Praktek kimia farmasi

21
REAKSI IDENTIFIKASI KATION DAN ANION I. TUJUAN PERCOBAAN 1. Memahami reaksi identifikasi untuk kation dan anion. 2. Memahami prinsip kisetimbangan senyawa sukar larut. II. DASAR TEORI Dua langkah utama dalam analisis adalah identifikasi dan estimasi komp komponen suatusenyawa. Langkah identifikasi dikenal sebagai analisis kualitatif, sedangkan langkah estimasinya adalah langkah kuantitatif. Analisis kualitatif dapat dikatakan lebih sederhana, sedangkan analisis kuantitatif agak lebih kualitatif bertujuan mengidentifikasi penyusun-penyusun suatu zat, campuran- zat, atau larutan-larutan yang biasanya unsur-unsur penyusunnya bergabung an satudengan yang lain. Sedangkan analisis kuantitatif bertujuan untuk menentukan banyaknya penyusun-penyusun suatu zat atau persenyawaan. Biasanya identifikasi zat dilakukan dengan penambahan zat lain yang su telah diketahui, sehingga terjadi perubahan (reaksi kimia). Zat yang diketahui dan yang menyebabkan terjadinya reaksi disebut pereaksi (reagen). Analisis kualitatif dapat dilakukan dengan dua macam cara, yaitu reaks reaksi basah. Cara kering biasanya digunakan pada zat padat, sedang digunakan pada zat cair (larutan) yang kebanyakan menggunakan pelarut air. C hanya menyediakan informasi yang diperlukan dan informasi tersebut b pendek. Sedangkan cara basah dapat digunakan untuk analisis makro, sem mikro sehingga banyak keuntungan yang didapat, misalnya reaksi terjadi denga dan mudah dikerjakan. Perubahan yang terjadi pada cara basah adalah terjadin perubahan warna larutan, dan timbulnya gas. Penambahan suatu elektrolit yang mengandung ion sejenis ke dalam larut suatu garam akan menurunkan kelarutan garam tersebut karena konsentrasi ion dan kesetimbangan bergeser ke arah pembentukan garamnya. Untuk mempermudah dalam reaksi identifikasi kation-anion, maka metode analisis kualitatif sistematik.metode ini merupakan pengklasifi kation ke dalam 5 golongan.

Transcript of Praktek kimia farmasi

REAKSI IDENTIFIKASI KATION DAN ANIONI. TUJUAN PERCOBAAN 1. Memahami reaksi identifikasi untuk kation dan anion. 2. Memahami prinsip kisetimbangan senyawa sukar larut. II. DASAR TEORI Dua langkah utama dalam analisis adalah identifikasi dan estimasi komponenkomponen suatu senyawa. Langkah identifikasi dikenal sebagai analisis kualitatif, sedangkan langkah estimasinya adalah langkah kuantitatif. Analisis kualitatif dapat dikatakan lebih sederhana, sedangkan analisis kuantitatif agak lebih rumit. Analisis kualitatif bertujuan mengidentifikasi penyusun-penyusun suatu zat, campuran-campuran zat, atau larutan-larutan yang biasanya unsur-unsur penyusunnya bergabung antara yang satu dengan yang lain. Sedangkan analisis kuantitatif bertujuan untuk menentukan banyaknya penyusun-penyusun suatu zat atau persenyawaan. Biasanya identifikasi zat dilakukan dengan penambahan zat lain yang susunannya telah diketahui, sehingga terjadi perubahan (reaksi kimia). Zat yang susunannya telah diketahui dan yang menyebabkan terjadinya reaksi disebut pereaksi (reagen). Analisis kualitatif dapat dilakukan dengan dua macam cara, yaitu reaksi kering dan reaksi basah. Cara kering biasanya digunakan pada zat padat, sedangkan cara basah digunakan pada zat cair (larutan) yang kebanyakan menggunakan pelarut air. Cara kering hanya menyediakan informasi yang diperlukan dan informasi tersebut bersifat jangka pendek. Sedangkan cara basah dapat digunakan untuk analisis makro, semimakro, dan mikro sehingga banyak keuntungan yang didapat, misalnya reaksi terjadi dengan cepat dan mudah dikerjakan. Perubahan yang terjadi pada cara basah adalah terjadinya endapan, perubahan warna larutan, dan timbulnya gas. Penambahan suatu elektrolit yang mengandung ion sejenis ke dalam larutan jenuh suatu garam akan menurunkan kelarutan garam tersebut karena konsentrasi ion bertambah dan kesetimbangan bergeser ke arah pembentukan garamnya. Untuk mempermudah dalam reaksi identifikasi kation-anion, maka digunakan metode analisis kualitatif sistematik.metode ini merupakan pengklasifikasian kationkation ke dalam 5 golongan.

