Power Point Reaksi Kusta
description
Transcript of Power Point Reaksi Kusta
-
5/24/2018 Power Point Reaksi Kusta
1/19
PENGELOLAAN PENDERITA
REAKSI KUSTADI RSUD TUGUREJO SEMARANG
Dr. Khunadi Hubaya Sp.KK (K)
SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
RSUD TUGUREJO SEMARANG
-
5/24/2018 Power Point Reaksi Kusta
2/19
I. PENDAHULUAN
Reaksi kusta : reaksi hipersensitivitas terhadapantigen M. leprae
Penyebab terbanyak kecacatan.
30% penderita yang diobati terjadi reaksi. Terjadi spontan akibat penyakit infeksi, anemia,
stres mental fisik, pubertas, kehamilan,
melahirkan, pembedahan.
Pengobatan antikusta faktor pencetus yang paling
sering terjadi.
-
5/24/2018 Power Point Reaksi Kusta
3/19
II. PEMBAGIAN REAKSI
a. Reaksi Tipe 1 : Reaksi Reversal(Upgrading react ion , bo rderl ine react ion , tuberculoid
react ion, nonlepromatous lepra react ion)
Terjadi pada penderita tipe BT, BB, BL Muncul dalam 6 bulan pertama pengobatan
Dapat terjadi 2 tahun sejak pengobatan pertama atau
yang belum mendapat terapi Merupakan delayed hypersens it iv i ty react ion (reaksi
hipersensitivitas tipe IV Coombs dan Gell)
-
5/24/2018 Power Point Reaksi Kusta
4/19
Antigen dari basil yang mati bereaksi dengan limfosit
T disertai perubahan SIS
Dasar reaksi tipe 1 : perubahan keseimbangan antara
SIS dan basil.
Upgradingatau reversal
peningkatan SIS (bentuk tuberkuloid), dijumpai
pada kasus yang mendapat pengobatan.
Downgrading (jarang dijumpai)
penurunan SIS (bentuk lepromatosa), terjadi pada
kasus yang tidak mendapat pengobatan.
-
5/24/2018 Power Point Reaksi Kusta
5/19
Gambaran klinis : plakat eritem menonjol, mengkilat,
tepi berbatas tegas, nyeri tekan, diraba terasa panas,bila reaksi hebat terjadi deskuamasi atau ulserasi.
Dapat terjadi neuritis saraf superfisial.
Gejala sistemik ringan : udem wajah dan kaki.
Gejala sistemik berat : demam, malaise, udem wajah,
tangan dan kaki.
-
5/24/2018 Power Point Reaksi Kusta
6/19
b. Reaksi Tipe 2 : Eritema Nodosum Leprosum
(Roseolar lepro sy)
Terjadi pada penderita tipe LL dan BL.
50% penderita yang mendapat pengobatan.
5% timbul spontan penderita yang belum diobati.
Faktor pencetus infeksi kambuhan, luka,
pembedahan, stres fisik mental, imunisasi,
kehamilan, persalinan, dan anemia.
ENL : reaksi hipersensitivitas tipe III Coombs&Gell.
-
5/24/2018 Power Point Reaksi Kusta
7/19
Antigen dari kuman yang mati bereaksi dengan
antibodi membentuk kompleks antigen antibodi,
mengaktifasi komplemen terjadi ENL.
ENL : reaksi humoral, merupakan manifestasi
sindrom kompleks immun.
Kompleks immun mengendap di dinding pembuluh
darah, terjadi vaskulitis dan terbawa aliran darah,
dapat menimbulkan neuritis, iridosiklitis, artritis,
miositis, dan orkitis.
-
5/24/2018 Power Point Reaksi Kusta
8/19
ENL : reaksi lepra yang paling banyak dijumpai
berupa papul nodul atau plakat eritema, batas tidakjelas, mengkilat, rasa nyeri, dapat mengalami
supurasi atau ulserasi dan bisa berlangsung kronis.
Predileksi : wajah dan ekstensor ekstremitas, dapat
timbul di tempat lain.
