Ppt internas
-
Upload
brawijaya-university -
Category
Documents
-
view
58 -
download
2
Transcript of Ppt internas
KELOMPOK 7
MUHAMMAD RASYID RIDHO (135020101111012)
ANIK FATUL ROFIAH (135020101111051)
NUR AZIZAH (135020101111054)
Neraca Pembayaran Internasional
dan Pendapatan Nasional
NERACA PENDAPATAN NASIONAL
PRODUK (OUTPUT) NASIONAL DAN PENDAPATAN NASIONAL
PENYUSUTAN MODAL, TRANSFER INTERNASIONAL DAN PAJAK UASAHA TIDAK LANGSUNG
PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL DALAM PEREKONOMIAN TERTUTUP DAN TERBUKA
PERHITUNGAN NERACA PEMBAYARAN
Studi kasus
OUTLINE
NERACA PENDAPATAN NASIAONAL
GNP
(Gross National Product)
Paul R Krugmen (2002)
• Nilai seluruh barang dan jasa yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi negara itu dan dijual ke pasar pada kurun waktu tertentu
• Merupakan ukuran dasar dalam menilai output suatu negara dihitung dengan menjumlahkan nilai pasar semua pengeluaran pada output terakhir
• Output tidak bisa diproduksi tanpa faktor input maka GNP erat kaitannya dengan pendayagunaan tenaga kerja, modal, dan faktor lainnya.
Investasi
Konsumsi
Belanja
Pemerintah
Neraca Transaksi
Berjalan
Menurut Paul R Krugmen (2002)
PRODUK (OUTPUT) NASIONAL DAN
PENDAPATAN NASIONAL
• Pendapatan nasional merupakan jumlah pendapatan yang dihasilkan selama periode tersebut oleh faktor-faktor produksi
• GNP hanya lah perhitungan nilai barang dan jasa yang sudah jadi maka penjualan barang yang setengan jadi tidak dihitung
• Para ahli menganalisis bahwa peningkatan GNP sama dengan peningkatan pendapatan nasional karena setiap dollar yang digunakan untuk membeli barang dan jasa dengan sendirinya akan berhenti pada seseorang
PENYUSUTAN MODAL, TRANSFER
INTERNASIONAL DAN PAJAK UASAHA TIDAK
LANGSUNG
•GNP tidak memperhitungkan kerugian-kerugian ekonomis yang seperti yang diakibatkan oleh kecenderungan pengikisan fungsi mesin dan bangunan
•Oleh karena menghitung pendapatan nasional pada jangka waktu tertentu, GNP harus dikurangi dengan Penyusutan atau depresiasi pada jangka waktu tertentu, maka hasilnya biasa disebut dengan produk nasional bersih/net national product (NNP)
Penyusutan Modal (Depreciation)
•Pendapatan suatu negara yang diperoleh dari pemberian dari negara lain
•Transfer Uniteral merupakan bagian dari pendapatan nasional tapi bukan bagian dari produknya, oleh karena itu transfer uniteral harus ditambahkan dalam NNP
Transfer Unilateral (Unilateral Transfer)
•Pajak yang harus dikurangkan dari GNP sebelum mendapatkan Pendapatan Nasional yang sebenarnya
•Dengan adanya pajak penjualan membuat pembeli membayar lebih tinggi dari jumlah yang harus diterima perusahaan sehingga nilai GNP cenderung lebih besar dari pada pendapatan nasional
Pajak Tak Langsung (Indirect business taxes)
Paul R Krugman, 2002
PENYUSUTAN MODAL, TRANSFER
INTERNASIONAL DAN PAJAK UASAHA TIDAK
LANGSUNG
Pendapatan Nasional = GNP – Depresiasi + Transfer Unilateral Bersih
(selisih antara transfer dana keluar negeri dengan transfer dana yang
diterima negara) - Pemungutan Pajak Tidak Langsung
Paul R Krugman, 2002
Produk Domestik Bruto (GDP)
PENYUSUTAN MODAL, TRANSFER
INTERNASIONAL DAN PAJAK UASAHA TIDAK
LANGSUNG
Paul R Krugman (2002)
GDP (Gross Domestic Product) digunakan untuk mengukur
seluruh volume produksi dalam suatu wilayah atau negara secara
geografis
Muana Nanga (2005)
Produk domestik bruto (GDP) adalah total nilai atau harga pasar (market prices) yang
dihasilkan oleh suatu perekonomian selama kurun
waktu tertentu (biasanya 1 tahun)
PDB hanya mencakup barang akhir (final goods)
dan/atau nilai tambah(value added) saja
PDB hanya menghitung atau memasukkan nilai dari barang yang merupakan hasil produksi pada tahun berjalan (current
year) pada saat dilakukan perhitungan
Barang dan jasa atau GDP yang dihasilkan itu dinilai berdasarkan harga pasar yang berlaku (at current
market prices)
Persamaan perhitungan GDP:
NFP (net factor payment to abroad) menunjukkan pembayaran
bersih atau netto atas faktor produksi luar negeri yaitu sama
dengan pendapatan (pembayaran) bersih faktor produksi yang
diterima dari luar negeri
PENYUSUTAN MODAL, TRANSFER
INTERNASIONAL DAN PAJAK UASAHA TIDAK
LANGSUNG
GDP = GNP – NFP
Apabila faktor produksi suatu negara yang bekerja di luar
negeri menghasilkan lebih banyak dari pada faktor produksi
milik luar negeri yang bekerja di dalam negeri (NFP > 0), maka
GNP akan lebih tinggi dari pada GDP
Perhitungan Pendapatan Nasional dalam
Perekonomian Tertutup dan Terbuka
Perekonomian Tertutup dan Identitasnya
Paul R Krugman (2002)
Dalam perekonomian tertutup
tidak mengenal adanya
perdagangan internasional
tapi hanya mengenal
konsumsi (C), investasi(I), dan
belanjan pemerintah (G)
Y = C + I + G
Penyusunan persamaan pendapatan Nasional
untuk perekonomian tertutup didasarkan pada
asumsi bahwa seluruh output dikonsumsi atau
diinvestasikan oleh penduduk negara tersebut
atau dibelanjakan oleh pemerintah
Perhitungan Pendapatan Nasional dalam
Perekonomian Tertutup dan Terbuka
Perekonomian Terbuka dan Identitasnya
Paul R Krugman (2002)
Persamaan GNP untuk
perekonomian terbuka adalah
penjualan barang dan jasa
menjadi sumber pendapatan
nasional suatu negara dibagi
penjualan barang dan jasa
penduduk negara kepada
penduduk negara lain
Y = C+ I + G + (X - M)
Persamaan GNP Perekonomian
Terbuka menunjukkan bahwa
penjualan barang dan jasa
menjadi sumber pendapatan
nasional bagi Negara tersebut
Perhitungan Pendapatan Nasional dalam
Perekonomian Tertutup dan Terbuka
Neraca Transaksi Berjalan dan Utang Luar Negeri
Paul R Krugman (2002), selisih antara ekspor barang dan
impor barang dicatat dalam neraca khusus yaitu Neraca
Transaksi Berjalan (Curent Account)
CA = EX - IM
Defisit Hutang luar negeri Menggunakan
kekayaan luar negeri yang dimiliki
Surplus Dapat memberikan
pinjaman ke negara yang defisit
Perhitungan Pendapatan Nasional dalam
Perekonomian Tertutup dan Terbuka
Neraca Transaksi Berjalan dan Utang Luar Negeri
Paul R Krugman(2002)Neraca transaksi berjalan sebagai selisih ekspor dan impor atau neraca transaksi berjalan sama dengan selisih antara pendapatan nasional Y dengan pengeluaran negara
Y- (C + I + G) = CA
Perhitungan Pendapatan Nasional dalam
Perekonomian Tertutup dan Terbuka
Tabungan dan Neraca Transaksi Berjalan
Bagi perekonomian tertutup tabungan nasional (national saving) sama dengan investasi
S = Y – C - G
Persamaan GNP untuk perekonomian tertutup
Y = C + I + G I = Y – C – G S = I
Persamaan untuk perekonomian tertutup
S = Y – C - G
Ditambah dengan Neraca
Transaksi Berjalan
CA = X - M)
S = I + CA
