(PRA PROPOSAL ) STRATEGI PROGRAM SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN GURU SENIOR BAGI PENINGKATAN...
-
Upload
paulusrhindrarto -
Category
Documents
-
view
44 -
download
0
description
Transcript of (PRA PROPOSAL ) STRATEGI PROGRAM SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN GURU SENIOR BAGI PENINGKATAN...
(PRA) PROPOSAL PENELITIAN
TUGAS MK SUPERVISI DAN EVALUASI PENDIDIKAN
Dosen Pengampu:
Prof.Dr.Slameto
STRATEGI PROGRAM SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN
GURU SENIOR BAGI PENINGKATAN KINERJA GURU DI SMA KRISTEN 2
SALATIGA
Disusun oleh:
Paulus.R.Hindrarto
NIM. 942015022
Progdi : MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2015
(PRA) PROPOSAL PENELITIAN
TUGAS MK SUPERVISI DAN EVALUASI PENDIDIKAN
Dosen Pengampu:
Prof.Dr.Slameto
STRATEGI PROGRAM SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH
DAN GURU SENIOR BAGI PENINGKATAN KINERJA GURU
DI SMA KRISTEN 2 SALATIGA
Disusun oleh:
Paulus.R.Hindrarto
NIM. 942015022
Progdi : MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Masalah pokok dalam dunia pendidikan adalah peningkatan mutu pendidikan
secara terus-menerus. Hal ini menjadi agenda proritas utama Rencana
Pembangunan Pendidikan Nasional Jangka Panjang (RPPNJP) Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan yang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional (RPJPN) dan (Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2015-2019 yang dikenal sebagai NAWA CITA khususnya
pada poin (5) “Meningkatan kualitas hidup manusia Indonesia”. Agenda
termaksud juga searah sejalan dengan Visi Pendidikan Nasional Kementrian
Pendidikan dan Kebudaayaan 2019 yakni “Terbentuknya insan serta Ekosistem
Pendidikan dan Kebudayaan yang berkarakter dengan berlandaskan Gotong
Royong” dan Misi Kemendikbud khususnya misi ke tiga (M3) yakni
“Mewujudkan Pembelajaran yang bermutu”. Direktorat Jendral Guru dan
Tenaga Kependidikan sudah menyusun 9 (sembilan) agenda sebagai upaya
meningkatkan mutu tenaga kependididikan yakni Pendataan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan, Perencanaan Kebutuhan, Pendidikan Calon PTK,
Rekruitmen, Distribusi, Pembinaan Karir, Kesjahteraan, Penghargaan dan
Perlindungan, Program Afirmasi. Dalam memperbaiki mutu pendidikan, dari
aspek supervisi, strategi program supervisi baik dari Kepala Sekolah Ddan Guru-
guru Senior yang diberi tugas untuk mensupervisi seyogyanya ditingkatkan.
Berkaitan dengan itu, penulis ingin mengetahui bagaimana gambaran Strategi
Program Supervisi khususnya supervisi akademik baik dari Kepala Sekolah
maupun Guru-guru senior dan apakah program tersebut mempengaruhi kinerja
guru dalam rangka peningkatan mutu SMA Kristen 2 Salatiga. Hasil penelitian
Rutter (dalam Corina, 2008) melaporkan bahwa jawaban atas pertanyaan
sekolah mana yang bisa melahirkan siswa yang berhasil adalah sekolah yang
memiliki ciri-ciri: menekankan pada pembelajaran, guru merencanakan bersama
dan bekerja sama dalam pelaksanaan pembelajaran, dan adanya supervisi yang
terarah dari Kepala Sekolah dan Guru (senior).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan penulisan diatas maka saya ingin mengetahui bagaimana gambaran
atau deskripsi strategi program supervisi akademik Kepala Sekolah dan Guru
Senior bagi peningkatan kinerja guru di SMA Kristen 2 Salatiga
Untuk menjawab permasalahan diatas, maka diajukan beberapa pertanyaan:
1. Bagaimana gambaran strategi supervisi akademik Kepala Sekolah dan Guru
Senior SMA Kristen 2 Salatiga ?
2. Bagaimana gambaran tentang kinerja guru di SMA Kristen 2 Salatiga ?
3. Bagaimana pengaruh supervisi akademik Kepala Sekolah dan Guru Senior
terhadap kinerja Guru di SMA Kristen 2 Salatiga ?
4. Bagaimana pengaruh supervisi Kepala Sekolah dan Guru Senior dan kinerja
guru terhadap peningkatan mutu SMA Kristen 2 Salatiga ?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan diatas, yaitu:
1. Mengetahui gambaran tentang strategi supervisi akademik dari Kepala
Sekolah, dan Guru Senior di SMA Kristen 2 Salatiga.
2. Mengetahui gambaran kinerja guru di SMA Kristen 2 Salatiga.
3. Mengetahui tentang gambaran pengaruh supervisi akademik Kepala Sekolah
dan Guru Senior terhadap kinerja Guru di SMA Kristen2 Salatiga.
4. Mengamati pengaruh supervisi akademik Kepala Sekolah dan Guru Senior
dan kinerja guru terhadap peningkatan mutu SMA Kristen 2 Salatiga.
1.4 Manfaat Penelitian
Diharapkan hasil penelitian ini berguna untuk:
1. Penambahan ilmu untuk strategi program supervisi akademik dan
pengaruh terhadap kinerja guru dan efektivitas sekolah.
2. Rekomendasi untuk Kepala Kekolah dan Guru Senior bagi perbaikan dan
penguatan strategi program supervisi akademik mereka.
1.5 Asumsi
Berdasarkan beragam teori dan penelitian dapat dikatakan bahwa supervisi
termasuk supervisi akademik mempengaruhi kinerja guru atau mutu sekolah
karena tujuan dasar dari supervisi adalah untuk membantu guru memperbaiki
kinerja mereka sejak dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi sehingga
target sekolah tercapai (efektif).
Beberapa asumsi yang disusun adalah bahwa:
a. Strategi program supervisi akademik yang baik, akan lebih kuat memotivasi
guru memperbaiki mutu kinerjanya.
b. Strategi program supervisi akademik dan kinerja guru sebagai input baik
maka mutu sekolah sebagai output juga akan baik.
