Polihidramnion Dan Oligohidramnion
-
Upload
baiqhulhizatilamni -
Category
Documents
-
view
61 -
download
0
description
Transcript of Polihidramnion Dan Oligohidramnion
![Page 1: Polihidramnion Dan Oligohidramnion](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081604/55cf923d550346f57b94d972/html5/thumbnails/1.jpg)
TUGAS PRE TESTBlok XVI : REPRODUKSI
BAIQ HULHIZATIL AMNI
NIM. H1A212011
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MATARAM
2015
![Page 2: Polihidramnion Dan Oligohidramnion](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081604/55cf923d550346f57b94d972/html5/thumbnails/2.jpg)
Polihidramnion dan Oligohidramnion
DEFINISI
Polihidramnion di definisikan sebagai volume cairan ketuban >2000 ml atau
indeks cairan ketuban >24cm. Polihidramnion merupakan komplikasi yang ditakuti
pada praktik obstetric karena tidak hanya mempengaruhi ibu tetapi juga
mempengaruhi janin. Oligohidramnion di definisikan sebagai volume cairan ketuban
<200/<500 ml atau indeks cairan ketuban <5cm.
ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO
Polihidramnion dapat disebabkan karena adanya penurunan absorpsi, produksi
yang berlebih atau idiopatik. Penurunan aborpsi biasanya terjadi karena kegagalan
janin menelan yang dapat disebabkan karena atresia trakea, obstruksi trakea atau usus,
atau kelainan neurologis seperti anencephaly. Kelainan kromosom serta diabetes juga
dikaitkan dengan terjadinya polihidramnion. Hal ini dapat menyebabkan komplikasi
pada ibu, seperti perdarahan antepartum, sesak nafas, disfungsi uterus dan juga
perdarahan post partum sedangkan komplikasi pada janin adalah malformasi
kongenital.
Oligohidramnion dapat disebabkan oleh kurangnya produksi maupun
hilangnya cairan amnion, atau idiopatik. Kurangnya produksi dapat terjadi karena
disfungsi dari ginjal atau anuria fetus, obstruksi traktus urinaria, fungsi plasenta yang
abnormal atau dehidrasi maternal, sedangkan kehilangan dapat terjadi akibat
rupturnya membrane secara prematur (PROM) atau ketuban pecah dini.
PATOGENESIS
Pada kehamilan sangat muda, cairan amnion merupakan ultrafiltrasi dari
plasma maternal dan dibentuk oleh sel amnion. Pada kehamilan lanjut, sebagian besar
cairan amnion dibentuk oleh sel amnionnya dan air kencingnya. Ginjal janin
mengeluarkan urin sejak usia 12 minggu dan setelah pada usia 18 minggu janin dapat
![Page 3: Polihidramnion Dan Oligohidramnion](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081604/55cf923d550346f57b94d972/html5/thumbnails/3.jpg)
mengeluarkan urin sebanyak 7-14 cc/hari. Pengaturannya cairan amnion dilakukan
oleh tiga komponen yakni produksi yang dihasilkan oleh sel amnion, jumlah produksi
air kencing, dan jumlah air ketuban yang ditelan janin.
A. Polihidramnion
Produksi air ketuban bertambah dan pengaliran cairan ketuban
terganggu. Integrasi dari aliran cairan yang masuk dan keluar kantung ketuban
menentukan volume air ketuban, air ketuban sendiri dibentuk oleh sel amnion,
namun dapat terjadi pertambahan volume air ketuban dari volume normalnya
akibat masuknya cairan lain kedalam rongga amnion, seperti urin janin,
produksi cairan paru-paru. Selain itu, reflex menelan janin memiliki peran
yang sangat penting dalam pengaturan cairan ketuban, sedangkan factor lain
seperti produksi air liur memiliki peran yang minimal. Selama trimester 3,
output urin setara dengan 30% berat badan janin (500-1200 ml urin/ hari), dan
sekresi paru merupakan 10% dari total volume cairan ketuban dimana
keduanya diekskresikan ke langsung dalam cairan ketuban, sedangkan reflex
menelan janin mempengaruhi 20% dari volume cairan ketuban(210-760 ml).
Sehingga, perubahan yang relative kecil pada proses output urin dan reflex
menelan pada janin dapat mempengaruhi jumlah cairan ketuban.
B. Oligohidramnion
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, produksi urin janin sangat
menentukan volume plasma cairan ketuban, gangguan produksi urin janin
dapat mengakibatkan terjadinya oligohidramnion. Produksinya berkurang
khususnya jika terjadi produksi urin yang sangat sedikit atau bahkan tidak ada,
hal ini bisa terjadi jika terjadi agenesis ginjal atau adanya hambatan pada
system perkemihan. Selain itu, oligohidroamnion juga dapat terjadi pada
insufisiensi plasenta, kehamilan post term, atau sebagai dampak gangguan
pada ibu seperti dehidrasi.
Oligohidramnion sangat erat kejadiannya dengan sindrom Potter,
dimana sindrom ini merupakan keadaan yang sangat kompleks dan berkaitan
dengan kegagalan fungsi. Ginjal sehingga nantinya mempengaruhi produksi
urin janin. Oligohidramnion menyebabkan bayi tidak memiliki bantalan
![Page 4: Polihidramnion Dan Oligohidramnion](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081604/55cf923d550346f57b94d972/html5/thumbnails/4.jpg)
terhadap dinding Rahim, sehingga terjadi penekanan yang menyebabkan
gambaran wajah yang khas disebut wajah Potter, selain itu karena ruang dalah
Rahim sempit maka anggota gerak tubuh menjadi abnormal, dan terjadi
gangguan maturitas paru pada oligohidamnion sehingga bayi.
MANIFESTASI KLINIS
A. Polihidramnion
Tanda dan gejala hidramnion merupakan akibat dari tekanan yang
diberikan uterus pada organ terdekat, tanda yang dapat ditemukan diantaranya:
1. Ukuran uterus lebih besar dari seharusnya
2. Identifikasi janin dan bagian janin melalui palpasi sulit dilakukan,
namun tanda balotemen pada janin sangat jelas
3. Denyut jantung janin sulit terdengar
Sedangkan pada polihidramnion berat dapat ditemukan:
4. Sesak nafas maupun ketidakmampuan bernafas
5. Asites, efusi pericardial dan pleura
6. Pembengkakan pada ekstrimitas bawah, vulva, dan dinding perut
7. Penurunan produksi urin, gangguan pencernaan, edema
8. Nyeri abdomen akut disertai mual
9. Kulit abdomen terlihat mengkilat dan edematous disertai striae
yang baru
B. Oligohidramnion
1. Uterus tampak lebih kecil, dan tidak ditemukan tanda balotemen
pada kehamilan
2. Ibu merasakan nyeri yang sangat akibat pergerakan janin
3. Bunyi jantung janin sudah terdengar pada bulan kelima dan
terdengar lebih jelas
4. Nyeri berlebih saat mulas/ his
5. Bila ketuban pecah, cairan ketuban yang keluar sangat sedikit dan
kadang tidak ada
6. Pada fetus:
![Page 5: Polihidramnion Dan Oligohidramnion](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081604/55cf923d550346f57b94d972/html5/thumbnails/5.jpg)
Deformitas pada fetus akibat penekanan intrauterine (Potter
syndrome), kompresi ekternal: facies mendatar, hipertelorisme,
telinga rendah, kompresi toraks dan hipoplasia pulmonal
DIAGNOSIS
1. Anamnesis
Polihidramnion
a. Perut dirasa lebih besar dan sangat berat akibat ukuran uterus lebih
besar dari seharusnya
b. Pada polihidamnion ringan keluhan subyektif tidak terlalu banyak
c. Terdapat keluhan akibat pembesaran uterus yang cepat dan penekanan
pada organ sekitar uterus, seperti sesak nafas, nyeri ulu hati, sianosis
Oligohidramnion
a. Uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan dan tidak ada
ballotemen.
b. Ibu merasa nyeri di perut pada setiap pergerakan anak.
c. Sewaktu his terasa sakit sekali.
2. Pemeriksaan Fisik
Polihidramnion
a. Inspeksi
Perut terlihat sangat buncit dan tegang, kulit perut berkilat, striae
sangat jelas, kadang umbilicus terlihat mendatar,
Pabila akut, inu terlihat sesak dan sianosis serta kelelahan
b. Palpasi
Perut tegang, nyeri tekan, serta terdapat edema pada dinding abdomen
dan ekstrimitas,
Fundus uteri lebih tinggi dari usia kehamilan sebenarnya,
Bagian janin sulit dikenali dalam palpasi akibat akumulasi cairan
berlebih,
Apabila letak kepala janin dapat diraba, balotement terasa sangat jelas,
Sering terjadi kelainan letak janin akibat bebasnya janin bergerak
karena akumulasi cairan belebih
![Page 6: Polihidramnion Dan Oligohidramnion](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081604/55cf923d550346f57b94d972/html5/thumbnails/6.jpg)
c. Auskultasi
Denyut jantung janin tidak terdengar atau terdengar sangat halus
Oligohidroamnion
a. Palpasi
molding : uterus mengelilingi janin
janin dapat diraba dengan mudah
Tidak ada efek pantul pada janin
b. Auskultasi
Bunyi jantung sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar lebih
jelas.
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Foto Rontgen (bahaya radiasi)
Terdapat bayangan terselubung kabur akibat banyaknya akumulasi
cairan, foto rontgen berguna untuk menentukan etiologi
polihidramnion
b. USG
Banyak ahli mendiagnosis polihidramnion apabila indeks cairan
amnion (ICA) melebihi 24-25 cm pada pemeriksaan USG. Sedangkan
(ICA) kurang dari 5 cm menandakan oligohidroamnion berat.
TATALAKSANA
A. Polihidramnion/hidroamnion
A. Saat Hamil
1. Hidroamnion ringan jarang diberi terapi klinis, cukup diobservasi dan
diberikan terapi simptomatis
2. Pada hidroamnion berat denga keluhan-keluhan harus dirawat
dirumah sakit untuk istirahat sempurna. Berikan diet rendah garam,
obat diuresis. Bila sesak hebat dan sesekali disertai sianosis dan perut
tidak nyaman, lakukan amniosentesis untuk mengeluarkan cairan
amnion. Dalam satu hari dikeluarkan 500cc perjam sampai keluhan
![Page 7: Polihidramnion Dan Oligohidramnion](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081604/55cf923d550346f57b94d972/html5/thumbnails/7.jpg)
berkurang. Jika cairan dikeluarkan dikhawatirkan terjadi His dan
solution plasenta, apalagi bila anak belum viable.
Komplikasi dari tindakan ini adalah:
a. Timbul His
b. Trauma pada janin
c. Terkenanya rongga-rongga dalam perut oleh tusukan
d. Infeksi serta syok bila sewaktu melakukan aspirasi keluar darah,
misalnya janin mengenai plasenta maka pungsi harus dihentikan
3. Terapi endometasin
Fungsinya adalah :
a. mengganggu produksi cairan paru atau meningkatkan
penyerapannya sehingga tidak menambah beratnya hidramnion
b. mengurangi produksi urin janin
c. meningkatkan perpindahan cairan melalui selaput janin
dosisnya 1.5- 3 mg /kgbb/hari
B. Saat partus
1. bila tidak ada hal yang mendesak , maka sikap kita adalah
menungggu
2. bila keluhan hebat, seperti sesak dan sianosis maka lakukan pungsi
transvaginal melalui servix bila sudah ada pembukaan. Dengan
menggunakan jarum pungsi tusuklah ketuban pada beberapa tempat ,
lalu air ketuban akan keluar pelan-pelan
C. Post Partum
1. Harus hati-hati akan terjadinya perdarahan post partum , jadi
sebaiknya lakukan pemeriksaan golongan dan tranfusi darah serta
sediakan obat uterotonika
2. Jika perdarahan banyak dan keadaan ibu setelah partus lemah, maka
untuk menghindari infeksi berikan antibiotic yang cukup.
B. Oligohidramnion
![Page 8: Polihidramnion Dan Oligohidramnion](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081604/55cf923d550346f57b94d972/html5/thumbnails/8.jpg)
1. Tirah baring
2. Pemberian nutrisi
3. Amniofusi : infus kristaloid untuk menggantikan cairan amnion yang
berkurang secara patologis. Paling sering digunakan selama
persalinan untuk mencegah kompresi tali pusat.
PROGNOSIS
A. Polihidramnion
Prognosis hidramnion bergantung pada keparahannya. Jika masih
ringan, prognosisnya baik, namun jika keparahannya cukup berat
prognosisnya buruk hal ini terkait dengan penyulit yang sering timbul,
misalnya solution plasenta jika ketuban pecah secara tiba-tiba
B. Oligohidramnion
Prognosis dari oligohidroamnion adalah buruk.
KOMPLIKASI
A. Polihidramnion
Komplikasi tersering pada ibu yang berkaitan dengan hidramnion
adalah solution plasenta, disfungsi uterus, dan perdarahan pascapartum.
Kadang-kadang plasenta terlepas secara dini setelah cairan amnion keluar
dalam jumlah besar karena berkurangnya luas uterus dibawah plasenta.
Disfungsi uterus dan perdarahan pascapartum juga dapat terjadi karena atonia
uterus akibat peregengan yang berlebihan.
B. Oligohirdramnion
Oligohirdramnion menyebabkan tekanan langsung pada janin:
a. Deformitas janin:
- Leher terlalu menekuk miring
- Bentuk tulang kepala janin tidak bulat
- Deformitas ekstremitas
b. Kompresi tali pusat langsung sehingga dapat menimbulkan fetal distress
![Page 9: Polihidramnion Dan Oligohidramnion](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081604/55cf923d550346f57b94d972/html5/thumbnails/9.jpg)
c. Fetal distress menyebabkan makin terangsangnya nervus vagus dengan
dikeluarkannya meconium semakin mengentalkan air ketuban
- Oligohidroamnion makin menenkan dada sehingga saat lahir terjadi
kesulitan bernafas, karena paru mengalami hypoplasia sampai
atelaktase paru.
Intrauterine Fetal Death (IUFD)
1. DEFINISI
IUFD adalah kematian janin dalam rahim yang beratnya ≥500 g atau
umur kehamilan ≥20 minggu. Kematian janin merupakan hasil akhir dari
gangguan pertumbuhan, gawat janin, atau akibat infeksi yang tidak
terdiagnosis sebelumnya sehingga tidak diobati.
2. ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO
a. Faktor maternal:
- Usia, golongan darah, faktor Rh, gizi (TB dan BB).
- Riwayat anak mati, anomali congenital, kelainan kromosom.
- Penyakit hipertensi dalam kehamilan, DM, penyakit ginjal.
- Genetik.
b. Faktor Janin:
- Jenis kelamin, jumlah janin
- Kelainan congenital dan kromosom
- Berat lahir
c. Faktor sosiodemografi:
- Etnis, latar belakang social dan pendidikan, pekerjaan, status
perkawinan.
d. Faktor lain-lain:
- Yang disadari: merokok, alcohol, obat-obatan, pertambahan
BB.