Penggolongan kation-kation ini didasarkan pada produk hasil reaksi dengan suatu reagensia. Reagen yang umum digunakan adalah HCl, H2S, (NH4)2S, (NH4)2CO3. Kation biasanya bereaksi dengan reagen tertentu yang ditandai dengan terbentuknya endapan atau tdak. Jadi, bisa dikatakan bahwa klasifikasi kation yang paling umum didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida dan karbonat dari kation tersebut. Klasifikasi sebagai berikut a. Golongan I Kation golongan ini membentuk endapan-endapan dengan asam klorida encer. Kation pada golongan ini adalah timbal (Pb), merkuri (Hg+) dan perak (Ag). b. Golongan II Kation golongan II akan memberikan endapan jika direaksikan dengan hidrogen sulfida, dalam suasana asam mineral encer. Kation golongan II masih dibedakan menjadi: o Kation yang dapat larut dalam polisulfida, yaitu: timah (III), arsenik (III), arsenik (V), timah (II), stibium (III), stibium (V), dan timah (IV). o Kation yang tidak dapat larut dalam polisulfida, yaitu: bismuth, tembaga, merkuri (Hg2+), dan kadmium (Cd2+). c. Golongan III Kation golongan III akan membentuk endapan jika direaksikan dengan ammonium sulfida dalam suasana netral/amoniak. Kation golongan III tidak dapat bereaksi dengan H2S atau HCl encer. Kation golongan III adalah kobalt (II), nikel (II), besi (II), kromium (III), alumunium, seng dan mangan. d. Golongan IV Kation golongan ini tak bereaksi dengan reagensia golongan I, II, dan III. Kationkation ini membentuk endapan dengan adanya ammonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Kation-kation golongan ini adalah kalsium, strontium dan barium. e. Golongan V Kation golongan V tidak bereaksi dengan reagen golongan I, II, III, dan IV. Kation yang termasuk dalam golongan ini adalah magnesium, natrium, kalium, ammonium, litium, dan hidrogen. Berikut ini adalah tabel pengklasifikasian tersebut.

Hasil kali kelarutan (Ksp) Telah diketahui bahwa untuk elektrolit-elektrolit biner yang sukar larut (M < 10-3) maka pada suhu tetap hasil kali konsentrasi ion-ionnya adalah tetap. Hasil kali ion-ion inilah yang disebut hasil kali kelarutan. Dalam larutan jenuh, suatu elektrolit biner sukar larut mengandung kelebihan zat padatnya sehingga terjadi kesetimbangan : A+BA+ + BKarena AB suatu senyawa murni, maka aktivitas suatu zat padatnya dapat dianggap sama dengan satu, sehingga rumus tetapan hasil kali kelarutan dalam garam sukar larut yang sangat encer dapat ditulis :

Ksp = [A][B]

III. ALAT DAN BAHAN Alat : o Pipet o Tabung reaksi o Rak o Gelas beker o Penjepit o Pemanas spritus Bahan : o Larutan Hg2(NO3)2 o Larutan Pb(NO3)2 o Larutan PbCl2 o Larutan HgCl2 o Larutan CuSO4 o Larutan CdI2 o Larutan SnCl2 o Larutan AlCl3 o Larutan MnSO4 o Larutan NiSO4 o Larutan CoCl2 o Larutan ZnSO4 o Larutan CaCl2 o Larutan BaCl2 o Larutan MgCl2 o Larutan NaCl o Larutan NaBr o Larutan KI o Larutan KOH o Larutan K2CrO4 o Larutan K4Fe(CN)6 o Larutan K3Fe(CN)6 o Larutan KCNS o Larutan KNO2 o Larutan KO3 o Larutan Na2S o Larutan NaCH3COO o Larutan Na2CO3 o Larutan Na2C2O4 o Larutan Na3PO4 o Larutan Na2S3O2 o Larutan Na2SO4 o Larutan NaOH o Larutan HCl o Larutan H2SO4 o Larutan (NH4)2CO3 o Larutan NH3 o Larutan (NH4)2C2O4 o Larutan AgNO3 o Larutan FeCl3

IV. PROSEDUR KERJA Reaksi identifikasi kation 1. Merkuro (Hg22+) + Na2CO3 (aq) Larutan Hg2(NO3)2 + NaOH (aq) 2. Timbal (Pb2+) + HCl (aq) Larutan Pb(NO3)2 + KI (aq) endapan kuning PbI2 endapan putih PbCl2 larut di air panas sukar larut di air dingin dipanaskan dan diamati endapan putih Hg2CO3 endapan hitam Hg2(OH)2 endapan abuabu HgO & Hg

3. Merkuri (Hg2+) + Na2S (aq) Larutan HgCl2 + NaOH (aq) 4. Kupri (Cu2+) + KOH (aq) Larutan CuSO4 + KI (aq) 5. Kadmium (Cd2+) + (NH4)2CO3 (aq) + NaOH (aq) 6. Stanno (Sn2+) + KOH (aq) Larutan SnCl2 + NH3 (aq) & Na2CO3 end. putih Sn(OH)2 yang larut dalam KOH berlebih end. putih Sn(OH)2 yang tidak larut dalam keadaan berlebih endapan putih dipanaskan endapan basa karbonat maksimal end. putih Cd(OH)2 dipanaskan end. coklat CdO endapan biru dipanaskan Cu(OH)2 endapan hitam CuI2 endapan hitam CuO mula-mula terbentuk end. putih, kuning, coklat dan akhirnya hitam endapan kuning Hg(OH)2