Perhitungan Pendapatan Nasional dalam
Perekonomian Tertutup dan Terbuka
Tabungan Swasta dan Pemerintah
Paul R Krugman (2002)
Tabungan nasional terdiri atas:
Tabungan Swasta
(Private Saving)
Bagian pendapatan disposible yangtidak dikonsumsi, tetapi ditabung
Sp = Y – T - C
Tabungan Pemerintah
(Governement Saving)
Mirip dengan tabungan swasta namunpenerimaan pemerintah dari pajak dikurangi oleh belanja pemerintah
Sg = T - G
Perhitungan Pendapatan Nasional dalam
Perekonomian Tertutup dan Terbuka
Tabungan Swasta dan Pemerintah
Jadi Tabungan Nasional adalah penjumlahan dari tabungan pemerintah dan
tabungan swasta
S = Y – C – G = (Y – T – C) + ( T – G ) = Sp + Sg
Memasukan pendapatan nasional pada perekonomian terbuka pada persamaan tabungan
swatsa dam tabungan pemerintah
S = Sp + Sg = I + CA
Sp = I + CA - Sg = I + CA – (T – G) = I + CA + (G – T)
Perhitungan Neraca Pembayaran
(Belance Of Payment)
Paul R Krugman
(2002)
• Perhitungan neraca pembayaran yaitu suatu catatan terinci atas komposisi neraca transaksi berjalan berbagai transaksi yang membiayainya
• Neraca pembayaran suatu negara mencatat seluruh pembayaran negara kepada pihak luar negeri serta penerimaannya dari pihak luar negeri
Menurut R. Hendra Halwani (2005)
• Neraca pembayaran terdiri dari beberapa komponen antara lain neraca transaksi berjalan ( neraca perdagangan + neraca jasa-jasa), neraca modal, selisih yang belum dapat diperhitungkan dan lalu lintas moneter
• Setiap transaksi yang menghasilkan suatu pembayaran kepada pihak luar negeri masuk ke dalam neraca pembayaran sebagai debit (-), sedangkan setiap transaksi yang menghasilkan penerimaan dari pihak luar negeri masuk sebagai kredit (+)
Perhitungan Neraca Pembayaran
(Belance Of Payment)
Paul R Krugman (2002)
Terdapat dua jenis transaksi internasional yang dicatat dalam neraca pembayaran
Transaksi-transaksi yang berkaitan dengan ekspor atau impor
barang atau jasa, yang langsung masuk kedalam neraca transaksi berjalan
Transaksi-transaksi yang berkaitan dengan pembelian atau
penjualan aset-aset dimasukkan dalam
neraca modal
Menurut Paul R Krugman (2002)
Persamaan ini dapat dipahami dengan melihat hubungan antara
transaksi berjalan terhadap utang-utang internasional. Transaksi
berjalan mencerminkan perubahan posisi bersih kekayaan luar
negeri suatu negara. Itulah sebabnya transaksi berjalan harus sama
dengan selisih antara pembelian aset dari orang asing dan penjual
aset negara yang bersangkutan kepada negara lain
Perhitungan Neraca Pembayaran
(Belance Of Payment)
Transaksi Berjalan + Neraca Modal = 0
Perhitungan Neraca Pembayaran
(Belance Of Payment)
Transaksi Berjalan
R Hendra Halwani
(2005)
•Neraca transaksi berjalan ini merupakan gabungan dari necara perdagangan (ekspor-impor barang) dan neraca jasa-jasa (ekspor-impor jasa)
•Teori neraca pembayaran diasumsikan dengan dua hal sederhana antara lain tidak ada pergerakan modal dan nilai tukar dianggap tetap
Paul R Krugman (2002)
Neraca pembayaran membagi ekspor dan
impor menjadi tiga kategori
Perdagangan barang
(mercahandise trade)
Pendapatan investasi
(investment income)
Jasa-jasa lain
Perhitungan Neraca Pembayaran
(Belance Of Payment)
Neraca Modal
Paul R Krugman (2002)
Neraca modal menghitung selisih antara penjualan aset dalam negari ke pihak luar
