Pola Pemb iayaan Usa ha Ke cil PENANGKAPAN IKAN ... EKSKUTIF POLA PEMBIYAAN USAHA KECIL Penangkapam...
Transcript of Pola Pemb iayaan Usa ha Ke cil PENANGKAPAN IKAN ... EKSKUTIF POLA PEMBIYAAN USAHA KECIL Penangkapam...
Kan
Pola PPEN
ntor Perw
PembNANGPELA
wakilan
iayaaGKAAGIS
Bank Ind
2013
an UsaPAN
S KEC
donesia P
3
aha Ke IKA
CIL
Provinsi
ecil AN
Maluku
RINGKASAN EKSKUTIF POLA PEMBIYAAN USAHA KECIL Penangkapam Ikan Pelagis Kecil
Usaha penangkapan Ikan Laut dengan alat tangkap purse seine dilakukan dengan teknis
yang sederhana, mengingat alat tangkap ini sangat praktis dalam pengoperasiannya sehingga nelayan di daerah Maluku cukup banyak mengadakan operasi penangkapan dengan alat tangkap ini.Dari hasil penangkapan ikan laut, maka nelayan melakukan penjualan ikan dengan beberapa alternatif yaitu dijual langsung kepada ’jibu-jibu” (istilah pembeli ikan di ditempat berlabuh), dijual ke pasar, bahkan ada yang bisa dibeli oleh perusahaan penampung ikan yang pada umumnya sudah menggunakan Cold Storage sebagai tempat menyimpan ikan sebelum di eksport.
Sistim penjualan menggunakan takaran ”pen” atau ”loyang” (istilah daerah Maluku), dengan berat per loyang sekitar 30 kg - 40 kg. Harga hasil ikan per bulan berdasarkan Musim, yaitu Musim Barat dan Musim Timur.
Kedala saat ini adalah perbedaaan musin yang dapat bisa membedakan harga mencapai 50%, karena pada musim timur secara umum nelayan jarang berlayar akibat cuaca yang tidak mendukung, sehingga pada musim timur produksi menurun dan menyebabkan harga ikan menjadi tinggi, sedangkan pada musim barat, nelayan tradisional dan pengusaha penangkap ikan hampir seluruhnya melaut, karena pada musim barat cuaca sangat baik untuk mengadakan operasi penangkapan ikan.
Secara umum jenis ikan yang dihasilkan dengan alat tangkap Pukat Cincin (Purse Seine) adalah jenis ikan Momar (Layang) dan Ikan Kawalinya (Selar) mengingat jenis jaring ini lebih relevan dapat menangkap kedua ikan tersebut, yang rata-rata produksi per bulan bisa mencapai 238 pan / bulan atau bila dihitung dengan omset mencapai Rp. 98 juta per bulan.
Pada usaha penangkapan ikan dengan skala yang lebih besar, kredit investasi digunakan untuk membiayai pembelian alat tangkap, kapal penangkap ikan, dengan bobot kapasitas pendukung yang memadai untuk produksi skala besar, berbagai jaring penangkap ikan yang besar, dan alat-alat pendukung dengan nilai investasi yang cukup besar. Untuk penelitian ini pengusaha memperoleh Fasilitas Kredit dari salah satu bank di kota Ambon, Provinsi Maluku dengan plafond Rp. 400 juta rupiah, suku bunga 13% flat untuk jangka waktu 3 tahun, untuk pembiayaan dalam bentuk pembelian boat / perahu, untuk membiayai 90% investasi aset tetap , dan sisanya sebesar 10% berasal dari ekuitas (modal sendiri). Pola pembiayaan pada usaha penangkapan ikan, oleh perbankan masih menghadapi kendala, mengingat hampir 50% usaha perikanan sangat tergantung pada musim terutama skala usaha kecil dan keluarga, sedangkan 50% lainnya yang termasuk usaha penangkapan ikan skala lebih besar, sudah berjalan dengan produksi yang berkesinambungan walaupun belum merata.
Pembiayaan kredit dari bank berupa investasi, digunakan untuk pembelian kapal penangkap ikan/boat dan pembuatan rumpon. Kredit investasi jangka waktu 3 tahun dengan suku bunga 13 %. Hasil perhitungan menunjukan bahwa menunjukan bahwa usaha kecil penangkapan ikan pelagis kecil dengan pola Pukat Cincin (Purse Sein), merupakan usaha yang menguntungkan, baik dari suku bunga 13 % pertahun net B/C ratio1.93 dan NPV = Rp.552.055.187,- dan IRR sebesar 59.3%. Hasil analisis keuangan ini menunjukan bahwa usaha kecil penangkapan ikan pelagis kecil dengan pola pukat cincin merupakan proyek yang menguntungkan, maka tidak heran perbankan berlomba untuk menawarkan pembiayaan ini.
i
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa yang
senantiasa memberikan kelimpahan rahmat dan hidayah Nya, Kantor Perwakilan
Bank Indonesia Provinsi Maluku telah selesai menyusun buku pola pembiayaan
(Lending Model) Usaha Kecil Penangkapan Ikan Pelagis Kecil dalam rangka
pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan Pemberdayaan
Sektor Riil.
Buku ini disusun berdasarkan informasi dan data baik primer maupun
sekunder dari berbagai pihak terkait. Buku ini berisi beberapa aspek yang sangat
erat kaitannya dengan kelayakan usaha yaitu : a). Profil Usaha; b). Aspek Pasar
dan Pemasaran; c). Aspek Teknis Produksi; d) Aspek Keuangan yang dilengkapi
dengan perhitungan kelayakan berbasis Microsoft Excel.
Pada kesempatan ini, tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran pada saat
penyusunan rencana, pengumpulan data primer dan sekunder yang diperlukan
dalam penyusunan buku ini. Secara khusus ucapan terima kasih kami
disampaikan kepada :
1. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku.
2. Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Ambon.
3. Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Maluku.
4. Dinas Koperasi dan UMKM Kota Ambon.
5. PT.Pelabuhan Perikanan Nusantara Kota Ambon.
6. Rekan-rekan perbankan sebagai nara sumber di daerah penelitian khususnya
di Kota Ambon, khusunya Bank Pembangunan Daerah Maluku.
7. Para pelaku usaha yang mendukung kegiatan penelitian ini, khususnya CV.
Kawalinya.
ii
8. Drs. I.S Tetelepta, Msi.
9. Dr.Ir. Alberth CH. Nanlohy, Msi.
Kami menyadari bahwa buku ini masih jauh dari sempurna untuk itu
saran, dan masukan sangat penting bagi kami untuk penyempurnaan penelitian
dimasa yang akan datang. Selain itu, bagi pembaca yang ingin mengajukan
pertanyaan terkait dengan buku ini, dapat menghubungi : Kantor Perwakilan
Bank Indonesia Provinsi Maluku, Cq Unit Akses Keuangan dan UMKM.
Akhir kata, semoga buku ini bermanfaat bagi pembaca dan dapat
memberikan kontribusi dalam pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah
(UMKM).
Ambon, Desember 2013
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku
Wuryanto Kepala Perwakilan
iii
RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL PENANGKAPAN IKAN PELAGIS KECIL
No Unsur Pembiayaan Uraian1 Jenis Usaha Usaha Penangkapan ikan Pelagis Kecil
dengan alat tangkap Pukat Cincin (Purse Seine)
2 Lokasi Usaha Desa Waai dan Desa Latuhalat Kecamatan Nusanive Kota Ambon, Provinsi Maluku
3 Dana yang digunakan Investasi = Rp 381.877.700,- Modal Kerja = Rp 210.233.000,- Total = Rp 592.110.700,-
4 Sumber Dana Kredit Perbankan = Rp 343.689.300,- Modal Sendiri = Rp 38.187.700,- Suku bunga per tahun = 13% Jangka waktu kredit = 3 tahun
5 Periode pembayaran kredit Pengusaha melakukan angsuran pokok dan angsuran bunga setiap bulan selama jangka waktu kredit
6 Kelayakan Usahaa) Periode proyek b) Produk utama c) Skala proyek d) Teknologi e) Pemasaran produk
3 tahun Pukat Cincin (Purse Seine) Pendapatan per tahun Rp 2.058.000.000,- Sederhana
7
Break Event Points Analisis BEP tahun ke-1 BEP tahun ke-2 BEP tahun ke-3
Rupiah Kg Rupiah Kg Rupiah Kg
Rp. 639.021.015,- 1.118 kg Rp. 593.009.901,- 1.037 kg Rp. 546.998.787,- 957 kg
8 Kriteria kelayakan usahaa) NPV (14%) b) IRR c) Net B/C Ratio d) PBP
Penilaian
Rp. 553.055.187,- 59,3 % 1.93 1.53 tahun 18.3 bulan Layak Dilaksanakan
iv
9
Analisa Sensitivitas
1. Sisi Pendapatan
a. Turun 9 %
- Net B/C Ratio DF 14%
- NPV DF 14 % - IRR - PBP
- Kelayakan Usaha
1.19 Rp. 144.722.502,- 15.5 % 1.19 tahun 2.65 bulan Layak
b. Turun 13 % - Net B/C Ratio DF
14% - NPV DF 14 % - IRR - PBP
- Kelayakan Usaha
0.87 (-) Rp. 79.647.579,- (-)27.3% 0,87 tahun 3,86 bulan Tidak Layak
10
2. Sisi Biaya Variabel
c. Naik 20 % - Net B/C Ratio DF
14% - NPV DF 14 % - IRR - PBP
- Kelayakan Usaha
1.11 Rp . 67.962.236,- 7.4% 2.87 tahun 34.5 bulan Layak
d. Naik 23 % - Net B/C Ratio DF
14% - NPV DF 14 % - IRR - PBP
- Kelayakan Usaha
0.99 (-) Rp.4.651.706 ,- (-)7.5% 3.29 tahun 39.5 bulan Tidak Layak
v
11. 3. Sisi Pendapatan dan Biaya Operasional
e. Pendapatan Turun 8 %.
Biaya Variabel Naik 4 %
- Net B/C Ratio DF 14%
- NPV DF 14 % - IRR - PBP
- Kelayakan Usaha
1.11 Rp.66.496.433 ,- 7.1% 2.88 tahun 34.6 bulan Layak
f. Pendapatan Turun 9 %& Biaya Variabel Naik 5 %
- Net B/C Ratio DF
14% - NPV DF 14 % - IRR - PBP
- Kelayakan Usaha
(-) 0.99 (-) Rp.6.300.735,- (-)7.9% 3.30 tahun 39.6 bulan Tidak Layak
vi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................ i
RINGKASAN ................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................... ix
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................. 1 BAB II. PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN
2.1. Aspek Usaha ...................................................................... 9 2.2. Pola Pembiayaan ............................................................... 12
BAB III. ASPEK PASAR DAN PEMASARAN 3.1. Aspek Pasar ..................................................................... 14
3.1.1. Permintaan Pasar ................................................... 14 3.1.2. Penawaran Pasar .................................................... 15
3.2. Aspek Pemasaran ............................................................. 15 3.2.1. Penetapan Harga ................................................... 16 3.2.2. Skema Pemasaran ................................................... 16 3.2.2. Kendala Pemasaran ................................................ 17
BAB IV. ASPEK TEKNIS DAN PRODUKSI 4.1. Lokasi Usaha ...................................................................... 18 4.2. Teknologi Peralatan Usaha Pukat Cincin ............................ 22 4.2.1. Pukat Cincin ............................................................ 22 4.2.2. Prospektif Pulat Cincin .............................................. 23 4.2.3. Alat Bantu Penangkapan Ikan……………………….. 23 4.3. Tenaga Kerja ..................................................................... 27 4.4. Kegiatan Produksi ............................................................. 27 4.4.1. Pola Operasional Kegiatan ....................................... 27 4.4.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan kegiatan Penangkapan ikan ............. 30 4.5. Kapasitas Produksi ........................................................... 30 4.6. Antisipasi Perubahan Musim ............................................ 31 4.7. Kendala dan Alternatif Solusi .......................................... 31
vii
BAB V. ASPEK HUKUM 5.1. Bentuk Usaha .................................................................. 33 5.2. Pengelolaan Usaha .......................................................... 33 BAB VI. ASPEK KEUANGAN 6.1. Pemilihan Pola Usaha ..................................................... 35 6.2. Asumsi dan Jadwal Penangkapan .................................... 35 6.3. Komponen Biaya Investasi dan Biaya Operasional ............ 38 6.3.1. Biaya Investasi ........................................................ 38 6.3.2. Biaya Operasional ................................................... 39 a. Biaya Variabel ..................................................... 39
b. Biaya Tetap ........................................................ 40 6.4. Komponen Biaya Produksi dan Penerimaan ................... 41 6.5. Komponen Proyek si Rugi Laba Usaha dan Break Even Point ...................................................................... 42 6.6. Proyeksi Arus Kas dan Kelayakan Finansial Proyek ............. 44 6.7. Analisa Sensitivitas Kelayakan Usaha ................................ 46
BAB VII. ASPEK EKONOMI, SOSIAL DAN DAMPAK LINGKUNGAN 7.1. Aspek Ekonomi dan Sosial .............................................. 50 7.1.1. Backward Linkage ................................................ 50
7.1.2. Forward Linkage .................................................... 50 7.2. Dampak Lingkungan ...................................................... 50
BAB VIII. KESIMPULAN DAN SARAN
8.1. Kesimpulan .................................................................. 52 8.1. Saran ............................................................................ 54 DAFTAR PUSTAKA ............................................................ 56 DAFTAR LAMPIRAN .......................................................... 57
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Pemasaran Ikan Pelagis Kecil……………………..……… 15
Gambar 2. Ikan Asap, salah satu produk turunan yang digemari masyarakat………………………………………………… 15
Gambar 3. Menarik Purse Seine………………………………… ....... 18
Gambar 4. Menebar Jaring Purse Seine……………………………. .. 18
Gambar 5. Rumpon……………………………………………………. 24
Gambar 6. Masyarakat terlibat dalam pembuatan rumpon………… 24
Gambar 7 Kapal Penangkap Ikan Berlabuh di Pusat Pendaratan….. 33
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Produksi Perikanan di Provinsi Maluku Menurut Jenis Ikan
Tahun 2011 – 2011 ............................................. ……..……...… 4
Tabel 2. Tingkat Produksi, Pendapatan dan Konsumsi Ikan
Perkapita Tahun 2011 – 2013...................................................... 5
Tabel 3. Pengembangan Industri Perikanan Didukung Industri
12 Pelabuhan Perikanan ............................................................. 7
Tabel 4. Produksi dan Nilai Produksi Perikanan Maluku 2012.................... 8
Tabel 5. Potensi, JTB, dan Tingkat Pemanfaatan Sumberdaya
Perikanan di perairan ................................................................. 10
Tabel 6. Asumsi Penangkapan Ikan Pukat Cincin Musim Barat………..... 35
Tabel 7. Asumsi Penangkapan Ikan Pukat Cincin Musim Timur ….. ....... 36
Tabel 8. Biaya Investasi ……………………………………….…….…..….. 37
Tabel 9. Biaya Variabel …………...………………………………………... 38
Tabel 10.Biaya Tetap …………………………………………..…………… 39
Tabel 11.Kebutuhan Modal Kerja …………...…………………………….. 40
Tabel 12.Proyeksi Produksi dan Penerimaan………….………..……..…... 40
Tabel 13.Proyeksi Rugi Laba Usaha…………………………………………. 42
Tabel 14.Proyeksi Arus Kas dan Kelayakan Finansial Proyek………….……. 44
Tabel 15.Hasil Analisa Sensitivitas Usaha Skenerio I……………………..…. 46
Tabel 16.Hasil Analisa Sensitivitas Usaha Skenario II……………….……… 47
Tabel. 17.Hasil Analisa Sensitivitas Skenario III………..……………………. 48
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~1~
BAB I PENDAHULUAN
Dalam struktur PDRB Provinsi Maluku, sektor primer masih cukup
besar yaitu mencapai lebih dari 74 %. Demikian halnya dengan daya serap
tenaga kerja di sektor primer yang mencapai 70%. Hal ini memperlihatkan
bahwa sumber daya alam, termasuk bidang perikanan merupakan potensi
ekonomi yang menjadi tulang punggung perekonomian provinsi Maluku. Oleh
sebab itu, salah satu prioritas pembangunan yang dikembangkan adalah sub
sektor perikanan dan kelautan.
Provinsi Maluku yang memiliki luas wilayah 712.479,69 km2, sekitar
658.294,59 km2 adalah wilayah lautan dan 54.185 km2 adalah wilayah
daratan. Wilayah Provinsi Maluku yang terdiri dari ribuan pulau, menciptakan
pula daerah pesisir yang berhadapan langsung dengan perairan luas. Kekayaan
laut Maluku dan sekitarnya berpotensi besar untuk mendatangkan
kemakmuran bagi masyarakat Maluku. Namun dalam pelaksanaannya di
lapangan tetap menghadapi kendala. Dalam hal pengelolaan kekayaan laut ini,
misalnya, sekalipun sudah otonomi daerah, namun terjadi tarik-menarik
kepentingan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Perairan Teluk Ambon Dalam (TAD) memiliki luas kurang lebih 11, 03
km2, sedangkan perairan yang merupakan habitat sumberdaya ikan pelagis
adalah seluas kurang lebih 9,387 km2. Jenis-jenis ikan pelagis yang umumnya
dijumpai di perairan ini adalah ikan-ikan yang tergolong dalam kelompok jenis
sumberdaya ikan pelagis kecil seperti ikan puri putih (Stolephorus indicus), puri
merah (Stolephorus heterolobus), make (Sardinella spp.), lompa (Thrisina
baelama), buarao (Selaroides sp.) dan lema/tatari (Rastrelliger kanagurta),
sementara jenis-jenis ikan pelagis besar seperti cakalang (Katsuwonus pelamis)
dan tatihu (Thunnus albacares) tidak dijumpai di perairan ini.
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~2~
Perairan Teluk Ambon Luar (TAL) yang termasuk dalam wilayah Kota
Ambon adalah seluas 98, 78 km2. Terdapat lima jenis ikan yang mendominasi
hasil tangkapan armada penangkapan (pukat cincin dan jaring insang hanyut)
di perairan ini, yakni ikan momar (Decapterus spp.), kawalinya (Selar
crumenopthalmus) ikan komu (Auxis thazard, Euthynnus affinis), dan lema
(Rastrelliger spp.), sedangkan jenis-jenis ikan yang hadir tetapi dengan
frekuensi dan kelimpahan yang rendah adalah ikan make (Sardinella spp.), ikan
puri (Stolephorus spp.) dan paperek (Leiognatus spp.).
Wilayah perairan Selatan Kota Ambon adalah perairan dengan sifat
oseanis seluas 241,1 km2. Jenis-jenis sumberdaya ikan pelagis yang terdapat di
wilayah perairan ini termasuk dalam kategori kelompok pelagis kecil dan
kelompok pelagis besar.
Jenis-jenis ikan pelagis kecil yang dominan yang ditemukan di wilayah
perairan ini adalah, ikan momar/layang (Decapterus spp.), kemudian diikuti
oleh ikan kawalinya/selar (Selar crumenopthalmus) dan komu/tongkol (Auxis
thazard), ikan terbang (Cypsilurus spp.) dan ikan tola (Elagatis spp.). Selain itu
jenis pelagis kecil bukan ikan (non-ikan) yang dijumpai adalah cumi-cumi
(Loligo spp.). Sumberdaya ikan pelagis besar yang umumnya terdapat di
perairan Selatan Ambon adalah cakalang dan tatihu atau tuna.
Ikan momar dan kawalinya hadir sepanjang tahun sedangkan, ikan
komu umumnya hadir pada pertengahan musim timur (Juni dan Juli) tapi
kadang-kadang sangat melimpah pada awal hingga pertengahan Musim Barat
(November – Januari). Sumberdaya ikan pelagis yang terdapat diwilayah
perairan Teluk Baguala hanyalah jenis-jenis dari kelompok sumberdaya pelagis
kecil yakni ikan kawalinya (Selar crumenopthalmus), momar (Decapterus
macrosoma, D. russelli.), make (Sardinella fimbriata, S. melanura.), komu
(Auxis thazard), lema (Rastrelliger spp.), teri/puri (Stolephorus spp,
Encrasicholina spp). Pemanfaatan sumberdaya ikan pelagis kecil di perairan
Teluk Ambon pada umumnya yang dominan digunakan adalah alat pukat
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~3~
cincin (purse seine), bagan, redi, dengan tingkat pemanfaatan sebesar 181,68
ton/tahun. Hal ini menggambarkan tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan
pelagis kecil di perairan ini baru mencapai 51,79 % dari nilai Maximum
Sustainable Yield (MSY) sehingga masih terdapat peluang peningkatan
pemanfaatannya sebesar 169,11 ton per tahun. Hasil survei dengan metode
hidroakustik pada Musim Barat diperoleh nilai kepadatan rata-rata sumberdaya
ikan pelagis kecil di perairan ini adalah sebesar 4,790 ton/km2 atau
kelimpahannya sebesar kurang lebih 392 ton/bulan dengan nilai Maximum
Sustainable Yield (MSY) sekitar 196 ton/bulan.
Pengusahaan sumberdaya ikan pelagis kecil di perairan Teluk Ambon
Luar umumnya menggunakan alat-alat tangkap pukat cincin, jaring insang
hanyut, pancing berangkai pancing tonda dan bagan, dengan produksi
mencapai sekitar 158 ton/bulan.
Dari nilai tingkat pemanfaatan di atas, maka pengusahaan
sumberdaya ikan pelagis kecil di Teluk Ambon Luar masih dapat
dikembangkan. Untuk mencapai nilai Maximum Sustainable Yield (MSY)
tersebut, maka dapat ditambah jumlah unit-unit penangkap yang total
produksinya kurang lebih sebesar 38 ton/bulan.
Kepadatan sumberdaya ikan pelagis kecil di perairan Selatan Kota
Ambon adalah sebesar 4,1312 ton/km2 atau kelimpahannya sebesar kurang
lebih 996,03 ton/bulan dengan nilai MSY sebesar 498,02 ton/bulan dan
sumberdaya ikan pelagis besar di perairan ini adalah sebesar 2,574 ton/km2
atau kelimpahan sekitar 620,59 ton/bulan dengan nilai Maximum Sustainable
Yield (MSY) sebesar 310,30 ton/bulan. Pemanfaatan sumberdaya ikan pelagis
kecil di perairan Selatan Kota Ambon dengan menggunakan alat tangkap
pancing berangkai serta pukat cincin adalah sebesar 53,459 ton/bulan atau
10,73 % dari nilai MSY. Intensitas penangkapan ikan pelagis kecil yang tinggi
di perairan ini terjadi pada Musim Barat (Oktober–Maret) sedangkan yang
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~4~
rendah terjadi pada Musim Timur (April–September), karena kondisi laut yang
tidak memungkinkan untuk operasi penangkapan.
Produksi sumberdaya pelagis kecil masih memiliki peluang
pengembangan sekitar 444,561 ton/bulan lagi untuk mencapai nilai MSY di
perairan ini. Pengusahaan sumberdaya ikan pelagis besar diperairan ini
umumnya menggunakan huhate (pole and line) dan pancing tonda dengan
produksi mencapai 127,113 ton/bulan atau 40, 96 % dari titik Maximum
Sustainable Yield (MSY). Catch Per Unit Effort (PUE) dari unit-unit huhate
adalah sebesar 1.634 kg untuk cakalang dan 814 kg untuk tuna, sedangkan
CPUE dari unit-unit pancing tonda sebesar 48,5 kg untuk ikan tuna dan 17,
13 kg untuk ikan cakalang.
Tabel 1. Produksi Perikanan Provinsi Maluku Menurut Jenis Ikan Tahun 2010 - 2011
Jenis Ikan
Produksi (Ton) Nilai (Rp. 000)
2010 2011 2012 2010 2011 2012
Udang 5,467.00 8,267.70 8,019.40 138,860,100 200,991,650 194,961,901
Cakalang 35,952.40 51,466.20 53,010.20 135,097,100 254,005,650 261,625,820
Tuna 15,652.80 33,450.80 34,454.30 84,166,250 237,588,850 244,716,516
Kembung 14,838.60 28,012.30 28,852.70 40,459,500 132,602,604 136,580,682
Layang 27,798.20 35,828.80 36,903.70 80,343,550 110,227,260 113,534,171
Selar 7,554.60 14,076.60 14,498.90 20,139,560 47,103,260 48,516,358
Julung 3,416.20 6,115.10 6,298.50 6,415,900 12,358,520 12,571,312
Teri 71,770.00 9,420.00 9,702.60 11,742,150 18,030,400 18,571,312
Lain-lain
253,072.60 348,634.60 359,093.60 892,301,690 1,644,096,021 1,693,418,902
Ikan Darat/Budidaya
380,004.50 815,973.20 840,452.30 804,003,327 1,321,759,205 1,361,411,981
Jumlah 815,526.90 1,351,245.30 1,391,286.20 2,213,529,127 3,978,763,420 4,085,908,955
Sumber : Maluku Dalam Angka, BPS Tahun 2012
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~5~
Kegemaran makan ikan bagi masyarakat Maluku menjadikan ikan laut
merupakan komoditi utama, dan salah satu penyumbang inflasi, dan bila
dilihat dari Tabel 1. tampak bahwa pertumbuhan produksi ikan di Provinsi
Maluku dilihat dari jumlah dan nominalnya mengalami peningkatan yang
signifkan dengan rata-rata pertumbuhan pertahun mencapai 34% s.d 40%.
Jumlah penduduk Maluku pada Tahun 2012 mencapai 1.575.960, dengan
pertumbuhan rata-rata pertumbuhan 4% pertahun.
Tabel2. Tingkat Produksi, Pendapatan dan Konsumsi
Perkapita 2011 – 2013
TAHUN 2011 2012 2103
PRODUKSI 535.271,80 551.330,60 567.869,90
PENDAPATAN NELAYAN (PEMILIK) 2.704.426 2.839.648 2.924.837
PENDAPATAN NELAYAN (BURUH) 1.802.951 1.893.098 1.924.837
KONSUMSI PERKAPITA (Kg) 53 53 53
Sumber : I.S.Tetelepta (Universitas Pattimura)
Bila dilihat pada Tabel 2, laju pertumbuhan Produksi, Pendapatan,
Konsumsi Ikan Perkapita dari Tahun 2011 s/d 2013 di Provinsi Maluku rata-
rata mencapai 3% s.d 4%. Angka ini menunjukan pertumbuhan yang cukup
signifikan dari tahun ke tahun, artinya pengembangan produksi usaha ikan
menunjukan pertumbuhan yang baik, dan selanjutnya bila dilihat
pertumbuhan pendapatan untuk pemilik dan pekerja, meningkat paralel
dengan pertumbuhan produksi.
Konsumsi ikan perkapita per tahun di Provinsi Maluku cukup tinggi,
yaitu sebesar 53,4 kg/thn, atau masih diatas rata-rata konsumsi perkapita
nasional yang hanya 26,1 kg/thn. Berdasarkan gambaran tersebut, tentunya
sektor perikanan di Provinsi Maluku masih merupakan pasar yang cukup
potensial, sehingga untuk mengembangkan pasar di luar Provinsi Maluku perlu
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~6~
pola yang tepat dalam pengembangan usaha penangkapan Ikan ini baik dilihat
dari segi Ekonomis maupun Teknis.
Bila diperhatikan, tabel di atas menunjukkan bahwa Ikan Tuna dan
Cakalang masih merupakan produk andalan, tetapi bila dilihat pertumbuhan
produksi sangat kecil nilai pertumbuhannya. Peluang pasar ikan tuna cukup
besar, baik ekspor maupun pasaran lokal dengan sasaran ekspor tuna adalah
Jepang dan Singapura. Biasanya tuna yang diekspor adalah tuna yang masih
segar untuk dibuat sasimi atau sushi. Di Indonesia sendiri, pasar tuna terdapat
di kota-kota besar khususnya Jakarta, Surabaya, Bandung, Denpasar yang
banyak memiliki restauran Jepang.
Permasalahan pengembangan perikanan tangkap di Maluku masih ada
beberapa kendala secara spesifik antara lain :
1. Permasalahan Dalam Pengembangan Perikanan Tangkap di Maluku :
1) Permasalahan Internal Nelayan :
a. Teknologi penangkapan ikan yang masih tradisionil
b. Modal yang tidak memadai
c. Sumber Daya Manusia
2). Permasalahan Eksternal Nelayan
a. Terjadinya perubahan potensi sumberdaya Ikan
b. Keterbatasan sarana dan prasarana
c. Daerah penangkapan ikan semakin jauh
2. Permasalahan Permodalan di dalam Usaha Penangkapan Ikan.
1) Keterikatan dengan pemilik kapal
2) Ketidakmampuan perbankan dalam memberikan kredit
3) Kegagalan program pemerintah memberikan skim kredit
4) Budaya konsumerisme dan kesulitan dalam pemupukan modal
Walaupun produksi dan potensi perikanan yang sangat besar namun
belum didukung dengan adanya pengolahan ikan secara terpadu. Infrastruktur
yang dimiliki hanya Cold Storage, PPN, PPP dan PPI.
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~7~
Di Tual terdapat 1 unit usaha pengolahan ikan yaitu Maritim Timur Jaya yang
hanya menampung hasil penangkapan ikan di sekitar perairan laut Aru, belum
mencakup perairan Banda, Ambon, Seram dan Buru. Seperti dapat dilihat
Tabel 3:
Tabel 3. Pengembangan Industri Perikanan Didukung Pengembangan12 Pelabuhan Perikanan
NO NAMA PPN/ PPI/ PPP LOKASI KETERANGAN 1 Tantui Kota Ambon PPN 2 Dumar Kota Tual PPN 3 Eri Kota Ambon PPI 4 Taar Kota Tual PPI 5 Amahai Kab. Maluku Tengah PPI 6 Kayeli Kab. Buru PPI 7 Ukularang Kab. MTB PPI 8 Klisatu Wetar PPI 9 Kalar-kalar Kab. Aru PPI
10 Dobo Kab. Aru PPP 11 Tamher Timur Kab. Seram Bagian Barat PPP 12 Piru Kab. Seram Bagian Barat PPP
Ket : PPN : Pelabuhan Perikanan Nusantara, PPI : Pangkalan Pendaratan Ikan, PPP : Pelabuhan Perikanan Pantai
Ditinjau dari sisi keuangan ekonomis tentunya tidak terlepas dari
pembiayaan perbankan. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian lebih
mendalam untuk menemukan pola-pola pembiayaan yang sesuai agar mampu
mendukung pengembangan usaha perikanan dan penangkapan ikan.
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~8~
Tabel 4. Produksi dan Nilai Produksi Ikan, Provinsi Maluku 2012
No. Bulan –Month
Produksi Nilai produksi Harga rata2/Kg
Production Production value Average price/Kg
(Kg/Kgs) (Rp. 1000) (Rp. 1000)
1. Januari –January 6,197,190 84,942,012,000 13,706.54
2. Pebruari –February 5,883,816 75,186,900,500 12,778.59
3. Maret - March 7,722,752 90,075,043,500 11,663.59
4. April –April 5,245,297 59,720,847,000 11,385.60
5. Mei –May 7,525,493 73,233,328,595 9,731.37
6. Juni –June 5,127,921 58,222,864,500 11,354.09
7. Juli –July 5,015,310 65,283,140,000 13,016.77
8. Agustus –August 6,403,370 87,043.015,500 13,593.31
9. September –September 6,079,423 81,303,676,500 13,373.58
10. Oktober –October 6,306,351 93,544,325,000 14,833.35
11. November –November 7,394,702 108,571,944,500 14,682.40
12. Desember –December 5,000,117 101,069,360,000 20,213.40
Jumlah –Total 73,901,742/ 73,902 Ton
978,196.457.595 13,236.45
Sumber : Pelabuhan Perikanan Nasional Provinsi Maluku.
Dari Tabel 4, Produksi dan Nilai Produksi Ikan Tahun 2012,
menujukkan bahwa rata-rata produksi per bulan adalah 73.902 ton atau
setara dengan nilai produksi rata-rata perbulan Rp.81.516.371.466,- dengan
harga rata ikan per kg Rp.13.236,45,-. Dengan hasil data tabel tersebut, hasil
produksi ikan di Provinsi Maluku menunjukan hasil yang sangat tinggi, dengan
demikian pencanangan Provinsi Maluku sebagai Lumbung Ikan Nasional masih
relevan.
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~9~
BAB II
PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN
2.1. Profil Usaha
Pukat cincin ( Purse Seine ) yang umumnya digunakan di Indonesia adalah
suatu jenis alat penangkap ikan dari bahan jaring yang bentuknya empat
persegi panjang dimana mata jaring dari bagian jaring utama ukurannya sama,
jumlah mata jaring ke arah panjang atau ke arah horisontal Mesh Length (ML)
jauh lebih banyak dari jumlah mata jaring ke arah vertikal atau ke arah dalam
Mesh Depth (MD), pada bagian atasnya dilengkapi dengan beberapa
pelampung (float) dan di bagian bawah dilengkapi dengan beberapa pemberat
(sinkers) sehingga dengan adanya dua gaya yang berlawanan memungkinkan
jaring insang dapat dipasang di daerah penangkapan dalam keadaan tegak
(Martasuganda, 2002).
Potensi tujuh komoditas perikanan yang dapat dimanfaatkan di
Provinsi Maluku terutama terdapat di tiga Wilayah Pengelolaan Perikanan
(WPP), yakni Laut Banda (WPP 5) sebesar 277,99 ton/tahun, Laut Maluku
hingga Laut Seram (WPP 6) sebesar 590 ton/tahun dan Laut Arafura (WPP 8)
sebesar 771,55 ton/tahun. Menurut Departemen Kelautan dan Perikanan R.I
(2004), beberapa komoditas sumberdaya perikanan telah dimanfaatkan
melebihi potensi yang tersedia, yakni di perairan Laut Banda adalah ikan
pelagis kecil, ikan demersal dan cumi-cumi, di Laut Maluku-Laut Seram adalah
udang, dan di Laut Arafura adalah ikan karang dan lobster, seperti yang
ditampilkan pada Tabel 5 berikut ini :
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~10~
Tabel 5. Potensi, JTB dan tingkat pemanfaatan sumberdaya perikanan di perairanLaut Banda, Laut Maluku
hingga Laut Seram dan Laut Arafura.
No. Komoditas Perikanan
Laut Banda Laut Maluku-Laut
Seram Laut Arafura
Potensi (Ton/Thn)
Pemanf. (%)
Potensi (Ton/Thn)
Pemanf. (%)
Potensi (Ton/Thn)
Pemanf. (%)
1. Pelagis Besar 104,12 27,95 175,26 35,17 50,86 67,93 2. Pelagis Kecil 132,00 >100 384,75 31,48 468,66 2,63 3. Demersal 9,32 >100 54,86 38,33 202,34 77,49 4. Ikan Karang 32,10 19,38 14,50 37,04 3,10 >100 5. Udang 0 0 2,50 >100 43,10 85,08 6. Lobster 400,00 2,5 0,40 6,67 10,00 >100 7. Cumi Cumi 50,00 >100 0,45 39,97 3,39 8,85
Jumlah (Ton) 277,99 590,62 771,55
Pemanfaatan (%) 82,19 33,46 34,14 Sumber :Kementrian Kelautan dan Perikanan (DKP) R.I., 2012;
Provinsi Maluku sangat terkenal akan kekayaan laut yang melimpah
dan bervariasi, sehingga banyak juga nelayan dari wilayah lain di Indonesia
yang mencari dan menangkap ikan dengan menggunakan berbagai macam
alat tangkap di perairan Maluku.
Dengan melimpahnya kekayaan laut di Provinsi Maluku, maka usaha
penangkapan ikan sangat efektif mengingat potensi sumberdaya ikan di
daerah ini sangat menjanjikan masa depan dari suatu usaha. Salah satu pola
penangkapan ikan yang paling populer adalah Pola Penangkapan dengan
menggunakan Pukat Cincin (Purse Seine),untuk penangkapan jenis ikan
pelagis kecil seperti jenis ikan Momar/Layang (Decapterus russelli) dan
Kawalinya/Selar(Selaroides sp).
Pola penangkapan Ikan Laut dengan alat tangkap purse seinedilakukan
dengan teknis yang sederhana, mengingat alat tangkap ini sangat praktis
dalam pengoperasiannya sehingga nelayan di daerah Maluku cukup banyak
mengadakan operasi penangkapan dengan alat tangkap ini.
Proses produksi penangkapan ikan dengan Alat tangkap Purse seine
dengan dukungan kapal, alat tangkap dan beberapa tenaga kerja, teknis
pengoperasiannya adalah, nelayan langsung belayar menuju ke daerah
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~11~
penangkapan (fishing ground) pada sore hari menjelang malam untuk
mengadakan operasi penangkapan, dan selanjutnya setelah sampai di daerah
penangkapan nelayan menebarkan jaring/setting ke laut. Kemudian setelah
itu jaring dibiarkan selama 4–5 jam di perairan, setelah itu proses penangkatan
hasil tangkapan (haulling) ke perahu penangkap. Selanjutnya proses
penangkapan ini dapat dilakukan secara ber ulang-ulang dalam semalam.
Setelah proses penangkapan selesai maka pada pagi harinya nelayan kembali
ke tempat tolak (fishing base) dengan membawa hasil tangkapan.
Dari hasil penangkapan ikan laut, maka nelayan melakukan penjualan
ikan dengan beberapa alternatif yaitu dijual langsung kepada ’jibu-jibu” (istilah
pembeli ikan di ditempat berlabuh), dijual ke pasar, bahkan ada yang bisa
dibeli oleh perusahaan penampung ikan yang pada umumnya sudah
menggunakan Cold Storage sebagai tempat menyimpan ikan sebelum di
eksport.
Sistim penjualan menggunakan takaran ”pen” atau ”loyang” (istilah
daerah Maluku), dengan berat per loyang sekitar 30 kg - 40 kg. Harga hasil
ikan per bulan berdasarkan Musim, yaitu Musim Barat dan Musim Timur. Dari
kedua musim tesebut perbedaaan harga bisa mencapai 50%, karena pada
musim timur secara umum nelayan jarang berlayar akibat cuaca yang tidak
mendukung, sehingga pada musim timur produksi menurun dan
menyebabkan harga ikan menjadi tinggi, sedangkan pada musim barat,
nelayan tradisional dan pengusaha penangkap ikan hampir seluruhnya melaut,
karena pada musim barat cuaca sangat baik untuk mengadakan operasi
penangkapan ikan.
Secara umum jenis ikan yang dihasilkan dengan alat tangkap Pukat
Cincin (Purse Seine) adalah jenis ikan Momar (Layang) dan Ikan Kawalinya
(Selar) mengingat jenis jaring ini lebih relevan dapat menangkap kedua ikan
tersebut, yang rata-rata produksi per bulan bisa mencapai 238 pan / bulan
atau bila dihitung dengan omset mencapai Rp. 98 juta per bulan.
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~12~
Dari seluruh pengusaha perikanan tersebut, hampir 50% merupakan
pengusaha perorangan dan separuhnya merupakan pengusaha dengan level
nelayan menggunakan jaring. Dengan kondisi diatas, peluang usaha nelayan
UMKM masih bisa ditingkatkan dengan berbagai bantuan teknis baik dari
instansi terkait maupun lembaga yang berhubungan dengan usaha Perikanan
dan Nelayan.
2.2. Pola Pembiayaan.
Bank Pemerintah maupun Swasta harus bermitra dengan pengusaha
penangkap ikanuntuk kepentingan ( Stakeholder ) dalam memberikan bantuan
kepada nelayan dalam hal memberikan pinjaman dengan suku bunga yang
rendah dan dapat diterima oleh nelayan. Kredit yang diberikan oleh Bank
harus memperhatikan jaminan yang ada pada nelayan sehingga dapat
berpengaruh terhadap ikatan kontrak yang dibuat oleh Bank dengan nelayan.
Skim Kredit Usaha Rakyat (KUR) perlu disosialisasi kepada nelayan
sehingga nelayan dapat mengerti bahwa betapa pentingnya skim KUR dalam
mengembangkan Usaha Kecil. Untuk melakukan usaha perikanan dapat
dilakukan dengan menggunakan modal sendiri maupun kredit. Secara umum
kredit usaha penangkapan ikan sama dengan usaha umum lainnya.
Pada tingkat usaha yang tradisional, perbankan membiayai investasi
dalam bentuk pembelian boat/ perahu, jaring dan perlengkapan lainnnya,
sedangkan pengelolaannya dilakukan oleh tenaga kerja yang umumnya
mempunyai ikatan keluarga. Sedangkan usaha penangkapan ikan dengan
skala yang lebih besar, kredit investasi digunakan untuk membiayai pembelian
alat tangkap, kapal penangkap ikan, dengan bobot kapasitas pendukung yang
memadai untuk produksi skala besar, berbagai jaring penangkap ikan yang
besar, dan alat-alat pendukung dengan nilai investasi yang cukup besar.
Untuk penelitian ini pengusaha memperoleh Fasilitas Kredit dari salah satu
bank di kota Ambon, Provinsi Maluku dengan plafond Rp. 400 juta, suku
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~13~
bunga 13% flat untuk jangka waktu 3 tahun, untuk pembiayaan dalam
bentuk pembelian boat / perahu, untuk membiayai 90% investasi aset tetap ,
dan sisanya sebesar 10% berasal dari ekuitas (modal sendiri).
Pola pembiayaan pada usaha penangkapan ikan, oleh perbankan
masih menghadapi kendala, mengingat hampir 50% usaha perikanan sangat
tergantung pada musim terutama skala usaha kecil dan keluarga, sedangkan
50% lainnya yang termasuk usaha penangkapan ikan skala lebih besar, sudah
berjalan dengan produksi yang berkesinambungan walaupun belum merata.
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~14~
BAB III
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
3.1. Aspek Pasar
3.1.1. Permintaan Pasar
Produk perikanan laut merupakan produk usaha yang memiliki nilai
jual tinggi, apabila dilihat dari sisi permintaan, baik di pasar lokal (Provinsi
Maluku) maupun pasar luar Provinsi mampu menyerap seluruh hasil produksi
perikanan laut Maluku.
Permintaan terhadap berbagai jenis ikan laut cukup merata sepanjang
tahun, baik pada musim barat maupun pada musim timur (masa paceklik),
karena masyarakat Maluku sangat menggemari ikan sebagai santapan sehari-
hari. Pada tahun 2012, volume permintaan ikan di Maluku mencapai 972.000
ton/ tahun.
Pengelolaan jenis masakan khas Maluku yang menggunakan ikan salah
satunya adalah ikan asap, sedangkan Permintaan ikan cenderung meningkat
seiring dengan pertambahan penduduk dan diversifikasi olahan masakan ikan.
Berdasarkan data permintaan ikan di Provinsi Maluku, konsumsi ikan
perkapita di Maluku sangat tinggi, mencapai 53,4 kg/tahun, sementara
nasional hanya 26,1 kg/tahun.
Pemanfaatan sumberdaya kelautan Maluku perlu dioptimalkan
mengingat besarnya potensi perikanan Maluku dan luasnya pasar yang
tersedia (peningkatan angka konsumsi ikan).
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~15~
Gambar 1: Pemasaran ikan pelagis
kecil.
Gambar 2 : Ikan asap, salah satu
produk turunan yang
digemari masyarakat
3.1.2. Penawaran Pasar
Perkembangan UMKM Perikanan di Provinsi Maluku mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun, menunjukkan sektor perikanan Maluku
sangat menjanjikan.
Di sisi lain, hal tersebut juga berarti terjadi peningkatan persaingan
diantara sesama nelayan. Tingkat persaingan diantara nelayan belum jenuh,
sehingga masih terbuka untuk pasar lokal. Hal yang sama juga berlaku bagi
pasar luar Provinsi yang masih terbuka luas, dilain pihak hasil tangkapan ikan
mencapai puncaknya pada bulan januari s/d mei (musim arus barat),
sedangkan masa paceklik ikan terjadi pada bulan Juli s/d Desember (musim
arus timur).
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~16~
3.2. Aspek Pemasaran
3.2.1. Penetapan Harga
Mekanisme penetapan harga melalui proses tawar menawar antara
nelayan dengan nelayan lainnya, pengepul, maupun pedagang pasar.harga
ikan hasil tangkapan pada musim arus timur sangat tinggi yaitu mencapai
Rp.400.000 per pen s/d Rp.450.000,- per pen, pada musim barat lebih rendah
yaitu kisaran Rp.250.000,- s/d Rp.350.000,- per pen, guna mengantisipasi saat
harga murah, sebagian hasil tangkapan dijual kepada pedagang dan
pengepul untuk selanjutnya di ekspor.
3.2.2. Skema Pemasaran
Pemasaran ikan masih sederhana, yakni dari nelayan langsung dijual
kepada pengepul, untuk selanjutnya pengepul menjual kepada pengecer di
pasar Mardika, Pasar Gotong Royong, Pasar Paso dan lain-lain. Skema
pemasaran dari produksi perikanan tangkap Maluku dapat dilihat pada
diagram di bawah ini :
Skema Pemasaran CV. Kawalinya
Hasil Tangkap
Jibu‐jibu/pengumpul
Ekspor
Konsumen
Cold Storage
Pelelangan
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~17~
3.2.3 Kendala Pemasaran
a. Pemasaran masih mengandalkan pasar tradisional, dengan permintaan
sangat terbatas, sedangkan pasar modern dan pasar ekspor belum
optimal.
b. Masyarakat Maluku belum terbiasa mengkonsumsi ikan beku, sehingga
diperlukan edukasi atau sosialisasi bahwa ikan beku memiliki nilai gizi
sama dengan ikan segar pasar luar provinsi didominasi oleh pengusaha
ikan dari Bitung.
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~18~
Gambar 3 : Menarik Purse Seine Gambar 4: Menebar jaring bobo
BAB IV ASPEK TEKNIS dan PRODUKSI
4.1. Lokasi Usaha
Tempat pendaratan ikan (fishing base) bagi nelayan di Provinsi Maluku
yang menggunakan pukat cincin (purse seine) berlokasi di pesisir yang
daratannya membentuk teluk. Kenyataan ini ditemukan di pemukiman
seluruh desa nelayan di Provinsi Maluku yang pada umumnya berada di pesisir,
yang memanfaatkan sebagai tempat pendaratan ikan tanpa fasilitas dermaga
sama sekali.
Peningkatan aktifitas atau usaha penangkapan ikan dengan pukat
cincin (purse seine) merupakan indikasi adanya pengembangan perikanan
tangkap. Di beberapa wilayah Provinsi Maluku, nelayan pada umumnya
menggunakan pukat cincin untuk menangkap ikan.
Pada kapasitas usaha dengan jaring insang, mereka seharusnya dapat
mendaratkan hasil tangkapannya di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) yang
memiliki fasilitas penanganan dan pemasaran ikan yang lebih baik.
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~19~
Namun tempat pendaratan ikan (fishing base) berupa Pangkalan Pendaratan
Ikan (PPI) di provinsi Maluku masih sangat terbatas, dan hanya terdapat di
beberapa lokasi sehingga belum dapat memenuhi kebutuhan para nelayan.
Di sisi lain, pemerintah perlu mengembangkan sentra-sentra perikanan
tangkap dengan mengikuti perkembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi
setempat sehingga dapat mendorong dan mendukung tempat-tempat
pendaratan ikan yang berskala rakyat seperti Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI)
atau peningkatan statusnya menjadi Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP).
Penentuan daerah penangkapan ikan dan deteksi keberadaan ikan
yang tepat dan cepat adalah merupakan kunci keberhasilan operasi
penangkapan ikan. Penentuan daerah penangkapan ikan berkaitan dengan
tingkah laku ikan dalam masa pemijahan, jenis dan umur ikan, pada musiman
dan lain-lain merupakan sumber informasi yang penting secara biologis bagi
para nelayan untuk menentukan daerah penangkapan ikan.
Daerah penangkapan ikan bagi pukat cincin (purse seine) harus sesuai
dengan tingkah laku ikan tujuan tangkap yang menyebar secara horisontal
atau vertikal dalam batasan areal yang pasti. Daerah penangkapan dapat juga
berbeda sesuai dengan letak lintang dan bujur serta kedalaman perairan yang
disukai ikan. Penyebab utama mengapa suatu spesies ikan tertentu berkumpul
pada suatu area tertentu yakni :
1) Ikan memilih lingkungan hidup yang cocok dengan spesiesnya.
2) Mereka memburu sumber-sumber yang melimpah dengan makanan
3) Mereka mencari tempat menetap serupa yang pantas untuk bertelur dan
berkembang-biak.
Kondisi yang dibutuhkan untuk membentuk suatu daerah penangkapan yakni : 1) Perairan tersebut harus memiliki kondisi, dimana ikan datang dengan
mudah secara bersama-sama dalam bentuk kelompok, dan daerah itu
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~20~
merupakan suatu tempat yang baik bagi habitat mereka. Khusus untuk
ikan pelagis, pergantian kepadatan distribusi ikan dapat berlangsung sesuai
dengan musim. Tempat tersebut layak untuk dijadikan habitat ikan. Oleh
karena itu, dengan sendirinya akan diartikan sebagai tempat penangkapan.
Kondisi yang dibutuhkan untuk daerah penangkapan akan sesuai dengan
lingkungan yang pantas sebagai tempat tingggal ikan dan habitatnya, dan
juga memiliki kelimpahan umpan dan makanan untuk ikan. Tetapi ikan
akan secara bebas memilih tempat hunian yang diinginkannya, kondisinya
akan berlangsung sesuai komoditi keadaan waktu ke waktu dan dari suatu
tempat ke tempat yang lainnya. Untuk itu , jika mereka tinggal untuk
waktu yang lama di suatu tempat yang pasti, tempat ini akan menjadi
daerah penangkapan ikan.
2) Perairan tersebut akan menjadi tempat dimana nelayan dengan mudah
mengoperasikan alat penangkapan ikan. Perairan pesisir secara umum
dikatakan siap sebagai daerah penangkapan karena berlimpah dengan
makanan ikan.
3) Tetapi suatu ketika perairan ini tidak cukup baik untuk mengoperasikan
alat tangkap, terutama alat tangkap yang dibuat dari jaring, sebab
dipenuhi dengan kumpulan karang, arus yang deras dan pasang
naik/pasang surut yang besar. Nelayan di beberapa tempat akan selalu
berhati-hati untuk mengoperasikan alat tangkapnya.
4) Perairan tersebut akan dilokasikan sebagai suatu tempat yang bernilai
ekonomis, hal ini berlangsung secara alami akan tetap atau musiman
sebanding antara jumlah yang diinvestasikan dan yang dihasilkan. Jarak
yang jauh antara fishing base dan fishing ground akan menaikan biaya
operasi karena memerlukan bahan bakar lebih banyak. Nelayan
memperhitungkan pemberian modal pada manajemen penangkapan.
Supaya memperoleh efisiensi penangkapan, harus juga diperhitungkan
efisiensi mesin dan alat penangkapan ikan. Daerah penangkapan juga
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~21~
dikontrol oleh permintaan pasar untuk ikan, permintaan pasar untuk
produk perikanan akan dipengaruhi oleh kapasitas produk yang dihasilkan,
untuk itu diperlukan daerah penangkapan yang baru/lain. Jadi, daerah
penangkapan selalu memiliki nilai yang relatif, sehubungan dengan
keseimbangan ekonomi, daerah-daerah penangkapan yang lain, efisiensi
penangkapan dan permintaan ikan oleh pasar. Di sini, usaha harus selalu
dilakukan dengan benar pada daerah penangkapan yang baru dengan
prinsip ekonomi dan modernisasi metode penangkapan yang digunakan
secara efektif.
Pemilihan daerah penangkapan akan dibuat dengan pengertian yang
pantas secara efisien, menyenangkan dan penangkapannya bernilai ekonomi.
Metode pemilihan dibuat sebagai berikut :
1) Dianggap lingkungan perairannya memadai sesuai dengan tingkah laku
ikan yang dimaksud sesuai dengan penggunaan data hasil penelitian
kondisi oseanografi dan meteorologi.
2) Dianggap bahwa musim dan daerah penangkapan, dari diakumulasikannya
berbagai pengalaman penangkapan setelah dilakukan operasi
penangkapan ikan.
3) Pemilihan daerah penangkapan berdasarkan pertimbangan sejalan dengan
prinsip ekonomi kepadatan kelompok ikan, kondisi meteorologis, dan
sebagainya.
Sudah sejak turun temurun para nelayan di Provinsi Maluku
menggunakan mata dan tanda-tanda lain di perairan dan sekitarnya untuk
menentukan lokasi penangkapan ikan, antara lain adanya kelompok burung
laut yang menyambar ke permukaan laut, adanya gelembung udara di
perairan, adanya jazad renik yang mengeluarkan cahaya alami dan lain-lain.
Sampai dengan saat ini, pengetahuan nelayan di Provinsi Maluku
berdasarkan pengalaman untuk menentukan lokasi dan musim penangkapan
ikan masih tetap digunakan; juga faktor oseanografis lainnya, seperti : arus,
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~22~
curah hujan, kondisi awan dan angin, warna perairan, suhu air dan lain-lainnya
adalah merupakan alat deteksi alami berdasarkan pengalaman dari para
nelayan.
Hampir seluruh perairan di Propinsi Maluku dapat dijadikan sebagai
daerah penangkapan pola pukat cincin (purse seine), sesuai dengan
kewenangan pengelolaan, maka wilayah perairan yang dapat dikelola sebagai
daerah penangkapan pola pukat cincin oleh kabupaten/kota adalah perairan
dari batas surut terendah sampai batas 4 mil laut dan kewenangan
pengelolaan perairan Provinsi dari batas 4 mil laut sampai 12 mil laut Catch Per
Unit Effort (CPUE) juga sering digunakan untuk menyatakan indeks biomassa
ikan (atau kelimpahan) serta rasio hasil tangkapan (catch rate), serta dapat
dipergunakan sebagai ukuran efisiensi ekonomis suatu operasi penangkapan
dan keberhasilan operasi penangkapan (fishing success).
Rasio hasil tangkapan (catch rate) juga diartikan sebagai laju tangkap,
yaitu jumlah hasil tangkapan per satuan waktu atau hasil tangkapan per
satuan upaya.
4.2. Teknologi Peralatan Usaha Pukat Cincin ( Purse Siene)
4.2.1. Pukat Cincin (Purse Seine)
Pukat Cincin ( Purse Seine) adalah jenis jaring penangkap ikan berbetuk
empat persegi panjang atau trapesium, dilengkapi dengan tali yang dilewatkan
melalui cincin yang diikatkan pada bagian bawah jaring, sehingga dengan
menarik tali bagian bawah jaring dapat dikerutkan sehingga gerombolan ikan
terkurung didalam jaring.(Mukhtar, A.Pi, M.Si).
Prinsip menangkap ikan dengan pukat cincin adalah dengan melingkari
suatu gerombolan ikan dengan jaring, setelah itu jaring bagian bawah
dikerutkan, dengan demikian ikan-ikan terkumpul di bagian kantong.
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~23~
4.2.2. Prospektif Pukat Cincin (Purse Seine)
Pentingnya pukat cincin dalam usaha penangkapan sudah tidakperlu
diragukan diragukan lagi. Daerah penangkapannya juga sudah menjangkau
tempat-tempat yang cukup jauh dengan daerah penangkapan mulai laut
Jawa, selat Malaka dan laut di Kepulauan Maluku. Dalam 1 trip penangkapan,
lamanya 1-2 hari, dan jumlah nelayan berkisar antara 15-20 orang.
Sasaran penangkapan terutama jenis-jenis ikan pelagis kecil (kembung,
layang, selat, bentong, dan lain-lain). Pukat Cincin (Purse Seine) dapat
digunakan pada fishing ground dengan kondisi sebagai berikut :
1. A spring layer of water temperature adalah areal permukaan laut.
2. Jumlah ikan berlimpah dan bergerombol pada area permukaan air.
3. Kondisi laut bagus.
4.2.3. Alat Bantu Penangkapan
a. Lampu
Fungsi lampu untuk penangkapan adalah untuk mengumpulkan kawanan
ikan, kemudian dilakukan operasi penangkapan dengan menggunakan
berbagai alat tangkap, seperti Pukat Cincin (purse seine).
b. Rumpon
Rumpon umumnya dipasang pada kedalaman 30-75 m. Kedudukan
rumpon ada yang diangkat-angkat, tetapi ada juga yang bersifat tetap
tergantung pemberat yang digunakan. Dalam praktek penggunaan rumpon
yang mudah diangkat-angkat tersebut diatur sedemikian rupa, setelah Pukat
Cincin (purse seine) dilingkarkan, maka pada waktu menjelang akhir
penangkapan, rumpon secara keseluruhan diangkat dari permukaan air
dengan bantuan perahu penggerak.
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~24~
Gambar 5: Rumpon Gambar 6 : Masyarakat terlibat dalam
pembuatan rumpon
Untuk rumpon tetap atau rumpon dengan ukuran besar, tidak perlu
diangkat sehingga untuk memudahkan penangkapan dibuat rumpon mini.
Pada waktu penangkapan mulai diatur sedemikian rupa, diusahakan agar ikan-
ikan berkumpul disekitar rumpon dipindahkan atau distimulasikan kerumpon
mini. Caranya ada beberapa macam misalnya dengan menggiring dengan
menggerak-gerakkan rumpon induk dari atas perahu melalui pelampung-
pelampungnya.
Cara lain yang ditempuh yaitu seakan akan meniadakan rumpon induk
untuk sementara waktu dengan cara menenggelamkan rumpon induk atau
mengangkat sebagian dari rumpon yang diberi daun nyiur ke atas permukaan
air. Sehingga ikan-ikan yang semula berkumpul di sekitar rumpon pindah
beralih ke rumpon mini dan disini dilakukan penangkapan.
Sementara itu bisa juga digunakan tanpa mengubah kedudukan
rumpon yaitu dengan cara mengikatkan tali slambar yang terdapat di salah
satu kaki jaring pada pelampung rumpon, sedang ujung tali selambar lainnya
ditarik melingkar di depan rumpon.
Menjelang akhir penangkapan satu dua orang nelayan terjun kedalam
air untuk mengusiri kan-ikan di sekitar rumpon masuk ke kantong jaring.
Cara yang hampir serupa juga dapat dilakukan yaitu, setelah jaring
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~25~
dilingkarkan di depan rumpon maka menjelang akhir penangkapan ikan-ikan
di dekat rumpon dihalau dengan menggunakan galah dari satu sisi perahu.
Pemanfaatan sumberdaya perikanan di Indonesia khususnya di Maluku
hingga kini belum optimal karena penguasaan teknologi penangkapan oleh
nelayan umumnya masih berada pada kategori rendah. Nelayan hingga kini
masih menggunakan alat dan metode penangkapan yang cenderung
tradisional atau sedikit saja yang menggunakan teknologi penangkapan yang
semi modern. Penguasaan dan penggunaan teknologi penangkapan yang
lebih modern masih sangat minim karena membutuhkan modal investasi yang
besar.
Walaupun demikian dengan adanya permasalahan ini bukan berarti
pemanfaatan sumberdaya perikanan dengan tujuan mensejahterakan
masyarakat khususnya masyarakat nelayan di Maluku tidak dapat dilakukan.
Upaya-upaya mendayagunakan kemampuan, keterampilan dan peralatan
tangkap yang dimiliki harus terus dilakukan supaya pemanfaatan sumberdaya
perikanan dapat benar-benar dicapai secara lebih optimal.
Teknologi penangkapan ikan hingga kini masih terus dipelajari dan
dikembangkan dan hasilnya dapat diterapkan ke masyarakat. Penangkapan
ikan adalah bentuk produksi primer, karena termasuk ke dalam industri
tingkat pertama (primary industry) dan dapat bersifat komersil yakni suatu
kegiatan usaha yang menghasilkan. Dengan adanya kegiatan penanganan,
pengolahan dan pemasaran, maka usaha perikanan ada yang termasuk
industri tingkat kedua, ketiga dan sebagainya.
Kebijakan-kebijakan pemerintah selalu tersegmentasi ke dalam
pengelompokan tersebut. Kebijakan pengembangan perikanan kelompok
pertama dirahkan bagaimana memacu pertumbuhan yang pada gilirannya
akan memberikan kontribusi terhadap pendapatan nasional. Sedangkan
kebijakan pengembangan perikanan kelompok kedua diarahkan pada upaya
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~26~
peningkatan pendapatan nelayan tradisional sehingga tidak lagi berada dalam
kelompok nelayan miskin.
Perkembangan alat penangkapan ikan yang digunakan oleh nelayan
selalu sejalan dengan perkembangan metode penangkapan ikan. Pada suatu
perairan (letak, arus, gelombang, kedalaman, kondisi dasar perairan, dan lain-
lain), di perairan itu ada ikan (jenis, ukuran, umur, panjang, berat, besarnya
gerombolan, kepadatan, kedalaman renang, migrasi, komposisi, stok, dan lain-
lain) yang akan ditangkap, ikan ini harus ditangkap dalam jumlah tertentu
untuk satu trip (harga, kesegaran, dan lain-lain) supaya dapat mencapai
sesuatu nilai keuntungan dengan berbagai aneka ragam perhitungan yang
menggambarkan betapa banyak aspek yang terkait dengan alat dan metode
penangkapan tersebut. Perluasan dan pengembangan penangkapan ikan yang
baru dimaksudkan antara lain :
a. Meningkatkan produksi dan meningkatkan pendapatan nelayan
b. Meningkatkan taraf hidup nelayan dan melestarikan stok dari suatu
populasi ikan.
c. Mengurangi kompetisi antar nelayan pada suatu daerah penangkapan ikan
yang lebih tangkap dengan mencari alternatif daerah penangkapan ikan
sehubungan dengan alasan ekonomis, alasan politis, yaitu untuk mengisi
daerah wilayah laut regional (Zona Ekonomi Eksklusif International) yang
baru yang secara umum, teknologi peralatan usaha yang digunakan masih
sederhana, yaitu menggunakan fish finder sebagai alat untuk mencari
kumpulan ikan, kemudian menangkap ikan tersebut dengan
menggunakan jaring dan alat bantu penangkapan (rumpon).
d. Metode penyimpanan ikan setelah dilakukan penangkapan sampai dengan
kapal sandar di pelabuhan, adalah dengan menggunakan balok es untuk
menjaga kesegaran ikan-ikan hasil tangkapan.
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~27~
4.3 Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk satu trip penangkapan ikan rata-rata
sebanyak 15 s/d 20 orang per kapal. Selain itu, dibutuhkan 2 orang pegawai
lain untuk mengelola kegiatan administrasi penangkapan ikan di kantor.
Tenaga kerja sangat mudah diperoleh dan tidak memerlukan skill yang
spesifik, hal ini disebabkan dalam melakukan kegiatan aktifitas dan keahlian
sangat mudah dilakukan. Perhitungan upah masih diatas UMR setempat, pola
pembayaran upah bagi hasil sesuai pendapatan produksi yang diperoleh dan
biasanya sistim pembagian hasil tangkapan yang biasanya dilakukan di Maluku
adalah 60 : 40 artinya 60% untuk pemilik dan 40% untuk nelayan dari nilai
jual hasil total tangkapan.
4.4 Kegiatan Produksi (Penangkapan Ikan)
4.4.1 Pola Operasional Kegiatan
Pada umumnya, jaring dipasang dari bagian belakang kapal meskipun ada
juga yang disamping kapal. Urutan operasi digambarkan sebagai berikut :
a). Pertama-tama haruslah menemukan gerombolan ikan. Hal Ini dapat
dilakukan berdasarkan pengalaman-pengalaman, seperti adanya perubahan
warna permukaan air laut, ikan-ikan yang melompat dipermukaan terlihat
riak-riak kecil, buih-buih di permukaan laut akibat udara-udara yang
dikeluarkan ikan, burung-burung yang menukik dan menyambar-nyambar
permukaan laut dan sebagainya. Hal-hal tersebut diatas biasanya terjadi
pada dini hari sebelum matahari keluar atau sore hari setelah matahari
terbenam disaat-saat mana gerombolan ikan-ikanaktif naik ke permukaan
laut. Tetapi dengan perkembangan teknologi sekarang, berbagai alat bantu
(fish finder, echosonder, sonar dan lai-lain) waktu operasipun tidak lagi
terbatas pada dini hari atau sore hari, siang haripun jika gerombolan ikan
diketemukan maka operasi penangkapan dapat dilakukan.
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~28~
b) Pada operasi malam hari, pengumpulan ikan ke permukaan laut dilakukan
dengan menggunakan cahaya. Biasanya dengan fish finder bisa diketahui
depth dari gerombolan ikan, juga besar dan densitasnya. Setelah padaposisi
tertentu barulah lampu dinyalakan (ligth intesity) yang digunakan berbeda-
beda tergantung pada besarnya kapal, kapasitas sumber cahayajuga pada
sifat phototaxis ikan yang menjadi tujuan penangkapan.
c) Setelah fishing shoal ditemukan maka perlu diketahui pula swimming
direction, swimming speed, density. Hal-hal ini perlu dipertimbangkan lalu
diperhitungkan pula arah, kekuatan, kecepatan angin, dan arus,sesudah
hal-hal diatas diperhitungkan barulah jaring dipasang. Penentuan
keputusan ini harus dengan cepat, mengingat bahwa ikan yang menjadi
tujuan terus dalam keadaan bergerak, baik oleh kehendaknya sendiri
maupun akibat dari bunyi-bunyi kapal, jaring yang dijatuhkan dan lain
sebagainya. Keadaan dasar perairan juga harus diperhitungkan, dengan
dugaan bahwa ikan-ikan yang terkepung berusaha melarikan diri mencari
tempat aman (pada umumnya tempat dengan depth yang lebih besar)
yang dengan demikian arah perentangan jaring harus pula menghadang
ikan-ikan yang terkepung dalam keadaan yang memungkinkan ikan-ikan
tersebut melarikan diri ke depth lebih dalam. Dalam waktu melingkari
gerombolan ikan, kapal dijalankan cepat dengan tujuan supaya gerombolan
ikan segera terkepung. Setelah selesai mulailah purse line ditarik sehingga
bagian bawah jaring akan tertutup. Melingkari gerombolan ikan dengan
jaring bertujuan agar ikan-ikan tidak dapat melarikan diri dalam arah
horizontal.
Sedang dengan menarik purse line adalah untuk mencegah ikan-ikan
supaya ikan-ikan jangan dapat melarikan diri ke bawah. Antara dua tepi jaring
sering tidak dapat tertutup rapat, sehingga memungkinkan menjadi tempat
ikan untuk melarikan diri.
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~29~
Untuk mencegah hal ini, dipakailah galah, memukul-mukul permukaan
air dan lain sebagainya. Setelah purse line selesai ditarik, barulah float line
serta badan jaring dan ikan-ikan yang terkumpul dinaikkan ke atas kapal
Biasanya kegiatan penangkapan ikan ini dilakukan pada malam hari dengan
memanfaatkan bantuan angin darat, sehingga ombak yang terbentuk dapat
dimanfaatkan untuk membantu kinerja mesin kapal, saat penangkapan ikan di
malam hari, hanya dilakukan pada satu rumpon saja. Proses penangkapan
ikan dilakukan pada malam hari pada rumpon yang berada pada daerah Naku
dan Seri. Dalam satu hari hanya dilakukan pada 1 rumpon saja untuk satu
kapal, dan jumlah rumpon yang tersedia adalah milik sendiri sebanyak 20 unit.
Dengan kondisi saat ini yang menggunakan 5 armada kapal, maka perputaran
ke setiap rumpon sebagai spot penangkapan akan semakin baik, karena
semakin lama jarak waktu antara penangkapan satu titik rumpon ke rumpon
yang lain maka akan semakin baik hasil tangkapan dari sisi dan ukuran ikan.
Pada usaha penangkapan Ikan Pukat Cincin (purse seine), posisi jaring
berada di permukan laut, sehingga ikan yang menjadi tujuan menjadi
penangkapan adalah ikan-ikan pelagis kecil. Jenis ikan yang bisa tertangkap
berbagai jenis seperti selar, layang, tola, lasi. Daerah operasi penangkapan
(fishing ground) adalah daerah pantai, teluk, dan muara - muara yang
mengakibatkan berbagai jenis ikan bisa tertangkap.
Dalam operasional penangkapan, biasanya ada rumpon sebagai
tempat pengumpulan ikan pada tempat tertentu dalam melakukan operasi
penangkapan. Pada saat akan melakukan kegiatan penangkapan, kapal
diarahkan ke tengah laut kemudian dilakukan pemasangan jaring dan jaring
dipasang dengan posisi tegak lurus terhadap arus sehingga nantinya akan
dapat menghadang gerombolan ikan tertarik lalu berkumpul di sekitar rumpon
maupun light fishing dan akhirnya terjerat.
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~30~
Selanjutnya dilakukan setting dan ikan yang telah terkumpul sudah
cukup banyak, maka dilakukan haulling dengan menarik jaring surface dari
perairan. Setelah semua hasil tangkapan dan jaring ditarik ke atas kemudian
dilakukan kegiatan penyortiran.
Perizinan untuk belayar, dilakukan dengan cara regristasi pada Dinas
Kelautan dan Perikanan setempat, dan pembayaran pajak pungutan dilakukan
oleh Dinas Kelautan dan Perikanan.
4.4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Operasi Penangkapan.
a) Faktor Luar / Eksternal Musim Arus Teknik Penangkapan Keahlian
b) Faktor Dalam / Internal Bahan Jaring Ketegangan Jaring Tinggi Jaring Mesh Size
4.5 Kapasitas Produksi
Saat ini kapasitas produksi sebagian besar nelayan perikanan tangkap
masih terkendala oleh perubahan arus barat dan arus timur. Hal tersebut
menjadi kendala karena perubahan arus akan berdampak kepada perubahan
gelombang di lokasi nelayan biasa menangkap ikan. Untuk pola penangkapan
ikan pukat cincin rata-rata produksi pertahun mencapai Rp1,2 Milyar untuk
ikan Momar, sedangkan ikan kawalinya pencapai Rp.800 jt .
Nelayan biasanya melakukan perjalanan menangkap ikan pada saat
musim barat dan lebih jarang melakukan penangkapan ikan di musim timur.
Kapasitas produksi perikanan tangkap Maluku dapat ditingkatkan dengan
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~31~
melakukan penangkapan ikan di lokasi yang berbeda di saat terjadi perubahan
musim, sehingga kapasitas produksi bisa stabil dan terdapat variasi jenis
tangkapan.
4.6 Antisipasi Perubahan Musim
Terhadap perubahan musim, yaitu musim barat dan musim timur, rata-
rata nelayan mengurangi frekuensi penangkapan ikan pada saat musim timur.
Biasanya pada saat musim barat nelayan mampu melakukan penangkapan
ikan rata-rata sebanyak 10 kali dalam sebulan, sedangkan pada musim timur
nelayan rata-rata melakukan penangkapan ikan sebanyak 4-8 kali dalam
sebulan. Kondisi ini tentu saja berpengaruh terhadap fluktuasi produksi ikan
para nelayan dalam setahun.
Secara umum, nelayan di Maluku mengantisipasi perubahan musim
dengan cara mengurangi frekuensi berlayar dibandingkan dengan mencari
ikan ke daerah lain yang tidak terkena dampak perubahan musim.
4.7 Kendala dan Alternatif Solusi
1. Tidak adanya ikatan kontrak dengan perusahaan cold storage.
Permasalahan yang sudah lama berjalan adalah bila produksi Ikan Momar
dan Kawalinya turun, sementara hasil tangkapan Ikan harus segera dijual,
dengan demikian harus dibuat suatu kontrak dengan perusahaan Cold
Storage agar harga produksi tetap stabil dan kualititas ikan tetap terjamin.
2. Fluktuasi harga ikan pada musim panen akan turun sehingga nelayan
harus dapat menjual ikan untuk mendapatkan limit omzet.
3. Pada musim tertentu tidak tersedia ikan dalam jumlah yang cukup, maka
nelayan harus menangkap ikan lain (ikan kecil). Dengan demikian dapat
mengatasi kendala produksi pada musim tertentu dengan pola diatas.
Sebaliknya pengusaha ikan berani membeli pada saat banjir ikan dibawa
ke Bitung.
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~32~
BAB V ASPEK HUKUM
5.1. Bentuk Usaha
Beberapa nelayan telah menjalankan usahanya dengan mendirikan badan
usaha berbentuk CV, sehingga memiliki kekuatan hukum dan memiliki izin
resmi dalam melakukan kegiatan penangkapan ikan. Adanya badan usaha
yang memiliki legalitas, tentunya semakin memudahkan perbankan dalam
menyalurkan kredit perikanan kepada nelayan. Sementara itu, untuk nelayan
yang belum memiliki izin usaha ataupun berbadan hukum biasanya
merupakan nelayan perorangan.
5.2. Pengelolaan Usaha
Rata-rata usaha perikanan tangkap di Maluku masih berskala kecil,
sehingga dalam pengelolaannya tidak memerlukan manajemen yang rumit.
Untuk kemudahan akses perbankan serta perolehan izin lainnya, maka
izinusaha sangat diperlukan dalam sektor ini.
Pengalaman usaha dan pengalaman sebagai nelayan tangkap juga
diperlukan dalam usaha ini, mengingat faktor resiko di berbagai bidang
(keuangan, hukum, keselamatan, dll) cukup tinggi. Diperlukan dukungan
pemerintah dalam hal pemberian bantuan modal, pengetahuan yang lebih
baik, serta jaminan hukum bagi nelayan tangkap.
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~33~
Gambar 7: Kapal penangkap ikan berlabuh di Pusat Pendaratan Ikan (PPI) Eri, Kota Ambon.
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~34~
BAB VI
ASPEK KEUANGAN
6.1. Pemilihan Pola Usaha
Dalam pola analisis keuangan dipilih pola penangkapan ikan yang
menggunakan pukat cincin,dengan teknologi yang masih sederhana. Kapasitas
produksi rata-rata yang disesuaikan dengan musim tangkapan ikan. Jangka
waktu analisis keuangan didasarkan pada umur proyek 3 tahun.
6.2. Asumsi dan Jadwal Penangkapan
Analisis keuangan suatu proyek terdiri dari penerimaaan dan pengeluaran
selama periode proyek untuk mengetahui gambaran keuangan mengenai
pendapatan dan biaya, kemampuan keuangan untuk melunasi kredit dana
kelayakan proyek. Dalam aspek keuangan ini digunakan beberap asumsi dan
parameter yang didasarkan pada pengamatan dan penelitian dilapangan serta
masukan-masukan dari instansi terkait, serta referensi yang mendukung untuk
menentukan besarnya parameter yang digunakan. Pada usaha penangkapan
ikan diasumsikan terjadi pada dua musim yang berbeda, yaitu musim barat
dan musim timur. Terdapat perbedaan asumsi yang digunakan untuk
mengakomodasi perbedaan musim tersebut seperti Terlihat pada Tabel 6
dan 7.
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~35~
Tabel 6. Asumsi Penangkapan Ikan Pukat Cincin (Purse Seine) ( Musim Barat)
No Asumsi Satuan Jumlah
1 Periode Proyek tahun 3
2 Bulan kerja dalam setahun bulan 12
3 Hari kerja dalam sebulan hari 20
4 Output, Produksi dan Harga
a. Prosentase Produksi
- Momar Persen 67%
- Kawalinya Persen 33%
- Ikan Jenis Lain
b. Produksi per bulan ( pen /Loyang) pen 600
- Momar pen 402
- Kawalinya pen 198
- Ikan Jenis Lain
c. Penjulan harga/pen Rp/pen
- Momar Rp/pen 350.000
- Kawalinya Rp/pen 450.000
d. Lama menunggu pendapatan hari 2
e. Rendemen hasil % -
6 Biaya Pemasaran dan Transportasi per tahun 18.600.000
7 Penggunaan input dan harga
a. Minyak Tanah litter 9.900.000
b. Bensin litter 900.000
c. Oli litter 6.000.000
d. Es Balok Rp/kg 11.200.000
e. Perbekalan ( makanan ringan / rokok ) 3.000.000
f. Tenaga Kerja 33%
g. Penjaga Sero 33%
8 Suku bunga per tahun % 13
9 Proposal Modal
a. Kredit % 90
b. Modal Sendiri % 10
11 Jangka waktu kredit tahun 3
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~36~
Tabel 7. Asumsi Penangkapan Ikan Pukat Cincin (Purse Seine) ( Musim Timur)
No Asumsi Satuan Jumlah
1 Periode Proyek tahun 3
2 Bulan kerja dalam setahun bulan 12
3 Hari kerja dalam sebulan hari 20
4 Output, Produksi dan Harga
a. Prosentase Produksi
- Momar Persen 67%
- Kawalinya Persen 33%
- Ikan Jenis Lain
b. Produksi per bulan ( pen /Loyang) pen 400
- Momar pen 268
- Kawaliunya pen 132
- Ikan Jenis Lain
c. Penjulan harga/pen Rp/pen
- Momar Rp/pen 250.000
- Kawalinya Rp/pen 350.000
d. Lama menunggu pendapatan hari 2
e. Rendemen hasil % -
5 Tenaga kerja orang 40
6 Biaya Pemasaran dan Transportasi per tahun 12.400.000
7 Penggunaan input dan harga
a. Minyak Tanah litter 7.900.000
b. Bensin litter 720.000
c. Oli litter 4.800.000
d. Es Balok Rp/kg 8.000.000
e. Perbekalan ( makanan ringan / rokok ) 2.400.000
f. Tenaga Kerja 33%
g. Penjaga Sero 33%
8 Suku bunga per tahun % 13
9 Proposal Modal
a. Kredit % 90
b. Modal Sendiri % 10
11 Jangka waktu kredit tahun 3
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~37~
6.3. Komponen Biaya Investasi dan Biaya Operasional
6.3.1. Biaya Investasi
Biaya investasi merupakan biaya tetap ( fixed cost) untuk melakukan usaha
penangkapan ikan. Biaya investasi untuk usaha penangkapan ikan pelagis kecil
dengan pola purse seine terdiri, kapal penangkap ikan dan mesinnya, jaring,
rumpon, bangunan kantor dan alat pendukung lainnya seperti kompas, fish
finder. Biaya investasi yang dibutuhkan pada tahun 0 usaha ini sebesar Rp.
381.877.000,- Biaya investasi pada kegiatan pola pembiayaan usaha kecil
pada usaha perikanan ikan pelagis kecil dapat terlihat pada Tabel 8
Tabel 8. Biaya Investasi
Harga Jumlah Umur Nilai Nilai
per Satuan* Biaya* Ekonomis Penyusutan* Sisa*
Rp Rp (tahun) Rp Rp
1 Alat Pendukung Usaha
a. Jaring gillnet unit 1 111.627.000 111.627.000 3 37.209.000 0
b. Mesin Yamaha 40 PK unit 3 35.000.000 105.000.000 5 21.000.000 42.000.000
c. Mesin Yamaha 15 PK unit 1 19.750.000 19.750.000 5 3.950.000 7.900.000
d. Rumpon unit 6 12.000.000 72.000.000 2 36.000.000 36.000.000
e. Kompas unit 1 3.000.000 3.000.000 5 600.000 600.000
f. Satgelit unit 1 4.000.000 4.000.000 3 1.333.333 0
g. Fish Finder unit 1 6.500.000 6.500.000 2 3.250.000 0
j. Kapal Tangkap unit 1 125.000.000 60.000.000 2 30.000.000 30.000.000
- - 0 - 0 0
2 Bangunan
Ruang Kantor m2 - - 0 - 0 0
Jumlah 381.877.000 133.342.333 116.500.000
Keterangan : * Maksimum 11 digit.
No Proporsi Keb. Biaya
1 Sumber dana modal kerja: 381.877.000
a. Kredit 90% 343.689.300
b. Dana sendiri 10% 38.187.700
Keterangan
Jumlah Fisik
No Komponen Biaya Satuan
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~38~
6.3.2. Biaya Operasional Pada pola pembiyaan usaha kecil penangkapan ikan pelagis kecil ini,
biaya operasional terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap.
a. Biaya Variabel
Komponen biaya variabel terdiri dari Bahan Bakar Minyak, Es balok,
Perbekalan dan tenaga kerja. Berikut adalah tabel yang dapat
menggambarkan jumlah kebutuhan biaya variabel yang dibutuhkan.
Tabel. 9. Biaya Variabel
Biaya per Jumlah biaya Jumlah biaya satuan 1 bulan 1 tahun
Rp Rp Rp
1 Biaya Variabel Musim Barat ( 10 trip)
a. Minyak Tanah Liter 3.000 3.300 9.900.000 59.400.000b. Bensin Liter 200 6.500 1.300.000 7.800.000c. Oli Liter 200 30.000 6.000.000 36.000.000d. Es Balok Paket 700 16.000 11.200.000 67.200.000e. Perbekalan Paket 20 150.000 3.000.000 18.000.000f. Tenaga Kerja Orang 140.700.000 33% 46.900.000 281.400.000g. Penjaga Sero Orang 89.100.000 33% 29.700.000 178.200.000
648.000.000
2 Biaya Variabel Musim Timur ( 8 trip)a. Minyak Tanah Liter 2.400 3.300 7.920.000 47.520.000b. Bensin Liter 160 6.500 1.040.000 6.240.000c. Oli Liter 160 30.000 4.800.000 28.800.000d. Es Balok Paket 560 16.000 8.960.000 53.760.000e. Perbekalan Paket 16 150.000 2.400.000 14.400.000
f. Tenaga Kerja Orang 67.000.000 33% 22.333.333 134.000.000g. Penjaga Sero Orang 46.200.000 33% 15.400.000 92.400.000 377.120.000Total Biaya Variabel 155.453.333 1.025.120.000
Jumlah Fisik
a. Biaya Variabel
Struktur biaya SatuanNo
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~39~
Total biaya variabel yang dibutuhkan pada tahun pertama sejumlah
Rp 1.025.120.000,- yang terdiri dari biaya variabel pada operasional musim
barat dan musim timur.
b. Biaya Tetap
Biaya tetap pada pola pembiayaan penelitian usaha kecil
penangkapan ikan pelagis kecil pukat cincin antara lain, biaya
penjualan, biaya perawatan kapal jaring.
Tabel 10. Biaya Tetap
b. Biaya Tetap -
No Uraian Satuan Jumlah Fisik Biaya Per Unit Total Biaya per Bulan
Total Biaya 1 Tahun
1 Biaya Pemasaran / Transportasi Paket 18 310.000,0 5.580.000 33.480.000
2 Perawatan Minor Kapal Paket 36 200.000,0 7.200.000 43.200.000
3 Perawatan Kapal Tahunan Paket 4 10.000.000,0 40.000.000 40.000.000
4 Perawatan Jaring Paket 24 200.000,0 2.000.000 12.000.000
Total Biaya Tetap 109.560.000 128.680.000
Kebutuhan Modal Kerja
Kebutuhan modal kerja pada pola pembiayaan penelitian usaha kecil
penangkapan ikan pelagis kecil sebesar Rp 210.233.333,- dan dana sendiri
10 % atau Rp.21.023.333,- dan dana dari bank 90% atau Rp.189.210.000,-
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~40~
Tabel 11. Kebutuhan Modal Kerja
210.233.333 1.153.800.000 Jumlah Modal Kerja 210.233.333 1.153.800.000
21.023.333
90% 189.210.00010% 21.023.333
Sumber dana modal kerja dari *) :a. Kredit b. Dana sendiri
Biaya Produksi
Modal Kerja
6.4. Komponen Biaya Produksi dan Penerimaan.
Produksi dari usaha penangkapan ikan pelagis kecil dengan purse
seine, selama satu tahun akan berbeda tergantung pada musim, pada musim
barat lebih besar produksinya dari pada musim timur, dimana musim barat
merupakan musim para nelayan dan pengusaha ikan untuk melakukan
aktifitas penangkapan yang paling baik. Proyeksi produksi dan penerimaan
dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Proyeksi Produksi dan Penerimaan
NO Produk Volume Unit Harga Jual Penjualan 1 bulan Penjualan 1 tahunProporsi
hasil penjualan
1 - Momar ( BARAT) 402 pen 350.000 140.700.000 844.200.000 41%
2 - Kawalinya 198 pen 450.000 89.100.000 534.600.000 26%
3 - Momar ( TIMUR) 268 pen 250.000 67.000.000 402.000.000 20%
4 - Kawalinya 132 pen 350.000 46.200.000 277.200.000 13%
TOTAL 1.000 343.000.000 2.058.000.000 100%
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~41~
6.5. Komponen Proyeksi Rugi Laba Usaha dan Break Event Point. Hasil menunjukan bahwa pada tahun pertama usaha waralaba
makanan bagi usaha penangkapan ikan pola pukat cincin (purse sein)
memperoleh laba Rp.712.164.730,- dengan rata-rata profit Margin tiap tahun
adalah 29 % pertahun. Hasil analisis yang diperoleh, BEP nilai penjualan
pertahun pertama Rp.639.021.015,- BEP produksi 1.118 kg, berikut ini
disajikan proyeksi Laba Rugi usaha penangkapan ikan pelagis kecil. Komponen
Proyeksi Rugi Laba dan Break Even Point pada Tabel 13.
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~42~
Tabel 13. Proyeksi Rugi Laba Usaha
1 2 3
A Penerimaan
Total Penerimaan 2.058.000.000 2.058.000.000 2.058.000.000
B Pengeluaran
i. Biaya Variabel 1.025.120.000 1.025.120.000 1.025.120.000
ii. Biaya Tetap 128.680.000 128.680.000 128.680.000
iii. Depresiasi 133.342.333 133.342.333 133.342.333
iv. Angsuran Bunga 58.692.937 35.600.634 12.508.331
Total Pengeluaran 1.345.835.270 1.322.742.967 1.299.650.664
C R/L Sebelum Pajak 712.164.730 735.257.033 758.349.336
F Pajak (15%) 106.824.709 110.288.555 113.752.400
G Laba Setelah Pajak 605.340.020 624.968.478 644.596.935
H Profit on Sales 29,41% 30,37% 31,32%
I BEP: Rupiah 639.021.015 593.009.901 546.998.787
- Momar 262.129.029 243.255.082 224.381.135
- Kawalinya 165.996.421 154.044.263 142.092.105
BEP: KG 1.118 1.037 957
- Momar 749 695 641
- Kawalinya 369 342 316
No UraianTahun
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~43~
6.6. Proyeksi Arus Kas dan Kelayakan Finansial Proyek
Arus kas pola usaha ini dapat dilihat dalam tabel 14. Berdasarkan
analisis kas dilakukan perhitungan Net Benefit/Cost Ratio ( Net B/C ratio), Net
Present Value ( NVP), Internal Rate of Return ( IRR) dan Pay Back Period ( PBP).
Hasil perhitungan menunjukan bahwa usaha penangkapan ikan pelagis kecil
dengan pola pukat cincin (purse seine) merupakan usaha yang
menguntungkan, karena pada suku bunga 13 % pertahun net B/C ratio 1.93
dan NPV = Rp.552.055.187,-dan IRR sebesar 59.3 %, artinya proyektersebut
layak dilaksanakan pada suku bunga 59.3%. Proyeksi arus kas dan
kelayakan finansial proyek dapat dilihat pada Tabel 14.
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~44~
Tabel 14. Proyeksi Arus Kas dan Kelayakan Finansial Proyek Rupiah
0 1 2 3
A Arus Masuk
1. Total Penjualan 2.058.000.000 2.058.000.000 2.058.000.000
2. Kredit
a. Investasi 343.689.300
b. Modal Kerja 189.210.000
3. Modal Sendiri
a. Investasi 38.187.700
b. Modal Kerja 21.023.333
4. Nilai Sisa Proyek 116.500.000
Total Arus Masuk 592.110.333 2.058.000.000 2.058.000.000 2.174.500.000
Arus Masuk unt Menghitung IRR - 2.036.976.667 2.058.000.000 2.174.500.000
B Arus Keluar
1. Biaya Investasi 381.877.000 400.970.850 421.019.393 442.070.362
2. Biaya Variabel 210.233.333 1.025.120.000 1.025.120.000 1.025.120.000
3. Biaya Tetap 128.680.000 128.680.000 128.680.000
4. Angsuran Pokok 177.633.100 177.633.100 177.633.100
5. Angsuran Bunga 58.692.937 35.600.634 12.508.331
6. Pajak 25.500.660 26.318.915 27.137.170
Total Arus Keluar 592.110.333 1.816.597.547 1.814.372.041 1.813.148.962
Arus Keluar unt Menghitung IRR 592.110.333 1.580.271.510 1.601.138.307 1.623.007.532
C Arus Bersih (NCF) - 241.402.453 243.627.959 361.351.038
D CASH FLOW UNTUK MENGHITUNG IRR (592.110.333) 456.705.157 456.861.693 551.492.468
Discount Factor (14%) 1,0000 0,8850 0,7831 0,6931
Present Value (592.110.333) 404.163.856 357.789.720 382.211.945
E CUMMULATIVE (592.110.333) (187.946.478) 169.843.242 552.055.187
F ANALISIS KELAYAKAN USAHA
NPV (14%) 552.055.187Rp
IRR 59,3%
Net B/C 1,93
PBP 1,53 tahun
18,3 bulan
TahunNo Uraian
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~45~
Dari Tabel 14 tersebut, tergambar dengan jelas PBP adalah 18.3 bulan
artinya biaya investasi sudah dapat kembali dan pendapatan pada bulan ke
18.3 dan selanjutnya merupakan pendapatan bersih dari proyek investasi.
6.7. Analisis Sensitivitas Kelayakan Usaha
Dalam analisisi proyek penerimaan dan biaya didasarkan pada asumsi
dan proyeksi yang memiliki ketidakpastian, sehingga diperlukan analisis
sensitivitasterhadap perubahan dari harga-harga input maupun out put,
kesalahan dalam pembangunan sarana perlengkapan operasional, ataupun
estimasi produksi dan pemasaran.
Dalam pola pembiayaan ini analisis sensitivitas menggunakan 3 skenario yaitu :
1. Skenario I
Pendapatan mengalami penurunan sedangkan biaya investasi maupun
biaya operasional tetap ( konstan ). Penurunan dapat terjadi karena
permintaan pasar mengalami penurunan, jumlah produksi tidak tercapai
atau piutang yang tidak tertagih.
2. Skenerio II
Biaya operasional mengalami kenaikan sedangkan biaya investasi dianggap
tetap. Kenaikan biaya variabel dapat terjadi apabila harga input meningkat,
maka biaya opersional sensintif terhadap kenaikan bahan bakar minyak, es
balok, peningkatan biaya perbekalan akibat waktu mencari ikan yang lebih
lama.
3. Skenario III
Skenario ini merupakan gabungan dari skenario I dan II yaitu diasumsikan
pendapatan menurun dan pada saat yang sama biaya operasional
meningkat, sedangkan biaya investasi dianggap konstan. Hasil analisa
ketiga skenario tersebut diatas dapat dilihat dalam tabel berikut :
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~46~
Tabel. 15 Hasil Analisa Sensitivitas Usaha Skenario I
No.
Kriteria Kelayakan
Pendapatan Turun
9 %
13 %
1 Net B/C ratio DF
14% 1.19 0.87
2 NPV Rp.114.722.502,- ( Rp. 79.647.579,-)
3 IRR 15.5 % -27.3 %
4
PBP 2,65 tahun
31,80 bulan
3,86 tahun
46.40 bulan
5 Kelayakan
Usaha
Layak Tidak Layak
Dari tabel 15 adalah skenario I tersebut tergambar dengan jelas
bahwa pada scenario I analisis sensitivitas menunjukan saat pendapatan turun
sebesar 9 %, NPV masih positif, Net B/C lebih dari satu, IRR mencapai
15.5.7% dan PBP umur dibawah umur proyek, sehingga dapat disimpulkan
bahwa proyek layak dilaksanakan, sedangkan apabila pendapatan turun
sebesar 13 %, NPV negatif, Net B/C kurang dari satu, IRR mencapai (27.3 %),
dan PBP diatas umur proyek, kondisi ini memberi sinyal bahwa usaha tidak
layak dilaksanakan.
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~47~
Tabel. 16 Hasil Analisa Sensitivitas Usaha Skenario II
No.
Kriteria
Kelayakan
Biaya Variabel Naik
20 %
23 %
1 Net B/C ratio DF 14 %
1,11 0.99
2 NPV Rp.67.962.236,- ( Rp. 4.651.706,-)
3 IRR 7.4% -7.4 %
4
PBP 2,87 tahun
34,5 bulan
3,29 tahun
39.5 bulan
5 Kelayakan Usaha
Layak Tidak Layak
Dari Tabel 16 tergambar dengan jelas bahwa pada scenario II analisis
sensitivitas menunjukan saat biaya variable naik sebesar 20 %, NPV masih
positif, Net B/C lebih dari satu, IRR mencapai 7.4 % dan PBP umur dibawah
umur proyek, sehingga dapat disimpulkan bahwa proyek layak dilaksanakan,
sedangkan apabila biaya variable naik 23 %, NPV negative, Net B/C kurang
dari satu, IRR mencapai (7.4 %), dan PBP diatas umur proyek, kondisi ini
memberi sinyal bahwa usaha tidak layak dilaksanakan.
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~48~
Tabel.17 Hasil Analisa Sensitivitas Usaha Skenario III
No.
Kriteria
Kelayakan
Biaya Variabel Naik 4 % dan Pendapatan Turun 8 %
Biaya Variabel Naik 5 % dan Pendapatan Turun 9%
1 Net B/C ratio DF 14 % 1.11 0,99
2 NPV Rp.68.496.433,- (Rp. 8.300.735,-)
3 IRR 7,1 % ( 7,9% )
4 PBP 2.88 tahun
34.6 bulan
3,30 th
39.6 bulan
5 Kelayakan Usaha Layak Tidak Layak
Dari Tabel 17 terlihat dengan jelas bahwa pada skenario III analisis
sensitivitas menunjukan saat biaya variable naik sebesar 4 % dan Pendapatan
Turun 8 % , NPV masih positif, Net B/C lebih dari satu, IRR mencapai 7.1 %
dan PBP umur dibawah umur proyek, sehingga dapat disimpulkan bahwa
proyek layak dilaksanakan, sedangkan apabila biaya variable naik 5 % dan
Pendapatan Turun 9 %, NPV negative, Net B/C kurang dari satu, IRR
mencapai (7.9 %), dan PBP diatas umur proyek, kondisi ini memberi sinyal
bahwa usaha tidak layak dilaksanakan.
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~49~
BAB VII
ASPEK EKONOMI, SOSIAL DAN DAMPAK LINGKUNGAN
7.1. Aspek Ekonomi dan Sosial
7.1.1. Backward linkage
Sebelumnya usaha penangkapan ikan yang dilakukan dilakukan secara
sederhana dan tradisional, sehingga dengan teknologi tradisional,
dampak lingkungan akan lebih baik dibandingkan dengan banyaknya
teknologi tinggi untuk penangkapan ikan.
Hal ini menyangkut penggunaaan alat bantu penangkapan ikan yang
sudah dapat mencemari lingkungan laut yang berdampak pada
produktivitas sumber daya lautnya.
7.1.2. Forward linkage
Hasil penangkapan ikan dalam volume yang besar dapat mendorong
tumbuhnya industri pengolahan ikan, pembuatan (galangan) kapal, dan
pembangunan infrastruktur lainnya di wilayah Maluku.
Ikan-ikan kecil (rucah) antara lain dapat dimanfaatkan sebagai bahan
Pakan ternak atau diolah menjadi pellet pakan ternak.
7.2 Dampak Lingkungan
Dampak lingkungan terhadap kegiatan penangkapan ikan antara lain
sebagai berikut :
Penangkapan satu jenis ikan di wilayah tertentu secara terus menerus
akan mengganggu keseimbangan ekosistem laut di wilayah tersebut.
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~50~
Penggunaan alat penangkap ikan yang berbahaya dan dapat merusak
ekosistem laut seperti, bahan peledak yang sering digunakan, pukat
harimau, potasium dan sebagainya.
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~51~
BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN
8.1. Kesimpulan
Berdasarkan kajian yang dilakukan terhadap Usaha Penangkapan Ikan
Pelagis Kecil dengan pola Pukat Cincin (Purse Seine) dapat disimpulkan
beberapa hal antara lain :
1. Buku pola pembiayaan Usaha Penangkapan Ikan Pelagis Kecil dengan
menggunakan Pukat Cincin (Purse Seine), disusun berdasarkan data primer
dan data skunder serta informasi yang dikumpulkan dari beberapa nara
sumber yaitu Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Koperasi dan UMKM,
Perusahaan Pelabuhan Nusantara, Perbankan dan nelayan/pelaku usaha
penangkapan ikan.
2. Usaha Kecil Penangkapan Ikan Pelagis Kecil dengan Pukat Cincin ( Purse
Sein), sudah dibiayai oleh salah satu bank di Provinsi Maluku, dengan
pembiayaan Kredit Usaha Rakyat, yang digunakan untuk investasi dengan
porsi pembiayaan 90% dana pihak bank dan 10 % dana dari modal
sendiri, dan Jangka waktu kredit selama 3 tahun dengan bunga 13 %
pertahun.
3. Lokasi usaha kecil Penangkapan Ikan Pelagis Kecil yang dijadikan model
adalah daerah Latuhalat, Nusaniwe, Kota Ambon. Lokasi ini merupakan
daerah sentra pengusaha penangkapan ikan, yang pantainya langsung
berhadapan dengan Laut Banda, yang merupakan lumbung penghasil
ikan terbesar di Provinsi Maluku.
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~52~
4. Faktor produksi pendukung lainnya yang tidak kalah pentingnya dalan
usaha penangkapan ikan pukat cincin ini adalah keberadaan rumpon,
dimana dengan adanya rumpon, pola penangkapan yang dilakukan lebih
efisien dan optimal.
5. Pembiayaan kredit dari bank berupa investasi, digunakan untuk pembelian
kapal penangkap ikan/boat dan pembuatan rumpon. Kredit investasi
jangka waktu 3 tahun dengan suku bunga 13 %.
6. Hasil perhitungan menunjukan bahwa menunjukan bahwa usaha kecil
penangkapan ikan pelagis kecil dengan pola Pukat Cincin (Purse Sein),
merupakan usaha yang menguntungkan, baik dari suku bunga 13 %
pertahun net B/C ratio1.93 dan NPV = Rp.552.055.187,- dan IRR sebesar
59.3%.
7. Pada skenario I, pada saat pendapatan turun 9 % dengan tingkat bunga
13 % net B/C ratio dan NPV positif dan IRR mencapai 15.5 % dan proyek
tersebut layak untukdilaksanakan, namun apabila pendapatan menurun
sampai 13 % dan IRR proyek sebesar (27.3%) proyek tersebut tidak
layak untuk dilaksanakan.
8. Skenario II proyek ini ada kenaikan biaya . Pada kenaikan biaya sebesar 20
% proyek masih menguntungkan karena NPV positif dan net B/C ratio
lebih besar dari satu dan IRR mencapai 7.4 % dengan suku bunga 13 %.
Sementara apabila kenaikan biaya operasional 23% proyek ini tidak layak
dilaksanakan karena tingkat suku bunga melebihi IRR yaitu (7.4 %).
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~53~
9. Skenario III dengan asumsi terjadi penurunan pendapatan 8 % dan
kenaikan biaya operasional 4 % proyek tersebut masih layak untuk
dilaksanakan, karena pada satu suku bunga 13 % net B/C ratio lebih dari
satu dan NPV positif serta IRR mencapai 7.1 %, namun pada saat
pendapatan turun 9 % dan biaya naik 5 % proyek ini tidak layak
dilaksanakan karena IRR lebih kecil dari bunga yaitu -7.9 %.
10. Hasil analisis keuangan ini menunjukan bahwa usaha kecil penangkapan
ikan pelagis kecil dengan pola pukat cincin merupakan proyek yang
menguntungkan, maka tidak heran perbankan berlomba untuk
menawarkan pembiayaan ini.
8.2. Saran
1. Usaha penangkapan ikan di Provinsi Maluku dengan pola menggunakan
jaring, harus lebih diperhatikan oleh pihak pemerintah maupun bank,
mengingat pola tersebut sangat feasibel dan layak, dengan pola
penangkapan yang tidak mengenal musim, walau secara produktivitas pada
saat musim paceklik ada penurunan produksi, tetapi secara rata-rata cukup
menguntungkan.
2. Dalam antisipasi produksi yang berlimpah, dinas terkait harus dapat
menyediakan cold storage yang merata di Provinsi Maluku dan dapat
digunakan secara optimal. Hal ini untuk menghidari hasil ikan yang tidak
terkonsumsi dalam waktu cepat, sehingga hasil produksi yang berlimpah
dapat dipasarkan kembali.
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~54~
3. Walaupun usaha kecil penangkapan ikan pelagis kecil dengan pola pukat
cincin atau pola lainnya yang menggunakan jaring layak dibiayai
perbankan, tentunya tidak berarti perbaikan tidak memberikan pembiayaan
usaha nelayan skala mikro, karena tentunya usaha tersebut masih menjadi
tumpuan bagi perekonomian Provinsi Maluku.
4. Diharapkan Pemerintah Daerah khususnya dinas terkait, harus membantu
bagaimana pengusaha penangkapan skala kecil atau penangkapan ikan
dengan pola menggunakan jaring, untuk merangkul nelayan skala mikro,
agar menjadi mitra usaha yang saling menguntungkan, sehingga nelayan
skala mikro tetap akses pada usaha penangkapan ikan di Provinsi Maluku.
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~55~
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik Provinsi Maluku ( BPS), 2013. Maluku Dalam Angka.
Kantor Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Maluku, 2013. Kajian Ekonomi
Regional.
Laporan Tahunan Dinas Perikanan Dan Kelautan Provinsi Maluku, 2012.
Laporan Tahunan PT. Perusahaan Pelabuhan Nasional, 2013.
Purse Seine, Alat Penangkap Ikan, Mukhtar Ap. Msi, 2103.
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~56~
DAFTAR LAMPIRAN
1. Asumsi Penangkapan Ikan Pukat Cincin ( Musim Barat ) .......... 57
2. Asumsi Penangkapan Ikan Pukat Cincin ( Musim Timur) ......... 58
3. Biaya Investasi ........................................................................ 59
4. Biaya Operasional ............................................................... 60
a. Biaya Variabel ................................................................... 60
b. Biaya Tetap ..................................................................... 60
5. Kebutuhan Modal Kerja .......................................................... 61
6. Proyeksi Produksi dan Pendapatan .......................................... 62
7. Angsuran Kredit Investasi ...................................................... 63
8. Angsuran Kredit Modal Kerja ................................................. 64
9. Proyeksi Rugi Laba ................................................................. 65
10. Proyeksi Arus Kas .................................................................. 66
11. Proyeksi Arus Kas dan Analisa Sensitivitas,
Pendapatan Turun 9 % ......................................................... 67
12. Proyeksi Arus Kas dan Analisa Sensitivitas,
Pendapatan Turun 13% ......................................................... 68
13. Proyeksi Arus Kas dan Analisa Sensitivitas,
Biaya Variabel Naik 20% ....................................................... 69
14. Proyeksi Arus Kas dan Analisa Sensitivitas,
Biaya Variabel Naik 23% ....................................................... 70
15. Proyeksi Arus Kas dan Analisa Sensitivitas,
Pendapatan Turun 8 %, Biaya Variabel Naik 4% .................... 71
16. Proyeksi Arus Kas dan Analisa Sensitivitas,
Pendapatan Turun 9 %, Biaya Variabel Naik 5% ..................... 72
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~57~
No Asumsi Satuan Jumlah
1 Periode Proyek tahun 3 2 Bulan kerja dalam setahun bulan 12 3 Hari kerja dalam sebulan hari 20 4 Output, Produksi dan Harga
a. Prosentase Produksi - Momar Persen 67% - Kawalinya Persen 33% - Ikan Jenis Lain b. Produksi per bulan ( pen /Loyang) pen 600 - Momar pen 402 - Kawalinya pen 198 - Ikan Jenis Lain c. Penjulan harga/pen Rp/pen - Momar Rp/pen 350.000 - Kawalinya Rp/pen 450.000 d. Lama menunggu pendapatan hari 2 e. Rendemen hasil % -
5 Tenaga kerja orang 60 7 Penggunaan input dan harga
a. Minyak Tanah litter 9.900.000 b. Bensin litter 900.000 c. Oli litter 6.000.000 d. Es Balok Rp/kg 11.200.000 e. Perbekalan ( makanan ringan / rokok ) 3.000.000 f. Tenaga Kerja 33%g. Penjaga Sero 33%
8 Suku bunga per tahun % 13 9 Proposal Modal
a. Kredit % 90 b. Modal Sendiri % 10
11 Jangka waktu kredit tahun 3
Lampiran 1. Asumsi Untuk Analisa Keuangan (Musim Barat)
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~58~
No Asumsi Satuan Jumlah
1 Periode Proyek tahun 3 2 Bulan kerja dalam setahun bulan 12 3 Hari kerja dalam sebulan hari 20 4 Output, Produksi dan Harga
a. Prosentase Produksi - Momar Persen 67% - Kawalinya Persen 33% - Ikan Jenis Lain b. Produksi per bulan ( pen /Loyang) pen 400 - Momar pen 268 - Kawaliunya pen 132 - Ikan Jenis Lain c. Penjulan harga/pen Rp/pen - Momar Rp/pen 250.000 - Kawalinya Rp/pen 350.000 d. Lama menunggu pendapatan hari 2 e. Rendemen hasil % -
5 Tenaga kerja orang 40 6 Biaya Pemasaran dan Transportasi per tahun 12.400.000 7 Penggunaan input dan harga
a. Minyak Tanah litter 7.900.000 b. Bensin litter 720.000 c. Oli litter 4.800.000 d. Es Balok Rp/kg 8.000.000 e. Perbekalan ( makanan ringan / rokok ) 2.400.000 f. Tenaga Kerja 33%g. Penjaga Sero 33%
8 Suku bunga per tahun % 13 9 Proposal Modal
a. Kredit % 90 b. Modal Sendiri % 10
11 Jangka waktu kredit tahun 3
Lampiran 2. Asumsi Analisa Keuangan (Musim Timur)
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~59~
Lampiran 3. Biaya InvestasiHarga Jumlah Umur Nilai Nilai
per Satuan* Biaya* Ekonomis Penyusutan* Sisa*Rp Rp (tahun) Rp Rp
1 Alat Pendukung Usaha
a. Jaring gillnet unit 1 111.627.000 111.627.000 3 37.209.000 0
b. Mesin Yamaha 40 PK unit 3 35.000.000 105.000.000 5 21.000.000 42.000.000
c. Mesin Yamaha 15 PK unit 1 19.750.000 19.750.000 5 3.950.000 7.900.000
d. Rumpon unit 6 12.000.000 72.000.000 2 36.000.000 36.000.000
e. Kompas unit 1 3.000.000 3.000.000 5 600.000 600.000
f. Satgelit unit 1 4.000.000 4.000.000 3 1.333.333 0
g. Fish Finder unit 1 6.500.000 6.500.000 2 3.250.000 0
j. Kapal Tangkap unit 1 125.000.000 60.000.000 2 30.000.000 30.000.000
- - 0 - 0 0
2 Bangunan
Ruang Kantor m2 - - 0 - 0 0
Jumlah 381.877.000 133.342.333 116.500.000
Keterangan : * Maksimum 11 digit.
No Proporsi Keb. Biaya 1 Sumber dana modal kerja: 381.877.000
a. Kredit 90% 343.689.300b. Dana sendiri 10% 38.187.700
Keterangan
Jumlah Fisik
No Komponen Biaya Satuan
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~60~
Lampiran 4. Biaya Operasional
Biaya per Jumlah biaya Jumlah biaya satuan 1 bulan 1 tahun
Rp Rp Rp
1 Biaya Variabel Musim Barat ( 10 trip)
a. Minyak Tanah Liter 3.000 3.300 9.900.000 59.400.000b. Bensin Liter 200 6.500 1.300.000 7.800.000c. Oli Liter 200 30.000 6.000.000 36.000.000d. Es Balok Paket 700 16.000 11.200.000 67.200.000e. Perbekalan Paket 20 150.000 3.000.000 18.000.000f. Tenaga Kerja Orang 140.700.000 33% 46.900.000 281.400.000g. Penjaga Sero Orang 89.100.000 33% 29.700.000 178.200.000
648.000.000
2 Biaya Variabel Musim Timur ( 8 trip)a. Minyak Tanah Liter 2.400 3.300 7.920.000 47.520.000b. Bensin Liter 160 6.500 1.040.000 6.240.000c. Oli Liter 160 30.000 4.800.000 28.800.000d. Es Balok Paket 560 16.000 8.960.000 53.760.000e. Perbekalan Paket 16 150.000 2.400.000 14.400.000
f. Tenaga Kerja Orang 67.000.000 33% 22.333.333 134.000.000g. Penjaga Sero Orang 46.200.000 33% 15.400.000 92.400.000 377.120.000Total Biaya Variabel 155.453.333 1.025.120.000
b. Biaya Tetap -
No Uraian Satuan Jumlah Fisik Biaya Per Unit Total Biaya per Bulan
Total Biaya 1 Tahun
1 Biaya Pemasaran / Transportasi Paket 18 310.000,0 5.580.000 33.480.000
2 Perawatan Minor Kapal Paket 36 200.000,0 7.200.000 43.200.000
3 Perawatan Kapal Tahunan Paket 4 10.000.000,0 40.000.000 40.000.000
4 Perawatan Jaring Paket 24 200.000,0 2.000.000 12.000.000
Total Biaya Tetap 109.560.000 128.680.000
Jumlah Fisik
a. Biaya Variabel
Struktur biaya SatuanNo
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~61~
Lampiran 5. Kebutuhan Modal Kerja
210.233.333 1.153.800.000 Jumlah Modal Kerja 210.233.333 1.153.800.000
21.023.333
90% 189.210.00010% 21.023.333b. Dana sendiri
Biaya Produksi
Modal Kerja Sumber dana modal kerja dari *) :a. Kredit
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~62~
Lampiran 6. Proyeksi Produksi Dan Pendapatan
NO Produk Volume Unit Harga Jual Penjualan 1 bulan Penjualan 1 tahunProporsi
hasil penjualan
1 - Momar ( BARAT) 402 pen 350.000 140.700.000 844.200.000 41%
2 - Kawalinya 198 pen 450.000 89.100.000 534.600.000 26%
3 - Momar ( TIMUR) 268 pen 250.000 67.000.000 402.000.000 20%
4 - Kawalinya 132 pen 350.000 46.200.000 277.200.000 13%
TOTAL 1.000 343.000.000 2.058.000.000 100%
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~63~
Lampiran 7. Angsuran Kredit Investasi Bunga : 13% 12 bulan
Periode Kredit Angsuran Tetap Bunga Total Saldo Awal Saldo Akhir
Tahun-0 343.689.300 343.689.300 343.689.300
Bulan -1 9.546.925 3.723.301 13.270.226 343.689.300 334.142.375
Bulan -2 9.546.925 3.619.876 13.166.801 334.142.375 324.595.450
Bulan -3 9.546.925 3.516.451 13.063.376 324.595.450 315.048.525
Bulan -4 9.546.925 3.413.026 12.959.951 315.048.525 305.501.600
Bulan -5 9.546.925 3.309.601 12.856.526 305.501.600 295.954.675
Bulan -6 9.546.925 3.206.176 12.753.101 295.954.675 286.407.750
Bulan -7 9.546.925 3.102.751 12.649.676 286.407.750 276.860.825
Bulan -8 9.546.925 2.999.326 12.546.251 276.860.825 267.313.900
Bulan -9 9.546.925 2.895.901 12.442.826 267.313.900 257.766.975
Bulan -10 9.546.925 2.792.476 12.339.401 257.766.975 248.220.050
Bulan -11 9.546.925 2.689.051 12.235.976 248.220.050 238.673.125
Bulan -12 9.546.925 2.585.626 12.132.551 238.673.125 229.126.200
Tahun-1 114.563.100 37.853.558 152.416.658
Bulan -1 9.546.925 2.482.201 12.029.126 229.126.200 219.579.275
Bulan -2 9.546.925 2.378.775 11.925.700 219.579.275 210.032.350
Bulan -3 9.546.925 2.275.350 11.822.275 210.032.350 200.485.425
Bulan -4 9.546.925 2.171.925 11.718.850 200.485.425 190.938.500
Bulan -5 9.546.925 2.068.500 11.615.425 190.938.500 181.391.575
Bulan -6 9.546.925 1.965.075 11.512.000 181.391.575 171.844.650
Bulan -7 9.546.925 1.861.650 11.408.575 171.844.650 162.297.725
Bulan -8 9.546.925 1.758.225 11.305.150 162.297.725 152.750.800
Bulan -9 9.546.925 1.654.800 11.201.725 152.750.800 143.203.875
Bulan -10 9.546.925 1.551.375 11.098.300 143.203.875 133.656.950
Bulan -11 9.546.925 1.447.950 10.994.875 133.656.950 124.110.025
Bulan -12 9.546.925 1.344.525 10.891.450 124.110.025 114.563.100
Tahun-2 114.563.100 22.960.355 137.523.455
Bulan -1 9.546.925 1.241.100 10.788.025 114.563.100 105.016.175
Bulan -2 9.546.925 1.137.675 10.684.600 105.016.175 95.469.250
Bulan -3 9.546.925 1.034.250 10.581.175 95.469.250 85.922.325
Bulan -4 9.546.925 930.825 10.477.750 85.922.325 76.375.400
Bulan -5 9.546.925 827.400 10.374.325 76.375.400 66.828.475
Bulan -6 9.546.925 723.975 10.270.900 66.828.475 57.281.550
Bulan -7 9.546.925 620.550 10.167.475 57.281.550 47.734.625
Bulan -8 9.546.925 517.125 10.064.050 47.734.625 38.187.700
Bulan -9 9.546.925 413.700 9.960.625 38.187.700 28.640.775
Bulan -10 9.546.925 310.275 9.857.200 28.640.775 19.093.850
Bulan -11 9.546.925 206.850 9.753.775 19.093.850 9.546.925
Bulan -12 9.546.925 103.425 9.650.350 9.546.925 -
Tahun-3 114.563.100 8.067.152 122.630.252
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~64~
Lampiran 8. Angsuran Kredit Modal Kerja
Bunga : 13% 12 bulan
Periode Kredit Angsuran Tetap Bunga Total Saldo Awal Saldo Akhir
Tahun-0 189.210.000 189.210.000 189.210.000
Bulan -1 5.255.833 2.049.775 7.305.608 189.210.000 183.954.167
Bulan -2 5.255.833 1.992.837 7.248.670 183.954.167 178.698.333
Bulan -3 5.255.833 1.935.899 7.191.732 178.698.333 173.442.500
Bulan -4 5.255.833 1.878.960 7.134.794 173.442.500 168.186.667
Bulan -5 5.255.833 1.822.022 7.077.856 168.186.667 162.930.833
Bulan -6 5.255.833 1.765.084 7.020.917 162.930.833 157.675.000
Bulan -7 5.255.833 1.708.146 6.963.979 157.675.000 152.419.167
Bulan -8 5.255.833 1.651.208 6.907.041 152.419.167 147.163.333
Bulan -9 5.255.833 1.594.269 6.850.103 147.163.333 141.907.500
Bulan -10 5.255.833 1.537.331 6.793.165 141.907.500 136.651.667
Bulan -11 5.255.833 1.480.393 6.736.226 136.651.667 131.395.833
Bulan -12 5.255.833 1.423.455 6.679.288 131.395.833 126.140.000
Tahun-1 63.070.000 20.839.379 83.909.379
Bulan -1 5.255.833 1.366.517 6.622.350 126.140.000 120.884.167
Bulan -2 5.255.833 1.309.578 6.565.412 120.884.167 115.628.333
Bulan -3 5.255.833 1.252.640 6.508.474 115.628.333 110.372.500
Bulan -4 5.255.833 1.195.702 6.451.535 110.372.500 105.116.667
Bulan -5 5.255.833 1.138.764 6.394.597 105.116.667 99.860.833
Bulan -6 5.255.833 1.081.826 6.337.659 99.860.833 94.605.000
Bulan -7 5.255.833 1.024.888 6.280.721 94.605.000 89.349.167
Bulan -8 5.255.833 967.949 6.223.783 89.349.167 84.093.333
Bulan -9 5.255.833 911.011 6.166.844 84.093.333 78.837.500
Bulan -10 5.255.833 854.073 6.109.906 78.837.500 73.581.667
Bulan -11 5.255.833 797.135 6.052.968 73.581.667 68.325.833
Bulan -12 5.255.833 740.197 5.996.030 68.325.833 63.070.000
Tahun-2 63.070.000 12.640.279 75.710.279
Bulan -1 5.255.833 683.258 5.939.092 63.070.000 57.814.167
Bulan -2 5.255.833 626.320 5.882.153 57.814.167 52.558.333
Bulan -3 5.255.833 569.382 5.825.215 52.558.333 47.302.500
Bulan -4 5.255.833 512.444 5.768.277 47.302.500 42.046.667
Bulan -5 5.255.833 455.506 5.711.339 42.046.667 36.790.833
Bulan -6 5.255.833 398.567 5.654.401 36.790.833 31.535.000
Bulan -7 5.255.833 341.629 5.597.463 31.535.000 26.279.167
Bulan -8 5.255.833 284.691 5.540.524 26.279.167 21.023.333
Bulan -9 5.255.833 227.753 5.483.586 21.023.333 15.767.500
Bulan -10 5.255.833 170.815 5.426.648 15.767.500 10.511.667
Bulan -11 5.255.833 113.876 5.369.710 10.511.667 5.255.833
Bulan -12 5.255.833 56.938 5.312.772 5.255.833 (0)
Tahun-3 63.070.000 4.441.179 67.511.179
Tahun Angsuran Pokok Angsuran Bunga Total Angsuran Saldo Awal Saldo Akhir
532.899.300 532.899.300
1 177.633.100 58.692.937 236.326.037 532.899.300 355.266.200
2 177.633.100 35.600.634 213.233.734 355.266.200 177.633.100
3 177.633.100 12.508.331 190.141.431 177.633.100 0
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~65~
Lampiran 9. Proyeksi Rugi Laba ( Rp)
1 2 3
A Penerimaan
Total Penerimaan 2.058.000.000 2.058.000.000 2.058.000.000
B Pengeluaran
i. Biaya Variabel 1.025.120.000 1.025.120.000 1.025.120.000
ii. Biaya Tetap 128.680.000 128.680.000 128.680.000
iii. Depresiasi 133.342.333 133.342.333 133.342.333
iv. Angsuran Bunga 58.692.937 35.600.634 12.508.331
Total Pengeluaran 1.345.835.270 1.322.742.967 1.299.650.664
C R/L Sebelum Pajak 712.164.730 735.257.033 758.349.336
F Pajak (15%) 106.824.709 110.288.555 113.752.400
G Laba Setelah Pajak 605.340.020 624.968.478 644.596.935
H Profit on Sales 29,41% 30,37% 31,32%
I BEP: Rupiah 639.021.015 593.009.901 546.998.787
- Momar 262.129.029 243.255.082 224.381.135
- Kawalinya 165.996.421 154.044.263 142.092.105
BEP: KG 1.118 1.037 957
- Momar 749 695 641
- Kawalinya 369 342 316
No UraianTahun
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~66~
Lampiran 10. Proyeksi Arus Kas
0 1 2 3
A Arus Masuk
1. Total Penjualan 2.058.000.000 2.058.000.000 2.058.000.000
2. Kredit
a. Investasi 343.689.300
b. Modal Kerja 189.210.000
3. Modal Sendiri
a. Investasi 38.187.700
b. Modal Kerja 21.023.333
4. Nilai Sisa Proyek 116.500.000
Total Arus Masuk 592.110.333 2.058.000.000 2.058.000.000 2.174.500.000
Arus Masuk unt Menghitung IRR - 2.036.976.667 2.058.000.000 2.174.500.000
B Arus Keluar
1. Biaya Investasi 381.877.000 400.970.850 421.019.393 442.070.362
2. Biaya Variabel 210.233.333 1.025.120.000 1.025.120.000 1.025.120.000
3. Biaya Tetap 128.680.000 128.680.000 128.680.000
4. Angsuran Pokok 177.633.100 177.633.100 177.633.100
5. Angsuran Bunga 58.692.937 35.600.634 12.508.331
6. Pajak 25.500.660 26.318.915 27.137.170
Total Arus Keluar 592.110.333 1.816.597.547 1.814.372.041 1.813.148.962
Arus Keluar unt Menghitung IRR 592.110.333 1.580.271.510 1.601.138.307 1.623.007.532
C Arus Bersih (NCF) - 241.402.453 243.627.959 361.351.038
D CASH FLOW UNTUK MENGHITUNG IRR (592.110.333) 456.705.157 456.861.693 551.492.468
Discount Factor (14%) 1,0000 0,8850 0,7831 0,6931
Present Value (592.110.333) 404.163.856 357.789.720 382.211.945
E CUMMULATIVE (592.110.333) (187.946.478) 169.843.242 552.055.187
F ANALISIS KELAYAKAN USAHA
NPV (14%) 552.055.187Rp
IRR 59,3%
Net B/C 1,93
PBP 1,53 tahun
18,3 bulan
TahunNo Uraian
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~67~
Lampiran 11. Proyeksi Arus Kas dan Analisa Sensitivitas,
Pendapatan Turun 9 % Rupiah
0 1 2 3
A Arus Masuk
1. Total Penjualan 1.872.780.000 1.872.780.000 1.872.780.000
2. Kredit
a. Investasi 343.689.300
b. Modal Kerja 189.210.000
3. Modal Sendiri
a. Investasi 38.187.700
b. Modal Kerja 21.023.333
4. Nilai Sisa Proyek 116.500.000
Total Arus Masuk 592.110.333 1.872.780.000 1.872.780.000 1.989.280.000
Arus Masuk unt Menghitung IRR - 1.851.756.667 1.872.780.000 1.989.280.000
B Arus Keluar
1. Biaya Investasi 381.877.000 400.970.850 421.019.393 442.070.362
2. Biaya Variabel 210.233.333 1.025.120.000 1.025.120.000 1.025.120.000
3. Biaya Tetap 128.680.000 128.680.000 128.680.000
4. Angsuran Pokok 177.633.100 177.633.100 177.633.100
5. Angsuran Bunga 58.692.937 35.600.634 12.508.331
6. Pajak 25.500.660 26.318.915 27.137.170
Total Arus Keluar 592.110.333 1.816.597.547 1.814.372.041 1.813.148.962
Arus Keluar unt Menghitung IRR 592.110.333 1.580.271.510 1.601.138.307 1.623.007.532
C Arus Bersih (NCF) - 56.182.453 58.407.959 176.131.038
D CASH FLOW UNTUK MENGHITUNG IRR (592.110.333) 271.485.157 271.641.693 366.272.468
Discount Factor (14%) 1,0000 0,8850 0,7831 0,6931
Present Value (592.110.333) 240.252.351 212.735.291 253.845.194
E CUMMULATIVE (592.110.333) (351.857.982) (139.122.691) 114.722.502
F ANALISIS KELAYAKAN USAHA
NPV (14%) 114.722.502Rp
IRR 15,5%
Net B/C 1,19
PBP 2,65 tahun
31,8 bulan
TahunNo Uraian
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~68~
Lampiran 12. Proyeksi Arus Kas dan Analisa Sensitifitas, Pendapatan Turun 13 %.
0 1 2 3
A Arus Masuk
1. Total Penjualan 1.790.460.000 1.790.460.000 1.790.460.000
2. Kredit
a. Investasi 343.689.300
b. Modal Kerja 189.210.000
3. Modal Sendiri
a. Investasi 38.187.700
b. Modal Kerja 21.023.333
4. Nilai Sisa Proyek 116.500.000
Total Arus Masuk 592.110.333 1.790.460.000 1.790.460.000 1.906.960.000
Arus Masuk unt Menghitung IRR - 1.769.436.667 1.790.460.000 1.906.960.000
B Arus Keluar
1. Biaya Investasi 381.877.000 400.970.850 421.019.393 442.070.362
2. Biaya Variabel 210.233.333 1.025.120.000 1.025.120.000 1.025.120.000
3. Biaya Tetap 128.680.000 128.680.000 128.680.000
4. Angsuran Pokok 177.633.100 177.633.100 177.633.100
5. Angsuran Bunga 58.692.937 35.600.634 12.508.331
6. Pajak 25.500.660 26.318.915 27.137.170
Total Arus Keluar 592.110.333 1.816.597.547 1.814.372.041 1.813.148.962
Arus Keluar unt Menghitung IRR 592.110.333 1.580.271.510 1.601.138.307 1.623.007.532
C Arus Bersih (NCF) - (26.137.547) (23.912.041) 93.811.038
D CASH FLOW UNTUK MENGHITUNG IRR (592.110.333) 189.165.157 189.321.693 283.952.468
Discount Factor (14%) 1,0000 0,8850 0,7831 0,6931
Present Value (592.110.333) 167.402.794 148.266.656 196.793.304
E CUMMULATIVE (592.110.333) (424.707.540) (276.440.884) (79.647.579)
F ANALISIS KELAYAKAN USAHA
NPV (14%) (79.647.579)Rp
IRR -27,3%
Net B/C 0,87
PBP 3,86 tahun
46,4 bulan
TahunNo Uraian
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~69~
Lampiran 13. Proyeksi Arus Kas dan Analisa Sensitivitas, Biaya Variable Naik 20%.
0 1 2 3
A Arus Masuk
1. Total Penjualan 1.893.360.000 1.893.360.000 1.893.360.000
2. Kredit
a. Investasi 343.689.300
b. Modal Kerja 189.210.000
3. Modal Sendiri
a. Investasi 38.187.700
b. Modal Kerja 21.023.333
4. Nilai Sisa Proyek 116.500.000
Total Arus Masuk 592.110.333 1.893.360.000 1.893.360.000 2.009.860.000
Arus Masuk unt Menghitung IRR - 1.872.336.667 1.893.360.000 2.009.860.000
B Arus Keluar
1. Biaya Investasi 381.877.000 400.970.850 421.019.393 442.070.362
2. Biaya Variabel 210.233.333 1.066.124.800 1.066.124.800 1.066.124.800
3. Biaya Tetap 128.680.000 128.680.000 128.680.000
4. Angsuran Pokok 177.633.100 177.633.100 177.633.100
5. Angsuran Bunga 58.692.937 35.600.634 12.508.331
6. Pajak 25.500.660 26.318.915 27.137.170
Total Arus Keluar 592.110.333 1.857.602.347 1.855.376.841 1.854.153.762
Arus Keluar unt Menghitung IRR 592.110.333 1.621.276.310 1.642.143.107 1.664.012.332
C Arus Bersih (NCF) - 35.757.653 37.983.159 155.706.238
D CASH FLOW UNTUK MENGHITUNG IRR (592.110.333) 251.060.357 251.216.893 345.847.668
Discount Factor (14%) 1,0000 0,8850 0,7831 0,6931
Present Value (592.110.333) 222.177.307 196.739.676 239.689.783
E CUMMULATIVE (592.110.333) (369.933.026) (173.193.350) 66.496.433
F ANALISIS KELAYAKAN USAHA
NPV (14%) 66.496.433Rp
IRR 7,1%
Net B/C 1,11
PBP 2,88 tahun
34,6 bulan
TahunNo Uraian
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~70~
Lampiran 14. Proyeksi Arus Kas dan Analisa Sensitivitas, Biaya Variabel Naik 23 %.
0 1 2 3
A Arus Masuk
1. Total Penjualan 1.872.780.000 1.872.780.000 1.872.780.000
2. Kredit
a. Investasi 343.689.300
b. Modal Kerja 189.210.000
3. Modal Sendiri
a. Investasi 38.187.700
b. Modal Kerja 21.023.333
4. Nilai Sisa Proyek 116.500.000
Total Arus Masuk 592.110.333 1.872.780.000 1.872.780.000 1.989.280.000
Arus Masuk unt Menghitung IRR - 1.851.756.667 1.872.780.000 1.989.280.000
B Arus Keluar
1. Biaya Investasi 381.877.000 400.970.850 421.019.393 442.070.362
2. Biaya Variabel 210.233.333 1.076.376.000 1.076.376.000 1.076.376.000
3. Biaya Tetap 128.680.000 128.680.000 128.680.000
4. Angsuran Pokok 177.633.100 177.633.100 177.633.100
5. Angsuran Bunga 58.692.937 35.600.634 12.508.331
6. Pajak 25.500.660 26.318.915 27.137.170
Total Arus Keluar 592.110.333 1.867.853.547 1.865.628.041 1.864.404.962
Arus Keluar unt Menghitung IRR 592.110.333 1.631.527.510 1.652.394.307 1.674.263.532
C Arus Bersih (NCF) - 4.926.453 7.151.959 124.875.038
D CASH FLOW UNTUK MENGHITUNG IRR (592.110.333) 220.229.157 220.385.693 315.016.468
Discount Factor (14%) 1,0000 0,8850 0,7831 0,6931
Present Value (592.110.333) 194.893.059 172.594.324 218.322.215
E CUMMULATIVE (592.110.333) (397.217.274) (224.622.950) (6.300.735)
F ANALISIS KELAYAKAN USAHA
NPV (14%) (6.300.735)Rp
IRR -7,9%
Net B/C 0,99
PBP 3,30 tahun
39,6 bulan
TahunNo Uraian
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~71~
Lampiran 15. Proyeksi Arus Kas dan Analisa Sensitivitas, Pendapatan Turun 8%, Biaya Variabel Naik 4 %.
0 1 2 3
A Arus Masuk
1. Total Penjualan 1.893.360.000 1.893.360.000 1.893.360.000
2. Kredit
a. Investasi 343.689.300
b. Modal Kerja 189.210.000
3. Modal Sendiri
a. Investasi 38.187.700
b. Modal Kerja 21.023.333
4. Nilai Sisa Proyek 116.500.000
Total Arus Masuk 592.110.333 1.893.360.000 1.893.360.000 2.009.860.000
Arus Masuk unt Menghitung IRR - 1.872.336.667 1.893.360.000 2.009.860.000
B Arus Keluar
1. Biaya Investasi 381.877.000 400.970.850 421.019.393 442.070.362
2. Biaya Variabel 210.233.333 1.066.124.800 1.066.124.800 1.066.124.800
3. Biaya Tetap 128.680.000 128.680.000 128.680.000
4. Angsuran Pokok 177.633.100 177.633.100 177.633.100
5. Angsuran Bunga 58.692.937 35.600.634 12.508.331
6. Pajak 25.500.660 26.318.915 27.137.170
Total Arus Keluar 592.110.333 1.857.602.347 1.855.376.841 1.854.153.762
Arus Keluar unt Menghitung IRR 592.110.333 1.621.276.310 1.642.143.107 1.664.012.332
C Arus Bersih (NCF) - 35.757.653 37.983.159 155.706.238
D CASH FLOW UNTUK MENGHITUNG IRR (592.110.333) 251.060.357 251.216.893 345.847.668
Discount Factor (14%) 1,0000 0,8850 0,7831 0,6931
Present Value (592.110.333) 222.177.307 196.739.676 239.689.783
E CUMMULATIVE (592.110.333) (369.933.026) (173.193.350) 66.496.433
F ANALISIS KELAYAKAN USAHA
NPV (14%) 66.496.433Rp
IRR 7,1%
Net B/C 1,11
PBP 2,88 tahun
34,6 bulan
TahunNo Uraian
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~72~
Lampiran 16. Proyeksi Arus Kas dan Analisa Sensitivitas, Pendapatan Turun 9 %, Biaya Variabel Naik 5 %.
0 1 2 3
A Arus Masuk
1. Total Penjualan 1.872.780.000 1.872.780.000 1.872.780.000
2. Kredit
a. Investasi 343.689.300
b. Modal Kerja 189.210.000
3. Modal Sendiri
a. Investasi 38.187.700
b. Modal Kerja 21.023.333
4. Nilai Sisa Proyek 116.500.000
Total Arus Masuk 592.110.333 1.872.780.000 1.872.780.000 1.989.280.000
Arus Masuk unt Menghitung IRR - 1.851.756.667 1.872.780.000 1.989.280.000
B Arus Keluar
1. Biaya Investasi 381.877.000 400.970.850 421.019.393 442.070.362
2. Biaya Variabel 210.233.333 1.076.376.000 1.076.376.000 1.076.376.000
3. Biaya Tetap 128.680.000 128.680.000 128.680.000
4. Angsuran Pokok 177.633.100 177.633.100 177.633.100
5. Angsuran Bunga 58.692.937 35.600.634 12.508.331
6. Pajak 25.500.660 26.318.915 27.137.170
Total Arus Keluar 592.110.333 1.867.853.547 1.865.628.041 1.864.404.962
Arus Keluar unt Menghitung IRR 592.110.333 1.631.527.510 1.652.394.307 1.674.263.532
C Arus Bersih (NCF) - 4.926.453 7.151.959 124.875.038
D CASH FLOW UNTUK MENGHITUNG IRR (592.110.333) 220.229.157 220.385.693 315.016.468
Discount Factor (14%) 1,0000 0,8850 0,7831 0,6931
Present Value (592.110.333) 194.893.059 172.594.324 218.322.215
E CUMMULATIVE (592.110.333) (397.217.274) (224.622.950) (6.300.735)
F ANALISIS KELAYAKAN USAHA
NPV (14%) (6.300.735)Rp
IRR -7,9%
Net B/C 0,99
PBP 3,30 tahun
39,6 bulan
TahunNo Uraian
Penangkapan Ikan Pelagis Kecil
~73~