Ppt Preskas Agung Anastesi

download Ppt Preskas Agung Anastesi

of 25

Transcript of Ppt Preskas Agung Anastesi

  • 8/10/2019 Ppt Preskas Agung Anastesi

    1/25

    ANESTESI SPINALpada SECTIO CAESAR

    Nama : m.agungNIM koass : 11.2012.311

  • 8/10/2019 Ppt Preskas Agung Anastesi

    2/25

    Identitas pasien Nama : Ny. F

    Umur : 25 tahun

    Jenis kelamin : P

    Pekerjaan : Ibu rumahtangga

    Alamat : -

    Tanggal pemeriksaan : 2!"!2# $

    Tanggal masuk %& : !'!2# $

  • 8/10/2019 Ppt Preskas Agung Anastesi

    3/25

    ANAMNESIS 1.Keluhan utama

    (eluhan utama : Perut mulas-mulas 5 jam &)%&.

    (eluhan tambahan : -

    2. Riwayat penyakit sekarang

    *2P A# hamil aterm.

    3. Riwayat penyakit penyerta

    +) ,- /ipertensi ,- . Asma ,- Alergi ,-

    4. Habit

    -

    5. Riwayat operasi sebelumnya&0 kali pa1a tahun 2## .

  • 8/10/2019 Ppt Preskas Agung Anastesi

    4/25

    III. PEMERIKSAAN FISIK Keadaan umum : tampak baikKesadaran : kompos mentis

    Tanda-tanda vital Tekanan darah : 110 !0 mm"g Nadi : 100 # menit $uhu : 3%&' (rekuensi na)as : 20# menit

    Kepala : normo*ephal+ tidak ada kelainanMata : kon,un*tiva anemis - - + sklera ikterik - -/eher : tidak ditemukan kelainan

    Toraks : simetris+ tidak ditemukan kelainan : I dan II reguler+ gallop - + murmur -

    : suara napas vesikuler+ hee ing - + rhonki -4bdomen : bun*it+ bekas luka operasi 5

    : supel+n6eri tekan - + 7 5 + bun6i patologis -8kstremitas : akral hangat+ nadi kuat+ edema -

  • 8/10/2019 Ppt Preskas Agung Anastesi

    5/25

    IV. LABORATORIUM Tanggal 9 201;

    ribu mm 3

    T : 1.3 menit'T : 10 menit?

  • 8/10/2019 Ppt Preskas Agung Anastesi

    6/25

    V. STATUS FISIK ASA :1+8 @ Aasien sehat+normal

    VI. DIAGNOSA KER A?2A140 dengan bekas $'.

    VII. RENCANA TINDAKAN BEDA!

    $e*tio *aesaria $'

    VIII. RENCANA TINDAKAN ANESTESI4nestesi regional spinal

  • 8/10/2019 Ppt Preskas Agung Anastesi

    7/25

    I". INTRA OPERASI/ama anestesi :11.00 - 11:;>/ama operasi : 11:10 @ 11:;0

    'ara Aemberian

    Tindakan anestesi spinal di /3-/; dengan pasien pada posisi duduk. m*g.Aasien diberi oksigen 100= 2/ menit dengan nasal *anuleBbat berikut dimasukkan se*ara intravena:

    Aitogin 20 I7 Methergin 200 m*g

    Bndansetron mg Ketorola* 30 mg

    Bbservasi tekanan darah+)rekuensi na)as dan saturasi oksigen selamaoperasi.

    'airan Masuk:

    Cing 4s : >00 ml "es : >00 ml'airan Keluar

    Aerdarahan kurang lebih 3>0 ml 7rin kurang lebih ;00 ml

  • 8/10/2019 Ppt Preskas Agung Anastesi

    8/25

    ". POST OPERASIAas*a bedah di ruang pulih sadar

    Keluhan pasien: mual 5 + muntah - + pusing - + n6eri 5Aemeriksaan (isik :Kesadaran : 2 sadar penuhCespirasi : 2 dapat berna)as dalam$irkulasi : 2 Tekanan darah naik turun berkisar 20=Earna kulit: 2 merah muda+ *apirall6 reFll G3 detik4ktivitas : 1 2 anggota tubuh bergerak akti) diperintah

    Terpasang *ateter no 1%+ 4K spontan 5 + urin arna kuning 5 Tekanan darah 110 !0 mm"g+ 'CT G3dtk.

    Terapi pas*a bedahIn)us : C/ dalam 2; ,amKetorola* 3#1 grBndansetron ;mg

  • 8/10/2019 Ppt Preskas Agung Anastesi

    9/25

    4nestesi spinal adalah salah satu metode anestesi 6ang

    diinduksi dengan men6untikkan se,umlah ke*il obat

    anestesi lokal ke dalam *airan *erebro-spinal '$( .

    4nestesi spinal subaraknoid disebut ,uga sebagai

    analgesi blok spinal intradural atau blok intratekal. 4nestesi

    spinal dihasilkan bila kita men6untikkan obat analgesik

    lokal ke dalam ruang sub ara*hnoid di daerah antara

    vertebra /2-/3 atau /3-/; atau /;-/>.

    TIN 474N A7$T4K4A8M 4"4$4N

  • 8/10/2019 Ppt Preskas Agung Anastesi

    10/25

    7mumn6a pada tindakan seksio sesarea dilakukan teknik anestesi

    regional. 4nestesi regional 6ang dilakukan pada pasien obstetri

    adalah dengan teknik blok paraservikal+ blok epidural+ blok sub

    arakhnoid+ dan blok kaudal.

    4nestesi spinal blok subarakhnoid merupakan pilihan utama

    dalam tindakan seksio sesarea. 4lasan pemilihan anestesi spinal

    karena rendahn6a e)ek samping terhadap neonatus akan obat

    depresan+ pengurangan risiko ter,adin6a aspirasi pulmonal pada

    maternal+ kesadaran ibu akan lahirn6a ba6i+ dan 6ang paling

    penting adalah pemberian opioid se*ara spinal dalam rangka

    pen6embuhan n6eri pas*a operasi

  • 8/10/2019 Ppt Preskas Agung Anastesi

    11/25

  • 8/10/2019 Ppt Preskas Agung Anastesi

    12/25

  • 8/10/2019 Ppt Preskas Agung Anastesi

    13/25

  • 8/10/2019 Ppt Preskas Agung Anastesi

    14/25

  • 8/10/2019 Ppt Preskas Agung Anastesi

    15/25

    Kelebihan utama tehnik ini adalah :

    kemudahan dalam tindakan

    peralatan 6ang minimal

    e)ek samping 6ang minimal pada biokimia darah men,aga level optimal dari analisa gas darah

    pasien tetap sadar selama operasi dan men,aga ,alan na)as

    penanganan post operati) dan analgesia 6ang minimal.

    "al @hal 6ang mempengaruhi anestesi spinal

    ,enis obat

    dosis obat 6ang digunakan

    e)ek vasokonstriksi

  • 8/10/2019 Ppt Preskas Agung Anastesi

    16/25

    Indikasi

    edah ekstremitasba ah

    edah panggul Tindakan sekitar

    rektum perineum edah obstetri*-

    ginekologi edah urologi

    edah abdomenba ah Aada bedah

    abdomen atas danba ah pediatri*biasan6adikombinasikan

    dengan anesthesiaumum ringan.

    Kontraindikasiabsolut

    Aasien menolak In)eksi pada

    tempat suntikan "ipovolemia berat+

    s6ok Koagulapatia atau

    mendapat terapikoagulan

    Tekananintra*ranialmeningkat

    (asilitas resusitasiminimal

    Kurangpengalaman tanpa

    didampingikonsulen anestesi.

    Kontraindikasi relati)

    In)eksi sistemik In)eksi sekitar

    tempat suntikan Kelainan neurologis Kelainan psikis edah lama Aen6akit ,antung "ipovolemia ringan N6eri punggungkronik

  • 8/10/2019 Ppt Preskas Agung Anastesi

    17/25

    Persiapan analgesia spinal In34rme1 4nsent

    )en1apatkan persetujuan pasien untuk 1i anestesi

    Pemeriksaan 3isik

    Ti1ak 1ijumpai kelainan spesi3ik seperti kelainan tulang punggung

    Pemeriksaan lab4rat4rium anjuran

    /b /t 6euk4sit tr4mb4sit 7aktu per1arahan 7aktu pembekuan

  • 8/10/2019 Ppt Preskas Agung Anastesi

    18/25

    $etelah dimonitor+tidurkan pasien misalkan dalam posisi lateral dekubitus. eri

    bantal kepala+selain enak untuk pasien ,uga supa6a tulang belakang stabil.uat pasien membungkuk ma#imal agar pro*essus spinosus mudah teraba.

    Aosisi lain adalah duduk. . Tusukan pada /1-/2 atau diatasn6a berisiko

    trauma terhadap medulla spinalis.

    Aakai sarung tangan steril.

    $terilkan tempat tusukan dengan betadine atau al*ohol.

    eri anastesi lo*al pada tempat tusukan+misaln6a dengan lidokain 1-2= 2-

    3ml

    TEKNIK ANESTESI SPINAL

  • 8/10/2019 Ppt Preskas Agung Anastesi

    19/25

    'ara tusukan median atau paramedian. 7ntuk ,arum spinal besar

    22?+23?+2>? dapat langsung digunakan. $edangkan untuk 6ang ke*il 2!?

    atau 29? dian,urkan menggunakan penuntun ,arum 6aitu ,arum suntik biasa

    semprit 10**.

    Tusukkan introduser sedalam kira-kira 2*m agak sedikit kearah

    se)al+kemudian masukkan ,arum spinal berikut mandrinn6a ke lubang ,arum

    tersebut.

    ika menggunakan ,arum ta,am Huin*ke- ab*o*k irisan ,arum bevel harus

    se,a,ar dengan serat duramater+ 6aitu pada posisi tidur miring bevel mengarah

    ke atas atau ke ba ah+ untuk menghindari kebo*oran likuor 6ang dapat

    berakibat timbuln6a n6eri kepala pas*a spinal.

    $etelah resensi menghilang+ mandarin ,arum spinal di*abut dan keluar likuor+

    pasang semprit berisi obat dan obar dapat dimasukkan pelan-pelan

    0+>ml detik diselingi aspirasi sedikit+ han6a untuk me6akinkan posisi ,arum

    tetap baik. Kalau anda 6akin u,ung ,arum spinal pada posisi 6ang benar danlikuor tidak keluar utar arah arum 90 biasan a likuor keluar.

  • 8/10/2019 Ppt Preskas Agung Anastesi

    20/25

    erat ,enis *airan *erebrospinalis pada 3! dera,at *el*ius adalah 1.003-1.00 .

    4nastetik lo*al dengan berat ,enis sama dengan *ss disebut isobari*. 4nastetik lo*al

    dengan berat ,enis lebih besar dari *ss disebut hiperbarik. 4nastetik lo*al dengan

    berat ,enis lebih ke*il dari *ss disebut hipobarik.

    4nastetik lo*al 6ang sering digunakan adalah ,enis hiperbarik diperoleh dengan

    men*ampur anastetik lo*al dengan de#trose. 7ntuk ,enis hipobarik biasan6a

    digunakan tetrakain diperoleh dengan men*ampur dengan air in,eksi.

    4nestetik lo*al 6ang paling sering digunakan:

    1. /idokaine #6lobain+lignokain 2=: berat ,enis 1.00%+ si)at isobari*+ dosis 20-100mg

    2->ml

    2. /idokaine #6lobain+lignokaine >= dalam de#trose !.>=: berat ,enis 1.003+ si)ath6perbari*+ dose 20->0mg 1-2ml

    3. upivakaine markaine 0.>= dlm air: berat ,enis 1.00>+ si)at isobari*+ dosis >-20mg

    ;. upivakaine markaine 0.>= dlm de#trose .2>=: berat ,enis 1.02!+ si)at

    hiperbarik+ dosis >-1>mg 1-3ml

    OBAT ANESTESI LOKAL

  • 8/10/2019 Ppt Preskas Agung Anastesi

    21/25

    (aktor 6ang mempengaruhi:

    Jolume obat analgetik lo*al

    Konsentrasi obat

    arbotase

    Ke*epatan pen6untikan

    Maneuver valsava

    Tempat pungsi: pengaruhn6a besar pada /;-> obat hiperbarik *enderung berkumpul ke

    kaudal saddle blok pungsi /2-3 atau /3-; obat *enderung men6ebar ke *ranial.

    erat ,enis larutan

    Tekanan abdominal 6ang meningkat

    Eaktu: setelah 1> menit dari saat pen6untikan+umumn6a larutan analgetik sudah

    menetap

    TINGGI BLOK ANESTESI SPINAL

  • 8/10/2019 Ppt Preskas Agung Anastesi

    22/25

    K#$p%i&asi si'&(%asi:

    "ipotensi ter,adi karena vasodilatasi+ akibat blok simpatis+ makin

    tinggi blok makin berat hipotensi.

    Aen*egahan hipotensi dilakukan dengan memberikan in)use *airan

    kristaloid Na'l+Cinger laktat se*ara *epat seban6ak 10-1>ml kgbb

    dlm 10 menit segera setelah pen6untikan anesthesia spinal.

    ila dengan *airan in)use *epat tersebut masih ter,adi hipotensi harus

    diobati dengan vasopressor seperti e)edrin intravena seban6ak 2>mg

    diulang setiap 3-; menit sampai men*apai tekanan darah 6ang

    dikehendaki.

    radikardia dapat ter,adi karena aliran darah balik berkurang atau

    karena blok simpatis+dapat diatasi dengan sul)as atropine 1 -1 ; mg

    IJ.

    KOMPLIKASI ANESTESI SPINAL

  • 8/10/2019 Ppt Preskas Agung Anastesi

    23/25

    K#$p%i&asi 'espi'asi:

    4nalisa gas darah *ukup memuaskan pada blok spinal tinggi+bila )ungsi paru-paru normal.

    Aenderita AABM atau 'BA< merupakan kontra indikasi untuk blok spinal tinggi.

    4pnoe dapat disebabkan karena blok spinal 6ang terlalu tinggi atau karena hipotensiberat dan iskemia medulla.

    Kesulitan bi*ara+batuk kering 6ang persisten+sesak na)as+merupakan tanda-tanda tidak

    adekuatn6a perna)asan 6ang perlu segera ditangani dengan perna)asan buatan.

    Komplikasi gastrointestinal: Nausea 1an muntah karena hip4tensi hip4ksia t4nus parasimpatis berlebihan pemakaian

    4bat nark4tik re3lek karena traksi pa1a traktus gastr4intestinal serta k4mplikasi

    1elaye1 pusing kepala pas a pungsi lumbal merupakan nyeri kepala 1engan iri khas terasalebih berat pa1a perubahan p4sisi 1ari ti1ur ke p4sisi tegak. )ulai terasa pa1a 2$-$'jam pas a pungsi lumbal 1engan kekerapan yang ber8ariasi. Pa1a 4rang tua lebih jarang 1an pa1a kehamilan meningkat.

  • 8/10/2019 Ppt Preskas Agung Anastesi

    24/25

    Aosisi berbaring terlentang minimal 2; ,am+kepala

    tidak boleh diangkat+ boleh miring kanan kiri.

    "idrasi adekuat

    "indari menge,an

    ila *ara diatas tidak berhasil berikan epidural

    blood pat*h 6akni pen6untikan darah pasien sendiri

    >-10ml ke dalam ruang epidural.

    POST ANESTESI

  • 8/10/2019 Ppt Preskas Agung Anastesi

    25/25

    ) T!ANK *OU )