Plan+ +Bank+Rakyat+Indonesia

46
1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan pemakaian teknologi informasi saat ini sudah semakin meningkat di berbagai industri. Hal ini terjadi dengan suatu kesadaran bahwa pemanfaatan informasi yang baik dan benar tidak hanya akan memberikan efisiensi dan meningkatkan produktivitas, tetapi juga akan meningkatkan layanan dan keunggulan bersaing organisasi. Kesadaran pemanfaatan teknologi informasi tersebut dilanjutkan dengan proses implementasi teknologi informasi, baik dari sisi perangkat lunak (software) maupun perangkat keras (hardware) dan infrastruktur. Tentu saja dengan harapan agar teknologi informasi yang dibangun mampu memberikan manfaat sesuai dengan yang diharapkan. Gambar 1.1 Aspek-Aspek Organisasi Untuk bisa menerapkan pengelolaan teknologi informasi yang baik, diperlukan perencanaan strategis pengembangan sistem dan teknologi informasi sehingga pola investasi dan pengembangan sistem yang akan dilakukan berjalan sesuai dengan tahapan-tahapan yang telah ditentukan sebelumnya. Rencana strategis ini dituangkan dalam bentuk dokumen yang disebut IT Master Plan. 1.2. Area Teknologi Informasi Dalam IT Master Plan ini, tinjauan terhadap teknologi informasi dilakukan secara menyeluruh.Tinjauan dilakukan bukan hanya terhadap aspek teknologi informasi semata, melainkan juga aspek-aspek lainnya yang terkait erat dengan teknologi informasi, yaitu aspek organisasi, manajemen risiko, manajemen proyek, investasi, dan aspek support terhadap sistem dan infrastruktur informasi.

Transcript of Plan+ +Bank+Rakyat+Indonesia

Page 1: Plan+ +Bank+Rakyat+Indonesia

1

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Perkembangan pemakaian teknologi

informasi saat ini sudah semakin meningkat

di berbagai industri. Hal ini terjadi dengan

suatu kesadaran bahwa pemanfaatan

informasi yang baik dan benar tidak hanya

akan memberikan efisiensi dan

meningkatkan produktivitas, tetapi juga akan

meningkatkan layanan dan keunggulan

bersaing organisasi.

Kesadaran pemanfaatan teknologi

informasi tersebut dilanjutkan dengan proses

implementasi teknologi informasi, baik dari

sisi perangkat lunak (software) maupun

perangkat keras (hardware) dan

infrastruktur. Tentu saja dengan harapan

agar teknologi informasi yang dibangun

mampu memberikan manfaat sesuai dengan

yang diharapkan.

Gambar 1.1

Aspek-Aspek Organisasi

Untuk bisa menerapkan pengelolaan teknologi informasi yang baik, diperlukan

perencanaan strategis pengembangan sistem dan teknologi informasi sehingga pola

investasi dan pengembangan sistem yang akan dilakukan berjalan sesuai dengan

tahapan-tahapan yang telah ditentukan sebelumnya. Rencana strategis ini dituangkan

dalam bentuk dokumen yang disebut IT Master Plan.

1.2. Area Teknologi Informasi

Dalam IT Master Plan ini, tinjauan terhadap teknologi informasi dilakukan secara

menyeluruh.Tinjauan dilakukan bukan hanya terhadap aspek teknologi informasi

semata, melainkan juga aspek-aspek lainnya yang terkait erat dengan teknologi

informasi, yaitu aspek organisasi, manajemen risiko, manajemen proyek, investasi, dan

aspek support terhadap sistem dan infrastruktur informasi.

Page 2: Plan+ +Bank+Rakyat+Indonesia

2

Gambar 1.2 – Area Teknologi Informasi

Tabel 1.1 - Komponen Teknis & Infrastruktur

End User Appliances Berbagai peralatan yang digunakan oleh pengguna, IT Master Plan PT.Indofarma (Persero) Tbk. seperti : notebook, PC, dan printer.

Data Center Appliances Berbagai peralatan untuk pusat data PT. Indofarma (Persero) Tbk., seperti : server, kelistrikan (UPS), pengamanan terhadap api, aliran udara (AC).

Network Appliances Berbagai peralatan untuk infrastruktur jaringan seperti : router, switch dan modem; hingga ke infrastruktur jaringan yang dimiliki (kabel, fiber optic, wireless device).

Communications Berbagai infrastruktur untuk berkomunikasi internal maupun eksternal yaitu : LAN, koneksi internet, konvergensi dengan teknologi suara (voice over IP).

Office Software Berbagai aplikasi yang dibutuhkan di level individu (pengguna) seperti : office software.

Technology Platform Berbagai platform teknologi yang digunakan sebagai landasan pengembangan solusi (aplikasi bisnis) di kemudian hari, bahasa pemprograman, seperti : database, system operasi, dan bahasa pemrograman

User & Infrastructure Management

Berbagai solusi untuk melakukan manajemen terhadap peralatan yang dimiliki dan telah disebutkan pada butir-butir di atas (bandwith management, firewall, antispam dan antivirus, manajemen server), serta manajemen pengguna (Active Directory).

Page 3: Plan+ +Bank+Rakyat+Indonesia

3

Tabel 1.2 - Komponen Aplikasi

Applications Merupakan aplikasi bisnis yang dikembangkan untuk digunakan dalam suatu proses bisnis dan memiliki kemungkinan untuk kepentingan bersama besar untuk digunakan secara bersama-sama

Tabel 1.3 - Komponen Manajemen

Investments & Project Management

Merupakan suatu set kebijakan dan prosedur dalam melakukan investasi di teknologi informasi dan menjalankan implementasi teknologi informasi agar hasilnya maksimal

Policies & Organization Merupakan suatu upaya dalam bentuk struktur organisasi, kebijakan dan prosedur yang memastikan semua aspek teknologi informasi memiliki suatu landasan.

Support & Operation Merupakan suatu paket kebijakan dan prosedur dalam rangka memastikan semua aspek teknologi informasi dapat berjalan dengan baik

Risk Control Merupakan suatu set kebijakan dan prosedur yang memastikan bahwa semua resiko yang timbul akibat penggunaan dan implementasi teknologi informasi telah dikaji dan senantiasa diamati dalam penggunaannya di level operasional.

1.3. Asumsi Perancangan

Untuk menjaga validitas dan reliabilitas dari perancangan ini, maka diambil beberapa

asumsi perancangan yang dijabarkan sebagai berikut:

Perancangan yang dilakukan selama kurang lebih 30 hari ini mengambil data pada

Bank Rakyat Indonesia Tbk.

Metode pengambilan data yang digunakan adalah workshop, focus group discussion

(FGD), wawancara dan studi dokumentasi.

Analisis investasi yang dilakukan merupakan prediksi biaya yang dibutuhkan untuk

pengembangan Sistem Informasi dan Teknologi Informasi.

Activity plan atau rencana kerja yang dibuat berdasarkan pada kebutuhan Sistem

maupun Teknologi Informasi yang dihasilkan dari perancangan ini.

Page 4: Plan+ +Bank+Rakyat+Indonesia

4

2. PROFIL BANK BRI

2.1 Sejarah Singkat Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah

salah satu bank milik pemerintah yang

terbesar di Indonesia. Pada awalnya

Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan

di Purwokerto, Jawa Tengah oleh

Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan

nama Hulp-en Spaarbank der

Inlandsche Bestuurs Ambtenaren atau

Bank Bantuan dan Simpanan Milik

Kaum Priyayi yang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Dan pada tanggal 16

Desember 1895, dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.

Pada periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah No.

1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah pertama

di Republik Indonesia. Dalam masa perang mempertahankan kemerdekaan pada tahun

1948, kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif

kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi

Bank Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun 1960

dibentuklah Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan dari

BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij (NHM). Kemudian

berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No. 9 tahun 1965, BKTN diintegrasikan ke

dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan

Nelayan.

Setelah berjalan selama satu bulan, keluar Penpres No. 17 tahun 1965 tentang

pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam ketentuan

baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (BKTN) diintegrasikan

dengan nama Bank Negara Indonesia Unit II bidang Rural, sedangkan NHM menjadi

Bank Negara Indonesia Unit II bidang Ekspor Impor (Exim).

Berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun 1967 tentang Undang-Undang

Pokok Perbankan dan Undang-Undang No. 13 tahun 1968 tentang Undang-undang

Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral

dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor dipisahkan masing-

masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor

Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No. 21 tahun 1968 menetapkan

kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai bank umum.

Page 5: Plan+ +Bank+Rakyat+Indonesia

5

Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun

1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi

perseroan terbatas.Sampai sekarang PT. BRI (Persero) yang didirikan sejak tahun

1895 tetap konsisten memfokuskan pada pelayanan kepada masyarakat kecil,

diantaranya dengan memberikan fasilitas kredit kepada golongan pengusaha kecil.

Seiring dengan perkembangan dunia perbankan yang semakin pesat maka

sampai saat ini Bank Rakyat Indonesia mempunyai unit kerja yang berjumlah 4.447

buah, yang terdiri dari 1 Kantor Pusat BRI, 12 Kantor Wilayah, 12 Kantor Inspeksi /SPI,

170 Kantor Cabang (dalam negeri), 145 Kantor Cabang Pembantu, 1 Kantor Cabang

Khusus, 1 New York Agency, 1 Caymand Island Agency, 1 Kantor Perwakilan

Hongkong, 40 Kantor Kas Bayar, 6 Kantor Mobil Bank, 193 P.POINT,3.705 BRI UNIT

dan 357 Pos Pelayanan Desa.

BRI sebagai perusahaan terbuka berkomitmen mematuhi seluruh ketentuan

perundang-undangan yang berlaku dalam kegiatan operasional bank maupun pasar

modal. Hal tersebut telah mendorong BRI untuk selalu mengutamakan prudential

banking dan kepentingan stakeholders.

