polimerisasi cuaca

download polimerisasi cuaca

of 17

Transcript of polimerisasi cuaca

  • 7/23/2019 polimerisasi cuaca

    1/17

    1

    MATERI POLIMER

    PENGARUH PANAS SUHU TERHADAP BAHAN POLIMER

    Dosen pengampu : Muh. Wahyu Syabani, ST

    Disusun oleh:

    1.Nurul Azizah

    2. Sunu Wahyu Utomo

    3.

    Stanislaus Bismo Bagaskara

    KEMENTRIAN PERINDUSTRIAN

    PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INDUSTRI

    AKADEMI TEKNOLOGI KULIT

    YOGYAKARTA

    2015

  • 7/23/2019 polimerisasi cuaca

    2/17

    2

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i

    DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii

    DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... iii

    DAFTAR TABEL .......................................................................................................... iv

    BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

    A. Latar belakang .................................................................................................. 1

    B. Maksud dan Tujuan .......................................................................................... 2

    C. Metode Penulisan ............................................................................................. 2BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 3

    A. Panas dan Suhu ................................................................................................ 3

    B. Polimer ............................................................................................................. 3

    C. Karakteristik bahan polimer ............................................................................. 6

    D. Sifat-sifat termal polimer ................................................................................. 8

    E. Koefisien pemuaian termal ............................................................................... 8

    F. Panas jenis ........................................................................................................ 9

    G. Koefisien hantaran termal .............................................................................. 10

    H. Titik tahan panas ............................................................................................ 11

    BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 14

    A. Kesimpulan .................................................................................................... 14

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 15

  • 7/23/2019 polimerisasi cuaca

    3/17

    3

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 1. Plastik Termoset .............................................................................................. 6

    Gambar 2. Plastik Termoplast........................................................................................... 6

  • 7/23/2019 polimerisasi cuaca

    4/17

    4

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 1. Pembagian material polimer secara umum ......................................................... 4

    Tabel 2. Temperatur Transisi gelas ................................................................................... 6

    Tabel 3. Koefisien Pemuaian Termal Bahan Polimer ....................................................... 9

    Tabel 4. Panas jenis Bahan Polimer ................................................................................ 10

    Tabel 5. Ketahanan Panas Bahan Polimer ...................................................................... 13

  • 7/23/2019 polimerisasi cuaca

    5/17

    5

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Polimer merupakan suatu bagian alam yang mempunyai gugus berulang-

    ulang. Polimer mempunyai banyak klasifikasi pembagian jenis-jenisnya, salah

    satunya pembagian polimer berdasarkan asalnya yaitu polimer alam dan polimer

    sintetis. Polimer alam yang telah kita kenal antara lain : selulosa, protein, karet alam

    dan sejenisnya. Pada mulanya manusia menggunakan polimer alam hanya untuk

    membuat perkakas dan senjata, tetapi keadaan ini hanya bertahan hingga akhir abad

    19 dan selanjutnya manusia mulai memodifikasi polimer menjadi plastik. Plastik yang

    pertama kali dibuat secara komersial adalah nitroselulosa. Material plastik telah

    berkembang pesat dan sekarang mempunyai peranan yang sangat penting dibidang

    elektronika, pertanian, tekstil, transportasi, furniture, konstruksi, kemasan kosmetik,

    mainan anakanak dan produkproduk industri lainnya.

    Plastik, serat, film dan sebagainya yang biasa digunakan dalam kehidupan

    sehari-hari mempunyai berat molekul diatas 10.000 bahan dengan berat molekul yang

    besar itu disebut polimer, mempunyai struktur dan sifat-sifatnya yang lebih rumit

    disebabkan oleh jumlah atom pembentuk yang jauh lebih besar dibandingkan dengan

    senyawa yang berat atomnya lebih rendah. Bahan polimer yang mempunyai berat

    molekul besar dan berikatan kovalen, sama sekali menunjukkan sifat-sifat yang

    berbeda dari bahan organik yang mempunyai berat molekul rendah. Bahan yang

    mempunyai berat molekul rendah berubah menjadi cair dengan viskositas rendah atau

