Post Date - Copy

24
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Definisi standar persalinan post matur yang direkomendasikan secara internasional untuk kehamilan memanjang didukung oleh American College of Obstetrician and Gynecologies (1997), adalah 42 minggu lengkap (294 hari) atau lebih sejak hari pertama haid terahir. Kehamilan lewat waktu didefinisikan sebagai kehamilan yang berumur 42 minggu atau lebih (Danfort,2002). Penyebab pasti kehamilan lewat waktu sampai saat ini belum kita ketahui. Diduga penyebabnya adalah siklus haid yang tidak diketahui pasti, kelainan pada janin (anenefal, kelenjar adrenal janin yang fungsinya kurang baik, kelainan pertumbuhan tulang janin/osteogenesis imperfecta; atau kekurangan enzim sulfatase plasenta). II. Rumusan Masalah 2.1 Apa pengertian persalinan post matur / kehamilan serotinus? 2.2 Sebutkan etiologi penyebab kehamilan post matur / serotinus?

description

QQQ

Transcript of Post Date - Copy

Kehamilan Post Matur / Post Date

BAB IPENDAHULUAN

I. Latar BelakangDefinisi standar persalinan post matur yang direkomendasikan secara internasional untuk kehamilan memanjang didukung oleh American College of Obstetrician and Gynecologies (1997), adalah 42 minggu lengkap (294 hari) atau lebih sejak hari pertama haid terahir.

Kehamilan lewat waktu didefinisikan sebagai kehamilan yang berumur 42 minggu atau lebih (Danfort,2002). Penyebab pasti kehamilan lewat waktu sampai saat ini belum kita ketahui. Diduga penyebabnya adalah siklus haid yang tidak diketahui pasti, kelainan pada janin (anenefal, kelenjar adrenal janin yang fungsinya kurang baik, kelainan pertumbuhan tulang janin/osteogenesis imperfecta; atau kekurangan enzim sulfatase plasenta).II. Rumusan Masalah2.1 Apa pengertian persalinan post matur / kehamilan serotinus?2.2 Sebutkan etiologi penyebab kehamilan post matur / serotinus?2.3 Sebutkan dan jelaskan manifestasi klinis kehamilan post matur/

kehamilan serotinus ?2.4 Jelaskan mengenai komplikasi untuk kehamilan post matur / kehamilan serotinus?2.5 Jelaskan penatalaksanaan untuk kehamilan post matur / kehamilan

serotinus? III. Tujuan3.1 Tujuan umum

Diharapkan mahasiswa mampu, mengerti, dan memahami tentang kehamilan post matur / serotinus. 3.2 Tujuan khusus

Diharapkan mahasiswa mampu :

Mengetahui, mengerti, dan memahami pengertian kehamilan post matur / kehamilan serotinus.

Mengetahui, mengerti, dan memahami tentang etiologi penyebab kehamilan post matur / serotinus. Mengetahui, mengerti, dan memahami tentang manifestasi klinis kehamilan post matur/ kehamilan serotinus . Mengetahui, mengerti, dan memahami mengenai komplikasi untuk kehamilan post matur / kehamilan serotinus. Mengetahui, mengerti, dan memahami penatalaksanaan untuk kehamilan post matur / kehamilan serotinus.

BAB IIPEMBAHASAN2.1. Pengertian persalinan post matur / kehamilan serotinusKehamilan Serotinus adalah kehamilan yang berlangsung selama 42 minggu atau lebih, istilah lain yang sering dipakai adalah post maturitas, atau postdate (Obstertri patology : 2008)Kehamilan lewat Waktu adalah kehamilan yang melebihi waktu 42 minggu dan belum terjadi persalinan (Bagus Gde Manuaba : 1998)

Kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang usia kehamilannya lebih dari 72 minggu (Maternal Neonatal : 2006)Kehamilan serotinus lebih sering terjadi pada premigravida muda dan premigravida tua. Sebagian kehamilan serotinusakan menghasilkan keadaan dengan ematuritas (Obstetri Phatology)

