ppt kasus pterigium

50
OS Pterigium Simpleks grade II ODS Presbiopi Yunita elanda

description

mata

Transcript of ppt kasus pterigium

Page 1: ppt kasus pterigium

OS Pterigium Simpleks grade IIODS Presbiopi

Yunita elanda

Page 2: ppt kasus pterigium

IDENTITAS PASIEN

Nama : Bp. Sudarjo

Umur : 40 tahun

Alamat : Banyu Urip, Tegal rejo, Magelang

Pekerjaan : Supir Bis

Status Menikah : Sudah menikah

Tanggal masuk poli : 26 Agustus 2013

Page 3: ppt kasus pterigium

ANAMNESISDilakukan secara Autoanamnesis pada tanggal 26

Agustus 2013

Keluhan Utama Pasien mengeluhkan terdapat selaput pada mata kiri.

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dengan keluhan terdapat selaput pada mata sebelah kirinya. Selaput mata pada pasien diakui sudah muncul sejak ± 2 tahun secara perlahan-lahan. Awalnya pasien menghiraukan timbulnya selaput seperti daging pada mata kirinya tersebut, tetapi lama kelamaan selaput pada mata itu meluas sehingga mengganggu dan mengganjal saat mata kirinya berkedip. Keluhan penglihatan menjadi menurun atau buram disangkal, dan melihat sesuatu seperti ganda disangkal. Adanya selaput pada mata sebelah kirinya tersebut tidak sampai mengganggu pandangan dalam aktifitasnya. Munculnya selaput pada mata diakui pasien hanya terdapat pada mata kirinya saja.

Page 4: ppt kasus pterigium

Pasien tidak mengeluhkan mata kanan dan kirinya merah, berair, perih, gatal dan silau. Pasien bekerja sebagai supir bis antar kota Magelang-Surabaya. Pasien bekerja 3-4 hari per minggu. pasien mengaku sering terpapar oleh angin, debu dan pasien pun tidak pernah memakai kacamata pelindung. Seringkali pasien merasakan matanya merah dan berair, kemudian pasien berusaha untuk mengucek-ucek matanya dan hanya mengobatinya dengan obat tetes mata yang di belinya di warung. Pasien menyangkal adanya benda asing yang masuk ke matanya. Pasien belum pernah pergi mengobati keluhan dari munculnya selaput mata tersebut.

Sejak 1 minggu terakhir ini, pasien juga merasakan matanya cepat lelah terutama bila membaca, terasa pedas, dan berair. Pasien menyangkal pandangannya kabur baik melihat jauh maupun dekat. Pasien juga menyangkal belum pernah memakai kacamata sebelumnya.

Page 5: ppt kasus pterigium

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat terpapar sinar matahari terus menerus, angin dan debu diakui oleh pasien

Pasien menyangkal tidak pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya

Riwayat penggunaan kacamata disangkal

Riwayat memiliki penyakit pada mata sebelumnya disangkal

Riwayat menjalani operasi pada mata sebelumnya disangkal

Riwayat adanya trauma pada mata seperti terkena bahan-bahan kimia, terbentur benda tumpul atau benda tajam disangkal

Riwayat kencing manis disangkal

Page 6: ppt kasus pterigium

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada keluarga dan orang dekat yang pernah sakit seperti ini

 

Riwayat pengobatan

Pasien belum pernah memeriksaan gejala tersebut ke dokter mata.

Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien adalah seorang supir bis. Untuk biaya kesehatan pasien ke poli mata ditanggung oleh sendiri. Kesan ekonomi cukup.

Page 7: ppt kasus pterigium
Page 8: ppt kasus pterigium
Page 9: ppt kasus pterigium
Page 10: ppt kasus pterigium
Page 11: ppt kasus pterigium
Page 12: ppt kasus pterigium

Pemeriksaan penunjang

Biopsi jaringan

Pemeriksaan Histopatologi Kirim ke lab Patologi Anatomi

Page 13: ppt kasus pterigium

DIAGNOSA DIFFERENSIAL

OS : Pterigium simpleks grade II Ditegakkan, dari anamensa

terdapat selaput yang terasa mengganjal pada mata kiri, dan adanya riwayat terpapar angin dan debu secara terus-menerus. Hasil pemeriksaan didapatkan pada mata kiri terdapat suatu pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva, terletak pada celah kelopak bagian nasal yang meluas ke daerah kornea. berbentuk segitiga dengan puncak di bagian sentral atau di daerah kornea. Pada pasien ini didapatkan pterigium simpleks derajat II, sudah melewati limbus kornea tetapi tidak lebih dari 2 mm melewati kornea.

Pseudopterygium Disingkirkan, karena pseudopterigium merupakan perlekatan konjungtiva dengan kornea yang cacat. Sering terjadi pada proses penyembuhan tukak kornea, sehingga konjungtiva menutupi kornea. Letaknya pseudopterigium daerah konjungtiva yang terdekat dengan proses kornea sebelumnya. Oleh karena itu, anamnesis pada pseudopterigium ini adanya kelainan kornea sebelumnya seperti tukak kornea. Pada pseudopterygium selaput pada conjungtiva dapat dilewati oleh sonde pada daerah limbus.

Page 14: ppt kasus pterigium

Pinguekula Disingkirkan, pada pinguekula dari pemeriksaan akan terlihat sebagai penojolan berwarna putih kuning ke abu-abuan berupa benjolan pada konjungtiva bulbi.

Kista dermoid Disingkirkan : Merupakan tumor kongenital yang berasal dari lapisan mesodermal dan ektodermal. Jaringan tumor ini terdiri atas jaringan ikat, jaringan lemak, folikel rambut, kelenjar keringat, dan jaringan kulit. Lokasinya dapat berada pada limbus konjungtiva bulbi atau tumbuh jauh ke orbita posterior dan menyebabkan ptosis.

Page 15: ppt kasus pterigium

ODS :

Presbiopi Dipertahankan karena pasien mengeluhkan matanya cepat lelah setelah membaca, terasa pedas, berair. melihat usia pasien yaitu 40 tahun yang biasanya dikoreksi dengan menggunakan lensa kacamata add S+1.00

Hipermetropi Disingkirkan karena pada hipermetropia melihat jarak jauh dan dekat penglihatan menjadi kabur, merasakan sakit kepala, silau, melihat ganda, serta mata menjadi lelah dan sakit. Serta dapat dikoreksi dengan lensa sferis positif.

Page 16: ppt kasus pterigium

DIAGNOSA KERJA

OS Pterigium Simpleks grade II

ODS Presbiopi

Page 17: ppt kasus pterigium

TERAPI

Terapi medikamentosa Topical :

Inmatrol (dexamethason, polymixin B Sulfate, Neomycin Sulfat) ED 3 kali sehari, 1 tetes ODS

Oral : -

Terapi non medikamentosaNon operatif :

kacamata OD : Plano OS : Plano add S +1.00 D

Operatif •Ekstirpasi pterygium dengan konjungtiva autograft•Bare sclera•Rotational flap •Sliding flap

Page 18: ppt kasus pterigium

PROGNOSIS

Page 19: ppt kasus pterigium

EDUKASI

Untuk OS Pterigium

Menjelaskan penyebab dari munculnya selaput pada mata pasien ini disebabkan oleh iritasi kronis akibat paparan yang berulang dari debu, angin, cahaya sinar matahari, dan udara yang panas.

Menjelaskan gejala dari penyakitnya ini tidak akan memberikan keluhan atau bisa juga memberikan keluhan berupa keluhan mata yang bersifat iritatif, merah dan juga jika pertumbuhan dari selaput mata ini meluas ke bagian tengah mata dan menutupi pupil maka akan menyebabkan gangguan penglihatan.

Mengingatkan kepada pasien untuk melindungi matanya dari paparan sinar matahari, debu, angin dan udara kering dengan menggunakan kacamata pelindung atau dengan menggunakan topi jika bepergian

Page 20: ppt kasus pterigium

Menyarankan pasien untuk minum obat teratur dan meneteskan obat tetes sesuai anjuran yang diberikan dokter

Menjelaskan bahwa selaput mata pada pasien ini bersifat rekuren/berulang

Menjelaskan kepada pasien jika ingin hilang selaput pada matanya tersebut, dapat dilakukan tindakan operatif berupa suatu tindakan pembersihan selaput mata yang timbul tersebut. Bertujuan untuk mencapai gambaran permukaan mata yang licin.

Menjelaskan komplikasi dari penyakitnya dapat menyebabkan gangguan dalam penglihatan, serta dapat mengakibatkan gangguan gerakan bola mata.

Menjelaskan bahwa selaput yang timbul di mata tersebut dapat sembuh, akan tetapi tidak menutup kemungkinan untuk dapat rekuren/berulang.

Page 21: ppt kasus pterigium

Untuk ODS Presbiopia Menjelaskan bahwa penurunan tajam penglihatan pasien

disebabkan oleh melemahnya otot mata karena usia tua

Menjelaskan bahwa jika terjadi penurunan tajam penglihatan yang terjadi dapat diperbaiki dengan kaca mata baca

Menjelaskan bahwa penurunan tajam penglihatan dapat terjadi perubahan terus sehingga pasien harus sering kontrol dan menyesuaikan ukuran kaca mata baca pasien dengan pertambahan usia.

Mengingatkan pasien untuk memperhatikan sumber pencahayaan saat membaca, terutama pada malam hari

Page 22: ppt kasus pterigium

Komplikasi

Komplikasi sebelum operasi Astigmatisme Penurunan penglihatan

Kemerahan pada mata

Iritasi

Strabismus : tanda klinik gerak mata terganggu, diplopia, lagoftalmus, sehingga penglihatan terganggu

Komplikasi setelah operasi Sikatrik pada kornea

Pengeringan fokal kornea mata (jarang terjadi)

Infeksi

Reaksi material jahitan

Page 23: ppt kasus pterigium

RUJUKAN

Dalam kasus ini tidak dilakukan Rujukan ke Disiplin Ilmu Kedokteran Lainnya, karena dari pemeriksaan belum ditemukan kelainan yang berkaitan dengan Disiplin Ilmu Kedokteran lainnya

 

Page 24: ppt kasus pterigium

Pterygium adalah pertumbuhan jaringan

fibrovaskular berbentuk segitiga yang tumbuh dari arah konjungtiva menuju kornea pada daerah interpalpebra.

Pterygium tumbuh berbentuk sayap pada konjungtiva bulbi. Asal kata pterygium adalah dari bahasa Yunani, yaitu pteron yang artinya sayap.

Pertumbuhan ini biasanya terletak pada celah kelopak bagian nasal maupun temporal konjungtiva yang meluas ke daerah kornea. Pterygium berbentuk segitiga dengan puncak di bagian sentral atau di daerah kornea.

Page 25: ppt kasus pterigium

Epidemiologi

Pterygium tersebar di seluruh dunia, tetapi lebih banyak di daerah iklim panas dan kering & daerah berdebu dan kering lingkungan seperti paparan terhadap matahari (ultraviolet), daerah kering, daerah angin kencang dan debu atau faktor iritan lain.

Laki-laki 4 kali lebih resiko dari perempuan dan berhubungan dengan merokok, pendidikan rendah,

riwayat terpapar lingkungan di luar rumah

Page 26: ppt kasus pterigium

Etiologi

Pterygium diduga disebabkan iritasi kronis akibat debu, cahaya sinar matahari, dan udara yang panas. Etiologinya tidak diketahui dengan jelas dan diduga merupakan suatu neoplasma, radang, dan degenerasi.

Page 27: ppt kasus pterigium

Faktor Resiko

Page 28: ppt kasus pterigium

Patogenesis

Konjungtiva bulbi selalu berhubungan dengan dunia luar

Kontak dengan ultraviolet, debu, kekeringan

faktor risiko tersebut menyebabkan terjadinya degenerasi elastis jaringan kolagen dan proliferasi fibrovaskular. Dan

progresivitasnya diduga merupakan hasil dari kelainan lapisan Bowman kornea

mengakibatkan terjadinya penebalan dan pertumbuhan konjungtiva bulbi yang menjalar ke kornea.

Page 29: ppt kasus pterigium

Gejala klinis

Pterygium umumnya asimptomatis atau akan memberikan keluhan berupa mata sering berair dan tampak merah

mungkin menimbulkan astigmatisma yang memberikan keluhan ganggguan penglihatan

Pada kasus berat dapat menimbulkan diplopia

Biasanya penderita mengeluhkan adanya sesuatu yang tumbuh di kornea dan khawatir akan adanya keganasan atau alasan kosmetik.

Keluhan subjektif dapat berupa rasa panas, gatal, ada yang mengganjal.

Page 30: ppt kasus pterigium

Secara klinis pterygium muncul sebagai lipatan berbentuk segitiga pada konjungtiva yang meluas ke kornea pada daerah fissura interpalpebra. Biasanya pada bagian nasal tetapi dapat juga terjadi pada bagian temporal

Test: Uji ketajaman visual dapat dilakukan untuk melihat apakah visus terpengaruh. Dengan menggunakan slitlamp diperlukan untuk memvisualisasikan pterygium tersebut. Dengan menggunakan sonde di bagian limbus, pada pterigium tidak dapat dilalui oleh sonde seperti pada pseudopterigium.

Page 31: ppt kasus pterigium

Klasifikasi

Klasifikasi Pterygium:

1. Pterygium Simpleks; jika terjadi hanya di nasal/ temporal saja.

2. Pterygium Dupleks; jika terjadi di nasal dan temporal.

Page 32: ppt kasus pterigium
Page 33: ppt kasus pterigium
Page 34: ppt kasus pterigium

DIAGNOSA

Anamnesa : keluhan ada ganjalan pada mata yang semula dirasakan di dekat kelopak namun kelamaan semakin ke tengah (kornea), mata merah, tidak disertai belek (sekret ) dan informasi pekerjaan, lingkungan tempat tinggal, kebiasaan yang berhubungan dengan paparan sinar UV

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan penunjang ; histopatologi pada jaringan yang di ekstirpasi, gambaran pterigium berupa epitel yang iregular dan tampak adanya degenerasi hialin pada stromanya.

Page 35: ppt kasus pterigium

Diagnosa banding

Pinguekula

Bentuknya kecil dan meninggi, merupakan massa kekuningan berbatasan dengan limbus pada konjungtiva bulbi di fissura intrapalpebra dan kadang terinflamasi.

Page 36: ppt kasus pterigium

Pseudopterigium

Pertumbuhannya mirip dengan pterygium karena membentuk sudut miring atau Terriens marginal degeneration. Selain itu, jaringan parut fibrovaskular yang timbul pada konjungtiva bulbi pun menuju kornea. Namun berbeda dengan pterygium, pseudopterygium merupakan akibat inflamasi permukaan okular sebelumnya seperti pada trauma, trauma kimia, konjungtivitis sikatrikal, trauma bedah atau ulkus perifer kornea.

Page 37: ppt kasus pterigium

Kista dermoid

Disingkirkan : Merupaka tumor kongenital yang berasal dari lapisan mesodermal dan ektodermal. Jaringan tumor inni terdiri atas jaringan ikat, jaringan lemak, folikel rambut, kelenjar keringat, dan jaringan kulit.

Lokasinya dapat berada pada limbus konjungtivabulbi atau tumbuh jauh ke orbita posterior dan menyebabkan ptosis.

Page 38: ppt kasus pterigium

Penatalaksanaan

Non medikamentosa

pterygium ringan sering ditangani dengan menghindari asap dan debu.

Untuk mencegah progresifitas menganjurkan penggunaan kacamata pelindung ultraviolet.

Sebaiknya untuk para pekerja lapangan dianjurkan untuk menggunakan kacamata dan topi pelindung memperkecil terpaparnya radiasi UV untuk mengurangi risiko berkembangnya Pterygium.

Page 39: ppt kasus pterigium

Medikamentosa

Non operatif Pada pterigium yang ringan tidak perlu di obati.

Untuk pterigium derajat 1-2 yang mengalami inflamasi, pasien dapat diberikan obat tetes mata kombinasi antibiotik dan steroid 3 kali sehari selama 5-7 hari.

Operatif Indikasi eksisi pterygium sangat bervariasi. Eksisi

dilakukan pada kondisi adanya ketidaknyamanan yang menetap, gangguan penglihatan bila ukuran 3-4 mm dan pertumbuhan yang progresif ke tengah kornea atau aksis visual, adanya gangguan pergerakan bola mata.