negeri serta pembelian atas aset-aset yang berada di luar
negeri
R Hendra Halwani (2005)
Neraca modal merupakan selisih aliran modal masuk dan aliran modal keluar
Perhitungan Neraca Pembayaran
(Belance Of Payment)
Neraca Modal
Paul R Krugman (2002)
Neraca modal menghitung selisih antara penjualan aset dalam negari ke pihak luar
negeri serta pembelian atas aset-aset yang berada di luar
negeri
R Hendra Halwani (2005)
Neraca modal merupakan selisih aliran modal masuk dan aliran modal keluar
Perhitungan Neraca Pembayaran
(Belance Of Payment)
Neraca Modal
Menurut R Hendra Halwani (2005) aliran modal masuk terdiri dari:
Aliran Modal Masuk
Pemasukan Modal Pemerintah
Pemasukan Modal Swasta
Aliran Modal Keluar
Pembayaran Utang Pokok
Perhitungan Neraca Pembayaran
(Belance Of Payment)
Selisih Statistik
Menurut Paul R Krugman (2002)
• Perbedaan angka antara transaksi berjalan dan neraca modal mungkin terjadi dikarenakan informasi penyeimbang debit kredit dari suatu transaksi bisa saja tergabung dari berbagai transaksi yang berlainan
• data-data yang diperoleh dari berbagai sumber bisa berlainan pada soal cakupan, akurasi dan waktu penyampaian maka neraca pembayaran sangat jarang benar-benar seimbang sesuai dengan teorinya
• Kegunaan selisih statistik yakni untuk memperbaiki dengan menambah angka untuk menyeimbangkan kedua sisi neraca pembayaran
• Neraca modal lebih berpeluang menjadi sumber selisih atau mengalami defisit karena sulitnya melacak perdagangan financial antarnegara yang sangat rumit
Perhitungan Neraca Pembayaran
(Belance Of Payment)
Transaksi Cadangan Resmi
Menurut Paul R
Krugman (2002)
Ada dua jenis
transaksi
cadangan resmi
Official Foreign Exchange
Reserve
Cadangan resmi oleh bank
sentral
R Hendra Halwani
(2005)
Di Indonesia
memiliki dua
terminologi
cadangan devisa
Cadangan internasional resmi
(official internasional resmi)
Country foreign exchange
reserve
Masalah dalam Analisa Neraca Pembayaran
Menurut Nopirin (1995)
Seringkali mengabaikan hubungan antara transaksi internasional yang satu dengan yang lain sehingga ketidakseimbangan dalam
neraca pembayaran sering kali dilihat dari satu transaksi saja tanpa memperhatikan hubungannya dengan transaksi lain
Surplus transaksi berjalan selalu dianggap baik untuk perekonomian sedangkan defisit buruk bagi perekonomian
Keputusan untuk memberi bantuan(aid) pada negara lain tidak harus didasarkan pada pertimbangan neraca pembayaran
melainkan harus lebih ditinjau dari kekuatan ekonomi negara secara keseluruhan
Masalah dalam Analisa Neraca Pembayaran
Menurut R Hendra Halwani (2005)
Mekanisme pendapatan, mekanisme moneter terdapat hal yang mendasar tentang mekanisme harga yaitu penggunaan standar
emas
Mekanisme ini dianggap penting untuk mengetahui dasar perhitungan nilai transfer emas untuk mengetahui standar nilai mata
uang dalam menetapkan surplus dan defisit neraca pembayaran
Ide dasar dari penyesuaian standar emas adalah defisit neraca pembayaran yang disebabkan oleh kekurangan cadangan devisa
dan suplay uang sehingga menurunkan harga dalam negeri
Masalah dalam Analisa Neraca Pembayaran
Menurut R Hendra Halwani (2005) dari kejadian defisit neraca pembayaran
dapat disimpulkan asumsi mengenai hal-hal penting yang mendasar antara lain
adalah:
Defisit Neraca Pembayaran
Arus keluar negari (emas)
Suplai uang dalam negeri
menurun
Harga dalam negeri turun
Tingkat kompetisi barang dan jasa
meningkat
Ekspor meningkat,
Impor menurun
Defisit neraca pembayaran
menurun
Masalah dalam Analisa Neraca Pembayaran
Menurut R Hendra Halwani (2005) dari kejadian suplus neraca pembayaran
dapat disimpulkan asumsi mengenai hal-hal penting yang mendasar antara lain
adalah :
Surplus neraca pembayaran
Arus kedalam negeri (emas)
Suplay uang dalam negeri
meningkat
Harga dalam negeri meningkat
Tingkat kompetitif menurun
Ekspor menurun, impor meningkat
Surplus neraca pembayaran
memburuk
Studi kasus
PERBANDINGAN NERACA
PEMBAYARAN INDONESIA DAN
NERACA PEMBAYARAN JEPANG
Tahun 2013
Grafik 1.1 Transaksi Berjalan Indonesia Tahun 2010- 2013 ($ milyar)
Sumber: Bank Indonesia
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TAHUN 2013
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TAHUN 2013
Neraca perdagangan barang pada triwulan IV-2013 mencatat surplus sebesar $4,9 milyar, jauh lebih besar dari surplus pada triwulan sebelumnya yaitu sebesar $149 juta.
Surplus neraca perdagangan nonmigas meningkat karena ekspor nonmigas yang tumbuh positif (3,8% yoy). Sementara itu dari sisi nonmigas terkontraksi (6,6% yoy)
Defisit neraca perdagangan jasa pada triwulan IV-2013 mencapai $2,9 milyar, lebih tinggi dibandingkan dengan defisit pada triwulan sebelumnya yaitu $2,7 milyar
Defisit neraca pendapatan pada triwulan IV-2013 naik menjadi $7,1 milyar dari triwulan sebelumnya yaitu sebesar $6,9 milyar
Neraca transfer berjalan pada triwulan IV-2013 mencatat surplus sebesar $1,1 milyar naik dibandingkan dengan surplus pda triwulan sebelumnya yaitu sebesar 0,9 milyar
Dari keseluruhan komponen neraca transaksi berjalan sampai dengan triwulan IV, defisit transaksi berjalan Indonesia pada tahun 2013 mencapai (-$29,115 ) milyar, lebih tinggi dari defisit tahun sebelumnya yakni sebesar (-$24,418) milyar
Grafik 1.3 Transaksi Modal dan Finansial Indonesia Tahun 2010-2013 ($ milyar)
Sumber: Bank Indonesia
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TAHUN 2013
Terjadinya surplus pada transaksi modal dan finansial pada triwulan IV-2013 sebesar $9,2 milyar, meningkat secara signifikan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yaitu sebesar $5,6 milyar
Selain itu arus masuk investasi langung (PMA) tetap kuat meskipun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya karena adanya divestasi (ini merupakan kebalikan dari investasi) di beberapa perusahaan PMA
Dengan perkembangan sampai dengan triwulan IV, surplus transaksi modal dan finansial pada tahun 2013 mencapai $22 milyar, lebih rendah dari surplus tahun sebelumnya yakni sebesar $24,9 milyar
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TAHUN 2013
Grafik 1.4 Neraca Pembayaran Indonesia Tahun 2010-2013 ($ milyar)
Sumber: Bank Indonesia
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TAHUN 2013
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TAHUN 2013
Dari data transaksi berjalan dan neraca modal dan finansial Indonesia pada tahun 2013 dapat diketahui NPI keseluruhan tahun 2013 tercatat defisit sebesar $7,1 milyarsetelah sebelumnya surplus sebesar $491 juta pada tahun 2012