Larutan CdI2

7. Alumunium (Al3+) + NH3 (aq) Larutan AlCl3 + CH3COONa (aq) 8. Mangan (Mn2+) + KOH (aq) Larutan MnSO4 + Na2CO3 (aq) 9. Nikel (Ni2+) + NaOH (aq) Larutan NiSO4 + (NH4)2CO3 (aq) 10. Kobalt (Co2+) + NaOH (aq) Larutan CoCl2 + Na2CO3 (aq) 11. Seng (Zn2+) + KOH (aq) Larutan ZnSO4 + Na2SO4 (aq) 12. Kalsium (Ca2+) + (NH4)2CO3 (aq) + (NH4)2C2O4 (aq) end. putih CaCO3 NH4Cl & NH4OH dipanaskan kristalin end. putih Zn(OH)2 yang larut dalam pereaksi berlebih end. tersier zink sulfat yang larut dalam amonia & asam end. merah dari garam basa end. biru dari dipanaskan garam basa Co(OH)2 end. hijau dari garam basa yang larut dalam pereaksi berlebih end. hijau Ni(OH)2 end. putih MnCO3 dipanaskan, udara MnO2 end. putih Mn(OH)2 udara end. coklat setelah dipanaskan, terbentuk end. putih Al(CH3COO)3 larut Al(OH)3 berupa koloid

Larutan CaCl2

end. CaC2O4

13. Barium (Ba2+) + K2CrO4 (aq) Larutan BaCl2 + H2SO4 encer 14. Magnesium (Mg2+) + NaOH (aq) Larutan MgCl2 + (NH4)2CO3 (aq) Reaksi identifikasi anionm 1. Klorida (Cl-) + AgNO3 (aq) Larutan NaCl + Hg2(NO3)2 (aq) 2. Bromida (Br-) Larutan NaBr + H2SO4 pekat larutan berwarna coklat; dipanaskan terbentuk HBr dan Br2 uap kuning end. putih AgCl2 + NH3 + HNO3 larut tak larut end. putih dari garam basa end. putih Mg(OH)2 end. putih BaSO4 end. kuning BaCrO4

end. putih Hg2Cl2

3. Yodida (I-) + H2SO4 pekat Larutan KI + AgNO3 (aq) 4. Ferrosianida (Fe(CN)6)4Larutan K4Fe(CN)6 + PbCl2 (aq) end. putih yang tidak larut dalam HNO3 encer end. kuning AgI2 terbentuk I2

5. Ferrisianida (Fe(CN)6)3Larutan K3Fe(CN)6 + AgNO3 (aq) endapan + NH3 + HNO3 larut tak larut

6. Tiosianat (CNS-) + AgNO3 (aq) Larutan KCNS + FeCl3 (aq) 7. Nitrit (NO2-) Larutan KNO2 + garam fero & H2SO4 encer NO (g) yang larut dalam air dingin garam fero warna coklat larutan merah Fe(CNS)3 end. putih AgCNS

8. Sulfida (S2-) + AgNO3 (aq) Larutan Na2S + HCl encer 9. Asetat (CH3COO-) Larutan NaCH3OO 10. Karbonat (CO32-) + H2SO4 encer Larutan Na2CO3 + BaCl2 (aq) 11. Oksalat (C2O42-) + AgNO3 (aq) Larutan Na2C2O4 + BaCl2 (aq) 12. Fosfat (PO43-) + KO3 (aq) Larutan Na3PO4 + FeCl3 (aq) end. putih-kuning FePO4 endapan end. putih Ag2C2O4 end. putih BaC2O4 NH3/ HNO3 (aq) CH3COOH larut larut end. putih BaCO3 gas + FeCl3 larutan coklat dipanaskan end. ferri asetat H2S (g) end. hitam Ag2S

13. Tiosulfat (S2O32-) + H2SO4 (aq) Larutan Na2S2O3 + AgNO3 (aq) 14. Sulfat (SO42-) Larutan Na2SO4 + BaCl2 end. putih BaSO4 end. putih kuning hitam (Ag2S) end. sulfur + gas berbau rangsang

V. HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Tabel hasil percobaan No 1 Ion Hg22+ Reaktan Na2CO3 NaOH HCl KI Na2S NaOH KOH 4 Cu2+

Hasil pengamatan Warna agak keruh, tidak terbentuk endapan. Tidak terbentuk endapan, larutan jernih. Larutan bening, ada endapan putih. Larutan kuning, ada endapan kuning-mengkilat. Saat dipanaskan larutan menjadi bening sedangkan endapan tidak berubah. Terbentuk endapan putih, lalu kuning. Terbentuk endapan kuning agak orange. Larutan berubah dari biru muda menjadi biru tua (cepat) dengan endapan biru. Saat dipanaskan endapan menjadi hitam. Larutan berubah dari biru muda menjadi kuning pucat dengan endapan putih (cepat). Setelah ditambah (NH4)2CO3 dan dipanaskan, terbentuk endapan putih. Setelah ditambah NaOH dan dipanaskan, terbentuk endapan putih-kuning. Larutan tetap bening, tidak ada endapan. Larutan tetap bening, tidak ada endapan. Tidak terbentuk koloid, larutan jernih. Setelah ditambah CH3COONa dan dipanaskan, terbentuk endapan putih. Endapan putih menjadi berwarna coklat. Terbentuk endapan putih. Larutan berubah dari hijau muda menjadi hijau keruh dengan endapan hijau-putih. Larutan berubah dari hijau muda menjadi hijau

2

Pb2+

3

Hg2+

KI (NH4)2CO3 5 Cd2+

NaOH 6 7 8 9 Sn2+ Al3+ Mn2+ Ni2+ KOH NH3 + Na2CO3 NH3 CH3COONa KOH + udara Na2CO3 NaOH (NH4)2CO3

