POLA INTERAKSI SOSIAL PADA MASA PANDEMI COVID-19 …
Transcript of POLA INTERAKSI SOSIAL PADA MASA PANDEMI COVID-19 …
1
POLA INTERAKSI SOSIAL PADA MASA PANDEMI COVID-19 (STUDI
KASUS DI DESA SANROBONE KECAMATAN SANROBONE
KABUPATEN TAKALAR)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Sosiologi
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
MEGA REZKY AYU LESTARI
NIM 105381116116
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
2021
2
3
4
5
6
OMOOM
―Untuk dapat apa yang kau suka, kau mesti dahulu bersabar dengan apa yang kau
tak sukai. Tepat sekali untuk mencapai kebaikan Allah selalu menyelipkan cobaan
dalam pencapaiannya. Allah SWT melihat seberapa besar keimanan seseorang
kepadaNya‖ (Imam Al-Ghazali)
PERSEMBAHAN
Sujud dan syukur hanya kepada Allah SWT serta Shalawat dan salam kepada
Nabi Muhammad SAW atas segala pertolongan dan kemudahan sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan. Kupersembahkan karya sederhana ini untuk kedua orang
tuaku
Ayahanda Basmin Nur, Amd.kop dan Ibunda Hj. ST. Nuraeni, S.Pd
yang tercinta dan terkasih.
Terima kasih atas segala keringat, linangaan air mata, untaian doa, serta jutaan
pengorbanan tak ternilai tuk mengais rezeki demi kesuksesan pendidikanku.
Semua guru dan dosenku yang telah ikhlas membagikan ilmunya. Kepada
keluarga besarku, sahabat-sahabatku, teman-teman seperjuangan Pendidikan
sosiologi dan terimakasih selalu mendoakan yang terbaik dan atas warna-warni
kehidupan dari kalian yang tak dapat kubeli
vi
7
8
9
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, teriring salam penulis
haturkan kepada teladan mulia kita Nabi Muhammad SAW dan orang-orang
sesudahnya yang istiqomah mengikuti sunnah-sunnah dan langkah perjuangannya.
Tiada daya dan upaya melainkan dari-Nya dalam melaksanakan segala aktifitas
termasuk dalam penulisan skripsi ini yang berjudul ―Pola Interaksi Sosial Pada
Masa Pandemi COVID-19 (Studi Kasus Di Desa Sanrobone Kabupaten Takalar)‖
Segala usaha dan upaya telah dilakukan penulis untuk menyelesaikan
skripsi ini dengan sebaik mungkin namun penulis menyadari sepenuhnya akan
kekurangan dan kelemahan yang ada di dalam skripsi ini, hal ini disebabkan oleh
keterbatasan data ilmu yang dimiliki oleh penulis dalam mengumpulkan dan
mengolah data-data yang ada. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan lebih lanjut.
Penulisan skripsi ini dapat selesai, berkat bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak. Bertitik tolak dengan itu penulis mengucapkan banyak terima
kasih atas keterlibatan para pihak yang dari awal hingga akhir penulisan ini
memberikan bantuan dan dorongan serta kerja samanya membantu penyusunan
skripsi ini, penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Teristemewa dan terkasih serta sujud syukurku kuperuntukkan kepada
Ayahanda Basmin Nur, Amd.kop dan Ibunda Hj. St. Nuraeni, S.Pd yang
telah merawat, membesarkan dan mencurahkan segala kasih sayangnya, yang
senantiasa membimbing, menasehati, dan telah memberikan segala yang
ix
10
terbaik buat ananda baik berupa dorongan moril dan materil serta doa
tulusnya. Serta, Adikku tercinta Ahmad Aminullah Gani terima kasih atas
perhatian, semangat dan cinta yang diberikan.
2. Penulis dengan segenap kerendahan hati mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Bapak Kaharuddin, S.Pd.,
M.Pd.,Phd selaku pembimbing I dan kepada Bapak Hadisaputra, S.Pd., M.Si,
selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktunya untuk memberi
arahan, motivasi, serta bimbingannya setiap saat dengan penuh kesabaran dan
ketulusan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
3. Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar dan Pimpinan Senat Universitas Muhammadiyah Makassar yang
telah mengatur segala aturan dan kebijakan di Universitas Muhammadiyah
Makassar.
4. Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D selaku Dekan FKIP Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah memfasilitasi selama penyelesaian studi
di FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar.
5. Drs. H. Nurdin, M.Pd selaku Ketua Prodi Pendidikan Sosiologi dan
Kaharuddin, S.Pd.,M.Pd.,Ph.D FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar
yang telah memfasilitasi selama penyelesaian studi di Prodi Pendidikan
Sosiologi.
6. Seluruh Dosen dan para staf pegawai dalam lingkungan FKIP Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah membekali penulis dengan serangkaian
ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.
x
11
7. Bapak Patahuddin Selaku Kepala Desa Sanrobone Kec. Sanrobone Kab.
Takalar beserta Stafnya, ucapan terimah kasih yang tak terhingga yang
senantiasa memberi informasi kepada penulis.
8. Keluarga dan sahabatku tercinta Darul Aqsam, S.Pd, Devi Sasmita, S.Pd,
Nanda Aprilyanti Syarief, Andi Aswid Nur, Nur Afni Andika yang telah
memberikan kesempatan kepada saya untuk merasakan indahnya
persaudaraan serta senantiasa memberikan dukungan dan bantuan selama
dalam penyusunan skripsi ini.
9. Rekan-rekan se almamater angkatan 2016 mahasiswa prodi Pendidikan
Sosiologi, khususnya Pendidikan Sosiologi D yang senantiasa menemani
perjalanan kuliah hingga penyelesaian tugas akhir.
10. Kepada seluruh pihak yang tidak sempat penulis sebutkan yang telah
membantu baik secara langsung maupun tidak langsung selama penulisan
skripsi ini
Semoga Allah swt. Berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang
telah membantu. Semoga karya kecil ini dapat memberikan manfaat untuk kita
semua. Akhirnya tak ada gading yang tak retak, tak ada ilmu yang tak memiliki
kebenaran mutlak, tak ada manusia tanpa kelemahan dan kesempurnaan hanya
milik Allah yang kuasa. Oleh karena itu, tegur sapa dari berbagai pihak yang
sifatnya membangun senantiasa dinantikan dengan penuh keterbukaan.
Wassalamu’Alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh
Makassar, 10 februari 2021
Penulis
Mega Resky Ayu Lestari. B
xi
12
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii
SURAT PERNYATAAN ................................................................................ iv
SURAT PERJANJIAN................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7
1. Manfaat Teoritis .................................................................................. 7
2. Manfaat Praktis ................................................................................... 7
E. Defini Operasional .................................................................................... 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka ............................................................................................ 9
1. Pola Interaksi Sosial .............................................................................. 9
2. Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosiall ........................................... 9
3. Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial ........................................ 10
4. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial ............................................................. 11
B. Covid 19 .................................................................................................... 17
C. Kajian Teori ............................................................................................... 19
D. Kerangka Pikir ............................................................................................ 23
xii
13
E. Penelitian Relevan ....................................................................................... 25
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian .................................................................. 28
B. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................... 28
C. Imforman Penelitian .................................................................................... 29
D. Fokus Penelitian .......................................................................................... 29
E. Instrumen Penelitian .................................................................................... 30
F. Jenis dan Sumber Data Penelitian ............................................................. 30
G. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 31
H. Teknik Analisis Data ................................................................................. 32
I. Teknik Keabsahan Data.............................................................................. 33
J. Etika Penelitian............................................................................................ 34
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Desa Sanrobone ............................................................... 35
B. Keadaan Geografis ..................................................................................... 38
C. Keadaan Penduduk..................................................................................... 39
D. Sosial Budaya/ Agama Masyarakat Desa Sanrobone ………………….. 42 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian........................................................................................... 47
1. Pola Interaksi Sosial di Masa Pandemi ................................................. 47
2. Dampak Pola Interaksi Sosial di Masa Pandemi ................................... 57
B. Pembahasan ................................................................................................ 62
1. Pola Interaksi Sosial Asosiatif ............................................................... 63
2. Pola Interaksi Sosial Disosiatif .............................................................. 66
3. Dampak Pola Interaksi Sosial di Masa Pandemi ................................... 69
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan ............................................................................................ 71
a. Saran ..................................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 72
LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................
14
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 1 Jumlah Penduduk Dan Kk Masyarakat
Kec. Sanrobone Kab. Takalar Tahun 2020…………………………40
Tabel 2 Keadaan Pendidikan Masyarakat
Kec. Sanrobone Kab. Takalar Tahun 2020…………………………41
Tabel 3 Mata Pencaharian Masyarakat
Kec. Sanrobone Kab. Takalar Tahun 2020…………………………42
xiv
15
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 1 Skema Kerangka Pikir........................................................................... 23
xv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktifitas sosial yang
dimana tentunya kita saling membutuhkan antara satu dan yang lainnya guna
memenuhi kebutuhan hidupnya. Dari hal inilah yang menciptakan pola interaksi
sosial di masyarakat yang terjadi di setiap harinya karena hubungan yang tercipta
dari komunikasi yang terjalin baik sengaja maupun tidak sengaja di antara dua
orang maupun lebih yang bertujuan untuk saling mempengaruhi satu sama lain
guna mencapai suatu tujuan tertentu baik mulai dari individu ke individu hingga
kelompok dengan kelompok.
Di dalam proses interaksi disamping memiliki unsur dasar yakni, kontak
sosial dan komunikasi, juga memiliki beberapa bentuk. Bentuk proses interaksi
sosial, diantaranya adalah yang pertama, proses asosiatif, proses ini mengandung
makna bersatu, menyatu, persatuan atau integrasi. Karena ada sesuatu hal yang
diakui bersama sekumpulan orang dan kemudian lahirnya asosiatif di masyarakat.
Kedua proses disosiatif merupakan proses perlawanan yang dilakukan oleh
individu-individu dan kelompok dalam proses sosial diantara mereka pada suatu
masyarakat.(Sudarma. 2014).
Era sekarang komunikasi merupakan salah satu faktor penting untuk
menjaga hubungan baik dengan orang lain. Setiap hari orang selalu melakukan
interaksi dengan lingkungan sekitar untuk menjalin silaturahmi antar sesama. Di
dalam masyarakat, tidak hanya komunikasi verbal saja yang bisa dilakukan untuk
1
2
menyampaikan pesan, tetapi komunikasi non verbal juga sering digunakan untuk
mendukung pernyataan dari komunikasi verbalnya. Interaksi sosial memiliki
karakteristik yang dinamis dan tidak statis. Hal ini berarti bahwa karakterisitk
interaksi sosial dapat ditinjau dari berbagai segi sesuai dengan ciri interaksi yang
dilakukan manusia. Artinya, bahwa karakteristik interaksi akan dapat dilihat
secara detail pada model interaksi yang dilakukan oleh manusia. Secara umum,
model interaksi sosial dapat diartikan sebagai model interaksi sosial yang secara
individu, secara kelompok, serta kelompok dengan kelompok.
Dalam menjalani kehidupan, manusia harus bekerjasama dengan orang
lain karena pada dasarnya manusia tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri.
Dengan adanya pandemic virus corona telah memberikan dampak yang sangat
merusak dalam berbagai bidang kehidupan.Karena virus ini dengan cepat
menyebar dari satu orang ke orang lainnya hanya lewat bersin, bersentuhan
langsung maupun lewat benda-benda yang telah terjangkit virus.Adapun jumlah
saat ini yang terinfeksi virus corona dan menurut data WHO pertangal 2 maret
2020 jumlah penderita 90.308 terinfeksi covid-19. Angka kematian 3.087 atau
2.3% dengan angka kesembuhan 45.726 orang . (Yuliana. 2020)
Penyebaran COVID-19 sangat menakutkan semua pihak. Semula muncul
di Wuhan, Cina, yang kemudian menyebar ke berbagi negara hingga
menimbulkan kasus ribuan manusia meninggal dunia. Segera hingga organisasi
kesehatan dunia mengumumkan COVID-19 sebagai pandemic,semua pihak turun
tangan menyatakan perang lawan wabah yang mematikan ini. Semua kalangan
bahu-membahu berusaha menemukan formula terbaik pencegahan COVID-19
3
dari berbagai disiplin ilmu keilmuan. Di hampir seluruh negara diterapkan isolasi,
karantina, dan social distancing. Isolasi adalah pemisahan orang sakit dengan
penyakit menular dari orang yang tidak terinfeksi untuk melindungi orang yang
tidak terinfeksi (smith & freedman, 2020).
Meskipun banyak faktor yang mempengaruhi perilaku yang berhubungan
dengan kesehatan, kesadaran akan risiko untuk membuat perubahan perilaku
masyarakat adalah unsur utama untuk membuat perubahan perilaku masyarakat
adalah unsur utama untuk meningkatkan kesehatan individu dan status kesehatan
masyarakat adalah unsur untuk meningkatkan kesehatan individu dan status
kesehatan masyarakat agar terhindar dari COVID-19.
Dalam kondisi saat ini, virus corona bukanlah suatu wabah yang bisa kita
abaikan begitu saja karna jika dilihat dari gejala orang akan mengira bahwa hanya
influenza biasa, tetapi bagi analisis kedokteran virus ini cukup berbahaya dan
mematiakan. Dalam mengantisifasi dan mengurangi jumlah penderita virus corona
saat ini memberikan kebijakan membatasi aktifitas keluar rumah, bekerja dirumah
, sekolah dirumahkan dan bahkan kegiatan ibadah pun dirumahkan.
Terkait perkembangan virus corona ini, akhirnya pemerintahan membuat
kebijakan sebagai langkah pertama yaitu berupa anjuran social distancing. Hal ini
dianggap sebagai salah satu upaya untuk mengurangi penyebaran virus. Oleh
karena itu, social distancing harus diimplementasikan, baik dalam kehidpan
sehari-hari upaya pola hidup bersih dan sehat dengan mencuci tangan
menggunakan air yang mengalir. Kebijakan praktik sosial bukanlah even yang
tunggal atau terisolir. Dengan demikian, kebijakan merupakan suatu yang
4
dihasilkan pemerintah yang dirumuskan berdasarkan dari segala aspek kejadian
yang terjadi di masyarakat.Kejadian tersebut ini tumbuh dan praktik kehidupan di
masyarakat dan bukan merupakan peristiwa yang berdiri sendiri, terisolasi, dan
asing bagi masyarakat.
Interaksi sosial hubungan individu maupun kelompok dalam masyarakat
yang diterima oleh sebagian masyarakat karna bersumber dari nilai-nilai budaya
yang telah menjadi bagi dari pola hidup keseharian masyarakat itu sendiri.Pada
masyarakat pedesaan tentu memiliki karakteristik budaya tersendiri yang
membedakan dengan masyarakat perkotaan. Seperti pada solidaritas masyarakat
pedesaan yang lebih tinggi daripada perkotaan. Nilai-nilai dan kebiasaan yang ada
pada masyarakat pedesaan akan melekat di hati masing-masing individu ataupun
bisa berubah karena faktor mendesak tertentu seperti saat ini ketika pandemic
COVID-19.
Wabah COVID-19 bukan hanya berdampak pada segi kesehatan dan
perekonomiaan masyarakat. Tetapi juga berdampak pada pola interaksi sosial
yang didalamnya mengandung unsur penting sebagai gagasan, nilai, dan
normayang ada masyarakat pedesaan dalam menghadapi pandemic. Selain itu,
karna adanya pandemic ini hal sebaliknya juga bisa terjadi.Interkasi sosial yang
berubah karena ada tuntunan social distancing ditengah wabah virus COVID-19
sperti hanya kegitan berkumpul bersama, pengajian, arisan, ritinitas yang biasa
kita liat dipedasaan akhirnya mulai dikurangi sebagai solusi pencegahan
penyebaran COVID-19.
5
Tetapi berbeda halnya dengan yang terjadi di desa sanrobone dimana di
desa sanrobone ini, masyarakatnya masih melakukan aktivitas sehari-hari tanpa
memperdulikan adanya larangan social distancing guna memutus rantai
penyebaran virus corona. Hal ini karena kurangnya pemahaman dan menganggap
sepele virus tersebut tanpa memikirkan betapa berbahayanya virus corona ini
sehingga masyarakat tetap melakukan kegiatan yang menjadi kebiasaan seperti
membajak sawah, berdagang, sholat berjamaah di masjid, dan masyarakat masih
sering berinteraksi di tempat-tempat keramaian.
Dari hal ini, dapat kita lihat kesenjangan yang sangat terlihat jelas dari segi
pola interaksi masyarakat yang berada di desa sanrobone mereka tetap melakukan
interaksi sosial seperti biasanya karena dengan alasan bahwa apabila mereka tidak
melakukan kegiatannya tersebut, seperti saat ini yang merupakan musim panen
padi yang mengharuskan mereka untuk tetap bekerja agar dapat menghidupi
kebutuhan sehari-harinya seperti makan dan sebagainya.
Penelitian yang mengkaji seputar era pandemi COVID-19dapat ditelusuri
antara lain melalui sejumlah studi mengenai pandemi COVID-19: persoalan dan
refleksi di Indonesia (Tasnim dkk., 2020), kebijakan pemberlakuan lockdown
sebagai antisipasi penyebaran corona virus covid-19 (Reski dkk., 2020). Kajian
yang lebih spesifik membahas interaksi sosial akibat bencana alamdi ulas
Wimbarda dkk,Patrina, dan Saputra. Namun kajian yang di ulas (Wimbarda
dkk.,2020) fokus tentang interaksi aktor pasca bencana gempa bumi. Studi
(patriana 2020) difokuskan mengenai interaksi sosial siswa korban letusan
sinabung. Dan studi (Saputa 2020) difokuskan tentang pola interaksi sosial korban
6
bencana banjir. Semantara penelitian ini juga akan mengkaji interaksi sosial akibat
bencana tetapi bencana nonalam yaitu pandemi COVID-19. Letak kebaruan
(novelty) riset ini lebih fokus memotret dampak COVID-19 terhadap kehidupan
sosial masyarakat serta pola interaksi sosial masyarakat selama masa pandemic
COVID-19.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis memilih permasalahan yang
berkaitan dengan interaksi sosial dengan melakukan penelitian yang berjudul
―Pola Interaksi Sosial Pada Masa Pandemi COVID-19 (Studi Kasus Di Desa
Sanrobone Kabupaten Takalar)‖
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah di jelaskan di atas, maka
dapat di tuliskan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pola Interaksi Sosial Masyarakat di Desa Sanrobone
Kabupaten Takalar selama Masa Pandemic COVID-19 ?
2. Bagaimana dampak Pembatasan Interaksi Sosial Pada Masa pandemic
COVID-19 di Desa Sanrobone Kabupaten Takalar ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk Mengetahui Pola Interaksi Sosial Masyarakat Desa Sanrobone
Kabupaten Takalar Pada Masa Pandemic COVID-19
2. Untuk Mengetahui Dampak Pembatasan Interaksi Sosial Pada Masa
Pandemic COVID-19 Di Desa Sanrobone Kabupaten Takalar
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
7
1. Manfaat Teoritis
Menambah wawasan dalam ilmu pengetahuan serta informasi
tentang bagaimana pola interaksi sosial yang terjadi di masyarakat pada
saat pandemic corona virus saat ini Penelitian ini dapat serta seperti apa
cara yang dilakukan oleh masyarakat di desa sanrobone dalam
mencegah penyebaran virus corona ini
2. Manfaat Praktis
a. Untuk peneliti sendiri, sebagai bahan dalam proses peningkatan dan
pengembangan ilmu pengetahuan.
b. Untuk mahasiswa, sebagai bentuk aktualisasi kemampuan dan
keterampilan dalam bentuk yang nyata dan sarana untuk menambah
khasanah berpikir.
c. Untuk masyarakat, yakni memberikan informasi tentang COVID-19.
d. Untuk pemerintah, yakni sebagai pengambil kebijakan untuk
memberikan pemahaman tentang COVID-19.
E. Definisi Operasional
Adapun definisi operasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Interaksi sosial terjadi bila satu individu yang melakukan tindakan
dapat menimbulkan reaksi antara individu-individu lain. Interaksi
sosial juga tidak hanya berupa tindak kerja sama tetapi dapat berupa
persaingan dan pertikaian, jadi interaksi sosial adalah hubungan timbal
balik antara individu dengan individu, kelompok dengan kelompok
yang saling mempengaruhi
8
2. Pandemic COVID-19
pandemic COVID-19, juga dikenal sebagai pandemic coronavirus
2019 adalah pandemic global penyakitcoronavirus 2019 (COVID-19)
yang sedang berlangsung, yang disebabkan oleh sindrom pernafasan
akut parah, coronavirus 2 (SARS – CoV-2). Wabah pertama kali
diidentifikasi pada desember 2019 di wuhan, cina.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep dasar interaksi sosial
1. Pola interaksi sosial
Manusia sebagai makhluk sosial selalu berhubungan dengan orang lain.
Dalam bergaul, berbicara, bersalaman, bahkan bertentangan sekalipun kita
memerlukan orang lain. Dalam bergaul dengan orang lain selalu ada timbal balik
atau melibatkan dua belah pihak. Interaksi sosial merupakan ciri khas kehidupan
bermasyarakat. Artinya kehidupan bermasyarakat akan kelihatan nyata dalam
berbagai bentuk pergaulan seseorang dengan orang lain.
Interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktifitas-aktifitas
sosial. Interaksi sosial merupakan hbungan-hubungan sosial yang dinamis yang
menyangkut hbungan antara orang-orang perorang, antara kelompok-kelompok
manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Dan
apabila dua orang bertemu, interaksi sosial dimulai pada saat itu.Mereka saling
tegur menegur, berjabat tangan, saling berbicara dan bahkan mereka
berkelahi.Aktifitas-aktifitas seperti itu merupakan dalam bentuk-bentuk interaksi
sosial.
2. Syarat-Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Kimball Young Dan Raymond W. Mack (1959) mengatakan interaksi
sosial dapat terjadi apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.
a. Adanya Kontak Sosial (Sosial Contact)
9
10
Kontak berasal dari kata con atau cun yang berarti bersama-sama, dan
tango yang artinya menyentuh. Jadi, secara harifah kontak berarti saling
menyentuh. Dalam sosiologi kontak tidak hanya bersentuhan fifik saja, kadang-
kadang bisa terjadi tanpa fisik, misalnya berbicara melalui telon, menulis surat,
dan internet. Kontak hanya dapat berlangsung apabila kedua belah pihak sadar
akan kedudukan atau kondisi masing-masing. Untuk itu kontak memerlukan kerja
sama dengan orang lain. Di era globalisasi kontak dapat berlangsung dengan
mudah dan cepat, karna adanya kemajuan teknologi yang makin canggih.
Misalnya dengan adanya internet, HP, telpon, telegram, dan email.Kontak sosial
dapat dibedakan sebagai berikut.
b. Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide atau gagasan)
dari satu pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Suatu
kontak bisa terjadi tanpa komunikasi, jika terjadi kontak tanpa komunikasi maka
tidak akan terjadi interaksi sosial. Misalnya orang Makassar bertemu dengan
orang bugis, orang Makassar menyapa dengan bahasa makssar, maka komunikasi
tidak akan terjadi. Komunikasi dapat berdampak positif jika masing-masing dapat
menafsirkan apa yang dimaksud. Komunikasi juga bisa tidak baik apabila salah
satu pihak tidak dapat menafsirkan maksud pihak lain.
3. Faktor Yang Mempengaruhi Interaksi Sosial
Interaksi sosial sebagai bentuk hubungan manusia yang menimbulkan
aksi dan reaksi dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar individu. Menurut
soerjono soekanto (2000:37), faktor yang memengaruhi interaksi sosial ada enam
11
macam, sebagai berikut, a. Imitasi adalah proses belajar dengan cara meniru atau
mengikuti perilaku orang lain. Imitasi dpat berakibat positif bila yang ditiru
merupakan individu-individu baik menurut pandangan umum, b. Sugesti adalah
pemberian pengaruh pandangan seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu,
sehingga orang tersebut mengikuti pandangan/ pengaruh tersebut tanpa berpikirr
panjang. Sugesti biasanya dilakukan dari orang-orang yang berwibawa dan
mempunyai pengaruh besar dilingkungan sosialnya,c. Identifikasi adalah
kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan
individu lain yang ditiru. Orang lainyang menjadi sasaran identifikasi disebut
idola (dari kata idol yang berarti sosok yang dipuja). Identifikasi merupakan
bentuk lanjut dari proses sugesti dan proses imitasi yang telah kuat, d. Simpati
adalah perasaan tertarik yang timbul dalam diri seseorang dan membuatnya
merasa seolah-olah berada dalam keadaan orang lain, e. Motivasi adalah
dorongan, rangsangan, atau stimulus yang diberikan seseorang kepada orang lain,
sehingga orang yang diberi motivasi menuruti atau melaksanakan apa yang
dimotivasikan secara kritis, rasional, dan penuh rasa tanggung jawab. Motivasi
dapat diberikan dari seorang individu kepada kelompok, kelompok kepada
kelompok, individu kepada individu, f. Empati adalah proses kejiwaan seorang
individu untuk larut dalam perasaan orang lain baik suka maupun duka.
4. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation),
persaingan (competition), dan bahkan dapat juga berbentuk pertentangan atau
pertiakaian (conflict). Suatu pertikaian mungkin mendapatkan suatu penyelesaian.
12
Mungkin penyelesaian tersebut hanya akan dapat diterima untuk sementara waktu,
yang dinamakan akomodasi (accommodation); dan ini berarti bahwa kedua belah
pihak belum tentu puas sepenuhnya. Suatu keadaan dpat dianggap sebagai bentuk
keempat dari interaksi sosial. Keempat bentuk pokok dari interaksi sosial tersebut
tidak perlu merupakan suatu kontinuitas, didalam arti bahwa interaksi itu dimulai
dengan kerja sama yang kemudian menjadi persaingan serta memuncak menjadi
pertikaian untuk akhirnya smapai pada akomodasi. Akan tetapi, ada baiknya untuk
menelah proses-proses interaksi tersebut didalam kelangsungannya.
Dalam tulisan ini, akan diusahakan untuk mengagabungkan berbagai
sistematika tersebut diatas karena perbedaan yang fundamental sebanarnya tidak
ada. Perbedaan-perbedaan kecil terutama tampak pada daya cakup masing-masing
sistematika yang apabila digabungkan, diharapkan akan dapat menghasilkan
gambaran yang lebih jelas. Proses-proses interaksi yang pokok adalah sebagai
berikut.
a. Proses-proses yang asosiatif
1. Kerja sama/cooperation
Beberapa sosiologi menganggap bahwa kerja sama merupakan bentuk
interaksi sosial yang pokok. Sebaliknya, sosiolog lain menganggap bahwa kerja
samalah yang merupakan proses utama. Golongan yang terakhir tersebut
memahamkan kerja sama untuk menggambarkan sebagian besar bentuk-bentuk
interaksi sosial atas dasar bahwa segala macam bentukinteraksi tersebut dapat
dikembalikan pada kerja sma. Misalnya, apabila dua orang berkelahi, mereka
harus bekerja sama untuk saling bertinju. Pemberian arti semacam itu mengambil
13
ruang lingkup yang terlalu luas sehingga menimbulkan garis-garis kabur yang
menyulitkan analisis. Kerja sama disini dimaksudkan sebgai suatu usaha bersama
antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau
beberapa tujuan bersama.
Kerja sama adalah kemampuan seseorang untuk bekerja bersama-sama
dengan orang lain atau secara kelompok dalam rangka menyelesaikan suatu tugas
atau kegiatan yang ditentukan sehingga mencapai daya guna yang sebesar-
besarnya. Kerja sama dapat muncul karena adanya orientasi perorangan terhadap
kelompoknya sendiri atau kelompok orang lain. Proses sosial terbentuknya kerja
sama secara tidak sengaja akan menimbulkan konflik sosial yang bersifat positif
maupun negatif. Agar kehidupan manusia dapat terasa lebih ringan dalam
permasalahan atau pekerjaan maka diperlukan suatu kerja sama. Contoh-contoh
dari kerja sama yang bersifat positif antara lain kerukunan, tawar-menawar,
kooptasi, koalisi. (Soerjono Soekanto, 2005: 70-88).
Lewis Thomas dan Elaine B. Johnson ( 2014, h. 164) juga
mengemukakan mengenai kerjasama adalah pengelompokan yang terjadi di antara
makhluk-makhluk hidup yang kita kenal. Kerja sama atau belajar bersama adalah
proses beregu (berkelompok) di mana anggota-anggotanya mendukung dan saling
mengandalkan untuk mencapai suatu hasil mufakat. Ruang kelas suatu tempat
yang sangat baik untuk membangun kemampuan kelompok (tim), yang anda
butuhkan kemudian di dalam kehidupan. Sedangakan menurut Robert L. Clistrap
dalam Roestiyah (2008, h. 15) menyatakan ―Kerjasama adalah merupakan suatu
kegiatan dalam berkelompok untuk mengerjakan atau menyelesaikan suatu tugas
14
secara bersama-sama‖, dalam kerjasama ini biasanya terjadi interaksi 47 antar
anggota kelompok dan mempunyai tujuan yang sama untuk dapat dicapai
bersama-sama.
Bentuk dan pola-pola kerja sama dapat dijumpai pada semua kelompok
manusia. Kebiasaan-kebiasaan dan sikap-sikap demikian dimulai sejak masa
kanak-kanak didalam kehidupan keluarga atau kelompok-kelompok kekerabatan.
Atas dasar itu, anak tersebut akan menggambarkan bermacam-macam pola kerja
sama setelah dia menjadi dewasa. Bentuk kerja sama tersebut berkembang apabila
orang dapat digerakkan untuk mencapai suatu tujuan bersama dan harus ada
kesadaran bahwa tujuan mencapai suatu tujuan bersama dan harus ada kesadaran
bahwa tujuan tersebut dikemudian hari mempunyai manfaat bagi semua. Juga
harus ada iklim yang menyenangkan dalam pembagian kerja serta balas jasa yang
akan diterima. Dalam perkembangan selanjutnya, keahlian-keahlian tertentu
diperlukan bagi mereka yang bekerja sama supaya rencana kerja samanya dapat
terlaksana dengan baik.
Kerja sama timbul karena orientasi orang-perorangan terhadap
kelompoknya (yaitu in-group-nya) dan kelompok lainnya (yang merupakan out-
group-nya). Kerja sama mungkin akan bertambah kuat apabila ada bahaya luar
yang mengancam atau ada tindakan-tindakan luar yang menyinggung kesetiaan
yang secara tradisional atau institusional telah tertanam didalam kelompok, dalam
diri seorang atau segolongan orang, kerja sama dpat bersifat agresif apabila
kelompok dalam jangka waktu yang lama mengalami kekecewaan sebagai akibat
perasaan tidak puas karena keinginan-keinginan pokonya tak dapat terpenuhi
15
karena adanya rintangan-rintangan yang bersumber dari luar kelompok itu.
Keadaan tersebut dapat menjadi lebih tajam lagi apabila kelompok demikian
merasa tersinggung atau dirugikan system kepercayaan atau dalam salah satu
bidang sensitive dalam kebudayaan.
2. Akomodasi/accommodation
Istilah akomodasi dipergunakan dalamdua arti, yaitu untuk menunjuk
pada suatu keadaan dan untuk menunjuk pada suatu proses. Akomodasi yang
menunjuk pada suatu keadaan, berarti adanya suatu keseimbangan (equilibrium)
dalam interaksi antara orang-perorang atau kelompok-kelompok manusia dalam
kaitannya dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku didalam
masyarakat. Sebagai suatu proses, akomodasi menujuk pada usaha –usaha
manusia untuk meredakan suatu pertentangan yaitu usaha-usaha untuk mencapai
kestabilan.
Akomodasi mempunyai nilai atau makna yaitu: Persediaan atau
penyediaan tempat kediaman dan fasilitas yang dibutuhkan oleh seseorang atau
kelompok untuk memenuhi kebutuhan. Jadi akomodasi 30 dapat digunakan untuk
dua kebutuhan, pertama akomodasi sebagai suatu keadaan, dan yang kedua
akomodasi sebagai suatu proses. Akomodasi sebagai proses adalah usaha-usaha
manusia untuk meredakan pertentangan dalam mencapai kestabilan. Akomodasi
sebagai keadaan adalah kenyataan adanya keseimbangan kehidupan
bermasyarakat. (Soerjono Soekanto, 2005: 72).
Menurut Gillin dan Gillin, akomodasi adalah suatu pengertian yang
digunakan oleh para sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam
16
hubungan-hubungan sosial yang sama artinya dengan pengertian adaptasi
(adaptation) yang dipergunakan oleh ahli-ahli biologi untuk menunjuk pada suatu
proses dimana makhluk-makhluk hidup menyesuaikan dirinya dengan alam
sekitarnya. Dengan pengertian tersebut dimaksudkan sebagai suatu proses dimana
orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia yang mula-mula saling
bertentangan, saling mengadakan penyesuaian diri untuk mengatasi ketegangan-
ketegangan. Sebenarnya pengertian adaptasi menunjuk pada perubahan-perubahan
organis yang salurkan melalui kelahiran, dimana makhluk-makhluk hidup
menyesuaikan diri dengan alam sekitarnya sehingga dapat mempertahankan
hidupnya.
Akomodasi sebenarnya merupakan suatu cara untuk menyelesaikan
pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan
kepribadiannya.
Tidak selamanya suatu akomodasi sebagai proses akan berhasil
sepenuhnya. Disamping terciptanya stabilitas dalam beberapa bidang, mungkin
sekali benih-benih pertentangan dalam bidang-bidang lainnya masih tertinggi,
yang luput diperhitungkan oleh usaha-usaha akomodasi terdahulu. Benih- benih
pertentangan yang bersifat laten tadi (seperti prasangka) sewaktu-waktu akan
menimbulkan pertentangan baru. Dalam keadaan demikian, memperkuat cita-cita,
sikap dan kebiasaan-kebiasaan masa-masa lalu yang telah terbukti mampu
meredam bibit-bibit pertentangan merupakan hal penting dalam proses akomodasi
bagi pihak-pihak tertentu dirasakan menguntungkan, namun agak menekan bagi
17
pihak lain, karena adanya campur tangan kekuasaan-kekuasaan tertentu dalam
masyarakat.
3. Asimilasi/Assimilation
Menurut Soekanto (1990 : 88), Asimilasi/assimilation merupakan proses
sosial dalam taraf lanjut yang ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi
perbedaan yang terdapat antara orang perorangan atau kelompok-kelompok
manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak,
sikap dan proses-proses mental dengan memperhatikan kepentingan dan tujuan
bersama. Secara singkat, proses asimilasi ditandai dengan pengembangan sikap-
sikap yang sama walau kadangkala bersifat emosional dengan tujuan untuk
mencapai kesatuan. Persaingan atau competition merupakan suatu proses sosial,
baik yang bersifat individu maupun yang bersifat kelompok. Persaingan untuk
mendapatkan keuntungan tanpa menggunakan ancaman ataupun ke kerasan tanpa
menggunakan ancaman ataupun kekerasan. Persaingan untuk mendapatkan
keuntungan tanpa menggunakan ancaman ataupun kekerasan. Persaingan antar
individu dapat dilihat dari kasus dua pemuda yang bersaing dari kasus dua
pemuda yang bersaing memperoleh pekerjaan. Persaingan antar kelompok dapat
dilihat dari persaingan antara dua atau lebih perusahaan untuk mendapatkan suatu
proyek dari pemerintah. Persaingan selalu ada di masyarakat. Disadari atau tidak,
persaingan tersebut berlangsung setiap hari. (Soerjono Soekanto, 2005:79).
Sedangkan menurut Koentjaraningrat (1990 : 248), asimilasi adalah
proses sosial yang timbul bila golongan-golongan manusia dengan latar belakang
kebudayaan yang berbeda-beda, saling bergaul langsung secara intensif untuk
18
waktu yang lama sehingga kebudayaan-kebudayaan golongan-golongan tadi
masing-masing berubah sifatnya yang khas dan juga unsur-unsurnya masing-
masing berubah wujudnya menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran.
Untuk mengurangi perbedaan-perbedaan antara orang atau kelompok itu,
asimilasi meliputi usaha-usaha mempererat kesatuan tindakan, sikap, dan perasaan
dengan memperhatikan kepentingan serta tujuan bersama. Proses asimilasi dapat
terbentuk dengan sempurna apabila:
a. Terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan yang berbeda.
b. Terjadi pergaulan antara individu atau kelompok secara intensif dan dalam
waktu yang relative lama.
c. Kebudayaan masing-masing kelompok saling berubah dan menyesuaikan
diri.
Soekanto (1990 : 90) juga mengatakan bahwa ada pula faktor-faktor
pendorong asimilasi, yaitu:
a. Toleransi di antara sesama kelompok yang berbeda kebudayaan.
b. Kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi.
c. Kesediaan menghormati dan menghargai orang asing dan kebudayaan
yang dibawanya.
d. Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat.
e. Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan universal.
f. Perkawinan antara kelompok yang berbeda budaya.
g. Mempunyai musuh yang sama dan meyakini kekuatan masing-masing
untuk menghadapi musuh tersebut.
19
B. COVID-19
COVID-19 merupakan sejenis virus dari family coronaviridae yang
menyebabkan penyakit menular dan mematikan yang menyerang mamalia seperti
manusia pada saluran pernafasan hingga ke paru-paru. Pada umumnya pengidap
COVID-19 akan mengalami gejala awal berupa demam, sakit tenggorokan, pilek
dan juga batuk-batuk bahkan sampai parah dapat menyebabkan pneumonia. Virus
ini dapat menular melalui kontak langsung dalam jarak dekat dengan pengidap
COVID-19 melalui cairan pernafasan yang keluar dari tubuh penderita saat batuk
atau mengeluarkan ludah dan riyak.Itu sebabnya pemerintah Indonesia saat ini
sedang menggiatkan kegiatan social distancing. Dimana warga diminta untuk
selalu menjaga jarak 1-2 meter saat berinteraksi dengan masyarakat sekitar untuk
menghindari penyebaran virus COVID-19.Akibatnya sekolah-sekolah,
universitas, instansi yang masih dibawah naungan pemerintah diliburkan kegiatan
operasionalnya selama kurang lebih dua minggu dan diganti dengan kegiatan di
rumah atau istilah barunya adalah work from home. Secara tidak langsung ini akan
berakibat pada lemahannya perekonomian. Pasar-pasar akan sepi, pedagang-
pedagang kecil juga ikut sepi karena masyarakat banyak melakukan kegiatan di
rumah
Dari Wuhan China, COVID-19 lalu menyebar ke seluruh penjuru dunia
termasuk Indonesia. Virus ini dapat menular kepada orang lain melalui droplet
atau percikan air dari saluran pernapasan saat pengidap virus ini bersin, batuk atau
meludah. Karena daya tahan hidup virus ini mencapai 14 hari dan perpindahan
20
atau penyebarannya sangat cepat mengakibatkan orang dengan mudah tertular
virus ini.
Pemerintah membuat kebijakan untuk menerapkan sosial distancing.
Sosial distancing berarti melakukan kegiatan mandiri dengan menerapkan jarak
minimal 1 meter terhadap manusia dan diganti dengan sekolah berbasis daring
atau online.Tempat wisata sudah banyak yang ditutup. Meniadakan kegiatan car
free day di seluruh daerah. Pelarangan mengadakan festival atau pameran.
Sebagian jalan menuju pusat kota banyak yang ditutup. Care-café juga dipaksa
tutup.Semua kebijakan ini dilakukan untuk mencegah keramaian atau
berkumpulnya masyarakat berskala besar dalam satu lingkup tempat.Sehingga
sebagain besar masyarakat memilih untuk dirumah saja sesuai dengan himbauan
dari Presiden Jokowi, ―bekerja, belajar, dan beribadah dirumah‖.
C. Kajian Teori
Max weber adalah salah satu ahli sosiologi dan sejarah bangsa jerman,
lahir di Erfurt, 21 April 1864 dan meninggal dunia di Munchen, 14 juni 1920,
Weber adalah guru besar di Freiburg (1894-1897), Heidelberg (sejak 1897), dan
Munchen (1919-1920). Weber melihat sosiologi sebagai sebuah studi tentang
tindakan sosial anatar hubungan sosial dan itulah yang dimaksudkan dengan
pengertian paradigma definisi sosial dan itulah yang di maksudkan dengan
pengertian paradigma definisi atau ilmu sosial itu. Tindakan manusia dianggap
sebagai sebuah bentuk tindakan sosial manakala tindakan itu ditujukan pada orang
lain.
21
Max weber mengatakan, individu manusia dalam masyarakat merupakan
actor yang kreatif dan realitas sosial bukan merupakan alat yang statis dari pada
paksaan fakta sosial. Artinya tindakan manusia tidak sepenuhnya ditentukan oleh
norma, kebiasaan, nilai dan sebagainya yang tercakup di dalam konsep fakta
sosial. Walaupun pada akhirnya weber mengakui bahwa dalam masyarakat
terdapat struktur sosial dan pranata sosial.Dikatakan bahwa struktur sosial dan
pranata sosial merupakan dua konsep yang saling berkaitan dalam membentuk
tindakan sosial.
Max weber mendefinisikan sosiologi sebagai ilmu tentang institusi sosial.