    menguap kalau dipanaskan, sedangkan bahan polimer mencair dengan sangat kental

    dan tidak menguap.Pengaruh temperatur pada modulus elastisitas polimer tis proses pemanasan

    dan perubahan bentuk itu akan berpengaruh pada sifat mekanisnya. Sekecil apapun

    pengaruh tersebut akan menimbulkan perbedaan kinerja alat yang menggunakan

    bahan polimer itu. Oleh karenanya, pengetahuan akan besarnya pengaruh pemanasan

    dan perubahan bentuk pada polimer ini menjadi penting untuk diketahui, agar dalam

    merancang alat yang menggunakan bahan polimer ini dapat dicapai kinerja alat yang

    optimal.

  • 7/23/2019 polimerisasi cuaca

    6/17

    6

    B. Maksud dan Tujuan

    Adapun maksud dan tujuan dari makalah ini adalah :

    1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan polimer.

    2. Untuk mengetahui pengaruh panas dan suhu terhadap polimer.

    C. Metode Penulisan

    Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah :

    1. Studi literatur, dilakukan dengan penelusuran data di internet dan pencarian di

    buku-buku kuliah mahasiswa.

  • 7/23/2019 polimerisasi cuaca

    7/17

    7

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Panas dan suhu

    Panas merupakan energi yang berpindah akibat perbedaan suhu. Satuan SI

    untuk panas adalah joule. Panas bergerak dari daerah bersuhu tinggi ke daerah

    bersuhu rendah. Setiap benda memiliki energi dalam yang berhubungan dengan gerak

    acak dari atom-atom atau molekul penyusunnya. Energi dalam ini berbanding lurus

    terhadap suhu benda. Ketika dua benda dengan suhu berbeda bergandengan, mereka

    akan bertukar energi internal sampai suhu kedua benda tersebut seimbang. Jumlah

    energi yang disalurkan adalah jumlah energi yang tertukar. Kesalahan umum untuk

    menyamakan panas dan energi internal. Perbedaannya adalah panas dihubungkan

    dengan pertukaran energi internal dan kerja yang dilakukan oleh sistem. Sedangkan

    suhu merupakan suatu besaran fisika yang menyatakan derajat panas suatu zat. Alat

    untuk mengukur suhu disebut termometer.

    B. Polimer

    Polimer merupakan nama teknik untuk plastik, yaitu molekul yang besar atau

    makro molekul terdiri satuan yang berulang-ulang atau meros. Polimer ini telah

    mengambil peran teknologi yang penting. Hal ini disebabkan karena sifat ringan,

    mudah dibentuk (walaupun rencana desain sangat rumit) serta memiliki sifat-sifat

    yang diinginkan dengan energi dan kerja minimum. Bahan plastik mengalami

    pengembangan dan penggunaan yang luas. Karena plastik mudah dalam proses

    pengerjaan, seringkali bahan tersebut digunakan oleh ahli desain tanpa mengindahkan

    karakteristrik dan batasan yang mendalam. Bahan polimer secara garis besar dapat

    digolongkan ke dalam 2 bagian yaitu :

    1.

    Polimer termoplastik / Resin termoplastik

    Berstruktur molekuler linier dan dapat diinjeksikan ke dalam cetakan selagi

    panas karena polimer termoplastik menjadi lunak pada suhu yang tinggi. Pada proses

    pembentukan tidak terjadi polimerisasi lagi. PVC termasuk dalam polimer jenis ini

    yang mempunyai rumus kimiawi sebagai berikut.

    2.

    Polimer termoset / Resin termoset

    Polimer ini tidak menjadi lunak bila dipanaskan dan tetap kaku. Agar dapat

    mencetak polimer termoset ini, perlu mulai dengan campuran yang terpolimerisasi

  • 7/23/2019 polimerisasi cuaca

    8/17

    8

    sebagian dan pengubahan bentuk dibawah pengaruh tekanan. Bila didiamkan pada

    suhu disekitar 200 0 C300 0 C, polimerisasi sempurna dan terbentuklah struktur

    tiga dimensi yang lebih kaku. Hal ini disebut endapansetting termal sekali terbentuk,

    produk dapat dikeluarkan dari cetakan tanpa menunggu pendingin lebih lanjut.

    Tabel 1. Pembagian material polimer secara umum

    Termoplastik Termoset

    - PVC

    - Vinil Asetat

    - Polivinil Format

    -Polivinilidewn Klorid

    - Polietilen

    - Polipropilen

    - Polistiren

    - Kopolimer Stiren

    Fenol

    Urea

    Melamin

    PoliesterEpoksi

    Silikon

    Pemanfaatan bahan polimer seperti sebagai bahan alternatif selain logam, saat

    ini banyak dilakukan. Sekalipun penggunaan polimer sebagai bahan pengganti logam

    tidak menimbulkan masalah yang berarti. Secara umum, polimer mempunyai

    kepekaan yang tinggi terhadap perubahan temperatur bila dibandingkan dengan bahan

    logam. Kepekaan terhadap perubahan temperatur ini disebabkan oleh rendahnya

    temperatur transisi gelas (glass transistion temperature) polimer, yang pada umumnya

    hanya berada di bawah 100C. Temperatur transisi gelas ini merupakan temperatur

    perubahan struktur polimer yang menyebabkan terjadinya perubahan sifat yang sangat

    besar (Kumar, 1998). Sebagai contoh, di bawah temperatur transisi gelas suatu

    polimer dapat bersifat keras dan rapuh, tetapi di atas temperatur tersebut polimer

    tersebut berubah menjadi lunak dan ulet. Perubahan sifat akibat perubahan temperatur

    ini dapat digambarkan pada Gambar 1. Kepekaan yang tinggi terhadap perubahan

    temperatur itu juga dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk mengubah bentuk

    polimer sesuai dengan yang dikehendaki tanpa mengubah sifat mekanisnya secara

    signifikan.

  • 7/23/2019 polimerisasi cuaca

    9/17

    9

    Tabel 2. Temperatur Transisi gelas

    C. Karakteristik Bahan Polimer

    Karakteristik khas bahan polimer pada umumnya adalah sebagai berikut :

  • 7/23/2019 polimerisasi cuaca

    10/17

    10

    1. Pencetakan yang mudah. Pada temperatur relatif rendah bahan dapat dicetak

    dengan penyuntikan, penekanan, ekstrusi, dan seterusnya, yang menyebabkan

    ongkos pembuatan lebih rendah daripada untuk logam dan keramik.

    2. Sifat produk yang ringan dan kuat. Berat jenis polimer rendah dibandingkan

    dengan logam dan keramik, yaitu berkisar antara 1.0 1.7 ; yang memungkinkan

    membuat produk yang ringan dan kuat.

    3. Kurang tahan terhadap panas. Hal ini sangat berbeda dengan logam dan keramik.

    Karena ketahanan panas bahan polimer tidak sekuat logam dan keramik, pada

    penggunaannya harus cukup diperhatikan.

    4. Produk-produk dengan sifat yang cukup berbeda dapat dibuat tergantung pada

    cara pembuatannya. Dengan mencampur zat pemplastis, pengisi dan sebagainya

    sifat-sifat dapat berubah dalam daerah yang luas. Misalnya plastik diperkuat serat

    gelas (FRP =Fiberglass Reinforced Plastics).

    5. Baik sekali dalam ketahanan air dan ketahanan zat kimia. Pemilihan bahan yang

    baik akan menghasilkan produk yang memiliki sifat-sifat baik sekali.

    6. Banyak diantara polimer bersifat isolasi listrik yang baik. Polimer mungkin juga

    dibuat konduktor dengan cara mencampurnya dengan serbuk logam, butiran

    karbon dan lainnya.

    7.

    Umumnya bahanpolimer lebih murah.

    8. Kekerasan permukaan yang sangat kurang. Bahan polimer yang keras ada, tetapi

    masih jauh dibawah kekerasan logam dan keramik.

    9. Kurang tahan terhadap pelarut. Umumnya larut dalam zat pelarut tertentu kecuali

    beberapa bahan khusus. Kalau tidak dapat larut, mudah retak karena kontak yang

    terus-menerus dengan pelarut dan disertai adanya tegangan.

    10.Mudah termuati listrik secara elektrostatik. Kecuali bahan yang khusus dibuat

    agar menjadi hantaran listrik.