10 11

Co2+ Zn2+

NaOH Na2CO3 KOH Na2SO4

keruh dengan endapan hijau-putih (lebih keruh). Larutan berwarna biru, terbentuk endapan biru. Larutan berwarna merah muda. Larutan berubah dari bening menjadi agak keruh dengan sedikit endapan. Larutan tetap bening. Endapan putih, jika dipanaskan tidak terbentuk kristal. Tidak ada endapan, larutan jernih. Larutan berubah dari bening menjadi agak keruh dengan endapan agak kuning. Larutan berubah dari bening menjadi agak keruh dengan endapan putih. Endapan putih. Tidak terbentuk endapan. Terbentuk endapan berwarna putih. Saat ditambah amonia, endapan larut. Larutan berubah dari bening menjadi putih agak keruh. Ada sedikit endapan. Setelah dipanaskan larutan berwarna coklat jernih dan muncul uap kuning. Larutan berubah dari sedikit coklat bening menjadi coklat. Ada endapan coklat. Tabung reaksi terasa panas. Terbentuk endapan putih-kuning. Endapan putih dan tidak larut dalam HNO3. Larutannya berwarna kuning. Tetap bening. Saat ditambah HNO3 tetap bening. Endapan putih. Larutan berwarna merah. Saat ditambah garam fero, larutan menjadi kuning. Saat ditambah H2SO4 encer larutan berwarna lebih kuning. Setelah dipanaskan timbul gelembung gas. Saat ditambah garam fero lagi tidak terjadi perubahan. Endapan hitam yang larut dalam HNO3 panas. Tidak timbul gas H2S Setelah ditambah FeCl3 larutan berwarna coklat setelah dipanaskan terbentuk endapan. Tidak timbul gas, larutan jernih. Endapan putih yang larut dalam HCl encer. Larutan berubah dari bening menjadi keruh.

12

Ca2+

(NH4)2CO3 (NH4)2C2O4 K2CrO4

13

Ba

2+

H2SO4 encer 14 Mg2+ NaOH (NH4)2CO3 AgNO3 15 Cl-

Hg2(NO3)2 16 BrH2SO4 pekat

17

I-

H2SO4 pekat AgNO3

18 19 20 21

Fe(CN6)4Fe(CN6) CNSNO23-

PbCl2 AgNO3 AgNO3 FeCl3

Garam fero + H2SO4 encer

22 23 24 25

S

2-

AgNO3 HCl encer FeCl3 H2SO4 encer BaCl2 AgNO3

CH3COOCO32C2O42-

Terbentuk endapan putih yang larut dalam NH3. Larutan berubah dari bening menjadi keruh (walau BaCl2 26 PO43KO3 FeCl3 H2SO4 encer 27 S2O32AgNO3 28 SO42Pembahasan Identifikasi kation 1. Merkuro (Hg22+) Menurut teori, setelah direaksikan dengan larutan alkali karbonat (Na2CO3), akan terbentuk endapan putih merkuro karbonat. Dari hasil percobaan didapat larutan berubah menjadi agak keruh walau tidak terbentuk endapan. Reaksi yang terjadi adalah : Hg2(NO3)2 (aq) + Na2CO3 (aq) Hg2CO3 ( ) + 2NaNO3 (aq) Jika larutan Hg2(NO3)2 direaksikan dengan larutan NaOH, akan terbentuk endapan hitam. Dari hasil percobaan tidak terjadi perubahan yang teramati. Larutan tetap jernih serta tidak ada endapan yang terbentuk. Hal ini dimungkinkan karena penambahan NaOH yang berlebih. Reaksi yang mungkin terjadi adalah : Hg2+2 (aq) 2. Timbal (Pb2+) Jika ion Pb2+ direaksikan dengan larutan HCl, akan terbentuk endapan yang berwarna putih. Dari hasil percobaan didapati endapan berwarna putih dengan larutan yang tidak berwarna/ bening. Endapan ini dapat terbentuk karena larutan sudah lewat jenuh, konsentrasi ion-ion PbCl2 sudah melebihi harga Ksp-nya (Ksp PbCl2 = 2,4 x 10-9). Reaksi yang terjadi adalah : Pb(NO3)2 (aq) + 2HCl (aq) PbCl2 (s) + 2HNO3 (aq) Jika ion Pb2+ direaksikan dengan larutan KI, akan terbentuk endapan kuning PbI2. Dari hasil percobaan didapati endapan kuning mengkilat dengan larutan yang berwarna kuning. Setelah dipanaskan, larutan berubah menjadi jernih sedangkan endapan tidak berubah sama sekali. Larutan menjadi jernih karena PbI2 yang berupa koloid dalam larutan larut kembali. Reaksi yang terjadi adalah : Pb(NO3)2 (aq) + 2KI (aq) PbI2 (s) + 2KNO3 (aq) + 2 OH- (aq) Hg2O ( ) + H2O (l) BaCl2 lebih keruh larutan dengan AgNO3). Terbentuk endapan putih. Larutan keruh. Larutan berwarna kuning. Larutan menjadi putih keruh dan terbentuk endapan putih. Terbentuk endapan putih yang berubah warna menjadi kuning, kemudian coklat hitam. Terbentuk endapan putih.

3. Merkuri (Hg2+) Jika ion Hg2+ direaksikan dengan larutan Na2S, akan terbentuk endapan putih yang kemudian berubah menjadi kuning lalu coklat dan akhirnya hitam. Dari hasil percobaan didapati endapan putih yang berubah menjadi kuning. Reaksi yang terjadi adalah : HgCl2 (aq) + Na2S (aq) HgS (s) + 2NaCl (aq) Jika ion Hg2+ direaksikan dengan larutan NaOH, akan terbentuk endapan kuning Hg(OH)2. Dari hasil percobaan, didapati endapan kuning-orange. Reaksi yang terjadi adalah : HgCl2 (aq) 4. Kupri (Cu2+) Jika ion Cu2+ direaksikan dengan larutan KOH, akan terbentuk endapan biru Cu(OH)2 yang jika dipanasi berubah menjadi hitam (CuO). Dari hasil percobaan, didapati endapan biru yang berubah menjadi hitam saat dipanaskan. Reaksi yang terjadi adalah : CuSO4 (aq) Cu(OH)2 (s) + 2KOH (aq) CuO (s) + Cu(OH)2 (s) + H2O (l) K2SO4 (aq)dipanaskan

+

2NaOH (aq)

HgO (s)

+

2NaCl (aq)

+ H2O (l)

Jika ion Cu2+ direaksikan dengan larutan KI, akan terbentuk endapan putih CuI2 dengan warna larutan agak kuning dikarenakan ada I2 yang dibebaskan. Dari hasil percobaan didapati warna larutan berubah dari biru muda menjadi kuning pucat dengan endapan putih. Reaksi yang terjadi adalah : CuSO4 (aq) atau 2CuSO4 (aq) 5. Kadmium (Cd2+) Jika ion Cd2+ direaksikan dengan larutan (NH4)2CO3, akan terbentuk endapan putih basa karbonat yang tidak larut dalam (NH4)2CO3 berlebih. Agar diperoleh endapan sempurna, saat proses reaksi dilakukuan, larutan dipanaskan. Dari hasil percobaan didapati endapan putih. Reaksi yang terjadi adalah : CdI2 + (NH4)2CO3 CdCO3 ( ) + 2NH4I Jika ion Cd2+ direaksikan dengan larutan NaOH, akan terbentuk endapan putih Cd(OH) 2. Dari hasil percobaan didapati endapan putih-kuning. Reaksi yang terjadi adalah : CdI2 (aq) 6. Stanno (Sn2+) Jika ion Sn2+ direaksikan dengan larutan KOH, akan terbentuk endapan putih Sn(OH)2 yang larut dalam KOH berlebih. Dari hasil percobaan tidak ada perubahan yang dapat + 2NaOH (aq) Cd(OH)2 (s) + 2KI (aq) + 4KI (aq) 2CuI (s) + 2K2SO4 (aq) + I2 (g) + 2KI (aq) CuI2 (s) 2CuI (s) + + K2SO4 (aq) I2 (g) 2CuI2 (s)

teramati. Ini dimungkinkan karena penggunaan KOH yang berlebih. Reaksi yang mungkin terjadi adalah : Sn2+ (aq) + 2OH- (aq) 2OH- (aq) Sn(OH)2 (s) [Sn(OH)4]2Sn(OH)2 (s) +

Jika ion Sn2+ direaksikan dengan larutan NH3 ditambah Na2CO3, akan terbentuk endapan putih Sn(OH)2 yang tidak larut dalam reagen berlebih. Dari hasil percobaan tidak ada perubahan yang dapat teramati. Reaksi yang mungkin terjadi : Sn2+ + CO32- + NH3 + H2O 7. Alumunium (Al3+) Jika ion Al3+ direaksikan dengan larutan NH3, akan terbentuk Al(OH)3 yang berupa koloid. Dari hasil percobaan tidak ada perubahan yang dapat teramati. Hal ini mungkin dikarenakan kurangnya konsentrasi reagen atau pH yang kurang mendukung. Larutan tetap jernih seperti semula. Reaksi yang mungkin terjadi adalah : Al3+ + 3NH3 + 3H2O Al(OH)3 + 3 NH4+ Jika ion Al3+ direaksikan dengan larutan NaCH3COO dan dipanaskan, akan terbentuk endapan putih. Dari hasil percobaan didapati adanya endapan putih. Reaksi yang mungkin terjadi adalah : Al3+ + 3CH3COO- + 2H2O Al(OH)2COO ( ) + 2CH3COOH 8. Mangan (Mn2+) Jika ion Mn2+ direaksikan dengan larutan KOH, akan terbentuk endapan putih Mn(OH)2 yang karena pengaruh udara berubah menjadi coklat. Dari hasil percobaan didapati endapan putih yang kemudian berubah menjadi coklat. Reaksi yang terjadi adalah : Mn2+ + 2OH+ O2 Mn(OH)2 ( ) + H2O MnO(OH)2 ( ) + 2OHsaat kontak dengan udara terjadi reaksi : Mn(OH)2 ( ) Jika ion Mn2+ direaksikan dengan larutan Na2CO3, akan terbentuk endapan putih MnCO3. Dari hasil percobaan didapati endapan putih. Reaksi yang terjadi adalah : Mn2+ + CO32MnCO3 ( ) 9. Nikel (Ni2+) Jika ion Ni2+ direaksikan dengan larutan NaOH, akan terbentuk endapan hijau Ni(OH)2. Dari hasil percobaan didapati endapan hijau-putih. Reaksi yang terjadi adalah : Ni2+ + 2OHNi(OH)2 ( ) Sn(OH)2 ( ) + (NH4)2CO3

Jika ion Ni2+ direaksikan dengan larutan (NH4)2CO3, akan terbentuk endapan hijau dari garam basa yang larut dalam reagen berlebih. Dari hasil percobaan didapati endapan hijauputih. Reaksi yang terjadi adalah : Ni2+ + CO32NiCO3 ( ) 10. Kobalt (Co2+) Jika ion Co2+ direaksikan dengan larutan NaOH dalam keadaan dingin, akan terbentuk endapan biru dari garam basa. Jika dipanasi akan terbentuk kobalt hidroksida.Dari hasil percobaan didapati endapan biru. Reaksi yang terjadi adalah : Co2+ + OH- + NO3+ OHCo(OH)NO3 ( ) Co(OH)2 ( ) + NO3Dalam reagen berlebih dan dipanaskan akan tombul endapan merah jambu. Reaksi : Co(OH)NO3 ( ) Jika ion Co2+ direaksikan dengan larutan Na2CO3, akan terbentuk endapan merah dari garam basa. Dari hasil percobaan didapati larutan berwarna merah muda dan tidak ada endapan. Hal ini mungkin dikarenakan konsentrasi reagen yang kurang karena warna larutan sudah berwarna merah muda yang mengindikasikan hasil kali ion-ionnya sudah lebih besar daripada harga Ksp-nya. Reaksi yang mungkin terjadi : Co2+ + CO32CoCO3 ( ) 11. Seng (Zn2+) Jika ion Zn2+ direaksikan dengan larutan KOH, akan terbentuk endapan putih Zn(OH)2 yang larut dalam reagen berlebih. Dari hasil percobaan didapati larutan berubah dari bening menjadi agak keruh dengan sedikit endapan. Hal ini mungkin dikarenakan konsentrasi reagen yang kurang karena warna larutan sudah berwarna agak keruh yang mengindikasikan hasil kali ion-ionnya sudah lebih besar daripada harga Ksp-nya atau reagen yang berlebih sehingga endapan yang terbentuk larut kembali. Reaksi yang mungkin terjadi : Zn2+ + 2OH+ 2OHZn(OH)2 ( ) [Zn(OH)4]2Dalam reagen berlebih terjadi reaksi : Zn(OH)2 ( ) Jika ion Zn2+ direaksikan dengan larutan Na2SO4, akan terbentuk endapan tersier zink sulfat yang larut dalam amonia dan asam. Dari hasil percobaan didapati larutan tetap bening. Tidak ada perubahan yang dapat teramati. Ini mungkin dikarenakan kurangnya konsentrasi reagen atau kesalahan dalam percobaan. Reaksi yang mungkin terjadi adalah Zn2+ + SO42ZnSO4 ( )

12. Kalsium (Ca2+) Jika ion Ca2+ direaksikan dengan larutan (NH4)2CO3, akan terbentuk endapan CaCO3 yang jika dipanasi akan menjadi kristalin. Dari hasil percobaan didapati endapan putih. Setelah dipanaskan tidak terbentuk kristal. Ini mungkin dikarenakan pemanasan yang dilakukan kurang. Reaksi yang terjadi : Ca2+ + SO32CaCO3 ( ) Jika ion Ca2+ direaksikan dengan larutan (NH4)2C2O4, dalam larutan yang dibuat alkalis akan terbentuk endapan CaC2O4. Dari hasil percobaan didapati larutan tetap jernih dan tidak ada endapan yang terbentuk. Ini mungkin dikarenakan kesalahan pengamatan atau zat yang digunakan sudah tidak valid lagi. Reaksi yang mungkin terjadi : Ca2+ + C2O42CaC2O4 ( ) 13. Barium (Ba2+) Jika ion Ba2+ direaksikan dengan larutan K2CrO4, akan terbentuk endapan kuning BaCrO4. Dari hasil percobaan didapati endapan kuning. Reaksi yang terjadi adalah : Ba2+ + CrO42BaCrO4 ( ) Jika ion Ba2+ direaksikan dengan larutan H2SO4 encer, akan terbentuk endapan putih BaSO4. Dari hasil percobaan didapati endapan putih. Ba2+ + SO42BaSO4 ( ) 14. Magnesium (Mg2+) Jika ion Mg2+ direaksikan dengan larutan NaOH, akan terbentuk endapan putih Mg(OH)2. Dari hasil percobaan didapati endapan putih. Reaksi yang terjadi adalah : Mg2+ + 2OHMg(OH)2 ( ) Jika ion Mg2+ direaksikan dengan larutan (NH4)2CO3, akan terbentuk endapan putih dari garam basa. Dari hasil percobaan tidak ada perubahan yang dapat diamati. Hal ini mungkin dikarenakan terjadi kesetimbangan sehingga tidak terbentuk endapan. Reaksi yang mungkin terjadi : 5Mg2+ + 6 CO32- + 7 H2O kesetimbangan. Reaksi kesetimbangannya : NH4+ + CO32Reaksi identifikasi anion 1. Klorida (Cl-) NH3 + HCO34 MgCO3.Mg(OH)2.5H2O ( ) + 2 HCO3Karena adanya garam-garam amonium, tidak terjadi pengendapan karena terbentuk

Jika ion Cl- direaksikan dengan larutan AgNO3, akan terbentuk endapan putih AgCl yang larut dalam NH3. Dari hasil percobaan didapati endapan putih. Setelah ditambah NH3, endapan larut. Reaksi yang terjadi adalah : Ag+ + ClAgCl ( ) Jika ion Cl- direaksikan dengan larutan Hg2(NO3)2, akan terbentuk endapan putih Hg2Cl2. Dari hasil percobaan didapati larutan berwarna putih keruh dengan sedikit endapan putih. Reaksi yang terjadi adalah : Hg22+ + 2Cl2. Bromida (Br-) Jika ion Br- direaksikan dengan larutan H2SO4 pekat, akan terbentuk HBr dan Br2 sehingga larutan berwarna coklat. Setelah dipanasi akan muncul uap kuning-coklat. Dari hasil percobaan didapati larutan berwarna coklat jernih dan muncul uap kuning. Reaksi yang terjadi adalah : NaBr + H2SO4dipanaskan

Hg2Cl2 ( )

HBr

+ Na+ + HSO4- (larutan coklat) + SO2 ( ) + SO42- + 2Na+ + 2H2O

2NaBr + 2H2SO4

Br2 ( )

3. Yodida (I-) Jika ion I- direaksikan dengan larutan H2SO4 pekat dingin, yodium dan yodida akan terbebaskan. Dari hasil percobaan didapati larutan berubah dari sedikit coklat menjadi coklat dan ada endapan coklat yang terbentuk. Tabung reaksi terasa panas. Reaksi yang terjadi adalah reaksi redoks : 2 I+ 2H2SO4 I2 ( ) + SO42- + 2H2O Jika ion I- direaksikan dengan larutan AgNO3, akan terbentuk endapan kuning AgI. Ksp AgI = 0,9 x 10-16. Dari hasil percobaan didapati endapan putih-kuning. Reaksi yang terjadi adalah : I+ AgNO3 AgI ( ) 4. Ferrosianida ([Fe(CN)6]4-) Jika ion [Fe(CN)6]4- direaksikan dengan larutan PbCl2, akan terbentuk endapan putih yang tidak larut dalam HNO3 encer. Dari hasil percobaan didapati endapan putih. Setelah ditambah HNO3 encer, endapan tidak larut. Reaksi yang terjadi adalah : [Fe(CN)6]4- + 2 Pb2+ 5. Ferrisianida ([Fe(CN)6])3Pb[Fe(CN)6] ( )

Jika ion [Fe(CN)6]3- direaksikan dengan larutan AgNO3, akan terbentuk endapan yang larut dalam NH3 tetapi tidak larut dalam HNO3. Dari hasil percobaan tidak ada perubahan yang dapat diamati. Larutan tetap bening seperti semula. Hal ini mungkin dikarenakan kesalahan pengamatan atau zat yang digunakan sudah tidak valid. Reaksi yang mungkin terjadi : [Fe(CN)6]3- + AgNO3 Ag3[Fe(CN)6] ( ) 6. Tiosianat (CNS-) Jika ion CNS- direaksikan dengan larutan AgNO3, akan terbentuk endapan putih AgCNS. Dari hasil percobaan didapati endapan putih. Reaksi yang terjadi adalah : CNS- + Ag+ AgCNS ( ) Jika ion CNS- direaksikan dengan larutan FeCl3, akan terbentuk larutan merah Fe(CNS)3. Dari hasil percobaan didapati larutan berwarna merah. Reaksi yang terjadi : 3 CNS- + Fe3+ 7. Nitrit (NO2-) Jika ion NO2- direaksikan dengan larutan garam fero ditambah H2SO4 encer, akan timbul gas NO yang larut dalam air pada suhu dingin. Jika gas NO ini direaksikan dengan garam fero, akan terbentuk warna coklat. Dari hasil percobaan setelah larutan dipanaskan timbul gelembung gas. Saat ditambah garam fero lagi larutan tetap seperti semula. Ini mungkin disebabkan gas NO yang akan bereaksi dengan garam fero sudah tidak ada (telah dilepaskan) sehingga warna larutan tetap seperti semula. Reaksi yang terjadi adalah : NO23 HNO2 NO + FeSO4 8. Sulfida (S2-) Jika ion S2- direaksikan dengan larutan AgNO3, akan terbentuk endapan hitam Ag2S yang larut dalam HNO3 panas. Dari hasil percobaan didapati endapan hitam yang larut dalam HNO3 panas. Reaksi yang terjadi adalah : S2+ 2Ag+dipanaskan

Ag3[Fe(CN)6] ( ) Ag3[Fe(CN)6]+ + Ag3[Fe(CN)6]3+

Pada saat penambahan NH3, endapan larut menjadi ion-ion. Reaksinya : + NH3

Fe(CNS)3 (larutan merah)

