PowerPoint Presentationpoinorganisasi.sukabumikota.go.id/uploads/inovasi/... · 2021. 3. 2. ·...
Transcript of PowerPoint Presentationpoinorganisasi.sukabumikota.go.id/uploads/inovasi/... · 2021. 3. 2. ·...
Imbas pandemik Covid 19 mempengaruhi berbagai aspek tak terkecuali
pelayanan program keluarga berencana. Kondisi ini berimplikasi pada
penurunan kunjungan masyarakat kepada fasilitas kesehatan. Fenomena
ini tentunya berpengaruh pula pada penurunan jumlah peserta KB Aktif
maupun peserta KB Baru yang ingin mendapatkan pelayanan keluarga
berencana melalui fasilitas kesehatan.Hal ini bukan tanpa alasan, tentu
banyak akseptor KB yang merasa khawatir ketika hendak mengakses
pelayanan KB dimasa pandemik ataupun terhambatnya akses menuju
tempat pelayanan. Menjawab permasalahan ini diperlukan solusi dan
terobosan sehingga digulirkan Program JAPATI KENCANA yang
merupakan mekanisme operasional pelayanan kontrasepsi Keluarga
Berencana untuk Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) terutama
IUD dan Implan dengan pola menyebar memanfaatkan fasilitas-fasilitas
kesehatan yang ada di 7 (tujuh) kecamatan menggunakan sebuah aplikasi
platform komunikasi yang bisa diakses melalui smartphone. Aplikasi ini
akan menghubungkan secara langsung antara akseptor KB dengan
provider pelayanan KB dan memungkinkan akseptor mendapatkan
informasi secara interaktif atau konseling serta pelayanan pemasangan
kontrasepsi KB sehingga memudahkan dan mensimplikasi akses bagi
masyarakat utamanya Pasangan Usia Subur (PUS) memperoleh layanan
konseling KB, pemasangan kontrasepsi KB dan follow up pasca
pemasangan kontrasepsi sesuai pilihan masing-masing akseptor dengan
tetap memperhatikan protokol kesehatan dimasa pandemik. Dengan
demikian output yang ingin dicapai dalam tujuan memenuhi perencanaan
keluarga yaitu menunda kehamilan, menjaga jarak kelahiran dapat
terpenuhi dan pada akhirnya bermuara pada penurunan angka Total
Fertility Rate (TFR).
Penerapan Program JAPATI KENCANA ini bertujuan
antara lain :
1. Mengakselerasi capaian kesertaan ber-KB terutama
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) IUD dan
Implan ;
2. Meningkatkan dan memudahkan akses pelayanan
kontrasepsi KB di fasilitas kesehatan ;
3. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
perencanaan keluarga, kontrasepsi dan kesehatan
reproduksi ;
4. Merevitalisasi mekanisme operasional pelayanan KB
baik ditingkat lini lapangan hingga supply chain Alokon
yang berkesinambungan;
5. Membangun ekosistem pelayanan Program Keluarga
Berencana berorientasi akseptor KB lengkap dan
terpadu
Pelayanan kontrasepsi KB berkaitan erat dengan
aspek kesehatan terutama kesehatan reproduksi
sebagai upaya menghindari kehamilan 4 (empat)
Terlalu, yaitu terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat dan
terlalu sering. Dari 4 hal tersebut berpotensi
menimbulkan gangguan kesehatan bahkan kematian
pada ibu dan bayi baru lahir termasuk meningkatkan
kejadian stunting.. Dengan kemudahan akses pada
pelayanan kontrasepsi dan informasi KB berarti
memberikan perlindungan kepada ibu dan anak agar
terhindar dari gangguan kesehatan dan kematian.
Kemudahan akses pada layanan Program Keluarga Berencana
termasuk layanan konseling dalam JAPATI KENCANA akan
berdampak positif bagi para Pasangan Usia Subur (PUS) yang
ingin memperoleh pelayanan kontrasepsi KB dimasa pandemik
Covid 19, karena pelayanan KB pada saat ini lebih banyak bersifat
bakti sosial dengan menghadirkan banyak orang pada waktu
bersamaan, jadi sangat full contact atau person to person contact,
sehingga ketika pandemik Covid 19 ini dimana harus menerapkan
protocol kesehatan salah satunya physical distancing maka jelas
akan berdampak pada pelayanan kontrasepsi KB, dengan
banyaknya akseptor yang tidak terlayani oleh Program Keluarga
Berencana. Berangkat dari kondisi tersebut, Program JAPATI
KENCANA berbasis aplikasi dibangun agar dapat memudahkan
akses bagi Pasangan Usia Subur (PUS) untuk tetap memperoleh
pelayanan keluarga berencana di fasilitas kesehatan. Keuntungan
atau arti penting bagi OPD KB dengan adanya aplikasi ini data dan
laporan pelayanan dapat diperoleh secara real timedan valid,
sebagai alat perencanaan dan evaluasi, mengurangi DO serta
pengelola program KB dapat mengakses data dengan mudah. Bagi
fasilitas kesehatan provider pelayanan ini menjadi media register
paper less, dapat melaporkan secara real time, menghindari stock
out logistik ALOKON karena persediaan alat kontrasepsi di fasilitas
kesehatan terpantau. Akseptor KB sendiri memperoleh keuntungan
dapat konsultasi secara online, dapat memilih fasilitas kesehatan
terdekat sesuai kebutuhan, melakukan janji/pesan waktu untuk
dilayani juga mengetahui informasi KB baik secara teks, gambar
ataupun secara langsung dan tentunya semua itu gratis.
Pada awal penerapan Program JAPATI KENCANA di tahun
2020 dilakukan secara manual tanpa penggunaan aplikasi
dan pada tahun 2021 akan dikembangkan dengan
didukung oleh teknologi informasi berupa system aplikasi
berbasis android yang diakses melalui smartphone dan
dapat diunduh di Playstore Dilengkapi fitur-fitur yang bisa
membantu penggunanya mendapat layanan program
keluarga berencana, antara lain Live Chat dengan provider
dalam hal ini bidan konselor di fasilitas kesehatan sebagai
media konsultasi dan konseling , informasi tempat
pelayanan/klinik dan booking pelayanan, informasi
Program Keluarga Berencana dan kesehatan reproduksi,
alarm reminder jadwal/waktu pelayanan kontrasepsi KB
bagi akseptor dalam bentuk notifikasi, juga fitur
Appointment untuk memudahkan follow up paska
pemasangan kontrasepsi dalam bentuk perjanjian bertemu,
fitur tentang alat dan obat kontrasepsi agar akseptor
memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang alat/obat
kontrasepsi yang benar serta ketersediaannya di fasilitas
kesehatan. JAPATI KENCANA merupakan modifikasi dari
mekanisme operasional pelayanan kontrasepsi KB Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang yang sebelumnya berbasis
bakti sosial berdasarkan momentum kini dirubah dengan
berbasis teknologi informasi yang memanfaatkan jaringan
fasilitas kesehatan yang ada karena adanya pandemik
Covid 19.
Penggunaan teknologi informasi pada program ini
akan mempermudah akses dan mempercepat
mekanisme operasional sehingga berpotensi untuk
diterapkan pada mekanisme-mekanisme
operasional pelayanan lainnya yang berkaitan
dengan program keluarga berencana, karena selain
pelayanan kontrasepsi IUD – Implan ada
kontrasepsi MANTAP yaitu MOW dan MOP. Sistem
aplikasi akan diterapkan pula di fasilitas kesehatan
rumah sakit sebagai provider pelayanan MOW dan
MOP sehingga pelayanan kontrasepsi KB kedepan
akan berbasis teknologi informasi agar memperoleh
manfaat yang lebih besar bagi masyarakat.
Sumber daya yang mendukung pelaksanaan JAPATI
KENCANA berupa tenaga lini lapangan dan petugas
lapangan KB sebagai unsur penggerakan, fasilitas
kesehatan sebagai provider pelayanan KB, Sistem aplikasi
dan Alat/Obat Kontrasepsi serta anggaran penunjang
pelayanan. Untuk menggerakan seluruh resources tersebut
agar dapat mendukung secara optimal dilakukan
revitalisasi mekanisme operasional termasuk didalamnya
peningkatan kapasitas dan kompetensi tenaga lini
lapangan serta petugas lapangan KB, pembenahan
manajemen ALOKON sehingga supply chain lancar ke
fasilitas kesehatan tidak memungkinkan terjadinya stock
out, kemudian koordinasi berkesinambungan dengan
fasilitas kesehatan. Pemanfaatan anggaran penunjang
pelayanan secara optimal.
Tentunya keberlanjutan program ini akan tetap
dikembangkan seiring peningkatan demand masyarakat
akan layanan kontrasepsi KB. Kedepan program ini akan
diperluas hingga mencakup pada pelayanan kontrasepsi
MANTAP yaitu MOW dan MOP di fasilitas kesehatan
rumah sakit, dengan pengembangan fitur-fitur yang
melengkapi fungsi aplikasi
Evaluasi pelaksanaan dari tahun 2020, JAPATI
KENCANA berkontribusi cukup baik dengan
menghasilkan capaian akseptor KB MKJP IUD –
Implan sebanyak 1.298 akseptor yang dilayani di 9
fasilitas kesehatan tingkat pertama dan 2 klinik. Ini
berarti ada peningkatan kesertaan ber-KB MKJP
IUD – Implan dari 19,1 % menjadi 21,1 % (existing
Desember 2020). Dengan demikian terjadi
peningkatan jumlah akseptor KB yang terlayani
dengan harapan bisa menurunkan angka
Unmetneed dan meningkatkan capaian
Contraception Prevalence Rate (CPR) sebagai
salah satu sasaran strategis program keluarga
berencana.
Dalam mengembangkan dan mengiplementasikan
JAPATI KENCANA diperlukan sinergitas dan
integrasi dengan lintas sector dan stake holder yang
terkait. Membangun jaringan dengan fasilitas
kesehatan sebagai provider pelayanan melalui
koordinasi dan melibatkan lini lapangan secara
komprehensif agar bisa melakukan upaya
penggerakan secara optimal. Keseluruhan
pemangku kepentingan yang terlibat, yaitu : Dinas
Kesehatan, Puskesmas, Organisasi Profesi Ikatan
Bidan Indonesia Cabang Kota Sukabumi sebagai
penyedia tenaga konselor , Pos KB, Kecamatan dan
Kelurahan yang berperan dalam mendukung
penggerakan akseptor.
JAPATI KENCANA merupakan suatu upaya yang
dilakukan sebagai solusi di masa pandemik Covid
19 dalam memenuhi kebutuhan masyarakat
terutama Pasangan Usia Subur (PUS) untuk tetap
memperoleh pelayanan kontrasepsi KB. Dengan
demikian keinginan dan harapan untuk menciptakan
keluarga kecil berkualitas dan mengantisipasi
terjadinya baby boom dimasa yang akan datang
demi kesejahteraan masyarakat baik jangka pendek
maupun jangka panjang dapat tercapai.