Sosiologi weber adalah ilmu tentang perilaku sosial. Menurutnya terjadi suatu
pergeseran tekanan ke arah keyakinan, motivasi, dan tujuan pada diri anggota
masyarakat , yang semuanya memberi isi dan bentuk kepada kelakuannya. Kata
perikelakuan dipakai oleh weber untuk perbuatan-perbuatan yang bagi si pelaku
mempunyai arti subjektif. Pelaku hendak mencapai suatu tujuan atau ia didorong
oleh motivasi. Perilakuan menjadi sosial menurut weber terjadi hanya kalau dan
sejauh mana arti maksud subjektif dari tingkahlaku membuat individu
memikirkan dan menunjukan suatu keseragaman yang kurang lebih tetap.
Max weber dalam memperkenalkan konsep pendekatan verstehen untuk
memahami makna tindakan seseorang, berasumsi bahwa seseorang dalam
bertindak tidak hanya sekedar melaksanakannya tetapi juga menempatkan diri
dalam lingkungan berfikir dan perilaku orang lain. Konsep pendekatan ini lebih
mengarah pada suatu tindakan bermotif pada tujuan yang hendak dicapai atau in
order to motive.
22
Interaksi sosial merupakan perilaku yang bisa dikategorikan sebagai
tindakan sosail. Dimana tindakan sosial merupakan proses actor terlibat dalam
pengambilan-pengambilan keputusan subjectif tentang sarana dan cara untuk
mencapai tujuan tertentu yang telah dipilih, tindakan tersebut mengenai semua
jenis perilaku manusia, yang telah lewat, yang sekarang dan yang diharapkan
diwaktu yang akan datang. Tindakan sosial (sosial action) adalah tindakan yang
memiliki makna sebjektif (subjectif meaning) bagi dan dari actor
pelakunya.Tindakan sosial seluruh perilaku manusia yang memiliki arti subjectif
dari melakukannya.Baik yang terbuka maupun yang tertutup, yang diutarakan
secara lahir maupun diam-diam, yang oleh pelakunya diarahkan pada
tujuannya.Sehingga tindakan sosial itu bukanlah perilaku yang kebetulan tetapi
yang memiliki pola dan struktur tertunda makna tertentu.
Weber secara khusus mengklasifikasikan tindakan sosial yang memiliki
arti-arti subjektif tersebut kedalam empat tipe. Atas dasar rasionalitas tindakan
sosial, weber membedakan tindakan sosial menusia ke dalam empat tipe, semakin
rasional tindakan sosial itu semakin mudah dipahami :
1. Tindakan Rasionalitas Instrumental (Zwerk Rational)
Tindakan ini merupakan suatu tindakan sosial yang dilakukan seseorang
didasarkan atas pertimbangan dan pilihan sadar tang berhubungan dengan
tujuan tindakan itu dan ketersediaan alat yang dipergunakan untuk
mencapainya .
2. Tindakan Rasional Nilai (Werk Rational)
23
Sedangkan tindakan rasional nilai memiliki sifat bahwa alat-alat
yang ada hanya merupakan pertimbangan dan perhitungan yang sadar,
sementara tujuan-tujuannya sudah ada di dalam hubungannya dengan
nilai-nilai individu yang bersifat absolut.
3. Tindakan Afektif (Affectual Action)
Ripe tindakan sosial ini lebih didominasi perasaan atau emosi
tanpa refleksi intelektual atau perencanaan sadar.Tindakan afektif sifatnya
spontan, tidak rasional, dan merupakan ekspresi emosional dari individu.
4. Tindakan Tradisional (Tradisional Action)
Dalam tindakan jenis ini, seseorang memperlihatkan perilaku
tertentu karena kebiasaan yang diperoleh dari nenek moyang, tanpa
refleksi yang sadar atau perencanaan.Kedua tipe tindakan yang terakhir
sering hanya menggunakan tanggapan secara otomatis terhadap
rangsangan dari luar.Karena itu tidak termasuk kedalam jenis tindakan
yang penuh arti yang menjadi sasaran penelitian sosiologi.Namun
demikian pada waktu tertentu kedua tipe tindakan tersebut dapat berubah
menjadi tindakan yang penuh arti sehingga dapat dipertanggungjawabkan
untuk dipahami.
Tindakan sosial menurut Max Weber adalah suatu tindakan individu
sepanjang tindakan itu mempunyai makna atau arti subjektif bagi dirinya dan
diarahkan kepada tindakan orang lain. Suatu tindakan individu yang mengarah
kepada benda mati tidak masuk dalam kategori tindakan sosial, suatu tindakan
24
akan dikatakan sebagai tindakan sosial ketika tindakan tersebut benar-benar
diarahkan kepada orang lain.
D. Kerangka Pikir
Kerangka piker penelitian guna menganalisis Pola Interaksi Sosial Di Era
Pandemic COVID-19. Diketahui dari kondisi interaksi sosial individu dengan adat
istiadat dan intitusi. Penelitian ini hanya focus pada interaksi sosial di era
pandemic COVID-19 dimasyarakat Desa Sanrobone yang masyarakatnya masih
melakukan aktivitas sehari-hari tanpa memperdulikan adanya larangan social
distancing guna memutus rantai penyebaran virus corona. Interaksi sosial individu
dibedakan menjadi dua, yakni interaksi asosiatif dan interaksi disosiatif.Kedua
variable tersebut selanjutnya diteliti lebih dalam subvariabel yang ada
didalamnya, dimana variabel interaksi asosiatif terdiri dari perilaku kooperatif,
akomodasi, dan asimilasi, sedangkan variabel interaksi disosiatif terdiri dari
perilaku persaingan, kontravensi dan pertentangan. Penelitian ini sebatas untuk
menggali lebih dalam terkait kareakteristik masyarakat dalam berinteraksi di era
pandemic virus corona yang ada di Desa Sanrobone Kabupaten Takalar. Kerangka
berpikir penelitian ini dapat di lihat bagannya sebagai berikut :
25
Gambar. Skema Kerangka Pikir
E. Penelitian Relevan
Pandemic COVID-19: persoalan dan refleksi di Indonesia. Masrul, leon
A. Abdillah, tasnim tahun 2020. Kata sosial distansing (pembatasan sosial)
menjadi familiar ditengah masyarakat kita akhir-akhir ini. Melakukan sosial
distancing diyakini oleh sebagian orang sebagai cara yang ampuh dalam
mengurangi penyebaran wabah penyakit menular. Pandemic COVID-19 juga
memberikan dampak sosial, ekonomi, dan politik. Melihat sekolah dan universitas
ditutup, tempat perbelanjaan sepi, angkutan umum dibatasi dan lain sebgainya.
Kondisi ini menunjukkan bagaimana situasi saat ini sangat mengkhawatirkan dan
perlu strategi bersama untuk penanganannya.
Kebijakan pemberlakuan lockdown sebagai antisipasi penyebaran corona
virus covid-19 (Nur Rohim Yunus, Annisa Rezki., 2020). Tahun 2020 merupakan
Interaksi Sosal Di Era Pandemic Covid-19 Pola Interaksi
Sosial
Desa Sanrobone Kab.Takalar
Bagaimana Dampak
Interaksi Sosial Era Covid-19
Di Desa Sanrobone
Kabupaten Takalar ?
Bagaimana Pola Interaksi Sosial
Masyarakat Desa Sanrobone
Kabupaten Takalar Selama Masa
pandemic Covid-19 ?
Hasil Dan Temuan
26
tahun yang mengkhawatirkan seluruh Negara tanpa terkecuali Negara Indonesia.
Hal itu disebabkan munculkan wabah virus corona, yang bermula dari kota wuhan
china, dan menyebar ke seluruh penjuru dunia. Awalnya pemerintah tidak
mengikuti cara yang digunakan oleh beberapa Negara lainnya terkait informasi
yang diberikan mengenai virus corona COVID-19, yaitu dengan melakukan reaksi
cepat sosialisasi pencegahan. Penyebabnya, agar masyarakat Indonesia tidak
khawatir dengan isu yang mengkhawatirkan , selain untuk meminimalisir adanya
berita Hoax dari segelintir orang yang tidak bertanggung jawab. Akhirnya wabah
COVID-19 ini juga menjadi hal yang mengkhawatirkan bagi masyarakat, karena
banyak warga Indonesia yang terkena dampak penularan virus ini.Oleh kernanya,
pemerintah berinisiatif untuk mengambil kebijakan lockdown selama 14 hari guna
mengantispasi penularan wabah corona ini. Hasil penelitian menyatakan bahwa
Indonesia sudah mengalami kondisi dimana kekhawatiran masyarakat terhadap
COVID-19 cukup besar, sehingga diperlukan kebijakan pemerintah untuk
melakukan lockdown, sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran virus
covid-19.
Kajian yang lebih spesifik membahas interaksi sosial akibat bencana
alam di ulas Wimbarda dkk, Patrina, dan Saputra Namun kajian yang di interaksi
actor pasca bencana gempa bumi. (Wimbarda dkk.,2020) penelitian ini bertujuan
untuk memberikan pemahaman mengenai proses interaksi berbagai actor yang
terlibat dalam kegiatan rekonstruksi perumahan dipenelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dampak gempa bumi jawa barat pada tahun 2009. Penelitian
ini menggunakan pendekatan kualitatif dan difokuskan pada penggambaran pola
27
peran yang diambil oleh setiap actor yang terlibat dan mengeksplorasi interaksi
mereka.Penelitian ini menemukan bahwa pengukuran statistic dan analisis jejaring
sosial. Actor jejaring tersebut terdiri dari empat unsur utama, yaitu pemerintah,
masyarakat,lembaga usaha dan donor, serta kelompok eskternal. Peningkatan
intensitas interaksi dalam jejaring melalui penyusunan ketentuan serta
peningkatan kapasitas interaksi dalam rekomendasi dalaam studi ini.Pola Interaksi
Sosial Korban Bencana Banjir (Studi Kasus Tanggap Darurat Bencana Banjir
Bandang Dikampung Mulya Jaya Kelurahan Karang Maritime Kecamatan
Panjang Kota Bandar Lampung), Ahmad Angga Saputra, 2020. Perbedaan pada
data mengenai bencana banjir, dapat dilihat meskipun jumlah peristiwa bencana
banjir di Indonesia mengalami penurunan, yaitu pada tahun 2017 sebanyak 979
peristiwa kemudian pada tahun 2018 mengalami penurunan menjadi 871
peristiwa, tetapi tetap saja peristiwa bencana banjir memiliki jumlah kejadian
yang tinggi, dampak-dampak yang dirasakan oleh korban bencana banjir juga
kemungkinan sangat besar, baik dampak sosial, lingkungan, ekonomi, kesehatan,
psikologis dan lainnya. Sedangkan penelitian saya Hingga saat ini, total ada
sekitar 162 ribu orang meninggal dunia akibat virus corona ini. WHO (World
Health Organization) beserta masing-masing pemerintah di seluruh negara
melakukan beberapa tindakan guna mencegah penyebaran virus corona agar tidak
semakin parah.
Studi Interaksi sosial siswa korban letusan sinabung (patriana 2020).
Penelitian ini adala penelitian kualitatif yaitu pendekatan yang menggali informasi
dan informan kunci, informan kunci adalah guru geografi disekolah pengunsian
28
dikabupaten karo.Teknik pengumpulan data yang digunakan angket, observasi
dan wawancara. Data yang telah diperoleh diuji keabsahannya dengan teknik
ketekunan pengamatan dan triagulasi. Teknik analisis data dilakukan dengan
tahap deskriptif, persyaratan asumsi dan model analisis jalur serta pengambilan
kesimpulan.Siswa korban sinabung yang di ungsikan ini tetap terus belajar
ditempat pengungsian, atau belajar bergantian dengan sekolah tempat dia
mengungsi dan dia dapat belajar pada siang hari dan biaya sekolah dogratiskan.
Interaksi sosial antara siswa trauma dengan adanya bencana tersebut tetapi daya
juanguntuk belajar kesekolah sangatlah kurang sekali jarak dari sekolah dan
rumah sangat jauh sekali dan maka dari iyu diberikan bimbingan rohani dan
motivasi oleh guru kepada anaknya agar siswa tersebut termotivasi untuk
bersekolah lagi .
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian
Berdasarkan pada pokok permasalahan yang diteliti, jenis penelitian yang
digunakan dalam pola interaksi sosial di era pandemic COVID-19 yang ada di
Desa Sanrobone Kab Takalar adalah metode kualitatif yang dimana jenis
penelitian ini bermaksud untuk memahami kejadian tentang apa yang dialami
subjek penelitian misalnya perilaku, tindakan dan lain-lain. Metode penelitian ini
dapat digunakan dengan lebih banyak segi dan luas dari metode yang lain serta
juga dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan. Pedekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
studi kasus, hal ini karena permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah
masalah interaksi sosial diera pandemic COVID-19 yang ada di Desa Sanrobone.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Desa Sanrobone Kec. Sanrobone Kab.
Takalar. Penelitian dilakukan mulai dilaksanakan pada tanggal 24 Oktober sampai
24 Desember 2020. Alasan peneliti memilih Desa Sanrobone sebagai lokasi
penelitian adalah karna di Desa Sanrobone Interaksi yang dilakukan selama
pandemic COVID-19 ini memiliki pengaruh tersendiri terhadap tingkat
perkembangan COVID-19 dimana pada masa pandemic, interaksi yang dilakukan
oleh masyarakat di Desa Sanrobone tetap memiliki intensitas yang tinggi dimana
hal tersebut menyalahi aturan Pemerintah dalam melakukan protokol kesehatan
yaitu social distancing.
29
30
Rancangan Kriteria Pemilihan Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian Penelitian yang dilakukan terkait dengan interaksi
sosial yang terjadi di Desa Sanrobone Kab
Takalar pada masa pandemic COVID-19
Persoalan Penelitian Pada masa pandemic COVID-19, di Desa
Sanrobone terlihat masih melakukan interaksi
sosial dalam intensitas seperti hari normal dimana
pada hal tersebut terdapat persoalan yang
dianggap oleh peneliti telah melanggar aturan
protocol kesehatan yang dianjurkan oleh
pemerintah yakni social distancing sehingga
peneliti merasa tertarik untuk menelitinya.
C. Informan Penelitian
Didalam penelitian ini adalah seseorang yang akan memberikan informan
yang bersangkutan dengan penelitian ini . Alasan memilih informan tambahan
adalah mereka yang dapat memberikan informan walaupun tidak langsung
terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti. Pada ini peneliti menggunakan teknik
purposive sampling sebagaimana pendapat Nasution bahwa purposive sampling
dilakukan dengan mengambil orang-orang yang terpilih betul oleh peneliti
menurut ciri-ciri spesifik yang dimiliki oleh sampel itu.Informan tersebut dapat
disebut juga sebagai informan kunci. Informan kunci yang dipilih oleh peneliti
31
disini ialah Kepala Desa Sanrobone. Mengenai informan utama disini ialah
masyarakat yang berpropesi sebagai ASN dan petani yang dimana dua informan
tersebut memiliki perbedaan intensitas terhadap interaksi yang dilakukannya pada
masa pandemic saat ini. Untuk informan tambahan peneliti memilih organisasi
sosial yang kerap kali mengjungi Desa Sanrobone dalam rangka bakti sosial.
D. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini dimaksudkan untuk membatasi studi kualitatif
sekaligus membatasi guna memilih mana data yang relevan dan mana yang tidak
relevan. Pembatasan dalam penelitian kualitatif ini didasarkan pada tingkat
kepentingan/urgensi dari masalah yang dihadapi dalam penelitian ini. Penelitian
ini akan difokuskan pada pola interaksi sosial di era pandemic COVID-19 untuk
melakukan social distancing dimana masyarakat dilarang berkumpul di satu
tempat yang sama.
E. Intsrumen Penelitian
Pengumpulan data sebuah penelitian yang dilakukan dengan berbagai
metode-metode penelitian seperti Observasi, Wawancara, dan Dokumentasi,
memerlukan alat bantu sebagai intrumen. Yang dimkasud yaitu telpon genggam
untuk recorder, pulpen, buku. Telpon genggam untuk recorder, digunakan untuk
merekam suara ketika melakukan pengumpulan data, dalam metode wawancara,
observasi. Sedangkan pulpen dan buku untuk menuliskan informasi data yang
didapat dari narasumber.
F. Jenis Dan Sumber Data Penelitian
1. Jenis Data
32
Data kualitatif, yaitu data yang disajikan dalam bentuk kata verbal bukan
dalam bentuk angka.yang termasuk data kualitatif dalam penelitian ini yaitu
gambaran umum objek penelitian ini yang meliputi: pola interaksi sosial diera
pandemic COVID-19
2. Sumber Data
Sumber data primer. Data primer dalam penelitian ini adalah data yang
diperoleh secara langsung maupun mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada
beberapa narasumber. Dalam kontek ini, data yang diperoleh merupakan hasil
wawancara dengan menggunakan panduan wawancara dan juga dokumentasi
berupa gambar
G. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Penelitian yang akan dilakukan mengenai interaksi sosial yang mengenai
interaksi sosial yang terjadi di era pandemic COVID-19 akan dilakukan di dusun
salekowa, kecamatan sanrobone, kabupaten takalar, Sulawesi selatan. Peneliti
memilih tempat tersebut karena adanya perbedaan interaksi sosial yang terjadi di
desa tersebut pada masa pandemic saat ini. Peneliti tertatik untuk melakukan
penelitian ditempat tersebut karena masyarakat yang sebagian besar berprofesi
sebagai petani masih saling berinteraksi sosialantar satu sama lainnya pada masa
pandemic saat ini. Hal tersebut tidaklah sesuai dengan protocol kesehatan yang
mewajibkan masyarakat melakukan segala aktifitas hanya di rumah saja.
33
b. Wawancara
Wawancara adalah suatu percakapan dengan maksud tertentu yang
dilakukan kedua belah pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan dan yang mewawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu. Wawancara dalam penelitian terjadi dimana peneliti sedang
berbincang-bincang dengan narasumber dengan tujuan menggali informasi
tentang topik wawancara pola interaksi sosial di masa pandemic COVID-19
melalui pertanyaan-pertanyaan dan mengunakan Teknik tertentu.
c. Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah setiap bahan tertulis, film dan gambar yang
dapat memberikan informasi. Melalui teknik ini penulis berupaya untuk mencari
data dari hasil sumber tertulis, melalui dokumen atau apa saja yang memiliki
relevansi sehingga dapat melengkapi data yang diperoleh di lapangan. Data yang
dikumpulkan melalui tahap ini adalah meliputiPhoto pelaksanaan penelitian yang
terkait dengan pengumpulan data tentang melakukan social distancing dimana
masyarakat dilarang berkumpul di satu tempat yang sama. Akibat hal ini, tentunya
membawa dampak yang sangat buruk bagi masyarakat akibat dari social
distancing ini karena semua aktivitas sosial ditiadakan.
H. Teknik Analisis Data
Dalam analisis data diperlukan beberapa tahapan, seperti yang
diungkapkan Bungin dalam bukunya Analisis Data Penelitian Kualitatif, yakni:
34
a. Data collection, atau koleksi data ialah pengumpulan data dengan
analisis data, yang mana data tersebut diperoleh selama melakukan
pengumpulan data tanpa proses pemilahan.
b. Data reduction yaitu pengolahan data yang mencakup kegiatan
mengikhtiarkan hasil pengumpulan data selengkap mungkin, dan
memilah-milahnya ke dalam satuan konsep tertentu, kategori tertentu
atau tema tertentu.
c. Data display atau penyajian data ialah data yang dari kencah
penelitian dipaparkan secara ilmiah oleh peneliti dengan tidak
menutupi kekurangan.
d. Conclusions drawing atau penarikan kesimpulan dengan melihat
kembali pada reduksi data (pengurangan data) dan data display
sehingga kesimpulan yang diambil tidak menyimpang dari data yang
diperoleh
I. Teknik Keabsahan Data
Keabsahan data digunakan untuk menjamin bahwa semua data yang telah
diamati dan diteliti relevan dengan yang sesungguhnya, agar penelitian ini
menjadi sempurna. Untuk keabsahan data penulis menggunakan Triangulasi yaitu
mengadakan perbandingan, antara teori dan hasil di lapangan pada sumber data
yang satu dengan yang lain. Teknik Triangulasi adalah teknik pengabsahan data
yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan
atau sebagai pembanding terhadap data itu. Ada empat (4) yaitu: teknik
Triangulasi dengan sumber, metode, penyidik dan teori.
35
Untuk memperoleh tingkat keabsahan data penelitian menggunakan
triangulasi yakni mengadakan perbandingan atau pemeriksaan keabsahan data
yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data itu, triangulasi dalam penelitian ini meliputi
triangulasi teori dan triangulasi sumber. Triangulasi sumber yaitu perbandingan
atau pengecekan balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui
waktu dan alat yang berbeda, dengan jalan:
a. Membandingkan data hasil pengamatan (observasi) dengan data hasil
wawancara.
b. Membanding apa yang dikatakan informan di depan umum dengan apa
yang dikatakan secara pribadi.
c. Membanding data hasil wawancara dengan isi dokumen yang dihimpun
atau berkaitan
J. Etika Penelitian
Etika penelitian merupakan bagian penting dari riset modern, terutama
ketika riset yang dilakukan menempatkan manusia sebagai subjek penelitian.Pada
prosedur etis bisa digambarkan sebagai pengakuan oleh peneliti atas hak-hak asasi
subjek yang terlibat dalam penelitian.Subjek penelitian tersebut adalah informan
atau narasumber yang terlibat dalam proses riset. Sejak menyusun proposal atau
laporan riset, peneliti perlu menjelaskan secara eksplisit bahwa penelitian yang
dilakukannya steril dari pelanggaran kode etik.
36
a. Memberitahukan maksud dan tujuan penelitian kepada narasumber.
b. Melakukan kesepakatan dengan narasumber untuk melakukan proses
penelitian.
c. Menjaga privasi narasumber apabila topikpenelitian diaggap sensitive.
d. Meminta persetujuan narasumber apabila ingin mengambil bukti penelitian
seperti rekaman suara, video, maupun gambar.
37
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Desa Sanrobone
Desa Sanrobone Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar sebelum
berdirinya NKRI merupakan wilayah kerajaan.
Tumpukan batu bata merah membentuk dinding tebal selebar empat
meter dan setinggi enam meter. Batuan rapuh berlumut tak terawat itu melintang
sepanjang 20 meter saja, namun usianya jauh lebih tua dari negara Indonesia.
Benteng Sanrobone itulah namanya, Benteng Sanrobone di bangun pada abad XV
dari buah tangan Raja Sanrobone I, Karaeng Dampang Panca Belong Benteng ini
mulai dibangun pada tahun 1515 atas perintah Raja Gowa Tumapa'risi Kallonna
dan rampung pada tahun 1520. Terletak di Desa Sanrobone,
Kecamatan Sanrobone, Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan. Daeng
Nompo, Imam Desa Sanrobone kepada Liputan6.com, Sabtu (16/5/2015).(Di
akses 26 Januari 2021)
Benteng ini dulunya seluas 25.54 Ha dengan ukuran sisi barat sepanjang
573 m, sisi selatan 529 m, sisi timur 748 m dan sisi utara 332 m. Benteng ini
terbuat dari batu bata dan berbentuk perahu dengan panjang sekitar 3,7 km dan
mempunyai 7 pintu yaitu 4 pintu besar searah dengan mata angin dan 3 pintu
kecil. (Daeng Nompo, Imam Desa Sanrobone kepada Liputan6.com, Sabtu
(16/5/2015). (Di akses 26 Januari 2021)
Sisa-sisa benteng yang ada pun hanya sekilas tampak seperti tembok
lebar berbatu bata merah biasa dengan hiasan dua meriam panjang seberat 150 kg
37
38
yang kini berkarat tak terpelihara. Selebihnya hanya tanah lapang luas dengan
papan bertuliskan "Kawasan Ini Dilindungi Direktorat Perlindungan dan
Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala". (Daeng Nompo, Imam Desa
Sanrobone kepada Liputan6.com, Sabtu (16/5/2015). (Di akses 26 Januari 2021)
Benteng ini runtuh bersama dengan benteng somba opu dan beberapa
benteng lain yang diratakan dengan tanah oleh Cornelis Speelman, Jenderal
pasukan VOC pada perang Makassar (Oktober 1666-12 Juni 1669). Total di
wilayah kekuasaan Kerajaan Gowa-Tallo ada 14 benteng. Kini hanya tersisa satu
benteng yang masih utuh yakni Benteng Pannyua atau Fort Rotterdam. (Daeng
Nompo, Imam Desa Sanrobone kepada Liputan6.com, Sabtu (16/5/2015). (Di
akses 26 Januari 2021)
Kompleks Benteng Sanrobone semakin hancur pada masa
pemberontakan DI/TII. Istana kerajaan dibakar pada tahun 1956 oleh
pemberontak lantaran Raja Sanrobone ke 23 (Raja terakhir 1950-1956),
Mallombasi Daeng Kilo, memihak ke Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Akibatnya, semua catatan sejarah tentang Sanrobone dan barang kerajaan habis
tidak tersisa. Yang tersisa hanya tungku besar terbuat dari batu bata merah dan
tiang pemancing yang digunakan sebagai penanda upacara pengangkatan Raja
Sanrobone. (Daeng Nompo, Imam Desa Sanrobone kepada Liputan6.com, Sabtu
(16/5/2015). (Di akses 26 Januari 2021)
Di kompleks ini juga terdapat Masjid Raya Baitul Muqqadis yang berdiri
sejak Abad Ke 18, mesjid ini sudah berdiri di Desa Sanrobone sekitar tahun 1500-
an. Masjid tersebut didirikan Syekh Muhyidin yang bergelar Tuantarilima. Syekh
39
ini yang memperkenalkan Islam dan mendirikan shalat Jumat pertama kalinya di
Sanrobone, di bagian lain, terdapat kompleks pemakaman tua milik raja dan
keturunannya seluas 60 x 44 meter persegi. Setidaknya ada 44 nisan penuh lumut
dengan pahatan tak jelas hampir terhapus berserakan di sebidang tanah penuh
ilalang. Yang paling menarik perhatian adalah dua nisan berkubah runcing
setinggi lima meter bercat putih kusam dengan hiasan kubah. Dua nisan itu
bertuliskan kaligrafi Arab gundul dengan pola hias sulur-suluran dan tumbuh-
tumbuhan. Makam berkubah itu pernah dipugar ulang karena bagian atapnya
runtuh akibat dimakan usia. "Sang penghuni nisan adalah raja ke-14, Karaengta
Kalukuang dan Karaeng Timinanga Ri Masigeria bergelar Tuminanga Ri
Agurana, ulama penyebar Islam di Sanrobone," Sekilas, makam berkubah
Sanrobone tampak sama bentuknya dengan makam berkubah di kompleks
pemakaman raja-raja Gowa di Sungguminasa, Kabupaten Gowa. Kesamaan ini
konon menunjukkan Kerajaan Gowa, Tallo, dan Sanrobone termasuk kerajaan
kembar. (Daeng Nompo, Imam Desa Sanrobone kepada Liputan6.com, Sabtu
(16/5/2015). (Di akses 26 Januari 2021)
B. Keadaan Geografis
Desa Sanrobone merupakan salah satu dari 6 Desa di Kecamatan
Sanrobone dengan luas wilayah 459,6 km dari luas wilayah Kecamatan Sanrobone
fasilitas kesehtan yang ada di Desa Camba-camba yakni 1 Puskesmas dan 5
Posyando, jarak anatara Desa Sanrobone dengan Puskesmas sekitar 1 km.
Desa Sanrobone terdiri dari 5 dusun yaitu Dusun Sanrobone, Dusun
Kasuarrang, Dusun Lau, Dusun Salekowa, dan Dusun Bontoa. Jarak antar
40
Lingkungan kurang lebih 1 km. jarak dari Desa Sanrobone ke Kota Kabupaten
Takalar sekitar 7 km, dan jarak dari Desa Sanrobone ke Provinsi Sulawesi Selatan
sekitar 60 km. (Buku profil Desa Sanrobone)
Dari segi geografis, Desa Sanrobone kondisi alamnya sebagaian besar
terdiri dari persawahan. Didesa Sanrobone ini terdapat mata air yang paling
berperan sebagai sumber air bersih yaitu air PDAM dan sumur gali yang
digunakan oleh masyarakat Desa untuk sumber air minum, keperluan rumah
tangga dan juga mengairi persawahan, sehingga sebagian besar masyarakat
menjadikan pertanian sebagai mata pencaharian yang utama.
Berikut batas wilayah Desa Sanrobone yaitu sebagai berikut :
a. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Pa’dinging
b. Sebeleh selatan berbatasan dengan Desa Banyuanyara
c. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Lagaruda
d. Sebeleh timur berbatasan dengan Desa Ujung Baji
C. Keadaan Penduduk
1. Jumlah penduduk
Penduduk wilayah Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar sebanyak
9869 jiwa. Dan lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut :
Table 1
Jumlah Penduduk Dan Kk Masyarakat Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar
Tahun 2020
NO Nama Desa Jumlah Penduduk Jumlah KK
41
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Sanrobone
Lagaruda
Banyuanyara
Paddinging
Ujung Baji
Tonasa
2.876
2.109
3.154
3.872
2.043
693
752
531
774
982
476
175
Jumlah Total
Sumber : Buku Profil Desa Sanrobone, 2020
Berdasarkan table 1 diatas, dapat diketahui bahwa masyarakat di Desa
Sanrobone berada diurutan ketiga penduduk terbanyak dengan jumlah jiwa 2.876
yang dimana penduduk/masyarakat tersebutlah yang peneliti akan teliti mengenai
bagaimana pola interaksinya selama masa pandemic COVID 19 dan apakah
dampak yang ditimbulkan dari interaksi tersebut selama pandemic COVID 19.
a. Pendidikan Penduduk
Kemampuan pendidikan penduduk masyarakat Kecamatan Sanrobone
Kabupaten Takalar, khususnya pendidikan penduduk masyarakat Desa Sanrobone
tergolong masih sangat rendah, karena masyarakatnya lebih banyak yang tidak
sekolah dan tingkat pendidikan penduduknya kebanyakan hanya tamat di tingkat
Sekolah Dasar (SD). Lebih jelas mengenai hal tersebut, dapat dilihat pada table 2
yaitu sebagai berikut :
Table 2
Keadaan Pendidikan Masyarakat Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar
Tahun 2020
42
NO Tingkat Pendidikan Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Belum/tidak sekolah
Belum tamat SD/Sederajat
tamat SD/Sederajat
tamat SMP/Sederajat
tamat SMA/Sederajat
Tamat D-I/II
Akademic/D-III
D-V/Strata-I
Strata-II/III
4.114
1.515
4.258
1.919
2.519
135
78
261
10
Sumber : Buku Profil Desa Sanrobone, 2020
Kemampuan penduduk masyarakat kecamatan sanrobone kabupaten
takalar dalam bidang pendidikan tergolong cukup rendah, dengan melihat data
pada table 2 di atas.
Kesadaran masyarakat akan pentingnya suatu pendidikan memang masih
sangat kurang, di samping kebutuhan ekonomi yang mendesak sehingga banyak
di antara anak-anak mereka hanya sampai tamat SD, SMP, dan SMA, selanjutnya
merekaamelanjutkan kegiatan dikebun, lading atau lapangan kerja lain guna
kebutuhan.
b. Ekonomi
Penduduk kecamatan sanrobone kabupaten takalar, pada umumnya
bermata pencaharian antara lain petani, nelayan, pedangan dan lain-lain.Lebih
jelas mengenai hal tersebut dapat dilihat pada table berikut ini.
43
Table 3
Mata Pencaharian Masyarakat Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar Tahun
2020
NO Jenis pekerjaan Jenis kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
1. Petani / Nelayan 6.103 3.907
2. Pedangan 45 70
3. Montir 15 -
4. Pengawai negara sipil 30 45
Jumlah
Sumber : Buku Profil Desa Sanrobone, 2020
Dari table di atas dapat dilihat bahwa masyarakat yang ada di wilayah
Desa Sanrobone Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar mayoritas
penduduknya bermata pencarian sebagai petani dan nelayan karena sebagian
kawasan Desa Sanrobone adalah kawasan persawahan dan lautan.
D. Sosial Budaya/Agama Masyarakat Desa Sanrobone
Desa Sanrobone sangat dikenal dengan situs peninggalan sejarah
kerajaan dan benteng Sanrobone dan berbagai tradisi kebudayaan lainnya yang
masih berlansung sampai hari ini. Beberapa tradisi budaya tersebut antara lain,
kegiatan untuk memulai acara panen raya (Appadekko), memperingati kelahiran
nabi Muhammad (Maudu), tradisi untuk menolak segala bala, bencana ataupun
malapetaka yang akan menimpa masyarakat (Songkabala), tradisi pembacaan
naskah (kitta) Tulkiyamat ketika ada salah seorang anggota keluarga yang
44
meninggal, dan lain sebagainya. Kesemuanya merupakan warisan budaya dan
kearifan lokal leluhur masyarakat Sanrobone yang merupakan kekayaan budaya
dan modal sosial masyarakat.
Dalam era globalisasi yang terbuka ini, terpaan informasi sangat
memungkinkan seseorang mengadopsi nilai-nilai, pengetahuan, dan kebiasaan
luar lingkungan sosialnya dan jauh dari jangkauannya secara fisik. Globalisasi ini
telah menimbulkan pergulatan antara nilai-nilai budaya lokal dan nilai-nilai
budaya global (modern) yang semakin tinggi intensitasnya. Sementara dipahami
bahwa nilai-nilai modern tidak selalu membawa kebaikan bagi pengembangan
nilai-nilai budaya lokal.
Pertukaran informasi termasuk nilai antarbangsa yang berlangsung
dengan cepat dan penuh dinamika, mendorong terjadinya proses perpaduan nilai,
kekaburan nilai, bahkan terkikisnya nilai-nilai asli yang sebelumnya sakral dan
menjadi identitas suatu bangsa (Fukuyama dalam Suwardani, 2015). Ketika nilai-
nilai globalisasi diagungagungkan oleh para pendukungnya, maka saat itu pula
terjadi proses penggiringan nilai-nilai budaya tradisional masyarakat yang pada
akhirnya mengakibatkan kegamangan nilai.
Kegamangan nilai yang dialami masyarakat dewasa ini terjadi karena sisi
negatif modernisasi dengan lebih mengutamakan kemampuan akal, dengan
memarginalkan peranan nilai-nilai transendental serta tunduk pada paham
individua- lisme, materialisme, dan kapitalisme. Akibatnya, terjadi berbagai
bentuk penyimpangan nilai moral yang tercermin dalam corak, gaya, dan pola
hidup masyarakat. Fenomena menguatnya corak dan gaya hidup masyarakat yang
45
hedonis cukup mengkhawatirkan bagi pelestarian nilai-nilai lokal, dan
memberikan dampak negatif terhadap jati diri orang Takalar, khususnya di Desa
Sanrobone.
Padahal, masyarakat Sanrobone telah memiliki tradisi beberapa tradisi
budaya seperti prosesi perayaan Maulid Nabi Muhammad, tradisi Songkabala,
Appadekko, tradisi pembacaan Tulkiyamat dan lain lain. Keseluruhan tradisi
tersebut menunjukkan nilai-nilai karakter terhadap Tuhan Yang Maha Esa, nilai-
nilai karakter terhadap diri sendiri dan sesama, nilai-nilai karakter terkait dengan
kebangsaan, nasionalisme, dan patriotisme sera nilai-nilai terkait dengan alam
(Rudi Amir, 2017).
Gambaran di atas, menunjukkan bahwa ada landasan yang kuat dan segi-
segi positip tentang kemampuan orang Sanrobone dengan kebudayaannya yang
masih bersifat tradisional. Akan tetapi, dengan banyaknya pengaruh dan penetrasi
budaya lain dengan membawa kultur mereka masing-masing, mulai
menggoyahkan fondasi yang dibangun sejak awal. Dapat dikatakan bahwa
masyarakat Sanrobone kini ada dalam pusaran ideologi modern akibat gelombang
globalisasi. Tidak semua nilai-nilai budaya tersebut dapat hidup dan berkembang
dengan baik karena terdesak oleh kuatnya arus modernisasi dan globalisasi. Hal
ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman masyarakat Sanbone tentang hakikat
dan pentingnya peranan budaya lokal Sanrobone menyangkut adat, tradisi, dan
nilai- nilai agama Islam yang menjiwainya. Akibatnya, banyak generasi muda
Sanrobone yang melupakan tradisi dan adat Sanrobone yang telah dibangun
berabad-abad lamanya oleh nenek moyang orang Sanrobone.
46
Masyarakat Sanrobone telah mengalami ―pergesekan budaya‖ yang
datang dari timur dan barat, sehingga menimbulkan adanya perubahan-perubahan,
namun pada hakekatnya perubahan yang ditimbulkan akibat pertemuan budaya
tersebut belum begitu berarti, karena masyarakat Sanrobone masih bercorak
kolektif, komunal dan ritualistik. Namun demikian, seiring dengan makin kuatnya
terpaan konsumerisme dan materialisme, kini perilaku orang Sanrbone juga sudah
menjadi semakin individualistis, asosial, bahkan menunjukkan sifat-sifat hedonis
pada sebagaian masyarakat. Menghadapi kondisi ini menjadi sebuah keniscayaan
bagi para orang tua, dan para pendidik formal lainnya mengangkat dan
menggunakan nilai-nilai kearifan lokal Sanrobone sebagai rujukan dalam
pendidikan guna membentuk karakter manusia dan masyarakat Sanrobone.
47
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Pola Interaksi Sosial Masyarakat Sanrobone di Era Pandemic COVID-19
Interaksi sosial di era pandemic COVID-19 di Desa Sanrobone
Kabupaten Takalar pada awal kota mengetahui akan adanya penyakit corona virus
ini secara kontak sosial dan cara berkomunikasi kita berbeda, cara sudut pandang
warga juga berbeda ada yang mempercayaii dan tidak percaya tentang corona
virus ada. Di Desa Sanrobone dari awal sampai sekarang tidak ada yang terkena
COVID-19 jadi warga tidak terlalu khawatir jika saling bertemu atau berinteraksi
karean mereka tetap mengikuti protocol kesehatan yaitu memakai masker,
menjaga jarak dan warga juga menyiapkan setiap rumah tempat cuci tangan dan
sabun begitu juga dikantor-kantor yang ada di Desa Sanrobone juga di sekolah
SD, SMP, sampai SMA mereka menyiapkan tempat cuci tangan dan sabun.
Namun masih ada masyarakat Desa Sanrobone yang tidak mematuhi protocol
kesehatan.
a) Sub Pokok Bahasa merujuk Pada Topic-Topik Pertanyaan
Wawancara
Berdasarkan hasil temuan observasi yang telah ditemukan penelitian
terkait dalam tujuan peneliti melalui observasi ditemukan beragam informasi.
Adapun yang dilakukan sendiri oleh peneliti melihat bahwa masyarakat dalam
melakukan interaksi sosial berupa kerjasama memanen Padi dan Jagung tanpa
mematuhi protocol kesehatan. (Observasi 26 Oktober 2020).
47
48
Keesokan harinya peneliti melakukan kembali observasi karna peneliti
penasaran kepada masyarakat yang tetap tidak mematuhi protocol kesehatan.
Akan tetapi Pemerinta Desa melakukan kerjasama sosialisasi agar sama-sama
senang tiasa bekerjasama dalam berinteraksi mematuhi protocol kesehatan
sehingga dalam melakukan interaksi terhindar dari COVID-19. Serta untuk
menyadarkan warga keluar rumah untuk tetap memakai masker, menjaga jarak,
dan mencuci tangan sabun untuk pencegahan penyebaran COVID-19 dan juga
petugas Puskesmas membagikan masker kepada masyarakat untuk dipakai apabila
bepergian. (Observasi 28 Oktober 2020)
“Bekerja sama tapi adanya larangan sosial distancing tidak masalah karna
saya bekerja sama hanya dengan keluarga saya sendiri istri, anak saya, sepupu dan teman dekat kerjasama dalam gotong royong dalam memenen
padi tidak ada yang lain dan kita juga tidak berkerja sama dengan orang lain”
Hasil pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa Dg. Tutu (Responden)
dalam melakukan kerjasama semenjak adanya sosial distancing tetap melakukan
kerja sama berupa gotong royong memanen padi bersama istri, anak, sepupu, dan
teman dekat.
Pendapat senada yang dikemukakan Dg. Raju mengatakan bahwa :
“Saya bersama istri dalam melakukan gotong royong memanen padi dan
bersama teman-teman serta anak saya, untuk bekerjasama.“ (Wawancara 28 Oktober 2020)
Dari hasil pemaparan Dg. Raju diatas dapat disimpulkan bahwa ditengah
pandemic COVID-19 dg Raju dalam kerjasamanya berupa gotong royong
bersama dengan Dg. Tutu serta dengan teman-temannya dan anaknya.
Sebagian Masyarakat Desa Sanrobone dalam melakukan interaksi sosial
masih mengabaikan protocol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
49
Selain itu berbeda halnya dengan masyarakat yang berprofesi sebagai tenaga
kesehatan, mereka dalam melakukan interaksi sosial berupa kerja sama dalam
melakukan sosialisasi yang kemudian dipertegas oleh informan:
Harianti mengatakan bahwa:
―Pertama itu kita punya tim pronkes (promosi kesehatan) setiap minggu
turun keliling untuk mensosialisasikan covid-19 dan bekerjasama dilintas sektor dari kepala desa bahwa kita menghimbau memantau masyrakatnya
untuk melakukan protokol kesehatan sperti menggunakan masker selalu mencuci tangan. (Wawancara 29 Oktober 2020)
Dari hasil pemaparan Ibu Harianti diatas dapat disimpulkan bahwa
petugas Puskesmas dan Kepala Desa berkerja sama untuk mensosialisakan
COVID-19 ke warga sekitar dan setiap minggu keliling mantau Masyarakat untuk
tetap mematuhi protocol kesehatan agar tetap memakai masker dan mencuci
tangan.
Hal yang tidak jauh berbeda yang dikemukakan oleh Patahuddin Karaeng
Nyonri selaku Kepala Desa dengam mengemukakan bahwa :
“kami juga melakukan kerjasama dengan petugas puskesmas stempat mengenai tentang sosialisasi untuk melakukan protocol kesehatan untuk
mengenakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak” (Wawancara 30 Oktober 2020)
Dari hasil pemaparan Bapak Kepala Desa diatas dapat disimpulkan
bahwa interaksi bekerjasama antara petugas puskesmas dan kepala desa, agar
masyarakat dapat bekerja sama dalam melakukan protocol kesehatan
Guru yang dalam melakukan interaksi kerja sama yang ada di Desa
Sanrobone yaitu Fatmawati
Di desa sanrobone Bagi mayoritas masyarakat, pandemic seperti covid-19 saat ini adalah sebatas kondisi darurat kesehatan. Namun, ada sebagaian masyarakat melihat pandemic ini dari sudut pandang
yang berbeda ada yang percaya dan tidak percaya akan ada virus covid-19 ini.( Wawancara 30 November 2020 )
50
Masyarakat yang dalam melakukan interaksi kerja sama yang ada di
Desa Sanrobone yang mana dikuatkan dengan hasil wawancara oleh peneliti
Di Desa Sanrobone mayoritas Masyarakat, pada masa pandemic seperti COVID-19 saat ini adalah sebatas kondisi darurat kesehatan.
Namun, ada sebagaian masyarakat melihat pandemic ini dari sudut pandang yang berbeda ada yang percaya dan tidak percaya akan ada virus COVID-19 ini. (Wawancara 1 November 2020)
Dari data wawancara di atas, begitu beragam persepsi atau sudut pandang
masyarakat mengenai pendapat tentang situasi penyebaran COVID 19.Masyarakat
tidak percaya
“Lumayan sih jadi lebih waspada kalau takut yah kayaknya tidak, karna
di desa sanrobone tidak ada orang dari luar negri kita bicara luar kota saat tidak ada, jadi masih aman lah dan kita tinggal pasrah saja sama yang maha kuasa allah, ada tidak ada tergantung kita yang penting kita
jaga kesehatan dan kebersihan rumah” (Wawancara 1 November 2020)
Berdasarkan hasil penelitian di lokasi terkait dengan tujuan peneliti
melalui observasi berbagai ragam informasi. Adapun observasi yang dilakukan
oleh peneliti di Desa Sanrobone dalam kerjasama yang dilakukan berupa
sosialisasi antara Pemerinta Desa, Puskesmas maupun Masyarakat Desa
Sanrobone agar sama-sama senantiasa bekerjasama dalam berinteraksi dalam
mematuhi protocol kesehatan sehingga dalam melakukan interaksi terhindar dari
COVID-19. Mensosialisasikan protocol kesehatan COVID-19 dikantor Desa.
Untuk menyadarkan warga yang keluar rumah untuk tetap memakai masker,
menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun untuk mencegah penyebaran
COVID-19 dan juga petugas puskesmas membagikan masker kepada warga untuk
dipakai apabila bepergian keluar rumah. (Wawancara 2 November 2020).
51
Dengan adanya sosialisasi tersebut, sehingga masyarakat yang ada di
Desa Sanrobone dalam melakukan interaksi berupa kerjasama dalam hal gotong
royong memanen padi dan Jagung.
Dan juga adaptasi antara warga yang menerima adanya perintah sosial
distansing ini Cuma sebagian masyarakat yang menerimanya dan bahwakan
lebihbanyak yang tidak mempercayai adanya penyakit corona, virus ini walau
sudah banyak berita-berita di Tv, media sosial dan pemberitahuan akan penyakit
ini bisa mematikan. Walaupun hidup ditengah pandemic COVID-19, masyarakat
tetap dapat hidup, beraktifitas, mencari nafkah, refreshing, beribadah, dan belajar
dengan menerapkan kebiasaan baru.Yang kita butuhkan protocol kesehatan
pecegahan. Itulah adaptasi kebiasaan baru yang dimaksud pemerintah untuk
diterapkan ke masyarakat, instansi, dan pelaku usaha, dalam aktifitas sehari-hari.
(Observasi 4 November 2020).
Berdasarkan hasil temuan peneliti dilokasi penelitian terkait dengan
tujuan penelitian melalui wawancara, ditemukan beragam informasi sebagai bahan
untuk dianalisis menjadi hasil penelitian. Hasil wawancara yang telah dilakukan
sendiri oleh peneliti dilapangan, dengan Nipati
Nipati mengatakan bahwa :
“Proses pembelajaran disekolah selama masa pandemic covid-19 ada 2 proses proses pembelajaran luring dan daring. Sehingga ini guru-guru kamis beradaptasi dalam Proses pembelajaran luring
itu bentuk pembelajaran yang tidak berhubungan dalam jaringan internet. Sedangkan proses pembelajaran daring adalah
pembelajaran yang dilakukan secara online menggunakan aplikasi” (Wawancara 5 November 2020)
52
Dari hasil wawancara ibu Nipati dapat ditarik kesimpulan bahwa
beradaptasi dalam proses pembelajaran luring dan daring, guru baru pertama kali
melakukan kolaborasi antara daring dan luring karna adanya pandemic COVID-
19.
Tak lain halnya dengan petugas puskesmas yang harus beradaptasi
dengan harus memakai masker setiap melakukan pekerjaan yang kemudian dapat
dipertegas oleh informan.
Hj. Sunggu mengatakan bahwa : “Adaptasi kebiasaan memakai masker saat bekerja dipuskesmas
diwajibkan karna untuk menghidari virus covid-19 dan itu sudah jadi aturan dari pemerintah dan mau tudak mau kita harus mematuhi apabila kita tidak mematuhinya kita akan dikenakan
sanksi dan membayar”(Wawancara 6 November 2020) Dari hasil pemaparan Hj. Sunggu disimpulkan bahwa adaptasi kebiasaan
baru harus dilakukan untuk mencegah penyebaran COVID-19, agar terhindar dari
COVID-19 dan itu adalah peraturan dari pemerintah jika tidak mematuhi aturan
tersebut maka masyaraka akan diberi sanksi dan membayar denda.
Peneliti melihat bahwa disekitar rumah Dg.Lau dengan adanya COVID
19 tersebut sehingga masyarakat yang dulunya melakukan interaksi social berjalan
dengan biasa tanpa memakai masker, tetapi sekarang dengan adanya peraturan
pemerintah yang mengharuskan dalam melakukan interaksi social baik individu
dengan individu maupun individu daengan kelompok sehingga harus memakai
masker. (Observasi 7 November 2020)
Peneliti semakin penasaran apakah benar hanya disekitar rumah Dg. Lau
yang tidak memakai masker. Sehingga peneliti kembali melakukan observasi
dengan melihat masyarakat yang sedang berobat di Puskesmas Desa Sanrobone
53
dan setelah peneliti melihat hal tersebut, Masyarakat yang dating berobat ternyata
tetap mematuhi protocol kesehatan dengan memakai masker dan dan menjaga
jarak dan pada saat sebelum memasuki Puskesmas diwajibkan mencuci tangan,
hal tersebut menjadi kebudayaan atau kebiasaan baru. (Observasi 8 November
2020)
Berdasarkan hasil temuan peneliti dilokasi penelitian terkait dengan
tujuan penelitian melalui wawancara, ditemukan beragam informasi sebagai
bahan untuk dianalisis menjadi hasil penelitian. Hasil wawancara yang telah
dilakukan sendiri oleh peneliti dilapangan, dengan Dg. Taco
―untuk mengatasi atau mempertahankan usaha kecil atau hasil panen
bisa lebih baik dalam pemasaran atau penjualan maka mereka memamfaatkan Internet dan Media Sosial pada masa pandemic Covid-
19. Namun demikian penggunana teknologi juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit serta sumber daya manusia yang memiliki kemampuan di bidang teknologi informasi”. (Wawancara Rabu Tanggal 9-11-2020)
Dari hasil wawancara tersebut dapat di tarik kesimpulan bahwa dalam
persaingan untuk mencari keuntungan dan mempertahankan usaha keci dan hasil
panen pada masa pandemic dapat mereka memanfaatkan pasilitas Internet dan
Media Sosial.
Berdasarkan hasil temuan peneliti dilokasi penelitian terkait dengan
tujuan penelitian melalui wawancara, ditemukan beragam informasi sebagai
bahan untuk dianalisis menjadi hasil penelitian. Hasil wawancara yang telah
dilakukan sendiri oleh peneliti dilapangan, dengan Dg. Tojeng
“Bapak Dg. Tojeng Mengatakan bahwa Beberapa masyarakat Desa
Sanrobone yang peneliti Tanya hususnya tentang Peraturan Pemerintah mengenai PSBB, ada beberapa Masyarakat yang menolak dan tidak setuju dengan di berlakukannya PSBB, dikarenakan semua serba dibatasi dan jika
mereka tinggal di rumah tanpa adanya aktifitas dan tidak bekerja dan maka
54
mereka tidak bisa menafkahi keluarganya ” (Wawancara 11 November
2020) Dari hasil wawancara tersebut dapat di tarik kesimpulan bahwa masih ada
beberapa masyarakat yang menolak atau tidak mematuhi peraturan yang telah
dikeluarkan pemerintah pada masa pandemic kuhususnya peraturan mengenai
PSBB.
2. Dampak Pmbatasan Interaksi Sosial pada masa pandemic COVID-19 di Desa
Sanrobone Kabupaten Takalar
Sebagaimana telah diketahui, bahwasanya manusia merupakan makhluk
sosial. Tentu dengan adanya wabah penyakit ini berdampak terhadap tatanan
kehidupan sosial masyarakat, baik itu dampak positif maupun negatif.
Berdasarkan hasil temuan peneliti dilokasi penelitian terkait dengan
tujuan penelitian melalui wawancara, ditemukan beragam informasi sebagai bahan
untuk dianalisis menjadi hasil penelitian. Hasil wawancara yang telah dilakukan
sendiri oleh peneliti dilapangan, dengan Hartati
“Dengan adanya COVID 19 keluarga saya lebih dekat kami
lebih sering bersama-sama, Anak-anak kami yang jauh di luar kota yang sudah lama merantau sudah bisa bersama lagi,
hubungan keluarga kami lebih dekat.”(Wawancara 12 November 2020)
Beberapa orang masyarakat mengatakan hal demikian dengan adanya
COVID 19 hubungan keluarga semakin dekat. Hal ini dapat dijadikan ajang
mempererat hubungan keluarga yang dulu dipisahkan oleh jarak, aktivitas dan
kegiatan lainnya yang membuat semua anggota keluarga sibuk dengan urusannya
di luar rumah. Namun sekarang, dengan adanya wabah ini pemerintah
menggalakkan aturan social distancing , seluruh keluarga diharuskan tinggal di
rumahnya masing-masing dan dilarang aktivitas di luar rumah.
55
Banyak seorang Ibu/orang tua yang senang dengan berkumpulnya semua
anggota keluarga. Anak-anak nya yang sekolah di luar kota, kerja di luar kota, dan
suaminya yang kerja di luar kota pun harus pulang. Kursi meja makan penuh
dengan orang-orang yang dicintainya, sofa keluarga yang biasanya kosong
menjadi penuh dan penuh dengan canda tawa. Banyak hal lainnya yang membuat
hubungan keluarga menjadi semakin erat dengan adanya wabah ini.
Kemudian, wabah ini pun berdampak positif terhadap kehidupan agama.
Banyak orang yang menyangka adanya wabah ini merupakan pertanda
bahwasanya bumi ini semakin tua, kehidupan akan berakhir dan menyadari bahwa
tidak ada yang abadi di bumi ini. Seperti halnya yang terjadi pada umat Islam
yaitu banyak orang yang sebelumnya bolong-bolong dalam shalat menjadi rajin,
yang dulunya shalat di rumah menjadi rajin berjamaah di masjid. Hubungan sang
makhluk dengan Tuhan nya pun semakin dekat, banyak orang yang berdoa untuk
memohon ampun, memohon keselamatan dari wabah penyakit ini. Tidak hanya
umat Islam, umat agama lainpun berusaha berhubungan sedekat mungkin dengan
Tuhannya.
Berdasarkan hasil temuan peneliti dilokasi penelitian terkait dengan tujuan
penelitian melalui wawancara, ditemukan beragam informasi sebagai bahan untuk
dianalisis menjadi hasil penelitian. Hasil wawancara yang telah dilakukan sendiri
oleh peneliti dilapangan, dengan beberapa kalangan masyarakat mengatakan
bahwa dampak negatif dari adanya COVID-19 dalam kehidupan sosial yaitu
sulitnya untuk berinteraksi secara langsung dengan orang lain. Sejak
56
digalakkannya aturan social distancing oleh pemerintah banyak orang yang
susah bahkan tidak berinteraksi secara langsung dengan sesamanya.
Berikutnya yaitu, timbulnya rasa curiga dan hilangnya kepercayaan ditatanan
kehidupan masyarakat. Hal ini dapat kita temui di pasar contohnya, para pembeli
selalu dihantui dengan perasaan curiga bahwa penjual bisa saja terjangkit virus
korona, kemudian barang yang dijualnya bisa saja tidak bersih, dan rasa tidak
percaya lainnya. Sehingga jika hal ini terus berlangsung dan dirasakan oleh semua
orang maka akan timbul kesenjangan sosial yang dapat menimbulkan
ketidakkarmonisan hubungan sesama makhluk sosial.
Dampak negatif dari COVID-19 ini terhadap kehidupan sosial yaitu angka
kriminal semakin meningkat. Bagaimana tidak, dengan adanya wabah ini banyak
masyarakat yang dirumahkan di pekerjaannya, pedagang-pedagang di sekolahan
bangkrut karena sekolah diliburkan dan pekerjaan lainnya. Hal ini dapat membuat
masyarakat kekurangan pemasukan sedangkan pengeluaran besar. Maka timbul
lah ide-ide kriminal agar ia dapat mempertahankan hidup. Seperti halnya yang
terjadi di salah satu daerah, yang belakangan ini sering terjadi kejadian kriminal
yaitu hilangnya motor, pencurian barang elektonik dan lain sebagainya.
Senada dengan yang di ungkapkan Hartono pada saat wawancara.
“Pada masa pandemic COVID 19 banyak meresahkan warga/masyarakat di karenakan interaksi social di
batasi/dilarang, beberapa kantor/perusahaan di liburkan dan karyawannya dirumahkan sehingga k ita t idak bekerja, lapangan
kerja berkurang dan pengangguran bertambah.” (Wawancara 13 November 2020)
Selanjutnya yaitu, dampak negatif adanya COVID-19 dalam kehidupan
Agama yaitu, pertama banyak umat bergama yang dilarang untuk beribadah di
57
tempat ibadahnya. Seperti yang terjadi di Agama Islam tentang larangan shalat
jum’at di Masjid. Hal ini membuat muslim rindu dengan rumah Allah SWT.,
timbulnya perpecahan karena perbedaan golongan terhadap aturan ini. Hal ini
tentu membuat kehidupan umat bergama terganggu.
Selain itu, di Agama Islam hal-hal sunnah terpaksa harus ditinggalkan untuk
sementara waktu. Seperti larangan bersalaman, shalat jum’at berjamaah,
perkumpulan pengajian dan yang lebih besarnya lagi yaitu penundaan
pemberangkatan haji. Tidak hanya di Islam agama lain seperti Krtisten, Hindu,
Budha dan sebagainya.
Setiap musibah pasti ada dampak positif dan negatif, termasuk covid 19 ini.
Tugas kita adalah bagaimana bersikap bijak dan dewasa terhadap dampak dari
wabah ini. Mau itu dampak positif maupun dampak negatif, akan menjadi baik-
baik saja jika dihadapi dengan kelapangan dada.
B. Pembahasan
Pola interaksi social pada masyarakat di Desa Sanrobone Kecamatan
Sanrobone Kabupaten Takalar pada masa pandemic COVID-19 berada pada
intensitas sedang, dikarenakan masih lebih banyak masyarakat yang tidak
percanya akan wabah penyakit virus COVID-19. Namun demikian masyarakat
tetap memperhatikan protocol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak
dan selalu mencuci tangan.
Hal yang sama yang dikemukan oleh Soekanto (2002 : 15) Interaksi
tersebut lebih dominan di lihat apabila terjadi benturan antara kepentingan
58
perorangan dengan kepentingan kelompok. Interaksi sosial hanya berlangsung
antara pihak – pihak apabila terjadi reaksi terhadap dua belah pihak.
Berbeda dengan pendapat peneliti terdahulu, Masrul, leon A. Abdillah,
Tasnim tahun 2020. Kata sosial distansing (pembatasan sosial) menjadi familiar
ditengah masyarakat kita akhir-akhir ini. Melakukan sosial distancing diyakini
oleh sebagian orang sebagai cara yang ampuh dalam mengurangi penyebaran
wabah penyakit menular. Pandemic COVID-19 juga memberikan dampak sosial,
ekonomi, dan politik. Melihat sekolah dan universitas ditutup, tempat
perbelanjaan sepi, angkutan umum dibatasi dan lain sebgainya.Kondisi ini
menunjukkan bagaimana situasi saat ini sangat mengkhawatirkan dan perlu
strategi bersama untuk penanganannya. Kebijakan pemberlakuan lockdown
sebagai antisipasi penyebaran corona virus COVID-19 (Nur Rohim Yunus,
Annisa Rezki., 2020). Tahun 2020 merupakan tahun yang mengkhawatirkan
seluruh Negara tanpa terkecuali Negara Indonesia. Max weber juga mengatakan
bahwa individu manusia dalam masyarakat merupakan actor yang kreatif dan
realitas sosial bukan merupakan alat yang statis dari pada paksaan fakta sosial.
Artinya tindakan manusia tidak sepenuhnya ditentukan oleh norma, kebiasaan,
nilai dan sebagainya yang tercakup di dalam konsep fakta sosial. Walaupun pada
akhirnya weber mengakui bahwa dalam masyarakat terdapat struktur sosial dan
pranata sosial.Dikatakan bahwa struktur sosial dan pranata sosial merupakan dua
konsep yang saling berkaitan dalam membentuk tindakan sosial.
Pola Interaksi Asosiatif pada masyarakat di Desa Sanrobone pada masa
pandemic covid 19 yaitu sebagai berikut :
59
1. Kerja sama
Kerja sama adalah kemampuan seseorang untuk bekerja bersama-sama
dengan orang lain atau secara kelompok dalam rangka menyelesaikan suatu tugas
atau kegiatan yang ditentukan sehingga mencapai daya guna yang sebesar-
besarnya. Kerja sama dapat muncul karena adanya orientasi perorangan terhadap
kelompoknya sendiri atau kelompok orang lain. Proses sosial terbentuknya kerja
sama secara tidak sengaja akan menimbulkan konflik sosial yang bersifat positif
maupun negatif. Agar kehidupan manusia dapat terasa lebih ringan dalam
permasalahan atau pekerjaan maka diperlukan suatu kerja sama. Contoh-contoh
dari kerja sama yang bersifat positif antara lain kerukunan, tawar-menawar,
kooptasi, koalisi. (Soerjono Soekanto, 2005: 70-88). Subjek penelitian dilibatkan
dalam kegiatan kerjasama antar Kepala Desa, Kepala Puskesmas dan Masyarakat
dalam menanggulangi di era COVID-19 yang ada di Desa Sanrobone saat
mengadakan kegiatan keliling untuk mensosialisasikan masalah COVID-19 dan
bahwa kita menghimbau memantau masyarakat untuk melakukan protokol
kesehatan seperti menggunkan masker dan selalu mencuci tangan. Hal yang sama
yang dikemukakan Weber Di dalam bukunya, Weber menyebutkan empat tipe
tindakan sosial sebagai motif aktor melakukan suatu tindakan. Salah satunya yaitu
instrumentally rational. Yakni suatu tindakan sosial yang mengharapkan reaksi
dari individu lainnya sesuai dengan kondisi atau tujuan aktor yang melakukan
tindakan sosial tertentu, dengan kata lain dapat dipahami bahwa rasionalitas
instrumental merupakan tindakan yang diorientasikan untuk pencapaian tujuan-
tujuan yang secara rasional diperhitungkan dan diupayakan oleh aktor.
60
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa persatuan atau
tindakan koperatif adalah keinginan untuk bekerja secara bersama-sama dengan
orang lain secara keseluruhan dan menjadi bagian dari kelompok dalam
memecahkan suatu permasalahan.
Berdasarkan hasil penelitian di lokasi terkait dengan tujuan peneliti
melalui observasi berbagai ragam informasi. Adapun observasi yang dilakukan
oleh peneliti di Desa Sanrobone dalam kerjasama yang dilakukan berupa
sosialisasi antara Pemerinta Desa, Puskesmas maupun Masyarakat Desa
Sanrobone agar sama-sama senantiasa bekerjasama dalam berinteraksi dalam
mematuhi protocol kesehatan sehingga dalam melakukan interaksi terhindar dari
covid-19. Mensosialisasikan protocol kesehatan covid-19 dikantor Desa. Untuk
menyadarkan warga yang keluar rumah untuk tetap memakai masker, menjaga
jarak, dan mencuci tangan dengan sabun untuk mencegah penyebaran covid-19
dan juga petugas puskesmas membagikan masker kepada warga untuk dipakai
apabila bepergian keluar rumah.Berdasarkan hasil penelitian di lokasi terkait
dengan tujuan peneliti melalui observasi berbagai ragam informasi. Adapun
observasi yang dilakukan oleh peneliti di Desa Sanrobone dalam kerjasama yang
dilakukan berupa sosialisasi antara Pemerinta Desa, Puskesmas maupun
Masyarakat Desa Sanrobone agar sama-sama senantiasa bekerjasama dalam
berinteraksi dalam mematuhi protocol kesehatan sehingga dalam melakukan
interaksi terhindar dari COVID-19. Mensosialisasikan protocol kesehatan
COVID-19 dikantor Desa. Untuk menyadarkan warga yang keluar rumah untuk
tetap memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun untuk
61
mencegah penyebaran COVID-19 dan juga petugas puskesmas membagikan
masker kepada warga untuk dipakai apabila bepergian keluar rumah.
2. Akomodasi
Akomodasi mempunyai nilai atau makna yaitu: Persediaan atau
penyediaan tempat kediaman dan fasilitas yang dibutuhkan oleh seseorang atau
kelompok untuk memenuhi kebutuhan. Jadi akomodasi 30 dapat digunakan untuk
dua kebutuhan, pertama akomodasi sebagai suatu keadaan, dan yang kedua
akomodasi sebagai suatu proses. Akomodasi sebagai proses adalah usaha-usaha
manusia untuk meredakan pertentangan dalam mencapai kestabilan. Akomodasi
sebagai keadaan adalah kenyataan adanya keseimbangan kehidupan
bermasyarakat. (Soerjono Soekanto, 2005: 72).
Tindakan kemudahan atau daya suai, walaupun warga masyarakat dalam
beradaptasi yang dilakukan di desa Sanrobone ini di era pandemic covid-19 mau
tidak mau harus mengikut aturan protokol yang diberikan oleh pemerintah dalam
memakai masker jika keluar rumah , mencuci tangan dan tidak membuat
keramaian. Dan juga adaptasi antara warga yang menerima adanya perintah sosial
distansing ini hanya sebagian masyarakat yang menerimanya dan lebih banyak
masyarakat yang tidak mempercayai ada yang penyakit corona virus inj walau
sudah banyak berita-berita di Tv, media sosial dan pemberitahuan akan penyakit
ini bisa mematikan. Walaupun hidup ditengah pandemic covid-19, masyarakat
tetap dapat hidup, beraktifitas, mencari nafkah, refreshing, beribadah, dan belajar
dengan menerapkan kebiasaan baru.Yang kita butuhkan protocol kesehatan
62
pecegahan. Itulah adaptasi kebiasaan baru yang dimaksud pemerintah untuk
diterapkan ke masyarakat, instansi, dan pelaku usaha, dalam aktifitas sehari-hari.
Tindakan kemudahan atau daya suai bisa juga diartikan sebagai
menyesuaikan diri dalam lingkungan baru dalam beradaptasi pada masa pandemic
COVID-19 mau tidak mau harus mengikut aturan protokol yang diberikan oleh
pemerintah dalam memakai masker jika keluar rumah , mencuci tangan dan tidak
membuat keramaian. Dan juga adaptasi antara warga yang menerima adanya
perintah sosial distansing ini hanya sebagian masyarakat yang menerimanya dan
lebih banyak masyarakat yang tidak mempercayai ada yang penyakit corona virus
inj walau sudah banyak berita-berita di Tv, media sosial dan pemberitahuan akan
penyakit ini bisa mematikan. Walaupun hidup ditengah pandemic COVID-19,
masyarakat tetap dapat hidup, beraktifitas, mencari nafkah, refreshing, beribadah,
dan belajar dengan menerapkan kebiasaan baru.Yang kita butuhkan protocol
kesehatan pecegahan. Itulah adaptasi kebiasaan baru yang dimaksud pemerintah
untuk diterapkan ke masyarakat, instansi, dan pelaku usaha, dalam aktifitas sehari-
hari.
3. Asimilasi
Persaingan atau competition merupakan suatu proses sosial, baik yang
bersifat individu maupun yang bersifat kelompok. Persaingan untuk mendapatkan
keuntungan tanpa menggunakan ancaman ataupun ke kerasan tanpa menggunakan
ancaman ataupun kekerasan. Persaingan untuk mendapatkan keuntungan tanpa
menggunakan ancaman ataupun kekerasan. Persaingan antar individu dapat dilihat
dari kasus dua pemuda yang bersaing dari kasus dua pemuda yang bersaing
63
memperoleh pekerjaan. Persaingan antar kelompok dapat dilihat dari persaingan
antara dua atau lebih perusahaan untuk mendapatkan suatu proyek dari
pemerintah. Persaingan selalu ada di masyarakat. Disadari atau tidak, persaingan
tersebut berlangsung setiap hari. (Soerjono Soekanto, 2005:79).
Tindakan percampuran atau perpaduan merupakan proses social dalam
taraf lanjut. Yang ditandai dengan adanya usaha mengurangi perbedaan yang
terdapat antara orang-perorangan atau kelompok manusia dan juga meliputi usaha
untuk mempertingi kesatuan tindak, sikap dan proses menilai dengan
memeperhatikan kepentingan dan tujuan bersama secara singkat, proses
percampuran atau perpaduan ditandai dengan pengembangan sikap yang sama
walau kadangkala bersifat emosional dengan tujuan untuk mencapai kesatuan,
atau dengan sedikit untuk mencapai integrasi dalam organisasi, pikiran dan
tindakan. (Soekanto, 2013). Soerjono Soekanto menerangkan juga Faktor-faktor
yang mempermudah terjadinya asimilasi antara lain: Sikap toleransi terhadap
kebudayaan lain, Kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi,
Sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya, Sikap terbuka dari golongan
yang berkuasa dalam masyarakat, Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan,
Perkawinan campuran (amalgamation), dan Adanya musuh bersama dari luar.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dan dihubungkan dengan hasil
penelitian, sesuai dengan hasi observasi di sekitar rumah Dg. Lau, dengan adanya
COVID 19 masyarakat yang dulunya melakukan interaksi social berjalan dengan
biasa tanpa memakai masker, sekarang dengan adanya peraturan pemerintah yang
64
mengharuskan dalam melakukan interaksi social baik individu dengan individu
maupun individu daengan kelompok sehingga harus memakai masker.
Pola Interaksi Disosiatif Pada Masyarakat Di Desa Sanrobone Pada
Masa Pandemic COVID-19 Yaitu Sebagai Berikut :
a. Persaingan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pola Interaksi Disosiatif pada
masyarakat di Desa Sanrobone pada masa pandemic COVID-19 khususnya pada
pola Persaingan/Competition yaitu suatu proses social, dimana individu atau
kelompok-kelompok manusia yang bersaing, mencari keuntungan melalui bidang-
bidang kehidupan yang suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (Baik
perseorangan maupun kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian public
atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada, tanpa mempergunakan
ancaman atau kekerasan. Soekanto dalam Sangkala (2020:2). Berdasarkan
pendapat tersebut terkait dengan hasil penelitian dalam bersaing untuk mencari
keuntungan dan mempertahankan usaha kecil dan hasil panen padi dan jagung
pada masa pandemic, sebagian masyarakat atau penduduk memanfaatkan pasilitas
internet dan media social.
b. Contravensi
Pertentangan arau pertikaian adalah suatu proses sosial yang ada disuatu
masyarakat, suatu peruses sosial dimana individu atau kelompok berusaha untuk
memahami suatu tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai
dengan suatu ancaman ataupun dengan cara kekerasan untuk mendapat suatu
tujuan yang ingin dicapai. (Soerjono Soekanto, 2005: 72-88).
65
Berdasarkan pendapat diatas mengenai kontravensi serta dikaitkan
dengan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa masih ada beberapa masyarakat
atau penduduk yang menolak atau tidak mematuhi peraturan pemerintah yang
telah di keluarkan pada masa pandemic khususnya mengenai pembatasan social
berskala besar (PSBB).
2. Dampak Pembatasan Interaksi Sosial Pada Masa Pandemic COVID-19 di
Desa Sanrobone Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar.
Dampak yang ditimbulkan pada pembatasan interaksi social pada
masyarakat di Desa Sanrobone pada masa pandemic COVID 19 tidak terlalu
Nampak secara siknipikan, dikarenakan sebagian masyarakat atau penduduk
menolak atau tidak mematuhi peraturan pemerintah mengenai PSBB, interaksi
social yang terjadi masi dalam intesitas sedang yang dimana sesuai dengan hasil
penelitian. Namun dari itu pembatasan interaksi social pada masa pandemic
menimbulkan dampak positif dan berdampak negative. Hal yang sama yang
dikemukakan oleh Soerjono Soekanto, disorganisasi adalah proses memudarnya
atau menurunnya nilai-nilai dan normanorma dalam tatanan struktur masyarakat
karena adanya perubahan di dalam kehidupan. Fenomena COVID19 ini tentunya
memberikan dampak yang sangat kompleks bagi setiap kehidupan individu
ataupun hubungan antar individu terlebih pada pandangan terhadap sesama
manusia yg menunjukkan gejala COVID 19 atas rasa takut terhadap penularan
virus yang diklaim sangat cepat, disisi lain kemerosotan ekonomi terhadap orang-
orang yang tidak bisa melakukan aktifitas produksi, distribusi, dan konsumsi
66
sangat berdampak besar tehadap tatanan struktur masyarakat dan menimbulkan
perubahan sosial dalam masyarakat.
Senada dengan yang di kemukakan peneliti sebelumya Masrul, leon A.
Abdillah, tasnim tahun 2020. Pandemic COVID 19 juga memberikan dampak
sosial, ekonomi, dan politik. Melihat sekolah dan universitas ditutup, tempat
perbelanjaan sepi, angkutan umum dibatasi dan lain sebgainya. Kondisi ini
menunjukkan bagaimana situasi saat ini sangat mengkhawatirkan dan perlu
strategi bersama untuk penanganannya.
Dampak Positif, dengan adanya COVID 19 hubungan keluarga semakin
dekat. Hal ini dapat dijadikan ajang mempererat hubungan keluarga yang dulu
dipisahkan oleh jarak, aktivitas dan kegiatan lainnya yang membuat semua
anggota keluarga sibuk dengan urusannya di luar rumah. Namun sekarang, dengan
adanya wabah ini pemerintah menggalakkan aturan social distancing , seluruh
keluarga diharuskan tinggal di rumahnya masing-masing dan dilarang aktivitas di
luar rumah.
Banyak seorang Ibu/orang tua yang senang dengan berkumpulnya semua
anggota keluarga. Anak-anaknya yang sekolah di luar kota, kerja di luar kota, dan
suaminya yang kerja di luar kota pun harus pulang. Kursi meja makan penuh
dengan orang-orang yang dicintainya, sofa keluarga yang biasanya kosong
menjadi penuh dan penuh dengan canda tawa. Banyak hal lainnya yang membuat
hubungan keluarga menjadi semakin erat dengan adanya wabah ini.
Kemudian, wabah ini pun berdampak positif terhadap kehidupan agama.
Banyak orang yang menyangka adanya wabah ini merupakan pertanda
67
bahwasanya bumi ini semakin tua, kehidupan akan berakhir dan menyadari bahwa
tidak ada yang abadi di bumi ini. Seperti halnya yang terjadi pada umat Islam
yaitu banyak orang yang sebelumnya bolong-bolong dalam shalat menjadi rajin,
yang dulunya shalat di rumah menjadi rajin berjamaah di masjid. Hubungan sang
makhluk dengan Tuhan nya pun semakin dekat, banyak orang yang berdoa untuk
memohon ampun, memohon keselamatan dari wabah penyakit ini. Tidak hanya
umat Islam, umat agama lainpun berusaha berhubungan sedekat mungkin dengan
Tuhannya.
Sedangkan dampak negatif dari COVID-19 ini terhadap kehidupan sosial
yaitu angka kriminal semakin meningkat. Bagaimana tidak, dengan adanya wabah
ini banyak masyarakat yang dirumahkan di pekerjaannya, pedagang-pedagang di
sekolahan bangkrut karena sekolah diliburkan dan pekerjaan lainnya. Hal ini dapat
membuat masyarakat kekurangan pemasukan sedangkan pengeluaran besar. Maka
timbul lah ide-ide kriminal agar ia dapat mempertahankan hidup. Seperti halnya
yang terjadi di salah satu daerah, yang belakangan ini sering terjadi kejadian
kriminal yaitu hilangnya motor, pencurian barang elektonik dan lain sebagainya.
Dampak negatif adanya COVID-19 dalam kehidupan Agama yaitu,
pertama banyak umat bergama yang dilarang untuk beribadah di tempat
ibadahnya. Seperti yang terjadi di Agama Islam tentang larangan shalat jum’at di
Masjid. Hal ini membuat muslim rindu dengan rumah Allah SWT., timbulnya
perpecahan karena perbedaan golongan terhadap aturan ini. Hal ini tentu membuat
kehidupan umat bergama terganggu. Selain itu juga di dalam Agama Islam hal-hal
sunnah terpaksa harus ditinggalkan untuk sementara waktu. Seperti larangan
68
bersalaman, shalat jum’at berjamaah, perkumpulan pengajian dan yang lebih
besarnya lagi yaitu penundaan pemberangkatan haji. Tidak hanya di Islam agama
lain seperti Krtisten, Hindu, Budha dan sebagainya.
Senada dengan penulis Siti Sa’adah (Mahasiswa IAT. 2018 dalam
https://iqt.uinsgd.ac.id/dampak-positif-dan-negatif-covid-19- terhadap-
kehidupan-sosial-agama-di- indonesia) di akses 2 Februari 2020
mengungkapkan dampak negatif adanya covid 19 dalam kehidupan
Agama yaitu, pertama banyak umat bergama yang dilarang untuk
beribadah di tempat ibadahnya. Seperti yang terjadi di Agama Islam
tentang larangan shalat jum’at di Masjid. Hal ini membuat muslim rindu
dengan rumah Allah SWT., timbulnya perpecahan karena perbedaan
golongan terhadap aturan ini. Hal ini tentu membuat kehidupan umat
bergama terganggu. Selain itu juga di dalam Agama Islam hal-hal sunnah
terpaksa harus ditinggalkan untuk sementara waktu. Seperti larangan
bersalaman, shalat jum’at berjamaah, perkumpulan pengajian dan yang
lebih besarnya lagi yaitu penundaan pemberangkatan haji. Tidak hanya di
Islam agama lain seperti Krtisten, Hindu, Budha dan sebagainya.
69
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dalam penelitian ini maka dapat disimpulkan
bahwa Pola Interaksi Sosial Pada Masa Pandemi Covid 19 berada pada Intensitas
sedang dikarenakan masih lebih banyak masyarakat yang tidak percaya dengan
yang percanya adanya firus covid 19, yang dimana masyarakat masih sering
berinteraksi baik dengan individu maupun dengan kelompok namun masyarakat
tetap memperhatikan protocol kesehatan dengan memakai masker dan menjaga
jarak serta mencuci tangan.
Sedangkan dampak pembatasan interaksi sosial di masa pandemic juga
mempunyai dampak bagi masyarakat, yaitu dampak positif dan dampak negative.
Namun dampak yang ditimbulkan tidak terlalu Nampak secara siknipikan
dikarenakan sebagian masyarakat atau penduduk di Desa Sanrobone tidak
memperdulikan peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah mengenai
pembatasan social berskala besar, itu dapat dilihat dari hasil penelitian tingkat
interaksi sosialnya masi berada pada intensitas sedang.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, penulis dapat memberikan
saran sebagai berikut :
1. Bagi Pemerintah Setempat, yaitu Aparatur Desa seyogyanya tidak henti-
hentinya untuk mensosialisasikan agar tidak selalu berkumpul dan harus
69
70
mematuhi protocol kesehatan selama mada pandemic covid 19 karna itu demi
kebaikan kita bersama.
2. Bagi Masyarakat, khususnya masyarakat Desa Sanrobone yang tidak
mengindahkan perintah atau aturan yang di keluarkan oleh pemerintah
tentang larangan berkumpul dan berinteraksi baik individu dengan individu
maupun dengan kelompok. Sebaiknya masyarakat mematuhi apa yang telah
diperintahkan guna memutus rantai penyebaran virus covid 19.
71
DAFTAR PUSTAKA
Agung Muhammad Ivan. (2020). Memahami Pandemic Covid-19 Dalam
Perspektif Psikologi Sosial. Jurnal Psikobuletin: Bulletin Ilmiah Psikologi (1)(2) 68-84
Amir, Rudi, 2017, Membangun Karakter Dalam Perayaan Budaya Lokal di Kabupaten Takalar, Jurnal Publikasi Pendidikan, Volume 7, Nomor 3, Oktober 2017, 127-133
Anindita Nadila. (2018). Fungsi Sosial Monument Bencana Bagi Masyarakat Lokal (Studi Kasus Kapal Tsunami Dan Kapal PLTD Apung Di Banda
Aceh) Skripsi Asy’ari, R. (2020) Covid 19 Dan Bentuk Pratisifasi Dalam Memeranginya,
Makalah Bahasa Indonesia, Universitas Negeri Surabaya
Banyuasi. Rahayu, Ade Rizkia. (2016). Pola Interaksi Sosial Anak Asuh Dalam Konteks Kesehatan Sosial (Studi Di UPTD Kampung Anak Negeri, Kota
Surabaya).Repository.Unair Dong L, Bouey J. (2020). Public Mental Health Crisis During Covid-19
Pandemic China. Emerging Infection Diseases (7) 23-26
Elly M. Setiadi & Usman Kolip, (2011). Pengantar Sosiologi, (Jakarta: Kencana), hal. 73.
Gillin (dalam https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-akomodasi di akses 2 Harahap Rahma Siti. (2020). Proses Interaksi Sosial Ditengah Pandemic Virus
Covid-19.Journal.Iainlangsa.Ac.Id.(11)(1) 45-53. Islam Ariffudin Muh, Kusumandyoko Cahyo Tri, Sampurno Tejo Bayu
Muhammad. (2020) Budaya Media Sosial, Edukasi Masyarakat Dan Pandemic Covid-19.(27)(6) 1-2
Muhammad Aminul Khoiris Salam (2020) .Perilaku Produksi Ditengah Krisis
Global, Akibat Pandemic Covid-19 Dan Memanfaatkan Media Online Facebook Sebagai Alternative Pasar.Jurnal Perilaku Produksi, (1-2)
Musi Sujarwanto, Imam. 2012. Interaksi Sosial Antar Umat Beragama (Studi Kasus Pada Masyarakat Karangmalang Kedungbanteng Kabupaten Tegal). Journal Of Educational Sociall Studies 1 (2): 61-62
Nursalam, Suardi (2016). Sosiologi Pengantar Masyarakat Indonesia. 1st ed. Yogyakarta: Writing Revolution.
Patrinarevi (2018) Study Adversity Quition Dan Interaksi Sosial Siswa Korban Letusan Sinambung Sabupaten Karo Sumantera Utara. Jurnal Kapita Selekta Geografi. (2-3)
Purnomo Agung Iqbal Muhammad, Tasnim, Rini Mastuti. (2020) Pandemic Covid-19 Persoalan Dan Refleksi Di Indonesia.
Rezki Annisa, Yunus Rohim Nur. (2020) Kebijakan Lockdown Sebagai Antisipasi Penyebaran Corono Virus Covid-19.Jurnal Sosial Dan Budaya Syar-I, (1-2)
Rizal Fakhrul. (2018). Dampak Bencana Alam Terhadap Perubahan Perilaku Social Masyarakat.Skripsi.
72
Salam Khoiris Aminul Muhammad (2020). Perilaku Produksi Di Tengah Global
Akibat Pandemic Covid-19 Dan Memanfaatkan Media Online Facebook Alternative Pasar.
Saputra, Ahmad Angga. (2020). Pola Interaksi Sosial Korban Bencana Banjir
(Studi Kasus Tanggap Darurat Bencana Banjir Bandang Dikampung Mulya Jaya Kelurahan Karang Maritime Kecamatan Panjang Kota Bandar
Lampung). Sari, Dika Fitri, and Emil El Faisal.(2015). Pola Interaksi Sosial Masyarakat Suku
Jawa Dengan Suku Dawas Di Desa Cinta Damai Kecamatan Sungai Lilin
Kabupaten Setiawati Nur, Abdul Karim dan Alimuddin Aris. (2019) Pelestarian Nilai
Religius Dalam Tradisi Pembacaan Naskah Tulkiyamat Di Desa Sanrobone Kabupaten Takala. Kabupaten Takalar
Siti Sa’adah (Mahasiswa IAT. 2018) dalam
https://iqt.uinsgd.ac.id/dampak-positif-dan-negatif-covid-19-terhadap-kehidupan-sosial-agama-di- indonesia) di akses 2 Februari
2020 Soekanto, Soerjono. 2000. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.
Soekanto, Soerjono, and Budi Sulistyowati.(2014). Sosiologi Suatu Pengantar.
46th ed. Jakarta: Rajawali. Smith, A. W., And Freedman, D. O. (2020) Isolation, Quarantine, Social
Distancing And Community Containment: Pivotal Role For Old-Stylepublic Health In The Novel Coronavirus (2019-Ncov) Outbreak. Journal Of Travel Medicine
Sofiyana, Roudlotul Jannah. (2013). Pola Interaksi Sosial Masyarakat Dengan Waria Di Pondok Pesantren Khusus Al-Fatah Kamis (Studi Kasus Didesa
Notoyudan, Sleman, Yogyakarta).Lib.Unnes Digilib.Unila. Yuliana. (2020). Corona Virus Diseases (Covid-19): Sebuah Tinjauan Literatur.
Jurnal Kedokteran 2(1),1
Winbarda Ramanditya, Situngkir Fernando, Sagala Saut. (2013). Interaksi Actor Dalam Rekonstruksi Rumah Pascabencana Gempa Bumi.Jurnal
ISSN(29)(2).(1-2)
73
L
A
M
P
I
R
A
N
74
75
76
77
78
79
80
Pedoman Observasi
No Hari/Tanggal Tempat/ Kegiatan yang
diamati
Deskripsi (Apa yang dilihat dan
didengar)
Jumat/20 Di desa sanrobone/ saat
acara Pernikahan
Menggelar acara pernikahan dalam
masa pandemic covid-19 dalam
berinteraksi tidak begitu
memperhatiakan protocol seperti
para undangan yang datang
kepernikahan masih ada orang
yang tidak memakai masker karna
mereka beralasan lupa memakai
dan juga sebagaian ada yang
memang tidak memakai karna
menganggap sepeleh, saat ijab
kabul penghulu memakai masker,
pengantin pria tidak memakai
masker, larangan bersalaman
dengan pengantin tidak ada yang
seperti itu, semua undangan
bersalaman dengan pengantin
Senin/23 Di desa sanrobone/ saat
kematian
Pergi melayat saat itu pada hari
senin tgl 23 ada orang yang
81
meninggal karna ada yang covid-
19 ini kita diwajibkan kita semua
memakai masker sampai disana
saya melihat sebagaian besar orang
yang pergi melayat memakai
masker sampai disana ada seorang
ibu ibu yang tidak memakai
maskernya dengan alasan karna
pengap orang-orang banyak yang
berdatang, ada juga yang bilang
susah bernafas dan ada juga ibu-
ibu yang tidak memakai masker
dia ditegur oleh ibu-ibu lainnya
Rabu/25 Di desa sanrobone/
pasar
Pasar yang setiap harinya tidak
begitu ramai dengan pembeli dan
penjual dalam berinteraksi ada
sebagian orang yang memakai
masker dan ada juga yang tidak
memakai, antara pembeli dan
penjual kebiasaan menawar harga
nah menanyakan apa ikan yang
bapak jual ? dan apa sayur yang
ada ?
82
Selasa/24 Didesa sanrobone/
masjid
Masjid diera pandemic covid-19
ini berbeda karna bisanya kita
pergi shalat dimasjid tdk
membawa sejadah tapi karna ada
nya larangan jadi jamaah
membawa masing-masing sejadah
untuk shalat dan ada juga yang
mamakai masker dan juga tidak
memakai masker tapi kebanyakan
orang yang pergi shalat di mesjid
tidak memakai masker seperti
aturan pemerintah
Jumat/27 Kantor kepala desa Pada saat saya meneliti observasi
dikantor desa karna sya ingin
mewawancarai kepala desa saat itu
dipagi hari kepala desa dan stafnya
sedang melakukan kegiatan senam
olahraga, itu kegiatan yang setaip
83
hari jumat dilakukan oleh staf yang
ada dikantor desa dari hasil
observasi saya kepada kepala desa
tentang interaksi sosial di era
pandemic covid-19 ini Kalau
interaksi didesa sanrobone terhadap
covid19 hanya biasa saja karna pada
dasarnya masyarakat itu kurang
menyadari akibat covid19 walaupun
demikian masyarakat juga tetap
melakukan protocol kesehatan
Rabu/2 Sekolah Pada tgl 21 saya kesekolah untuk
melakukan obsevasi penelitian saya
tentang pola interaksi sosial di era
pandemic covid-19. Seblumkita
masuk di daerah sekolah kita
diwajib kan untuk mencuci tangan
saat itu banyak siswa yang
kesekolah karna mereka semua
katanya penerimaan rapor untuk
siswa tapi ternyata kepala sekolah
saat itu dalam kondisi sakit yang
84
mengakibatkan penerimaan rapor
untuk siswa ditunda. Kondisi saat
itu ada siswa yang memakai masker
dan banyak juga siswa yang tidak
memakai masker, Padahal semua
siswa sudah dibagikan masker.
Dalam berinteraksi siswa ada juga
yang memakai masker dan tidak
kebanayak yang tidak memakai
masker itu laki-laki. Setiap kelas
ada anak-anak yang sedang
melakukan interaksi perindividu dan
ada juga yang berkelompok
.Didepan kelas siswa duduk
berbincang-bincang dengan teman
dan ada juga siswa yang didalam
kelas sedang bermain game online
dengan teman-teman nya. Saat itu
disekolah tidak murid hanyaa guru-
guru saja yang ada disekolah untuk
memberikan soal ulangan semester
kepada murid melalui internet,
karna ada juga siswa yang tidak
85
mempunyai hp jdi dia kesekolah
untuk mengambil soal ulangan
meraka dan mengerjakan di
rumahnya masing-masing
Jumat 4 Dimasyarakat Dan juga adaptasi antara warga
yang menerima adanya perintah
sosial distansing ini ada antara 40%
yang menerimanya dan 60% yang
tidak mempercayai ada yang
penyakit corona virus inj walau
sudah banyak berita-berita di Tv,
media sosial dan pemberitahuan
akan penyakit ini bisa mematikan.
Walaupun hidup ditengah pandemic
covid-19, masyarakat tetap dapat
hidup, beraktifitas, mencari nafkah,
refreshing, beribadah, dan belajar
dengan menerapkan kebiasaan
baru.Yang kita butuhkan protocol
kesehatan pecegahan. Itulah
adaptasi kebiasaan baru yang
dimaksud pemerintah untuk
diterapkan ke masyarakat, instansi,
86
dan pelaku usaha, dalam aktifitas
sehari-hari.
Sabtu 5 Depan rumah dg Sali Dari hasil observasi terjadi
komunikasi dan kerjasama antara
pagandeng dan pembeli melakukan
komunikasi dari hasil kemunikasi
tersebut ada juga kontak sosialnya
seorang pembeli melakukan
interasksi dengan pagandeng juku’,
pegandeng yang singgah disetiap
rumah warga dan saling berbicara
dan menawarkan harga ikan dan
tetap juga pagandeng juku’ itu tidak
lupa memakai masker
Senin 7 Dirumah dg lau Peneliti melihat bahwa disekitar
rumah Dg.Lau dengan adanya covid
19 tersebut sehingga masyarakat
yang dulunya melakukan interaksi
social berjalan dengan biasa tanpa
memakai masker, tetapi sekarang
dengan adanya peraturan
pemerintah yang mengharuskan
dalam melakukan interaksi social
87
baik individu dengan individu
maupun individu daengan kelompok
sehingga harus memakai masker.
Selasa 8 Puskesmas Peneliti semakin penasaran apakah
benar hanya disekitar rumah Dg.
Lau yang tidak memakai masker.
Sehingga peneliti kembali
melakukan observasi dengan
melihat masyarakat yang sedang
berobat di Puskesmas Desa
Sanrobone dan setelah peneliti
melihat hal tersebut, Masyarakat
yang dating berobat ternyata tetap
mematuhi protocol kesehatan
dengan memakai masker dan dan
menjaga jarak dan pada saat
sebelum memasuki Puskesmas
diwajibkan mencuci tangan, hal
tersebut menjadi kebudayaan atau
kebiasaan baru.
Selama masa pandemic covid-19,
puskesmas sanrobone tetap
memberikan pelayanan kesehatan
88
sesuai protocol kesehatan.Masuk di
daerah puskesmas kita diwajibkan
untuk mencuci tangan pasien atau
pengunjung puskesmas sanrobone
di depan puskesmas sudah ada
tempat untuk kita cuci tangan.
Sebelum masuk keruang tunggu
pasien atau pengunjung ditanya
tentang riwayat sakitnya dan
kemudian pasien mendaftar keloket
pendaftaran lalu menunggu untuk
dipanggil oleh unit pelayanan
Saat itu hujan deras saya menunggu
kepala puskesmas untuk diminta
wawancara dan dalam berinteraksi
di daerah puskesmas semua nya
menjaga jarak antar satu sama lain,
dan memakai masker.
Rabu 9 Dimasyarakat Masyarakat yang dalam melakukan
interaksi kerja sama yang ada di
Desa Sanrobone yang mana
dikuatkan dengan hasil observasi
oleh peneliti Di Desa Sanrobone
89
mayoritas Masyarakat, pada masa
pandemic seperti covid-19 saat ini
adalah sebatas kondisi darurat
kesehatan. Namun, ada sebagaian
masyarakat melihat pandemic ini
dari sudut pandang yang berbeda
ada yang percaya dan tidak percaya
akan ada virus covid-19 ini.
Rabu 2 Kegiatan sosialisasi Berdasarkan hasil penelitian di
lokasi terkait dengan tujuan peneliti
melalui observasi berbagai ragam
informasi. Adapun observasi yang
dilakukan oleh peneliti di Desa
Sanrobone dalam kerjasama yang
dilakukan berupa sosialisasi antara
Pemerinta Desa, Puskesmas maupun
Masyarakat Desa Sanrobone agar
sama-sama senantiasa bekerjasama
dalam berinteraksi dalam mematuhi
protocol kesehatan sehingga dalam
melakukan interaksi terhindar dari
covid-19. Mensosialisasikan
90
protocol kesehatan covid-19
dikantor Desa. Untuk menyadarkan
warga yang keluar rumah untuk
tetap memakai masker, menjaga
jarak, dan mencuci tangan dengan
sabun untuk mencegah penyebaran
covid-19 dan juga petugas
puskesmas membagikan masker
kepada warga untuk dipakai apabila
bepergian keluar rumah.
Jumat 4 Pemberitahuan sosialisasi Dan juga adaptasi antara warga yang
menerima adanya perintah sosial
distansing ini ada antara 40% yang
menerimanya dan 60% yang tidak
mempercayai ada yang penyakit
corona virus inj walau sudah banyak
berita-berita di Tv, media sosial dan
pemberitahuan akan penyakit ini
bisa mematikan. Walaupun hidup
ditengah pandemic covid-19,
masyarakat tetap dapat hidup,
beraktifitas, mencari nafkah,
refreshing, beribadah, dan belajar
91
dengan menerapkan kebiasaan
baru.Yang kita butuhkan protocol
kesehatan pecegahan. Itulah adaptasi
kebiasaan baru yang dimaksud
pemerintah untuk diterapkan ke
masyarakat, instansi, dan pelaku
usaha, dalam aktifitas sehari-hari.
Kepala desa
1. Bagaimna interaksi sosial masyarakat didesa sanrobone pada masa
pandemic covid-19 ?
Kalau interaksi didesa sanrobone terhadap covid19 hanya biasa saja
mengapa karna pada dasarnya masyarakat itu kurang menyadari akibat
covid19 dan salah satu pemicu masih tingginya sikap apatisme masyarakat
terhadap bahaya dan pencegahan covid-19 itu karna rasa tidak percaya
bahwa covid-19 benar-benar ada dan rasa yakin bahwa dirinya tidak akan
bisa tertular covid-19
2. Mengapa masyarakat masih ada yang berinteraksi sosial walaupun sudah
ada perintah sosial distancing dari pemerintah?
Social distancing atau yang di sebut sabagai physical distancing
(pembatasan interaksi fisik) dalam pencegahan penyebaran virus corona.
Masyarakat dalam persoalan itu memang banyak masyarakat yang
92
mengatakan bahwa covid19 itu yang terkena hanya kalangan pengusaha
atau orang yang berkumpul ditempat-tempat yang ramai dan tidak lupa
juga kita menyampaikan kepada masyarakat menyampaikan bahwa kita
akan menerapkan pembatasan berskala besar untuk mengendalikan
peneluran covid-19.
3. Mengapa demikian kan kita hidup dizaman modern ini tentu kita dengan
mudahnya menemukan informasi lewat sosial media ?
Menyadari betapa besarnya peran pers ini meningkatkan kesadaran dan
mengubah perilaku masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan di
masa pandemic covid-19 ini memberikan pemberitaan mengenai
pencegahan dan penanggulangan covid-19merupakan salah satu gerakan
humanism untuk mempercepat pemutusan rantai penularan covid-19 agar
masyarakat lebih serius dan peka terhadap bahaya nya covid-19 karna itu
mendisiplinkan masyarakat dalam mematuhi protocol kesehatan
mengugah warga masyarakat semakin patuh memakai masker, mencuci
tangan dengan sabun di air mengalir dan juga menjaga jarak
4. Bagaimana cara anda memberikan pemahaman kepada masyarakat
sanrobone tentang sosial distancing pada masa pandemic covid-19 ?
Pertama masyarakat kesulitan menjalankan sosial distancing di karenakan
kebiasaan dalam berkerja sama, solidaritas, dan jenisnya sebagai bentuk
dari interkasi sosial terhadap masyarakat satu dengan masyarakat lainnya
Kedua bagi masyarakat juga beranggapan bahwa sosial distancing hanya
sebatas menjaga jarak, ketika berada ditempat keramaian. Kalau
93
memberikan pemahaman pengarahan tetap kita lakukan mengedukaksi
masyarakat tidak bepergian keluar rumah. Seluruh aktivitas, termasuk
bekerja, beristirahat, belajar, dan beribadah, dilakukan didalam rumah.
Pakai masker dan selalu jaga jarak Hindari untuk berkumpul. Jalani
perilaku hidup bersih dan sehat dengan rutin mencuci tangan dengan sabun
dan air bersih.
5. Apa yang diterapkan dalam menangani situasi saat ini karna adanya sosial
distancing terhadap masyarakat ?
Cara ini dilakukan untuk memutus rantai penyebaran virus dari orang yang
terinfeksi dengan mengajurkan orang sahat untuk membatasi diri dan
kunjungan ke tempat ramai serta menjaga jarak setidaknya 1 meter saat
berinteraksi dengan orang lain penerapan yaitu Bekerja dari rumah, belajar
dirumah secara online bagi siswa sekolah dan mahasiswa, tidak
mengunjungi orang yang sedang sakit dan tidak berkumpul pada tempat-
tempat keramaian tetap menjaga jarak selalu mencari tempat-tempat yang
nyaman untuk masyarakat itu sendirii
6. Apakah ada sanksi yang diberikan kepada masyarakat yang melanggar
aturan protocol kesehatan pada masa pandemic covid-19 ?
Sesuai dengan aturan bapak bupati takalar tentang larangan masalah
covid19 memberikan denda krpada masyarakat sesuai dengan aturan
bupati nomor 25 tahun 2020 tentang larangan berkumpul, apabila
mendapatkan masyarakat yang sudah diedukasi menjaga jarak tetapi masih
ada yang melakukan akan didenda dan diberikan hukuman
94
7. Bagaimana keadaan masyarakat sanrobone dengan adanya pandemi covid
19 ?
Kalau sementara ini masyarakat termasuk masyarakat khususnyaa di desa
sanrobone merasa kurang beraktifitas banyak ditempat lain, apa lagi
dimasa pandemic ini banyak pekerja dikota itu berhenti karna adanya
covid19
8. Apa tindakan anda kepada masyarakat di desa sanrobone untuk mencegah
terjadinya penyebaran covid-19?
Tindakan kami selaku pemerintah didesa sanrobone tetap memberikan
bimbingan untuk selalu menjaga jarak memcuci tangan apapun yang
dilaksana kan setelah dan sesudah melaksanakan kegiatan harus tetap
mencuci tangan dengan air yang mengalir dan memakai sabun
9. Apakah bentuk kerjasama anda dengan petugas puskesmas?
Kami melakukan kerjasama dengan petugas puskesmas setempat
mengenai sosialisasi untuk melakukan protocol kesehatan untuk
mengenakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak
10. Apakah ada pembatasan untuk warga luar yang masuk di desa sanrobone
di era pandemic covid-19 sekarang ?
Kemarin dijanuari sampai juli agustus tetap kita memberikan pemahaman
kepada masyarakat luar untuk tetap membatasi diri untuk masuk di desa
sanrobone
11. Apakah ada masyarakat yang terpapar virus covid-19?
95
Alhamdulillah di desa sanrobone aman-aman saja sampai saat ini dan
mudah-mudahan kedepannya lebih bagus lagi dan covid19 cepat berlalu
12. Apa dampak yang ditimbulkan akibat adanya virus covid-19 di
masyarakat?
Dampak nya banyak sekali termasuk pencaharian masyarakat sanrobone
yang ad dikota tetap dirumahkan kemudian masyarakat didesa dilarang
terlalu beraktifitas selalu diluar
Kepala Puskesmas
1. Apa kegiatan yang dilakukan puskesmas di tengah masyarakat selama
pandemic covid-19?
Kegiatan yang dilakukan puskesmas yang pertama untuk surferen itu PEK
(penyelidikan epdemologi, treking itu penelusuran terhadap orang-orang
yang dinyatakan kontak erat dari pasien covid-19, pelaku perjalanan warga
desa sanrobone yang datang dari transisi lokal itu kita pantau
2. Pernahkah ada masyarakat melakukan rapid test di puskesmas?
Klau untuk yang datang kesini yang minta melakukan rapid selama ini
belum ada tetapi untuk kami disini staf puskesmas melakukan rapid
3. Apakah ada rasa khawatir masyarakat terhadap pasien yang memiliki
gejala covid-19?
Spertinya seperti itu kita yang tidak bisa menilai masyarakat apakah ada
rasa takut atau tidak tapi saat kita turun kelapangan untuk melakukan
treking ada sih beberapa warga yang takut kita periksa
96
4. Bagaimana upaya anda sebagai garda terdepan memberikan pemahaman
kepada masyarakat untuk tetap mematuhi protocol kesehatan ?
Pertama itu kita punya tim pronkes (promosi kesehatan) setiap minggu
turun keliling untuk mensosialisasikan covid-19 dan bekerjasama dilintas
sektor dari kepala desa bahwa kita menghimbau memantau masyrakatnya
untuk melakukan protokol kesehatan sperti menggunakan masker selalu
mencuci tangan
5. Apa yang dilakukan petugas puskesmas, apabila ada pasien yang dating
berobat tidak memakai masker?
Disuruh pulang ambil masker dan wilayah puskesmas tidak ada yang tidak
memakai masker dan masuk dipekarangan puskesmas itu kewajiban mau
pasien atau siapapun yang masuk dipuskesmas
6. Apa dampak yang ditimbulkan bila ada masyarakat yang tidak memakai
masker?
Salah satu bahaya apa blia tidak memakai masker di tempat yang terbuka
adalah terpapar oleh virus. Seperti yang disampaikan oleh WHO, covid-19
bisa meneyebar melalui udara apa bila seseorang tidak memakai masker
saat bepergian dan disaat seperti ini dengan ada yang virus covid-19 maka
bias dapat masuk kedalam tubuh melalui jalur pernafasan. Dan juga
bahaya lain dari tidak memakai masker adalah menularkan virus ke orang
lain memakai masker dapat membantu kita mencegah orang lain terjangkit
berbagai penyakit yang bisa tertularkan melalui udara salah satunya covid-
97
19 . banyak orang dengan covid-19 tidak menyadari bahwa mereka
membawa virus ditubuhnya kita apakah sehat atau kah sakit
7. Apakah aturan pemerintah saat bekerja petugas puskesmas dijalankan
sesuai dengan prokotol kesehatan?
Adaptasi kebiasaan memakai masker saat berkerja dipuskesmas
diwajibkan karna untuk menghindari virus covid-19 dan itu sudah jadi
aturan pemerintah dan mau tidak mau kita harus mematuhi apabila kita
tidak mematuhinyakita akan dikenakan sanksi dan membayar
Sector formal
1. Bagaimana proses pembelajaran di sekolah selama pandemic covid-19
?
Proses pembelajaran disekolah selama masa pandemic covid-19 ada 2
proses proses pembelajaran luring dan daring. Proses pembelajaran
luring itu bentuk pembelajaran yang tidak berhubungan dalam jaringan
internet. Sedangkan proses pembelajaran daring adalah pembelajaran
yang dilakukan secara online menggunakan aplikasi.
2. Apakah proses belajar mengajar selama pandemic berjalan dengan
lancar ?
Untuk berjalann dengan lancarnya juga ada beberapa kendala sebab
siswa disini proses pembelajarannya dibagi, ada yang belajar daring
dan ada yang belajar secara luring, kendala yang dialami saat mengajar
98
dalam proses pembalajaran daring yaitu siswa ada yang jaringan
internet yang lemot, internet terbatas karna faktor ekonomi orang tua
tidak memadai dan memiliki hp tapi tidak punya kouta. Proses
pembelajaran luring juga siswa terkendala karna masalah kendaraan
kesekolah untuk mengambil tugas.
3. Bagaimana usaha guru sehingga proses belajar mengajar bisa tercapai
selama pandemic covid-19 ?
Usaha guru dalam proses belajar mengajar menggunakan luring yaitu
biasa mendatangi rumahnya membawakan tugas dirumahnya siswa
setelah itu siswa diminta untuk mengembalikan tugasnya masing-
masing disekolah. Kalau untuk daring yaitu dengan jaringan dan
koutanya memungkinkan.
4. Apa kendala tentang kehadiaran siswa disekolah ?
Hanya saja karna pandemic saat ini tentunya banyak kendala yang
dihadapi siswa maupun orang tua tidak semuanya memiliki hp
sehingga tidak menunjang kegiatan pembelajaran karna tidak semua
memiliki hp ini dikarnakankami hidup di pedesaan yang rata-rata
perekonomiannya menengah kebawa dan mayoritas masyarakat
bekerja sebagai petani
5. Apa usaha guru sehingga siswa tidak ketinggalan dalam belajar ?
Banyak guru, orang tua atau siswa yang masih belum terbiasa terhadap
teknologi. Sebab usaha yang dicoba oleh para guru adalah membagi
kelas menjadi kelompok yang lebih kecil jadi setiap kelompok belajar
99
fokus pada topik yang menarik ini menciptakan satu tantangan dan
kolaborasi. Murid akan bekerja sama sehingga mereka akan lebih
percaya diri saat bergabung dikelas nanti ketika waba covid-19 sudah
berakhir
Sector Informal
1. Bagaimana interaksi sosial terhadap keluarga selama masa pandemic
covid-19 ?
Interaksi terhadap keluarga kuantitas waktu yang dimilki untuk keluarga
jadi lebih banyak yang awalnya ibu dan ayah sibuk bekerja karna adanya
larangan sosial distancing dan bekerja dirumah jadi lebih banyak waktu
baik itu ayah atau pun suami, ibu atau istri dan anak mereka saling lebih
memahami peran masing-masing, memahami diri sendiri
2. Bagaimna interaksi sosial terhadap teman selama masa pandemic covid-19
?
Selama masa pandemic covid-19 ini dengan teman-teman, mejaga jarak
saat bertemu kita tidak melepaskan masker, bertemu juga diluar ruangan
dan tidak berbagi minuman dan makanan.
3. Apa saja yang dilakukan masyarakat selama adanya aturan tentang sosial
distancing ?
Melakukan social distancing guna mencegah penularan virus covid-19
kegiatan yang biasa dilakukan diluar, seperti bekerja, belajar dan
100
beribadah masyarakat di desa sanrobone melakukan aktifitasnya dari
rumah dengan perintah agar masyarakat tidak berkerumunan diluar
4. Bagaimana pandangan masyarakat terhadap covid 19 ?
Lumayan sih jadi lebih waspada kalau takut yah kayaknya tidak, karna di
desa sanrobone tidak ada orang dari luar negri kita bicara luar kota saat
tidak ada, jadi masih aman lah dan kita tinggal pasrah saja sama yang
maha kuasa allah, ada tidak ada tergantung kita yang penting kita jaga
kesehatan dan kebersihan rumah
5. Bagaimana interaksi anda dengan pembeli di masa pandemic covid-19 ?
Sama seperti biasanya di masa pandemic sekarang atau sebelum adanya
pandemic ini tidak begitu signifikat, kita saling berinteraksi seperti
biasanya penjual dan pembeli
6. Apakah ada kesulitan anda di masa pandemic covid-19 ?
Kesulitan sih tidak ada Alhamdulillah karna orang-orang masih
berdatangan membeli dagangan saya
7. Apa yang diterapkan dalam berinteraksi selama masa pandemic covid-19 ?
Berinteraksi selama masa pandemic covid-19 ini kita diwajibkan untuk
Memakai masker, mencuci tangan dan membatasi perjalanan diluar rumah
8. Bagaimana cara menanggulangi dari dampak yang dialami selama masa
pandemic covid-19 ?
Mulailah mengikuti segala anjuran kebijakan pemerintah dalam mencegah
meluasnya wabah covid-19, selalu menjaga jarak dan tetap di rumah jika
101
tidak ada keperluan. Hal penting yang perlu kita tingkatkan adalah rasa
peduli, berbagi antar sesama dan tetap selalu waspada
9. Bagaimna cara menangani hasil panen yang murah selama pandemi covid
19 ini ?
Mau bagaimana lagi karna hasil panen saat pandemic covid-19 ini
menurun melihat rendahnya
10. Apa saja kendala anda selama adanya pandemic covid 19 ?
Kendala selama pandemic covid-19 Pasaran agak sulit hasil panen
mengalami pengurangan pendapatan sekitar 32%
11. Bagaimana anda Berkerja sama tapi adanya larangan sosial distancing ?
Bekerja sama tapi adanya larangan sosial distancing tidak masalah karna
saya bekerja sama hanya dengan keluarga saya sendiri istri dan anak saya,
tidak ada yang lain dan kita juga tidak berkerja sama dengan orang lain.
12. Apa saja dampak yang di alami selama masa pandemic covid-19 ?
Dampak yang dialami serangan hama yang membuat hasil panen menurun,
diserang oleh segerombolan hama belalang ini tentu semakin menghambat
dalam banyak hasil panen yang dijual dengan harga murah.
13. Apakah anda kesulitan dalam bertani di masa pandemic covid-19 ?
Harga-harga seperti tidak menentu, ada yang naik, tapi ada juga yang turun
dan Adanya gangguan covid-19 ini berdampak pada stok pupuk yang
kurang dibandingkan dari tahun sebelumnya kita dalam keadaan seperti
ini harus tetap semangat.
102
14. Bagaimana cara anda berkerjasama tetapi dengan adanya peraturan sosial
distancing dari pemerintah ?
Bekerja sama tapi adanya larangan sosial distancing tidak masalah karna
saya bekerja sama hanya dengan keluarga saya sendiri istri, anak saya,
sepupu dan teman dekat kerjasama dalam gotong royong dalam memenen
padi tidak ada yang lain dan kita juga tidak berkerja sama dengan orang
lain
BUPATI TAKALAR
PROVINSI SULAWESI SELATAN
PERATURAN BUPATI TAKALAR
NOMOR TAHUN 2020 TENTANG PENERAPAN DİSİPLİN DAN
PENEGAKAN HUKUM PROTOKOL KESEHATAN SEBAGAI UPAYA
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
CORONA VIRUS DISEASE 2019
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAKALAR,
Menimbang bahwa pandemi Corona Vims Desease 2019 (COVD-19) telah berdampak
terhadap aspek sosial, ekonomi dan kesejahteraan masyarakat;
103
b. bahwa dalam rangka melaksanakan Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2020
tentang Peningkatan Disiplin dan Penegakan Hükum Protokol Kesehatan
dalam Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 dan Instruksi
Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pedoman Teknis
Penyusunan Peraturan Kepala Daerah dalam rangka Penerapan Disiplin dan
Penegakan Hükum Protokol Kesehatan sebagai Upaya Pencegahan dan
Pengendalian Corona Vims Disease 2019 di Daerah;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Penerapan Disiplin dan Penegakan Hükum Protokol Kesehatan sebagai Upaya Pencegahan dan
Pengendalian Corona Virus Disease 2019;
Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II di Sulawesi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor
74, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia
Nomor 1822);
2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang
Wabah
Penyakit Menular (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 20,
Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3273)•,
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia
Nomor 5063);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014
tentang
104
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir dengan UndangUndang Nomor 9
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679 );
5. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Badan Penanggulangan Bencana
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia
Nomor 4828);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan
Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6322);
7. Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2018
tentang Penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana Dalam Keadaan Tertentu
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 34);
8. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 82 Tahun
2020 tentang Komite Penanganan Corona Virus Disease
2019 (COVID-19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional;
9. Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2020 tentang
Penetapan Bencana Non Alam Penyebaran Corona Vims
Disease 2019 (COVID-19) sebagai Bencana Nasional;
105
10 Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun
2020 tentang Peningkatan Disiplin dan Penegakan
Hukum Protokol Kesehatan dalam Pencegahan dan
Pengendalian
Corona Virus Disease 2019;
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri
Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
(Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);
12. Peraturan Menteri dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2020 tentang Percepatan Penanganan
Corona Virus Disease 2019 (COVD-19) di Lingkungan
Pemerintah Daerah.
13. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.OI .07 /
MENKES/ 328/ 2020 tentang Panduan
Pencegahan dan
Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (COVID- 19) di
Tempat Kerja Perkantoran dan Industri dalam
Mendukung
Keberlangsungan Usaha pada Situasi Pandemi;
14. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07 /
Menkes/ 413/2020 tentang Pedoman Pencegahan dan
Pengendalian
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)•,
15. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2020
tentang Pedoman Teknis Penyusunan Peraturan Kepala
Daerah dalam rangka Penerapan Disiplin dan Penegakan
Hukum Protokol Kesehatan sebagai Upaya Pencegahan
dan pengendalian Corona Virus Disease 2019 di
Daerah; MEMUTUSKAN :
106
Menetapkan PERATURAN BUPATI TENTANG PENERAPAN
DISIPLIN DAN PENEGAKAN HUKUM
PROTOKOL KESEHATAN SEBAGAI UPAYA
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
CORONA VIRUS DISEASE 2019.
BAB 1
KETEN
T
U
A
N
U
M
U
M
Pa
sa
l
1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Takalar.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan
Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah otonom.
3. Bupati adalah Bupati Kabupaten Takalar.
4. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Bupati dan DPRD dalam
penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah.
5. Penduduk adalah setiap orang yang berdomisili dan/ atau berkegiatan dalam
wilayah Kabupaten Takalar.
6. Corona Virus Disease 2019 yang selanjutnya disebut Covid-19
adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Severe Acute
Respiratory SyndromeCorona Virus-2.
107
7. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 adalah Gugus Tugas yang
dibentuk oleh Pemerintah Daerah.
8. Edukasi adalah proses pengajaran yang dilakukan baik secara formal maupun non
formal kepada seseorang baik secara bersama-sama ataupun secara individu.
9. Positif adalah orang yang terinfeksi Covid-19 yang telah dikonfimasi melalui
pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR).
10. Pelaku Usaha adalah perseorangan atau badan usaha yang didirikan dan
berkedudukan dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
melakukan kegiatan usaha di bidang perdagangan.
11. Tempat Usaha adalah hotel, wisma, penginapan, homestay, restoran, supermarket,
toko, cafe, warung kopi, rumah makan dan sejenisnya.
12. Tempat Olah Raga adalah sarana olah raga baik terbuka ataupun tertutup.
13. Tempat Kerja adalah tiap ruangan atau lapangan baik terbuka atau tertutup,
bergerak ataupun menetap dimana terdapat tenaga kerja yang bekerja atau sering
dimasuki orang bekerja untuk keperluan suatu usaha.
14. Fasilitas/Tempat Umum adalah sarana atau prasarana dengan perlengkapan atau
alat-alat yang disediakan oleh pemerintah yang dapat digunakan untuk
kepentingan bersama dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari.
15. Rumah Ibadah adalah bangunan yang memiliki ciri-ciri tertentu baik secara
permanen maupun tidak yang khusus dipergunakan untuk beribadah bagi pemeluk
masing-masing agama dan kepercayaan termasuk tempat bangunan yang disewa
untuk beribadah keluarga.
16. Pasar adalah tempat terjadinya interaksi dan transaksi jual beli antara pedagang
dan pembeli.
17. Tempat Kumpul Lainnya yang Bersifat Insidentil adalah tempat berkumpulnya
orang yang menyebabkan keramaian dalam wilayah Daerah yang bersifat
insidentil.
BAB 11
RUANG LINGKUP
Pasal 2
Ruang lingkup Peraturan Bupati ini, meliputi:
a. pelaksanaan;
108
b. monitoring dan evaluasi;
c. sanksi;
d. sosialisasi dan partisipasi; dan
e. pendanaan.
BAB 111
PELAKSANAAN
Bagian Kesatu
Subjek Pengaturan
Pasai 3
Subjek pengaturan ini meliputi:
a. perorangan (melakukan 4M yaitu, memakai masker, mencuci tangan, menjaga
jarak dan menghindari kerumunan);
b. pelaku usaha (menyiapkan sarana dan prasarana 4M bagi karyawan dan
pengunjung yang datang); dan
c. pengelola, penyelenggara, atau penanggung jawab tempat dan fasilitas umum
(menyiapkan sarana dan prasarana 4M bagi karyawan dan pengunjung yang
datang).
Bagian Kedua
Kewajiban
Pasal 4
Subjek pengaturan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 wajib melaksanakan dan
mematuhi protokol kesehatan antara Iain meliputi:
a. bagi perorangan :
1. menggunakan pelindung diri berupa masker yang menutupi hidung dan mulut
hingga dagu, jika harus keluar rumah atau berinteraksi dengan orang Iain yang
tidak diketahui status kesehatannya;
2. mencuci tangan secara teratur menggunakan sabun dengan air mengalir;
3. pembatasan interaksi fisik (physical distancing); dan
109
4. meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS).
b. bagi pelaku usaha, pengelola, penyelenggara, atau penanggung jawab tempat, dan
fasilitas umum :
1. sosialisasi, Edukasi, dan penggunaan berbagai media informasi untuk
memberikan pengertian dan pemahaman mengenai pencegahan dan
pengendalian Covid- 19;
2. penyediaan sarana cuci tangan pakai sabun yang mudah diakses dan
memenuhi standar atau penyediaan cairan pembersih tangan (hand sanitizer)•,
3. upaya identifikasi (penapisan) dan pemantauan kesehatan bagi setiap orang
yang akan beraktifitas di lingkungan kerja;
4. upaya pengaturan jaga jarak;
5. pembersihan dan disinfeksi lingkungan secara berkala;
6. penegakan kedisiplinan pada perilaku masyarakat yang berisiko dalam
penularan dan tertularnya Covid-19; dan
7. fasilitasi deteksi dini dalam penanganan kasus untuk mengantisipasi
penyebaran Covid- 19.
Bagian Ketiga
Tempat dan Fasilitas Umum
Pasal 5
Tempat dan fasilitas umum meliputi :
a. perkantoran/tempat kerja, usaha, dan industri;
b. sekolah/ institusi pendidikan lainnya;
c. tempat ibadah;
d. terminal, pelabuhan, dan bandar udara; e, transportasi umum; toko, pasar
modern, dan pasar tradisional;
g. apotek dan toko obat;
h. warung makan, rumah makan, cafe, dan restoran;
i. pedagang kaki lima/ lapak jajanan;
j. perhotelan/ penginapan lain yang sejenis;
k. tempat wisata;
l. fasilitas pelayanan kesehatan;
110
m. area publik, tempat lainnya yang dapat memungkinkan adanya kerumunan massa;
dan
n. tempat dan fasilitas umum yang harus memperhatikan protokol kesehatan lainnya
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB Iv
MONITORING DAN EVALUASI
Pasai 6
Bupati menugaskan Perangkat Daerah terkait untuk melakukan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan Peraturan Bupati ini.
BAB V
SANKSI
Pasai 7
(1) Bagi perorangan, pelaku usaha, pengelola, penyelenggara atau penanggung jawab
tempat dan fasilitas umum yang melanggar kewajiban sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 dikenakan sanksi.
(2) Sanksi pelanggaran penerapan protokol kesehatan dalam pencegahan dan
pengendalian Covid-19 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:
a. bagi perorangan:
1. teguran lisan atau teguran tertulis;
2. kerja sosial, dalam bentuk membersihkan jalanan atau selokan paling lama
3 (tiga) jam atau kerja sosial Iain yang ditentukan oleh Gugus Tugas
Percepatan Penanganan Covid- 19.
3. bagi yang tidak bersedia melakukan kerja sosial dikenakan denda
administratif sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah).
b. bagi pelaku usaha, pengelola, penyelenggara, atau penanggung jawab tempat,
dan fasilitas umum:
1. teguran lisan atau teguran tertulis;
2. setelah diberikan teguran lisan atau teguran tertulis dan masih melakukan
pelanggaran, maka dikenakan denda administratif paling banyak sebesar
Rp.250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah);
3. Penghentian sementara operasional usaha/ kegiatan; atau
111
4. Pencabutan izin usaha/kegiatan.
Pasal 8
(1) Penerapan sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) dilakukan oleh
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 sesuai kewenangannya dan
berkoordinasi dengan forum koordinasi pimpinan daerah.
(2) Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid — 19 sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
(3) Dana yang terkumpul dari penarikan denda administratif sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 ayat (2) selanjutnya dapat diberikan dalam bentuk sumbangan
kepada pasien atau keluarga yang terdampak langsung Covid- 19 atau disetor ke
Kas Daerah setiap 1 (satu) kali perbulan.
BAB VI
SOSIALISASI DAN PARTISIPASI
Pasal 9
(1) Bupati menugaskan Perangkat Daerah yang membidangi kesehatan untuk
melakukan sosialisasi terkait informasi dan Edukasi cara pencegahan dan
pengendalian Covid- 19 kepada masyarakat.
(2) Dalam pelaksanaan sosialisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dengan melibatkan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah dan partisipasi serta peran serta:
a. masyarakat;
b. pemuka agama;
c. tokoh adat;
d. tokoh masyarakat; dan
e. unsur masyarakat Iainnya.
BAB VII
PENDANAAN
Pasal 10
Segala biaya yang diperlukan untuk melaksanakan Peraturan Bupati ini dibebankan
pada anggaran pendapatan dan belanja Daerah, dan sumber-sumber Iain yang sah dan
tidak mengikat sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan.
BAB VIII
112
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 11
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Takalar.
D
i
u
n
d
a
n
g
k
an di Takalar pada tanggal
-2-0.10
BERITA DAERAH KABUPATEN TAKALAR TAHUN 2020 NOMOR .
Foto Bersama Kepala Puskesmas
Ditetapkan di Takalar
SYAMSARI
KABUPATEN TAKALAR,
113
114
Foto Bersama Kepala Desa Sanrobone
115
116
117
hh
118
119
120
121
122
123
124
RIWAYAT HIDUP
Mega Resky Ayu Lestari.B Lahir di Ujung Pandang
pada tanggal 26 juni 1999. Peneliti anak pertama dari dua
bersaudara, buah hati dari pasangan Basmin Nur, Amd.kop
dengan Hj. ST Nuraeni, S.Pd Penulis memasuki jenjang
pendidikan formal pada tahun 2004 pada Sekolah Dasar
No.206 Inpres Salekowa Desa Salekowa Kec. Sanrobone
Kab. Takalar dan tamat pada tahun 2010 .Pada tahun yang sama penulis
melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negri 1 Takalar Kec.
Pattallassang Kab. Takalar dan tamat pada tahun 2013. Pada tahun yang sama
penulis melanjutkan pendidikannya ke Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Takalar
Di Kabupaten Takalar dan tamat pada tahun 2016.
Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi
tepatnya di Universitas Muhammadiyah Makassar Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Program Studi Pendidikan Sosiologi. Program Srata Satu (S1).