PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehubungan prestasi belajar mata pelajaran...
Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk filehubungan prestasi belajar mata pelajaran...
HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN, JENIS PEKERJAAN ORANG TUA, TINGKAT PENDAPATAN ORANG TUA, DAN TEMPAT TINGGAL SISWA DENGAN JIWA KEWIRAUSAHAAN
SISWA SMK
Studi Kasus di Kelas II Jurusan Penjualan SMK Kristen 2 Klaten dan SMK Negeri 1 Klaten Tahun Ajaran 2008/2009
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Oleh: YOSEPHIN DIAN DWI MARTANTI
NIM : 051324016
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2009
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN, JENIS PEKERJAAN ORANG TUA, TINGKAT PENDAPATAN ORANG TUA, DAN TEMPAT TINGGAL SISWA DENGAN JIWA KEWIRAUSAHAAN
SISWA SMK
Studi Kasus di Kelas II Jurusan Penjualan SMK Kristen 2 Klaten dan SMK Negeri 1 Klaten Tahun Ajaran 2008/2009
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Oleh: YOSEPHIN DIAN DWI MARTANTI
NIM : 051324016
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2009
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan
kepadamu. (Matius 11:28)
Karya kecil ini aku persembahkan untuk:
Allah Bapa di Surga, Tuhanku Yesus Kristus, Bunda Maria
Bapak dan ibuku yang selalu membimbing dan memberiku kasih sayang
Kakak, adik dan saudaraku yang selalu memberi semangat
Mas Agustinus yang selalu memberi motivasi
Teman-teman yang selalu ada di dekatku dan memberi semangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 23 Juli 2009
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Yosephin Dian Dwi Martanti
Nomor Mahasiswa : 051324016
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN, JENIS PEKERJAAN ORANG TUA, TINGKAT PENDAPATAN ORANG TUA, DAN TEMPAT TINGGAL SISWA DENGAN JIWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 29 Juli 2009
Yang menyatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN, JENIS PEKERJAAN ORANG TUA, TINGKAT
PENDAPATAN ORANG TUA, DAN TEMPAT TINGGAL SISWA DENGAN JIWA KEWIRAUSAHAAN SISWA SMK
Studi Kasus di Kelas II Jurusan Penjualan SMK Kristen 2 Klaten dan SMK Negeri 1
Klaten Tahun Ajaran 2008/2009
YOSEPHIN DIAN DWI MARTANTI NIM: 051324016
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2009
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan dengan jiwa kewirausahaan siswa SMK; (2) hubungan jenis pekerjaan orang tua (ayah) dengan jiwa kewirausahaan siswa SMK; (3) hubungan jenis pekerjaan orang tua (ibu) dengan jiwa kewirausahaan siswa SMK; (4) hubungan tingkat pendapatan orang tua (ayah) dengan jiwa kewirausahaan siswa SMK; (5) hubungan tingkat pendapatan orang tua (ibu) dengan jiwa kewirausahaan siswa SMK; dan (6) hubungan tempat tinggal siswa dengan jiwa kewirausahaan siswa SMK. Penelitian Studi kasus ini dilakukan di SMK Kristen 2 Klaten dan SMK Negeri 1 Klaten pada bulan Maret-April 2009. Populasi penelitian ini adalah siswa SMK Kristen 2 Klaten dan SMK Negeri 1 Klaten yang berjumlah 1.333 siswa. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas II Jurusan Penjualan yang berjumlah 175 siswa. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan wawancara. Teknik analisis data dilakukan dengan Uji Statistik Non Parametrik Chi Square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) tidak ada hubungan prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan dengan jiwa kewirausahaan siswa SMK; (2) tidak ada hubungan jenis pekerjaan orang tua (ayah) dengan jiwa kewirausahaan siswa SMK; (3) ada hubungan jenis pekerjaan orang tua (ibu) dengan jiwa kewirausahaan siswa SMK; (4) tidak ada hubungan tingkat pendapatan orang tua (ayah) dengan jiwa kewirausahaan siswa SMK; (5) tidak ada hubungan tingkat pendapatan orang tua (ibu) dengan jiwa kewirausahaan siswa SMK; dan (6) tidak ada hubungan tempat tinggal siswa dengan jiwa kewirausahaan siswa SMK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP OF LEARNING ACHIEVEMENT OF ENTREPRENEURSHIP SUBJECT, TYPE OF PARENTS’ JOB, LEVEL
OF PARENTS’ REVENUE, AND SETTLEMENT OF STUDENTS WITH ENTREPRENEUR SPIRIT OF STUDENTS IN VOCATIONAL HIGH
SCHOOL
A Case Study in the second Grade of Marketing Department, 2 Klaten Christian Vocational High School and 1 Klaten State Vocational High School in 2008/2009
Academic Period
YOSEPHIN DIAN DWI MARTANTI 051324016
Sanata Dharma University Yogyakarta
2009 This research intends to know: (1) the relationship between learning achievement of entrepreneurship subject and entrepreneur spirit of students in Vocational High School; (2) the relationship between the type of father’s job and the students entrepreneurship spirit of students in Vocational High School; (3) the relationship between mother’s job and the entrepreneur spirit of students in Vocational High School; (4) the relationship between father’s revenue and the entrepreneurship spirit of students in Vocational High School; (5) the relationship between mother’s revenue and the entrepreneurship spirit of students in Vocational High School; and (6) the relationship between students’ settlement and the entrepreneur spirit of students in Vocational High School. This case study was conducted in 2 Klaten Christian Vocational High School and 1 Klaten State Vocational High School from March to April 2009. The population of this research were 1.333 students of 2 Klaten Christian Vocational High School and 1 Klaten State Vocational High School. The samples of this research were 175 students of the second Grade of Marketing Department. The techniques of data collection were questionnaire and interview. The techniques of data analysis was Chi Square Non-Parametric Statistical Test. The result of this research shows that: (1) there is no relationship between learning achievement of entrepreneurship subject and the entrepreneur spirit of students in Vocational High School; (2) there is no relationship between father’s type of job and entrepreneur spirit of students in Vocational High School; (3) there is a relationship between mother’s type of job and entrepreneurs spirit of students in Vocational High School; (4) there is no relationship between father’s revenue rate and entrepreneur spirit of students in Vocational High School; (5) there is no relationship between mother’s revenue rate and entrepreneur spirit of students in Vocational High School; and (6) there is no relationship between students’ settlement and entrepreneur spirit of students in Vocational High School.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas limpahan
rahmat, berkat, dan bimbingan-Nya sehingga penulisan skripsi yang berjudul
Hubungan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kewirausahaan, Jenis Pekerjaan Orang
Tua, Tingkat Pendapatan Orang Tua, dan Tempat Tinggal Siswa Dengan Jiwa
Kewirausahaan Siswa SMK dapat terselesaikan dengan baik.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi, Jurusan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Dalam penulisan skripsi ini penulis mendapat banyak bantuan, dukungan,
semangat, bimbingan dan doa yang melimpah dari berbagai pihak. Oleh karena itu
dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan
2. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan
Sosial dan selaku Ketua program Studi Pendidikan Ekonomi serta selaku
Dosen Pembimbing I, yang dengan sabar telah memberikan bimbingan dalam
penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Y.M.V. Mudayen selaku Dosen Pembimbing II, atas bimbingan yang
telah diberikan, penulis ucapkan banyak terima kasih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
4. Bapak Drs. Rubiyanto, terima kasih atas bimbingan dan motivasi yang
diberikan kepada penulis.
5. Bapak Drs. Joko Wicoyo, M.Si yang telah membimbing abstrak dalam
bahasa inggris
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi, terima kasih atas
bimbingan dan pelajaran-pelajaran selama penulis mengikuti kuliah.
7. Mbak Titin, yang telah membantu penulis dalam mengurus administrasi
selama kuliah terlebih dalam penyusunan skripsi.
8. Bapak Drs. Soetomo Wardoyo selaku Kepala Sekolah SMK Kristen 2 Klaten
yang telah memberikan kesempatan pada penulis dalam melakukan penelitian
9. Bapak Drs. M. Sami, M.Pd selaku Kepala sekolah SMK Negeri 1 Klaten
yang telah memberikan kesempatan pada penulis dalam melakukan penelitian
10. Guru-guru SMK Kristen 2 dan SMK Negeri 1 Klaten yang telah membantu
penulis dalam melaksanakan penelitian
11. Karyawan SMK Kristen 2 dan SMK Negeri 1 Klaten yang telah membantu
pada saat penelitian
12. Siswa-siswa Program Keahlian Penjualan SMK Kristen 2 Klaten dan SMK
Negeri 1 Klaten yang telah membantu dalam pengisian kuesioner
13. Orang tuaku Bapak Ig. Y. Sutarman dan Ibu Endang Susilowati terima kasih
atas doa, bimbingan serta kasih sayangnya.
14. Kakakku R. Pudyas Eko Suindarto dan Adikku Lusia Triyuni Sulistyarini
terima kasih atas dukungan dan motivasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
15. Agustinus S, yang selalu mendoakan dan membantu penulis dengan penuh
kesabaran, kasih sayang dan selalu menemani sehingga penulis semangat
untuk terus berjuang dalam menyelesaikan skripsi.
16. Sahabat-sahabatku Yoani Rinda Perdani, S.Pd., Primadesta, Meri Lestari
yang selalu mendukungku dan memberi kekuatan di saat sedih maupun
senang, dan memberi banyak bantuan bagi penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
17. Kurnia Martikasari, S.Pd yang telah banyak membimbing dalam penyusunan
skripsi ini.
18. Semua teman-teman PE angkatan 2005, terima kasih atas dukungannya.
19. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
banyak memberikan dukungan dan perhatian sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna. Oleh karena itu,
dengan segala keterbukaan penulis mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan skripsi ini. Semoga penelitian ini berguna bagi pembaca
dan menjadi inspirasi penelitian untuk penelitian sejenis. Atas masukan,
kritik, dan saran semua pihak, penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS........................ vi
ABSTRAK ................................................................................................ vii
ABSTRACT ................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL.......................................................................................... xvi
DAFTAR BAGAN… .................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xix
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Batasan Masalah ............................................................................. 6
C. Rumusan Masalah .......................................................................... 7
D. Tujuan Penelitian ........................................................................... 8
E. Manfaat Penelitian .......................................................................... 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 10
A. Inti dan Hakikat Kewirausahaan .................................................... 10
B. Peran dan Fungsi Wirausaha........................................................... 12
C. Ide dan Peluang Kewirausahaan ..................................................... 17
1. Ide Kewirausahaan ................................................................. 17
2. Sumber-Sumber Potensial Peluang ........................................ 18
D. Karakter, Sikap, dan Kepribadian Wirausaha ................................ 22
1. Karakteristik Kewirausahaan.................................................. 22
2. Sikap dan Kepribadian Seorang Wirausaha ........................... 33
E. Proses Kewirausahaan .................................................................... 36
1. Faktor Pemicu Kewirausahaan ............................................... 36
2. Ciri-Ciri Penting Tahap Permulaan dan
Pertumbuhan Kewirausahaan ................................................ 37
3. Langkah Menuju Kewirausahaan yang Berhasil .................... 39
F. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Jiwa Kewirausahaan ............ 40
1. Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kewirausahaan .................... 41
2. Jenis Pekerjaan Orang Tua ..................................................... 44
3. Tingkat Pendapatan orang Tua ............................................... 46
4. Tempat Tinggal Siswa............................................................ 49
G. Kerangka Teoritik ......................................................................... 53
H. Hasil Penelitian Yang Relevan ...................................................... 55
I. Hipotesis ........................................................................................ 57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 58
A. Jenis Penelitian................................................................................ 58
B. Tempat dan Waktu Penelitian......................................................... 58
C. Populasi dan Sampel Peelitian ........................................................ 58
D. Variabel penelitian dan Pengukurannya ......................................... 60
1. Variabel Jiwa Kewirausahaan ............................................... 60
2. Variabel Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kewirausahaan...... 61
3. Variabel Jenis Pekerjaan Orang Tua ..................................... 62
4. Variabel Tingkat Pendapatan Orang Tua .............................. 62
5. Variabel Tempat Tinggal Siswa ............................................. 63
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 64
F. Pengujian Instrumen Penelitian ..................................................... 65
G. Teknis Analisis Data ....................................................................... 72
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ................................... 78
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ............................................................. 78
1. SMK Kristen 2 Klaten ............................................................ 78
2. SMK Negeri 1 Klaten............................................................. 85
B. Deskripsi data Penelitian.................................................................. 89
1. Deskripsi Responden Penelitian ............................................. 89
2. Deskripsi Variabel Penelitian ................................................. 90
C. Uji Normalitas.................................................................................. 96
D. Pengujian Hipotesis ......................................................................... 97
E. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................... 110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
BAB V PENUTUP....................................................................................... 122
A. Kesimpulan .................................................................................... 122
B. Keterbatasan.................................................................................... 123
C. Saran ............................................................................................. 124
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Karakteristik dan Watak Kewirausahaan.................................. 22
Tabel III.1 Populasi Penelitian.................................................................... 59
Tabel III.2 Operasionalisasi Jiwa Kewirausahaan ...................................... 61
Tabel III.3 Rangkuman Hasil Pengukuran Validitas Variabel
Pekerjaan dan Pendapatan Orang Tua ...................................... 68
Tabel III.4 Rangkuman Hasil Pengukuran Validitas Jiwa
Kewirausahaan.......................................................................... 69
Tabel III.5 Harga Cmaxs ............................................................................... 76
Tabel III.5 Interpretasi Koefisien Kontingensi ........................................... 77
Tabel IV.1 Program Keahlian SMK Kristen 2 Klaten ................................ 79
Tabel IV.2 Distribusi Siswa Program Keahlian Penjualan SMK
Kristen 2 Klaten ........................................................................ 79
Tabel IV.3 Program Keahlian SMK Negeri 1 Klaten……………………. 86
Tabel IV.4 Distribusi Siswa Program Keahlian Penjualan SMK
Negeri 1 Klaten........................................................................ 86
Tabel IV.5 Responden Penelitian................................................................ 90
Tabel IV.6 Deskripsi Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kewirausahaan ...... 91
Tabel IV.7 Deskripsi Pekerjaan Orang Tua ................................................ 92
Tabel IV.8 Deskripsi Tingkat Pendapatan Orang Tua ................................ 93
Tabel IV.9 Deskripsi Tempat Tinggal Siswa.............................................. 94
Tabel IV.10 Deskripsi Jiwa Kewirausahaan ................................................. 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Tabel IV.11 Rangkuman Hasil Uji Normalitas............................................. 96
Tabel IV.12 Tabel Kontingensi Jiwa Kewirausahaan Siswa
Berdasarkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran
Kewirausahaan ......................................................................... 98
Tabel IV.13 Tabel Kontingensi Jiwa Kewirausahaan Siswa
Berdasarkan Jenis Pekerjaan Orang Tua (ayah) ....................... 100
Tabel IV.14 Tabel Kontingensi Jiwa Kewirausahaan Siswa
Berdasarkan Jenis Pekerjaan Orang Tua (ibu).......................... 101
Tabel IV.15 Daftar Interpretasi Nilai C Variabel Jenis Pekerjaan
Orang Tua ................................................................................ 104
Tabel IV.16 Tabel Kontingensi Jiwa Kewirausahaan Siswa
Berdasarkan Tingkat Pendapatan Orang Tua (ayah) ................ 105
Tabel IV.17 Tabel Kontingensi Jiwa Kewirausahaan Siswa
Berdasarkan Tingkat Pendapatan Orang Tua (ibu)................... 107
Tabel IV.18 Tabel Kontingensi Jiwa Kewirausahaan Siswa
Berdasarkan Tempat Tinggal Siswa ......................................... 109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR BAGAN
Bagan II.1 Langkah Menuju Kewirausahaan Yang Berhasil ................... 40
Bagan II.2 Model Penelitian Jiwa Kewirausahaan................................... 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampian 1 Kuesioner................................................................................ 129
Lampian 2 Data Penelitian........................................................................ 135
Lampiran 3 Pengujian Validitas dan Reliabilitas....................................... 141
Lampiran 4 Pengujian Normalitas Data..................................................... 146
Lampiran 5 Tabel r Product Moment......................................................... 152
Lampiran 6 Tabel Chi Kuadrat .................................................................. 150
Lampiran 7 Surat Ijin Penelitian ................................................................ 152
Lampiran 8 Surat Keterangan Penelitian ................................................... 155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam membangun
suatu negara, terlebih untuk masa yang akan datang. Untuk itu pendidikan
sangat diperlukan karena hanya lewat pendidikan dapat tercipta sumber daya
manusia yang cerdas, mandiri, dan profesional.
Proses pendidikan di Indonesia menjadi tanggung jawab bersama, baik
keluarga, masyarakat, maupun pemerintah. Philip H. Coombs
(Tainlain, 2002), membedakan bentuk pengelolaan pendidikan menjadi tiga
bagian, yaitu pendidikan informal, formal, dan pendidikan nonformal.
Pendidikan informal yaitu pendidikan yang diperoleh seseorang dari
pengalaman sehari-hari dengan sadar atau tidak sadar, sejak seseorang lahir
sampai mati, di dalam keluarga, dalam pekerjaan, atau pergaulan sehari-hari.
Pendidikan formal yaitu pendidikan yang diperoleh seseorang di sekolah secara
teratur, sistematis, bertingkat, dan mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat.
Sedangkan pendidikan nonformal atau sering disebut pendidikan luar sekolah
yaitu pendidikan yang diperoleh seseorang secara teratur, terarah, disengaja,
berorientasi praktis, tetapi tidak terlalu mengikuti peraturan yang ketat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Pendidikan formal atau kita kenal dengan pendidikan sekolah, salah
satunya adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). SMK sebagai salah satu
pendidikan kejuruan diharapkan mampu menghasilkan sumber daya manusia
yang produktif, memiliki kemampuan dan keterampilan dan sikap kerja, namun
juga siap menciptakan lapangan kerja. Hal ini seiring dengan tujuan pendidikan
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) sebagai bentuk satuan pendidikan kejuruan sebagaimana ditegaskan
dalam penjelasan pasal 15 Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003, merupakan
pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk
bekerja dalam bidang yang mereka kehendaki. Tujuan umum pendidikan
menengah kejuruan, yaitu: (1) meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta
didik kepada Tuhan Yang Maha Esa, (2) mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi warga Negara yang berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab, (3) mengembangkan potensi
peserta didik agar memiliki wawasan kebangsaan, memahami dan menghargai
keanekaragaman budaya bangsa Indonesia, (4) mengembangkan potensi peserta
didik agar memiliki kepedulian terhadap lingkungan hidup, dengan secara aktif
turut memelihara dan melestarikan lingkungan hidup, serta memanfaatkan
sumber daya alam dengan efektif dan efisien. Sedangkan untuk tujuan khusus
dari pendidikan menengah kejuruan, yaitu: (1) menyiapkan peserta didik agar
menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan
pekerjaan yang ada di dalam dunia usaha sebagai tenaga kerja tingkat menengah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
sesuai dengan kompetensi program keahlian yang dipilihnya, (2) menyiapkan
peserta didik agar mampu memilih karir, ulet, dan gigih dalam berkompetensi,
beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap profesional dalam
bidang keahlian yang diminatinya, (3) membekali peserta didik dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni agar mampu mengembangkan diri di
kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang
lebih tinggi, (4) membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang
sesui dengan program keahlian yang dipilih (Depdiknas, 2007).
Kewirausahaan pada hakekatnya merupakan kemampuan kreatif dan
inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang
menuju sukses. Kisah sukses seorang lulusan SMK kelompok bisnis dan
manajemen yaitu Evi Purwaningsih yang berhasil membuka usaha kecil setelah
ia lulus sekolah. Usaha yang ia tekuni yaitu usaha kerajinan mote yang ia buat
menjadi berbagai produk tas yang sangat cantik. Dalam hal ini pelajaran
kewirausahaan yang diberikan di sekolah sangat bermanfaat untuk membekali
dalam membuka usaha kecil miliknya (www.kompas.com). Mata pelajaran
kewirausahaan diberikan di sekolah Menengah Kejuruan dengan maksud
menekankan pada siswa tentang bagaimana cara berwirausaha. Dengan
pelajaran kewirausahaan tersebut diharapkan lulusan SMK nantinya mampu
menciptakan sebuah lapangan kerja baru sendiri, mengingat masalah
ketenagakerjaan di Indonesia merupakan permasalahan yang sangat kompleks,
dilihat dari masih banyaknya pengangguran di Indonesia. Untuk itu dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
lulusan SMK yang mampu menciptakan lapangan kerja baru diharapkan mampu
mengurangi pengangguran di negara kita dan dapat membantu pemerintah
dalam pembangunan ekonomi. Menurut J.B Say
(Suryana, 2006:27), wirausahawan adalah orang yang menggeser sumber-
sumber ekonomi dari produktivitas rendah menjadi produktivitas tertinggi.
Menurutnya, wirausahawanlah yang menghasilkan perubahan. Perubahan
tersebut dilakukan dengan tidak mengerjakan sesuatu yang lebih baik, tetapi
dengan melakukan sesuatu yang berbeda. Pentingnya wirausahawan dapat
dilihat secara makro dan mikro. Secara makro, pentingnya wirausahawan
melalui usaha kecilnya, yaitu: (1) usaha kecil dapat memperkokoh
perekonomian nasional melalui keterkaitan usaha, seperti fungsi pemasok,
produksi, penyalur, dan pemasaran bagi hasil produk-produk industri besar.
Usaha kecil berfungsi sebagai tranformator antar sektor yang mempunyai kaitan
ke depan maupun ke belakang (Drucker, 1969:54), (2) usaha kecil dapat
meningkatkan efisiensi ekonomi, khususnya dalam menyerap sumber daya yang
ada. Usaha kecil sangat fleksibel, karena dapat menyerap tenaga kerja dan
sumber daya lokal serta meningkatkan sumber daya manusia agar dapat menjadi
wirausaha yang tangguh, (3) usaha kecil dipandang sebagai sarana
pendistribusian pendapatan nasional, alat pemerataan berusaha dan pendapatan,
karena jumlahnya terbesar di perkotaan maupun pedesaan. Secara mikro,
pentingnya wirausahawan adalah menanggung risiko dan ketidakpastian,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
mengkombinasikan sumber-sumber ke dalam cara yang baru dan berbeda untuk
menciptakan nilai tambah dan usaha-usaha baru.
Keinginan berwirausaha tidak begitu saja terbentuk, namun perlu
dipelajari sepanjang perkembangan orang tersebut. Keinginan berwirausaha
tersebut dapat dibentuk dari interaksi sosial. Salah satu upaya dapat dilakukan
lewat mata pelajaran kewirausahaan di sekolah, dimana pelajarannya langsung
diorientasikan pada pekerjaan, sehingga dengan hal ini dapat menumbuhkan
jiwa kewirausahaan pada diri siswa. Proses belajar mengajar tersebut, pendidik
mengusahakan/menanamkan sikap positif terhadap wirausaha agar jiwa
kewirausahaan siswa dapat tumbuh dan berkembang. Selain dari prestasi belajar
dalam mata pelajaran kewirausahaan, jenis pekerjaan orang tua dan tingkat
pendapatan orang tua merupakan hal yang dapat mempengaruhi jiwa
kewirausahaan pada siswa SMK. Dalam penelitian ini peneliti membedakan
jenis pekerjaan menjadi dua jenis, yaitu: (1) wirausaha, (2) bukan wirausaha.
Dalam hal ini peneliti akan melihat hubungan antara jenis pekerjaan orang tua
siswa yang berwirausaha dan bukan wirausaha dengan jiwa kewirausahaan
siswa SMK. Peneliti melihat pula dari segi tingkat pendapatan orang tua.
Tingkat pendapatan digunakan untuk membedakan antara orang tua siswa yang
mempunyai jumlah pendapatan tinggi dan orang tua yang mempunyai jumlah
pendapatan rendah. Dalam hal ini peneliti akan melihat hubungan antara tingkat
pendapatan orang tua dengan jiwa kewirausahaan siswa SMK. Selain prestasi
belajar mata pelajaran kewirausahaan, pekerjaan orang tua, tingkat pendapatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
orang tua, peneliti melihat pula dari segi tempat tinggal siswa. Peneliti
membedakan tempat tinggal siswa yang berada di lingkungan wirausaha dan
bukan berada di lingkungan wirausaha. Dalam hal ini peneliti akan melihat pula
adakah hubungan tempat tinggal siswa dengan jiwa kewirausahaan siswa SMK.
Dalam penelitian lebih lanjut peneliti berusaha mengungkapkan apakah terdapat
hubungan antara prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan, jenis pekerjaan
orang tua, penghasilan orang tua, dan lingkungan tempat tinggal siswa dengan
jiwa kewirausahaan pada siswa SMK khususnya siswa kelas II Jurusan
Penjualan SMK Kristen 2 Klaten dan SMK Negeri 1 Klaten.