1.6 Hipotesis
Untuk menjawab sementara pertanyaan penelitian diatas maka diajukan
hipotesis:
a. Terdapat pengaruh positif dan signifikan dari strategi program supervisi
akademik terhadap kinerja guru.
b. Terdapat pengaruh positif dan signifikan dari strategi program supervisi
akademik dan kinerja guru terhadap mutu sekolah.
1.7 Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan kajian deskriptif analitis, karena akan mengukur dan
melihat bagaimana gambaran variabel dengan cara mencari rata-rata masing-
masing dari 3 (tiga) variabel yakni strategi program supervisi akademik Kepala
Sekolah dan Guru Senior, kinerja guru melalaui proses pembelajaran, dan mutu
sekolah melalui efektivitas sekolah. Kemudian diteliti korelasi antar variabel
dengan menghitung koefisien korelasi untuk melihat apakah ada pengaruh dan
arah pengaruhnya. Untuk melihat seberapa kuatnya pengaruh antar variabel,
maka dicari dengan rumus regresi.
1.8 Lokasi dan Sampel Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Kristen 2 Salatiga dengan responden adalah
semua Kepala Sekolah, Guru Senior dan guru-guru inti.
BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Konsep Strategi
Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan
pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam
kurun waktu tertentu.
Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema,
mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan
gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki taktik untuk mencapai
tujuan secara efektif.
Kata "strategi" adalah turunan dari kata dalam bahasa Yunani, stratēgos. Adapun
Stratēgos dapat diterjemahkan sebagai 'komandan militer' pada zaman demokrasi
Athena.
Pengertian Strategi Menurut Para Ahli
Yang akan dibahas dalam tulisan ini khusus tentang pengertian strategi yang
dikemukakan oleh beberapa ahli, diantaranya :
1. A.Halim. strategi merupakan suatu cara dimana sebuah lembaga atau organisasi akan
mencapai tujuannya sesuai peluang dan ancaman lingkungan eksternal yang dihadapi
serta kemampuan internal dan sumber daya.
2. Morrisey mengatakan bahwa strategi ialah proses untuk menentukan arah yang harus
dituju oleh perusahaan supaya dapat tercapai segala misinya.
3. Pearce dan Robinson, strategi menurut mereka adalah rencana main dari suatu
perusahaan, yang mencerminkan kesadaran suatu perusahaan mengenai kapan, dimana
dan bagaimana ia harus bersaing dalam menghadapi lawan dengan maksud dan tujuan
tertentu.
4. Rangkuti mengatakan bahwa strategi adalah alat untuk mencapai tujuan.
5. Siagaan. Strategi merupakan serangkaian keputusan dan tindakan yang mendasar
yang dibuat oleh menejemen puncak dan diterapkan seluruh jajaran dalam suatu
organisasi demi pencapaian tujuan organisasi tersebut.
B. Konsep Program
Pengertian dan definisi program menurut para ahli diantaranya diartikan sebagai
cara yang disahkan untuk mencapai tujuan dimana melalui hal tersebut bentuk
rencana akan lebih terorganisir dan lebih mudah untuk dioperasionalkan demi
tercapainya kegiatan pelaksanaan karena dalam progrma tersebut telah
dimuat berbagai aspek yang harus dijalankan atau dilaksanakan agar tujuan
program itu sendiri dapat tercapai (Jones : 1994).
SUKRISNO
Program adalah kata, ekspresi, atau pernyataan yang disusun dan dirangkai
menjadi satu kesatuan prosedur, yang berupa urutan langkah, untuk
menyelesaikan masalah.
SUNARTO, S.KOM
Program adalah sekumpulan instruksi yang diwujudkan dalam bentuk bahasa,
kode skema, ataupun bentuk lain untuk melakukan fungsi-fungsi khusus
termasuk persiapan dalam merancang instruksi-instruksi tersebut
SINDHUNATA
Program adalah kelompok pernyataan yang persis dan berurutan yang gunanya
adalah utuk memberi tahu bagaimana melaksanakan sesuatu pekerjaan.
C. Konsep Supervisi, Supervisi Akademik
Supervisi jika dilihat dari sudut etimologi berasal dari kata “super” dan kata
“vision” dimana masing-masing kata itu berarti „atas‟ dan juga „penglihatan‟.
Jadi kalau secara etimologis, Supervisi yaitu penglihatan dari atas. Definisi
tersebut merupakan arti kiasan yang menggambarkan suatu posisi yang melihat
berkedudukan lebih tinggi dari pada yang dilihat.
Jadi dapat diartikan definisi Supervisi secara umum adalah pengarah serta
pengendalian kepada tingkat karyawan yang berada di bawahnya dalam suatu
organisasi atau kelompok. Orang yang menjalankan kegiatan supervisi biasanya
disebut dengan sebutan Supervisor. Yang disebut Supervisor bukan hanya
pejabat atau petugas dari kantor pembinaan, kepala sekolah, para guru dan
bahkan murid-pun dapat disebut sebagai supervisor jika misalnya diserahi tugas
untuk mengetuai kelas, organisasi ataupun kelompoknya.
Dan pengertian supervisi akademik yaitu sebuah rangkaian kegiatan untuk
membantu pimpinan untuk mengembangkan proses pengolahan suatu kegiatan
akademis untuk mencapai target dari kegiatan tersebut.
Definisi supervisi menurut beberapa ahli
Pengertian supervisi menurut para ahli, diantaranya sebagai berikut ini:
Menurut Ross L. [1980] ~ Supervisi adalah pelayanan kapada guru – guru yang
bertujuan menghasilkan perbaikan pengajaran, pembelajaran dan kurikulum.
Ross L. memandang supervisi sebagai pelayanan kapada guru – guru yang
bertujuan menghasilkan perbaikan.
Mulyasa [2006] ~ supervisi sesungguhnya dapat dilaksanakan oleh kepala
sekolah yang berperan sebagai supervisor, tetapi dalam sistem organisasi modern
diperlukan supervisor khusus yang lebih independent, & dapat meningkatkan
obyektivitas dalam pembinaan dan pelaksanaan tugas.
