Power Point Juni. T

download Power Point Juni. T

of 34

Transcript of Power Point Juni. T

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. A.H DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN DIABETES MELITUS TIPE II DI RUANG EX RUMAH SAKIT HKBP BALIGE

RAJA ARITONANG NIM :08.026

BAB 1 PENDAHULUANDiabetes Melitus sering disebut sebagai the great imitator, karena penyakit ini dapat mengenai organ tubuh secara perlahan-lahan, sehingga pasien tidak menyadari akan adanya perubahan seperti minum lebih banyak, BAK lebih sering dan berat badan menurun. (Depkes, 2009). Berdasarkan medical record Rumah Sakit HKBP Balige bahwa terdapat 31 orang pasien rawat inap dan 352 orang yang berobat jalan periode Januari sampai dengan Mei 2011. Melihat kompleksnya permasalahan dan resiko yang timbul akibat DM maka dibutuhkan penatalaksanaan Asuhan Keperawatan yang professional untuk mengurangi angka kesakitan pada pasien DM.

Tujuan Penulisan Penulis

dapat memahani dan melakukan Asuhan Keperawatan pada Tn. A.H dengan gangguan Sistem endokrin : Diabetes Melitus Tipe ll

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

Diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. (Brunner, 2002). Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relative. (Arjatmo,2002). Diabetes Melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetic dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat. (Sylvia, 2005).

ETIOLOGITipe I

Faktor-faktor genetic Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri tetapi mewarisi suatu predispsisi atau kecendrungan genetik kearah terjadinya diabetes tipe I Faktor-faktor Imunologi Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Faktor-faktor lingkungan Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang menimbulkan destruksi sel beta. Tipe II Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia diatas 65 tahun). Obesitas (factor kegemukan dapat menyebabkan penyakit diabetes melitus). Riwayat keluarga (Keluarga dengan riwayat diabetes melitus beresiko

Anatomi Fisiologi

Fungsi endokrin pankreasmenghasilkan 3 jenis sel, yaitu : Sel Alfa (A) : Memproduksi glukogen Sel Beta (B) : Mengeluarkan hormon insulin, yang sangat berperan mengatur kadar glukosa darah. Sel Delta : Mengeluarkan somatostatin

PatofisologiPada diabetes tipe II terdapat dua masalah utama yang berhubungan dengan insulin yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin.Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel .Sebagai akibat terikatnya insulin dengan reseptor tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa di dalam sel. Resistensi insulin pada diabetes tipe II disertai dengan penurunan reaksi intrasel sehingga insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan.

Untuk mengatasi resistensi insulin dan mencegah terbentuknya glukosa dalam darah harus terdapat peningkatan jumlah insulin yang disekresikan. Keadaan ini terjadi akibat sekresi insulin yang berlebihan dan kadar glukosa akan dipertahankan pada tingkat yang normal atau meningkat. Sehingga jika sel-sel beta tidak mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan akan insulin, maka kadar glukosa akan meningkat dan terjadi diabetes tipe II.

Manifestasi KlinisDM Tipe I Glikosuria yang mengakibatkan diuresis osmotic yang meningkatkan pengeluaran urine (poliuria) dan timbul rasa haus (polidipsia). Rasa lapar yang semakin besar (polifagia) mungkin akan timbul sebagai akibat kehilangan kalori. Gejala-gejala yang lain yaitu kelemahan otot dan mengantuk Ketoasidosis, serta dapat meninggal kalau tidak mendapat pengobatan segera.

Diabetes melitus Tipe II Pada diabetes melitus tipe II mungkin sama sekali tidak memperlihatkan gejala apapun, dan diagnosis hanya dibuat berdasarkan pemeriksaan darah di laboratorium dan melakukan tes toleransi glukosa. Pada hiperglikemia yang lebih berat, pasien tersebut mungkin menderita polidipsia, poliuria, lemah dan somnolen. (Sylvia 2005).

KlasifikasiKlasifikasi Diabetes yang utama adalah : 1. Tipe I : Diabetes Melitus tergantung insulin (Insulin Dependen Diabetes Melitus ). 2. Tipe II : Diabetes Melitus tidak tergantung insulin (Non Insulin Dependent Diabetes Melitus).

KomplikasiKomplikasi Akut Diabetes Melitus Hipoglikemia (kadar glukosa darah yang abnormal/ rendah) terjadi kalau kadar glukosa darah turun dibawah 50 hingga 60 mg/dl. Keadaan ini dapat terjadi akibat pemberian insulin yang berlebihan. Diabetes Ketoasidosis Disebabkan oleh tidak adanya insulin atau tidak cukupnya jumlah insulin yang nyata. Sindrom Hiperglikemik Hiperosmolar Nonketotik Merupakan keadaan yang di dominasi oleh hiperosmolaritas dan hiperglikemia dan disertai perubahan tingkat kesadaran. Keadaan hiperglikemia ini menyebabkan diuresis osmotic sehingga terjadi kehilangan cairan dan elekrolit.

Komplikasi jangka panjang Diabetes Melitus Makrovaskuler (Perubahan ateriosklerotik dalam pembuluh darah besar sering terjadi pada diabetes). Penyakit Arteri Koroner Penyakit Serbrovaskuler Penyakit vaskuler perifer Mikrovaskuler. (Perubahan aterosklerotik yang menyebabkan penyakit mikrovaskuler diabetic (atau mikroangipati) ditandai oleh penebalan membrane basalis pembuluh kapiler. Retinopati, Diabetik Kelainan patologik mata yang disebut retinopati diabetic disebabkan oleh perubahan dalam pembuluh pembuluh darah kecil pada retina mata. Penyakit retinopati diabetic yang diakibatkan oleh mikroangiopati ini merupakan penyebab kebutaan yang utama pada individu yang berusia antara 20-74 tahum di Amerika Serikat.

PenatalaksanaanPenatalaksanaan pada Diabetes Melitus didasarkan pada 5 latihan yaitu: Latihan kontiniu : Latihan yang diberikan harus berkesinambungan, dilakukan terus menerus tanpa berhenti. Latihan Ritmis : Latihan olah raga harus dipilih yang berirama, yaitu otot-otot berkontraksi dan relaksasi secara teratur. Latihan Interval : Latihan olah raga yagn dilakukan selang seling antara gerak gerik dan lambat. Latihan Progresif : Latihan yang dilakukan harus berangsurangsur dan sedikit ke latihan yng lebih berat secara bertahap. Latihan daya Tahan : Latihan daya tahan memperbaiki sistem kardiovaskuler. Oleh karena itu sebelum ikut program latihan olah raga terhadap pengidap harus dilakukan pemeriksaan kardiovaskuler. (Noer, 1996).

BAB 3 TINJAUAN KASUSPENGKAJIAN BIODATA

Nama Jenis Kelamin Umur Status Pekawinan Agama Pendidikan Pekerjaan Alamat Tanggal masuk RS No. Register Ruangan/ Kamar Golongan Darah Pengkajian tanggal

: Tn. A.H : Laki Laki : 72 Tahun : Kawin : Kristen Protestan :: Pensiunan guru : Onan Sampang : 22 06 2011 : 16 01 99 : Zaal Ex / III : O : 29 06 2011

Keluhan UtamaKlien mengatakan seluruh tubuh terasa lemah dan sulit untuk digerakkan.Riwayat Kesehatan masa lalu Penyakit yanga pernah dialami : Klien mengatakan hanya menderita penyakit Diabetes Melitus ini. Pengobatan / tindakan yang dilakukan : Berobat ke Rumah Sakit Balige. Pernah dirawat / dioperasi : Pernah dirawat dan dioperasi kaki kanan telah di amputasi karena gangren. Alergi : Tidak ada alergi.

OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : Compos Mentis Tanda vital : TD : 110/70 mmHg RR : 22 x/i Temp : 36.80C Fols : 86 x/i

ANALISA DATANo DATA 1. Ds : Klien mengatakan lemah Do : Turgor kulit jelek, harluran urine 2500cc/hr Dengan : TD : 110/80 mm Hg Pols : 82 x/i RR : 22 x/i Tmp : 36.8 oc ETIOLOGI Diuresis osmotik Masalah keperawatan Kekurangan volume cairan

2.

Ds : Klien mengatakan kurang selera makan Proses Do : Berat badan menurun dengan penyakit -sebelum sakit 56 kg -Setelah sakit 52 kg dan porsi makan yang disediakan tidak habis Ds : Klien mengatakan jarang mandi Do : Kulit tampak kurang bersih Ds : Klien dan kelurga bertanya tentang penyakit dan pengobatannya Do :Keluarga menyatakan bingung dan keluarga hanya menuruti keinginan pasien dan tidak mau merubah posisi klien Kelemahan fisik Kurang informasi

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

3. 4.

Defisit diri

perawatan

Kurang pengetahuan

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotic ditandai dengan klien mengatakan lemah, turgor kulit jelek, haluaran urin: 2500x/hr dengan TD : 110/80 mm Hg,Pols : 82 x/I, RR : 22 x/I, Tmp : 36.8 oc Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan proses penyakit ditandai dengan klien mengatakan tidak selera makan dan berat badan menurun sebelum sakit 56 kg menjadi 52 kg sesudah sakit dan porsi yang disediakan tidak habis Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik ditandai dengan kulit tampak kurang bersih bau keringat Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi ditandai dengan keluarga bertanya tentang penyakit dan pengobatannya dan keluarga menyatakan bingung, sudah bolak balik masuk Rumah Sakit

BAB IV PEMBAHASANSetelah penulis melakukan Asuhan Keperawatan pada Tn. A.H di Ruang Zaal.Ex Rumah Sakit HKBP Balige. Penulis menemukan beberapa kesamaan segi teori maupaun pengamatan langsung pada Bab III penulis akan membahas mengenai kesenjangan antara teoritis dan kasus. Hal yang mendukung dan yang menghambat serta cara pemecahan masalah yang dimulai dari tahap pengakajian keperawatan sampai dengan evaluasi keperawatan .

PENGKAJIAN

Pada tahap pengkajian penulis mengumpulkan data data langsung dari klien, keluarga, perawat dan dokter untuk dapat menyusun rencana tindakan yang akan diberikan kepada klien. Dalam pengumpulan data pada tahap pengkajian ini, penulis melakukan pendekatan dengan komunikasi teraupetik kepada klien dan keluarga klien pada saat pengumpulan data pada tahap pengkaian, penulis tidak mengalami kesulitan atau hambatan karena klien bersifat terbuka dan kooperatif sehingga terjalin kerjasama yang baik antara pihak pihak yang terkait.

Adapun kesenjangan yang terdapat antara landasan teorits dengan tinjauan kasus, pada tahap pengkajian ini adalah : Sirkulasi, pada teoritis terdapat adanya riwayat hipertensi, kekebasan dan kesemutan pada ekstermitas, ulkus pada kaki dengan penyembuhan yang lama. Data-data ini tidak ditemukan pada tinjauan kasus karena tekanan darah klien 110/80 mmHg. Pernapasan, Secara teoritis ditemukan adanya merasa kekurangan oksigen, batuk tanpa sputum purulen, data ini tidak ditemukan pada tinjauan kasus karena klien tidak mengeluh adanya batuk. Nyeri/ kenyamanan Secara teoritis ditemukan adanya abdomen yang tegang /nyeri (sedang/berat). data ini tidak ditemukan pada tinjauan kasus karena klien mengatakan tidak ada nyeri abdomen.

Tahap Diagnosa KeperawatanAdapun diagnosa keperawatan Penulis menemukan kesenjangan antara teoritis dan kasus. Pada teoritis terdapat 7 Diagnosa keperawatan sedangkan pada kasus ada 3 diagnosa keperawatan. Adapun ke 7 Diagnosa Keperawatan secara teroritis adalah: Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotic Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakcukupan insulin penurunan masukan oral, anoreksia, mual, status hipermetabolisme. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kadar glukosa tinggi Resiko tinggi tehadap perubahan sensori perceptual berhubungan dengan ketidakseimbangan glukosa insulin dan elektrolit. Kelelahan berhubungan dengan pernurunan produksi energi metabolik Ketidakberdayaan berhubungan dengan penyakit jangka panjang yang tidak dapat diobati dan ketergantungan pada orang lain. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan pengobatan berhubungan dengan informasi yang kurang tentang penyakitnya

Pada tinjauan kasus ditemukan 3 diagnosa keperawatan antara lain : Kekurangan volume caiaran berhubungan dengan diuresis osmotic Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan perawatannya berhubungan dengan informasi yang kurang tentang penyakitnya Ditemukan pada tinjauan kasus karena ketiga diagnosa ini ditemukan pada analisa data.

Sedangkan diagnosa keperawatan yang ditemui pada tinjauan kasus tetapi tidak terdapat pada teoritis adalah : Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan kadar glukosa tinggi Resiko tinggi terhadap perubahan sensori perceptual berhubungan dengan ketidakseimbangan glukosa insulin dan elektrolit Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik Ketidakberdayaan berhubungan dengan penyakit jangka panjang yang tidak dapat diobati dan ketergantungan pada orang lain.

Tahap Perencanaan

Penulis membuat perencanaan keperawatan dimulai dari prioritas masalah berdasarkan hirarki kebutuhan Abraham Maslow merumuskan tujuan dan membuat rencana tindakan keperawatan. Pada tahap ini penulis merencanakan tindakan keperawatan berdasarkan kondisi klien dan prosedur yang ada di Rumah Sakit HKBP Balige dan kemudian mendokumentasikan perencanaan itu dalam catatan keperawatan.

Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan penulis melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan perencanaan dan prosedur yang ada, baik dalam pemberian tindakan maupun pengobatan. Pada tahap pelaksanaan penulis melibatkan berbagai pihak yakni klien, keluarga , perawat di ruangan, dokter dan tim kesehatan lainnya. Untuk setiap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan hasilnya dicatat pada catatan perkembangan klien. Penulis melakukan tindakan dengan membina hubungan saling percaya dengan menggunakan komuniksai teraupetik, teknik yang digunakan adalah mendengar secara aktif sehingga perawat dapat mengetahui perasaan klien dan memberi kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya agar kecemasannya berkurang. Penulis juga mengadakan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi.

Tahap Evaluasi

Untuk mengevaluasi asuhan keperawatan yang telah diberikan dari tanggal 1Juli s/d 5 Juli 2011 penulis menggunakan 2 macam evaluasi yaitu: Evaluasi proses dan evaluasi akhir. Evaluasi proses ini didapat setelah melakukan tindakan keperawatan sedangkan evaluasi akhir diperoleh dengan menyesuaikan hasil yang diperoleh dan tujuan yang di tetapkan pada rencana tindakan masing-masing diagnosa keperawatan menurut yang telah didokumentasikan pada catatan perkembangan. Adapun masalah keperawatan yang sudah teratasi merupakan hasil dari asuhan keperawatan pada Tn.A.H dengan Gangguan Sistim Endokrin: Diabetes Melitus Tipe II yaitu : Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik ditandai dengan klien mengatakan jarang mandi, kulit tampak kotor dan adanya bau keringat. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi ditandai dengan keluarga bertanya tentang penyakit dan pengobatannya .

Sedangkan diagnosa keperawatan yang belum teratasi adalah : Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotic. Belum teratasi karena masukan dan haluaran cairan klien belum seimbang 2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan proses penyakit. Belum teratasi karena selera makan klien masih kurang dan porsi yang disajikan untuk klien tidak pernah dihabiskan dan hanya mengahabiskan setengah dari porsi yang disajikan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan Setelah penulis melaksanakan Asuhan Keperawatan pada Tn. A.H. dengan Gangguan Sistim Endokrin Diabetes Melitus (DM) Tipe II di ruangan Zaal Ex. Rumah Sakit HKBP Balige mulai tanggal tanggal 01 Juli s/d 05 Juli 2011 maka penulis dapat mengambil kesimpulan yaitu: Pada tahap pengkajian penulis tidak mendapat kesulitan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan karena Tn. A.H. dan keluarga dapat bekerjasama dan menerima keadaan penulis dan dikumpulkan melalui anamnese, pemeriksaan fisik dan studi dokumentasi.

Pada tahap perumusan diagnosa, penulis menemukan masalah keperawatan yang ada pada kasus yaitu: Kekurangan volume cairan, Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, Defisit perawatan diri, dan Kurang pengetahuan Pada tahap perencanaan Asuahan Keperawatan pada klien Diabetes Melitus dibuat sesuai dengan kebutuhan dan sesuai dengan diagnosa yang ditemukan dalam kasus. Pada tahap Pelaksanaan, tindakan secara langsung diberikan kepada klien sesuai dengan perencanaan dan dapat terlaksana karena adanya kerjasama yang baik dari keluarga Pada tahap Evaluasi, hasil yang diperoleh dari semua masalah keperawatan tidak semua teratasi dan tercapai sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

SARANKepada Klien Agar klien dapat memberitahukan apa yang diperlukan atau dibutuhkan klien dalam memenuhi perawatan klien dan klien harus banyak memakan makanan yang tidak mengandung banyak glukosa. Kepada Keluarga Klien Diharapkan agar lebih sering memperhatikan dan menanyakkan hal-hal yang diperlukan klien dan selalu memberikan motivasi pada Tn.A.H dalam mengahadapi penyakit klien. Kepada Institusi Supaya terus meningkatkan pembekalan pengetahuan dan keterampilan kepada mahasiswa, agar lehih baik

TERIMA KASIH GBU