Poster

download Poster

of 8

description

meds

Transcript of Poster

PowerPoint Presentation

Pneumothorax adalah suatu keadaan terdapatnya udara pada rongga pleura. Pneumotoraks diklasifikasikan atas pneumotoraks spontan, traumatik, iatrogenik. Pneumothorax spontan dibagi lagi menjadi pneumothorax spontan primer dan sekunder. Pneumothorax Spontan Sekunder ( PSS )adalah pneumothorax akibat adanya penyakit paru yang mendasari. Pneumothorax komplikasi dari PPOK ( Penyakit Paru Obstruktif Kronik ) adalah variasi paling sering terjadi pada PSS. Rokok mampu memicu inflamasi pada bronkus dan memperparah defisiensi 1 antitripsin yang mampu memicu terjadinya emfisema pada PPOK. Emfisema pada PPOK ditandai oleh pelebaran permanen rongga udara distal bronkiolus terminal, kerusakan dinding alveoli, disertai destruksi didingnya tanpa fibrosis yang nyata. Alveolus memiliki karakteristik disangga kapiler dan mudah ruptur. Apabila emfisema pada PPOK mengakibatkan ruptur alveoli, terjadi perembesan udara yang menghasilkan belb. Rembesan tersebut melewati jaringan intersisial ke lapisan jaringan ikat yang berada di sub pleura viseralis. Ketika belb tersebut ruptur maka terjadilah PSS. Gejala utama pada pneumothoraks adalah sesak nafas. Tata-laksana yang disarankan untuk PSS adalah chest tube dan pleurodesis. Mengurangi atau berhenti merokok akan sangat membantu dalam mengurangi insidens PPOK maupun PSS.

Keyword: Pneumothorax Spontan Sekunder, Penyakit Paru Obstruktif Kronik, Rokok

AbstrakApakah itu PSS?Pneumothorax adalah suatu keadaan terdapatnya udara pada rongga pleura. Pneumotoraks diklasifikasikan atas pneumotoraks spontan, traumatik, iatrogenik. Pneumothorax spontan dibagi lagi menjadi pneumothorax spontan primer dan sekunder. Pneumothorax Spontan Sekunder ( PSS )adalah pneumothorax akibat adanya penyakit paru yang mendasari. Insidens pria lebih tinggi dibandingkan wanita ( 6 : 1 ), dan meningkat seiring pemakaian rokok. Biasanya PSS terjadi pada usia 6065 tahun.

Apakah itu lagi PPOK?Penyakit Paru Obstruktif Kronik ( PPOK )merupakan suatu penyakit paru yang disebabkan adanya hambatan udara pada alveoli paru. PPOK terdiri dari bronkitis kronik atau emfisema atau gabungan dari keduanya. Berdasarkan penelitian COPD Working Group tahun 2002 pada 12 negara Asia Pasifik, estimasi prevanlens PPOK Indonesia sebesar 5,6%. Merokok merupakan salah satu faktor risiko PPOK.

Lalu apa hubungannya?Pneumothorax komplikasi dari PPOK adalah variasi paling sering terjadi pada PSS. Pada suatu penelitian dengan 505 pasien dengan PSS, 348 pasien memiliki PPOK, 93 memilki tumor, 25 sakkoidosis, 9 tuberkulosis, 16 memiliki infeksi pulmo lainnya, dan 13 memiliki penyakit lain. Pada pasien dengan PPOK, insidensi terjadinya pneumothoraks spontan sekunder meningkat dengan progresifitas keparahan PPOK.

PendahuluanMenurut survey Kesehatan Rumah Tangga , sekitar 69,4% pria di Indonesia adalah perokok. Masih tingginya angka perokok di Indonesia menambah kemungkinan tingginya insidens PPOK yang mengarah pada tingginya pula insidens PSS. Penulisan ini bertujuan untuk menginformasikan bahaya PSS sebagai salah satu akibat dari merokok.

TujuanPatofisologisPSS terjadi karena pecahnya bleb viseralis atau bulla subpleurasering ditemukan di daerah apeks dan sering berhubungan dengan penyakit paru yang mendasarinya, pada hal ini PPOK. Terbentuknya bleb akibat perembesan udara melalui alveoli yang dindingnya ruptur kemudian melewati jaringan intersisial ke lapisan jaringan ikat yang berada di sub pleura viseralis.

Manifestasi KlinisSesak napas Nyeri dadaBatuk-batukTidak menunjukan gejala ( silent ) Diagnosis Analisa Gas Darah Foto Dada CT Scan

Tatalaksana ACCPpemasangan chest tube, pleurodesis setiap episode pertama PSS untuk mencegah rekurensi.

BTS aspirasi dengan syringe dan kateter

DiskusiTerdapat hubungan antara PSS, PPOK dan rokok. Penggunaan rokok yang berlebihan akan memperparah inflamasi pada bronkus yang menyebabkan bronkitis kronik dan defisiensi 1 antitripsin yang akan mengakibatkan emfisema. Emfisema mengkondisikan alveolus mudah ruptur sehingga menghasilkan rembesan udara ke jaringan ikat sub pleura viseralisbelb. Mengurangi atau berhenti merokok akan sangat membantu dalam mengurangi insidens PPOK maupun PSS. KesimpulanHisyam B, Budiono E. Pneumotoraks spontan. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 3. Edisi 3. Jakarta : Balai Penerbit FKUI; 2001. h .2339

Khan N, Jadoon H, Zaman M, Subhani A, Khan AR, Ihsanullah M. Frequency and management outcome of pneumothorax patients. J Ayub Med Coll Abbottabad 2009; 21(1): 122-4

Light RW, Lee YCG. Pneumothorax, Chylothorax, Hemothorax and Fibrothorax. In: Murray and Nadels Textbook of Respiratory Medicine. Editors: Mason RJ, Broaddus VC, Murray JF, Nadel JA. 4th Eds. Pennsylvania. Elsevier Saunders 2005. p. 1961-82

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23017/4/Chapter%20II.pdf

Referensi