Purwanto [1987] ~ supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan
untuk membantu para guru & pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan
secara efektif.
KONSEP SUPERVISI AKADEMIK
Salah satu tugas kepala sekolah adalah melaksanakan supervisi akademik.
Untukmelaksanakan supervisi akademik secara efektif diperlukan keterampilan
konseptual, interpersonal dan teknikal (Glickman, at al. 2007). Oleh sebab
itu, setiap kepala sekolah harus memiliki dan menguasai konsep supervisi
akademik yang meliputi: pengertian, tujuan dan fungsi, prinsip-prinsip, dan
dimensi-dimensi substansi supervise akademik. Supervisi akademik yang
dilakukan kepala sekolah antara lain adalah sebagai berikut.
(1) Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan kecenderungan
perkembangan tiap bidang pengembangan pembelajaran kreatif, inovatif,
pemecahan masalah, berpikir kritis dannaluri kewirausahaan.
(2) Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap bidang pengembangan di
sekolah/madrasahatau mata pelajaran di sekolah/madrasah berlandaskan standar
isi, standar kompetensi dankompetensi dasar, dan prinsip-prinsip pengembangan
KTSP.
(3) Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/
metode/teknik pembelajaran/bimbingan yang dapat mengembangkan berbagai
potensi siswa.
(4) Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran/ bimbingan
(di kelas,laboratorium, dan/atau di lapangan) untuk mengembangkan potensi
siswa.
(5) Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan
menggunakan media pendidikan dan fasilitas pembelajaran.
(6) Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi untuk
pembelajaran.
Kompetensi supervisi akademik intinya adalah membina guru dalam
meningkatkan mutu proses pembelajaran. Sasaran supervisi akademik adalah
guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, yang terdiri dari materi pokok
dalam proses pembelajaran, penyusunan silabusdan RPP, pemilihan
strategi/metode/teknik pembelajaran, penggunaan media dan teknologiinformasi
dalam pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran serta penelitian
tindakankelas. Oleh karena itu, materi ini diharapkan dapat memberikan
wawasan kepada Kepala Sekolah dalam meningkatkan kompetensi supervisi
akademik yang meliputi: (1) memahami konsepsupervisi akademik, (2)
membuat rencana program supervisi akademik, (3) menerapkan teknik-teknik
supervisi akademik, (4) menerapkan supervisi klinis, dan (5) melaksanakan
tindak lanjutsupervisi akademik.
C.1. Pengertian Supervisi Akademik
Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru
mengembangkankemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran (Daresh,1989, Glickman, et al. 2007).
Supervisi akademik tidak terlepas dari penilaian kinerja gurudalam mengelola
pembelajaran. Sergiovanni (1987) menegaskan bahwa refleksi praktis
penilaiankinerja guru dalam supervisi akademik adalah melihat kondisi nyata
kinerja guru untukmenjawab pertanyaan-pertanyaan, misalnya apa yang
sebenarnya terjadi di dalam kelas?, apayang sebenarnya dilakukan oleh guru dan
siswa di dalam kelas?, aktivitas-aktivitas mana darikeseluruhan aktivitas di
dalam kelas itu yang bermakna bagi guru dan murid?, apa yang telahdilakukan
oleh guru dalam mencapai tujuan akademik?, apa kelebihan dan kekurangan
guru dan bagaimana cara mengembangkannya?. Berdasarkan jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan iniakan diperoleh informasi mengenai kemampuan guru
dalam mengelola pembelajaran. Namun satu hal yang perlu ditegaskan di sini,
bahwa setelah melakukan penilaian kinerja bukan berarti selesailah pelaksanaan
supervisi akademik, melainkan harus dilanjutkan dengan tindak
lanjutnya berupa pembuatan program supervisi akademik dan melaksanakannya
dengan sebaik-baiknya.
C.2. Tujuan dan Fungsi Supervisi Akademik
Tujuan supervisi akademik adalah:(1) membantu guru mengembangkan
kompetensinya,(2) mengembangkan kurikulum,(3) mengembangkan kelompok
kerja guru, dan membimbing penelitian tindakan kelas (PTK)(Glickman, et al.
2007, Sergiovanni, 1987).
Supervisi akademik merupakan salah satu (fungsi mendasar (essential function)
dalamkeseluruhan program sekolah (Weingartner, 1973; Alfonso dkk., 1981;
dan Glickman, et al.2007).
Hasil supervisi akademik berfungsi sebagai sumber informasi bagi pengembangan
profesionalisme guru.
Ada delapan fungsi supervisi:
1) Mengkoordinasi semua kegiatan sekolah
2) Melengkapi kepemimpinan sekolah
2) Melengkapi kepemimpinan sekolah
3) Memperluas pengalaman guru
4) Menstimulasi kreativitas
5) Memberi penilaian yang teratur
6) Menganalisis situasi belajar mengajar
7) Memberi pengatahuan dan keterampilan
8) Memberi wawasan yang luas dan terintegrasi
C.3. Prinsip-prinsip Supervisi Akademik
(1) Praktis, artinya mudah dikerjakan sesuai kondisi sekolah.
(2) Sistematis, artinya dikembangan sesuai perencanaan program supervisi yang
matang dantujuan pembelajaran.
(3) Objektif, artinya masukan sesuai aspek-aspek instrumen.
(4) Realistis, artinya berdasarkan kenyataan sebenarnya.
(5) Antisipatif, artinya mampu menghadapi masalah yang mungkin akan terjadi.
(6) Konstruktif, artinya mengembangkan kreativitas dan inovasi guru dalam me
ngembangkan prosespembelajaran.
(7) Kooperatif,artinya ada kerja sama yang baik antara supervisor dan guru dala
mmengembangkan pembelajaran.
(8) Kekeluargaan, artinya mempertimbangkan saling asah, asih, dan asuh dalam
mengembangkan pembelajaran.
(9) Demokratis, artinya supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan superv
isi akademik.
(10) Aktif, artinya guru dan supervisor harus aktif berpartisipasi.
(11) Humanis, artinya mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang
harmonis, terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh humor.
(12) Berkesinambungan (supervisi akademik dilakukan secara teratur dan
berkelanjutan olehKepala sekolah).
(13) Terpadu, artinya menyatu dengan dengan program pendidikan
.(14) Komprehensif, artinya memenuhi ketiga tujuan supervisi akademik di atas
(Dodd, 1972).
C.4. Dimensi-dimensi subtansi supervisi akademik
(1) Kompetensi kepribadian.(2) Kompetensi pedagogik. 3) Kompotensi
profesional.(4) Kompetensi sosial.
Secara konseptual, supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu
gurumengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian
tujuanpem belajaran.
Dengan demikian, berarti, esensi supervisi akademik itu sama sekali bukan
menilai kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, melainkan membantu
guru mengembangkan kemampuan profesionalismenya. Meskipun demikian, supervise
akademik tidak bisa terlepas dari penilaian unjuk kerja guru dalam mengelola pembelajaran
Personal/Perilaku Supervisi
Persoanal supervisi adalah semua orang yang mempunyai tangggung jawab
membantu dan mendukung guru memprbaiki mutu pembelajaran sehingga
menghasilkan mutu pendidikan yang lebih baik.
Personel yang bertanggung jawab dan terlibat dalam supervisi pendidikan,
dalam Standar Nasional Pendidikan disebutkan dalam standar pendidik dan
tenaga kependidikan, yang berupa peraturan menteri pendidikan nasional. No.
12 tahun 2007 tentang standar kompetensi pengawas sekolah:
Dimensi Kompetensi Kompetensi
3. kompetensi supervisi akademik
3.1 memahami konsep, prinsip, teori dasar karakteristik dan kecenderungan
perkembangan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di
sekolah dasar
3.2 membimbing guru dalam menyusun silabus tiap mata pelajaran dalam
rumpun mata pelajaran yang relevan dalam sekolah dasar berlandaskan standar
isi, kompetensi dasar dan standar kompetensi, dan prinsipprinsip pengembangan
KTSP
3.3 membmbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/metode/teknik
pembelajaran/bimbingan yang dapat mngembangkan berbagai potensi siswa
melalui mata-mata pelajaran dalam rumpun sekolah dasar
3.4 membimbing guru dalam menyusun RPP untuk tiap mata pelajaran dalam
rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah dasar
3.5 membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan
danmenggunakan media pendidikan dalam rumpun mata pelajaran sekolah daar
3.6 memotifasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi dalam
pembelajaran dalam rumpun sekolah dasar
C.5 Perencanaan program supervisi akademik
Salah satu tugas kepala sekolah adalah merencanakan supervisi akademik. Agar
kepala sekolahdapat melaksanakan tugasnya dengan baik, maka kepala sekolah
harus memiliki kompetensi membuat rencana program supervisi akademik.
Konsep Perencanaan Program Supervisi Akademik Perencanaan program supervisi akademik adalah penyusunan dokumen perencanaan
pelaksanaan dan perencanaan pemantauan dalam rangka membantu
guru mengembangkan kemampuan mengelola proses pembelajaran untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
a. Manfaat Perencanaan Program Supervisi Akademik Manfaat perencanaan program supervisi akademik adalah sebagai berikut.
(1) Sebagai pedoman pelaksanaan dan pengawasan akademik.
(2) Untuk menyamakan persepsi seluruh warga sekolah tentang program
supervisi akademik.
(3) Penjamin penghematan serta keefektifan penggunaan sumber daya
sekolah (tenaga, waktudan biaya).
b. Prinsip-Prinsip Perencanaan Program Supervisi Akademik Prinsip-prinsip perencanaan program supervisi akademik adalah:
(1) objektif (data apa adanya),
(2) bertanggung jawab,
(3) berkelanjutan,
(4) didasarkan pada Standar Nasional Pendidikan, dan
(5) didasarkan pada kebutuhan dan kondisi sekolah
C.6. Ruang lingkup perencanaan supervisi akademik Ruang lingkup supervisi akademik meliputi:
1) pelaksanaan KTSP;
(2) persiapan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran oleh guru;
(3) pencapaian standar kompetensi lulusan, standar proses, standar isi, dan
peraturan pelaksanaannya; dan
(4) peningkatan mutu pembelajaran melalui:
(a) model kegiatan pembelajaran yg mengacu pada Standar Proses;
(b) proses pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan peserta didik
menjadi sdm yangkreatif, inovatif, mampu memecahkan masalah, berpikir
kritis, dan bernaluri kewirausahaan;
(c) peserta didik dapat membentuk karakter dan memiliki pola
pikir serta kebebasan berpikir sehingga dapat melaksanakan,
mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang
mandiri, kreatif dan berwawasan kebangsaan;
(d) keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses belajar yang
dilakukan secara sungguh-sungguh dan mendalam untuk mencapai
pemahaman konsep, tidak terbatas pada materi yangdiberikan oleh
guru;
(e) bertanggung jawab terhadap mutu perencanaan kegiatan pembelajar
an untuk setiap mata pelajaran yang diampunya.
Bertanggung jawab terhadap mutu perencanaan kegiatan pembelajaran
untuk setiap mata pelajaran agar siswa mampu:
(1) meningkat rasa ingin tahunya,
(2) mencapai keberhasilan belajarnya secara konsisten sesuai dengan
tujuan pendidikan,
(3) memahami perkembangan pengetahuan dengan kemampuan
mencari sumber informasi,
(4) mengolah informasi menjadi pengetahuan,
(5) menggunakan pengetahuan untuk menyelesaikan masalah,
(6) mengkomunikasikan pengetahuan pada pihak lain, dan
(7) mengembangkan belajar mandiri dankelompok dengan proporsi
yang wajar.
Supervisi akademik juga mencakup dokumen kurikulum, kegiatan belajar
mengajar dan pelaksanaan bimbingan dan konseling. Supervisi akademik tidak
kalah pentingnya disbanding dengan supervisi administratif. Sasaran utama
supervisi akademik adalah proses belajar mengajar dengan tujuan meningkatkan mutu
proses dan mutu hasil pembelajaran
Variabelyang mempengaruhi proses pembelajaran antara lain guru, siswa,
kurikulum, alat dan buku pelajaran serta kondisi lingkungan dan fisik. Oleh
sebab itu, fokus utama supervisi edukatifadalah usaha-usaha yang sifatnya
memberikan kesempatan kepada guru untuk berkembangsecara profesional
sehingga mampu melaksanakan tugas pokoknya, yaitu: memperbaiki
danmeningkatkan proses dan hasil pembelajaran.Sasaran utama supervisi
akademik adalah kemampuan-kemampuan guru dalam merencanakan kegiatan
pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran,
memanfaatkan hasil penilaian untuk peningkatan layanan pembelajaran,
menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, memanfaatkan sumber
belajar yang tersedia, dan mengembangkan interaksi pembelajaran (strategi,
metode, teknik) yang tepat. Supervisi edukatif juga harus didukung
oleh instrumen-instrumen yang sesuai.
C.7. Instrumen-instrumen supervisi akademik Seorang kepala sekolah/madrasah yang akan melaksanakan kegiatan supervisi
harus menyiapkan perlengkapan supervisi, instrumen, sesuai dengan tujuan,
sasaran, objek metode, teknik dan pendekatan yang direncanakan, dan instrumen
yang sesuai, berupa format-format supervise.
C.8. Model-model supervisi akademik Secara umum kegiatan supervisi dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu:
supervisi umum dan supervisi akademik. Supervisi umum dilakukan
untuk seluruh kegiatan teknis administrasi sekolah, sedangkan supervisi
akademik lebih diarahkan pada peningkatan kualitas pembelajaran.
Beberapa Model- model supervisi akademik.
a. Model supervisi tradisional
1) Observasi Langsung
Supervisi model ini dapat dilakukan dengan observasi langsung kepada guru
yang sedangmengajar melalui prosedur: pra-observasi dan post-observasi.
a) Pra-Observasi. Sebelum observasi kelas, supervisor seharusnya melakukan
wawancara serta diskusi denganguru yang akan diamati. Isi diskusi dan
wawancara tersebut mencakup kurikulum, pendekatan,metode dan strategi,
media pengajaran, evaluasi dan analisis.
b) Observasi. Setelah wawancara dan diskusi mengenai apa yang akan
dilaksanakan guru dalam kegiatan belajar mengajar, kemudian supervisor
mengadakan observasi kelas. Observasi kelas meliputi pendahuluan (apersepsi),
pengembangan, penerapan dan penutup.
c) Post-Observasi. Setelah observasi kelas selesai, sebaiknya supervisor
mengadakan wawancara dan diskusi tentang: kesan guru terhadap
penampilannya, identifikasi keberhasilan dan kelemahan guru, identifikasi
ketrampilan-ketrampilan mengajar yang perlu ditingkatkan, gagasan-
gagasan baru yang akan dilakukan.
2) Supervisi Akademik dengan Cara Tidak Langsung
a) Tes Dadakan.
Sebaiknya soal yang digunakan pada saat diadakan sudah diketahui validitas,
reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukarannya. Soal yang diberikan sesuai
dengan yang sudah dipelajari pesertadidik waktu itu.
b) Diskusi Kasus.
Diskusi kasus berawal dari kasus-kasus yang ditemukan pada observasi proses
pembelajaran,laporan-laporan atau hasil studi dokumentasi. Supervisor
dengan guru mendiskusikan kasus demikasus, mencari akar permasalahan dan
mencari berbagai alternatif jalan keluarnya.
c) Metode Angket.
Angket ini berisi pokok-pokok pemikiran yang berkaitan erat dan
mencerminkan penampilan, kinerja guru, kualifikasi hubungan guru dengan
siswanya dan sebagainya.
b. Model Kontemporer (Masa Kini)
Supervisi akademik model kontemporer dilaksanakan dengan pendekatan klinis
sehingga sering disebut juga sebagai model supervisi klinis. Supervisi akademik
dengan pendekatan klinis, merupakan supervisi akademik yang bersifat
kolaboratif. Prosedur supervisi klinis sama dengan supervisi akademik langsung,
yaitu: dengan observasi kelas, namun pendekatannya berbeda. Perencanaan
program supervisi akademik adalah penyusunan dokumen perencanaan untuk
pelaksanaan dan pemantauan dalam rangka membantu guru mengembangkan
kemampuan mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
D. TEKNIK-TEKNIK SUPERVISI AKADEMIK
Satu di antara tugas kepala sekolah adalah melaksanakan supervisi akademik.
Untuk melaksanakan supervisi akademik secara efektif diperlukan keterampilan
konseptual, interpersonal dan teknikal (Glickman, at al. 2007). Oleh sebab itu
setiap Kepala sekolah harusmemiliki keterampilan teknikal berupa kemampuan
menerapkan teknik-teknik supervisi yang tepat dalam melaksanakan supervisi
akademik. Teknik-teknik supervisi akademik meliputi dua macam, yaitu:
individual dan kelompok (Gwyn, 1961).
1. Teknik Supervisi Individual
Teknik supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi perseorangan terhadap
guru. Supervisor di sini hanya berhadapan dengan seorang guru. Dari hasil
supervisi ini dapatdiketahui kualitas pembelajaran guru bersangkutan. Teknik
supervisi individual ada lima macam adalah sebagai berikut.
a. Kunjungan Kelas, (Classroom Visitation )
Kepala sekolah atau supervisor datang ke kelas untuk mengobservasi guru
mengajar. Dengan kata lain, untuk melihat apa kekurangan atau kelemahan yang
sekirannya perlu diperbaiki.
Tahap-tahap kunjungan kelas terdiri dari empat tahap yaitu:
(1) tahap persiapan.
Pada tahap ini, supervisor merencanakan waktu, sasaran, dan caramengobservasi
selama kunjungan kelas,
(2) tahap pengamatan selama kunjungan. Pada tahap ini, supervisor mengamati
jalannya proses pembelajaran berlangsung,
(3) tahap akhir kunjungan. Pada tahap ini, supervisor bersama guru mengadakan
perjanjianuntuk membicarakan hasil-hasil observasi, dan
(4) tahap terakhir adalah tahap tindak lanjut.1.
b. Kunjungan Observasi (O b s er va t io n V i s i t s )
Guru-guru ditugaskan untuk mengamati seorang guru lain yang sedang
mendemonstrasikan cara-cara mengajar suatu mata pelajaran tertentu.
Kunjungan observasi dapat dilakukan di sekolah sendiri atau dengan
mengadakan kunjungan ke sekolah lain. Secara umum, aspek-aspek yang
diobservasi adalah: (1) usaha-usaha dan aktivitas guru-siswa dalam
proses pembelajaran, (2) cara menggunakan media pengajaran, (3) variasi
metode, (4) ketepatan penggunaan media dengan materi, (5) ketepatan
penggunaan metode dengan materi, dan (6) reaksi mental para siswa
dalam proses belajar mengajar. Pelaksanaan observasi melalui tahap: persiapan,
pelaksanaan, penutupan, penilaian hasil observasi; dan tindak lanjut. Dalam
rangka melakukan observasi, seorang supervisor hendaknya telah
mempersiapkan instrumen observasi, menguasai masalah dan tujuan supervisi.
c. Pertemuan Individual
Pertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan, dialog, dan tukar
pikiran antara supervisor dan guru.
Tujuannyaadalah:
(1) mengembangkan perangkat pembelajaran yang lebih baik,
(2) meningkatkan kemampuan guru dalam pembelajaran,
(3) memperbaiki segala kelemahan dan kekurangan pada diri guru
Swearingen (1961) mengklasifikasi empat jenis pertemuan (percakapan) individual
sebagai berikut.
(1) Classroom-conference,yaitu percakapan individual yang dilaksanakan di
dalam kelas ketikamurid-murid sedang meninggalkan kelas (istirahat).
(2) Office-conference, yaitu percakapan individual yang dilaksanakan di ruang
kepala sekolahatau ruang guru, di mana sudah dilengkapi dengan alat-alat bantu
yang dapat digunakan untukmemberikan penjelasan pada guru.
(3) Causal -conference. yaitu percakapan individual yang bersifat informal,
yang dilaksanakansecara kebetulan bertemu dengan guru
(4) Observational visitation, yaitu percakapan individual yang dilaksanakan
setelah supervisormelakukan kunjungan kelas atau observasi kelas.
Hal yang dilakukan Supervisor dalam pertemuan individu :
(1) berusaha mengembangkan segi-segi positif guru,
(2) mendorong guru mengatasi kesulitan-kesulitannya,
(3) memberikan pengarahan,
(4) menyepakati berbagai solusi permasalahan dan menindaklanjutinya.
d. Kunjungan Antar Kelas
Kunjungan antar kelas adalah guru yang satu berkunjung ke kelas yang lain di
sekolah itu sendiri. Tujuannya adalah untuk berbagi pengalaman dalam
pembelajaran.
Cara-cara melaksanakan kunjungan antar kelas adalah sebagai berikut :
1) Jadwal kunjungan harus direncanakan.
(2) Guru-guru yang akan dikunjungi harus diseleksi.
(3) Tentukan guru-guru yang akan mengunjungi
(4) Sediakan segala fasilitas yang diperlukan.
(5) Supervisor hendaknya mengikuti acara ini dengan pengamatan yang cermat.
(6) Adakan tindak lanjut setelah kunjungan antar kelas selesai, misalnya dalam
bentuk percakapan pribadi, penegasan, dan pemberian tugas-tugas tertentu.
(7) Segera aplikasikan ke sekolah atau ke kelas guru bersangkutan,
dengan menyesuaikan pada situasi dan kondisi yang dihadapi;
(8) Adakan perjanjian-perjanjian untuk mengadakan kunjungan antar kelas
berikutnya.
e. Supervisi Kelompok
Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program supervisi
yang ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang yang akan
disupervisi berdasarkan hasil analisis kebutuhan, dan analisis kemampuan
kinerja guru, kemudian dikelompokan berdasarkan kebutuhan guru. Kemudian
guru diberikan layanan supervisi sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan
yang diperlukan. Dalam teknik supervisi kelompok, terdapat beberapa kegiatan
yangdapat dilakukan antara lain adalah sebagai berikut.
(1) Mengadakan pertemuan atau rapat (meeting ), Seorang kepala sekolah
menjalankan tugasnya berdasarkan rencana yang telah disusun. Termsuk
mengadakan rapat-rapat secara periodik dengan guru-guru, dalam hal ini rapat-
rapat yang diadakan dalam rangka kegiatan supervisi. Rapat tersebut antara lain
melibatkan KKG, MGMP, dan rapat dengan pihak luar sekolah.
(2) Mengadakan diskusi kelompok (group discussions), Diskusi kelompok dapat
diadakandengan membentuk kelompok-kelompok guru bidang studi sejenis. Di
dalam setiap diskusi,supervisor atau kepala sekolah memberikan pengarahan,
bimbingan, nasihat-nasihat dan saran-saran yang diperlukan.
(3) Mengadakan penataran-penataran (inservice-training ), Teknik ini dilakukan
melalui penataran-penataran, misalnya penataran untuk guru bidang studi
tertentu. Mengingat bahwa penataran pada umumnya diselenggarakan oleh pusat
atau wilayah, maka tugas kepala sekolah adalah mengelola dan membimbing
pelaksanaan tindak lanjut (follow-up) dari hasil penataran.
D. Konsep Kinerja Guru dan Mutu Proses Pembelajaran
1. Kinerja Guru
Kinerja atau performance dapat dimaknai sebagai prestasi kerja, pelaksanaan
kerja, pencapaian kerja, hasil kerja atau unjuk kerja.
2. Mutu Proses Pembelajaran
Mutu proses belajar mengajar berati kualitas ketercapaian tujuan dan target
pembelajaran. Untuk menetukan mutu pembelajaran dilakukan melalui evaluasi
proses pembelajaran yang mencakup tahap: perencanaa proses pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran.
E. KONSEP MUTU PENDIDIKAN
1. Pengertian Mutu Pendidikan
Pengertian mutu pendidikan menurut Permendiknas no. 63 tahun 2009 pasal 1
ayat (1) adalah “tingkat kecerdasan kehidupan bangsa yang dapat diraih dari
penerapan sistem pendidikan nasional”. Pengertian ini mengarah bahwa mutu
pendidikan di Indonesia akan bisa dicapai jika melaksanakan ketentuan dan
ruang lingkup Sistem Pendidikan Nasional yang ada di Undang-Undang No. 20
Tahun 2003 yang salah satu penjabarannya adalah Peraturan Pemerintah No. 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah tersebut
menjelaskan antara lain definisi Standar Nasional Pendidikan (SNP), dan
definisi-definisi istilah dalam ruang lingkup SNP (pasal 1) seperti: Standar
Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi (ayat 5), Standar Proses (ayat 6),
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan (ayat 7), biaya pendidikan, KTSP,
ujian, ulangan, evaluasi, akreditasi, BNSP dan LPMP.
Secara umum mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari suatu
barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan
kebutuhan yang diharapkan atau tersirat. Dalam konteks pendidikan pengertian
mutu mencakup input, proses, dan output pendidikan.
Input pendidikan adalah segala sesuatu yang harus tersedia karena dibutuhkan
untuk berlangsungnya proses. Sesuatu yang dimaksud berupa sumberdaya dan
perangkat lunak serta harapanharapan sebagai pemandu bagi berlangsungnya
proses. Input sumber daya meliputi sumber daya manusia (kepala sekolah, guru
termasuk guru BP, karyawan, siswa) dan sumber daya selebihnya (peralatan,
perlengkapan, uang, bahan, dsb). Input perangkat lunak meliputi struktur
organisasi sekolah, peraturan perundang-undangan, deskripsi tugas, rencana,
program, dsb. Input harapan-harapan berupa visi, misi, tujuan, dan sasaran-
sasaran yang ingindicapai sekolah. Kesiapan input sangat diperlukan agar proses
dapat berlangsung dengan baik. Oleh karena itu, tinggi rendahnya mutu input
dapat diukur dari tingkat kesiapan input. Makin tinggi tingkat kesiapan input,
makin tinggi pula mutu input tersebut.
Proses pendidikan merupakan berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain.
Sesuatu yang berpengaruh terhadap berlangsungnya proses disebut input,
sedangkan sesuatu dari hasil proses disebut output. Dalam pendidikan berskala
mikro (ditingkat sekolah), proses yang dimaksud adalah proses pengambilam
keputusan, proses pengelolaan kelembagaan, proses pengelolaan program,
proses belajar mengajar, dan proses monitoring dan evaluasi, dengan catatan
bahwa proses belajar memliki tingkat kepentingan tertingi dibanding dengan
proses-proses lainnya.
Output pendidikan merupakan kinerja sekolah. Kinerja sekolah adalah prestasi
sekolah, yang dihasilkan dari proses/perilaku sekolah. Kinerja sekolah dapat
diukur dari kualitasnya, efektivitasnya, produktivitasnya, efesiensinya,
inovasinya, dan moral kerjanya. Mutu sekolah dipengaruhi oleh banyak tahapan
kegiatan yang saling berhubungan seperti perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan. Dalam konteks pengawasan mutu pendidikan, maka supervisi oleh
pengawas satuan pendidikan antara lain kegiatannya berupa pengamatan secara
intensif terhadap proses pembelajaran pada lembaga pendidikan, kemudian
ditindak lanjuti dengan pemberian feed back. Beberapa hasil mutu pendidikan
adalah hasil nilai Ujian Nasional, Prosentase Kelulusan, Jumlah Rombongan
Belajar, Tingkat Akreditasi Sekolah, Prestasi-prestasi Sekolah dan lain-lain.
BAB 3
METODE PENELITIAN
A. METODE
Metode penelitian merupakan cara-cara atau pendekatan yang digunakan dalam
keseluruhan tahap penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kuantitatif analitis dimana yang menjadi data penelitian ini adalah angka-
angka yang akan dideskripsikan dan dianalisa hubungan dan korelasinya dan
kekuatan hubungan tersebut. Data ini yakni untuk menjawab rumusan rumusan
masalah deskriptif, gambaran strategi program supervisi akademik, mutu proses
belajar (kinerja guru), dan mutu sekolah (aktivitas sekolah). Kemudian analisis
korelasinya antar variabel (r1, r2, r3, R). Untuk menjawab pertanyaan penelitian
atau membultikan hipotesis maka setelah didapat gambaran atau deskripsi
masing – masing variabel, maka selanjutnya dengan bantuan rumus statistik
dicari berapa r1, r2, r3, dan Rnya. Untuk menganalisis seberapa kuat
pengaruhnya antar variabel dengan skema dua variabel penentu (independen)
dengan satu variabel dependen.
B. Populasi Dan Sampel
Pemilihan ini hanya berdasarkan kebutuhan masalah dasar penelitian yakni
strategi program supervisi pendidikan sebagai sumber informasi. Dasar
pemilihan lain adalah sebagai kebutuhan pemetaan mutu (mapping quality)
sekolah. Diharapkan penelitian ini bisa menjadi bagian dari school review atau
evaluasi diri sekolah, sehingga pada penelitian ini sekolah dijadikan unit
penelitian. Pada penelitian ini responden merupakan sampel dengan teknik
pemilihan disproportionate stratified random sampling karena populasi berstrata
dan kurang proporsional dan dengan teknik pertimbangan tertantu (purposeful
sampling) yakni orang-orang yang langsung bertanggung jawab melaksanakan
yang punya kapasitas atau yang terlibat dibidang suvervisi. Karena jumlahnya
sedikit maka sampel Kepala Sekolah dan Guru-guru Senior merupakan juga
populasi (sugiono, 2007: 121).
C. Instrumen.
Instrumen yang dipakai ada tiga macam untuk mengukur strategi program
supervisi akademik, mutu pembelajaran melalui instrumen kinerja guru dan
mutu sekolah melalui instrumen standar kompetensi kelulusan. Instrumen
strategi program supervisi akademik disusun berdasarkan sandingan teori dan
standar kompetensi kepala sekolah. Instrumen kinerja guru merupakan
modifikasi dari instrumen yang penulis dapatkan dari web guru pembaharuan,
yang sesuai dengan standar pendidik dan standar proses. McMillan dan
Schumacher (2001; 258), mengatakan bahwa instrumen yang sudah ada dengan
realiabilitas dan validitas yang mapan bisa digunakan atau diadaptasi.
Sedangkan untuk mutu sekolah diukur dengan instrumen yang berdasarkan
standar Kopetensi Lulusan – Satuan Pendidikan. Instrumen yang paling umum
untuk menilai pendidikan memperbaiki atau menguatkan mutu adalah kuiseoner
yang diperluas dimana diisi oleh responden. Instrumen strategi program
supervise akademik, kepala sekolah dan guru senior, kinerja Guru terdiri dari
item pertanyaan. Dan untuk instrumennya berupa item dalam bentuk kisi-kisi,
bertujuan untuk mengumpulkan data tentang bagaimana bagaimana strategi
program supervisi akademik kepala sekolah, dan guru senior. Ini merupakan
semacam evaluasi diri dari responden terhadap tanggung jawab, motivasi,
kompetensi, komitmen, kreativitas, dan kesabaran meraka dalam melaksanakan
tugas supervisi di sekolah. Instrumen kedua yakni tentang kinerja guru bertujuan
mengukur mutu pembelajaran melalui kinerja guru yang dilihat dari
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. Kepala Sekolah atau
Guru-guru senior melihat bagaimana kinerja guru-guru di sekolah yang
bersangkutan. Instrumen yang ke tiga adalah instrumen yang mengukur mutu
sekolah melalui ketercapaian standar kompetensi lulusan – satuan pendidik.
Instrumen ini mengukur bagaimana keberhasilan siswa dan sekolah.
1 Uji coba instrumen,
Instrumen yang akan digunakan dalam pengumpulan data haruslah valid dan
reliabel dengan harapan hasil penelitian juga valid dan reliabel. Valid
maksudnya instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur. Sedangkan reliabel yakni bila digunakan beberapa kali untuk
mengukur objek yang sama akan menghailkan hasil yang sama pula. Maka dari
itu diperluakan pengujian instrumen ini.
a) Validitas instrumen
Validitas adalah ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahan suatu
instrumen. Analisis ini diukur dengan mengkorelasikan skor yang ada pada
setiap item dengan skor total.Pengujian Validitas instrumen juga bisa dengan
bantuan komputer dengan program SPSS atau Excel.
b) Reliabilitas instrumen
Langkah kerja pengujian reliabilitas adalah sebagai berikut:
1) Mengisikan semua data yang akan diujikan (dari instrumen) pada lembar kerja
Excel
2) Menghitung jumlah skor yang diperoleh setiap responden dan jumlah skor tiap
item dengan menggunakan rumus SUM
3) Menghitung varians tiap item dan varians total dari jumlah skor yang
diperoleh responden dengan menggunakan rumus VAR
4) Menjumlahkan seluruh varians item
5) Membuat rekapitulasi perhitungan varians item
6) Menghitung nilai koefisien alfa
Hasil dari uji reliabilitas untuk semua variabel adalah sebagai berikut:
1) Instrument strategi program supervisi akademis
2) Instrument kinerja guru
3) Instrument standar kompetensi lulusan
D. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat untuk mengumpulkan data.
Kuesioner atau instrument ini merupakan evaluasi diri dari kepala sekolah dan
guru perihal program supervisi akademiknya yang berkaitan dengan proses
belajar mengajar. Instrument ini memakai skala sikap. Kuesioner lain adalah
untuk mengumpulkan data mutu pembelajaran yang diukur dari kinerja guru
yang disupervisi. Sedangkan kuesioner terakhir digunakan untuk mengumpulkan
data tentang mutu sekolah melalui penilaian mutu sekolah dan ketercapaaian
standar kompetensi lulusan di SMA Kristen 2 Salatiga.
E. Prosedur dan Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui makna dari data yang sudah terkumpul maka dilakukan
analisis data.
Prosedur yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Menyeleksi data agar dapat diolah yakni dengan memeriksa jawaban
responden apakah sudah sesuai dengan petunjuk dan lengkap
2. Memberikan skor bagi instrumen yang memiliki pilihan lebih dari satu yakni
instrumen kinerja guru sesuai petunjuk
3. Memasukkan kedalam tabel, menghitung skor total dan presentase dari ketiga
variabel.
4. Untuk kebutuhan analisis deskriptif maka hasil presestase kemudian
dicocokkan dengan kategori dengan kriterian sebagai berikut:
90% - 100% bermakna “sangat baik”
80% - 89% bermakna “baik”
70% - 79% bermakna “cukup baik”
60% - 69% bermakna “sedang”
50% -59% bermakana “rendah”
49% kebawah berrmaknan “sangat rendah”
Sedangkan untuk teknik analisis, pertama dilakukan analisis deskriptif terhadap
data pengukuran strategi program supervisi akademik berasal dari kepala
sekolah dan guru senior, lalu mutu proses belajar mengajar diukuur dengan
instrument kinerja guru dan mutu sekolah diukur dengan instrument standar
kompetensi lulusan. Analisis deskriptif adalah merupakan kegiatan untuk
menjelaskan berbagai karakteristik data sehingga gambaran data itu terungkap
dengan jelas. Mendeskripsikan data bisa melalui tabel, grafik, diagram,
presentase, frekuensi, perhitungan mean, median, dan modus. Analisis deskriptif
bisa bisa dilakukan dengan bantuan program SPSS. Hasilnya lalu dideskripsikan
dan ditampilkan.
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2015), “Rencana Strategis Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan 2015-2019”, Jakarta
Sugiyono,Prof.Dr (2014), “Metode Peneliian Managemen”, ALFABETA.CV, Bandung.
https://prezi.com/b6qux1c9oe-p/supervisi-akademik/
http://www.academia.edu/6747506/SUPERVISI_AKADEMIK_OLEH_KEPALA_SEKOLAH
https://www.facebook.com/PeningkatanProfesiGuru/posts/307734295990802
http://eprints.walisongo.ac.id/344/4/Asyhari_Tesis_Bab2.pdf
https://www.google.co.id/webhp?sourceid=chrome-instant&ion=1&espv=2&ie=UTF-
8#q=supervisi+akademik