    11.

    Beberapa bahan tahan terhadap abrasi, atau mempunyai koefisien gesek yang

    kecil.

  • 7/23/2019 polimerisasi cuaca

    11/17

    11

    D. Sifat-sifat termal polimer

    Sifat khas bahan polimer sangat berubah oleh perubahan temperatur. Hal ini

    disebabkan apabila temperatur berubah, pergerakan molekul karena termal akan

    mengubah struktur (terutama struktur yang berdimensi besar). Selanjutnya, karena

    panas, oksigen dan air bersama-sama memancing reaksi kimia pada molekul,

    terjadilah depolimerisasi, oksidasi, hidrolisa dan seterusnya, yang lebih hebat terjadi

    pada temperatur tinggi. Keadaan tersebut jelas akan mempengaruhi sifat-

    sifat:mekanik, listrik, dan kimia..Pada bagian ini, dalam daerah terbatas dari sifat-sifat

    termalnya akan dibahas mengenai:hantaran termal, kapasitas termal dan panas jenis,

    koefisien pemuaian sebagai akibat dari pergerakan molekul oleh panas dan

    temperature transisi gelas ( Tg) yang berupa indeks penting bahan, Titik cair (

    Tm),titik lunak dan ketahanan panas.

    E. Koefisien Pemuaian Termal

    Koefisien Pemuaian Panjang karena panas adalah sederhana apabila bahan

    bersifat isotropi, tapi apabila struktur bahan berbeda di setiap arah maka diperlukan

    suatu pertimbangan khusus. Jadi pada setiap pembahasan koefisien panjang perlu

    diingat bahwa pada film dan serat sering terjadi penyusutan karena panas, karena

    apabila temperatur naik, cara pengumpulan molekul berubah oleh pergerakan termal

    dari molekul. Tabel 2. menunjukkan koefisien pemuaian panjang bahan polimer yang

    berubah karena berbagai keadaan. Polietilen bercabang dengan kristalitas rendah

    mempunyai koefisien lebih besar. Pada kopolimer harga tersebut berubah tergantung

    pada perbandingan kopolimerisasi dan banyaknya zat pemlastis yang dibubuhkan.

    Kalau pengisi dengan harga koefisien resin menjadi lebih kecil. Pada nilon berkristal,

    kalau kristalinitasnya besar, harga koefisien muainya kira-kira 6 x 101-5 /C kalau

    kristalinitasnya kecil menjadi kira-kira 10 x 101-5 /C yang lebih besar daripada

    harga koefisien muai untuk logam dan keramik

    .

  • 7/23/2019 polimerisasi cuaca

    12/17

    12

    Tabel 3. Koefisien Pemuaian Termal Bahan Polimer

    F. Panas jenis

    Panas jenis bahan polimer kira-kira 0,25-0,55 cal/g/C yang lebih besar

    dibandingkan dengan bahan logam, juga lebih besar dibandingkan dengan keramik.

    Hal ini disebabkan karena panas jenis adalah panas yang diperlukan untuk pergerakan

    termal dari molekul-molekul dalam strukturnya, sedangkan energi kinetik termal

    molekul lebih besar dari energi relaksasinya kisi kristal. Tabel 3 menunjukkan panas

    jenis beberapa bahan polimer. Perbedaan pada harga panas jenis tergantung pada

    perbedaan komposisi.

  • 7/23/2019 polimerisasi cuaca

    13/17

  • 7/23/2019 polimerisasi cuaca

    14/17

    14

    H. Titik Tahan Panas

    Kalau temperatur bahan polimer naik, pergerakan molekul menjadi aktif ke

    titik transisi, yang menyebabkan modulus elastik dan kekerasannya rendah,

    sedangkan tegangan patahnya lebih kecil dan perpanjangannya lebih besar.

    Bersamaan dengan itu, sifat listrik, ketahanan volume dan tegangan putus dielektrik

    menjadi lebih kecil dan pada umumnya konsatanta dielektrik menjadi besar. Kalau

    Temperatur melewati titik transisi, bahan termoplastik seperti karet menjadi lunak,

    dan selain perubahan pada sifat-sifat diatas modulus elastiknya juga tiba-tiba berubah.

