Potensi Tannin

10
 46 CEFARS : Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah Vol. 3 No. 2 Juni 2012 POTENSI SENYAWA TANNIN DALAM MENUNJ ANG PRODUKSI RAMAH LINGKUNGAN Ismarani Abstract Tannin is the compound astringent, bitter plant polyphenols that contain groups that can form a complex hydrocyls strong links with proteins and other macromolecules. Tannins are water soluble phenolic compounds having molecular weights between 500 and 3000 Da that can bi nd and pre cipitate or shrink pro tei n.T annin cla ssi fie d int o hyd rol yz able tannins and con densed tannin s (pr oanthoc yan idi ns) . De kstruction or modif ication of tan ni n has an important role in wood pr es er vativ es , he av y metal  adsorbents, medicine, antimicrobials, etc. Keyword: tannin, hydrolyzable tannins, condensed tannins PENDAHULUAN Senyawa tannin adalah senyawa astringent yang memiliki rasa pahit dari gugus  polifenolnya yang dapat mengikat dan menge ndapkan atau menyusutka n protein. Zat astrin gent dari tann in men yeba bkan ras a kering dan puckery  (kerutan) di dalam mulut setelah mengkonsumsi teh pekat, anggur merah atau buah yang mentah. Dekstruksi atau modi fikasi tannin sela ma ini berp eran penting dalam peng awet kayu, adso rben logam  berat, obat-obatan, antimikroba dll. Tannin merupaka n senyawa phenol yang larut dalam ai r da n memili ki be ra t mo le kul antara 500 da n 3000 Da .  Tannin  diklasifikasikan menjadi  hydrolyzable tannin  dan  condensed tannins  (proanthocyanidins). H yd r o lyz a b le Tannins Struk tur mole kul  hydrolyzable  tannin di ten gah -te ngahn ya me mi liki gug us karbo hidra t (bia sany a D-g lukos a), mer upak an hidro ksil dari karb ohidrat atau phenolic esterified  seperti asam gallat (dalam gallotannins) atau asam ellagat (dalam ellagitannins).  Hydrolyzable tannin  yang dihidrolisis oleh asam lemah atau basa lemah menghasilkan karbo hidra t dan asam pheno lik. Contoh gallota nnins adalah ester asam gallic glukos a dal am asa m tan nic (C 76 H 52 O 46 ), dit emuka n dal am dau n da n kul it di ba nya k spe sie s tanaman (Gambar 1).

description

tanin

Transcript of Potensi Tannin

  • 46

    CEFARS : Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah Vol. 3 No. 2 Juni 2012

    POTENSI SENYAWA TANNIN DALAM MENUNJANG PRODUKSIRAMAH LINGKUNGAN

    Ismarani

    Abstract

    Tannin is the compound astringent, bitter plant polyphenols that contain groups

    that can form a complex hydrocyls strong links with proteins and other macromolecules.

    Tannins are water soluble phenolic compounds having molecular weights between 500

    and 3000 Da that can bind and precipitate or shrink protein.Tannin classified into

    hydrolyzable tannins and condensed tannins (proanthocyanidins). Dekstruction or

    modification of tannin has an important role in wood preservatives, heavy metal

    adsorbents, medicine, antimicrobials, etc.

    Keyword: tannin, hydrolyzable tannins, condensed tannins

    PENDAHULUAN

    Senyawa tannin adalah senyawa astringent yang memiliki rasa pahit dari gugus

    polifenolnya yang dapat mengikat dan mengendapkan atau menyusutkan protein. Zat

    astringent dari tannin menyebabkan rasa kering dan puckery (kerutan) di dalam mulut

    setelah mengkonsumsi teh pekat, anggur merah atau buah yang mentah. Dekstruksi atau

    modifikasi tannin selama ini berperan penting dalam pengawet kayu, adsorben logam

    berat, obat-obatan, antimikroba dll. Tannin merupakan senyawa phenol yang larut dalam

    air dan memiliki berat molekul antara 500 dan 3000 Da. Tannin diklasifikasikan

    menjadi hydrolyzable tannin dan condensed tannins (proanthocyanidins).

    Hydrolyzable Tannins

    Struktur molekul hydrolyzable tannin di tengah-tengahnya memiliki gugus

    karbohidrat (biasanya D-glukosa), merupakan hidroksil dari karbohidrat atau phenolic

    esterified seperti asam gallat (dalam gallotannins) atau asam ellagat (dalam ellagitannins).

    Hydrolyzable tannin yang dihidrolisis oleh asam lemah atau basa lemah menghasilkan

    karbohidrat dan asam phenolik. Contoh gallotannins adalah ester asam gallic glukosa

    dalam asam tannic (C76H52O46), ditemukan dalam daun dan kulit di banyak spesies

    tanaman (Gambar 1).

  • 47

    CEFARS : Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah Vol. 3 No. 2 Juni 2012

    O

    O

    O

    O

    OO

    O

    HO

    HO

    HO

    OH

    OH

    OH

    O

    O

    OO

    OH

    HO

    OH

    OH

    OH

    OHHO

    OH

    OH

    Pentagalloyl glucose, gallotannins(hydrolyzable tannins)

    O

    HO

    HO

    OHOH

    OH

    D-Glucose

    OH

    OH

    OHO

    OH

    gallic acid

    Gambar 1 Struktur gallotannins (Hagerman, 2002)

    Condensed Tannins

    Condensed tannin dikenal sebagai proanthocyanidins merupakan polimer yang

    terdiri dari 2 sampai 50 (atau lebih) unit flavonoid yang bergabung dengan ikatan

    karbon-karbon, yang tidak rentan terhadap hidrolisis. Tannin terkondensasi adalah produk

    polimerisasi flavan-3-ols dan flavan-3,4-diol atau campuran dari dua polimer, yang

    disebut sebagai ''flavans" (Salunkhe, Chavan, & Kadan, 1989; Sanderson et al., 2001 ).

  • 48

    CEFARS : Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah Vol. 3 No. 2 Juni 2012

    OHO

    OH

    OH

    OH

    OH

    Flavan-3-ols (catechin)

    OHO

    OH

    OH

    OH

    O

    OH

    OH

    OH

    OH

    OH O

    OH

    OH

    OH

    OH

    procyanidin

    Gambar 2 Struktur catechin dan procyanidin (Hagerman, 2002)

    Walaupun tannin hidrolisasi dan sebagian besar tannin kondensasi larut dalam

    air, sangat banyak tannin kondensasi yang tidak larut dalam air.

    Sifat-sifat Tannin Tumbuhan

    Menurut Browning (1966) sifat utama tannin tumbuh-tumbuhan tergantung pada

    gugusan phenolik-OH yang terkandung dalam tannin, dan sifat tersebut secara garis besar

    dapat diuraikan sebagai berikut:

  • 49

    CEFARS : Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah Vol. 3 No. 2 Juni 2012

    a. Sifat Kimia Tannin

    1) Tannin memiliki sifat umum, yaitu memiliki gugus phenol dan bersifat koloid,

    sehingga jika terlarut dalam air bersifat koloid dan asam lemah.

    2) Umumnya tannin dapat larut dalam air. Kelarutannya besar dan akan meningkat

    apabila dilarutkan dalam air panas. Begitu juga tannin akan larut dalam pelarut

    organik seperti metanol, etanol, aseton dan pelarut organik lainnya.

    3) Tannin akan terurai menjadi pyrogallol, pyrocatechol dan phloroglucinol bila

    dipanaskan sampai suhu 210oF-215oF (98,89oC-101,67oC)

    4) Tannin dapat dihidrolisa oleh asam, basa, dan enzim.

    5) Ikatan kimia yang terjadi antara tannin-protein atau polimer-polimer lainnya

    terdiri dari ikatan hidrogen, ikatan ionik, dan ikatan kovalen.

    b. Sifat Fisik Tannin

    1) Umumnya tannin mempunyai berat molekul tinggi dan cenderung mudah

    dioksidasi menjadi suatu polimer, sebagian besar tannin bentuknya amorf dan

    tidak mempunyai titik leleh.

    2) Tannin berwarna putih kekuning-kuningan sampai coklat terang, tergantung dari

    sumber tannin tersebut.

    3) Tannin berbentuk serbuk atau berlapis-lapis seperti kulit kerang, berbau khas dan

    mempunyai rasa sepat (astrigent).

    4) Warna tannin akan menjadi gelap apabila terkena cahaya langsung atau dibiarkan

    di udara terbuka.

    5) Tannin mempunyai sifat atau daya bakterostatik, fungistatik dan merupakan

    racun.

    Proses Pemisahan Tannin

    Tannin dapat diekstrak dengan menggunakan campuran pelarut atau pelarut

    tunggal. Tannin biasanya diekstrak dari kayu dan kulit kayu pada jenis-jenis pohon

    tertentu, untuk tujuan penelitian dalam menentukan struktur kimia, kualitas dan

    kuantitasnya serta pemanfaatannya. Umumnya tannin diekstrak dengan menggunakan

    pelarut air, karena lebih murah dengan hasil yang relatif cukup tinggi, tetapi tidak

    menjamin jumlah senyawa polifenol yang ada dalam bahan tannin tersebut (Hathway,

    1962).

    Browning (1966) menjelaskan bahwa untuk memperoleh ekstrak dengan kualitas

    dan kuantitas yang tinggi, maka umumnya digunakan etanol atau aseton dengan

  • 50

    CEFARS : Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah Vol. 3 No. 2 Juni 2012

    perbandingan volume air yang sebanding. Adapun tahapan persiapan dan ekstraksi yang

    perlu dilakukan adalah sebagai berikut:

    a. Tahap persiapan bahan dan pelarut

    b. Tahap pembuatan serbuk bahan dengan ukuran yang tepat sesuai keperluan

    ekstraksi

    c. Tahap ekstraksi

    d. Tahap pemekatan larutan ekstrak

    Proses ekstraksi dapat dilakukan secara tunggal atau bertahap sesuai kepentingan dan

    tujuan ekstraksi yang ingin dicapai. Salah satu proses ekstraksi yang biasa dilakukan

    adalah dengan menggunakan beberapa unit autoclave yang terbuat dari stainless stell atau

    tembaga (karena tannin dapat mengkompleks ion logam berat/ion Fe3+), dimana masing-

    masing autoclave secara berkelompok dengan menggunakan aliran counter current.

    PEMANFAATAN TANNIN

    1. Sebagai Adsorbent Logam Berat

    Beberapa penelitian terakhir tannin yang telah dimodifikasi dapat menjadi adsorben

    logam berat, misalnya biosorpsi Pb (II) dengan modifikasi resin quebracho tannin (QTR)

    (Yurtsever dan Sengil, 2008). Adsorben berbasis tannin alami dengan proses gelification

    dari ekstrak kulit Quebracho. Produk yang dihasilkan, Tannin Quebracho Gel (QTG)

    telah diuji sebagai adsorben pewarna kationik dengan Metilena Blue (MB) (Martin et al,

    2009). Biosorpsi Cu (II) dari suatu larutan oleh resin tannin valonia (Ayhan et al. 2008).

    Adsorben yang disiapkan dari barberry tannin (BT) diimmobilisasi serat kolagen, yang

    ditemukan efektif untuk menghapus Hg (II) dari larutan (Huanga et al. 2009).

    2. Sebagai Antimikroba

    Tannin bertindak seperti asam ringan berdasarkan banyak gugus-OH fenolik.

    Asam tannic adalah bentuk yang paling sederhana hydrolysable tannin. Tannin kualitas

    tinggi mengandung 65-76% asam tannic. Salah satu sifat yang paling penting dari tannin

    dan asam tannic adalah kemampuannya untuk membentuk kompleks chelat dengan ion

    logam. Kompleks logam- tannin dan asam tannic kini digunakan dalam celupan dan

    penyamakan tekstil tertentu. Meskipun asam tannin dapat berfungsi sebagai agen anti-

    mikroba alami, tetapi tidak aktif terhadap spektrum yang luas dari jamur dan bakteri

    (Salunkhe et al. 1989; Sanderson et al. 2001).

    Data Higazy ( 2009) mengungkapkan bahwa kain goni ditreatment membentuk

    asam tannic- kompleks logam menunjukkan peningkatan sifat anti-mikroba dibandingkan

  • 51

    CEFARS : Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah Vol. 3 No. 2 Juni 2012

    dengan sampel yang diperlakukan dengan asam tannic atau ion logam secara terpisah dan

    pada konsentrasi yang sama. Hasil juga menunjukkan bahwa sifat antibakteri dan

    antijamur dari kain rami yang ditreatment dengan asam tannin-kompleks logam

    mengikuti urutan:

    tannic acid-Zn > tannic acid-Zr > tannic acid-Ag

    Keawetan kain rami yang ditreatment dengan asam tannic kompleks logam

    sangat tinggi dibandingkan dengan keawetan kain rami yang ditreatment dengan

    chitosan-logam kompleks pada tipe ion logam yang sama.

    Keawetan kain rami setelah ditreatment dengan asam tannin- kompleks logam tergantung

    pada jenis ion logam yang digunakan dalam complexation dengan urutan:

    tannic acid-Zn > tannic acid-Ag > tannic acid-Zr

    Gambar 3 Formation of tannic acidmetal ion complex (Higazy, 2009)

  • 52

    CEFARS : Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah Vol. 3 No. 2 Juni 2012

    Gambar 4 Formation of tannic acidmetal ion cellulose complex (Higazy, 2009)

    Penelitian lain yang telah dilakukan (Iwan, 2002) untuk efektifitas bahan

    pengawet tannin dari kulit kayu akasia (Acacia sp), terhadap rayap kayu kering

    (cryptotermes cynocephalus light) yang menyerang hampir semua jenis kayu yang tidak

    diawetkan kecuali beberapa jenis kayu yang memiliki keawetan alami. Pengujian tersebut

    diperoleh hasil bahwa bahan pengawet kayu dengan menggunakan tannin dapat

    meningkatkan ketahanan kayu terhadap serangan rayap kayu kering

    3. Sebagai Plywood Adhesive

    Fortifikasi dari tannin sulfit dari kulit kayu Acacia mangium dengan phenol-

    formaldehyde dapat digunakan sebagai plywood adhesive (Hoonga, 2009). Tannin dapat

    dijumpai pada hampir semua jenis tumbuhan hijau di seluruh dunia baik tumbuhan

    tingkat tinggi maupun tingkat rendah dengan kadar dan kualitas yang berbeda-beda. Di

  • 53

    CEFARS : Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah Vol. 3 No. 2 Juni 2012

    Indonesia sumber tannin antara lain diperoleh dari jenis bakau-bakauan atau jenis-jenis

    dari Hutan Tanaman Industri seperti akasia (Acacia sp), ekaliptus (Eucalyptus sp), pinus

    (Pinus sp) dan sebagainya. Tannin adalah polifenol alami yang selama ini banyak

    digunakan sebagai bahan perekat eksterior, yang terutama terdapat pada bagian kulit

    kayu.

    Tannin dalam Tanaman

    Tanaman teh (Camellia sinensis) merupakan tanaman yang memiliki kandungan

    tannin alami yang tinggi. Daun teh yang direndam dalam air panas akan memiliki rasa

    khas yang menjadi ciri dari tannin. Hal ini disebabkan oleh catechin dan flavonoid, yang

    dikategorikan sebagai tannin oleh ahli biologi, dan kimia.

    Tannin (terutama tannin kondensasi) ditemukan dalam anggur, terutama anggur

    merah. Tangkai tandan buah anggur juga mengandung tannin. Tannin diekstrak dari buah

    anggur, yang merupakan polimer dari monomer proanthocyanidin. Delima mengandung

    beragam tannin, terutama hydrolysable tannin. Paling banyak dari buah delima disebut

    punicalagins tannin. Punicalagins memiliki berat molekul 1038 dan merupakan molekul

    terbesar yang ditemukan utuh dalam plasma tikus dan ternyata tidak menunjukkan efek

    toksik pada tikus yang diberi 6% diet punicalagins selama 37 hari (Cerda, 2003).

    Punicalagins juga ditemukan komponen utama yang bersifat antioksidan dalam jus

    delima yang bermanfaat bagi kesehatan (Gill, 2000).

    Beberapa kesemek sangat tinggi zat astringentnya biasanya tidak dimakan ketika

    buah belum sangat matang (khususnya Korea, Amerika, dan Hachiya atau Jepang). Hal

    ini disebabkan oleh tingginya tingkat tannin, dan jika dimakan oleh manusia (dan banyak

    hewan lain), mulut akan menjadi benar-benar kering, tetapi kelenjar air liur akan terus

    mengeluarkan air liur yang tidak dapat mempengaruhi tannin makanan. Areca catechu

    juga mengandung tannin yang berkontribusi terhadap sifat antibakteri. Sebagian besar

    kelompok buah berries seperti cranberries, strawberries dan blueberries mengandung

    antara tannin hidrolisasi dan tannin kondensasi. Kacang-kacangan yang dapat dikonsumsi

    mentah seperti hazelnut, walnut dan pecan mengandung tannin dalam jumlah yang tinggi.

    Kacang almond memiliki kandungan tannin yang lebih rendah. Konsentrasi tannin dalam

    ekstrak kasar kacang ini tidak secara langsung menunjukkan bahwa ada hubungan yang

    sama untuk sebagian kecil tannin terkondensasi. Kacang-kacangan tanpa cangkang

    memiliki kandungan tannin sangat rendah. Biji-bijian yang mengandung konsentrasi

    tinggi seperti tannin, harus diproses sebelum dapat dikonsumsi dengan aman.

  • 54

    CEFARS : Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah Vol. 3 No. 2 Juni 2012

    Tannin dari kayu mesquite, cherry, dan oak yang digunakan dalam proses

    pengasapan, akan ikut terbawa pada permukaan ikan asap dan daging (meskipun asap dari

    kayu ceri dapat menjadi racun bagi manusia). Meskipun buah jeruk sendiri tidak

    mengandung tannin, jus berwarna oranye sering mengandung pewarna makanan dengan

    tannin. Jus apel, jus anggur dan jus berry memiliki kandungan tannin yang tinggi.

    Kadang-kadang bahkan tannin ditambahkan ke dalam jus dan ciders untuk menciptakan

    rasa. Cengkeh, tarragon, jinten, thyme, vanili, dan kayu manis semuanya mengandung

    tannin. Kebanyakan kacang-kacangan mengandung tannin. Kacang berwarna merah

    mengandung paling tinggi tannin, dan kacang berwarna putih memiliki paling sedikit.

    Chickpea (juga dikenal sebagai kacang garbanzo) memiliki jumlah yang lebih kecil

    tannin. Minuman cokelat mengandung sekitar 6% tannin.

    Toksisitas

    Senyawa tannin apabila dikonsumsi dalam jumlah berlebihan akan menghambat

    penyerapan mineral misalnya besi. Hal ini karena sifat tannin adalah chelators ion logam.

    Tannin digunakan untuk mengendapkan protein, yang menghambat dalam penyerapan

    gizi Tanaman sumber tannin hanya mengurangi bioavailabilitas zat besi, yang dikenal

    sebagai non-heme. Asam Tannic tidak mempengaruhi penyerapan mineral lain seperti

    seng, tembaga, dan mangan. Cara mencegah masalah ini, disarankan untuk minum teh

    dan kopi tidak saat waktu makan,. Makanan yang kaya vitamin C membantu menetralisir

    dampak tannin pada penyerapan zat besi. Menambahkan jus lemon teh akan mengurangi

    efek negatif dari tannin dalam penyerapan zat besi juga. Pada individu yang sensitif,

    asupan besar tannin dapat menyebabkan iritasi usus, iritasi ginjal, kerusakan hati, iritasi

    lambung dan sakit pencernaan. Penggunaan bahan yang mengandung tannin konsentrasi

    tinggi tidak dianjurkan dalam jangka panjang atau berlebihan.

    SIMPULAN

    1. Tannin memiliki banyak manfaat bagi kehidupan antara lain sebagai adsorben logam

    berat, antimikroba, plywood adhesive, dan medical potential.

    2. Sifat toksik tannin dapat dihindari jika tidak mengkonsumsi berlebihan dan

    mengurangi efek negatif dari food tannin.

    3. Modifikasi tannin diperlukan agar pemanfaatan tannin dapat lebih maksimal.

  • 55

    CEFARS : Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah Vol. 3 No. 2 Juni 2012

    DAFTAR PUSTAKA

    Hagerman AE, 2002, Tannin Chemistry, Department of Chemistry and Biochemistry,Miami University, Oxford, USA.

    Hoonga YB, Paridaha MT, Luqmanb CA, Kohc MP, Lohd YF, 2009, Fortification ofsulfited tannin from the bark of Acacia mangium with phenolformaldehyde foruse as plywood adhesive, Industrial Crops and Products 30 (2009) 416421.

    Higazy A, Hashem M, ElShafei A, Shaker N, Hady MA, 2009, Development of anti-microbial jute fabrics via in situ formation of cellulosetannic acidmetal ioncomplex, Carbohydrate Polymers xxx (2010) xxxxxx.

    Iwan R, 2002, TANNIN, Fakultas Pertanian Jurusan Ilmu Kehutanan, UniversitasSumatera Utara.

    Sanchez-Martna J, Gonzalez-Velascob M, Beltrn-HerediaaJ, Gragera-Carvajala 1J,Salguero-Fernandeza J., 2009, Novel tannin-based adsorbent in removing cationicdye (Methylene Blue) from aqueous solution. Kinetics and equilibrium studies,Journal of Hazardous Materials xxx (2009) xxxxxx

    Sengila IA, Ozacarb M, Turkmenlerc H, 2008, Kinetic and isotherm studies of Cu(II)biosorption onto valonia tannin resin, Journal of Hazardous Materials 162 (2009)10461052.

    Yurtsever M, Sengil IA, 2008, Biosorption of Pb(II) ions by modified quebracho tanninresin, Journal of Hazardous Materials 163 (2009) 5864.