Pneumonia Pada Anak

28
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pneumonia adalah peradangan paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus maupun jamur. Berdasarkan data WHO/UNICEF tahun 2006 dalam Pneumonia: The Forgotten Killer of Children”, Indonesia menduduki peringkat ke-6 dunia untuk kasus pneumonia pada balita dengan jumlah penderita mencapai 6 juta jiwa. Diperkirakan sekitar separuh dari total kasus kematian pada anak yang menderita pneumonia di dunia disebabkan oleh bakteri pneumokokus. Pneumonia (radang paru), salah satu penyakit akibat bakteri pneumokokus yang menyebabkan lebih dari 2 juta anak balita meninggal. Pneumonia menjadi penyebab 1 dari 5 kematian pada anak balita. Streptococcus pneumoniae merupakan bakteri yang sering menyerang bayi dan anak-anak di bawah usia 2 tahun. Sejauh ini, pneumonia merupakan penyebab utama kematian pada anak usia di bawah lima tahun (balita). B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dari referat ini adalah apakah definisi, etiologi, gejala klinis, patogenesis, dan penatalaksanaan pneumonia pada bayi dan anak. C. Tujuan Tujuan penulisan referat ini adalah dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman dokter muda mengenai penatalaksanaan pneumonia pada bayi dan anak. D. Manfaat

description

Pneumonia Pada Anak laporan kasus untuk memenuhi syarat ujian di ilmu kesehatan anak, jakarta juni 2015

Transcript of Pneumonia Pada Anak

BAB IPENDAHULUAN1. Latar BelakangPneumonia adalah peradangan paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus maupun jamur. Berdasarkan data WHO/UNICEF tahun 2006 dalam Pneumonia: The Forgotten Killer of Children, Indonesia menduduki peringkat ke-6 dunia untuk kasus pneumonia pada balita dengan jumlah penderita mencapai 6 juta jiwa. Diperkirakan sekitar separuh dari total kasus kematian pada anak yang menderita pneumonia di dunia disebabkan oleh bakteri pneumokokus.Pneumonia (radang paru), salah satu penyakit akibat bakteri pneumokokus yang menyebabkan lebih dari 2 juta anak balita meninggal. Pneumonia menjadi penyebab 1 dari 5 kematian pada anak balita. Streptococcus pneumoniae merupakan bakteri yang sering menyerang bayi dan anak-anak di bawah usia 2 tahun. Sejauh ini, pneumonia merupakan penyebab utama kematian pada anak usia di bawah lima tahun (balita).

1. Rumusan MasalahRumusan masalah dari referat ini adalah apakah definisi, etiologi, gejala klinis, patogenesis, dan penatalaksanaan pneumonia pada bayi dan anak.

1. Tujuan Tujuan penulisan referat ini adalah dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman dokter muda mengenai penatalaksanaan pneumonia pada bayi dan anak.1. ManfaatPenulisan makalah laporan kasus dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman dokter muda mengenai penatalaksanaan pneumonia pada bayi dan anak.

BAB IIPNEUMONIA

DEFINISI Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli) biasanya disebabkan oleh masuknya kuman bakteri, yang ditandai oleh gejala klinis batuk, demam tinggi dan disertai adanya napas cepat ataupun tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam. Dalam pelaksanaan Pemberantasan Penyakit ISPA (P2ISPA) semua bentuk pneumonia baik pneumonia maupun bronchopneumonia disebut pneumonia.Secara kinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan paruyang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus, jamur,parasit). Pneumonia yangdisebabkan oleh Mycobacterium tuberculosistidak termasuk. Sedangkan peradangan paru yang disebabkan oleh non mikroorganisme (bahan kimia, radiasi, aspirasi bahan toksik,obat-obatan dan lain-lain) disebut pneumonitis. (PDPI.2003) Pneumonia merupakan penyakit batuk pilek disertai napas sesak atau napas cepat. Napas sesak ditandai dengan dinding dada bawah tertarik ke dalam, sedangkan napas cepat diketahui dengan menghitung tarikan napas dalam satu menit. Untuk balita umur 2 tahun sampai 5 tahun tarikan napasnya 40 kali atau lebih dalam satu menit, balita umur 2 bulan sampai 2 tahun tarikan napasnya 50 kali atau lebih per menit, dan umur kurang dari 2 bulan tarikan napasnya 60 kali atau lebih per menit.

EPIDEMIOLOGIPneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi saluran napas yang terbanyak dan dapat menyebabkan kematian hamper diseluruh dunia. Angka kematian di inggris adalah sekitar 5 10%. Berdasarkan umur, pneumonia dapat menyerang siapa saja, meskipun lebih banyak ditemukan pada anak anak. Di Amerika Serikat pneumonia mencapai 13% dari penyakit infeksi saluran napas pada anak dibawah 2 tahun Di negara berkembang, pneumonia merupakan salah satu penyebab utama kematian atau kedua setelah dehidrasi akibat diare berat. (MerckManual.2011).UNICEF memperkirakan bahwa 3 juta anak di dunia meninggal karena penyakit pneumonia setiap tahun. Kasus pneumonia di Negara berkembang tidak hanya lebih sering di dapatkan tetapi juga lebih berat dan banyak menimbulkan kematian pada anak. Insiden puncak pada umur 1 5 tahun dan menurun dengan bertambahnya usia anak. Mortalitas diakibatkan oleh bacteremia karena Streptococcus pnumoniae dan Staphilococcus aureus,tetapi di Negara berkembang juga berkaitan dengan malnutrisi dan kurangnya akses perawatan. Dari data mortalitas tahun 1990 pneumonia merup[akan seperempat penyebab kematian pada anak dibawah 5 tahun dan 80% terjadi di Negara berkembang. Pneumonia yang disebabkan oleh infeksi RSV didapatkan sebanyak 40%. Dinegara dengan 4 musim, banyak terdapat pada musim dingin sampai awal musim semi, di Negara tropis pada musim hujan.Di Indonesia berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 menunjukkan prevalensi nasional ISPA 25% angka kematian (morbiditas) pneumonia pada bayi 2,2%, balita 3 %, angka kematian (mortalitas) pada bayi 23,8% dan balita 15%.

ETIOLOGI Pneumonia yang ada di kalangan masyarakat umumnya disebabkan oleh bakteri, virus, mikoplasma (bentuk peralihan antara bakteri dan virus) dan protozoa.1. BakteriPneumonia yang dipicu bakteri bisa menyerang siapa saja, dari bayi sampai usia lanjut. Sebenarnya bakteri penyebab pneumonia yang paling umum adalah Streptococcus pneumoniae sudah ada di kerongkongan manusia sehat. Begitu pertahanan tubuh menurun oleh sakit, usia tua atau malnutrisi, bakteri segera memperbanyak diri dan menyebabkan kerusakan. Balita yang terinfeksi pneumonia akan panas tinggi, berkeringat, napas terengah-engah dan denyut jantungnya meningkat cepat.

