PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.)...
-
Upload
truongtuyen -
Category
Documents
-
view
225 -
download
0
Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.)...
PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON
(Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na2CaEDTA TERHADAP
KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI
SERAPAN ATOM
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh:
Cicilia Tyasti Wahyunengsih
NIM: 048114033
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON
(Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na2CaEDTA TERHADAP
KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI
SERAPAN ATOM
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh:
Cicilia Tyasti Wahyunengsih
NIM: 048114033
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
“Biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter menggantung, mengambang
di depan kening kamu. Dan.....sehabis itu kamu hanya perlu bekerja lebih keras untuk menggapai impianmu itu”
Karya ini kupersembahkan untuk Bunda Maria, Yesus Kristus,
Bapak M.D. Wahyudi Ibu Lucia Samirah
Maria Putri Sari Utami Andreas Nugroho Trilaksono
Cornelius Topan Endi Prasetya atas cinta yang selalu menerangi tiap langkahku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Cicilia Tyasti Wahyunengsih Nomor Mahasiswa : 048114033
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : “Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Ketela Pohon (Manihot utillisima Pohl.) Setelah Pemberian Na2CaEDTA Terhadap Kadar Timbal Darah Tikus Dengan Metode Spektroskopi Serapan Atom” beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 19 Juli 2008 Yang menyatakan
( Cicilia Tyasti Wahyunengsih )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan kasih-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Pengaruh Ekstrak Etanol
Daun Ketela Pohon (Manihot utillisima Pohl.) Setelah Pemberian Na2CaEDTA
Terhadap Kadar Timbal Darah Tikus Dengan Metode Spektroskopi Serapan Atom”.
Skripsi ini tidak akan terwujud dan terangkai menjadi satu tanpa bantuan dari
berbagi pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan penghargaan dan
ucapan terimakasih kepada :
1. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt., selaku dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma
2. Bapak Ipang Djunarko, S.Si.,Apt., selaku pembimbing utama yang telah banyak
memberikan bimbingan dan masukan hingga skripsi ini selesai
3. Bapak Drs. Sulasmono, Apt., selaku dosen penguji yang telah memberikan
pengarahan, kritik dan saran demi tercapainya hasil yang terbaik dari skripsi ini
4. Bapak A. Tri Priantoro, M.For.Sc., selaku dosen penguji yang juga telah
memberikan pengarahan, kritik dan saran demi tercapainya hasil yang terbaik dari
skripsi ini
5. Kebun obat Merapi Farma Kaliurang atas simplisia daun ketela pohon
6. Laboratorium LPPT UGM Unit I atas kerja sama selama ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
7. Mas Kayat, mas Heru, mas Parjiman, mas Yuwono, mas Ottok, mas Iswandi, mas
Wagiran, mas Sigit, mas Parlan atas kerja sama selama penelitian di laboratorium,
dan atas waktu yang telah diluangkan untuk lembur
8. Romo Sunu atas bantuan masukan dalam merancang penelitian, mengolah data
serta semangat hidup yang telah diberikan
9. Bapak Yohannes Dwiatmaka, M. Si., atas kesediaan untuk berbagi ilmu
10. Filana Fedelia, Euthalia Sintami Putri dan Harimawan Yudi Astoro, teman
seperjuangan timbal. Terimakasih atas kerjasama dan kerja keras selama ini
11. Papa, mama, dek Sari, dek Tri, terimakasih atas doa, dukungan dan kasih yang
salalu diberikan untuk penulis
12. Bapak, ibu, mas Topan, kak Didit, kak Bayu, mbak Yunika, terimakasih atas doa,
inspirasi, dukungan yang tak henti-hentinya diberikan kepada penulis sehingga
penulis mampu menyelesaikan karya ini
13. Cornelius Topan Endi Prasetya yang dari jauh selalu memberi doa, ide- ide yang
menjadi sumber inspirasi bagi penulis, kesabaran mendengarkan keluh ksah,
dukungan yang luar biasa yang mampu membangkitkan senangat penulis
14. Teman-teman ukf dolanz-dolanz (Ayu, Rosa, Lian, Chandy, Chicka, Chocho,
Boris, Ari, Tintus, Rizky, Yoyo, Robert, Fhery, Adit, Rudi, Yudi, Felix, Edot dan
Probo), terimakasih atas persahabatan selama ini yang membuat hidupku semakin
berwarna dan bermakna
15. Limdra, Tata, Henni dan teman-teman FKK 2004, terimakasih atas kerja
kebersamaan dan kerjasama selama ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
16. Semua teman dan seluruh civitas akademika Fakultas Farmasi USD yang tak
dapat penulis sebut satu persatu yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.
Perjuangan panjang dan melelahkan telah dibayar dengan terselesaikannya
skripsi ini. Penulis menyadari tidak ada sesuatu yang sempurna. Penulis memohon
maaf atas kesalahan selama proses penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis
selalu membuka diri untuk kritik dan saran yang membangun. Akhirnya penulis
berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan
khususnya pada bidang farmasi.
Yogyakarta, Juni 2008
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebaga imana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, Juni 2008
Penulis,
Cicilia Tyasti Wahyunengsih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
INTISARI
Daun ketela pohon memiliki kemampuan menurunkan kadar timbal darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas serta lama waktu pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon (Manihot utillisima Pohl.) dalam menurunkan kadar timbal darah tikus betina setelah pemberian Na2CaEDTA.
Timbal asetat dipejankan dengan dosis 0,5 g/kgBB/oral/hari/tikus selama 30 hari. Na2CaEDTA dan ekstrak etanol daun ketela pohon diberikan selama 10 hari. Ekstraksi daun ketela pohon dilakukan dengan metode sokletasi menggunakan etanol 95%. Besarnya kadar timbal darah sampel dari setiap kelompok perlakuan ditentukan dengan metode spektroskopi serapan atom pada panjang gelombang 283,3 nm. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis nonparametrik dengan uji Kruskal-Wallis dan taraf kepercayaan 95% untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon setelah pemberian Na2CaEDTA terhadap penurunan kadar timbal darah pada hari pengukuran yang sama sedangkan perbedaan kadar timbal darah pada masing-masing kelompok dianalisis dengan uji Friedman-Wilcoxon dengan signifikansi 95%.
Dari penelitian ini ditunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800 mg/kgBB setelah pemberian Na2CaEDTA dapat menurunkan kadar timbal dengan waktu pemberian selama 10 hari. Kata kunci : Na2CaEDTA, daun ketela pohon, ekstrak etanol, kadar timbal darah,
spektroskopi serapan atom
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
ABSTRACT
Leaves of cassava have the ability to decrease blood lead level. This examination ois directed to find out the effectiveness and duration of administration of cassava leaves ethanol extract after administrated Na2CaEDTA in decreasing blood lead level in female rats.
Lead acetate 0,5 g/kg body weight/orally/day/rat was administered for 30 days. Na2CaEDTA was intramuscularly and ethanol extract of Cassava leaves was orally administered for 10 days after lead intoxication. Cassava leaves was extracted by soxhletation method with ethanol 95%. The concentration of blood lead was determined by atomic absorption spectroskopic method at 283,3 nm wavelength. The results were tested with stastitical analysis method with 95% of confidence interval. Kruskal-Wallis and Friedman-Wilcoxon approaches were used to determine the effectiveness of the Na2CaEDTA and cassava leaves ethanol extract.
The result indicated that 800 mg/kg body weight combination of Na2CaEDTA and ethanol extract of cassava leaves have ability to decrease the concentration of lead after 10 days therapy.
Key words : Na2CaEDTA, cassava leaves, ethanol extract, blood lead level, atomic
absorption spectroscopy method
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………...........………………………….. ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………….. iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. v
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............ vi
PRAKATA .............................................................................................................. vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. x
INTISARI ................................................................................................................ xi
ABSTRACT .............................................................................................................. xii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xviii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xxx
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xxxv
BAB I PENGANTAR ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
1. Permasalahan .............................................................................................. 4
2. Keaslian penelitian ....................................................................................... 4
3. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 5
a. Manfaat teoritis ......................................................................................... 5
b.Manfaat metodologis ................................................................................. 5
c. Manfaat praktis ......................................................................................... 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
B. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 6
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ..................................................................... 7
A. Timbal (Pb) ....................................................................................................... 7
1. Karakteristik timbal ...................................................................................... 7
2. Keracunan timbal ......................................................................................... 7
3. Farmakokinetika timbal ............................................................................... 8
4. Gangguan akibat keracunan timbal .............................................................. 8
5. Mekanisme keracunan timbal ...................................................................... 8
B. Terapi antidot .................................................................................................... 11
C. Na2CaEDTA (Disodium Kalsium Edetat) ........................................................ 11
1. Farmakokinetika Na2CaEDTA..................................................................... 12
2. Indikasi ......................................................................................................... 12
3. Kontraindikasi .............................................................................................. 13
4. Dosis dan cara pemberian ............................................................................ 13
5. Efek samping ................................................................................................ 14
6. Mekanisme kerja .......................................................................................... 14
D. Ketela Pohon (Manihot utillisima Pohl.) .......................................................... 15
1. Keterangan botani ........................................................................................ 15
2. Uraian tanaman ............................................................................................ 16
3. Ekologi dan penyebaran ............................................................................... 16
4. Kandungan kimia ......................................................................................... 17
5. Khasiat dan kegunaan .................................................................................. 17
6. Efek farmakologi .......................................................................................... 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
E. Simpilisia ........................................................................................................... 18
F. Ekstrak ............................................................................................................... 18
G. Sokhletasi ........................................................................................................... 19
H. Rutin ................................................................................................................... 21
I. Kromatogrfi Lapis Tipis (KLT) ......................................................................... 22
J. SAA (Spektroskopi Serapan Atom) ................................................................... 24
1. Prinsip metode spektroskopi serapan atom .................................................. 24
2. Instrumentasi spektroskopi serapan atom .................................................... 26
3. Kelebihan dan kekurangan metode spektrofotometri serapan atom ............ 29
K. Validitas Metode ................................................................................................ 29
1. Kurasi ........................................................................................................... 29
2. Presisi ........................................................................................................... 30
3. Linearitas dan rentang .................................................................................. 30
4. Limit Of Detection (LOD) dan Limit Of Quantitation (LOQ) ...................... 31
L. Landasan Teori ................................................................................................... 33
M. Hipotesis ............................................................................................................. 33
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 34
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ......................................................................... 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
B. Variabel dan Definisi Operasional ..................................................................... 34
1. Variabel penelitian ....................................................................................... 34
2. Definisi operasional ..................................................................................... 35
C. Bahan Penelitian................................................................................................. 36
D. Alat Penelitian .................................................................................................... 36
E. Tata Cara Penelitian ........................................................................................... 37
1. Determinasi tanaman .................................................................................... 37
2. Preparasi bahan ............................................................................................ 37
3. Uji analisis kualitatif rutin pada daun ketela pohon ..................................... 39
4. Penyiapan hewan uji .................................................................................... 39
5. Pengelompokkan dan perlakuan hewan uji .................................................. 40
6. Penanganan hewan uji .................................................................................. 42
7. Pengukuran kadar timbal darah dengan spektrofotometri serapan atom ..... 42
F. Analisis Hasil ..................................................................................................... 45
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 46
A. Determinasi Tanaman ........................................................................................ 46
B. Ekstraksi ............................................................................................................. 46
C. Penentuan Senyawa Rutin Secara Kualitatif Dengan KLT ................................ 47
D. Kadar Timbal Darah Dengan Spektroskopi Serapan Atom ............................... 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 70
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 70
B. Saran ................................................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
LAMPIRAN ............................................................................................................. 74
BIOGRAFI PENULIS ............................................................................................. 127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel I Nilai Koefisien Korelasi (KV) berdasarkan konsentrasi analit ... 30
Tabel II Parameter validitas metode yang dipersyaratkan untuk setiap
kategori........................................................................................ 32
Tabel III Parameter validitas metode yang dipersyaratkan........................ 32
Tabel IV Persentase rendemen ekstrak etanol daun ketela pohon.............. 47
Tabel V Replikasi I hasil identifikasi rutin secara KLT terhadap ekstrak
etanol daun ketela pohon dengan fase diam selulosa, fase gerak
BAA (4:1:5 v/v) deteksi dengan sinar UV 254 nm dan 365 nm
dan jarak pengembangan 10 cm.................................................. 50
Tabel VI Replikasi II hasil identifikasi rutin secara KLT terhadap ekstrak
etanol daun ketela pohon dengan fase diam selulosa, fase gerak
BAA (4:1:5 v/v) deteksi dengan sinar UV 254 nm dan 365 nm
dan jarak pengembangan 10 cm.................................................. 51
Tabel VII Replikasi III hasil identifikasi rutin secara KLT terhadap
ekstrak etanol daun ketela pohon dengan fase diam selulosa,
fase gerak BAA (4:1:5 v/v) deteksi dengan sinar UV 254 nm
dan 365 nm dan jarak pengembangan 10 cm.............................. 52
Tabel VIII Nilai koefisien korelasi (r) dari lima kurva baku ........................ 55
Tabel IX Nilai koefisien variasi (%) dari lima kali pengukuran kadar
timbal dengan SSA pada empat kelompok hewan uji................. 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
Tabel X Nilai rata-rata, standar deviasi kadar timbal darah serta
perbedaan secara bermakna terhadap kelompok I (kontrol
negatif) ........................................................................................ 57
Tabel XI Hubungan perbedaan antar kelompok perlakuan baik berbeda
secara bermakna maupun berbeda secara tidak bermakna .......... 68
Tabel XII Kadar timbal terlarut (ppm) dari kelompok perlakuan pada hari
ke-0.............................................................................................. 104
Tabel XIII Kadar timbal terlarut (ppm) dari kelompok perlakuan pada hari
ke-15............................................................................................ 104
Tabel XIV Kadar timbal terlarut (ppm) dari kelompok perlakuan pada hari
ke-30............................................................................................ 105
Tabel XV Kadar timbal terlarut (ppm) dari kelompok perlakuan pada hari
ke-35............................................................................................ 105
Tabel XVI Kadar timbal terlarut (ppm) dari kelompok perlakuan pada hari
ke-40 ........................................................................................... 106
Tabel XVIa Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-15 antara Kontrol
Negatif (Aquadest) dan Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.... 108
Tabel XVIb Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-15 antara
Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari
p.o................................................................................................ 108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
Tabel XVIc Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-15 antara Kontrol
Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan
Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.......................................... 108
Tabel XVId Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-15 antara
Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari
p.o. dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. ........................... 108
Tabel XVIe Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-15 antara Kontrol
Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.,
Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun
ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. .................................. 109
Tabel XVIf Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-15 antara
Kontrol Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.,
Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. ekstrak etanol daun
ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. .................................. 109
Tabel XVIg Hasil Rangking Statistik Kadar Timbal Hari ke-15 antara
Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan
Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.......................................... 109
Tabel XVIh Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-15 antara
Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan
Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.......................................... 109
Tabel XVIi Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-15 antara Kontrol
Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o, Na2CaEDTA dosis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis
800mg/kgBB/hari p.o. ................................................................. 109
Tabel XVIj Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-15 antara
Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o, Na2CaEDTA
dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon
dosis 800mg/kgBB/hari p.o......................................................... 110
Tabel XVIk Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-15 antara
Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari
p.o. dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. ........................... 110
Tabel XVIl Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-15 antara Timbal
dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB
i.m denganTimbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2CaEDTA
dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon
dosis 800mg/kgBB/hari p.o......................................................... 110
Tabel XVIIa Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-30 antara Kontrol
Negatif (Aquadest) dan Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.... 111
Tabel XVIIb Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-30 antara
Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari
p.o................................................................................................ 111
Tabel XVIIc Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-30 antara Kontrol
Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan
Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.......................................... 111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxii
Tabel XVIId Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-30 antara
Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari
p.o. dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. ........................... 111
Tabel XVIIe Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-30 antara Kontrol
Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.,
Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun
ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. .................................. 111
Tabel XVIIf Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-30 antara
Kontrol Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.,
Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. ekstrak etanol daun
ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. .................................. 112
Tabel XVIg Hasil Rangking Statistik Kadar Timbal Hari ke-30 antara
Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan
Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.......................................... 112
Tabel XVIIh Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-15 antara
Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan
Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.......................................... 112
Tabel XVIIi Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-30 antara Kontrol
Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o, Na2CaEDTA dosis
189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis
800mg/kgBB/hari p.o. ................................................................. 112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxiii
Tabel XVIIj Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-30 antara
Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o, Na2CaEDTA
dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon
dosis 800mg/kgBB/hari p.o......................................................... 112
Tabel XVIIk Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-30 antara
Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari
p.o. dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. ........................... 113
Tabel XVIIl Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-30 antara Timbal
dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB
i.m denganTimbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2CaEDTA
dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon
dosis 800mg/kgBB/hari p.o......................................................... 113
Tabel XVIIIa Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-35 antara Kontrol
Negatif (Aquadest) dan Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.... 113
Tabel XVIIIb Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-35 antara
Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari
p.o................................................................................................ 113
Tabel XVIIIc Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-35 antara Kontrol
Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan
Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.......................................... 113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxiv
Tabel XVIIId Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-35 antara
Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari
p.o. dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. ........................... 114
Tabel XVIIIe Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-35 antara Kontrol
Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.,
Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun
ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. .................................. 114
Tabel XVIIIf Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-35 antara
Kontrol Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.,
Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. ekstrak etanol daun
ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. .................................. 114
Tabel XVIIIg Hasil Rangking Statistik Kadar Timbal Hari ke-35 antara
Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan
Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.......................................... 114
Tabel XVIIIh Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-35 antara
Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan
Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.......................................... 114
Tabel XVIIIi Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-35 antara Kontrol
Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o, Na2CaEDTA dosis
189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis
800mg/kgBB/hari p.o. ................................................................. 115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxv
Tabel XVIIIj Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-35 antara
Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o, Na2CaEDTA
dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon
dosis 800mg/kgBB/hari p.o......................................................... 115
Tabel XVIIIk Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-35 antara
Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari
p.o. dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. ........................... 115
Tabel XVIIIl Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-35 antara Timbal
dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB
i.m denganTimbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2CaEDTA
dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon
dosis 800mg/kgBB/hari p.o......................................................... 115
Tabel XXIXa Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-40 antara Kontrol
Negatif (Aquadest) dan Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.... 116
Tabel XIXb Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-40 antara
Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari
p.o................................................................................................ 116
Tabel XXIXc Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-40 antara Kontrol
Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan
Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.......................................... 116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxvi
Tabel XIXd Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-40 antara
Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari
p.o. dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. ........................... 116
Tabel XIXe Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-40 antara Kontrol
Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.,
Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun
ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. .................................. 116
Tabel XIXf Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-40 antara
Kontrol Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.,
Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. ekstrak etanol daun
ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. .................................. 117
Tabel XIXg Hasil Rangking Statistik Kadar Timbal Hari ke-40 antara
Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan
Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.......................................... 117
Tabel XIXh Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-40 antara
Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan
Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.......................................... 117
Tabel XIXi Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-40 antara Kontrol
Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o, Na2CaEDTA dosis
189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis
800mg/kgBB/hari p.o. ................................................................. 117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxvii
Tabel XIXj Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-40 antara
Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o, Na2CaEDTA
dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon
dosis 800mg/kgBB/hari p.o......................................................... 117
Tabel XIXk Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-40 antara
Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari
p.o. dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. ........................... 118
Tabel XIXl Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-40 antara Timbal
dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB
i.m denganTimbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2CaEDTA
dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon
dosis 800mg/kgBB/hari p.o......................................................... 118
Tabel XXa Rata-rata rangking pada uji Friedmann kadar timbal kelompok
kontrol negatif (aquadest)............................................................ 118
Tabel XXb Uji statistik Friedmann kadar timbal kelompok kontrol negatif
(aquadest) .................................................................................... 118
Tabel XXIc Rangking kadar timbal kelompok kontrol negatif (aquadest)
menurut uji Wilcoxon.................................................................. 119
Tabel XXId Uji statistik kadar timbal kelompok kontrol negatif (aquadest)
menurut uji Wilcoxon.................................................................. 120
Tabel XXIIa Rata-rata rangking pada uji Friedmann kadar timbal kelompok
kontrol positif (timbal). ............................................................... 120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxviii
Tabel XXIIb Uji statistik Friedmann kadar timbal kelompok kontrol positif
(timbal) ........................................................................................ 120
Tabel XXIIIc Rangking kadar timbal kelompok kontrol positif
(timbal)menurut uji Wilcoxon..................................................... 121
Tabel XXIIId Uji statistik kadar timbal kelompok kontrol positif
(timbal)menurut uji Wilcoxon..................................................... 122
Tabel XXIVa Rata-rata rangking pada uji Friedmann kadar timbal kelompok
kontrol timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o dan Na2CaEDTA dosis
189mg/kgBB/hari i.m................................................................. 122
Tabel XXIVb Uji statistik Friedmann kadar timbal kelompok kontrol timbal
dosis 0,5g/kgBB/hari p.o dan Na2CaEDTA dosis
189mg/kgBB/hari i.m................................................................. 122
Tabel XXVc Rangking kadar timbal kelompok kontrol timbal dosis
0,5g/kgBB/hari p.o dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB/hari
i.m................................................................................................ 123
Tabel XXVd Uji statistik kadar timbal kelompok kontrol timbal dosis
0,5g/kgBB/hari p.o dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB/hari
i.m n............................................................................................. 124
Tabel XXVIa Rata-rata rangking pada uji Friedmann kadar timbal kelompok
timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis
189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis
800mg/kgBB/hari p.o. ................................................................. 124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxix
Tabel XXVIb Uji statistik Friedmann kadar timbal kelompok timbal dosis
0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB
i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis
800mg/kgBB/hari p.o. ................................................................. 124
Tabel XXVIIc Rangking kadar timbal kelompok timbal dosis 0,5g/kgBB/hari
p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol
daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. ......................... 125
Tabel XXVIId Uji statistik kadar timbal kelompok timbal dosis
0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB
i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis
800mg/kgBB/hari p.o. ................................................................. 126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxx
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Skema penghambatan sintesis heme oleh timbal ....................... 9
Gambar 2 Peran kalsium dalam pelepasan neurotransmitter ....................... 10
Gambar 3 Struktur Natrium-Kalsiumedetat................................................. 12
Gambar 4 Reaksi pengkhelatan timbal (2+) oleh Na2CaEDTA ................... 15
Gambar 5 Struktur Rutin.............................................................................. 21
Gambar 6 Instrumen spektroskopi serapan atom......................................... 26
Gambar 7 Prinsip metode spektrofotometri serapan atom dan
instrumentasinya .......................................................................... 27
Gambar 8 Skema proses atomisasi sampel. M : logam (metal); M*: atom
yang tereksitasi. Pada SSA yang diukur adalah M’ yaitu atom
dalam keadaan ground state........................................................ 27
Gambar 9 Pembagian zona nyala pada pembakar pada spektroskopi
serapan atom................................................................................ 28
Gambar 10 Lampu katoda berongga .............................................................. 28
Gambar 11 Kompleks pembentukan warna rutin-AlCl3 ................................ 49
Gambar 12 Replikasi I identifikasi rutin ekstrak daun ketela pohon secara
KLT dengan fase diam selulosa, fase gerak BAW (4:1:5 v/v)
deteksi dengan sinar UV 254 nm dan 365 nm setelah diuapi
amoniak dan disemprot dengan AlCl3 ........................................ 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxxi
Gambar 13 Replikasi II identifikasi rutin ekstrak daun ketela pohon secara
KLT dengan fase diam selulosa, fase gerak BAW (4:1:5 v/v)
deteksi dengan sinar UV 254 nm dan 365 nm setelah diuapi
amoniak dan disemprot dengan AlCl3 ........................................ 51
Gambar 14 Replikasi III identifikasi rutin ekstrak daun ketela pohon secara
KLT dengan fase diam selulosa, fase gerak BAW (4:1:5 v/v)
deteksi dengan sinar UV 254 nm dan 365 nm setelah diuapi
amoniak dan disemprot dengan AlCl3 ........................................ 52
Gambar 15 Kurva hubungan antar absorbansi vs kadar timbal pada
pengukuran kadar timbal sebelum pemejanan timbal................. 53
Gambar 16 Kurva hubungan antar absorbansi vs kadar timbal pada
pengukuran kadar timbal setelah pemejanan timbal selama 15
hari............................................................................................... 53
Gambar 17 Kurva hubungan antar absorbansi vs kadar timbal pada
pengukuran kadar timbal setelah pemejanan timbal selama 15
hari............................................................................................... 54
Gambar 18 Kurva hubungan antara absorbansi vs kadar pada pengukuran
kadar timbal setelah pemejanan timbal dihentikan pada hari ke-
31 dan dilanjutkan dengan pemejanan Na2CaEDTA dan
ekstrak etanol daun ketela pohon pada hari ke-31 sampai hari
ke-35............................................................................................ 54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxxii
Gambar 19 Kurva hubungan antara absorbansi vs kadar pada pengukuran
kadar timbal setelah pemejanan timbal dihentikan pada hari ke-
31 dan dilanjutkan dengan pemejanan Na2CaEDTA dan
ekstrak etanol daun ketela pohon pada hari ke-35 sampai hari
ke-40............................................................................................ 55
Gambar 20 Histogram rata-rata kadar timbal ± Standar Deviasi (SD) pada
pengukuran kadar timbal sebelum pemejanan timbal
(kelompok I:kontrol negatif (aquadest), kelompok II: kontrol
positif (timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o.), kelompok III:
perlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o dan Na2CaEDTA
dosis 189 mg/kgBB/hari i.m., kelompok IV: perlakuan timbal
dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o, Na2CaEDTA dosis 189
mg/kgBB/hari i.m dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun
ketela pohon dosis 800 mg/kgBB/hari p.o.) ................................ 58
Gambar 21 Histogram rata-rata kadar timbal ± Standar Deviasi (SD) pada
pengukuran kadar timbal setelahj pemejanan timbal selama 15
hari (kelompok I:kontrol negatif (aquadest), kelompok II:
kontrol positif (timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o.), kelompok
III: perlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o dan
Na2CaEDTA dosis 189 mg/kgBB/hari i.m., kelompok IV:
perlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o, Na2CaEDTA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxxiii
dosis 189 mg/kgBB/hari i.m dilanjutkan dengan ekstrak etanol
daun ketela pohon dosis 800 mg/kgBB/hari p.o.) ....................... 59
Gambar 22 Histogram rata-rata kadar timbal ± Standar Deviasi (SD) pada
pengukuran kadar timbal setelah pemejanan timbal selama 30
hari (kelompok I:kontrol negatif (aquadest), kelompok II:
kontrol positif (timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o.), kelompok
III: perlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o dan
Na2CaEDTA dosis 189 mg/kgBB/hari i.m., kelompok IV:
perlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o, Na2CaEDTA
dosis 189 mg/kgBB/hari i.m dilanjutkan dengan ekstrak etanol
daun ketela pohon dosis 800 mg/kgBB/hari p.o.) ....................... 60
Gambar 23 Histogram rata-rata kadar timbal ± Standar Deviasi (SD) pada
pengukuran kadar timbal setelah pemejanan timbal dihentikan
pada hari ke-31 dan dilanjutkan dengan pemejanan
Na2CaEDTA dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela
pohon pada hari ke-31 sampai hari ke-35 (kelompok I:kontrol
negatif (aquadest), kelompok II: kontrol positif (timbal dosis
0,5 g/kg BB/hari p.o.), kelompok III: perlakuan timbal dosis
0,5 g/kg BB/hari p.o dan Na2CaEDTA dosis 189 mg/kgBB/hari
i.m., kelompok IV: perlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari
p.o, Na2CaEDTA dosis 189 mg/kgBB/hari i.m dilanjutkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxxiv
dengan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800
mg/kgBB/hari p.o.)...................................................................... 62
Gambar 24 Mekanisme pengkhelatan timbal (2+) oleh Na2CaEDTA ........... 63
Gambar 25 Kompleks rutin dengan ion timbal.............................................. 65
Gambar 26 Histogram rata-rata kadar timbal ± Standar Deviasi (SD) pada
pengukuran kadar timbal setelah pemejanan timbal dihentikan
pada hari ke-31 dan dilanjutkan dengan pemejanan
Na2CaEDTA dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela
pohon pada hari ke-35sampai hari ke-40 (kelompok I:kontrol
negatif (aquadest), kelompok II: kontrol positif (timbal dosis
0,5 g/kg BB/hari p.o.), kelompok III: perlakuan timbal dosis
0,5 g/kg BB/hari p.o dan Na2CaEDTA dosis 189 mg/kgBB/hari
i.m., kelompok IV: perlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari
p.o, Na2CaEDTA dosis 189 mg/kgBB/hari i.m dilanjutkan
dengan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800
mg/kgBB/hari p.o.)...................................................................... 66
Gambar 27 Profil farmakokinetika timbal pada pengukuran kadar timbal
sebelum pemejanan timbal (hari ke-0), setelah pemejanan
timbal selama 15 hari dan 30 hari, penghentian pemejanan
timbal pada hari ke-31 dilanjutkan dengan pemejanan
Na2CaEDTA selama 10 hari (hari ke-31 sampai hari ke-40)...... 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxxv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Determinasi Manihot uti l l isima Pohl . ................................................. 79
Lampiran 2. Tanaman ketela pohon.................................................................... 81
Lampiran 3. Serbuk daun ketela pohon............................................................... 81
Lampiran 4. Sokletasi daun ketela pohon ........................................................... 81
Lampiran 5. Hasil rendemen ekstrak ............................................................... 81
Lampiran 6. Bercak KLT deteksi UV 254 nm. (A) replikasi I,
(B) replikasi II, (C) replikasi III.................................................. 82
Lampiran 7. Bercak KLT deteksi UV 365 nm (A) replikasi I, (B) replikasi
II, (C) replikasi III ....................................................................... 83
Lampiran 8. Bercak KLT deteksi uap amoniak, AlCl3, UV 254 nm (A)
replikasi I, (B) replikasi II, (C) replikasi III ................................ 85
Lampiran 9. Bercak KLT deteksi uap amoniak, AlCl3, UV 365 nm (A)
replikasi I, (B) replikasi II, (C) replikasi III ................................ 89
Lampiran 10. Perhitungan konsentrasi timbal asetat......................................... 88
Lampiran 11. Tabel optimasi lama pemejanan timbal yang mencapai kadar
toksik yang membutuhkan terapi khelasi.................................... 88
Lampiran 12. Perhitungan dosis dan konsentrasi Na2CaEDTA ........................ 89
Lampiran 13. Perhitungan konsentrasi ekstrak etanol daun ketela pohon......... 89
Lampiran 14. Foto SSA Hitachi Z-8000 Polarized Zeeman.............................. 89
Lampiran 15. Hasil kalibrasi internal SSA Hitachi Z-8000 Polarized Zeeman. 90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxxvi
Lampiran 16. Hasil Optimasi SSA Hitachi Z-8000 Polarized Zeeman untuk
pengukuran timbal (Pb) ............................................................... 91
Lampiran 17. Hasil pembacaan rata-rata kadar timbal dengan menggunakan
spektrofotometer serapan atom................................................... 92
Lampiran 18. Data kadar timbal darah kelompok perlakuan............................. 104
Lampiran 19. Hasil analisis kadar timbal darah kelompok perlakuan dengan
metode Kruskal-Wallis................................................................ 107
Lampiran 20. Hasil analisis kadar timbal darah kelompok perlakuan dengan
metode Friedman-Wilcoxon........................................................ 118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Polusi timbal di lingkungan hidup kita biasanya berkaitan erat dengan
proses pertambangan, peleburan logam, industri yang menggunakan bahan baku
timbal (misalnya pabrik cat, kabel, gelas dan baterai) dan tidak kalah pentingnya
timbal juga berasal dari asap kendaraan bermotor. Penyebaran timbal dapat melalui
udara, air dan makanan, sehingga akan sulit ditemukan suatu lingkungan yang bebas
timbal (Darmono, 1995).