    Selanjutnya, pada temperatur tinggi bahan kristal, kristalnya meleleh dan dapat

    mengalir. Tgadalah temperatur yang terutama menyangkut daerah amorf, perubahan

    sifat-sifat fisik pada Tg besar kalau volume daerah amorf tersebut lebih besar. Di

    bawah Tgbahan menunjukkan keadaan seperti gelas, yang berubah ke keadaan seperti

    karet atau kulit diatas temperatur Tg. Panas jenis, koefisien muai, sifat mekanis dan

    seterusnya biasanya berubah, oleh karena itu perlu mengetahui TgTerlebih dahulu

    sebelum pemakaian bahan tersebut. Tg berubah disebabkan perubahan struktur

    molekul didalam bahan, macam.kadar air, bahan pemlastis Titik cair( Tm) merupakan

    faktor penting bagi polimer termoplastik berkristal, yang ada hubungannya denganukuran kristal, kesempurnaan, struktur molekul, gaya antar molekul dan seterusnya.

    Secaratermodinamika dapat dinyatakan:

    dimanaS danHmasing-masing entropi dan entalpi pada pencairan. Karena

    itu bahan polimer yang terdiri dari molekul rantai dengan H besar (gaya antar

    molekul kuat) dan S kecil(molekul tidak fleksibel), mempunyai titik cair tinggi.

    Sangat sukar untuk mengukur ketahanan panas bahan polimer pada temperatur tinggi,

    sebab banyak sekali faktor yang akan memberikan pengaruh tertentu seperti keadaan

    lingkungan, bentuk bahan, macam dan jumlah pengisi, adanya bahan penstabil dan

    seterusnya. Lamanya waktu berada pada pada temperatur tinggi juga merupakan

    persoalan. Dalam waktu yang singkat pada temperatur tinggi tidak memberikan

    perubahan banyak, tetapi dalam temperatur rendah dalam waktu yang lama dapatmengakibatkan kerusakan. Jadi persyaratan tertentu perlu dipertimbangkan untuk

  • 7/23/2019 polimerisasi cuaca

    15/17

    15

    bahan tertentu, misalnya sampai sejauh mana degradasi termal dapat merusak fungsi

    tertentu suatu bahan. Untuk mudahnya, temperatur ketahanan panas yang dipakai

    untuk waktu lama dinyatakan dalam tabel 4.

    Tabel 5. Ketahanan Panas Bahan Polimer

  • 7/23/2019 polimerisasi cuaca

    16/17

    16

    BAB III

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Panas dan suhu dapat mempengaruhi berbagai perlakuan terhadap berbagai

    jenis bahan polimer. Secara umum, polimer mempunyai kepekaan yang tinggi

    terhadap perubahan temperatur bila dibandingkan dengan bahan logam. Kepekaan

    terhadap perubahan temperatur ini disebabkan oleh rendahnya temperatur transisi

    gelas (glass transistion temperature) polimer, yang pada umumnya hanya berada di

    bawah 100C. Temperatur transisi gelas ini merupakan temperatur perubahan struktur

    polimer yang menyebabkan terjadinya perubahan sifat yang sangat besar. Berbagai

    jenis bahan polimer mempunyai temperatur transisi gelas yang berbeda-beda sesuai

    dengan tabel 2 pada tinjauan pustaka.

  • 7/23/2019 polimerisasi cuaca

    17/17

    17

    DAFTAR PUSTAKA

    Cowd, M. A. 1991. Kimia Polimer. Institut Teknologi Bandung : Bandung

    Ronald . J. Baird. 1986. Industrial Plastik . The GoodheartWillcox

    Company. Inc. New York.

    S. Kalia and S.-Y. Fu (eds.). 2013. Polymers at Cryogenic Temperatures, DOI

    10.1007/978-3-642-35335-2_2, Springer-Verlag Berlin Heidelberg.

    Stevens, Malcolm P. 2001. Kimia Polimer. Pradnya paramita : Jakarta

    Tata Surdia. 1985. Pengetahuan Bahan Teknik, Pradnya Paramita, Jakarta.