PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.)...

163
PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2 CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI SERAPAN ATOM SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh: Cicilia Tyasti Wahyunengsih NIM: 048114033 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.)...

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON

(Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na2CaEDTA TERHADAP

KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

SERAPAN ATOM

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh:

Cicilia Tyasti Wahyunengsih

NIM: 048114033

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2008

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

ii

PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON

(Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na2CaEDTA TERHADAP

KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

SERAPAN ATOM

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh:

Cicilia Tyasti Wahyunengsih

NIM: 048114033

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2008

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

v

“Biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter menggantung, mengambang

di depan kening kamu. Dan.....sehabis itu kamu hanya perlu bekerja lebih keras untuk menggapai impianmu itu”

Karya ini kupersembahkan untuk Bunda Maria, Yesus Kristus,

Bapak M.D. Wahyudi Ibu Lucia Samirah

Maria Putri Sari Utami Andreas Nugroho Trilaksono

Cornelius Topan Endi Prasetya atas cinta yang selalu menerangi tiap langkahku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Cicilia Tyasti Wahyunengsih Nomor Mahasiswa : 048114033

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : “Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Ketela Pohon (Manihot utillisima Pohl.) Setelah Pemberian Na2CaEDTA Terhadap Kadar Timbal Darah Tikus Dengan Metode Spektroskopi Serapan Atom” beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 19 Juli 2008 Yang menyatakan

( Cicilia Tyasti Wahyunengsih )

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

vii

PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan kasih-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Pengaruh Ekstrak Etanol

Daun Ketela Pohon (Manihot utillisima Pohl.) Setelah Pemberian Na2CaEDTA

Terhadap Kadar Timbal Darah Tikus Dengan Metode Spektroskopi Serapan Atom”.

Skripsi ini tidak akan terwujud dan terangkai menjadi satu tanpa bantuan dari

berbagi pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan penghargaan dan

ucapan terimakasih kepada :

1. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt., selaku dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma

2. Bapak Ipang Djunarko, S.Si.,Apt., selaku pembimbing utama yang telah banyak

memberikan bimbingan dan masukan hingga skripsi ini selesai

3. Bapak Drs. Sulasmono, Apt., selaku dosen penguji yang telah memberikan

pengarahan, kritik dan saran demi tercapainya hasil yang terbaik dari skripsi ini

4. Bapak A. Tri Priantoro, M.For.Sc., selaku dosen penguji yang juga telah

memberikan pengarahan, kritik dan saran demi tercapainya hasil yang terbaik dari

skripsi ini

5. Kebun obat Merapi Farma Kaliurang atas simplisia daun ketela pohon

6. Laboratorium LPPT UGM Unit I atas kerja sama selama ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

viii

7. Mas Kayat, mas Heru, mas Parjiman, mas Yuwono, mas Ottok, mas Iswandi, mas

Wagiran, mas Sigit, mas Parlan atas kerja sama selama penelitian di laboratorium,

dan atas waktu yang telah diluangkan untuk lembur

8. Romo Sunu atas bantuan masukan dalam merancang penelitian, mengolah data

serta semangat hidup yang telah diberikan

9. Bapak Yohannes Dwiatmaka, M. Si., atas kesediaan untuk berbagi ilmu

10. Filana Fedelia, Euthalia Sintami Putri dan Harimawan Yudi Astoro, teman

seperjuangan timbal. Terimakasih atas kerjasama dan kerja keras selama ini

11. Papa, mama, dek Sari, dek Tri, terimakasih atas doa, dukungan dan kasih yang

salalu diberikan untuk penulis

12. Bapak, ibu, mas Topan, kak Didit, kak Bayu, mbak Yunika, terimakasih atas doa,

inspirasi, dukungan yang tak henti-hentinya diberikan kepada penulis sehingga

penulis mampu menyelesaikan karya ini

13. Cornelius Topan Endi Prasetya yang dari jauh selalu memberi doa, ide- ide yang

menjadi sumber inspirasi bagi penulis, kesabaran mendengarkan keluh ksah,

dukungan yang luar biasa yang mampu membangkitkan senangat penulis

14. Teman-teman ukf dolanz-dolanz (Ayu, Rosa, Lian, Chandy, Chicka, Chocho,

Boris, Ari, Tintus, Rizky, Yoyo, Robert, Fhery, Adit, Rudi, Yudi, Felix, Edot dan

Probo), terimakasih atas persahabatan selama ini yang membuat hidupku semakin

berwarna dan bermakna

15. Limdra, Tata, Henni dan teman-teman FKK 2004, terimakasih atas kerja

kebersamaan dan kerjasama selama ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

ix

16. Semua teman dan seluruh civitas akademika Fakultas Farmasi USD yang tak

dapat penulis sebut satu persatu yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.

Perjuangan panjang dan melelahkan telah dibayar dengan terselesaikannya

skripsi ini. Penulis menyadari tidak ada sesuatu yang sempurna. Penulis memohon

maaf atas kesalahan selama proses penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis

selalu membuka diri untuk kritik dan saran yang membangun. Akhirnya penulis

berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan

khususnya pada bidang farmasi.

Yogyakarta, Juni 2008

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

x

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebaga imana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, Juni 2008

Penulis,

Cicilia Tyasti Wahyunengsih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

xi

INTISARI

Daun ketela pohon memiliki kemampuan menurunkan kadar timbal darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas serta lama waktu pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon (Manihot utillisima Pohl.) dalam menurunkan kadar timbal darah tikus betina setelah pemberian Na2CaEDTA.

Timbal asetat dipejankan dengan dosis 0,5 g/kgBB/oral/hari/tikus selama 30 hari. Na2CaEDTA dan ekstrak etanol daun ketela pohon diberikan selama 10 hari. Ekstraksi daun ketela pohon dilakukan dengan metode sokletasi menggunakan etanol 95%. Besarnya kadar timbal darah sampel dari setiap kelompok perlakuan ditentukan dengan metode spektroskopi serapan atom pada panjang gelombang 283,3 nm. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis nonparametrik dengan uji Kruskal-Wallis dan taraf kepercayaan 95% untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon setelah pemberian Na2CaEDTA terhadap penurunan kadar timbal darah pada hari pengukuran yang sama sedangkan perbedaan kadar timbal darah pada masing-masing kelompok dianalisis dengan uji Friedman-Wilcoxon dengan signifikansi 95%.

Dari penelitian ini ditunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800 mg/kgBB setelah pemberian Na2CaEDTA dapat menurunkan kadar timbal dengan waktu pemberian selama 10 hari. Kata kunci : Na2CaEDTA, daun ketela pohon, ekstrak etanol, kadar timbal darah,

spektroskopi serapan atom

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

xii

ABSTRACT

Leaves of cassava have the ability to decrease blood lead level. This examination ois directed to find out the effectiveness and duration of administration of cassava leaves ethanol extract after administrated Na2CaEDTA in decreasing blood lead level in female rats.

Lead acetate 0,5 g/kg body weight/orally/day/rat was administered for 30 days. Na2CaEDTA was intramuscularly and ethanol extract of Cassava leaves was orally administered for 10 days after lead intoxication. Cassava leaves was extracted by soxhletation method with ethanol 95%. The concentration of blood lead was determined by atomic absorption spectroskopic method at 283,3 nm wavelength. The results were tested with stastitical analysis method with 95% of confidence interval. Kruskal-Wallis and Friedman-Wilcoxon approaches were used to determine the effectiveness of the Na2CaEDTA and cassava leaves ethanol extract.

The result indicated that 800 mg/kg body weight combination of Na2CaEDTA and ethanol extract of cassava leaves have ability to decrease the concentration of lead after 10 days therapy.

Key words : Na2CaEDTA, cassava leaves, ethanol extract, blood lead level, atomic

absorption spectroscopy method

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………...........………………………….. ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………….. iii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. v

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............ vi

PRAKATA .............................................................................................................. vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. x

INTISARI ................................................................................................................ xi

ABSTRACT .............................................................................................................. xii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ................................................................................................... xviii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. xxx

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xxxv

BAB I PENGANTAR ............................................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................................. 1

1. Permasalahan .............................................................................................. 4

2. Keaslian penelitian ....................................................................................... 4

3. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 5

a. Manfaat teoritis ......................................................................................... 5

b.Manfaat metodologis ................................................................................. 5

c. Manfaat praktis ......................................................................................... 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

xiv

B. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 6

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ..................................................................... 7

A. Timbal (Pb) ....................................................................................................... 7

1. Karakteristik timbal ...................................................................................... 7

2. Keracunan timbal ......................................................................................... 7

3. Farmakokinetika timbal ............................................................................... 8

4. Gangguan akibat keracunan timbal .............................................................. 8

5. Mekanisme keracunan timbal ...................................................................... 8

B. Terapi antidot .................................................................................................... 11

C. Na2CaEDTA (Disodium Kalsium Edetat) ........................................................ 11

1. Farmakokinetika Na2CaEDTA..................................................................... 12

2. Indikasi ......................................................................................................... 12

3. Kontraindikasi .............................................................................................. 13

4. Dosis dan cara pemberian ............................................................................ 13

5. Efek samping ................................................................................................ 14

6. Mekanisme kerja .......................................................................................... 14

D. Ketela Pohon (Manihot utillisima Pohl.) .......................................................... 15

1. Keterangan botani ........................................................................................ 15

2. Uraian tanaman ............................................................................................ 16

3. Ekologi dan penyebaran ............................................................................... 16

4. Kandungan kimia ......................................................................................... 17

5. Khasiat dan kegunaan .................................................................................. 17

6. Efek farmakologi .......................................................................................... 17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

xv

E. Simpilisia ........................................................................................................... 18

F. Ekstrak ............................................................................................................... 18

G. Sokhletasi ........................................................................................................... 19

H. Rutin ................................................................................................................... 21

I. Kromatogrfi Lapis Tipis (KLT) ......................................................................... 22

J. SAA (Spektroskopi Serapan Atom) ................................................................... 24

1. Prinsip metode spektroskopi serapan atom .................................................. 24

2. Instrumentasi spektroskopi serapan atom .................................................... 26

3. Kelebihan dan kekurangan metode spektrofotometri serapan atom ............ 29

K. Validitas Metode ................................................................................................ 29

1. Kurasi ........................................................................................................... 29

2. Presisi ........................................................................................................... 30

3. Linearitas dan rentang .................................................................................. 30

4. Limit Of Detection (LOD) dan Limit Of Quantitation (LOQ) ...................... 31

L. Landasan Teori ................................................................................................... 33

M. Hipotesis ............................................................................................................. 33

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................... 34

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ......................................................................... 34

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

xvi

B. Variabel dan Definisi Operasional ..................................................................... 34

1. Variabel penelitian ....................................................................................... 34

2. Definisi operasional ..................................................................................... 35

C. Bahan Penelitian................................................................................................. 36

D. Alat Penelitian .................................................................................................... 36

E. Tata Cara Penelitian ........................................................................................... 37

1. Determinasi tanaman .................................................................................... 37

2. Preparasi bahan ............................................................................................ 37

3. Uji analisis kualitatif rutin pada daun ketela pohon ..................................... 39

4. Penyiapan hewan uji .................................................................................... 39

5. Pengelompokkan dan perlakuan hewan uji .................................................. 40

6. Penanganan hewan uji .................................................................................. 42

7. Pengukuran kadar timbal darah dengan spektrofotometri serapan atom ..... 42

F. Analisis Hasil ..................................................................................................... 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 46

A. Determinasi Tanaman ........................................................................................ 46

B. Ekstraksi ............................................................................................................. 46

C. Penentuan Senyawa Rutin Secara Kualitatif Dengan KLT ................................ 47

D. Kadar Timbal Darah Dengan Spektroskopi Serapan Atom ............................... 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 70

A. Kesimpulan ........................................................................................................ 70

B. Saran ................................................................................................................... 70

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 73

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

xvii

LAMPIRAN ............................................................................................................. 74

BIOGRAFI PENULIS ............................................................................................. 127

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel I Nilai Koefisien Korelasi (KV) berdasarkan konsentrasi analit ... 30

Tabel II Parameter validitas metode yang dipersyaratkan untuk setiap

kategori........................................................................................ 32

Tabel III Parameter validitas metode yang dipersyaratkan........................ 32

Tabel IV Persentase rendemen ekstrak etanol daun ketela pohon.............. 47

Tabel V Replikasi I hasil identifikasi rutin secara KLT terhadap ekstrak

etanol daun ketela pohon dengan fase diam selulosa, fase gerak

BAA (4:1:5 v/v) deteksi dengan sinar UV 254 nm dan 365 nm

dan jarak pengembangan 10 cm.................................................. 50

Tabel VI Replikasi II hasil identifikasi rutin secara KLT terhadap ekstrak

etanol daun ketela pohon dengan fase diam selulosa, fase gerak

BAA (4:1:5 v/v) deteksi dengan sinar UV 254 nm dan 365 nm

dan jarak pengembangan 10 cm.................................................. 51

Tabel VII Replikasi III hasil identifikasi rutin secara KLT terhadap

ekstrak etanol daun ketela pohon dengan fase diam selulosa,

fase gerak BAA (4:1:5 v/v) deteksi dengan sinar UV 254 nm

dan 365 nm dan jarak pengembangan 10 cm.............................. 52

Tabel VIII Nilai koefisien korelasi (r) dari lima kurva baku ........................ 55

Tabel IX Nilai koefisien variasi (%) dari lima kali pengukuran kadar

timbal dengan SSA pada empat kelompok hewan uji................. 56

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

xix

Tabel X Nilai rata-rata, standar deviasi kadar timbal darah serta

perbedaan secara bermakna terhadap kelompok I (kontrol

negatif) ........................................................................................ 57

Tabel XI Hubungan perbedaan antar kelompok perlakuan baik berbeda

secara bermakna maupun berbeda secara tidak bermakna .......... 68

Tabel XII Kadar timbal terlarut (ppm) dari kelompok perlakuan pada hari

ke-0.............................................................................................. 104

Tabel XIII Kadar timbal terlarut (ppm) dari kelompok perlakuan pada hari

ke-15............................................................................................ 104

Tabel XIV Kadar timbal terlarut (ppm) dari kelompok perlakuan pada hari

ke-30............................................................................................ 105

Tabel XV Kadar timbal terlarut (ppm) dari kelompok perlakuan pada hari

ke-35............................................................................................ 105

Tabel XVI Kadar timbal terlarut (ppm) dari kelompok perlakuan pada hari

ke-40 ........................................................................................... 106

Tabel XVIa Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-15 antara Kontrol

Negatif (Aquadest) dan Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.... 108

Tabel XVIb Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-15 antara

Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari

p.o................................................................................................ 108

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

xx

Tabel XVIc Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-15 antara Kontrol

Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan

Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.......................................... 108

Tabel XVId Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-15 antara

Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari

p.o. dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. ........................... 108

Tabel XVIe Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-15 antara Kontrol

Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.,

Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun

ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. .................................. 109

Tabel XVIf Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-15 antara

Kontrol Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.,

Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. ekstrak etanol daun

ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. .................................. 109

Tabel XVIg Hasil Rangking Statistik Kadar Timbal Hari ke-15 antara

Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan

Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.......................................... 109

Tabel XVIh Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-15 antara

Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan

Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.......................................... 109

Tabel XVIi Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-15 antara Kontrol

Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o, Na2CaEDTA dosis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

xxi

189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis

800mg/kgBB/hari p.o. ................................................................. 109

Tabel XVIj Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-15 antara

Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o, Na2CaEDTA

dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon

dosis 800mg/kgBB/hari p.o......................................................... 110

Tabel XVIk Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-15 antara

Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari

p.o. dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. ........................... 110

Tabel XVIl Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-15 antara Timbal

dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB

i.m denganTimbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2CaEDTA

dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon

dosis 800mg/kgBB/hari p.o......................................................... 110

Tabel XVIIa Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-30 antara Kontrol

Negatif (Aquadest) dan Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.... 111

Tabel XVIIb Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-30 antara

Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari

p.o................................................................................................ 111

Tabel XVIIc Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-30 antara Kontrol

Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan

Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.......................................... 111

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

xxii

Tabel XVIId Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-30 antara

Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari

p.o. dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. ........................... 111

Tabel XVIIe Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-30 antara Kontrol

Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.,

Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun

ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. .................................. 111

Tabel XVIIf Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-30 antara

Kontrol Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.,

Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. ekstrak etanol daun

ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. .................................. 112

Tabel XVIg Hasil Rangking Statistik Kadar Timbal Hari ke-30 antara

Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan

Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.......................................... 112

Tabel XVIIh Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-15 antara

Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan

Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.......................................... 112

Tabel XVIIi Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-30 antara Kontrol

Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o, Na2CaEDTA dosis

189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis

800mg/kgBB/hari p.o. ................................................................. 112

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

xxiii

Tabel XVIIj Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-30 antara

Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o, Na2CaEDTA

dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon

dosis 800mg/kgBB/hari p.o......................................................... 112

Tabel XVIIk Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-30 antara

Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari

p.o. dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. ........................... 113

Tabel XVIIl Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-30 antara Timbal

dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB

i.m denganTimbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2CaEDTA

dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon

dosis 800mg/kgBB/hari p.o......................................................... 113

Tabel XVIIIa Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-35 antara Kontrol

Negatif (Aquadest) dan Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.... 113

Tabel XVIIIb Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-35 antara

Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari

p.o................................................................................................ 113

Tabel XVIIIc Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-35 antara Kontrol

Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan

Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.......................................... 113

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

xxiv

Tabel XVIIId Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-35 antara

Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari

p.o. dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. ........................... 114

Tabel XVIIIe Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-35 antara Kontrol

Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.,

Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun

ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. .................................. 114

Tabel XVIIIf Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-35 antara

Kontrol Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.,

Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. ekstrak etanol daun

ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. .................................. 114

Tabel XVIIIg Hasil Rangking Statistik Kadar Timbal Hari ke-35 antara

Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan

Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.......................................... 114

Tabel XVIIIh Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-35 antara

Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan

Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.......................................... 114

Tabel XVIIIi Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-35 antara Kontrol

Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o, Na2CaEDTA dosis

189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis

800mg/kgBB/hari p.o. ................................................................. 115

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

xxv

Tabel XVIIIj Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-35 antara

Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o, Na2CaEDTA

dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon

dosis 800mg/kgBB/hari p.o......................................................... 115

Tabel XVIIIk Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-35 antara

Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari

p.o. dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. ........................... 115

Tabel XVIIIl Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-35 antara Timbal

dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB

i.m denganTimbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2CaEDTA

dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon

dosis 800mg/kgBB/hari p.o......................................................... 115

Tabel XXIXa Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-40 antara Kontrol

Negatif (Aquadest) dan Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.... 116

Tabel XIXb Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-40 antara

Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari

p.o................................................................................................ 116

Tabel XXIXc Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-40 antara Kontrol

Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan

Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.......................................... 116

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

xxvi

Tabel XIXd Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-40 antara

Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari

p.o. dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. ........................... 116

Tabel XIXe Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-40 antara Kontrol

Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.,

Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun

ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. .................................. 116

Tabel XIXf Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-40 antara

Kontrol Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.,

Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. ekstrak etanol daun

ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. .................................. 117

Tabel XIXg Hasil Rangking Statistik Kadar Timbal Hari ke-40 antara

Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan

Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.......................................... 117

Tabel XIXh Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-40 antara

Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan

Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.......................................... 117

Tabel XIXi Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-40 antara Kontrol

Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o, Na2CaEDTA dosis

189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis

800mg/kgBB/hari p.o. ................................................................. 117

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

xxvii

Tabel XIXj Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-40 antara

Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o, Na2CaEDTA

dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon

dosis 800mg/kgBB/hari p.o......................................................... 117

Tabel XIXk Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-40 antara

Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari

p.o. dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. ........................... 118

Tabel XIXl Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-40 antara Timbal

dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB

i.m denganTimbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2CaEDTA

dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon

dosis 800mg/kgBB/hari p.o......................................................... 118

Tabel XXa Rata-rata rangking pada uji Friedmann kadar timbal kelompok

kontrol negatif (aquadest)............................................................ 118

Tabel XXb Uji statistik Friedmann kadar timbal kelompok kontrol negatif

(aquadest) .................................................................................... 118

Tabel XXIc Rangking kadar timbal kelompok kontrol negatif (aquadest)

menurut uji Wilcoxon.................................................................. 119

Tabel XXId Uji statistik kadar timbal kelompok kontrol negatif (aquadest)

menurut uji Wilcoxon.................................................................. 120

Tabel XXIIa Rata-rata rangking pada uji Friedmann kadar timbal kelompok

kontrol positif (timbal). ............................................................... 120

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

xxviii

Tabel XXIIb Uji statistik Friedmann kadar timbal kelompok kontrol positif

(timbal) ........................................................................................ 120

Tabel XXIIIc Rangking kadar timbal kelompok kontrol positif

(timbal)menurut uji Wilcoxon..................................................... 121

Tabel XXIIId Uji statistik kadar timbal kelompok kontrol positif

(timbal)menurut uji Wilcoxon..................................................... 122

Tabel XXIVa Rata-rata rangking pada uji Friedmann kadar timbal kelompok

kontrol timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o dan Na2CaEDTA dosis

189mg/kgBB/hari i.m................................................................. 122

Tabel XXIVb Uji statistik Friedmann kadar timbal kelompok kontrol timbal

dosis 0,5g/kgBB/hari p.o dan Na2CaEDTA dosis

189mg/kgBB/hari i.m................................................................. 122

Tabel XXVc Rangking kadar timbal kelompok kontrol timbal dosis

0,5g/kgBB/hari p.o dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB/hari

i.m................................................................................................ 123

Tabel XXVd Uji statistik kadar timbal kelompok kontrol timbal dosis

0,5g/kgBB/hari p.o dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB/hari

i.m n............................................................................................. 124

Tabel XXVIa Rata-rata rangking pada uji Friedmann kadar timbal kelompok

timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis

189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis

800mg/kgBB/hari p.o. ................................................................. 124

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

xxix

Tabel XXVIb Uji statistik Friedmann kadar timbal kelompok timbal dosis

0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB

i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis

800mg/kgBB/hari p.o. ................................................................. 124

Tabel XXVIIc Rangking kadar timbal kelompok timbal dosis 0,5g/kgBB/hari

p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol

daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. ......................... 125

Tabel XXVIId Uji statistik kadar timbal kelompok timbal dosis

0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB

i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis

800mg/kgBB/hari p.o. ................................................................. 126

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

xxx

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Skema penghambatan sintesis heme oleh timbal ....................... 9

Gambar 2 Peran kalsium dalam pelepasan neurotransmitter ....................... 10

Gambar 3 Struktur Natrium-Kalsiumedetat................................................. 12

Gambar 4 Reaksi pengkhelatan timbal (2+) oleh Na2CaEDTA ................... 15

Gambar 5 Struktur Rutin.............................................................................. 21

Gambar 6 Instrumen spektroskopi serapan atom......................................... 26

Gambar 7 Prinsip metode spektrofotometri serapan atom dan

instrumentasinya .......................................................................... 27

Gambar 8 Skema proses atomisasi sampel. M : logam (metal); M*: atom

yang tereksitasi. Pada SSA yang diukur adalah M’ yaitu atom

dalam keadaan ground state........................................................ 27

Gambar 9 Pembagian zona nyala pada pembakar pada spektroskopi

serapan atom................................................................................ 28

Gambar 10 Lampu katoda berongga .............................................................. 28

Gambar 11 Kompleks pembentukan warna rutin-AlCl3 ................................ 49

Gambar 12 Replikasi I identifikasi rutin ekstrak daun ketela pohon secara

KLT dengan fase diam selulosa, fase gerak BAW (4:1:5 v/v)

deteksi dengan sinar UV 254 nm dan 365 nm setelah diuapi

amoniak dan disemprot dengan AlCl3 ........................................ 50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

xxxi

Gambar 13 Replikasi II identifikasi rutin ekstrak daun ketela pohon secara

KLT dengan fase diam selulosa, fase gerak BAW (4:1:5 v/v)

deteksi dengan sinar UV 254 nm dan 365 nm setelah diuapi

amoniak dan disemprot dengan AlCl3 ........................................ 51

Gambar 14 Replikasi III identifikasi rutin ekstrak daun ketela pohon secara

KLT dengan fase diam selulosa, fase gerak BAW (4:1:5 v/v)

deteksi dengan sinar UV 254 nm dan 365 nm setelah diuapi

amoniak dan disemprot dengan AlCl3 ........................................ 52

Gambar 15 Kurva hubungan antar absorbansi vs kadar timbal pada

pengukuran kadar timbal sebelum pemejanan timbal................. 53

Gambar 16 Kurva hubungan antar absorbansi vs kadar timbal pada

pengukuran kadar timbal setelah pemejanan timbal selama 15

hari............................................................................................... 53

Gambar 17 Kurva hubungan antar absorbansi vs kadar timbal pada

pengukuran kadar timbal setelah pemejanan timbal selama 15

hari............................................................................................... 54

Gambar 18 Kurva hubungan antara absorbansi vs kadar pada pengukuran

kadar timbal setelah pemejanan timbal dihentikan pada hari ke-

31 dan dilanjutkan dengan pemejanan Na2CaEDTA dan

ekstrak etanol daun ketela pohon pada hari ke-31 sampai hari

ke-35............................................................................................ 54

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

xxxii

Gambar 19 Kurva hubungan antara absorbansi vs kadar pada pengukuran

kadar timbal setelah pemejanan timbal dihentikan pada hari ke-

31 dan dilanjutkan dengan pemejanan Na2CaEDTA dan

ekstrak etanol daun ketela pohon pada hari ke-35 sampai hari

ke-40............................................................................................ 55