Usia Etiologi yang sering Etiologi yang jarang

Lahir 20 hari Bakteri Bakteri

E. colli Bakteri anaerob

Streptoccus group B Streptoccous group D

Listeria monocytogenes Haemophilllus influenzae

Streptococcus pneumoniae

Ureaplasma urealyticum

Virus

Virus sitomegalo

Virus Herpes simpleks

3 minggu 3 bulan Bakteri Bakteri

Chlamydia trachomatis Bordetella pertusis

Streptococcus pneumoniae Haemophilus influenzae tipe B

Virus Moraxella catharalis

Virus Adeno Staphylococcus aureus

Virus Influenza Ureaplasma urealyticum

Virus Parainfluenza 1,2,3 Virus

Respiratory Syncytial Virus Virus sitomegalo

4 bulan 5 tahun Bakteri Bakteri

Chlamydia pneumoniae Haemophillus influenzae tipe B

Mycoplasma pneumoniae Moraxella catharalis

Streptococcus pneumoniae Neisseria meningitidis

Virus Staphylococcus aureus

Virus Adeno Virus

Virus Influenza Virus Varisela-Zoster

Virus Parainfluenza

Virus Rino

Respiratory Syncytial virus

5 tahun remaja Bakteri Bakteri

Chlamydia pneumoniae Haemophillus influenzae

Mycoplasma pneumoniae Legionella sp

Streptococcus pneumoniae Staphylococcus aureus

Virus

Virus Adeno

Virus Epstein-Barr

Virus Influenza

Virus Parainfluenza

Virus Rino

Respiratory Syncytial Virus

Virus Varisela-Zoster

1. VirusSetengah dari kejadian pneumonia diperkirakan disebabkan oleh virus. Virus yang tersering menyebabkan pneumonia adalah Respiratory Syncial Virus (RSV). Meskipun virus-virus ini kebanyakan menyerang saluran pernapasan bagian atas, pada balita gangguan ini bisa memicu pneumonia. Tetapi pada umumnya sebagian besar pneumonia jenis ini tidak berat dan sembuh dalam waktu singkat. Namun bila infeksi terjadi bersamaan dengan virus influenza, gangguan bisa berat dan kadang menyebabkan kematian.1. MikoplasmaMikoplasma adalah agen terkecil di alam bebas yang menyebabkan penyakit pada manusia. Mikoplasma tidak bisa diklasifikasikan sebagai virus maupun bakteri, meski memiliki karakteristik keduanya. Pneumonia yang dihasilkan biasanya berderajat ringan dan tersebar luas. Mikoplasma menyerang segala jenis usia, tetapi paling sering pada anak pria remaja dan usia muda. Angka kematian sangat rendah, bahkan juga pada yang tidak diobati.1. ProtozoaPneumonia yang disebabkan oleh protozoa sering disebut pneumonia pneumosistis. Termasuk golongan ini adalah Pneumocystitis Carinii Pneumonia (PCP). Pneumonia pneumosistis sering ditemukan pada bayi yang prematur. Perjalanan penyakitnya dapat lambat dalam beberapa minggu sampai beberapa bulan, tetapi juga dapat cepat dalam hitungan hari. Diagnosis pasti ditegakkan jika ditemukan P. Carinii pada jaringan paru atau spesimen yang berasal dari paru.

KLASIFIKASI1. Berdasarkan umur1. Kelompok usia < 2 bulan1. Pneumonia BeratPneumonia yang disebabkan oleh protozoa sering disebut pneumonia pneumosistis. Termasuk golongan ini adalah Pneumocystitis Carinii Pneumonia (PCP). Pneumonia pneumosistis sering ditemukan pada bayi yang prematur. Perjalanan penyakitnya dapat lambat dalam beberapa minggu sampai beberapa bulan, tetapi juga dapat cepat dalam hitungan hari. Diagnosis pasti ditegakkan jika ditemukan P. Carinii pada jaringan paru atau spesimen yang berasal dari paru.1. Bukan PneumoniaJika anak bernapas dengan frekuensi kurang dari 60 kali per menit dan tidak terdapat tanda pneumonia seperti di atas.

1. Kelompok usia 2 bulan sampai < 5 tahun1. Pneumonia sangat beratBatuk atau kesulitan bernapas yang disertai dengan sianosis sentral, tidak dapat minum, adanya penarikan dinding dada, anak kejang dan sulit dibangunkan.1. Pneumonia beratBatuk atau kesulitan bernapas dan penarikan dinding dada, tetapi tidak disertai sianosis sentral dan dapat minum.1. PneumoniaBatuk atau kesulitan bernapas dan pernapasan cepat tanpa penarikan dinding dada.1. Bukan pneumoniaBatuk atau kesulitan bernapas tanpa pernapasan cepat atau penarikan dinding dada.

1. Pneumonia persistenBalita dengan diagnosis pneumonia tetap sakit walaupun telah diobati selama 10-14 hari dengan dosis antibiotik yang kuat dan antibiotik yang sesuai, biasanya terdapat penarikan dinding dada, frekuensi pernapasan yang tinggi, dan demam ringan.

1. Berdasarkan klinis dan epidemiologis1. Pneumonia Komuniti (community-acquired pneumonia) : Pneumonia yang terjadi di lingkungan rumah atau masyarakat, juga termasuk pneumonia yang terjadi di rumah sakit dengan masa inap kurang dari 48 jam1. Pneumonia Nosokomial (hospital-acquired pneumonia/ Nosocomial pneumonia).1. Pneumonia Aspirasi.1. Pneumonia pada penderita immunocompromised.

1. Berdasarkan agen penyebab1. Pneumonia Bakterial / tipikal. Klebsiella pada penderita alkoholik, staphyllococcus pada penderita pasca infeksi influenza.1. Pneumonia atipikal, disebabkan Mycoplasma, Legionella dan Chlamydia1. Pneumonia virus disebabkan oleh virus RCV, influenza virus1. Pneumonia jamur, sering merupakan infeksi sekunder. Predileksi terutama pada penderita daya tahan tubuh lemah