Timbal (Pb-nitrat, Pb-oksida, Pb-karbonat, Pb-asetat) diabsorbsi melalui
saluran pencernaan dan pernafasan. Penyerapan timbal oleh saluran pencernaan
sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain makanan yang masuk,
konsentrasi timbal yang terserap, keadaan nutrisi, dan usia penderita. Selain itu,
penyerapan timbal akan meningkat seiring dengan defisiensi ion Ca, Fe, dan K, sebab
penyerapan timbal dalam tubuh (saluran pencernaan) melalui jalur yang sama dengan
penyerapan ion Ca, Fe, dan K. Dalam bentuk larutan, timbal akan diabsorbsi melalui
dinding saluran pencernaan dan diangkut oleh sistem vena porta hepatica untuk
dideposisikan di hati. Keracunan timbal umumnya bersifat kronis sebab ekskresi
timbal berlangsung sangat lambat dan cenderung terakumulasi di dalam tubuh,
sehingga timbal banyak terdapat dalam jaringan lunak, seperti hati, sumsum tulang,
ginjal, dan otak (Darmono, 1995).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Pejanan timbal pada masyarakat dapat menimbulkan berbagai efek negatif
pada kesehatan, yaitu pada saraf pusat dan saraf tepi, sistem kardiovaskular, sistem
hematopoetik, ginjal, pencernaan, sistem reproduksi, dan bersifat karsinogenik
(Nordberg, 1998). Keracunan timbal pada anak-anak sangat potensial merusak sistem
saraf dan menurunkan intelligence quotient (IQ), menjadi lamban berpikir dan tidak
cerdas (Hariono, 2005). Gangguan yang disebabkan keracunan timbal diantaranya
adalah gangguan pada sistem hematopoetik yaitu terhambatnya aktivitas enzim
aminolevulinic acid dehydrogenase (ALAD) pada sistesis heme (Goldstein dan
Kiper, 1994).
Pengobatan keracunan timbal biasanya meliputi penghentian paparan
dengan segera, perawatan suportif, dan penggunaan terapi khelasi secara bijaksana
(Katzung, 2004). Terapi khelasi yang spesifik digunakan untuk mengobati keracunan
timbal adalah Kalsium disodium edetat (Na2CaEDTA). Penggunaan Na2CaEDTA
harus dipantau karena efek samping yang ditimbulkannya antara lain: hipotensi, sakit
kepala, demam, hiperkalsemia, defisiensi seng, anoreksia, mual, muntah, anemia, dan
tremor (Anonim, 2007a).
Indonesia memiliki banyak tanaman obat. Salah satu tanaman yang dapat
dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan adalah daun ketela pohon (Manihot
utillisima Pohl. ). Dalam pengobatan tradisional, daun ketela pohon (Manihot
utillisima Pohl. ) digunakan sebagai obat rematik, demam, sakit kapala, diare, mata
sering kabur serta sebagai penambah nafsu makan (Anonim, 2005b). Selain itu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
ekstrak daun singkong dengan dosis 800 dan 1000 mg/kgBB tikus putih menunjukkan
kemampuan menghambat kerusakan sel hati (Adimunca, 1998).
Daun ketela pohon mengandung flavonoid. Salah satu flavonoid yang
terdapat pada daun ketela pohon adalah rutin. Rutin dari daun singkong (Manihot
utillissima Pohl. ) telah diisolasi dengan cara ekstraksi sinambung (Hartari, 1997).
Isolasi rutin menggunakan etanol 95% panas sesuai dengan sifat kelarutannya yang
mudah larut dalam alkohol panas (Riyanto, 1990). Menurut Trinajstic (2007),
flavonoid memiliki aktivitas sebagai pengkhelat ion logam. Dari penelitian yang
dilakukan oleh Radovic dan Malešev (1985) yang menginvestigasi tentang kompleks
yang dibentuk oleh Pb 2+ dan rutin, diketahui bahwa kompleks yang dibentuk oleh
keduanya relatif stabil.
Pada penelitian ini, tikus betina yang telah dipejani timbal selama 30 hari
diberi antiracun Na2CaEDTA lalu diberi ekstrak etanol daun ketela pohon (Manihot
utillisima Pohl.). Sampai saat ini belum ada laporan penelitian resmi yang
menyatakan keefektifan pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon (Manihot
utillisima Pohl.) setelah pemberian Na2CaEDTA dalam terapi penawarracunan
timbal. Hal inilah yang mendasari perlu diadakannya penelitian untuk mengetahui
pengaruh ekstrak etanol daun ketela pohon (Manihot utillisima Pohl.) setelah
pemberian Na2CaEDTA terhadap penurunan kadar timbal di dalam darah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
1. Permasalahan
a. Apakah pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon (Manihot utillisima Pohl.)
dengan dosis 800mg/kgBB per oral setelah pemberian Na2CaEDTA dapat
menurunkan kadar timbal dalam darah tikus?
b. Berapakah lama waktu pemberian Na2CaEDTA dan ekstrak etanol daun ketela
pohon (Manihot utillissima Pohl) yang dapat menurunkan kadar timbal?
2. Keaslian penelitian
Penelitian yang pernah dilakukan, antara lain :
a. Investigasi kompleks antara Pb 2+ dan rutin dengan spektrofotometri
menunjukkan bahwa Pb 2+ dan rutin dapat membentuk kompleks yang relatif
stabil (Radovic dan Malešev, 1985).
b. Isolasi rutin dari daun ketela pohon (Manihot utillisima Pohl., Euphorbiaceae)
sebagai antiagregasi platelet menunjukkan bahwa isolat yang diperoleh adalah
rutin dengan rendemen 0,20% (bib) mempunyai aktivitas sebagai antiagregasi
platelet pada penambahan adrenalin 4umol sebagai penginduksi agregasi (Hartari,
1997).
c. Pengaruh ekstrak daun singkong terhadap tikus putih yang diinduksi karsinogen
nitrosamin menunjukkan perlakuan dosis 800 dan 1000 mg/kg BB mempunyai
kemampuan menghambat kerusakan sel hati (Adimunca, 1998).
d. Efek pemberian plumbum (timah hitam) anorganik pada tikus putih (Rattus
norvegicus) menunjukkan bahwa setelah pemejanan timbal dengan dosis 0,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
g/kgBB/oral/hari/tikus selama 4 minggu diperoleh kadar timbal yaitu 0,75 ppm
(Hariono, 2005).
e. Daya terapi anti racun natrium-kalsiumedetat dan perasan mentimun (Cucumis
sativus L.) terhadap timbal (Pb) menunjukkan bahwa kadar timbal yang
membutuhkan terapi khelasi ( > 0,7 ppm (CDC, 2005)) dicapai pada hari ke-30
(Wahyunengsih, Fedelia, Astoro dan Putri, 2007)
f. Struktur-sifat/model aktivitas polyfenol menunjukkan bahwa flvonoid
mempunyai aktivitas sebagai pengkelat ion logam dan penghambat aktivitas
enzim (Trinajstic, 2007).
Meskipun demikian, pengaruh ekstrak etanol daun ketela pohon (Manihot
utillisima Pohl.) setelah pemberian Na2CaEDTA terhadap kadar timbal darah
tikus dengan metode spektroskopi serapan atom belum pernah dilaporkan.
3. Manfaat penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini meliputi :
a. Manfaat teoritis
Penelitian ini dapat memberikan sumbangan ilmiah terhadap ilmu tentang
penawaracunan timbal darah menggunakan senyawa kimia dan bahan alam.
b. Manfaat metodologis
Penelitian ini dapat memberikan sumbangan ilmiah terhadap perkembangan
metode penelitian tentang pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon (Manihot
utillisima Pohl.) setelah pemberian Na2CaEDTA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
c. Manfaat praktis
Penelitian ini untuk penggunaan dalam pelayanan di bidang farmasi, terutama
terkait dengan pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon (Manihot utillisima
Pohl.) setelah pemberian Na2CaEDTA.
B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. mengetahui apakah pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon (Manihot
utillisima Pohl.) dengan dosis 800mg/kgBB per oral setelah pemberian
Na2CaEDTA dapat menurunkan kadar timbal dalam darah tikus.
2. mengetahui lama waktu pemberian Na2CaEDTA dan ekstrak etanol daun ketela
pohon (Manihot utillissima Pohl.) yang dapat menurunkan kadar timbal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Timbal (Pb)
1. Karakteristik timbal
Timbal merupakan logam berat, bersifat toksik yang berwujud lunak dan
dapat ditempa. Warnanya putih kebiruan tapi akan memudar menjadi kelabu jika
terkena udara. Titik leleh timbal 327,4°C dan mendidih pada 1740°C. (Anonim,
2007b).
2. Keracunan timbal
Kadar timbal normal adalah 0,03 ppm darah lengkap. Jika kadarnya melebihi
1,0 ppm darah lengkap serta menunjukkan gejala klinis, dapat dikatakan telah terjadi
keracunan (Palar, 1994). Gejala keracunan timbal akut yaitu mulut terasa terbakar,
haus, inflamasi saluran gastrointestinal, muntah, dan diare. Sedangkan gejala
keracunan timbal kronik yaitu anoreksia, ‘lead-line’ pada gusi, mual, muntah, sakit
perut parah, paralisis, gangguan mental, gangguan visual, anemia dan konvulsi
(Katrina, 2006). Keracunan timbal lebih sering bersifat kronik dan jarang
menunjukkan gejala akut (Anonim, 2005a). Pemejanan timbal atau garamnya dalam
jangka panjang menyebabkan nephropathy, dan kolik perut (Anonim, 2007c).
Timbal menyebabkan ensefalopati jika kadarnya dalam darah di atas 0,8
ppm. Pada anak-anak, sindroma klinis terjadi jika kadar Pb darah 0,7 ppm.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Sedangkan pada kadar 0,4-0,5 ppm, anak-anak akan menunjukkan hiperaktivitas,
kurangnya perhatian, dan skor IQ menurun (Lu, 1995).
3. Farmakokinetika timbal
Sekitar 1-10% larutan timbal diabsorpsi dinding saluran pencernaan dan
didistribusikan ke jaringan lain melalui darah (Kehoe, 1965; Rabinowitz, Wetherill,
Kopple, 1973). Timbal terdeteksi dalam 3 jaringan utama. Pertama, timbal terikat
pada eritrosit darah (waktu paruh 25-30 hari). Kedua, di jaringan lunak yaitu hati dan
ginjal (waktu paruh sekitar beberapa bulan), kemudian didistribusikan dan dideposit
ke dalam kompartemen. Ketiga, tulang dan jaringan-jaringan keras (kalsifikasi),
misalnya gigi dan tulang rawan. Sekitar 90-95% timbal terdapat dalam tulang (waktu
paruh 30-40 tahun). Timbal diekskresikan melalui urin dan feses (Darmono, 1995).
4. Gangguan akibat keracunan timbal
Pada keracunan timbal kronis yang lebih sering terjadi (pada absorpsi per
hari > 1 mg dalam jangka waktu yang lama akan terjadi akumulasi akibat eliminasi
yang amat lambat) secara perlahan akan timbul gangguan pada: komponen darah dan
sumsum tulang, sistem saraf, otot polos (terutama dari saluran cerna), ginjal, kulit dan
mukosa (Mutschler, 1991).
5. Mekanisme keracunan timbal
a. Efek timbal terhadap sintesis heme
Timbal menghambat enzim sulfidril untuk mengikat delta-aminolevulinic
acid (ALA) porporpobilinogen, serta protoforfirin-9 menjadi hemoglobin. Hal ini
menyebabkan anemia dan adanya basofilik stipling dari eritrosit yang merupakan ciri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
khas dari keracunan Pb (Darmono, 1995). Asam δ-amino-levulinat dehidratase
(ALAD) dan hem sintetase paling rentan terhadap efek penghambatan timbal,
sementara asam δ-aminolevulinat sintetase (ALAS), uroporfirinogen dekarboksilase
(UROD), dan koproporfirinogen oksidase (COPROD) tidak begitu peka (Goldstein
and Kiper, 1994). Anemia klinis tampak jelas bila kadar Pb darah sekitar 0,5 ppm
(Lu, 1995).
Gambar 1. Skema penghambatan sintesis heme oleh timbal (Sjamsudin, Suyatna, 2007)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
b. Kompetisi timbal dengan kalsium
Toksisitas timbal lebih karena kemampuannya meniru kalsium dan
mengambil alih fungsi proses selular penting yang tergantung kalsium. Timbal
memiliki ikatan koordinasi yang lebih kuat dibandingkan dengan kalsium, yang
akhirnya berikatan dengan ligan oksigen. Timbal juga akan membentuk kompleks
dengan ligan lain, terutama gugus sulfhidril dan akan membentuk kompleks ion
dengan OH-, Cl-, NO3-, dan CO3
2- (Anonim, 2007e).
Transpor timbal menembus membran eritrosit diperantarai oleh anion
exchanger dan pompa Ca-ATPase. Pada jaringan lain, timbal menembus membran sel
melalui voltage-dependent atau jenis lain kanal kalsium. Setelah masuk ke
sitoplasma, timbal akan menempati tempat ikatan kalsium pada protein yang
tergantung kalsium. Timbal berikatan dengan kalmodulin, protein yang berperan
sebagai sensor terhadap konsentrasi kalsium bebas dan sebagai mediator pelepasan
neurotransmiter (gambar 3).
Gambar 2. Peran kalsium dalam pelepasan neurotransmitter (Clarkson, 1987)
Pada otak, timbal terakumulasi dalam sel astroglia, yang melindungi neuron-
neuron. Astrosit dapat mati karena efek toksik ion Pb2+. Uptake timbal dalam sel
astroglia dan neuron diperantarai oleh kanal kalsium (Anonim, 2007e).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
B. Terapi Antiracun
Terapi antiracun adalah tata cara yang secara khusus ditujukan untuk
membatasi intensitas (kekuatan) efek toksik zat kimia atau menyembuhkan efek
toksik yang ditimbulkannya sehingga bermanfaat dalam mencegah timbulnya bahaya
lebih lanjut. Berarti sasaran terapi antiracun adalah pengurangan intensitas efek toksik
(Donatus, 1997).
Strategi penatalaksanaan terapi antiracun dapat dilakukan dengan cara :
a. penghambatan keefektifan absorpsi bahan berbahaya
b. penghambatan keefektifan distribusi bahan berbahaya
c. peningkatan keefektifan metabolisme dan ekskresi (eliminasi) bahan
berbahaya terkait (Donatus, 1997).
Terapi khelasi dapat menggunakan succimer atau kalsium disodium edetat,
dengan atau tanpa dimerkaprol. Agen pengkhelat dapat digunakan untuk mengikat
timbal menjadi bentuk yang dapat diekskresikan. Khelat diindikasikan untuk dewasa
dengan gejala keracunan ditambah kadar Pb darah > 0,7 ppm, dan anak dengan
encephalopathy atau kadar Pb darahnya > 0,45 ppm (> 2,17 mmol/L) (Anonim,
2005a).
C. Na2CaEDTA (Disodium Kalsium Edetat)
Na2CaEDTA merupakan garam kompleks kalsium-dinatrium etilen
diamintetrSSAetat, digunakan untuk terapi keracunan kadmium, emas, dan terutama
keracunan timbal. (Mutschler, 1991).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Na O C
O
CH2
N
H2C
C O
Ca
O C
CH2
N
O
H2CCH2
H2C C O
O
Na
O
Gambar 3. Struktur Natrium-Kalsiumedetat (Katzung, 2004)
1. Farmakokinetika Na2CaEDTA
Absorpsi Na2CaEDTA buruk pada saluran gastrointestinal. Absorpsinya
yang buruk setelah pemberian secara oral karena terjadi peruraian khelat kalsium
pada pH lambung yang rendah (Dollery, 1999). Seluruh Na2CaEDTA ditemukan
dalam plasma darah. Na2CaEDTA tidak memenetrasi sel dan terdistribusi terutama
dalam cairan ekstraseluler. Hanya sekitar 5% konsentrasi plasma yang ditemukan
dalam cairan spinal (Anonim, 2004b).
Na2CaEDTA tidak dimetabolisme dan akan diekskresi dalam bentuk utuh di
dalam urin. Waktu paruh Na2CaEDTA adalah 20-60 menit. Sekitar 50% terekskresi
dalam waktu 1 jam dan lebih dari 95% akan terekskresi dalam 24 jam (Anonim,
2008a).
2. Indikasi
Natrium kalsiumedetat digunakan untuk menurunkan konsentrasi timbal
dalam darah dan meningkatkan ekskresi timbal lewat urin pada individu dengan
simptomatik intoksikasi timbal dan juga pada individu asimptomatik intoksikasi
timbal. Meskipun pengalaman klinis terkait dengan natrium kalsiumedetat dalam
menyembuhkan gejala (khususnya kolik akibat timbal) dan juga dapat menurunkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
mortalitas, kontrol klinis tentang efikasinya masih kurang, dan rekomendasi
perawatan telah sering diberikan secara empiris (Olson, 2006).
3. Kontraindikasi
Sejak natrium kalsiumedetat meningkatkan ekskresi timbal melalui ginjal,
anuria merupakan kontraindikasinya. Dengan pengurangan dosis dan perhatian yang
seksama pada pasien dengan disfungsi renal dapat menyebabkan akumulasi natrium
kalsiumedetat yang dapat meningkatkan resiko nefrophati (Olson, 2006).