- Yang tidak disadari: infeksi (TORCH), toksin lingkungan.
e. Perawatan kehamilan:
- Kualitas dan kuantitas ANC.
- Pertolongan persalinan yang adekuat.
![Page 10: Polihidramnion Dan Oligohidramnion](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081604/55cf923d550346f57b94d972/html5/thumbnails/10.jpg)
3. DIAGNOSIS
a. Anamnesis:
- Pertumbuhan janin (-), bahkan mengecil, uterus mengecil,
fundus uteri turun.
- Gerakan janin tak terasa.
- Hilangnya tanda-tanda kehamilan.
- BB ibu menurun.
b. Pemeriksaan fisik:
- DJJ (-)
- Kadang teraba krepitasi di uterus (ada timbunan udara dalam
tubuh janin).
- Tulang kepala kolaps.
c. Pemeriksaan penunjang:
- USG: DJJ (-), gerak janin (-), letak tulang-tulang janin tak
teratur.
- Rontgen (5 hari setelah kematian janin):
1. Tanda spalding-Horner: tulang tengkorak tumpang
tindih satu sama lain.
2. Tanda Noujoka: kurvatura/angulasi yang berlebihan
tulang belakang janin (hiperfleksi).
3. Tanda Gerhard: hiperekstensi kepala janin.
4. Disintegrasi tulang janin bila ibu berdiri.
- β-HCG (-) beberapa hari setelah kematian janin.
d. Pemeriksaan untuk mencari komplikasi:
- Hemoglobin, trombosit.
- Kadar fibrinogen.
- BT/CT.
- CCT (Clot Observation Test).
e. Pemeriksaan untuk mencari etiologi:
- Pemeriksaan PA jaringan plasenta.
- Pemeriksaan TORCH.
- Kultur urin.
4. KOMPLIKASI
![Page 11: Polihidramnion Dan Oligohidramnion](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081604/55cf923d550346f57b94d972/html5/thumbnails/11.jpg)
a. Koagulopati.
b. Infeksi bila ketuban pecah.
c. Trauma emosional bila jarak antara kematian janin dan persalinan
lama.
5. PENATALAKSANAAN
Tergantung kriteria sebagai berikut:
a. Atas permintaan pasien.
b. Janin sudah mati 1-2 minggu.
c. Terdapat kelainan pembekuan darah (koagulopati).
d. In partu.
e. KU jelek (pada partus lama, partus kasep, eklamsia, dan sebagainya).
Ada dua macam tindakan yaitu aktif dan pasif:
a. Pasif
- Jika tidak terdapat satu pun kriteria di atas.
- 2-4 minggu kemudian lakukan penatalaksanaan aktif.
b. Aktif
- Jika terdapat satu atau lebih kriteria di atas
- Jika KU ibu jelek, perbaiki KU terlebih dahulu.
- Jika KU ibu baik, dan belum in partu, matangkan serviks
(laminaria, prostaglandin, dan sebagainya) lalu induksi (tetes
pitosin).
Kala II lama SC
Kala II normal persalinan per vaginam
- Jika KU ibu baik, sudah in partu (kala 1) akselerasi
persalinan,
Jika kala II lama SC.
- Jika KU ibu baik, sudah in partu (kala II)
Preskep/presbo: kala II lama ekstraksi forsep/ vakum/
total.
Jika syarat tak terpenuhi embriotomi.
Letak lintang embriotomi.
6. TINGKAT MASERASI JANIN
![Page 12: Polihidramnion Dan Oligohidramnion](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081604/55cf923d550346f57b94d972/html5/thumbnails/12.jpg)
a. Rigor mortis (kaku mayat): terjadi <2,5 jam kematian, kemudian
setelahnya badan lemas kembali.
b. Maserasi tingkat 1: kulit janin belum rusak,tapi mudah lepas, terjadi
gelembung-gelembung berisi cairan jernih, beberapa saat kemudian
berisi darah. Terjadi sebelum 2x 24 jam.
c. Maserasi tingkat II: tampak gelembung-gelembung yang mudah lepas,
berisi cairan kecoklatan. Terjadi setelah 2x24 jam.
d. Maserasi tingkat 3: sendi kendor, kulit kisut, kepala berubah serupa 1
kantong tulang. Terjadi setelah > 4 minggu kematian janin.
IUGR ( Intrauterine Growth Retardation )
Definisi
IUGR (Intra uterine Growth Retardation) adalah berat badan bayi baru kurang dari
persentil 10 untuk usia kehamilan bayi, dalam artian bayi baru lahir berukuran lebih
kecil dengan usia kehamilannya.
Klasifikasi
Klasifikasi IUGR / Pertumbuhan janin terhambat(PJT) yaitu:
a. PJT tipe I atau dikenal juga sebagai tipe simetris. Terjadi pada kehamilan 0-20
minggu,terjadi gangguan potensi tubuh janin ntuk memperbanyak sel (hiperplasia),
umumnya disebabkan oleh kelainan kromosom atau infeksi janin dan prognosisnya
buruk. Tipe ini memiliki kejadian lebih awal dari gangguan pertumbuhan janin yang
tidak simetris, semua organ mengecil secara proporsional. Faktor yang berkaitan
dengan hal ini adalah kelainan kromosom, kelainan organ (terutama jantung), infeksi
TORCH (Toxoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes simplex), kekurangan
nutrisi berat pada ibu hamil, dan wanita hamil yang merokok.
b. PJT tipe II atau dikenal juga sebagai tipe asimetris. Terjadi pada kehamilan 24-
40 minggu, yaitu gangguan potensi tubuh janin untuk memperbesar sel (hipertrofi),
misalnya pada hipertensi dalam kehamilan disertai insufisiensi plasenta. Tipe ini
memiliki prognosis yang baik. Gangguan pertumbuhan janin asimetris memiliki
![Page 13: Polihidramnion Dan Oligohidramnion](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081604/55cf923d550346f57b94d972/html5/thumbnails/13.jpg)
waktu kejadian lebih lama dibandingkan gangguan pertumbuhan janin simetris.
Beberapa organ lebih terpengaruh dibandingkan yang lain, lingkar perut adalah
bagian tubuh yang terganggu untuk pertama kali, kelainan panjang tulang paha
umumnya terpengaruhi belakangan, lingkar kepala dan diameter biparietal juga
berkurang. Faktor yang mempengaruhi adalah insufisiensi (tidak efisiennya) plasenta
yang terjadi karena gangguan kondisi ibu termasuk diantaranya tekanan darah tinggi
dan diabetes dalam kehamilan dalam kehamilan.
c. PJT tipe III adalah kelainan diantara dua tipe diatas. Terjadi pada kehamilan 20-28
minggu,yaitu gangguan potensi tubuh kombinasi antara gangguan hiperplasia dan
hipertropi sel. Misalnya dapat terjadi pada malnutrisi ibu,kecanduan obat,atau
keracunan.
Etiologi
Pada umumnya 75% janin dengan IUGR memiliki proporsi tubuh yang kecil, 15-25%
terjadi karena insufisiensi uteroplasenta, 5-10% terjadi karena infeksi selama
kehamilan atau kecacatan bawaan.