B. Batasan Masalah
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi jiwa kewirausahaan siswa
khususnya pada siswa SMK. Menurut Rinal A. Malem, K. Ginting
(Astuti, 2006:4), faktor tersebut dapat dibagi menjadi faktor dari luar atau faktor
eksternal yang terdiri dari pekerjaan orang tua, pengalaman orang tua,
kurikulum sekolah, kondisi lingkungan dan keluarga, masyarakat, dorongan
orang tua, dan teman, sistem perekonomian, politik, dan sebagainya. Sedangkan
faktor dari dalam diri manusia itu sendiri atau faktor internal ini berasal dari
pribadi masing-masing, misalnya kemampuan, pengetahuan, bakat, kegemaran,
sikap minat, inteligensi, jenis kelamin, usia dan yang lainnya. Dalam penelitian
ini faktor yang mempengaruhi jiwa kewirausahaan dibatasi oleh faktor prestasi
belajar mata pelajaran kewirausahaan, jenis pekerjaan orang tua, tingkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
pendapatan orang tua, dan tempat tinggal siswa. Faktor tersebut merupakan
faktor eksternal yang mempengaruhi jiwa kewirausahaan, dan penelitian ini
mengungkapkan pula faktor internal dari jiwa kewirausahaan siswa yang dapat
dilihat dari variabel prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan yang di
dalamnya terdapat kemampuan, pengetahuan dan yang lainnya.
C. Rumusan Masalah
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkap hal-hal yang
mempengaruhi jiwa kewirausahaan pada siswa kelas II Jurusan Penjualan SMK
Kristen 2 Klaten dan SMK Negeri 1 Klaten. Kemudian penelitian ini dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi sekolah dalam mengembangkan
mata pelajaran kewirausahaan agar dapat menimbulkan jiwa kewirausahaan
pada diri siswa, khususnya kelas II Jurusan Penjualan di SMK Kristen 2 Klaten
dan SMK Negeri 1 Klaten. Secara khusus pertanyaan yang dijawab dalam
penelitian ini adalah:
1. Apakah ada hubungan prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan
dengan jiwa kewirausahaan siswa SMK?
2. Apakah ada hubungan pekerjaan orang tua (ayah) dengan jiwa
kewirausahaan siswa SMK?
3. Apakah ada hubungan pekerjaan orang tua (ibu) dengan jiwa
kewirausahaan siswa SMK?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
4. Apakah ada hubungan pendapatan orang tua (ayah) dengan jiwa
kewirausahaan siswa SMK?
5. Apakah ada hubungan pendapatan orang tua (ibu) dengan jiwa
kewirausahaan siswa SMK?
6. Apakah ada hubungan tempat tinggal siswa dengan jiwa kewirausahaan
siswa SMK?
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan dilakukannya penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui hubungan prestasi belajar mata pelajaran
kewirausahaan dengan jiwa kewirausahaan pada siswa SMK.
2. Untuk mengetahui hubungan pekerjaan orang tua (ayah) dengan jiwa
kewirausahaan pada siswa SMK.
3. Untuk mengetahui hubungan pekerjaan orang tua (ibu) dengan jiwa
kewirausahaan pada siswa SMK.
4. Untuk mengetahui hubungan pendapatan orang tua (ayah) dengan jiwa
kewirausahaan pada siswa SMK.
5. Untuk mengetahui hubungan pendapatan orang tua (ibu) dengan jiwa
kewirausahaan pada siswa SMK.
6. Untuk mengetahui hubungan tempat tinggal siswa dengan jiwa
kewirausahaan pada siswa SMK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat:
1. Bagi sekolah
Diharapkan dapat memberikan pertimbangan bagi sekolah dalam
mengembangkan mata pelajaran kewirausahaan agar tumbuh jiwa
kewirausahaan dalam diri siswa SMK.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Dapat dipakai sebagai tambahan bahan bacaan bagi perpustakaan Sanata
Dharma dan diharapkan dapat dipakai sebagai acuan dalam penelitian
lebih lanjut.
3. Bagi guru pengampu mata pelajaran kewirausahaan
Dapat dipakai sebagai bahan masukan bagi guru dalam membantu
menanamkan jiwa kewirausahaan pada diri siswa SMK sehingga nantinya
tumbuh keinginan untuk berwirausaha.
4. Bagi siswa
Dapat dipakai untuk mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi
untuk berwirausaha, sehingga dalam diri siswa tumbuh kesadaran untuk
berwirausaha sejak dini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Inti dan Hakikat kewirausahaan
Dalam kehidupan sehari-hari, masih banyak orang yang menafsirkan dan
memandang bahwa kewirausahaan adalah identik dengan apa yang dimiliki dan
dilakukan oleh usahawan atau wiraswasta. Pandangan tersebut kurang tepat
karena jiwa dan sikap kewirausahaan tidak hanya dimiliki oleh usahawan,
namun juga oleh setiap orang yang berpikir kreatif dan bertindak inovatif,
misalnya petani, karyawan, pegawai pemerintah, mahasiswa, guru, pemimpin
proyek, dan lain sebagainya. Memang pada awalnya kewirausahaan dijumpai
dalam dunia bisnis, akan tetapi akhir-akhir ini berkembang dalam segala aspek
kehidupan, bahkan sering digunakan sebagai salah satu persyaratan untuk
menjadi pimpinan suatu organisasi.
Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan
inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang
menuju sukses (Suryana, 2006:2). Inti dari kewirausahaan menurut Drucker
(1969) melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya
peluang. Banyak orang, baik pengusaha maupun bukan pengusaha, meraih
sukses karena memiliki kemampuan berpikir kreatif dan inovatif. Karya dan
karsa hanya terdapat pada orang-orang yang berpikir kreatif. Tidak sedikit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
orang dan perusahaan yang berhasil meraih sukses karena memiliki kemampuan
kreatif dan inovatif. Proses kreatif dan inovatif tersebut biasanya diawali dengan
munculnya ide-ide dan pemikiran-pemikiran untuk menciptakan sesuatu yang
baru dan berbeda. Sedangkan dalam organisasi perusahaan, proses kreatif dan
inovatif dilakukan melalui kegiatan penelitian dan pengembangan untuk meraih
pangsa pasar. Baik ide, pemikiran, maupun tindakan kreatif tidak lain adalah
untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Sesuatu yang baru dan
berbeda adalah nilai tambah barang dan jasa yang menjadi sumber keunggulan
untuk dijadikan peluang. Jadi, kewirausahaan merupakan suatu kemampuan
dalam menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengelolaan sumber
daya dengan cara-cara baru dan berbeda, seperti:
1. pengembangan teknologi
2. penemuan pengetahuan ilmiah
3. perbaikan produk barang dan jasa yang ada
4. menemukan cara-cara baru untuk mendapatkan produk yang lebih banyak
dengan sumber daya yang lebih efisien.
Kreativitas (creativity) adalah kemampuan mengembangkan ide dan cara-
cara baru dalam memecahkan masalah dan menemukan peluang
(thinking new things). Sedangkan inovasi (innovation) adalah kemampuan
menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan masalah dan menemukan
peluang (doing new things). Sesuatu yang baru dan berbeda yang diciptakan
wirausaha selain berbentuk hasil seperti barang dan jasa, juga bisa berbentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
proses seperti ide, metode, dan cara. Sesuatu yang baru dan berbeda yang
diciptakan melalui proses berpikir kreatif dan bertindak inovatif merupakan
nilai tambah yang akan menjadi keunggulan. Keunggulan inilah yang akan
menjadi daya saing yang diciptakan oleh para wirausaha. Dengan kata lain, nilai
tambah yang tercipta adalah sumber peluang bagi wirausaha. Kreativitas akan
muncul apabila wirausaha melihat sesuatu yang telah dianggap lama dan
berpikir sesuatu yang baru dan berbeda. Dengan demikian, sukses
kewirausahaan akan tercapai apabila seseorang berpikir dan melakukan sesuatu
yang baru atau sesuatu yang lama dengan cara-cara baru (Suryana, 2006:2-3).
Mata pelajaran kewirausahaan diharapkan dapat menumbuhkan kreativitas pada
para siswa SMK misalnya melalui penciptaan sesuatu yang dapat menghasilkan
nilai jual.
B. Peran dan Fungsi Wirausaha
Fungsi dan peran wirausaha dapat dilihat melalui dua pendekatan, yaitu
secara makro dan mikro. Secara makro wirausaha berperan sebagai penggerak,
pengendali dan pemacu perekonomian suatu bangsa. Di AS, Eropa Barat, dan
negara-negara Asia, kewirausahaan menjadi kekuatan ekonomi negara tertentu,
sehingga negara-negara tersebut menjadi kekuatan ekonomi dunia yang kaya
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi. Hasil-hasil dari
penemuan ilmiah, penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan, dan teknologi
rekayasa telah menghasilkan kreasi-kreasi baru dalam produk dan jasa-jasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
yang berskala global. Semua itu merupakan hasil proses dinamis wirausaha
yang kreatif. Bahkan, para wirausahalah yang berhasil menciptakan lapangan
kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Wirausahalah yang berani
mengambil risiko, memimpin, dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Tanpa
dorongan, energi, dan dedikasi para wirausaha, pembentukan (formasi) investasi
pada perusahaan-perusahaan baru tidak akan pernah terjadi. Menurut JB Say
(Suryana, 2006:77), wirausaha adalah orang yang menggeser sumber-sumber
ekonomi dari produktivitas terendah menjadi produktivitas tertinggi.
Menurutnya, wirausahalah yang menghasilkan perubahan. Perubahan tersebut
dilakukan tidak dengan mengerjakan sesuatu yang lebih baik, tetapi dengan
melakukan sesuatu yang berbeda. Menurut Joseph Schumpeter
(Hermana, 2008), wirausahawan adalah seorang inovator yang
mengimplementasikan perubahan-perubahan di dalam pasar melalui kombinasi-
kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut bisa dalam bantuk
(1) memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru,
(2) memperkenalkan metode produksi baru, (3) membuka pasar yang baru
(new market), (4) memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen
baru, atau (5) menjalankan organisasi baru pada suatu industri. Schumpeter
mengaitkan wirausaha dengan konsep inovasi yang diterapkan dalam konteks
bisnis serta mengaitkannya dengan kombinasi sumber daya.
Secara kualitatif, peranan wirausaha melalui usaha kecilnya tidak
diragukan lagi, yaitu: (1) usaha kecil dapat memperkokoh perekonomian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
nasional melalui berbagai keterkaitan usaha, seperti fungsi pemasok, produksi,
penyalur, dan pemasaran bagi hasil produk-produk industri besar. Usaha kecil
berfungsi sebagai transformator antarsektor yang mempunyai kaitan ke depan
maupun ke belakang (Drucker, 1984:54), (2) usaha kecil dapat meningkatkan
efisiensi ekonomi, khususnya dalam menyerap sumber daya yang ada. Usaha
kecil sangat fleksibel, karena dapat menyerap tenaga kerja dan sumber daya
lokal serta meningkatkan sumber daya manusia agar dapat menjadi wirausaha
yang tangguh, (3) usaha kecil dipandang sebagai sarana pendistribusian
pendapatan nasional, alat pemerataan berusaha dan pendapatan, karena
jumlahnya tersebar di perkotaan maupun pedesaan.
Secara mikro, peran wirausaha adalah menanggung risiko dan
ketidakpastian, mengkombinasikan sumber-sumber ke dalam cara yang baru
dan berbeda untuk menciptakan nilai tambah dan usaha-usaha baru. Dalam
melakukan fungsi mikronya, menurut Marzuki Usman
(Suryana, 2006:77), secara umum wirausaha memiliki dua peran, yaitu:
1. sebagai penemu
2. sebagai perencana
Sebagai penemu wirausaha berperan dalam menemukan dan menciptakan
produk baru, teknologi baru, ide-ide baru, organisasi baru. Sebagai perencana,
wirausaha berperan dalam merancang perencanaan perusahaan, strategi
perusahaan, ide-ide dalam perusahaan, organisasi perusahaan. Menurut Novel
(1999), wirausahawan diyakini memiliki peran yang sangat penting dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
perkembangan perekonomian. Peran ini muncul sebagai akibat dominasinya
dalam menentukan wajah perekonomian. Peran wirausahawan bagi
perekonomian tersebut adalah: (1) wirausahawan memiliki legitimasi moral
yang kuat untuk mewujudkan kesejahteraan dan menciptakan kesempatan kerja.
Karena target wirausahawan adalah masyarakat kelas menengah dan bawah,
(2) seorang wirausahawan memiliki visi bisnis, intuisi pengelolaan sumber
daya, adaptable terhadap perubahan lingkungan dan kemampuan untuk bekerja
sama secara intergral, (3) wirausahawan sebagai generator pembangunan
lingkungan, bidang produksi, distribusi, pemeliharaan lingkungan,
kesejahteraan, (4) wirausahawan dengan usaha kecilnya memiliki kontribusi
terhadap pemerintah yaitu berupa pajak yang harus dibayarkan kepada
pemerintah, sehingga mampu membantu dalam jalannya perekonomian.
Menurut Zimmerer (Suryana, 2006:78), fungsi wirausaha adalah
menciptakan nilai barang dan jasa di pasar melalui proses mengkombinasikan
sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda untuk dapat melakukan
persaingan. Nilai tambah tersebut diciptakan melalui pengembangan teknologi
baru, penemuan pengetahuan baru, perbaikan produk dan jasa yang ada,
penemuan cara-cara yang berbeda untuk menyediakan barang dan jasa dalam
jumlah banyak dengan menggunakan sumber daya yang lebih sedikit. Werner
Shombart (Suryana, 2006:78), membagi fungsi wirausaha menjadi tiga, yaitu:
(1) pemimpin industri, yang mulai sebagai teknisi atau tukang dalam satu
bidang keahlian, kemudian berhasil menemukan sesutau yang baru, bukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
dengan disengaja melainkan karena hasil temuan dan kehebatan daya cipta,
(2) usahawan, yaitu orang yang menganalisis berbagai kebutuhan masyarakat,
merangsang kebutuhan untuk mendapat langganan baru. perhatiannya yang
paling utama adalah penjualan, (3) pemimpin keuangan, yaitu orang yang sejak
muda menekuni keuangan, mengumpulkan uang, dan menggabungkan sumber-
sumber keuangan.
Contoh nyata wirausahawan yang cukup baik dari lingkup Indonesia bisa
kita lihat lewat Reza Suryana. Lelaki asal Purwakarta ini telah mengembangkan
teknologi yang nyaris sangat sederhana dan mudah, yaitu menciptakan energi
alternative dengan membuat briket dari sampah yang telah ia pilah. Proses
pembuatannya pun sangat mudah, sampah organik di bakar di sebuah lubang
sampai menjadi arang. Arang lalu ditumbuk, dihaluskan, dan disaring menjadi
bubuk. Setelah diberi campuran perekat, bubuk lalu dicetak. Setelah dijemur
sampai kadar airnya hilang, terbentuklah briket sampah yang siap pakai. 1 Kg
briket ini berisi 30 batang dan bisa menyala hingga lima jam, untuk harga ia jual
Rp 1.700. Reza tidak berusaha mematenkan hasil inovasinya ini dengan alasan
ia ingin masyarakat bisa membuat briket sendiri. Bahkan ke depan Reza akan
mengembangkan bahan bakar gas dari eceng gondok (Cokro, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
C. Ide dan Peluang Kewirausahaan
1. Ide Kewirausahaan
Wirausaha dapat menambah nilai suatu barang dan jasa melalui
inovasi. Keberhasilan dapat dicapai apabila wirausaha menggunakan
produk, proses, dan jasa-jasa inovasi sebagai alat untuk menggali
perubahan. Oleh sebab itu, inovasi merupakan instrumen penting untuk
memberdayakan sumber-sumber agar menghasilkan sesuatu yang baru dan
menciptakan nilai. Ketangguhan kewirausahaan sebagai penggerak
perekonomian terletak pada kreasi baru untuk menciptakan nilai secara
terus menerus. Wirausaha dapat menciptakan nilai dengan cara mengubah
semua tantangan menjadi peluang melalui ide-ide dan akhirnya menjadi
pengendali usaha. Semua tantangan bisa menjadi peluang apabila terdapat
inovasi, misalnya menciptakan permintaan melalui penemuan baru.
Dengan penemuan baru, para pengusaha perusahaan mengendalikan pasar,
dan akhirnya membuat konsumen-konsumen kepada produsen. Dengan
demikian, produsen tidak lagi bergantung pada konsumen seperti falsafah
pemasaran yang konvensional.
Menurut Zimmerer (Suryana, 2006:84), ide-ide yang berasal dari
wirausaha dapat menciptakan peluang untuk memenuhi kebutuhan riil di
pasar. Ide-ide itu menciptakan nilai-nilai potensial di pasar sekaligus
menjadi peluang usaha. Dalam mengevaluasi ide untuk menciptakan nilai-
nilai potensial (peluang usaha), wirausaha perlu mengidentifikasi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
mengevaluasi semua risiko yang mungkin terjadi dengan cara mengurangi
kemungkinan risiko melalui strategi yang proaktif, menyebarkan risiko
pada aspek yang paling mungkin, dan mengelola risiko yang
mendatangkan nilai atau manfaat.
2. Sumber-Sumber Potensial Peluang
Agar ide-ide potensial menjadi peluang bisnis yang riil, maka
wirausaha harus bersedia melakukan evaluasi terhadap peluang secara
terus menerus. Proses penjaringan ide atau disebut screening merupakan
suatu cara terbaik untuk menuangkan ide potensial menjadi produk dan
jasa riil. Menurut Suryana (2006:85), langkah dalam penjaringan ide dapat
dilakukan sebagai berikut:
a) Menciptakan produk baru dan berbeda
Ketika ide dimunculkan secara riil atau nyata, misalnya dalam
bentuk barang dan jasa baru, maka produk dan jasa tersebut harus
berbeda dengan produk dan jasa yang ada di pasar. Selain itu, produk
dan jasa tersebut harus menciptakan nilai bagi pembeli atau
penggunanya. Agar berguna, barang dan jasa harus bernilai bagi
konsumen, baik pelanggan maupun konsumen potensial lainnya. Oleh
sebab itu, wirausaha harus benar-benar mengetahui perilaku konsumen
di pasar. Dalam mengamati perilaku pasar, paling sedikit ada dua
unsur pasar yang perlu diperhatikan yaitu permintaan terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
barang/jasa yang dihasilkan dan waktu penyerahan dan waktu
permintaan barang/jasa.
Dengan demikian, jelaslah bahwa wirausaha yang sukses perlu
menciptakan produk dan jasa unggul yang memberikan nilai kepada
konsumen. Misalnya, apakah produk-produk barang dan jasa tersebut
dapat meningkatkan efisiensi bagi pemakainya? Berapa besarnya?
Apakah perbaikan dalam efisiensi dapat diketahui juga oleh pembeli
potensial? Berapa persen target yang ingin dicapai dari segmentasi
pasar tersebut? Pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas penting dalam
menciptakan peluang.
Secara implisit apabila wirausaha baru berfokus pada segmen
pasar, maka secara spesifik peluang itu akan sangat tergantung pada
perilaku segmen pasar. Kemampuan untuk memperoleh peluang itu
sendiri sangat bergantung pada kemampuan wirausaha untuk
menganalisis pasar, meliputi aspek kemampuan menganalisis
demografi pasar, kemampuan menganalisis sifat serta tingkah laku
pesaing, dan kemampuan menganalisis keunggulan bersaing dan
kevakuman pesaing yang dapat dijadikan sebagai peluang.
b) Mengamati pintu peluang
Wirausaha harus mengamati potensi-potensi yang dimiliki
pesaing, misalnya kemungkinan pesaing mengembangkan produk
baru, pengalaman keberhasilan dalam mengembangkan produk baru,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
dukungan keuangan, dan keunggulan-keunggulan yang dimiliki
pesaing di pasar. Kemampuan pesaing untuk mempertahankan posisi
pasar dapat dievaluasi dengan mengamati kelemaham-kelemahan dan
risiko pesaing dalam menanamkan modal barunya. Menurut Zimmerer
(Suryana, 2006:87), ada beberapa keadaan yang dapat dijadikan
sebagai peluang, yaitu: (1) produk baru harus segera dipasarkan dalam
jangka waktu yang relatif singkat, (2) kerugian teknik harus rendah.
Oleh karena itu, penggunaan teknik harus dipertimbangkan
sebelumnya, (3) saat dimana pesaing tidak begitu agresif untuk
mengembangkan strategi produknya, (4) pesaing tidak memiliki
teknologi canggih, (5) pesaing sejak awal tidak memiliki strategi
dalam mempertahankan posisi pasarnya, (6) perusahaan baru memiliki
kemampuan dan sumber-sumber untuk menghasilkan produk barunya.
c) Analisis produk dan proses produksi secara mendalam.
Analisis ini sangat penting untuk menjamin apakah jumlah dan
kualitas produk yang dihasilkan memadai atau tidak. Berapa biaya
yang dikeluarkan untuk membuat produk tersebut? Apakah biaya yang
kita keluarkan lebih efisien daripada biaya yang dikeluarkam oleh
pesaing?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
d) Menaksir biaya awal
Yaitu biaya yang diperlukan oleh usaha baru. Dari mana
sumbernya dan untuk apa digunakan? Berapa yang diperlukan untuk
operasi, perluasan, dan biaya lainnya?
e) Memperhitungkan risiko yang mungkin terjadi
Misalnya risiko teknik, finansial, dan pesaing. Risiko pesaing
adalah kemampuan dan kesediaan pesaing untuk mempertahankan
posisinya di pasar. Risiko teknik berhubungan dengan proses
pengembangan produk yang cocok dengan yang diharapkan atau
menyangkut suatu objek penentu apakah ide secara aktual dapat
ditranformasi menjadi produk yang siap dipasarkan dengan kapabilitas
dan karakteristiknya. Risiko finansial adalah risiko yang timbul
sebagai akibat ketidakcukupan finansial, baik dalam tahap
pengembangan produk baru maupun dalam menciptakan dan
mempertahankan perusahaan untuk mendukung biaya produk baru.
Analisis kelemahan, kekuatan, peluang, dan ancaman
(strenght, weakness, opportunity, and threat---SWOT) sangat penting
dalam menciptakan keberhasilan perusahaan baru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
D. Karakteristik, Sikap dan Kepribadian Wirausaha
1. Karakteristik kewirausahaan
Para ahli mengemukakan karakteristik kewirausahaan dengan
konsep yang berbeda-beda. Meredith (1996:5-6), misalnya
mengungkapkan ciri-ciri dan watak kewirausahaan seperti berikut:
Tabel II.1 Karakteristik dan Watak Kewirausahaan
KARAKTERISTIK WATAK • Percaya diri dan optimis Memiliki kepercayaan diri yang
kuat, ketidaktergantungan terhadap orang lain, dan individualistis.
• Berorientasi pada tugas dan hasil
Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, mempunyai dorongan kuat, energik, tekun dan tabah, tekad kerja keras, serta inisiatif.
• Berani mengambil risiko dan menyukai tantangan
Mampu mengambil risiko yang wajar
• kepemimpinan Berjiwa kepemimpinan, mudah beradaptasi dengan orang lain, dan terbuka terhadap saran serta kritik.
• keorisinilan Inovatif, kreatif, fleksibel. • berorientasi pada masa
depan Memiliki visi dan perspektif terhadap masa depan
a. Percaya diri
Kepercayaan diri merupakan suatu paduan sikap dan keyakinan
seseorang dalam menghadapi tugas atau pekerjaan
(Soesarsono, 1988:33). Dalam praktik, sikap dan kepercayaan diri
merupakan sikap dan keyakinan untuk memulai, melakukan, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang dihadapi. Oleh sebab itu
kepercayaan diri memiliki nilai keyakinan, optimisme, individualitas,
dan ketidaktergantungan. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri
cenderung memiliki keyakinan akan kemampuannya untuk mencapai
keberhasilan (Suryana, 2006: 39).
Kepercayaan diri ini bersifat internal, sangat relatif, dinamis, dan
banyak ditentukan oleh kemampuan untuk memulai, melaksanakan,
dan menyelesaikan suatu pekerjaan. Orang yang percaya diri memiliki
kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sistematis,
berencana, efektif, dan efisien. Kepercayaan diri juga selalu
ditunjukkan oleh ketenangan, ketekunan, kegairahan, dan kemantapan
dalam melakukan pekerjaan.
Keberanian yang tinggi dalam mengambil risiko dan perhitungan
matang yang diikuti dengan optimisme harus disesuaikan dengan
kepercayaan diri. Oleh sebab itu, optimisme dan keberanian
mengambil risiko dalam menghadapi suatu tantangan dipengaruhi oleh
kepercayaan diri. Kepercayaan diri juga ditentukan oleh kemandirian
dan kemampuan diri sendiri. Seseorang yang memiliki kepercayaan
diri yang tinggi relatif lebih mampu menghadapi dan menyelesaikan
masalah sendiri tanpa menunggu bantuan orang lain.
Kepercayaan diri di atas, baik langsung maupun tidak langsung,
mempengaruhi sikap mental seseorang. Gagasan, karsa, inisiatif,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
kreativitas, keberanian, ketekunan, semangat kerja keras, semangat
berkarya, dan sebagainya banyak dipengaruhi oleh tingkat
kepercayaan diri seseorang yang berbaur dengan pengetahuan
ketrampilan dan kewaspadaannya (Soesarsono, 1988:37). Kepercayaan
diri merupakan landasan yang kuat untuk meningkatkan karsa dan
karya seseorang. Sebaliknya, setiap karya yang dihasilkan akan
menumbuhkan dan meningkatkan kepercayaan diri. Kreativitas,
inisiatif, kegairahan kerja, dan ketekunan akan banyak mendorong
seseorang untuk mencapai karya yang memberikan kepuasan batin,
yang kemudian akan memperterbal kepercayaan diri. Pada gilirannya,
orang yang memiliki kepercayaan diri akan memiliki kemampuan
untuk bekerja sendiri dalam mengorganisasi, mengawasi, dan meraih
kesuksesan (Soeparman, 1997: 12). Kunci keberhasilan dalam bisnis
adalah untuk memahami diri sendiri. Oleh sebab itu, wirausaha yang
sukses adalah wirausaha yang mandiri dan percaya diri
(Wirasasmita, 1994:2).
b. Berorientasi pada tugas dan hasil
Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah
seseorang yang selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi,
berorientasi pada laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras,
mempunyai dorongan kuat, dan berinisiatif. Berinisiatif artinya selalu
ingin mencari dan memulai sesuatu. Untuk memulai diperlukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
adanya niat dan tekad yang kuat serta karsa yang besar. Sekali sukses
atau berprestasi, maka sukses berikutnya akan menyusul, sehingga
usahanya semakin maju dan berkembang. Dalam kewirausahaan,
peluang hanya diperoleh apabila terdapat inisiatif. Perilaku inisiatif ini
biasanya diperoleh melalui pelatihan dan pengalaman selama
bertahun-tahun, dan pengembangannya diperoleh dengan cara disiplin
diri, berpikir kritis, tanggap, dan semangat berprestasi.
c. Keberanian mengambil risiko
Kemauan dan kemampuan untuk mengambil risiko merupakan
salah satu nilai dalam kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau
mengambil risiko akan sukar memulai atau berinisiatif. Menurut
Angelita S. Bajaro, seorang wirausaha yang berani menanggung risiko
adalah orang yang selalu ingin jadi pemenang dan memenangkan
dengan cara yang baik (Wirasasmita, 1994:2). Wirausaha adalah orang
yang lebih menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk
mencapai kesuksesan atau kegagalan daripada usaha yang kurang
menantang. Oleh sebab itu, wirausaha yang menyukai risiko yang
terlalu rendah atau terlalu tinggi. Risiko yang terlalu rendah akan
memperoleh sukses yang relatif rendah. Sebaliknya, risiko yang tinggi
kemungkinan memperoleh sukses yang tinggi, tetapi dengan
kegagalan yang sangat tinggi. Oleh sebab itu, ia akan lebih menyukai
risiko yang seimbang (moderat). Dengan demikian, keberanian untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
menanggung risiko yang menjadi nilai kewirausahaan adalah
pengambilan risiko yang penuh dengan perhitungan dan realistis.
Kepuasan yang besar diperoleh apabila berhasil dalam melaksanakan
tugas-tugasnya secara realistis. Situasi risiko kecil dan situasi risiko
tinggi dihindari karena sumber kepuasan tidak mungkin didapat pada
masing-masing situasi tersebut. Artinya, wirausaha menyukai
tantangan yang sukar namun dapat dicapai
(Meredith, 1996:37). Wirausaha menghindari situasi risiko yang
rendah karena tidak ada tantangan dan menjauhi situasi risiko yang
tinggi karena ingin berhasil. Dalam situasi risiko dan ketidakpastian
inilah wirausaha mengambil keputusan yang mengandung potensi
kegagalan atau keberhasilan. Pada situasi ini, menurut Meredith
(1996:38), ada dua alternatif atau lebih yang harus dipilih, yaitu
alternatif yang mengandung risiko dan alternatif yang konservatif.
Pilihan terhadap risiko ini sangat bergantung pada daya tarik setiap
alternatif, siap untuk mengalami kerugian, dan kemungkinan relatif
untuk sukses atau gagal.
Pemilihan sangat ditentukan oleh kemampuan wirausaha untuk
mengambil risiko. Selanjutnya, kemampuan untuk mengambil risiko
ditentukan oleh keyakinan pada diri sendiri, kesediaan menggunakan
kemampuan dalam mencari peluang dan kemungkinan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
memperoleh keuntungan, kemungkinan menilai situasi risiko yang
realistis.
Di atas, dikemukakan bahwa pengambilan risiko berkaitan
dengan kepercayaan diri sendiri. Artinya, semakin besar keyakinan
seseorang pada kemampuan sendiri, maka semakin besar keyakinan
orang tersebut akan kesanggupan untuk mempengaruhi hasil dan
keputusan, dan semakin besar pula kesediaan seseorang untuk
mencoba apa yang menurut orang lain sebagai risiko
(Meredith, 1996:39). Jadi, pengambil risiko lebih menyukai tantangan
dan peluang. Oleh sebab itu, pengambil risiko ditemukan pada orang-
orang yang inovatif dan kreatif yang merupakan bagian terpenting dari
perilaku kewirausahaan.
d. Kepemimpinan
Seorang wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat
kepemimpinan, kepeloporan, dan keteladanan. Ia selalu ingin tampil
berbeda, menjadi yang pertama, dan lebih menonjol. Dengan
menggunakan kemampuan kreativitas dan inovasi, ia selalu
menampilkan barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkannya dengan
lebih cepat, lebih dulu, dan segera berada di pasar. Ia selalu
menampilkan produk dan jasa-jasa baru dan berbeda sehingga menjadi
pelopor dalam proses produksi maupun pemasaran. Ia selalu
memanfaatkan perbedaan sebagai suatu yang menambah nilai. Karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
itu, perbedaan bagi seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan
merupakan sumber pembaruan untuk menciptakan nilai. Ia selalu ingin
bergaul untuk mencari peluang dan terbuka terhadap kritik serta saran
yang kemudian dijadikan peluang. Dalam karya dan karsanya,
wirausaha selalu ingin tampil baru dan berbeda. Karya dan karsa yang
berbeda akan dipandang sebagai sesuatu yang baru dan dijadikan
peluang. Banyak hasil karya wirausaha yang berbeda dan dipandang
baru, seperti komputer, mobil, minuman, dan produk makanan
lainnya.
e. Keorisinilan: kreativitas dan inovasi
Nilai inovatif, kreatif, dan fleksibilitas merupakan unsur-unsur
keorisinilan seseorang. Wirausaha yang inovatif adalah orang yang
kreatif dan yakin dengan adanya cara-cara baru yang lebih baik
(Wirasasmita, 1994:7), dengan ciri-ciri tidak pernah puas dengan cara-
cara yang dilakukan saat ini, meskipun dengan cara tersebut cukup
baik, selalu menuangkan imajinasi dalam pekerjaannya, selalu ingin
tampil beda atau memanfaatkan perbedaan.
Hardvard’s Theodore Levit (Suryana, 2006:42), mengemukakan
definisi inovasi dan kreativitas lebih mengarah pada konsep berpikir
dan bertindak yang baru. Kreativitas adalah kemampuan menciptakan
gagasan dan menemukan cara baru dalam melihat permasalahan dan
peluang yang ada. Sedangkan inovasi adalah kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
mengaplikasikan solusi yang kreatif terhadap permasalahan dan
peluang yang ada untuk lebih memakmurkan kehidupan masyarakat.
Jadi, kreativitas adalah kemampuan menciptakan gagasan baru,
sedangkan inovasi adalah melakukan sesuatu yang baru. Oleh karena
itu, menurut Levitt, kewirausahaan adalah berpikir dan bertindak
sesuatu yang baru atau berpikir sesuatu yang lama dengan cara-cara
baru.
Menurut Zimmerer (Suryana, 2006:42), dalam bukunya
Entrepreneurship and The New Venture Formation, mengungkapkan
bahwa: “Sometimes creativity involves generating something from
nothing. However, creativity is more likely to result in collaborating
on the present, in putting old things together in new ways, or in taking
something away to create something simpler or better.”
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kreativitas
mengandung pengertian penciptaan atas sesuatu yang awalnya tidak
ada, hasil kerja masa kini untuk memperbaiki masa lalu dengan cara
yang baru, menggantikan sesuatu dengan sesuatu yang lebih sederhana
dan lebih baik. Menurut Zimmerer, ide-ide kreativitas sering muncul
ketika wirausaha melihat sesuatu yang lama dan berpikir sesuatu yang
baru dan bebeda. Oleh karena itu, kreativitas adalah menciptakan
sesuatu yang sebelumnya tidak ada menjadi ada. Rahasia
kewirausahaan dalam menciptakan nilai tambah barang dan jasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
terletak pada penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan
masalah dan meraih peluang yang dihadapi setiap hari. Berinisiatif
adalah mengerjakan sesuatu tanpa menunggu perintah. Kebiasaan
berinisiatif akan melahirkan kreativitas (daya cipta) setelah dibiasakan
berulang-ulanng dan melahirkan inovasi. Gerschenkron
(Suryana, 2006:43), seorang ahli yang menonojolkan inovasi sebagai
sarana kepribadian menuju kewirausahaan modern menemukakan
bahwa wirausaha adalah orang yang bertugas memecahkan keputusan-
keputusan ekonomi.
Pokok-pokok pikiran Gerschenkron di atas pada dasarnya sejalan
dengan pokok-pokok pikiran Everett E. Hagen
(Suryana, 2006:43), mengemukakan ciri-ciri kepribadian inovasi yang
kreatif sebagai berikut:
1) Openness to experience, yaitu terbuka terhadap
pengalaman.Wirausaha selalu berminat dan tanggap terhadap
gejala di sekitar kehidupannya dan sadar bahwa di dalamnya
terdapat individu yang berperilaku sistematis.
2) Creative imagination, yaitu kreatif dalam berimajinasi.
Wirausaha memiliki kemampuan untuk bekerja dengan penuh
imajinasi.
3) Confidence and content in one’s own evaluation, yaitu cakap dan
memiliki keyakinan atas penilaian dirinya dan teguh pendirian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
4) Satisfaction in facing and attacking problems and in resolving
confusion or inconsistency, yaitu selalu memiliki kepuasan
dalam menghadapi dan memecahkan persoalan.
5) Has a duty or responsibility to achive, yaitu memiliki tugas dan
rasa tanggung jawab untuk berprestasi.
6) Intelligence and energetic, yaitu memiliki kecerdasan dan
energik.
f. Berorientasi ke masa depan
Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang
memiliki perspektif dan pandangan ke masa depan. Karena memiliki
pandangan yang jauh ke masa depan, maka ia selalu berusaha untuk
berkarsa dan berkarya. Kuncinya adalah kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dengan yang sudah ada
saat ini. Meskipun terdapat risiko yang mungkin terjadi, ia tetap tabah
untuk mencari peluang dan tantangan demi pembaruan masa depan.
Pandangan yang jauh ke depan membuat wirausaha tidak cepat puas
dengan karsa dan karya yang sudah ada saat ini. Oleh sebab itu, ia
selalu mempersiapkannya dengan mancari suatu peluang.
Ahli lain, seperti M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer
(Suryana, 2006:24), mengemukakan delapan karakteristik
kewirausahaan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
1. Desire for responsibility, yaitu memiliki rasa tanggung jawab
atas usaha-usaha yang dilakukannya. Seseorang yang memiliki
rasa tanggung jawab akan selalu mawas diri.
2. Preference for moderate risk, yaitu lebih memilih risiko yang
moderate, artinya selalu menghindari risiko, baik yang terlalu
rendah maupun terlalu tinggi.
3. Confidence in their ability to success, yaitu memiliki
kepercayaan diri untuk memperoleh kesuksesan.
4. Desire for immediate feedback, yaitu selalu menghendaki umpan
balik dengan segera.
5. High level of energy, yaitu memliki semangat dan kerja keras
untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih
baik.
6. Future orientation, yaitu berorientasi serta memiliki perspektif
dan wawasan jauh ke depan.
7. Skill at organizing, yaitu memiliki keterampilan dalam
mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai
tambah.
8. Value of achievement over money, yaitu lebih menghargai
prestasi daripada uang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
g. Memiliki tanggung jawab
Ide dan perilaku seorang wirausaha tidak lepas dari tuntutan
tanggung jawab. Oleh karena itulah komitmen sangat diperlukan
dalam pekerjaan sehingga mampu melahirkan tanggung jawab.
Indikator orang yang bertanggung jawab adalah berdisiplin, penuh
komitmen, bersunguh-sungguh, jujur, berdedikasi tinggi, dan
konsisten.
h. Memiliki kemandirian atau ketidaktergantungan terhadap orang lain.
Orang yang mandiri adalah orang yang tidak suka mengandalkan
orang lain namun justru mengoptimalkan segala daya dan upaya yang
dimilikinya sendiri. Intinya adalah kepandaian dalam pemanfaatan
potensi diri tanpa harus diatur oleh orang lain. Seseorang yang
memiliki jiwa wirausaha juga mempunyai sifat tegar dan tahan uji,
ulet dan penuh semangat, selain itu biasanya mereka menetapkan
standarnya sendiri dan bergerak berdasarkan target-target yang telah
ditentukan serta seorang yang pekerja keras, cerdas, dan fleksibel.
2. Sikap dan Kepribadian Seorang Wirausaha
Alex Inkeles, dan David H. Smith (Suryana, 2006:49), adalah
beberapa ahli yang mengemukakan tentang kualitas dan sikap orang
modern. Menurut Inkeles, kualitas manusia modern tercermin pada orang
yang berpartisipasi dalam produksi modern yang di manifestasikan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
bentuk sikap, nilai dan tingkah laku dalam kehidupan sosial. Ciri-cirinya
meliputi keterbukaan terhadap pengalaman baru, selalu membaca
perubahan sosial, lebih realistis terhadap fakta dan pendapat, berorientasi
pada masa kini dan masa yang akan datang bukan pada masa lalu,
berencana, percaya diri, memiliki aspirasi, berpendidikan dan mempunyai
keahlian, respek, hati-hati, serta memahami produksi.
Menurut Harsojo (Suryana, 2006:50), modernisasi merupakan sikap
yang menggambarkan keterbukaan bagi pembaruan dan perubahan,
kesanggupan membentuk pendapat secara demokratis, orientasi pada masa
kini dan masa depan, keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri,
keyakinan terhadap kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
anggapan bahwa keberhasilan merupakan hasil prestasi.
Orang yang terbuka terhadap pengalaman-penngalaman baru akan
lebih siap untuk menanggapi segala peluang, tantangan, dan perubahan
sosial, misalnya dalam mengubah standar hidup. Orang-orang yang
terbuka terhadap ide-ide baru merupakan wirausaha yang inovatif dan
kreatif. Menurut Yurgen Kocka (1975), pandangan yang luas dan dinamis
serta kesediaan untuk pembaruan bisa lebih cepat berkembanng dalam
lapangan industri, tidak lepas dari latar belakang pendidikan, dan
pengalaman perjalanan yang banyak (Wirasasmita, 1982:44). Dalam
kontek ini juga dijumpai perpaduan yang nyata antara usaha perdagangan
yang sistematis dan rasional dengan kemampuan bereaksi terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
kesempatan-kesemapatan yang didasari keberanian berusaha. Wirausaha
adalah pribadi unggul yang mencerminkan pribadi yang luhur dan sifat
yang pantas diteladani, karena atas dasar kemampuannya sendiri dapat
melahirkan suatu sumbangsih dan karya untuk kemajuan kemanusiaan
yang berlandaskan kebenaran dan kebaikan.
Wirausaha sebenarnya adalah seorang inovator atau individu yang
mempunyai kemampuan naluriah untuk melihat benda-benda materi
sedemikian rupa yang kemudian terbukti benar, mempunyai semangat dan
kemampuan serta pikiran untuk menaklukkan cara berpikir yang tidak
berubah, dan mempunyai kemampuan untuk bertahan terhadap oposisi
sosial (Heijrachman, 1982:1). Wirausaha berperan dalam mencari
kombiasi-kombinasi baru yang merupakan gabungan dari lima proses
inovasi, yaitu menemukan pasar baru, pengenalan barang-barang baru,
metode produksi baru, sumber penyediaan bahan mentah baru, serta
organisasi industri baru. Wirausaha merupakan inovator yang dapat
menggunakan kemampuan untuk mencari kreasi-kreasi baru.
Dalam perusahaan, wirausaha adalah seorang inisiator atau
organisator penting. Menurut Dusselman (Suryana, 2006:50), seseorang
yang memiliki jiwa kewirausahaan ditandai oleh pola-pola tingkah laku
sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
a. Inovasi, yaitu usaha untuk menciptakan, menemukan, dan menerima
ide-ide baru.
b. Keberanian untuk menghadapi risiko, yaitu usaha untuk menimbang
dan menerima risiko dalam mengambil keputusan dan menghadapi
ketidakpastian.
c. Kemampuan manajerial, yaitu usaha yang dilakukan untuk
melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, meliputi perencanaan,
koordinasi, menjaga kelancaran usaha, mengawasi dan mengevaluasi
usaha
d. Kepemimpinan, yaitu usaha memotivasi, melaksanakan, dan
mengarahkan tujuan usaha.
E. Proses Kewirausahaan
1. Faktor Pemicu Kewirausahaan
McClelland (Suryana, 2006:62), mengemukakan bahwa
kewirausahaan ditentukan oleh motif berprestasi, optimisme, sikap nilai,
dan status kewirausahaan atau keberhasilan.
Perilaku kewirausahaan dipengaruhi oleh faktor-faktor interal dan
eksternal. Faktor-faktor internal meliputi hak kepemilikan
(property right—PP), kemampuan/kompetensi (abiliy/competency—C),
dan insensif (incentive—I), sedangkan faktor eksternal meliputi
lingkungan (environment—E). Menurut Soedjono (1993), karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
kemampuan afektif mencakup sikap, nilai, aspirasi, perasaan, dan emosi
yang semuanya sangat bergantung pada kondisi lingkungan yang ada,
maka dimensi kemampuan afektif dan kemampuan kognitif merupakan
bagian dari pendekatan kemampuan kewirausahaan. Jadi, kemampuan
berwirausaha merupakan fungsi dari perilaku kewirausahaan dalam
mengkombinasikan kreatifitas, inovasi, kerja keras, dan keberanian
menghadapi risiko untuk memperoleh peluang.
2. Ciri-Ciri Penting Tahap Permulan dan Pertumbuhan Kewirausahaan
Menurut Suryana (2006:64), proses pertumbuhan kewirausahaan
pada usaha kecil tersebut memiliki tiga ciri penting, yaitu:
a. tahap imitasi dan duplikasi
b. tahap duplikasi dan pengembangan
c. tahap menciptakan sendiri barang dan jasa baru yang berbeda.
Pada tahap pertama, yaitu proses imitasi dan duplikasi, para
wirausaha mulai meniru ide dari orang lain, misalnya menciptakan jenis
produk yang sudah ada, baik dari segi teknik produksi, disain,
pemrosesan, organisasi usaha, ataupun pola pemasarannya. Keterampilan
pada tahap awal ini diperoleh melalui magang ataupun pengalaman
pribadi, baik dari lingkungan keluarga maupun orang lain. Akan tetapi,
tidak sedikit pula wirausaha yang berhasil karena mempraktekan hasil
pengamatannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Selanjutnya, pada tahap duplikasi dan pengembangan, para
wirausaha mulai mengembangkan ide-ide barunya. Pada tahap duplikasi
produk, misalnya wirausaha mulai mengembangkan produknya melalui
diversifikasi dan diferensiasi dengan disain baru, begitu pula dengan
kegiatan organisasi usaha dan pemasaran. Meskipun pada tahap ini
terjadi perkembangan yang lambat dan cenderung kurang dinamis,
namun sudah ada sedikit perubahan. Misalnya disain dan teknik yang
cenderung monoton mungkin berubah tiga sampai lima tahun sekali,
pemasaran cenderung dikuasai bentuk-bentuk monopsoni oleh para
pedagang pengumpul pada usaha kecil pada umumnya. Beberapa
wirausaha ada juga yang mengikuti model pemasaran dan cenderung
berperan sebagai pengikut pasar (market flower) dan beberapa
perusahaan lagi mengikuti kehendak pedagang pengumpul.
Kemudian, tahap berikutnya adalah menciptakan sesuatu yang baru
dan berbeda melalui ide-ide sendiri sampai terus berkembang. Pada tahap
ini, wirausaha biasanya mulai bosan dengan proses produksi yang ada,
keingintahuan dan ketidakpuasan terhadap hasil yang sudah ada mulai
timbul sehingga tercipta semangat dan keinginan untuk mencapai hasil
yang lebih unggul. Pada tahap ini organisasi usaha juga mulai diperluas
dengan skala yang lebih luas, penciptaan produk sendiri berdasarkan
pengamatan pasar dan kebutuhan konsumen, serta adanya keinginan
untuk menjadi penantang, bahkan pemimpin pasar. Produk-produk unik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
yang digerakkan oleh pasar mulai diciptakan dan disesuaikan dengan
perkembangan teknik yang ada. Beberapa industri kecil, misalnya
industri kecil sepatu dan konveksi mulai menantang pasar, sedangkan
industri lainnya yang menggunakan teknik produksi tradisional dan semi
modern masih menjadi pengikut pasar.
3. Langkah Menuju Keberhasilan Berwirausaha
Dun Steinhoff & John F. Burgess (Suryana, 2006:66),
mengemukakan beberapa karakteristik yang diperlukan untuk mencapai
pengembangan keberhasilan berwirausaha sebagai berikut:
Untuk menjadi wirausaha yang sukses, seseorang harus memiliki
ide dan visi bisnis yang jelas serta kemauan dan keberanian untuk
menghadapi risiko, baik waktu maupun uang. Apabila ada kesiapan
dalam menghadapi risiko, langkah berikutnya adalah membuat
perencanaan usaha, mengorganisasikan, dan menjalankannya. Agar usaha
tersebut berhasil, selain harus bekerja keras sesuai dengan urgensinya,
wirausaha harus mampu mengembangkan hubungan, baik dengan mitra
usaha maupun semua pihak yang terkait dengan kepentingan perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Gambar II.1 Langkah Menuju Kewirausahaan yang Berhasil
F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jiwa Wirausaha
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi jiwa kewirausahaan siswa
khusunya pada siswa SMK. Menurut Rinal A Malem, K. Ginting
(Astuti, 2006:4), faktor tersebut dapat dibagi menjadi faktor dari luar atau faktor
eksternal yang terdiri dari pekerjaan orang tua, pengalaman orang tua,
kurikulum sekolah, kondisi lingkungan dan keluarga, masyarakat, dorongan
orang tua dan teman, sistem perekonomian, politik, dan sebagainya. Sedangkan
faktor dari dalam diri manusia itu sendiri atau faktor internal ini berasal dari
pribadi masing-masing, misalnya kemampuan, pengetahuan, bakat, kegemaran,
sikap minat, inteligensi, jenis kelamin, usia dan yang lainnya. Dalam penelitian
ini, peneliti membatasi faktor yang mempengaruhi jiwa kewirausahaan, yaitu
prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan yang dilihat dari nilai
kewirausahaan, pekerjaan orang tua, tingkat pendapatan orang tua, dan tempat
tinggal siswa.
IDE Kemauan
Kemampuan
Semangat Dan
Kerja keras
Loyalitas dan
tanggung
jawab
WIRAUSAHA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
1. Prestasi Belajar Mata Pelajaran kewirausahaan
Kewirausahaan sebagai satu mata pelajaran diberikan pada jenjang
pendidikan di sekolah-sekolah menengah kejuruan (SMK) seperti halnya
di STM, SMEA, dsb. Jenis mata pelajaran ini dalam struktur kurikulum
sekolah termasuk ke dalam kelompok mata pelajaran adaptif. Kelompok
mata pelajaran adaptif sangat cocok diberikan karena menyangkut
pemahaman teori, konsep, dan landasan berpikir untuk mengimbangi dan
menindaklanjuti kelompok mata pelajaran produktif yang nantinya
menjadi spesialisasi mereka (Sriyanto, 2008).
Pendidikan kewirausahaan sangat penting, relevan, dan strategis
sifatnya untuk diberikan di tingkat SMK. Tidak hanya berbicara konteks
kepentingan sekarang, tetapi juga masa yang akan datang. Dalam hal ini
ada beberapa tinjauan terkait perlunya pendidikan kewirausahaan
diberikan di tingkat pendidikan SMK. Menurut Kompik (2008), tinjauan-
tinjauan tersebut meliputi tinjauan filosofis, yuridis, psikologis, pragmatis,
dan kurikulum. Secara filosofis, hakikat pendidikan adalah upaya
mengubah perilaku peserta didik agar menjadi lebih baik dalam banyak
hal baik pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Pemberian mata
pelajaran kewirausahaan adalah upaya sistematis dunia pendidikan untuk
meningkatkan kemampuan daya pikir, sikap, dan keterampilan peserta
didik supaya sejak awal memiliki jiwa dan semangat entreprenership
(kewirausahaan) yang andal. Dalam mata pelajaran kewirausahaan ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
sejumlah konsep tentang kemandirian, pengambilan keputusan, potensi,
peluang usaha, dsb. Selain itu, pendidikan kewirausahaan memiliki
kesempatan untuk mendorong peserta didik secara perlahan, tetapi pasti
meninggalkan orientasi dan cita-cita hidup menjadi pekerja baik di
instansi swasta, maupun pemerintah yang jelas-jelas terbatas jumlahnya.
Ditinjau dari aspek yuridis, prinsip pendidikan bertujuan untuk
membentuk manusia Indonesia yang unggul, cerdas, mandiri,
bertanggunng jawab, dan demokratis. Output yang dihasilkan adalah
manusia paripurna yang memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan. Melalui
pendidikan kewirausahaan yang telah sejak dini diberikan di SMK, upaya
untuk meninngkatkan mutu keterampilan peserta didik dalam berbagai
sektor kehidupan serta kejelian dalam menangkap peluang usaha untuk
memperoleh pendapatan dari sektor-sektor informal menjadi semakin
terbuka lebar.
Secara psikologis konsep-konsep kewirausahaan sangat relevan
diberikan pada jenjang SMK. Pada masa-masa usia SMK berada pada
masa moratorium (pencarian jati diri). Pada usia inilah sebenarnya paling
tepat untuk menanamkan sejumlah cara pandang dan orientasi hidup baru
yang berada dari sebelumnya. Mengandalkan struktur kurikulum yang ada
sekarang ini terkait life skill dirasakan masih sangat dangkal dan belum
optimal. Pemberian pendidikan kewirausahaan dapat menjadi alternatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
solusi yang tentu saja bersifat praktis-pragmatis terhadap kebutuhan yang
diperlukan peserta didik. Pendidikan kewirausahaan dalam konteks
kurikulum KTSP memiliki fungsi yang sangat strategis untuk menggali
potensi dan keunggulan lokal dengan memberdayakan segenap
kemampuan daerah melalui inovasi dan kreasi yang tinggi dari putra
daerah masing-masing sehingga dapat memberikan nilai tambah ekonomi
dan lapangan kerja yang menjanjikan.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menerapkan mata pelajaran
kewirausahaan dengan harapan agar para siswa mampu berprestasi dalam
bidang yang menjadi pilihannya. Prestasi seseorang dalam suatu kegiatan
sangat penting bagi dirinya dan kehidupannya. Orang yang berprestasi
peluangnya lebih besar untuk memperoleh kemajuan, baik dalam bidang
pekerjaan maupun dalam kehidupan yang akan dijalaninya. Oleh karena
itu SMK merupakan pencetak sekaligus penyedia karakter, prestasi belajar
di sekolah yang baik pada umumnya melancarkan jalan untuk
mendapatkan pekerjaan yang baik pula (Mahmud, 1989:82).
Apabila siswa memiliki prestasi belajar kewirausahaan yang tinggi,
mereka mempunyai tingkat pengetahuan yang tinggi dalam mengelola
usaha. Dalam pendidikan ternyata tingkat kemampuan diri siswa
memberikan dukungan untuk mendapatkan pekerjaan bagi yang ingin
mencari pekerjaan setelah menyelesaikan pendidikan karena modal
pengetahuan wirausaha sudah terpenuhi. Dengan demikian dikembangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
dugaan dalam penelitian ini bahwa siswa yang mempunyai prestasi belajar
kewirausahaan yang tinggi mempunyai derajat hubungan dengan jiwa
kewirausahaan.
2. Jenis Pekerjaan Orang Tua
Definisi jenis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(1995:410), adalah yang mempunyai ciri (sifat, keturunan, dsb) yang
khusus, macam, sedangkan pekerjaan adalah suatu bentuk atau macam
kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh penghasilan.
Menurut Tanlain (2002:13), bekerja adalah semua kegiatan yang
dilakukan tiap orang untuk menghasilkan barang atau jasa yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Jenis pekerjaan orang
tua siswa yang satu belum tentu sama dengan jenis pekerjaan orang tua
siswa yang lain. Pekerjaan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
a. Pekerjaan pokok
Pekerjaan pokok adalah jenis pekerjaan yang dimiliki oleh seseorang
sebagai sumber utama dari penghasilan, yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sifat dari pekerjaan ini adalah
tetap. Apabila penghasilan dari pekerjaan pokok ini tidak atau belum
mencukupi untuk keperluan hidup, maka perlu diusahakan adanya
penghasilan lain di luar penghasilan pokok, yang disebut sebagai
pekerjaan dengan penghasilan tambahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
b. Pekerjaan sampingan
Pekerjaan sampingan adalah pekerjaan yang dimiliki atau dilakukan
oleh seseorang sebagai pekerjaan untuk memperoleh penghasilan
tambahan guna memenuhi kebutuhan hidup. Sifat pekerjaan
sampingan ini adalah melengkapi pekerjaan pokok. Pekerjaan ini sama
seperti halnya pekerjaan pokok yaitu tidaklah sama untuk masing-
masing orang.
Dalam lingkungan keluarga, orang tua yang mempunyai jenis
pekerjaan berwirausaha, anak tersebut akan mempunyai kecakapan khusus
dalam bidang wirausaha yang dapat menyebabkan anak tersebut juga ingin
terjun dalam bidang wirausaha. Bermula dari keinginan ini akan
menumbuhkan jiwa kewirausahaan.
Dalam penelitian ini jenis pekerjaan orang tua digolongkan menjadi
dua yaitu pekerjaan wirausaha dan pekerjaan bukan wirausaha. Jenis
pekerjaan orang tua yang berbeda diduga akan membedakan hubungan
jiwa kewirausahaan siswa. Orang tua sering mengambil peranan penting
dalam pemilihan jabatan pekerjaan sang anak karena rasa tanggung jawab
terhadap masa depan anak. Pada siswa yang pekerjaan orang tuanya
wirausaha, diduga derajat hubungan jiwa kewirausahaan siswa akan lebih
tinggi dibandingkan siswa yang jenis pekerjaan orang tuanya bukan
wirausaha. Hal ini disebabkan anak berada dalam kondisi lingkungan
pekerjaan berwirausaha yang dalam kehidupan sehari-harinya terbiasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
melihat cara kerja orang tuanya yang berwirausaha. Seorang anak sejak
kecil mempelajari perilaku dan kebiasaan orang tuanya dalam
berwirausaha. Perilaku dan kebiasaan orang tua ini diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari yakni sifat mandiri (misalnya anak dibiarkan
mencoba pakaian sendiri), percaya diri, sikap tidak takut gagal,
bertanggung jawab, tidak cepat puas, dan selalu berusaha lebih baik dari
sebelumnya (misalnya memberi semangat dan dorongan pada anak dengan
memuji). Sifat-sifat tersebut bersifat pengulangan sehingga menjadi
kebiasaan. Anak yang memiliki sifat- sifat di atas cepat atau lambat akan
terdorong untuk membuka usaha pribadi sesuai dengan minat dan
bakatnya. Sementara pada siswa dimana pekerjaan orang tuanya bukan
wirausaha derajat hubungan jiwa kewirausahaan siswa akan lebih rendah.
Hal ini disebabkan anak tidak berada dalam kondisi lingkungan pekerjaan
berwirausaha. Kondisi tersebut membuat anak tidak terbiasa dengan
pekerjaan bewirausaha sehingga anak kurang berminat dalam
berwirausaha. Dengan demikian dikembangkan dugaan dalam penelitian
ini bahwa perbedaan dalam hal jenis pekerjaan orang tua, berbeda pula
derajat hubungan jiwa kewirausahaan siswa.
3. Tingkat Pendapatan Orang Tua
Pengertian pendapatan sangat erat hubungannya dengan penghasilan
yaitu jumlah barang dan jasa yang diperoleh dari hasil kerja seseorang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Untuk memenuhi kebutuhan hidup suatu rumah tangga, maka sebuah
keluarga harus berusaha agar memperoleh pemasukan sebagai sumber
keuangan guna memenuhi kebutuhannya. Menurut Maslina
(Sumardi dan Hans-Dieter Evers, 1982:322), pendapatan orang tua adalah
jumlah penghasilan riil keluarga yang dipergunakan untuk mencukupi
kebutuhan bersama maupun perorangan dalam keluarga. Menurut Gilarso
(2006:63), pendapatan adalah segala bentuk balas karya yang diperoleh
sebagai imbalan atau balas jasa sumbangan seseorang terhadap proses
produksi. Menurut Depdikbud (1978:24), pendapatan adalah semua
penghasilan yang diterima, baik berupa barang maupun nilai uang yang
diperoleh dari pihak lain sebagai balas jasa yang diberikan. Menurut
Sumardi dan Hans-Dieter Evers (1982:99), pada umumnya tingkat
pendidikan berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat, makin tinggi
pendidikan suatu masyarakat makin tinggi pula pendapatan serta status
sosial masyarakat tersebut.
Menurut Biro Statistik (Sumardi dan Hans-Dieter Evers, 1982:92),
pendapatan dan penerimaan keluarga dapat berbentuk:
a. Pendapatan berupa uang, yakni segala penghasilan berupa uang yang
bersifat regular dan diterima sebagai balas jasa. Sumbernya adalah
gaji dan upah, pendapatan bersih dari usaha sendiri dan pekerjaan
bebas, hasil investasi seperti bunga dan pensiun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
b. Pendapatan berupa barang yakni segala pendapatan yang sifatnya
regular akan tetapi tidak selalu berbentuk balas jasa, tetapi dapat
dapat diterima dalam bentuk barang dan jasa. Misalnya tunjangan
beras tunjangan kesehatan dan lain-lain.
c. Pendapatan lain-lain dari penerimaan barang dan jasa, yakni segala
penerimaan bersifat transfer redistributif dan biasanya membawa
perubahan dalam keuangan rumah tanga. Misalnya penjualan barang
yang dipakai, pinjaman uang, hasil undian dan penagihan piutang.
Dalam kondisi ekonomi keluarga cukup, seseorang akan mendapat
kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan bermacam-macam
kecakapan yang tidak dapat ia kembangkan apabila tidak ada alat-alat.
Jadi anak yang berasal dari keluarga yang ekonominya cukup, mempunyai
kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan kemampuannya
daripada anak yang berasal dari keluarga yang ekonominya rendah.
Tinggi atau rendahnya pendapatan orang tua diduga menentukan
derajat hubungan jiwa kewirausahaan siswa. Pada siswa dimana
pendapatan orang tuanya tinggi, maka derajat hubungan jiwa
kewirausahaan siswa akan lebih tinggi dibandingkan siswa yang
pendapatan orang tuanya rendah. Hal ini disebabkan pada siswa dimana
pendapatan orang tua tinggi, tersedia modal material berupa fasilitas
sarana dan biaya untuk membuka usaha. Hal ini semakin menguatkan jiwa
kewirausahaan siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Sedangkan semakin rendah pendapatan orang tua, maka derajat
hubungan jiwa kewirausahaan siswa akan lebih rendah. Hal ini disebabkan
orang tua tidak memiliki ketersediaan modal material yang berupa fasilitas
sarana dan biaya untuk membuka usaha. Dengan demikian dikembangkan
dugaan dalam penelitian ini bahwa perbedaan dalam hal tingkat
pendapatan orang tua, berbeda pula derajat hubungan jiwa kewirausahaan
siswa.
4. Tempat Tinggal Siswa
Tempat tinggal adalah dimana seseorang berkedudukan serta
mempunyai hak dan kewajiban hukum (Ardian, 2007). Tempat tinggal
manusia pribadi disebut tempat kediaman. Dari istilah tersebut muncul
istilah perumahan dan permukiman. Perumahan adalah kelompok rumah
yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian
yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan. Sedangkan
permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan
lindung yang berfungsi sebagai lingkungn tempat tinggal/lingkungan
hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan
penghidupan. Menurut terjadinya peristiwa hukum terdapat empat jenis
tempat tinggal, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
a. Tempat tinggal yuridis: karena peristiwa hukum kelahiran,
perpindahan.
b. Tempat tinggal nyata: karena peristiwa hukum keberadaan
sesungguhnya.
c. Tempat tinggal pilihan: karena peristiwa hukum membuat perjanjian.
d. Tempat tinggal ikutan: karena peristiwa hukum keadaan status hukum
seseorang yang ditentukan oleh undang-undang.
Pengertian tempat tinggal sangat erat kaitannya dengan rumah
tinggal kita. Rumah merupakan gejala struktural yang bentuk dan
organisasinya sangat dipengaruhi oleh lingkungan budaya yang
dimilikinya, serta erat hubungannya dengan kehidupan penghuninya.
Makna simbolisme dan fungsi yang akan mencerminkan status
penghuninya, manusia sebagai penghuni, rumah, budaya serta
lingkungannya merupakan satu kesatuan yang erat, sehingga rumah
sebagai lingkungan binaan merupakan refleksi dari kekuatan sosial budaya
seperti kepercayaan, hubungan keluarga, organisasi sosial serta interaksi
sosial antar individu. Hubungan penghuni dengan rumahnya merupakan
hubungan saling ketergantungan, yakni manusia mempengaruhi rumah
dan sebaliknya rumah mempengaruhi penghuninya. Rumah bukan hanya
sebagai sarana kehidupan semata, tetapi lebih merupakan suatu proses
bermukim, yaitu kehadiran manusia sebagai penghuni dalam menciptakan
ruang hidup dalam rumah dan lingkungan sekitarnya. Nilai-nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
seutuhnya menempati tempat yang utama dalam proses perancangan
rumah, sehingga perilaku penghuni, keinginan serta kebutuhan penghuni
merupakan hal yang sangat menentukan kualitas dan bentuk rumah serta
lingkungannya. Rumah bukan sekedar barang mati, bukan hanya tempat
berteduh, tetapi lebih merupakan proses bermukim, sehingga penghuni
akan menemukan dirinya dan bisa merumah dengan baik dan kerasan.
Oleh karenanya rumah dapat diungkapkan dengan baik apabila dikaitkan
dengan manusia penghuninya serta menampung dinamika kehidupan
manusia yang bersifat multi dimensional. Rumah banyak ditentukan oleh
nilai-nilai, budaya penghuninya, iklim dan kebutuhan akan pelindung,
bahan bangunan, konstruksi dan teknologi, ekonomi, pertahanan serta
agama. Bentuk rumah sangat ditentukan oleh keterjangkauan ekonomi dan
pengaruh budaya, yang akan mempengaruhi pula bentuk fisik lingkungan
permukiman.
Seseorang yang tinggal di lingkungan permukiman, harus
memperhatikan interaksi sosialnya pula terhadap masyarakat setempat.
Masyarakat merupakan wadah yang dinamis untuk menabur benih-benih
kewirausahaan. Penaburan benih-benih kewirausahaan dapat berlangsung
dalam bentuk pendidikan luar sekolah. Disamping sebagai konsumen
pendidikan luar sekolah dapat juga menjadi produsen daripada tenaga-
tenaga pendidikan luar sekolah. Dikatakan demikian, karena masyarakat
sendiri terdiri dari bermacam-macam kelompok individu dengan taraf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
hidup serta peranan yang berbeda-beda. Masyarakat juga menjadi ajang
terjadinya berbagai peristiwa yang saling berpengaruh terhadap pola-pola
tingkah laku dan kehidupan manusia. Di dalam masyarakat terdapat
minat-minat, kebutuhan-kebutuhan, dan tujuan-tujuan hidup yang
berbeda-beda, dan bahkan sering terjadi konflik antar nilai, antar
kepentingan dan antar tujuan hidup daripada anggota masyarakat tersebut
(Ardian, 2007).
Dengan kenyataan di atas, maka terdapat peranan dan kehidupan
yang kompleks di kalangan masyarakat. Terletak dari berbagai persoalan
tersebut, maka masyarakat mempunyai peranan dan tanggung jawab yang
besar di dalam mewujudkan manusia berwirausaha. Pendidikan
kewirausahaan di lingkungan tempat tinggal siswa atau dapat dikatakan di
lingkungan masyarakat akan lebih berhasil apabila masyarakat memiliki
minat dan dorongan untuk hidup maju. Untuk itu perlu ada motivasi
kehidupan berwirausaha bagi segenap anggota masyarakat terutama pada
diri siswa. Usaha-usaha motivasi kewirausahaan dapat dilakukan secara
langsung ataupun tidak langsung.
Motivasi secara langsung dilakukan oleh para petugas dari dunia
usaha/industri yang bertindak memberikan penyuluhan atau keterangan-
keterangan tentang kewirausahaan kepada siswa, atau dengan
pengembangan praktik-praktik kewirausahaan seperti perkumpulan sosial
pemuda karang taruna yang mengadakan bazar saat memperingati hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
kemerdekaan atau kegiatan yang lain. Sedangkan motivasi secara tidak
langsung dapat dilakukan melalui berbagai macam media pendidikan
seperti radio, televisi, dan surat kabar.
Siswa tinggal dan hidup dalam lingkungan yang sebagian besar
adalah mereka yang bekerja, baik pegawai kantor, buruh, pengrajin, dan
tenaga kerja lainnya. Adanya pekerjaan yang mendominasi suatu daerah
akan sangat berpengaruh terhadap pilihan pekerjaan. Apabila dalam
masyarakat banyak dijumpai wirausahawan yang berhasil maka akan
mempengaruhi jiwa kewirausahaan pada diri siswa. Cenderung siswa
lulusan lebih tertarik untuk bekerja daripada melanjutkan pendidikan yang
lebih tinggi, karena lebih senang kalau akhirnya mereka bisa memperoleh
penghasilan sendiri yang didapatkan baik dari bekerja di kantor/pabrik
atau dari usahanya sendiri. Dengan demikian dikembangkan dugaan dalam
penelitian ini bahwa siswa yang berada di lingkungan wirausaha
mempunyai derajat hubungan dengan jiwa kewirausahaan daripada siswa
yang berada jauh di lingkungan wirausaha.
G. Kerangka Teoritik
1. Hubungan prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan dengan jiwa
kewirausahaan siswa SMK
Jiwa kewirausahaan adalah kemampuan berpikir kreatif dan
bertindak inovatif dalam rangka menciptakan peluang atau kesempatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
dalam dunia usaha. Mata pelajaran kewirausahaan diterapkan di Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) dengan harapan agar para siswa mampu
berprestasi dalam bidang yang menjadi pilihannya. Prestasi belajar dapat
dilihat dari nilai rapor mata pelajaran kewirausahaan yang diduga
berpengaruh terhadap jiwa kewirausahaan siswa.
2. Hubungan pekerjaan orang tua dengan jiwa kewirausahaan siswa SMK
Jiwa kewirausahaan adalah kemampuan berpikir kreatif dan
bertindak inovatif dalam rangka menciptakan peluang atau kesempatan
dalam dunia usaha. Jenis pekerjaan orang tua adalah macam pekerjaan
yang ditekuni orang tua sebagai sumber penghasilan yang diduga
berpengaruh terhadap jiwa kewirausahaan siswa.
3. Hubungan pendapatan orang tua dengan jiwa kewirausahaan siswa SMK
Jiwa kewirausahaan adalah kemampuan berpikir kreatif dan
bertindak inovatif dalam rangka menciptakan peluang atau kesempatan
dalam dunia usaha. Pendapatan orang tua adalah jumlah penghasilan riil
keluarga untuk mencukupi kebutuhan keluarga yang diduga berpengaruh
terhadap jiwa kewirausahaan siswa.
4. Hubungan tempat tinggal siswa dengan jiwa kewirausahaan siswa SMK
Jiwa kewirausahaan adalah kemampuan berpikir kreatif dan inovatif
dalam rangka menciptakan peluang atau kesempatan dalam dunia usaha.
Tempat tinggal sangat erat kaitannya dengan masyarakat yang menjadi
ajang terjadinya berbagai peristiwa yang saling berpengaruh terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
pola-pola tingkah laku dan kehidupan manusia. Dalam hal ini diduga
siswa yang tempat tinggalnya berada di lingkungan wirausaha
berpengaruh terhadap jiwa kewirausahaan siswa.
Berdasarkan kajian teoritis, berikut ini digambarkan model
penelitian sebagai berikut:
Gambar II.2 Model Penelitian Jiwa Kewirausahaan
H. Hasil Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian terdahulu relevan dan dijadikan acuan oleh penulis
merujuk pada penelitian Maria Gampang Sri Murdani yang berjudul “Hubungan
Antara Jiwa Kewirausahaan Dengan Minat Berwirausaha Siswa SMK Ditinjau
Dari Status Sosial Ekonomi Orang Tua”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
Prestasi Belajar Mata
Pelajaran Kewirau sahaan
Pekerjaan
Orang Tua
Pendapatan Orang Tua
Tempat Tinggal
J I
W A
K E W I R A U S A H A A N
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
mengetahui apakah: (1) ada hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat
berwirausaha ditinjau dari jenis pekerjaan orang tua, (2) ada hubungan antara
jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendapatan
orang tua, (3) ada hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan minat
berwirausaha ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua pada siswa-siswi
jurusan penjualan di SMK Negeri I, SMK Kristen 2, dan SMK katolik di
Kabupaten Klaten. Penelitian yang dilakukan berupa studi kasus. Studi kasus
merupakan penelitian terhadap obyek tertentu, sehingga kesimpulan yang
diambil berdasarkan penelitian tersebut hanya berlaku bagi obyek yang diteliti
saja.
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I, SMK Kristen 2, SMK
Katolik di Kabupaten Klaten pada bulan Desember 2006. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas penjualan di SMK Negeri I, SMK
Kristen 2, dan SMK Katolik Klaten.
Hasil penelitian ini adalah: (1) ada hubungan positif dan signifikan antara
jiwa kewirausahaan dengan minat berwirausaha ditinjau dari jenis pekerjaan
orang tua, (2) ada hubungan positif dan signifikan antara jiwa kewirausahaan
dengan minat berwirausaha ditinjau dari tingkat pendapatan orang tua, (3) ada
hubungan positif dan signifikan antara jiwa kewirausahaan dengan minat
berwirausaha ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
I. Hipotesis
1. Ada hubungan prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan dengan jiwa
kewirausahaan siswa.
2. Ada hubungan pekerjaan orang tua (ayah) dengan jiwa kewirausahaan
siswa.
3. Ada hubungan pekerjaan orang tua (ibu) dengan jiwa kewirausahaan siswa.
4. Ada hubungan pendapatan orang tua (ayah) dengan jiwa kewirausahaan
siswa.
5. Ada hubungan pendapatan orang tua (ibu) dengan jiwa kewirausahaan
siswa.
6. Ada hubungan tempat tinggal siswa dengan jiwa kewirausahaan siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis peneilitian yang dilakukan adalah studi kasus. “Studi kasus sering
dapat memberikan kemungkinan pada peneliti untuk memperoleh wawasan
yang mendalam mengenai aspek-aspek dasar perilaku manusia. Penyelidikan
intensif yang menjadi ciri teknik ini mungkin akan mengakibatkan
ditemukannya hubungan-hubungan yang tak terduga sebelumnya”
(Furchan, 1991: 416). Penelitian ini memaparkan hal-hal yang mempengaruhi
jiwa kewirausahaan pada kelas II jurusan penjualan SMK Kristen 2 Klaten dan
SMK Negeri 1 Klaten.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat : SMK Kristen 2 dan SMK Negeri 1 Klaten
Waktu : Bulan Maret-April 2009
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek dan subjek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
(Soegiyono, 2004:72). Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMK
Kristen 2 Klaten dan SMK Negeri 1 Klaten tahun ajaran 2009/2010.
Sampel adalah sebagian dari jumlah karakteristik yang memiliki populasi
(Sugiyono, 2004:55). Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas II
jurusan penjualan di SMK Kristen 2 Klaten dan SMK Negeri 1 Klaten. Siswa
kelas II dipilih sebagai populasi penelitian karena siswa kelas II adalah siswa
yang sudah cukup lama tinggal di sekolah sehingga mereka telah mendapatkan
pengalaman belajar khususnya pelajaran kewirausahaan cukup lama juga
terlebih kelas II sudah ada program praktik industri yang mengharuskan siswa
untuk terjun langsung ke lapangan, sedangkan kelas I baru menyesuaikan diri
dengan lingkungan baru dan siswa kelas III disibukkan dengan persiapan
menghadapi ujian akhir. Peneliti menggunakan SMK Kristen 2 dan SMK
Negeri 1 Klaten karena kedua sekolah tersebut mewakili sekolah swasta dan
sekolah negeri. Selain itu kedua sekolah tersebut sering menjuarai kompetisi
sesuai keahlian mereka masing-masing. Rincian populasi penelitian disajikan
dalam tabel berikut:
Tabel III.1 Sampel Penelitian
Nama Sekolah Kelas Jumlah siswa SMK Kristen 2
Klaten Penjualan 1 Penjualan 2 Penjualan 3
38 36 39
SMK Negeri 1 Klaten
Penjualan 1 Penjualan 2
40 40
Jumlah seluruh siswa 193
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya
1. Variabel Jiwa Kewirausahaan
Jiwa kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang berbeda dengan yang lain serta mampu berpikir kreatif dan bertindak
inovatif dalam rangka menciptakan peluang atau kesempatan dalam dunia
usaha. Pengukuran variabel jiwa kewirausahaan dalam penelitian ini
didasarkan pada 12 (dua belas) indikator (Priyono dan Soerata, 2004:20),
yang meliputi: (a) percaya diri; (b) berorientasi pada tugas dan hasil;
(c) pengambilan risiko; (d) kepemimpinan; (e) keorisinilan;
(f) berorientasi ke masa depan; (g) tegar dan tahan uji; (h) menetapkan
standarnya sendiri dan bergerak berdasarkan target-target yang telah
ditentukan; (i) pekerja keras dan cerdas; (j) independen dan mandiri;
(k) bertanggung jawab; (l) fleksibel.
Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel jiwa
kewirausahaan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Tabel III.2 Operasionalisasi Jiwa Kewirausahaan
No. Indikator Pertanyaan Positif No
Pertanyaan Negative No
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Percaya diri Berorientasi pada tugas dan hasil Pengambilan risiko Kepemimpinan Keorisinilan Berorientasi ke masa depan Tegar dan tahan uji, ulet dan tidak patah semangat Menetapkan standarnya sendiri dan begerak berdasarkan target-target yang telah ditentukan Pekerja keras dan cerdas Independen dan mandiri Bertanggung jawab Fleksibel
6, 9, 16, 18, 24, 32 1, 22, 25, 8, 34 2, 13, 30,31 3, 19 4 5, 10, 20, 21 12, 26 7 15, 33, 35 14 17 28
27 11, 23
Masing-masing pernyataan selanjutnya dinyatakan dalam 4 (empat) skala
pendapat sebagai berikut:
2. Variabel prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan
Mata pelajaran kewirausahaan diberikan di Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) dengan harapan agar para siswa mampu berprestasi
dalam bidang yang menjadi pilihannya. Siswa yang mempunyai prestasi
Pernyataan positif
Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
4 3 2 1
Pernyataan negatif Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju
1 2 3 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
belajar kewirausahaan yang tinggi, mereka mempunyai tingkat
pengetahuan yang tinggi dalam mengelola usaha. Dalam penelitian ini,
variabel mata pelajaran kewirausahaan akan dilihat dari nilai rapor atau
prestasi siswa dalam belajar kewirausahaan. Skala pengukuran variabel ini
adalah skor 1 untuk nilai kewirausahaan kurang dari Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM) dan skor 2 untuk nilai kewirausahaan sama dengan
atau lebih besar dari Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM).
3. Variabel jenis pekerjaan orang tua
Jenis pekerjaan orang tua adalah suatu bentuk atau macam kegiatan
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh penghasilan. Dalam
penelitian ini jenis pekerjaan orang tua dibedakan menjadi dua yaitu:
a. wirausaha
b. bukan wirausaha
Skala pengukuran variabel ini adalah nominal. Skor = 2 untuk
wirausaha dan skor = 1 untuk bukan wirausaha.
4. Variabel tingkat pendapatan orang tua
Tingkat pendapatan orang tua adalah besarnya pendapatan orang tua
yang bersumber dari pekerjaan pokok, pekerjaan sampingan dan
pendapatan lain yang berupa uang maupun barang yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan. Tingkat pendapatan digunakan untuk membedakan
antara orang tua siswa yang mempunyai jumlah pendapatan tinggi dan
orang tua yang mempunyai jumlah pendapatan rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Untuk mengukur variabel tingkat pendapatan orang tua siswa
dilakukan dengan cara menentukan terlebih dahulu batas minimum
pendapatan standar di kabupaten klaten. Upah Minimum Kabupaten
Klaten sekarang ini yang berlaku adalah sebesar Rp685.000,00
(http//www.info.micko.web.id). Dari pernyataan tersebut maka dalam
penelitian ini membedakan jumlah pendapatan sebagai berikut
(Sri Murdani, 2006:37):
a. pendapatan rendah
jumlah pendapatan = Rp 685.000,00
b. pendapatan sedang
jumlah pendapatan antara = Rp 685.100,00 – Rp 999.500,00
c. pendapatan tinggi
jumlah pendapatan = Rp 999.501,00 ke atas
Skala pengukuran variabel ini adalah ordinal. Skor = 1 untuk
pendapatan rendah, skor = 2 untuk pendapatan sedang dan
skor = 3 untuk pendapatan tinggi.
5. Variabel tempat tinggal
Dalam hal ini akan dilihat berapa persen wirausaha yang berada di
lingkungan tempat tinggal siswa. Misalnya dalam satu RW berapa
wirausahanya. Batasan yang diambil yaitu dalam satu RW ada 10 orang
wirausaha sehingga dapat dikatakan siswa tersebut berada dalam
lingkungan wirausaha. Sebagai rinciannya:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Apabila di lingkungan tempat tinggal siswa terdapat minimal 5
orang wirausaha maka dapat dikatakan siswa tersebut berada di
lingkungan wirausaha, tetapi apabila di lingkungan tempat tinggal siswa
terdapat wirausaha kurang dari 5 maka dapat dikatakan siswa tersebut
tidak berada di lingkungan wirausaha. Sehingga disini angka 10 menjadi
skor tertinggi, artinya apabila ada reponden yang mengatakan bahwa di
lingkungan tempat tinggalnya ada lebih dari 10 wirausaha maka akan
dihitung mengikuti skor tertinggi. Skala pengukuran untuk variabel ini,
skor = 2 untuk berada di lingkungan wirausaha dan skor = 1 untuk tidak
berada di lingkungan wirausaha atau tidak terdapat wirausaha di
lingkungan tersebut.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Data mengenai mata pelajaran kewirausahaan, pekerjaan orang tua,
penghasilan orang tua, dan situasi lingkungan rumah siswa diungkapkan
dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner yang digunakan berbentuk
kuesioner terbuka, dimana responden menjawab pertanyaan dengan
memilih jawaban yang telah tersedia dan juga responden mempunyai
kebebasan untuk memberikan pendapat mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
2. Wawancara
Wawancara merupakan dialog yang dilakukan oleh peneliti dimaksudkan
untuk mendapatkan keterangan-keterangan yang diperlukan. Metode ini
diperlukan untuk mendapat data-data untuk melengkapi data-data yang
telah dikumpulkan dengan metode kuesioner.
F. Pengujian Instrumen Penelitian
Untuk mengetahui apakah kuesioner itu benar-benar dapat dijadikan alat
ukur untuk mengukur keempat variabel tersebut, maka perlu diadakan pengujian
validitas dan reliabilitas, sebagai berikut:
1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah jawaban responden
atas pertanyaan yang diberikan memiliki validitas (kesahihan) atau tidak.
Valid atau tidaknya data dapat diuji dengan mengkorelasikan antara skor
yang diperoleh masing-masing item pertanyaaan dengan skor total yang
diperoleh dari penjumlahan skor pertanyaan. Apabila korelasi antar skor
total masing-masing pertanyaan signifikan, maka dapat dikatakan bahwa
kuesioner tersebut mampu mengukur apa yang seharusnya diukur.
Penyajian validitas dilakukan dengan menggunakan metode koefisien
korelasi product moment pearson dengan rumus sebagai berikut
(Soegiyono, 2005:212):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
r =
( ){ } ( ){ }∑ ∑∑ ∑∑ ∑ ∑
−−
−2222
iiii
iiii
YYnXXn
YXYXn
Keterangan:
r = koefisien korelasi
Yi = skor total setiap item tes ke I
Xi = skor masing-masing item ke I
n = jumlah item pertanyaan
Nilai r tabel ditentukan berdasarkan tabel nilai-nilai r product
moment dari pearson. Jika nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel pada
taraf signifikansi 5%, maka item pertanyaan dikategorikan valid.
Sedangkan jika r hitung lebih kecil dari r tabel, maka item pertanyaan
tersebut tidak digunakan. Dalam penelitian diukur dengan menggunakan
program Statistical Package for Sosial Sciences (SPSS) versi 11.00 for
windows. Dalam validitas dicari koefisien validitas yang diperoleh dengan
jalan mengkorelasikan skor yang ada dengan skor total. Setiap item
pertanyaan dalam kuesioner dikatakan valid apabila r hitung lebih besar
dari nilai r tabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Berdasarkan hasil pengujian validitas dari setiap item, berikut ini
hasil pengujian validitas.
a. Pengujian validitas variabel pekerjaan orang tua, tingkat pendapatan
orang tua.
Data tentang variabel pekerjaan orang tua diungkapkan dengan
kuesioner yang terdiri dari tiga item pertanyaan dengan masing-
masing item pertanyaan mempunyai dua alternative jawaban. Variabel
tingkat pendapatan orang tua diungkapkan dengan kuesioner yang
terdiri dari dua pertanyaan.
Butir pertanyaan untuk item nomer 1 variabel pekerjaan
mempunyai r hitung sebesar 0,1861. Jika dibandingkan dengan r tabel
yaitu 0,148 (dengan taraf signifikansi 5%) maka r hitung lebih besar
dari r tabel sehingga item pertanyaan dikatakan valid. Butir pertanyaan
untuk item nomer 4 variabel tingkat pendapatan mempunyai r hitung
sebesar 0,4264. Jika dibandingkan dengan r tabel yaitu
0,148 (dengan taraf signifikansi 5%) maka r hitung lebih besar dari r
tabel, sehingga item pertanyaan dikatakan valid. Adapun rangkuman
dari pengujian validitas untuk variabel pekerjaan dan tingkat
pendapatan adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Tabel III.3 Rangkuman hasil pengukuran validitas variabel pekerjaan dan
tingkat pendapatan Butir Soal R hitung R Tabel Keterangan
1 2 3 4 5
0,186 0,159 0,150 0,426 0,426
0,148 0,148 0,148 0,148 0,148
Valid Valid Valid valid valid
(lampiran 3, halaman 142-143)
b. Pengujian validitas variabel jiwa kewirausahaan
Data tentang jiwa kewirausahaan diungkapkan dengan
menggunakan kuesioner yang terdiri dari 35 item pertanyaan, dan
setiap item pertanyaan mempunyai empat alternative jawaban. Dari
butir pertanyaan nomor satu variabel jiwa kewirausahaan mempunyai r
hitung sebesar 0,381. Jika dibandingkan dengan r tabel yaitu 0,148
(dengan taraf signifikansi 5%) maka r hitung lebih besar dari r tabel,
sehingga suatu item pertanyaan dikatakan valid. Jika r hitung lebih
kecil dari r tabel dikatakan tidak valid. Rangkuman dari pengujian
validitas adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Tabel III.4 Rangkuman Hasil Pengukuran Validitas Jiwa Kewirausahaan
Butir Soal R hitung R Tabel Keterangan 1 2 3 4 5 6 10 11 12 14 15 16 17 18 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
0,381 0,202 0,468 0,243 0,368 0,400 0,417 0,224 0,514 0,265 0,191 0,565 0,444 0,310 0,430 0,426 0,554 0,365 0,251 0,419 0,534 0,283 0,217 0,557 0,348 0,238 0,337 0,296 0,324 0,446
0,148 0,148 0,148 0,148 0,148 0,148 0,148 0,148 0,148 0,148 0,148 0,148 0,148 0,148 0,148 0,148 0,148 0,148 0,148 0,148 0,148 0,148 0,148 0,148 0,148 0,148 0,148 0,148 0,148 0,148
valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid
(Lampiran 3, halaman 145)
2. Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas dilakukan setelah tes of validity. Tes reliabilitas ini
dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
ataukah tidak. Dengan kata lain, jika hasil pengukuran konsisten atas
obyek yang sama maka instrumen pengukuran tersebut dapat dipercaya
untuk digunakan sebagai alat ukur. Langkah-langkah yang digunakan
untuk tes reliabilitas adalah mencari nilai reliabilitas dengan menggunakan
rumus alfa cronbach. Rumusnya sebagai berikut (Soegiyono, 2005:282):
ri = ( ) ⎪⎭
⎪⎬⎫
⎪⎩
⎪⎨⎧−
−∑
2
2
11 St
Sk
k i
Keterangan:
ri = reliabilitas instrumen
k = mean kuadrat antara subyek
∑ Si2
= mean kuadrat kesalahan
St2 = varian total
Setelah r hitung diperoleh, kemudian dikonsultasikan dengan r tabel
pada taraf signifikansi 5%. Jika r hitung lebih besar dari r tabel, maka alat
ukur yang digunakan dikatakan reliabel (andal). Apabila r hitung lebih
kecil dari r tabel, alat ukur yang digunakan tidak reliabel. Hasil analisis
diperoleh koefisien alpha sebesar 0,297 untuk variabel pekerjaan dan
0,586 untuk variabel pendapatan, serta 0,846 untuk variabel jiwa
kewirausahaan (lihat lampiran 3). Kemudian koefisien alpha tersebut
dikonsultasikan dengan harga kategori nilai r menurut Sudjana, karena
koefisien alpha untuk varabel pekerjaan berada pada taraf 0,21-0,40 dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
dikatakan bahwa pertanyaan dalam kuesioner ini mempunyai reliabilitas
rendah, sedangkan untuk variabel pendapatan berada pada taraf
0,41-0,60 dapat dikatakan bahwa pertanyaan dalam kuesioner ini
mempunyai reliabilitas sedang, dan untuk variaabel jiwa kewirausahaan
berada pada taraf 0,61-0,80 dapat dikatakan bahwa pertanyaan dalam
kuesioner ini mempunyai reliabilitas tinggi.
Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa instrument
tersebut sudah dianggap memenuhi kedua persyaratan instrument yang
baik yaitu valid dan reliabel, sehingga instrument mata pelajaran,
pekerjaan, tingkat pendapatan, tempat tinggal, dan jiwa kewirausahaan
siswa dapat digunakan sebagai alat untuk memperoleh data.
3. Uji Normalitas
Pengujian normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah setiap
variabel berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas setiap
data variabel, digunakan uji One Sample Kolmogrov-Smirnov. Pengujian
normalitas dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 11.00. Jika nilai
alpha hitung untuk tiap-tiap variabel penelitian di bawah 0,05 maka
distribusi data variabel tersebut adalah tidak normal. Jika masing-masing
variabel mempunyai nilai alpha di atas 0,05 maka dapat disimpulkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
varibel penelitian berdistribudi normal. Adapun rumus uji One Sample
Kolmogrov-Smirnov sebagai berikut (Soegiyono, 2005:150):
D = Maximum ( ) ( )[ ]XSXS nn 21 −
Keterangan:
D = Deviasi maximum
Sn1(X) = fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan
Sn2(X) = distribusi frekuensi kumulatif observasi
G. Teknik Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Untuk mendeskripsikan variabel prestasi belajar mata pelajaran
kewirausahaan, jenis pekerjaan orang tua, tingkat pendapatan orang tua,
dan tempat tinggal siswa dilakukan dengan menggunkan Penilaian Acuan
Patokan (PAP II). Dalam PAP II ini, penguasaan kompetensi minimal
merupakan passing score adalah 56% dari total skor yang seharusnya
dicapai, diberi nilai cukup. Tuntutan pada persentil 56 sering disebut
persentil minimal, karena passing score pada persentil 56 dianggap batas
penguasaan kompetensi minimal yang paling rendah (Masidjo, 1995:157).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
2. Pengujian Hipotesis
Untuk membuktikan apakah ada hubungan antara variabel satu
dengan variabel lain, maka digunakan uji statistik korelasi product
moment. Rumus yang digunakan untuk menghitung koefisien korelasi
adalah sebagai berikut (Soegiyono, 2005):
rxy =( ){ } ( ){ }∑ ∑∑ ∑∑ ∑
−−
−2222
iiii
iiii
YYnXXn
YXYXn
Keterangan:
rxy : koefisien korelasi
Yi : skor total setiap item tes ke-1
Xi : skor masing-masing item ke-1
n : jumlah item pertanyaan
Sedangkan untuk menguji apakah r hitung signifikan atau tidak,
maka dilakukan uji t dengan rumus sebagai berikut:
t hitung = 2
2rr
nr−
−
Keterangan:
r : koefisien korelasi
n : jumlah sampel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Hipotesis akan diterima apabila t hitung > t tabel dan sebaliknya
hipotesis akan ditolak bila t hitung < t tabel. Untuk menguji harga t hitung
digunakan taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan n-2.
Pengujian dengan korelasi product moment dapat dilakukan apabila
data yang diperoleh berdistribusi normal. Apabila data yang diperoleh
tidak berdistribusi normal maka pengujian hipotesisis dengan korelasi
product moment tidak dapat dilakukan, dalam hal ini pengujian hipotesis
akan dilakukan dengan menggunakan uji statistik non parametrik chi
kuadarat (X2).
Untuk pengujian hipotesis 1 sampai 4 digunakan uji statistik chi
square (X2). Langkah-langkah pengujian chi square adalah sebagai
berikut:
a. Memasukkan data yang diperoleh dalam tabel kontingensi
b. Menghitung nilai chi square (X2) dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Mencari nilai chi square (X2)
( )∑ −=
fhfhfoX
22
Keterangan:
X2 = chi square
Fo = frekuensi yang diperoleh
fh = frekuensi yang diharapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
2. Mencari nilai frekuensi yang diharapkan, dengan rumus sebagai
berikut:
jumlah kolom x jumlah baris fh = Jumlah seluruh
3. Menyusun hipotesis
Ho : Tidak ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel
terikat.
Ha : Ada hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
4. Memilih level signifikansi yaitu 5% dengan derajat kebebasan (db)
yang dicari dengan rumus sebagai berikut:
db = (b-1)(k-1)
Keterangan:
b = baris
k = kolom
Kriteria pengujian hipotesis:
Ho ditolak apabila X2 hitung > X2 tabel
Ha diterima apabila X2 hitung < X2 tabel
c. Menghitung Koefisisen kontingensi (C)
Untuk mengetahui derajat hubungan antara faktor satu dengan yang
lainnya digunakan koefisien kontingensi (C), sedangkan rumus yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
digunakan untuk menghitung koefisien kontingensi adalah sebagai
berikut (Sudjana, 1006:282):
C = 2
2
XnX+
Keterangan:
C : koefisien kontingensi
X2 : chi square
n : jumlah responden
Agar harga koefisien (C) yang diperoleh dapat dipakai untuk menilai
derajat asosiasi antar faktor, maka harga C perlu dibandingkan dengan
koefisien kontingensi maksimum (Cmaxs) yang bisa terjadi. Harga Cmaxs
untuk daftar kontingensi dengan m = 2,3,...,10 adalah sebagai berikut
(Sudjana, 1996:280):
Tabel III.5 Harga Cmaxs
m Cmaxs
2 0,707 3 0,816 4 0,866 5 0,894 6 0,913 7 0,926 8 0,935 9 0,943 10 0,949
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Keterangan:
m = harga minimum antara b dan k (yakni minimum antara banyak
baris dan banyak kolom)
Perhitungan interpretasi rasio koefisien (C) terhadap C maksimum
(Cmaxs) adalah sebagai berikut:
Tabel III.6 Interpretasi Koefisien Kontingensi
Nilai C Interpretasi 0,81-1,00 0,61-0,80 0,41-0,60 0,21-0,40
<0,20
Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah
Sangat rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
a. SMK Kristen 2 Klaten
a. Nama Sekolah : SMK Kristen 2 Klaten
Alamat : Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo No. 42 Klaten
Bidang Keahlian : Bisnis dan Manajemen
Program Keahlian : Penjualan
b. Siswa SMK Kristen 2 Klaten
Jumlah peserta didik pada tahun ajaran 2008/2009 SMK Kristen 2
Klaten seluruhnya berjumlah 612 siswa yang terdiri dari 31 siswa laki-
laki dan 581 siswa perempuan. SMK Kristen 2 Klaten terdiri dari 25
kelas yang terdiri atas 9 kelas untuk Tingkat I, 8 kelas untuk Tingkat II
(3 kelas untuk Program Keahlian Akuntansi, 2 kelas untuk Program
Keahlian Administrasi Perkantoran, dan 3 kelas untuk Program
Keahlian Penjualan), dan 8 kelas untuk Tingkat III dengan program
keahlian sama dengan program keahlian Tingkat II. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Tabel IV.1 Program Keahlian SMK Kristen 2 Klaten Program Keahlian Jumlah Kelas
Tingkat I 9 Tingka II
Akuntansi Admnistrasi
Perkantoran Penjualan
3 2 3
Tingkat III Akuntansi Administrasi
Perkantoran Penjualan
3 2 3
Jumlah 25 Sumber: Dokumen Sekolah, 2009
Dalam penelitian ini yang dijadikan sampel adalah siswa-siswa
kelas II kelompok Bisnis dan Manajemen pada Program Keahlian
Penjualan. Di bawah ini disajikan tabel distribusi data siswa Program
Keahlian Penjualan SMK Kristen 2 Klaten:
Tabel IV. 2 Distribusi Siswa Program Keahlian Penjualan
SMK Kristen 2 Klaten Program Keahlian Jumlah Kelas
Penjualan 1 Penjualan 2 Penjualan 3
38 36 39
Jumlah 113 Sumber: Dokumen Sekolah, 2009
Untuk melengkapi penelitian ini, penulis mengutarakan profil
kemampuan tamatan SMK kelompok Bisnis dan Manajemen pada
Program Keahlian Penjualan. Siswa lulusan SMK kelompok Bisnis dan
Manajemen, khususnya Program Keahlian Penjualan diharapkan
mempunyai kemampuan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
1. Melaksanakan Pelayanan Prima
a. Melakukan komunikasi
b. Memahami konsep-konsep pelayanan prima
c. Melaksanakan pelayanan prima berdasarkan konsep sikap
d. Melaksanakan pelayanan prima berdasarkan konsep perhatian
e. Melaksanakan pelayanan prima berdasarkan konsep tindakan
2. Membuka Usaha Kecil
a. Mengidentifikasi karakteristik usaha kecil
b. Memilih produk dan jasa
c. Memilih bentuk usaha kecil
d. Membentuk rencana usaha kecil dan rencana kerja
e. Menumbuhkan dan mengembangkan jiwa dan semangat
kewirausahaan
3. Menerapkan Prinsip Pemasaran Barang dan Jasa
a. Menganalisis kebutuhan konsumen
b. Menyusun pencapaian target pasar
c. Menyusun rencana pemasaran
d. Menerapkan prinsip-prinsip marketing mix
e. Menghitung harga pokok pembelian
f. Menerapkan teknik-teknik promosi
g. Menghitung PPN, PPn BM, PPh, dan Bea Materai
h. Melakukan Kegiatan Pendistribusian
i. Melakukan administrasi pergudangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
j. Menerapkan ketentuan dan pokok-pokok hukum pertanggungan
k. Menentukan hak dan kewajiban masing-masing pihak dalam
pertanggungan
l. Mengisi dokumen perjanjian penutupan pertanggungan
m.Melaksanakan cara-cara pembayaran dalam pertanggungan
n. Mengembangkan jaringan usaha koperasi
o. Menguasai teknik pemasaran koperasi
4. Mengoperasikan mesin-mesin bisnis
a. Mengoperasikan cash register
b. Mengoperasikan price labeling
c. Mengoperasikan mesin-mesin hitung
d. Mengoperasikan mesin-mesin timbangan harga
e. mengoperasikan mesin kredit card
5. Melakukan Penjualan
a. Mengklasifikasikan produk yang dijual
b. Membuat perjanjian jual beli
c. Melaksanakan transaksi jual beli
d. Menerima dan memeriksa barang yang dibeli
e. Menata barang dagangan
f. Melakukan penyimpanan barang dagangan dengan aman bersih dan
sehat
g. Menyelesaikan pembayaran tunai dan kredit
h. Menutup transaksi penjualan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
c. Sarana Prasarana dan Fasilitas Pendukung Pendidikan SMK Kristen 2
Klaten
SMK Kristen 2 Klaten di dukung sarana prasarana yang sangat
memadai, lengkap untuk mendukung proses belajar mengajar di sekolah
yang terdiri:
1. Ruang
a. Ruang kelas 25 ruangan
b. Ruang guru
c. Ruang kepala sekolah
d. Ruang tata usaha
e. Ruang administrasi
f. Ruang penggandaan
g. Ruang praktikum komputer
h. Ruang praktikum mengetik
i. Perpustakaan
j. Kantin
k. Ruang UKS
l. Ruang praktik penjualan
m. Ruang BK
n. Kamar kecil (WC)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
2. Peralatan KBM
Peralatan meliputi komputer, mesin ketik, OHP, peralatan
wirausaha, peralatan UKS, peralatan foto copy untuk guru dan
siswa.
3. Peralatan Olah Raga
Peralatan olah raga meliputi lapangan olah raga, yang
meliputi lapangan volley, lapangan basket, lapangan bulu tangkis.
Perlengkapan olah raga yang tersedia antara lain bola volley, net
volley, bola basket, ring basket, perlengkapan tennis meja,
perlengkapan senam (kaset, tape recorder)
d. Kegiatan Pembelajaran Mata Pelajaran Kewirausahaan SMK Kristen 2
Klaten
Mata pelajaran kewirausahaan diberikan di SMK
(Sekolah Menengah Kejuruan) dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran
setiap satu minggu sekali, termasuk di sekolah Menengah Kejuruan
Kristen 2 Klaten. Materi pelajaran kewirausahaan kelas II semester I
dan 2 antara lain tentang menganalisis peluang usaha, menganalisis
aspek-aspek perencanaan usaha dan menyusun proposal usaha.
Dalam pembelajaran kewirausahaan di SMK Kristen 2 Klaten,
guru memberikan modul untuk setiap materi tertentu yang
membutuhkan pemahaman lebih dari siswa, misalnya materi tentang
penyusunan proposal. Guru memberikan memberikan modul tentang
contoh proposal usaha. Untuk materi yang lain guru hanya menjelaskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
atau menerangkan ke siswa. Jadi disini siswa harus aktif untuk mencatat
hal-hal yang penting. Tetapi berdasarkan informasi kadang tidak semua
siswa mencatat tentang materi kewirausahaan yang disampaikan oleh
guru. Dari modul, guru memberikan penjelasan lebih lanjut tentang
materi yang dimaksud di dalam modul.
Laboratorium untuk praktik meliputi laboratorium komputer dan
toko semacam koperasi sekolah yang dikhususkan untuk siswa-siswa
penjualan dalam praktik mengelola usaha. Laboratorium komputer
dipakai untuk melatih siswa-siswa penjualan dalam membuat laporan
usaha dan toko (koperasi sekolah) dimaksudkan untuk melatih siswa
dalam membuka usaha, dari praktik mengklasifikasikan barang yang
akan dijual, melaksanakan transaksi jual beli, menata barang dagangan,
sampai membuat laporan pembukuan dari transaksi penjualan. Untuk
menunjang pembelajaran di SMK, diterapakan pula Pendidikan Sistem
Ganda (PSG) yang berwujud Praktik Industri (PI), hal ini dimaksudkan
agar para siswa dapat menyesuaikan diri dengan dunia bisnis yang
sesungguhnya dengan teori yang di dapat dalam mata pelajaran,
khususnya mata pelajaran kewirausahaan di SMK. SMK Kristen
2 menjalin kerjasama dengan beberapa mini market, swalayan, distro,
dan beberapa tempat usaha yang lain untuk dijadikan tempat praktik
para siswa Program Keahlian Penjualan, sehingga dengan praktik
lapangan tersebut para siswa dapat melihat dunia bisnis yang
sesungguhnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
b. SMK Negeri 1 Klaten
a. Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Klaten
Alamat : Jl. Dr Wahidin Sudiro Husodo No. 22 Klaten
Bidang Keahlian : Bisnis dan Manajemen
Program Keahlian : Penjualan
b. Siswa SMK Negeri 1 Klaten
Jumlah peserta didik pada tahun ajaran 2008/2009 SMK Negeri 1
Klaten seluruhnya berjumlah 721 siswa yang terdiri dari 20 siswa laki-
laki dan 701 siswa perempuan. SMK Negeri 1 Klaten terdiri atas 12
kelas untuk Tingkat I, 12 kelas untuk Tingkat II (2 kelas Program
Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan, 1 kelas untuk Program
Keahlian Multi Media, 1 kelas untuk Program Keahlian Produksi
Program Pertelevisian, 2 kelas untuk Program Keahlian Admisintrasi
Perkantoran, 4 kelas untuk Program Keahlian Akuntansi, dan 2 kelas
untuk Program Keahlian Penjualan), dan 12 kelas untuk Tingkat III
dengan program keahlian sama dengan program keahlian pada tingkat
II. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Tabel IV.3 Program Keahlian SMK Negeri 1
Klaten Program Keahlian Jumlah Kelas
Tingkat I 12 Tingkat II
Teknik Komputer dan Jaringan Multi Media Produksi Program Pertelevisian Administrasi Perkantoran Akuntansi Penjualan
2 1 1 2 4 2
Tingkat III Teknik Komputer dan Jaringan Multi Media Produksi Program Pertelevisian Administrasi Perkantoran Akuntansi Penjualan
2 1 1 2 4 2
Jumlah 36 Sumber: Dokumen Sekolah, 2009
Dalam penelitian ini yang dijadikan sampel adalah siswa-siswa
kelas II kelompok Bisnis dan Manajemen pada Program Keahlian
Penjualan. Di bawah ini disajikan tabel distribusi data siswa Program
Keahlian Penjualan
Tabel IV.4 Distribusi Siswa Program Keahlian Penjualan
SMK Negeri 1 Klaten Program Keahlian Jumlah siswa
Penjualan 1 Penjualan 2
40 40
Jumlah 80 Sumber: Dokumen Sekolah, 2009
Untuk melengkapi penelitan ini, penulis mengutarakan profil
kemampuan tamatan SMK kelompok Bisnis dan manajemen pada
Program Keahlian Penjualan. Siswa lulusan SMK kelompok Bisnis dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Manajemen, khusunya Program Keahlian Penjualan diharapkan
mempunyai kemampuan melaksanakan pelayanan prima, membuka
usaha kecil, menerapkan prinsip pemasaran barang dan jasa,
mengoperasikan mesin-mesin bisnis, melakukan penjualan seperti yang
yang telah diungkapkan pada pembahasan sebelumnya.
c. Sarana Prasaran dan Fasilitas Pendukung Pendidikan SMK Negeri 1
Klaten
SMK Negeri 1 Klaten di dukung sarana prasarana yang sangat
memadai, lengkap untuk mendukung proses belajar mengajar di sekolah
yang terdiri:
1. Ruang
a. Ruang kelas 36 ruangan
b. Ruang guru
c. Ruang kepala sekolah
d. Ruang wakil kepala sekolah
e. Ruang tata usaha
f. Ruang praktikum komputer
g. Ruang praktik mengetik
h. Ruang administrasi
i. Perpustakaan
j. Koperasi
k. Kantin
l. Mushola
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
m. Ruang UKS
n. Ruang praktik penjualan
o. Ruang praktik multi media
p. Ruang praktik produksi program pertelevisian
q. Kamar kecil (WC)
2. Peralatan KBM
Peralatan meliputi komputer, OHP, mesin ketik, peralatan
wirausaha, peralatan UKS
3. Fasilitas Olah Raga
Fasillitas olah raga meliputi lapangan olah raga tersendiri sehingga
tidak bersama-sama dengan sekolah lain, yang meliputi lapangan
bulu tangkis, lapangan volley. Perlengkapan olah raga yang tersedia
antara lain bola volley, net volley, perlengkapan tennis meja.
d. Kegiatan Pembelajaran Mata Pelajaran Kewirausahaan SMK Negeri 1
Klaten
Alokasi waktu pembelajaran mata pelajaran kewirausahaan di
SMK Negeri 1 Klaten adalah dua pertemuan dalam satu minggu. Satu
kali pertemuan berlangsung selama 45 menit. Untuk materi
kewirausahaan kelas II SMK seperti yang sudah di bahas sebelumnya
ada materi menganalisis peluang usaha, menganalisis aspek-aspek
perencanaan usaha, dan menyusun proposal usaha.
Pembelajaran mata pelajaran kewirausahaan di SMK Negeri 1
Klaten, guru memberikan modul kepada siswa dan guru menjelaskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
secara umum tentang materi dalam modul tersebut. Dari pembahasan
tersebut guru memberikan soal latihan untuk para siswa. Soal latihan
yang diberikan hanya seputar materi yang sudah dibahas sebelumya.
Guru tidak memberikan tugas lapangan kepada siswa seputar
kewirausahaan.
SMK Negeri 1 Klaten memiliki laboratorum komputer yang
digunakan oleh semua program studi dengan keahlian mereka masing-
masing. Untuk Program Keahlian Penjualan laboratorium komputer
digunakan untuk melatih para siswa dalam pembuatan laporan dengan
sistem komputer. Seperti halnya SMK Kristen 2 Klaten, siswa-siswa
SMK Negeri 1 Klaten juga melaksanakan praktik satu hari di toko
(koprasi sekolah), hal ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran
kepada para siswa dalam mengelola usaha. Selain melaksanakan praktik
di sekolah, siswa-siswa Program Keahlian Penjualan juga
melaksanakan praktik industri di luar sekolah, artinya praktik tersebut
dilaksanakan instansi-instansi yang sudah menjalin kerjasama dengan
pihak sekolah antara lain di warung internet, mini market, swalayan,
distro dll.
B. Deskripsi Data Penelitian
a. Deskripsi Responden Penelitian
Responden penelitian berjumlah 193 responden yang terdiri atas dua
sekolah yaitu SMK Negeri 1 Klaten dan SMK Kristen 2 Klaten. Dari hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
penelitian yang dilakukan tidak semua responden mengumpulkan
kuesioner yang telah dibagikan. Berikut ini disajikan tabel jumlah
responden penelitian:
Tabel IV.5 Responden Penelitian
Sekolah Jumlah siswa
Jumlah siswa yang mengumpulkan kuesioner
SMK Negeri 1 Klaten II PJ 1 IIPJ 2
40 40
35 38
SMK Kristen 2 Klaten II PJ 1 II PJ 2 II PJ 3
38 36 39
34 33 35
JUMLAH 193 175 Sumber: Data Observasi, 2009
Berdasarkan deskripsi data di atas diketahui bahwa siswa SMK
Negeri 1 Klaten yang mengumpulkan kuesioner sebanyak 73 siswa yang
terdiri atas 35 siswa kelas II PJ 1 dan 38 siswa kelas II PJ 2. Sedangkan
siswa SMK Kristen 2 Klaten yang mengumpulkan kuesioner berjumlah
112 siswa terdiri atas 34 siswa kelas II PJ 1, 33 siswa kelas II PJ 2, dan 35
siswa kelas II PJ 3.
b. Deskripsi Variabel Penelitian
a. Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kewiarausahaan
Dari data yang diperoleh diketahui skor yang terendah adalah 56
dan skor yang tertinggi adalah 90. Dalam penelitian ini skor tertinggi
yang diharapkan adalah 100 , dan skor terendah adalah 0.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Berikut ini disajikan tabel deskripsi prestasi belajar mata pelajaran yang
mengacu pada Pedoman Penilaian Acuan Patokan (PAP II) sebagai
berikut:
Tabel IV.6 Deskripsi Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kewirausahaan
Perhitungan Skor Frekuensi Persentase
Kategori Kecenderungan
81% X 100 = 81 66% X 100 = 66 56% X 100 = 56 46% X 100 = 46
Di bawah 46
81 – 100 66 – 80 56 – 65 46 – 55 < 46
32 105 38 0 0
18,3% 60%
21,7% 0 0
Sangat baik Baik
Cukup baik Rendah
Sangat rendah Jumlah 175 100
Sumber: Data Observasi, 2009
Berdasarkan deskripsi data tersebut diketahui bahwa prestasi
belajar mata pelajaran kewirausahaan pada kategori sangat baik sebesar
32 siswa (18,3%), kategori baik sebesar 105 siswa (60%), kategori
cukup baik sebesar 38 siswa (21,7%), dan tidak ada siswa yang berada
pada kategori rendah maupun sangat rendah. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa nilai mata pelajaran kewirausahaan secara umum
dikategorikan baik.
b. Jenis Pekerjaan Orang Tua
Jenis pekerjaan orang tua dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
wirausaha dan bukan wirausaha. Dalam penelitian ini apabila jenis
pekerjaan orang tua wirausaha maka digolongkan menjadi jenis
pekerjaan orang tua yang berwirausaha, seperti petani, pedagang,
pengusaha, pemilik warung, home industri dan sejenisnya. Apabila
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
jenis pekerjaan orang tua bukan wirausaha maka diolongkan menjadi
jenis pekarjaan orang tua yang bukan berwirausaha, seperti PNS, guru,
TNI, POLRI, dokter dan sejenisnya. Berdasarkan penjelasan di atas
maka dibuat tabel sebagai berikut:
Tabel IV.7 Deskripsi Pekerjaan Orang Tua
Jenis Pekerjaan Orang Tua
Frekuensi Persentase
Ayah Ibu Ayah Ibu Wirausaha Bukan wirausaha
58
117
46
129
33,1%
66,9%
26,3%
73,7% Jumlah 175 175 100 100
Sumber: Data Observasi, 2009
Berdasarkan deskripsi data di atas, maka data variabel jenis
pekerjaan orang tua (ayah) yang berwirausaha ada 58 siswa
(33,1%), dan pekerjaan orang tua (ibu) yang berwirausaha ada 46 siswa
(26,3%). Dari tabel di atas diketahui pula pekerjaan orang tua (ayah)
yang bukan wirausaha ada 117 siswa (66,9%) dan orang tua (ibu) yang
bukan wirausaha ada 129 (73,7%). Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa orang tua siswa lebih banyak yang bekerja bukan sebagai
wirausaha.
c. Tingkat Pendapatan Orang Tua
Tingkat pendapatan orang tua dibedakan menjadi tiga, yaitu orang
tua dengan tingkat pendapatan tinggi, sedang, dan rendah. Apabila
tingkat pendapatan orang tua tergolong tinggi maka dikatakan jiwa
kewirausahaan siswa akan lebih tinggi dibandingkan siswa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
pendapatan orang tua rendah, karena siswa yang pendapatan orang
tuanya tinggi akan tersedia modal material berupa sarana dan biaya
untuk membuka usaha, dan akan semakin menguatkan jiwa
kewirausahaan siswa. Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat dibuat
tabel sebagai berikut:
Tabel IV.8 Deskripsi Tingkat Pendapatan Orang Tua
Tingkat Pendapatan Orang Tua
Frekuensi Persentase
Ayah Ibu Ayah Ibu Dibawah Rp685.000,00 Antara Rp685.000,00-Rp999.500 Diatas Rp999.501,00
142
15
18
146
17
12
81,1%
8,6%
10,3%
83,4%
9,7%
6,9%
Jumlah 175 175 100 100 Sumber: Data Observasi, 2009
Berdasarkan deskripsi data di atas, maka data variabel tingkat
pendapatan orang tua (ayah) yang mempunyai pendapatan tergolong
rendah ada 142 siswa (81,1%), yang mempunyai pendapatan tergolong
sedang ada 15 siswa (8,6%), dan orang tua yang mempunyai
pendapatan tergolong tinggi ada 18 siswa (10,3%). Sedangkan untuk
pendapatan orang tua (ibu) yang mempunyai pendapatan rendah ada
146 siswa (83,4%), pendapatan sedang 17 siswa (9,7%), dan
pendapatan tinggi ada 12 siswa (6,9%). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa orang tua siswa lebih banyak yang mempunyai
pendapatan yang tergolong rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
d. Tempat Tinggal
Dari data yang diperoleh diketahui skor yang terendah adalah
1 dan skor yang tertinggi adalah 10. Dalam penelitian ini, apabila di
lingkungan tempat tinggal siswa terdapat minimal 5 wirausahawan,
maka dapat disimpulkan siswa tersebut berada di lingkungan wirausaha.
Apabila di lingkungan tempat tinggal siswa terdapat kurang dari 5
wirausahawan maka siswa tersebut tidak berada di lingkungan
wirausaha. Berikut ini disajikan tabel deskripsi tempat tinggal sebegai
berikut:
Tabel IV.9 Deskripsi Tempat Tinggal
Tempat Tinggal Skor Frekuensi Persentase Lingkungan wirausaha Bukan lingkungan wirausaha
≥ 5
< 5
155
20
88,6%
11,4% Jumlah 175 100
Sumber: Data Observasi, 2009
Berdasarkan deskripsi data di atas, maka data variabel tempat
tinggal yang berada di lingkungan wirausaha ada 155 siswa
(88,6%), dan tempat tinggal siswa yang bukan di lingkungan wirausaha
ada 20 siswa (11,4%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
tempat tinggal siswa banyak yang berada di lingkungan wirausaha.
e. Jiwa Kewirausahaan
Dari data yang diperoleh diketahui skor yang terendah adalah
67 dan skor yang tertinggi adalah 112.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Skor tertinggi yang diharapkan adalah 30 x 4 = 120
Skor terendah 30 x 1 = 30
Berikut ini disajikan tabel deskripsi jiwa kewirausahaan yang mengacu
pada Pedoman Penilaian Acuan Patokan (PAP II) sebagai berikut:
Tabel IV.10 Deskripsi Jiwa Kewirausahaan
Perhitungan Skor Frekuensi persentase (%)
Kategori Kecenderungan
81% X 120 = 97,2 (97) 66% X 120 = 72 56% X 120 = 67,2 (67) 46% X 120 = 55,2 (55) Di bawah 46
97-120
72-96
67-71
55-66
53
99
23 0 0
30,3
56,6
13,1 0 0
Sangat tinggi
Tinggi
Cukup tinggi
Rendah
Sangat rendah
Jumlah 175 100 Sumber: Data Observasi, 2009
Berdasarkan deskripsi data tersebut diketahui bahwa jiwa
kewirausahaan siswa dikategorikan sangat tinggi sebesar 53 siswa
(30,3%), kategori tinggi sebesar 99 siswa (56,6%), kategori cukup
tinggi sebesar 23 siswa (13,1%), dan tidak ada siswa yang menempati
kategori rendah maupun sangat rendah. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa jiwa kewirausahaan siswa secara umum
dikategorikan tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
C. Uji Normalitas
Pengujian normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah setiap
variabel berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas setiap
variabel maka digunakan uji one sample kolmogrov-smirnov. Pengujian
normalitas data setiap variabel menggunakan bantuan Program Statisical
Package for Sosial Sciences (SPSS) versi 11.00. Jika nilai alpha hitung untuk
setiap variabel dari penelitian ini di bawah 0,05, maka dapat dikatakan
distribusi data variabel tersebut tidak normal. Jika masing-masing variabel
mempunyai nilai nilai alpha di atas 0,05 maka variabel penelitian tersebut
berdistribusi normal.
Berdasarkan hasil pengujian normalitas data,
(lihat lampiran 4, halalaman 147) dapat dibuat tabel untuk setiap variabel,
sebagai berikut:
Tabel IV.11 Rangkuman Hasil Uji Normalitas
No. Variabel α hitung
Signifikansi Keterangan
1 2 3 4
Prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan Pekerjaan orang tua Pendapatan orang tua Tempat tinggal
0,006
0,000 0,000 0,000
0,05
0,05 0,05 0,05
Tidak Normal
Tidak normalTidak normalTidak normal
Sumber: Hasil Olah Data Observasi, 2009
Data di atas menunjukkan distribusi data variabel prestasi belajar mata
pelajaran kewirausahaan, variabel pekerjaan orang tua, tingkat pendapatan
orang tua dan tempat tinggal siswa tidak normal. Dalam penelitian ini karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
ditribusi data variabel adalah tidak normal maka analisis data penelitan ini
dilakukan analisis non-parametrik chi kuadrat (X2).
D. Pengujian Hipotesis
1. Hubungan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kewirausahaan dengan Jiwa
Kewirausahaan Siswa
Hubungan prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan dengan
jiwa kewirauahaan siswa diuji dengan menggunakan rumus chi kuadrat
(X2). Rumusan hipotesis untuk hubungan prestasi belajar mata pelajaran
kewirausahaan dengan jiwa kewirausahaan siswa adalah sebagai berikut:
Ho : tidak ada hubungan prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan
dengan jiwa kewirausahaan siswa
Ha : ada hubungan prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan
dengan jiwa kewirausahaan siswa
Langkah pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
a. Memasukkan data yang diperoleh ke dalam tabel kontigensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Tabel IV. 12 Tabel Kontingensi Jiwa Kewirausahaan Siswa Berdasarkan Prestasi
Belajar Mata Pelajaran Kewirausahaan
Jiwa Kewirausahaan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kewirausahaan ST T CT
Jumlah
Sangat Baik 10
9,69
19
18,10
3
4,21
32
Baik
32
31,8
60
59,4
13
13,8
105
Cukup Baik
11
11,51
20 21,50
7
4,99
38
Jumlah 53 99 23 175 Sumber: Hasil Olahan Data Observasi, 2009
b. Menghitung chi kuadrat (X2)
( )fh
fhfoX2
2 −=
( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( ) ( )
( )
38,181,010,002,005,001,000,035,004,000,0
99,499,47
50,2150,2120
51,1151,1111
8,138,1313
4,594,5960
8,318,3132
21,421,43
10,1810,1819
69,969,910
2
2
2
2222
22222
=
++++++++=
−
+−
+−
+−
+−
+−
+−
+−
+−
=
XX
X
Pada taraf signifikansi 0,05 dan df = (3-1)(3-1) = 4, nilai
X2 tabel = 9,49. Perhitungan di atas menunjukkan nilai
X2 hitung = 1,38. Dalam hal ini X2 hitung (1,38) lebih kecil dari nilai
X2 tabel (9,49). Hal ini berarti Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
tidak ada hubungan prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan
dengan jiwa kewirausahaan siswa. Mengingat Ho diterima, maka tidak
dilakukan pengujian untuk mencari harga Cmaxs dalam menentukan
besarnya derajat hubungan dua variabel tersebut.
2. Hubungan Jenis Pekerjaan Orang Tua dengan Jiwa Kewirausahaan Siswa
a. Ayah
Hubungan jenis pekerjaan orang tua (ayah) dengan jiwa
kewirauahaan siswa diuji dengan menggunakan rumus chi kuadrat
(X2). Rumusan hipotesis untuk hubungan jenis pekerjaan orang tua
(ayah) dengan jiwa kewirausahaan siswa adalah sebagai berikut:
Ho : tidak ada hubungan jenis pekerjaan orang tua dengan jiwa
kewirausahaan siswa
Ha : ada hubungan jenis pekerjaan orang tua dengan jiwa kewirausahaan
siswa
Langkah pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
1. Memasukkan data yang diperoleh ke dalam tabel kontigensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Tabel IV. 13 Tabel Kontingensi Jiwa Kewirausahaan Siswa Berdasarkan Jenis
Pekerjaan Orang Tua (Ayah)
Jiwa Kewirausahaan Jenis
Pekerjaan Orang Tua ST T CT
Jumlah
Wirausaha 16
17,57
34
32,81
8
7,62
58
Bukan
wirausaha
37
35,43
65
66,19
15
15,38
117
Jumlah 53 99 23 175 Sumber: Hasil Olahan Data Observasi, 2009
2. Menghitung chi kuadrat (X2)
( )
( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( )
3,001,002,007,002,004,014,0
38,1538,1515
19,6619,6665
43,3543,3537
62,762,78
81,3281,3234
57,1757,1716
2
2
22
22222
22
=
+++++=
−+
−
+−
+−
+−
+−
=
−= ∑
XX
X
fhfhfoX
Pada taraf signifikansi 0,05 dan df = (2-1)(3-1) = 2, nilai
X2 tabel = 5,99. Perhitungan di atas menunjukkan nilai
X2 hitung = 0,3. Dalam hal ini X2 hitung (0,3) lebih kecil dari nilai
X2 tabel (5,99). Hal ini berarti Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya
tidak ada hubungan jenis pekerjaan orang tua (ayah) dengan jiwa
kewirausahaan siswa. Mengingat Ho diterima, maka tidak dilakukan
pengujian untuk mencari harga Cmaxs dalam menentukan besarnya
derajat hubungan dua variabel tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
b. Ibu
Hubungan jenis pekerjaan orang tua (ibu) dengan jiwa
kewirauahaan siswa diuji dengan menggunakan rumus chi kuadrat
(X2). Rumusan hipotesis untuk hubungan pekerjaan orang tua (ibu)
dengan jiwa kewirausahaan siswa adalah sebagai berikut:
Ho : tidak ada hubungan jenis pekerjaan orang tua dengan jiwa
kewirausahaan siswa
Ha : ada hubungan jenis pekerjaan orang tua dengan jiwa kewirausahaan
siswa
Langkah pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
1. Memasukkan data yang diperoleh ke dalam tabel kontigensi
Tabel IV. 14 Tabel Kontingensi Jiwa Kewirausahaan Siswa Berdasarkan Jenis
Pekerjaan Orang Tua (ibu)
Jiwa Kewirausahaan Jenis
Pekerjaan Orang Tua ST T CT
Jumlah
Wirausaha 21
13,93
22
26,02
3
6,05
46
Bukan
wirausaha
32
39,07
77
72,98
20
16,95
129
Jumlah 53 99 23 175 Sumber: Hasil Olahan Data Observasi, 2009
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
2. Menghitung chi kuadrat (X2)
( )
( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( )
08,855,050,028,154,162,059,3
95,1695,1620
98,7298,7277
07,3907,3932
05,605,63
02,2602,2622
93,1393,1321
2
2
22
22222
22
=
+++++=
−+
−
+−
+−
+−
+−
=
−= ∑
XX
X
fhfhfoX
Pada taraf signifikansi 0,05 dan df = (2-1)(3-1) = 2, nilai
X2 tabel = 5,99. Perhitungan di atas menunjukkan nilai
X2 hitung = 8,08. Dalam hal ini X2 hitung (8,08) lebih besar dari nilai
X2 tabel (5,99). Hal ini berarti Ho ditolak Ha diterima. Artinya ada
hubungan pekerjaan orang tua (ibu) dengan jiwa kewirausahaan siswa.
3. Menghitung Koefisien Kontingensi
Nilai koefisien kontingensi (C) dimaksudkan untuk mengetahui
kuat tidaknya hubungan pekerjaan orang tua (ibu) dengan jiwa
kewirausahaan siswa. Dengan rumus sebagai berikut:
)21,0(210,0
08,18308,8
08,817508,8
2
2
menjadidibulatkanC
C
C
XnXC
=
=
+=
+=
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Kemudian nilai C yang diperoleh dibandingkan dengan Cmaxs
Cmaxs = 0,707
Agar harga koefisien kontingensi (C) yang diperoleh dapat
dipakai untuk menilai derajat hubungan antar variabel, maka harga C
perlu dibandingkan dengan koefisien kontingensi maksimum
(Cmaxs). Perhitungan interpretasi rasio koefisien kontingensi (C)
terhadap koefisien kontingensi maksimum (Cmaxs) adalah sebagai
berikut:
30,0
707,021,0
max
=
=
=
rasio
srasio
C
CCC
Untuk mencari derajat hubungan antar faktor, terlebih dahulu
mengetahui batasan-batasan koefisien kontingensi sesuai dengan yang
diuraikan pada BAB III, sebagai berikut:
81% X 0,707 = 0,57
61% X 0,707 = 0,43
41% X 0,707 = 0,29
21% X 0,707 = 0,15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Tabel IV.15 Daftar Interpretasi Nilai C Variabel Pekerjaan Orang Tua
C Interpretasi > 0,57
0,43-0,56 0,29-0,42 0,15-0,28
< 0,14
Sangat Tinggi Tinggi
Cukup Tinggi Rendah
Sangat Rendah
Dari perhitungan diketahui bahwa Crasio = 0,30, artinya derajat
hubungan antara pekerjaan orang tua (ibu) dengan jiwa kewirausahaan
siswa termasuk dalam kategori cukup tinggi. Dari kedua pengujian
hipotesis menunjukkan bahwa tidak ada hubungan pekerjaan orang tua
(ayah) dengan jiwa kewirausahaan siswa dan ada hubungan pekerjaan
orang tua (ibu) dengan jiwa kewirausahaan siswa.
3. Hubungan Tingkat Pendapatan Orang Tua dengan Jiwa Kewirausahaan
Siswa
a. Ayah
Hubungan tingkat pendapatan orang tua (ayah) dengan jiwa
kewirauahaan siswa diuji dengan menggunakan rumus chi kuadrat
(X2). Rumusan hipotesis untuk hubungan tingkat pendapatan orang tua
(ayah) dengan jiwa kewirausahaan siswa adalah sebagai berikut:
Ho : tidak ada hubungan tingkat pendapatan orang tua dengan jiwa
kewirausahaan siswa
Ha : ada hubungan tingkat pendapatan orang tua dengan jiwa
kewirausahaan siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Langkah pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
1. Memasukkan data yang diperoleh ke dalam tabel kontigensi
Tabel IV. 16 Tabel Kontingensi Jiwa Kewirausahaan Siswa Berdasarkan Tingkat
Pendapatan Orang Tua (ayah)
Jiwa Kewirausahaan Tingkat
Pendapatan Orang Tua ST T CT
Jumlah
Di atas Rp999.501,00
4
5,45
11
10,18
3
2,37
18
Antara Rp685.100,00-Rp999.500,00
2
4,54
12
8,49
1
1,97
15
Di bawah
Rp685.000,00
47
43,01
76 80,33
19
18,66
142
Jumlah 53 99 23 175 Sumber: Hasil Olahan Data Observasi, 2009
2. Menghitung chi kuadrat (X2)
( )
( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( ) ( )
( )
59,401,023,037,048,045,142,117,007,039,0
66,1866,1819
33,8033,8076
01,4301,4347
97,197,11
49,849,812
54,454,42
37,237,23
18,1018,1011
45,545,54
2
2
2
2222
22222
22
=
++++++++=
−
+−
+−
+−
+−
+−
+−
+−
+−
=
−=
XX
X
fhfhfoX
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Pada taraf signifikansi 0,05 dan df = (3-1)(3-1) = 4, nilai
X2 tabel = 9,49. Perhitungan di atas menunjukkan nilai
X2 hitung = 4,59. Dalam hal ini X2 hitung (4,59) lebih kecil dari nilai
X2 tabel (9,49). Hal ini berarti Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya
tidak ada tingkat pendapatan orang tua (ayah) dengan jiwa
kewirausahaan siswa. Mengingat Ho diterima, maka tidak dilakukan
pengujian untuk mencari harga Cmaxs dalam menentukan besarnya
derajat hubungan dua variabel tersebut.
b. Ibu
Hubungan tingkat pendapatan orang tua (ibu) dengan jiwa
kewirauahaan siswa diuji dengan menggunakan rumus chi kuadrat (X2).
Rumusan hipotesis untuk hubungan tingkat pendapatan orang tua (ibu)
dengan jiwa kewirausahaan siswa adalah sebagai berikut:
Ho : tidak ada hubungan tingkat pendapatan orang tua dengan jiwa
kewirausahaan siswa
Ha : ada hubungan tingkat pendapatan orang tua dengan jiwa
kewirausahaan siswa
Langkah pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
1. Memasukkan data yang diperoleh ke dalam tabel kontigensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Tabel IV. 17 Tabel Kontingensi Jiwa Kewirausahaan Siswa Berdasarkan Tingkat
Pendapatan Orang Tua (ibu)
Jiwa Kewirausahaan Tingkat
Pendapatan Orang Tua ST T CT
Jumlah
Di atas Rp999.501,00
2
3,63
9
6,79
1
1,58
12
Antara Rp685.100,00-Rp999.500,00
4
5,15
10
9,62
3
2,23
17
Di bawah
Rp685.000,00
47
44,22
80 82,59
19
19,19
146
Jumlah 53 99 23 175 Sumber: Hasil Olahan Data Observasi, 2009
2. Menghitung chi kuadrat (X2)
( )
( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( ) ( )
( )
46,200,008,017,027,002,026,021,072,073,0
19,1919,1919
59,8259,8280
22,4422,4447
23,223,23
62,962,910
15,515,54
58,158,11
79,679,69
63,363,32
2
2
2
2222
22222
22
=
++++++++=
−
+−
+−
+−
+−
+−
+−
+−
+−
=
−= ∑
XX
X
fhfhfoX
Pada taraf signifikansi 0,05 dan df = (3-1)(3-1) = 4, nilai
X2 tabel = 9,49. Perhitungan di atas menunjukkan nilai
X2 hitung = 2,46. Dalam hal ini X2 hitung (2,46) lebih kecil dari nilai
X2 tabel (9,49). Hal ini berarti Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
tidak ada hubungan tingkat pendapatan orang tua (ibu) dengan jiwa
kewirausahaan siswa. Mengingat Ho diterima, maka tidak dilakukan
pengujian untuk mencari harga Cmaxs dalam menentukan besarnya
derajat hubungan dua variabel tersebut. Dari kedua pengujian
hipotesis menunjukkan bahwa tidak ada hubungan tingkat pendapatan
orang tua (ayah dan ibu) dengan jiwa kewirausahaan siswa,
4. Hubungan Tempat Tinggal Siswa dengan Jiwa Kewirausahaan Siswa
Hubungan tempat tinggal siswa dengan jiwa kewirauahaan siswa
diuji dengan menggunakan rumus chi kuadrat (X2). Rumusan hipotesis
untuk hubungan tempat tinggal siswa dengan jiwa kewirausahaan siswa
adalah sebagai berikut:
Ho : tidak ada hubungan tempat tinggal siswa dengan jiwa kewirausahaan
siswa
Ha : ada hubungan tempat tinggal siswa dengan jiwa kewirausahaan
siswa
Langkah pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
1. Memasukkan data yang diperoleh ke dalam tabel kontigensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Tabel IV. 18 Tabel Kontingensi Jiwa Kewirausahaan Siswa Berdasarkan Tempat
Tinggal Siswa
Jiwa Kewirausahaan Tempat Tinggal Siswa ST T CT
Jumlah
Lingkungan wirausaha
46
46,94
89
87,69
20
20,37
155
Bukan
lingkungan wirausaha
7
6,06
10
11,31
3
2,63
20
Jumlah 53 99 23 175 Sumber: Hasil Olahan Data Observasi, 2009
2. Menghitung chi kuadrat (X2)
( )
( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( )
4,005,015,015,001,002,002,0
63,263,23
31,1131,1110
06,606,67
37,2037,2020
69,8769,8789
94,4694,4646
2
2
22
22222
22
=
+++++=
−+
−
+−
+−
+−
+−
=
−= ∑
XX
X
fhfhfoX
Pada taraf signifikansi 0,05 dan df = (2-1)(3-1) = 2, nilai
X2 tabel = 5,99. Perhitungan di atas menunjukkan nilai
X2 hitung = 0,4. Dalam hal ini X2 hitung (0,4) lebih kecil dari nilai
X2 tabel (5,99). Hal ini berarti Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya
tidak ada hubungan tempat tinggal siswa dengan jiwa kewirausahaan
siswa. Mengingat Ho diterima, maka tidak dilakukan pengujian untuk
mencari harga Cmaxs dalam menentukan besarnya derajat hubungan
dua variabel tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
E. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Hubungan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kewirausahaan dengan Jiwa
kewirausahaan Siswa
Hasil analisis hubungan prestasi belajar mata pelajaran
kewirausahaan dengan jiwa kewirausahaan siswa menunjukkan bahwa
pada taraf signifikansi 0,05 dan df = 4, X2 hitung = 1,38 lebih kecil dari
nilai X2 tabel = 9,49. Hal ini berarti tidak ada hubungan prestasi belajar
mata pelajaran kewirausahaan dengan jiwa kewirausahaan siswa.
Deskripsi data penelitaian ini menunjukkan bahwa prestasi belajar
mata pelajaran pada kategori sangat tinggi ada 32 siswa (18,29%), kategori
baik ada 105 siswa (60%), kategori cukup baik ada 38 siswa (21,7%), dan
tidak ada siswa dengan nilai mata pelajaran pada kategori rendah maupun
sangat rendah. Dengan demikian berdasarkan data tersebut banyak siswa
yang nilai mata pelajaran kewirausahaannya berada pada kategori baik.
Deskripsi data jiwa kewirausahaan siswa dengan kategori sangat
tinggi sebanyak 53 siswa (30,3%), kategori tinggi sebanyak 99 siswa
(56,6%), kategori cukup tinggi sebanyak 23 siswa (13,1%), dan tidak ada
siswa yang berada pada kategori rendah maupun sangat rendah. Dalam
deskripsi di atas bahwa jiwa kewirausahaan siswa mempunyai kategori
tinggi, hal ini karena siswa yang memiliki jiwa kewirausahaan berani
mengambil risiko dengan penuh perhitungan percaya diri, mandiri, pekerja
keras, cerdas, dan selalu berorientasi pada tugas dan hasil serta
berorientasi pada masa depan. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan prestasi belajar mata pelajaran
kewirausahaan dengan jiwa kewirausahaan siswa. Hal ini kemungkinan
besar disebabkan kurangnya pembinaan dan perhatian dari pihak sekolah
dalam meningkatkan pengetahuan kewirausahaan siswa. Mata pelajaran
kewirausahaan diajarkan belum berhasil menumbuhkan jiwa
kewirausahaan para siswa. Agar mata pelajaran mampu menumbuhkan
atau mendorong perilaku membuka usaha bagi para siswanya, salah
satunya adalah dengan transfer of knowledge. Dengan transfer of
knowledge siswa SMK akan terbuka terhadap informasi-informasi baru di
luar pemahaman mereka sebelumnya tentang wirausaha. Informasi itu
tentu beragam, mulai dari pengetahuan mengenai entrepreneurship secara
keseluruhan hingga strategi berwirausaha. Menurut Ormrod
(Riyanti, 2007) hal lain yang dapat diterima siswa SMK selama mendapat
mata pelajaran kewirausahaan adalah munculnya figur-figur yang bisa
menjadi role model bagi mereka. Role model ini dapat berbentuk live
model yaitu seseorang yang secara langsung menampilkan perilaku, atau
symbolic model yaitu seseorang/perilaku yang muncul secara tidak
langsung atau melalui suatu media. Selain melalui proses modeling ini,
seharusnya para siswa SMK juga dapat mempelajari tentang berwirausaha
melalui “experience” atau pengalaman secara langsung melalui praktik-
praktik yang diadakan pada saat mengikuti mata pelajaran kewirausahaan
tersebut. Karena menurut Fazio dan Zanna, sikap yang terbentuk melalui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
pengalaman langsung akan lebih kuat daripada yang terbentuk tanpa
pengalaman (Riyanti, 2007).
Temuan lapangan di dua sekolah yaitu di SMK Kristen 2 dan SMK
Negeri 1 Klaten, guru hanya memberikan modul dan menerangkan
kembali materi yang ada dalam modul tersebut. Disini guru kedua sekolah
tidak memberikan tugas lapangan atau praktik kepada para siswa,
misalnya berkunjung ke sebuah industri dan melaporkan tentang usaha
yang dilihat pada industri yang dikunjungi. Guru hanya menerangkan
materi-materi yang harus disampaikan kepada siswa tanpa mengajak
mereka untuk berlatih sejak dini tentang kewirausahaan. Meskipun di
kelas II Program Keahlian Penjualan terdapat praktik di sekolah, tetapi
waktu satu hari belum cukup untuk mengerti dunia bisnis yang
sesungguhnya. Dalam praktik industri yang dijalani para siswa Program
Keahlian Penjualan juga belum cukup bagi para siswa paham akan dunia
usaha, karena di tempat praktik para siswa hanya diperbolehkan untuk
pekerjaan-pekerjaan yang ringan, yang dimaksud di sini siswa tidak
dilibatkan untuk pembuatan laporan rekap penjualan, tidak diperkenankan
mengoperasikan cash register dll. Temuan lapangan yang diperolah
dalam praktik industri para siswa Program Keahlian Penjualan banyak
yang dipekerjakan di gudang, kegiatannya antara lain menata barang
dagangan, mengklasifikasikan barang dagangan dll, bahkan hanya diberi
kesempatan dalam bagian penitipan barang. Sehingga di sini materi yang
di dapat di sekolah tidak banyak yang bisa diterapkan di lapangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Pengalaman bisnis yang diperoleh pun tidak banyak karena hanya sebatas
melihat dan tidak ikut terlibat langsung.
2. Hubungan Jenis Pekerjaan Orang Tua dengan Jiwa Kewirausahaan Siswa
Hasil analisis hubungan jenis pekerjaan orang tua (ayah) dengan
jiwa kewirausahaan siswa menunjukkan bahwa pada taraf signifikansi
0,05 dan df = 2, diketahui X2 hitung = 0,3 lebih kecil dari nilai nilai
X2 tabel = 5,59. Hal ini berarti bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan jenis pekerjaan
orang tua (ayah) dengan jiwa kewirausahaan siswa. Sedangkan
berdasarkan jenis pekerjaan orang tua (ibu) menunjukkan bahwa pada taraf
signifikansi 0,05 dan df = 2, diketahui nilai X2 hitung = 8,08 lebih besar
dari nilai X2 tabel = 5,99 . Hal ini berarti bahwa Ho ditolak dan Ha
diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan jenis
pekerjaan orang tua (ibu) dengan jiwa kewirausahaan siswa.
Deskripsi data penelitian ini menunjukkan bahwa siswa yang
berjiwa wirausaha sangat tinggi berdasarkan pekerjaan orang tua
(ayah) seorang wirausaha ada 16 siswa, jiwa wirausaha tinggi ada
34 siswa, dan jiwa wirausaha cukup tinggi 8 siswa. Siswa yang berjiwa
wirausaha sangat tinggi berdasarkan pekerjaan orang tua (ayah) bukan
wirausaha ada 37 siswa, jiwa wirausaha tinggi ada 65 siswa, dan jiwa
wirausaha cukup tinggi ada 15 siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar pekerjaan orang tua (ayah) adalah bukan seorang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
wirausaha sebesar 65 siswa dengan kategori jiwa wirausaha tinggi.
Sedangkan yang berjiwa wirausaha sangat tinggi berdasarkan pekerjaan
orang tua (ibu) seorang wirausaha ada 21 siswa, jiwa wirausaha tinggi ada
22 siswa, dan 3 siswa yang berjiwa wirausaha cukup tinggi. Siswa yang
berjiwa wiausaha sangat tinggi berdasarkan pekerjaan orang tua
(ibu) bukan wirausaha ada 32 siswa, jiwa wirausaha tinggi 77 ada siswa,
dan yang berjiwa wirausaha cukup tinggi ada 20 siswa. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pekerjaan orang tua (ibu) adalah
bukan seorang wirausaha sebesar 77 siswa dengan kategori jiwa
kewirausahaan tinggi.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa siswa yang mempunyai jiwa
kewirausahaan tinggi. Hal ini tampak pada deskripsi jiwa kewirausahaan
siswa yang mempunyai kategori sangat tinggi ada 53 siswa (30,3%),
kategori tinggi sebesar 99 siswa (56,6%) dan dengan kategori cukup tinggi
ada 23 siswa (13,1%). Sementara pekerjaan orang tua secara umum bukan
seorang wirausaha.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa tidak
ada hubungan pekerjaan orang tua (ayah) dengan jiwa kewirausahaan
siswa. Hal ini kemungkinan disebabkan karena peran ayah dalam
mendidik anak intensitasnya lebih sedikit dibandingkan ibu, sehingga
siswa tidak dekat dengan ayah. Dari hasil deskripsi data variabel
pekerjaan ayah menunjukkan ada 58 siswa (33,1%) orang tua ayah adalah
sebagai wirausaha, dan ada 117 siswwa (66,9%) orang tua ayah bukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
sebagai wirausaha. Menurut Prof. Tim Spector bahwa hubungan keturunan
yang tinggi menunjukkan pentingnya memahami faktor genetik untuk
menjelaskan mengapa beberapa orang memiliki jiwa wirausaha sedangkan
yang lain tidak. Dari hasil penelitian, secara umum orang tua siswa bukan
sebagai wirausaha sehingga disini faktor gen sangat mempengaruhi jiwa
kewirausahaan siswa. Spector mengemukakan bahwa faktor genetik
mempengaruhi berbagai aspek bisnis dari kepuasan kerja hingga
keterampilan dan kualitas kerjanya. Gen memiliki pengaruh terhadap
bentuk kepribadian dan kemampuan yang berperan untuk membentuk
seseorang menjadi pengusaha. (http://www.forum.kotasantri.com)
Ada hubungan jenis pekerjaan orang tua (ibu) dengan jiwa
kewirausahaan siswa. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pekerjaan
orang tua (ibu) yang berwirausaha ada 46 siswa (26,3%), dan yang bukan
wirausaha ada 127 siswa (73,7%). Jenis pekerjaan orang tua (ibu) secara
umum bukan sebagai wirausaha, yaitu sebagai guru, bidan, buruh cuci,
pegawai swasta, pensiunan, tetapi orang tua (ibu) mempunyai pekerjaan di
luar pekerjaan pokok, seperti membuka warung, pembuat karak, katering,
usaha belut goreng, pada masa menanam padi sebagian dari orang tua
siswa menjadi petani dan sebagainya. Peran ibu dalam mendidik anak
sangatlah penting. Ibu memiliki keterkaitan batin yang kuat dengan anak,
sehingga tidak jarang anak lebih dekat dengan sosok ibu dibandingkan
ayah mereka. Dengan demikian, melihat pekerjaan orang tua maka siswa
mendapat pengetahuan dan pengalaman tentang kewirausahaan terutama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
bagi siswa yang orang tuanya adalah wirausaha, karena di sini anak
dilibatkan langsung dalam membantu ibunya menjalankan usaha, sehingga
kebiasaan membantu orang tua dalam menjalankan usaha, menjadi sebuah
pelajaran yang berharga bagi siswa. Mereka jadi lebih tahu akan ilmu
bisnis yang hampir pasti tidak mereka dapatkan di meja sekolah. Mental
bisnis ini terbentuk seiring dengan perkembangan jiwa mereka. Sehingga
dapat dikatakan karakter seorang anak di bangun melalui apa yang
didengarkan, apa yang dilihat, dan apa yang dirasakan. Pendengaran dan
penglihatan adalah pintu masuk pikiran sebelum masuk menempa hati
nuraninya. Melalui seluruh indra yang manusia miliki inilah, akan muncul
jiwa yang kuat terkait dengan apa yang diterima oleh indra. Bila anak
terbiasa dengan dunia bisnis, maka karakter inilah yang muncul dan secara
tidak langsung orang tua telah mengajarkan pada anak sikap mandiri,
tidak takut gagal, pekerja keras, percaya diri dan lain-lain, sehingga cepat
atau lambat anak akan terdorong untuk membuka usaha sendiri
(www.hadila.solopeduli.com).
3. Hubungan Tingkat Pendapatan Orang Tua dengan Jiwa Kewirausahaan
Siswa
Hasil analisis hubungan tingkat pendapatan orang tua
(ayah) dengan jiwa kewirausahaan siswa menunjukkan bahwa pada taraf
signifikansi 0,05 dan df = 4, nilai X2 hitung = 4,59 lebih kecil dari nilai
X2 tabel = 9,49. Hal ini berarti Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan tingkat
pendapatan orang tua (ayah) dengan jiwa kewirausahan siswa. Sedangkan
berdasarkan tingkat pendapatan orang tua (ibu) menunjukkan pada taraf
signifikansi 0,05 dan df = 4, X2 hitung = 2,46 lebih kecil dari nilai
X2 tabel = 9,49. Hal ini berarti Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan tingkat
pendapatan orang tua (ibu) dengan jiwa kewirausahaan siswa.
Deskripsi data dalam penelitian ini menunjukkan orang tua
(ayah) dengan tingkat pendapatan rendah di bawah Rp685.000,00 ada
142 siswa (81,1%), tingkat pendapatan sedang antara Rp685.000,00-
Rp999.500,00 ada 15 siswa (8,6%), dan tingkat pendapatan tinggi di atas
Rp999.501,00 ada 18 siswa (10,3%). Sedangkan tingkat pendapatan orang
tua (ibu) dengan kategori tingkat pendapatan rendah di bawah
Rp685.000,00 ada 146 siswa (83,4%), tingkat pendapatan sedang antara
Rp685.000,00-Rp999.500,00 ada 17 siswa (9,7%), dan tingkat pendapatan
tinggi di atas Rp999.501,00 ada 12 siswa (6,9%).
Deskripsi data jiwa kewirausahaan siswa dengan kategori sangat
tinggi sebanyak 53 siswa (30,3%), kategori tinggi sebanyak 99 siswa
(56,6%), kategori cukup tinggi sebanyak 23 siswa (13,1%), dan tidak ada
siswa yang berada pada kategori rendah maupun sangat rendah. Dalam
deskripsi di atas bahwa jiwa kewirausahaan siswa mempunyai kategori
tinggi, hal ini karena siswa yang memiliki jiwa kewirausahaan berani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
mengambil risiko, percaya diri, mandiri, dan selalu berusaha untuk lebih
baik.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa tidak
ada hubungan tingkat pendapatan orang tua dengan jiwa kewirausahaan
siswa. Kemungkinan hal yang menyebabkan karena seseorang yang
mempunyai jiwa wirausaha maka akan melakukan kegiatan berwirausaha
tidak semata-mata dimotivasi oleh faktor finansial. Kerja keras dan
disiplin merupakan modal dasar untuk keberhasilan seseorang dalam
berwirausaha. Jiwa wirausahanya justru ditantang untuk berusaha sendiri
tanpa bergantung dengan orang tua dengan modal seadanya. Seorang
wirausaha adalah seorang yang kreatif dan inovatif yang mampu
memanfaatkan sumber daya atau modal yang seminimal mungkin untuk
mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin. Mempunyai jiwa wirausaha
yang tinggi tidak harus mempunyai modal yang besar. Untuk memulai
suatu usaha seorang wirausahawan tidak perlu ambisius dengan
menyelenggarakan usaha dengan skala besar. Apabila ingin memulai suatu
usaha, sebaiknya dimulai dari usaha yang kecil-kecilan terlebih dahulu.
Disamping memperkecil risiko kegagalannya, cara ini juga membantu
mendayagunakan modal sambil memantapkan strategi usaha. Memulai
suatu usaha dari kecil-kecilan, akan membantu penyusunan strategi yang
meyakinkan karena selama awal usaha itu dianggap sebagai pengalaman
dalam usaha. Dari pengalaman dalam dunia usaha, nantinya akan menemui
kekuatan dan kelemahan usaha yang dapat menjadi jalan yang baik untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
mencapai kesuksesan berwirausaha. Hasil penelitian ini sejalan dengan
pendapat Ating Tedjasutisna (2004:64) yang menyatakan bahwa para
wirausaha yang mempunyai komitmen tinggi selalu berusaha mendapatkan
hasil semaksimal mungkin dengan sumber daya atau modal minimal.
Contoh nyata di daerah Wedi Kabupaten Klaten, seorang anak
dengan latar belakang dari keluarga yang tidak mampu, setelah tamat dari
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ia membuka usaha kecil-kecilan
yaitu kerajinan tangan. Sekarang ia mampu mengembangkan usahanya itu
dan memperluas pemasarannya hingga di kota-kota besar seperti Jakarta,
Bali dan sebagainya.
4. Hubungan Tempat Tinggal Siswa Dengan Jiwa Kewirausahaan Siswa
Hasil analisis hubungan tempat tinggal siswa dengan jiwa
kewirausahaan siswa menunjukkan bahwa nilai X2 hitung = 0,4 lebih kecil
dari nilai X2 tabel = 5,99. Hal ini berarti tidak ada hubungan tempat
tinggal siswa dengan jiwa kewirausahaan siswa.
Deskripsi data penelitian ini menunjukkan bahwa tempat tinggal
siswa yang berada di lingkungan wirausaha ada 155 siswa (88,6%) dan
tempat tinggal siswa yang bukan berada di lingkungan wirausaha ada
20 siswa (11,4%). Dengan demikian berdasarkan data tersebut banyak
siswa yang tempat tinggalnya berada di lingkungan wirausaha.
Deskripsi jiwa kewirausahaan siswa dengan kategori sangat tinggi
sebanyak 53 siswa (30,3%), kategori tinggi sebanyak 99 siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
(56,6%), kategori cukup tinggi sebanyak 23 siswa (13,1%), dan tidak ada
siswa yang berada pada kategori rendah maupun sangat rendah. Dalam
deskripsi di atas bahwa jiwa kewirausahaan siswa mempunyai kategori
tinggi, hal ini karena siswa yang memiliki jiwa kewirausahaan berani
mengambil risiko dengan penuh perhitungan, percaya diri, mandiri, cerdas,
pekerja keras dan selalu berorientasi pada tugas dan hasil serta berorientasi
pada masa depan.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa tidak
ada hubungan tempat tinggal siswa dengan jiwa kewirausahaan. Hal ini
kemungkinan dikarenakan di sekitar tempat tinggal siswa sebagian besar
usaha mikro atau wirausaha kelas menengah sehingga tidak menarik bagi
siswa. Siswa lebih tertarik bekerja di perusahaan atau di dunia industri
atau siswa tidak berminat menciptakan lapangan pekerjaan (berwirausaha).
Salah satu faktor mengapa siswa lebih tertarik bekerja di perusahaan,
karena di mata masyarakat secara umum bekerja di kantor merupakan hal
yang lebih baik dan memberikan rasa harga diri yang tinggi.
Hasil penelitian tidak sesuai dengan pendapat dari Wasty Soemanto
(2001:90), yang menyatakan bahwa lingkungan masyarakat sebagai
lingkungan pendidikan non formal yang mewujudkan perkembangan
pribadi yang wajar dalam situasi sosial dan sebagai penanggung jawab atas
kelangsungan pendidikan manusia berwirausaha. Dalam pendidikan
wirausaha, keluarga dan masyarakat dituntut untuk bertanggung jawab dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
berperan langsung dalam segenap aspek pelaksanaan pendidikan manusia
berwirausaha.
Hasil penelitian mulai dari variabel prestasi belajar mata pelajaran
kewirausahaan, jenis pekerjaan orang tua, tingkat pendapatan orang tua,
dan tempat tinggal siswa, hampir semua menunjukkan tidak adanya
hubungan dengan jiwa kewirausahaan siswa, hal ini kemungkinan besar
disebabkan karena variabel yang diteliti menyebutkan faktor-faktor
eksternal yang mempengaruhi jiwa kewirausahaan siswa. Dari penelitian
sebelumnya kebanyakan faktor-faktor eksternal, seperti pekerjaan orang
tua, pengalaman orang tua, kurikulum sekolah, kondisi lingkungan
keluarga, sekolah, praktik industri, pendapatan orang tua juga
menunjukkan tidak adanya hubungan dengan jiwa kewuirausahaan siswa.
Jadi dari hasil penelitian disimpulkan faktor eksternal tidak banyak
berpengaruh dengan jiwa kewirausahaan siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah mengadakan penelitian dan analisis data, maka penelitian ini
menyimpulkan bahwa:
1. Tidak ada hubungan prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan dengan
jiwa kewirausahaan siswa. Hal ini di dukung oleh hasil perhitungan analisis
dengan menggunakan rumus chi kuadrat tampak nilai
X2 hitung = 1,38 lebih kecil dari nilai X2 tabel = 9,49.
2. Tidak ada hubungan jenis pekerjaan orang tua (ayah) dengan jiwa
kewirausahaan siswa. Hal ini di dukung oleh hasil analisis dengan
menggunakan rumus chi kuadrat untuk variabel jenis pekerjaan orang tua
(ayah) menunjukkan nilai X2 hitung = 0,3 lebih kecil dari nilai
X2 tabel = 5,99. Jenis pekerjaan orang tua (ibu) menunjukkan nilai
X2 hitung = 8,08 lebih besar dari nilai X2 tabel 5,99. Hal ini berarti ada
hubungan jenis pekerjaan orang tua (ibu) dengan jiwa kewirausahaan
siswa.
3. Tidak ada hubungan tingkat pendapatan oang tua (ayah) dengan jiwa
kewirausahaan siswa. Hal ini di dukung oleh hasil perhitungan analisis
dengan menggunakan rumus chi kuadarat menunjukkan nilai
X2 hitung = 4,59 lebih kecil dari nilai X2 tabel = 9,49. Tidak ada hubungan
tingkat pendapatan orang tua (ibu) dengan jiwa kewirausahaan siswa. Hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
ini ditunjukkan dari hasil analisis dengan menggunakan rumus chi kuadrat,
menunjukkan nilai X2 hitung = 2,46 lebih kecil dari nilai X2 tabel = 9,49.
4. Tidak ada hubungan tempat tinggal siswa dengan jiwa kewirausahaan
siswa. Hal ini di dukung oleh hasil perhitungan analisis dengan
menggunakan rumus chi kuadrat tampak bahwa nilai X2 hitung = 0,4 lebih
kecil dari X2 tabel = 5,99.
B. Keterbatasan
1. Data penelitian di dasarkan pada jawaban responden atas kuesioner yang di
bagikan kepada siswa, sehingga kebenaran isian kuesioner penelitian ini
tergantung pada keseriusan siswa dalam memberikan jawaban.
2. Keterbatasan penulis yaitu keterbatasan kemampuan, waktu, biaya, untuk
mengerjakan penelitian ini.
3. Keterbatasan dalam kriteria lingkungan wirausaha dan lingkungan bukan
wirausaha, sehingga dari hasil penelitian data ngumpul di lingkungan
wirausaha.
4. Bias dalam kuesioner, karena beberapa pertanyaan tidak dipahami oleh
siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
C. Saran
Dari hasil penelitian yang telah diungkapkan, Penulis memberi saran
sebagai berikut:
1. Pendekatan pembelajaran kewirausahaan, sebaiknya dilakukan dengan cara
pelatihan/praktik yang langsung melibatkan anak, sehingga dengan
keterlibatan anak tersebut diperoleh pengalaman nyata tentang
kewirausahaan, sehingga jiwa kewirausahaan anak dapat muncul dari
kegiatan tersebut, karena hal itu merupakan proses belajar terutama hal-hal
afektif, seperti sikap, sistem nilai dan lain-lain dan bukan merupakan suatu
pengalaman.
2. Pendidikan kewirausahaan sebaiknya dikembangkan di tingkat rumah
tangga (informal). Dalam penelitian ini ibu lebih mempengaruhi anak
dalam pengembangan jiwa kewirausahaan sehingga harus ada program
pemerintah yang mengakomodasi pendidikan ibu dan anak. Program
pemerintah yang sudah ada tentang Kredit Usaha Kecil (KUK) dalam
praktiknya masih banyak diberikan kepada kepala rumah tangga
(www.asspuk.or.id/index.php). Peneliti menyarankan untuk kedepannya
lebih diprioritaskan ke ibu-ibu rumah tangga dan anak remaja atau siswa
yang ingin membuka usaha.
3. Bagi peneliti lain, apabila melakukan penelitian dengan judul yang hampir
sama diharapkan untuk mempertimbangkan meniliti faktor-faktor lain yang
mempengaruhi jiwa kewirausahaan sehingga hasil penelitian yang dicapai
lebih luas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
DAFTAR PUSTAKA
Ardian, Bagus. 2007. Tinjauan Tentang Kampung Kota. Diakses dari http://www.indonetwork.or.id, tanggal 6 Februari 2009
Astuti, Kusuma Endah Dwi. 2006. Pengaruh Praktik Industri, Pekerjaan Orang
Tua, dan Pelajaran Kewirausahaan Terhadap Minat Siswa untuk Berwirausaha. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Cokro, Heru. 2008. Wirausaha Sosial:Melawan Senjakala Ekonomi. Diakses dari
http://www.hipmi.org/blog/?P.52, tanggal 6 februari 2009. Depdikbud. 1978. Ekonomi Umum. Jakarta: Depdikbud.
Depdiknas. 2007. Tujuan Pendidikan SMK: Penjelasan Pasal 15 UU Sisdiknas. Diakses dari http://www.pusdiknaker.or.id/data/kurikulum/smk.doc, tanggal 13 Januari 2009
Drucker, F. Peter. 1984. Inovasi dan Kewirausahaan: Praktek dan Prinsip.
Jakarta: Gelora Aksara Pratama. _______________ 1969. The Age of Discontinuity, Guidelines to Our Changing
society. London: Pan Book 1971. Penerjemah Rusdi Naib. Jakarta: Gelora Aksara Pratama.
Furchan, Arief. 1991. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional. Gilarso, T. 2006. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro.Yogyakarta: Kanisius.
Heidjrachman, Ranupandoyo. 1982. Teori dan Konsep Manajemen. Yogyakarta: BPFE-UGM.
Hermana, Budi. 2008. Pengertian dan Teori Kewirausahaan. Diakses dari
http://www.hermana.staff.gunadarma.ac.id/downloads/file/7311/kewirausahaan.doc, tanggal 6 Februari 2009
Iskandarsyah. 2008. Mendidik Mental Wirausaha Anak Sejak Dini. Diakses dari
http://www.hadila.solopeduli.com, tanggal 27 juni 2009. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1955. Jakarta:Balai Pustaka.
Kartiwa, Iwan. 2008. Pendidikan Kewirausahaan di SMK/SMA. Diakses dari http://www.Pikiran Rakyat.com, tanggal 6 Februari 2009
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Kisah Sukses Difabel Menjadi Wirausaha. 2006. Diakses dari http://www.kompas,com/kompas-cetak/0603/31/jateng/33630.HTM, tanggal 6 Februari 2009.
Kompik. 2008. Kewirausahaan Teori dan Aplikasi. Diakses dari
http://www.kuliahkewirausahaan.blogspot.com, tanggal 10 Februari 2009 Lukman. 2006. Semua Bisnis Membutuhkan Modal. Diakses dari
http//www.skyscrapercity.com, tanggal 3 April 2009. Mahmud, Dimyati. 1989. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud.
Masidjo, Ign. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius.
Meredith, Geoffrey G. 1996. Kewirausahaan: Teori dan Praktik. Jakarta: Pustaka
Binaman Presindo. Murdani, Maria Gampang Sri. 2006. Hubungan Antara Jiwa Kewirausahaan
Dengan Minat Berwirausaha Siswa SMK Ditinjau Dari Status Sosial Ekonomi Orang Tua. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Novel, Dean. 1999. Makalah Seminar Inkubator Bisnis: Menciptakan
wirausahawan. Jakarta: Universitas Indonesia. Pambudy, Rachmat. 2002. Misteri Modal Manusia Indonesia. Diakses dari
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0204/08/ekonomi/MIST 34.HTM, tanggal 10 Februari 2009
Priyono, Susila dan Soerata PS. 2004. Kiat Sukses Kewirausahaan.
Yogyakarta:Palem Pustaka. Riyanti, Benedikta Prihatin Dwi. 2007. Metode Experiental Learning Berbasis
Pada Peningkatan Rasa Diri, Mampu, Kreatif dan Berani Berisisko dalam Mata Pelajaran Kewirausahaan untuk SMK. Diakses dari http//www.puslitjaknov.org, tanggal 27 Mei 2009.
Upah Minimum Kota/Kabupaten (UMK) tahun 2009. Diakses dari
http//www.info.micko.web.id, tanggal 2 Februari 2009 Soedjono, Ibnoe. 1993. Kewirakoperasian: Pembahasan Makalah The
Entrepreneur Cooperative. Bandung: IKOPIN. Soegiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
________. 2005. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Soeparman, Soemahamidjaja. 1997. Falsafah Pengembangan Disiplin Ilmu Kewirausahaan di Perguruan Tinggi dalam Konteks Pembangunan di Indonesia. PIBI-IKOPIN.
Soesarno, Wijandi. 1988. Pengantar Kewiraswastaan. Bandung: Sinar Baru.
Soemanto, Wasty. 2001. Pendidikan Wiraswasta. Jakarta: Bumi Aksara Sumardi, Mulyanto dan Hans-Dieter Evers. 1982. Kemiskinan dan Kebutuhan
Poko. Jakarta: CV Rajawali. Suryana. 2006. Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat dan proses Menuju
Sukses. Bandung: Salemba Empat. Sriyanto. 2008. Kewirausahaan. Diakses dari
http://www.ahim.staff.gunadarma.ac.id tanggal 20 Februari 2009. Tanlain, Wens. 2002. Pengantar Pendidikan. Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma. Tedjosutisno, Ating H. 2004. Memahami Kewirausahaan. Bandung: Armico Tidak Semua Orang Mau dan Bisa Menjadi Entrepreneur. 2009. Diakses dari
http://www .forum.kotasantri.com/viewtopik.php/t=65, tanggal 23 Juli 2009. Wirasasmita, Yuyun. 1994. Kewirausahaan:Buku Pegangan. Jatinagor: UPT-
Penerbitan IKOPIN. _________, dan faisal Affif, M. Kusman Silaeman. 1982. Aspek-aspek
kewiraswastaan: Pandangan dan beberapa hasil penelitian.Bandung:LM-FE UNPAD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN- LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER
1. Kuesioner terdiri dari 3 (tiga) bagian
Bagian I Identitas Responden
Bagian II Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kewirausahaan, Jenis
Pekerjaan Orang Tua, Tingkat Pendapatan Orang Tua, dan
Tempat Tinggal Siswa
Bagian III Jiwa Kewirausahaan
2. Berilah tanda silang (X) untuk jawaban yang paling Saudara anggap sesuai
dengan keadaan pada kotak yang disediakan di sebelah kanan setiap
pernyataan dan isilah titik-titik untuk setiap pertanyaan dengan benar!
3. Pilihlah:
SS : Jika Saudara sangat setuju dengan pernyataan
S : Jika Saudara setuju dengan pernyataan
TS : Jika Saudara tidak setuju dengan pernyataan
STS : Jika Saudara sangat tidak setuju dengan pernyataan
4. Selesai mengerjakan terlitilah kembali dan pastikan bahwa setiap pernyataan
dan pertanyaan dalam kuesioner ini telah semuanya dijawab.
Bagian I
Identitas Responden
1. Nama :
2. Kelas :
3. Usia :
4. Sekolah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Bagian II
Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kewirausahaan, Pekerjaan Orang Tua, Tingkat
Pendapatan Orang Tua, dan Tempat Tinggal Siswa
1. Apakah pekerjaan pokok ayah anda?
a. wirausaha/pedagang
b. bukan wirausaha
2. Apakah pekerjaan pokok ibu anda?
a. wirausaha/pedagang
b. bukan wirausaha
3. Apakah orang tua anda mempunyai pekerjaan sampingan?
a. tidak
b. ya. (sebutkan….)
4. berapa penghasilan total (pekerjaan pokok+sampingan) Ayah anda selama
satu bulan?
....
5. Berapakah penghasilan total (pekerjaan pokok+sampingan) Ibu anda selama
satu bulan?
….
6. Profesi wirausaha misalnya: pedagang, petani, pengusaha, pemilik warung,
home industry, dan sejenisnya.
Profesi bukan wirausaha misalnya: PNS, guru, TNI, POLRI, Dokter, Psikolog,
Perawat, Wartawan, Pengacara dan sejenisnya.
Berapakah wirausahawan dalam satu RW di lingkungan tempat tinggal anda?
….
7. Berapakah nilai kewirausahaan anda?
a. lebih besar atau sama dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum)
b. Kurang dari KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Bagian III
Jiwa Kewirausahaan No. PERNYATAAN PENDAPAT 1. Saya lebih suka bekerja dengan teman yang
lebih cakap (punya inisiatif dan kreatif) dalam bekerja dalam kelompok
sts ts s ss
2. Saya kira orang mengambil risiko cenderung lebih maju dibandingkan yang tidak
sts ts s ss
3. Saya adalah orang yang cepat mengenalli masalah-masalah yang dihadapi kelompok dan dapat memberikan alternative pemecahan yang tepat
sts ts s ss
4. Saya tidak malu menjalankan usaha yang disepakati kelompok meskipun usaha tersebut dianggap remeh oleh teman-teman
sts ts s ss
5. Saya adalah orang yang mencurahkan waktu, biaya, tenaga yang tidak sedikit mengingat saya memiliki komitmen dan cita-cita yang tinggi atas usaha yang dijalankan
sts ts s ss
6. Saya memiliki rasa percaya diri yang tinggi untuk dapat berhasil dalam menjalankan usaha di masa mendatang
sts ts s ss
7. Saya adalah orang yang tidak rela jika perbedaan-perbedaan antar pribadi dalam kelompok mengganggu usaha yang dijalankan
sts ts s ss
8. Saya adalah orang yang beranggapan bahwa struktur tugas/pembagian tugas sering menjadi penghambat usaha kelompok mencapai tujuan
sts ts s ss
9. Saya adalah orang yang berambisi untuk menangani dan mengendalikan semua hal yang saya yakini akan lebih berhasil
sts ts s ss
10. Saya adalah orang yang menyukai aktivitas yang lebih mengarah pada kemajuan bersama
sts ts s ss
11. Saya adalah orag yang tidak dapat memotivasi diri sendiri di saat beberapa teman tidak bersemangat dalam menjalankan tugas kelompok
sts ts s ss
12. Saya adalah orang yang dapat memahami tagas pribadi dan menyelesaikannya dengan
sts ts s ss
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
penuh semangat dan dengan menetapkan hasil pencapaian yang tinggi
13. Saya bersedia menghadapi kegagalan untuk kemajuan hidup saya
sts ts s ss
14. Saya adalah orang yang memaknai pentingnya hidup pribadi dalam hubungannya dengan usaha yang dilakukan oleh kelompok
sts ts s ss
15. Saya adalah orang yang dapat mengembangkan alternative pilihan untuk mengatasi setiap masalah yang dihadapi kelompok dalam menjalankan usaha.
sts ts s ss
16. Saya adalah orang yang tidak malu mengakui kesalahan kepada teman apabila ternyata memang saya keliru
sts ts s ss
17. Saya adalah orang yang dengan senang hati bertanggung jawab atas pengambilan keputusan sendiri
sts ts s ss
18. Saya dapat menikmati persaingan dengan pihak lain secara fair untuk mendapatkan pelanggan
sts ts s ss
19. Saya adalah orang yang disiplin baik dalam hal waktu, maupun tindakan dapat menjadi contoh bagi teman lain
sts ts s ss
20. Saya adalah orang yang mampu menngarahkan diri sendiri pada rencana hidup di masa mendatang
sts ts s ss
21. Saya adalah orang yang memiliki rencana masa depan (usaha kecil) yang jelas dan secara konsisten mewujudkan rencana tersebut mulai hari ini
sts ts s ss
22. Saya adalah orang yang mampu mengelola waktu untuk mengerjakan tugas-tugas
sts ts s ss
23. Saya adalah orang yang suka menngeluh di saat tidak mendapatkan hasil yang memuaskan
sts ts s ss
24. Saya adalah orang yang dapat menjaga stamina tubuh sehingga selalu siap bekerja dalam waktu yang panjang
sts ts s ss
25. Saya adalah orang yang dengan lapang dada mengakui kekeliruan dan terbuka menerima nasihat dari orang lain
sts ts s ss
26. Saya adalah orang yang rela kehilangan semua sumber daya (uang,waktu, tenaga, dll) jika usaha mengalami kebangkrutan
sts ts s ss
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
27. Saya adalah orang yang tidak senang bekerja dalam kelompok meskipun dalam kondisi tertekan anggota kelompok lainnya
sts ts s ss
28. Saya adalah orang yang mudah melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan dan siap melakukan perubahan pada diri sendiri dalam hubungannya dengan orang lain (lingkungan)
sts ts s ss
29. Saya adalah orang yang memiliki inisiatif untuk memulai usaha dan tidak suka bergantung pada orang lain
sts ts s ss
30. Saya akan berspkelasi dengan gagasan yang baik, walaupun hal itu tidaklah meyakinkan
sts ts s ss
31. Saya senang menemukan hal-hal baru dan aneh untuk dikerjakan.
sts ts s ss
32. Saya adalah orang yang dapat mempercayai orang lain dan orang lain pun percaya kepada saya dalam banyak hal
sts ts s ss
33. Saya dapat dengan cepat memahami persoalan-persoalan yang sedang dihadapi kelompok
sts ts s ss
34. Saya adalah orang yang selalu berpikir positif meskipun sedang dalam kondisi keterpurukan
sts ts s ss
35. Saya adalah orang yang dapat berkomunikasi dengan baik mampu menjelaskan ide-ide saya dengan kata-kata yang mudah dipahami orang lain
sts ts s ss
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
DATA PENELITIAN NO X1 X2 ayah X2 ibu X3 ayah X3 ibu X4 Y 1 65 2 1 2 1 9 97 2 82 1 1 1 1 20 94 3 87 1 2 1 1 30 82 4 71 1 1 1 1 5 95 5 80 1 1 1 1 5 89 6 75 1 2 1 1 20 101 7 70 1 1 1 1 10 111 8 65 2 1 1 1 27 108 9 84 1 1 1 1 13 103 10 65 1 2 1 1 13 104 11 82 1 2 1 1 7 94 12 71 1 1 3 1 25 97 13 78 1 1 1 1 8 95 14 85 1 1 1 1 6 98 15 71 1 1 1 1 5 91 16 83 1 2 1 1 5 79 17 74 1 1 1 1 15 86 18 73 1 1 1 1 15 103 19 71 2 2 1 1 15 101 20 80 1 1 1 1 3 101 21 80 1 1 1 1 10 70 22 74 1 1 1 1 17 94 23 75 1 1 1 1 8 100 24 84 1 1 1 1 4 98 25 74 1 1 1 1 20 83 26 83 1 2 1 1 40 97 27 72 1 1 1 1 5 76 28 82 1 2 1 1 10 85 29 70 1 2 1 1 9 101 30 65 1 2 1 1 16 96 31 74 1 1 1 1 7 80 32 75 2 1 1 1 5 87 33 65 1 1 2 1 10 74 34 71 1 1 2 1 13 103 35 80 1 1 1 1 6 96 36 74 1 1 1 1 9 103 37 85 1 1 1 1 7 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
NO X1 X2 ayah X2 ibu X3 ayah X3 ibu X4 Y 38 65 1 1 1 1 6 93 39 74 1 2 1 1 32 102 40 67 1 1 1 1 6 104 41 65 1 1 2 2 15 80 42 81 1 1 1 1 2 71 43 70 1 2 1 1 12 86 44 81 2 1 2 2 7 95 45 70 1 1 3 3 8 84 46 65 1 1 1 1 8 100 47 70 1 1 3 3 6 84 48 65 1 1 3 3 6 68 49 89 1 1 1 1 20 85 50 75 1 1 1 1 11 90 51 80 1 1 1 1 6 95 52 70 1 1 1 1 11 68 53 78 1 2 1 1 1 90 54 75 2 1 1 1 8 70 55 80 1 1 1 1 15 93 56 68 1 2 1 1 15 85 57 84 1 1 1 1 7 89 58 65 1 2 1 1 32 98 59 70 1 2 2 1 6 93 60 70 1 1 1 1 35 103 61 81 1 1 2 1 28 80 62 70 1 1 1 1 5 82 63 82 2 1 1 1 8 97 64 80 1 1 1 1 4 94 65 78 1 1 1 3 5 90 66 65 1 1 1 1 15 69 67 70 1 1 3 3 15 94 68 63 1 1 1 1 30 97 69 84 1 1 1 1 13 87 70 66 1 1 1 1 5 76 71 65 2 1 1 1 25 71 72 60 1 1 1 1 3 90 73 89 1 1 1 1 15 92 74 80 1 2 1 1 15 112 75 70 1 1 2 2 8 70 76 65 2 1 2 2 7 85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
NO X1 X2 ayah X2 ibu X3 ayah X3 ibu X4 Y 77 71 1 2 1 1 10 100 78 58 1 1 1 1 5 91 79 81 1 1 2 1 1 91 80 71 1 2 1 1 6 104 81 87 1 1 3 1 5 98 82 69 1 1 1 1 9 98 83 74 2 2 1 1 2 94 84 81 2 2 1 1 7 107 85 70 1 1 1 1 25 91 86 68 1 1 3 1 37 67 87 65 2 2 2 2 30 91 88 70 1 1 1 1 8 87 89 75 1 1 2 1 7 84 90 84 1 1 1 1 15 70 91 63 1 1 3 1 11 82 92 78 2 1 1 1 3 98 93 56 1 1 1 1 7 100 94 56 2 1 3 1 6 80 95 73 1 2 3 2 8 103 96 77 1 1 1 3 5 89 97 66 2 2 1 1 20 100 98 87 1 1 1 1 36 83 99 83 2 1 1 1 36 92 100 65 1 1 1 1 50 71 101 69 2 2 1 1 27 89 102 78 1 1 1 1 23 86 103 70 2 2 1 1 50 99 104 79 1 1 1 1 38 110 105 74 1 1 1 1 6 90 106 65 1 1 1 1 52 67 107 73 1 1 1 1 14 84 108 84 1 1 3 1 50 82 109 67 2 1 1 1 4 100 110 75 2 1 1 1 25 99 111 71 2 2 1 1 20 91 112 68 2 1 1 1 14 68 113 82 1 1 3 3 10 89 114 90 1 1 1 1 50 69 115 60 1 1 1 1 50 81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
NO X1 X2 ayah X2 ibu X3 ayah X3 ibu X4 Y 116 80 1 2 1 1 3 102 117 67 1 1 1 1 58 79 118 80 2 1 1 1 54 79 119 70 1 2 1 1 4 70 120 65 1 1 1 1 15 93 121 85 1 1 1 1 50 102 122 80 2 1 1 1 14 90 123 75 1 2 1 1 6 103 124 70 1 1 3 1 4 82 125 64 1 2 1 1 6 80 126 65 2 1 1 1 15 71 127 65 2 1 1 1 27 86 128 65 2 2 1 1 15 98 129 65 1 2 1 1 5 94 130 70 1 1 3 2 30 68 131 70 2 1 1 1 10 88 132 65 2 2 1 1 5 95 133 70 2 2 1 1 35 86 134 70 1 1 3 1 7 83 135 65 1 2 1 1 20 99 136 65 1 1 1 1 12 98 137 65 2 2 1 1 15 87 138 67 2 2 1 1 14 89 139 80 1 1 1 1 10 70 140 70 1 2 1 1 5 94 141 67 2 2 3 3 8 88 142 66 2 2 1 1 1 97 143 66 2 2 1 1 13 87 144 70 1 2 1 1 4 112 145 70 1 1 1 1 5 72 146 75 1 1 1 1 20 75 147 70 1 1 1 1 10 70 148 67 2 2 1 1 17 88 149 70 1 1 1 1 7 99 150 70 2 1 1 1 2 86 151 56 1 1 1 1 4 71 152 70 1 1 1 1 7 79 153 88 1 1 1 2 6 98 154 56 1 1 1 1 6 88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
NO X1 X2 ayah X2 ibu X3 ayah X3 ibu X4 Y 155 65 1 1 1 1 7 89 156 80 1 1 1 1 6 86 157 75 2 1 1 1 6 70 158 60 1 1 1 1 6 81 159 65 2 1 3 2 8 99 160 80 1 1 1 1 5 82 161 70 1 1 2 1 7 77 162 80 2 2 2 1 5 86 163 66 1 2 1 2 6 89 164 70 1 2 1 1 8 79 165 75 1 1 1 2 12 67 166 74 1 1 1 2 15 100 167 81 2 1 1 3 4 89 168 85 2 1 1 2 6 89 169 67 1 2 1 3 8 110 170 78 1 1 3 2 2 79 171 76 1 1 1 2 9 88 172 85 1 1 1 3 8 91 173 80 1 1 1 3 5 110 174 70 1 1 1 2 3 77 175 70 1 1 2 2 15 93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI