Potensi Gulma Sebagai Tumbuhan Obat€¦ · obat yang penting antara lain berfungsi untuk...

9
See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/302901383 Potensi Gulma Sebagai Tumbuhan Obat Conference Paper · March 2013 CITATIONS 0 READS 2,971 2 authors, including: Some of the authors of this publication are also working on these related projects: wood quality View project Rehabilitasi View project Andrian Fernandes Forestry Research and Development Agency 40 PUBLICATIONS 14 CITATIONS SEE PROFILE All content following this page was uploaded by Andrian Fernandes on 11 May 2016. The user has requested enhancement of the downloaded file.

Transcript of Potensi Gulma Sebagai Tumbuhan Obat€¦ · obat yang penting antara lain berfungsi untuk...

Page 1: Potensi Gulma Sebagai Tumbuhan Obat€¦ · obat yang penting antara lain berfungsi untuk melancarkan kencing, pengobatan jantung, batuk dan pilek, demam, darah rendah, meremajakan

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/302901383

Potensi Gulma Sebagai Tumbuhan Obat

Conference Paper · March 2013

CITATIONS

0READS

2,971

2 authors, including:

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

wood quality View project

Rehabilitasi View project

Andrian Fernandes

Forestry Research and Development Agency

40 PUBLICATIONS   14 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Andrian Fernandes on 11 May 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.

Page 2: Potensi Gulma Sebagai Tumbuhan Obat€¦ · obat yang penting antara lain berfungsi untuk melancarkan kencing, pengobatan jantung, batuk dan pilek, demam, darah rendah, meremajakan

i

Page 3: Potensi Gulma Sebagai Tumbuhan Obat€¦ · obat yang penting antara lain berfungsi untuk melancarkan kencing, pengobatan jantung, batuk dan pilek, demam, darah rendah, meremajakan

384

Potensi Gulma Sebagai Tumbuhan Obat

Ngatiman dan Andrian Fernandes Balai Besar Penelitian Dipterokarpa, Samarinda, Kaltim

Centre of Dipterocarp Research, Samarinda, East Kalimantan email : [email protected]

Abstrak Selama ini banyak orang beranggapan bahwa tumbuhan pengganggu (gulma) selalu dianggap merugikan dalam kegiatan penanaman. Namun demikian ada beberapa jenis gulma yang sudah dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai obat tradisional, bahkan pada jenis gulma tertentu sudah dikembangkan dalam bentuk obat skala industry. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi beberapa jenis gulma yang berpotensi sebagai tumbuhan obat. Eksplorasi gulma dilakukan di beberapa kawasan hutan di Kalimantan Timur. Dari hasil eksplorasi diperoleh sebanyak enam jenis gulma yang berpotensi sebagai tumbuhan obat, yaitu yaitu Phyllanthus niruri L., Centela asiatica (L.) Urb., Imperata cylindrica, Ageratum conyzoides L., Mimosa pudica L., dan Selaginella doederlinii Hieron. Kata kunci : gulma, tumbuhan obat, eksplorasi Pengantar

Thomas dan Packham (2007) menyebutkan bahwa gulma merupakan masalah serius yang dihadapi dalam pengelolaan hutan, khususnya saat pohon baru ditanam. Gulma memiliki berbagai jenis tingkatan, mulai yang tidak berbahaya hingga mematikan pohon yang ditanam.

Kusuma dan Zaki (2005) mendefinisikan gulma secara sederhana sebagai tumbuhan liar, tumbuhan pengganggu atau tumbuhan yang tidak dikehendaki dan merugikan. Gulma dianggap merugikan karena bersaing dengan tanaman yang dibudidayakan dalam memperebutkan ruang tumbuh, unsur hara, air dan udara. Namun demikian, ada beberapa jenis gulma yang memiliki fungsi positif. Diantaranya dapat berfungsi sebagai obat.

Pemanfaatan obat dari gulma hutan, sangat sesuai dengan kecenderungan yang ada di masyarakat. Sudardi (2002) menyebutkan bahwa dewasa ini terjadi kecenderungan di dalam masyarakat untuk mengurangi atau menghentikan pemakaian bahan-bahan kimia dalam pengobatan. Pengembangan sistem pengobatan tradisional mendapat perhatian para pakar di bidang kesehatan karena dapat menjadi alternative dalam pemulihan kesehatan manusia. Oleh karena itu, merupakan peluang yang besar untuk mengetahui dan memanfaatkan gulma dari hutan dipterokarpa untuk digunakan sebagai bahan baku obat herbal. Metode Penelitian Penelitian dilaksanakan tahun 2007 hingga 2011 di areal hutan Dipterokarpa di PT. Balikpapan Forest Industry (BFI) dan PT. ITCI Kartika Utama (ITCIKU) kabupaten Penajam Pasir Utara, Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Labanan kabupaten Berau, KHDTK Samboja kabupaten Kutai Kartanegara.

win7
Typewriter
win7
Typewriter
ISBN : 978-602-17629-0-5
Page 4: Potensi Gulma Sebagai Tumbuhan Obat€¦ · obat yang penting antara lain berfungsi untuk melancarkan kencing, pengobatan jantung, batuk dan pilek, demam, darah rendah, meremajakan

385

Pengamatan diutamakan ke jenis-jenis gulma yang telah dikenal dan dimanfaatkan sebagai tumbuhan obat di masyarakat. Pengamatan tersebut dilakukan di jalur tanam. Pada PT. BFI dan PT. ITCIKU pengamatan dibagi menjadi tiga komponen geomorfik, yaitu posisi punggung, lereng dan lembah. Sedangkan pada KHDTK Semoi, Hutan Penelitian Sebulu dan KHDTK Labanan tidak dilakukan pembagian komponen geomorfik. Hasil Dan Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan ada enam jenis gulma yang ditemukan dan dapat dimanfaatkan sebagai tumbuhan obat, yaitu Phyllanthus niruri L., Centela asiatica (L.) Urb., Imperata cylindrica, Ageratum conyzoides L., Mimosa pudica L., dan Selaginella doederlinii Hieron. Secara umum, keenam jenis gulma tersebut ditemukan di seluruh areal Kalimantan Timur, namun secara khusus ditemukan di tempat tertentu di daerah penanaman hutan dipterokarpa. Phyllanthus niruri L. Ekstrak methanol dari daun P. niruri L. menunjukkan aktivitas antihiperurisemik pada hewan percobaan tikus (Murugayaiyah, 2008). Sabir dan Rocha (2008) menjelaskan bahwa ekstrak P niruri L. larut air memiliki efek menangkal radikal bebas, menghambat oksidasi lemak dan meningkatkan kinerja hati dalam menangkal penyakit. Herba P. niruri L ini telah dikembangkan menjadi sebuah obat kemasan pabrik, yaitu Stimuno, yang berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh (imunomodulator).

Phyllanthus niruri L. dikenal juga dengan nama Meniran, termasuk ke dalam family Euphorbiaceae. Ditemukan di areal PT BFI. Barus (2003) mengelompokkan P. niruri secara morfologi ke dalam kategori jenis gulma berdaun lebar (broad leaves). Gulma jenis Phylanthus dikelompokkan dalam jenis gulma semusim yang tidak merugikan dan mati setelah berbunga (Wibowo, 2006).

Dalimarta (2000) menjelaskan bahwa meniran mengandung filantin dan hipofilantin yang berkhasiat melindungi sel hati dari zat toksik (hepatoprotektor). Herba ini rasanya agak pahit, manis, sifatnya sejuk, astrigen. Berkhasiat membersihkan hati, anti radang, pereda demam (anti piretik), peluruh kencing (diuretic), peluruh dahak, peluruh haid, menerangkan penglihatan dan penambah nafsu makan.

Gambar 1. P. niruri L.

win7
Typewriter
ISBN : 978-602-17629-0-5
Page 5: Potensi Gulma Sebagai Tumbuhan Obat€¦ · obat yang penting antara lain berfungsi untuk melancarkan kencing, pengobatan jantung, batuk dan pilek, demam, darah rendah, meremajakan

386

Centella asiatica (L.) Urb. Dalimarta (2000) menyebutkan bahwa herba pegagan rasanya manis, sifatnya sejuk, berkhasiat tonik, antiinfeksi, antitoksik, antirematik, penghenti perdarahan (homeostatis), peluruh kencing (diuretic ringan), pembersih darah, memperbanyak pengeluaran empedu, pereda demam (antipiretik), penenang (sedative), mempercepat penyembuhan luka, dan melebarkan pembuluh darah tepi (vasodilatator perifer). Khasiat sedatif terjadi melalui mekanisme kolinergik di susunan saraf pusat. Ekstrak pegagan larut air tidak hanya memiliki aktivitas antioksidan, juga dapat mengurangi kerusakan pada jaringan mitokondria (Gnanapragasam, et al. 2007). Triterpenoid dari ekstrak pegagan dapat berfungsi sebagai zat antidepresan (Chen, et al. 2005). Asiaticosida, sejenis saponin yang diperoleh dari isolasi pegagan dapat berfungsi untuk mengaktifkan kolagen pada kulit sehingga menghambat proses penuaan kulit (Lee, et al. 2006). Dalam skala laboratorium, esktrak pegagan juga diujikan pada hewan uji tikus. Rao, et al. (2005) menjelaskan bahwa ekstrak pegagan larut air dapat mempengaruhi morfologi saraf dan meningkatkan fungsi otak pada hewan uji tikus. Ekstrak daun pegagan juga dapat mempercepat proses penyembuhan luka pada hewan uji tikus (Shetty, et al. 2006). Imperata cylindrica L

Centella asiatica (L.) Urb. Dikenal dengan nama Pegagan, tergolong ke dalam family Apiaceae. Pegagan ditemukan di PT BFI. Gulma C. asiatica dapat ditemukan pada tempat yang lembab dan jenis ini tidak merugikan. Secara morfologi, Barus (2003) memasukkan C. asiatica ke dalam kelompok gulma berdaun lebar atau broad leaves.

Gambar 2. C. asiatica (L.) Urb.

Imperata cylindrica juga dikenal dengan nama Ilalang atau Alang-alang, dan termasuk dalam family Poaceae. Alang-alang ditemukan di PT BFI, KHDTK Labanan di Kabupaten Berau, KHDTK Semoi, HP Sebulu, dan PT ITCIKU.

Gambar 3. Gulma dan bunga I. cylindrical L.

win7
Typewriter
win7
Typewriter
ISBN : 978-602-17629-0-5
Page 6: Potensi Gulma Sebagai Tumbuhan Obat€¦ · obat yang penting antara lain berfungsi untuk melancarkan kencing, pengobatan jantung, batuk dan pilek, demam, darah rendah, meremajakan

387

Secara morfologi, I. cylindrica tergolong dalam jenis gulma berdaun sempit atau grasses (Barus, 2003). Wibowo (2006) menyebutkan bahwa alang-alang merupakan jenis gulma tahunan yang akarnya dapat mengeluarkan senyawa beracun. Berkembang biak secara vegetatif, dengan cara tumbuh tunas baru dari akar. Keberadaan gulma ini harus diberantas. Jayalakshmi, et al. (2010) menyebutkan bahwa alang-alang merupakan salah satu bahan obat yang penting antara lain berfungsi untuk melancarkan kencing, pengobatan jantung, batuk dan pilek, demam, darah rendah, meremajakan kulit, dan beberapa guna lainnya. Semua bagian tumbuhan dapat digunakan sebagai makanan hewan, bahan kertas dan mengobati kurap Sudarsono, et al. (2002). Sawadago et al. (2012) menjelaskan bahwa Imperata digunakan dalam pengobatan penyakit antiinflamasi. Akarnya mengandung saponin, steroid, terpenoid, alkaloid, tannin, flavonoid dan gula yang mempengaruhi kerja jantung. Wright, et al. (2007) juga menyebutkan bahwa ekstrak akar alang-alang memberikan efek pada fungsi kerja jantung. Ageratum conyzoides L. Pasaribu (2009) menjelaskan bahwa fraksi A. conyzoides larut etanol dan kloroform mengandung flavonoid, alkaloid, saponin, triterpenoid, fenol dan kumarin. Sedangkan ekstrak larut air mengandung flavonoid, saponin, fenol dan kumarin. Ekstrak larut kloroform memiliki aktivitas bioaktif dari fraksi kloroform terhadap larva udang dan larva nyamuk bila dibandingkan dengan fraksi-fraksi yang lain. Ming (1999) menyebutkan bahwa selain berfungsi sebagai insektisida, A. conyzoides juga memiliki aktivitas biologi sebagai nematosida. Ekstrak A. conyzoides larut methanol memiliki potensi sebagai zat anti racun pada hewan uji tikus (Akah, et al., 2010).

Ageratum conyzoides L. dikenal dengan nama Bandotan, dan termasuk dalam family Asteraceae. A conyzoides ditemukan di PT BFI, KHDTK Labanan dan KHDTK Semoi. A. conyzoides merupakan jenis gulma semusim yang tidak merugikan dan mati setelah berbunga (Wibowo, 2006). Secara morfologi, Barus (2003) memasukkan A. conyzoides ke dalam kelompok gulma berdaun lebar atau broad leaves.

Gambar 4. A. conyzoides L.

win7
Typewriter
ISBN : 978-602-17629-0-5
Page 7: Potensi Gulma Sebagai Tumbuhan Obat€¦ · obat yang penting antara lain berfungsi untuk melancarkan kencing, pengobatan jantung, batuk dan pilek, demam, darah rendah, meremajakan

388

Mimosa pudica L. Dalimarta (2000) menyebutkan bahwa herba putri malu memiliki rasa manis, sifatnya agak dingin, astrigen. Herba ini berkhasiat sebagai penenang (transquilizer), peluruh dahak (ekspetoran), peluruh kencing (diuretic), obat batuk (antitusif), pereda demam (antipiretik) dan antiradang. Akar dan biji putri malu berkhasiat sebagai perangsang muntah. Sharma dan Sharma (2010) menjelaskan bahwa analisis fitokimia daun M. pudica menunjukkan adanya tannin, flavonoid, saponin dan alkaloid. Ekstrak M. pudica dengan pelarut air memberikan efek antibakteri yang lebih baik daripada menggunakan pelarut petroleum ether, methanol dan atanol. Hasil penelitian Rajendran dan Krishnakumar (2010) menunjukkan bahwa ekstrak M. pudica dengan pelarut chloroform menunjukkan adanya senyawa glikosida, alkaloid, flavonoid dan fenolik. Ekstrak ini memberikan efek yang signifikan sebagai agen hipolipidemik. Selaginella doederlinii Hieron

Mimosa pudica L dikenal dengan nama Putri malu, termasuk dalam family Fabaceae. Ditemukan di PT BFI, KHDTK Labanan dan PT ITCIKU.

Barus (2003) mengelompokkan M. pudica secara morfologi ke dalam kategori jenis gulma berdaun lebar (broad leaves). M. pudica L dikategorikan ke dalam jenis vegetasi semak menahun, umumnya merugikan dan perlu dikendalikan (Wibowo, 2006). Gambar 5. M. pudica L.

Selaginella doederlinii Hieron memiliki nama lain cakar ayam, dan tergolong ke dalam famili Selaginellaceae. Ditemukan di daerah lembah dan pinggir sungai di Hutan Penelitian Semoi, KHDTK Samboja di Kabupaten Kutai Kartanegara.

Secara morfologi S. doederlinii dapat dimasukkan ke dalam kelompok gulma berdaun lebar (broad leaves). Gulma jenis S. doederlinii tidak selalu merugikan, bahkan dapat berfungsi sebagai penutup tanah. Namun dalam jumlah yang berlebihan, keberadaannya perlu dikurangi agar tidak mengganggu tanaman pokok.

Gambar 6. S. doederlinii Hieron

win7
Typewriter
ISBN : 978-602-17629-0-5
Page 8: Potensi Gulma Sebagai Tumbuhan Obat€¦ · obat yang penting antara lain berfungsi untuk melancarkan kencing, pengobatan jantung, batuk dan pilek, demam, darah rendah, meremajakan

389

Setyawan (2009) menyebutkan bahwa secara tradisional Selaginella digunakan untuk mengobati luka, pendarahan, gangguan menstruasi dan kandungan, memperlancar peredaran darah, meningkatkan daya tahan tubuh, memperpanjang usia, mengobati sakit kepala dan lain-lain. Di samping itu beberapa jenis Selaginella juga digunakan sebagai sayuran (lalapan), tanaman hias, dan bahan baku kerajinan tangan. Ekstrak kloroform, etil asetat dan etanol herba cakar ayam (S. doederlinii Hieron) menunjukkan aktivitas penangkap radikal (Nurwaini, et al., 2006). Kesimpulan 1. Tumbuhan pengganggu (gulma) tidak selalu menimbulkan pengaruh negative

terhadap tanaman, tetapi ada beberapa jenis gulma yang bermanfaat sebagai tumbuhan obat.

2. Ada enam jenis gulma hutan tanaman dipterokarpa yang dapat dimanfaatkan sebagai tumbuhan obat, yaitu P. niruri L., C. asiatica (L.) Urb., I. cylindrical L, A. conyzoides L., M. pudica L., dan S. doederlinii Hieron.

Daftar Pustaka

1. Akah, P. A., C. C. Osigwe, dan C. S. Nworu. 2010. Reversal of Coumarin-Induced Toxicity by the Extracts and Fractions of Ageratum conyzoides. Asian Journal of Medicinal Science 2 (3) : 121-126. Maxwell Scientific Organization.

2. Barus, E. 2003. Pengendalian Gulma di Perkebunan. Penerbit Kanisius. Jogja. 3. Chen Y, Han T, Rui Y, Yin M, Qin L, Zheng H. 2005. Effects of total

triterpenes of Centella asiatica on the corticosterone levels in serum and contents of monoamine in depression rat brain (Zhong Yao Cai. Jun;28(6):492-6.

4. Dalimarta, S. 2000. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Trubus Agriwidya. Jakarta.

5. Gnanapragasam, A, S. Yogeeta, R. Subhashini, K K Ebenezar, V Sathish, dan T Devaki. 2007. Adriamycin induced myocardial failure in rats: protective role of Centella asiatica. (Mol Cell Biochem Journal. Vol : 294(1-2):55-63.

6. Jayalakshmi, S., A. Patra, V. K. Lal dan A. K. Ghosh. 2010. Pharmacognostical Standardization of Roots of Imperata cylindrical Linn (Poaceae). Journal of Pharmaceutical Sciences and Research. Vol. 2 (8) : 472-476.

7. Kusuma, F. R. dan B M Zaky. 2005. Tumbuhan Liar Berkhasiat Obat. Agromedia Pustaka. Jakarta.

8. Lee J, Jung E, Kim Y, Park J, Park J, Hong S, Kim J, Hyun C, Kim YS, Park D. 2006. Asiaticoside induces human collagen I synthesis through TGFbeta receptor I kinase (TbetaRI kinase)-independent Smad signaling. Planta Med. journal Mar;72(4):324-8.

win7
Typewriter
win7
Typewriter
ISBN : 978-602-17629-0-5
Page 9: Potensi Gulma Sebagai Tumbuhan Obat€¦ · obat yang penting antara lain berfungsi untuk melancarkan kencing, pengobatan jantung, batuk dan pilek, demam, darah rendah, meremajakan

390

9. Ming, L C, 1999, Ageratum conyzoides : A tropical source of medicinal and agricultural products, buku : perspectives on new crops and new uses, editor : J. Janick, ASHS Press, Alexandria, hal. 469-473.