BRI menerapkan nilai-nilai perusahaan (corporate value) yang menjadi

landasan berpikir, bertindak, serta berperilaku setiap insan BRI sehingga menjadi

budaya kerja perusahaan yang solid dan berkarakter. Nilai-nilai tersebut adalah

Integritas, Profesionalisme, Kepuasan Nasabah, Keteladanan, dan Penghargaan

kepada SDM. Komitmen ini juga diwujudkan dalam bentuk tata kelola perusahaan

sebagai berikut:

Mengintensifkan program budaya sadar risiko dan kepatuhan kepada setiap pekerja

di seluruh unit kerja.

Mengintensifkan peningkatan kualitas pelayanan di seluruh unit kerja.

Menjabarkan dan memonitor setiap kemajuan yang dicapai perusahaan ke dalam

rencana tindakan yang terukur (RKA) dan dapat dipertanggungjawabkan oleh setiap

unit kerja.

2.2 Visi dan Misi Bank Rakyat Indonesia

V I S I

“Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah”

M I S I

Untuk mewujudkan visi tersebut, BRI menetapkan tiga misi yang harus dilaksanakan

yaitu :

Page 6: Plan+ +Bank+Rakyat+Indonesia

6

BRI melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan memprioritaskan

pelayanan kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk menunjang

perekonomian masyarakat.

BRI memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang

tersebar luas dan didukung sumber daya manusia (SDM) yang profesional dengan

melakukan praktek tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance).

BRI memberikan keuntungan dan manfaat seoptimal mungkin kepada berbagai

pihak yang berkepentingan

2.3 Business Focus

Salah satu karakteristik dari Bank Rakyat Indonesia Tbk. yang tetap dan tidak berubah

sejak konsepsi adalah komitmennya untuk memberikan bantuan kepada usaha mikro,

kecil dan menengah (UMKM). Komitmen ini tercermin dalam alokasi kredit untuk sektor-

sektor yang mempengaruhi mata pencaharian penduduk dan jasa keuangan lainnya.

2.4 Struktur Organisasi & Manajemen

Gambar 2.1

Page 7: Plan+ +Bank+Rakyat+Indonesia

7

Dewan Komisaris

PresidenKomisaris : Bunasor Sanim

Wakil Presiden Komisaris : Soedarjono

Komisaris : Agus Suprijanto

Komisaris : Heru Lelono

KomisarisIndependent : Aviliani

Komisaris Independent : Baridjussalam Hadi

Komisaris Independent : Adhyaksa Dault

Dewan Direksi

Presiden Direktur : Sofyan Basir

Director Pelaksana I : Sarwono Sudarto

Director Pelaksana II : Sulaiman Arif Arianto

Director Pelaksana III : A. Toni Soetirto

Director Pelaksana IV : Lenny Sugihat

2.5 Produk Layanan Perbankan

Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga yang konsisten berpijak pada sumber dana murah

telah memberikan keuntungan bagi BRI terutama dalam menjaga kestabilan Net

Interest Margin.

Pengalaman dan sukses pada pembiayaan segmen Usaha Mikro, Kecil, dan

Menengah (UMKM), semakin memantapkan BRI untuk tetap memberikan pelayanan

terbaik pada segmen UMKM dan tetap menjadikan segmen UMKM sebagai fokus bisnis

BRI.

Tabel 2.1 Layanan Jasa Perbankan BRI

Layanan Simpanan Layanan Pinjaman Deposito

Deposito BRI Rupiah

Deposito BRI Valas

Depobri On Call (DOC)

SertiBRI Giro

GiroBRI Rupiah

GiroBRI Valas Tabungan

BritAma

Simpedes

Tabungan Haji

BRI Prioritas

BritAma Dollar

Mikro

Kupedes Ritel

Kredit Agunan Kas

Kredit Express

Kredit Investasi

Kredit Modal Kerja

Kredit Modal Kerja Ekspor

Kredit Modal Kerja Impor

Kredit Modal Kerja Konstruksi

BRI Guna

Kredit Waralaba

Kredit SPBU

Kredit Resi Gudang

Page 8: Plan+ +Bank+Rakyat+Indonesia

8

Kredit Talangan BBM

Kredit Modal Kerja Konstruksi - BO I Menengah

Agribisnis

Bisnis Umum Program

KPEN-RP

KPR & KPRS Bersubsidi

Kredit Ketahanan Pangan dan Energi

KUR BRI

Layanan Jasa Perbankan Jasa Bisnis

Bank Garansi

Kliring

Remittance

SKBDN Jasa Keuangan

Bill Payment

CEPEBRI

Inkaso

Penerimaan Setoran

Transaksi Online

Transfer dan LLG Jasa Lain

Setoran Pajak

Dana Orang Tua Asuh

Western Union

Denda Tilang

Zakat dan Infaq

Layanan Ekspor / Import

Kelembagaan

Cash Management

Salary Crediting

SPP Online

Cash Management BRI E-banking

ATM BRI

SMS Banking BRI

Phone Banking BRI Treasury

Foreign Exchange

Money Market

Fixed Income Securities (FIS)

Derivative dan Structured Treasury Products

Produk Konsumer Produk Jasa Investasi Kartu Kredit Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) Kredit Multi Guna (KMG) Kiosk

Reksadana Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) BRI OBLIGASI NEGARA RITEL (ORI)

Page 9: Plan+ +Bank+Rakyat+Indonesia

9

2.6 Pemetaan Proses Bisnis

Pemetaan proses bisnis ini berguna untuk menganalisis aktivitas spesifik yang ada di

Bank Rakyat Indonesia Tbk. sehingga kelak dapat menciptakan nilai dan keuntungan

yang kompetitif bagi perusahaan. Jika dipetakan ke dalam Porter Value Chain, maka

aktivitas spesifik yang terjadi di Bank Rakyat Indonesia dapat digambarkan seperti

dapat dilihat pada Gambar 2.2 di bawah ini.

Gambar 2.2

Value Chain Porter (Rantai Nilai Porter)

Aktivitas spesifik di Bank Rakyat Indonesia terbagi 2 jenis, yaitu :

Primary activities Supported activities Inbound logistics, aktivitas yg

berhubungan dengan penanganan material sebelum digunakan.

Operations, akivitas yg berhubungan dengan pengolahan input menjadi output.

Outbound logistics, aktivitas yg dilakukan untuk menyampaikan produk ke tangan nasabah.

Marketing & sales, aktivitas yang berhubungan dengan pengarahan konsumen agar tertarik untuk membeli produk.

Service, aktivitas yang mempertahankan atau meningkatkan nilai dari produk.

Procurement, berkaitan dengan proses perolehan input/sumber daya.

Human Resources Management, Pengaturan SDM mulai dari perekrutan, kompensasi, sampai pemberhentian.

Technological Development, pengembangan peralatan, software, hardware, prosedur, didalam transformasi produk dari input menjadi output.

Firm Infrastructure, terdiri dari departemen-departemen atau fungsi-fungsi (akuntansi, keuangan, perencanaan, GM, dsb) yang melayani kebutuhan organisasi dan

Page 10: Plan+ +Bank+Rakyat+Indonesia

10

Dec-08 Dec-09

Kantor Pusat 1 1

Kantor Wilayah 14 17

Kantor Inspeksi 13 14

1 1

Kantor Cabang 376 456

KCP 337 364

Kantor Kas 179 246

BRI Unit 2,987 4,493

Teras BRI - 79

Uker Luar Negeri 2 2

Sendik & Pusdik 7 7

Sentra Layanan Prioritas 1 5

Sentra Kredit Konsumer 42

Total Unit Kerja 3,918 5,727

mengikat bagian-bagiannya menjadi sebuah kesatuan.

Value Chain Porter (Rantai Nilai Porter)

a. Primary Activities

1) Inbound logistic

Pengelolaan likuiditas yang sehat, dengan jumlah kas atau setara kas yaitu

sebesar 22,66%. Tercatat pada tahun 2009 laba bersih Bank BRI adalah

sebesar Rp 7,31 Triliun, dibandingkan dengan perolehan laba pada periode

yang sama tahun 2008 yang sebesar Rp 5,96 Triliun yang terdiri dari kas,

giro pada bank lain dan BI, efek-efek, portfolio Sertifikat Bank Indonesia, dan

obligasi.

Program Anti Pencucian Uang dan Kenali Nasabah Anda (penanganan

uang yang masuk).

2) Operations

Pemeliharaan rekening skala besar maupun kecil, kliring, setoran, tarikan

transfer, dls.

Compliance Group, yang mengawasi jalannya operasi agar sesuai dengan

peraturan dari Bank Indonesia.

Pemantauan kredit

Program Anti Pencucian Uang dan mengenali nasabah.

Audit Control Management

3) Outbound logistics

Layanan Bank BRI untuk seluruh

masyarakat Indonesia juga semakin

mengakar dengan adanya jaringan

ATM BRI sebanyak 3.778 unit,

6.398 Electronic Data Capture

(EDC), 20 Cash Deposit Machine,

dan 60 Kiosk BRI.

BRI Memiliki 3918 Total Unit Kerja

dan pada tahun 2010 akan

menambah 15 Kantor Cabang, 100

Kantor Unit BRI, 25 Kantor Cabang

Pembantu, 50 Kantor Kas, dan 300

kantor Teras BRI1

1www.kadin-indonesia.or.id/id/doc/3.%20BRI.ppt

Page 11: Plan+ +Bank+Rakyat+Indonesia

11

Electronic Channel BRI juga semakin bertambah dengan adanya layanan

phone banking, sms banking dan internet banking bagi seluruh nasabah

Bank BRI.

Jalur distribusi pelayanan yang seimbang antara jaringan kantor cabang

konvensional.

4) Marketing & sales

Tersedianya teller dan information center yang cukup untuk menyampaikan

informasi bagi calon konsumen atau konsumen.

Strategi periklanan yang gencar di televisi dan promosi berupa

penyelenggaraan undian-undian tabungan berhadiah. Selain itu, adanya

Corporate Social Responsibility yang memberikan beasiswa dan bantuan

tenaga pengajar di bidang perbankan di beberapa universitas besar,

pendirian Yayasan Baitul Maal BRI. Meskipun tidak bersifat komersil namun

dapat menambah nilai BRI dimata masyarakat.

Lengkapnya fasilitas dan layanan bank ditambah dengan paket-paket

tabungan yang menarik, serta dimbangi dengan perkembangan teknologi,

merupakan suatu nilai plus tersendiri bagi Bank Rakyat Indonesia Tbk.

Penawaran suku bunga tabungan yang tinggi.

Penataan lokasi kantor cabang dan ATM yang strategis dan nyaman, agar

dapat berfungsi lebih efektif sebagai penyedia produk dan layanan prima

perbankan kepada nasabah.

Produk-produk kredit customer yang inovatif dan kompetitif.

5) Service

Layanan setoran, tarikan, kliring, transfer

Kartu kredit : BRI VISA and MasterCard Credit Card, BRI Golf Card and BRI

Lady Card.

Perbankan elektronik : BRI ATM, BRI Visa Electron Debit Card, BRI Visa

Electron Distribution Card, e-BRILink, BRINetB@nk, Electronic Draft

Captured (EDC).

Layanan transaksi perbankan : Call Centre 14042, pengiriman uang, Mass

Fund Transfer System (MFTS), Inkaso, Bank Drafts, Banc assurance.

Produk Treasury : Transaksi Valuta Asing, Transaksi Spot, Transaksi

Forward.

Fasilitas kredit : BRI Home Loan, BRI Car/Motor Loan, Kredit Modal Kerja,

Kredit Investasi, Kredit Ekspor, Trust Receipt (T/R).

Bank Garansi : Payment Bond, Tender Bond, Advance Payment Bond,

Performance Bond, Bank Garansi Bapeksta, Bank Garansi Bea Cukai.

Page 12: Plan+ +Bank+Rakyat+Indonesia

12

Fasilitas Ekspor Impor : Letter of Credit (L/C), Negosiasi Wesel Ekspor,

Diskonto Wesel Ekspor, Document against Acceptance Financing (D/A),

Forfeiting, Documentary Collections, Warehouse Receipt Financing, SLBC

(Stand by Letter of Credit).

Layanan lainnya : BRI Travel Center, Safe Deposit Box, Pick up and

Delivery Service, layanan setoran online 24 jam, Call Center.

b. Supporting Activities

1) Procurement

Struktur pendanaan, 75% berasal dari pihak ketiga berupa rekening

tabungan atau giro.

Dari bunga pemberian kredit dan bunga-bunga lainnya, Obligasi Pemerintah

Republik Indonesia, provisi dan komisi lainnya, dan transaksi mata uang

asing.

Laba dari penjualan surat-surat berharga.

Saham-saham yang diterbitkan sebagai salah satu media perolehan

modal/kas. Saham-saham ini diperdagangkan di BEJ dan BES.

Perputaran dari hasil transaksi bulanan yang rata-rata Rp. 530 trilyun.

2) Human Resources Management

Adanya Unit Training Human Resources, yang bertanggung jawab atas

pengembangan dan pelaksanaan program-program pengembangan SDM,

diantaranya : Management Development, Information Technology

Development

Dealer Development, Human Resources Development. (Total SDM sejumlah

65,094 yang terdiri dari Pegawai tetap 36,940 orang dan pegawai kontrak

28,154 orang pada tahun 2009).

3) Technological Development

Teknologi perbankan yang canggih, memungkinkan layanan pembayaran

elektronik dengan volume transaksi lebih dari Rp. 30 trilyun/bulan.

Internet Banking, Mobile Banking, Phone Banking, Call Center.

Migrasi teknologi kartu kredit agar sesuai dengan standar baru Euro Master

Visa (EMV), sehingga keamanan dan fleksibilitas kartu kredit akan

bertambah.

Peningkatan fitur layanan bernilai tambah di ATM.

Page 13: Plan+ +Bank+Rakyat+Indonesia

13

4) Firm Infrastructure

Management Information System, Accounting, Operations, Financial,

Human Resources Department.

Layanan perbankan elektronik

2.7 Analisis SWOT

Berdasarkan hasil penelitian Melalui analisa SWOT (SWOT adalah singkatan dari

Strengths (kekuatan) dan Weaknesses (kelemahan) interen perusahaan, serta

Opportunities (peluang) dan Threaths (ancaman) dalam lingkungan yang dihadapi

perusahaan). Analisis SWOT merupakan cara sistematis untuk mengidentifikasi faktor-

faktor dan strategi yang menggambarkan kecocokan paling baik diantaranya dapat

dilihat situasi dan kondisi yang dihadapi oleh Bank Rakyat Indonesia pada masa

sekarang.

Strenghths/kekuatan

Adalah suatu keunggulan sumber daya, keterampilan atau kemampuan lainnya

yang relatif terhadap pesaing dan kebutuhan dari pasar yang dilayani atau

hendak dilayani oleh perusahaan.

• Sebagai bank milik pemerintah, yang berperan dalam mewujudkan visi

pemerintah dalam membangun ekonomi kerakyatan.

• Status badan hukum berupa persero (PT) berdasarkan undang-undang

perbankan, dengan fokus bisnis pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

(UMKM), BRI telah menginspirasi berbagai pihak untuk lebih

mendayagunakan sektor UMKM sebagai tulang punggung perekonomian

Indonesia.

• Adanya komitmen yang kuat dari Komisaris dan Direksi untuk menerapkan

Good Corporate Governance (GCG) pada setiap kegiatan usaha BRI dengan

membangun pemahaman, kepedulian dan komitmen semua organ

perusahaan dan seluruh jajarannya.

• BRI go public dan pemerintah melepas 30% kepemilikan sahamnya kepada

publik. Dengan komposisi saham publik yang mencapai 43%, saham BRI aktif

diperdagangkan di pasar modal. Kini, BRI semakin kokoh berdiri di tengah-

tengah perekonomian Indonesia dari desa sampai ke kota.

• Nama yang sudah sangat dikenal (strong brand recoqnition)

• Hubungan baik dengan lembaga keuangan internasioanal dan otoritas

moneter

• Total investasi teknologi informasi BRI sebesar US$ 100 juta per tahun

• Divisi R & D yang selalu inovatif

Page 14: Plan+ +Bank+Rakyat+Indonesia

14

Weaknesses/kelemahan

Adalah keterbatasan/kekurangan dalam sumber daya, keterampilan dan

kemampuan yang secara serius menghalangi kinerja efektif suatu perusahaan.

• Koordinasi yang belum berjalan dengan baik dari kantor pusat hingga unit

terkecil

• Dukungan yang belum memadai dikarenakan alur birokrasi yang panjang.

• Tingkat keterampilan karyawan rata-rata rendah

• Jumlah karyawan terlalu besar

• Minimnya biaya promosi

• Belum terpenuhinya Tingkat Kesehatan Bank yang diperlukan untuk

memperluas jaringan.

• Tidak adanya kesamaan Standard baku mengenai Infrastruktur di tiap-tiap

unit

• Kwalitas pelayanan kepada nasabah masih rendah.

• Lemahnya fungsi control mengenai pengadaan barang TI di tubuh BRI

• Kurangnya kesadaran peremajaan peralatan IT.

• Belum melibatkan Business Intelligence dalam proses bisnisnya.

Opportinities/peluang

Adalah merupakan situasi utama yang menguntungkan dalam lingkungan

perusahaan.

• Keluarnya kebijakan Pemerintah untuk menyalurkan kredit kecil mikro

• Masyarakat mulai “bank minded”

• Tingkat pertumbuhan ekonomi yang mulai meningkat

• Keluarnya deregulasi di bidang investasi

• Jaminan kemanan dalam hal perbankan oleh pemerintah.

• BRI memiliki lebih dan 5.000 kantor yang berada di seluruh, baik di kota-kota

besar maupunkota kecil, bahkan di daerah pedesaan

Threaths/ancaman

Adalah merupakan situasi utama yang tidak menguntungkan dalam lingkungan

perusahaan.

• Serangan Pasif dan pasif terhadap jaringan komunikasi dan data.

• Adanya deregulasi perbankan sehingga mempermudah syarat pendirian bank

yang dapat menjadi competitor.

Page 15: Plan+ +Bank+Rakyat+Indonesia

15

• Bank non pemerintah yang terus mengembangkan pengelolaan produk dan

atau aktivitas baru, yang ditunjang dengan penerapan IT yang memadai yang

berorientasi pada kepentingan nasabah.

• Bank Pembangunan Daerah yang terus berkembang sejalan dengan otonomi

daerah yang memberikan kemudahan-kemudahan bagi usaha mikro dengan

suku bunga yang relative rendah.

• Ancaman likuiditas yang masih cukup tinggi

• Krisis ekonomi global

• Tingkat kepuasan pelayanan kepada nasabah yang masih rendah

• Peluncuran produk yang sama dari competitor

• Iklan dan promosi besar-besaran dari para pesaing

• Berkembangnya Pasar Modal

Tabel 2.3 – Analisa SWOT Bank Rakyat Indonesia

Page 16: Plan+ +Bank+Rakyat+Indonesia

16

Dari analisa SWOT yang menggambarkan situasi dan kondisi yang di hadapi

oleh BRI, maka strategi yang telah dijalankan oleh perusahaan adalah ;

a. Ekspansi pinjaman dengan focus pada pembiayaan UMKM dengan perbaikan

features produk dan kemudahan akses layanan kredit.

b. Ekspansi kredit usaha skala besar diutamakan untuk BUMN dan sektor

swasta dibidang agribisnis, infrastruktur serta sektor usaha lain yang produktif.

c. Peningkatan kualitas layanan didukung oleh Sumber Daya Manusia yang

profesional, teknologi informasi yang handal dan jaringan kerja yang luas.

d. Peningkatan kompetensi karyawan, melalui training, seminar, workshop

sesuai dengan keperluan masing-masing bagian.

e. Pengembangan fitur-fitur baru di bisnis mikro, ritel, consumer banking,

treasury, dan internasional untuk memenuhi kebutuhan para nasabahnya

antara lain meliputi penambahan fitur ATM, kartu kredit, trade finance serta

cash management.

f. Peningkatan kegiatan komunikasi pemasaran untuk meningkatkan product

awareness dan membentuk Corporate Image di mata masyarakat.

Page 17: Plan+ +Bank+Rakyat+Indonesia

17

3. ANALISA IMPLEMENTASI SISTEM & TEKNOLOGI INFORMASI 3.1 Lapisan Sistem Informasi

3.1.1 Inventarisasi Aplikasi Yang Ada

Beberapa sistem informasi yang digunakan Bank Rakyat Indonesia (BRI)

antara lain :

a. Core Banking System (CBS).

Aplikasi real time online yang menghubungkan kantor pusat dengan unit BRI

yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia.

b. Electronik Banking

Untuk melayani nasabah 24 jam sehari dan 7 hari seminggu, BRI secara terus

menerus melakukan penyempurnaan dan pengembangan fitur-fitur layanan

electronic banking.

c. Enterprise Data Model

Enterprise Data Model, penyediaan monitoring tools, dan pengembangan

query builder untuk mendukung pengembangan operasional bank secara

lengkap dan terpadu.

d. Business Continuity Plan dan Disaster Recovery Plan

Untuk menjaga kepercayaan nasabah dan untuk meminimalisi resiko

operasional dari gagalnya sistem aplikasi dan infrastruktur teknologi informasi,

Bank BRI telah menyiapkan BusinessContinuity Plan dan Disaster Recovery

Plan yang merupakan bagian dari Business Continuity Management

Perusahaan.

e. Avaibility Jaringan Komuniksi

BRI harus menjaga dan memelihara availability jaringan komunikasi yang ada.

Availability ini dilakukan derigan monitoring secara terus menerus melalui

Enterprise Monitoring System serta redundancy dan diverifikasi media

komunikasi dengan menggunakan satelit, terrestrial, dan wireless.

f. Security System

BRI secara rutin melakukan evaluasi dan audit terhadap keamanan

infrastruktur teknologi.

3.1.2 Analisa Imlementasi Sistem Informasi

Pada application portfolio matrix dibawah ini bias diperhatikan peran dari masing-

masing aplikasi SI pada Bank Rakyat Indonesia (BRI) :

Page 18: Plan+ +Bank+Rakyat+Indonesia

18

Gambar 3.1 - IS Portfolio Matrix

CORE BANKING SYSTEM(CBS)

Selama tahun 2007 telah dilakukan penambahan unit kerja online yaitu dengan

mengimplementasi aplikasi Core Banking System yang disebut aplikasi BRINETS

pada 720 BRI Unit. Dengan implementasi ini jumlah BRI Unit yang terhubung

secara real time online pada tahun 2007 bertambah sebanyak 720 lokasi menjadi

1.690 lokasi, tersebar di tiga wilayah waktu.

ELECTRONIK BANKING.

Untuk melayani nasabah 24 jam sehari dan 7 hari seminggu, BRI secara terus

menerus melakukan penyempurnaan dan pengembangan fitur-fitur layanan

electronic banking. Melalui media elektronik memungkinkan nasabah untuk

memperoleh informasi, melakukan komunikasi dan melakukan transaksi

perbankan melalui ATM, phone banking, electronic fund transfer, dan mobile

phone. Dengan menggunakan BRI Card, nasabah dapat melakukan transaksi

tunai dan non tunai di lebih dari 1.262 ATM BRI, lebih dan 28.226 ATM Bersama,

ATM Prima dan ATM Link, ratusan ribu ATM berlogo Cirrus dan Bankcard -

Jaringan Kerjasama ATM Malaysia - MEPS, layanan perbankan meialui SMS

Banking, M-ATM Bersama dan Call BRI. Fitur-fitur ATM juga ditambahkan,

seperti pembayaran Kartu kredit, KTA/Personal Loan, tagihan PLN, tagihan

Telkom, cicilan kendaraan bermotor, tagihan seluler, Universitas terbuka,

ticketing, dan registrasi e-banking.

ENTERPRISE DATA MODEL

Pengembangan Sistem Informasi Manajemen dilaksanakan dengan

penyempurnaan tingkat akurasi dan timeliness data serta mengintegrasikan

informasi dan data sesuai dengan kebutuhan bisnis meialui pengembangan

Enterprise Data Model, penyediaan monitoring tools, dan pengembangan query

STRATEGIC a. Electronik Banking

b. Enterprise Data Model.

c. Business Continuity Plan dan

Disaster Recovery Plan.

d. AvaibilityJaringanKomuniksi.

e. Security System

SUPPORTING a. Company Website

b. E-mail

HIGH POTENTIAL

KEY OPERATIONAL

Core Banking System(CBS)

Page 19: Plan+ +Bank+Rakyat+Indonesia

19

builder untuk mendukung pengembangan operasional bank secara lengkap dan

terpadu, memberikan kemudahan kepada bisnis dalam membuat laporan-laporan

sesuai kebutuhan internal dan eksternal.

BUSINESS CONTINUITY PLAN DAN DISASTER RECOVERY PLAN

Untuk menjaga kepercayaan nasabah dan untuk memitigasi risiko operasional

dari gagalnya sistem aplikasi dan infrastruktur teknologi informasi, Bank BRI telah

menyiapkan Business Continuity Plan dan Disaster Recovery Plan yang

merupakan bagian dari Business Continuity Management Perusahaan. Secara

periodik dilaksanakan uji coba pada sistem aplikasi dan infrastruktur yang kritikal,

dengan tujuan agar kegiatan usaha BRI dapat tetap berjalan saat terjadi

gangguan pada sarana teknologi informasi yang dipergunakan.

Selam itu, BRI juga menyiapkan Disaster Recovery Center (DRC) pada lokasi

yang berbeda dengan Data Center sebagai fasilitas pengganti jika Data Center

mengalami gangguan atau tidak dapat berfungsi, seperti tidak adanya aliran

listrik ke ruang komputer, kebakaran, ledakan atau kerusakan pada komputer.

AVAIBILITY JARINGAN KOMUNIKSI

Sebagai bank dengan jaringan kerja dan operasional yang terbesar di Indonesia

serta adanya pertumbuhan dan pertambahan yang agresif dari unit kerja yang

real time on-line, BRI harus menjaga dan memelihara availability jaringan

komunikasi yang ada. Availability ini dilakukan derigan monitoring secara terus

menerus melalui Enterprise Monitoring System serta redundancy dan diversifikasi

media komunikasi dengan menggunakan satelit, terrestrial, dan wireless.

SECURITY SYSTEM

BRI secara rutin melakukan evaluasi dan audit terhadap keamanan infrastruktur

teknologi. Evaluasi dan audit ini dilakukan untuk mengurangi resiko kelemahan

dan kerawanan terhadap keamanan infrastruktur teknologi informasi. Kelemahan

pada sistem (vulnerability) diidentifikasi, kemudian dibuat langkah perbaikan yang

tepat berdasarkan Standard dan Prosedur Vulnerability Management. Selain itu,

BRI mulai melakukan inisiasi untuk sertifikasi Operational IT Security, yang

comply terhadap standansasi (ISO 27001:2005) yang telah diakui secara

internasional.

Page 20: Plan+ +Bank+Rakyat+Indonesia

20

MISSIONCRITICAL SUCCESS

FACTOR

G O A L S

3.1.3 Analisis SWOT Sistem Informasi di Bank Rakyat Indonesia Tbk

3.1.4 BRI Goals Schema

Sebelum menentukan system informasi apa yang dibutuhkan oleh Bank Rakyat

Indonesia (BRI), maka perlu dilakukan analisa terlebih dahulu untuk memetakan

strategi bisnis BRI terhadap system informasi yang dibutuhkan. Teknik analisa

yang digunakan adalah dengan menggunakan metode “Balance Scorecard”.

Bank Rakyat Indonesia Tbk. adalah

sebuah organisasi bisnis yang

berorientasi profit, bersifat kompetitif

untuk merebut market share dan

memiliki tujuan yang unik dalam

meningkatkan customer satisfaction.

Untuk itulah Bank Rakyat Indonesia

Tbk. menerjemahkan misinya ke

dalam strategi serta target yang ingin

dicapai.

Gambar 3.1 – BRI Goals Schema

Page 21: Plan+ +Bank+Rakyat+Indonesia

21

Adapun Target Goal yang ingin dicapai Bank Rakyat Indonesia pada tahun buku

selanjutnya adalah :

Memperkuat Dana Pihak Ketiga

Mendominasi dana murah berbasis penabung ritel individu

Peningkatan perolehan retensi dana TSA sebesar Rp. 120 Triliun

Monitoring terhadap cash flow debitur secara lebih intensif

Mengantisipasi bila terjadi penurunan kinerja usaha debitur

Melakukan ekspansi kredit dengan memprioritaskan UMKM dan

perusahaan berorientasi ekspor secara selektif.

Standarisasi dan perbaikan kualitas layanan melalui peningkatan aspek

physical, people dan process.

Pengembangan jaringan kerja, untuk memperluas akses pasar

3.1.5 Balance Score Card

Balance Score Card merupakan sistem manajemen strategis yang

menterjemahkan visi dan strategi suatu organisasi ke dalam tujuan dan ukuran

operasional secara berimbang baik itu secara financial maupun non financial,

Tujuan dan ukuran operasional tersebut kemudian dinyatakan dalam 4 perspektif

yaitu perspektif Financial, Customer, Internal Business Process, serta

Learning &Growth.

Gambar 3.2 - Balance Score Card Schema

Page 22: Plan+ +Bank+Rakyat+Indonesia

22

a. Balance Score Card Preparation

Sebelum menentukan sistem informasi apa yang dibutuhkan oleh Bank

Rakyat Indonesia Tbk maka diperlukan persiapan terlebih dahulu.

Gambar 3.3 - Balance Score Card Phase

1. Strategic Focus

Mencari & menetapkan

strategi

2. Assessment

Melihat hasil penilaian

audit, membuat &

menerapkan ukuran baru

serta menganalisa dan

membuat laporan

3. Change Planning &

Implentation

Menerapkan rencana

perbaikan

4. Continuous Improvement

Membuat jalur, melanjutkan

sistem yang sudah ada,

menguji kembali alur

sistem.

Ke-empat phase tersebut untuk mendapatkan hasil yang berkelanjutan.

b. Sistem dan Teknologi Informasi Perspektif

Misi dan Strategi penerapan SI/IT diliihat dari sudut pandang :

Finance, yaitu untuk :

Mengurangi Resiko Kerugian;

Memperkecil & Mengefisiensikan penggunaan biaya;

Memberikan kontribusi yang optimal bagi stakeholder;

Meningkatkan profitabilitas, laba operasi, Return on Assets, Return On

equity, etc.

Page 23: Plan+ +Bank+Rakyat+Indonesia

23

Internal Business Process, yaitu untuk :

Menjadi Bank terkemuka yang ditunjang dengan penggunaan TI/SI yang

memadai;

Persiapan Layanan Global Network Banking;

Mempercepat respond time danMeningkatkan Keakuratan kinerja TI/SI;

Meningkatkan keamanan informasi TI/SI;

Membangun tata kelola perusahaan yang baik;

Memangkas waktu transaksi;

Mengurangi antrian.

Learning & Growth, yaitu untuk :

Meningkatkan kompetensi karyawan;

Meningkatkan motivasi & produktifitas kerja;

Meningkatkan kwalitas layanan;

Peningkatan kapabilitas SI/TI;

Customer, yaitu untuk :

Memberikanpelayanan yang memuaskan kepada pelanggan;

Meningkatkan kemudahan & kenyaman bertransaksi;

Meningkatkan tingkat kepercayaan nasabah;

3.1.6 BRI Key Performance Indicator

Key Performance Indicator adalah ukuran kinerja

keberhasilan bisnis, KPI dapat beragam tetapi

biasanya mewakili nilai, tren, atau tujuan. KPI

menyajikan informasi untuk eksekutif atau manajer

dari perusahaan sebagai target organisasi secara

terpadu secara cepat dan akurat.

Bank Rakyat Indonesia Tbk mentargetkan untuk menarik dana tabungan

sebesar Rp 5 triliun dengan nasabah baru berjumlah 1 juta hingga Juni 2012.

Untuk menambah jumlah nasabah, BRI akan membuka cabang dan

pelayanan di beberapa kota sebanyak 1000 kantor hingga akhir tahun ini,

dari 5000 yang sudah ada menjadi 6000.

Hingga Juni 2009, total aset BRI mencapai Rp 267 triliun, atau meningkat 23

persen dari tahun sebelumnya. Total kredit juga mengalami peningkatan 35%

dibanding tahun sebelumnya menjadi Rp 184 triliun. DPK naik 23% dibanding

Page 24: Plan+ +Bank+Rakyat+Indonesia

24

periode yang sama tahun sebelumnya menjadi Rp 216 triliun. Sedangkan

CAR berada di posisi 14,69% dengan LDR sebesar 85%

Tabungan Britama memberikan kontribusi sebanyak 40% hingga 50%

terhadap total Dana Pihak Ketiga (DPK) keseluruhan BRI.

Tingkat kinerja BRI pada seluruh atributnya masih dibawah garis efficient

service. Oleh karena itu kinerja perlu ditingkatkan agar mencapai tingkat

harapan yang dinginkan nasabah atau paling tidak sampai pada garis efficient

service. Secara total indeks kepuasan nasabah BRI adalah 58,67 persen.

3.1.7 Proposed Information System with Balance Score Card Tabular

3.1.8 Critical Success Factor Applying Information System/Information

Technology

Hardware & Software Selection

Hardware & software dipilih dengan seksama disesuaikan dengan tingkat

kebutuhan dan sumber daya perusahaan yang ada agar tidak terjadi over

investment dalam pembelian perangkat, over budgeting dalam perawatan,

menekan resiko kesalahan untuk meningkatkan nilai manfaat dari sistem yang

akan diterapkan.

System Performance Management

Kestabilan dan ketangguhan system harus tetap dijaga dengan didukung

manajemen perusahaan dengan komitmen yang kuat dalam menerima

perubahan dan perbaikan system demi mendapatkan data informasi yang

akurat, daya tahan system terhadap kecepatan perkembangan IT, dan

termonitor konsistensinya.

Page 25: Plan+ +Bank+Rakyat+Indonesia

25

Human Resources Skill Assessment

Penilaian keberhasilan dari suatu sistem adalah dengan adanya peningkatan

kinerja sumber daya manusia, namun keberhasilan peningkatan kinerja harus

dibarengi dengan peningkatan standar kemampuan dan keahlian si pengguna

dalam beradaptasi dengan sistem.

Defined Solutions

Sistem Informasi / Teknologi Informasi dibangun guna menawarkan solusi dari

permasalahan dengan melihat business core perusahaan dalam meraih

peluang atau kesempatan atau untuk meningkatkan nilai tambah.

Demand

Sistem Informasi / Teknologi Informasi diharapkan dapat meningkatkan

keterkaitan kebutuhan antara perusahaan, mitra kerja dan masyarakat

sehingga SI / TI menjadi kebutuhan pokok dalam core business perusahaan.

Qualifying

Kualifikasi Sistem Informasi / Teknologi Informasi harus dipertegas

peruntukannya agar dapat digunakan dengan baik dan dipahami dengan

mudah, siapa yang bertanggungjawab, seimbang dengan nilai investasi atau

resiko yang akan timbul di lain waktu.

Clarity

Pembangunan Sistem Informasi / Teknologi Informasi harus transparan

sesuai dengan prospek kebutuhan perusahaan dan tingkat keberhasilan

dalam penerapannya agar mudah mengukur dan mengevaluasi

penggunaannya setiap periode waktu.

Existing Expansion

Pengembangan Sistem Informasi / Teknologi Informasi yang sedang berjalan

dengan baik dapat dengan mudah diadaptasi oleh pengguna sehingga

mempercepat waktu implementasi dan pengawasan.

Page 26: Plan+ +Bank+Rakyat+Indonesia

26

3.1.9 Proposed Application Portfolio Matrix IS

Gambar 3.4 - Application Portfolio Matrix IS

Proposed Application Descriptions

Business Intelligence

BRI Business intelligence System dikategorikan sebagai aplikasi untuk

mengumpulkan, menyimpan, menganalisis dan menyediakan akses ke data guna

membantu pengguna mengambil keputusan bisnis secara lebih baik. Aplikasi ini

mencakup aktivitas sistem pendukung keputusan, query, reporting, online

analytical processing (OLAP), statistical analysis, forecasting, dan data mining.

Singkat kata, Business intelligence dibutuhkan untuk mengubah data mentah

menjadi informasi pendukung pengambilan-keputusan perusahaan dan proses

bisnis.

Anatomy of a Business Intelligence System

Solusi Business Intelligence System yang kompleks dan biasanya mencakup

beberapa komponen yang berjalan pada sistem yang berbeda (Gambar 3.5).

Sistem ini berisi informasi yang berharga bagi organisasi

Page 27: Plan+ +Bank+Rakyat+Indonesia

27

Gambar 3.5 -Anatomy of a Business Intelligence System

Adapun kegunaan Business Intelligence System di Bank Rakyat Indonesia

adalah :

Menjadi Bank terkemuka yang ditunjang dengan penggunaan SI/TI di

Indonesia

Mengumpulkan, menyimpan, menganalisis dan menyediakan Informasi

pengambil keputusan bagi pihak manajemen dalam proses bisnis

Forecasting

Critical Success Factors of BRI Business Intelligence System

Implementation

Bisnis berbasis metodologi dan manajemen proyek

Visi yang jelas dan perencanaan

Komitmen dukungan manajemen & sponsor

Pengelolaan data dan kualitas

Pemetaan solusi untuk kebutuhan pengguna

Kinerja pertimbangan dari sistem BI

Kerangka kerja yang kuat dan dapat diupgrade

Page 28: Plan+ +Bank+Rakyat+Indonesia

28

Customer Relationship Management (CRM)

Customer Relationship Management merupakan strategi dan usaha untuk

menjalin hubungan dengan pelanggan dan memberikan pelayanan yang

memuaskan bagi pelanggan. CRM mengintegrasikan strategi penjualan,

pemasaran, dan pelayanan yang terkoordinasi.CRM menyimpan informasi

pelanggan dan merekam seluruh kontak yang terjadi antara pelanggan dan

perusahaan, serta membuat profil pelanggan untuk staf perusahaan yang

memerlukan informasi tentang pelanggan tersebut.

Tujuan CRM yaitu :

Menggunakan hubungan dengan nasabah untuk meningkatkan keuntungan

Menggunakan informasi untuk memberikan pelayanan yang memuaskan.

Mendukung proses sosialisai produk berulang kepada nasabah.

Meningkatkan standar & prosedur pelayanan kepada nasabah

Peran CRM dapat bertindak sebagai “front office” perusahaan. Aplikasi CRM ini

berperan dalam interaksi dengan pelanggan. CRM Operasional mencakup

proses otomatisasi yang terintegrasi dari keseluruhan proses bisnis, seperti

otomatisasi pemasaran, penjualan, dan pelayanan. CRM diimplementasikan

dalam bentuk aplikasi web. Melalui web, suatu perusahaan dapat memberikan

pelayanan kepada pelanggan. Peran CRM yang lainnya bertindak sebagai “back

office” perusahaan. Aplikasi CRM ini berperan dalam memahami kebutuhan

pelanggan. CRM melaksanakan analisis pelanggan dan pasar, seperti analisis

trend pasar dan analisis perilaku pelanggan.

CRM sebenarnya merupakan upaya peningkatan kualitas dan kuantitas interaksi

yang berkesinambungan, baik dengan pelanggan baru maupun lama. Untuk

beberapa hal, sama dengan mencari cara untuk memperoleh pelanggan baru

melalui pemasaran, penjualan bertarget dan yang lebih pintar. Bagi yang lain,

fokus pada segmentasi pelanggan, yakni memberikan layanan jasa dan produk

yang lebih fokus. Sementara yang lainnya memandang CRM sebagai suatu cara

untuk meningkatkan interaksi layanan pelanggan, baik melalui hubungan muka

temu muka, call centre maupun web dan kanal nirkabel ( wireless channels ).

Tiga unsur kunci keberhasilan BRI Customer Relationship Management (CRM)

System

Seluruh staff dan karyawan harus menyadari dan mendukung penerapan

CRM System.

Page 29: Plan+ +Bank+Rakyat+Indonesia

29

Proses, harus pula disesuaikan dengan inisiatif CRM, khususnya dari sisi

bagaimana meningkatkan proses agar dapat memberi pelayanan yang lebih

baik kepada pelanggan.

Teknologi. Perusahaan juga harus memilih teknologi mana yang tepat untuk

mendukung peningkatan proses bisnis, menyediakan data terbaik bagi

karyawan, dan memudahkan penggunaannya

Solusi CRM bukanlah solusi teknologi, melainkan solusi strategis guna mencapai

sasaran bisnis yang diinginkan. Bagaimana CRM mendorong peningkatan proses

bisnis, baik itu terkait dengan pelayanan pelanggan, peningkatan efisiensi,

peluang cross-selling dan up-selling , penyelarasan proses penjualan dengan

pemasaran, peningkatan customer profiling and targeting , pengurangan biaya

dan peningkatkan jumlah pelanggan, serta keuntungan perusahaan secara

keseluruhan.

Gambar 3.6

Business Service Hub Architecture

Berikut adalah fungsionalitas yang dibutuhkan dari CRM untuk menunjang

kebutuhan di Bank Rakyat Indonesia :

Account & Contact Management

Bagian Pemasaran dapat menyimpan, monitor dan menelusuri semua

informasi penting tentang consumer dan prospek termasuk profil, kontak,

Page 30: Plan+ +Bank+Rakyat+Indonesia

30

status, dokumen terkait dengan bagian pemasaran, aktifitas dan

kesempatan pada setiap daftar. Selain itu, semua informasi dapat dibagi

kepada pengguna yang sudah diberikan aksesnya untuk waktu yang bisa

ditentukan dari departemen lain untuk memaksimalkan layanan konsumen

lainnya. Modul ini dapat digunakan untuk menelusuri data penggunaan

produk dan menganalisa promosi produk yang akan datang.

Opportunity Management

Pihak Manajemen dapat mengelola jalur penggunaan produk oleh pengguna

dan promosi produk dengan menelusuri dan mendeteksi prospek menjadi

peluang. Daftar peluang detailnya antara lain yang terkait dengan daftar

prospek, kontak, jenis produk yang diminta, dan anggaran.

Activity Management

Dengan fungsi ini pengguna dapat menambah dan menelusuri semua

aktifitas penggunaan produk dan interaksinya terkait dengan konsumernya

dan prospek termasuk janji, kontak, kontak person, email, percakapan

telepon dan dokumen.

Document Management & Letter Templates

Disini, pengguna dapat menyimpan semua dokumen dengan folder yang

disediakan satu lokasi. Pengguna yang memiliki otorisasi dengan mudah

mengakses dokumen penting seperti proposal, penawaran, permintaan,

perjanjian, kontrak, dll. Kemudian, fungsi ini juga dapat digunakan untuk

pembuatan suatu template dokumen seperti untuk surat perkenalan atau

proposal dan dengan hanya mengubah detil kliennya sehingga

mempersingkat waktu untuk berinteraksi dengan kliennya.

Customer Service

Bagian pemasaran dapat mengelola kasus-kasus yang berkaitan dengan

pelanggan, memberikan layanan/dukungan terhadap permintaan layanan

pelanggan secara otomatis berdasarkan pada kasus yang sesuai, mengatur

schedulling, routing dan workflow.

Decision Support System (DSS)

Decision Support System (DSS) sebagai sebuah system yang memberikan

dukungan kepada seorang manajer, atau kepada sekelompok manajer yang

relative kecil yang bekerja sebagai team pemecah masalah, dalam memecahkan

Page 31: Plan+ +Bank+Rakyat+Indonesia

31

masalah semi terstrukitur dengan memberikan informasi atau saran mengenai

keputusan tertentu.Informasi tersebut diberikan oleh laporan berkala, laporan

khusus, maupun output dari model matematis. Model tersebut juga mempunyai

kemampuan untuk memberikan saran dalam tingkat yang bervariasi

Tujuan implementasi BRI Decision Support System yaitu :

Membantu manajer dalam pembuatan keputusan untuk memecahkan

masalah semi terstruktur

Mendukung keputusan manajer, dan bukannya mengubah atau mengganti

keputusan tersebut

Meningkatkan efektivitas menajer dalam pembuatan keputusan, dan

bukannya peningkatan efisiensi

Gambar 3.7

Decision Support System Analysis Layer

Page 32: Plan+ +Bank+Rakyat+Indonesia

32

Pada dasarnya informasi dari BRI Decision Support System, yaitu untuk

mendefinisikan masalah dan memecahkan masalah tersebut. Pendefinisian

masalah adalah usaha definisi dari pendekatan system. Ia juga berkaitan dengan

fase intelegensi. Selanjutnya manajer menggunakan informasi untuk

memecahkan masalah yang telah diidentifikasi. Hal ini merupakan usaha

pemecahan menurut pendekatan sistim dan berkaitan denga fase desain dan

pemilihan.

Pada umumnya, laporan berkala dan khusus digunakan terutama dalam usaha

definisi, dan simulasi dalam usaha pemecahan. Laporan berkala dapat di

rancang untuk menidentifikasi masalah atau masalah yang kemungkinan besar

akan muncul, manajer juga melakukan query terhadap database untuk

menemukan masalah atau mempelajari lebih jauh lagi mengenai masalah yang

telah diidentifikasi. Simulasi dapat juga membuka masalah yang tersembunyi,

karena kelemahan cenderung akan kelihatan menonjol ketika operasi

perusahaan diubah secara matematis. Laporan berkala dan khusus dapat juga

membantu manajer untuk memecahkan masalah dengan cara mengidentifikasi

keputusan alternative, mengevaluasi dan memilih alternative tersebut, dan

memberikan informasi lanjutan.

E-Learning System

E-Learning System adalah pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang

memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer dan/atau Internet. E-

Learning sering pula dipahami sebagai suatu bentuk pembelajaran berbasis web

yang bisa diakses dari intranet di jaringan lokal atau internet. Sebenarnya materi

e-Learning tidak harus didistribusikan secara on-line baik melalui jaringan lokal

maupun internet, distribusi secara off-line menggunakan media CD/DVD pun

termasuk pola e-Learning. Dalam hal ini aplikasi dan materi belajar

dikembangkan sesuai kebutuhan dan didistribusikan melalui media CD/DVD,

selanjutnya pembelajar dapat memanfatkan CD/DVD tersebut dan belajar di

tempat di mana dia berada.

Walaupun e-Learning diberikan hanya melalui perangkat komputer, e-Learning

disiapkan, ditunjang, dikelola oleh tim yang terdiri dari para ahli di bidang masing-

masing, yaitu:

Subject Matter Expert (SME) atau nara sumber dari pelatihan yang

disampaikan.

Page 33: Plan+ +Bank+Rakyat+Indonesia

33

Instructional Designer (ID), bertugas untuk secara sistematis mendesain

materi dari SME menjadi materi e-Learning dengan memasukkan unsur

metode pengajaran agar materi menjadi lebih interaktif, lebih mudah dan lebih

menarik untuk dipelajari.

Graphic Designer (GD), mengubah materi text menjadi bentuk grafis dengan

gambar, warna, dan layout yang enak dipandang, efektif dan menarik untuk

dipelajari.

Learning Management System (LMS). Mengelola sistem di website yang

mengatur lalu lintas interaksi antara instruktur dengan siswa, antarsiswa

dengan siswa lainnya.

Karyawan dapat melihat modul-modul yang pembelajaran, mengambil tugas-

tugas dan ujian yang harus dikerjakan, serta melihat jadwal diskusi secara maya

dengan instruktur, nara sumber lain, dan pembelajar lain.

3.1.10 Proposed IS Key Performance Indicator

Key Performance Indicators atau sering disebut sebagai KPI merupakan daftar

tolok ukur yang digunakan untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan

kinerja.Dengan penerapan teknologi-teknologi yang diusulkan diharapkan dapat

meningkatkan kinerja dari masing-masing bagian.Performance Indicator

terhadap penerapan teknologi usulan dapat dilihat dalam table berikut :

NO FAKTOR INDIKATOR SATUAN

1 Bussiness

Intellegence

a. Jumlah keputusan yang dihasilkan oleh

pihak manajemen.

b. Waktu yang dibutuhkan untuk

merealisasikan keputusan.

c. Jumlah inovasi pemasaran

d. Jumlah ide baru dalam mendukung

strategi bisnis.

a. Angka

b. Angka

c. Angka

d. Angka

2 CRM

a. Persentease retensi (belanja ulang)

Nasabah pengguna produk.

b. Jumlah Komplain

c. Jumlah Komplain yang bisa ditangani

a. Angka

b. Angka

c. Angka

3 E-Learning

a. Persentase peningkatan kompetensi

karyawan

b. Persentase efisiensi biaya training.

a. Angka

b. Angka

Page 34: Plan+ +Bank+Rakyat+Indonesia

34

3.2 Analisisi Manajemen & Organisasi Sistem/Teknologi Informasi

3.2.1 Organisai IS/IT

Kompetensi TI diperlukan dalam menjalankan fungsi-fungsi yang mencakup

empat fungsi utama, yaitu: Strategy & Management, Investment & Project, Risk

Control, dan Operations. Pemetaan unit-unit Bank Rakyat Indonesia dapat dilihat

pada Gambar 3.8 berikut ini.

Gambar 3.8 -Application Portfolio Matrix IS

3.2.2 Operation Aspect

Aspek ini memang sebagian besar menjadi tanggung jawab dari unit Teknologi

Informasi, yang ada ada pada Bank Rakyat Indonesia Tbk. oleh Bagian TI.

Namun operasional dan dukungan bagi aplikasi bisnis belumlah dituangkan

dalam suatu kebijakan mendasar, karena proses pengembangan (investasi dan

proyek) dilakukan oleh masih-masing unit kerja.

3.2.3 Investment / Project Aspect

Untuk investasi dan kegiatan infrastruktur — yang berwarna hijau pada gambar di

atas proses ini sudah cukup baku karena hanya melibatkan Bagian TI (sebagai

pengguna) dan Divisi Logistik (pengadaan). Namun untuk aplikasi bisnis — yang

berwarna merah pada Gambar 3.8 — proses investasi dan proyek masih amat

bergantung pada user (departemen yang memiliki inisiatif). Hal ini cukup riskan

mengingat untuk memilih solusi serta melakukan implementasi dibutuhkan suatu

kompetensi yang memadai pada hal-hal yang amat berhubungan dengan

teknologi informasi seperti : perumusan kebutuhan, penyusunan spesifikasi,

penentuan vendor atauteknologi, implementasi, hingga ke manajemen proyek.

IT Master Plan Bank Rakyat Indonesia Tbk. Ini adalah aspek terpenting yang

membuat maturitas teknologi informasi Bank Rakyat Indonesia Tbk. belum dapat

dikategorikan sebagai “Repeatable”, karena hal ini mengakibatkan :

Page 35: Plan+ +Bank+Rakyat+Indonesia

35

Unit dengan suatu permasalahan baru bisa menemukan solusi teknologi

informasi apabila diunit tersebut terdapat sumber daya manusia yang

mengerti mengenai potensi perbaikanmelalui aplikasi bisnis di unit tersebut.

Hal ini menunjukkan bahwa inisiatif untuk memperbaiki proses melalui

teknologi informasi bersifat sporadis.

Dalam proses akuisisi (pembelian ataupun pembuatan di internal), diperlukan

suatu keputusan mengenai kriteria teknis maupun kriteria bisnis untuk dapat

menentukan solusiterbaik yang akan dipilih. Akibat bergantung pada sumber

daya manusia di unit tersebut, maka pemilihan teknologi, solusi, dan metoda

implementasi tidak didasarkan atas suatu pemahaman yang integral

melainkan pada apa yang diketahui oleh sumber daya di unittersebut.

Pada saat aplikasi bisnis telah terinstalasi terdapat potensi konflik

kepentingan antara unit pengguna dan Bagian TI. Dalam hal dukungan

operasional karena aplikasi bisnis tersebut berjalan di atas infrastruktur yang

dikelola oleh Bagian TI. Terlebih apabila hal ini tidak dibicarakan di awal

pengerjaan/implementasi.

3.2.4 Strategy & Management Aspect

Fungsi strategi dan manajemen teknologi informasi masih tidak diletakan di

tempatstrategis di Bank Rakyat Indonesia Tbk. Pendekatan dalam

pengembangan berbagai kegiatan sehubungan dengan teknologi informasi

(portfolio kegiatan) masih bersifat bottom-up tanpa „diawasi‟ oleh suatu fungsi

manajemen yang sifatnya strategis. Akibat dari hal ini adalah :

• Kegiatan-kegiatan TI bersifat parsial tanpa melihat efektifitas kolektif (integral)

di level perusahaan, karena kegiatan-kegiatan tersebut terwujud dari

kepentingan unit-unit yang melontarkan inisiatif.

• Kegiatan-kegiatan TI yang melibatkan berbagai unit kerja (yang biasanya

berdampak lebih besar) sulit diwujudkan, karena hanya mengandalkan

komunikasi antara unit-unit kerja tersebut tanpa arahan dari manajemen yang

lebih tinggi.

• IT Master Plant Bank Rakyat Indonesia Tbk. kegiatan-kegiatan TI menuntut

perubahan yang harus disertai dengan perubahan prosedur kerja atau

kebijakan perusahaan. Tanpa fungsi Strategy and Management ini, akan sulit

mencapai hal tersebut.

• Tidak terdapat suatu keputusan-keputusan mendasar mengenai teknologi

informasi seperti platform teknologi, kebijakan outsourcing, dan sebagainya.

Page 36: Plan+ +Bank+Rakyat+Indonesia

36

3.2.5 Operation Aspect

Aspek ini memang sebagian besar menjadi tanggung jawab dari unit Teknologi

Informasi, yang ada ada pada Bank Rakyat Indonesia Tbk. oleh Bagian TI.

Namun operasional dan dukungan bagi aplikasi bisnis belumlah dituangkan

dalam suatu kebijakan mendasar, karena proses pengembangan (investasi dan

proyek) dilakukan oleh masih-masing unit kerja.

Aspek ini sebenarnya amat terkait dengan fungsi lainnya, karena fungsi bersifa

tmengantisipasi resiko yang ditimbulkan di proses lainnya. Saat ini, karena fungsi

Investment & Project serta fungsi Strategy & Management yang belum optimal,

maka peran Risk & Control pun masih belum optimal. Hal ini terlihat dari :

• Belum terdapat kebijakan-kebijakan fundamental mengenai TI seperti :

kerahasiaan informasi, manajemen outsourcing, dan seterusnya.

• Belum terdapat mekanisme audit untuk semua kegiatan implementasi

teknologi informasi, yang bertujuan memberikan umpan balik (feedback)

terhadap kebijakan atau prosedur sehubungan dengan TI

3.2.6 Skills Framework For The Information Age (SFIA)

IT Steering Committee

IT Steering Committee merupakan forum lintas sektoral yang melakukan

persetujuan prinsip akan aspek strategis teknologi informasi. Beberapa fungsi

yang harus dijalankan oleh Steering Committee:

Memberikan persetujuan prinsip akan arah dan rencana jangka panjang

teknologi informasi di organisasi.

Memberikan persetujuan prinsip akan komitmen organisasi dalam bentuk

alokasi anggaran, alokasi sumber daya manusia, dan dukungan terhadap

implementasi.

Mengambil keputusan-keputusan kritis yang harus diambil sebagai akibat dari

implementasi teknologi informasi seperti : perubahan metoda costing, struktur

organisasi, perubahan proses kerja utama, serta penetapan kebijakan

sehubungan teknologi informasi yang bersifat mendasar.

Mengingat IT Steering Committee perlu terdiri dari manajemen teknologi

informasi dan juga manajemen pengguna (user), di BRI diusulkan agar IT

Steering Committee merupakan forum para Kepala Divisi.

Divisi Sistem Informasi Management (SIM)

Yang ada sekarang harus dikembangkan hingga bisa mencakup bukan hanya

fungsi operasi, melainkan juga dalam hal Investment & Project costing. Namun

Page 37: Plan+ +Bank+Rakyat+Indonesia

37

dalam menjalankannya, perlu dilakukan pemisahan fungsi yang jelas antara

kedua fungsi utama tersebut, karena secara prinsip kedua fungsi tersebut harus

dipisah untuk menghindari benturan kepentingan (conflict of interest).Untuk dapat

menjalankan kedua fungsi ini, Bagian SIM yang ada sekarang perlu

dikembangkan menjadi Divisi Teknologi Informasi. Namun sebelum jabatan yang

dibutuhkan diadakan, fungsi-fungsi yang dijalankan harus dilaksanakan terlebih

dahulu.

Kepala Divisi Teknologi Informasi

Kepala Divisi Teknologi Informasi bertugas mengkordinasikan kegiatan TI di

lingkungan Bank Rakyat Indonesa dan juga berperan sebagai :administrator

keamanan informasi, yang bertugas menerapkan, memantau, menegakkan

kebijakan dan prosedur keamanan informasi, serta melaporkan masalah yang

berhubungan dengan keamanan informasi kepada direksi.

Operations

Berikut adalah tugas dan tanggung jawab jabatan-jabatan pada bagian ini.

• Kepala Bagian Operasi Teknologi Informasi bertugas untuk

mengkoordinasikan kegiatan operasi teknologi informasi, yaitu administrasi

dan helpdesk. Juga berperan menyimpan dan memelihara semua backup

data dan aplikasi. Di samping itu juga perlu berperan sebagai pemilik proyek

TI (kecuali sistem informasi) dan mengelola vendor TI : kualifikasi vendor dari

berbagai aspek, dan terlibat dalam proses pembelian.

• Kepala Seksi Administrasi Infrastruktur TI mengepalai kegiatan di data

center, mengelola inventaris infrastruktur TI, menyetujui kegiatan-kegiatan

yang berhubungan dengan infrastruktur TI (perangkat keras, jaringan) dan

manajemen pengguna.

• System Engineer bertanggungjawab dalam mengelola semua peralatan

infrastruktur TI secara teknis, mengelola sistem operasi, account pengguna,

dan melakukan proses pemeliharaan infrastruktur sesuai kebijakan dan

prosedur yang berlaku.

• Security Engineer, bertugas dalam melakukan pengaturan keamanan di

piranti-piranti seperti firewall dan proxy, memantau log keamanan dan kondisi

keamanan fisik, melakukan pengujian keamanan, melakukan pelatihan yang

Page 38: Plan+ +Bank+Rakyat+Indonesia

38

berhubungan dengan keamanan informasi, serta melaporkan masalah-

masalah yang berhubungan dengan keamanan informasi.

• Helpdesk TI, bertugas untuk menangani permintaan support dan berbagai

pertanyaan dari para pengguna yang berhubungan dengan infrastruktur,

sistem informasi. Selain kontak dengan para pengguna, juga harus

melakukan pencatatan atas kasus yang terjadi serta melakukan analisis untuk

meminimalisasi persoalan yang dialami pengguna. Bantuan spesifik dapat

ditugaskan kepada system engineer dan security engineer.

Investment & Project, tugas dan tanggung jawab yang harus dijalankan di

sektor Investment & Project dalam struktur di atas ditangani oleh Bagian Proyek

Sistem Informasi :

• Kepala Bagian Proyek Sistem Informasi, bertanggung jawab atas seluruh

kegiatan pengembangan sistem, dukungan sistem, dan pelaksanaan

portofolio proyek.

• Kepala Seksi Pengembangan Sistem Informasi, Memimpin dan

mengembangkan keterampilan tim pengembangan sistem informasi, dan

memastikan semua aspek yang penting diperhatikan dalam pengembangan

sistem dilaksanakan oleh pihak eksternal yang menerima tugas

pengembangan sistem informasi.

• Business Analyst, Membantu pengguna dalam mendefinisikan kebutuhan

akan suatu solusi berbasis teknologi informasi, termasuk dalam

mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi akibat penerapan solusi

teknologi informasi tersebut. Hasilnya akan didokumentasikan dalam format

standar. Software Architect, membuat arsitektur dan rancangan solusi

(spesifikasi teknis) dari sistem informasi yang dapat menjawab kebutuhan

pengguna, serta sesuai dengan berbagai kebijakan Bank Rakyat Indonesia di

area teknologi informasi.

• Software Developer, bertugas untuk implementasi pengembangan perangkat

lunak dalam penulisan program.

• Kepala Seksi Manajemen Proyek dan Dukungan Sistem Informasi

bertugas mengelola portofolio proyek sistem informasi dan dukungan

Page 39: Plan+ +Bank+Rakyat+Indonesia

39

terhadap sistem informasi yang digunakan di lingkungan Bank Rakyat

Indonesia.

• Project Manager, bertanggungjawab dalam merencanakan dan

melaksanakan kegiatan implementasi sistem informasi dengan

mengkoordinasikan seluruh stakeholder (pengguna, manajemen, vendor,

bagian Operasi TI), serta memastikan bahwa kegiatan dapat berjalan dalam

waktu dan biaya sesuai yang direncanakan, serta dengan keluaran sesuai

dengan spesifikasi yang diharapkan.

• Helpdesk Aplikasi, bertugas menjawab pertanyaan dari pengguna sistem

informasi mengenai kesulitan dalam menjalankan fungsionalitas sistem.

• Software Tester, Memastikan aplikasi sistem informasi yang dibuat baik oleh

pihak internal maupun eksternal sesuai dengan spesifikasi yang telah

ditentukan sebelumnya.

User Units

Unit pengguna, dalam kegiatan implementasi sistem informasi, memiliki peran

sebagai :

• Pemilik Proyek (untuk sistem informasi), sponsor atau pemilik kegiatan

sistem informasi adalah unit pengguna. Bagian Sistem Informasi bertindak

lebih sebagai „konsultan‟ internal yang menjadi penghubung dengan pihak-

pihak teknis lainnya.

• Pemegang Komitmen Pengguna, unit pengguna memiliki fungsi sebagai

pihak yang harus berusaha agar sistem informasi dapat benar-benar

digunakan oleh para personilnya.

Logistic Division

Divisi Logistik memiliki peran dalam administrasi dan pelaksanaan pembelian,

namun khusus untuk sistem informasi, harus menggalang koordinasi antara

pengguna dan Divisi Teknologi Informasi.

Internal Audit

Teknologi informasi menghadapi berbagai risiko yang harus senantiasa dikontrol

melalui berbagai mekanisme. Dalam rangka tatakelola perusahaan yang baik

(good corporate governance), Tata kelola Teknologi Informasi (IT Governance)

Page 40: Plan+ +Bank+Rakyat+Indonesia

40

merupakan salah satu komponennya. Dan salah satu mekanisme yang dapat

dilakukan untuk menjamin IT Governance adalah audit sistem informasi. Audit

sistem informasi berguna untuk menjamin sistem informasi dan teknologi

informasi di lingkungan BRI terkendali dengan memadai dan memenuhi

kebutuhan bisnis. Audit perlu dilakukan dengan standar yang diterima oleh

umum. Mengingat audit sistem informasi harus dilakukan oleh tim yang

independen dari pelaksana teknologi informasi, pelaksanaan audit dilakukan oleh

Bagian SPI. Secara berkala, audit oleh pihak ketiga juga perlu dilakukan untuk

memperoleh kepastian dari pihak eksternal.

Nantinya, dalam proses pengembangan dan penerapan aplikasi system informasi

yang diusulkan, maka kompetensi IT yang harus dimiliki oleh tiap resource sesuai

pedoman SFIA adalah sebagai berikut :

3.2.7 IS Competencies

IS Competencies Table

Page 41: Plan+ +Bank+Rakyat+Indonesia

41

4. TAHAPAN DAN ESTIMASI BIAYA/INVESTASI DALAM PENERAPAN SISTEM

4.1 Tahapan Penerapan Sistem Informasi

Untuk penerapan sistem informasi yang dibutuhkan, tidak dapat diimplementasikan

secara keseluruhan pada tahun yang sama. Implementasi sistem informasi yang

disarankan membutuhkan waktu 5 tahun. Dalam kurun waktu 5 tahun tersebut, kita

dapat uraikan sebagai berikut :

Tahun 1 : Implementasi Ruangan Data Center

Tahun 2 : Implementasi infrastruktur data center

Tahun 3 : Implementasi E-Learning

Tahun 4 : Implementasi CRM dan Bussiness Intelligence

Tahun 5 : Sistem Pendukung : Disaster Recovery Plan (DRP)

4.2 Work Breakdown

Page 42: Plan+ +Bank+Rakyat+Indonesia

42

Page 43: Plan+ +Bank+Rakyat+Indonesia

43

4.3 Proposed Sistem Information Benefit

Nilai anggaran tersebut akan tertutup jika kinerja dari system yang dibangun dapat

memenuhi indicator kinerja yang ditetapkan, nilai pengembalian biaya dan investasi

yang dianggarkan diperoleh berdasarkan perhitungan sebagai berikut :

Page 44: Plan+ +Bank+Rakyat+Indonesia

44

4.4 Cost/Investment& Benefit Estimation

Dari rincian biaya tersebut, diperlukan anggaran sebagai berikut :

Total Biaya Operasional : Rp. 195.000.000.000

Total Investasi : Rp. 2.025.000.000 -

Total Biaya dan Investasi : Rp. 192.975.000.000

Total Benefit dari sistem yang di usulkan sebesar Rp. 192.975.000.000,-

4.5 Proposed Sistem Information Risk

Business Intelligence

Beberapa faktor yang mengakibatkan resiko implementasi Business Intelligence:

Kemungkinan perencanaan yang tidak matang cukup besar karena faktor kesulitan

yang cukup tinggi.

Kemungkinan terdapat Kualitas data yang kurang baik

Perubahan organisasi tidak terantisipasi dengan baik.

Pengembangan BI hanya mengandalkan tenaga outsourcing

Page 45: Plan+ +Bank+Rakyat+Indonesia

45

Kesulitan memilih sistem atau model BI yang sesuai dengan kebutuhan organisasi

pemerintah

Tingkat Kesulitan menentukan ukuran-ukuran kinerja organisasi yang harus dicapai

Masih rendahnya kemampuan dan kemauan organisasi untuk berubah, dalam

mengadopsi perkembangan teknologi dan perubahan kebutuhan layanan yang

diminta oleh publik.

Customer Relationship Management (CRM)

Resiko dalam menimplementasikan Customer Relationship Management (CRM), yaitu :

Pada aplikasi TI, terbuangnya feature atau kelebihan-kelebihan yang ditawarkan TI

dengan percuma.

Pelanggan tetap mengeluh.

Hubungan dengan pelanggan tetap transaksional.

Tidak ada peningkatan efisiensi.

Staf sales dan marketing masih saling menyembunyikan data.

Keuntungan perusahaan masih stagnan.

Decision Support System (DSS)

Resikonya adalah :

Kualitasnya bisa tidak terjaga.

DSS bukanlah untuk membuat proses pengambilan keputusan yang efisien

Resiko potensial kualitas dapat diklasifikasi dalam 3 kategori:

Tool dan fasilitas dibawah standar

Resiko yang berhubungan dengan proses pengembangan (contoh :

pengembangan sistem yang mnghasilkan hasil yang salah),

Resiko manajemen data (misal : kehilangan data).

E-Learning

Dalam penerapannya, e-learning juga memiliki beberapa keterbatasan dan kendala

yang harus dipikirkan solusinya, seperti sebagai berikut

Investasi. Walaupun e-learning pada akhirnya dapat menghemat biaya pelatihan,

akan tetapi memerlukan investasi yang sangat besar pada permulaannya. Sehingga

bila tidak dikelola dengan baik akan mengakibatkan kerugian besar. Investasi ini

dalam bentuk kapital atau pun sumber daya manusia,

Page 46: Plan+ +Bank+Rakyat+Indonesia

46

Budaya. Pemanfaatan e-learning membutuhkan budaya belajar mandiri dan

kebiasaan untuk belajar atau mengikuti pelatihan melalui komputer, dimana hal ini

baru dimiliki oleh sebagian kecil sumber daya manusia kita. Oleh karena itu, change

management yang handal sangat diperlukan untuk menjamin kesuksesan

penerapan e-learning ini

Teknologi dan Infrastruktur. E-learning membutuhkan perangkat komputer,

jaringan yang handal, dan teknologi yang tepat. Akan tetapi, ketersediaaan

infrastruktur dan teknologi ini masih belum memadai bagi beberapa perusahaan.

Desain Materi. Penyampaian materi dalam bentuk e-learning, tentu berbeda

dengan penyampaian materi dalam training konvesional. Penyampain materi melalui

e-learning perlu dikemas dalam bentuk yang learner-centric. Saat ini masih sangat

sedikit instructional designer yang berpengalaman dalam membuat suatu paket

pelajaran e-learning yang memadai.