POTENSI OBYEK WISATA KABUPATEN BARRU...

22
DATA POTENSI PARIWISATA DAN PETERNAKAN (SHOW ROOM SAPI) BARRU POTENSI OBYEK WISATA KABUPATEN BARRU PERMANDIAN AIR PANAS KALOMPIE, PULAU PANNIKIANG& PANTAI UJUNG BATU PENDAHULUAN Kabupaten Barru terletak di pesisir barat Provinsi Sulawesi Selatan dengan luas wilayah sekitar 117.400,72 Ha, berada kurang lebih 100 km sebelah utara kota Makassar. Profil daerah ini memiliki 3 dimensi wilayah, yakni dimensi pantai, daratan/landai dan pegunungan ,dengan berbagai ciri spesifiknya. Posisi wilayah ini berada pada jalur trans Sulawesi dan merupakan daerah lintas wisata yang terletak antara kota Makassar dan kota pare-pare serta merupakan salah satu kabupaten yang berada dalam kawasan pembangunan ekonomi terpadu (kapet pare-pare). Kabupaten barru memiliki potensi obyek wisata yang cukup banyak dan variatif, baik berupa wisata alam, wisata pantai/bahari dan wisata budaya/sejarah. Jenis obyek wisata yang di inventarisasi sebanyak 40 obyek yang terdiri dari wisata bahari 25%, wisata sejarah/budaya 35% dan wisata alam sebanyak 40%. Dari jumlah tersebut yang telah dikelola dan dipasarkan baru sekitar 10%. Keberadaan obyek wisata sebagai sebuah potensi yang prospektif mengacu pada dukungan infrastruktur yang tersedia, posisi wilayah sebagai daerah transit, dan kebijakan pemerintah daerah dalam menarik investasi. Pengembangan sector kepariwisataan sangat diperlukan karena akan memberikan multiplier effect antara lain dapat memperluas lapangan kerja, mengembangkan ekonomi local dan berbagai sector terikait. Dalam rangka pembangunan sector pariwisata, berbagai program telah telah dilakasanakan pemerintah daerah untuk meningkatkan konstribusi pendapatan asli daerah yang berasal dari sector kepariwisataan, namun out comesnya dirasakan belum optimal. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai factor antara lain keterbatasan anggaran pemerintah daerah untuk mengembangkan potensi wisata yang ada. Berdasarkan hal tersebut, maka dukungan pembiyaan baik yang berasal dari pemerintah pusat, provinsi maupun pihak investor sangat diperlukan dalam kerangka pengembangan potensi wisata. Hal ini di dasarkan pada realitas bahwa sector kepariwisataan merupakan sektoran dalam karena konstribusinya yang sangat besar terhadap pendapatan Negara. Kabupaten barru memiliki posisi yang sangat strategis karena oleh jalan trans Sulawesi dan berpeluang untuk dijadikan kota transit bagi parawisatawan mancanegara dan nusantara yang akan menuju tanatoraja, Pengembangan obyek wisata di kabupaten Barru diharapkan tidak lagi sebagai kota transit akan tetapi akan menjadi Daerah Tujuan Wisata bagi wisata domestic maupun mancanegara. Berdasarkan trend kunjungan wisata baik domestic maupun mancanegara ke kabupaten barru pada tahun 2013 lalu menunjukkan tren peningkatan dari tahun 2012 yaitu sekitar 12.000 0rang, wisatawan mancanegara yang singgah sekitar 3.500 orang dengan lokasi yang sering di singgahi adalah daerah Bottoe (pengelolahan ikan kering), Pelabuhan Awerange (tempat pembuatan perahu), dan Pantai Kupa (Kupa Beach) dengan waktu singgah antara 1-3 jam. Salah satu obyek wisata yang berpotensi untuk dikembangkan adalah wisata alam permandian Air Panas Kalompie, Wisata Bahari Pulau Pannikiang dan Pantai Ujung Batu. Pemilihan ketiga obyek wisata tersebut di dasarkan pada beberapa pertimbangan antara lain memiliki view yang menarik, aksebilitas yang dekat dengan kota barru, lahan untuk pengembangan cukup luas dan dapat disinergikan dengan pengembangan wisata lainnya baik agrowisata maupun ekowisata serta jenis wisata lainnya dapat ikut berkembang. Gambar 1. Peta titik potensi Pariwisata Kab. Barru.

Transcript of POTENSI OBYEK WISATA KABUPATEN BARRU...

DATA POTENSI PARIWISATA DAN PETERNAKAN (SHOW ROOM SAPI) BARRU

POTENSI OBYEK WISATA KABUPATEN BARRU

PERMANDIAN AIR PANAS KALOMPIE, PULAU PANNIKIANG& PANTAI UJUNG BATU PENDAHULUAN

Kabupaten Barru terletak di pesisir barat Provinsi Sulawesi Selatan dengan luas wilayah sekitar 117.400,72 Ha, berada kurang lebih 100 km sebelah utara kota Makassar. Profil daerah ini memiliki 3 dimensi wilayah, yakni dimensi pantai, daratan/landai dan pegunungan ,dengan berbagai ciri spesifiknya. Posisi wilayah ini berada pada jalur trans Sulawesi dan merupakan daerah lintas wisata yang terletak antara kota Makassar dan kota pare-pare serta merupakan salah satu kabupaten yang berada dalam kawasan pembangunan ekonomi terpadu (kapet pare-pare). Kabupaten barru memiliki potensi obyek wisata yang cukup banyak dan variatif, baik berupa wisata alam, wisata pantai/bahari dan wisata budaya/sejarah. Jenis obyek wisata yang di inventarisasi sebanyak 40 obyek yang terdiri dari wisata bahari 25%, wisata sejarah/budaya 35% dan wisata alam sebanyak 40%. Dari jumlah tersebut yang telah dikelola dan dipasarkan baru sekitar 10%. Keberadaan obyek wisata sebagai sebuah potensi yang prospektif mengacu pada dukungan infrastruktur yang tersedia, posisi wilayah sebagai daerah transit, dan kebijakan pemerintah daerah dalam menarik investasi. Pengembangan sector kepariwisataan sangat diperlukan karena akan memberikan multiplier effect antara lain dapat memperluas lapangan kerja, mengembangkan ekonomi local dan berbagai sector terikait. Dalam rangka pembangunan sector pariwisata, berbagai program telah telah dilakasanakan pemerintah daerah untuk meningkatkan konstribusi pendapatan asli daerah yang berasal dari sector kepariwisataan, namun out comesnya dirasakan belum optimal. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai factor antara lain keterbatasan anggaran pemerintah daerah untuk mengembangkan potensi wisata yang ada. Berdasarkan hal tersebut, maka dukungan pembiyaan baik yang berasal dari pemerintah pusat, provinsi maupun pihak investor sangat diperlukan dalam kerangka pengembangan potensi wisata. Hal ini di dasarkan pada realitas bahwa sector kepariwisataan merupakan sektoran dalam karena konstribusinya yang sangat besar terhadap pendapatan Negara. Kabupaten barru memiliki posisi yang sangat strategis karena oleh jalan trans Sulawesi dan berpeluang untuk dijadikan kota transit bagi parawisatawan mancanegara dan nusantara yang akan menuju tanatoraja, Pengembangan obyek wisata di kabupaten Barru diharapkan tidak lagi sebagai kota transit akan tetapi akan menjadi Daerah Tujuan Wisata bagi wisata domestic maupun mancanegara. Berdasarkan trend kunjungan wisata baik domestic maupun mancanegara ke kabupaten barru pada tahun 2013 lalu menunjukkan tren peningkatan dari tahun 2012 yaitu sekitar 12.000 0rang, wisatawan mancanegara yang singgah sekitar 3.500 orang dengan lokasi yang sering di singgahi adalah daerah Bottoe (pengelolahan ikan kering), Pelabuhan Awerange (tempat pembuatan perahu), dan Pantai Kupa (Kupa Beach) dengan waktu singgah antara 1-3 jam. Salah satu obyek wisata yang berpotensi untuk dikembangkan adalah wisata alam permandian

Air Panas Kalompie, Wisata Bahari Pulau Pannikiang dan Pantai Ujung Batu. Pemilihan ketiga obyek

wisata tersebut di dasarkan pada beberapa pertimbangan antara lain memiliki view yang menarik,

aksebilitas yang dekat dengan kota barru, lahan untuk pengembangan cukup luas dan dapat

disinergikan dengan pengembangan wisata lainnya baik agrowisata maupun ekowisata serta jenis

wisata lainnya dapat ikut berkembang. Gambar 1. Peta titik potensi Pariwisata Kab. Barru.

DATA POTENSI PARIWISATA DAN PETERNAKAN (SHOW ROOM SAPI) BARRU

1. AIR PANAS KALOMPIE

Secara Administratif pemandian Air Panas KalompiE berada di Dusun KalompiE Desa Tompo Kecamatan Barru, Jarak dari Ibu kota Kabupaten Barru sekitar 15 Km, dapat dicapai melalui jalan hot mix. Luas Lahan yang bisa dikembangkan sebagai kawasan wisata alam dan pemandian air panas seluas kurang lebih 100 Ha, dengan suhu udara di lokasi tersebu berkisaran atara 25°C - 28°C dengan kelembaban udara minimum 50% dan maximum 70%.

Secara umum topografi pada kawasan wisata alam dan pemandian air panas cenderung

curam, karena berada pada dua titik ketinggian yang cukup dekat sehingga terbentuk lembah yang ditandai dengan adanya aliran sungai. Jalan akses menuju sumber air panas cenderung menanjak dan selanjutnya melandai, sementara pada sekitar mata air panas cenderung landau.

Pemandangan alam di dalam kawasan merupakan bentukan hutan hujan tropis yang cukup lebat sedangkan di sekitar mata air panas dan sekelilingnya cenderung tertutup oleh pepohonan menjadikan suasana di lokasi ini terasa sejuk.

DATA POTENSI PARIWISATA DAN PETERNAKAN (SHOW ROOM SAPI) BARRU

Potensi rencana kawasan wisata alam dan permandian air panas di dusun kalompie ini menawarkan air panas yang bermanfaat untuk mengobati beberapa jenis penyakit kulit dengan kondisi alam yang masih asli dan keanekaragaman flora dan fauna, khususnya kupu-kupu jenis baru yang hanya berkembang di lokasi ini. Kawasan pengembangan terletak pada hutan produksi terbatas dengan perbukitan hijau dan sumber air panas berada pada lembah berdampingan dengan aliran sungai jaloronge. Adapun pemukiman penduduk dusun berjarak kurang lebih 3 km dari sumber mata air panas sehingga mudah melakukan penataan lokasi.

Gambar 2. Suasana Wisata Air Panas Kalompie

2. PULAU PANNIKIANG

Secara geografis, Pulau Pannikiang terletak antara 04o19’45.21-04o22’19.93 LS dan 119o34’32.45-119o36’46.22 BT. Di lihat dari kenampakan citra band 123, panjang wilayah Pulau 2899 Meter dan Lebarnya 344 Meter dengan luas daratan pulau 94.5 Ha, dimana pulau tersebut terdapat 3 anakan sungai yang membelah pulau tersebut dan berada pada posisi Utara, Tengah dan Selatan pulau.

Pulau Pannikiang atau jugabiasadisebutPulau Panning yang berasal dari kata bahasa bugis artinya Pulau Kelelawar, dimana pulau tersebut terdapat kelelawar yang jumlahnya begitu banyak. Secara administrative Pulau Pannikiang terletak di Desa Madello Kecamatan Ballusu Kabupaten Barru Sulawesi Selatan yang jarak antara daratan Kabupaten Barru ke Pulau Pannikiang berkisar 1 mil, dapat ditempuh dalam waktu 15 menit dengan menggunakan perahu dari pelabuhan Garonkong.

Luas Ekosistem yang terdiri dari Karang 331,63 Ha, Lamun 93,52 Ha, Ekosistem mangrove di pulau tersebut mempunyai sifat khas tertentu dibandingkan dengan ekosistem mangrove lainnya di Sulawesi Selatan, yakni menjadi tempat bersarang ribuan kelelawar. Oleh karena itu, keberadaan ekosistem mangrove di Pulau Pannikiang menjadi sangatlah penting bagi siklus bio-ekologis di wilayahtersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kerapatan pohon mangrove di Pulau Pannikiang dalam kondisi baik dan sangat padat dengan tutupan tajuk yang lebat. Luas tutupan mangrove di Pulau Pannikiang mencapai 86,31 Ha hektar yang meliputi 91,00 % lahan di pulau tersebut. Jenis-jenis mangrove dan makro fauna yang hidup di Pulau Pannikiang sangat beragam diantaranya jenis Bruguiera, Rhizophora dan Sonneratia.

DATA POTENSI PARIWISATA DAN PETERNAKAN (SHOW ROOM SAPI) BARRU

Jumlah penduduk Pulau ini 120 orang atau sekitar 33 kepala keluarga. Dan di huni ribuan kelelawar dan berbagai jenis burung. Pulau ini juga telah didukung dengan sarana Dermaga, Rumah Ibadah serta Budidaya Ikan Kerambah Jaring Apung memelihara berbagai jenis ikan kerapu dan Lobster.

Sebaran terumbu karang, mangrove bahkan dugong (ikan duyung) sering dijumpai oleh nelayan disekitar pulau pannikiang serta berbagai ekosistem di darat dan laut Pulau Pannikiang sangat berpotensi besar untuk dikembangkan sebagai Tempat wisata terpadu yang bias diandalkan, wisata mina bahari, wisata edukasi tracking mangrove, snorkeling, diving merupakan potensi yang bisa dikembangkan di pulau ini.

Gambar 3. Peta Situasi Pulau Panikiang

DATA POTENSI PARIWISATA DAN PETERNAKAN (SHOW ROOM SAPI) BARRU

\

DATA POTENSI PARIWISATA DAN PETERNAKAN (SHOW ROOM SAPI) BARRU

3. PANTAI UJUNG BATU

Terletak di Kelurahan Sumpang Binangae Kecamatan Barru Berada di kota Barru Kelurahan Sumpang Binangae, lokasi pantai ini sangat mudah dijangkau dan hanya berjarak 2 Kilometer dari ibukota kabupaten. Bibir pantai cekung berpasir landai dan cukup luas dengan beberapa fasilitas seperti café, penyewaan ban, Gazebo, Flying Fox, Motor ATV dan terdapat perahu-perahu nelayan yang parker berjejeran disekitar pantai tersebut. Dengan air yang cukup dangkal maka pantai ujung batu merupakan tempat berenang favorit untuk keluarga.

Pantai Ujung Batu masih terasa kurang representative dan sangat perlu dukungan baik dari

pemerintah maupun investor swasta dalam pengelolaan tempat wisata dan perbaikan serta penambahan fasilitas yang ada mengingat potensi yang besar dan tempat yang strategis sangat menjanjikan.

DATA POTENSI PARIWISATA DAN PETERNAKAN (SHOW ROOM SAPI) BARRU

Gambar 4. Suasana Wisata Pantai Ujung Batu.

4. LEMBAH HARAPAN

Lembah harapan terletak di Desa Harapan Kecamatan Tanete Riaja, dengan jarak dari Kota

Barru sekitar 45 km dengan jalan aspal, lembah ini memiliki panorama lembah yang cukup

indah, terdapat hamparan sawah yang hijau dan dari kejauhan terlihat jejeran gunung yang

hijau yang terkadang puncaknya diselimuti oleh kabut, udara yang masih segar sehingga

sangat cocok untuk tempat beristirahat sejenak bagi para pengguna jalan yang melakukan

perjalan ke Kabupaten Soppeng.

DATA POTENSI PARIWISATA DAN PETERNAKAN (SHOW ROOM SAPI) BARRU

5. LAPPA LAONA

Padang luas yang berada di ketinggian pegunungan terletak di Desa Harapan, Kecamatan

Tanete Riaja, Kabupaten Barru, jarak dari kota Barru sekitar 65 km arah Kabupaten Soppeng

melewati pemandangan indah pegunungan dan persawahan terasering desa harapan.

Demikianlah objek potensi wisata Kab. Barru yang siap dipromosikan.

DATA POTENSI PARIWISATA DAN PETERNAKAN (SHOW ROOM SAPI) BARRU

Permandian Air Panas Kalompie, Pulau Pannikiang

Pantai Ujung Batu, Lembah Harapan dan Lappa Laona

POTENSI WISATA KABUPATEN BARRU

P E N Y E D I A A N L A Y A N A N I N F O R M A S I I N V E S T A S I P O T E N S I U N G G U L A N K A B U P A T E N B A R R U P A D A K A N T O R P E L A Y A N A N P E R I Z I N A N D A N P E N A N A M A N M O D A L K A B U P A T E N B A R R U

DATA POTENSI PARIWISATA DAN PETERNAKAN (SHOW ROOM SAPI) BARRU

PENJELASAN SHOW ROOM SAPI BALI

KABUPATEN BARRU

2016

DATA POTENSI PARIWISATA DAN PETERNAKAN (SHOW ROOM SAPI) BARRU

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu sektor usaha agribisnis bidang peternakan

yang tangguh dan mampu bersaing dengan industri-

industri yang ada di Indonesia adalah agribisnis

peternakan yang bergerak di sektor peternakan sapi.

Sebagian besar masyarakat kita dalam pemilikan ternak

sapi dijadikan sebagai ukuran strata hidup dan sebagai

tabungan masa depan.

Tingkat kebutuhan pangan dari hewan (daging)

sudah merupakan kebutuhan masyarakat kita dalam konsumsi sehari-harinya serta mampu

memberi pendapatan bagi keluarga pengelola peternakan sapi, bahkan dijadikan sebagai

sumber pendapatan. Hal ini pula sehingga sektor ini mendapat tempat yang setara dengan

kegiatan usaha pada bidang industri-industri lain.

Kabupaten Barru yang memiliki

populasi sapi cukup besar dan menjadi unggulan

atau andalan di daerah ini memiliki potensi

besar yang dapat diolah oleh masyarakat. Oleh

karena itu beberapa orang-orang tua kita dulu banyak

berinvestasi disektor persapian melalui

konsep “teseng”, namun dalam perkembangan

zaman, konsep ini kurang dilirik lagi karena kurang memberikan jaminan dan keamanan

dalam berinvestasi. Salah satu solusi yang dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Barru

untuk mengakses para investor dan para peternak sapi di Kabupaten Barru melalui

“Showroom Sapi”. konsep ini sebenarnya adalah konsep “teseng” yang dimoderenisasikan.

Showroom sapi adalah solusi bagi masyarakat yang mempunyai modal namun tidak

mempunyai waktu untuk mengembangkan usaha di bidang peternakan, masyarakat yang

mempunyai keterampilan dalam mengelola usaha peternakan dan belum maksimalnya

pengelolaan peternakan dimasyarakat.

Konsep Showroom sapi adalah merupakan konsep pemberdayaan masyarakat karena

dalam pelaksanaannya merupakan :

1. Penggalian potensi swadaya masyarakat

2. Penggalian potensi sumber daya alam (lahan dan air)

3. Pemberdayan petugas

DATA POTENSI PARIWISATA DAN PETERNAKAN (SHOW ROOM SAPI) BARRU

4. Investasi teknologi (kawin suntik, pengobatan, pengolahan limbah, teknologi pakan

ternak dan lain-lain)

5. Penyerapan tenaga kerja

6. Membangun hubungan silaturahmi antara pemodal dan masyarakat peternak

7. Penataan sistem budidaya

B. Tujuan

Tujuan usaha peternakan dalam Showroom Sapi yaitu :

1. Penggalian potensi SDA dan SDM dimana potensi sumber daya alam dapat

dimamfaatkan dengan semaksimal munkin melalui pemamfaatan limbah pertanian dan

pemamfaatan lahan kritis dalam penanaman hijauan pakan ternak melalui pola integrasi.

Selai itu sumber daya manusia dapat berperan dalam peningkatan pola usaha ternak

melalui kerja sama antara petani peternak dan instansi yang terkait serta pola kemitraan

usaha dengan investor atau pemodal yang mau bergerak dibidang peternakan.

2. Menggeser tipologi pengelolaan usaha peternakan yaitu usaha peternakan sapi yang

hanya dijadikan sebagai pekerjaan sambilan beralih dijadikannya usaha peternakan sapi

sebagai cabang usaha.

3. Penyerapan tenaga kerja, hal ini dalam bentuk pola usaha yang lebih maju tentunya

akan menyerap tenaga kerja yang mampu mendatangkan pendapatan tersendiri bagi

pekerja yang terpakai.

4. Penerapan teknologi dan manajemen beternak Sapi yang lebih maju berbasis sumber

daya lokal dan ramah lingkungan.

5. Tersedianya pasar dan jaringan pemasaran yang lebih efektif dan efisien. Hal ini

dimaksudkan karena showroom ini sendiri berperan sebagai pasar dalam pemasaran

hasil melalui konsorsium yang langsung mengakses penjualan hasil ternak ke pedagang

sehingga jalur pemasaran yang panjang dan lama dalam memasarkan hasil

membutuhkan biaya yang tinggi.

6. Tersedianya sapi bibit dan sapi potong yang berkualitas dan pemamfaatan limbah

peternakan yang berkelanjutan. Hal ini dimaksudkan tersediaannya akan hasil usaha

peternakan berupa sapi bibit dan sapi potong setiap saat dan berupa hasil pengolahan

limbah peternakan berupa kompos, biogas, biourine.

DATA POTENSI PARIWISATA DAN PETERNAKAN (SHOW ROOM SAPI) BARRU

BAB II

TINJAUAN ASPEK KEGIATAN

A. VISI

Menjadikan Kabupaten Barru Sebagai Terminal Agribisnis Sapi

B. MISI

1. Program Pembangunan Peternakan

2. Program penanggulangan Penyakit

3. Mencari lokasi dan investor

4. Mencari model Pengembangan agribisnis peternakan

C. ARAH DAN KEBIJAKAN

Showrom sapi di arahkan untuk mendukung program :

1. Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi dan Kerbau 2014

2. Program Pencapaian Dua Juta Ekor Sapi 2015

3. Renstra SKPD Peternakan yang merupakan penjabaran Renstra Bupati yaitu

Terwujudnya Kabupaten Barru Sebagai Salah Satu Pemasok Ternak Sapi Potong dan

Bibit di Sulsel Tahun 2015

D. SASARAN

Sasaran yang diharapkan Showroom Sapi yaitu :

1. Meningkatnya Populasi Sapi dalam Showroom

2. Tergesernya tipologi usaha peternakan

3. Meningkatnya pemanfaatan lahan

4. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan

5. Meningkatnya produksi dan pengunaan hasil limbah peternakan

6. Meningkatnya Investasi Bidang Usaha Peternakan

E. INDIKATOR SASARAN

Indikator Sasaran Showroom Sapi adalah Terbentuknya 75 Unit SRS, dengan

jumlah populasi di Kabupaten Barru 71.040 ekor sampai Tahun 2015.

DATA POTENSI PARIWISATA DAN PETERNAKAN (SHOW ROOM SAPI) BARRU

BAB III

TEKNIS OPERASIONAL

A. Kriteria

Showroom Sapi memiliki kriteria umum dan teknis sebagai berikut :

Kriteria Umum yaitu :

1. Sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang Daerah

2. Lokasi mudah dijangkau yaitu mempunyai akses jalan yang dapat dilalui oleh

kendaraan.

3. Tersedia pakan dan air yaitu tersedianya pakan sepanjang tahun dan sumber air

minum bagi ternak untuk kebutuhan sanitasi kandang yang dapat bersumber dari air

sumur, air sungai dan cekdam dalam satu penampungan.

4. Tersedia sarana dan prasarana serta petugas teknis yaitu perkandangan, peralatan

kandang dan petugas teknis yang bertanggung jawab atas kegiatan dalam

operasional showroom.

Kriteria Teknis Yaitu :

1. Tersedia Kandang Koloni Kapasitas minimal 10 Ekor

2. Tersedia Lahan HMT minimal 1 Ha

3. Tersedia Tempat Pengolahan Limbah

DATA POTENSI PARIWISATA DAN PETERNAKAN (SHOW ROOM SAPI) BARRU

4. Tersedia Sarana Produksi Ternak (SAPRONAK)

5. Pemanfaatan Limbah Pertanian

6. Tersedia Obat-obatan

DATA POTENSI PARIWISATA DAN PETERNAKAN (SHOW ROOM SAPI) BARRU

7. Penerapan teknologi dan manajemen peternakan

8. Tersedianya Jaringan informasi produksi dan pemasaran

B. Pengelola

Pengelola adalah orang-orang yang terlibat dalam pengelolaan showroom yang

terdiri atas:

1. Peternak yaitu pengelola usaha peternakan sapi yang dilakukan oleh perorangan

yang memiliki ternak dan lahan yang mampu memenuhi kriteria umum dan teknis.

2. Kelompok yaitu pengelola usaha peternakan sapi yang dilakukan oleh lebih dari 2

orang dan memenuhi kriteria umum dan teknis.

3. Investor yaitu penginvestasi baik perorangan atau perusahaan yang

menginvestasikan modal atau ternak sapinya untuk dikelola oleh peternak sapi yang

telah memenuhi kriteria umum dan teknis baik secara perorangan ataupun secara

kelompok usaha dalam showroom.

4. Konsorsium yaitu Suatu wadah yang bertugas melakukan kegiatan dalam hal

memfasilitasi, mengkoordinasi, dan memasarkan hasil showroom.

C. Sumber Dana dan Permodalan

Dalam pengelolaan showroom dibutuhkan permodalan dalam mengoperasionalkan

usaha yang dilakukan. Adapun sumber permodalan yang dimaksud antara lain :

DATA POTENSI PARIWISATA DAN PETERNAKAN (SHOW ROOM SAPI) BARRU

1. Pemerintah dalam hal ini memberikan bantuan permodalam dalam bentuk ternak

sapi dan pembangunan kandang dengan sistem bagi hasil.

2. Swadaya Peternak yaitu modal yang dimiliki oleh peternak dan dikelola secara

perorangan sesuai kriteria showroom.

3. Swadaya Kelompok yaitu modal yang dimiliki oleh peternak yang dikelola secara

berkelompok sesuai kriteria showroom.

4. Investor yaitu pemodal yang menginvestasikan modalnya dalam showroom sesuai

kesepakatan penyedia jasa.

D. Unit Usaha

I. Jenis Usaha

1. Pengembangan yaitu sistem pemeliharaan yang menghasilkan bibit ternak sapi

bakalan.

2. Penggemukan yaitu sistem pemeliharaan yang bertujuan menggemukkan ternak

sapi dan menghasilkan ternak sapi potong.

3. Jasa Titipan yaitu sistem pemeliharaan titipan

II. Aturan Usaha

Aturan usaha peternakan yang digunakan dalam showroom sapi (SRS) dapat

dibagi atas hak dan kewajiban para pelaku sebagai berikut :

1. Kewajiban :

Adapun kewajiban secara umum para pelaku showroom adalah :

a. Pemilik Modal/Investor

Memberikan permodalan sebagai modal dalam showroom sapi.

b. Individu/Kelompok SRS

1. Menyediakan Kandang dan Lokasi HMT

2. Bertanggung jawab terhadap kegiatan sehari-hari di Showroom Sapi

3. Memberikan formula pakan yang tepat

4. Memberikan pengawasan dalam pemeliharaan sapi

5. Melakukan pemeriksaan berkala terhadap kesehatan ternak

6. Melakukan pencatatan dan evaluasi terhadap ternak yang dikelola

7. Memberikan laporan

8. Bertanggung jawab akan kebersihan kandang

9. Memberikan pakan

10. Melaporkan jika ada ternak yang sakit

11. Bertanggung jawab terhadap keamanan dan kesehatan ternak

12. Bertanggung jawab atas pelaporan penggunaan dana kepada pemilik modal

DATA POTENSI PARIWISATA DAN PETERNAKAN (SHOW ROOM SAPI) BARRU

13. Bertanggung Jawab terhadap Pengelolaan Pupuk Organik

2. Hak :

a. Pemilik Modal/Investor

1. Menerima laporan perkembangan ternak sapi bulanan/tahunan dan

rekording yang dibuat oleh pelaksana showroom.

2. Memantau secara langsung

3. Hak atas keuntungan

b. Individu/Kelompok SRS

1. Menetapkan waktu penjualan ternak setelah berumur satu tahun.

2. Mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan ternak dan limbah ternak

E. Jaringan Pemasaran

Informasi pasar dan pemasaran akan dilakukan oleh Konsorsium. Fungsi dari

konsorsium adalah menjembatani antara Konsumen dengan Showroom Sapi.

F. Pembinaan

1. Pembina

Dilakukan oleh PPL, dan Dinas Peternakan Kabupaten.

2. Bentuk

- Pembinaan awal

Bertanggung jawab terhadap persiapan SRS, antara lain: penataan HMT,

pembuatan kandang, pemilihan ternak,

- Pembinaan lanjutan

Bertanggung jawab terhadap sistem rekording, perkawinan, dan pemeliharaan

kesehatan ternak.

- Pembinaan akhir

Melakukan pengawasan terhadap SRS, sedangkan pelaksanaan teknis

dikendalikan oleh SRS.

DATA POTENSI PARIWISATA DAN PETERNAKAN (SHOW ROOM SAPI) BARRU

BAB IV

ANALISA USAHA

DATA PENGGEMUKAN:

a. Lama penggemukan : 6 bulan (180 hari )

b. Bakalan : Sapi Bali jantan, umur sekitar 2 tahun, berat sekitar 200 kg x 5 Ekor

c. Pertambahan Berat Badan Harian : 0,4 kg/hari

d. Jenis pakan : Rumput sekitar 10 % dari Berat Badan per ekor per hari dan Dedak padi

sekitar 1 kg/ekor/hari

e. Biaya pembuatan kandang Rp. 5.000.000, umur teknis 5 tahun (60 bulan, dapat

digunakan untuk 10 kali periode penggemukan)

f. Harga berat hidup sapi : Rp. 55.000,-/kg berat hidup

g. Harga rumput : Rp.1.000,-/kg

h. Harga dedak padi : Rp. 1.500,-/kg

i. Tenaga Kerja : Rp. 10.000/hari (kerja efektif sekitar 1,5 jam untuk memberi makan dan

membersihkan kandang)

ANALISA USAHA PER SATU PERIODE PENGGEMUKAN ( 6 bulan )

1. Biaya Tetap

a. Biaya kandang : 1/10 x Rp. 5.000.000,-

= Rp. 500.000,-

b. Harga sapi Bakalan Per ekor = Rp.6.000.000 x 5 ekor = Rp. 30.000.000,-

Jumlah = Rp.30.500.000,-

2. Biaya tidak tetap

a. Biaya Rumput : 180 hr x 20 kg x Rp.1000 x 5 ekor

= Rp 3.600.000,-

b. Biaya dedak padi : 180 hr x 1 kg x Rp.1.500 x 5

= Rp. 1.350.000,-

c. Biaya Tenaga Kerja: 180 hr x Rp. 10.000,-

= Rp. 1.800.000,-

d. Obat-obatan = Rp. 300.000,-

e. Biaya lain-lain = Rp. 250.000,-

Jumlah = Rp.7.300.000,-

Total Modal : Total Biaya 1 + Total Biaya 2

= Rp. 37.800.000,-

3. Produksi / Hasil

a. Pertambahan Berat Badan : 180 hr x 0,4 kg = 72 kg

72 kg x Rp. 55.000,- = Rp. 3.960.000,-

b. Harga Jual Sapi = Rp. 9. 960.000 x 5 ekor

DATA POTENSI PARIWISATA DAN PETERNAKAN (SHOW ROOM SAPI) BARRU

= Rp. 49.800.000,-

c. Produksi pupuk kotoran sapi : 180 hari x 50 kg x 60 % = 5. 400 kg.

5.400 kg x Rp. 500,- = Rp. 2.700.000,-

Jumlah Pendapatan = Rp.52.500.000,-

4. Keuntungan Selama 6 bulan

Harga Jual – Total Biaya

= Rp. 52.500.000 – Rp. 37.800.000,- = Rp. 14.700.000,-

Penyusutan

52.500.000,- B/C Ratio = = 1,389 37.800.000,- Artinya usaha pengemukan member hasil 1, 389 kali modal yang dibutuhkan atau usaha ini

menguntungkan.

ALUR KEGIATAN AGRIBISNIS SHOWROM SAPI

PENYEDIA SAPRONAK

FASILITATOR BUDIDAYA PEMASARAN

1. PRIBADI

2. KELOMPOK

3. PEMODAL

SKPD

(SRS)

1. BIBIT 2. DAGING 3. KOMPOS 4. BIOGAS 5. BIOURINE

PASAR

KONSORSIUM

DATA POTENSI PARIWISATA DAN PETERNAKAN (SHOW ROOM SAPI) BARRU

Lampiran 1 :

FORMULIR ISIAN PEMINAT BERINVESTASI

Nama :

Alamat :

Pekerjaan :

No. Tlp/HP :

Pilihan Investasi : Pengembang Biakan

Penggemukan

JasaTitipan

Jual Beli

Jumlah Investasi :

a. Nominal : Rp. ..............................................

b. Jumlah Sapi :

c. Sex : Jantan Betina

d. Lama Penitipan :

Investor Showroom Sapi

( ) ( )

DATA POTENSI PARIWISATA DAN PETERNAKAN (SHOW ROOM SAPI) BARRU

Lampiran 2.

ATURAN ANTARA INVESTOR DENGAN PEGELOLA SHOWROOM

Aturan ini akan dibicarakan langsung oleh kedua belah pihak yang di fasilitasi oleh dinas peternakan

Kabupaten Barru.

Yang umum dilakukan oleh masyarakat kabupaten barru adalah satu lahir berdua punya dan induk milik

investor.