10. Nurwaini, S., Y. R. Sofiana, I. R. Noor, V. Rahayu. 2006. Uji Aktivitas Antiradikal Herba Cakar Ayam (Selaginella doederleinii Hieron), Herba Keladi Tikus (Typhonium divaricatum (L) Decne) dan Daun Dewandaru (Eugenia uniflora Linn.) Sebagai Sumber Alternatif Pencegahan Penyakit Degeneratif. Fak. Farmasi UMS, PKMI.

11. Pasaribu, S P, 2009, Uji bioaktivitas metabolit sekunder dari daun tumbuhan babandotan (Ageratum conyzoides L.), Jurnal Kimia Mulawarman, Vol. 6 (2), hal : 23-29

12. Rajendran, R and E Krishnakumar, 2010, Hypolipidemic activity of chloroform extract of mimosa pudica leaves, Avicenna journal of medical biotechnology, vol. 2 (4), hal. 215-221.

13. Rao SB, Chetana M, Uma Devi P. 2005. Centella asiatica treatment during postnatal period enhances learning and memory in mice.Physiology Behaviour Journal. Nov 15;86(4):449-57. Epub.

14. Sabir, S. M. dan J. B. T. Rocha. 2008. Water-extractable Phytochemicals from Phyllanthus niruri exhibit distict in vitro antioxidant and in vivo hepatoprotective activity against paracetamol-induced liver damage in mice. Food chemistry journal. Vol. 111 : 845-851. Elsevier.

15. Sawadogo, W. R., M Schumacher, M. H. Teiten, M. Dicato dan M. Diederich. 2012. Traditional West African Pharmacopeia, Plants and Derived Compounds for Cancer Therapy. Biochemical Pharmacology Journal. Elsevier.

16. Setyawan, A. D., 2009, Traditionally utilization of selaginella; field research and literature review, Bioscience, vol. 1 (3), hal. 146-158.

17. Sharma, M C dan S Sharma, 2010, Phytochemical and pharmacological screening of combined mimosa pudica Linn and Tridax procumbens for in vitro antimicrobial activity, International journal of microbiological research, vol. 1 (3), hal 171-174.

18. Shetty BS, Udupa SL, Udupa AL, Somayaji SN. 2006. Effect of Centella asiatica L (Umbelliferae) on normal and dexamethasonesuppressed wound healing in Wistar Albino rats. International Journal of Low Extrem Wounds. Sep;5(3):137-43.

19. Sudardi, B. 2002. Konsep Pengobatan Tradisional Menurut Primbon Jawa. Jurnal Humaniora. Vol XIV (1) : 12-19.

20. Sudarsono, S. Wahyuono, I. A. Donatus, D. Gunawan, dan Purnomo. 2002. Tumbuhan Obat II : Hasil Penelitian, Sifat-sifat dan Penggunaan. Pusat Studi Obat Tradisional UGM. Yogyakarta.

21. Thomas, P. A. dan J. R. Packham. 2007. Ecology of Woodlands and Forests, Description, Dynamics and Diversity. Cambridge University Press. Cambridge.

22. Wibowo, A. 2006. Gulma di Hutan Tanaman dan Upaya Pengendaliannya. Badan Litbang Kehutanan. Bogor.

23. Wright, C. I., L. V. Buren, C. I. Kroner dan M. M. G. Koning. 2007. Herbal medicines as diuretics : a review of the scientific evidence. Journal of ethnopharmacology. Vol. 114 : 1-31. Elsevier.

View publication statsView publication stats

win7
Typewriter
ISBN : 978-602-17629-0-5