1. Penyebab ibu
a. Fisik ibu yang kecil dan kenaikan berat badan yang tidak adekuat
Faktor keturunan dari ibu dapat mempengaruhi berat badan janin. Kenaikan berat
tidak adekuat selama kehamilan dapat menyebabkan IUGR. Kenaikan berat badan ibu
selama kehamilan sebaiknya 9-16 kg. apabila wanita dengan berat badan kurang harus
ditingkatkan sampai berat badan ideal ditambah dengan 10-12 kg
b. Penyakit ibu kronik
Kondisi ibu yang memiliki hipertensi kronik, penyakit jantung sianotik, diabetes, serta
penyakit vaskular kolagen dapat menyebabkan IUGR. Semua penyakit ini dapat
menyebabkan pre-eklampsia yang dapat membawa ke IUGR.
c. Kebiasaan seperti merokok, minum alkohol, dan narkotik
2. Penyebab janin
a. Infeksi selama kehamilan
![Page 14: Polihidramnion Dan Oligohidramnion](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081604/55cf923d550346f57b94d972/html5/thumbnails/14.jpg)
Infeksi bakteri, virus, protozoa dapat menyebabkan IUGR. Rubela dan
cytomegalovirus (CMV) adalah infeksi yang sering menyebabkan IUGR
b. Kelainan bawaan dan kelainan kromosom
Kelaianan kromosom seperti trisomi atau triploidi dan kelainan jantung bawaan yang
berat sering berkaitan dengan PJT. Trisomi 18 berkaitan dengan IUGR simetris serta
polihidramnion (cairan ketuban berlebih). Trisomi 13 dan sindroma Turner juga
berkaitan dengan IUGR
c. Pajanan teratogen (zat yang berbahaya bagi pertumbuhan janin)
Berbagai macam zat yang bersifat teratogen seperti obat anti kejang, rokok, narkotik,
dan alkohol dapat menyebabkan IUGR
3. Penyebab plasenta
Kelainan plasenta sehingga menyebabkan plasenta tidak dapat menyediakan nutrisi
yang baik bagi janin seperti, abruptio plasenta, infark plasenta (kematian sel pada
plasenta), korioangioma, dan plasenta previa
Patofisiologi
Pada kelainan sirkulasi uteroplasenta akibat dari perkembangan plasenta yang
abnormal, pasokan oksigen, masukan nutrisi, dan pengeluaran hasil metabollik
menjadi abnormal. Janin mennjadi kekurangan oksigen dan nutrisi pada trimester
akhir sehingga timbul IUGR yang asimetrik yaitu lingkar perut yang jauh lebih kecil
dari pada lingkar kepala. Pada keadaan yang parah mungkin akan terjadi kerusakan
tingkat seluler berupa kelainan nucleus dan mitokondria. Pada keadaan hipoksia,
produksi radikal bebas di plasenta menjadi sangat banyak dan antioksidan yang
relative kurang ( misalnya pada preeklamsia) akan menjadi lebih parah.
Manifestasi Klinis
IUGR dicurigai apabila terdapat riwayat IUGR sebelumnya dan ibu dengan penyakit
kronik. Selain itu peningkatan berat badan yang tidak adekuat juga dapat mengarah ke
IUGR. Dokter dapat menemukan ukuran rahim yang lebih kecil dari yang seharusnya.
![Page 15: Polihidramnion Dan Oligohidramnion](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081604/55cf923d550346f57b94d972/html5/thumbnails/15.jpg)
Bayi-bayi yang dilahirkan dengan IUGR biasanya tampak kurus, pucat, dan
berkulit keriput. Tali pusat umumnya tampak rapuh dam layu dibanding pada bayi
normal yang tampak tebal dan kuat. IUGR muncul sebagai akibat dari berhentinya
pertumbuhan jaringan atau sel. Hal ini terjadi saat janin tidak mendapatkan nutrisi dan
oksigenasi yang cukup untuk perkembangan dan pertumbuhan organ dan jaringan,
atau karena infeksi.
Diagnosis
Secara klinik awal pertumbuhan janin yang terhambat dikenal setelah 28 minggu.
Namun, secara ultrasonografi mungkin sudah dapat diduga lebih awal dengan adanya
biometri dan taksiran berat janin yang tidak sesuai dengan usia gestasi. Secara klinik
pemeriksaan tinggi fundus umumnya dalam sentimeter akan sesuai dengan usia
kehamilan. Bila lebih rendah dari 3 cm, patut dicurigai adanya IUGR, meskipun
sensivitasnya hanya 40 %.
Sebaiknya kepastian IUGR dapat dibuat apabila terdapat data USG sebelum 20
minggu sehingga pada kehamilan 32 – 34 minggu dapat ditentukan secara lebih tepat.
Pemeriksaan secara Doppler arus darah: arteri umbilikal, arteri uterina dan arteri
spiralis, mungkin apat mencurigai secara awal adanya arus darah yang abnormal atau
IUGR .
Terapi
Kecacatan dan kematian janin meningkat sampai 2-6 kali pada janin dengan PJT.
Tatalaksana untuk kehamilan dengan PJT bertujuan, karena tidak ada terapi yang
paling efektif sejauh ini, adalah untuk melahirkan bayi yang sudah cukup usia dalam
kondisi terbaiknya dan meminimalisasi risiko pada ibu.
a. Tatalaksana umum : setelah mencari adanya cacat bawaan dan kelainan
kromosom serta infeksi dalam kehamilan maka aktivitas fisik harus dibatasi
disertai dengan nutrisi yang baik. Apabila istirahat di rumah tidak dapat
dilakukan maka harus segera dirawat di rumah sakit. Pengawasan pada janin
termasuk diantaranya adalah melihat pergerakan janin serta pertumbuhan janin
menggunakan USG setiap 3-4minggu
b. Tatalaksana khusus : pada IUGR yang terjadi jauh sebelum waktunya
dilahirkan, hanya terapi suportif yang dapat dilakukan. Apabila penyebabnya
adalah nutrisi ibu hamil tidak adekuat maka nutrisi harus diperbaiki. Pada
wanita hamil perokok berat, penggunaan narkotik dan alkohol, maka
semuanya harus dihentikan
![Page 16: Polihidramnion Dan Oligohidramnion](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081604/55cf923d550346f57b94d972/html5/thumbnails/16.jpg)
c. Proses melahirkan : pematangan paru harus dilakukan pada janin prematur.
Pengawasan ketat selama melahirkan harus dilakukan untuk mencegah
komplikasi setelah melahirkan. Operasi caesar dilakukan apabila terjadi
distress janin serta perawatan intensif neonatal care segera setelah dilahirkan
sebaiknya dilakukan. Kemungkinan kejadian distress janin selama melahirkan
meningkat pada IUGR karena umumnya PJT banyak disebabkan oleh
insufisiensi plasenta yang diperparah dengan proses melahirkan
Kondisi bayi. Janin dengan IUGR memiliki risiko untuk hipoksia perinatal
(kekurangan oksigen setelah melahirkan) dan aspirasi mekonium (terhisap cairan
mekonium). IUGR yang parah dapat mengakibatkan hipotermia (suhu tubuh
turun) dan hipoglikemia (gula darah berkurang). Pada umumnya IUGR simetris
dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan pertumbuhan bayi yang terlambat
setelah dilahirkan, dimana janin dengan IUGR asimetris lebih dapat “catch-up”
pertumbuhan setelah dilahirkan.
Prognosis
Pada kasus-kasus IUGR yang sangat parah dapat berakibat janin lahir mati
(stillbirth) atau jika bertahan hidup dapat memiliki efek buruk jangka panjang dalam
masa kanak-kanak nantinya. Kasus-kasus IUGR dapat muncul, sekalipun ibu dalam
kondisi sehat, meskipun, faktor-faktor kekurangan nutrisi dan perokok adalah yang
paling sering. Menghindari cara hidup berisiko tinggi, makan makanan bergizi, dan
lakukan kontrol kehamilan secara teratur dapat menekan risiko munculnya IUGR.
Perkiraan saat ini mengindikasikan bahwa sekitar 65% wanita pada negara sedang
berkembang paling sedikit memiliki kontrol 1 kali selama kehamilan pada dokter,
bidan, atau perawat.
Pencegahan
Beberapa penyebab dari IUGR tidak dapat dicegah. Bagaimanapun juga, faktor
seperti diet, istirahat, dan olahraga rutin dapat dikontrol. Untuk mencegah komplikasi
yang serius selama kehamilan, sebaiknya seorang ibu hamil mengikuti nasihat dari
dokternya; makan makanan yang bergizi tinggi; tidak merokok, minum alkohol dan
menggunakan narkotik; mengurangi stress; berolahraga teratur; serta istirahat dan
tidur yang cukup. Suplementasi dari protein, vitamin, mineral, serta minyak ikan juga
baik dikonsumsi. Selain itu pencegahan dari anemia serta pencegahan dan tatalaksana
dari penyakit kronik pada ibu maupun infeksi yang terjadi harus baik.
![Page 17: Polihidramnion Dan Oligohidramnion](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081604/55cf923d550346f57b94d972/html5/thumbnails/17.jpg)
KEHAMILAN GANDA
PENGERTIAN
Kehamilan kembar ialah suatu kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kehamilan
tersebut selalu menarik perhatian wanita itu sendiri, dokter dan masyarakat. Bahaya
bagi ibu tidak begitu besar, tetapi wanita dengan kehamilan kembar memerlukan
perhatian dan pengawasan khusus bila diinginkan hasil yang memuaskan bagi ibu
janin. Kehamilan kembar adalah dua atau lebih janin yang ada didalam kandungan
selama proses kehamilan.
JENIS GEMELLI
Gemelli dizigotik = kembar dua telur , heterolog, biovuler dan praternal :
Kedua telur berasal dari :
1 ovarium dan daridua folikel de graff;
1 ovurium dan dari 1 folikelde graff;
1 dari ovarium kanan dan satu lagi dari ovarium kiri.
2. Gemelli monozigotik = kembar satu telur, homolog, uniovuler, identik dapat
terjadi karena :
Satu telur dengan 2 inti,hambatan pada tingkat blastula :
Hambatan pada tibgkat segmentasi
Hambatan setelah amnian dibentuk,tetapi sebelum primitive steak.
Perbedaan ciri, sifat dan lain-lainnya antara kembar monozigotik dan zigotik (satu
telur dan dua telur):
Perbedaan kembar monozigot kembar dizigot
Plasenta 1 (70%)
2 (30%)
2 (_+ 100%)
Khorium 1(70%)
2 (30%)
2 (_+ 100%)
Amnion 1 (70%)
2 (30%)
2 (_+ 100%)
![Page 18: Polihidramnion Dan Oligohidramnion](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081604/55cf923d550346f57b94d972/html5/thumbnails/18.jpg)
Tali pusat 2 2
Sirkulasi darah janin Bersekutu Terpisah
Jenis kelamin Sama Sama atau tidak
Kupa dan sifat Sama Agak berlainan
Mata, kuping, gigi, kulit Sama Berbeda
Ukuran antropologik Sama Berbeda
Sidik jari Sama Berbeda
Cara pegangan bisa sama
Bisa satu kidal
Yang lain kanan
sama,bisa dua
duanya kanan
Kira-kira sepertiga kembar adalah monozigotik,dan dua pertiga lainnya adalah
dizigotik.
3. Conjoined twins,
Conjoined twins atau kembar siam adalah kembar dimana janin melengket satu
dengan yang lainnya.misalnya torakopagus (dada dengan dada),abdominopagus
(perlengketan antara kedua abdomen)kraniopagus (kedua kepala)dan
sebagainya.banyak kembar siam telah dapat dipisahkan setara operatif dengan
berhasil.
Superfekkundasi
Superfekundasi adalah pembuahan dua telur yang dikeluarkan dalam ovulasi yang
sama pada dua kali koitus yang dilakukan pada jarak waktu yang pendek.hal ini
dilaporkan oleh archer (1910)seorang wanita kulit putihmelakukan koitus berturut-
turut dengan seorang kulit putih dan kemudian dengan pria negro melahirkan bayi
kembar : satu bayi putih dan satu bayi negro (mulato).
Superfetasi
Superfetasi adalah kehamilan kedua yang terjadi beberapa mingguatau bulan
setelah kehamilan pertama.belum pernah dibuktikan pada manusia,namun dapat
ditemukan pada kuda.
ETIOLOGI
Etilogi Gemelli
![Page 19: Polihidramnion Dan Oligohidramnion](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081604/55cf923d550346f57b94d972/html5/thumbnails/19.jpg)
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah : bangsa, umur dan paritas sering
mempengaruhi kehamilan 2 telur
2. Faktor obat-obat induksi ovulasi profertil, domid dan hormon gonadotropin dapat
menyebabkan kehamilan dizigotik dan kembar lebih dari dua.
3. Faktor keturunan
4. Faktor yang lain belum diketahui
Bangsa, hereditas, umur dan paritas hanya mempunyai pengaruh terhadap
kehamilan kembar yang berasal dari 2 telur, juga obat klomit dan hormon
gonadotropin yang dipergunakan untuk menimbulkan ovulasi dilaporkan
menyebabkan kehamilan dizigotik. Faktor-faktor tersebut dan mungkin pula faktor
lain dengan mekanisme tertentu menyebabkan matangnya 2 atau lebih folikel de graff
atau terbentuknya 2 ovum atau lebih dalam satu folikel. Kemungkinan pertama
dibuktikan dan ditemukan 21 korpora lutea pada kehamilan kembar. Pada fertilisasi
in vitro dapat pula terjadi kehamilan kembar, jika telur-telur yang diperoleh dapat
dibuahi lebih dari satu, jika semua embrio yang kemudian dimasukan kedalam rongga
rahim ibu tumbuh berkembang lebih dari satu. Pada kembar yang berasal dari satu
telur, faktor bangsa, hereditas, umur dan paritas tidak atau sedikit sekali
mempengaruhi kehamilan kembar itu. Diperkirakan disini sebabnya ialah faktor
penghambat pada masa pertumbuhan dini hasil konsepsi.
Faktor penghambat yang mempengaruhi segmentasi sebelum blastula terbentuk,
menghasilkan kehamilan kembar dengan 2 amnion, 2 korion, dan 2 plasenta seperti
pada kehamilan kembar dizigotik.
PATOFISISOLOGI
Kehamilan Kembar
Secara garis besar, kembar dibagi menjadi dua. Monozigot, kembar yang berasal dari
satu telur dan dizigot kembar yang berasal dari dua telur. Dari seluruh jumlah
kelahiran kembar, sepertiganya adalah monozigot. Kembar dizigot berarti dua telur
matang dalam waktu bersamaan, lalu dibuahi oleh sperma. Akibatnya, kedua sel telur
itu mengalami pembuahan dalam waktu bersamaan. Sedangkan kembar monozigot
berarti satu telur yang dibuahi sperma, lalu membelah dua. Masa pembelahan inilah
yang akan berpengaruh pada kondisi bayi kelak.
![Page 20: Polihidramnion Dan Oligohidramnion](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081604/55cf923d550346f57b94d972/html5/thumbnails/20.jpg)
Masa pembelahan sel telur terbagi dalam empat waktu, yaitu 0 – 72 jam, 4 – 8 hari, 9-
12 dan 13 hari atau lebih. Pada pembelahan pertama, akan terjadi diamniotik yaitu
rahim punya dua selaput ketuban, dan dikorionik atau rahim punya dua plasenta.
Sedangkan pada pembelahan kedua, selaput ketuban tetap dua, tapi rahim hanya
punya satu plasenta. Pada kondisi ini, bisa saja terjadi salah satu bayi mendapat
banyak makanan, sementara bayi satunya tidak. Akibatnya, perkembangan bayi bisa
terhambat. Lalu, pada pembelahan ketiga, selaput ketuban dan plasenta masing-
masing hanya sebuah, tapi bayi masih membelah dengan baik.
Pada pembelahan keempat, rahim hanya punya satu plasenta dan satu selaput ketuban,
sehingga kemungkinan terjadinya kembar siam cukup besar. Pasalnya waktu
pembelahannya terlalu lama, sehingga sel telur menjadi berdempet. Jadi kembar siam
biasanya terjadi pada monozigot yang pembelahannya lebih dari 13 hari.
Dari keempat pembelahan tersebut, tentu saja yang terbaik adalah pembelahan
pertama, karena bayi bisa membelah dengan sempurna. Namun, keempat pembelahan
ini tidak bisa diatur waktunya. Faktor yang mempengaruhi waktu pembelahan, dan
kenapa bisa membelah tidak sempurna sehingga mengakibatkan dempet, biasanya
dikaitkan dengan infeksi, kurang gizi, dan masalah lingkungan
TANDA DAN GEJALA
Gemelli
Pada kehamilan kembar distensi uterus berlebihan, sehingga melewati batas
toleransinya dan seringkali terjadi partus prematurus. Usia kehamilan makin pendek
dan makin banyaknya janin pada kehamilan kembar.
Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan kembar bertambah sehingga
dapat menyebabkan anemia dan penyakit defisiensi lain.
Frekuensi hidramnion kira-kira sepuluh kali lebih besar pada kehamilan kembar
daripada kehamilan tunggal.
Frekuensi pre-eklamsia dan eklamsia juga dilaporkan lebih sering pada kehamilan
kembar.
Solusio plasenta dapat terjadi, seperti sesak nafas, sering kencing, edema dan varises
pada tungkai bawah dan vulva.
PERTUMBUHAN JANIN KEMBAR
![Page 21: Polihidramnion Dan Oligohidramnion](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081604/55cf923d550346f57b94d972/html5/thumbnails/21.jpg)
Berat badan satu janin kehamilan kembar rata-rata 1000 gr lebih ringan dari
janin tunggal.
Berat badan baru lahir biasanya pada kembar dibawah 2500 gr triplet dibawah
2000 gr, duadriplet dibawah 1500 gr dan duintuplet dibawah 1000 gr.
Berat badan masing-masing janin dari kehamilan kembar tidak sama
umumnya berselisih antara 50 – 100 gr, karena pembagian sirkulasi darah
tidak sama, maka yang satu kurang bertumbuh dari yang lainnya.
Pembuluh darah janin yang satu beranastomosis dengan pembuluh darah janin
yang lain, karena itu setelah bayi satu lahir tali pusat harus diikat untuk
menghindari perdarahan.
Karena itu janin yang satu daapt terganggu pertumbuhannya dan menjadi
monstrum seperti akardiakus, dan kelainan lainnya.
Dapat terjadi sondroma transfusi fetal : pada janin yang dapt darah lebih
banyak terjadi hidramnion, polisitemia, edema dan pertumbuhan yang baik.
Sedangkan janin kedua kurang pertumbuhannya terjadilah bayi kecil, anemia,
dehidrasi, oligohidrami dan mikrokardia.
Pada kehamilan kembar dizigotik
Dapat terjadi satu janin meninggal dan yang satu tumbuh sampai cukup bulan.
Janin yang mati dapat diresorbsi (kalau pada kehamilan muda) atau pada
kehamilan agak tua janin jadi gepeng disebut fetus papyraseus atau
kompresus.
LETAK DAN PRESENTASI JANIN
Pada hamil kembar sering terjadi kesalahan presentasi dan posisi kedua janin.
Begitu pula letak janin kedua dapat berubah setelah janin pertama lahir, misalnya dari
letak lintang berubah jadi letak sungsang atau letak kepala. Berbagai kombinasi letak,
presentasi dan posisi bisa terjadi ; yang paling sering dijumpai adalah :
Kedua janin dalam letak membujur, presentasi kepala ; (44-47 %).
Letak membujur, presentasi kepala bokong (37-38 %).
Keduanya presentasi bokong (8-10 %).
Letak lintang dan presentasi kepala (5-5,3 %).
![Page 22: Polihidramnion Dan Oligohidramnion](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081604/55cf923d550346f57b94d972/html5/thumbnails/22.jpg)
Letak lintang dan presentasi bokong (1,5-2 %).
Keduanya letak lintang (0,2-0,6 %).
Letak dan presentasi 69 adalah letak yang berbahaya karena dapat terjadi kunci-
mengunci (interlocking).
DIAGNOSIS
Kehamilan Kembar
Anamnesa
Perut lebih buncit dari semestinya tua kehamilan
Gerakan janin lebih banyak dirasakan ibu hamil
Uterus terasa lebih cepat membesar
Pernah hamil kembar atau ada sejarah keturunan.
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi dan palpasi
Pada pemeriksaan pertama dan ulang ada kesan uterus lebih besar dan cepat
tumbuhnya dari biasa.
Teraba gerakan-gerakan janin lebih banyak
Banyak bagian-bagian kecil teraba
Teraba 3 bagian besar janin
Auskultasi
Terdengar 2 denyut jantung janin pada 2 tempat yang agak berjauhan dengan
perbedaan kecepatan sedikitnya 10 denyut per menit atau sama-sama dihitung
dan berselisih 10.
Rontgen foto abdomen, kelihatan 2 janin.
Ultrasonografi: kelihatan 2 janin, 2 jantung yang berdenyut telah dapat
ditentukan pada triwulan I.
Elektrokardiogram fetal : diperoleh dua EKG yang berbeda dari kedua janin.
Reaksi kehamilan : karena pada hamil kembar umumnya plasenta besar atau
ada 2 plasenta, maka HCE akan tinggi ; jadi reaksi kehamilan titrasi bisa
![Page 23: Polihidramnion Dan Oligohidramnion](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081604/55cf923d550346f57b94d972/html5/thumbnails/23.jpg)
positif kadang-kadang sampai 1/200. hal ini dapat meragukan dengan
malahidatidosa.
KOMPLIKASI
Komplikasi pada ibu:
Dapat menyebabkan anemia dan defisiensi zat-zat lainnya.
Frekuensi hidramnion bertambah 10 kali lebih besar dari kehamilan biasa.
Frekuensi pre-eklamsi dan eklamsi lebih sering.
Sering terjadi sesak nafas.
Odema dan varises pada tungkai dan vulva.
Dapat terjadi: inersia uteri, perdarahan postpartum dan solusio plasenta dan
sesudah anak pertama lahir.
Komplikasi pada janin:
Bayi akan terlahir premature
Angka kemungkinan terjadi kelainan / kecacatan pada bayi lebih tinggi
angka kematian tinggi
PENANGANAN DALAM KEHAMILAN
Untuk kepentingan ibu dan janin perlu diadakan pencegahan terhadap pre-
eklamsia dan eklamsia, partus prematurus dan anemia. Pemeriksaan antenatal perlu
diadakan lebih sering. Kehamilan 24 minggu pemeriksaan dilakukan tiap 2 minggu,
sesudah kehamilan 36 minggu tiap minggu ; sehingga tanda-tanda pre-eklamsia dapat
diketahui dini dan penanganan dapat dikerjakan dengan segera.
Istirahat baring dianjurkan lebih banyak karena hal itu menyebabkan aliran
darah ke plasenta meningkat, sehingga pertumbuhan janin lebih baik.
Penanganan dalam kehamilan antara lain:
Perawatan prenatal yang baik untuk mengenal kehamilan kembar dan mencegah
komplikasi yang timbul, dan bila diagnosis telah ditegakkan pemeriksaan ulangan
harus lebih sering (1× seminggu pada kehamilan lebih dari 32 minggu)
Setelah kehamilan 30 minggu, koltus dan perjalanan jauh sebaiknya dihindari, karena
![Page 24: Polihidramnion Dan Oligohidramnion](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081604/55cf923d550346f57b94d972/html5/thumbnails/24.jpg)
akan merangsang partus prematurus.
Pemakaian korset gurita yang tidak terlalu ketat diperbolehkan, supaya terasa lebih
ringan.
Periksa darah lengkap, Hb, dan golongan darah.
ERITROBLASTOSIS FETALIS
Definisi
Eritroblastosis fetalis atau dalam adalah
suatu kelainan berupa hemolisis (pecahnya
sel darah merah) pada janin yang akan
nampak pada bayi yang baru lahir karena
perbedaan golongan darah dengan ibunya.
Etiologi
a. Inkompatibilitas Rhesus (Rh)
dapat disebabkan oleh
isoimmunisasi maternal ke
antigen Rh oleh transfusi darah
Rh positif atau isoimmunisasi
maternal dari paparan ke
antigen Rh janin pada
kehamilan pertama atau
kehamilan yang sekarang. Pada
inkompatibilitas Rh, anak
pertama lahir sehat karena ibu
belum banyak memiliki benda-banda penangkis terhadap antigen Rh,
asalkan sebelumnya ibu tidak menderita abortus atau mendapat transfusi
darah dari Rh positif. Pasangan suami istri hanya mempunyai 1 atau 2
anak, sedang anak-anak berikutnya semua meninggal. Pada wanita
Rhesus negatif yang melahirkan bayi pertama Rhesus positif, risiko
terbentuknya antibodi sebesar 8%, sedangkan insidens timbulnya
antibodi pada kehamilan berikutnya sebagai akibat sensitisitas pada
kehamilan pertama sebesar 16%. Tertundanya pembentukan antibodi
![Page 25: Polihidramnion Dan Oligohidramnion](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081604/55cf923d550346f57b94d972/html5/thumbnails/25.jpg)
pada kehamilan berikutnya disebabkan oleh proses sensitisasi,
diperkirakan berhubungan dengan respons imun sekunder yang timbul
akibat produksi antibodi pada kadar yang memadai. Kurang lebih 1%
dari wanita akan tersensitasi selama kehamilan terutama trimester ketiga.
Kemungkinan terjadinya imunisasi Rh diperkirakan 1-2% dari semua
kehamilan namun di Asia frekuensi ini lebih rendah. Untuk
inkompabilitas Rh, predominan seks adalah perempuan. Mayoritas
inkompatibilitas Rh terjadi pada janin dengan Rh-positif dari ibu yang
mempunyai Rh- negatif. Faktor Rh adalah protein, suatu antigen dalam
sel darah merah. Hadirnya faktor Rh membuat sel darah tidak cocok
terhadap sel-sel darah yang tidak mempunyai antigen. Jika seseorang
dengan Rh-positif, berarti dia mempunyai faktor Rh di dalam darahnya.
Jika seseorang dengan Rh-negatif, berarti dia tidak mempunyai faktor Rh
di dalam darahnya. Sekitar 85% orang-orang mempunyai Rh-positif dan
sekitar 15% dengan Rh-negatif. Faktor Rh bermasalah ketika darah
dengan Rh-negatif mengalami kontak dengan darah Rh-positif. Sistem
immun dari orang dengan Rh-negatif mengidentifikasi darah Rh-positif
sebagai penyerang yang berbahaya, suatu antigen, dan dapat
memproduksi antibodi untuk melawan darah tersebut. Antibodi adalah
substansi protein yang dihasilkan oleh tubuh dalam merespon suatu
antigen. Antibodi ini yang mennyebabkan masalah kehamilan.
b. Inkompabilitas ABO
Dua puluh sampai 25% kehamilan terjadi inkompabilitas ABO,
yang berarti bahwa serum ibu mengandung anti-A atau anti-B
sedangkan eritrosit janin mengandung antigen
respective.Inkompabilitas ABO nantinya akan menyebabkan penyakit
hemolitik pada bayi yang baru lahir dimana terdapat lebih dari 60%
dari seluruh kasus. Penyakit ini sering tidak parah jika dibandingkan
dengan akibat Rh, ditandai anemia neonatus sedang dan
hiperbilirubinemia neonatus ringan sampai sedang serta kurang dari
1% kasus yang membutuhkan transfusi tukar. Inkompabilitas ABO
tidak pernah benar-benar menunjukkan suatu penyebab hemolisis dan
secara umum dapat menjadi panduan bagi ilmu pediatrik dibanding
![Page 26: Polihidramnion Dan Oligohidramnion](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081604/55cf923d550346f57b94d972/html5/thumbnails/26.jpg)
masalah kebidanan. Mayoritas inkompatibilitas ABO diderita oleh
anak pertama (40% menurut Mollison), dan anak-anak berikutnya
makin lama makin baik keadaannya. Gambaran klinis penyakit
hemolitik pada bayi baru lahir berasal dari inkompabilitas ABO sering
ditemukan pada keadaan dimana ibu mempunyai tipe darah O, karena
tipe darah grup masing-masing menghasilkan anti A dan anti B yang
termasuk kelas IgG yang dapat melewati plasenta untuk berikatan
dengan eritrosit janin. Pada beberapa kasus, penyakit hemolitik ABO
tampak hiperbilirubinemia ringan sampai sedang selama 24-48 jam
pertama kehidupannya. Hal ini jarang muncul dengan anemia yang
signifikan. Tingginya jumlah bilirubin dapat menyebabkan kernikterus
terutama pada neonatus preterm. Fototerapi pada pengobatan awal
dilakukan meskipun transfusi tukar yang mungkin diindikasikan untuk
hiperbilirubinemia. Seks predominan Seks predominan eritroblastosis
fetalis akibat inkompatibilitas ABO adalah sama antara laki-laki dan
perempuan.
![Page 27: Polihidramnion Dan Oligohidramnion](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081604/55cf923d550346f57b94d972/html5/thumbnails/27.jpg)
Patofisiologi
antibodi yang melawan sel darah merah janin
eritrosit janin dalam beberapa insiden dapat masuk ke dalam sirkulasi
darah ibu yang dinamakan fetomaternal microtransfusion
Bila ibu tidak memiliki antigen seperti yang terdapat padaeritrosit
janin, maka ibu akan distimulasi untuk membentuk imun antibodi.
Imun anti bodi tipe IgG tersebut dapat melewati plasenta dan kemudia
nmasuk ke dalam peredaran darah janin
Sel-sel eritrosit janin akan diselimuti (coated) dengan antibodi
akhirnya terjadi aglutinasi dan hemolysis kepekatan darah kardiomegali
menyebabkan anemia (reaksi hipersensitivitas tipe II).
![Page 28: Polihidramnion Dan Oligohidramnion](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081604/55cf923d550346f57b94d972/html5/thumbnails/28.jpg)
dikompensasi oleh tubuh bayi dengan cara memproduksi dan
melepaskan sel-sel darah merah yang imatur yang berinti banyak
(eritroblas)
eritroblas yang berlebihan dapat menyebabkan pembesaran hati
Lebih dari 400 antigen terdapat pada permukaan eritrosit
Kurangnya antigen eritrosit dalam tubuh berpotensi menghasilkan
antibodi jika terpapar dengan antigen tersebut
Penghancuran sel-sel darah merah menyebabkan terbentuknya
bilirubin
Manifestasi klinis
Hidrops Fetalis
- Hidrops fetalis adalah suatu sindroma ditandai edema menyeluruh pada bayi,
asites dan pleural efusi pada saat lahir.
- Pada kasus parah, terjadi edema subkutan dan efusi kedalam kavum serosa.
- Hemolisis yang berlebih dan berlangsung lama akan menyebabkan hiperplasia
eritoid pada sumsum tulang, hematopoesis ekstrameduler di dalam lien dan
hepar, pembesaran jantung dan peredaran pulmoner.
- Asites dan hepatosplenomegali yang terjadi dapat menimbulkan distosia akibat
abdomen janin sangat membesar
- Hidrothoraks dapat menganggu respirasi
janin
- Anemia berat
- Kegagalan sirkulasi
![Page 29: Polihidramnion Dan Oligohidramnion](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081604/55cf923d550346f57b94d972/html5/thumbnails/29.jpg)
- Bayi hidrops yang bertahan hidup tampak pucat, edema dan lemas saat
dilahirkan
- Lien membesar , ekimosis dan petekie menyebar
- Sesak napas
- Kolaps sirkulasi
Penegakan diagnosis
- Diagnosis isoimunisasi berdasarkan deteksi antibodi pada serum ibi. Metode
ini yang paling sering digunakan adalah tes coombs tak langsung = penapisan
antibodi/ Ig secara tidak langsung.
- Tes coombs, bergantung pada kemampuan anti IgG (coombs) serum untuk
mengaglutinasi eritrosit yang dilapisi IgG.
- Tes coombs, serum darah pasien dicampurdengan eritrosit yang mengandung
antigen eritrosit menurun tertentu, diinkubasi, lalu eritrosit dicuci suatu
substansi lalu ditambahkan untuk menurunkan potensi listrik dari membran
eritrosit. Serum coombs ditambahkan dan jika Ig ibu ada dalam eritrosit =
aglutinasi (+).
- Ikterus 24 jam pasca persalinan
- Kadar Hb < 15 mg % di tali pusat
- Kadar bilirubin > 5 mg % di tali pusat
- Splenohepatomegali
Tatalaksana
Bentuk ringan tidak memerlukan pengobatan spesifik, kecuali bila terjadi
kenaikan bilirubin yang tidak wajar. Bentuk sedang memerlukan tranfusi tukar,
umumnya dilakukan dengan darah yang sesuai dengan darah ibu (Rhesus dan ABO).
Jika tak ada donor Rhesus negatif, transfusi tukar dapat dilakukan dengan darah
Rhesus positif sesering mungkin sampai semua eritrosit yang diliputi antibodi
dikeluarkan dari tubuh bayi. Bentuk berat tampak sebagai hidrops atau lahir mati yang
disebabkan oleh anemia berat yang diikuti oleh gagal jantung. Pengobatan ditujukan
terhadap pencegahan terjadinya anemia berat dan kematian janin.
Transfusi tukar
Tujuan transfusi tukar yang dapat dicapai :
- Memperbaiki keadaan anemia, tetapi tidak menambah volume darah
![Page 30: Polihidramnion Dan Oligohidramnion](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081604/55cf923d550346f57b94d972/html5/thumbnails/30.jpg)
- Menggantikan eritrosit yang telah diselimuti oleh antibodi (coated cells)
dengan eritrosit normal (menghentikan proses hemolisis)
- Mengurangi kadar serum bilirubin
- Menghilangkan imun antibodi yang berasal dari ibu
Yang perlu diperhatikan dalam transfusi tukar :
- Berikan darah donor yang masa simpannya ≤ 3 hari untuk menghindari
kelebihan kalium.
- Pilih darah yang sama golongan ABO nya dengan darah bayi dan Rhesus
negatif (D-)
- Dapat diberikan darah golongan O Rh negatif dalam bentuk Packed red cells.
- Bila keadaan sangat mendesak, sedangkan persediaan darah Rh.negatif tidak
tersedia maka untuk sementara dapat diberikan darah yang inkompatibel (Rh
positif) untuk transfusi tukar pertama, kemudian transfusi tukar diulangi
kembali dengan memberikan darah donor Rh negatif yang kompatibel.
- Pada anemia berat sebaiknya diberikan packed red cells.
- Darah yang dibutuhkan untuk transfusi tukar adalah 170 ml/kgBBbayi dengan
lama pemberian transfusi ≥ 90 menit.
- Lakukan pemeriksaan reaksi silang antara darah donor dengan darah bayi, bila
tidak memungkinkan untuk transfusi tukar pertama kali dapat digunakan darah
ibunya, namun untuk transfusi tukar berikutnya harus menggunakan darah
bayi.
Transfusi albumin
Pemberian albumin sebanyak 1 mg/kg BB bayi, maka albumin akan mengikat
sebagian bilirubin indirek. Karena harga albumin cukup mahal dan resiko terjadinya
overloading sangat besar maka pemberian albumin banyak ditinggalkan.
Fototerapi
Foto terapi dengan bantuan lampu blue violet dapat
menurunkan kadar bilirubin. Fototerapi sifatnya hanya
membantu dan tidak dapat digunakan sebagai terapi
tunggal.
![Page 31: Polihidramnion Dan Oligohidramnion](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081604/55cf923d550346f57b94d972/html5/thumbnails/31.jpg)
Komplikasi
- Anemia ringan : Ketika jumlah sel darah merah bayi mengalami kekurangan,
darhnya tidak dapat membawa cukup oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian
tubuh, menyebabkan organ-organ dan jaringan untuk berjuang.
- Hiperbilirubinemia dan ikterus : Pemecahan sel darah merah menghasilkan
bilirubin, zat warna kuning kecoklatan yang sulit bagi bayi untuk melepaskan
dan bertambah dalam darahnya (hiperbilirubinemia) dan membuat kulit bayi
tampak kuning.
- Anemia berat dengan pemebesaran hati dan limpa : Tubuh bayi mencoba
untuk mengkompensasi kerusakan sel darah merah dengan membuat lebih
banyak mereka di dalam hati dan limpa secara cepat, yang menyebabkan
organ mengalami pembesaran. Sel-sel darah merah yang baru, lebih banyak
mengalami immatur dan tidak berfungsi sepenuhnya, serta menyebabkan
anemia berat.
![Page 32: Polihidramnion Dan Oligohidramnion](https://reader036.fdocuments.net/reader036/viewer/2022081604/55cf923d550346f57b94d972/html5/thumbnails/32.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, A.C & Hall, J.E. (2006) Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. EGC :
Jakarta.
Sofian, A. (2013) Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri : Obstetri fisiologi, Obstetri
Patologi. Edisi 3. Jilid 1. EGC : Jakarta.
Wiknjosastro, G.H. (2009) Plasenta dan Cairan Amnion. Dalam : Prawirohardjo, S.
Ilmu Kebidanan. Edisi 4. PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo : Jakarta.
Cunningham, F.G., Maldo Hald, Gant, N. F. Obstetri Williams vol 1 (penerjemah :
Joko Suyono dan Andi Hartono), edisi ke-21, EGC, Jakarta, 2005
Sindu, E. Hemolytic disease of the newborn. Jakarta: Direktorat Laboratorium
Kesehatan Dirjen. Pelayanan Medik Depkes dan Kessos RI; 2005.
Mirzanaie dan Kurniawati, 2010. Obgynaceae. Yogyakarta: TOSCA Enterprise
Sadler, T. W.,1996. Embriologi Kedokteran Langman, edisi 7. EGC : Jakarta.