+ H+

HNO2 HNO3 + H2O + NO

Saat ditambah garam fero (misal FeSO4) terjadi reaksi : [Fe,NO]SO4

Ag2S ( ) H2S + 2 Ag(NO3)2

Saat ditambah HNO3 dan dipanaskan terjadi reaksi : Ag2S ( ) +2HNO3

Jika ion S2- direaksikan dengan larutan HCl encer, akan terbentuk gas H2S yang dapat menghitamkan kertas saring yang ditetesi Pb(COO)2. Dari hasil percobaan tidak ada gas yang timbul/ teramati. Hal ini mungkin dikarenakan kesalahan pengamatan atau zat yang tidak valid lagi. Reaksi yang mungkin terjadi : S2+ 2H+ H2S (bau khas) PbS + H2 (bau khas) Reaksi dengan ion Pb : H2S + 2Pb2+ 9. Asetat (CH3COO-) Jika ion CH3COO- direaksikan dengan larutan FeCl3 encer, akan terbentuk larutan berwarna coklat. Jika dipanaskan akan terbentuk endapan. Dari hasil percobaan didapati larutan berwarna agak coklat. Setelah larutan ini dipanaskan, terbentuk endapan. 3 CH3COO- + Fe3+ Saat dipanaskan terjadi reaksi : Fe(CH3COO)3 10. Karbonat (CO32-) Jika ion CO32- direaksikan dengan larutan H2SO4 encer, akan terbentuk gas. Dari hasil percobaan tidak ada gas yang timbul dan warna larutan tetap jernih. Ini mungkin dikarenakan kesalahan pengamatan karena gas yang timbul adalah gas CO2 yang tidak berbau sehingga susah dideteksi. Reaksi yang terjadi adalah : CO32- + 2H+ CO2 ( ) + H2O Jika ion CO32- direaksikan dengan larutan BaCl2, akan terbentuk endapan putih BaCO3 yang larut dalam HCl encer. Dari hasil percobaan didapati endapan putih yang larut dalam HCl encer. Reaksi yang terjadi adalah : CO32- + Ba2+ Saat ditambah dengan HCl : BaCO3 ( ) + 2HCl BaCl2 + CO2 + H2O 11. Oksalat (C2O42-) Jika ion C2O42- direaksikan dengan larutan AgNO3, akan terbentuk endapan putih Ag2C2O4 yang larut dalam NH3 dan HNO3 encer. Dari hasil percobaan didapati endapan putih yang larut dalam NH3. Reaksi yang terjadi : C2O42- + Ag+ Ag2C2O4 ( ) Ag2C2O4 ( ) + 4NH3 + 2HNO3 Ag2C2O4 ( ) 2 [Ag(NH3)2]+ 2 AgNO3 + C2O42+ H2C2O4 BaCO3 ( ) + 2H2O Fe(OH)2. CH3COO ( ) + 2 CH3COOH (Vogel, 1953) Fe(CH3COO)3

Jika ion C2O42- direaksikan dengan larutan BaCl2, akan terbentuk endapan putih BaC2O4 yang larut dalam asam asetat. Dari hasil percobaan didapati endapan putih. Reaksi yang terjadi adalah : C2O42- + Ba2+ 12. Fosfat (PO43-) Jika ion PO43- direaksikan dengan larutan KO3, akan terbentuk endapan putih. Dari hasil percobaan didapati warna larutan menjadi keruh walau tidak terbentuk endapan. Ini mungkin dikarenakan hasil kali konsentrasi ion-ionnya hanya sedikit melebihi Ksp. Reaksi yang terjadi : PO43- + 2K+ K2PO4 ( ) Jika ion PO43- direaksikan dengan larutan FeCl3, akan terbentuk endapan putih-kuning FePO4. Dari hasil percobaan didapati warna larutan menjadi kuning walau tidak terbentuk endapan. Ini mungkin dikarenakan hasil kali konsentrasi ion-ionnya hanya sedikit melebihi Ksp. Reaksi yang terjadi : PO43- + Fe3+ 13. Tiosulfat (S2O32-) Jika ion S2O32- direaksikan dengan larutan H2SO4 encer, akan terbentuk gas yang berbau rangsang dan endapan sulfur. Dari hasil percobaan didapati endapan putih. Reaksinya : S2O32- + 2H+ S( ) + SO2 ( ) + H2O Jika ion S2O32- direaksikan dengan larutan AgNO3, akan terbentuk endapan putih yang berubah menjadi kuning-coklat dan akhirnya hitam. Dari hasil percobaan didapati endapan putih yang berubah menjadi kuning dan akhirnya coklat-hitam. Reaksinya : S2O32- + 2Ag+ Ag+ + 2S2O32+ H2O Ag2S2O3 ( ) 14. Sulfat (SO42-) Jika ion SO42- direaksikan dengan larutan BaCl2, akan terbentuk endapan putih BaSO4. Dari hasil percobaan didapati endapan putih. Reaksinya : SO42- + Ba2+ VI. KESIMPULAN 1.Analisis kualitatif terhadap kation dan anion dalam percobaan ini dilakukan dengan cara basah (dalam bentuk larutannya). BaSO4 ( ) Ag2S2O3 ( ) [Ag2(S2O3)2] ( ) Ag2S ( ) + 2H+ + SO42(putih) (kuning-coklat) (hitam) FePO4 ( ) BaC2O4 ( )

2.Reaksi kimia yang terjadi ditandai dengan timbulnya gas dan endapan serta terjadinya sistem koloid, perubahan warna dan suhu (pada beberapa reaksi). 3.Endapan dapat terbentuk karena hasil kali konsentrasi ion-ion penyusun senyawa tersebut telah melampau harga Ksp-nya. 4.Pemanasan menyebabkan kelarutan lebih besar. 5.Pada beberapa endapan, jika ditambah reagen berlebih atau kontak dengan udara bebas, endapan akan bereaksi membentuk senyawa baru yang ditandai perubahan warna/ endapan (larut kembali). VII. DAFTAR PUSTAKA Akhmad, Sayid & Mudjiran. 1994. Diktat Kuliah Kimia Analitik. FMIPA UGM : Yogyakarta Brady, James E. 1999. Kimia Universitas, Asas dan Struktur Jilid 1, edisi kelima. Bina Rupa Aksara : Jakarta Cotton, Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. UI Press : Jakarta Vogel, A. I. 1953. Macro and Semimicro Qualitative Inorganic Analysis. Longman Group Limited : London