4. Dosis dan cara pemberian
Keracunan timbal dengan ensefalophati, atau blood lead level (BLL) lebih
besar dari 0,75 diberikan natrium kalsiumedetat pada dosis 1500 mg/m2/hari
(30mg/kg) dalam 2-3 dosis terbagi (setiap 8-12 jam) secara intra muskular atau secara
kontinus infusi intra vena(dilarutkan dari 2-4 mg/ml dalam 5% dextrose atau dalam
larutan saline). Pemberian biasanya berlanjut selama 5 hari. Keracunan timbal
simptomatik tanpa ensefalophati, dan BLL 0,5-1 ppm. Diberikan natrium
kalsiumedetat pada dosis 1000-1500 mg/m2/hari (20-30 mg/kg) pada 2-3 dosis
terbagi secara intra muskular atau secara kontinus infusi intra vena (dilarutkan dari 2-
4 mg/ml) selama 3-5 hari. Terapi natrium kalsiumedetat secara oral tidak
direkomendasikan untuk pencegahan atau perawatan keracunan timbal, karena
dimungkinkan adanya peningkatan absorpsi timbal dari saluran gastro intestinal
(Olson, 2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
5. Efek samping
a. Nefrotoksik (misal : nekrosis akut tubular, proteinuria, hematuria) mungkin dapat
dikurangi dengan minum yang mencukupi, adanya aliran urin yang mencukupi,
mencegah dosis yang berlebih, dan pembatasan pemberian selama 5 hari atau
kurang.
b. Individu dengan intoksikasi timbal ensefalophati, kecepatan atau volume infusi
yang tinggi dapat meningkatkan tekanan intrakranial. Dalam kasus ini,
penggunaan injeksi intra muskular atau vo lume yang lebih rendah, infusi intra
venayang dengan konsentrasi yang lebih tinggi, lebih dianjurkan.
c. Nyeri lokal dapat terjadi saat pemberian injeksi intra muskular lidokain (1ml
lidokain 1% untuk setiap ml konsentrasi natrium kalsiumedetat) bisa ditambahkan
untuk mengurangi ketidaknyamanan.
d. Kelalaian penggunaan natrium kalsiumedetat dapat menyebabkan hipokalemia
yang serius.
e. Penggunaan untuk kehamilan tidak direkomendasikan. Keamanan dari natrium
kalsiumedetat untuk kehamilan belum ditetapkan. Malformasi dari janin dengan
dosis yang tinggi telah dilaporkan dari percobaan pada hewan (Olson, 2006).
6. Mekanisme kerja
Na2CaEDTA berikatan dengan ion logam polivalen pada pH cairan tubuh,
membentuk komplek atau khelat tidak terion yang larut air dan lebih stabil (Dollery,
1999). Kalsium pada Na2CaEDTA digantikan oleh timbal dan membentuk molekul
yang lebih stabil, kurang toksik sehingga mudah melalui ginjal (Mutschler, 1991).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Na2CaEDTA akan mengkhelat logam yang terdapat pada kompartemen ekstraselular.
Khelat yang terbentuk diekskresikan melalui ginjal dan timbal dapat dihilangkan dari
plasma, saluran gastrointestinal, jaringan lunak, dan lapisan tulang (Dollery, 1999).
Bentuk kalsium-sodium sangat efektif mengkhelat logam karena tidak menurunkan
pH darah ke level yang dapat menghambat aksi pengikatan (Anonim, 2007d). Obat
ini diberikan sebagai suatu garam kalsium dinatrium untuk mencegah kekurangan
kalsium yang secara potensial membahayakan jiwa (Katzung, 2004).
Sumber utama timbal yang akan dikhela t oleh Na2CaEDTA adalah dari
tulang. Timbal pada jaringan lunak akan terdistribusi kembali ke tulang jika terapi
khelasi dihentikan (Anonim, 2008a).
Na O C
O
CH2
N
H2C
C O
Ca
O C
CH2
N
O
H2CCH2
H2C C O
O
Na
O
+ Pb2+
+ Ca2+
Na O C
O
CH2
N
H2C
C O
Pb
O C
CH2
N
O
H2CCH2
H2C C O
O
Na
O
Na2CaEDTA Kompleks Na2CaEDTA dan timbal
Gambar 4. Reaksi pengkhelatan timbal (2+) oleh Na2CaEDTA (Katzung, 2004)
D. Ketela Pohon (Manihot utillisima Pohl.)
1. Keterangan botani
Ketela pohon (Manihot utillisima Pohl.) merupakan tanaman yang berasal
dari familia Euphorbiaceae, genus Manihot dan spesies Manihot utillisima Pohl. (van
Steenis, 1992). Ketela pohon (Manihot utillisima Pohl.) mempunyai beberapa nama
daerah diantaranya adalah ketela pohon, ubi kayu, ubi singkong, kaspe (Indonesia);
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
budin, kasapen, kasawe, kaspa (Jawa Tengah); ubi kayu, sampeu, capeu, huwi
dangdeur, huwi jendral, balandong (Sunda); ketila, ubi kayu, gadung hau of garung
kau (Sumatera); batata kayu (Sulawesi); ubi prancis (Maluku); peti kayu
(Kalimantan); nota, amberpone, timuria (Irian); cassava (Inggris).
2. Uraian tanaman
Perdu yang tidak bercabang atau bercabang sedikit, tinggi 2-7 meter. Batang
dengan tanda berkas daun yang bertonjolan. Umbi akar besar, memanjang, dengan
kulit berwarna coklat suram. Tangkai daun 6-35 cm, helaian daun menjari 3-9, tepi
daun rata, dengan taju yang bentuknya berbeda. Daun penumpu kecil, rontok. Bunga
dalam tandan yang tidak rapat, 3-5 tandan terkumpul dalam ujung batang, pada
pangkal dengan bunga betina, lebih atas dengan bunga jantan. Tenda bunga tunggal,
panjang 1 cm. Bunga jantan : bentuk lonceng, bertaju 5, benangsari 10, berseling
panjang pendek. Bunga betina : tenda bunga berbagi 5, bakal buah dikelilingi oleh
tonjolan penebalan dasar bunga yang kuning, berbentuk cincin, tangkai putik bersatu,
sangat pendek. Buah bentuk bola telur, dengan 6 papan yang membujur. Biji dengan
alat tambahan yang berlekuk pada pangkalnya (van Steenis, 1992).
3. Ekologi dan penyebaran
Jenis singkong Manihot utillisima Pohl. pertama kali dikenal di Amerika
Selatan kemudian dikembangkan pada masa pra-sejarah di Brasil dan Paraguay.
Tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia. Merupakan tanaman tahunan di daerah
tropis dan subtropis (van Steenis, 1992).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
4. Kandungan kimia
Daun ketela pohon mengandung (per 100 gram) : Vitamin A 11000 SI,
Vitamin C 275 mg, Vitamin B1 0,12 mg, Kalsium 165 mg, Kalori 73 kal,
Fosfor 54 mg, Protein 6,8 gram, Lemak 1,2 gram, Hidrat arang 13 gram serta
Zat besi 2 mg (Anonim, 2005b). Selain itu, daun ketela pohon juga mengandung rutin
(Hartari, 1997).
5. Khasiat dan kegunaan
Daun ketela pohon yang ditumbuk dapat dipergunakan sebagai obat kompres
pada sakit kepala dan demam (van Steenis, 1992) sedangkan dalam pengobatan
tradisional, daun ketela pohon (Manihot utillisima Pohl.) digunakan sebagai obat
rematik, demam, sakit kapala, diare, mata sering kabur serta sebagai penambah nafsu
makan (Anonim, 2005b).
6. Efek farmakologi
Khasiat rutin terhadap pertumbuhan kanker pada tikus putih diteliti oleh
Adimunca (1998). Pertumbuhan kanker ditinjau dari parameter bilirubin, SGPT,
SGOT yang merupakan fungsi hati serta kreatin untuk fungsi ginjal. Pemberian
ekstrak daun singkong dengan dosis 800 dan 1000 mg/kgBB tikus menunjukkan
kemampuan menghambat kerusakan sel hati.
Hartari (1997) telah menguji aktivitas rutin dari daun ketela pohon (Manihot
utillisima Pohl., Euphorbiaceae) sebagai antiagregasi platelet yang dilakukan dengan
cara turbidimetri. Hasil menunjukkan bahwa rutin yang diperoleh mempunyai
aktivitas sebagai antiagregasi platelet.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
E. Simplisia
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang
belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan
yang telah dikeringkan. Pengeringan simplisia dilakukan di udara yang terlindung
dari sinar matahari langsung. Pembuatan serbuk simplisia dilakukan dengan cara
membersihkan simplisia dari bahan organik asing dan pengotoran lain secara
mekanik atau dengan cara yang sesuai, keringkan pada suhu yang sesuai, haluskan,
ayak. Kecuali dinyatakan lain, seluruh simplisia harus dihaluskan menjadi serbuk
(4/18) (Anonim, 1989).
Simplisia dibedakan simplisia nabati, simplisia hewani, simplisia pelican
(mineral). Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tumbuhan atau isi sel yang
dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan belum berupa senyawa kimia
murni. Simplisia tersebut merupakan produk hasil pertanian tumbuhan obat setelah
melalui proses pasca panen dan proses preparasi secara sederhana menjadi bentuk
produk kefarmasian yang siap dipakai dalam bentuk serbuk halus untuk diseduh
sebelum diminum (jamu), untuk dicacah dan digodok sebagai jamu godokan (infus)
dan diproses untuk dijadikan produk sediaan farmasi (Anonim, 2000).
F. Ekstrak
Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi
senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang
sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan
(Anonim, 2000).
Cairan pelarut dalam proses pembuatan ekstrak adalah pelarut yang baik
(optimal) untuk senyawa kandungan yang berkhasiat atau yang aktif, dengan
demikian senyawa tersebut dapat terpisahkan dari bahan dan dari senyawa kandungan
kimia lainnya, serta ekstrak hanya mengandung sebagian besar senyawa kandungan
yang diinginkan. Dalam hal ekstrak total, maka cairan pelarut dipilih yang melarutkan
hampir semua metabolit sekunder yang terkandung. Faktor utama untuk
pertimbangan pada pemilihan cairan penyari adalah selektivitas, kemudahan bekerja
dan proses dengan cairan tersebut, ekonomis, ramah lingkungan dan keamanan
Sampai saat ini berlaku aturan bahwa pelarut yang diperbolehkan adalah air
dan alkohol (etanol) serta campurannya. Jenis pelarut lain seperti metanol, heksana,
toluen, kloroform, aseton, umumnya digunakan sebagai pelarut untuk tahap separasi
dan tahap pemurnian (fraksinasi). Khusus metanol dihindari penggunaannya karena
sifatnya yang toksik akut dan kronik, namun demikian jika dalam uji ada sisa pelarut
dalam ekstrak menunjukkan negatif, maka metanol sebenarnya pelarut yang lebih
baik dari etanol (Anonim, 2000).
G. Sokhletasi
Penyarian dengan alat sokhlet merupakan cara penyarian yang
menggabungkan dua proses sekaligus, yaitu proses untuk menghasilkan ekstrak cair
dan proses penguapan, sehingga diperoleh ekstrak yang lebih pekat (Anonim, 1986).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Prinsip penyarian dengan alat sokhlet adalah sebagai berikut :
Serbuk simplisia yang dibungkus dengan kertas saring dimasukkan ke dalam tabung,
cairan penyari diisikan ke dalam tabung sampai dua kali sirkulasi. Cairan penyari
dipanaskan hingga mendidih. Uap cairan penyari naik ke atas melalu pipa samping,
kemudian diembunkan kembali melalui pendingin tegak. Cairan turun ke labu melalui
tabung yang berisi serbuk simplisia. Cairan penyari sambil turun melarutkan zat aktif
serbuk. Karena adanya sifon, maka setelah cairan penyari mencapai permukaan sifon,
seluruh cairan akan kembali ke labu. Cara ini lebih menguntungkan karena uap panas
tidak melalui serbuk simplisia, tetapi melalui pipa samping (Anonim, 1986).
Keuntungan penyarian dengan sokhlet adalah :
1. cairan penyari yang diperlukan lebih sedikit dan secara langsung diperoleh hasil
yang pekat.
2. serbuk simplisia disari oleh cairan penyari yang murni sehingga dapat menyari zat
aktif lebih banyak.
3. penyarian dapat diteruskan sesuai dengan keperluan tanpa menambah volume
cairan penyari (Anonim, 1986).
Kerugian cara penyarian dengan sokhlet :
1. larutan dipanaskan terus menerus sehingga zat aktif yang tidak tahan pemanasan
kurang cocok.
2. cairan penyari dididihkan terus menerus sehingga cairan yang baik harus murni
atau campuran azeotrop (Anonim, 1986)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
H. Rutin
Rutin merupakan glikosida flavonol yang terdiri dari Kuersetin dan
disakarida rutinosa (rhamnosa dan glukosa). Rutin murni berwarna kuning atau
kuning kehijauan yang berbentuk kristal jarum (Anonim, 2008b).
Kelarutan rutin adalah 1 gram larut dalam 1 liter air, 200 ml air mendidih, 7
ml alkohol mendidih. Larut dalam piridin, formamide dan larutan alkali. Sukar larut
dalam alkohol, aseton, etil asetat, tak larut dalam kloroform, eter, benzen, petroleum
eter. Isolasi rutin menggunakan etanol 95% panas (Riyanto, 1990).
Rumus struktur rutin adalah :
O
OOH
HO OH
OH
OO
OH
OH
OH
OO
CH3
OH
OH OH
Rutinoside
Gambar 5. Struktur Rutin (Anonim, 2008a)
Rutin mempunyai aktivitas sebagai antioksidan, menghentikan edema pada
vena, antiinflamasi, menghambat sel kanker dan kondisi pre-kanker serta mencegah
atherogenesis dan mengurangi efek toksik dari oksidasi LDL-kolesterol (Anonim,
2008b). Rutin juga dapat berfungsi sebagai khelat ion logam (Trinajstic, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
I. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran yang berdasarkan atas
perbedaan distribusi dari komponen-komponen campuran tersebut diantara dua fase,
yaitu fase diam dan fase gerak. Pemisahan secara kromatografi dilakukan dengan cara
melihat beberapa sifat umum dari molekul. Sifat utama yang terlibat adalah
1. kecenderungan molekul untuk melarut dalam cairan (kelarutan)
2. kecenderungan molekul untuk melekat pada permukaan serbuk halus (adsorpsi,
penyerap), dan
3. kecenderungan molekul untuk menguap atau berubah ke keadaan uap (keatsirian).
Pada sistem kromatografi, campuran yang akan dipisahkan ditempatkan
dalam keadaan yang sedemikian rupa sehingga komponen-komponennya dapat
menunjukkan dua dari ketiga sifat tersebut. Hal ini mungkin melibatkan dua sifat
yang berlainan , misalnya kelarutan di dalam dua cairan yang tidak saling bercampur
(Gritter, 1991).
Jarak pengembangan senyawa pada kromatogram biasanya dinyatakan
dengan angka Rf atau hRf. Harga Rf dapat ditentukan dengan membandingkan jarak
rambat bercak dari titik penotolan dengan jarak gerak eluen dari titik awal.
Angka Rf berjangka antara 0,00 dan 1,00 dan hanya dapat ditentukan dua
desimal sedangkan hRf adalah angka Rf yang dikalikan faktor 100 (h), menghasilkan
nilai berjangka 0 sampai 100. Jika dipilih 10 cm sebagai jarak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
pengembangan, maka jarak rambat suatu senyawa (titik awal sampai pusat bercak
dalam cm) dikalikan 10 menghasilkan angka hRf (Stahl, 1985).
awaltitikdarieluengerakjarakpenotolantitikdaribercakrambatjarak
Rf = (1)
Terdapat berbagai kemungkinan untuk mendeteksi senyawa pada
Kromatografi Lapis Tipis. Deteksi paling sederhana adalah jika senyawa
menunjukkan penyerapan pada daerah UV dengan panjang gelmbang pendek (254
nm) atau pada panjang gelombang panjang (365 nm). Jika dengan kedua cara tersebut
senyawa tidak dapat terdeteksi, dilakukan dengan reaksi kimia (Stahl, 1985)
1. Fase diam
Pada KLT, adsorben yang umum digunakan antara lain silika gel, alumina,
tanah diatomae, dan serbuk selulosa. Silika gel bersifat asam dan berguna untuk
kromatografi pembagian maupun penyerapan. Alumina yang bersifat basa terutama
digunakan untuk kromatografi penyerapan. Tanah diatomae bersifat netral dan
digunakan sebagai penyangga untuk kromatografi pembagian. Bahan penyerap lain
yang digunakan adalah sephadex, poliamida, kieselghur, dan amilum.
2. Fase gerak
Fase gerak merupakan medium angkut yang terdiri dari satu atau beberapa
pelarut. Fase gerak bergerak dalam fase diam, yaitu suatu lapisan berpori karena
adanya gaya kapiler. Fase gerak yang digunakan pelarut yang bertingkat mutu
analitik dan bila diperlukan sistem pelarut multi komponen maka harus berupa suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
campuran sesederhana mungkin yang terdiri atas maksimum tiga komponen (Stahl,
1985).
J. SSA (Spektroskopi Serapan Atom)
1. Prinsip metode spektroskopi serapan atom
Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Walsh pada tahun 1950an
(Brokeart, 2002). Metode spektroskopi serapan atom (SSA) berprinsip pada
penyerapan cahaya oleh atom. Atom-atom menyerap cahaya atau radiasi pada
panjang gelombang tertentu, tergantung sifat unsurnya. Timbal menyerap cahaya
pada panjang gelombang 283 nm. Dengan penyerapan energi, energi yang diperoleh
lebih banyak, sehingga suatu atom pada keadaan dasar akan dinaikkan tingkat
energinya ke tingkat eksitasi.
Setiap radiasi yang mengenai bahan mempunyai intensitas tertentu, setelah
melewati bahan, intensitas radiasi tersebut berkurang. Pengurangan ini dikarenakan
sebagian dari radiasi tersebut diserap dan dipantulkan, dan dapat dituliskan (2):
I I I I rtao ++=
(2)
di mana Io adalah intensitas radiasi sebelum melewati bahan (W/m2), It
adalah
intensitas radiasi sesudah melewati bahan (W/m2), Ia adalah intensitas radiasi yang
diserap bahan (W/m2), dan Ir adalah intensitas radiasi yang dipantulkan bahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
(W/m2). Bagian yang dipantulkan bahan sangat kecil sehingga persamaannya (3)
menjadi
I I I ato +=
(3)
Besarnya faktor transmisi adalah kemampuan bahan untuk meneruskan
sebagian radiasi yang mengenainya mengikuti persamaan (4) :
IoIt
T = (4)
dengan T adalah faktor transmisi, maka besarnya serapan (A) adalah
Τ−=Α log (5)
Τ=Α
1log (6)
t
o
ΙΙ
=Α log (7)
(Khopkar, 1990)
Ada beberapa panjang gelombang dari unsur yang menghasilkan garis
spektrum. Panjang gelombang yang menghasilkan garis spektrum yang tajam dengan
intensitas maksimum dapat dipilih. Garis inilah yang dikenal dengan garis resonansi.
Panjang gelombang yang dip ilih untuk menganalisis timbal adalah 283 nm (Khopkar,
1990).
Temperatur mempunyai peranan penting dalam proses atomisasi. Temperatur
nyala harus sesuai dengan energi yang dibutuhkan untuk melepas atom dari ikatannya
sehingga diperoleh atom-atom bebas pada keadaan ground state. Besar pengaruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
temperatur terhadap perbandingan jumlah atom pada keadaan eksitasi dan jumlah
atom pada keadaan ground state dinyatakan dengan persamaan Boltzman (8):
ΚΤΕ
−ΡΡ
=ΝΝ j
o
j
o
j exp (8)
Nj dan No masing-masing adalah jumlah atom pada keadaan eksitasi dan atom pada
keadaan ground state. K adalah tetapan Boltzman (1,38 x 10-16 erg/K). T adalah
temperatur absolut (Kelvin). Ej adalah perbedaan energi tingkat eksitasi dan tingkat
ground state. Pj dan Po adalah faktor statistic yang ditentukan oleh banyaknya tingkat
yang mempunyai energi setara pada masing-masing tingkat kuantum. Keberhasilan
analisis pada SSA tergantung pada proses atomisasi dan serapan oleh atom-atom
bebas yang netral (Khopkar, 1990).
2. Instrumentasi spektroskopi serapan atom
Alat SSA terdiri dari 3 komponen yaitu : unit atomisasi, sumber radiasi dan
sistem pengukur fotometrik (gambar 6) (Khopkar, 1990).
Gambar 6. Instrumen spektroskopi serapan atom (Anonim, 2006a).
Atomisasi adalah proses yang mengubah unsur yang akan dianalisis menjadi
uap atom (Price, 1972). Atomisasi dapat dilakukan dengan nyala maupun dengan
tungku. Untuk mengubah unsur metalik menjadi uap atau hasil disosiasi diperlukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
energi panas. Temperatur pada nyala harus benar-benar sesuai dengan energi yang
dibutuhkan untuk melepas atom dari ikatannya sehingga diperoleh atom-atom bebas
pada keadaan ground state (Price, 1972).
Gambar 7. Prinsip metode spektroskopi serapan atom dan instrumentasinya (Anonim,
2006b)
Atomisasi dilakukan dengan bantuan gas pembakar. Gas pembakar terdiri
dari propana, asetilena dan hidrogen. Oksidan adalah zat yang digunakan untuk
mengoksidasi bahan bakar dalam nyala (Price, 1972). Brokeart (2002) menyebutkan
bahwa oksidan terdiri dari N2O atau udara. Campuran udara dan asetilen
menghasilkan temperatur sebesar 2026,85°C. Temperatur yang dihasilkan cukup
tinggi untuk membuat atomisasi yang baik (Price, 1972).
Gambar 8 . Skema proses atomisasi sampel. M : logam (metal); M*: atom yang tereksitasi. Pada
SSA yang diukur adalah M’ yaitu atom dalam keadaan ground state (Bassett, Denney, Jeffery dan Mendham, 1994)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Zona nyala pada SSA yaitu primary combustion zone, interzonal region dan
secondary combustion zone (gambar 9). Penyerapan paling baik terjadi pada
interzonal region. Pada zona ini, atom dalam keadaan gas segera menyerap energi
radiasi yang diemisikan oleh lampu katoda berongga (Skoog, West, Holler., 1994).
Gambar 9. Pembagian zona nyala pada pembakar pada spektroskopi serapan atom (Skoog,
West, Holler, 1994)
Sumber radiasi yang digunakan pada SSA adalah lampu katoda berongga
(hollow cathode lamp) yang memiliki 2 elektroda. Salah satunya berbentuk silinder
dan terbuat dari unsur yang sama dengan unsur yang dianalisis. Lampu ini diisi
dengan gas mulia bertekanan rendah. Dengan pemberian tegangan pada arus tertentu,
logam mulai memijar dan atom-atom logam katodanya akan teruapkan dengan
pemercikan. Atom akan tereksitasi kemudian mengemisikan radiasi pada panjang
gelombang tertentu. Suatu garis yang diinginkan dapat diisolasi dengan suatu
monokromator (Khopkar, 1990).
Gambar 10. Lampu katoda berongga (hollow cathode lamp)
pada SSA dan bagian-bagiannya (Levinson, 2006)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Interferensi dalam metode spektroskopi serapan atom meliputi interferensi
kimia dan fisika. Interferensi kimia meliputi pembentukan komponen yang stabil dari
unsur-unsur yang akan dianalisis. Gangguan ini mengakibatkan penurunan nilai
serapan. Interferensi fisika meliputi volatilisasi yang tidak sempurna dari sampel yang
juga menyebabkan penurunan nilai serapan karena jumlah atom pada keadaan ground
state sedikit (Price, 1972).
3. Kelebihan dan kekurangan metode spektroskopi serapan atom
Metode ini mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan metode ini
adalah tidak perlu adanya pemisahan dari sampel. Hal ini berarti unsur yang terdapat
dalam sampel dapat dianalisis tanpa memisahkan dengan unsur lain, sebab digunakan
sumber radiasi yang khusus sesuai dengan unsur yang akan dianalisis. Kekurangan
metode ini adalah kurang sensitif untuk penentuan sampel bukan logam (Mulja dan
Suharman, 1995).
K. Validitas Metode
Validasi metode analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter
tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium untuk membuktikan bahwa parameter
tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya (Harmita, 2004). Parameter-
parameter validasi dari metode analisis yaitu :
1. Akurasi
Akurasi adalah ketelitian suatu metode analisis atau kedekatan antara nilai
terukur dengan nilai yang diterima baik nilai konvensi, nilai sebenarnya atau nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
rujukan. Akurasi dapat ditunjukkan dengan persen perolehan kembali (recovery).
Akurasi untuk bioanalisis yaitu 80-120% masih bisa diterima (Mulja dan Hanwar,
2003). Kriteria recovery ini cukup fleksibel, semakin kompleks dan semakin sulit
metode analisis yang digunakan maka recovery diperbolehkan semakin rendah atau
kisarannya semakin lebar (Rohman, 2007).
2. Presisi
Presisi merupakan ukuran keterulangan metode analisis dan biasanya
dinyatakan dalam simpangan baku relatif atau koefisien korelasi (KV) dari sejumlah
sampel yang berbeda signifikan secara statistik (Rohman, 2007). Keseksamaan diukur
sebagai simpangan baku atau simpangan baku relatif (koefisien variasi). Kriteria
seksama diberikan jika metode memberikan simpangan baku relatif atau koefisien
variasi 2% atau kurang.
Tabel I. Nilai Koefisien Korelasi (KV) berdasarkan konsentrasi analit Konsentrasi analit (ppm) Nilai Koefisien Korelasi (KV)
10.000 2,5% 1.000 5%
1 16% 0,001 32%
(Harmita, 2004)
3. Linearitas dan rentang
Linearitas suatu metode analisis merupakan kemampuan untuk
mendapatkan hasil uji yang secara langsung proporsional dengan konsentrasi analit
pada kisaran yang diberikan (Rohman, 2007). Persyaratan data linearitas yang biasa
diterima jika memenuhi nilai koefisien korelasi (r) > 0,99 (Christian, 2004).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Rentang adalah jarak antara level terbawah dan teratas dari metode analisis
yang telah dipakai untuk mendapatkan presisi, linearitas dan akurasi yang biasa
diterima. Rentang yang digunakan biasanya 0% sampai 200% terhadap kadar analit
dalam sampel (Harmita, 2004).
