PPT Dini-Pedoman Rinitis Alergi Dan Dampaknya Terhadap Asma.

44
Pedoman Rinitis Alergi dan Dampaknya terhadap Asma: Revisi 2010 SMF THT RSUD dr. SOEBANDI JEMBER 2013 JURNAL Diterjemahkan Oleh: Windradini Rahvian Aridama Jan L. Brozek, MD, PhD; Jean Bousquet, MD, PhD; Carlos E Baena-Cagnani, MD; Sergio Bonini, MD; G. Walter Canonica, MD; Thomas B Casale, MD; Roy Gerth van Wijk, MD, PhD; Ken Ohta, MD, PhD; Torsten Zuberbier,MD; dan Holger J. Schunemann, MD, PhD, MSc J ALLERGY CLIN IMMUNOL VOLUME 126, NUMBER 3

description

terjemahan jurnal

Transcript of PPT Dini-Pedoman Rinitis Alergi Dan Dampaknya Terhadap Asma.

Page 1: PPT Dini-Pedoman Rinitis Alergi Dan Dampaknya Terhadap Asma.

Pedoman Rinitis Alergi dan Dampaknya terhadap Asma: Revisi 2010

SMF THT RSUD dr. SOEBANDI JEMBER2013

JURNAL

Diterjemahkan Oleh:Windradini Rahvian Aridama

Jan L. Brozek, MD, PhD; Jean Bousquet, MD, PhD; Carlos E Baena-Cagnani, MD; Sergio Bonini, MD; G. Walter Canonica, MD; Thomas B Casale, MD; Roy Gerth van Wijk, MD, PhD; Ken Ohta, MD, PhD; Torsten Zuberbier,MD; dan Holger J. Schunemann, MD,

PhD, MSc

J ALLERGY CLIN IMMUNOLVOLUME 126, NUMBER 3

Page 2: PPT Dini-Pedoman Rinitis Alergi Dan Dampaknya Terhadap Asma.

Pendahuluan

Rhinitis alergi (RA) merupakan masalah kesehatan global yang mempengaruhi 10 sampai 20% populasi dunia.

Rhinitis Alergi merupakan masalah kesehatan yang penting dikarenakan prevalensi serta pengaruhnya terhadap kehidupan sosial pasien, performa sekolah, serta produktivitas kerja.

Page 3: PPT Dini-Pedoman Rinitis Alergi Dan Dampaknya Terhadap Asma.

Pendahuluan

Studi epidemiologi : Asma dan RA sering ditemukan bersamaan

dalam satu pasien. Perlu ditekankan kepada para klinisi

mengenai pentingnya penggunaaan manajemen berbasis bukti (evidence based management) pada pasien dengan dan tanpa asma.

Page 4: PPT Dini-Pedoman Rinitis Alergi Dan Dampaknya Terhadap Asma.

Pendahuluan

Pedoman latihan klinis untuk manajemen RA telah dikembangkan selama 15 tahun terakhir, salah satunya adalah “Pedoman Rinitis Alergi dan Pengaruhnya terhadap Asma” (Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma/ ARIA)

Page 5: PPT Dini-Pedoman Rinitis Alergi Dan Dampaknya Terhadap Asma.

Pendahuluan

ARIA: pedoman terbaru dan paling sistematis serta transparan dari rekomendasi pengembangan tatalaksana RA pada dewasa dan anak-anak.

ARIA revisi 2010: rekomendasi untuk pencegahan serta pengobatan RA dan asma dengan RA

Page 6: PPT Dini-Pedoman Rinitis Alergi Dan Dampaknya Terhadap Asma.

Pendahuluan

Pedoman ARIA membahas beberapa poin penting:

1. Pencegahan alergi2. Pengobatan RA-mengurangi paparan

alergen3. Terapi farmakologis RA4. Pengobatan RA dan asma pada pasien yang

sama

Page 7: PPT Dini-Pedoman Rinitis Alergi Dan Dampaknya Terhadap Asma.

I. Pencegahan Alergi

1.Apakah sebaiknya ASI eksklusif diberikan pada bayi baru lahir untuk mencegah alergi?. pemberian ASI eksklusif sebaiknya diberikan sekurang-kurangnya 3 bulan untuk semua bayi baru lahir terlepas dari riwayat alergi pada keluarga

Page 8: PPT Dini-Pedoman Rinitis Alergi Dan Dampaknya Terhadap Asma.

I. Pencegahan Alergi

2. Apakah sebaiknya dilakukan diet menghindari antigen pada wanita hamil atau ibu menyusui untuk mencegah pengembangan alergi pada anak?Untuk wanita hamil atau ibu menyusui, disarankan untuk tidak melakukan diet menghindari antigen untuk mencegah pengembangan alergi pada anak

Page 9: PPT Dini-Pedoman Rinitis Alergi Dan Dampaknya Terhadap Asma.

I. Pencegahan Alergi

3. Apakah sebaiknya anak-anak dan ibu hamil menghindari lingkungan perokok (perkok pasif) untuk mengurangi resiko alergi, mengi (wheezing) asma pada anak?Untuk anak-anak dan ibu hamil, direkomendasikan penuh untuk menghindari lingkungan perokok (perokok pasif).

Page 10: PPT Dini-Pedoman Rinitis Alergi Dan Dampaknya Terhadap Asma.

I. Pencegahan Alergi

4. Apakah sebaiknya bayi baru lahir dan anak usia pre sekolah menghindari pajanan tungau rumah untuk mengurangi resiko berkembangnya alergi dan asma?

Untuk bayi baru lahir dan anak usia pre sekolah disarankan melakukan intervensi multifungsional untuk mengurangi pajanan awal tungau rumah (mencuci sprei anak, membungkus kasur dan mencuci mainan anak pada temperatur lebih dari 55oC (131oF), penggunaan akarisida, menggunakan lantai halus tanpa karpet, dst)

Page 11: PPT Dini-Pedoman Rinitis Alergi Dan Dampaknya Terhadap Asma.

I. Pencegahan Alergi

5. Apakah sebaiknya bayi baru lahir dan anak usia pre sekolah menghindari pajanan terhadap hewan peliharaan di rumah untuk mengurangi resiko berkembangnya alergi atau asma?

Untuk bayi baru lahir dan anak usia pre sekolah, kami menyarankan untuk tidak menghindari pajanan terhadap hewan peliharaan di rumah.

Page 12: PPT Dini-Pedoman Rinitis Alergi Dan Dampaknya Terhadap Asma.

I. Pencegahan Alergi

6. Apakah sebaiknya menggunakan langkah-langkah khusus untuk mengurangi paparan alergen agar risiko sensitisasi dan perkembangan selanjutnya dari rhinitis dan asma bekurang?

Bagi individu yang sering terpajan alergen disarankan melakukan pencegahan khusus berupa melakukan langkah-langkah untuk menghilangkan atau mengurangi alergen pada lingkungan kerja

Page 13: PPT Dini-Pedoman Rinitis Alergi Dan Dampaknya Terhadap Asma.

II. Pengobatan RA-Mengurangi Paparan Alergen

7. Apakah metode yang bertujuan untuk mengurangi paparan tungau rumah dapat digunakan pada pasien dengan alergi terhadap alergen tungau debu?.

Pada pasien dengan RA dan atau asma yang sensitif terhadap tungau, direkomendasikan untuk tidak perlu menggunakan zat kimia saat ini tersedia atau metode preventif untuk mengurangi paparan tungau rumah. disarankan melakukan program pengendalian lingkungan multifaset di rumah terutama lingkungan kota untuk memperbaiki gejala asma pada anak

Page 14: PPT Dini-Pedoman Rinitis Alergi Dan Dampaknya Terhadap Asma.

II. Pengobatan RA-Mengurangi Paparan Alergen

8. Apakah pasien yang alergi terhadap jamur dalam ruangan sebaiknya menghindari paparan alergen jenis ini di rumah?.

Pada pasien dengan alergi terhadap jamur dalam ruangan, disarankan untuk menghindari paparan alergen ini di rumah

9. Apakah pasien dengan alergi terhadap bulu binatang sebaiknya menghindari paparan alergen ini di rumah?.

Pada pasien dengan RA yang disebabkan oleh bulu binatang, direkomendasikan untuk menghindari paparan alergen ini di rumah

Page 15: PPT Dini-Pedoman Rinitis Alergi Dan Dampaknya Terhadap Asma.

II. Pengobatan RA-Mengurangi Paparan Alergen

10. Apakah sebaiknya menghentikan pajanan alergen secara segera dan total terhadap alergen dilakukan pada pasien dengan rhinitis dan asma?. Pada pasien dengan asma, disarankan penghentian segera dan total pajanan terhadap alergen .

Page 16: PPT Dini-Pedoman Rinitis Alergi Dan Dampaknya Terhadap Asma.

III. Terapi farmakologis RA

11. Apakah sebaiknya menggunakan antihistamin-H1 digunakan untuk pengobatan RA?. Pada pasien dengan RA, kami sarankan menggunakan obat generasi baru H1-antihistamin oral yang tidak menyebabkan sedasi dan tidak berinteraksi dengan sitokrom P450.

12. Haruskah generasi baru H1-antihistamin oral

versus generasi lama H1-antihistamin dapat digunakan untuk pengobatan RA?. Pada pasien dengan RA, lebih disarankan menggunakan H1-antihistamin generasi baru.

Page 17: PPT Dini-Pedoman Rinitis Alergi Dan Dampaknya Terhadap Asma.

III. Terapi farmakologis RA

13. Apakah sebaiknya H1-antihistamin digunakan pada anak usia presekolah dengan penyakit alergi lainnya untuk pencegahan mengi atau asma?.

Pada bayi dengan dermatitis atopik dan atau bayi yang memiliki riwayat keluarga alergi atau asma (berisiko tinggi mengembangkan asma), disarankan dokter tidak menggunakan H1-antihistamin untuk pencegahan mengi atau asma

Page 18: PPT Dini-Pedoman Rinitis Alergi Dan Dampaknya Terhadap Asma.

III. Terapi farmakologis RA

14. Apakah sebaiknya H1-antihistamin intranasal digunakan untuk pengobatan RA?. Disarankan menggunakan H1-antihistamin intranasal pada orang dewasa dengan RA musiman dan pada anak-anak dengan RA musiman. Pada orang dewasa dan anak-anak dengan RA yang berat, disarankan dokter tidak menggunakan H1-antihistamin intranasal.

Page 19: PPT Dini-Pedoman Rinitis Alergi Dan Dampaknya Terhadap Asma.

III. Terapi farmakologis RA

15. Perlukah menggunakan H1-antihistamin oral dibandingkan H1-antihistamin intranasal pada pengobatan RA?.

Disarankan menggunakan generasi baru H1-antihistamin oral daripada H1-antihistamin intranasal untuk dewasa dengan RA musiman dan pada orang dewasa dengan RA persisten. Pada anak-anak dengan RA intermiten atau persisten, disarankan untuk menggunakan generasi baru H1-antihistamin oral daripada H1-antihistamin intranasal

Page 20: PPT Dini-Pedoman Rinitis Alergi Dan Dampaknya Terhadap Asma.

III. Terapi farmakologis RA

16. Apakah antagonis reseptor leukotrien oral sebaiknya digunakan untuk pengobatan RA?. Disarankan menggunakan antagonis reseptor leukotriene oral pada orang dewasa dan anak-anak dengan RA musiman dan pada anak-anak prasekolah dengan RA persisten. Pada orang dewasa dengan RA kronis, kami sarankan dokter tidak menggunakan antagonis reseptor leukotrien oral

Page 21: PPT Dini-Pedoman Rinitis Alergi Dan Dampaknya Terhadap Asma.

III. Terapi farmakologis RA

17. Apakah sebaiknya reseptor antagonis leukotrien oral dan antihistamin H1 oral -digunakan untuk pengobatan RA?.disarankan menggunakan H1-antihistamin oral daripada antagonis reseptor leukotriene oral pada pasien dengan RA musiman dan pada anak-anak prasekolah dengan RA persisten

Page 22: PPT Dini-Pedoman Rinitis Alergi Dan Dampaknya Terhadap Asma.

III. Terapi farmakologis RA

18. Apakah sebaiknya glukokortikosteroid intranasal digunakan untuk pengobatan RA?.disarankan menggunakan glukokortikosteroid intranasal untuk pengobatan RA pada orang dewasa dan pada anak

Page 23: PPT Dini-Pedoman Rinitis Alergi Dan Dampaknya Terhadap Asma.

III. Terapi farmakologis RA

19. Apakah glukokortikosteroid intranasal dibandingkan H1-antihistamin oral dapat digunakan pada pasien dengan RA?.Pada pasien dengan RA musiman, disarankan menggunakan glukokortikosteroid intranasal daripada H1-antihistamin oral terutama pada dewasa dan anak-anak. Pada pasien dengan RA kronis, disarankan glukokortikosteroid intranasal daripada H1-antihistamin oral pada orang dewasa dan pada anak-anak

Page 24: PPT Dini-Pedoman Rinitis Alergi Dan Dampaknya Terhadap Asma.

III. Terapi farmakologis RA

20. Apakah glukokortikosteroid intranasal dibandingkan intranasal H1-antihistamin dapat digunakan pada pasien dengan RA?. Pada pasien dengan RA, lebih disarankan meggunakan glukokortikosteroid intranasal daripada H1-antihistamin intranasal

Page 25: PPT Dini-Pedoman Rinitis Alergi Dan Dampaknya Terhadap Asma.

III. Terapi farmakologis RA

21. Haruskah glukokortikosteroid intranasal dibandingkan reseptor antagonis leukotrien oral digunakan untuk pengobatan RA?. Pada pasien dengan RA musiman, disarankan menggunakan glukokortikosteroid intranasal daripada antagonis reseptor leukotrien oral

Page 26: PPT Dini-Pedoman Rinitis Alergi Dan Dampaknya Terhadap Asma.

III. Terapi farmakologis RA

22. Haruskah glukokortikosteroid oral digunakan untuk pengobatan RA pada pasien yang tidak brespon terhadap terapi lainnya?

Pada pasien dengan RA ringan-sedang dan / atau gejala okular yang tidak berespon dengan perawatan lain, disarankan menggunakan glukokortikosteroid oral dalam waktu singkat

23. Haruskah glukokortikosteroid intramuskular bisa digunakan untuk pengobatan RA?.

Pada pasien dengan RA, direkomendasikan untuk tidak menggunakan glukokortikosteroid intramuskular

Page 27: PPT Dini-Pedoman Rinitis Alergi Dan Dampaknya Terhadap Asma.

III. Terapi farmakologis RA

24. Haruskah intranasal chromones digunakan untuk pengobatan RA?.

Pada pasien dengan RA, disarankan memakai intranasal chromones

25. Haruskah H1-antihistamin intranasal dibandingkan intranasal chromones digunakan untuk pengobatan RA?.

Pada pasien dengan RA, disarankan menggunakan H1-antihistamin intranasal daripada intranasal chromones

Page 28: PPT Dini-Pedoman Rinitis Alergi Dan Dampaknya Terhadap Asma.

III. Terapi farmakologis RA

26. Apakah sebaiknya menggunakan ipratropium bromida intranasal untuk pengobatan RA?

Pada pasien dengan RA persisten, disarankan memakai ipratropium bromida intranasal untuk mengobati gejala rhinorheanya

27. Apakah sebaiknya dekongestan intranasal digunakan untuk pengobatan AR?.

Pada orang dewasa dengan RA dan gejala hidung tersumbat yang parah, disarankan pengobatan yang sangat singkat (tidak lebih dari 5 hari dan lebih pendek) dari dekongestan intranasal. Penggunaan pada orang tua dan anak presekolah tidak disarankan.

Page 29: PPT Dini-Pedoman Rinitis Alergi Dan Dampaknya Terhadap Asma.

III. Terapi farmakologis RA

28. Apakah sebaiknya menggunakan dekongestan oral untuk pengobatan RA?.

Pada pasien dengan RA, disarankan bahwa dokter tidak menggunakan dekongestan oral secara teratur

29. Apakah sebaiknya menggunakan kombinasi dekongestan oral dan H1-antihistamin atau H1-antihistamin oral saja dalam pengobatan RA?.

Pada pasien dengan RA, disarankan dokter tidak menggunakan kombinasi H1-antihistamin oral dan dekongestan oral dibandingkan dengan H1-antihistamin oral saja

Page 30: PPT Dini-Pedoman Rinitis Alergi Dan Dampaknya Terhadap Asma.

III. Terapi farmakologis RA

30. Apakah sebaiknya H1-antihistamin intraokular digunakan untuk pengobatan gejala okular pada pasien dengan RA?. Pada pasien dengan RA dan gejala konjungtivitis, disarankan penggunaan H1-antihistamin intraokular

Page 31: PPT Dini-Pedoman Rinitis Alergi Dan Dampaknya Terhadap Asma.

III. Terapi farmakologis RA

31. Haruskah chromones intraokular digunakan untuk pengobatan gejala okular pada pasien dengan RA?.

Pada pasien dengan RA dan gejala konjungtivitis, disarankan penggunaan chromones intraokular. Pada orang dewasa dan anak-anak dengan gejala okular, chromones dapat dicoba terlebih dahulu karena obat ini baik dari segi keamanan dan tolerabilitas.

Chromones diperlukan 4 kali sehari, sehingga dapat mengurangi kepatuhan pasien terhadap pengobatan dan bisa mengurangi khasiat.

Page 32: PPT Dini-Pedoman Rinitis Alergi Dan Dampaknya Terhadap Asma.

IV. Imunoterapi alergen spesifik RA

32. Apakah sebaiknya imunoterapi spesifik secara subkutan digunakan untuk pengobatan RA tanpa asma pada orang dewasa?.

disarankan menggunakan imunoterapi alergen tertentu secara subkutan pada orang dewasa dengan RA persisten yang disebabkan oleh tungau rumah

33. Apakah sebaiknya imunoterapi spesifik secara subkutan digunakan untuk pengobatan RA pada anak-anak tanpa asma?.

Pada anak-anak dengan RA, disarankan menggunakan imunoterapi spesifik secara subkutan

Page 33: PPT Dini-Pedoman Rinitis Alergi Dan Dampaknya Terhadap Asma.

IV. Imunoterapi alergen spesifik RA

34. Apakah sebaiknya imunoterapi spesifik sublingual digunakan untuk pengobatan RA pada orang dewasa tanpa asma?.

Disarankan imunoterapi alergen sublingual tertentu pada orang dewasa dengan rhinitis yang disebabkan oleh serbuk sari (atau tungau rumah)

Page 34: PPT Dini-Pedoman Rinitis Alergi Dan Dampaknya Terhadap Asma.

IV. Imunoterapi alergen spesifik RA

35. Apakah sebaiknya imunoterapi alergen spesifik sublingual digunakan untuk pengobatan RA pada anak-anak tanpa asma?. Pada anak-anak dengan RA yang disebabkan oleh serbuk sari, disarankan menggunakan imunoterapi alergen spesifik sublingual. Pada anak-anak dengan RA yang disebabkan oleh tungau rumah, tidak disarankan pemakaian imunoterapi sublingual

Page 35: PPT Dini-Pedoman Rinitis Alergi Dan Dampaknya Terhadap Asma.

IV. Imunoterapi alergen spesifik RA

36. Apakah sebaiknya imunoterapi spesifik lokal pada hidung digunakan untuk pengobatan RA?. Disarankan imunoterapi alergen tertentu secara intranasal pada orang dewasa dan pada anak-anak dengan RA yang disebabkan oleh serbuk sari

37. Apakah sebaiknya homeopati digunakan untuk pengobatan RA?. Pada pasien dengan RA, disarankan dokter tidak menggunakan homeopati pada pasien

Page 36: PPT Dini-Pedoman Rinitis Alergi Dan Dampaknya Terhadap Asma.

V. Pengobatan Komplementer dan alternatif dari RA

38. Apakah sebaiknya akupuntur digunakan untuk pengobatan RA?. Pada pasien dengan RA, disarankan dokter tidak menggunakan akupunktur pada pasien. Pada pasien yang memilih untuk dirawat dengan akupuntur, maka harus menggunakan jarum yang hanya sekali pakai.

39. Apakah sebaiknya Butterbur digunakan untuk pengobatan RA?.Pada pasien dengan AR, disarankan dokter tidak mengelola pasien menggunakan Butterbur

Page 37: PPT Dini-Pedoman Rinitis Alergi Dan Dampaknya Terhadap Asma.