Gambar 20 Histogram rata-rata kadar timbal ± Standar Deviasi (SD) pada

pengukuran kadar timbal sebelum pemejanan timbal

(kelompok I:kontrol negatif (aquadest), kelompok II: kontrol

positif (timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o.), kelompok III:

perlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o dan Na2CaEDTA

dosis 189 mg/kgBB/hari i.m., kelompok IV: perlakuan timbal

dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o, Na2CaEDTA dosis 189

mg/kgBB/hari i.m dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun

ketela pohon dosis 800 mg/kgBB/hari p.o.) ................................ 58

Gambar 21 Histogram rata-rata kadar timbal ± Standar Deviasi (SD) pada

pengukuran kadar timbal setelahj pemejanan timbal selama 15

hari (kelompok I:kontrol negatif (aquadest), kelompok II:

kontrol positif (timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o.), kelompok

III: perlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o dan

Na2CaEDTA dosis 189 mg/kgBB/hari i.m., kelompok IV:

perlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o, Na2CaEDTA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

xxxiii

dosis 189 mg/kgBB/hari i.m dilanjutkan dengan ekstrak etanol

daun ketela pohon dosis 800 mg/kgBB/hari p.o.) ....................... 59

Gambar 22 Histogram rata-rata kadar timbal ± Standar Deviasi (SD) pada

pengukuran kadar timbal setelah pemejanan timbal selama 30

hari (kelompok I:kontrol negatif (aquadest), kelompok II:

kontrol positif (timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o.), kelompok

III: perlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o dan

Na2CaEDTA dosis 189 mg/kgBB/hari i.m., kelompok IV:

perlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o, Na2CaEDTA

dosis 189 mg/kgBB/hari i.m dilanjutkan dengan ekstrak etanol

daun ketela pohon dosis 800 mg/kgBB/hari p.o.) ....................... 60

Gambar 23 Histogram rata-rata kadar timbal ± Standar Deviasi (SD) pada

pengukuran kadar timbal setelah pemejanan timbal dihentikan

pada hari ke-31 dan dilanjutkan dengan pemejanan

Na2CaEDTA dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela

pohon pada hari ke-31 sampai hari ke-35 (kelompok I:kontrol

negatif (aquadest), kelompok II: kontrol positif (timbal dosis

0,5 g/kg BB/hari p.o.), kelompok III: perlakuan timbal dosis

0,5 g/kg BB/hari p.o dan Na2CaEDTA dosis 189 mg/kgBB/hari

i.m., kelompok IV: perlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari

p.o, Na2CaEDTA dosis 189 mg/kgBB/hari i.m dilanjutkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

xxxiv

dengan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800

mg/kgBB/hari p.o.)...................................................................... 62

Gambar 24 Mekanisme pengkhelatan timbal (2+) oleh Na2CaEDTA ........... 63

Gambar 25 Kompleks rutin dengan ion timbal.............................................. 65

Gambar 26 Histogram rata-rata kadar timbal ± Standar Deviasi (SD) pada

pengukuran kadar timbal setelah pemejanan timbal dihentikan

pada hari ke-31 dan dilanjutkan dengan pemejanan

Na2CaEDTA dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela

pohon pada hari ke-35sampai hari ke-40 (kelompok I:kontrol

negatif (aquadest), kelompok II: kontrol positif (timbal dosis

0,5 g/kg BB/hari p.o.), kelompok III: perlakuan timbal dosis

0,5 g/kg BB/hari p.o dan Na2CaEDTA dosis 189 mg/kgBB/hari

i.m., kelompok IV: perlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari

p.o, Na2CaEDTA dosis 189 mg/kgBB/hari i.m dilanjutkan

dengan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800

mg/kgBB/hari p.o.)...................................................................... 66

Gambar 27 Profil farmakokinetika timbal pada pengukuran kadar timbal

sebelum pemejanan timbal (hari ke-0), setelah pemejanan

timbal selama 15 hari dan 30 hari, penghentian pemejanan

timbal pada hari ke-31 dilanjutkan dengan pemejanan

Na2CaEDTA selama 10 hari (hari ke-31 sampai hari ke-40)...... 62

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

xxxv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Determinasi Manihot uti l l isima Pohl . ................................................. 79

Lampiran 2. Tanaman ketela pohon.................................................................... 81

Lampiran 3. Serbuk daun ketela pohon............................................................... 81

Lampiran 4. Sokletasi daun ketela pohon ........................................................... 81

Lampiran 5. Hasil rendemen ekstrak ............................................................... 81

Lampiran 6. Bercak KLT deteksi UV 254 nm. (A) replikasi I,

(B) replikasi II, (C) replikasi III.................................................. 82

Lampiran 7. Bercak KLT deteksi UV 365 nm (A) replikasi I, (B) replikasi

II, (C) replikasi III ....................................................................... 83

Lampiran 8. Bercak KLT deteksi uap amoniak, AlCl3, UV 254 nm (A)

replikasi I, (B) replikasi II, (C) replikasi III ................................ 85

Lampiran 9. Bercak KLT deteksi uap amoniak, AlCl3, UV 365 nm (A)

replikasi I, (B) replikasi II, (C) replikasi III ................................ 89

Lampiran 10. Perhitungan konsentrasi timbal asetat......................................... 88

Lampiran 11. Tabel optimasi lama pemejanan timbal yang mencapai kadar

toksik yang membutuhkan terapi khelasi.................................... 88

Lampiran 12. Perhitungan dosis dan konsentrasi Na2CaEDTA ........................ 89

Lampiran 13. Perhitungan konsentrasi ekstrak etanol daun ketela pohon......... 89

Lampiran 14. Foto SSA Hitachi Z-8000 Polarized Zeeman.............................. 89

Lampiran 15. Hasil kalibrasi internal SSA Hitachi Z-8000 Polarized Zeeman. 90

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

xxxvi

Lampiran 16. Hasil Optimasi SSA Hitachi Z-8000 Polarized Zeeman untuk

pengukuran timbal (Pb) ............................................................... 91

Lampiran 17. Hasil pembacaan rata-rata kadar timbal dengan menggunakan

spektrofotometer serapan atom................................................... 92

Lampiran 18. Data kadar timbal darah kelompok perlakuan............................. 104

Lampiran 19. Hasil analisis kadar timbal darah kelompok perlakuan dengan

metode Kruskal-Wallis................................................................ 107

Lampiran 20. Hasil analisis kadar timbal darah kelompok perlakuan dengan

metode Friedman-Wilcoxon........................................................ 118

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Polusi timbal di lingkungan hidup kita biasanya berkaitan erat dengan

proses pertambangan, peleburan logam, industri yang menggunakan bahan baku

timbal (misalnya pabrik cat, kabel, gelas dan baterai) dan tidak kalah pentingnya

timbal juga berasal dari asap kendaraan bermotor. Penyebaran timbal dapat melalui

udara, air dan makanan, sehingga akan sulit ditemukan suatu lingkungan yang bebas

timbal (Darmono, 1995).

Timbal (Pb-nitrat, Pb-oksida, Pb-karbonat, Pb-asetat) diabsorbsi melalui

saluran pencernaan dan pernafasan. Penyerapan timbal oleh saluran pencernaan

sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain makanan yang masuk,

konsentrasi timbal yang terserap, keadaan nutrisi, dan usia penderita. Selain itu,

penyerapan timbal akan meningkat seiring dengan defisiensi ion Ca, Fe, dan K, sebab

penyerapan timbal dalam tubuh (saluran pencernaan) melalui jalur yang sama dengan

penyerapan ion Ca, Fe, dan K. Dalam bentuk larutan, timbal akan diabsorbsi melalui

dinding saluran pencernaan dan diangkut oleh sistem vena porta hepatica untuk

dideposisikan di hati. Keracunan timbal umumnya bersifat kronis sebab ekskresi

timbal berlangsung sangat lambat dan cenderung terakumulasi di dalam tubuh,

sehingga timbal banyak terdapat dalam jaringan lunak, seperti hati, sumsum tulang,

ginjal, dan otak (Darmono, 1995).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

2

Pejanan timbal pada masyarakat dapat menimbulkan berbagai efek negatif

pada kesehatan, yaitu pada saraf pusat dan saraf tepi, sistem kardiovaskular, sistem

hematopoetik, ginjal, pencernaan, sistem reproduksi, dan bersifat karsinogenik

(Nordberg, 1998). Keracunan timbal pada anak-anak sangat potensial merusak sistem

saraf dan menurunkan intelligence quotient (IQ), menjadi lamban berpikir dan tidak

cerdas (Hariono, 2005). Gangguan yang disebabkan keracunan timbal diantaranya

adalah gangguan pada sistem hematopoetik yaitu terhambatnya aktivitas enzim

aminolevulinic acid dehydrogenase (ALAD) pada sistesis heme (Goldstein dan

Kiper, 1994).

Pengobatan keracunan timbal biasanya meliputi penghentian paparan

dengan segera, perawatan suportif, dan penggunaan terapi khelasi secara bijaksana

(Katzung, 2004). Terapi khelasi yang spesifik digunakan untuk mengobati keracunan

timbal adalah Kalsium disodium edetat (Na2CaEDTA). Penggunaan Na2CaEDTA

harus dipantau karena efek samping yang ditimbulkannya antara lain: hipotensi, sakit

kepala, demam, hiperkalsemia, defisiensi seng, anoreksia, mual, muntah, anemia, dan

tremor (Anonim, 2007a).

Indonesia memiliki banyak tanaman obat. Salah satu tanaman yang dapat

dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan adalah daun ketela pohon (Manihot

utillisima Pohl. ). Dalam pengobatan tradisional, daun ketela pohon (Manihot

utillisima Pohl. ) digunakan sebagai obat rematik, demam, sakit kapala, diare, mata

sering kabur serta sebagai penambah nafsu makan (Anonim, 2005b). Selain itu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

3

ekstrak daun singkong dengan dosis 800 dan 1000 mg/kgBB tikus putih menunjukkan

kemampuan menghambat kerusakan sel hati (Adimunca, 1998).

Daun ketela pohon mengandung flavonoid. Salah satu flavonoid yang

terdapat pada daun ketela pohon adalah rutin. Rutin dari daun singkong (Manihot

utillissima Pohl. ) telah diisolasi dengan cara ekstraksi sinambung (Hartari, 1997).

Isolasi rutin menggunakan etanol 95% panas sesuai dengan sifat kelarutannya yang

mudah larut dalam alkohol panas (Riyanto, 1990). Menurut Trinajstic (2007),

flavonoid memiliki aktivitas sebagai pengkhelat ion logam. Dari penelitian yang

dilakukan oleh Radovic dan Malešev (1985) yang menginvestigasi tentang kompleks

yang dibentuk oleh Pb 2+ dan rutin, diketahui bahwa kompleks yang dibentuk oleh

keduanya relatif stabil.

Pada penelitian ini, tikus betina yang telah dipejani timbal selama 30 hari

diberi antiracun Na2CaEDTA lalu diberi ekstrak etanol daun ketela pohon (Manihot

utillisima Pohl.). Sampai saat ini belum ada laporan penelitian resmi yang

menyatakan keefektifan pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon (Manihot

utillisima Pohl.) setelah pemberian Na2CaEDTA dalam terapi penawarracunan

timbal. Hal inilah yang mendasari perlu diadakannya penelitian untuk mengetahui

pengaruh ekstrak etanol daun ketela pohon (Manihot utillisima Pohl.) setelah

pemberian Na2CaEDTA terhadap penurunan kadar timbal di dalam darah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

4

1. Permasalahan

a. Apakah pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon (Manihot utillisima Pohl.)

dengan dosis 800mg/kgBB per oral setelah pemberian Na2CaEDTA dapat

menurunkan kadar timbal dalam darah tikus?

b. Berapakah lama waktu pemberian Na2CaEDTA dan ekstrak etanol daun ketela

pohon (Manihot utillissima Pohl) yang dapat menurunkan kadar timbal?

2. Keaslian penelitian

Penelitian yang pernah dilakukan, antara lain :

a. Investigasi kompleks antara Pb 2+ dan rutin dengan spektrofotometri

menunjukkan bahwa Pb 2+ dan rutin dapat membentuk kompleks yang relatif

stabil (Radovic dan Malešev, 1985).

b. Isolasi rutin dari daun ketela pohon (Manihot utillisima Pohl., Euphorbiaceae)

sebagai antiagregasi platelet menunjukkan bahwa isolat yang diperoleh adalah

rutin dengan rendemen 0,20% (bib) mempunyai aktivitas sebagai antiagregasi

platelet pada penambahan adrenalin 4umol sebagai penginduksi agregasi (Hartari,

1997).

c. Pengaruh ekstrak daun singkong terhadap tikus putih yang diinduksi karsinogen

nitrosamin menunjukkan perlakuan dosis 800 dan 1000 mg/kg BB mempunyai

kemampuan menghambat kerusakan sel hati (Adimunca, 1998).

d. Efek pemberian plumbum (timah hitam) anorganik pada tikus putih (Rattus

norvegicus) menunjukkan bahwa setelah pemejanan timbal dengan dosis 0,5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

5

g/kgBB/oral/hari/tikus selama 4 minggu diperoleh kadar timbal yaitu 0,75 ppm

(Hariono, 2005).

e. Daya terapi anti racun natrium-kalsiumedetat dan perasan mentimun (Cucumis

sativus L.) terhadap timbal (Pb) menunjukkan bahwa kadar timbal yang

membutuhkan terapi khelasi ( > 0,7 ppm (CDC, 2005)) dicapai pada hari ke-30

(Wahyunengsih, Fedelia, Astoro dan Putri, 2007)

f. Struktur-sifat/model aktivitas polyfenol menunjukkan bahwa flvonoid

mempunyai aktivitas sebagai pengkelat ion logam dan penghambat aktivitas

enzim (Trinajstic, 2007).

Meskipun demikian, pengaruh ekstrak etanol daun ketela pohon (Manihot

utillisima Pohl.) setelah pemberian Na2CaEDTA terhadap kadar timbal darah

tikus dengan metode spektroskopi serapan atom belum pernah dilaporkan.

3. Manfaat penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini meliputi :

a. Manfaat teoritis

Penelitian ini dapat memberikan sumbangan ilmiah terhadap ilmu tentang

penawaracunan timbal darah menggunakan senyawa kimia dan bahan alam.

b. Manfaat metodologis

Penelitian ini dapat memberikan sumbangan ilmiah terhadap perkembangan

metode penelitian tentang pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon (Manihot

utillisima Pohl.) setelah pemberian Na2CaEDTA.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

6

c. Manfaat praktis

Penelitian ini untuk penggunaan dalam pelayanan di bidang farmasi, terutama

terkait dengan pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon (Manihot utillisima

Pohl.) setelah pemberian Na2CaEDTA.

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. mengetahui apakah pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon (Manihot

utillisima Pohl.) dengan dosis 800mg/kgBB per oral setelah pemberian

Na2CaEDTA dapat menurunkan kadar timbal dalam darah tikus.

2. mengetahui lama waktu pemberian Na2CaEDTA dan ekstrak etanol daun ketela

pohon (Manihot utillissima Pohl.) yang dapat menurunkan kadar timbal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

7

BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Timbal (Pb)

1. Karakteristik timbal

Timbal merupakan logam berat, bersifat toksik yang berwujud lunak dan

dapat ditempa. Warnanya putih kebiruan tapi akan memudar menjadi kelabu jika

terkena udara. Titik leleh timbal 327,4°C dan mendidih pada 1740°C. (Anonim,

2007b).

2. Keracunan timbal

Kadar timbal normal adalah 0,03 ppm darah lengkap. Jika kadarnya melebihi

1,0 ppm darah lengkap serta menunjukkan gejala klinis, dapat dikatakan telah terjadi

keracunan (Palar, 1994). Gejala keracunan timbal akut yaitu mulut terasa terbakar,

haus, inflamasi saluran gastrointestinal, muntah, dan diare. Sedangkan gejala

keracunan timbal kronik yaitu anoreksia, ‘lead-line’ pada gusi, mual, muntah, sakit

perut parah, paralisis, gangguan mental, gangguan visual, anemia dan konvulsi

(Katrina, 2006). Keracunan timbal lebih sering bersifat kronik dan jarang

menunjukkan gejala akut (Anonim, 2005a). Pemejanan timbal atau garamnya dalam

jangka panjang menyebabkan nephropathy, dan kolik perut (Anonim, 2007c).

Timbal menyebabkan ensefalopati jika kadarnya dalam darah di atas 0,8

ppm. Pada anak-anak, sindroma klinis terjadi jika kadar Pb darah 0,7 ppm.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

8

Sedangkan pada kadar 0,4-0,5 ppm, anak-anak akan menunjukkan hiperaktivitas,

kurangnya perhatian, dan skor IQ menurun (Lu, 1995).

3. Farmakokinetika timbal

Sekitar 1-10% larutan timbal diabsorpsi dinding saluran pencernaan dan

didistribusikan ke jaringan lain melalui darah (Kehoe, 1965; Rabinowitz, Wetherill,

Kopple, 1973). Timbal terdeteksi dalam 3 jaringan utama. Pertama, timbal terikat

pada eritrosit darah (waktu paruh 25-30 hari). Kedua, di jaringan lunak yaitu hati dan

ginjal (waktu paruh sekitar beberapa bulan), kemudian didistribusikan dan dideposit

ke dalam kompartemen. Ketiga, tulang dan jaringan-jaringan keras (kalsifikasi),

misalnya gigi dan tulang rawan. Sekitar 90-95% timbal terdapat dalam tulang (waktu

paruh 30-40 tahun). Timbal diekskresikan melalui urin dan feses (Darmono, 1995).

4. Gangguan akibat keracunan timbal

Pada keracunan timbal kronis yang lebih sering terjadi (pada absorpsi per

hari > 1 mg dalam jangka waktu yang lama akan terjadi akumulasi akibat eliminasi

yang amat lambat) secara perlahan akan timbul gangguan pada: komponen darah dan

sumsum tulang, sistem saraf, otot polos (terutama dari saluran cerna), ginjal, kulit dan

mukosa (Mutschler, 1991).

5. Mekanisme keracunan timbal

a. Efek timbal terhadap sintesis heme

Timbal menghambat enzim sulfidril untuk mengikat delta-aminolevulinic

acid (ALA) porporpobilinogen, serta protoforfirin-9 menjadi hemoglobin. Hal ini

menyebabkan anemia dan adanya basofilik stipling dari eritrosit yang merupakan ciri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

9

khas dari keracunan Pb (Darmono, 1995). Asam δ-amino-levulinat dehidratase

(ALAD) dan hem sintetase paling rentan terhadap efek penghambatan timbal,

sementara asam δ-aminolevulinat sintetase (ALAS), uroporfirinogen dekarboksilase

(UROD), dan koproporfirinogen oksidase (COPROD) tidak begitu peka (Goldstein

and Kiper, 1994). Anemia klinis tampak jelas bila kadar Pb darah sekitar 0,5 ppm

(Lu, 1995).

Gambar 1. Skema penghambatan sintesis heme oleh timbal (Sjamsudin, Suyatna, 2007)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

10

b. Kompetisi timbal dengan kalsium

Toksisitas timbal lebih karena kemampuannya meniru kalsium dan

mengambil alih fungsi proses selular penting yang tergantung kalsium. Timbal

memiliki ikatan koordinasi yang lebih kuat dibandingkan dengan kalsium, yang

akhirnya berikatan dengan ligan oksigen. Timbal juga akan membentuk kompleks

dengan ligan lain, terutama gugus sulfhidril dan akan membentuk kompleks ion

dengan OH-, Cl-, NO3-, dan CO3

2- (Anonim, 2007e).

Transpor timbal menembus membran eritrosit diperantarai oleh anion

exchanger dan pompa Ca-ATPase. Pada jaringan lain, timbal menembus membran sel

melalui voltage-dependent atau jenis lain kanal kalsium. Setelah masuk ke

sitoplasma, timbal akan menempati tempat ikatan kalsium pada protein yang

tergantung kalsium. Timbal berikatan dengan kalmodulin, protein yang berperan

sebagai sensor terhadap konsentrasi kalsium bebas dan sebagai mediator pelepasan

neurotransmiter (gambar 3).

Gambar 2. Peran kalsium dalam pelepasan neurotransmitter (Clarkson, 1987)

Pada otak, timbal terakumulasi dalam sel astroglia, yang melindungi neuron-

neuron. Astrosit dapat mati karena efek toksik ion Pb2+. Uptake timbal dalam sel

astroglia dan neuron diperantarai oleh kanal kalsium (Anonim, 2007e).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

11

B. Terapi Antiracun

Terapi antiracun adalah tata cara yang secara khusus ditujukan untuk

membatasi intensitas (kekuatan) efek toksik zat kimia atau menyembuhkan efek

toksik yang ditimbulkannya sehingga bermanfaat dalam mencegah timbulnya bahaya

lebih lanjut. Berarti sasaran terapi antiracun adalah pengurangan intensitas efek toksik

(Donatus, 1997).

Strategi penatalaksanaan terapi antiracun dapat dilakukan dengan cara :

a. penghambatan keefektifan absorpsi bahan berbahaya

b. penghambatan keefektifan distribusi bahan berbahaya

c. peningkatan keefektifan metabolisme dan ekskresi (eliminasi) bahan

berbahaya terkait (Donatus, 1997).

Terapi khelasi dapat menggunakan succimer atau kalsium disodium edetat,

dengan atau tanpa dimerkaprol. Agen pengkhelat dapat digunakan untuk mengikat

timbal menjadi bentuk yang dapat diekskresikan. Khelat diindikasikan untuk dewasa

dengan gejala keracunan ditambah kadar Pb darah > 0,7 ppm, dan anak dengan

encephalopathy atau kadar Pb darahnya > 0,45 ppm (> 2,17 mmol/L) (Anonim,

2005a).

C. Na2CaEDTA (Disodium Kalsium Edetat)

Na2CaEDTA merupakan garam kompleks kalsium-dinatrium etilen

diamintetrSSAetat, digunakan untuk terapi keracunan kadmium, emas, dan terutama

keracunan timbal. (Mutschler, 1991).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

12

Na O C

O

CH2

N

H2C

C O

Ca

O C

CH2

N

O

H2CCH2

H2C C O

O

Na

O

Gambar 3. Struktur Natrium-Kalsiumedetat (Katzung, 2004)

1. Farmakokinetika Na2CaEDTA

Absorpsi Na2CaEDTA buruk pada saluran gastrointestinal. Absorpsinya

yang buruk setelah pemberian secara oral karena terjadi peruraian khelat kalsium

pada pH lambung yang rendah (Dollery, 1999). Seluruh Na2CaEDTA ditemukan

dalam plasma darah. Na2CaEDTA tidak memenetrasi sel dan terdistribusi terutama

dalam cairan ekstraseluler. Hanya sekitar 5% konsentrasi plasma yang ditemukan

dalam cairan spinal (Anonim, 2004b).

Na2CaEDTA tidak dimetabolisme dan akan diekskresi dalam bentuk utuh di

dalam urin. Waktu paruh Na2CaEDTA adalah 20-60 menit. Sekitar 50% terekskresi

dalam waktu 1 jam dan lebih dari 95% akan terekskresi dalam 24 jam (Anonim,

2008a).

2. Indikasi

Natrium kalsiumedetat digunakan untuk menurunkan konsentrasi timbal

dalam darah dan meningkatkan ekskresi timbal lewat urin pada individu dengan

simptomatik intoksikasi timbal dan juga pada individu asimptomatik intoksikasi

timbal. Meskipun pengalaman klinis terkait dengan natrium kalsiumedetat dalam

menyembuhkan gejala (khususnya kolik akibat timbal) dan juga dapat menurunkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

13

mortalitas, kontrol klinis tentang efikasinya masih kurang, dan rekomendasi

perawatan telah sering diberikan secara empiris (Olson, 2006).

3. Kontraindikasi

Sejak natrium kalsiumedetat meningkatkan ekskresi timbal melalui ginjal,

anuria merupakan kontraindikasinya. Dengan pengurangan dosis dan perhatian yang

seksama pada pasien dengan disfungsi renal dapat menyebabkan akumulasi natrium

kalsiumedetat yang dapat meningkatkan resiko nefrophati (Olson, 2006).

4. Dosis dan cara pemberian

Keracunan timbal dengan ensefalophati, atau blood lead level (BLL) lebih

besar dari 0,75 diberikan natrium kalsiumedetat pada dosis 1500 mg/m2/hari

(30mg/kg) dalam 2-3 dosis terbagi (setiap 8-12 jam) secara intra muskular atau secara

kontinus infusi intra vena(dilarutkan dari 2-4 mg/ml dalam 5% dextrose atau dalam

larutan saline). Pemberian biasanya berlanjut selama 5 hari. Keracunan timbal

simptomatik tanpa ensefalophati, dan BLL 0,5-1 ppm. Diberikan natrium

kalsiumedetat pada dosis 1000-1500 mg/m2/hari (20-30 mg/kg) pada 2-3 dosis

terbagi secara intra muskular atau secara kontinus infusi intra vena (dilarutkan dari 2-

4 mg/ml) selama 3-5 hari. Terapi natrium kalsiumedetat secara oral tidak

direkomendasikan untuk pencegahan atau perawatan keracunan timbal, karena

dimungkinkan adanya peningkatan absorpsi timbal dari saluran gastro intestinal

(Olson, 2006).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

14

5. Efek samping

a. Nefrotoksik (misal : nekrosis akut tubular, proteinuria, hematuria) mungkin dapat

dikurangi dengan minum yang mencukupi, adanya aliran urin yang mencukupi,

mencegah dosis yang berlebih, dan pembatasan pemberian selama 5 hari atau

kurang.

b. Individu dengan intoksikasi timbal ensefalophati, kecepatan atau volume infusi

yang tinggi dapat meningkatkan tekanan intrakranial. Dalam kasus ini,

penggunaan injeksi intra muskular atau vo lume yang lebih rendah, infusi intra

venayang dengan konsentrasi yang lebih tinggi, lebih dianjurkan.

c. Nyeri lokal dapat terjadi saat pemberian injeksi intra muskular lidokain (1ml

lidokain 1% untuk setiap ml konsentrasi natrium kalsiumedetat) bisa ditambahkan

untuk mengurangi ketidaknyamanan.

d. Kelalaian penggunaan natrium kalsiumedetat dapat menyebabkan hipokalemia

yang serius.

e. Penggunaan untuk kehamilan tidak direkomendasikan. Keamanan dari natrium

kalsiumedetat untuk kehamilan belum ditetapkan. Malformasi dari janin dengan

dosis yang tinggi telah dilaporkan dari percobaan pada hewan (Olson, 2006).

6. Mekanisme kerja

Na2CaEDTA berikatan dengan ion logam polivalen pada pH cairan tubuh,

membentuk komplek atau khelat tidak terion yang larut air dan lebih stabil (Dollery,

1999). Kalsium pada Na2CaEDTA digantikan oleh timbal dan membentuk molekul

yang lebih stabil, kurang toksik sehingga mudah melalui ginjal (Mutschler, 1991).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

15

Na2CaEDTA akan mengkhelat logam yang terdapat pada kompartemen ekstraselular.

Khelat yang terbentuk diekskresikan melalui ginjal dan timbal dapat dihilangkan dari

plasma, saluran gastrointestinal, jaringan lunak, dan lapisan tulang (Dollery, 1999).

Bentuk kalsium-sodium sangat efektif mengkhelat logam karena tidak menurunkan

pH darah ke level yang dapat menghambat aksi pengikatan (Anonim, 2007d). Obat

ini diberikan sebagai suatu garam kalsium dinatrium untuk mencegah kekurangan

kalsium yang secara potensial membahayakan jiwa (Katzung, 2004).

Sumber utama timbal yang akan dikhela t oleh Na2CaEDTA adalah dari

tulang. Timbal pada jaringan lunak akan terdistribusi kembali ke tulang jika terapi

khelasi dihentikan (Anonim, 2008a).

Na O C

O

CH2

N

H2C

C O

Ca

O C

CH2

N

O

H2CCH2

H2C C O

O

Na

O

+ Pb2+

+ Ca2+

Na O C

O

CH2

N

H2C

C O

Pb

O C

CH2

N

O

H2CCH2

H2C C O

O

Na

O

Na2CaEDTA Kompleks Na2CaEDTA dan timbal

Gambar 4. Reaksi pengkhelatan timbal (2+) oleh Na2CaEDTA (Katzung, 2004)

D. Ketela Pohon (Manihot utillisima Pohl.)

1. Keterangan botani

Ketela pohon (Manihot utillisima Pohl.) merupakan tanaman yang berasal

dari familia Euphorbiaceae, genus Manihot dan spesies Manihot utillisima Pohl. (van

Steenis, 1992). Ketela pohon (Manihot utillisima Pohl.) mempunyai beberapa nama

daerah diantaranya adalah ketela pohon, ubi kayu, ubi singkong, kaspe (Indonesia);

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

16

budin, kasapen, kasawe, kaspa (Jawa Tengah); ubi kayu, sampeu, capeu, huwi

dangdeur, huwi jendral, balandong (Sunda); ketila, ubi kayu, gadung hau of garung

kau (Sumatera); batata kayu (Sulawesi); ubi prancis (Maluku); peti kayu

(Kalimantan); nota, amberpone, timuria (Irian); cassava (Inggris).

2. Uraian tanaman

Perdu yang tidak bercabang atau bercabang sedikit, tinggi 2-7 meter. Batang

dengan tanda berkas daun yang bertonjolan. Umbi akar besar, memanjang, dengan

kulit berwarna coklat suram. Tangkai daun 6-35 cm, helaian daun menjari 3-9, tepi

daun rata, dengan taju yang bentuknya berbeda. Daun penumpu kecil, rontok. Bunga

dalam tandan yang tidak rapat, 3-5 tandan terkumpul dalam ujung batang, pada

pangkal dengan bunga betina, lebih atas dengan bunga jantan. Tenda bunga tunggal,

panjang 1 cm. Bunga jantan : bentuk lonceng, bertaju 5, benangsari 10, berseling

panjang pendek. Bunga betina : tenda bunga berbagi 5, bakal buah dikelilingi oleh

tonjolan penebalan dasar bunga yang kuning, berbentuk cincin, tangkai putik bersatu,

sangat pendek. Buah bentuk bola telur, dengan 6 papan yang membujur. Biji dengan

alat tambahan yang berlekuk pada pangkalnya (van Steenis, 1992).

3. Ekologi dan penyebaran

Jenis singkong Manihot utillisima Pohl. pertama kali dikenal di Amerika

Selatan kemudian dikembangkan pada masa pra-sejarah di Brasil dan Paraguay.

Tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia. Merupakan tanaman tahunan di daerah

tropis dan subtropis (van Steenis, 1992).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

17

4. Kandungan kimia

Daun ketela pohon mengandung (per 100 gram) : Vitamin A 11000 SI,

Vitamin C 275 mg, Vitamin B1 0,12 mg, Kalsium 165 mg, Kalori 73 kal,

Fosfor 54 mg, Protein 6,8 gram, Lemak 1,2 gram, Hidrat arang 13 gram serta

Zat besi 2 mg (Anonim, 2005b). Selain itu, daun ketela pohon juga mengandung rutin

(Hartari, 1997).

5. Khasiat dan kegunaan

Daun ketela pohon yang ditumbuk dapat dipergunakan sebagai obat kompres

pada sakit kepala dan demam (van Steenis, 1992) sedangkan dalam pengobatan

tradisional, daun ketela pohon (Manihot utillisima Pohl.) digunakan sebagai obat

rematik, demam, sakit kapala, diare, mata sering kabur serta sebagai penambah nafsu

makan (Anonim, 2005b).

6. Efek farmakologi

Khasiat rutin terhadap pertumbuhan kanker pada tikus putih diteliti oleh

Adimunca (1998). Pertumbuhan kanker ditinjau dari parameter bilirubin, SGPT,

SGOT yang merupakan fungsi hati serta kreatin untuk fungsi ginjal. Pemberian

ekstrak daun singkong dengan dosis 800 dan 1000 mg/kgBB tikus menunjukkan

kemampuan menghambat kerusakan sel hati.

Hartari (1997) telah menguji aktivitas rutin dari daun ketela pohon (Manihot

utillisima Pohl., Euphorbiaceae) sebagai antiagregasi platelet yang dilakukan dengan

cara turbidimetri. Hasil menunjukkan bahwa rutin yang diperoleh mempunyai

aktivitas sebagai antiagregasi platelet.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

18

E. Simplisia

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang

belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan

yang telah dikeringkan. Pengeringan simplisia dilakukan di udara yang terlindung

dari sinar matahari langsung. Pembuatan serbuk simplisia dilakukan dengan cara

membersihkan simplisia dari bahan organik asing dan pengotoran lain secara

mekanik atau dengan cara yang sesuai, keringkan pada suhu yang sesuai, haluskan,

ayak. Kecuali dinyatakan lain, seluruh simplisia harus dihaluskan menjadi serbuk

(4/18) (Anonim, 1989).

Simplisia dibedakan simplisia nabati, simplisia hewani, simplisia pelican

(mineral). Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tumbuhan atau isi sel yang

dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan belum berupa senyawa kimia

murni. Simplisia tersebut merupakan produk hasil pertanian tumbuhan obat setelah

melalui proses pasca panen dan proses preparasi secara sederhana menjadi bentuk

produk kefarmasian yang siap dipakai dalam bentuk serbuk halus untuk diseduh

sebelum diminum (jamu), untuk dicacah dan digodok sebagai jamu godokan (infus)

dan diproses untuk dijadikan produk sediaan farmasi (Anonim, 2000).

F. Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi

senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang

sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

19

yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan

(Anonim, 2000).

Cairan pelarut dalam proses pembuatan ekstrak adalah pelarut yang baik

(optimal) untuk senyawa kandungan yang berkhasiat atau yang aktif, dengan

demikian senyawa tersebut dapat terpisahkan dari bahan dan dari senyawa kandungan

kimia lainnya, serta ekstrak hanya mengandung sebagian besar senyawa kandungan

yang diinginkan. Dalam hal ekstrak total, maka cairan pelarut dipilih yang melarutkan

hampir semua metabolit sekunder yang terkandung. Faktor utama untuk

pertimbangan pada pemilihan cairan penyari adalah selektivitas, kemudahan bekerja

dan proses dengan cairan tersebut, ekonomis, ramah lingkungan dan keamanan

Sampai saat ini berlaku aturan bahwa pelarut yang diperbolehkan adalah air

dan alkohol (etanol) serta campurannya. Jenis pelarut lain seperti metanol, heksana,

toluen, kloroform, aseton, umumnya digunakan sebagai pelarut untuk tahap separasi

dan tahap pemurnian (fraksinasi). Khusus metanol dihindari penggunaannya karena

sifatnya yang toksik akut dan kronik, namun demikian jika dalam uji ada sisa pelarut

dalam ekstrak menunjukkan negatif, maka metanol sebenarnya pelarut yang lebih

baik dari etanol (Anonim, 2000).

G. Sokhletasi

Penyarian dengan alat sokhlet merupakan cara penyarian yang

menggabungkan dua proses sekaligus, yaitu proses untuk menghasilkan ekstrak cair

dan proses penguapan, sehingga diperoleh ekstrak yang lebih pekat (Anonim, 1986).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

20

Prinsip penyarian dengan alat sokhlet adalah sebagai berikut :

Serbuk simplisia yang dibungkus dengan kertas saring dimasukkan ke dalam tabung,

cairan penyari diisikan ke dalam tabung sampai dua kali sirkulasi. Cairan penyari

dipanaskan hingga mendidih. Uap cairan penyari naik ke atas melalu pipa samping,

kemudian diembunkan kembali melalui pendingin tegak. Cairan turun ke labu melalui

tabung yang berisi serbuk simplisia. Cairan penyari sambil turun melarutkan zat aktif

serbuk. Karena adanya sifon, maka setelah cairan penyari mencapai permukaan sifon,

seluruh cairan akan kembali ke labu. Cara ini lebih menguntungkan karena uap panas

tidak melalui serbuk simplisia, tetapi melalui pipa samping (Anonim, 1986).

Keuntungan penyarian dengan sokhlet adalah :

1. cairan penyari yang diperlukan lebih sedikit dan secara langsung diperoleh hasil

yang pekat.

2. serbuk simplisia disari oleh cairan penyari yang murni sehingga dapat menyari zat

aktif lebih banyak.

3. penyarian dapat diteruskan sesuai dengan keperluan tanpa menambah volume

cairan penyari (Anonim, 1986).

Kerugian cara penyarian dengan sokhlet :

1. larutan dipanaskan terus menerus sehingga zat aktif yang tidak tahan pemanasan

kurang cocok.

2. cairan penyari dididihkan terus menerus sehingga cairan yang baik harus murni

atau campuran azeotrop (Anonim, 1986)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

21

H. Rutin

Rutin merupakan glikosida flavonol yang terdiri dari Kuersetin dan

disakarida rutinosa (rhamnosa dan glukosa). Rutin murni berwarna kuning atau

kuning kehijauan yang berbentuk kristal jarum (Anonim, 2008b).

Kelarutan rutin adalah 1 gram larut dalam 1 liter air, 200 ml air mendidih, 7

ml alkohol mendidih. Larut dalam piridin, formamide dan larutan alkali. Sukar larut

dalam alkohol, aseton, etil asetat, tak larut dalam kloroform, eter, benzen, petroleum

eter. Isolasi rutin menggunakan etanol 95% panas (Riyanto, 1990).

Rumus struktur rutin adalah :

O

OOH

HO OH

OH

OO

OH

OH

OH

OO

CH3

OH

OH OH

Rutinoside

Gambar 5. Struktur Rutin (Anonim, 2008a)

Rutin mempunyai aktivitas sebagai antioksidan, menghentikan edema pada

vena, antiinflamasi, menghambat sel kanker dan kondisi pre-kanker serta mencegah

atherogenesis dan mengurangi efek toksik dari oksidasi LDL-kolesterol (Anonim,

2008b). Rutin juga dapat berfungsi sebagai khelat ion logam (Trinajstic, 2007).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

22

I. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran yang berdasarkan atas

perbedaan distribusi dari komponen-komponen campuran tersebut diantara dua fase,

yaitu fase diam dan fase gerak. Pemisahan secara kromatografi dilakukan dengan cara

melihat beberapa sifat umum dari molekul. Sifat utama yang terlibat adalah

1. kecenderungan molekul untuk melarut dalam cairan (kelarutan)

2. kecenderungan molekul untuk melekat pada permukaan serbuk halus (adsorpsi,

penyerap), dan

3. kecenderungan molekul untuk menguap atau berubah ke keadaan uap (keatsirian).

Pada sistem kromatografi, campuran yang akan dipisahkan ditempatkan

dalam keadaan yang sedemikian rupa sehingga komponen-komponennya dapat

menunjukkan dua dari ketiga sifat tersebut. Hal ini mungkin melibatkan dua sifat

yang berlainan , misalnya kelarutan di dalam dua cairan yang tidak saling bercampur

(Gritter, 1991).

Jarak pengembangan senyawa pada kromatogram biasanya dinyatakan

dengan angka Rf atau hRf. Harga Rf dapat ditentukan dengan membandingkan jarak

rambat bercak dari titik penotolan dengan jarak gerak eluen dari titik awal.

Angka Rf berjangka antara 0,00 dan 1,00 dan hanya dapat ditentukan dua

desimal sedangkan hRf adalah angka Rf yang dikalikan faktor 100 (h), menghasilkan

nilai berjangka 0 sampai 100. Jika dipilih 10 cm sebagai jarak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

23

pengembangan, maka jarak rambat suatu senyawa (titik awal sampai pusat bercak

dalam cm) dikalikan 10 menghasilkan angka hRf (Stahl, 1985).

awaltitikdarieluengerakjarakpenotolantitikdaribercakrambatjarak

Rf = (1)

Terdapat berbagai kemungkinan untuk mendeteksi senyawa pada

Kromatografi Lapis Tipis. Deteksi paling sederhana adalah jika senyawa

menunjukkan penyerapan pada daerah UV dengan panjang gelmbang pendek (254

nm) atau pada panjang gelombang panjang (365 nm). Jika dengan kedua cara tersebut

senyawa tidak dapat terdeteksi, dilakukan dengan reaksi kimia (Stahl, 1985)

1. Fase diam

Pada KLT, adsorben yang umum digunakan antara lain silika gel, alumina,

tanah diatomae, dan serbuk selulosa. Silika gel bersifat asam dan berguna untuk

kromatografi pembagian maupun penyerapan. Alumina yang bersifat basa terutama

digunakan untuk kromatografi penyerapan. Tanah diatomae bersifat netral dan

digunakan sebagai penyangga untuk kromatografi pembagian. Bahan penyerap lain

yang digunakan adalah sephadex, poliamida, kieselghur, dan amilum.

2. Fase gerak

Fase gerak merupakan medium angkut yang terdiri dari satu atau beberapa

pelarut. Fase gerak bergerak dalam fase diam, yaitu suatu lapisan berpori karena

adanya gaya kapiler. Fase gerak yang digunakan pelarut yang bertingkat mutu

analitik dan bila diperlukan sistem pelarut multi komponen maka harus berupa suatu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

24

campuran sesederhana mungkin yang terdiri atas maksimum tiga komponen (Stahl,

1985).

J. SSA (Spektroskopi Serapan Atom)

1. Prinsip metode spektroskopi serapan atom

Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Walsh pada tahun 1950an

(Brokeart, 2002). Metode spektroskopi serapan atom (SSA) berprinsip pada

penyerapan cahaya oleh atom. Atom-atom menyerap cahaya atau radiasi pada

panjang gelombang tertentu, tergantung sifat unsurnya. Timbal menyerap cahaya

pada panjang gelombang 283 nm. Dengan penyerapan energi, energi yang diperoleh

lebih banyak, sehingga suatu atom pada keadaan dasar akan dinaikkan tingkat

energinya ke tingkat eksitasi.

Setiap radiasi yang mengenai bahan mempunyai intensitas tertentu, setelah

melewati bahan, intensitas radiasi tersebut berkurang. Pengurangan ini dikarenakan

sebagian dari radiasi tersebut diserap dan dipantulkan, dan dapat dituliskan (2):

I I I I rtao ++=

(2)

di mana Io adalah intensitas radiasi sebelum melewati bahan (W/m2), It

adalah

intensitas radiasi sesudah melewati bahan (W/m2), Ia adalah intensitas radiasi yang

diserap bahan (W/m2), dan Ir adalah intensitas radiasi yang dipantulkan bahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

25

(W/m2). Bagian yang dipantulkan bahan sangat kecil sehingga persamaannya (3)

menjadi

I I I ato +=

(3)

Besarnya faktor transmisi adalah kemampuan bahan untuk meneruskan

sebagian radiasi yang mengenainya mengikuti persamaan (4) :

IoIt

T = (4)

dengan T adalah faktor transmisi, maka besarnya serapan (A) adalah

Τ−=Α log (5)

Τ=Α

1log (6)

t

o

ΙΙ

=Α log (7)

(Khopkar, 1990)

Ada beberapa panjang gelombang dari unsur yang menghasilkan garis

spektrum. Panjang gelombang yang menghasilkan garis spektrum yang tajam dengan

intensitas maksimum dapat dipilih. Garis inilah yang dikenal dengan garis resonansi.

Panjang gelombang yang dip ilih untuk menganalisis timbal adalah 283 nm (Khopkar,

1990).

Temperatur mempunyai peranan penting dalam proses atomisasi. Temperatur

nyala harus sesuai dengan energi yang dibutuhkan untuk melepas atom dari ikatannya

sehingga diperoleh atom-atom bebas pada keadaan ground state. Besar pengaruh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

26

temperatur terhadap perbandingan jumlah atom pada keadaan eksitasi dan jumlah

atom pada keadaan ground state dinyatakan dengan persamaan Boltzman (8):

ΚΤΕ

−ΡΡ

=ΝΝ j

o

j

o

j exp (8)

Nj dan No masing-masing adalah jumlah atom pada keadaan eksitasi dan atom pada

keadaan ground state. K adalah tetapan Boltzman (1,38 x 10-16 erg/K). T adalah

temperatur absolut (Kelvin). Ej adalah perbedaan energi tingkat eksitasi dan tingkat

ground state. Pj dan Po adalah faktor statistic yang ditentukan oleh banyaknya tingkat

yang mempunyai energi setara pada masing-masing tingkat kuantum. Keberhasilan

analisis pada SSA tergantung pada proses atomisasi dan serapan oleh atom-atom

bebas yang netral (Khopkar, 1990).

2. Instrumentasi spektroskopi serapan atom

Alat SSA terdiri dari 3 komponen yaitu : unit atomisasi, sumber radiasi dan

sistem pengukur fotometrik (gambar 6) (Khopkar, 1990).

Gambar 6. Instrumen spektroskopi serapan atom (Anonim, 2006a).

Atomisasi adalah proses yang mengubah unsur yang akan dianalisis menjadi

uap atom (Price, 1972). Atomisasi dapat dilakukan dengan nyala maupun dengan

tungku. Untuk mengubah unsur metalik menjadi uap atau hasil disosiasi diperlukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

27

energi panas. Temperatur pada nyala harus benar-benar sesuai dengan energi yang

dibutuhkan untuk melepas atom dari ikatannya sehingga diperoleh atom-atom bebas

pada keadaan ground state (Price, 1972).

Gambar 7. Prinsip metode spektroskopi serapan atom dan instrumentasinya (Anonim,

2006b)

Atomisasi dilakukan dengan bantuan gas pembakar. Gas pembakar terdiri

dari propana, asetilena dan hidrogen. Oksidan adalah zat yang digunakan untuk

mengoksidasi bahan bakar dalam nyala (Price, 1972). Brokeart (2002) menyebutkan

bahwa oksidan terdiri dari N2O atau udara. Campuran udara dan asetilen

menghasilkan temperatur sebesar 2026,85°C. Temperatur yang dihasilkan cukup

tinggi untuk membuat atomisasi yang baik (Price, 1972).

Gambar 8 . Skema proses atomisasi sampel. M : logam (metal); M*: atom yang tereksitasi. Pada

SSA yang diukur adalah M’ yaitu atom dalam keadaan ground state (Bassett, Denney, Jeffery dan Mendham, 1994)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

28

Zona nyala pada SSA yaitu primary combustion zone, interzonal region dan

secondary combustion zone (gambar 9). Penyerapan paling baik terjadi pada

interzonal region. Pada zona ini, atom dalam keadaan gas segera menyerap energi

radiasi yang diemisikan oleh lampu katoda berongga (Skoog, West, Holler., 1994).

Gambar 9. Pembagian zona nyala pada pembakar pada spektroskopi serapan atom (Skoog,

West, Holler, 1994)

Sumber radiasi yang digunakan pada SSA adalah lampu katoda berongga

(hollow cathode lamp) yang memiliki 2 elektroda. Salah satunya berbentuk silinder

dan terbuat dari unsur yang sama dengan unsur yang dianalisis. Lampu ini diisi

dengan gas mulia bertekanan rendah. Dengan pemberian tegangan pada arus tertentu,

logam mulai memijar dan atom-atom logam katodanya akan teruapkan dengan

pemercikan. Atom akan tereksitasi kemudian mengemisikan radiasi pada panjang

gelombang tertentu. Suatu garis yang diinginkan dapat diisolasi dengan suatu

monokromator (Khopkar, 1990).

Gambar 10. Lampu katoda berongga (hollow cathode lamp)

pada SSA dan bagian-bagiannya (Levinson, 2006)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

29

Interferensi dalam metode spektroskopi serapan atom meliputi interferensi

kimia dan fisika. Interferensi kimia meliputi pembentukan komponen yang stabil dari

unsur-unsur yang akan dianalisis. Gangguan ini mengakibatkan penurunan nilai

serapan. Interferensi fisika meliputi volatilisasi yang tidak sempurna dari sampel yang

juga menyebabkan penurunan nilai serapan karena jumlah atom pada keadaan ground

state sedikit (Price, 1972).

3. Kelebihan dan kekurangan metode spektroskopi serapan atom

Metode ini mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan metode ini

adalah tidak perlu adanya pemisahan dari sampel. Hal ini berarti unsur yang terdapat

dalam sampel dapat dianalisis tanpa memisahkan dengan unsur lain, sebab digunakan

sumber radiasi yang khusus sesuai dengan unsur yang akan dianalisis. Kekurangan

metode ini adalah kurang sensitif untuk penentuan sampel bukan logam (Mulja dan

Suharman, 1995).

K. Validitas Metode

Validasi metode analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter

tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium untuk membuktikan bahwa parameter

tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya (Harmita, 2004). Parameter-

parameter validasi dari metode analisis yaitu :

1. Akurasi

Akurasi adalah ketelitian suatu metode analisis atau kedekatan antara nilai

terukur dengan nilai yang diterima baik nilai konvensi, nilai sebenarnya atau nilai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

30

rujukan. Akurasi dapat ditunjukkan dengan persen perolehan kembali (recovery).

Akurasi untuk bioanalisis yaitu 80-120% masih bisa diterima (Mulja dan Hanwar,

2003). Kriteria recovery ini cukup fleksibel, semakin kompleks dan semakin sulit

metode analisis yang digunakan maka recovery diperbolehkan semakin rendah atau

kisarannya semakin lebar (Rohman, 2007).

2. Presisi

Presisi merupakan ukuran keterulangan metode analisis dan biasanya

dinyatakan dalam simpangan baku relatif atau koefisien korelasi (KV) dari sejumlah

sampel yang berbeda signifikan secara statistik (Rohman, 2007). Keseksamaan diukur

sebagai simpangan baku atau simpangan baku relatif (koefisien variasi). Kriteria

seksama diberikan jika metode memberikan simpangan baku relatif atau koefisien

variasi 2% atau kurang.

Tabel I. Nilai Koefisien Korelasi (KV) berdasarkan konsentrasi analit Konsentrasi analit (ppm) Nilai Koefisien Korelasi (KV)

10.000 2,5% 1.000 5%

1 16% 0,001 32%

(Harmita, 2004)

3. Linearitas dan rentang

Linearitas suatu metode analisis merupakan kemampuan untuk

mendapatkan hasil uji yang secara langsung proporsional dengan konsentrasi analit

pada kisaran yang diberikan (Rohman, 2007). Persyaratan data linearitas yang biasa

diterima jika memenuhi nilai koefisien korelasi (r) > 0,99 (Christian, 2004).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

31

Rentang adalah jarak antara level terbawah dan teratas dari metode analisis

yang telah dipakai untuk mendapatkan presisi, linearitas dan akurasi yang biasa

diterima. Rentang yang digunakan biasanya 0% sampai 200% terhadap kadar analit

dalam sampel (Harmita, 2004).

4. Limit Of Detection (LOD) dan Limit Of Quantitation (LOQ)

Limit deteksi (Limit of Detectiom) adalah konsentrasi analit terendah dalam

sampel yang masih dapat dideteksi, meskipun tidak dapat dikuantitasi. LOD

seringkali diekspresikan sebagai suatu konsentrasi pada rasio signal terhadap derau

(signal to noise ratio) biasanya 2 atau 3 dibanding 1 (Rohman, 2007).

LOQ (Limit Of Quantitation) merupakan konsentrasi analit terendah dalam

sample yang dapat ditentukan dengan presisi dan akurasi yang dapat diterima pada

kondisi operasional metode yang digunakan. Ratio signal to noise LOQ umumnya

10:1 (Rohman, 2007).

Menurut Anonim (2007f), metode analisis dibedakan menjadi 4 kategori,

yaitu :

1. Kategori 1

Mencakup metode-metode analisis kuantitatif, untuk menetapkan kadar

komponen utama bahan obat atau zat aktif dalam sediaan farmasi.

2. Kategori 2

Mencakup metode-metode analisis kualitatif dan kuantitatif yang digunakan

untuk analisis impurities atau degradation cmpounds dalam sediaan farmasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

32

3. Kategori 3

Mencakup metode-metode analisis yang digunakan untuk menentukan

karakteristik penampilan suatu sediaan farmasi.

4. Kategori 4 (tes identifikasi)

Tabel II. Parameter validitas metode yang dipersyaratkan untuk setiap kategori Kategori 2 Parameter

analisis Kategori 1

Kuantitatif Kualitatif Kategori 3 Kategori 4

Akurasi Ya Ya * * Tidak Presisi Ya Ya Tidak Ya Tidak LOD Tidak Tidak Ya * Ya LOQ Tidak Ya Tidak * Tidak

Linearitas Ya Ya Tidak * Tidak Range Ya Ya * * Tidak

* = mungkin diperlukan, tergantung sifat tes yang spesifik (Anonim, 2007f)

Menurut Cham, Lee, Lam dan Zhang (2004), prosedur untuk mengevaluasi

karakteristik validasi uji logam yang disarankan oleh Japan Pharmacopeia (JP) dapat

dilihat pada tabel III.

Tabel III. Parameter validitas metode yang dipersyaratkan Uji kemurnian

Karakteristik Identifikasi

Kuantitatif Batas Percobaan (kelarutan; kandungan/potensi)

Akurasi - + - + Presisi

Repeatability - - - + Intermediate + + - +

Spesifisitas - - + + LOD - + + - LOQ - + - - Linearitas - + - + Rentang - + - + Keterangan : (-)menunjukkan parameter tidak dievaluasi (+)menunjukkan parameter ini dievaluasi

Dalam rangka meningkatkan validitas, ada tiga prinsip dasar yang perlu

diketahui, yaitu : replikasi, randomisasi (berhubungan dengan validitas eksternal) dan

kontrol internal (yang berhubungan dengan validitas internal) (Nazir, 2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

33

L. Landasan Teori

Timbal merupakan salah satu logam berat yang dapat membahayakan

kesehatan manusia jika termakan maupun terhirup. Bahaya yang ditimbulkan antara

lain gangguan pada sistem hematologi, sistem saraf pusat, organ reproduksi dan

ginjal.

Keberbahayaan yang diakibatkan oleh timbal dapat diatasi dengan terapi

antiracun Na2CaEDTA, dimercaprol, D-penicillamine. Antiracun yang paling spesifik

untuk timbal adalah antiracun Na2CaEDTA yang merupakan agen pengkhelat.

Daun ketela pohon (Manihot utillisima Pohl.) mengandung flavonoid, yaitu

rutin. Rutin dapat berfungsi sebagai khelat ion logam. Rutin mampu mengkhelat

timbal pada cincin B yaitu pada 3, 4-dihidroksi.

Pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon (Manihot utillisima Pohl.)

setelah Na2CaEDTA diduga dapat efektif menurunkan kadar timbal dalam darah.

M. Hipotesis

Berdasarkan landasan teori diatas maka dapat dikemukakan suatu hipotesis

bahwa pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon (Manihot utillisima Pohl.) setelah

pemberian Na2CaEDTA diduga sinergis dalam menurunkan kadar timbal dalam

darah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian.

Penelitian daya antiracun timbal (Pb) dengan menggunakan Na2CaEDTA

dilanjutkan ekstrak etanol ketela pohon (Manihot utilissima) merupakan jenis

penelitian eksperimental murni rancangan acak pola satu arah.

B. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel penelitian

a. Variabel bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah dosis ekstrak etanol daun ketela pohon

(Manihot utilissima Pohl.) yaitu 800 mg/kg BB dan dosis Na2CaEDTA yaitu 189

mg/kg BB.

b. Variabel tergantung

Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah kadar timbal dalam darah setelah

perlakuan.

c. Variabel pengacau

1) Variabel pengacau terkendali

a. Subyek uji : tikus putih galur Wistar

b. Umur hewan uji : 1,5-2 bulan

c. Jenis kelamin hewan uji : betina

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

35

d. Berat badan hewan uji : 100-150 gram

e. Bobot dan jenis pakan : pelet tipe BR2 10 g/hari/ekor

f. Air minum hewan uji : aquadest

g. Cara pemberian bahan uji : secara per oral

h. Asal bahan uji : kebun obat Merapi Farma, Kaliurang

Pengendalian terhadap variabel di atas bertujuan untuk mengurangi faktor-

faktor yang dapat mengganggu hasil penelitian.

2) Variabel pengacau tak terkendali

a. Kondisi patologis tikus adalah keadaan individu tikus yang akan

mempengaruhi farmakokinetika timbal baik mekanisme absorpsi,

distribusi maupun ekskresi,

2. Definisi operasional

a. Ekstrak etanol adalah ekstrak etanol daun ketela pohon (Manihot utillisima Pohl.)

yang diperoleh dengan metode sokhletasi menggunakan etanol 95%.

b. Hewan uji adalah tikus putih galur Wistar dengan jenis kelamin betina.

c. Kadar timbal darah praperlakuan adalah kadar timbal yang terkandung dalam

darah hewan uji pada hari ke-0.

d. Kadar timbal darah pascaperlakuan adalah kadar timbal darah hewan uji yang

terukur pada hari ke-35 dan ke 40.

e. Pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon setelah pemberian Na2CaEDTA

adalah pemberian ekstrak etanol setelah 2 jam pemberian Na2CaEDTA.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

36

C. Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah hewan uji yang

digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih betina galur Wistar dengan berat

100 - 150 g dan umur 1,5 - 2 bulan (Laboratorium Biofarmasetika Fakultas Farmasi

USD), serbuk daun ketela pohon (kebun obat Merapi Farma, Kaliurang),

Na2CaEDTA p.a. (Merck), etanol 95% p.a (Merck), timbal asetat p.a. (Merck),

Standar Pb 1000 ppm p.a. (Merck), aquadest, larutan saline (NaCl 0,9% 0,1 N),

HNO3 65 % p.a. (Merck ), HClO 4 37 % p.a. (Merck), selulosa p.a. (Merck),

n-butanol p.a. (Merck), asam asetat p.a. (Merck), AlCl3 p.a. (Merck), FeCl3 p.a.

(Merck), rutin p.a. (Sigma).

D. Alat Penelian

Alat yang digunakan dalam penelitian adalah seperangkat alat gelas (Pyrex),

ayakan, sokhlet, kertas saring, oven (WTB binder 78352 Tuttlingen/Germany), bejana

pengembang, alat semprot bercak, SpektroskopiUV 254 nm dan 365 nm, neraca

(Mettler Toledo), spuit injeksi per oral dan intra muskular, eppendorf, bluetype,

yellowtype, pipet tetes, pipa kapiler tanpa heparin, hot plate (Heidolph MR 2002),

mikropipet 200 - 1000µl (GILSON Z 64581D), Spektroskopi Serapan Atom (Hitachi

Z-8000 Polarized Zeeman).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

37

E. Tata Cara Penelitian

1. Determinasi tanaman

Determinasi dilakukan untuk memastikan kebenaran tanaman daun ketela

pohon (Manihot utillisima Pohl.) dilakukan dengan cara mencocokkan dengan kunci

determinasi pada buku Flora untuk Sekolah di Indonesia.

2. Preparasi bahan

a. Pengumpulan, pengeringan daun ketela pohon dan pembuatan serbuk.

Bagian tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah bagian daun

yang telah dikeringkan. Proses penanaman, pengeringan dan pembuatan serbuk daun

dilakukan oleh petugas di Merapi Farma Kaliurang.

b. Pembuatan ekstrak etanol daun ketela pohon

Ekstrak etanol daun ketela pohon dibuat dengan menimbang 40 gram serbuk

daun ketela pohon lalu dimasukkan ke dalam kantong dari kertas saring. Serbuk

daun ketela pohon dalam kantong dimasukkan dalam labu sokhlet kemudian diberi

pelarut etanol sebanyak 2 kali sirkulasi. Proses sokhletasi dilakukan hingga cairan

yang terekstraksi mendekati jernih dengan suhu ± 50-600 C. Timbang cawan porselen

kering kemudian ekstrak kental dimasukkan ke dalam cawan yang sudah ditara

dilanjutkan penguapan mendekati kering dengan oven pada suhu 500C (Anonim,

1986). Timbang ekstrak kering yang didapat untuk mengetahui % rendemen.

( )( ) %100gramdiekstrak yangserbukberat

(gramkeringekstrak berat Rendemen% ×= (9)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

38

c. Pembuatan larutan ekstrak etanol daun ketela pohon.

Larutan ekstrak 6,4% b/v dibuat dengan menimbang lebih kurang 6,4 gram

ekstrak kering daun ketela pohon kemudian dilarutkan dengan aquadest 1000 C

sampai 100 ml pada labu ukur 100,0 ml.

d. Pembuatan larutan timbal asetat.

Larutan timbal asetat 0,004% b/v dibuat dengan menimbang lebih kurang

0,004 gram serbuk timbal asetat kemudian ditambah aquadest 1000 C sampai 100 ml

pada labu ukur 100,0 ml. Timbal asetat (Pb(CH3COO)2.3H2O) berupa serbuk

berwarna putih. Timbal asetat dilarutkan dalam aquadest 1000 C (Anonim, 1995b)

hingga diperoleh konsentrasi larutan timbal asetat 0,04 mg/L. Menurut Anonim

(2008c), reaksi antara timbal asetat dengan air menghasilkan timbal asetat trihidrat

(10).

Pb(CH3COO)2 + 3 H2O Pb(CH3COO)2 . 3H2O (10)

Aquadest 1000 C digunakan untuk melarutkan timbal karena timbal sulit

larut dalam air dingin dan air asam, tapi larut dalam asam nitrit, asam asetat dan asam

sulfat pekat. Aquadest merupakan pelarut universal yang sifatnya netral dan tidak

beracun.

e. Pembuatan larutan Na2CaEDTA.

Larutan Na2CaEDTA 151,2 % b/v dibuat dengan menimbang 151,2 gram

serbuk Na2CaEDTA kemudian ditambah larutan saline (NaCl 0,9% 0,1 N) sampai

100 ml pada labu ukur 100,0 ml.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

39

3. Uji analisis kualitatif rutin pada daun ketela pohon

Ekstrak kering hasil sokhletasi, ditimbang sebanyak 640 mg lalu ditambahkan etanol

95% hingga volumenya tepat 10 ml.

Fase diam : selulosa

Fase gerak : n-butanol : asam asetat : air (4 : 1 : 5) v/v, fase atas

Deteksi : UV 254 nm; 365 nm; uap amonia; AlCl3

Pembanding : rutin 0,1 % b/v

4. Penyiapan hewan uji

Penyiapan hewan uji dilakukan dengan cara sepuluh pasang tikus jantan dan

betina dikawinkan sehingga bunting. Setelah dua puluh hari masa organogenesis dan

dilahirkan, anak tikus yang berumur tiga minggu dipisahkan dari induknya. Tikus

betina yang berumur 6-8 minggu dipilih sebagai hewan uji.

Persiapan hewan uji dilakukan beberapa bulan sebelum penelitian agar bisa

mengendalikan variabel pengacau, seperti asupan makanan dan minuman selalu

dikendalikan dan yang lebih penting lagi umur dari hewan uji benar – benar dapat

dipastikan. Dalam penelitian ini asupan makanan yang diberikan adalah pelet tipe

BR2 dengan pemberian 10 g/hari/ekor sedangkan untuk minuman diberi aquadest

yang selalu baru setiap harinya.

Hewan uji yang digunakan adalah yang berjenis kelamin betina. Kemudian

dipelihara hingga tikus yang dipilih telah siap untuk dijadikan hewan uji dalam

penelitian ini baik dari segi umur dan juga berat badannya. Pengendalian hewan uji

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

40

ini diharapkan mapu mengurangi variabel pengacau yng berasal dari hewan uji dan

lingkungan.

5. Optimasi lama pemejanan timbal yang mencapai kadar toksik yang

membutuhkan terapi khelasi

Optimasi lama pemejanan ini dilakukan pada 8 ekor tikus. Dosis timbal

yang dipejankan adalah 0,5 g/kgBB/oral/hari/tikus (Hariono, 2005). Center for

Disease Control (CDC) menyarankan penggunaan terapi khelasi jika kadar timbal

dalam darah > 0,70 ppm. Menurut Hariono (2005), kadar timbal darah yang

membutuhkan terapi khelasi dicapai pada hari ke-30 (0,75 ppm). Menurut

Wahyunengsih, Fedilia, Astoro, Putri (2007), kadar toksik yang membutuhkan

khelasi dicapai pada hari ke-40. Hasil pengukuran dapat dilihat pada lampiran 8.

6. Pengelompokan dan perlakuan hewan uji

Hewan uji dibagi menjadi 4 kelompok tiap kelompok terdiri dari 7 ekor

hewan uji.

Kelompok I : kontrol negatif (aquadest)

Kelompok II : kontrol positif (timbal)

Kelompok III : timbal-Na2CaEDTA

Kelompok IV : perlakuan timbal-Na2CaEDTA dilanjutkan dengan ekstrak etanol

daun ketela pohon

Kelompok I merupakan kelompok kontrol negatif. Kontrol negatif adalah

larutan pensuspensi yang digunakan untuk melarutkan ekstrak etanol daun ketela

pohon yang akan dipejankan pada hewan uji. Dalam penelitian ini menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

41

aquadest. Pemilihan aquadest dikarenakan senyawa (baik timbal maupun rutin)

mempunyai kelarutan yang baik dalam aquadest. Selain itu, aquadest merupakan

pelarut yang aman bagi hewan uji.

Kelompok II merupakan kelompok kontrol timbal. Hewan uji pada

kelompok perlakuan ini dipejankan timbal asetat dengan dosis 0,5 g/kgBB/hari secara

per oral (Hariono, 2005) selama 30 hari dengan volume pemberian disesuaikan

dengan berat badan tiap hewan uji.

Kelompok III dapat berfungsi sebagai kontrol terhadap kelompok timbal-

Na2CaEDTA dilanjutkan pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon tetapi juga

dapat berfungsi sebagai perlakuan terhadap kontrol negatif dan kontrol positif. Pada

hari ke-31 hingga hari ke-40 diberi antiracun Na2CaEDTA. Pemberian Na2CaEDTA

dengan dosis 189 mg/kg BB secara intra muskular (Katzung, 2004) dimaksudkan

untuk melihat apakah Na2CaEDTA dapat menurunkan kadar timbal dalam darah

sesuai dengan literatur.

Kelompok perlakuan IV yaitu kelompok perlakuan timbal-Na2CaEDTA

dilanjutkan ekstrak etanol daun ketela pohon. Pada kelompok ini, setelah dua jam

pemberian Na2CaEDTA hewan uji dipejankan ekstrak etanol daun ketela pohon

dengan dosis 800 mg/kg BB secara per oral (Adimunca, 1998). Pada dosis 800 mg/kg

BB secara per oral menunjukkan kemampuan menghambat kerusakan sel hati. Hati

merupakan tempat terjadinya detoksifikasi racun. Timbal merupakan logam yang

tidak dibutuhkan oleh tubuh yang merupakan racun. Kemampuan ekstrak etanol dosis

800 mg/kg BB secara per oral dalam menghambat kerusakan sel hati diharapkan juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

42

dapat membantu penawarracunan timbal. Waktu antara pemberian Na2CaEDTA dan

ekstrak etanol daun ketela pohon dijeda selama 2 jam berdasarkan t ½ eliminasi

Na2CaEDTA yaitu 2 jam. Dengan membandingkan kadar timbal dalam darah antar

kelompok, maka dapat diamati apakah pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon

setelah Na2CaEDTA efektif dalam menurunkan kadar timbal dalam darah hewan uji.

7. Penanganan hewan uji

Larutan timbal asetat dosis 0,5 g/kgBB/hari secara per oral diberikan ke

hewan uji kelompok kontrol dan perlakuan timbal selama 30 hari. Antiracun

Na2CaEDTA diberikan pada hari ke-31 sampai 40 dengan dosis 189 mg/kg BB tikus

secara intra muskular. Setelah dua jam pemberian Na2CaEDTA, ekstrak etanol daun

ketela pohon dengan dosis 800 mg/kgBB tikus diberikan secara per oral pada hari ke-

31 sampai 40.

8. Pengukuran kadar timbal darah dengan Spektroskopi Serapan Atom

a. Preparasi sampel.

Darah tikus diambil dari sinus orbitalis mata, ditampung dalam effendrof,

kemudian ditimbang. Sampel didestruksi dengan HNO3 p 10-15 ml dan HClO4 0,5 ml

hingga jernih dan tidak berasap kuning. Didinginkan dan volumenya ditepatkan

menjadi 10 ml. Sampel aquadest, air minum, dan pakan tikus juga diukur kadar

timbalnya.

Berat sampel darah yang diambil dari sinus orbitalis mata harus lebih dari

0,5 gram karena kadar timbal dalam darah sangat kecil sehingga diperlukan berat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

43

sampel yang cukup banyak untuk dapat terukur. Destruksi sampel darah

berdasarkan metode kimia basah (wet chemical method). Efektifitas metode ini dilihat

dari kemampuan oksidasinya yang bergantung pada penambahan asam dan

temperatur maksimal, sesuai titik didih asam yang digunakan.

HNO3 pekat akan melarutkan timbal menjadi timbal nitrat yang dapat larut.

Kekuatan oksidasinya meningkat dengan penambahan perklorat dan peningkatan

suhu serta tekanan saat proses digesti.

HClO4 pekat (60-72%) akan menguraikan senyawa organik dalam suhu

tinggi (Walter, Chalk, and Kingston, 1998). Campuran HClO 4 dan HNO3 digunakan

untuk mengontrol proses digesti senyawa organik karena reaktivitas HClO 4 yang

besar (dapat meledak). Jika dicampur dengan HClO 4, HNO3 akan melarutkan timbal.

Jika temperaturnya dinaikkan, HClO 4 akan menyempurnakan penguraian senyawa

yang tidak dapat terurai oleh HNO3.

Penambahan pereaksi HNO3 p dan HClO4 pada sampel darah akan

menghasilkan garam Pb2+ yang mudah larut dan lepas dari ikatannya dengan protein

darah. Reaksinya adalah sebagai berikut:

3 Pb + 8 HNO3 3 Pb2+ + 6 NO3 + 2 NO + 4 H2O (11)

(Vogel, 1979)

Sampel dipanaskan hingga jernih, tidak berasap kuning, dan hampir

mendekati kering untuk menguapkan pereaksi-pereaksi tersebut. Tujuan filtrasi

sampel hasil destruksi adalah untuk menghilangkan endapan yang terbentuk selama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

44

proses destruksi terjadi. Selain itu, larutan sampel harus dalam keadaan jernih sebab

kejernihan menjadi tanda bahwa seluruh material organik sudah terdestruksi.

b. Pengaturan spektroskopi serapan atom (SSA).

Pengaturan SSA untuk pengaturan kadar timbal adalah sebagai berikut :

Sumber cahaya : lampu hollow cathode (timbal)

Arus lampu : 7,5 mA

Panjang gelombang : 283,3 nm

Celah : 1,3 nm

Pengatom : standar burner

Oksidan : udara

Tekanan oksidan : 1,60 kg/cm2 (99,5l/menit)

Bahan bakar : C2H2

Tekanan bahan bakar : 0,30 kg/cm2 (2,3 L/menit)

Tinggi burner : 7,5 mm

c. Pembuatan kurva baku

1) Pembuatan larutan baku timbal

Larutan standar timbal 1000 ppm diambil sebanyak 1 ml kemudian

ditambah aquadest hingga volumenya tepat 10 ml. Dari larutan ini, dibuat seri larutan

baku dengan konsentrasi 0,5 ppm, 1 ppm, 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, dan 8 ppm.

2) Pembuatan kurva baku timbal

Kurva baku dibuat dengan mengukur nilai serapan seri kadar larutan baku

timbal pada ? 283,3 nm menggunakan SSA. Nilai serapan dan kadar dibuat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

45

persamaan regresi linear sehingga diperoleh persamaan Y= bX + a (Y: nilai serapan;

X: kadar senyawa (mg/L); b: slope persamaan; a: intersept).

d. Penentuan kadar timbal darah kelompok perlakuan

Nilai serapan dan mean konsentrasi yang diperoleh (ppm) dihitung dengan

rumus (12) sehingga diperoleh kadar timbal dalam sampel.

( )( )( ) npengencerafaktor gramberat

volumeblanko ppm-sampellarutan ppm(ppm) PbKadar ×= (12)

(Anonim, 1980)

F. Analisis Hasil

Pada penelitian ini, H0 dapat dirumuskan tidak adanya perbedaan kadar

timbal antara kelompok yang diberi ekstrak etanol daun ketela pohon dengan

kelompok tanpa ekstrak etanol daun ketela pohon. Uji normalitas bertujuan untuk

mengetahui pola sebaran data. Jika p < 0,05 berarti sebaran data normal sehingga

dilanjutkan dengan uji parametrik tetapi jika data tidak normal maka dilanjutkan

dengan uji nonparametrik, misalnya dengan uji Kruskal Wallis. Uji Kruskal Wallis

untuk mengetahui adanya perbedaan antar kelompok perlakuan. Jika p < 0,05 berarti

paling tidak terdapat perbedaan kadar timbal antara dua kelompok. Uji Mann

Whitney untuk mengetahui kelompok perlakuan yang berbeda. Jika p < 0,05 berarti

paling tidak terdapat perbedaan kadar timbal antara dua kelompok yang

dibandingkan. Uji Friedman dan Wilcoxon untuk mengetahui perbedaan kadar timbal

pada hari yang berbeda pada tiap kelompok perlakuan. Jika p < 0,05 berarti terdapat

perbedaan hasil pengukuran kadar timbal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Determinasi Tanaman

Determinasi tanaman dilakukan untuk mengetahui kebenaran tanaman yang

digunakan pada penelitian. Determinasi dilakukan oleh Bapak Mujitomo dengan

mengacu pada Flora untuk Sekolah Indonesia. Hasil determinasi tanaman tersebut

adalah sebagai berikut : 1b-2b-3b-4b-6b-9b-10b-11b-12b-13b-14a-15b-197a-198b-

200b-201b-202b-203b-204b-205b-206b-207a(Euphorbiaceae)-1b-3a-4b-5b-7a-8a-

6(Manihot)-Manihot utillissima Pohl.

Hasil determinasi menunjukkan bahwa tanaman tersebut adalah ketela

pohon (Manihot utillissima Pohl.)

B. Ekstraksi

Ekstrak cair yang diperoleh, disaring lalu diuapkan pelarutnya untuk

mendapatkan ekstrak kental. Penguapan pelarut bertujuan untuk memperoleh zat aktif

dengan konsentrasi tinggi. Ekstrak kental yang diperoleh digunakan untuk

mengetahui rendemen yang dihasilkan, Rendemen adalah perbandingan antara

ekstrak yang diperoleh dengan simplisia awal. Data perolehan rendemen dapat dilihat

pada Tabel IV.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

47

Tabel IV. Persentase rendemen ekstrak etanol daun ketela pohon Berat serbuk

(gram) Berat ekstrak kental

(gram) % Rendemen SDx ±

Replikasi I 40 6,70 16,75 Replikasi II 40 6,60 16,50 Replikasi III 40 6,65 16,63

16,63 ± 0,13

Dari 40 gram serbuk maka diperoleh persentase rata-rata rendemen sebesar

16,63 % dengan SD 0,13. Nilai SD yang kecil menunjukkan bahwa dari tiga kali

replikasi diperoleh rendemen yang jumlahnya hampir sama. Ekstrak yang sudah pekat

inilah yang akan digunakan dalam penelitian.

C. Penentuan Senyawa Rutin Secara Kualitatif Dengan KLT

Rutin termasuk dalam golongan flavonoid yaitu glikosida flavonol yang

terdiri dari kuersetin dan disakarida rutinosa (rhamnosa dan glukosa). Flavonoid

bersifat larut dalam pelarut polar. Polaritas flavonoid karena adanya senyawa gula

yang terikat pada aglikon, sedangkan aglikon yang kurang polar mudah larut dalam

pelarut yang kurang polar. Untuk dapat memisahkan senyawa glikon dan aglikon dari

senyawa flavonoid harus dipilih fase gerak yang mempunyai gugus fungsi yang dapat

berikatan dengan gugus polar dan gugus non polar yaitu campuran n-butanol-asam

asetat-air (4:1:5) v/v, fase atas (Markham, 1988). Fase atas digunakan karena pada

fase atas terdiri dari n-butanol yang terjenuhi asam asetat dan air yang tidak terlalu

polar sehingga sesuai untuk flavonoid. Fase bawah tidak digunakan karena terdiri dari

asam asetat dan air yang terjenuhi n-butanol sehingga mempunyai sifat yang lebih

polar daripada fase atas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

48

Fase diam yang digunakan adalah selulosa. Hal ini dikarenakan apabila

digunakan fase diam silika gel, maka flavonoida tersebut akan membentuk ikatan

kompleks dengan logam yang terdapat pada silika gel dan juga akan terjadi

pemisahan secara partisi dan adsorpsi sehingga pemisahan bercak setelah

dikembangkan menjadi tidak optimal karena senyawa tersebut akan teradsorpsi secara

kuat oleh silika gel.

Pada identifikasi kandungan tumbuhan, setelah dilakukan ekstraksi, maka

harus ditentukan dahulu golongannya, kemudian selanjutnya ditentukan jenis

senyawa dalam golongan tersebut. Pada penelitian ini, golongan senyawa ditentukan

dengan nilai Rf dan warna bercak. Hasil elusi diamati dengan spektrofotometer UV

pada ? 254 nm dan spektrofotometer visibel pada ? 365 nm (Harborne, 1987). Bercak

pada kromatogram dapat diperjelas dengan uap amonia. Peraksi semprot juga dapat

digunakan untuk meningkatkan kepekaan mendeteksi bercak sehingga bercak akan

tampak lebih jelas. Salah satu pereaksi semprot yang dapat digunakan untuk

mendeteksi senyawa golongan flavonoid adalah larutan AlCl3 5%. Larutan tersebut

digunakan untuk spektroskopi UV-visibel bila disemprotkan pada KLT yang

kemudian dikeringkan menunjukkan semua 5-hidroksi- flavonoid sebagai bercak

berfluoresensi kuning di bawah sinar UV (254nm).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

49

OHO

OH O

0

OH

OH

ramnoglukosi l

AlCl3

OHO

O O

0

O

O

ramnoglukosil

Al

Al

Cl Cl

Cl

Rutin Kompleks Rutin-AlCl3

Gambar 11. Kompleks pembentukan warna rutin-AlCl3 (Markham, 1988)

Identifikasi senyawa dilakukan dengan membandingkan nilai Rf dan warna

bercak pada sampel dan standar yang digunakan. Menurut Wagner (1984),

identifikasi senyawa rutin menggunakan standar rutin 0,1% dalam etanol.

Pada replikasi I terbentuk warna kuning pada UV 254 nm, pada UV 365 dan

terbentuk warna ungu, setelah diuap dengan amoniak lalu disemprot dengan AlCl3

terbentuk warna kuning pada UV 254 nm dan UV 365 nm dengan harga Rf-1 : 0,51,

harga Rf-2 : 0,53. Harga Rf untuk tiap replikasi sama. Menurut Harborne (1987),

harga Rf rutin dengan fase gerak BAA (n-butanol : asam asetat : air (4 : 1 : 5) v/v)

sekitar 0,45. Harga Rf tersebut memang berbeda bila dibandingkan dengan harga Rf

dari percobaan tetapi identifikasi senyawa dapat dilakukan dengan membandingkan

harga Rf dan warna bercak dari sampel dan pembanding. Dari percobaan ini, harga Rf

dan warna bercak antara sampel dan pembanding hampir sama sehingga dapat

diketahui bahwa ekstrak etanol daun ketela pohon mengandung rutin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

50

Rf = 0,51Rf = 0,53

0,1

1,0

A B

1 2

Rf

Gambar 12. Replikasi I identifikasi rutin ekstrak daun ketela pohon secara KLT dengan fase diam selulosa, fase gerak BAA (4:1:5 v/v) deteksi dengan sinar UV 254 nm dan 365 nm setelah

diuapi amoniak dan disemprot dengan AlCl3 (A : sampel ekstrak etanol daun ketela pohon, B:pembanding (rutin))

Tabel V. Replikasi I hasil identifikasi rutin secara KLT terhadap ekstrak etanol daun ketela pohon dengan fase diam selulosa, fase gerak BAA (4:1:5 v/v) deteksi dengan sinar UV

254 nm dan 365 nm dan jarak pengembangan 10 cm Warna Bercak

Uap Amoniak AlCl3

Nomor Bercak

Harga Rf

UV 254 nm UV 365 nm UV 365 nm

Sampel 1 0,51 Kuning Ungu Kuning Kuning Pembanding 2 0,53 Kuning Ungu Kuning Kuning

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

51

R f = 0,52Rf = 0,51

0,1

1,0

A B

1 2

Rf

Gambar 13. Replikasi II identifikasi rutin ekstrak daun ketela pohon secara KLT dengan fase

diam selulosa, fase gerak BAA (4:1:5 v/v) deteksi dengan sinar UV 254 nm dan 365 nm setelah diuapi amoniak dan disemprot dengan AlCl3 (A : sampel ekstrak etanol

daun ketela pohon, B:pembanding (rutin))

Tabel VI. Hasil identifikasi rutin secara KLT terhadap ekstrak etanol daun ketela pohon dengan fase diam selulosa, fase gerak BAA (4:1:5 v/v) deteksi dengan sinar UV 254 nm dan 365 nm dan jarak pengembangan 10 cm

Warna Bercak Uap Amoniak AlCl3

Nomor Bercak

Harga Rf

UV 254 nm UV 365 nm UV 365 nm

Sampel 1 0,51 Kuning Ungu Kuning Kuning Pembanding 2 0,53 Kuning Ungu Kuning Kuning

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

52

Rf = 0,51R f = 0,53

0,1

1,0

A B

1 2

Rf

Gambar 14. Replikasi III identifikasi rutin ekstrak daun ketela pohon secara KLT dengan fase

diam selulosa, fase gerak BAA (4:1:5 v/v) deteksi dengan sinar UV 254 nm dan 365 nm setelah diuapi amoniak dan disemprot dengan AlCl3 (A : sampel ekstrak etanol

daun ketela pohon, B:pembanding (rutin))

Tabel VII. Replikasi III hasil identifikasi rutin secara KLT terhadap ekstrak etanol daun ketela pohon dengan fase diam selulosa, fase gerak BAA (4:1:5 v/v) deteksi dengan sinar UV

254 nm dan 365 nm dan jarak pengembangan 10 cm Warna Bercak

Uap Amoniak AlCl3

Nomor Bercak

Harga Rf

UV 254 nm UV 365 nm UV 365 nm

Sampel 1 0,51 Kuning Ungu Kuning Kuning Pembanding 2 0,53 Kuning Ungu Kuning Kuning

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

53

D. Kadar Timbal Darah dengan Spektroskopi Serapan Atom

Kurva baku dibuat dari la rutan standar timbal 1000 ppm produksi Merck.

Dari standar tersebut dibuat 6 seri kurva baku, yaitu 0,5 ppm; 1 ppm; 2 ppm; 4 ppm; 6

ppm; dan 8 ppm. Seri larutan baku kemudian dibaca nilai serapannya pada panjang

gelombang 283,3 nm dengan speltroskopi serapan atom.

-0,004

0

0,004

0,008

0,012

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Kadar (ppm)

Ser

apan

Gambar 15. Kurva hubungan antar absorbansi vs kadar timbal pada pengukuran kadar timbal

sebelum pemejanan timbal (Y= 1,5122.10-3X - 8,6361.10-4; r =0,999)

0

0,004

0,008

0,012

0,016

0,02

0,024

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Kadar (ppm)

Ser

apan

Gambar 16. Kurva hubungan antar absorbansi vs kadar timbal pada pengukuran kadar timbal

setelah pemejanan timbal selama 15 hari (Y= 1,8513.10-3X - 2,8387.10-4; r =0,999)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

54

0

0,004

0,008

0,012

0,016

0,02

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Kadar (ppm)

Ser

apan

Gambar 17. Kurva hubungan antar absorbansi vs kadar timbal pada pengukuran kadar timbal

setelah pemejanan timbal selama 30 hari (Y= 2,0978.10-3X - 7,0052.10-4; r =0,997)

0

0,004

0,008

0,012

0,016

0,02

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Kadar (ppm)

Ser

apan

Gambar 18. Kurva hubungan antara absorbansi vs kadar pada pengukuran kadar timbal setelah pemejanan timbal dihentikan pada hari ke-31 dan dilanjutkan dengan pemejanan

Na2CaEDTA dan ekstrak etanol daun ketela pohon pada hari ke-31 sampai hari ke-35 (Y= 2,0978.10-3X - 7,0052.10-4; r =0,997)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

55

0

0,004

0,008

0,012

0,016

0,02

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Kadar (ppm)

Ser

apan

Gambar 19. Kurva hubungan antara absorbansi vs kadar pada pengukuran kadar timbal setelah pemejanan timbal dihentikan pada hari ke-31 dan dilanjutkan dengan pemejanan

Na2CaEDTA dan ekstrak etanol daun ketela pohon pada hari ke-35 sampai hari ke-40 (Y= 2,5087.10-3X - 9,0077.10-4; r =0,998)

Pada penelitian ini, tidak dilakukan validasi metode analisis. Hal inilah yang

menjadi kelemahan dalam penelitian ini. Pada penelitian ini yang dilakukan adalah

kalibrasi (lampiran 16) dan optimasi (lampiran 17). Validitas penelitian dapat dilihat

dari nilai koefisien korelasi kurva baku, nilai koefisien variasi (KV), adanya

randomisasi dan juga adanya replikasi. Nilai koefisien korelasi menunjukkan

linearitas. Menurut Christian (2004), nilai r > 0,99 menunjukkan linearitas yang baik

antara absorbansi dan kadar. Nilai koefisien korelasi yang mendekati 1 menunjukkan

bahwa hasil uji secara langsung proporsional dengan konsentrasi (jumlah) analit

dalam sampel.

Tabel VIII. Nilai koefisien korelasi (r) dari lima kurva baku No Hari pengukuran timbal koefisien korelasi (r) 1 Hari ke-0 0,999 2 Hari ke-15 0,999 3 Hari ke-30 0,997 4 Hari ke-35 0,997 5 Hari ke-40 0,998

Dari tabel VIII dapat dilihat bahwa nilai koefisien korelasi > 0,99. Dari nilai

tersebut maka sudah memenuhi nilai r yang menurut Christian (2004).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

56

Nilai koefisien variasi menggambarkan presisi yang merupakan

keterulangan metode analisis. Nilai koefisian variasi (KV) dapat dilihat pada tabel IX.

Tabel IX. Nilai koefisien variasi (%) dari lima kali pengukuran kadar timbal dengan SSA pada empat kelompok hewan uji

Nilai Koefisien Variasi (KV) No Hari pengukuran

timbal Kelompok I Kelompok II kelompok III Kelompok IV

1 Hari ke-0 250 0 0 0 2 Hari ke-15 64,84 98,06 27,52 32,21 3 Hari ke-30 26,68 21,38 65,61 20,76 4 Hari ke-35 23,54 58,08 25,74 22,97 5 Hari ke-40 25,03 19,28 111,4 0

Keterangan : Kelompok I : kontrol negatif (aquadest) Kelompok II : kontrol positif (timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o.) Kelompok III : perlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o dan Na2CaEDTA dosis 189

mg/kgBB/hari i.m. Kelompok IV : perlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o, Na2 CaEDTA dosis 189

mg/kgBB/hari i.m dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800 mg/kgBB/hari p.o.

Dari tabel IX dapat dilihat bahwa nilai koefisien variasi yang diperoleh

sangat beragam. Menurut Mulja dan Hanwar (2003) nilai KV untuk analit dengan

kadar 1 ppm adalah 16 %. Jika kadar analit 0,001 ppm maka nilai KV yang

diperbolehkan adalah 32 %. Nilai KV yang diperoleh dari percobaan tidak sesuai

dengan teori. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan dalam faktor fisiologis

hewan uji.

Selain itu, untuk mencapai validasi yang baik dilakukan randomisasi pada

saat pengelompokkan hewan uji dan juga dilakukan replikasi pada tiap kelompok

yaitu sebanyak 7 replikasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

57

Dari hasil pembacaan spektroskopi serapan atom maka akan diperoleh rata-

rata kadar setiap sampel yang diukur (kadar terukur). Untuk mendapatkan nilai kadar

yang sebenarnya (kadar terhitung), kadar terukur dimasukkan dalam persamaan (12).

Dari hasil pembacaan SSA maka akan diperoleh rata-rata kadar setiap

sampel yang diukur (kadar terukur). Untuk mendapatkan nilai kadar yang sebenarnya

(kadar terhitung), kadar terukur dinasukkan dalam persamaan (12) sehingga diperoleh

data dalam tabel X.

Tabel X. Nilai rata-rata, standar deviasi kadar timbal darah serta perbedaan secara bermakna terhadap kelompok I (kontrol negatif)

SDx ± Kelompok hewan uji

Hari ke_0 Hari ke_15 Hari ke_30 Hari ke_35 Hari ke_40 Kelompok

I 0,265 ± 0,649 9,667 ± 6,272 3,710 ± 0,986 16,648 ± 3,919 5,967 ± 1,494

Kelompok II

0,000 ± 0,000 (BTB)

31,372 ± 30,756 (BB)

12,068 ± 2,580 (BB)

27,888 ± 16,198 (BTB)

4,018 ± 0,775 (BB)

Kelompok III

0,000 ± 0,000 (BTB)

20,461 ± 5,627 (BB)

16,159 ± 10,246 (BTB)

24,471 ± 6,300 (BB)

2,149 ± 2,395 (BB)

Kelompok IV

0,000 ± 0,000 (BTB)

12,868 ± 3,813 (BTB)

17,605 ± 3,371 (BB)

40,667 ± 9,319 (BB)

0,000 ± 0,000 (BB

Keterangan : Kelompok I : Kontrol negatif (aquadest) Kelompok II : Kontrol positif (timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o.) Kelompok III : Perlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o dan Na2CaEDTA dosis 189

mg/kgBB/hari i.m. Kelompok IV : Perlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o, Na2CaEDTA dosis 189

mg/kgBB/hari i.m dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800 mg/kgBB/hari p.o.

BTB : berbeda tidak bermakna terhadap kontrol negatif (aquadest) BB : berbeda bermakna terhadap kontrol negatif (aquadest)

Dari tabel X dapat diketahui bahwa nilai standar deviasi yang diperoleh

cukup besar. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan yang besar pada kadar timbal

antar hewan uji dalam satu kelompok perlakuan. Perbedaan tersebut dapat disebabkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

58

dari perbedaan fungsi organ masing-masing hewan uji yang akan berpengaruh pada

farmakokinetika timbal.

Perbedaan kadar timbal antar kelompok pada hari yang sama dianalisis

dengan uji Kruskal-Wallis. Jika p < 0,05 maka terdapat perbedaan yang bermakna

pada kelompok yang diuji kemudian diilanjutkan dengan uji Mann-Whitney. Jika p >

0,05 maka terdapat perbedaan yang tidak bermakna pada kelompok yang diuji. Selain

melalui nilai p, perbedaan bermakna atau tidak bermakna dapat dilihat pada gambar

20 sampai gambar 26.

Kelompok IVKelompok IIIKelompok IIKelompok I

Hari Pengukuan kadar timbal

2.00

1.00

0.00

-1.00Mea

n K

adar

tim

bal

seb

elu

m p

emej

anan

tim

bal

Error bars: +/- 2.00 SD

Gambar 20. Histogram rata-rata kadar timbal ± Standar Deviasi (SD) pada pengukuran kadar timbal sebelum pemejanan timbal (kelompok I:kontrol negatif (aquadest), kelompok II: kontrol

positif (timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o.), kelompok III: perlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o dan Na2CaEDTA dosis 189 mg/kgBB/hari i.m., kelompok IV: perlakuan timbal dosis

0,5 g/kg BB/hari p.o, Na2CaEDTA dosis 189 mg/kgBB/hari i.m dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800 mg/kgBB/hari p.o.)

Dari Gambar 20 dapat diketahui bahwa perbedaan tidak bermakna dijumpai

antar kelompok pada pengukuran timbal hari ke-0. Pada kelompok kontrol negatif

(aquadest) diperoleh rata-rata kadar timbal adalah 0,265. Kadar tersebut berbeda tidak

bermakna jika dibandingkan dengan kelompok perlakuan yang lain (p = 0,393).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

59

Perbedaan tidak bermakna juga dijumpai pada kelompok kontrol positif, timbal-

Na2CaEDTA serta pada kelompok timbal-Na2CaEDTA dilanjutkan dengan ekstrak

etanol daun ketela pohon dengan kadar timbal 0 ppm pada semua hewan uji. Hal ini

menunjukkan bahwa pengendalian makanan dan minuman pada saat persiapan hewan

uji berpengaruh pada kadar timbal dalam darah. Dari gambar 20 dapat dilihat adanya

variansi yang besar antara hewan uji pada kelompok kontrol negatif. Hal ini

disebabkan karena adanya perbedaan fungsi organ pada hewan uji.

Kelompok IVKelompok IIIKelompok IIKelompok I

Hari Pengukuan kadar timbal

100.00

80.00

60.00

40.00

20.00

0.00

-20.00

-40.00

Mea

n K

adar

tim

bal

set

elah

pem

ejan

an ti

mb

al s

elam

a 15

hari

Error bars: +/- 2.00 SD

Gambar 21. Histogram rata-rata kadar timbal ± Standar Deviasi (SD) pada pengukuran kadar

timbal setelahj pemejanan timbal selama 15 hari (kelompok I:kontrol negatif (aquadest), kelompok II: kontrol positif (timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o.), kelompok III: perlakuan timbal

dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o dan Na2CaEDTA dosis 189 mg/kgBB/hari i.m., kelompok IV: perlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o, Na2CaEDTA dosis 189 mg/kgBB/hari i.m

dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800 mg/kgBB/hari p.o.)

Hasil uji statistik dengan Kruskal-Wallis menunjukkan adanya perbedaan

pada kadar timbal hari ke-15 (p = 0,018). Dari gambar 21 dan melalui analisis dengan

uji Mann-Whitney, dapat diketahui perbedaan bermakna dijumpai pada kelompok

kontrol negatif dengan kontrol positif (p = 0,028), kontrol negatif dengan timbal-

Na2CaEDTA (p = 0,015). Perbedaan kadar timbal tersebut menunjukkan bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

60

sudah terjadi akumulasi timbal dalam darah akibat pemejanan timbal selama 15 hari.

Perbedaan yang lain terdapat antara kelompok timbal-Na2CaEDTA dengan timbal-

Na2CaEDTA dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon (p = 0,046).

Perbedaan tersebut disebabkan karena adanya perbedaan fungsi organ pada masing-

masing hewan uji. Perbedaan fungsi organ akan mempengaruhi farmakokinetika

timbal. Rata-rata kadar timbal tertinggi terdapat pada kelompok kontrol positif. Hal

ini dapat disebabkan karena pada heewan uji pada kelompok kontrol positif memiliki

kemampuan absorbsi timbal yang tinggi dan atau kemampuan eliminasi yang rendah

bila dibandingkan dengan kelompok perlakuan yang lain.

Kelompok IVKelompok IIIKelompok IIKelompok I

Hari Pengukuan kadar timbal

25.00

20.00

15.00

10.00

5.00

0.00

-5.00

Mea

n K

adar

tim

bal

set

elah

pem

ejan

an ti

mb

al s

elam

a 30

hari

Error bars: +/- 2.00 SD

Gambar 22. Histogram rata-rata kadar timbal ± Standar Deviasi (SD) pada pengukuran kadar

timbal setelah pemejanan timbal selama 30 hari (kelompok I:kontrol negatif (aquadest), kelompok II: kontrol positif (timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o.), kelompok III: perlakuan timbal

dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o dan Na2CaEDTA dosis 189 mg/kgBB/hari i.m., kelompok IV: perlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o, Na2CaEDTA dosis 189 mg/kgBB/hari i.m

dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800 mg/kgBB/hari p.o.)

Uji Kruskal-Wallis menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna pada

kadar timbal hari ke-30 (p = 0,001). Uji Mann-Whitney menunjukkan perbedaan

bermakna antara kelompok kontrol negatif dengan kontrol positif (p = 0,006),

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

61

kontrol negatif dengan timbal-Na2CaEDTA dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun

ketela pohon (p = 0,004), timbal-Na2CaEDTA dengan timbal-Na2CaEDTA

dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon (p =0,004). Perbedaan antara

kelompok kontrol negatif dengan positif dan kontrol negatif dengan timbal-

Na2CaEDTA dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon menunjukkan

bahwa akumulasi timbal pada kelompok yang dipejani timbal lebih besar daripada

kelompok yang tidak dipejani timbal. Perbedaan antara timbal-Na2CaEDTA dengan

timbal-Na2CaEDTA dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon disebabkan

karena adanya perbedaan fungsi organ pada masing-masing hewan uji. Hal ini akan

mempengaruhi farmakokinetika timbal. Hewan uji pada kelompok timbal-

Na2CaEDTA memiliki kadar rata-rata kadar timbal lebih rendah dibandingkan

kelompok timbal-Na2CaEDTA dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon.

Hal ini disebabkan karena hewan uji pada kelompok timbal-Na2CaEDTA memiliki

kemampuan absorpsi timbal yang rendah dan atau eliminasi yang tinggi. Mean kadar

timbal antara kelompok kontrol positif dengan kelompok timbal-Na2CaEDTA tidak

berbeda bermakna (p = 0,123). Hal ini disebabkan hewan uji pada kedua kelompok

tersebut memiliki kemampuan absorpsi yang hampir sama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

62

Kelompok IVKelompok IIIKelompok IIKelompok I

Hari Pengukuan kadar timbal

60.00

40.00

20.00

0.00

Mea

n K

adar

tim

bal

set

elah

pem

ejan

an ti

mb

al s

elam

a 35

hari

Error bars: +/- 2.00 SD

Gambar 23. Histogram rata-rata kadar timbal ± Standar Deviasi (SD) pada pengukuran kadar timbal setelah pemejanan timbal dihentikan pada hari ke-31 dan dilanjutkan dengan pemejanan Na2CaEDTA dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon pada hari ke-31 sampai hari ke-35 (kelompok I:kontrol negatif (aquadest), kelompok II: kontrol positif (timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o.), kelompok III: perlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o dan Na2CaEDTA dosis 189 mg/kgBB/hari i.m., kelompok IV: perlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o, Na2CaEDTA

dosis 189 mg/kgBB/hari i.m dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800 mg/kgBB/hari p.o.)

Pada hari ke-31 sampai hari ke-40 diberikan ekstrak etanol daun ketela

pohon setelah pemberian Na2CaEDTA. Dosis ekstrak etanol daun ketela pohon yang

digunakan adalah 800 mg/kgBB (Adimunca, 1998). Dosis ini dipilih karena memiliki

kemampuan menghambat kerusakan sel hati. hati merupakan organ yang berfungsi

sebagai penawar racun. Jika kerusakan sel hati dapat dihambat maka hati dapat

menjalankan fungsinya sebagai penawar racun. Kemampuan dalam menghambat

kerusakan sel hati diduga juga mampu melindungi hati dari keracunan timbal melalui

mekanisme khelasi.

Rata-rata kadar timbal pada pengukuran kadar timbal hari ke-35 setelah

pemejanan timbal dihentikan pada hari ke-31 kemudian dilanjutkan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

63

pemejanan Na2CaEDTA dan ekstrak etanol daun ketela pohon selama 5 hari

meningkat pada semua kelompok perlakuan.

Rata-rata kadar timbal pada kelompok kontrol negatif meningkat karena

pada kontrol negatif (aquadest) juga mengandung timbal. Setelah t ½ eliminasi di

darah (25-30 hari), maka timbal dari jaringan akan dilepaskan. Jumlah timbal yang

dilepaskan jaringan sangat tinggi sedangkan yang dieliminasi lebih rendah sehingga

meningkatkan kadar timbal dalam darah.

Pada kelompok kontrol positif, peningkatan rata-rata kadar timbal

disebabkan karena setelah 25-30 hari maka timbal di dalam darah akan tereliminasi.

Tereliminasinya timbal di dalam darah akan menyebabkan timbal di dalam jaringan

dilepaskan untuk menjaga keseimbangan kadar timbal antara darah dan jaringan.

Kenaikan rata-rata kadar timbal pada hari ke-35 juga terjadi pada kelompok

timbal-Na2CaEDTA. Mekanisme kerja Na2CaEDTA dalam mengkhelat timbal dapat

dilihat pada gambar 26.

Na O C

O

CH2

N

H2C

C O

Ca

O C

CH2

N

O

H2CCH2

H2C C O

O

Na

O

+ Pb2+

+ Ca2+

Na O C

O

CH2

N

H2C

C O

Pb

O C

C H2

N

O

H2CCH2

H2C C O

O

Na

O

Na2CaEDTA Kompleks Na2CaEDTA dan timbal

Gambar 24.Mekanisme pengkhelatan timbal (2+) oleh Na2CaEDTA

Na2CaEDTA akan berikatan dengan Pb2+ pada pH cairan tubuh membentuk

kompleks (khelat) tidak terion yang larut air dan lebih stabil. Kalsium pada

Na2CaEDTA akan digantikan oleh timbal dan membentuk molekul yang lebih stabil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

64

dan kurang toksik sehingga mudah diekskresikan melalui ginjal dan timbal dapat

dihilangkan dari plasma, saluran gastrointestinal, jaringan lunak dan lapisan tulang.

Sumber utama timbal yang dikhelat oleh Na2CaEDTA adalah dari tulang.

Penggunaan Na2CaEDTA selama 5 hari belum optimal dalam mengkhelat timbal.

Pada kelompok timbal-Na2CaEDTA dilanjutkan dengan ekstrak etanol

daun ketela pohon terjadi kenaikan rata-rata kadar timbal pada hari ke-35 yang paling

besar jika dibandingkan kelompok perlakuan yang lain. Mekanisme pengkhelatan

timbal oleh Na2CaEDTA dapat dilihat pada gambar 24. Kenaikan rata-rata kadar

timbal disebabkan karena penggunaan Na2CaEDTA seperti penjelasan di atas.

Penggunaan ekstrak etanol daun ketela pohon yang diduga mampu membantu

menurunkan kadar timbal jika diberikan setelah Na2CaEDTA selama 5 hari ternyata

belum optimal dalam menurunkan kadar timbal di darah. Pada ekstrak etanol daun

ketela pohon terdapat zat aktif yang diduga mampu mengkelat timbal dengan

membentuk kompleks dengan timbal. Zat aktif tersebut adalah rutin. Rutin termasuk

flavonoid golongan flavonol yang mempunyai tempat pembentukan kompleks yaitu

antara gugus hidroksi posisi 5 dan gugus karbonil pada atom C nomor 4 (gambar 25).

Kompleks timbal (II) dan rutin relatif stabil dengan perbandingan timbal : rutin (1:2)

(Radovic dan Male šev,1985). Mekanisme pembentukan kompleks antara rutin dengan

ion dapat dilihat pada gambar 25.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

65

OHO

O O

0

OH

OH

ramnoglukosil

Pb

OO

OHO

O

HO

HO

ramnoglukosil

Gambar 25.Kompleks rutin dengan ion timbal

Uji Mann-Whitney pada kadar timbal hari ke-35 menunjukkan bahwa

terjadi perbedaan bermakna antara kelompok kontrol negatif dengan kelompok

timbal-Na2CaEDTA (p = 0,010), kontrol negatif dengan timbal-Na2CaEDTA

dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon (p = 0,040). Selain itu,

perbedaan bermakna juga terjadi antara kelompok timbal-Na2CaEDTA dengan

kelompok timbal-Na2CaEDTA dilanjtukan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon

(p = 0,010). Kadar timbal kelompok timbal-Na2CaEDTA dilanjutkan dengan ekstrak

etanol daun ketela pohon jauh lebih tinggi dibandingkan kadar timbal kelompok

timbal-Na2CaEDTA. Hal ini disebabkan karena ekstrak etanol daun ketela pohon

diduga mempunyai kemampuan dalam membantu pelepasan timbal dari jaringan.

Pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon setelah Na2CaEDTA menyebabkan

terjadinya peningkatan rata-rata kadar timbal yang lebih besar jika dibandingkan

dengan penggunaan Na2CaEDTA tanpa pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

66

Kelompok IVKelompok IIIKelompok IIKelompok I

Hari Pengukuan kadar timbal

10.00

8.00

6.00

4.00

2.00

0.00

-2.00

-4.00

Mea

n K

adar

tim

bal

set

elah

pem

ejan

an ti

mb

al s

elam

a 40

hari

Error bars: +/- 2.00 SD

Gambar 26. Histogram rata-rata kadar timbal ± Standar Deviasi (SD) pada pengukuran kadar timbal setelah pemejanan timbal dihentikan pada hari ke-31 dan dilanjutkan dengan pemejanan Na2CaEDTA dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon pada hari ke-35sampai hari ke-40 (kelompok I:kontrol negatif (aquadest), kelompok II: kontrol positif (timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o.), kelompok III: perlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o dan Na2CaEDTA dosis 189 mg/kgBB/hari i.m., kelompok IV: perlakuan timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o, Na2CaEDTA

dosis 189 mg/kgBB/hari i.m dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800 mg/kgBB/hari p.o.)

Rata-rata kadar timbal pada pengukuran kadar timbal hari ke-40 setelah

pemejanan timbal dihentikan pada hari ke-31 dan dilanjutkan dengan pemejanan

Na2CaEDTA selama 10 hari dari hari ke-31 sampai hari ke-40 menurun pada semua

kelompok perlakuan. Penurunan kadar timbal ini berhubungan dengan t ½ eliminasi

timbal di darah yaitu 25 hari. Penurunan rata-rata kadar timbal pada kelompok

kontrol positif lebih besar dibandingkan penurunan rata-rata kadar timbal pada

kelompok kontrol negatif. Hal ini disebabkan karena hewan uji pada kelompok

kontrol negatif memiliki kemampuan eliminasi timbal yang lebih tinggi. Perbedaan

antara kedua kelompok tersebut menunjukkan perbedaan yang bermakna (p = 0,028).

Rata-rata kadar timbal pada kelompok timbal-Na2CaEDTA menunjukkan perbedaan

yang bermakna terhadap kontrol negatif (p = 0,015) maupun kontrol positif (p =

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

67

0,042). Rata-rata kadar timbal pada kelompok timbal-Na2CaEDTA lebih rendah

dibandingkan rata-rata kadar timbal pada kelompok kontrol positif. Hal ini

menunjukkan bahwa pemejanan Na2CaEDTA sebagai pengkhelat timbal mampu

menurunkan kadar timbal darah dengan mengkhelat timbal dan meningkatkan

eliminasi timbal melalui urin. Mekanisme pengkhelatan timbal oleh Na2CaEDTA

dapat dilihat pada gambar 26. Rata-rata kadar timbal pada kelompok timbal-

Na2CaEDTA dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon memiliki

perbedaan yang bermakna dengan kelompok kontrol negatif (p = 0,02), kontrol

positif (p = 0,003) dan kelompok timbal-Na2CaEDTA (p = 0,05). Rata-rata kadar

timbal pada kelompok timbal-Na2CaEDTA dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun

ketela pohon lebih rendah jika diband ingkan dengan kelompok kontrol negatif,

kontrol positif maupun kelompok timbal-Na2CaEDTA. Hal ini menunjukkan bahwa

pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon setelah pemberian Na2CaEDTA

mempunyai kemampuan yang lebih besar dalam penurunan kadar timbal

dibandingkan bila tanpa ekstrak etanol daun ketela pohon. Mekanisme pembentukan

kompleks antara rutin dengan ion timbal dapat dilihat pada gambar 25.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

68

Perbedaan bermakna maupun tidak bermakna natar kelompok terlakuan

dapat dilihat pada tabel XI.

Tabel XI. Hubungan perbedaan antar kelompok perlakuan baik berbeda secara bermakna maupun berbeda secara tidak bermakna

Kelompok I Kelompok II Kelompok III Kelompok IV Hari pengukuran Hari pengukuran Hari pengukuran Hari pengukuran

Kelompok hewan uji

0 15 30 35 40 0 15 30 35 40 0 15 30 35 40 0 15 30 35 40 Kelompok

I B T B

B B

B B

B T B

B B

B T B

B B

B B

B B

B B

B T B

B T B

B B

B B

B B

Kelompok II

B T B

B B

B B

B T B

B B

B T B

B T B

B T B

B T B

B B

B T B

B T B

B B

B T B

B B

Kelompok III

B T B

B B

B T B

B B

B B

B T B

B T B

B T B

B T B

B B

B T B

B B

B B

B B

B B

Kelompok IV

B T B

B T B

B B

B B

B B

B T B

B T B

B B

B T B

B B

B T B

B B

B B

B B

B B

Keterangan : Kelompok I : Kontrol negatif (aquadest) Kelompok II : Kontrol positif (timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o.) Kelompok III : Kontrol timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o dan Na2CaEDTA dosis 189

mg/kgBB/hari i.m. Kelompok IV : Kontrol timbal dosis 0,5 g/kg BB/hari p.o, Na2CaEDTA dosis 189

mg/kgBB/hari i.m dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800 mg/kgBB/hari p.o.

BTB : berbeda tidak bermakna BB : berbeda bermakna

Perbedaan kebermaknaan kadar timbal pada hari pengukuran yang berbeda

pada kelompok perlakuan yang sama dapat diketahui dengan uji Friedmann. Jika nilai

p < 0,05 berarti ada perbedaan yang bermakna pada kelompok tersebut. Umtuk

mengetahui pada hari yang mana perbedaan secara bermakna dijumpai, maka

dilanjtukan dengan uji Wilcoxon.

Dari hasil uji Friedmann pada kelompok kontrol negatif dapat diketahui

adanya perbedaan kadar timbal yang bermakna pada hari yang berbeda

(p = 0,000). Perbedaan yang bermakna ditemukan pada pengukuran kadar timbal hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

69

ke-0 dan hari ke-15 (p = 0,028), hari ke-0 dan hari ke-30 (p = 0,028), hari ke-0 dan

hari ke-35 (p = 0,028), hari ke-0 dan hari ke-40 (p = 0,28), hari ke-15 dan hari ke-30

(0,028), hari ke-15 dan hari ke-35 (p = 0,028), hari ke-30 dan hari ke-35 (p = 0,028),

hari ke-30 dan hari ke-40 (p = 0,046), hari ke-35 dan hari ke-40 (p = 0,028). Hal ini

menunjukkan bahwa pemejanan aquadest sebagai kontrol negatif dapat

mempengaruhi kadar timbal darah karena pada aquadest mengandung timbal

walaupun jumlahnya sedikit. Perbedaan yang tidak bermakna dijumpai pada

pengukuran kadar timbal pada hari ke-15 dan hari ke-40. Hal ini menunjukkan bahwa

kadar timbal pada hari ke-40 hampir sama dengan kadar timbal pada hari ke-15 yang

dapat disebabkan karena t ½ eliminasi timbal di dalam darah (25-30 hari).

Uji Friedmann pada kelompok kontrol positif menunjukkan perbedaan kadar

timbal yang bermakna pada hari pengukuran yang berbeda (p = 0,001). Perbedaan

kadar timbal yang bermakna ditemukan pada pengukuran kadar timbal hari ke-0 dan

hari ke-15 (p = 0,043), hari ke-0 dan hari ke-30(p = 0,043), hari ke-0 dan hari ke-35

(p = 0,043), hari ke-0 dan hari ke-15 (p = 0,043), hari ke-15 dan hari ke-40 (p =

0,043), hari ke-30 dan hari ke-35 (p = 0,043), hari ke-30 dan hari ke-40 (p = 0,043),

hari ke-35dan hari ke-40 (p = 0,043). Perbedaan secara bermakna tersebut

menunjukkan bahwa penghentian pemejanan timbal akan berpengaruh pada kadar

timbal di dalam darah. Perbedaan yang tidak bermakna ditemukan pada pengukuran

kadar timbal hari ke hari ke-15 dan hari ke-30 (p = 0,138). Hal ini menunjukkan

bahwa ada batas maksimal timbal yang dapat berada di dalam darah. Perbedaan yang

tidak bermakna yang lain ditemukan pada hari ke-15 dan hari ke-40 (p = 0,686). Hal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

70

ini menunjukkan bahwa pada hari ke-35 kadar timbal mulai turun mendekati kadar

timbal hari ke-15.

Pada kelompok timbal-Na2CaEDTA terdapat perbedaan yang bermakna

(p = 0,000). Perbedaan bermakna dijumpai pada pengukuran kadar timbal hari ke-0

dan hari ke-15 (p = 0,018), hari ke-0 dan hari ke-30 (p = 0,018), hari ke-0 dan hari ke-

35 (p = 0,018), hari ke-0 dan hari ke-40 (p = 0,028), hari ke-15 dan hari ke-30 (p =

0,018), hari ke-15 dan hari ke-40 (p = 0,018), hari ke-30 dan hari ke-35 (p = 0,018),

hari ke-30 dan hari ke-40 (p = 0,028), hari ke-35 dan hari ke-40 (p = 0,018).

Perbedaan kadar timbal yang berbeda tidak bermakna ditemukan pada hari ke-15 dan

hari ke-35 (p = 0,176). Pada kelompok perlakuan ini., kadar timbal antara hari ke-0

dan hari ke-35, hari ke-0 dan hari ke-40 berbeda secara bermakna. Hal ini

menunjukkan bahwa Na2CaEDTA belum mampu menurunkan kadar timbal secara

optimal seperti kadar timbal di hari ke-0 sebelum timbal dipejankan.

Pada kelompok timbal-Na2CaEDTA dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun

ketela pohon menunjukkan perbedaan yang bermakna (p = 0,000) dengan uji

Friedmann. Uji Wilcoxon menunjukkan bahwa perbedaan bermakna terjadi pada hari

ke-0 dan hari ke-15 (p = 0,028), hari ke-0 dan hari ke-30 (p = 0,028), hari ke-0 dan

hari ke-35 (p = 0,028), hari ke-15 dan hari ke-30 (p = 0,028), hari ke-15 dan hari

ke-35 (p = 0,028), hari ke-15 dan hari ke-40 (p = 0,028), hari ke-30 dan hari ke-35

(p = 0,028), hari ke-35 dan hari ke-40 (p = 0,028). Perbedaan yang tidak bermakna

dijumpai pada hari ke-0 dan hari ke-40 (p = 1,000). Hal ini menunjukkan bahwa

pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon setelah Na2CaEDTA dapat menurunkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

71

kadar timbal sehingga kadar timbal darah menjadi tidak berbeda dengan kadar timbal

pada hari ke-0.

Profil farmakokinetika timbal dapat dilihat pada Gambar 27.

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

0 5 10 15 20 25 30 35 40

Hari Pengukuran

mea

n K

adar

Tim

bal D

arah

(pp

m)

Kontrol negatif aquadest Kontrol positif Pb

Kelompok Pb+Na2CaEDTA Kelompok Pb+Na2CaEDTA+ekstrak etanol daun ketela pohon

Gambar 27. Profil farmakokinetika timbal pada pengukuran kadar timbal sebelum pemejanan

timbal (hari ke-0), setelah pemejanan timbal selama 15 hari dan 30 hari, penghentian pemejanan timbal pada hari ke-31 dilanjutkan deng an pemejanan Na2CaEDTA

selama 10 hari (hari ke-31 sampai hari ke-40)

Dari gambar 27. dapat dilihat bahwa pada hari ke-0 sampai hari ke-15 (pra

kondisi) terjadi kenaikan kadar timbal pada semua kelompok. Pada kelompok kontrol

negatif kenaikan disebabkan karena adanya timbal dalam aquadest. Pada hari ke-15

sampai hari ke-30 terjadi penurunan pada kelompok kontrol negatif (aquadest),

kontrol timbal dan kelompok timbal-Na2CaEDTA yang dapat disebabkan karena

menurunnya absorbsi timbal dan atau meningkatnya eliminasi timbal. Perbedaan

profil kadar timbal pada hari ke-15 sampai hari ke-30 terjadi pada kelompok timbal-

Na2CaEDTA dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon. Peningkatan

kadar timbal tersebut dapat disebabkan karena meningkatnya absorpsi timbal dan atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

72

menurunnya eliminasi timbal. Kedua hal tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor

fisiologis masing-masing hewan uji. Pada hari ke-35 kadar timbal meningkat pada

semua kelompok perlakuan. Hal ini disebabkan karena penghentian pemaparan

timbal akan menyebabkan bebasnya timbal dalam jaringan. Peningkatan kadar timbal

tersebut belum mampu diatasi oleh Na2CaEDTA dan ekstrak etanol daun ketela

pohon. Pada hari ke-35 sampai ke-40, penurunan kadar timbal terjadi pada semua

kelompok. Pada hari ke-40, kadar timbal pada kelompok timbal-Na2CaEDTA lebih

rendah daripada kelompok kontrol timbal. Hal ini menunjukkan bahwa Na2CaEDTA

mampu mengkelat timbal sehingga kadar timbal dapat turun. Selain itu, kadar timbal

kelompok timbal-Na2CaEDTA dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon

lebih rendah daripada kelompok timbal-Na2CaEDTA. Hal ini menunjukkan bahwa

terapi pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon setelah Na2CaEDTA dan

memiliki kemampuan yang lebih besar dalam menurunkan kadar timbal di dalam

darah. Dari gambar 27. dapat dilihat bahwa kemiringan garis pada kelompok yang

diberi ekstrak etanol daun ketela pohon lebih kecil dibandingkan pada kelompok

tanpa diberi ekstrak etanol daun ketela pohon. Hal ini diduga karena pada kelompok

yang diberi ekstrak etanol daun ketela pohon, laju eliminasi timbal lebih cepat

dibandingkan pada kelompok yang tidak diberi ekstrak etanol daun ketela pohon.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

73

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon (Manihot utillissima Pohl) dengan

dosis 800 mg/kgBB p.o. setelah Na2CaEDTA dapat menurunkan kadar timbal

dalam darah tikus betina.

2. Lama waktu pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon setelah Na2CaEDTA

yang dapat menurunkan kadar timbal adalah 10 hari.

B. Saran

1. Pemejanan timbal dengan dosis 0,5 g/kgBB/oral/hari/ekor mencapai kadar toksik

yang membutuhkan terapi khelasi pada hari ke-15 sehingga jika akan dilakukan

penelitian yang berhubungan dengan pemberian khelasi, maka pemejanan timbal

dengan dosis 0,5 g/kgBB/oral/hari/ekor cukup diberikan selama 15 hari.

2. Pada peneilitian dengan metode yang sama, perlu dilakukan validasi metode

tentang pengukuran kadar timbal dalam darah dengan menggunakan SSA.

3. Penurunan kadar timbal dalam darah dapat disebabkan oleh zat lain yang terdapat

dalam daun ketela pohon. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut

tentang pengaruh fraksi dan isolat rutin terhadap penurunan kadar timbal.

4. Profil farmakokinetika rutin perlu diteliti lebih anjut untuk mengetahui frekuensi

pemberian yang sesuai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

DAFTAR PUSTAKA

Adimunca, C., 1998, Diinduksi Karsinogen Nitrosamin, http://digilib.litbang.depkes.go.id, diakses tanggal 12 Maret 2008

Anonim, 1980, Health Protection Branch Laboratories : Determination of Lead and Cadmium in Foods by Atomic Absorption Spectrophotometry, Bureau of Chemical Safety, Ottawa

Anonim, 1986, Sediaan Galenik, Edisi I, 2-4, 7, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Anonim, 1989, Materia Medika Indonesia, Jilid V, XV-XXII, Departemen Kesehatan RI, Jakarta

Anonim, 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, 3-9, Cetakan I,

4-9, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta Anonim, 2004b, A to Z Drugs Facts, 5th edition, 518-519, Wolters Kluwen Health

Inc., Missouri.

Anonim, 2005a, Lead Poisoning (Plumbism),

http://www.merck.com/mmpe/sec21/ch326/ch326j.html?qt=lead toxicity, diakses tanggal 10 November 2005

Anonim, 2005b, Tanaman Obat Indonesia: Ubi Kayu, www.iptek.net.id, diakses

tanggal 26 Februari 2008

Anonim, 2006a, Perkin Elmer 30303B Atomic Absorption Spectrophotometer, http://www.colgate.edu, diakses tanggal 24 September 2007.

Anonim, 2006b, Atomic Absorption Spectroscopy, http://www.zal.tu-

cottbus.de/zal/prakt/aas.htm, diakses tanggal 20 Oktober 2007. Anonim, 2007a, Edetate Calcium Disodium [Antidote] , http://www.enh.org, diakses

tanggal 1 Januari 2007 Anonim, 2007b, Lead, http://encyclopedia.thefreedictionary.com/lead, diakses

tanggal 3 Januari 2007 Anonim, 2007c, Lead, http://www.answers.com, diakses tanggal 3 Januari 2007

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

75

Anonim, 2007d, http://en.wikipedia.org/wiki/Atomic_spectroscopy, diakses tanggal 24 September 2007

Anonim, 2007e, Toxicity of Lead,

http://www.phyles.ge.crn.it/htmling/toxicityoflead.html, diakses tanggal 25 Agustus 2007.

Anonim, 2007f, The United States Pharmacopeia 30 The National Formulary 25,

Vol II, 2748-2751, United States Pharmacopeal Convention, inc., New York Anonim, 2008a, Calcium Disodium Versenate Injection (3M),

http://wwww.drugs.com/pdr/edetate-calcium-disodium.html, diakses tanggal 5 Juli 2007.

Anonim, 2008b, Rutin, www.phytochemicals.info.htm, diakses tanggal 11 April

2008 Bassett,J., Denney, R.C., Jeffery, G.H., Mendham, J., 1994, Vogel’s Textbook of

Quantitative Inorganic Analysis Including Elementary Instrumental Analysis, edisi 4, 942, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Broekaert, J., 2002, Analytical Atomic Spectrometry with Flames and Plasmas,

148,158-161,164, Wiley-Vch Verlag GmbH, Germany. Cham, Lee, Lam dan Zhang, 2004, Analytical Method Validation and Instrument

Performance Veriification (Monograph on CD-ROM), Wiley-Interscience, Canada

Christian, G. D., 2004, Analytical Chemistry, 107, Edisi 6, John Wiley, United States

America Clarkson, T.W., 1987, Metal Toxicity in the Central Nervous System : Environmental

Health Perspectives, Vol. 75, 59-64. Darmono, 1995, Logam Dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup, 62-64, 96-97, UI

Press, Jakarta Dollery, C., 1999, Therapetic Drugs, Volume1, Edisi 2, E1-E2, Chuechill

Livingstone, Edinburgh

Donatus, I. A., 1997, Penanganan dan Pertolongan Pertama Keracunan Bahan Berbahaya, 1, Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

76

Gao, Z., Xu H., Huang, K., 2005,

http://www.springerlink.com/content/h27q3u8525173248/fulltext.pdf, diakses tanggal 23 Oktober 2007

Goldstein, B.D. and Kiper, H.M., 1994, Hematologic Disorder In Levy and Wegman

(eds): Occupational Health Recognizing and Preventing work-Related Disease,3rd ed., Little Brown and Company, United State of America.

Gritter, R.J., Bobbit, J.M, Schwarting, A.E, 1985, Introduction to chromatography,

diterjemahkan oleh Kosasih, edisi II, 1,6,107-155, Penerbit ITB, Bandung Hariono, B., 2005, Efek Pemberian Plumbum (Timah Hitam) Anorganik pada Tikus

Putih (Rottus norvegicus), http://jvs.ugm.ac.id/pdf/vol232/Bambang.pdf. diakses tanggal 4 Oktober 2007

Harmita, 2004, Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya, 5-

7, 8, Departemen Farmasi FMIPA UI, Depok, Jakarta Hartari, A.E., 1997, Isolasi Rutin Dari Daun Singkong (Manihot utillisima Pohl.,

Euporbiaceae) Sebagai Antiagregasi Platelet, http://fa.lib.itb.ac.id/go.php?id=jbptitbfa-gdl-s1-1997-agustineer 571&width=150, diakses tanggal 29 September 2007

Katrina, 2006, Lead-Pb, An Internet Hotlist on Lead, http://www.epa.gov/lead,

diakses tanggal 20 Agustus 2007. Katzung, B. G., 2004, Farmakologi Dasar dan Klinik, 428-429, EGC, Jakarta Kehoe, R.A., 1965, The Metabolism of Lead in Man in Health and Disease, Lecture

II, 24: 101-120; 129-143, J. Roy. Jnst. Pub. Health Hyg., United State of America.

Khopkar, 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, 274-283, Airlangga Press, Surabaya.

Olson, K.R., 2006, Poisoning and Drug Overdose, 5th edition, 446-448, McGraw-

Hill, California. Levinson, R., 2006, Modern Chemical Techniques, The Royal Society of Chemistry,

:Atomic Absorption Spectrometry, www.chemsoc.org/ pdf/LearnNet/rsc/ AA_txt.pdf. Diakses 4 Januari 2007 .

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

77

Lu, F.C., 1995, Toksikologi Dasar: Asas, Organ Sasaran, dan Penilaian Resiko, diterjemahkan oleh Edi Nugroho, Ed. 2, 358-360, UI Press, Jakarta.

Markham, K.R., 1988, Cara Mengidentifikasi Flavonoid, 15-53, Penerbit ITB,

Bandung Miletic, G.Z., Mitic, S.S. dan Kostic, D.A., 2002, Metal Ion-Flavonoid Association,

diakses tanggal 23 November 2007 Mulja, H.M., Hanwar, D., 2003, Prinsip-Prinsip Cara Berlaboratorium yang Baik

(Good Laboratory Practise), Majalah Farmasi Indonesia Airlangga, Vol III, No 2, 71-76

Mulja dan Suharman, 1995, Analisis Instrumental, 6-11,26-28, 32, 34, 102, Airlangga

University Press, Surabaya. Mutschler, E., 1991, Dinamika Obat, 736-739, Penerbit ITB, Bandung. Nazir, Moh., 2005, Metode Penelitian, 222-226, Ghalia Indonesia, Bogor Nordberg, G., 1998, Metal: Chemical Properties and Toxicology, Encyclopedia of

Occupational Health and Safety, ILO, Geneva Palar, H., 1994, Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat, Rineka Cipta, Jakarta. Price, W.J., 1972, Analytical Atomic Absorption Spectrometry, 8-15,19-22, Heyden

and Son LTD, New York. Radovic, Z. dan Malešev, D., 1985, Spectrophotometric Investigation of The

Complex of Lead 2+ and Rutin, http://www.springerlink.com/content/h27q3u8525173248/summary, diakses tanggal 23 September 2007

Riyanto, S., 1990, Analisis Metabolit Sekunder: Flavonoid, 171-190, Universitas

Gajah Mada, Yogyakarta Rabinowitz, M.B., Wetherill, G.W., and Kopple, J.D., 1973, Lead Metabolism in The

Normal Human: Stable Isotope Studies, 182:725-727, Science, United State of America.

Rohman, Abdul, 2007, Kimia Farmasi Analisis, 229-250, Pustaka Pelajar,

Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

78

Sjamsudin, U., Suyatna, F.D., 2007, Keracunan Pb, http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/10KeracunanPb013.pdf, diakses tanggal 24 Agustus 2007.

Skoog, D.A., West,D.M., dan Holler, F.J., 1994, Analytical Chemistry : An

Introduction, sixth edition, 457, Saunders College Publishing, USA. SoczynSka-Kordala, M., BaKoeska, A., Oszmianski, J., dan Gabrielska, J., 2001,

Metal Ion-Flavonoid Association in Bilayer Phospholipid Membranes, www.cmbl.org, diakses tanggal 23 November 2007

Stahl, E., 1985, Analisis Obat Secara Kromatografi Lapis dan Mikroskopi (terjemahan), 3-17, Penerbit ITB, Bandung.

Steenis, Van, 1992, Flora untuk Sekolah Indonesia, 253-254, PT Pradnya, Jakarta Trinajstic, Nenad, 2007, Special Issue: "Structure-Property/Activity Modeling of

Polyphenols" , http://www.mdpi.org/ijms/editors-ptcc.htm, diakses tanggal 6 Oktober 2007

Vogel, A.I., 1979, Vogel: Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan

Semimikro, diterjemahkan oleh L. Setiono, A. Hadyana Pudjaatmaka, Edisi 5, 207, Kalman Media Pusaka, Jakarta.

Wahyunengsih, Fedelia, Astoro dan Putri, 2007, Daya Terapi Anti Racun Natrium-

Kalsiumedetat dan Perasan Mentimun (Cucumis sativus L.) TerhadaP Timbal

(Pb), Yogyakarta

Walter, P.J., Chalk, S., Kingston, H.M., 1998, Overview of Microwave Assisted

Sample Preparation, http://www.sampleprep.duq.edu/dir/Chapter2/biblio.htm, diakses tanggal 10 Mei 2008.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

79

Lampiran 1. Determinasi Manihot utillisima Pohl.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

80

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

81

Lampiran 2. Tanaman ketela pohon

Lampiran 3. Serbuk daun ketela pohon

Lampiran 4. Sokletasi daun ketela pohon

Lampiran 5. Hasil rendemen ekstrak Penimbangan Replikasi I Replikasi II Replikasi III

Berat serbuk (gram) 40 40 40 Berat cawan petri (gram) 94,530 94,550 94,620 Berat cawan petri+zat (gram) 101,480 101,580 101,600 Berat cawan petri+sisa (gram) 94,780 94,980 94,950 Berat ekstrak kental (gram) 6,700 6,600 6,650 % Rendemen 16,750 16,500 16,630

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

82

Lampiran 6. Bercak KLT deteksi UV 254 nm. (A) replikasi I,

(B) replikasi II, (C) replikasi III

(A)

(a : sampel; b : pembanding)

(B)

(a : sampel; b : pembanding)

a

a

b

b

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

83

(C)

(a : sampel; b : pembanding)

Lampiran 7. Bercak KLT deteksi UV 365 nm (A) replikasi I, (B) replikasi II,

(C) replikasi III

(A)

(a : sampel; b : pembanding)

a

a

b

b

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

84

(B)

(a : sampel; b : pembanding)

(C)

(a : sampel; b : pembanding)

a

a

b

b

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

85

Lampiran 8. Bercak KLT deteksi uap amoniak, AlCl3, UV 254 nm

(A) replikasi I, (B) replikasi II, (C) replikasi III

(A)

(a : sampel; b : pembanding)

(B)

(a : sampel; b : pembanding)

a

a

b

b

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

86

(C)

(a : sampel; b : pembanding)

Lampiran 9. Bercak KLT deteksi uap amoniak, AlCl3, UV 365 nm

(A) replikasi I, (B) replikasi II, (C) replikasi III

(A)

(a : sampel; b : pembanding)

a

a

b

b

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

87

(B)

(a : sampel; b : pembanding)

(C)

(a : sampel; b : pembanding)

a

a

b

b

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

88

Lampiran 10. Perhitungan konsentrasi timbal asetat

Timbal asetat 0,5 g/ kgBB diberikan secara oral.

Konsentrasi timbal asetat dihitung dengan rumus:

D x BB = C x V

Keterangan:

D = dosis timbal asetat (mg/kgBB)

BB = berat badan tikus (kg)

C = konsentrasi timbal asetat (g/mL)

V = volume larutan timbal asetat yang diberikan (mL) (½ volume

maksimalnya=5mL)

Konsentrasi larutan timbal asetat = 0,5 g/ kg BB x 200 g 2,5 mL

= 0,04 g/ mL

Lampiran 11. Tabel optimasi lama pemejanan timbal yang mencapai kadar

toksik yang membutuhkan terapi khelasi

No Kadar timbal (ppm) hari

ke-0

Kadar timbal (ppm) hari

ke-45

Selisih Kadar timbal (ppm)

Perkiraan kadar timbal hari ke-25

Perkiraan kadar timbal hari ke-30

1 2,08 6,21 4,13 2,29 2,75 2 2,18 3,78 1,60 0,89 1,07 3 0,58 3,88 3,30 1,83 2,20 4 0,98 4,60 3,62 2,01 2,41 5 1,44 4,38 2,94 1,63 1,96 6 2,80 4,87 2,07 1,15 1,38 7 2,87 3,95 1,08 0,40(*) 0,72

Keterangan : (*)belum mencapai kadar toksik yang membutuhkan terapi khelasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

89

Lampiran 12. Perhitungan dosis dan konsentrasi Na2CaEDTA

Dosis Na2CaEDTA 30 mg/kgBB (Katzung, 2004) diberikan secara intramuskular.

Dosis Na2CaEDTA pada manusia 70 kg = 2100 mg/70 kgBB.

Faktor konversi dosis manusia 70 kg ke tikus 200 g = 0,018

Dosis Na2CaEDTA pada tikus 200 g = 2100 mg/kg x 0,018

= 37,8 mg/ 200g

= 189 mg/kgBB

Konsentrasi Na2CaEDTA = 189 mg/ kgBB x 200 g 2,5 ml

= 15,12 mg/mL

Lampiran 13. Perhitungan konsentrasi ekstrak etanol daun ketela pohon

Dosis ekstrak etanol daun ketela pohon 800 mg/kgBB (Adimunca, 1998) diberikan

secara oral.

Konsentrasi ekstrak etanol daun ketela pohon = 800 mg/ kgBB x 200 g 2,5 ml

= 64mg/mL

Lampiran 14. Foto SSA Hitachi Z-8000 Polarized Zeeman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

90

Lampiran 15. Hasil kalibrasi internal SSA Hitachi Z-8000 Polarized Zeeman

1. Standar/kalibrator

Nama : Larutan standar (Cu, Cd, Cr, Mn, Ni, Pb, Zn) (Merck)

Ketelusuran : Cu, Cd, Mn, Ni, Pb, Zn

2. Pelaksanaan kalibrasi

a. Tanggal : 06-08 Agustus 2007

b. Tempat : LPPT Unit I

c. Suhu Ruangan : 260 C

d. Kelembaban : 62 %

3. Hasil kegiatan

a. Uji sensitifitas detektor

Logam Cu 5,0 ppm

Pembacaan Rata-rata 0,1266 0,1263

SD = 2,52 x 10-4

RSD = 0,20 % 0,1261 0,1263

Keterangan : Untuk kadar Cu 5,00 ppm; ketidakpastian 0,20 % b. Uji linearitas detektor

Linearitas detektor diuji dengan menggunakan konsentrasi lgam Cu 0,5-8,0 ppm

Konsentrasi Cu (ppm) Absorbansi rerata Persamaan regresi linear 0,5 0,0134

Y = 9,78.10-3X + 0,0210 r = 0,9972

1,0 0,0256 2,0 0,0509 4,0 0,0998 8,0 0,1937

16,0 0,3733 c. Uji perbandingan hasil pembacaan dan standar

Pembacaan (ppm) Standar (ppm) Koreksi 0,56 0,5 12,00 0,90 1,0 1,00 1,95 2,0 2,50 4,03 4,0 0,75 7,99 8,0 0,13

15,65 16,0 2,19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

91

Lampiran 16. Hasil Optimasi SSA Hitachi Z-8000 Polarized Zeeman untuk

pengukuran timbal (Pb)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

92

Lampiran 17. Hasil pembacaan rata-rata kadar timbal dengan menggunakan spektrofotometer serapan atom

Kurva Baku Pengukuran Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-0

Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-0 Kelompok Kontrol Negatif (Aquadest)

Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-0 Kelompok Kontrol Timbal

(Dosis 0,5 g/kgBB/hari p.o.)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

93

Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-0 Kelompok Kontrol Timbal

(Dosis 0,5 g/kgBB/hari p.o.) dan Na2CaEDTA (Dosis 189 mg/kgBB i.m.)

Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-0 Kelompok Kontrol Timbal

(Dosis 0,5 g/kgBB/hari p.o.) dan Na2CaEDTA (Dosis 189 mg/kgBB i.m.) dan Ekstrak Etanol Daun Ketela Pohon (Dosis 800 mg/kgBB/hari p.o.)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

94

Kurva Baku Pengukuran Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-15

Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-15 Kelompok Kontrol Negatif (Aquadest)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

95

Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-15Kelompok Kontrol Timbal

(Dosis 0,5 g/kgBB/hari p.o.)

Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-15 Kelompok Kontrol Timbal

(Dosis 0,5 g/kgBB/hari p.o.) dan Na2CaEDTA (Dosis 189 mg/kgBB i.m.)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

96

Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-15 Kelompok Kontrol Timbal

(Dosis 0,5 g/kgBB/hari p.o.) dan Na2CaEDTA (Dosis 189 mg/kgBB i.m.) dan Ekstrak Etanol Daun Ketela Pohon (Dosis 800 mg/kgBB/hari p.o.)

Kurva Baku dan Kadar Blangko(1) Pengukuran Kadar Timbal Dalam Darah

Hari ke-30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

97

Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-30 Kelompok Kontrol Negatif (Aquadest)

Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-30 Kelompok Kontrol Timbal

(Dosis 0,5 g/kgBB/hari p.o.)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

98

Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-30 Kelompok Kontrol Timbal

(Dosis 0,5 g/kgBB/hari p.o.) dan Na2CaEDTA (Dosis 189 mg/kgBB i.m.)

Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-30 Kelompok Kontrol Timbal

(Dosis 0,5 g/kgBB/hari p.o.) dan Na2CaEDTA (Dosis 189 mg/kgBB i.m.) dan Ekstrak Etanol Daun Ketela Pohon (Dosis 800 mg/kgBB/hari p.o.)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

99

Kurva Baku Pengukuran Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-35

Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-35 Kelompok Kontrol Negatif (Aquadest)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

100

Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-35 Kelompok Kontrol Timbal

(Dosis 0,5 g/kgBB/hari p.o.)

Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-35 Kelompok Kontrol Timbal

(Dosis 0,5 g/kgBB/hari p.o.) dan Na2CaEDTA (Dosis 189 mg/kgBB i.m.)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

101

Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-35 Kelompok Kontrol Timbal

(Dosis 0,5 g/kgBB/hari p.o.) dan Na2CaEDTA (Dosis 189 mg/kgBB i.m.) dan Ekstrak Etanol Daun Ketela Pohon (Dosis 800 mg/kgBB/hari p.o.)

Kurva Baku dan Blangko (1) Pengukuran Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-40

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

102

Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-40 Kelompok Kontrol Negatif (Aquadest)

Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-40 Kelompok Kontrol Timbal

(Dosis 0,5 g/kgBB/hari p.o.)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

103

Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-40 Kelompok Kontrol Timbal (Dosis 0,5 g/kgBB/hari p.o.) dan Na2CaEDTA (Dosis 189 mg/kgBB i.m.)

Rata-rata Kadar Timbal Dalam Darah Hari ke-40 Kelompok Kontrol Timbal

(Dosis 0,5 g/kgBB/hari p.o.) dan Na2CaEDTA (Dosis 189 mg/kgBB i.m.) dan Ekstrak Etanol Daun Ketela Pohon (Dosis 800 mg/kgBB/hari p.o.)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

104

Lampiran 18. Data kadar timbal darah kelompok perlakuan Tabel XII. Kadar timbal terlarut (ppm) dari kelompok perlakuan pada hari ke-0

Kelompok perlakuan Replikasi Kadar terukur

(ppm) Berat sampel

(gram)

Kadar sebenarnya

(ppm)

Kadar rata-rata (ppm) SD KV (%)

I

1 0,18 1,133 1,59

0,26 0,65 250

2 -0,24 1,163 0,00 3 -0,98 1,142 0,00 4 -0,87 1,109 0,00 5 -0,82 1,216 0,00 6 -0,93 1,072 0,00

II

1 -0,64 1,103 0,00

0,00

0,00

tak terhingga

2 -1,13 1,280 0,00 3 -1,10 1,062 0,00 4 -1,80 0,934 0,00 5 -2,05 1,289 0,00

III

1 -2,38 1,475 0,00

0,00

0,00

tak terhingga

2 -2,72 1,289 0,00 3 -2,83 1,397 0,00 4 -3,38 1,434 0,00 5 -3,54 1,373 0,00 6 -3,32 1,133 0,00 7 -3,76 1,435 0,00

IV

1 -0,01 1,224 0,00

0,00 0,00 tak terhingga

2 -0,39 1,165 0,00 3 -0,10 1,050 0,00 4 -0,19 1,265 0,00 5 -0,29 1,405 0,00 6 -0,07 1,373 0,00

Blanko = 0,00

Tabel XIII. Kadar timbal terlarut (ppm) dari kelompok perlakuan pada hari ke-15 Kelompok perlakuan Replikasi Kadar terukur

(ppm) Berat sampel

(gram) Kadar sebenarnya

(ppm) Kadar rata-rata (ppm) SD KV

(%)

I

1 0,69 1,038 6,65

9,67 6,27 64,84

2 1,02 0,956 10,67 3 0,51 0,825 6,18 4 0,50 0,947 5,28 5 0,76 1,038 7,32 6 2,01 0,918 21,90

II

1 1,16 0,810 7,95

31,37 30,76 98,06 2 2,63 1,186 22,17 3 5,16 0,607 85,05 4 1,99 1,246 15,97 5 1,88 0,731 25,72

III

1 2,43 1,297 18,74

20,46 5,63 27,52

2 2,32 0,715 28,26 3 2,64 1,260 20,96 4 1,46 1,267 11,52 5 2,52 0,990 25,45 6 2,04 1,261 16,18 7 3,00 1,356 22,12

IV

1 1,41 1,092 12,92

13,04 4,20 32,21

2 1,22 1,010 12,08 3 1,35 1,154 11,70 4 0,97 1,105 8,78 5 2,32 1,154 21,11 6 1,22 1,050 11,62

Blanko = 0,00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

105

Tabel XIV. Kadar timbal terlarut (ppm) dari kelompok perlakuan pada hari ke-30 Kelompok perlakuan Replikasi Kadar terukur

(ppm) Berat sampel

(gram) Kadar sebenarnya

(ppm) Kadar rata-rata

(ppm) SD KV (%)

I

1 0,34 0,963 3,53

3,71 0,99 26,68

2 0,18 0,809 2,23 3 0,31 1,004 3,09 4 0,42 0,997 4,21 5 0,51 1,008 5,06 6 0,30 0,724 4,14

II

1 0,78 0,561 13,91

12,07 2,58 21,38 2 1,08 0,904 11,94 3 0,56 0,673 8,32 4 0,99 0,884 11,20 5 1,02 0,681 14,97

III

1 1,53 1,058 14,47

7,85 5,15 65,61

2 1,26 0,923 13,65 3 0,91 0,827 11,00 4 0,64 1,121 5,71 5 0,21 0,848 2,48 6 0,52 0,943 5,51 7 0,15 0,712 2,11

IV

1 1,56 0,960 16,25

15,75 3,27 20,76

2 1,18 0,988 11,94 3 1,23 0,566 21,73 4 1,11 0,761 14,59 5 1,19 0,769 15,47 6 1,12 0,771 14,53

Blanko = 0,00

Tabel XV. Kadar timbal terlarut (ppm) dari kelompok perlakuan pada hari ke-35 Kelompok perlakuan Replikasi Kadar terukur

(ppm) Berat sampel

(gram) Kadar sebenarnya

(ppm) Kadar rata-rata (ppm) SD KV

(%)

I

1 1,25 0,615 20,34

16,65 3,919 23,34

2 1,28 1,112 11,51 3 1,31 1,105 11,85 4 1,58 0,844 18,71 5 1,96 1,013 19,34 6 1,67 0,920 18,14

II

1 1,80 1,091 16,50

27,89 16,198 58,08 2 1,76 0,911 19,32 3 1,95 0,818 23,85 4 2,03 0,867 23,42 5 2,14 0,380 56,35

III

1 2,08 0,814 25,57

24,45 6,294 25,74

2 2,22 0,884 25,13 3 2,24 0,599 37,42 4 1,97 1,018 19,36 5 2,06 1,035 19,90 6 1,96 0,985 19,89 7 1,93 0,809 23,85

IV

1 2,42 0,814 29,73

40,67 9,34 22,97

2 2,77 0,750 36,93 3 3,03 0,840 36,07 4 2,76 0,579 47,67 5 2,90 0,521 55,66 6 3,02 0,796 37,94

Blanko = 0,00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

106

Tabel XVI. Kadar timbal terlarut (ppm) dari kelompok perlakuan pada hari ke-40 Kelompok perlakuan Replikasi Kadar terukur

(ppm) Berat sampel

(gram) Kadar sebenarnya

(ppm) Kadar rata-rata

(ppm) SD KV (%)

I

1 0,68 0,811 7,40

5,97 1,494 26,03

2 0,83 1,244 6,03 3 0,49 0,884 4,64 4 0,57 0,830 5,90 5 0,66 0,741 7,83 6 0,48 0,999 4,00

II

1 0,46 0,871 4,36

4,02 0,775 19,28 2 0,38 1,027 2,92 3 0,48 1,055 3,79 4 0,51 1,078 3,99 5 0,59 1,013 5,03

III

1 0,34 1,111 2,34

2,15 2,395 111,4

2 0,56 0,676 7,10 3 0,14 0,850 0,71 4 0,17 0,684 1,32 5 0,28 0,704 2,84 6 0,14 0,823 0,73 7 -0,07 0,627 0,00

IV

1 -0,07 1,050 0,00

0,07 0,13 tak terhingga

2 -0,07 1,281 0,00 3 -0,09 1,096 0,00 4 -0,07 1,326 0,00 5 0,01 1,270 0,00 6 0,04 1,198 0,00

Blanko = 0,08

Keterangan :

Kelompok I = kontrol negatif aquadest 0,5 g/kg BB

Kelompok II = kontrol positif timbal asetat 0,5 g/kg BB

Kelompok III = timbal 0,5 g/kg BB + Na2CaEDTA 189 mg/kgBB

Kelompok IV = timbal 0,5 g/kg BB + Na2CaEDTA 189 mg/kgBB + ekstrak etanol

daun ketela pohon 800 mg/kgBB

Kadar timbal darah sebenarnya dihitung dengan rumus:

( )( )( )gramberat

volumeblanko ppm-sampellarutan ppm(ppm) PbKadar =

Keterangan rumus:

Volume filtrat sampel = 10 mL.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

107

Lampiran 19. Hasil analisis kadar timbal darah kelompok perlakuan dengan metode Kruskal-Wallis

Tests of Normality

,539 24 ,000 ,209 24 ,000,234 24 ,002 ,616 24 ,000,179 24 ,046 ,921 24 ,062,221 24 ,004 ,867 24 ,005,172 24 ,064 ,892 24 ,015

Kadar Pb hari ke-0Kadar Pb hari ke-15Kadar Pb hari ke-30Kadar Pb hari ke_35Kadar Pb hari ke_40

Statistic df Sig. Statistic df Sig.Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk

Lilliefors Significance Correctiona.

Kruskal-Wallis Test

Hasil Rangking Kelompok Perlakuan N Mean RankKadar Pb hari ke_0 Kontrol Negatif (Aquadest) 6 14,00 Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. 5 12,00 Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. 7 12,00 Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB

i.m.dan cassava dosis 800mg/kgBB/hari p.o. 6 12,00

Total 24 Kadar Pb hari ke_15 Kontrol Negatif (Aquadest) 6 5,83 Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. 5 16,80 Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. 7 16,71 Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB

i.m.dan cassava dosis 800mg/kgBB/hari p.o. 6 10,67

Total 24 Kadar Pb hari ke_30 Kontrol Negatif (Aquadest) 6 5,33 Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. 5 14,80 Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. 7 9,71 Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB

i.m.dan cassava dosis 800mg/kgBB/hari p.o. 6 21,00

Total 24 Kadar Pb hari ke_35 Kontrol Negatif (Aquadest) 6 5,00 Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. 5 11,70 Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. 7 13,07 Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB

i.m.dan cassava dosis 800mg/kgBB/hari p.o. 6 20,00

Total 24 Kadar Pb hari ke_40 Kontrol Negatif (Aquadest) 6 20,33 Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. 5 15,60 Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. 7 10,86 Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB

i.m.dan cassava dosis 800mg/kgBB/hari p.o. 6 4,00

Total 24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

108

Hasil Analisis Statistik

Kadar Pb hari ke_0

Kadar Pb hari ke_15

Kadar Pb hari ke_30

Kadar Pb hari ke_35

Kadar Pb hari ke_40

Chi-Square 3,000 10,072 16,449 13,616 17,806df 3 3 3 3 3Asymp. Sig. ,392 ,018 ,001 ,003 ,000

Mann-Whitney Test a. Hari ke-15

Tabel XVIa. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-15 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.

Kelompok Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Pb hari ke_15 Kontrol Negatif (Aquadest) 6 4,00 24,00 Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. 5 8,40 42,00 Total 11

Tabel XVIb. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-15 antara Kontrol Negatif (Aquadest)

Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. Kadar Pb hari ke_15 Mann-Whitney U 3,000Wilcoxon W 24,000Z -2,191Asymp. Sig. (2-tailed) ,028Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,030(a)

Tabel XVIc. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-15 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan Pb

dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. Kelompok Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Pb hari ke_15

Kontrol Negatif (Aquadest) 6 4,17 25,00Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. 7 9,43 66,00

Total 13

Tabel XVId. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-15 antara Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.

Kadar Pb hari ke_15 Mann-Whitney U 4,000Wilcoxon W 25,000Z -2,429Asymp. Sig. (2-tailed) ,015Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,014(a)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

109

Tabel XVIe. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-15 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon

dosis 800mg/kgBB/hari p.o. Kelompok Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Pb hari ke_15 Kontrol Negatif (Aquadest) 6 4,67 28,00 Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan

Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o.

6 8,33 50,00

Total 12 Tabel XVIf. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-15 antara Kontrol Negatif (Aquadest)

dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o.

Kadar Pb hari ke_15 Mann-Whitney U 7,000Wilcoxon W 28,000Z -1,761Asymp. Sig. (2-tailed) ,078Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,093(a)

Tabel XVIg. Hasil Rangking Statistik Kadar Timbal Hari ke-15 antara Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m

Kelompok Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Pb hari ke_15

Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. 5 6,80 34,00Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. 7 6,29 44,00

Total 12 Tabel XVIh. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-15 antara Kontrol Timbal dan Pb dosis

0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. Kadar Pb hari ke_15 Mann-Whitney U 16,000Wilcoxon W 44,000Z -,244Asymp. Sig. (2-tailed) ,808Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,876(a)

Tabel XVIi. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-15 antara Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o, Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis

800mg/kgBB/hari p.o. Kelompok Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Pb hari ke_15

Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. 5 7,60 38,00Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o.

6 4,67 28,00

Total 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

110

Tabel XVIj. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-15 antara Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o, Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis

800mg/kgBB/hari p.o. Kadar Pb hari ke_15 Mann-Whitney U 7,000Wilcoxon W 28,000Z -1,461Asymp. Sig. (2-tailed) ,144Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,177(a)

Tabel XVIk. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-15 antara Timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan

Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m denganTimbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o.

Kelompok Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Pb hari ke_15

Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. 7 9,00 63,00

Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o.

6 4,67 28,00

Total 13

Tabel XVIl. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-15 antara Timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m denganTimbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2CaEDTA dosis

189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. Kadar Pb hari ke_15 Mann-Whitney U 7,000Wilcoxon W 28,000Z -2,000Asymp. Sig. (2-tailed) ,046Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,051(a)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

111

b. Hari ke-30

Tabel XVIIa. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-30 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.

Kelompok Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Pb hari ke_30

Kontrol Negatif (Aquadest) 6 3,50 21,00Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. 5 9,00 45,00

Total 11 Tabel XVIIb. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-30 antara Kontrol Negatif (Aquadest)

Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. Kadar Pb hari ke_30Mann-Whitney U ,000Wilcoxon W 21,000Z -2,739Asymp. Sig. (2-tailed) ,006Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,004(a)

Tabel XVIIc. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-30 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.

Kelompok Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Pb hari ke_30

Kontrol Negatif (Aquadest) 6 5,33 32,00Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. 7 8,43 59,00

Total 13 Tabel XVIId. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-30 antara Kontrol Negatif (Aquadest)

Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. Kadar Pb hari ke_30 Mann-Whitney U 11,000Wilcoxon W 32,000Z -1,429Asymp. Sig. (2-tailed) ,153Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,181(a)

Tabel XVIIe. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-30 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon

dosis 800mg/kgBB/hari p.o. Kelompok Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Pb hari ke_30

Kontrol Negatif (Aquadest) 6 3,50 21,00Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o.

6 9,50 57,00

Total 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

112

Tabel XVIIf. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-30 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. ekstrak etanol daun ketela pohon

dosis 800mg/kgBB/hari p.o. Kadar Pb hari ke_30Mann-Whitney U ,000Wilcoxon W 21,000Z -2,882Asymp. Sig. (2-tailed) ,004Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,002(a)

Tabel XVIIg. Hasil Rangking Statistik Kadar Timbal Hari ke-30 antara Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m

Kelompok Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Pb hari ke_30

Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. 5 8,40 42,00Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. 7 5,14 36,00

Total 12 Tabel XVIIh. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-30 antara Kontrol Timbal dan Pb dosis

0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. Kadar Pb hari ke_30 Mann-Whitney U 8,000Wilcoxon W 36,000Z -1,543Asymp. Sig. (2-tailed) ,123Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,149(a)

Tabel XVIIi. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-30 antara Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o, Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o.

Kelompok Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Pb hari ke_30

Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. 5 3,40 17,00Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon a dosis 800mg/kgBB/hari p.o.

6 8,17 49,00

Total 11 Tabel XVIIj. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-30 antara Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o, Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis

800mg/kgBB/hari p.o. Kadar Pb hari ke_30 Mann-Whitney U 2,000Wilcoxon W 17,000Z -2,373Asymp. Sig. (2-tailed) ,018Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,017(a)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

113

Tabel XVIIk. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-30 antara Timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m denganTimbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2CaEDTA dosis

189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o.

Kelompok Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Pb hari ke_30

Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. 7 4,14 29,00

Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o.

6 10,33 62,00

Total 13 Tabel XVIIl. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-30 antara Timbal dosis 0,5g/kgBB/hari

p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m denganTimbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o.

Kadar Pb hari ke_30 Mann-Whitney U 1,000Wilcoxon W 29,000Z -2,857Asymp. Sig. (2-tailed) ,004Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,002(a)

c. Hari ke-35

Tabel XVIIIa. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-35 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.

Kelompok Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Pb hari ke_35

Kontrol Negatif (Aquadest) 6 4,50 27,00Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. 5 7,80 39,00Total 11

Tabel XVIIIb. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-35 antara Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.

Kadar Pb hari ke_35 Mann-Whitney U 6,000Wilcoxon W 27,000Z -1,643Asymp. Sig. (2-tailed) ,100Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,126(a)

Tabel XVIIIc. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-35 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.

Kelompok Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Pb hari ke_35

Kontrol Negatif (Aquadest) 6 4,00 24,00Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. 7 9,57 67,00

Total 13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

114

Tabel XVIIId. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-35 antara Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.

Kadar Pb hari ke_35 Mann-Whitney U 3,000 Wilcoxon W 24,000 Z -2,571 Asymp. Sig. (2-tailed) ,010 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,008(a)

Tabel XVIIIe. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-35 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon

dosis 800mg/kgBB/hari p.o. Kelompok Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Pb hari ke_35

Kontrol Negatif (Aquadest) 6 3,50 21,00Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o.

6 9,50 57,00

Total 12 Tabel XVIIIf. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-35 antara Kontrol Negatif (Aquadest)

dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o.

Kadar Pb hari ke_35 Mann-Whitney U ,000Wilcoxon W 21,000Z -2,882Asymp. Sig. (2-tailed) ,004Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,002(a)

Tabel XVIIIg. Hasil Rangking Statistik Kadar Timbal Hari ke-35 antara Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m

Kelompok Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Pb hari ke_35

Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. 5 5,70 28,50Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. 7 7,07 49,50

Total 12 Tabel XVIIIh. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-35 antara Kontrol Timbal dan Pb dosis

0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. Kadar Pb hari ke_35 Mann-Whitney U 13,500Wilcoxon W 28,500Z -,651Asymp. Sig. (2-tailed) ,515Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,530(a)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

115

Tabel XVIIIi. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-35 antara Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o, Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis

800mg/kgBB/hari p.o. Kelompok Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Pb hari ke_35

Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. 5 4,20 21,00Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o.

6 7,50 45,00

Total 11

Tabel XVIIIj. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-35 antara Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o, Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis

800mg/kgBB/hari p.o. Kadar Pb hari ke_35 Mann-Whitney U 6,000Wilcoxon W 21,000Z -1,643Asymp. Sig. (2-tailed) ,100Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,126(a)

Tabel XVIIIk. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-35 antara Timbal dosis 0,5g/kgBB/hari

p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m denganTimbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o.

Kelompok Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Pb hari ke_35

Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. 7 4,43 31,00

Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o.

6 10,00 60,00

Total 13

Tabel XVIIIl. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-35 antara Timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m denganTimbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2CaEDTA dosis

189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. Kadar Pb hari ke_35 Mann-Whitney U 3,000 Wilcoxon W 31,000 Z -2,571 Asymp. Sig. (2-tailed) ,010 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,008(a)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

116

d. Hari ke-40 Tabel XIXa. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-40 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan

Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. Kelompok Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Pb hari ke_40

Kontrol Negatif (Aquadest) 6 8,00 48,00Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. 5 3,60 18,00Total 11

Tabel XIXb. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-40 antara Kontrol Negatif (Aquadest)

Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. Kadar Pb hari ke_40 Mann-Whitney U 3,000Wilcoxon W 18,000Z -2,191Asymp. Sig. (2-tailed) ,028Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,030(a)

Tabel XIXc. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-40 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan Pb

dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. Kelompok Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Pb hari ke_40

Kontrol Negatif (Aquadest) 6 9,83 59,00Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. 7 4,57 32,00

Total 13

Tabel XIXd. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-40 antara Kontrol Negatif (Aquadest) Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.

Kadar Pb hari ke_40 Mann-Whitney U 4,000Wilcoxon W 32,000Z -2,429Asymp. Sig. (2-tailed) ,015Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,014(a)

Tabel XIXe. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-15 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon

dosis 800mg/kgBB/hari p.o. Kelompok Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Pb hari ke_40

Kontrol Negatif (Aquadest) 6 9,50 57,00Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o.

6 3,50 21,00

Total 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

117

Tabel XIXf. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-40 antara Kontrol Negatif (Aquadest) dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. ekstrak etanol daun ketela pohon

dosis 800mg/kgBB/hari p.o. Kadar Pb hari ke_40 Mann-Whitney U ,000Wilcoxon W 21,000Z -3,077Asymp. Sig. (2-tailed) ,002Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,002(a)

Tabel XIXg. Hasil Rangking Statistik Kadar Timbal Hari ke-40 antara Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m

Kelompok Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Pb hari ke_40

Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. 5 9,00 45,00Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. 7 4,71 33,00

Total 12 Tabel XIXh. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-40 antara Kontrol Timbal dan Pb dosis

0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. Kadar Pb hari ke_40 Mann-Whitney U 5,000Wilcoxon W 33,000Z -2,030Asymp. Sig. (2-tailed) ,042Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,048(a)

Tabel XIXi. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-40 antara Kontrol Timbal dan Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o, Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o.

Kelompok Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Pb hari ke_40

Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o. 5 9,00 45,00Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o.

6 3,50 21,00

Total 11 Tabel XIXj. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-40 antara Kontrol Timbal dan Pb dosis

0,5g/kgBB/hari p.o, Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o.

Kadar Pb hari ke_40 Mann-Whitney U ,000Wilcoxon W 21,000Z -2,986Asymp. Sig. (2-tailed) ,003Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,004(a)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

118

Tabel XIXk. Hasil Rangking Kadar Timbal Hari ke-40 antara Timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m denganTimbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2CaEDTA dosis

189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o.

Kelompok Perlakuan N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Pb hari ke_40

Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m. 7 9,57 67,00

Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o.

6 4,00 24,00

Total 13

Tabel XIXl. Hasil Analisis Statistik Kadar Timbal Hari ke-40 antara Timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m denganTimbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o., Na2CaEDTA dosis

189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. Kadar Pb hari ke_40 Mann-Whitney U 3,000Wilcoxon W 24,000Z -2,795Asymp. Sig. (2-tailed) ,005Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,008(a)

Lampiran 20. Hasil analisis kadar timbal darah kelompok perlakuan dengan

metode Friedman-Wilcoxon

a. Kelompok kontrol negatif (aquadest)

Friedman Test Tabel XXa. Rata-rata rangking pada uji Friedmann kadar timbal kelompok kontrol negatif

(aquadest) Mean Rank Kadar Pb hari ke_0 1,00Kadar Pb hari ke_15 3,50Kadar Pb hari ke_30 2,17Kadar Pb hari ke_35 5,00Kadar Pb hari ke_40 3,33

Tabel XXb. Uji statistik Friedmann kadar timbal kelompok kontrol negatif (aquadest) N 6Chi-Square 21,733df 4Asymp. Sig. ,000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

119

Wilcoxon Signed Ranks Test Tabel XXIc. Rangking kadar timbal kelompok kontrol negatif (aquadest) menurut uji Wilcoxon

N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Pb hari ke_15 - Kadar Pb hari ke_0 Negative Ranks 0(a) ,00 ,00 Positive Ranks 6(b) 3,50 21,00 Ties 0(c) Total 6 Kadar Pb hari ke_30 - Kadar Pb hari ke_0 Negative Ranks 0(d) ,00 ,00 Positive Ranks 6(e) 3,50 21,00 Ties 0(f) Total 6 Kadar Pb hari ke_35 - Kadar Pb hari ke_0 Negative Ranks 0(g) ,00 ,00 Positive Ranks 6(h) 3,50 21,00 Ties 0(i) Total 6 Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_0 Negative Ranks 0(j) ,00 ,00 Positive Ranks 6(k) 3,50 21,00 Ties 0(l) Total 6 Kadar Pb hari ke_30 - Kadar Pb hari ke_15 Negative Ranks 6(m) 3,50 21,00 Positive Ranks 0(n) ,00 ,00

Ties 0(o) Total 6

Kadar Pb hari ke_35 - Kadar Pb hari ke_15 Negative Ranks 0(p) ,00 ,00 Positive Ranks 6(q) 3,50 21,00 Ties 0(r) Total 6 Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_15 Negative Ranks 3(s) 5,00 15,00 Positive Ranks 3(t) 2,00 6,00 Ties 0(u) Total 6 Kadar Pb hari ke_35 - Kadar Pb hari ke_30 Negative Ranks 0(v) ,00 ,00 Positive Ranks 6(w) 3,50 21,00 Ties 0(x) Total 6 Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_30 Negative Ranks 1(y) 1,00 1,00 Positive Ranks 5(z) 4,00 20,00 Ties 0(aa) Total 6 Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_35

Negative Ranks 6(bb) 3,50 21,00Positive Ranks 0(cc) ,00 ,00Ties 0(dd) Total 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

120

Tabel XXId. Uji statistik kadar timbal kelompok kontrol negatif (aquadest) menurut uji Wilcoxon

Kadar Pb hari ke_15 - Kadar Pb hari ke_0

Kadar Pb hari ke_30 - Kadar Pb hari ke_0

Kadar Pb hari ke_35 - Kadar Pb hari ke_0

Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_0

Kadar Pb hari ke_30 - Kadar Pb hari ke_15

Kadar Pb hari ke_35 - Kadar Pb hari ke_15

Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_15

Kadar Pb hari ke_35 - Kadar Pb hari ke_30

Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_30

Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_35

Z 2,201(a) -2,201(a) -2,201(a) -2,201(a) -2,201(b) -2,201(a) -,943(b) -2,201(a) -1,992(a) -2,201(b) Asymp. Sig. (2tailed)

,028 ,028 ,028 ,028 ,028 ,028 ,345 ,028 ,046 ,028

b. Kontrol Pb dosis 0,5g/kgBB/hari p.o

Friedman Test Tabel XXIII. Rata-rata rangking pada uji Friedmann kadar timbal

kelompok kontrol timbal Mean Rank Kadar Timbal Hari ke_0 1,00Kadar Timbal Hari ke_15 4,20Kadar Timbal Hari ke_30 3,20Kadar Timbal Hari ke_35 4,60Kadar Timbal Hari ke_40 2,00

Tabel XXIIb. Uji statistik Friedmann kadar timbal kelompok kontrol timbal N 5Chi-Square 18,080df 4Asymp. Sig. ,001

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

121

Wilcoxon Signed Ranks Test Tabel XXIIIc. Rangking kadar timbal kelompok kontrol timbal menurut uji Wilcoxon

N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Timbal Hari ke_15 - Kadar Timbal Hari ke_0 Negative Ranks 0(a) ,00 ,00 Positive Ranks 5(b) 3,00 15,00 Ties 0(c) Total 5 Kadar Timbal Hari ke_30 - Kadar Timbal Hari ke_0 Negative Ranks 0(d) ,00 ,00 Positive Ranks 5(e) 3,00 15,00 Ties 0(f) Total 5 Kadar Timbal Hari ke_35 - Kadar Timbal Hari ke_0 Negative Ranks 0(g) ,00 ,00 Positive Ranks 5(h) 3,00 15,00 Ties 0(i) Total 5 Kadar Timbal Hari ke_40 - Kadar Timbal Hari ke_0 Negative Ranks 0(j) ,00 ,00 Positive Ranks 5(k) 3,00 15,00 Ties 0(l) Total 5 Kadar Timbal Hari ke_30 - Kadar Timbal Hari ke_15 Negative Ranks 4(m) 3,25 13,00 Positive Ranks 1(n) 2,00 2,00 Ties 0(o) Total 5 Kadar Timbal Hari ke_35 - Kadar Timbal Hari ke_15 Negative Ranks 2(p) 3,00 6,00 Positive Ranks 3(q) 3,00 9,00 Ties 0(r) Total 5 Kadar Timbal Hari ke_40 - Kadar Timbal Hari ke_15 Negative Ranks 5(s) 3,00 15,00 Positive Ranks 0(t) ,00 ,00 Ties 0(u) Total 5 Kadar Timbal Hari ke_35 - Kadar Timbal Hari ke_30 Negative Ranks 0(v) ,00 ,00 Positive Ranks 5(w) 3,00 15,00 Ties 0(x) Total 5 Kadar Timbal Hari ke_40 - Kadar Timbal Hari ke_30 Negative Ranks 5(y) 3,00 15,00 Positive Ranks 0(z) ,00 ,00 Ties 0(aa) Total 5 Kadar Timbal Hari ke_40 - Kadar Timbal Hari ke_35

Negative Ranks 5(bb) 3,00 15,00Positive Ranks 0(cc) ,00 ,00Ties 0(dd) Total 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

122

Tabel XXIIId. Uji statistik kadar timbal kelompok kontrol timbal menurut uji Wilcoxon

Kadar Timbal

Hari ke_15 - Kadar Timbal

Hari ke_0

Kadar Timbal

Hari ke_30 - Kadar Timbal

Hari ke_0

Kadar Timbal

Hari ke_35 - Kadar Timbal

Hari ke_0

Kadar Timbal

Hari ke_40 - Kadar Timbal

Hari ke_0

Kadar Timbal

Hari ke_30 - Kadar Timbal

Hari ke_15

Kadar Timbal

Hari ke_35 - Kadar Timbal

Hari ke_15

Kadar Timbal

Hari ke_40 - Kadar Timbal

Hari ke_15

Kadar Timbal

Hari ke_35 - Kadar Timbal

Hari ke_30

Kadar Timbal

Hari ke_40 - Kadar Timbal

Hari ke_30

Kadar Timbal

Hari ke_40 - Kadar Timbal

Hari ke_35

Z -2,023(a) -2,023(a) -2,023(a) -2,023(a) -1,483(b) -,405(a) -2,023(b) -2,023(a) -2,023(b) -2,023(b)Asymp. Sig. (2-tailed)

,043 ,043 ,043 ,043 ,138 ,686 ,043 ,043 ,043 ,043

c. Kontrol timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o dan Na2CaEDTA dosis

189mg/kgBB/hari i.m

Friedman Test Tabel XXIVa. Rata-rata rangking pada uji Friedmann kadar timbal kelompok kontrol

timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB/hari i.m

Mean Rank

Kadar Pb hari ke_0 1,07Kadar Pb hari ke_15 4,29Kadar Pb hari ke_30 2,86Kadar Pb hari ke_35 4,71Kadar Pb hari ke_40 2,07

Tabel XXIVb. Uji statistik Friedmann kadar timbal kelompok kontrol timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB/hari i.m

N 7Chi-Square 25,928df 4Asymp. Sig. ,000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

123

Wilcoxon Signed Ranks Test Tabel XXVc. Rangking kadar timbal kelompok kontrol timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o dan

Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB/hari i.m menurut uji Wilcoxon N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Pb hari ke_15 - Kadar Pb hari ke_0 Negative Ranks 0(a) ,00 ,00 Positive Ranks 7(b) 4,00 28,00 Ties 0(c) Total 7 Kadar Pb hari ke_30 - Kadar Pb hari ke_0 Negative Ranks 0(d) ,00 ,00 Positive Ranks 7(e) 4,00 28,00 Ties 0(f) Total 7 Kadar Pb hari ke_35 - Kadar Pb hari ke_0 Negative Ranks 0(g) ,00 ,00 Positive Ranks 7(h) 4,00 28,00 Ties 0(i) Total 7 Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_0 Negative Ranks 0(j) ,00 ,00 Positive Ranks 6(k) 3,50 21,00 Ties 1(l) Total 7 Kadar Pb hari ke_30 - Kadar Pb hari ke_15 Negative Ranks 7(m) 4,00 28,00 Positive Ranks 0(n) ,00 ,00 Ties 0(o) Total 7 Kadar Pb hari ke_35 - Kadar Pb hari ke_15 Negative Ranks 2(p) 3,00 6,00 Positive Ranks 5(q) 4,40 22,00 Ties 0(r) Total 7 Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_15 Negative Ranks 7(s) 4,00 28,00 Positive Ranks 0(t) ,00 ,00 Ties 0(u) Total 7 Kadar Pb hari ke_35 - Kadar Pb hari ke_30 Negative Ranks 0(v) ,00 ,00 Positive Ranks 7(w) 4,00 28,00 Ties 0(x) Total 7 Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_30 Negative Ranks 6(y) 4,50 27,00 Positive Ranks 1(z) 1,00 1,00 Ties 0(aa) Total 7 Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_35 Negative Ranks 7(bb) 4,00 28,00 Positive Ranks 0(cc) ,00 ,00 Ties 0(dd) Total 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

124

Tabel XXVd. Uji statistik kadar timbal kontrol timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB/hari i.m menurut uji Wilcoxon

Kadar Pb hari ke_15 - Kadar Pb hari ke_0

Kadar Pb hari ke_30 - Kadar Pb hari ke_0

Kadar Pb hari ke_35 - Kadar Pb hari ke_0

Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_0

Kadar Pb hari ke_30 - Kadar Pb hari ke_15

Kadar Pb hari ke_35 - Kadar Pb hari ke_15

Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_15

Kadar Pb hari ke_35 - Kadar Pb hari ke_30

Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_30

Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_35

Z -2,366(a) -2,366(a) -2,366(a) -2,201(a) -2,366(b) -1,352(a) -2,366(b) -2,366(a) -2,197(b) -2,366(b)Asymp. Sig. (2-tailed)

,018 ,018 ,018 ,028 ,018 ,176 ,018 ,018 ,028 ,018

d. Timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB

i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o.

Friedman Test Tabel XXVIa. Rata-rata rangking pada uji Friedmann kadar timbal kelompok timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela

pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o.

Mean Rank

Kadar Pb hari ke_0 1,50Kadar Pb hari ke_15 3,00Kadar Pb hari ke_30 4,00Kadar Pb hari ke_35 5,00Kadar Pb hari ke_40 1,50

Tabel XXVIb. Uji statistik Friedmann kadar timbal kelompok timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis

800mg/kgBB/hari p.o. N 6Chi-Square 24,000df 4Asymp. Sig. ,000

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

125

Wilcoxon Signed Ranks Test Tabel XXVIIc. Rangking kadar timbal kelompok timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan

Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis 800mg/kgBB/hari p.o. menurut uji Wilcoxon

N Mean Rank Sum of Ranks Kadar Pb hari ke_15 - Kadar Pb hari ke_0 Negative Ranks 0(a) ,00 ,00 Positive Ranks 6(b) 3,50 21,00 Ties 0(c) Total 6 Kadar Pb hari ke_30 - Kadar Pb hari ke_0 Negative Ranks 0(d) ,00 ,00 Positive Ranks 6(e) 3,50 21,00 Ties 0(f) Total 6 Kadar Pb hari ke_35 - Kadar Pb hari ke_0 Negative Ranks 0(g) ,00 ,00 Positive Ranks 6(h) 3,50 21,00 Ties 0(i) Total 6 Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_0 Negative Ranks 0(j) ,00 ,00 Positive Ranks 0(k) ,00 ,00 Ties 6(l) Total 6 Kadar Pb hari ke_30 - Kadar Pb hari ke_15 Negative Ranks 0(m) ,00 ,00 Positive Ranks 6(n) 3,50 21,00 Ties 0(o) Total 6 Kadar Pb hari ke_35 - Kadar Pb hari ke_15 Negative Ranks 0(p) ,00 ,00 Positive Ranks 6(q) 3,50 21,00 Ties 0(r) Total 6 Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_15 Negative Ranks 6(s) 3,50 21,00 Positive Ranks 0(t) ,00 ,00 Ties 0(u) Total 6 Kadar Pb hari ke_35 - Kadar Pb hari ke_30 Negative Ranks 0(v) ,00 ,00 Positive Ranks 6(w) 3,50 21,00 Ties 0(x) Total 6 Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_30 Negative Ranks 6(y) 3,50 21,00 Positive Ranks 0(z) ,00 ,00 Ties 0(aa) Total 6 Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_35 Negative Ranks 6(bb) 3,50 21,00 Positive Ranks 0(cc) ,00 ,00 Ties 0(dd) Total 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

126

Tabel XXVIId. Uji statistik kadar timbal kelompok kontrol timbal dosis 0,5g/kgBB/hari p.o.dan Na2CaEDTA dosis 189mg/kgBB i.m.dan ekstrak etanol daun ketela pohon dosis

800mg/kgBB/hari p.o. menurut uji Wilcoxon

Kadar Pb hari ke_15 - Kadar Pb hari ke_0

Kadar Pb hari ke_30 - Kadar Pb hari ke_0

Kadar Pb hari ke_35 - Kadar Pb hari ke_0

Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_0

Kadar Pb hari ke_30 - Kadar Pb hari ke_15

Kadar Pb hari ke_35 - Kadar Pb hari ke_15

Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_15

Kadar Pb hari ke_35 - Kadar Pb hari ke_30

Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_30

Kadar Pb hari ke_40 - Kadar Pb hari ke_35

Z -2,201(a) -2,201(a) -2,201(a) ,000(b) -2,201(a) -2,201(a) -2,201(c) -2,201(a) -2,201(c) -2,201(c)Asymp. Sig. (2-tailed)

,028 ,028 ,028 1,000 ,028 ,028 ,028 ,028 ,028 ,028

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI EKSTRAK ETANOL DAUN KETELA POHON (Manihot utillisima Pohl.) SETELAH PEMBERIAN Na 2CaEDTA TERHADAP KADAR TIMBAL DARAH TIKUS DENGAN METODE SPEKTROSKOPI

127

BIOGRAFI PENULIS

Cicilia Tyasti Wahyunengsih, akrab dipanggil dengan

nama Sisil adalah putri pertama dari tiga bersaudara dari

pasangan M.D. Wahyudi dan Lucia Samirah. Lahir di

Duri, 5 November 1985. Pada umur 6 tahun penulis

mulai bersekolah di TK Santo Yosef Duri kemudian

pada tahun berikutnya melanjutkan pendidikan Sekolah

Dasar di SD Santo Yosef Duri. Enam tahun kemudian,

penulis melanjutkan sekolahnya di SLTP Santo Yosef

Duri. Masa SMU dihabiskannya di sekolah berasrama

yang berada di Yogyakarta yaitu di SMA Stella Duce I.

Mulai pertengahan tahun 2004, Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma menjadi tempatnya untuk menuntut ilmu demi pencapaian cita-citanya di

masa yang akan dating. Selama kuliah, penulis juga aktif dalam berbagai kegiatan

kemahasiswaan. Jaringan Mahasiswa Kesehatan Indonesia (JMKI) wilayah

Yogyakarta dan JMKI Komisariat Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

merupakan kegiatan yang ia senangi. Beberapa kepanitiaan seperti Inisiasi Sanata

Dharma (Insadha) tahun 2005 dan 2006, Pengobatan gratis tahun 2005 dan

Seminar Terapi Kanker dan Pengelolaan Sitostatika tahun 2007 pernah diikutinya.

Penulis juga pernah mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa tahun 2007. Selain

itu, penulis juga pernah menjadi asisten pendamping praktikum Formulasi

Teknologi Sediaan (FTS) Solid dan Patologi Klinik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI