ppt sindrom nefrotik
-
Upload
umyfadilah -
Category
Documents
-
view
65 -
download
6
description
Transcript of ppt sindrom nefrotik
Sindrom Nefrotik Umi Fadilah
Nephrotic syndrome
PENGERTIANSindrom nefrotik adalah penyakit dengan gejala edema, proteinuria, hipoalbuminemia dan hiperkolesterolemia. Kadang-kadang terdapat hematuria, hipertensi dan penurunan fungsi ginjal
( Ngastiyah, 1997).
Sindrom nefrotik• Sindrom nefrotik merupakan suatu jenis
gangguan yang menyerang organ ginjal. Ini bukan suatu penyakit, melainkan menjadi pertanda bahwa organ ginjal Anda sudah tidak berfungsi dengan baik. Meski begitu, bila tidak ditangani dengan cepat, gangguan ini akan mengarah menjadi penyakit yang lebih serius, seperti gagal ginjal.
• Sindrom nefrotik merupakan suatu jenis gangguan pada organ ginjal yang menyebabkan tubuh Anda mengeluarkan terlalu banyak protein ke dalam urine. Sindrom nefrotik bukanlah penyakit. Ini merupakan pertanda bahwa organ ginjal Anda tidak bekerja dengan normal. Gangguan ini terjadi bila pembuluh darah kecil dalam ginjal mengalami kerusakan sehingga mereka tidak dapat melakukan fungsi mereka dengan baik, seperti menyaring limbah dan kelebihan air dari dalam darah. Jika Anda mengalami hal ini, kadar protein dalam urine dan kadar kolestrol menjadi tinggi. Sedangkan, kadar protein dalam darah menjadi rendah. Hal ini akan menyebabkan Anda mengalami pembengkakkan, terutama di sekitar mata, kaki, dan pergelangan kaki.
ETIOLOGI• Sindrom nefrotik bawaan• Sindrom nefrotik sekunder• Sindrom nefrotik idiopatik
PATOFISIOLOGI• Meningkatnya permeabilitas dinding kapiler glomerular akan
berakibat pada hilangnya protein plasma dan kemudian akan terjadi proteinuria. Lanjutan dari proteinuria menyebabkan hipoalbuminemia. Dengan menurunnya albumin, tekanan osmotik plasma menurun sehingga cairan intravaskuler berpindah ke dalam interstitial. Perpindahan cairan tersebut menjadikan volume cairan intravaskuler berkurang, sehingga menurunkan jumlah aliran darah ke renal karena hypovolemi.
• Menurunnya aliran darah ke renal, ginjal akan melakukan kompensasi dengan merangsang produksi renin – angiotensin dan peningkatan sekresi anti diuretik hormon (ADH) dan sekresi aldosteron yang kemudian terjadi retensi kalium dan air. Dengan retensi natrium dan air akan menyebabkan edema.
MANIFESTASI KLINIS• Retensi cairan dan edema • Anorexia• Penambahan berat badan • Kulit pucat• Malaise• Keletihan
KOMPLIKASI1. Infeksi sekunder mungkin karena kadar imunoglobulin yang
rendah akibat hipoalbuminemia.
2. Shock : terjadi terutama pada hipoalbuminemia berat (< 1
gram/100ml) yang menyebabkan hipovolemia berat sehingga
menyebabkan shock.
3. Trombosis vaskuler : mungkin akibat gangguan sistem
koagulasi sehingga terjadi peninggian fibrinogen plasma.
4. Komplikasi yang bisa timbul adalah malnutrisi atau kegagalan
ginjal.
PENTALAKSANAAN1. Diit tinggi protein, diit rendah natrium jika
edema berat
2. Pembatasan sodium jika anak hipertensi
3. Antibiotik untuk mencegah infeksi
4. Terapi diuretik sesuai program
5. Terapi albumin jika intake anak dan output urin kurang
6. Terapi prednison dengan dosis 2 mg/kg/hari sesuai program
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK1.Uji darah
2.Protein urin kuantitatif
3.Analisa urin : meningkatnya protein dalam urin
4.Biopsi ginjal
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN SINDROMA NEFROTIK
A.Pengkajian • Identitas• Keluhan Utama• Riwayat Penyakit Sekarang ( RPS )• Riwayat Penyakit Dahulu (RPD) • Riwayat Pada pengkajian psikososiokultural • Pemeriksaan fisik
Diagnosa Keperawatan1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kehilangan
protein sekunder terhadap peningkatan permiabilitas glomerulus.
2. Perubahan nutrisi kuruang dari kebutuhan berhubungan dengan
malnutrisi sekunder terhadap kehilangan protein dan penurunan
napsu makan.
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan
penampilan
4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imunitas tubuh yang
menurun
5. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
imobilitas, edema, penurunan pertahanan tubuh
Intervensi KeperawatanDP Tujuan Intervensi
Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kehilangan protein sekunder terhadap peningkatan permiabilitas glomerulus.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan klien tidak terjadi akumulasi cairan dan dapat mempertahankan keseimbangan intake dan output,dengan kriteria hasil :• Edema hilang atau berkurang.• Berat badan kembali normal.• Tekanan darah dan nadi dalam batas normal.• Berat jenis urin dan protein normal.
a. Monitoring intake dan output cairan.
b. Observasi perubahan edema.
c. Batasi intake garam.d. Ukur lingkar perut,
perrtambahan berat badan setiap hari.
e. Monitor tanda-tanda vital.
f. Kolaborasi pemberian obat-obatan sesuai program.
g. Kolaborasi untuk pemeriksaan laboratorium.
DP Tujuan Intervensi
Perubahan nutrisi kuruang dari kebutuhan berhubungan dengan malnutrisi sekunder terhadap kehilangan protein dan penurunan napsu makan.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi klien terpenuhi dan meningkatkan selera makan, dengan kriteria hasil :• tidak terjadi mual dan muntah• menunjukkan masukan yang adekuat• mempertahankan berat badan
a. Monitor pola makan pasien.
b. Berikan pola makan porsi kecil frekuensi sering.
c. Anjurkan pasien untuk makan-makanan dalam keadaan hangat.
d. Catat jumlah atau porsi yang dihabiskan.
e. Sediakan makanan dalam suasana yang menyenangkan, santai, bersih selama makan.
f. Batasi intake sodium selama edema dan therapy steroid.
g. Timbang berat badan.
DP Tujuan Intervensi
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan klien tidak terjadi gangguan citra tubuh, dengan kriteria hasil :• Anak mau mengungkapkan perasaannya.• Anak tertarik dan mampu bermain.
a. Gali perasaan dan perhatian pasien terhadap penampilannya.
b. Catat aspek positif dari penampilan terhadap berkurangnya edema.
c. Anjurkan aktivitas dalam batas toleransi.
d. Dukung sosialisasi dengan orang yang tidak terinfeksi.
e. Berikan umpan balik yang positif.
DP Tujuan Intervensi
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imunitas tubuh yang menurun
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan klien terbebas dari infeksi atau tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi, dengan kriteria hasil :• Tidak ada tanda-tanda infeksi.• Leukosit dalam batas 4.10-38.00 ribu / mmkk.• Suhu tubuh normal (36-37 ° C )
a. Jauhkan pasien kontak dengan orang yang terinfeksi.
b. Lakukan cuci tangan sebelum dan setelah tindakan dengan baik dan benar.
c. Tempatkan pasien dalam ruangan non infeksi.
d. Lakukan tindakan atau prosedur dengan teknik aseptic.
e. Jaga pasien dalam kondisi hangat dan dan kering.
f. Monitor tanda tanda vital, tanda vital untuk mengetahui infeksi secara dalam.
g. Berikan perawatan yang rutin pada alat invasive yang di pasang dalam tubuh misal infus.
h. Kolaborasi pemberian antibiotik.
DP Tujuan Intervensi
Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan imobilitas, edema, penurunan pertahanan tubuh
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan klien tidak terjadi kerusakan integritas kulit, dengan kriteria hasil :• Tidak terdapat tanda-tanda kerusakan kulit dan iritasi.
a. Ubah posisi tidur tiap 4 jam.
b. Gunakan bantal atau alas bantal yang lunak untuk mengurangi daerah yang tertekan.
c. Lakukan massage pada daerah yang tertekan dengan baby oil.
d. Inspeksi seluruh permukaan kulit dari kerusakan kulit dan iritasi.
Evaluasi • Kelebihan volume cairan teratasi• Meningkatnya asupan nutrisi• Gangguan citra tubuh teratasi• Tidak ada tanda-tanda infeksi• Tidak terdapat tanda-tanda kerusakan kulit dan
iritasi