Page 40: ppt kasus pterigium

Indikasi Operasi

Pterigium yang menjalar ke kornea sampai lebih 3 mm dari limbus

Pterigium mencapai jarak lebih dari separuh antara limbus dan tepi pupil

Pterigium yang sering memberikan keluhan mata merah, berair dan silau karena astigmatismus

Kosmetik, terutama untuk penderita wanita

  Tujuan utama pengangkatan pterigium yaitu memberikan

hasil yang baik secara kosmetik, mengupayakan komplikasi seminimal mngkin, angka kekambuhan yang rendah

Page 41: ppt kasus pterigium
Page 42: ppt kasus pterigium
Page 43: ppt kasus pterigium

Komplikasi

Gangguan penglihatan

Mata kemerahan

Iritasi

Gangguan pergerakan bola mata.

Timbul jaringan parut kronis dari konjungtiva dan kornea

Pada pasien yang belum di eksisi terjadi distorsi dan penglihatan sentral berkurang

Timbul jaringan parut pada otot rektus medial yang dapat menyebabkan diplopia

Dry Eye sindrom

Keganasan epitel pada jaringan epitel di atas pterigium

Page 44: ppt kasus pterigium
Page 45: ppt kasus pterigium

Prognosis

Penglihatan dan kosmetik pasien setelah dieksisi adalah baik, rasa tidak nyaman pada hari pertama postoperasi dapat ditoleransi, kebanyakan pasien setelah 48 jam post operasi dapat beraktivitas kembali.

Umumnya rekurensi terjadi pada 3 – 6 bulan pertama setelah operasi .

Page 46: ppt kasus pterigium

Presbiopia

Presbiopia merupakan gangguan akomodasi pada usia lanjut yang dapat terjadi akibat kelemahan otot akomodasi dan lensa mata tidak kenyal atau berkurang elastisitasnya

akibat sklerosis lensa

Page 47: ppt kasus pterigium

Anamnesis

Keluhan setelah membaca yaitu berupa mata lelah, berair, dan sering terasa perih

Dalam upayanya untuk membaca lebih jelas, maka penderita cenderung menegakkan punggungnya atau menjauhkan obyek yang dibacanya sehingga mencapai titik dekatnya dengan demikian obyek dapat dibaca lebih jelas.

Page 48: ppt kasus pterigium

Pemeriksaan

• Teknik pemeriksaan yang bisa kita lakukan, yaitu: – Dilakukan pemeriksaan mata satu per satu– Penderita yang akan diperiksa penglihatan sentral untuk jauh dan

diberikan kacamata jauh sesuai yang diperlukan (dapat positif, negatif ataupun astigmatisma)

– Ditaruh kartu baca dekat pada jarak 30-40 cm (jarak baca)– Penderita disuruh membaca huruf terkecil pada kartu baca dekat– Diberikan lensa positif mulai S +1 yang dinaikkan perlahan-lahan

sampai terbaca huruf terkecil pada kartu baca dekat dan kekuatan lensa ini ditentukan-

Page 49: ppt kasus pterigium

Hubungan lensa adisi dan umur biasanya:

40 tahun sampai 45 tahun 1.0 dioptri

45 tahun sampai 50 tahun 1.5 dioptri

50 tahun sampai 55 tahun 2.0 dioptri

55 tahun sampai 60 tahun 2.5 dioptri

60 tahun atau lebih 3.0 dioptri

Page 50: ppt kasus pterigium

Penatalaksanaan

Diberikan penambahan lensa sferis positif sesuai pedoman umur, contoh umur 40tahun (umur rata-rata) diberikan tambahan sferis + 1.00 D dan setiap 5 tahun diatasnya ditambahkan lagi sferis + 0.50D. Lensa sferis (+) yang ditambahkan dapat diberikan dalam berbagai cara: Kacamata baca untuk melihat dekat saja

Kacamata bifokal sekaligus mengoreksi kelainan yang lain

Kacamata trifokus mengoreksi penglihatan jauh di segmen atas, penglihatan sedang di segmen tengah, dan penglihatan dekat di segmen bawah

Kacamata progresif mengoreksi penglihatan dekat, sedang, dan jauh, tetapi dengan perubahan daya lensa yang progresif dan bukan bertingkat.