2.2. Etiologi

Menjelang persalinan terdapat penurunan progesteron, peningkatan oksitosin tubuh dan reseptor terhadap oksitosin sehingga otot rahim semakin sensitif terhadap rangsangan . pada kehamilan lewat waktu kerja di otot rahim tidak sensitif terhadap rangsangan,karena gangguan psikologis atau kelainan pada rahim.Ada beberapa etiologi yang menyebabkan kehamilan lewat waktu, antar lain:

1. Kesalahan penafsiran Hari Pertama dari Haid Terahir (HPHT).

2. Kelainan letak janin (sunsang atau melintang).

3. Kelainan pada janin (kelainan congenital , anenchepalus).

4. Perubahan pada janin, Yaitu rendahnya kadar kortisol dalam darah janin.

2.3. Manifestasi Klinis

1. Sindrom Post Matur dicirikan oleh:

a. Kulit keriput (amat mencolok dari telapak tangan dan kaki), mengelupas lebar lebar

b. Badan kurus yang menunjukkan pengurasan energi.

c. Kuku cukup panjang.

d. Oligohidramnion : mendiagnosis hidramnion jika cairan amnion vertical maksimum pada USG berukuran 1cm/kurang pada gestasi kurang dari 42 minggu.

2. Disfungsi Plasenta

3. Gawat Janin

Oklusi Tali pusat merupakan penyebab utama kegawatan janin. Ciri cirri gawat janin:

a. Oligohidramnionb. Mekonium Kental

c. Diameter tali pusat mengecil

d. Aliran urine janin berkurang

4. Pertumbuhan janin terhambat

2.4. Komplikasi

1. Untuk Ibua. Kecemasan ibu

b. Persalinan traumatis akibat janin besar (20%)

c. Rasa takut akibat terlambat lahir

d. Rasa takut menjalani operasi

e. Meningkatnya pendarahan pasca persalinan, karena penggunaan oksitosin untuk akselerasi.

2. Untuk Janin

a) Oligohidramnion

Air Ketuban Normal :

34 37 minggu :1000 cc

Aterm 800cc

Diatas 42 minggu 400 cc.

Akibat Oligohidramnion

Kental Mekonium Diaspirasi oleh janin

Asfiksia intrauterine fetal distress

Inpartus

Aspirasi air ketuban

Apgar skor rendah

b)Makrosomia

Dengan plasenta masih baik terjadi tumbuh kembang janin dengan berat badan >4500g

Akibat terhadap persalinan :

a. Tindakan operasi SC

b. Tauma persalinan vaginal operasi

c. Distosia bahu dapat menimbulkan kematian bayi.

d. Trauma jalan lahir ibu

2.5. Penatalaksanaan

1) MedisPenentuan keadan janin dan penanganan persalinan dengan cara berikut :

a. Tes Tanpa Tekanan ( non stress test )

Hasil non reaktif ( dilanjutkan tes oksitosin.

Hasil reaktif ( nilai spesifitas 93,8% kemungkinan besar janin baik.

b. Gerakan janin

Gerakan janin ditentukan secara subyektif ( normal rata rata 7kali/20 menit ).

Gerakan janin ditentukan secara objektif dengan tokografi ( normal rata rata 10 kali/20menit ).c. Amnioskopi

Dilakukan untuk mendeteksi mekonium dalm cairan amnion. Tanda post matur : air ketuban berwarna kehijauan yang berasl dari mekonium ( tinja fetus yang pertama ).

Jika hasil pemeriksaaan menunjukkan adnya tanda tanda post maturitas maka segera dilakukan induksi persalinan dan bayi dilahirkan. JIka serviks belumdapat dilalui janin, maka dilakukan SC.

Keadaan yang mendukung bahwa kondisi janin masih baik kemungkinkan untuk mengambil keputusan :

1. Menunda 1 minggu dengan menilai gerakan janin dan tes tana tekanan 3 hari lagi.

2. melakukan induksi partus.

2.Keperawatan

a. Ibu

Selama metode pasca matur wanita di anjurkan mengkaji aktifitas janinnya setiap hari, mengkaji adanya tanda persalinan, hubungi petugas kesehatan jika ada ketuban pecah, penuhi janji untuk tes pengkajian/ pemeriksaan serviks dan datang segera ke RS untuk control. Dukungan emosional sangat penting untuk wanita pasca matur dan keluarganya.

b. Anak Berikan nutrisi yang bergizi dan mandi yang teratur dengan sabun bayi / olesi dengan krim bayi.

Berikan ASI untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi.

ASUHAN KEPERAWATAN

I. PENGKAJIAN1. Identitas klien, multipara dan primipara

2. Riwayat obstetric

Adanya makrosemia, dilatasi serviks (-),HIS(-), air ketuban keruh kehijauan.

3. Riwayat kehamilan

Usia kehamilan memanjang, belum ada tanda tanda persalinan effektif pada minggu ke 43

4. Pemeriksaan penunjang

USG, janin mengalami makrosemia, gerakan janin berkurang. Amnioskopi, hasil dari lap menunjukkan mengalami oligohidramnion dan amnion berwarna hijau keruh (mekonium kental).

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1) Ansietas b/d kematian dan prosedur persalinan.

2) Resiko infeksi b/d tempat masukknya organisme sekunder terhadap pasca partum metode seksio secaria.

3) Resiko kerusakan integritas kulit b/d penurunan suplai darah dan zat zat gizi kejaringan akibat operasi

III. INTERVENSI1. Ansietas b/d kehamilan dan prosedur persalinan.

Tujuan : klien dapat beradaptasi dengan kondisinya selama persalinan.

Kriteria Hasil:

Klien dapat mengontrol emosinya dengan baik.

Klien tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang sampai pada tingkat yang dapat diatasi

TD : 120 140 / 80 -90 mmHg

N : 80 -100x per menit

RR : 18 20 x/menitIntervensi

1. Meningkatkan hubungan saling terbuka dan percaya (BHSP).

Respon: Pendekatan dapat memberi kepercayaan dan mau mengungkapkan pearasaanya.

2. Jelaskan dan persiapkan untuk tindakan prosedur sebelum dilakukan.

Respon : dapat meringankan Ansietas.

3. Berikan kesempatan pasien untuk mengungkapkan isi pikiran dan perasaan takutnya.

Respon : mengungkapkan ras takut secara terbuka dapat membuat beban pasien berkurang.

4. Observasi rasa takut, gelisah, dan TTVRespon : mengevaluasi keberhasilan terapi.

2.Resiko infeksi b/d tempat masuknya organisme sekunder terhadap pasca partum sekunder sesaria.

Tujuan : Klien terhindar dari infeksi selama proses penyembuhan luka bekas insisi.

Kriteria Hasil :

Klien terbebas dari tanda tanda inflamasi (kalor, rubor, dolor, tumor, fungsio laesa )

Klien terbebas dari eritema

Suhu tubuh : 36,5 37,5 C

WBC : 4500 10500 /mm3

Intervensi

1. Observasi penyatuan luka dan adnya inflamasi.

Respon : perkembangan infeksi dapat memperlambat pemulihan.2. Pertahankan perawatan luka aseptic. Pertahankan balutan kering.

Respon : melindungi pasien dari kontaminasi silang selama penggantian balutan. Balutan bertindak sebagai sumbu retroged, menyerap kontaminan ekstermal.

3. Berikan obat sesuai indikasi : antibiotic misalnya cefazoline

Respon : mengatasi infeksi bila ada.

4. Lakukan irigasi luka sesuai kebutuhan.

Respon : mengatasi infeksi bila ada.

5. Berikan informasi / pengetahuan kepada klien mengenai cara perawatan luka selama dirumah.

Respon : pemberian informasi pada klien diharapkan dapat menghindari esiko infeksi pada luka pembedahan.

3.Resiko kerusakan integritas kulit b/d penurunan suplai darah dan zat zat gizi kejaringan yang di akibatkan oleh operasi.

Tujuan : Menghindari kerusakan integritas kulit pada luka bekas insisi/

pembedahan.

Kriteria Hasil :

1. Periksa TTV dengan sering, perhatikan demam, takipnea, takikardia, dan gemetar. Peiksa luka dengan sering terhadap bengkak insisi berlebihan, inflamasi, dan drainase.

Respon : indikatif dari pembentukan hematoma / terjadinya infeksi, yang menunjang perlambatan pemulihan luka dan meningkatkan resiko pemisahan luka.

2. Periksa luka secara teratur, catat karakteristik dan integritas kulit.

Respon : Pengendalian akan adanya kegagalan proses penyembuhan luka / berkembangnya komplikasi secara dini dapat mencegah terjadinya kondisi- kondisi yang lebih serius.

3. Ingatkan pasien untuk tidak menyentuh daerah luka.

Respon : mencegah kontaminasi luka.BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Jumlah kehamilan atau persalinan sebelumnya dan usia juga ikutmempengaruhi terjadinya kehamilan lewat waktu. Bahkan, ras juga merupakanfaktor yang berpengaruh terhadap kehamilan lewat waktu. Data menunjukkan, ras kulit putih lebih sering mengalami kehamilan lewat waktu ketimbang yangberkulit hitam. Di samping itu faktor obstetrik pun ikut berpengaruh. Umpamanya, pemeriksaan kehamilan yang terlambat atau tidak adekuat (cukup), kehamilan sebelumnya yang lewat waktu, perdarahan pada trisemester pertama kehamilan, jenis kelamin janin (janin laki-laki lebih sering menyebabkan kehamilan lewat waktu ketimbang janin perempuan), dan cacat bawaan janin.

DAFTAR PUSTAKA

Babak LM dan Jansen MD, 2004, Keperawatan Mternitas, edisi 4. Jakarta : EGC Carpernito, Lynda Juall, 2000, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, edisi 8. Jakarta : EGCDoengoes, ME. 19991 Rencana Asuhan Keperawatan, edisi 3. Jakarta : EGCWinkjasastro, Hanifa. 2005, Ilmu Kebidanan, edisi tiga, Jakarta: Yayasan bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo------------,http://www.google.com. Kehamilan post matur. Diakses pada tanggal 14 Maret 2010, jam 16.00 wib.

MAKALAH

KEHAMILAN POST MATUR / POST DATE

Disusun oleh :

DitaI. R.

(07600032)

Puput N. S.

(07600070)

Ramadani A.W.(07600072)PROGRAM STUDY S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

2010

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Taternitas II dalam memenuhi nilai tugas dalam semester VI.

Makalah ini yang berjudul Kehamilan Post Matur / post date, mudah-mudahan bisa memberikan manfaat bagi kita, khususnya di bidang keperawatan.

Saran dan kritik yang membangun sangat kami perlukan, sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini menjadi lebih baik dan bisa dijadikan sumber informasi yang lebih bermanfaat.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah turut membantu menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan, dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Surabaya, 29 Maret 2010

Penulis

Patofisiologi / WOC

etiologi

Makrosomia

Perubahan hormon

Kelainan pada janin

Kelainan letak janin

Salah perkiraan HPHT

Sungsang / lintang

Congenital,anencepalus

Rendahnya kadar kortisol pada darah bayi

Partus tidak maju

Tidak turun ke PAP

Tidak ada HIS

Kontraksi tidak ada

Janin lama didalam rahim

Persalinan post matur

Komplikasi

Ibu

Janin

Oligohidramnion

Plasenta tumbuh dengan baik

Proses penuaan plasenta

makrosomia

Cairan ketuban kental

Menurunnya fungsi plasenta

SC

Disfungsi partu distosia bahu

Janin kekurangan pasokan nutrisi dan pasokan O2 dari ibu

Aspirasi mekonium oleh janin

Mengakibatkan infeksi,mengakibatkan kerusakan integritas kulit

Kematian janin

Partus tidak maju

Menyebabkan ansietas

Asfiksia intra uteri

Gawat janin

Distress fetal

hipoksia

Anoreksia jaringan

Dismatur janin

Menyebakan berduka

penatalaksanaan

Kegawatan / kematian

Medis

Keperawatan

Kehamilan resiko tinggi

Ibu

Janin

SC

Menyebabkan ansietas

Induksi persalinan

Berhasil

Gagal

Persalinan spontan

Distress janin

Menyebakan resiko pendarahan

Ruptur uteri

Kegawatan janin

SC