PATOFISIOLOGIPneumonia bakterial menyerang baik ventilasi maupun difusi. Suatu reaksi inflamasi yang dilakukan oleh pneumokokus terjadi pada alveoli dan menghasilkan eksudat, yang mengganggu gerakan dan difusi oksigen serta karbon dioksida. Sel-sel darah putih, kebanyakan neutrofil, juga bermigrasi ke dalam alveoli dan memenuhi ruang yang biasanya mengandung udara. Area paru tidak mendapat ventilasi yang cukup karena sekresi, edema mukosa, dan bronkospasme, menyebabkan oklusi parsial bronki atau alveoli dengan mengakibatkan penurunan tahanan oksigen alveolar. Darah vena yang memasuki paru-paru lewat melalui area yang kurang terventilasi dan keluar ke sisi kiri jantung tanpa mengalami oksigenasi. Pada pokoknya, darah terpirau dari sisi kanan ke sisi kiri jantung. Percampuran darah yang teroksigenasi dan tidak teroksigenasi ini akhirnya mengakibatkan hipoksemia arterial.Sindrom Pneumonia Atipikal. Pneumonia yang berkaitan dengan mikoplasma, fungus, klamidia, demam-Q, penyakit Legionnaires. Pneumocystis carinii, dan virus termasuk ke dalam sindrom pneumonia atipikal.Pneumonia mikoplasma adalah penyebab pneumonia atipikal primer yang paling umum. Mikoplasma adalah organisme kecil yang dikelilingi oleh membran berlapis tiga tanpa dinding sel. Organisme ini tumbuh pada media kultur khusus tetapi berbeda dari virus. Pneumonia mikoplasma paling sering terjadi pada anak-anak yang sudah besar dan dewasa muda.Pneumonia kemungkinan ditularkan oleh droplet pernapasan yang terinfeksi, melalui kontak dari individu ke individu. Pasien dapat diperiksa terhadap antibodi mikoplasma.Inflamasi infiltrat lebih kepada interstisial ketimbang alveolar. Pneumonia ini menyebar ke seluruh saluran pernapasan, termasuk bronkiolus. Secara umum, pneumonia ini mempunyai ciri-ciri bronkopneumonia. Sakit telinga dan miringitis bulous merupakan hal yang umum terjadi. Pneumonia atipikal dapat menimbulkan masalah-masalah yang sama baik dalam ventilasi maupun difusi seperti yang diuraikan dalam pneumonia bakterial.

FAKTOR RESIKOBanyak faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya pneumonia pada balita, diantaranya :1. Faktor IntrinsikSalah satu faktor yang berpengaruh pada timbulnya pneumonia dan berat ringannya penyakit adalah daya tahan tubuh balita. Daya tahan tubuh tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya :1. Status giziKeadaan gizi adalah faktor yang sangat penting bagi timbulya pneumonia. Tingkat pertumbuhan fisik dan kemampuan imunologik seseorang sangat dipengaruhi adanya persediaan gizi dalam tubuh dan kekurangan zat gizi akan meningkatkan kerentanan dan beratnya infeksi suatu penyakit seperti pneumonia.1. Status imunisasiKekebalan dapat dibawa secara bawaan, keadaan ini dapat dijumpai pada balita umur 5-9 bulan, dengan adanya kekebalan ini balita terhindar dari penyakit. Dikarenakan kekebalan bawaan hanya bersifat sementara, maka diperlukan imunisasi untuk tetap mempertahankan kekebalan yang ada pada balita. Salah satu strategi pencegahan untuk mengurangi kesakitan dan kematian akibat pneumonia adalah dengan pemberian imunisasi. Melalui imunisasi diharapkan dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian penyakit yang dapapat dicegah dengan imunisasi.1. Pemberian ASI (Air Susu Ibu)Asi yang diberikan pada bayi hingga usia 4 bulan selain sebagai bahan makanan bayi juga berfungsi sebagai pelindung dari penyakit dan infeksi, karena dapat mencegah pneumonia oleh bakteri dan virus. Riwayat pemberian ASI yang buruk menjadi salah satu faktor risiko yang dapat meningkatkan kejadian pneumonia pada balita.1. Umur AnakUmur merupakan faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian pneumonia. Risiko untuk terkena pneumonia lebih besar pada anak umur dibawah 2 tahun dibandingkan yang lebih tua, hal ini dikarenakan status kerentanan anak di bawah 2 tahun belum sempurna dan lumen saluran napas yang masih sempit.

1. Faktor EkstrinsikLingkungan khususnya perumahan sangat berpengaruh pada peningkatan resiko terjadinya pneumonia. Perumahan yang padat dan sempit, kotor dan tidak mempunyai sarana air bersih menyebabkan balita sering berhubungan dengan berbagai kuman penyakit menular dan terinfeksi oleh berbagai kuman yang berasal dari tempat yang kotor tersebut, yang berpengaruh diantaranya :1. VentilasiVentilasi berguna untuk penyediaan udara ke dalam dan pengeluaran udara kotor dari ruangan yang tertutup. Termasuk ventilasi adalah jendela dan penghawaan dengan persyaratan minimal 10% dari luas lantai. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan naiknya kelembaban udara. Kelembaban yang tinggi merupakan media untuk berkembangnya bakteri terutama bakteri patogen

1. Polusi UdaraPencemaran udara yang terjadi di dalam rumah umumnya disebabkan oleh polusi di dalam dapur. Asap dari bahan bakar kayu merupakan faktor risiko terhadap kejadian pneumonia pada balita. Polusi udara di dalam rumah juga dapat disebabkan oleh karena asap rokok, kompor gas, alat pemanas ruangan dan juga akibat pembakaran yang tidak sempurna dari kendaraan bermotor.