4. Limit Of Detection (LOD) dan Limit Of Quantitation (LOQ)
Limit deteksi (Limit of Detectiom) adalah konsentrasi analit terendah dalam
sampel yang masih dapat dideteksi, meskipun tidak dapat dikuantitasi. LOD
seringkali diekspresikan sebagai suatu konsentrasi pada rasio signal terhadap derau
(signal to noise ratio) biasanya 2 atau 3 dibanding 1 (Rohman, 2007).
LOQ (Limit Of Quantitation) merupakan konsentrasi analit terendah dalam
sample yang dapat ditentukan dengan presisi dan akurasi yang dapat diterima pada
kondisi operasional metode yang digunakan. Ratio signal to noise LOQ umumnya
10:1 (Rohman, 2007).
Menurut Anonim (2007f), metode analisis dibedakan menjadi 4 kategori,
yaitu :
1. Kategori 1
Mencakup metode-metode analisis kuantitatif, untuk menetapkan kadar
komponen utama bahan obat atau zat aktif dalam sediaan farmasi.
2. Kategori 2
Mencakup metode-metode analisis kualitatif dan kuantitatif yang digunakan
untuk analisis impurities atau degradation cmpounds dalam sediaan farmasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
3. Kategori 3
Mencakup metode-metode analisis yang digunakan untuk menentukan
karakteristik penampilan suatu sediaan farmasi.
4. Kategori 4 (tes identifikasi)
Tabel II. Parameter validitas metode yang dipersyaratkan untuk setiap kategori Kategori 2 Parameter
analisis Kategori 1
Kuantitatif Kualitatif Kategori 3 Kategori 4
Akurasi Ya Ya * * Tidak Presisi Ya Ya Tidak Ya Tidak LOD Tidak Tidak Ya * Ya LOQ Tidak Ya Tidak * Tidak
Linearitas Ya Ya Tidak * Tidak Range Ya Ya * * Tidak
* = mungkin diperlukan, tergantung sifat tes yang spesifik (Anonim, 2007f)
Menurut Cham, Lee, Lam dan Zhang (2004), prosedur untuk mengevaluasi
karakteristik validasi uji logam yang disarankan oleh Japan Pharmacopeia (JP) dapat
dilihat pada tabel III.
Tabel III. Parameter validitas metode yang dipersyaratkan Uji kemurnian
Karakteristik Identifikasi
Kuantitatif Batas Percobaan (kelarutan; kandungan/potensi)
Akurasi - + - + Presisi
Repeatability - - - + Intermediate + + - +
Spesifisitas - - + + LOD - + + - LOQ - + - - Linearitas - + - + Rentang - + - + Keterangan : (-)menunjukkan parameter tidak dievaluasi (+)menunjukkan parameter ini dievaluasi
Dalam rangka meningkatkan validitas, ada tiga prinsip dasar yang perlu
diketahui, yaitu : replikasi, randomisasi (berhubungan dengan validitas eksternal) dan
kontrol internal (yang berhubungan dengan validitas internal) (Nazir, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
L. Landasan Teori
Timbal merupakan salah satu logam berat yang dapat membahayakan
kesehatan manusia jika termakan maupun terhirup. Bahaya yang ditimbulkan antara
lain gangguan pada sistem hematologi, sistem saraf pusat, organ reproduksi dan
ginjal.
Keberbahayaan yang diakibatkan oleh timbal dapat diatasi dengan terapi
antiracun Na2CaEDTA, dimercaprol, D-penicillamine. Antiracun yang paling spesifik
untuk timbal adalah antiracun Na2CaEDTA yang merupakan agen pengkhelat.
Daun ketela pohon (Manihot utillisima Pohl.) mengandung flavonoid, yaitu
rutin. Rutin dapat berfungsi sebagai khelat ion logam. Rutin mampu mengkhelat
timbal pada cincin B yaitu pada 3, 4-dihidroksi.
Pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon (Manihot utillisima Pohl.)
setelah Na2CaEDTA diduga dapat efektif menurunkan kadar timbal dalam darah.
M. Hipotesis
Berdasarkan landasan teori diatas maka dapat dikemukakan suatu hipotesis
bahwa pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon (Manihot utillisima Pohl.) setelah
pemberian Na2CaEDTA diduga sinergis dalam menurunkan kadar timbal dalam
darah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian.
Penelitian daya antiracun timbal (Pb) dengan menggunakan Na2CaEDTA
dilanjutkan ekstrak etanol ketela pohon (Manihot utilissima) merupakan jenis
penelitian eksperimental murni rancangan acak pola satu arah.
B. Variabel dan Definisi Operasional
1. Variabel penelitian
a. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah dosis ekstrak etanol daun ketela pohon
(Manihot utilissima Pohl.) yaitu 800 mg/kg BB dan dosis Na2CaEDTA yaitu 189
mg/kg BB.
b. Variabel tergantung
Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah kadar timbal dalam darah setelah
perlakuan.
c. Variabel pengacau
1) Variabel pengacau terkendali
a. Subyek uji : tikus putih galur Wistar
b. Umur hewan uji : 1,5-2 bulan
c. Jenis kelamin hewan uji : betina
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
d. Berat badan hewan uji : 100-150 gram
e. Bobot dan jenis pakan : pelet tipe BR2 10 g/hari/ekor
f. Air minum hewan uji : aquadest
g. Cara pemberian bahan uji : secara per oral
h. Asal bahan uji : kebun obat Merapi Farma, Kaliurang
Pengendalian terhadap variabel di atas bertujuan untuk mengurangi faktor-
faktor yang dapat mengganggu hasil penelitian.
2) Variabel pengacau tak terkendali
a. Kondisi patologis tikus adalah keadaan individu tikus yang akan
mempengaruhi farmakokinetika timbal baik mekanisme absorpsi,
distribusi maupun ekskresi,
2. Definisi operasional
a. Ekstrak etanol adalah ekstrak etanol daun ketela pohon (Manihot utillisima Pohl.)
yang diperoleh dengan metode sokhletasi menggunakan etanol 95%.
b. Hewan uji adalah tikus putih galur Wistar dengan jenis kelamin betina.
c. Kadar timbal darah praperlakuan adalah kadar timbal yang terkandung dalam
darah hewan uji pada hari ke-0.
d. Kadar timbal darah pascaperlakuan adalah kadar timbal darah hewan uji yang
terukur pada hari ke-35 dan ke 40.
e. Pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon setelah pemberian Na2CaEDTA
adalah pemberian ekstrak etanol setelah 2 jam pemberian Na2CaEDTA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
C. Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah hewan uji yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih betina galur Wistar dengan berat
100 - 150 g dan umur 1,5 - 2 bulan (Laboratorium Biofarmasetika Fakultas Farmasi
USD), serbuk daun ketela pohon (kebun obat Merapi Farma, Kaliurang),
Na2CaEDTA p.a. (Merck), etanol 95% p.a (Merck), timbal asetat p.a. (Merck),
Standar Pb 1000 ppm p.a. (Merck), aquadest, larutan saline (NaCl 0,9% 0,1 N),
HNO3 65 % p.a. (Merck ), HClO 4 37 % p.a. (Merck), selulosa p.a. (Merck),
n-butanol p.a. (Merck), asam asetat p.a. (Merck), AlCl3 p.a. (Merck), FeCl3 p.a.
(Merck), rutin p.a. (Sigma).
D. Alat Penelian
Alat yang digunakan dalam penelitian adalah seperangkat alat gelas (Pyrex),
ayakan, sokhlet, kertas saring, oven (WTB binder 78352 Tuttlingen/Germany), bejana
pengembang, alat semprot bercak, SpektroskopiUV 254 nm dan 365 nm, neraca
(Mettler Toledo), spuit injeksi per oral dan intra muskular, eppendorf, bluetype,
yellowtype, pipet tetes, pipa kapiler tanpa heparin, hot plate (Heidolph MR 2002),
mikropipet 200 - 1000µl (GILSON Z 64581D), Spektroskopi Serapan Atom (Hitachi
Z-8000 Polarized Zeeman).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
E. Tata Cara Penelitian
1. Determinasi tanaman
Determinasi dilakukan untuk memastikan kebenaran tanaman daun ketela
pohon (Manihot utillisima Pohl.) dilakukan dengan cara mencocokkan dengan kunci
determinasi pada buku Flora untuk Sekolah di Indonesia.
2. Preparasi bahan
a. Pengumpulan, pengeringan daun ketela pohon dan pembuatan serbuk.
Bagian tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah bagian daun
yang telah dikeringkan. Proses penanaman, pengeringan dan pembuatan serbuk daun
dilakukan oleh petugas di Merapi Farma Kaliurang.
b. Pembuatan ekstrak etanol daun ketela pohon
Ekstrak etanol daun ketela pohon dibuat dengan menimbang 40 gram serbuk
daun ketela pohon lalu dimasukkan ke dalam kantong dari kertas saring. Serbuk
daun ketela pohon dalam kantong dimasukkan dalam labu sokhlet kemudian diberi
pelarut etanol sebanyak 2 kali sirkulasi. Proses sokhletasi dilakukan hingga cairan
yang terekstraksi mendekati jernih dengan suhu ± 50-600 C. Timbang cawan porselen
kering kemudian ekstrak kental dimasukkan ke dalam cawan yang sudah ditara
dilanjutkan penguapan mendekati kering dengan oven pada suhu 500C (Anonim,
1986). Timbang ekstrak kering yang didapat untuk mengetahui % rendemen.
( )( ) %100gramdiekstrak yangserbukberat
(gramkeringekstrak berat Rendemen% ×= (9)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
c. Pembuatan larutan ekstrak etanol daun ketela pohon.
Larutan ekstrak 6,4% b/v dibuat dengan menimbang lebih kurang 6,4 gram
ekstrak kering daun ketela pohon kemudian dilarutkan dengan aquadest 1000 C
sampai 100 ml pada labu ukur 100,0 ml.
d. Pembuatan larutan timbal asetat.
Larutan timbal asetat 0,004% b/v dibuat dengan menimbang lebih kurang
0,004 gram serbuk timbal asetat kemudian ditambah aquadest 1000 C sampai 100 ml
pada labu ukur 100,0 ml. Timbal asetat (Pb(CH3COO)2.3H2O) berupa serbuk
berwarna putih. Timbal asetat dilarutkan dalam aquadest 1000 C (Anonim, 1995b)
hingga diperoleh konsentrasi larutan timbal asetat 0,04 mg/L. Menurut Anonim
(2008c), reaksi antara timbal asetat dengan air menghasilkan timbal asetat trihidrat
(10).
Pb(CH3COO)2 + 3 H2O Pb(CH3COO)2 . 3H2O (10)
Aquadest 1000 C digunakan untuk melarutkan timbal karena timbal sulit
larut dalam air dingin dan air asam, tapi larut dalam asam nitrit, asam asetat dan asam
sulfat pekat. Aquadest merupakan pelarut universal yang sifatnya netral dan tidak
beracun.
e. Pembuatan larutan Na2CaEDTA.
Larutan Na2CaEDTA 151,2 % b/v dibuat dengan menimbang 151,2 gram
serbuk Na2CaEDTA kemudian ditambah larutan saline (NaCl 0,9% 0,1 N) sampai
100 ml pada labu ukur 100,0 ml.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
3. Uji analisis kualitatif rutin pada daun ketela pohon
Ekstrak kering hasil sokhletasi, ditimbang sebanyak 640 mg lalu ditambahkan etanol
95% hingga volumenya tepat 10 ml.
Fase diam : selulosa
Fase gerak : n-butanol : asam asetat : air (4 : 1 : 5) v/v, fase atas
Deteksi : UV 254 nm; 365 nm; uap amonia; AlCl3
Pembanding : rutin 0,1 % b/v
4. Penyiapan hewan uji
Penyiapan hewan uji dilakukan dengan cara sepuluh pasang tikus jantan dan
betina dikawinkan sehingga bunting. Setelah dua puluh hari masa organogenesis dan
dilahirkan, anak tikus yang berumur tiga minggu dipisahkan dari induknya. Tikus
betina yang berumur 6-8 minggu dipilih sebagai hewan uji.
Persiapan hewan uji dilakukan beberapa bulan sebelum penelitian agar bisa
mengendalikan variabel pengacau, seperti asupan makanan dan minuman selalu
dikendalikan dan yang lebih penting lagi umur dari hewan uji benar – benar dapat
dipastikan. Dalam penelitian ini asupan makanan yang diberikan adalah pelet tipe
BR2 dengan pemberian 10 g/hari/ekor sedangkan untuk minuman diberi aquadest
yang selalu baru setiap harinya.
Hewan uji yang digunakan adalah yang berjenis kelamin betina. Kemudian
dipelihara hingga tikus yang dipilih telah siap untuk dijadikan hewan uji dalam
penelitian ini baik dari segi umur dan juga berat badannya. Pengendalian hewan uji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
ini diharapkan mapu mengurangi variabel pengacau yng berasal dari hewan uji dan
lingkungan.
5. Optimasi lama pemejanan timbal yang mencapai kadar toksik yang
membutuhkan terapi khelasi
Optimasi lama pemejanan ini dilakukan pada 8 ekor tikus. Dosis timbal
yang dipejankan adalah 0,5 g/kgBB/oral/hari/tikus (Hariono, 2005). Center for
Disease Control (CDC) menyarankan penggunaan terapi khelasi jika kadar timbal
dalam darah > 0,70 ppm. Menurut Hariono (2005), kadar timbal darah yang
membutuhkan terapi khelasi dicapai pada hari ke-30 (0,75 ppm). Menurut
Wahyunengsih, Fedilia, Astoro, Putri (2007), kadar toksik yang membutuhkan
khelasi dicapai pada hari ke-40. Hasil pengukuran dapat dilihat pada lampiran 8.
6. Pengelompokan dan perlakuan hewan uji
Hewan uji dibagi menjadi 4 kelompok tiap kelompok terdiri dari 7 ekor
hewan uji.
Kelompok I : kontrol negatif (aquadest)
Kelompok II : kontrol positif (timbal)
Kelompok III : timbal-Na2CaEDTA
Kelompok IV : perlakuan timbal-Na2CaEDTA dilanjutkan dengan ekstrak etanol
daun ketela pohon
Kelompok I merupakan kelompok kontrol negatif. Kontrol negatif adalah
larutan pensuspensi yang digunakan untuk melarutkan ekstrak etanol daun ketela
pohon yang akan dipejankan pada hewan uji. Dalam penelitian ini menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
aquadest. Pemilihan aquadest dikarenakan senyawa (baik timbal maupun rutin)
mempunyai kelarutan yang baik dalam aquadest. Selain itu, aquadest merupakan
pelarut yang aman bagi hewan uji.
Kelompok II merupakan kelompok kontrol timbal. Hewan uji pada
kelompok perlakuan ini dipejankan timbal asetat dengan dosis 0,5 g/kgBB/hari secara
per oral (Hariono, 2005) selama 30 hari dengan volume pemberian disesuaikan
dengan berat badan tiap hewan uji.
Kelompok III dapat berfungsi sebagai kontrol terhadap kelompok timbal-
Na2CaEDTA dilanjutkan pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon tetapi juga
dapat berfungsi sebagai perlakuan terhadap kontrol negatif dan kontrol positif. Pada
hari ke-31 hingga hari ke-40 diberi antiracun Na2CaEDTA. Pemberian Na2CaEDTA
dengan dosis 189 mg/kg BB secara intra muskular (Katzung, 2004) dimaksudkan
untuk melihat apakah Na2CaEDTA dapat menurunkan kadar timbal dalam darah
sesuai dengan literatur.
Kelompok perlakuan IV yaitu kelompok perlakuan timbal-Na2CaEDTA
dilanjutkan ekstrak etanol daun ketela pohon. Pada kelompok ini, setelah dua jam
pemberian Na2CaEDTA hewan uji dipejankan ekstrak etanol daun ketela pohon
dengan dosis 800 mg/kg BB secara per oral (Adimunca, 1998). Pada dosis 800 mg/kg
BB secara per oral menunjukkan kemampuan menghambat kerusakan sel hati. Hati
merupakan tempat terjadinya detoksifikasi racun. Timbal merupakan logam yang
tidak dibutuhkan oleh tubuh yang merupakan racun. Kemampuan ekstrak etanol dosis
800 mg/kg BB secara per oral dalam menghambat kerusakan sel hati diharapkan juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
dapat membantu penawarracunan timbal. Waktu antara pemberian Na2CaEDTA dan
ekstrak etanol daun ketela pohon dijeda selama 2 jam berdasarkan t ½ eliminasi
Na2CaEDTA yaitu 2 jam. Dengan membandingkan kadar timbal dalam darah antar
kelompok, maka dapat diamati apakah pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon
setelah Na2CaEDTA efektif dalam menurunkan kadar timbal dalam darah hewan uji.
7. Penanganan hewan uji
Larutan timbal asetat dosis 0,5 g/kgBB/hari secara per oral diberikan ke
hewan uji kelompok kontrol dan perlakuan timbal selama 30 hari. Antiracun
Na2CaEDTA diberikan pada hari ke-31 sampai 40 dengan dosis 189 mg/kg BB tikus
secara intra muskular. Setelah dua jam pemberian Na2CaEDTA, ekstrak etanol daun
ketela pohon dengan dosis 800 mg/kgBB tikus diberikan secara per oral pada hari ke-
31 sampai 40.
8. Pengukuran kadar timbal darah dengan Spektroskopi Serapan Atom
a. Preparasi sampel.
Darah tikus diambil dari sinus orbitalis mata, ditampung dalam effendrof,
kemudian ditimbang. Sampel didestruksi dengan HNO3 p 10-15 ml dan HClO4 0,5 ml
hingga jernih dan tidak berasap kuning. Didinginkan dan volumenya ditepatkan
menjadi 10 ml. Sampel aquadest, air minum, dan pakan tikus juga diukur kadar
timbalnya.
Berat sampel darah yang diambil dari sinus orbitalis mata harus lebih dari
0,5 gram karena kadar timbal dalam darah sangat kecil sehingga diperlukan berat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
sampel yang cukup banyak untuk dapat terukur. Destruksi sampel darah
berdasarkan metode kimia basah (wet chemical method). Efektifitas metode ini dilihat
dari kemampuan oksidasinya yang bergantung pada penambahan asam dan
temperatur maksimal, sesuai titik didih asam yang digunakan.
HNO3 pekat akan melarutkan timbal menjadi timbal nitrat yang dapat larut.
Kekuatan oksidasinya meningkat dengan penambahan perklorat dan peningkatan
suhu serta tekanan saat proses digesti.
HClO4 pekat (60-72%) akan menguraikan senyawa organik dalam suhu
tinggi (Walter, Chalk, and Kingston, 1998). Campuran HClO 4 dan HNO3 digunakan
untuk mengontrol proses digesti senyawa organik karena reaktivitas HClO 4 yang
besar (dapat meledak). Jika dicampur dengan HClO 4, HNO3 akan melarutkan timbal.
Jika temperaturnya dinaikkan, HClO 4 akan menyempurnakan penguraian senyawa
yang tidak dapat terurai oleh HNO3.
Penambahan pereaksi HNO3 p dan HClO4 pada sampel darah akan
menghasilkan garam Pb2+ yang mudah larut dan lepas dari ikatannya dengan protein
darah. Reaksinya adalah sebagai berikut:
3 Pb + 8 HNO3 3 Pb2+ + 6 NO3 + 2 NO + 4 H2O (11)
(Vogel, 1979)
Sampel dipanaskan hingga jernih, tidak berasap kuning, dan hampir
mendekati kering untuk menguapkan pereaksi-pereaksi tersebut. Tujuan filtrasi
sampel hasil destruksi adalah untuk menghilangkan endapan yang terbentuk selama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
proses destruksi terjadi. Selain itu, larutan sampel harus dalam keadaan jernih sebab
kejernihan menjadi tanda bahwa seluruh material organik sudah terdestruksi.
b. Pengaturan spektroskopi serapan atom (SSA).
Pengaturan SSA untuk pengaturan kadar timbal adalah sebagai berikut :
Sumber cahaya : lampu hollow cathode (timbal)
Arus lampu : 7,5 mA
Panjang gelombang : 283,3 nm
Celah : 1,3 nm
Pengatom : standar burner
Oksidan : udara
Tekanan oksidan : 1,60 kg/cm2 (99,5l/menit)
Bahan bakar : C2H2
Tekanan bahan bakar : 0,30 kg/cm2 (2,3 L/menit)
Tinggi burner : 7,5 mm
c. Pembuatan kurva baku
1) Pembuatan larutan baku timbal
Larutan standar timbal 1000 ppm diambil sebanyak 1 ml kemudian
ditambah aquadest hingga volumenya tepat 10 ml. Dari larutan ini, dibuat seri larutan
baku dengan konsentrasi 0,5 ppm, 1 ppm, 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, dan 8 ppm.
2) Pembuatan kurva baku timbal
Kurva baku dibuat dengan mengukur nilai serapan seri kadar larutan baku
timbal pada ? 283,3 nm menggunakan SSA. Nilai serapan dan kadar dibuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
persamaan regresi linear sehingga diperoleh persamaan Y= bX + a (Y: nilai serapan;
X: kadar senyawa (mg/L); b: slope persamaan; a: intersept).
d. Penentuan kadar timbal darah kelompok perlakuan
Nilai serapan dan mean konsentrasi yang diperoleh (ppm) dihitung dengan
rumus (12) sehingga diperoleh kadar timbal dalam sampel.
( )( )( ) npengencerafaktor gramberat
volumeblanko ppm-sampellarutan ppm(ppm) PbKadar ×= (12)
(Anonim, 1980)
F. Analisis Hasil
Pada penelitian ini, H0 dapat dirumuskan tidak adanya perbedaan kadar
timbal antara kelompok yang diberi ekstrak etanol daun ketela pohon dengan
kelompok tanpa ekstrak etanol daun ketela pohon. Uji normalitas bertujuan untuk
mengetahui pola sebaran data. Jika p < 0,05 berarti sebaran data normal sehingga
dilanjutkan dengan uji parametrik tetapi jika data tidak normal maka dilanjutkan
dengan uji nonparametrik, misalnya dengan uji Kruskal Wallis. Uji Kruskal Wallis
untuk mengetahui adanya perbedaan antar kelompok perlakuan. Jika p < 0,05 berarti
paling tidak terdapat perbedaan kadar timbal antara dua kelompok. Uji Mann
Whitney untuk mengetahui kelompok perlakuan yang berbeda. Jika p < 0,05 berarti
paling tidak terdapat perbedaan kadar timbal antara dua kelompok yang
dibandingkan. Uji Friedman dan Wilcoxon untuk mengetahui perbedaan kadar timbal
pada hari yang berbeda pada tiap kelompok perlakuan. Jika p < 0,05 berarti terdapat
perbedaan hasil pengukuran kadar timbal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Determinasi Tanaman
Determinasi tanaman dilakukan untuk mengetahui kebenaran tanaman yang
digunakan pada penelitian. Determinasi dilakukan oleh Bapak Mujitomo dengan
mengacu pada Flora untuk Sekolah Indonesia. Hasil determinasi tanaman tersebut
adalah sebagai berikut : 1b-2b-3b-4b-6b-9b-10b-11b-12b-13b-14a-15b-197a-198b-
200b-201b-202b-203b-204b-205b-206b-207a(Euphorbiaceae)-1b-3a-4b-5b-7a-8a-
6(Manihot)-Manihot utillissima Pohl.
Hasil determinasi menunjukkan bahwa tanaman tersebut adalah ketela
pohon (Manihot utillissima Pohl.)
B. Ekstraksi
Ekstrak cair yang diperoleh, disaring lalu diuapkan pelarutnya untuk
mendapatkan ekstrak kental. Penguapan pelarut bertujuan untuk memperoleh zat aktif
dengan konsentrasi tinggi. Ekstrak kental yang diperoleh digunakan untuk
mengetahui rendemen yang dihasilkan, Rendemen adalah perbandingan antara
ekstrak yang diperoleh dengan simplisia awal. Data perolehan rendemen dapat dilihat
pada Tabel IV.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel IV. Persentase rendemen ekstrak etanol daun ketela pohon Berat serbuk
(gram) Berat ekstrak kental
(gram) % Rendemen SDx ±
Replikasi I 40 6,70 16,75 Replikasi II 40 6,60 16,50 Replikasi III 40 6,65 16,63
16,63 ± 0,13
Dari 40 gram serbuk maka diperoleh persentase rata-rata rendemen sebesar
16,63 % dengan SD 0,13. Nilai SD yang kecil menunjukkan bahwa dari tiga kali
replikasi diperoleh rendemen yang jumlahnya hampir sama. Ekstrak yang sudah pekat
inilah yang akan digunakan dalam penelitian.