Gejala lain disertai demam, malaise, nyeri kepala,
artralgia, neuritis, dan artritis.
-
5/24/2018 Power Point Reaksi Kusta
9/19
Fenomena Lucio (Reaksi Kusta Tipe 3)
Merupakan reaksi tipe 2 yang jarang didapat,
agresif, nekrolitik fatal pada lepra tipe LL, difus nonnoduler.
Gambaran klinis : bula yang cepat menjadi ulserasi
terutama daerah bawah lutut.
Lesi ulseratif meninggalkan jaringan parut.
Ulserasi mukosa hidung (epitaksis), laring serak,
iktiosis kerontokan rambut, kerusakan saraf
sensorik secara luas.
Basil pada dinding pembuluh darah dan terjadi
trombosis pada middermal pembuluh darah
menyebabkan kutaneus infark.
-
5/24/2018 Power Point Reaksi Kusta
10/19
III. PENANGANAN REAKSI
Prinsip pengobatan reaksi kusta ditujukan untuk :
Mengatasi neuritis mencegah agar tidak
berkelanjutan menjadi paralisis /kontraktur Secepatnya dilakukan tindakan agar tidak
terjadi kebutaan bila mengenai mata
Membunuh kuman penyebab agar
penyakitnya tidak meluas
Mengatasi rasa nyeri
-
5/24/2018 Power Point Reaksi Kusta
11/19
IV. PENGOBATAN
Prinsip pengobatan reaksi kusta :
Istirahat atau imobilisasi
Eliminasi faktor pencetus
Obat antikusta diteruskan
Analgesik, sedatif utk mengatasi rasa nyeri
Pemberian obat antireaksi
-
5/24/2018 Power Point Reaksi Kusta
12/19
Bila tidak ada kontra indikasi, semua obat
antikusta dosis penuh harus tetap diberikan :
Untuk membunuh kuman agar penyakit tidak
meluas
Untuk mencegah timbulnya resistensi
Dengan menghentikan obat-obat antikusta saat
pengobatan reaksi, kadang justru akan
menimbulkan reaksi pada waktu obat antikusta
tersebut diberikan kembali
-
5/24/2018 Power Point Reaksi Kusta
13/19
Reaksi RinganNonmedikamentosa
istirahat, imobilisasi, berobat jalan
Medikamentosa
paracetamol, asam mefenamat, piroksikam,
natrium diklofenak
Reaksi Berat
Penderita dirawat di rumah sakit
Perbaikan keadaan umum dengan memperbaiki
keseimbangan cairan/elektrolit
Untuk reaksi tipe 1 diberi kortikosteroid
Untuk reaksi tipe 2 diberi klofazimin, kortikosteroid
sendiri-sendiri atau kombinasi
-
5/24/2018 Power Point Reaksi Kusta
14/19
Cara pemberian kortikosteroid
Dimulai dengan dosis sedang
Gunakan prednison atau metilprednisolon
Gunakan sebagai dosis tunggal pada pagi hari
Dosis diturunkan setelah terjadi respons maksimal Dosis steroid dimulai 15-30 mg prednison/hari
dan diturunkan 5-10 mg tiap 2minggu untuk
reaksi tipe 1, dan tiap 1minggu untuk reaksi tipe2
Dosis metilprednisolon 4 mg setara dengan 5 mgprednison
-
5/24/2018 Power Point Reaksi Kusta
15/19
Klofazimin : kasus ENL yang tidak berespon dengan
pengobatan kortikosteroid. Dosis : 300 mg/hari sampai 3 bulan dan diturunkan
secara bertahap.
Fenomena lucio diberikan rifampisin, obat utamapasien yang belum mendapat pengobatan antikusta.
Pemberian kortikosteroid seperti pada ENL,
klofazimin tidak efektif.
-
5/24/2018 Power Point Reaksi Kusta
16/19
-
5/24/2018 Power Point Reaksi Kusta
17/19
-
5/24/2018 Power Point Reaksi Kusta
18/19
-
5/24/2018 Power Point Reaksi Kusta
19/19