MANIFESTASI KLINISSebagian besar gambaran klinis pneumonia pada anak berkisar antara ringan hingga sedang, sehingga dapat berobat jalan saja. Hanya sebagian kecil yang berat, mengancam kehidupan, dan mungkin terdapat komplikasi sehingga memerlukan perawatan di RS.Gejala infeksi umum seperti demam, sakit kepala, gelisah, malaise, penurunan napsu makan, dan keluhan gastrointestinal seperti mual, muntah, atau diare. Gejala gangguan respiratori seperti batuk, sesak napas, retraksi dada,takipnea, napas cuping hidung, air hunger, merintih, sianosis

Pneumonia pada neonatus dan bayi kecil Sering terjadi akibat transmisi vertikal ibu-anak yang berhubungan dengan proses persalinan Infeksi terjadi akibat kontaminasi dengan sumber infeksi dari ibu, misalnya melalui aspirasi mekonium, cairan amnion, atau dari serviks ibu. Serangan apnea Sianosis Merintih Napas cuping hidung Takipnea Letargi, muntah Tidak mau minum Takikardi atau bradikardi Retraksi subkosta Demam Sepsis pada pneumonia neontus dan bayi kecil sering ditemukan sebelum 48 jam pertama Angka mortalitas sangat tinggi di negara maju, yaitu dilaporkan 20-50% Angka kematian di Indonesia dan di negara berkembang lainnya diduga lebih tinggi

Pneumonia pada balita dan anak yang lebih besar Takipnea Retraksi subkosta (chest indrawing) Napas cuping hidung Ronki Sianosis Ronki hanya ditemukan bila ada infiltrat alveolar Retraksi dan takipnea merupakan tanda klinis pneumonia yang bermakna Kadang-kadang timbul nyeri abdomen bila terdapat pneumonia lobus kanan bawah yang menimbulkan infiltrasi diafragma Nyeri abdomen dapat menyebar ke kuadran kanan bawah dan menyerupai apendisitis.

DIAGNOSAPedoman Diagnosis dan Tata Laksana Untuk Pelayanan Kesehatan PrimerBayi dan anak berusia 2 bulan 5 tahun Pneumonia berat Bila ada sesak napas Harus dirawat dan diberikan antibiotik Pneumonia Bila tidak ada sesak napas Ada napas cepat Tidak perlu dirawat, diberikan antibiotik oral. Bukan pneumonia Bila tidak ada napas cepat dan sesak napas. Tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik, hanya diberikan pengobatan simptomatis seperti penurun panas.

Bayi berusia dibawah 2 bulan Pneumonia Bila ada napas cepat atau sesak napas Harus dirawat dan diberikan antibiotik Bukan pneumonia Tidak ada napas cepat atau sesak napas Tidak perlu dirawat, cukup diberikan pengobatan simptomatis

Gejala-gejala pneumonia serupa untuk semua jenis pneumonia. Gejalanya meliputi: Gejala Mayor: 1.Batuk2.Sputum produktif3.Demam (suhu>38 c)Gejala Minor: 1. sesak napas. nyeri dada. konsolidasi paru pada pemeriksaan fisik4. jumlah leukosit >12.000/LGambaran klinis biasanya didahului oleh infeksi saluran napas akut bagianatas selama beberapa hari, kemudian diikuti dengan demam, menggigil, suhu tubuhkadang-kadang melebihi 40 C, sakit tenggorokan, nyeri otot dan sendi. Juga disertaibatuk, dengan sputum mukoid atau purulen, kadang-kadang berdarah. Pada pemeriksaan fisik dada terlihat bagian yang sakit tertinggal waktubernafas ,pada palpasi fremitusdapat mengeras,pada perkusiredup, padaauskultasiterdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronchial yang kadang-kadangmelemah. Mungkin disertai ronkhi halus, yang kemudian menjadi ronkhi basah kasarpada stadium resolusi

PEMERIKSAAN LABORATORIUMpemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan jumlah leukosit,biasanya>10.000/ulkadang-kadangmencapai30.000/ul,danpadahitunganjenisleukosit terdapat pergeseran ke kiri serta terjadi peningkatanLED. Untuk menentukan diagnosis etiologi diperlukan pemeriksaan dahak, kultur darah dan serologi. Kulturdarah dapat positif pada 20-25% penderita yang tidak diobati. Anlalisa gas darah menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia, pada stadium lanjut dapat terjadi asidosisrespiratorik.