C. Penentuan Senyawa Rutin Secara Kualitatif Dengan KLT
Rutin termasuk dalam golongan flavonoid yaitu glikosida flavonol yang
terdiri dari kuersetin dan disakarida rutinosa (rhamnosa dan glukosa). Flavonoid
bersifat larut dalam pelarut polar. Polaritas flavonoid karena adanya senyawa gula
yang terikat pada aglikon, sedangkan aglikon yang kurang polar mudah larut dalam
pelarut yang kurang polar. Untuk dapat memisahkan senyawa glikon dan aglikon dari
senyawa flavonoid harus dipilih fase gerak yang mempunyai gugus fungsi yang dapat
berikatan dengan gugus polar dan gugus non polar yaitu campuran n-butanol-asam
asetat-air (4:1:5) v/v, fase atas (Markham, 1988). Fase atas digunakan karena pada
fase atas terdiri dari n-butanol yang terjenuhi asam asetat dan air yang tidak terlalu
polar sehingga sesuai untuk flavonoid. Fase bawah tidak digunakan karena terdiri dari
asam asetat dan air yang terjenuhi n-butanol sehingga mempunyai sifat yang lebih
polar daripada fase atas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Fase diam yang digunakan adalah selulosa. Hal ini dikarenakan apabila
digunakan fase diam silika gel, maka flavonoida tersebut akan membentuk ikatan
kompleks dengan logam yang terdapat pada silika gel dan juga akan terjadi
pemisahan secara partisi dan adsorpsi sehingga pemisahan bercak setelah
dikembangkan menjadi tidak optimal karena senyawa tersebut akan teradsorpsi secara
kuat oleh silika gel.
Pada identifikasi kandungan tumbuhan, setelah dilakukan ekstraksi, maka
harus ditentukan dahulu golongannya, kemudian selanjutnya ditentukan jenis
senyawa dalam golongan tersebut. Pada penelitian ini, golongan senyawa ditentukan
dengan nilai Rf dan warna bercak. Hasil elusi diamati dengan spektrofotometer UV
pada ? 254 nm dan spektrofotometer visibel pada ? 365 nm (Harborne, 1987). Bercak
pada kromatogram dapat diperjelas dengan uap amonia. Peraksi semprot juga dapat
digunakan untuk meningkatkan kepekaan mendeteksi bercak sehingga bercak akan
tampak lebih jelas. Salah satu pereaksi semprot yang dapat digunakan untuk
mendeteksi senyawa golongan flavonoid adalah larutan AlCl3 5%. Larutan tersebut
digunakan untuk spektroskopi UV-visibel bila disemprotkan pada KLT yang
kemudian dikeringkan menunjukkan semua 5-hidroksi- flavonoid sebagai bercak
berfluoresensi kuning di bawah sinar UV (254nm).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
OHO
OH O
0
OH
OH
ramnoglukosi l
AlCl3
OHO
O O
0
O
O
ramnoglukosil
Al
Al
Cl Cl
Cl
Rutin Kompleks Rutin-AlCl3
Gambar 11. Kompleks pembentukan warna rutin-AlCl3 (Markham, 1988)
Identifikasi senyawa dilakukan dengan membandingkan nilai Rf dan warna
bercak pada sampel dan standar yang digunakan. Menurut Wagner (1984),
identifikasi senyawa rutin menggunakan standar rutin 0,1% dalam etanol.
Pada replikasi I terbentuk warna kuning pada UV 254 nm, pada UV 365 dan
terbentuk warna ungu, setelah diuap dengan amoniak lalu disemprot dengan AlCl3
terbentuk warna kuning pada UV 254 nm dan UV 365 nm dengan harga Rf-1 : 0,51,
harga Rf-2 : 0,53. Harga Rf untuk tiap replikasi sama. Menurut Harborne (1987),
harga Rf rutin dengan fase gerak BAA (n-butanol : asam asetat : air (4 : 1 : 5) v/v)
sekitar 0,45. Harga Rf tersebut memang berbeda bila dibandingkan dengan harga Rf
dari percobaan tetapi identifikasi senyawa dapat dilakukan dengan membandingkan
harga Rf dan warna bercak dari sampel dan pembanding. Dari percobaan ini, harga Rf
dan warna bercak antara sampel dan pembanding hampir sama sehingga dapat
diketahui bahwa ekstrak etanol daun ketela pohon mengandung rutin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Rf = 0,51Rf = 0,53
0,1
1,0
A B
1 2
Rf
Gambar 12. Replikasi I identifikasi rutin ekstrak daun ketela pohon secara KLT dengan fase diam selulosa, fase gerak BAA (4:1:5 v/v) deteksi dengan sinar UV 254 nm dan 365 nm setelah
diuapi amoniak dan disemprot dengan AlCl3 (A : sampel ekstrak etanol daun ketela pohon, B:pembanding (rutin))
Tabel V. Replikasi I hasil identifikasi rutin secara KLT terhadap ekstrak etanol daun ketela pohon dengan fase diam selulosa, fase gerak BAA (4:1:5 v/v) deteksi dengan sinar UV
254 nm dan 365 nm dan jarak pengembangan 10 cm Warna Bercak
Uap Amoniak AlCl3
Nomor Bercak
Harga Rf
UV 254 nm UV 365 nm UV 365 nm
Sampel 1 0,51 Kuning Ungu Kuning Kuning Pembanding 2 0,53 Kuning Ungu Kuning Kuning
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
R f = 0,52Rf = 0,51
0,1
1,0
A B
1 2
Rf
Gambar 13. Replikasi II identifikasi rutin ekstrak daun ketela pohon secara KLT dengan fase
diam selulosa, fase gerak BAA (4:1:5 v/v) deteksi dengan sinar UV 254 nm dan 365 nm setelah diuapi amoniak dan disemprot dengan AlCl3 (A : sampel ekstrak etanol
daun ketela pohon, B:pembanding (rutin))
Tabel VI. Hasil identifikasi rutin secara KLT terhadap ekstrak etanol daun ketela pohon dengan fase diam selulosa, fase gerak BAA (4:1:5 v/v) deteksi dengan sinar UV 254 nm dan 365 nm dan jarak pengembangan 10 cm
Warna Bercak Uap Amoniak AlCl3
Nomor Bercak
Harga Rf
UV 254 nm UV 365 nm UV 365 nm
Sampel 1 0,51 Kuning Ungu Kuning Kuning Pembanding 2 0,53 Kuning Ungu Kuning Kuning
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Rf = 0,51R f = 0,53
0,1
1,0
A B
1 2
Rf
Gambar 14. Replikasi III identifikasi rutin ekstrak daun ketela pohon secara KLT dengan fase
diam selulosa, fase gerak BAA (4:1:5 v/v) deteksi dengan sinar UV 254 nm dan 365 nm setelah diuapi amoniak dan disemprot dengan AlCl3 (A : sampel ekstrak etanol
daun ketela pohon, B:pembanding (rutin))
Tabel VII. Replikasi III hasil identifikasi rutin secara KLT terhadap ekstrak etanol daun ketela pohon dengan fase diam selulosa, fase gerak BAA (4:1:5 v/v) deteksi dengan sinar UV
254 nm dan 365 nm dan jarak pengembangan 10 cm Warna Bercak
Uap Amoniak AlCl3
Nomor Bercak
Harga Rf
UV 254 nm UV 365 nm UV 365 nm
Sampel 1 0,51 Kuning Ungu Kuning Kuning Pembanding 2 0,53 Kuning Ungu Kuning Kuning
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
D. Kadar Timbal Darah dengan Spektroskopi Serapan Atom
Kurva baku dibuat dari la rutan standar timbal 1000 ppm produksi Merck.
Dari standar tersebut dibuat 6 seri kurva baku, yaitu 0,5 ppm; 1 ppm; 2 ppm; 4 ppm; 6
ppm; dan 8 ppm. Seri larutan baku kemudian dibaca nilai serapannya pada panjang
gelombang 283,3 nm dengan speltroskopi serapan atom.
-0,004
0
0,004
0,008
0,012
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kadar (ppm)
Ser
apan
Gambar 15. Kurva hubungan antar absorbansi vs kadar timbal pada pengukuran kadar timbal
sebelum pemejanan timbal (Y= 1,5122.10-3X - 8,6361.10-4; r =0,999)
0
0,004
0,008
0,012
0,016
0,02
0,024
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kadar (ppm)
Ser
apan
Gambar 16. Kurva hubungan antar absorbansi vs kadar timbal pada pengukuran kadar timbal
setelah pemejanan timbal selama 15 hari (Y= 1,8513.10-3X - 2,8387.10-4; r =0,999)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
0
0,004
0,008
0,012
0,016
0,02
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kadar (ppm)
Ser
apan
Gambar 17. Kurva hubungan antar absorbansi vs kadar timbal pada pengukuran kadar timbal
setelah pemejanan timbal selama 30 hari (Y= 2,0978.10-3X - 7,0052.10-4; r =0,997)
0
0,004
0,008
0,012
0,016
0,02
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kadar (ppm)
Ser
apan
Gambar 18. Kurva hubungan antara absorbansi vs kadar pada pengukuran kadar timbal setelah pemejanan timbal dihentikan pada hari ke-31 dan dilanjutkan dengan pemejanan
Na2CaEDTA dan ekstrak etanol daun ketela pohon pada hari ke-31 sampai hari ke-35 (Y= 2,0978.10-3X - 7,0052.10-4; r =0,997)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
0
0,004
0,008
0,012
0,016
0,02
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kadar (ppm)
Ser
apan
Gambar 19. Kurva hubungan antara absorbansi vs kadar pada pengukuran kadar timbal setelah pemejanan timbal dihentikan pada hari ke-31 dan dilanjutkan dengan pemejanan
Na2CaEDTA dan ekstrak etanol daun ketela pohon pada hari ke-35 sampai hari ke-40 (Y= 2,5087.10-3X - 9,0077.10-4; r =0,998)
Pada penelitian ini, tidak dilakukan validasi metode analisis. Hal inilah yang
menjadi kelemahan dalam penelitian ini. Pada penelitian ini yang dilakukan adalah
kalibrasi (lampiran 16) dan optimasi (lampiran 17). Validitas penelitian dapat dilihat
dari nilai koefisien korelasi kurva baku, nilai koefisien variasi (KV), adanya
randomisasi dan juga adanya replikasi. Nilai koefisien korelasi menunjukkan
linearitas. Menurut Christian (2004), nilai r > 0,99 menunjukkan linearitas yang baik
antara absorbansi dan kadar. Nilai koefisien korelasi yang mendekati 1 menunjukkan
bahwa hasil uji secara langsung proporsional dengan konsentrasi (jumlah) analit
dalam sampel.
Tabel VIII. Nilai koefisien korelasi (r) dari lima kurva baku No Hari pengukuran timbal koefisien korelasi (r) 1 Hari ke-0 0,999 2 Hari ke-15 0,999 3 Hari ke-30 0,997 4 Hari ke-35 0,997 5 Hari ke-40 0,998
Dari tabel VIII dapat dilihat bahwa nilai koefisien korelasi > 0,99. Dari nilai
tersebut maka sudah memenuhi nilai r yang menurut Christian (2004).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Nilai koefisien variasi menggambarkan presisi yang merupakan
keterulangan metode analisis. Nilai koefisian variasi (KV) dapat dilihat pada tabel IX.
Tabel IX. Nilai koefisien variasi (%) dari lima kali pengukuran kadar timbal dengan SSA pada empat kelompok hewan uji
Nilai Koefisien Variasi (KV) No Hari pengukuran
timbal Kelompok I Kelompok II kelompok III Kelompok IV
1 Hari ke-0 250 0 0 0 2 Hari ke-15 64,84 98,06 27,52 32,21 3 Hari ke-30 26,68 21,38 65,61 20,76 4 Hari ke-35 23,54 58,08 25,74 22,97 5 Hari ke-40 25,03 19,28 111,4 0
Keterangan : Kelompok I : kontrol negatif (aquadest) Kelompok II : kontrol positif (timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o.) Kelompok III : perlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o dan Na2CaEDTA dosis 189
mg/kgBB/hari i.m. Kelompok IV : perlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o, Na2 CaEDTA dosis 189
mg/kgBB/hari i.m dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800 mg/kgBB/hari p.o.
Dari tabel IX dapat dilihat bahwa nilai koefisien variasi yang diperoleh
sangat beragam. Menurut Mulja dan Hanwar (2003) nilai KV untuk analit dengan
kadar 1 ppm adalah 16 %. Jika kadar analit 0,001 ppm maka nilai KV yang
diperbolehkan adalah 32 %. Nilai KV yang diperoleh dari percobaan tidak sesuai
dengan teori. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan dalam faktor fisiologis
hewan uji.
Selain itu, untuk mencapai validasi yang baik dilakukan randomisasi pada
saat pengelompokkan hewan uji dan juga dilakukan replikasi pada tiap kelompok
yaitu sebanyak 7 replikasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Dari hasil pembacaan spektroskopi serapan atom maka akan diperoleh rata-
rata kadar setiap sampel yang diukur (kadar terukur). Untuk mendapatkan nilai kadar
yang sebenarnya (kadar terhitung), kadar terukur dimasukkan dalam persamaan (12).
Dari hasil pembacaan SSA maka akan diperoleh rata-rata kadar setiap
sampel yang diukur (kadar terukur). Untuk mendapatkan nilai kadar yang sebenarnya
(kadar terhitung), kadar terukur dinasukkan dalam persamaan (12) sehingga diperoleh
data dalam tabel X.
Tabel X. Nilai rata-rata, standar deviasi kadar timbal darah serta perbedaan secara bermakna terhadap kelompok I (kontrol negatif)
SDx ± Kelompok hewan uji
Hari ke_0 Hari ke_15 Hari ke_30 Hari ke_35 Hari ke_40 Kelompok
I 0,265 ± 0,649 9,667 ± 6,272 3,710 ± 0,986 16,648 ± 3,919 5,967 ± 1,494
Kelompok II
0,000 ± 0,000 (BTB)
31,372 ± 30,756 (BB)
12,068 ± 2,580 (BB)
27,888 ± 16,198 (BTB)
4,018 ± 0,775 (BB)
Kelompok III
0,000 ± 0,000 (BTB)
20,461 ± 5,627 (BB)
16,159 ± 10,246 (BTB)
24,471 ± 6,300 (BB)
2,149 ± 2,395 (BB)
Kelompok IV
0,000 ± 0,000 (BTB)
12,868 ± 3,813 (BTB)
17,605 ± 3,371 (BB)
40,667 ± 9,319 (BB)
0,000 ± 0,000 (BB
Keterangan : Kelompok I : Kontrol negatif (aquadest) Kelompok II : Kontrol positif (timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o.) Kelompok III : Perlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o dan Na2CaEDTA dosis 189
mg/kgBB/hari i.m. Kelompok IV : Perlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o, Na2CaEDTA dosis 189
mg/kgBB/hari i.m dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800 mg/kgBB/hari p.o.
BTB : berbeda tidak bermakna terhadap kontrol negatif (aquadest) BB : berbeda bermakna terhadap kontrol negatif (aquadest)
Dari tabel X dapat diketahui bahwa nilai standar deviasi yang diperoleh
cukup besar. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan yang besar pada kadar timbal
antar hewan uji dalam satu kelompok perlakuan. Perbedaan tersebut dapat disebabkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
dari perbedaan fungsi organ masing-masing hewan uji yang akan berpengaruh pada
farmakokinetika timbal.
Perbedaan kadar timbal antar kelompok pada hari yang sama dianalisis
dengan uji Kruskal-Wallis. Jika p < 0,05 maka terdapat perbedaan yang bermakna
pada kelompok yang diuji kemudian diilanjutkan dengan uji Mann-Whitney. Jika p >
0,05 maka terdapat perbedaan yang tidak bermakna pada kelompok yang diuji. Selain
melalui nilai p, perbedaan bermakna atau tidak bermakna dapat dilihat pada gambar
20 sampai gambar 26.
Kelompok IVKelompok IIIKelompok IIKelompok I
Hari Pengukuan kadar timbal
2.00
1.00
0.00
-1.00Mea
n K
adar
tim
bal
seb
elu
m p
emej
anan
tim
bal
Error bars: +/- 2.00 SD
Gambar 20. Histogram rata-rata kadar timbal ± Standar Deviasi (SD) pada pengukuran kadar timbal sebelum pemejanan timbal (kelompok I:kontrol negatif (aquadest), kelompok II: kontrol
positif (timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o.), kelompok III: perlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o dan Na2CaEDTA dosis 189 mg/kgBB/hari i.m., kelompok IV: perlakuan timbal dosis
0,5 g/kg BB/hari p.o, Na2CaEDTA dosis 189 mg/kgBB/hari i.m dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800 mg/kgBB/hari p.o.)
Dari Gambar 20 dapat diketahui bahwa perbedaan tidak bermakna dijumpai
antar kelompok pada pengukuran timbal hari ke-0. Pada kelompok kontrol negatif
(aquadest) diperoleh rata-rata kadar timbal adalah 0,265. Kadar tersebut berbeda tidak
bermakna jika dibandingkan dengan kelompok perlakuan yang lain (p = 0,393).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Perbedaan tidak bermakna juga dijumpai pada kelompok kontrol positif, timbal-
Na2CaEDTA serta pada kelompok timbal-Na2CaEDTA dilanjutkan dengan ekstrak
etanol daun ketela pohon dengan kadar timbal 0 ppm pada semua hewan uji. Hal ini
menunjukkan bahwa pengendalian makanan dan minuman pada saat persiapan hewan
uji berpengaruh pada kadar timbal dalam darah. Dari gambar 20 dapat dilihat adanya
variansi yang besar antara hewan uji pada kelompok kontrol negatif. Hal ini
disebabkan karena adanya perbedaan fungsi organ pada hewan uji.
Kelompok IVKelompok IIIKelompok IIKelompok I
Hari Pengukuan kadar timbal
100.00
80.00
60.00
40.00
20.00
0.00
-20.00
-40.00
Mea
n K
adar
tim
bal
set
elah
pem
ejan
an ti
mb
al s
elam
a 15
hari
Error bars: +/- 2.00 SD
Gambar 21. Histogram rata-rata kadar timbal ± Standar Deviasi (SD) pada pengukuran kadar
timbal setelahj pemejanan timbal selama 15 hari (kelompok I:kontrol negatif (aquadest), kelompok II: kontrol positif (timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o.), kelompok III: perlakuan timbal
dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o dan Na2CaEDTA dosis 189 mg/kgBB/hari i.m., kelompok IV: perlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o, Na2CaEDTA dosis 189 mg/kgBB/hari i.m
dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800 mg/kgBB/hari p.o.)
Hasil uji statistik dengan Kruskal-Wallis menunjukkan adanya perbedaan
pada kadar timbal hari ke-15 (p = 0,018). Dari gambar 21 dan melalui analisis dengan
uji Mann-Whitney, dapat diketahui perbedaan bermakna dijumpai pada kelompok
kontrol negatif dengan kontrol positif (p = 0,028), kontrol negatif dengan timbal-
Na2CaEDTA (p = 0,015). Perbedaan kadar timbal tersebut menunjukkan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
sudah terjadi akumulasi timbal dalam darah akibat pemejanan timbal selama 15 hari.
Perbedaan yang lain terdapat antara kelompok timbal-Na2CaEDTA dengan timbal-
Na2CaEDTA dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon (p = 0,046).
Perbedaan tersebut disebabkan karena adanya perbedaan fungsi organ pada masing-
masing hewan uji. Perbedaan fungsi organ akan mempengaruhi farmakokinetika
timbal. Rata-rata kadar timbal tertinggi terdapat pada kelompok kontrol positif. Hal
ini dapat disebabkan karena pada heewan uji pada kelompok kontrol positif memiliki
kemampuan absorbsi timbal yang tinggi dan atau kemampuan eliminasi yang rendah
bila dibandingkan dengan kelompok perlakuan yang lain.
Kelompok IVKelompok IIIKelompok IIKelompok I
Hari Pengukuan kadar timbal
25.00
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
-5.00
Mea
n K
adar
tim
bal
set
elah
pem
ejan
an ti
mb
al s
elam
a 30
hari
Error bars: +/- 2.00 SD
Gambar 22. Histogram rata-rata kadar timbal ± Standar Deviasi (SD) pada pengukuran kadar
timbal setelah pemejanan timbal selama 30 hari (kelompok I:kontrol negatif (aquadest), kelompok II: kontrol positif (timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o.), kelompok III: perlakuan timbal
dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o dan Na2CaEDTA dosis 189 mg/kgBB/hari i.m., kelompok IV: perlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o, Na2CaEDTA dosis 189 mg/kgBB/hari i.m
dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800 mg/kgBB/hari p.o.)
Uji Kruskal-Wallis menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna pada
kadar timbal hari ke-30 (p = 0,001). Uji Mann-Whitney menunjukkan perbedaan
bermakna antara kelompok kontrol negatif dengan kontrol positif (p = 0,006),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
kontrol negatif dengan timbal-Na2CaEDTA dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun
ketela pohon (p = 0,004), timbal-Na2CaEDTA dengan timbal-Na2CaEDTA
dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon (p =0,004). Perbedaan antara
kelompok kontrol negatif dengan positif dan kontrol negatif dengan timbal-
Na2CaEDTA dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon menunjukkan
bahwa akumulasi timbal pada kelompok yang dipejani timbal lebih besar daripada
kelompok yang tidak dipejani timbal. Perbedaan antara timbal-Na2CaEDTA dengan
timbal-Na2CaEDTA dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon disebabkan
karena adanya perbedaan fungsi organ pada masing-masing hewan uji. Hal ini akan
mempengaruhi farmakokinetika timbal. Hewan uji pada kelompok timbal-
Na2CaEDTA memiliki kadar rata-rata kadar timbal lebih rendah dibandingkan
kelompok timbal-Na2CaEDTA dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon.
Hal ini disebabkan karena hewan uji pada kelompok timbal-Na2CaEDTA memiliki
kemampuan absorpsi timbal yang rendah dan atau eliminasi yang tinggi. Mean kadar
timbal antara kelompok kontrol positif dengan kelompok timbal-Na2CaEDTA tidak
berbeda bermakna (p = 0,123). Hal ini disebabkan hewan uji pada kedua kelompok
tersebut memiliki kemampuan absorpsi yang hampir sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Kelompok IVKelompok IIIKelompok IIKelompok I
Hari Pengukuan kadar timbal
60.00
40.00
20.00
0.00
Mea
n K
adar
tim
bal
set
elah
pem
ejan
an ti
mb
al s
elam
a 35
hari
Error bars: +/- 2.00 SD
Gambar 23. Histogram rata-rata kadar timbal ± Standar Deviasi (SD) pada pengukuran kadar timbal setelah pemejanan timbal dihentikan pada hari ke-31 dan dilanjutkan dengan pemejanan Na2CaEDTA dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon pada hari ke-31 sampai hari ke-35 (kelompok I:kontrol negatif (aquadest), kelompok II: kontrol positif (timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o.), kelompok III: perlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o dan Na2CaEDTA dosis 189 mg/kgBB/hari i.m., kelompok IV: perlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o, Na2CaEDTA
dosis 189 mg/kgBB/hari i.m dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800 mg/kgBB/hari p.o.)
Pada hari ke-31 sampai hari ke-40 diberikan ekstrak etanol daun ketela
pohon setelah pemberian Na2CaEDTA. Dosis ekstrak etanol daun ketela pohon yang
digunakan adalah 800 mg/kgBB (Adimunca, 1998). Dosis ini dipilih karena memiliki
kemampuan menghambat kerusakan sel hati. hati merupakan organ yang berfungsi
sebagai penawar racun. Jika kerusakan sel hati dapat dihambat maka hati dapat
menjalankan fungsinya sebagai penawar racun. Kemampuan dalam menghambat
kerusakan sel hati diduga juga mampu melindungi hati dari keracunan timbal melalui
mekanisme khelasi.
Rata-rata kadar timbal pada pengukuran kadar timbal hari ke-35 setelah
pemejanan timbal dihentikan pada hari ke-31 kemudian dilanjutkan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
pemejanan Na2CaEDTA dan ekstrak etanol daun ketela pohon selama 5 hari
meningkat pada semua kelompok perlakuan.
Rata-rata kadar timbal pada kelompok kontrol negatif meningkat karena
pada kontrol negatif (aquadest) juga mengandung timbal. Setelah t ½ eliminasi di
darah (25-30 hari), maka timbal dari jaringan akan dilepaskan. Jumlah timbal yang
dilepaskan jaringan sangat tinggi sedangkan yang dieliminasi lebih rendah sehingga
meningkatkan kadar timbal dalam darah.
Pada kelompok kontrol positif, peningkatan rata-rata kadar timbal
disebabkan karena setelah 25-30 hari maka timbal di dalam darah akan tereliminasi.
Tereliminasinya timbal di dalam darah akan menyebabkan timbal di dalam jaringan
dilepaskan untuk menjaga keseimbangan kadar timbal antara darah dan jaringan.
Kenaikan rata-rata kadar timbal pada hari ke-35 juga terjadi pada kelompok
timbal-Na2CaEDTA. Mekanisme kerja Na2CaEDTA dalam mengkhelat timbal dapat
dilihat pada gambar 26.
Na O C
O
CH2
N
H2C
C O
Ca
O C
CH2
N
O
H2CCH2
H2C C O
O
Na
O
+ Pb2+
+ Ca2+
Na O C
O
CH2
N
H2C
C O
Pb
O C
C H2
N
O
H2CCH2
H2C C O
O
Na
O
Na2CaEDTA Kompleks Na2CaEDTA dan timbal
Gambar 24.Mekanisme pengkhelatan timbal (2+) oleh Na2CaEDTA
Na2CaEDTA akan berikatan dengan Pb2+ pada pH cairan tubuh membentuk
kompleks (khelat) tidak terion yang larut air dan lebih stabil. Kalsium pada
Na2CaEDTA akan digantikan oleh timbal dan membentuk molekul yang lebih stabil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
dan kurang toksik sehingga mudah diekskresikan melalui ginjal dan timbal dapat
dihilangkan dari plasma, saluran gastrointestinal, jaringan lunak dan lapisan tulang.
Sumber utama timbal yang dikhelat oleh Na2CaEDTA adalah dari tulang.
Penggunaan Na2CaEDTA selama 5 hari belum optimal dalam mengkhelat timbal.
Pada kelompok timbal-Na2CaEDTA dilanjutkan dengan ekstrak etanol
daun ketela pohon terjadi kenaikan rata-rata kadar timbal pada hari ke-35 yang paling
besar jika dibandingkan kelompok perlakuan yang lain. Mekanisme pengkhelatan
timbal oleh Na2CaEDTA dapat dilihat pada gambar 24. Kenaikan rata-rata kadar
timbal disebabkan karena penggunaan Na2CaEDTA seperti penjelasan di atas.
Penggunaan ekstrak etanol daun ketela pohon yang diduga mampu membantu
menurunkan kadar timbal jika diberikan setelah Na2CaEDTA selama 5 hari ternyata
belum optimal dalam menurunkan kadar timbal di darah. Pada ekstrak etanol daun
ketela pohon terdapat zat aktif yang diduga mampu mengkelat timbal dengan
membentuk kompleks dengan timbal. Zat aktif tersebut adalah rutin. Rutin termasuk
flavonoid golongan flavonol yang mempunyai tempat pembentukan kompleks yaitu
antara gugus hidroksi posisi 5 dan gugus karbonil pada atom C nomor 4 (gambar 25).
Kompleks timbal (II) dan rutin relatif stabil dengan perbandingan timbal : rutin (1:2)
(Radovic dan Male šev,1985). Mekanisme pembentukan kompleks antara rutin dengan
ion dapat dilihat pada gambar 25.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
OHO
O O
0
OH
OH
ramnoglukosil
Pb
OO
OHO
O
HO
HO
ramnoglukosil
Gambar 25.Kompleks rutin dengan ion timbal
Uji Mann-Whitney pada kadar timbal hari ke-35 menunjukkan bahwa
terjadi perbedaan bermakna antara kelompok kontrol negatif dengan kelompok
timbal-Na2CaEDTA (p = 0,010), kontrol negatif dengan timbal-Na2CaEDTA
dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon (p = 0,040). Selain itu,
perbedaan bermakna juga terjadi antara kelompok timbal-Na2CaEDTA dengan
kelompok timbal-Na2CaEDTA dilanjtukan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon
(p = 0,010). Kadar timbal kelompok timbal-Na2CaEDTA dilanjutkan dengan ekstrak
etanol daun ketela pohon jauh lebih tinggi dibandingkan kadar timbal kelompok
timbal-Na2CaEDTA. Hal ini disebabkan karena ekstrak etanol daun ketela pohon
diduga mempunyai kemampuan dalam membantu pelepasan timbal dari jaringan.
Pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon setelah Na2CaEDTA menyebabkan
terjadinya peningkatan rata-rata kadar timbal yang lebih besar jika dibandingkan
dengan penggunaan Na2CaEDTA tanpa pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Kelompok IVKelompok IIIKelompok IIKelompok I
Hari Pengukuan kadar timbal
10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
-2.00
-4.00
Mea
n K
adar
tim
bal
set
elah
pem
ejan
an ti
mb
al s
elam
a 40
hari
Error bars: +/- 2.00 SD
Gambar 26. Histogram rata-rata kadar timbal ± Standar Deviasi (SD) pada pengukuran kadar timbal setelah pemejanan timbal dihentikan pada hari ke-31 dan dilanjutkan dengan pemejanan Na2CaEDTA dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon pada hari ke-35sampai hari ke-40 (kelompok I:kontrol negatif (aquadest), kelompok II: kontrol positif (timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o.), kelompok III: perlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o dan Na2CaEDTA dosis 189 mg/kgBB/hari i.m., kelompok IV: perlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o, Na2CaEDTA
dosis 189 mg/kgBB/hari i.m dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800 mg/kgBB/hari p.o.)
Rata-rata kadar timbal pada pengukuran kadar timbal hari ke-40 setelah
pemejanan timbal dihentikan pada hari ke-31 dan dilanjutkan dengan pemejanan
Na2CaEDTA selama 10 hari dari hari ke-31 sampai hari ke-40 menurun pada semua
kelompok perlakuan. Penurunan kadar timbal ini berhubungan dengan t ½ eliminasi
timbal di darah yaitu 25 hari. Penurunan rata-rata kadar timbal pada kelompok
kontrol positif lebih besar dibandingkan penurunan rata-rata kadar timbal pada
kelompok kontrol negatif. Hal ini disebabkan karena hewan uji pada kelompok
kontrol negatif memiliki kemampuan eliminasi timbal yang lebih tinggi. Perbedaan
antara kedua kelompok tersebut menunjukkan perbedaan yang bermakna (p = 0,028).
Rata-rata kadar timbal pada kelompok timbal-Na2CaEDTA menunjukkan perbedaan
yang bermakna terhadap kontrol negatif (p = 0,015) maupun kontrol positif (p =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
0,042). Rata-rata kadar timbal pada kelompok timbal-Na2CaEDTA lebih rendah
dibandingkan rata-rata kadar timbal pada kelompok kontrol positif. Hal ini
menunjukkan bahwa pemejanan Na2CaEDTA sebagai pengkhelat timbal mampu
menurunkan kadar timbal darah dengan mengkhelat timbal dan meningkatkan
eliminasi timbal melalui urin. Mekanisme pengkhelatan timbal oleh Na2CaEDTA
dapat dilihat pada gambar 26. Rata-rata kadar timbal pada kelompok timbal-
Na2CaEDTA dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon memiliki
perbedaan yang bermakna dengan kelompok kontrol negatif (p = 0,02), kontrol
positif (p = 0,003) dan kelompok timbal-Na2CaEDTA (p = 0,05). Rata-rata kadar
timbal pada kelompok timbal-Na2CaEDTA dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun
ketela pohon lebih rendah jika diband ingkan dengan kelompok kontrol negatif,
kontrol positif maupun kelompok timbal-Na2CaEDTA. Hal ini menunjukkan bahwa
pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon setelah pemberian Na2CaEDTA
mempunyai kemampuan yang lebih besar dalam penurunan kadar timbal
dibandingkan bila tanpa ekstrak etanol daun ketela pohon. Mekanisme pembentukan
kompleks antara rutin dengan ion timbal dapat dilihat pada gambar 25.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Perbedaan bermakna maupun tidak bermakna natar kelompok terlakuan
dapat dilihat pada tabel XI.
Tabel XI. Hubungan perbedaan antar kelompok perlakuan baik berbeda secara bermakna maupun berbeda secara tidak bermakna
Kelompok I Kelompok II Kelompok III Kelompok IV Hari pengukuran Hari pengukuran Hari pengukuran Hari pengukuran
Kelompok hewan uji
0 15 30 35 40 0 15 30 35 40 0 15 30 35 40 0 15 30 35 40 Kelompok
I B T B
B B
B B
B T B
B B
B T B
B B
B B
B B
B B
B T B
B T B
B B
B B
B B
Kelompok II
B T B
B B
B B
B T B
B B
B T B
B T B
B T B
B T B
B B
B T B
B T B
B B
B T B
B B
Kelompok III
B T B
B B
B T B
B B
B B
B T B
B T B
B T B
B T B
B B
B T B
B B
B B
B B
B B
Kelompok IV
B T B
B T B
B B
B B
B B
B T B
B T B
B B
B T B
B B
B T B
B B
B B
B B
B B
Keterangan : Kelompok I : Kontrol negatif (aquadest) Kelompok II : Kontrol positif (timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o.) Kelompok III : Kontrol timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o dan Na2CaEDTA dosis 189
mg/kgBB/hari i.m. Kelompok IV : Kontrol timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o, Na2CaEDTA dosis 189
mg/kgBB/hari i.m dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800 mg/kgBB/hari p.o.
BTB : berbeda tidak bermakna BB : berbeda bermakna
Perbedaan kebermaknaan kadar timbal pada hari pengukuran yang berbeda
pada kelompok perlakuan yang sama dapat diketahui dengan uji Friedmann. Jika nilai
p < 0,05 berarti ada perbedaan yang bermakna pada kelompok tersebut. Umtuk
mengetahui pada hari yang mana perbedaan secara bermakna dijumpai, maka
dilanjtukan dengan uji Wilcoxon.
Dari hasil uji Friedmann pada kelompok kontrol negatif dapat diketahui
adanya perbedaan kadar timbal yang bermakna pada hari yang berbeda
(p = 0,000). Perbedaan yang bermakna ditemukan pada pengukuran kadar timbal hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
ke-0 dan hari ke-15 (p = 0,028), hari ke-0 dan hari ke-30 (p = 0,028), hari ke-0 dan
hari ke-35 (p = 0,028), hari ke-0 dan hari ke-40 (p = 0,28), hari ke-15 dan hari ke-30
(0,028), hari ke-15 dan hari ke-35 (p = 0,028), hari ke-30 dan hari ke-35 (p = 0,028),
hari ke-30 dan hari ke-40 (p = 0,046), hari ke-35 dan hari ke-40 (p = 0,028). Hal ini
menunjukkan bahwa pemejanan aquadest sebagai kontrol negatif dapat
mempengaruhi kadar timbal darah karena pada aquadest mengandung timbal
walaupun jumlahnya sedikit. Perbedaan yang tidak bermakna dijumpai pada
pengukuran kadar timbal pada hari ke-15 dan hari ke-40. Hal ini menunjukkan bahwa
kadar timbal pada hari ke-40 hampir sama dengan kadar timbal pada hari ke-15 yang
dapat disebabkan karena t ½ eliminasi timbal di dalam darah (25-30 hari).
Uji Friedmann pada kelompok kontrol positif menunjukkan perbedaan kadar
timbal yang bermakna pada hari pengukuran yang berbeda (p = 0,001). Perbedaan
kadar timbal yang bermakna ditemukan pada pengukuran kadar timbal hari ke-0 dan
hari ke-15 (p = 0,043), hari ke-0 dan hari ke-30(p = 0,043), hari ke-0 dan hari ke-35
(p = 0,043), hari ke-0 dan hari ke-15 (p = 0,043), hari ke-15 dan hari ke-40 (p =
0,043), hari ke-30 dan hari ke-35 (p = 0,043), hari ke-30 dan hari ke-40 (p = 0,043),
hari ke-35dan hari ke-40 (p = 0,043). Perbedaan secara bermakna tersebut
menunjukkan bahwa penghentian pemejanan timbal akan berpengaruh pada kadar
timbal di dalam darah. Perbedaan yang tidak bermakna ditemukan pada pengukuran
kadar timbal hari ke hari ke-15 dan hari ke-30 (p = 0,138). Hal ini menunjukkan
bahwa ada batas maksimal timbal yang dapat berada di dalam darah. Perbedaan yang
tidak bermakna yang lain ditemukan pada hari ke-15 dan hari ke-40 (p = 0,686). Hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
ini menunjukkan bahwa pada hari ke-35 kadar timbal mulai turun mendekati kadar
timbal hari ke-15.
Pada kelompok timbal-Na2CaEDTA terdapat perbedaan yang bermakna
(p = 0,000). Perbedaan bermakna dijumpai pada pengukuran kadar timbal hari ke-0
dan hari ke-15 (p = 0,018), hari ke-0 dan hari ke-30 (p = 0,018), hari ke-0 dan hari ke-
35 (p = 0,018), hari ke-0 dan hari ke-40 (p = 0,028), hari ke-15 dan hari ke-30 (p =
0,018), hari ke-15 dan hari ke-40 (p = 0,018), hari ke-30 dan hari ke-35 (p = 0,018),
hari ke-30 dan hari ke-40 (p = 0,028), hari ke-35 dan hari ke-40 (p = 0,018).
Perbedaan kadar timbal yang berbeda tidak bermakna ditemukan pada hari ke-15 dan
hari ke-35 (p = 0,176). Pada kelompok perlakuan ini., kadar timbal antara hari ke-0
dan hari ke-35, hari ke-0 dan hari ke-40 berbeda secara bermakna. Hal ini
menunjukkan bahwa Na2CaEDTA belum mampu menurunkan kadar timbal secara
optimal seperti kadar timbal di hari ke-0 sebelum timbal dipejankan.
Pada kelompok timbal-Na2CaEDTA dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun
ketela pohon menunjukkan perbedaan yang bermakna (p = 0,000) dengan uji
Friedmann. Uji Wilcoxon menunjukkan bahwa perbedaan bermakna terjadi pada hari
ke-0 dan hari ke-15 (p = 0,028), hari ke-0 dan hari ke-30 (p = 0,028), hari ke-0 dan
hari ke-35 (p = 0,028), hari ke-15 dan hari ke-30 (p = 0,028), hari ke-15 dan hari
ke-35 (p = 0,028), hari ke-15 dan hari ke-40 (p = 0,028), hari ke-30 dan hari ke-35
(p = 0,028), hari ke-35 dan hari ke-40 (p = 0,028). Perbedaan yang tidak bermakna
dijumpai pada hari ke-0 dan hari ke-40 (p = 1,000). Hal ini menunjukkan bahwa
pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon setelah Na2CaEDTA dapat menurunkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
kadar timbal sehingga kadar timbal darah menjadi tidak berbeda dengan kadar timbal
pada hari ke-0.
Profil farmakokinetika timbal dapat dilihat pada Gambar 27.
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Hari Pengukuran
mea
n K
adar
Tim
bal D
arah
(pp
m)
Kontrol negatif aquadest Kontrol positif Pb
Kelompok Pb+Na2CaEDTA Kelompok Pb+Na2CaEDTA+ekstrak etanol daun ketela pohon
Gambar 27. Profil farmakokinetika timbal pada pengukuran kadar timbal sebelum pemejanan
timbal (hari ke-0), setelah pemejanan timbal selama 15 hari dan 30 hari, penghentian pemejanan timbal pada hari ke-31 dilanjutkan deng an pemejanan Na2CaEDTA
selama 10 hari (hari ke-31 sampai hari ke-40)
Dari gambar 27. dapat dilihat bahwa pada hari ke-0 sampai hari ke-15 (pra
kondisi) terjadi kenaikan kadar timbal pada semua kelompok. Pada kelompok kontrol
negatif kenaikan disebabkan karena adanya timbal dalam aquadest. Pada hari ke-15
sampai hari ke-30 terjadi penurunan pada kelompok kontrol negatif (aquadest),
kontrol timbal dan kelompok timbal-Na2CaEDTA yang dapat disebabkan karena
menurunnya absorbsi timbal dan atau meningkatnya eliminasi timbal. Perbedaan
profil kadar timbal pada hari ke-15 sampai hari ke-30 terjadi pada kelompok timbal-
Na2CaEDTA dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon. Peningkatan
kadar timbal tersebut dapat disebabkan karena meningkatnya absorpsi timbal dan atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
menurunnya eliminasi timbal. Kedua hal tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor
fisiologis masing-masing hewan uji. Pada hari ke-35 kadar timbal meningkat pada
semua kelompok perlakuan. Hal ini disebabkan karena penghentian pemaparan
timbal akan menyebabkan bebasnya timbal dalam jaringan. Peningkatan kadar timbal
tersebut belum mampu diatasi oleh Na2CaEDTA dan ekstrak etanol daun ketela
pohon. Pada hari ke-35 sampai ke-40, penurunan kadar timbal terjadi pada semua
kelompok. Pada hari ke-40, kadar timbal pada kelompok timbal-Na2CaEDTA lebih
rendah daripada kelompok kontrol timbal. Hal ini menunjukkan bahwa Na2CaEDTA
mampu mengkelat timbal sehingga kadar timbal dapat turun. Selain itu, kadar timbal
kelompok timbal-Na2CaEDTA dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon
lebih rendah daripada kelompok timbal-Na2CaEDTA. Hal ini menunjukkan bahwa
terapi pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon setelah Na2CaEDTA dan
memiliki kemampuan yang lebih besar dalam menurunkan kadar timbal di dalam
darah. Dari gambar 27. dapat dilihat bahwa kemiringan garis pada kelompok yang
diberi ekstrak etanol daun ketela pohon lebih kecil dibandingkan pada kelompok
tanpa diberi ekstrak etanol daun ketela pohon. Hal ini diduga karena pada kelompok
yang diberi ekstrak etanol daun ketela pohon, laju eliminasi timbal lebih cepat
dibandingkan pada kelompok yang tidak diberi ekstrak etanol daun ketela pohon.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon (Manihot utillissima Pohl) dengan
dosis 800 mg/kgBB p.o. setelah Na2CaEDTA dapat menurunkan kadar timbal
dalam darah tikus betina.
2. Lama waktu pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon setelah Na2CaEDTA
yang dapat menurunkan kadar timbal adalah 10 hari.
B. Saran
1. Pemejanan timbal dengan dosis 0,5 g/kgBB/oral/hari/ekor mencapai kadar toksik
yang membutuhkan terapi khelasi pada hari ke-15 sehingga jika akan dilakukan
penelitian yang berhubungan dengan pemberian khelasi, maka pemejanan timbal
dengan dosis 0,5 g/kgBB/oral/hari/ekor cukup diberikan selama 15 hari.
2. Pada peneilitian dengan metode yang sama, perlu dilakukan validasi metode
tentang pengukuran kadar timbal dalam darah dengan menggunakan SSA.
3. Penurunan kadar timbal dalam darah dapat disebabkan oleh zat lain yang terdapat
dalam daun ketela pohon. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
tentang pengaruh fraksi dan isolat rutin terhadap penurunan kadar timbal.
4. Profil farmakokinetika rutin perlu diteliti lebih anjut untuk mengetahui frekuensi
pemberian yang sesuai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Adimunca, C., 1998, Diinduksi Karsinogen Nitrosamin, http://digilib.litbang.depkes.go.id, diakses tanggal 12 Maret 2008
Anonim, 1980, Health Protection Branch Laboratories : Determination of Lead and Cadmium in Foods by Atomic Absorption Spectrophotometry, Bureau of Chemical Safety, Ottawa
Anonim, 1986, Sediaan Galenik, Edisi I, 2-4, 7, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
Anonim, 1989, Materia Medika Indonesia, Jilid V, XV-XXII, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Anonim, 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, 3-9, Cetakan I,
4-9, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta Anonim, 2004b, A to Z Drugs Facts, 5th edition, 518-519, Wolters Kluwen Health
Inc., Missouri.
Anonim, 2005a, Lead Poisoning (Plumbism),
http://www.merck.com/mmpe/sec21/ch326/ch326j.html?qt=lead toxicity, diakses tanggal 10 November 2005
Anonim, 2005b, Tanaman Obat Indonesia: Ubi Kayu, www.iptek.net.id, diakses
tanggal 26 Februari 2008
Anonim, 2006a, Perkin Elmer 30303B Atomic Absorption Spectrophotometer, http://www.colgate.edu, diakses tanggal 24 September 2007.
Anonim, 2006b, Atomic Absorption Spectroscopy, http://www.zal.tu-
cottbus.de/zal/prakt/aas.htm, diakses tanggal 20 Oktober 2007. Anonim, 2007a, Edetate Calcium Disodium [Antidote] , http://www.enh.org, diakses
tanggal 1 Januari 2007 Anonim, 2007b, Lead, http://encyclopedia.thefreedictionary.com/lead, diakses
tanggal 3 Januari 2007 Anonim, 2007c, Lead, http://www.answers.com, diakses tanggal 3 Januari 2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Anonim, 2007d, http://en.wikipedia.org/wiki/Atomic_spectroscopy, diakses tanggal 24 September 2007
Anonim, 2007e, Toxicity of Lead,
http://www.phyles.ge.crn.it/htmling/toxicityoflead.html, diakses tanggal 25 Agustus 2007.
Anonim, 2007f, The United States Pharmacopeia 30 The National Formulary 25,
Vol II, 2748-2751, United States Pharmacopeal Convention, inc., New York Anonim, 2008a, Calcium Disodium Versenate Injection (3M),
http://wwww.drugs.com/pdr/edetate-calcium-disodium.html, diakses tanggal 5 Juli 2007.
Anonim, 2008b, Rutin, www.phytochemicals.info.htm, diakses tanggal 11 April
2008 Bassett,J., Denney, R.C., Jeffery, G.H., Mendham, J., 1994, Vogel’s Textbook of
Quantitative Inorganic Analysis Including Elementary Instrumental Analysis, edisi 4, 942, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Broekaert, J., 2002, Analytical Atomic Spectrometry with Flames and Plasmas,
148,158-161,164, Wiley-Vch Verlag GmbH, Germany. Cham, Lee, Lam dan Zhang, 2004, Analytical Method Validation and Instrument
Performance Veriification (Monograph on CD-ROM), Wiley-Interscience, Canada
Christian, G. D., 2004, Analytical Chemistry, 107, Edisi 6, John Wiley, United States
America Clarkson, T.W., 1987, Metal Toxicity in the Central Nervous System : Environmental
Health Perspectives, Vol. 75, 59-64. Darmono, 1995, Logam Dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup, 62-64, 96-97, UI
Press, Jakarta Dollery, C., 1999, Therapetic Drugs, Volume1, Edisi 2, E1-E2, Chuechill
Livingstone, Edinburgh
Donatus, I. A., 1997, Penanganan dan Pertolongan Pertama Keracunan Bahan Berbahaya, 1, Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Gao, Z., Xu H., Huang, K., 2005,
http://www.springerlink.com/content/h27q3u8525173248/fulltext.pdf, diakses tanggal 23 Oktober 2007
Goldstein, B.D. and Kiper, H.M., 1994, Hematologic Disorder In Levy and Wegman
(eds): Occupational Health Recognizing and Preventing work-Related Disease,3rd ed., Little Brown and Company, United State of America.
Gritter, R.J., Bobbit, J.M, Schwarting, A.E, 1985, Introduction to chromatography,
diterjemahkan oleh Kosasih, edisi II, 1,6,107-155, Penerbit ITB, Bandung Hariono, B., 2005, Efek Pemberian Plumbum (Timah Hitam) Anorganik pada Tikus
Putih (Rottus norvegicus), http://jvs.ugm.ac.id/pdf/vol232/Bambang.pdf. diakses tanggal 4 Oktober 2007
Harmita, 2004, Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya, 5-
7, 8, Departemen Farmasi FMIPA UI, Depok, Jakarta Hartari, A.E., 1997, Isolasi Rutin Dari Daun Singkong (Manihot utillisima Pohl.,
Euporbiaceae) Sebagai Antiagregasi Platelet, http://fa.lib.itb.ac.id/go.php?id=jbptitbfa-gdl-s1-1997-agustineer 571&width=150, diakses tanggal 29 September 2007
Katrina, 2006, Lead-Pb, An Internet Hotlist on Lead, http://www.epa.gov/lead,
diakses tanggal 20 Agustus 2007. Katzung, B. G., 2004, Farmakologi Dasar dan Klinik, 428-429, EGC, Jakarta Kehoe, R.A., 1965, The Metabolism of Lead in Man in Health and Disease, Lecture
II, 24: 101-120; 129-143, J. Roy. Jnst. Pub. Health Hyg., United State of America.
Khopkar, 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, 274-283, Airlangga Press, Surabaya.
Olson, K.R., 2006, Poisoning and Drug Overdose, 5th edition, 446-448, McGraw-
Hill, California. Levinson, R., 2006, Modern Chemical Techniques, The Royal Society of Chemistry,
:Atomic Absorption Spectrometry, www.chemsoc.org/ pdf/LearnNet/rsc/ AA_txt.pdf. Diakses 4 Januari 2007 .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Lu, F.C., 1995, Toksikologi Dasar: Asas, Organ Sasaran, dan Penilaian Resiko, diterjemahkan oleh Edi Nugroho, Ed. 2, 358-360, UI Press, Jakarta.
Markham, K.R., 1988, Cara Mengidentifikasi Flavonoid, 15-53, Penerbit ITB,
Bandung Miletic, G.Z., Mitic, S.S. dan Kostic, D.A., 2002, Metal Ion-Flavonoid Association,
diakses tanggal 23 November 2007 Mulja, H.M., Hanwar, D., 2003, Prinsip-Prinsip Cara Berlaboratorium yang Baik
(Good Laboratory Practise), Majalah Farmasi Indonesia Airlangga, Vol III, No 2, 71-76
Mulja dan Suharman, 1995, Analisis Instrumental, 6-11,26-28, 32, 34, 102, Airlangga
University Press, Surabaya. Mutschler, E., 1991, Dinamika Obat, 736-739, Penerbit ITB, Bandung. Nazir, Moh., 2005, Metode Penelitian, 222-226, Ghalia Indonesia, Bogor Nordberg, G., 1998, Metal: Chemical Properties and Toxicology, Encyclopedia of
Occupational Health and Safety, ILO, Geneva Palar, H., 1994, Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat, Rineka Cipta, Jakarta. Price, W.J., 1972, Analytical Atomic Absorption Spectrometry, 8-15,19-22, Heyden
and Son LTD, New York. Radovic, Z. dan Malešev, D., 1985, Spectrophotometric Investigation of The
Complex of Lead 2+ and Rutin, http://www.springerlink.com/content/h27q3u8525173248/summary, diakses tanggal 23 September 2007
Riyanto, S., 1990, Analisis Metabolit Sekunder: Flavonoid, 171-190, Universitas
Gajah Mada, Yogyakarta Rabinowitz, M.B., Wetherill, G.W., and Kopple, J.D., 1973, Lead Metabolism in The
Normal Human: Stable Isotope Studies, 182:725-727, Science, United State of America.
Rohman, Abdul, 2007, Kimia Farmasi Analisis, 229-250, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Sjamsudin, U., Suyatna, F.D., 2007, Keracunan Pb, http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/10KeracunanPb013.pdf, diakses tanggal 24 Agustus 2007.
Skoog, D.A., West,D.M., dan Holler, F.J., 1994, Analytical Chemistry : An
Introduction, sixth edition, 457, Saunders College Publishing, USA. SoczynSka-Kordala, M., BaKoeska, A., Oszmianski, J., dan Gabrielska, J., 2001,
Metal Ion-Flavonoid Association in Bilayer Phospholipid Membranes, www.cmbl.org, diakses tanggal 23 November 2007
Stahl, E., 1985, Analisis Obat Secara Kromatografi Lapis dan Mikroskopi (terjemahan), 3-17, Penerbit ITB, Bandung.
Steenis, Van, 1992, Flora untuk Sekolah Indonesia, 253-254, PT Pradnya, Jakarta Trinajstic, Nenad, 2007, Special Issue: "Structure-Property/Activity Modeling of
Polyphenols" , http://www.mdpi.org/ijms/editors-ptcc.htm, diakses tanggal 6 Oktober 2007
Vogel, A.I., 1979, Vogel: Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro, diterjemahkan oleh L. Setiono, A. Hadyana Pudjaatmaka, Edisi 5, 207, Kalman Media Pusaka, Jakarta.
Wahyunengsih, Fedelia, Astoro dan Putri, 2007, Daya Terapi Anti Racun Natrium-
Kalsiumedetat dan Perasan Mentimun (Cucumis sativus L.) TerhadaP Timbal
(Pb), Yogyakarta
Walter, P.J., Chalk, S., Kingston, H.M., 1998, Overview of Microwave Assisted
Sample Preparation, http://www.sampleprep.duq.edu/dir/Chapter2/biblio.htm, diakses tanggal 10 Mei 2008.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Lampiran 1. Determinasi Manihot utillisima Pohl.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Lampiran 2. Tanaman ketela pohon
Lampiran 3. Serbuk daun ketela pohon
Lampiran 4. Sokletasi daun ketela pohon
Lampiran 5. Hasil rendemen ekstrak Penimbangan Replikasi I Replikasi II Replikasi III
Berat serbuk (gram) 40 40 40 Berat cawan petri (gram) 94,530 94,550 94,620 Berat cawan petri+zat (gram) 101,480 101,580 101,600 Berat cawan petri+sisa (gram) 94,780 94,980 94,950 Berat ekstrak kental (gram) 6,700 6,600 6,650 % Rendemen 16,750 16,500 16,630
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Lampiran 6. Bercak KLT deteksi UV 254 nm. (A) replikasi I,
(B) replikasi II, (C) replikasi III
(A)
(a : sampel; b : pembanding)
(B)
(a : sampel; b : pembanding)
a
a
b
b
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
(C)
(a : sampel; b : pembanding)
Lampiran 7. Bercak KLT deteksi UV 365 nm (A) replikasi I, (B) replikasi II,
(C) replikasi III
(A)
(a : sampel; b : pembanding)
a
a
b
b
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
(B)
(a : sampel; b : pembanding)
(C)
(a : sampel; b : pembanding)
a
a
b
b
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Lampiran 8. Bercak KLT deteksi uap amoniak, AlCl3, UV 254 nm
(A) replikasi I, (B) replikasi II, (C) replikasi III
(A)
(a : sampel; b : pembanding)
(B)
(a : sampel; b : pembanding)
a
a
b
b
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
(C)
(a : sampel; b : pembanding)
Lampiran 9. Bercak KLT deteksi uap amoniak, AlCl3, UV 365 nm
(A) replikasi I, (B) replikasi II, (C) replikasi III
(A)
(a : sampel; b : pembanding)
a
a
b
b
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
(B)
(a : sampel; b : pembanding)
(C)
(a : sampel; b : pembanding)
a
a
b
b
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Lampiran 10. Perhitungan konsentrasi timbal asetat
Timbal asetat 0,5 g/ kgBB diberikan secara oral.
Konsentrasi timbal asetat dihitung dengan rumus:
D x BB = C x V
Keterangan:
D = dosis timbal asetat (mg/kgBB)
BB = berat badan tikus (kg)
C = konsentrasi timbal asetat (g/mL)
V = volume larutan timbal asetat yang diberikan (mL) (½ volume
maksimalnya=5mL)
Konsentrasi larutan timbal asetat = 0,5 g/ kg BB x 200 g 2,5 mL
= 0,04 g/ mL
Lampiran 11. Tabel optimasi lama pemejanan timbal yang mencapai kadar
toksik yang membutuhkan terapi khelasi
No Kadar timbal (ppm) hari
ke-0
Kadar timbal (ppm) hari
ke-45
Selisih Kadar timbal (ppm)
Perkiraan kadar timbal hari ke-25
Perkiraan kadar timbal hari ke-30
1 2,08 6,21 4,13 2,29 2,75 2 2,18 3,78 1,60 0,89 1,07 3 0,58 3,88 3,30 1,83 2,20 4 0,98 4,60 3,62 2,01 2,41 5 1,44 4,38 2,94 1,63 1,96 6 2,80 4,87 2,07 1,15 1,38 7 2,87 3,95 1,08 0,40(*) 0,72
Keterangan : (*)belum mencapai kadar toksik yang membutuhkan terapi khelasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Lampiran 12. Perhitungan dosis dan konsentrasi Na2CaEDTA
Dosis Na2CaEDTA 30 mg/kgBB (Katzung, 2004) diberikan secara intramuskular.
Dosis Na2CaEDTA pada manusia 70 kg = 2100 mg/70 kgBB.
Faktor konversi dosis manusia 70 kg ke tikus 200 g = 0,018
Dosis Na2CaEDTA pada tikus 200 g = 2100 mg/kg x 0,018
= 37,8 mg/ 200g
= 189 mg/kgBB
Konsentrasi Na2CaEDTA = 189 mg/ kgBB x 200 g 2,5 ml
= 15,12 mg/mL
Lampiran 13. Perhitungan konsentrasi ekstrak etanol daun ketela pohon
Dosis ekstrak etanol daun ketela pohon 800 mg/kgBB (Adimunca, 1998) diberikan
secara oral.
Konsentrasi ekstrak etanol daun ketela pohon = 800 mg/ kgBB x 200 g 2,5 ml
= 64mg/mL
Lampiran 14. Foto SSA Hitachi Z-8000 Polarized Zeeman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Lampiran 15. Hasil kalibrasi internal SSA Hitachi Z-8000 Polarized Zeeman
1. Standar/kalibrator
Nama : Larutan standar (Cu, Cd, Cr, Mn, Ni, Pb, Zn) (Merck)
Ketelusuran : Cu, Cd, Mn, Ni, Pb, Zn
2. Pelaksanaan kalibrasi
a. Tanggal : 06-08 Agustus 2007
b. Tempat : LPPT Unit I
c. Suhu Ruangan : 260 C
d. Kelembaban : 62 %
3. Hasil kegiatan
a. Uji sensitifitas detektor
Logam Cu 5,0 ppm
Pembacaan Rata-rata 0,1266 0,1263
SD = 2,52 x 10-4
RSD = 0,20 % 0,1261 0,1263
Keterangan : Untuk kadar Cu 5,00 ppm; ketidakpastian 0,20 % b. Uji linearitas detektor
Linearitas detektor diuji dengan menggunakan konsentrasi lgam Cu 0,5-8,0 ppm
Konsentrasi Cu (ppm) Absorbansi rerata Persamaan regresi linear 0,5 0,0134
Y = 9,78.10-3X + 0,0210 r = 0,9972
1,0 0,0256 2,0 0,0509 4,0 0,0998 8,0 0,1937
16,0 0,3733 c. Uji perbandingan hasil pembacaan dan standar
Pembacaan (ppm) Standar (ppm) Koreksi 0,56 0,5 12,00 0,90 1,0 1,00 1,95 2,0 2,50 4,03 4,0 0,75 7,99 8,0 0,13
15,65 16,0 2,19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Lampiran 16. Hasil Optimasi SSA Hitachi Z-8000 Polarized Zeeman untuk
pengukuran timbal (Pb)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Lampiran 17. Hasil pembacaan rata-rata kadar timbal dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom
Kurva Baku Pengukuran Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-0
Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-0 Kelompok Kontrol Negatif (Aquadest)
Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-0 Kelompok Kontrol Timbal
(Dosis 0,5 g/kgBB/hari p.o.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-0 Kelompok Kontrol Timbal
(Dosis 0,5 g/kgBB/hari p.o.) dan Na2CaEDTA (Dosis 189 mg/kgBB i.m.)
Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-0 Kelompok Kontrol Timbal
(Dosis 0,5 g/kgBB/hari p.o.) dan Na2CaEDTA (Dosis 189 mg/kgBB i.m.) dan Ekstrak Etanol Daun Ketela Pohon (Dosis 800 mg/kgBB/hari p.o.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Kurva Baku Pengukuran Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-15
Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-15 Kelompok Kontrol Negatif (Aquadest)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-15Kelompok Kontrol Timbal
(Dosis 0,5 g/kgBB/hari p.o.)
Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-15 Kelompok Kontrol Timbal
(Dosis 0,5 g/kgBB/hari p.o.) dan Na2CaEDTA (Dosis 189 mg/kgBB i.m.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-15 Kelompok Kontrol Timbal
(Dosis 0,5 g/kgBB/hari p.o.) dan Na2CaEDTA (Dosis 189 mg/kgBB i.m.) dan Ekstrak Etanol Daun Ketela Pohon (Dosis 800 mg/kgBB/hari p.o.)
Kurva Baku dan Kadar Blangko(1) Pengukuran Kadar Timbal Dalam Darah
Hari ke-30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-30 Kelompok Kontrol Negatif (Aquadest)
Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-30 Kelompok Kontrol Timbal
(Dosis 0,5 g/kgBB/hari p.o.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-30 Kelompok Kontrol Timbal
(Dosis 0,5 g/kgBB/hari p.o.) dan Na2CaEDTA (Dosis 189 mg/kgBB i.m.)
Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-30 Kelompok Kontrol Timbal
(Dosis 0,5 g/kgBB/hari p.o.) dan Na2CaEDTA (Dosis 189 mg/kgBB i.m.) dan Ekstrak Etanol Daun Ketela Pohon (Dosis 800 mg/kgBB/hari p.o.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Kurva Baku Pengukuran Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-35
Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-35 Kelompok Kontrol Negatif (Aquadest)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-35 Kelompok Kontrol Timbal
(Dosis 0,5 g/kgBB/hari p.o.)
Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-35 Kelompok Kontrol Timbal
(Dosis 0,5 g/kgBB/hari p.o.) dan Na2CaEDTA (Dosis 189 mg/kgBB i.m.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-35 Kelompok Kontrol Timbal
(Dosis 0,5 g/kgBB/hari p.o.) dan Na2CaEDTA (Dosis 189 mg/kgBB i.m.) dan Ekstrak Etanol Daun Ketela Pohon (Dosis 800 mg/kgBB/hari p.o.)
Kurva Baku dan Blangko (1) Pengukuran Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-40 Kelompok Kontrol Negatif (Aquadest)
Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-40 Kelompok Kontrol Timbal
(Dosis 0,5 g/kgBB/hari p.o.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-40 Kelompok Kontrol Timbal (Dosis 0,5 g/kgBB/hari p.o.) dan Na2CaEDTA (Dosis 189 mg/kgBB i.m.)
Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-40 Kelompok Kontrol Timbal
(Dosis 0,5 g/kgBB/hari p.o.) dan Na2CaEDTA (Dosis 189 mg/kgBB i.m.) dan Ekstrak Etanol Daun Ketela Pohon (Dosis 800 mg/kgBB/hari p.o.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran 18. Data kadar timbal darah kelompok perlakuan Tabel XII. Kadar timbal terlarut (ppm) dari kelompok perlakuan pada hari ke-0
Kelompok perlakuan Replikasi Kadar terukur
(ppm) Berat sampel
(gram)
Kadar sebenarnya
(ppm)
Kadar rata-rata (ppm) SD KV (%)
I
1 0,18 1,133 1,59
0,26 0,65 250
2 -0,24 1,163 0,00 3 -0,98 1,142 0,00 4 -0,87 1,109 0,00 5 -0,82 1,216 0,00 6 -0,93 1,072 0,00
II
1 -0,64 1,103 0,00
0,00
0,00
tak terhingga
2 -1,13 1,280 0,00 3 -1,10 1,062 0,00 4 -1,80 0,934 0,00 5 -2,05 1,289 0,00
III
1 -2,38 1,475 0,00
0,00
0,00
tak terhingga
2 -2,72 1,289 0,00 3 -2,83 1,397 0,00 4 -3,38 1,434 0,00 5 -3,54 1,373 0,00 6 -3,32 1,133 0,00 7 -3,76 1,435 0,00
IV
1 -0,01 1,224 0,00
0,00 0,00 tak terhingga
2 -0,39 1,165 0,00 3 -0,10 1,050 0,00 4 -0,19 1,265 0,00 5 -0,29 1,405 0,00 6 -0,07 1,373 0,00
Blanko = 0,00
Tabel XIII. Kadar timbal terlarut (ppm) dari kelompok perlakuan pada hari ke-15 Kelompok perlakuan Replikasi Kadar terukur
(ppm) Berat sampel
(gram) Kadar sebenarnya
(ppm) Kadar rata-rata (ppm) SD KV
(%)
I
1 0,69 1,038 6,65
9,67 6,27 64,84
2 1,02 0,956 10,67 3 0,51 0,825 6,18 4 0,50 0,947 5,28 5 0,76 1,038 7,32 6 2,01 0,918 21,90
II
1 1,16 0,810 7,95
31,37 30,76 98,06 2 2,63 1,186 22,17 3 5,16 0,607 85,05 4 1,99 1,246 15,97 5 1,88 0,731 25,72
III
1 2,43 1,297 18,74
20,46 5,63 27,52
2 2,32 0,715 28,26 3 2,64 1,260 20,96 4 1,46 1,267 11,52 5 2,52 0,990 25,45 6 2,04 1,261 16,18 7 3,00 1,356 22,12
IV
1 1,41 1,092 12,92
13,04 4,20 32,21
2 1,22 1,010 12,08 3 1,35 1,154 11,70 4 0,97 1,105 8,78 5 2,32 1,154 21,11 6 1,22 1,050 11,62
Blanko = 0,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Tabel XIV. Kadar timbal terlarut (ppm) dari kelompok perlakuan pada hari ke-30 Kelompok perlakuan Replikasi Kadar terukur
(ppm) Berat sampel
(gram) Kadar sebenarnya
(ppm) Kadar rata-rata
(ppm) SD KV (%)
I
1 0,34 0,963 3,53
3,71 0,99 26,68
2 0,18 0,809 2,23 3 0,31 1,004 3,09 4 0,42 0,997 4,21 5 0,51 1,008 5,06 6 0,30 0,724 4,14
II
1 0,78 0,561 13,91
12,07 2,58 21,38 2 1,08 0,904 11,94 3 0,56 0,673 8,32 4 0,99 0,884 11,20 5 1,02 0,681 14,97
III
1 1,53 1,058 14,47
7,85 5,15 65,61
2 1,26 0,923 13,65 3 0,91 0,827 11,00 4 0,64 1,121 5,71 5 0,21 0,848 2,48 6 0,52 0,943 5,51 7 0,15 0,712 2,11
IV
1 1,56 0,960 16,25
15,75 3,27 20,76
2 1,18 0,988 11,94 3 1,23 0,566 21,73 4 1,11 0,761 14,59 5 1,19 0,769 15,47 6 1,12 0,771 14,53
Blanko = 0,00
Tabel XV. Kadar timbal terlarut (ppm) dari kelompok perlakuan pada hari ke-35 Kelompok perlakuan Replikasi Kadar terukur
(ppm) Berat sampel
(gram) Kadar sebenarnya
(ppm) Kadar rata-rata (ppm) SD KV
(%)
I
1 1,25 0,615 20,34
16,65 3,919 23,34
2 1,28 1,112 11,51 3 1,31 1,105 11,85 4 1,58 0,844 18,71 5 1,96 1,013 19,34 6 1,67 0,920 18,14
II
1 1,80 1,091 16,50
27,89 16,198 58,08 2 1,76 0,911 19,32 3 1,95 0,818 23,85 4 2,03 0,867 23,42 5 2,14 0,380 56,35
III
1 2,08 0,814 25,57
24,45 6,294 25,74
2 2,22 0,884 25,13 3 2,24 0,599 37,42 4 1,97 1,018 19,36 5 2,06 1,035 19,90 6 1,96 0,985 19,89 7 1,93 0,809 23,85
IV
1 2,42 0,814 29,73
40,67 9,34 22,97
2 2,77 0,750 36,93 3 3,03 0,840 36,07 4 2,76 0,579 47,67 5 2,90 0,521 55,66 6 3,02 0,796 37,94
Blanko = 0,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Tabel XVI. Kadar timbal terlarut (ppm) dari kelompok perlakuan pada hari ke-40 Kelompok perlakuan Replikasi Kadar terukur
(ppm) Berat sampel
(gram) Kadar sebenarnya
(ppm) Kadar rata-rata
(ppm) SD KV (%)
I
1 0,68 0,811 7,40
5,97 1,494 26,03
2 0,83 1,244 6,03 3 0,49 0,884 4,64 4 0,57 0,830 5,90 5 0,66 0,741 7,83 6 0,48 0,999 4,00
II
1 0,46 0,871 4,36
4,02 0,775 19,28 2 0,38 1,027 2,92 3 0,48 1,055 3,79 4 0,51 1,078 3,99 5 0,59 1,013 5,03
III
1 0,34 1,111 2,34
2,15 2,395 111,4
2 0,56 0,676 7,10 3 0,14 0,850 0,71 4 0,17 0,684 1,32 5 0,28 0,704 2,84 6 0,14 0,823 0,73 7 -0,07 0,627 0,00
IV
1 -0,07 1,050 0,00
0,07 0,13 tak terhingga
2 -0,07 1,281 0,00 3 -0,09 1,096 0,00 4 -0,07 1,326 0,00 5 0,01 1,270 0,00 6 0,04 1,198 0,00
Blanko = 0,08
Keterangan :
Kelompok I = kontrol negatif aquadest 0,5 g/kg BB
Kelompok II = kontrol positif timbal asetat 0,5 g/kg BB
Kelompok III = timbal 0,5 g/kg BB + Na2CaEDTA 189 mg/kgBB
Kelompok IV = timbal 0,5 g/kg BB + Na2CaEDTA 189 mg/kgBB + ekstrak etanol
daun ketela pohon 800 mg/kgBB
Kadar timbal darah sebenarnya dihitung dengan rumus:
( )( )( )gramberat
volumeblanko ppm-sampellarutan ppm(ppm) PbKadar =
Keterangan rumus:
Volume filtrat sampel = 10 mL.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Lampiran 19. Hasil analisis kadar timbal darah kelompok perlakuan dengan metode Kruskal-Wallis
Tests of Normality
,539 24 ,000 ,209 24 ,000,234 24 ,002 ,616 24 ,000,179 24 ,046 ,921 24 ,062,221 24 ,004 ,867 24 ,005,172 24 ,064 ,892 24 ,015
Kadar Pb hari ke-0Kadar Pb hari ke-15Kadar Pb hari ke-30Kadar Pb hari ke_35Kadar Pb hari ke_40
Statistic df Sig. Statistic df Sig.Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk
Lilliefors Significance Correctiona.
Kruskal-Wallis Test
Hasil Rangking Kelompok Perlakuan N Mean RankKadar Pb hari ke_0 Kontrol Negatif (Aquadest) 6 14,00 Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. 5 12,00 Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. 7 12,00 Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB
i.m.dan cassava dosis 800mg/kgBB/hari p.o. 6 12,00
Total 24 Kadar Pb hari ke_15 Kontrol Negatif (Aquadest) 6 5,83 Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. 5 16,80 Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. 7 16,71 Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB
i.m.dan cassava dosis 800mg/kgBB/hari p.o. 6 10,67
Total 24 Kadar Pb hari ke_30 Kontrol Negatif (Aquadest) 6 5,33 Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. 5 14,80 Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. 7 9,71 Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB
i.m.dan cassava dosis 800mg/kgBB/hari p.o. 6 21,00
Total 24 Kadar Pb hari ke_35 Kontrol Negatif (Aquadest) 6 5,00 Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. 5 11,70 Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. 7 13,07 Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB
i.m.dan cassava dosis 800mg/kgBB/hari p.o. 6 20,00
Total 24 Kadar Pb hari ke_40 Kontrol Negatif (Aquadest) 6 20,33 Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. 5 15,60 Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. 7 10,86 Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB
i.m.dan cassava dosis 800mg/kgBB/hari p.o. 6 4,00
Total 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Hasil Analisis Statistik
Kadar Pb hari ke_0
Kadar Pb hari ke_15
Kadar Pb hari ke_30
Kadar Pb hari ke_35
Kadar Pb hari ke_40
Chi-Square 3,000 10,072 16,449 13,616 17,806df 3 3 3 3 3Asymp. Sig. ,392 ,018 ,001 ,003 ,000
Mann-Whitney Test a. Hari ke-15
Tabel XVIa. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-15 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.
Kelompok Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Pb hari ke_15 Kontrol Negatif (Aquadest) 6 4,00 24,00 Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. 5 8,40 42,00 Total 11
Tabel XVIb. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-15 antara Kontrol Negatif (Aquadest)
Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. Kadar Pb hari ke_15 Mann-Whitney U 3,000Wilcoxon W 24,000Z -2,191Asymp. Sig. (2-tailed) ,028Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,030(a)
Tabel XVIc. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-15 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan Pb
dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. Kelompok Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Pb hari ke_15
Kontrol Negatif (Aquadest) 6 4,17 25,00Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. 7 9,43 66,00
Total 13
Tabel XVId. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-15 antara Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.
Kadar Pb hari ke_15 Mann-Whitney U 4,000Wilcoxon W 25,000Z -2,429Asymp. Sig. (2-tailed) ,015Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,014(a)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Tabel XVIe. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-15 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon
dosis 800mg/kgBB/hari p.o. Kelompok Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Pb hari ke_15 Kontrol Negatif (Aquadest) 6 4,67 28,00 Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan
Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o.
6 8,33 50,00
Total 12 Tabel XVIf. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-15 antara Kontrol Negatif (Aquadest)
dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o.
Kadar Pb hari ke_15 Mann-Whitney U 7,000Wilcoxon W 28,000Z -1,761Asymp. Sig. (2-tailed) ,078Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,093(a)
Tabel XVIg. Hasil Rangking Statistik Kadar Timbal Hari ke-15 antara Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m
Kelompok Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Pb hari ke_15
Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. 5 6,80 34,00Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. 7 6,29 44,00
Total 12 Tabel XVIh. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-15 antara Kontrol Timbal dan Pb dosis
0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. Kadar Pb hari ke_15 Mann-Whitney U 16,000Wilcoxon W 44,000Z -,244Asymp. Sig. (2-tailed) ,808Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,876(a)
Tabel XVIi. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-15 antara Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o, Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis
800mg/kgBB/hari p.o. Kelompok Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Pb hari ke_15
Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. 5 7,60 38,00Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o.
6 4,67 28,00
Total 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Tabel XVIj. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-15 antara Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o, Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis
800mg/kgBB/hari p.o. Kadar Pb hari ke_15 Mann-Whitney U 7,000Wilcoxon W 28,000Z -1,461Asymp. Sig. (2-tailed) ,144Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,177(a)
Tabel XVIk. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-15 antara Timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan
Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m denganTimbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o.
Kelompok Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Pb hari ke_15
Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. 7 9,00 63,00
Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o.
6 4,67 28,00
Total 13
Tabel XVIl. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-15 antara Timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m denganTimbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2CaEDTA dosis
189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. Kadar Pb hari ke_15 Mann-Whitney U 7,000Wilcoxon W 28,000Z -2,000Asymp. Sig. (2-tailed) ,046Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,051(a)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
b. Hari ke-30
Tabel XVIIa. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-30 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.
Kelompok Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Pb hari ke_30
Kontrol Negatif (Aquadest) 6 3,50 21,00Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. 5 9,00 45,00
Total 11 Tabel XVIIb. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-30 antara Kontrol Negatif (Aquadest)
Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. Kadar Pb hari ke_30Mann-Whitney U ,000Wilcoxon W 21,000Z -2,739Asymp. Sig. (2-tailed) ,006Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,004(a)
Tabel XVIIc. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-30 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.
Kelompok Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Pb hari ke_30
Kontrol Negatif (Aquadest) 6 5,33 32,00Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. 7 8,43 59,00
Total 13 Tabel XVIId. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-30 antara Kontrol Negatif (Aquadest)
Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. Kadar Pb hari ke_30 Mann-Whitney U 11,000Wilcoxon W 32,000Z -1,429Asymp. Sig. (2-tailed) ,153Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,181(a)
Tabel XVIIe. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-30 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon
dosis 800mg/kgBB/hari p.o. Kelompok Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Pb hari ke_30
Kontrol Negatif (Aquadest) 6 3,50 21,00Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o.
6 9,50 57,00
Total 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Tabel XVIIf. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-30 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. ekstrak etanol daun ketela pohon
dosis 800mg/kgBB/hari p.o. Kadar Pb hari ke_30Mann-Whitney U ,000Wilcoxon W 21,000Z -2,882Asymp. Sig. (2-tailed) ,004Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,002(a)
Tabel XVIIg. Hasil Rangking Statistik Kadar Timbal Hari ke-30 antara Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m
Kelompok Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Pb hari ke_30
Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. 5 8,40 42,00Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. 7 5,14 36,00
Total 12 Tabel XVIIh. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-30 antara Kontrol Timbal dan Pb dosis
0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. Kadar Pb hari ke_30 Mann-Whitney U 8,000Wilcoxon W 36,000Z -1,543Asymp. Sig. (2-tailed) ,123Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,149(a)
Tabel XVIIi. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-30 antara Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o, Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o.
Kelompok Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Pb hari ke_30
Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. 5 3,40 17,00Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon a dosis 800mg/kgBB/hari p.o.
6 8,17 49,00
Total 11 Tabel XVIIj. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-30 antara Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o, Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis
800mg/kgBB/hari p.o. Kadar Pb hari ke_30 Mann-Whitney U 2,000Wilcoxon W 17,000Z -2,373Asymp. Sig. (2-tailed) ,018Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,017(a)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Tabel XVIIk. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-30 antara Timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m denganTimbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2CaEDTA dosis
189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o.
Kelompok Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Pb hari ke_30
Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. 7 4,14 29,00
Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o.
6 10,33 62,00
Total 13 Tabel XVIIl. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-30 antara Timbal dosis 0,5g/kgBB/hari
p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m denganTimbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o.
Kadar Pb hari ke_30 Mann-Whitney U 1,000Wilcoxon W 29,000Z -2,857Asymp. Sig. (2-tailed) ,004Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,002(a)
c. Hari ke-35
Tabel XVIIIa. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-35 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.
Kelompok Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Pb hari ke_35
Kontrol Negatif (Aquadest) 6 4,50 27,00Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. 5 7,80 39,00Total 11
Tabel XVIIIb. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-35 antara Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.
Kadar Pb hari ke_35 Mann-Whitney U 6,000Wilcoxon W 27,000Z -1,643Asymp. Sig. (2-tailed) ,100Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,126(a)
Tabel XVIIIc. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-35 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.
Kelompok Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Pb hari ke_35
Kontrol Negatif (Aquadest) 6 4,00 24,00Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. 7 9,57 67,00
Total 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Tabel XVIIId. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-35 antara Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.
Kadar Pb hari ke_35 Mann-Whitney U 3,000 Wilcoxon W 24,000 Z -2,571 Asymp. Sig. (2-tailed) ,010 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,008(a)
Tabel XVIIIe. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-35 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon
dosis 800mg/kgBB/hari p.o. Kelompok Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Pb hari ke_35
Kontrol Negatif (Aquadest) 6 3,50 21,00Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o.
6 9,50 57,00
Total 12 Tabel XVIIIf. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-35 antara Kontrol Negatif (Aquadest)
dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o.
Kadar Pb hari ke_35 Mann-Whitney U ,000Wilcoxon W 21,000Z -2,882Asymp. Sig. (2-tailed) ,004Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,002(a)
Tabel XVIIIg. Hasil Rangking Statistik Kadar Timbal Hari ke-35 antara Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m
Kelompok Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Pb hari ke_35
Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. 5 5,70 28,50Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. 7 7,07 49,50
Total 12 Tabel XVIIIh. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-35 antara Kontrol Timbal dan Pb dosis
0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. Kadar Pb hari ke_35 Mann-Whitney U 13,500Wilcoxon W 28,500Z -,651Asymp. Sig. (2-tailed) ,515Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,530(a)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Tabel XVIIIi. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-35 antara Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o, Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis
800mg/kgBB/hari p.o. Kelompok Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Pb hari ke_35
Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. 5 4,20 21,00Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o.
6 7,50 45,00
Total 11
Tabel XVIIIj. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-35 antara Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o, Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis
800mg/kgBB/hari p.o. Kadar Pb hari ke_35 Mann-Whitney U 6,000Wilcoxon W 21,000Z -1,643Asymp. Sig. (2-tailed) ,100Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,126(a)
Tabel XVIIIk. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-35 antara Timbal dosis 0,5g/kgBB/hari
p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m denganTimbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o.
Kelompok Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Pb hari ke_35
Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. 7 4,43 31,00
Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o.
6 10,00 60,00
Total 13
Tabel XVIIIl. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-35 antara Timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m denganTimbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2CaEDTA dosis
189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. Kadar Pb hari ke_35 Mann-Whitney U 3,000 Wilcoxon W 31,000 Z -2,571 Asymp. Sig. (2-tailed) ,010 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,008(a)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
d. Hari ke-40 Tabel XIXa. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-40 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan
Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. Kelompok Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Pb hari ke_40
Kontrol Negatif (Aquadest) 6 8,00 48,00Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. 5 3,60 18,00Total 11
Tabel XIXb. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-40 antara Kontrol Negatif (Aquadest)
Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. Kadar Pb hari ke_40 Mann-Whitney U 3,000Wilcoxon W 18,000Z -2,191Asymp. Sig. (2-tailed) ,028Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,030(a)
Tabel XIXc. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-40 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan Pb
dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. Kelompok Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Pb hari ke_40
Kontrol Negatif (Aquadest) 6 9,83 59,00Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. 7 4,57 32,00
Total 13
Tabel XIXd. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-40 antara Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.
Kadar Pb hari ke_40 Mann-Whitney U 4,000Wilcoxon W 32,000Z -2,429Asymp. Sig. (2-tailed) ,015Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,014(a)
Tabel XIXe. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-15 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon
dosis 800mg/kgBB/hari p.o. Kelompok Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Pb hari ke_40
Kontrol Negatif (Aquadest) 6 9,50 57,00Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o.
6 3,50 21,00
Total 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Tabel XIXf. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-40 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. ekstrak etanol daun ketela pohon
dosis 800mg/kgBB/hari p.o. Kadar Pb hari ke_40 Mann-Whitney U ,000Wilcoxon W 21,000Z -3,077Asymp. Sig. (2-tailed) ,002Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,002(a)
Tabel XIXg. Hasil Rangking Statistik Kadar Timbal Hari ke-40 antara Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m
Kelompok Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Pb hari ke_40
Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. 5 9,00 45,00Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. 7 4,71 33,00
Total 12 Tabel XIXh. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-40 antara Kontrol Timbal dan Pb dosis
0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. Kadar Pb hari ke_40 Mann-Whitney U 5,000Wilcoxon W 33,000Z -2,030Asymp. Sig. (2-tailed) ,042Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,048(a)
Tabel XIXi. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-40 antara Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o, Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o.
Kelompok Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Pb hari ke_40
Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. 5 9,00 45,00Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o.
6 3,50 21,00
Total 11 Tabel XIXj. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-40 antara Kontrol Timbal dan Pb dosis
0,5g/kgBB/hari p.o, Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o.
Kadar Pb hari ke_40 Mann-Whitney U ,000Wilcoxon W 21,000Z -2,986Asymp. Sig. (2-tailed) ,003Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,004(a)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Tabel XIXk. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-40 antara Timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m denganTimbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2CaEDTA dosis
189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o.
Kelompok Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Pb hari ke_40
Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. 7 9,57 67,00
Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o.
6 4,00 24,00
Total 13
Tabel XIXl. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-40 antara Timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m denganTimbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2CaEDTA dosis
189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. Kadar Pb hari ke_40 Mann-Whitney U 3,000Wilcoxon W 24,000Z -2,795Asymp. Sig. (2-tailed) ,005Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,008(a)
Lampiran 20. Hasil analisis kadar timbal darah kelompok perlakuan dengan
metode Friedman-Wilcoxon
a. Kelompok kontrol negatif (aquadest)
Friedman Test Tabel XXa. Rata-rata rangking pada uji Friedmann kadar timbal kelompok kontrol negatif
(aquadest) Mean Rank Kadar Pb hari ke_0 1,00Kadar Pb hari ke_15 3,50Kadar Pb hari ke_30 2,17Kadar Pb hari ke_35 5,00Kadar Pb hari ke_40 3,33
Tabel XXb. Uji statistik Friedmann kadar timbal kelompok kontrol negatif (aquadest) N 6Chi-Square 21,733df 4Asymp. Sig. ,000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Wilcoxon Signed Ranks Test Tabel XXIc. Rangking kadar timbal kelompok kontrol negatif (aquadest) menurut uji Wilcoxon
N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Pb hari ke_15 - Kadar Pb hari ke_0 Negative Ranks 0(a) ,00 ,00 Positive Ranks 6(b) 3,50 21,00 Ties 0(c) Total 6 Kadar Pb hari ke_30 - Kadar Pb hari ke_0 Negative Ranks 0(d) ,00 ,00 Positive Ranks 6(e) 3,50 21,00 Ties 0(f) Total 6 Kadar Pb hari ke_35 - Kadar Pb hari ke_0 Negative Ranks 0(g) ,00 ,00 Positive Ranks 6(h) 3,50 21,00 Ties 0(i) Total 6 Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_0 Negative Ranks 0(j) ,00 ,00 Positive Ranks 6(k) 3,50 21,00 Ties 0(l) Total 6 Kadar Pb hari ke_30 - Kadar Pb hari ke_15 Negative Ranks 6(m) 3,50 21,00 Positive Ranks 0(n) ,00 ,00
Ties 0(o) Total 6
Kadar Pb hari ke_35 - Kadar Pb hari ke_15 Negative Ranks 0(p) ,00 ,00 Positive Ranks 6(q) 3,50 21,00 Ties 0(r) Total 6 Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_15 Negative Ranks 3(s) 5,00 15,00 Positive Ranks 3(t) 2,00 6,00 Ties 0(u) Total 6 Kadar Pb hari ke_35 - Kadar Pb hari ke_30 Negative Ranks 0(v) ,00 ,00 Positive Ranks 6(w) 3,50 21,00 Ties 0(x) Total 6 Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_30 Negative Ranks 1(y) 1,00 1,00 Positive Ranks 5(z) 4,00 20,00 Ties 0(aa) Total 6 Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_35
Negative Ranks 6(bb) 3,50 21,00Positive Ranks 0(cc) ,00 ,00Ties 0(dd) Total 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Tabel XXId. Uji statistik kadar timbal kelompok kontrol negatif (aquadest) menurut uji Wilcoxon
Kadar Pb hari ke_15 - Kadar Pb hari ke_0
Kadar Pb hari ke_30 - Kadar Pb hari ke_0
Kadar Pb hari ke_35 - Kadar Pb hari ke_0
Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_0
Kadar Pb hari ke_30 - Kadar Pb hari ke_15
Kadar Pb hari ke_35 - Kadar Pb hari ke_15
Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_15
Kadar Pb hari ke_35 - Kadar Pb hari ke_30
Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_30
Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_35
Z 2,201(a) -2,201(a) -2,201(a) -2,201(a) -2,201(b) -2,201(a) -,943(b) -2,201(a) -1,992(a) -2,201(b) Asymp. Sig. (2tailed)
,028 ,028 ,028 ,028 ,028 ,028 ,345 ,028 ,046 ,028
b. Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o
Friedman Test Tabel XXIII. Rata-rata rangking pada uji Friedmann kadar timbal
kelompok kontrol timbal Mean Rank Kadar Timbal Hari ke_0 1,00Kadar Timbal Hari ke_15 4,20Kadar Timbal Hari ke_30 3,20Kadar Timbal Hari ke_35 4,60Kadar Timbal Hari ke_40 2,00
Tabel XXIIb. Uji statistik Friedmann kadar timbal kelompok kontrol timbal N 5Chi-Square 18,080df 4Asymp. Sig. ,001
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Wilcoxon Signed Ranks Test Tabel XXIIIc. Rangking kadar timbal kelompok kontrol timbal menurut uji Wilcoxon
N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Timbal Hari ke_15 - Kadar Timbal Hari ke_0 Negative Ranks 0(a) ,00 ,00 Positive Ranks 5(b) 3,00 15,00 Ties 0(c) Total 5 Kadar Timbal Hari ke_30 - Kadar Timbal Hari ke_0 Negative Ranks 0(d) ,00 ,00 Positive Ranks 5(e) 3,00 15,00 Ties 0(f) Total 5 Kadar Timbal Hari ke_35 - Kadar Timbal Hari ke_0 Negative Ranks 0(g) ,00 ,00 Positive Ranks 5(h) 3,00 15,00 Ties 0(i) Total 5 Kadar Timbal Hari ke_40 - Kadar Timbal Hari ke_0 Negative Ranks 0(j) ,00 ,00 Positive Ranks 5(k) 3,00 15,00 Ties 0(l) Total 5 Kadar Timbal Hari ke_30 - Kadar Timbal Hari ke_15 Negative Ranks 4(m) 3,25 13,00 Positive Ranks 1(n) 2,00 2,00 Ties 0(o) Total 5 Kadar Timbal Hari ke_35 - Kadar Timbal Hari ke_15 Negative Ranks 2(p) 3,00 6,00 Positive Ranks 3(q) 3,00 9,00 Ties 0(r) Total 5 Kadar Timbal Hari ke_40 - Kadar Timbal Hari ke_15 Negative Ranks 5(s) 3,00 15,00 Positive Ranks 0(t) ,00 ,00 Ties 0(u) Total 5 Kadar Timbal Hari ke_35 - Kadar Timbal Hari ke_30 Negative Ranks 0(v) ,00 ,00 Positive Ranks 5(w) 3,00 15,00 Ties 0(x) Total 5 Kadar Timbal Hari ke_40 - Kadar Timbal Hari ke_30 Negative Ranks 5(y) 3,00 15,00 Positive Ranks 0(z) ,00 ,00 Ties 0(aa) Total 5 Kadar Timbal Hari ke_40 - Kadar Timbal Hari ke_35
Negative Ranks 5(bb) 3,00 15,00Positive Ranks 0(cc) ,00 ,00Ties 0(dd) Total 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Tabel XXIIId. Uji statistik kadar timbal kelompok kontrol timbal menurut uji Wilcoxon
Kadar Timbal
Hari ke_15 - Kadar Timbal
Hari ke_0
Kadar Timbal
Hari ke_30 - Kadar Timbal
Hari ke_0
Kadar Timbal
Hari ke_35 - Kadar Timbal
Hari ke_0
Kadar Timbal
Hari ke_40 - Kadar Timbal
Hari ke_0
Kadar Timbal
Hari ke_30 - Kadar Timbal
Hari ke_15
Kadar Timbal
Hari ke_35 - Kadar Timbal
Hari ke_15
Kadar Timbal
Hari ke_40 - Kadar Timbal
Hari ke_15
Kadar Timbal
Hari ke_35 - Kadar Timbal
Hari ke_30
Kadar Timbal
Hari ke_40 - Kadar Timbal
Hari ke_30
Kadar Timbal
Hari ke_40 - Kadar Timbal
Hari ke_35
Z -2,023(a) -2,023(a) -2,023(a) -2,023(a) -1,483(b) -,405(a) -2,023(b) -2,023(a) -2,023(b) -2,023(b)Asymp. Sig. (2-tailed)
,043 ,043 ,043 ,043 ,138 ,686 ,043 ,043 ,043 ,043
c. Kontrol timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o dan Na2CaEDTA dosis
189mg/kgBB/hari i.m
Friedman Test Tabel XXIVa. Rata-rata rangking pada uji Friedmann kadar timbal kelompok kontrol
timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB/hari i.m
Mean Rank
Kadar Pb hari ke_0 1,07Kadar Pb hari ke_15 4,29Kadar Pb hari ke_30 2,86Kadar Pb hari ke_35 4,71Kadar Pb hari ke_40 2,07
Tabel XXIVb. Uji statistik Friedmann kadar timbal kelompok kontrol timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB/hari i.m
N 7Chi-Square 25,928df 4Asymp. Sig. ,000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Wilcoxon Signed Ranks Test Tabel XXVc. Rangking kadar timbal kelompok kontrol timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o dan
Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB/hari i.m menurut uji Wilcoxon N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Pb hari ke_15 - Kadar Pb hari ke_0 Negative Ranks 0(a) ,00 ,00 Positive Ranks 7(b) 4,00 28,00 Ties 0(c) Total 7 Kadar Pb hari ke_30 - Kadar Pb hari ke_0 Negative Ranks 0(d) ,00 ,00 Positive Ranks 7(e) 4,00 28,00 Ties 0(f) Total 7 Kadar Pb hari ke_35 - Kadar Pb hari ke_0 Negative Ranks 0(g) ,00 ,00 Positive Ranks 7(h) 4,00 28,00 Ties 0(i) Total 7 Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_0 Negative Ranks 0(j) ,00 ,00 Positive Ranks 6(k) 3,50 21,00 Ties 1(l) Total 7 Kadar Pb hari ke_30 - Kadar Pb hari ke_15 Negative Ranks 7(m) 4,00 28,00 Positive Ranks 0(n) ,00 ,00 Ties 0(o) Total 7 Kadar Pb hari ke_35 - Kadar Pb hari ke_15 Negative Ranks 2(p) 3,00 6,00 Positive Ranks 5(q) 4,40 22,00 Ties 0(r) Total 7 Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_15 Negative Ranks 7(s) 4,00 28,00 Positive Ranks 0(t) ,00 ,00 Ties 0(u) Total 7 Kadar Pb hari ke_35 - Kadar Pb hari ke_30 Negative Ranks 0(v) ,00 ,00 Positive Ranks 7(w) 4,00 28,00 Ties 0(x) Total 7 Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_30 Negative Ranks 6(y) 4,50 27,00 Positive Ranks 1(z) 1,00 1,00 Ties 0(aa) Total 7 Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_35 Negative Ranks 7(bb) 4,00 28,00 Positive Ranks 0(cc) ,00 ,00 Ties 0(dd) Total 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Tabel XXVd. Uji statistik kadar timbal kontrol timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB/hari i.m menurut uji Wilcoxon
Kadar Pb hari ke_15 - Kadar Pb hari ke_0
Kadar Pb hari ke_30 - Kadar Pb hari ke_0
Kadar Pb hari ke_35 - Kadar Pb hari ke_0
Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_0
Kadar Pb hari ke_30 - Kadar Pb hari ke_15
Kadar Pb hari ke_35 - Kadar Pb hari ke_15
Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_15
Kadar Pb hari ke_35 - Kadar Pb hari ke_30
Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_30
Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_35
Z -2,366(a) -2,366(a) -2,366(a) -2,201(a) -2,366(b) -1,352(a) -2,366(b) -2,366(a) -2,197(b) -2,366(b)Asymp. Sig. (2-tailed)
,018 ,018 ,018 ,028 ,018 ,176 ,018 ,018 ,028 ,018
d. Timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB
i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o.
Friedman Test Tabel XXVIa. Rata-rata rangking pada uji Friedmann kadar timbal kelompok timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela
pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o.
Mean Rank
Kadar Pb hari ke_0 1,50Kadar Pb hari ke_15 3,00Kadar Pb hari ke_30 4,00Kadar Pb hari ke_35 5,00Kadar Pb hari ke_40 1,50
Tabel XXVIb. Uji statistik Friedmann kadar timbal kelompok timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis
800mg/kgBB/hari p.o. N 6Chi-Square 24,000df 4Asymp. Sig. ,000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Wilcoxon Signed Ranks Test Tabel XXVIIc. Rangking kadar timbal kelompok timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan
Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. menurut uji Wilcoxon
N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Pb hari ke_15 - Kadar Pb hari ke_0 Negative Ranks 0(a) ,00 ,00 Positive Ranks 6(b) 3,50 21,00 Ties 0(c) Total 6 Kadar Pb hari ke_30 - Kadar Pb hari ke_0 Negative Ranks 0(d) ,00 ,00 Positive Ranks 6(e) 3,50 21,00 Ties 0(f) Total 6 Kadar Pb hari ke_35 - Kadar Pb hari ke_0 Negative Ranks 0(g) ,00 ,00 Positive Ranks 6(h) 3,50 21,00 Ties 0(i) Total 6 Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_0 Negative Ranks 0(j) ,00 ,00 Positive Ranks 0(k) ,00 ,00 Ties 6(l) Total 6 Kadar Pb hari ke_30 - Kadar Pb hari ke_15 Negative Ranks 0(m) ,00 ,00 Positive Ranks 6(n) 3,50 21,00 Ties 0(o) Total 6 Kadar Pb hari ke_35 - Kadar Pb hari ke_15 Negative Ranks 0(p) ,00 ,00 Positive Ranks 6(q) 3,50 21,00 Ties 0(r) Total 6 Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_15 Negative Ranks 6(s) 3,50 21,00 Positive Ranks 0(t) ,00 ,00 Ties 0(u) Total 6 Kadar Pb hari ke_35 - Kadar Pb hari ke_30 Negative Ranks 0(v) ,00 ,00 Positive Ranks 6(w) 3,50 21,00 Ties 0(x) Total 6 Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_30 Negative Ranks 6(y) 3,50 21,00 Positive Ranks 0(z) ,00 ,00 Ties 0(aa) Total 6 Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_35 Negative Ranks 6(bb) 3,50 21,00 Positive Ranks 0(cc) ,00 ,00 Ties 0(dd) Total 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Tabel XXVIId. Uji statistik kadar timbal kelompok kontrol timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis
800mg/kgBB/hari p.o. menurut uji Wilcoxon
Kadar Pb hari ke_15 - Kadar Pb hari ke_0
Kadar Pb hari ke_30 - Kadar Pb hari ke_0
Kadar Pb hari ke_35 - Kadar Pb hari ke_0
Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_0
Kadar Pb hari ke_30 - Kadar Pb hari ke_15
Kadar Pb hari ke_35 - Kadar Pb hari ke_15
Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_15
Kadar Pb hari ke_35 - Kadar Pb hari ke_30
Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_30
Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_35
Z -2,201(a) -2,201(a) -2,201(a) ,000(b) -2,201(a) -2,201(a) -2,201(c) -2,201(a) -2,201(c) -2,201(c)Asymp. Sig. (2-tailed)
,028 ,028 ,028 1,000 ,028 ,028 ,028 ,028 ,028 ,028
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
BIOGRAFI PENULIS
Cicilia Tyasti Wahyunengsih, akrab dipanggil dengan
nama Sisil adalah putri pertama dari tiga bersaudara dari
pasangan M.D. Wahyudi dan Lucia Samirah. Lahir di
Duri, 5 November 1985. Pada umur 6 tahun penulis
mulai bersekolah di TK Santo Yosef Duri kemudian
pada tahun berikutnya melanjutkan pendidikan Sekolah
Dasar di SD Santo Yosef Duri. Enam tahun kemudian,
penulis melanjutkan sekolahnya di SLTP Santo Yosef
Duri. Masa SMU dihabiskannya di sekolah berasrama
yang berada di Yogyakarta yaitu di SMA Stella Duce I.
Mulai pertengahan tahun 2004, Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma menjadi tempatnya untuk menuntut ilmu demi pencapaian cita-citanya di
masa yang akan dating. Selama kuliah, penulis juga aktif dalam berbagai kegiatan
kemahasiswaan. Jaringan Mahasiswa Kesehatan Indonesia (JMKI) wilayah
Yogyakarta dan JMKI Komisariat Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
merupakan kegiatan yang ia senangi. Beberapa kepanitiaan seperti Inisiasi Sanata
Dharma (Insadha) tahun 2005 dan 2006, Pengobatan gratis tahun 2005 dan
Seminar Terapi Kanker dan Pengelolaan Sitostatika tahun 2007 pernah diikutinya.
Penulis juga pernah mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa tahun 2007. Selain
itu, penulis juga pernah menjadi asisten pendamping praktikum Formulasi
Teknologi Sediaan (FTS) Solid dan Patologi Klinik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI