PNH
-
Upload
nitaandriani -
Category
Documents
-
view
5 -
download
0
description
Transcript of PNH
Case Report Session
Preseptor:
Hj. Ummie Wasitoh,dr., Sp.PDDisusun oleh :
Jeff Prasetia Papar 12100114067Soria Putu Pratiwi 12100114032Nita Andriani 12100114099
Bagian Ilmu Penyakit DalamProgram Pendidikan Profesi Dokter (P3D)
RSUD Al Ihsan Bandung
Identitas Pasien
Nama : Tn. T Usia : 53 tahun Alamat : Payingkaran,Majalengka Agama : Islam Suku : Sunda Pekerjaan : Petani Status Pernikahan : Sudah Menikah Tanggal Masuk RS : 06 Agustus 2015 Tanggal Pemeriksaan : 13 Agustus 2015
Keluhan utama
KENCING MERAH KEHITAMAN
Anamnesis Khusus Pasien datang ke RSUD AL-Ihsan dengan keluhan
kencing yang berwarna merah kehitaman. Keluhan tersebut sudah dirasakan sejak 1 tahun SMRS yang hilang timbul, kencing kadang encer berwarna merah, encer berwarna putih dan kadang merah menggumpal. Buang air kecil berwarna merah terutama dirasakan saat malam hari ketika pasien tidur, pasien terbangun 2 jam sekali untuk buang air kecil. Keluhan disertai dengan adanya rasa lemas, lesu, mudah cape, pusing, mual, rasa tidak nyaman pada perut bagian atas yang terasa sampai ke bagian dada, dan kadang disertai dengan sesak. Pasien juga mengatakan bahwa wajahnya terlihat lebih pucat. Pasien merasa bahwa baju dan celana yang dipakai terasa longgar, pasien mengaku berat badannya 1 tahun yang lalu sekitar 50 kg dan berangsur turun menjadi 45 kg. Namun sekarang pasien belum sempat
menimbang berat badan kembali.
Pasien menyangkal adanya BAK yang tidak lancar, nyeri, busa maupun pasir yang keluar ketika BAK, muntah, susah menelan, gusi berdarah, nyeri sendi, kebiruan pada kaki dan tangan, mudah berdarah dan luka sulit sembuh ketika ada trauma dan gangguan buang air besar.
Enam bulan SMRS pasien memeriksakan diri ke klinik swasta untuk dilakukan foto rontgen. Karena saat itu pasien mengeluhkan kencing yang berwarna merah tanpa adanya demam maupun nyeri pinggang. Hasil dari foto rontgen ditemukan adanya batu di ginjal sebelah kanan. Pasien diminta untuk berobat ke dokter spesialis urologi namun pasien tidak berobat.
Satu tahun SMRS pasien pernah dilakukan operasi batu ginjal sebelah kanan di RS Majalengka yang diawali dengan keluhan nyeri pinggang kanan, kencing merah dan demam. Pasien dirawat selama 22 hari dan dilakukan transfusi 11 labu sebelum dilakukan operasi.
Pasien mengakui pernah operasi batu ginjal sebelah kanan 1 tahun yang lalu di RS Majalengka dan di rawat selama 22 hari serta diberikan transfusi darah sebanyak 11 labu. Pasien menyangkal memiliki riwayat penyakit darah tinggi, kencing manis, penyakit jantung, penyakit paru, hepatitis, asma, alergi, trauma dan gangguan darah.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Kebiasaan
Pasien memiliki kebiasaan merokok 2-3 batang per hari dan minum kopi 2 gelas per hari. Sering konsumsi obat anti nyeri secara terus menerus. Pasien menyangkal memiliki kebiasaan konsumsi alkohol atau menggunakan obat-obatan terlarang.
Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengaku bahwa kakanya meninggal dunia 7 tahun yang lalu dengan keluhan yang sama dengan pasien yaitu kencing berdarah. Pasien menyangkal keluarganya memiliki riwayat darah tinggi, penyakit jantung, kencing manis, asma, infeksi paru maupun alergi.
PEMERIKSAAN FISIKSTATUS GENERALIS1. Keadaan Umum
Kesan sakit : Tampak sakit sedang Kesadaran : Compos mentis BB : 45 kg, TB 162 cm Status gizi : Underweight
2. Tanda Vital Tekanan Darah : 120/80 mmHg Nadi : 84x/menit regular,
equal, isi cukup Respirasi : 22x/menit Suhu : 35,4 oC
Kepala
1. Rambut : Hitam, tidak kusam, tidak mudah rontok
2. Kulit wajah : Tampak anemis3. Mata
Letak : simetris Palpebrae : edema (-) Pupil : bulat, isokor, refleks cahaya
+/+ Sklera : ikterik (-) Konjungtiva : anemis (+)
4. Telinga Deformitas (-), sekret (-), Luka (-)
Kepala
Hidung Simetris Deviasi septum (-) Sekret (-/-) Massa (-/-)
Mulut Bibir : Lembab, Sianosis(-) Lidah : Pucat (+) , Lidah kotor (-),
deviasi (-) Oral hygiene : Sedang, halitosis (-) Faring : Hiperemis (-) Arcus faring : Simetris dengan uvula di tengah Tonsil : T1-T1,tenang
Lehero Kelenjar tiroid : tidak ada pembesarano JVP : 5+0 cmH2Oo KGB : tidak teraba membesar
Thorax anterior
Inspeksio Bentuk dan gerak : simetriso ICS kanan dan kiri : tidak melebaro Retraksi otot pernafasan : -/- o Jejas/kemerahan/jar.parut: tidak adao Ictus Cordis : tidak terlihat
Palpasi: Vocal Fremitus kanan = kiri Iktus kordis teraba pada ICS V Linea mid clavicularis
sinistra Pelebaran sela iga (-)
Thorax anterior
Perkusi: Sonor Batas paru hepar ICS VI Linea Mid Clavicularis Dekstra,
peranjakan 1 sela iga Batas jantung:
kanan ICS V linea sternalis dextra kiri ICS V linea mid clavicularis sinistra atas ICS II linea sternalis sinistra
Auskultasi: VBS kanan = kiri Ronchi : -/- Wheezing : -/- Bunyi jantung : S1& S2 murni regular, S3 gallop (-),
Murmur (-)
Thorax Posterior Inspeksi
Bentuk dan gerak simetris Jejas/kemerahan/jar.parut (-)
Palpasi : Vocal Fremitus kanan = kiriNyeri Ketok CVA : (+/-)Perkusi : SonorAuskultasi
VBS hemithorax kanan = hemithorax kiri Ronchi : -/- Wheezing : -/-
AbdomenAuskultasi: BU (+) 10x/menit,
normal
Inspeksio Bentuk: dataro Kulit: luka bekas operasi
(+) , massa(-)
Palpasio Lembuto Nyeri tekan : (+)
kuadran kanan ataso Nyeri tekan epigastrium : (-)o Hepar tidak teraba
membesaro Lien tidak teraba membesaro Ginjal tidak terabaPerkusi: Timpani• Pekak samping (-)• Pekak pindah (-)• Ruang traube kosong
INGUINAL : KGB (-), massa (-)GENITAL : Tidak diperiksaREFLEKS : Refleks fisiologis +/+, Refleks Patologis -/-EKSTREMITAS
ATAS BAWAH
Edema -/- Edema -/-
Anemis +/+ Anemis +/+
Sianosis (-) Sianosis (-)
Palmar eritema (-)
Palmar eritema (-)
Liver nail (-) Liver nail (-)
Spoon Nail (+) Spoon Nail (+)
Flapping Tremor (-)
Flapping Tremor (-)
Hangat Hangat
CRT > 2 detik CRT > 2 detik
Motor strength 5/5
Motor strength 5/5
RESUME
Pasien datang dengan keluhan utama kencing merah kehitaman yang hilang timbul sudah dirasakan sejak 1 tahun yang lalu, kencing tersebut kadang encer berwarna merah, encer berwarna putih dan kadang merah menggumpal. Buang air kecil berwarna merah terutama dirasakan saat malam hari ketika pasien tidur, pasien terbangun 2 jam sekali untuk buang air kecil. Keluhan disertai dengan adanya rasa lemas, lesu, mudah cape, pusing, mual, rasa tidak nyaman pada perut bagian atas yang terasa sampai ke bagian dada, dan kadang disertai dengan sesak. Pasien juga mengatakan bahwa wajahnya terlihat lebih pucat dan berat badannya menurun. Pasien pernah dilakukan operasi batu ginjal 1 tahun yang lalu dengan keluhan yang sama, riwayat transfusi 11 labu. Riwayat kaka pasien pernah mengalami keluhan yang sama dengan pasien.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan pasien tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis, tanda vital dalam batas normal, underweight, kulit tampak anemis, konjungtiva anemis, lidah pucat, tampak adanya luka bekas operasi pada perut bagian kanan, nyeri tekan di regio kanan atas, ketok CVA (+/-), ekstremitas atas dan bawah anemis, CRT > 2s.
TIMELINE 1 Tahun SMRS
Nyeri pinggang kanan, kencing merah kehitaman dan demam.Operasi batu ginjal sebelah kananDirawat selama 22 hariTransfusi 11 labu sebelum dilakukan operasi
6 Bulan SMRS
Kencing yang berwarna merah kehitaman tanpa adanya demam maupun nyeri pinggang.Foto rontgen: batu di ginjal sebelah kanan.Pasien tidak berobat.
Saat masuk RS (06/8/2015)
Buang air kecil yang berwarna merah kehitaman tersebut hilang timbul, kadang encer berwarna merah, encer berwarna putih dan kadang merah menggumpal.
Buang air kecil berwarna merah terutama dirasakan saat malam hari ketika pasien tidur, pasien terbangun 2 jam sekali untuk buang air kecil.
Rasa lemas, lesu, mudah cape, pusing, mual, rasa tidak nyaman pada perut bagian atas yang terasa sampai ke bagian dada, dan kadang disertai dengan sesak. Wajah terlihat lebih pucatPenurunan BB
USULAN PEMERIKSAAN1. Pemeriksaan darah rutin : Hb, Ht, leukosit, diff. Count,
trombosit,SADT.2. Cek elektrolit (N,K,CA), Ferritin test, PT,APTT,GDS,
MCV,MCH,MCHC.3. Ham’s Test4. Coomb’s test5. Urin rutin (urinalisis):
1. kimia: makroskopik, warna, kejernihan, PH, BJ, albumin, glukosa, keton, nitrit, darah samar urin
2. Mikroskopis: leukosit, eritrosit, sel epitel, batu urat, batu oxalate
6. Fungsi ginjal; ureum, kreatinin, periksa laju filtrasi glomerulus dan kreatinin urin.
7. Evaluasi sumsum tulang8. RO Thorax9. USG Abdomen10. BNO abdomen
Hasil LabHematologi
Darah rutin
Hemoglobin 1,9 13.0 -18,0
Leukosit 11.100 3800-10600
Eritrosit 0,90 4.5-6.5
Hematokrit 6,4 40-52
Trombosit 406.000 150000-440000
Elektrolit
Natrium 127 134-146
Kalium 4,3 3.6-5.6
Ureum 55 10-50
Kreatinin 2,22 0.9-1.16
GDS 130 70-200
kalsium 1.04 1.16-1.35
Tgl 06/08/2015 IGD
HASIL LABORATORIUM
Hematologi
Darah rutin
Hemoglobin 4,2 13.0 -18,0
Leukosit 12000 3800-10600
Eritrosit 1.64 4.5-6.5
Hematokrit 12.6 40-52
Trombosit 351000 150000-440000
Tgl 07/08/2015
Hemoglobin 6.5 13.0 -18,0
Leukosit 10.700 3800-10600
Eritrosit 2,44 4.5-6.5
Hematokrit 19,7 40-52
Trombosit 194.000 150000-440000
Tgl 09/08/2015
Urine
Urin rutin
Kimia Urine
Warna urin Light Kuning
Kejernihan Keruh
pH urine < 5,5 4.8-7.5
Berat jenis urine >1.025 1.002-1.030
Glukosa urine Negatif Negatif
Keton urine Positifnegatif Negatif
Nitrit urine Negatif Negatif
Urobilinogen urine 0.1 <1
Bilirubin urine Negatif Negatif
Darah samar urine POS(+++) Negatif
Protein urine +1 Negatif
Tgl 08/08/2015
Mikroskopis urine
Leukosit 8-10 < 13.2
Eritrosit Penuh < 13,6
Epitel POS 1 < 6.2
Kristal Negatif <0,270
Silinder Negatif <0.40
Jamur Negatif Negatif
Bakteri Negatif < 26.4
Hemoglobin 8,3 13,0-18.0
Tgl 12/08/2015
PT 9,50 12-19
APTT 24,3 27-42
INR 0,64 1-1.2
Tgl 10/08/2015
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan
Ham’s test Positif negatif
Tgl 11/08/2015
Ureum 135 10-50
Kreatinin 2,75 0.9-1.16
Tgl 13/0/2015
HASIL MORFOLOGI DARAH TEPI
Eritrosit : Hipokrom anisopoikilositosis (target cell, pencil cell, tear drops), Normoblast (+)
Leukosit : Jumlah meningkat, hipersegmentasi (+)
Trombosit : Jumlah cukup, giant trombosit (-), kelompok trombosit (+)
Kesan : Susp. Anemia hemolitik dengan leukositosis e.c proses infeksi/inflamasi
HASIL FOTO POLOS ABDOMEN - BNO
Kontur ginjal, psoas line, skeletal tak tampak kelainan. Tak tampak konkremen opaque sepanjang tr.urinarius. Jumlah dan distribusi udara colon batas normal. Tampak sentinel loop.Kesan : Tidak tampak kelainan
HASIL FOTO THORAX
Cardiomegali awal LV dan LA, bendungan paru, artheroskelorosis aorta.
Tidak tampak TB paru aktif
HASIL USG
Nefrolithiasis dextra diameter 4 mm dengan hidronefrosis dextra.
USG ginjal kiri, prostat dan vesika urinaria saat ini dalam batas normal.
DIAGNOSIS KERJA
1. Hematuria ec DD/ paroxysmal nocturnal hemoglobinuria
2. Anemia gravis ec DD/ anemia hemolitik ec paroxysmal noctrurnal hemoglobinuria
3. Nephrolithiasis dextra4. Pyelonephritis acute dextra
TATALAKSANANon Farmakologis Edukasi mengenai
penyakit dan tatalaksana penyakit
Rawat bersama dg dokter Spesialis Urologi
IVFD Nacl 30 tpm Transfusi Washed Pack
Red Cells Total 7 labu
Farmakologis Methylprednisolone
tab 3x 16 mg Lasix 2 amp 5 mg/jam Inj. Ceftazidime 3x1
amp Inj. Omeprazole 40 mg
1x1amp
PROGNOSISQuo ad vitam: dubia ad bonam
Quo ad functionam: dubia ad malam
Quo ad sanationam : dubia ad malam
ANEMIA GRAVIS
DEFINISIAnemia secara
fungsional didefinisikan sebagai penurunan jumlah massa eritrosit sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya untuk membawa oksigen dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer. Anemia gravis adalah kadar Hb dibawah 5-6 g/dL. Keluhan anemia berupa lemah, letih, lesu, lunglai dan diperlukan transfusi darah jika kadar Hb <7g/dL.
Pada kasus Tgl 06/08/15 Hb 1,9 g/dLTgl 07/08/15 Hb 4,2 g/dLTgl 12/08/15 Hb 8,3 g/dL
KRITERIA
Parameter yang paling umum untuk menunjukkan penurunan massa eritrosit adalah kadar hemoglobin, disusul oleh hematokrit dan hitung eritrosit. Nilai normal hemoglobin sangat bervariasi secara fisiologis tergantung jenis kelamin, usia, kehamilan dan ketinggian tempat tinggal.
Kriteria anemia menurut WHO :
NO KELOMPOK KRITERIA ANEMIA
1. Laki-laki dewasa
<13g/dL
2. Perempuan dewasa tidak hamil
<12g/dL
3. Perempuan hamil
<11g/dL
KLASIFIKASINO MORFOLOGI SEL KETERANGAN JENIS ANEMIA
1. Anemia makrositik normokromik
Bentuk eritrosit yang besar dengan konsentrasi hemoglobin yang normal
• Anemia pernisiosa
• Anemia defisiensi folat
2. Anemia mikrositik hipokromik
Bentuk eritrosit yang kecil dengan konsentrasi hemoglobin yang menurun
• Anemia defisiensi Fe
• Anemia sideroblastik
• Thalassemia
3. Anemia normositik normokromik
Penghancuran atau penurunan jumlah eritrosit tanpa disertai kelainan bentuk dan konsentrasi hemoglobin
• Anemia aplastik• Anemia
posthemoragik• Anemia hemolitik• Anemia sickle
cell• Anemia pada
penyakit kronis
GEJALA
1. Gejala umum anemia - rasa lemah- lesu- cepat lelah- telinga mendenging ( tinnitus)- mata berkunang-kunang- kaki terasa dingin- sesak nafas - dispepsia- pada PE (pasien tampak pucat yang terlihat pada konjungtiva, mukosa mulut, telapak tangan dan jaringan dibawah kulit)
2. Gejala khas - anemia defisiensi besi : disfagia, atrofi papil lidah, stomatitis angularis dan
koilonychia- anemia megaloblastik : glositis, gangguan neurogenik
pada defisiensi vit.B12
- anemia hemolitik : ikterus, splenomegali dan hepatomegali, peningkatan
bilirubin darah- anemia aplastik : perdarahan dan tanda – tanda
infeksi serta tidak ada pembesaran organ
3. Gejala penyakit dasarTergantung dari penyebab anemiaMisalnya : infeksi penyakit cacing : sakit perut, pembengkakan parotis dan warna kuning pada telapang tangan
HEMATURIA
DEFINISI
Adanya darah dalam urin. > 3 sel darah merah per lapang
pandang (RBCs/HPF) dan dapat dideteksi oleh dipstick
TIPE UMUM
Gross (macroscopic) hematuria Terlihat dengan mata telanjang,
berwarna pink atau merah.
Microscopic hematuria: Terlihat di bawah mikroskop.
ETIOLOGI Penyebab yang paling sering:
Benign prostatic hyperplasia (BPH; enlarged prostate) in men over 40
Kidney stones and bladder stones Kidney disease Medications (e.g., quinine, rifampin, phenytoin) Prostate infection or inflammation (prostatitis) Trauma (e.g., a blow to the kidneys) Tumors and/or cancer in the urinary system Urinary tract blockages Viral infections of the urinary tract and sexually
transmitted diseases, particularly in women
TANDA DAN GEJALA Hematuria dapat disertai berbagai macam gejala lainnya
yang menunjukkan tempat dan/atau penyebab dari perdarahan, seperti:
Abdominal pain inflammation of the kidney or ureter caused by
trauma, infection, or tumor Decreased urinary force, hesitancy, or incomplete
voiding lower urinary tract, benign prostate hyperplasia,
tumor Fever
infection, typically kidney infection, prostate infection, or urethral infection
Pain in the flank kidney trauma or tumor
Urinary urgency, pain, or frequency bladder cancer
KLASIFIKASI
Berdasarkan Timing (waktu) : Initial hematuria: (onset of urination)
menunjukkan adanya penyakit di urethra (yaitu stricture atau urethritis) dan prostate pada laki-laki.
Terminal hematuria: (end of urination) menunjukkan adanya penyakit pada prostate
(laki-laki) dan di bladder. Total hematuria: (throughout urination)
menunjukkan adanya penyakit di bladder, ureters, atau kidneys.
ANAMNESA
Riwayat kesehatan pribadi dan keluarga yang harus ditanyakan kepada pasien:
Chronic Smoking Exposure to toxic substance History of kidney stones Injuries and infections Recent and past drug use Recent illness Sexually transmitted disease (STD) exposure Urinary habits
PEMERIKSAAN Dipstick test: pada kasus yang dicurigai microscopic
hematuria. Cystourethroscopy, or cystoscopy: dilakukan ketika
penyebab gross atau microscopic hematuria tidak dapat diidentifikasi.
Intravenous pyelogram (IVP): meghasilkan foto x-ray yang jelas dalam menggambarkan kidneys, ureters, dan bladder dan dapat memperlihatkan stones, tumors, dan kemungkinan lain penyebab hematuria.
Ultrasound or computer-assisted tomography (CAT scan): dilakukan jika IVP gagal untuk menunjukkan penyebab hematuria
Painfull vs Painless Hematuria
Hematuria dengan nyeri (renal colic) akibat ureteral stone, atau bekuan
darah dari perdarahan renal tumor. Hematuria tanpa nyeri (silent
hematuria) akibat tumor di bladder atau ginjal,
biasanya intermittent, perdarahan tidak muncul untuk beberapa bulan karena berhenti secara spontan.
PAROXYSMAL NOCTURNAL HEMOGLOBINURIA
DEFINISI
Suatu kelainan kronis didapat (acquired) yang ditandai terjadinya hemolisis intravaskuler dan hemoglobiuria yang umumnya terjadi pada saat pasien tidur di malam hari, yang disebabkan oleh kelainan selular mutasi somatik PIG-A (phosphatidylinositol glican class A) pada hematopoietic stem cell pluripotent
EPIDEMIOLOGY
Kasus yang jarang
Bervariasi pada berbagai populasi, lebih sering terjadi di Asia Tenggara– England: 80 pasien (1940–1970)– France: 220 pasien between 1950–1995
dan 240 pasien (1995–2005)
Biasanya terjadi pada usia muda tetapi juga bisa terjadi pada anak-anak dan orangtua
ETIOLOGI
Penyebab : enzim PIG-A (phosphatidylinositol glican class A) yang diperlukan untuk sintesis protein pengikat sel. Protein yang merupakan bagian terluar sel melekat pada membrane sel dengan bantuan protein glikosilfosfatidilinositol (GPI) dan PIG-A dibutuhkan untuk sintesis protein tersebut.
Bila terdapat gangguan pembentukkannya protein permukaan yang melindungi sel dari komplemen hilang, sehingga memudahkan penghancuran sel darah.
Normal stem cells GPI-deficient (PNH) stem cells
GPI-linked antigen
Immune attack via GPI-linked antigen (aplastic anaemia)
PATOGENESIS
Kelainan clonal hematopoietic stem cell yang menyebabkan sensitivitas abnormal membran RBC sehingga menjadi lisis karena sistem komplemen. Penyebab utamanya disebabkan oleh defek pada gen PIG-A yang menyebabkan defisiensi GPI anchor yang berfungsi sebagai protein membran sel.
Defisiensi protein membran RBC :
Acetylcholinesterase
Decay accelerating factor (CD55)
Membrane inhibitor of reactive lysis (CD59)
PATOFISIOLOGI
TANDA DAN GEJALA KLINIS Hemoglobinuria Thrombosis vena (Tempat: vena
hepatika, vena mesenterika, vena cerebral, vena subkutis, vena lienalis)
Anemia• Pendarahan akibat terjadi
trombositopenia• Manifestasi pada ginjal : hypostenuria,
kelainan fungsi tubulus, gagal ginjal akut dan kronik
• Ikterus• Hepatomegali• Splenomegali• Abdominal pain• Dyspnea• Dysphagia• Erectile dysfunction• Severe lethargy
Pada kasus ditemukan:- Hemoglobinuria (A:
BAK berwarna merah kehitaman)
- Anemia (A: Lemas, Lesu, Mudah cape, Pucat, Sesak; Pemeriksaan fisik ditemukan KA +/+, lidah pucat +/+, ekstremitas anemis +/+)
- Dyspnea- Abdominal pain
DIAGNOSIS
Gejala : anemia, hemoglobinuria
Manifestasi trombosis
Morfologi Darah Tepi: Gambaran anemia hemolitik, sering disertai gambaran anemia defisiensi besi, dapat juga menyerupai anemia aplastik.
Pada pemeriksaan urine didapatkan : hemoglobinuria, hemosiderinuria
Sucrose waters test dan Acid Hams test : Positif
Aspirasi Sumsum tulang : Hyperplasi eritropoesis / Hypoplasi
Sitometri: pemeriksaan CD59 pada eritrosit, CD55 atau CD59 pada granulosit
58
Pada kasus ditemukan:- Hemoglobinuria
(A: BAK berwarna merah kehitaman, pemeriksaan urin ditemukan darah samar positif +++, eritrosit penuh)
- Anemia (A: Lemas, Lesu, Mudah cape, Pucat, Sesak; Pemeriksaan fisik ditemukan KA +/+, lidah pucat +/+, ekstremitas anemis +/+, pemeriksaan Hb 06/08: 1,9 g/dL , 07/08: 4,2 g/dL, 09/08: 6,5 g/dL; 12/08: 8,5 g/dL, MDT: Eritrosit Hipokrom anisopoikilositosis Susp. Anemia hemolitik)
- Hams Test: Positif
Acidified Serum Test (Ham Test - 1939) Masih digunakan sampai sekarang Tes yang digunakan dalam diagnosis PNH Tes ini melibatkan RBC dalam serum yang
diasamkan -> positif (meningkatnya lisis RBC) Positif pada PNH dan congenitial
dyserythropoietic anemia Sucrose Hemolysis Test (1970)
Positif pada anemia megaloblastik, anemia hemolitik autoimmune
Kurang spesifik dibandingkan dengan Ham test Flow Cytometry (1986)
Metode untuk diagnosis PNH Lebih sensitif dan spesifik dibandingkan dengan
Ham test dan sucrose hemolysis test
PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan untuk anemia hemolitik pada PNH
Transfusi darah dengan diberikan saline washed atau frozen.
Zat besi : Bila terdapat defisiensi zat besi sulfat ferosus 3x1 tab
Asam folat : 1mg/hari (buku ajar UI) dan 5 mg/hari (jurnal)
Kortikosteroid : Prednison 20-30 mg/hari (buku ajar UI) dan 0,25-1mg/hari (Jurnal)
Hormon androgen : Diberikan tunggal atau kombinasi dengan steroid. Fluoxymesteron 5-30 mg/hari, oxymetholon 10-50 mg/hari slama 6-8 mg.
2. Complement inhibitorDengan pemberian eculizumab yang
langsung mengikat komplemen C5 dengan memblok cascade C5. Dosis 600 mg Iv tiap minggu slama 4 minggu. Minggu slanjutnya 900 mg/minggu sampai minggu ke 26.
3. Transplantasi sumsum tulang4. Penatalaksanaan jika ada trombosis Diberikan streptokinase atau urokinase
KOMPLIKASI Acute myelogenous leukemia Aplastic anemia Blood clots Death Iron Deficiency anemia MyelodysplasiaPada pasien sudah belum terdapat komplikasi
PROGNOSIS
PNH adalah penyakit kronis dengan kelangsungan hidup rata-rata 10 sampai 15 tahun. Sekitar 25% pasien bertahan hidup selama 25 tahun atau lebih setelah diagnosis.
Penyebab utama morbiditas dan mortalitas yang trombosis, perdarahan, dan infeksi.
NEFROLITHIASIS
DEFINISI
Suatu penyakit dengan gejala ditemukannya satu atau beberapa massa keras seperti batu yang terdapat di dalam tubuli ginjal, kaliks, infundibulum, pelvis ginjal, serta seluruh kaliks ginjal.
ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO
1) Diet- ↑ protein hewani (lemak jenuh dan tak jenuh)- ↑ garam- ↑ Kalsium
2) Riwayat keluarga3) Kurang minum, sering menahan
kencing4) Konsumsi obat
Komponen batu di urin terdiri :- 97% kristal- Sisanya : matriks non kristal seperti protein,
hexone, hexosamineJenis-jenis Batu:1) Calcium Calculi 80% (Calcium Oxalate /
Calcium Phosphate Stone)2) Non Calcium Calculi
a. Struvite Stoneb. Uric Acid Stonec. Cystine Stone
Calcium oxalate / calcium phosphate stone (plg radio-
opak)
Kemungkinan terbentuknya 70-80 %. Pembentukan batu ginjal
ini terutama terjadi pada pH urine basa
Struvit stone
Kemungkinan terbentuknya 15 %. Komposisi batu ginjal ini
yaitu magnesium, ammonium, dan phosphate
Uric acid stone
Kemungkinan terbentuknya 7 %. Komposisi batu ginjal ini yaitu
asam urat. Pembentukannya terjadi terutama pada pH urine
asam
Cystine stone
Kemungkinan terbentuknya 1-2 %. Pembentukannya terjadi
terutama pada pH urine asam
Gambaran Klinis Kolik renal secara klasik
berupa nyeri kolik berat dari pinggang sampai pangkal paha yang semakin lama semakin berat
Biasanya disertai mual dan muntah
Demam Disuria Retensio urin Anuria Hematuria Kristaluria
Pada kasus ditemukan:- Mual- Hemaruria (A:
BAK berwarna merah kehitaman)
DIAGNOSIS Nyeri pinggang, sisi kostovertebral Pernah keluar batu kecil-kecil/pasir
saat BAK Nyeri ketok CVA Hematuria Tampak batu pada pemeriksaan
radiologi/USG Gangguan faal ginjal
Pada kasus ditemukan:- Nyeri ketok CVA (+/-
)- Hematuria
(pemeriksaan urin ditemukan darah samar positif +++, eritrosit penuh)
- Tampak Batu pada pemeriksaan USG (Nefrolithiasis dextra diameter 4 mm)
- Gangguan Faal Ginjal (Pemeriksaan Lab 13/08 Ureum 55 mg/dL, Kreatinin 2,22 mg/dL; 13/08 Ureum 135 mg/dL, Kreatinin 2,75 mg/dL)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto Polos Abdomen: Batu radioopak di saluran kemih
Pielografi Intra Vena (PIV) :- anatomi dan fungsi ginjal- deteksi batu semi-opak atau non-opak
Ultrasonografi :- deteksi batu di ginjal / buli-buli, hidronefrosis,- pionefrosis, pengkerutan ginjal
PYELONEFHRITIS AKUT
DEFINISI
Pielonefritis akut adalah proses inflamasi parenkim ginjal yang disebabkan oleh infeksi bakteri
EPIDEMIOLOGI
Perempuan lebih sering dibanding laki-laki kecuali ada faktor pencetus
FAKTOR PRESDISPOSISI Lithiasis Obstruksi saluran kemih Penyakit ginjal polikistik Nekrosis papilar DM pasca transplantasi ginjal Nefropati analgesik Penyakit sickle cell Senggama Kehamilan dan pil KB dengan tablet progesteron KateterisasiPada pasien terdapat faktor predisposisi yaitu lithiasis pada ginjal
ETIOLOGI
Gram Negatif : Escherichia klebsiella, proteus, enterobacter, providencia, serratia, pseudomonas.
Gram positif :Staphylococcus aureus, dan streptococcus fecalis enterococcus
GEJALA KLINIS
Demam Menggigil Nyeri pinggang Muntah Penurunan berat badan Sering didahului dengan gejala sistitis
(disuria, frekuensi, atau urgensi).Pada pasien terdapat gejala Demam, nyeri pinggang, dan penurunan berat badan
DIAGNOSIS
Pemeriksaan fisik : Nyeri tekan pada satu atau kedua CVA dengan pemberian tekanan yang cukup dalam atau ditemukan nyeri tekan pada palpasi dalam abdomen.
Analisis urin rutin (Leukosit cast +, hematuria) Cek darah rutin (Leukositosis) Foto polos abdomen USGPada pasien ditemukan nyeri ketuk CVA pada ginjal kanan, leukositosis dan hematuria.
PEMBAHASAN DIAGNOSIS
Ureum 55 10-50
Kreatinin 2,22 0.9-1.16
Ureum 135 10-50
Kreatinin 2,75 0.9-1.16
Tgl 13/08/2015
Tgl 06/08/2015
Berdasarkan Hasil lab yang ditemukan dapat disimpulkan bawah pasien mengalami gagal ginjal akut.
ACUTE RENAL FAILURE (ARF)
DEFINISI
Adalah Penurunan mendadak faal ginjal dalam 48 jam yaitu 1. Kenaikan kadar kreatinin serum >0,3
mg/dl 2. Kenaikan kreatinin serum >1,5 kali
nilai dasar dan diketahui/ diangkap terjadi dalam 7 hari atau
3. Turunnya produksi urin <0,5 cc/kgBB/jam selama lebih dari 6 jam
ETIOLOGIPrerenal Renal Post renal
Hipovolemia Penyakit glomerulus Obstruksi pada ureter,
leher kandung kemih atau
uretra
Gangguan
hemodinamika ginjal :
Penurunan curah
jantung, vasodilatasi
sistemik, obstruksi
renovaskular,
vasokontriksi ginjal,
gangguan autoregulasi
ginjal, sindrom
hepatorenal,sindro
kardiorenal
Nekrosis tubular akut
Nefritis interstitial
Obstruksi intratubular
GEJALA KLINISPre Renal Renal Post Renal
Rasa haus ATN riwayat
hipovolemia,syok sepsis
dan operasi besar
Nyeri suprapubic
Hipotensi ortostatik,
takikardi, turgor kulit
menurun, mukosa
kering.
SLE (demam, arthralgia,
rash eritema)
Nyeri pada perut
Stigmata sirosis hati
dan hipertensi portal
Nyeri pada pinggang
menandakan oklusi
arteri/vena ginjal
Kolik mendakan adanya
obstruksi pada ureter
Tanda-tanda gagal
jantung pada pasien
CHF
Oligouria, ,edema,
hipertensi, hematuria
Nokturia, frekuensi,
pembesaran prostat
Sepsis Hipertensi maligna