GAMBARAN RADIOLOGISGambaran Radiologis pada foto thorax pada penyakit pneumonia antara lain: Perselubungan/konsolidasi homogen atau inhomogen sesuai dengan lobus atausegment paru secara anantomis. Batasnya tegas, walaupun pada mulanya kurang jelas. Volume paru tidak berubah, tidak seperti atelektasis dimana paru mengecil. Tidaktampak deviasi trachea/septum/fissure/ seperti pada atelektasis. Silhouette sign(+) : bermanfaatuntuk menentukanletak lesi paru; bataslesidengan jantung hilang, berarti lesi tersebut berdampingan dengan jantung atau dilobus medius kanan. Seringkali terjadi komplikasi efusi pleura. Bila terjadinya pada lobus inferior, maka sinus phrenicocostalis yang paling akhirterkena. Pada permulaan sering masih terlihat vaskuler. Pada masa resolusi sering tampakAirBronchogramSign(terperangkapnya udarapada bronkus karena tidanya pertukaran udara pada alveolus)Foto thoraks saja tidak dapat secara khas menentukan penyebab pneumonia,hanya merupakan petunjuk ke arah diagnosis etiologi, misalnya penyebabpneumonialobaristerseringdisebabkanolehStreptococcus pneumonia , Pseudomonasaeruginosasering memperlihatkan infiltrat bilateral atau gambaranbronkopneumoniasedangkan Klebsiela pneumonia sering menunjukan konsolidasi yang terjadi pada lobus atas kanan meskipun dapat mengenai beberapa lobus.

Pneumonia Lobaris

Tampak gambaran gabungan konsolidasi berdensitas tinggi pada satusegmen/lobus(lobuskananbawahPAmaupunlateral))ataubercakyangmengikutsertakan alveoli yang tersebar. Air bronchogram biasanya ditemukanpada pneumonia jenis ini.

Pneumonia Lobularis

Padagambardiatastampakkonsolidasitidakhomogendilobusataskiridanlobusbawah kiri

PEMERIKSAAN BAKTERIBahan berasal dari sputum, darah, aspirasi nasotrakeal/transtrakeal,torakosintesis, bronkoskopi, atau biopsi. Kuman yang predominan pada sputumdisertai PMN yang kemungkinan penyebab infeksi.Pengambilan dahak dilakukan pagi hari. Pasien mula-mula kumur-kumurdengan akuades biasa, setelah itu pasien diminta inspirasi dalam kemudianmembatukkan dahaknya. Dahak ditampung dalam botol steril dan ditutup rapatDahak segera dikirim ke labolatorium (tidak boleh lebih dari 4 jam). Jika terjadikesulitan mengeluarkan dahak, dapat dibantu nebulisasi dengan NaCl 3%. Kriteriadahak yang memenuhi syarat untuk pemeriksaan apusan langsung dan biarkan yaitubila ditemukan sel PMN > 25/lpk dan sel epitel < 10/lpk.

DIAGNOSA BANDINGTUBERKULOIS PARUtuberculosis Paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yangdisebabkan oleh M. tuberculosis. Jalan masuk untuk organism M. tuberculosis adalahsaluran pernafasan, saluran pencernaan. Gejala klinis TB antara lain batuk lama yangproduktif (durasi lebih dari 3 minggu), nyeri dada,dan hemoptisis dan gejala sistemikmeliputi demam, menggigil, keringat malam, lemas, hilang nafsu makan danpenurunan berat badan.

Tampak gambaran cavitas pada paru lobus atas kanan pada foto thorax proyeksi PA

ATELETAKSISAtelektasis adalah istilah yang berarti pengembangan paru yang tidaksempurna dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru yang terserang tidakmengandung udara dan kolaps. Memberikan gambaran yang mirip dengan pneumoniatanpa air bronchogram. Namun terdapat penarikan jantung, trakea, dan mediastinumke arah yang sakit karena adanya pengurangan volume interkostal space menjadilebih sempit dan pengecilan dari seluruh atau sebagian paru-paru yang sakit.Sehingga akan tampak thorax asimetris.

Atelektasis pada foto thoraxproyeksi PA

EFUSI PLEURAMemberi gambaran yang mirip dengan pneumonia, tanpa air bronchogram.Terdapat penambahan volume sehingga terjadi pendorongan jantung, trakea, danmediastinum kearah yang sehat. Rongga thorax membesar. Pada edusi pleurasebagian akan tampakmeniscus sign (+) tanda khas pada efusi pleura.