Dengan uraian untuk neraca transaksi berjalan defisit sebesar (-$29,115), untuk neraca modal dan finansial surplus sebesar $22,009 milyar
NERACA TRANSAKSI BERJALAN JEPANG TAHUN 2009-2013
NERACA PEMBAYARAN JEPANG TAHUN 2013
Neraca perdagangan Jepang di atas dapat kita simpulkan bahwa setiap tahun terjadi penurunan surplus Neraca Berjalan di Jepang
Tahun 2010 sebesar 17.887,9 Triliun Yen, tahun 2011 sebesar 9.550,7 Triliun yen, pada sebesar 4.823,7 Triliun Yen, dan data pada tahun 2013 terjadi penurunan yang tidak terlalu signifikan, penurunan surplus pada tahun 2013 menjadi 3.306,1 Triliun Yen
penurunan surplus Neraca Berjalan di Jepang paling besar disebabkan karena peningkatan impor barang yang tinggi dari tahun 2009, dan pada tahun 2013 yang terjadi adalah besarnya selisih antara ekspor dan impor, yaitu sebesar -10.639,9 Triliun Yen
NERACA TRANSAKSI MODAL DAN KEUANGAN JEPANG PADA TAHUN 2009-2013
NERACA PEMBAYARAN JEPANG TAHUN 2013
Sedangkan dalam Laporan Neraca Transaksi Modal dan Keuangan Jepang yang membuat penurunan surplus Neraca Transaksi Modal dan Keuangan adalah karena berkurangnya investasi portofolio atau investasi keuangan
Investasi portofolio turun dari 15.296,5 Triliun Yen menjadi -6.116,0 Triliun Yen
Net inflows disini maksudnya adalah investasi dari modal asing, jadi penurunan investasi di sektor keuangan di Jepang dikarenakan makin meningkatnya investasi modal asing yang menyebabkan investor domestik tersaingi
HUBUNGAN EKSPOR IMPOR ANTARA JEPANG DAN
INDONESIA TAHUN 2010-2013
Ekspor Non-Migas Berdasarkan Negara Tujuan Utama
Sumber :Laporan Neraca Pembayaran Indonesia oleh Bank Indonesia
HUBUNGAN EKSPOR IMPOR ANTARA JEPANG DAN
INDONESIA TAHUN 2010-2013
Impor No-Migas Berdasarkan Negara Asal Utama
Sumber : Laporan Neraca Pembayaran Indonesia oleh Bank Indonesia
UTANG LUAR NEGERI INDONESIA DAN DAMPAKNYA
BAGI PERTUMBUHAN INDONESIA
Pembiayaan Defisit Anggaran dan Neraca Pembayaran
• Untuk membiayai defisit pada neraca pembayaran di Indonesia memiliki dua alternatif yakni melaluipenciptaan uang dan utang luar negeri
• Pembiayaan melalui penciptaan uang ini akan berpengaruh pada penurunan cadangan devisa Indonesia.
• Oleh karena itu Indonesia sering menggunakan alternatif pembiayaan defisit melalui utang luar negeri yang dianggap dapat menjaga jumlah devisa negara
UTANG LUAR NEGERI INDONESIA DAN DAMPAKNYA
BAGI PERTUMBUHAN INDONESIA
Pembiayaan Defisit Anggaran dan Neraca Pembayaran
PENERIMAAN
PEMERINTAH
PENGELUARAN
PEMERINTAH
UTANG LUAR
NEGERI
MENCIPTAKAN
UANG
DEFISIT
Rudiger Dornbush (1997)
UTANG LUAR NEGERI INDONESIA DAN DAMPAKNYA
BAGI PERTUMBUHAN INDONESIA
Sumber : KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
UTANG LUAR NEGERI INDONESIA DAN DAMPAKNYA
BAGI PERTUMBUHAN INDONESIA
Dari data diatas menunjukkan bahwa utang luar negeri yang dilakukan Indonesia untuk menutupi defisit APBN dari tahun ke tahun mengalami fluktuatif yang tidak signifikan
Jumlah uatang yang dilakukan indonesia pada tahun APBN-P tahun 2010 sebesar 70.777 milyar rupiah kemudian menurun menjadi 56.182 milyar rupaih pada APBN-P 2011, 2012 sebesar 53.731 milyar rupiah dan pada tahun 2013 menurun lagi sebesar 49.039 milyar rupiah
UTANG LUAR NEGERI INDONESIA DAN DAMPAKNYA
BAGI PERTUMBUHAN INDONESIA
Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Todaro (2000)
•Pertumbuhan ekonomi adalah suatu kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduknya
•Adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian teknologi, institusional (kelembagaan) dan ideologis terhadap berbagai tuntutan keadaan yang ada
Boediono (1989
•Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang
•Pertumbuhan ekonomi terjadi apabila ada kecenderungan output per kapita untuk naik yang bersumber dari kekuatan yang berada dalam perekonomian itu sendiri, bukan berasal dari luar atau bersifat sementara
UTANG LUAR NEGERI INDONESIA DAN DAMPAKNYA
BAGI PERTUMBUHAN INDONESIA
Pengaruh Utang Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
• Kebijakan peningkatan anggaran belanja yang dibiayai oleh utang luar negeri akan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi akibat naiknya permintaan agregat sebagai pengaruh lanjut dari terjadinya akumulasi modal
Eisner (1989) dan Bernheim (1989)
• Kebijakan utang luar negeri untuk membiayai defisit anggaran belanja pemerintah tidak akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
Barro (1974, 1989), Evans (1988)
• Dampak dari utang luar negeri akan membebani APBN
Sukarna dan Mamun (2005)
UTANG LUAR NEGERI INDONESIA DAN DAMPAKNYA
BAGI PERTUMBUHAN INDONESIA
Peta Pertumbuhan Ekonomi Daerah Triwulan III-2014
Sumber : Laporan Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Bank Indonesia Triwulan III-2014
UTANG LUAR NEGERI INDONESIA DAN DAMPAKNYA
BAGI PERTUMBUHAN INDONESIA
Jadi dapat disimpulkan Kendati pertumbuhan ekonomi
Indonesia tahun 2014 bekisar 5,8% yang turun dari pertumbuhan
ekonomi pada tahun 2013 yang berkisar 6,8% . Pertumbuhan
ekonomi tersebut adalah petumbuhan yang semu (bubble
economics). Hal ini ditandai dengan masih tingginya angka
kemiskinan di Indonesia meski pertumbuhan PDB dikatakan
bagus. Dampak Utang luar negeri pada jangka panjangnya
akan membebankan pokok cicilan dan bunga utang tersebut
pada APBN. Semakin besar pokok cicilan utang dan bunganya
maka semakin besar sumber daya yang dialokasikan untuk
membayar pokok dan bunga utang dan semakin rendah pula
dana yang dialokasikan untuk mengembangkan
perekonomian. Artinya, pertumbuhan ekonomi pun semakin
menurun seperti yang ditunjukkan dari data dia atas.
UTANG LUAR NEGERI INDONESIA DAN DAMPAKNYA
BAGI PERTUMBUHAN INDONESIA
Selain Itu dampak utang luar negeri antara lain:
Sisi efektifitas, secara internal, utang luar negeri menghambat tumbuhnya kemandirian ekonomi negara
Secara eksternal, utang luar negeri menjadi pemicu meningkatnya ketergantungan negara pada modal asing, dan pada pembuatan utang luar negeri secara berkesinambungan
Sisi kelembagaan, lembaga-lembaga keuangan multilateral diyakini telah bekerja sebagai kepanjangan tangan negara-negara Dunia Pertama pemegang saham utama mereka, untuk mengintervensi negara-negara penerima pinjaman
Sisi ideologi, utang luar negeri diyakini telah dipakai oleh negara-negara pemberi pinjaman, terutama Amerika, sebagai sarana untuk menyebarluaskan kapitalisme neoliberal ke seluruh penjuru dunia
Sisi implikasi sosial dan politik, utang luar negeri sebagai sarana yang sengaja dikembangkan oleh negara-negara pemberi pinjaman untuk mengintervensi negara-negara penerima pinjaman
T E R I M A K A S I H