V. Pengobatan Komplementer dan alternatif dari RA

40. Apakah sebaiknya obat-obatan herbal selain Butterbur digunakan untuk pengobatan RA?. Pada pasien dengan RA, disarankan dokter tidak mengelola pasien dengan menggunakan obat-obatan herbal

41. Apakah sebaiknya teknik fisik dan alternatif terapi lainnya digunakan untuk pengobatan RA?. Pada pasien dengan RA, disarankan dokter tidak menggunakan fototerapi atau teknik fisik lainnya kepada pasien

V. Pengobatan Komplementer dan alternatif dari RA

Page 38: PPT Dini-Pedoman Rinitis Alergi Dan Dampaknya Terhadap Asma.

VI. Pengobatan RA dan asma pada pasien yang sama

42. Apakah sebaiknya H1-antihistamin oral digunakan untuk pengobatan asma pada pasien dengan RA dan asma?.Pada pasien anak-anak dan orang dewasa denganRA dan asma, tidak disarankan menggunakan H1-antihistamin oral untuk pengobatan asma pada pasien

43. Apakah sebaiknya mengkombinasikan H1-antihistamin oral dan dekongestan oral untuk pengobatan asma pada pasien dengan RA dan asma?. Pada pasien dengan RA dan asma, disarankan dokter tidak menggunakan kombinasi H1-antihistamin oral dan dekongestan oral untuk pengobatan asma

Page 39: PPT Dini-Pedoman Rinitis Alergi Dan Dampaknya Terhadap Asma.

44. Apakah sebaiknya glukokortikosteroid intranasal digunakan untuk pengobatan asma pada pasien dengan RA dan asma?. Pada pasien dengan RA dan asma, disarankan dokter tidak menggunakan glukokortikosteroid intranasal untuk pengobatan asma

VI. Pengobatan RA dan asma pada pasien yang sama

Page 40: PPT Dini-Pedoman Rinitis Alergi Dan Dampaknya Terhadap Asma.

45. Apakah antagonis reseptor leukotrien sebaiknya digunakan untuk pengobatan asma pada pasien dengan RA dan asma?.

Pada pasien dengan RA dan asma, disarankan menggunakan glukokortikosteroid inhalasi daripada antagonis reseptor leukotrien sebagai obat pengendali tunggal untuk asma.

Pada pasien dengan RA dan asma yang memilih untuk tidak menggunakan atau tidak bisa menggunakan glukokortikosteroid inhalasi atau pada anak yang orang tuanya tidak setuju untuk menggunakan glukokortikosteroid inhalasi, disarankan antagonis reseptor leukotrien lisan untuk pengobatan asma

VI. Pengobatan RA dan asma pada pasien yang sama

Page 41: PPT Dini-Pedoman Rinitis Alergi Dan Dampaknya Terhadap Asma.

46. Apakah sebaiknya imunoterapi alergen spesifik secara subkutan digunakan pada pasien dengan RA dan asma?.

Pada pasien dengan RA dan asma, disarankan menggunakan imunoterapi spesifik secara subkutan untuk pengobatan asma. Imunoterapi spesifik secara subkutan mungkin juga digunakan pada pasien dengan asma dan RA yang terjadi bersamaan untuk pengobatan rhinitis.

47. Apakah sebaiknya imunoterapi alergen spesifik sublingual digunakan pada pasien dengan RA dan asma?.

Pada pasien dengan RA dan asma, disarankan imunoterapi spesifik sublingual untuk pengobatan asma

VI. Pengobatan RA dan asma pada pasien yang sama

Page 42: PPT Dini-Pedoman Rinitis Alergi Dan Dampaknya Terhadap Asma.

48. Apakah sebaiknya mAb pada IgE digunakan untuk pengobatan asma pada pasien dengan RA dan asma?. Pada pasien dengan RA dan asma dengan IgE-dependent allergic component meskipun pengobatan farmakologis optimal dan bisa menghindari alergen yang tepat, disarankan penggunaan mAb pada IgE untuk pengobatan asma

VI. Pengobatan RA dan asma pada pasien yang sama

Page 43: PPT Dini-Pedoman Rinitis Alergi Dan Dampaknya Terhadap Asma.

Terima Kasih...

Page 44: PPT Dini-Pedoman Rinitis Alergi Dan Dampaknya Terhadap Asma.