KOMPLIKASI1. Efusi pleura dan empiema. Terjadi pada sekitar 45% kasus, terutama pada infeksibakterialakutberupaefusiparapneumonikgramnegativesebesar60%,Staphylococcus aureus 50%. S. pneumonia 40-60%, kuman anaerob 35%.Sedangkan pada Mycoplasmapneumoniae sebesar 20%. Cairannya transudat dansteril. Terkadang pada infeksi bakterial terjadi empiema dengan cairan eksudat.2. Komplikasi sistemik. Dapat terjadi akibat invasi kuman atau bakteriemia berupameningitis. Dapat juga terjadi dehidrasi dan hiponatremia, anemia pada infeksikronik, peningguan ureum dan enzim hati. Kadang-kadang terjadi peninggianfostase alkali dan bilirubin akibat adanya kolestasis intrahepatik.3.Hipoksemiaakibat gangguandifusi.4.Abses Paruterbentuk akibat eksudatdi alveolus parusehingga terjadiinfeksioleh kuman anaerob dan bakteri gram negative.5. Pneumonia kronik yang dapat terjadi bila pneumonia berlangsung lebih dari 4-6minggu akibat kuman anaerob S. aureus, dan kuman Gram (-) sepertiPseudomonas aeruginosa. Bronkiektasis. Biasanya terjadi karena pneunomia pada masa anak-anak tetapidapat juga oleh infeksi berulang di lokasi bronkus distal pada cysticfibrosis atau hipogamaglobulinemia, tuberkulosis, atau pneumonia nekrotikans.

TATALAKSANASebagian besar pneumonia pada anak tidak perlu diraawat inap. Indikasi perawatan terutama berdasarkan berat-ringannya penyakit, misalnya toksis, distres pernapasan, tidak mau makan/minum, atau ada penyakit dasar yang lain, komplikasi, dan terutama mempertimbangkan usia pasien. Neonatus dan bayi kecil dengan kemungkinan klinis pneumonia harus dirawat inap.Dasar tatalaksana pneumonia rawat inap adalah pengobatan kausal dengan antibiotik yang sesuai, serta tindakan suportif. Pengobatan suportif meliputi pemberian cairan intravena, terapi oksigen, koreksi terhadap gangguan keseimbangan asam-basa, elektrolit, dan gula darah. Untuk nyeri dan demam dapat diberikan analgetik/antipiretik. Suplementasi vitamin A tidak terbukti efektif. Penyakit penyerta harus ditanggulangi dengan adekuat, komplikasi yang mungkin terjadi harus dipantau dan diatasi.1. Pneumonia rawat jalanPada pneumonia rawat jalan diberikan antibiotik lini pertama secara oral misalnya amoksisilin atau kotrimoksazol. Dosis amoksisilin yang diberikan adalah 25 mg/KgBB. Dosis kotrimoksazol adalah 4 mg/kgBB TMP 20 mg/kgBB sulfametoksazol). Makrolid, baik eritromisin maupun makrolid baru, dapat digunakan sebagai terapi alternatif beta-laktam untuk pengobatan inisial pneumonia, dengan pertimbangan adanya aktivitas ganda terhadap S. Pneumoniae dan bakteri atipik.1. Pneumonia rawat inapPilihan antibiotika lini pertama dapat menggunakan beta-laktam atau kloramfenikol. Pada pneumonia yang tidak responsif terhadap obat diatas, dapat diberikan antibiotik lain seperti gentamisin, amikasin, atau sefalosporin. Terapi antibiotik diteruskan selama 7-10 hari pada pasien dengan pneumonia tanpa komplikasi .Pada neonatus dan bayi kecil, terapi awal antibiotik intravena harus dimulai sesegera mungkin untuk mencegah terjadinya sepsis atau meningitis. Antibiotik yang direkomendasikan adalah antibiotik spektrum luas seperti kombinasi beta-laktam/klavunalat dengan aminoglikosid, atau sefalosporin generasi ketiga. Bila keadaan sudah stabil, antibiotik dapat diganti dengan antibiotik oral selama 10 hari.Pada balita dan anak yang lebih besar, antibiotik yang direkomendasikan adalah antibiotik beta-laktam dengan/ aatau tanpa klavulanat. Pada kasus yang lebih berat diberikan beta-laktam/klavulanat dikombinasikan dengan makrolid baru intravena, sefalosporin generasi ketiga. Bila pasien sudah tidak demam atau keadaan sudah stabil, antibiotik diganti dengan antibiotik oral dan berobat jalan.

PENCEGAHANUntuk mencegah pneumonia perlu partisipasi aktif dari masyarakat atau keluarga terutama ibu rumah tangga, karena pneumonia sangat dipengaruhi oleh kebersihan di dalam dan di luar rumah. Pencegahan pneumonia bertujuan untuk menghindari terjadinya penyakit pneumonia pada balita. Berikut adalah upaya untuk mencegah terjadinya penyakit pneumonia :1. Perawatan Selama Masa KehamilanUntuk mencegah risiko bayi dengan berta badan lahir rendah, perlu gizi ibu selama kehamilan dengan mengkonsumsi zat-zat bergizi yang cukup bagi kesehatan ibu dan pertumbuhan janin dalam kandungan serta pencegahan terhadap hal-hal yang memungkinkan terkenanya infeksi selama kehamilan.1. Perbaikan Gizi BalitaUntuk mencegah risiko pneumonia pada balita yang disebabkan karena malnutrisi, sebaiknya dilakukan dengan pemberian ASI pada bayi neonatal sampai umur 2 tahun. Karena ASI terjamin kebersihannya, tidak terkontaminasi serta mengandung faktor-faktor antibodi sehingga dapat memberikan perlindungan dan ketahanan terhadap infeksi virus dan bakteri. Oleh karena itu, balita yang mendapat ASI secara ekslusif lebih tahan infeksi dibanding balita yang tidak mendapatkannya.1. Memberikan Imunisasi Lengkap pada AnakUntuk mencegah pneumonia dapat dilakukan dengan pemberian imunisasi yang memadai, yaitu imunisasi anak campak pada anak umur 9 bulan, imunisasi DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus) sebanyak 3 kali yaitu pada umur 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan.1. Memeriksa Anak Sedini Mungkin Apabila BatukBalita yang menderita batuk harus segera diberi pengobatan yang sesuai untuk mencegah terjadinya penyakit batuk pilek biasa menjadi batuk yang disertai dengan napas cepat/sesak napas.1. Mengurangi Polusi didalam dan diluar RumahUntuk mencegah pneumonia disarankan agar kadar debu dan asap diturunkan dengan cara mengganti bahan bakar kayu dan tidak membawa balita ke dapur serta membuat lubang ventilasi yang cukup. Selain itu asap rokok, lingkungan tidak bersih, cuaca panas, cuaca dingin, perubahan cuaca dan dan masuk angin sebagai faktor yang memberi kecenderungan untuk terkena penyakit pneumonia. 1. Menjauhkan balita dari penderita batuk.Balita sangat rentan terserang penyakit terutama penyakit pada saluran pernapasan, karena itu jauhkanlah balita dari orang yang terserang penyakit batuk. Udara napas seperti batuk dan bersin-bersin dapat menularkan pneumonia pada orang lain. Karena bentuk penyakit ini menyebar dengan droplet, infeksi akan menyebar dengan mudah. Perbaikan rumah akan menyebabkan berkurangnya penyakit saluran napas yang berat. Semua anak yang sehat sesekali akan menderita salesma (radang selaput lendir pada hidung), tetapi sebagian besar mereka menjadi pneumonia karena malnutrisi.

BAB IIIKESIMPULAN

`Pneumonia adalah salah satu penyakit akibat infeksi parenkim paru yangdapat menyerang segala usia. Pneumonia paling banyak disebabkan oleh infeksibakteriStreptococcus pneumoniadengan gejalayang munculsepertidemam, batukberdahak, sesak napas, dan terkadang disertai nyeri dada.Pemeriksaan radiologi, dalam hal ini foto thorax konvensional dan CT Scanmenjadi pemeriksaan yang sangat penting pada pneumonia. Gambaran khas padapneumoniaadalahadanyakonsolidasidenganadanyagambaranairbronchogram.Namuntidaksemuapneumoniamemberikangambarankhastersebut.Untuk menentukan etiologi pneumonia tidak dapat hanya semata-mata menggunakan fotothorax, melainkan harus dilihat dari riwayat penyakit, dan juga pemeriksaan laboratorium. Penatalaksanaan medis pada pneumonia adalah pemberian antibiotik yangsesuaidengan kumanpenyebab pneumoniadisampingterapisupportiflainnya. Prognosis pneumonia secara umum baik jika mendapat terapi antibiotik yang adekuat, faktor predisposisi pasien dan ada tidaknya komplikasi yang menyertai.

DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim. 2005. Pelayanan Kesehatan anak di Rumah Sakit.Jakarta. WHO1. Dahlan, Z. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Pulmonologi. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta1. Price SA, Wilson LM. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Edisi 6, Volume 2: Penerbit EGC. Jakarta.1. Rahajoe, NN, Bambang s, Darmawan, BS. 2008. Buku Ajar Respirologi Anak. Jakarta. IDAI.1. Soedarsono. 2004. Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru. Bagian Ilmu Penyakit Paru FK UNAIR. Surabaya1. Behrman RE, Vaughan VC, 1992, Nelson Ilmu Kesehatan Anak, Bagian II, Edisi 12, Penerbit EGC, Jakarta, hal: 617-628.1. Isselbacher, et al, Harrison, 1995, Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 13, Vol. 2, Penerbit EGC, Jakarta, hal. 906-909.