dari waktu siklus dikali faktor penyesuaian. Dalam praktikum ini didapatkan waktu normal sebesar 0,31 menit. Sedangkan waktu baku didapat dari waktu normal dikali 100 dibagi 100-allowance, dalam praktikum ini hasilnya adalah 0,4 menit. y 3. Watu baku yang didapatkan lebih besar dibandingkan dengan waktu siklusnya, sehingga dapat dikatakan bahwa performance karyawan tersebut sudh cukup baik.y

MBALIK