ppt revisit

download ppt revisit

of 22

description

my revisi

Transcript of ppt revisit

PENDAHULUAN

Kelompok 1: Moch. Choiruz Zaman 10700013 James Chrisman Pardosi 10700237 Erland Benedicty 10700333 Joy Hendrawan Rumpa 10700273 Abdul Azis 11700019 Aulia Ninggar Monica 11700029KOMBINASI ANTARA PARACETAMOL DAN IBUPROFEN UNTUK PEREDA RASA SAKIT PADA DEWASA SETELAH OPERASI ORALPENDAHULUANTerdapat beberapa golongan obat yang sering digunakan untuk mengatasi nyeri paska bedah seperti obat Anti Inflamasi Non Steroid (AINS), opioid (morphin, pethidin, tramadol), dan adjuvant (ketamin dan klonidin). Analgetik setelah pembedahan dapat dicapai dengan menggunakan beragam opioid. Efektifitas pemakaian opioid sebagai analgetik paska bedah sudah diakui namun memiliki efek samping. Efek samping yang ditimbulkan oleh opioid seperti depresi pernafasan, sedasi, mual muntah, pruritus. Selain itu opioid berpotensi menyebabkan efek yang berbahaya dan potensi untuk penyalahgunaan. Ibuprofen memiliki keuntungan dari segi keselamatan (terutama pada dosis dibawah 1.5 g per hari pada orang dewasa), dan di banyak negara (termasuk Inggris), Ibuprofen tersedia tanpa resep. Biasanya, asetaminofen diberikan dalam dosis regimen 500-1000 mg 6 per jam sedangkan ibuprofen diberikan dalam dosis 200-400 mg per 8 jam. Kepatuhan dosis regimen yang ditentukan penting untuk mencapai hasil yang diinginkan. Sediaan Maxigesic merupakan sediaan baru yang mengkombinasikan anatar asetaminofen 500 mg dan ibuprofen 150 mg dan digunakan empat kali sehari atau dalam rentang waktu 6 jam dalam sehari.TINJAUAN PUSTAKAIBUPROFENFarmasi-FarmakologiSifat Fisiko-Kimia: Warna putih, serbuk kristal, tidak larut dalam air, sangat larut dalam alcohol.3Nama IUPAC : asam 2-(4-isobutil-fenil)-propionat.3Rumus Kimia Obat: C13H18O2.3Rumus Bangun: struktur kimia ibuprofen

Farmasi Umum: DosisDirekomendasikan dosis harian ibuprofen pada orang dewasa adalah 1.200-1.800 mg per hari dalam dosis terbagi. Biasanya dosis 600-1200 mg per hari sudah cukup dan dosis harian total tidak boleh melebihi biasanya 2.400 mg. Dosis tertinggi hanya harus diambil dalam kasus nyeri akut dan parah dan hanya sampai nyeri akut telah dikendalikan. Setelah nyeri akut telah berlalu, dosis harus dikurangi untuk direkomendasikan dosis harian yang biasa.Untuk anak-anak, dosis harian yang direkomendasikan untuk ibuprofen adalah 20 mg per kg berat badan (mg / kg) dalam dosis terbagi. Pada anak-anak dengan sakit parah yang disebabkan oleh arthritis juvenile, misalnya, dosis hingga 40 mg / kg dalam dosis terbagi mungkin diperbolehkan. Untuk anak dengan berat badan kurang dari 30 kg, total dosis per hari tidak boleh melebihi 500 mg per hari.FarmakodinamikMekanisme kerja ibuprofen melaui inhibisi sintesa prostaglandin dan menghambat sikoolsigenase-I (COX I) dan siklooksigenase-II (COX II) sehingga dengan demikian efektif dalam meredakan inflamasi dan nyeri. Namun tidak seperti aspirin, hambatan yang diakibatkan olehnya bersifat reversible. Dalam pengobatan dengan ibuprofen, terjadi penurunan pelepasan mediator dari granulosit, basofil dan sel mast, terjadi penurunan kepekaan terhadap bradikinin dan histamine, mempengaruhi produksi limfokin dan limfosit T, melawan vasodilatasi dan menghambat platelet.

FarmakokinetikPola ADMEIbuprofen diabsorpsi dengan cepat setelah pemberial oral, dan konsentrasi puncak dalam plasma adalah 15 - 30 menit. Ibuprofen dimetabolisme secara ekstensif di dalam hati. Ekskresi ibuprofen cepat dan sempurna, lebih dari 90% dosis yang teringesti diekskresikan melalui urin sebagai metabolit atau konjugatnya. Metabolit utamanya adalah suatu senyawa terhidroksilasi dan terkarboksilasi.Waktu ParuhIbuprofen lebih dari 99% terikat dengan protein plasma, dengan 39 mudah dibersihkan dan mempunyai waktu paruh terminal lebih dari 1 - 2 jam.

PARACETAMOLFarmasi-Farmakologi Sifat Fisiko-Kimia11: Parasetamol berupa serbuk hablur putih, tidak berbau dan rasa sedikit pahit dengan titik lebur 169-170.5CNama IUPAC11: 4-hidroksiasetanilida dengan rumus molekulRumus Kimia Obat11: C8H9NO2Rumus Bangun:

struktur kimia paracetamol

Farmasi Umum: DosisDosis parasetamol untuk dewasa 300 mg-1 g per kali dengan maksimum 4g hari. Anak 6-12 tahun: 150-300 mg/kali, maksimum 1,2 g/hari. Anak 1-6 tahun: 60-120 mg/kali dan bayi dibawah 1 tahun: 60 mg/kali.

FarmakodinamikParasetamol merupakan penghambat prostaglandin yang lemah dengan cara menghambat COX-1 dan COX-2 di jaringan perifer. Efek anti-inflamasi sangat lemah, sehingga parasetamol tidak digunakan sebagai antireumatik. Penelitian terbaru menyatakan bahwa parasetamol menghambat secara selektif jenis lain dari enzim COX yang berbeda dari COX-1 dan COX-2 yaitu enzim COX-3. Sifat antipiretik dari parasetamol dikarenakan efek langsung ke pusat pengaturan panas di hipotalamus yang mengakibatkan vasodilatasi perifer, berkeringat, dan pembuangan panas.

FarmakokinetikPola ADMEParasetamol diberikan secara oral dan diabsorpsi cepat dan sempurna melalui saluran cerna. Konsentrasi tertinggi di dalam plasma dicapai dalam 30-60 menit. Masa paruh plasma antara 1-3 jam. Obat ini tersebar ke seluruh tubuh dan berikatan dengan protein plasma secara lemah.12 Ikatan dengan protein plasma sebesar 25%. Parasetamol akan dimetabolisme di dalam hati oleh enzim mikrosom hati dan diubah menjadi asetaminofen sulfat dan glukuronida. Asetaminofen akan dioksidasi oleh CYP2E1 membentuk metabolit yaitu N-acetyl-p-benzoquinone yang akan berkonjugasi dengan glutation yang kemudian dieksresikan melalui ginjal.18 N-acetyl-p-benzoquinone merupakan metabolit minor tetapi sangat aktif. Akan tetapi N-acetyl-p-benzoquinone merupakan metabolit yang dapat merusak hati dan ginjal jika terkumpul dalam jumlah besar. Parasetamol dieksresikan melalui ginjal, sebagian sebagai parasetamol (3%) dan sebagian besar dalam bentuk terkonjugasi.

PEMBAHASANPeneliti memperoleh sampel darah dari 38 peserta yang menjalani anestesi umum untuk mendapatkan data farmakokinetik dievaluasi setidaknya 30 pasien. Sampel pertama diperoleh 30 menit setelah dosis pertama obat studi, sampel kedua pada akhir anestesi, dan satu tambahan atau dua sampel setelah operasi di rumah sakit. Konsentrasi plasma acetaminophen dan ibuprofen diukur dan digunakan untuk membentuk profil waktu konsentrasi individu.

122 pasien dilibatkan dalam populasi dievaluasi untuk analisis primer endpoint. Kelompok perlakuan telah cocok pada pasien dengan dasar dan karakteristik klinis. Dari 43,6% perlakuan untuk ibuprofen dan 53,5% perlakuan untuk acetaminophen. Diperoleh kelompok kombinasi, 60,0% pasien dengan tiga atau empat gigi yang diekstraksi.Waktu ParuhParasetamol dengan pKa 9.5 diabsorpsi cepat melalui usus dan konsentrasi tertinggi dalam plasma dicapai dalam waktu jam dan masa paruh dalam plasma antara 1-3 jam.

DiskusiKami menemukan bahwa pasien yang menggunakan kombinasi acetaminophen dan ibuprofen mengalami sedikit rasa sakit selama 48 jam pertama setelah bedah mulut dibandingkan mereka yang menggunakan dosis harian yang sama dan kami berpendapat mereka mengalami perbedaan secara klinis relevan. Tidak ada bukti apapun tentang interaksi farmakokinetik antara acetaminophen dan ibuprofen. Pasien yang menerima hanya ibuprofen mengalami frekuensi terendah dari efek samping, namun jumlahnya terlalu kecil untuk perbandingan bermakna antara kelompok, dan kami melihat tidak ada alasan untuk masalah dalam kelompok lain yang diteliti. Data kami konsisten dengan bukti sebelumnya yang menunjukkan bahwa kombinasi ibuprofen dan acetaminophen merupakan analgesia yang lebih baik daripada hanya acetaminophen. Namun, perlu diketahui bahwa dua dari satu penelitian ini adalah perlakuan pada anak-anak, sehingga data pada perlakuan orang dewasa relatif terbatas. Di sisi lain, ada banyak studi yang mendukung titik yang lebih umum bahwa penambahan bermacam-macam NSAID meningkatkan efektivitas analgesik yang diperoleh dari acetaminophen saja. Lebih penting lagi, Data kami menambah keyakinan untuk kejadian yang jarang mengacu pada proposisi yang lebih kontroversial bahwa Kombinasi ini lebih unggul ibuprofen. Keterbatasan dan kekuatan penelitian. Hasil kami terbatasdosis dan jenis sakit pada orang dewasa. Kami berpendapat kesimpulan kami ini memerlukan konfirmasi . Kami belum mengeksplorasi dosis optimal obat kombinasi , tetapi dosis Yang digunakan sama dengan praktek klinis saat ini .pasien pada kondisi anastesi menunjukkan bahwa temuan kami cenderung berlaku dalam kedua kasus , dan tidak ada saran teori dan empiris dari data kami, yang menunjukkan bahwa Kombinasi akan kurang aman daripada pemakaian obat tanpa kombinasi. Evaluasi yang digunakan dalam analisis efikasi memiliki validitas sesuai untuk parametrik analysis. Dalam merancang studi analgesik,merupakan keuntungan untuk meminimalkan paparan dari peserta yang tidak bisa menerima analgesik ketika mengontrol kejadian bias. Diketahui bahwa sebagian besar pasien memerlukan obat, rasa sakit yang setelah bedah mulut kadang-kadang bisa cukup parah bahkan kombinasi ibuprofen dan acetaminophen membutuhkan suplementasi. Namun demikian, penting bahwa sebagian besar pasien dalam semua kelompok melaporkan skor nyeri yang rendah, dan bahwa semua rejimen analgesik, diterima dalam praktek kontemporer. Evaluasi positif yang didominasi oleh peserta dari pengalaman mereka dalam mengambil bagian dalam studi ini memberikan kepastian empiris tentang hal ini (Dan juga aspek-aspek lain dari pelaksanaan penelitian).Jika hasil ini dikonfirmasi dalam pengaturan secara garis besar, penggunaan acetaminophen dan ibuprofen yang menjadi standar perawatan untuk terapi awal moderat nyeri akut, minimal untuk pasien yang tidak memiliki kontra-indikasi untuk NSAID. Pengobatan nyeri penting bagi praktek medis di rumah sakit dan dalam perawatan primer. walaupun dengan menggunakan obat secara individual, regimen dosis yang dipelajari lebih sederhana dari yang saat ini direkomendasikan,. Menyediakan kedua obat dalam satu tablet menyederhanakan rejimen ini lebih jauh, dan data kami mengkonfirmasi bahwa formulasi khusus yang dipelajari di sini merupakan obat efektif, dan tidak ada interaksi antara obat penyusunnya. mengantisipasi dan mengobati rasa sakit sebelum terjadi dianggap sebagai pencegahan terbaik.KesimpulanPasien yang menggunakankombinasi acetaminophen dengan ibuprofen untuk analgesic mengalamipengurangan rasa sakitsecarasignifikanuntuk 48jam pertaman setelah operasi oral dibanding pasien yang tidak menggunakan kombinasi obat dengan hasil klinis yang relevan.Dari hasil pembahasan tentang kombinasi acetaminophen atau paracetamol dengan ibuprofen untuk analgesic pasca operasi oral pada orang dewasa maka diambil kesimpulan.Pengobatan rasa sakit setelah bedah mulut oleh dokter di rumah sakit dan di rumah, dan mungkin pada situasi lain, dianjurkan untuk menggunakan secara bersamaan acetaminophen dan ibuprofen dengan pemberian empat kali sehari, dengan alas an tidak ada kontraindikasi untuk ke dua obat tersebut, dan dengan mempertimbangkan risiko NSAIDs yang telah diketahui. Formulasi Kombinasi telah diteliti untuk menyederhanakan rejimen ini.

TERIMAKASIH